93
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH SISWA DI MTs DARUL ULUM PIDODOKULON PATEBON KENDAL TAHUN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : M Syaifulloh NIM : 073111015 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA ORANG TUA

DAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH SISWA DI MTs DARUL

ULUM PIDODOKULON PATEBON KENDAL TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

M Syaifulloh

NIM : 073111015

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M Syaifulloh

NIM : 073111015

Jurusan/ Program Studi : Pendidikan agama

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 21 September 2011

Saya yang menyatakan ,

M Syaifulloh

NIM : 073111015

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. (024)7601295

Fax7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan :

Judul : Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua

Dan Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Di Mts Darul

Ulum Pidodokulon Patebon Kendal Tahun 2010/2011

Nama : M Syaifulloh

NIM : 073111015

Jurusan : Pendidikan agama

Program Studi : Pendidikan agama

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

NIP : NIP :

Penguji I, Penguji II,

NIP : NIP :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. Dra. Ani Hidayati, M. Pd.

NIP.19570202 199203 2 001 NIP.19611205 199303 2 001

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 26 September 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiy ah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Di Mts Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal Tahun 2010/2011

Nama : M Syaifulloh

NIM : 073111015

Jurusan : Pendidikan agama

Program Studi : Pendidikan agama

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Pembimbing I,

Dr. Hj. Sukasih, M. Pd.

NIP: 19570202 199203 2 001

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 September 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Di Mts Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal Tahun 2010/2011

Nama : M Syaifulloh

NIM : 073111015

Jurusan : Pendidikan agama

Program Studi : Pendidikan agama

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Pembimbing II,

Dra.Ani Hidayati, M. Pd.

NIP: 19611205 199303 2 001

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

vi

ABSTRAK

Judul : Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Di Mts Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal Tahun 2010/2011

Penulis : M Syaifulloh

NIM : 073111015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Apakah ada korelasi positif

antara tingkat pendidikan agama orang tua dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa

di Mts Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011?

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

kuantitatif yang menggunakan teknik korelasional. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling dengan menyebarkan

angket yang berisi tentang kolom pengisian data diri dan orang tua untuk data tingkat

pendidikan agama orang tua yang terdiri dari 15 soal untuk kedisiplinan shalat

berjamaah siswa kepada 50 peserta didik yang diambil dari kelas VII, VIII dan IX,

yaitu dari kelas VII (13 peserta didik), VIII (14 peserta didik), IX (23 peserta didik).

Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah menggunakan:

angket, dokumentasi dan observasi. Data penelitian yang terkumpul kemudian

dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian diketahui bahwa,

variabel X (tingkat pendidikan agama orang tua) menempati kategori sedang, dengan

nilai mean 3, 94 pada interval 4 dan variabel Y (kedisiplinan shalat berjamaah siswa)

menempati kategori sedang, dengan nilai mean 50, 46 pada interval 50-52.

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan agama

orang tua dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa. Berdasarkan pada analisis

kuantitatif dari hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat nilai r obsrevasi adalah

0,518 berada di atas r product moment batas penolakan 5% sebesar 0,278, dengan

kata lain 0,518 > 0,278. Dengan demikian hasilnya dinyatakan signifikan dan

hipotesis yang diajukan diterima.

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

vii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

NO Huruf Hijaiyyah Huruf latin Bacaan

1 A Alif

2 B Ba’

3 T Ta’

4 Ts Tsa’

5 J Jim

6 H Ha’

7 Kh Kho’

8 D Dal

9 Dz Dzal

10 R Ro’

11 Z Za’

12 S Sin

13 Sy Syin

14 Sh Shod

15 Dl Dlod

16 Th Tho’

17 Dh Zho’

18 A’ A’in

19 Gh Ghoin

20 F Fa’

21 Q Qof

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

viii

22 K Kaf

23 L Lam

24 M Mim

25 N Nun

26 W Wau

’H Ha ه 27

28 La Lam-Alif

29 ‘a Hamzah

30 Y Ya’

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah- Nya,

sehingga menjadikan lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

yang telah membawa cahaya ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil

manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi.

Skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang

Tua Dan Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Mts Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal Tahun 2010/2011” ini merupakan syarat akademis dalam

menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada

Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Melalui skripsi ini penulis banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman-

pengalaman baru secara langsung, yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Dan

diharapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan ,

saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Nasirudin, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan agama, fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang.

3. Ahmad Muthohar M. Ag. selaku dosen wali yang senantiasa sabar dalam

memberi pengarahan demi kelancaran dalam perkuliahan.

4. Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. selaku pembimbing I dan Dra. Ani Hidayati, M.Pd.

selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penulisan skripsi.

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

x

5. Bapak dan ibu dosen serta segenap civitas akademik Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

6. Segenap keluarga, terutama ayah bunda tercinta (ayahanda Afandi dan ibunda

Afiyah), kakak beserta adik tersayang yang selalu mencurahkan kasih sayang,

perhatian, kesabaran, ketabahan serta untaian do’a yang tulus sepanjang waktu

demi keberhasilan peneliti.

7. Segenap pengasuh pondok pesantren Daarun Najaah KH. Sirodj Khudhori

beserta keluarga dan DR. KH.Ahmad Izzudin, M. Ag, sekeluarga yang penulis

nantikan barakah ilmunya.

8. Bapak / Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN

Walisongo Semarang atas pelayanan buku selama penyusunan skripsi.

9. Kepala Madrasah dan Keluarga Besar Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal yang telah memberikan tempat kepada penulis

dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh Santri Daarun Najaah terutama kampoeng pecinan (Saefudin, Ramen,

Mirzuw, Fidyat, Tongklow, Jatie, Trojont, Mbah Wou, Odik, Zami, Mujab, Aji,

Cinox, Mpah, mizan), Qomar, Mbah Wou ndut, Ahmadi, Ilung, A5, Maskhun

dan santri lainnya yg tak sanggup kami sebut satu persatu.

11. Teman-teman seperjuangan PAI Paket A 2007 dan sahabat-sahabatku (Oliph,

Isty, Indah,Mb Ovy, Inyonk, Mb Zulfa, Mb Ani, MB Uudz, Mb Eliz,Mb Nusan,

Mb Cikur, Mb Ida, Twin, Mz Ahmad, Kamal, Mz Andi, Setia, Sugi) yang

senantiasa menjadi penyemangat penulis.

12. Para Sinpei dan segenap kenshi UKM Kempo Dojo Miftahul Jannah IAIN

Walisongo Semarang yang selalu menyemangati dan memotivasi penulis dalam

setiap waktu.

Harapan dan do’a penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak dapat

menjadi amal baik dan semoga mendapat balasaqn dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang

sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat , baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

xi

Semarang, 21 September 2011

Penulis,

M Syaifulloh

NIM. 073111015

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................................. ii

PENGESAHAN................................................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING....................................................................................................... iv

ABSTRAK......................................................................................................................... vi

TRANSLITERASI.............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI................................................................................................................... ... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah........................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah......................................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat penelitian...................................................................... 7

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka............................................................................................... 8

B. Kerangka Teoritik........................................................................................... 9

1. Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua...................................................9

a. Pengertian Pendidikan Agama......................................................... 9

b. Jalur Pendidikan............................................................................ 10

c. Jenjang Pendidikan....................................................................... 12

d. Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua................................. 14

2. Kedisiplinan Shalat Berjamaah.............................................................. 15

a. Pengertian Kedisiplinan Shalat Berjamaah...................................... 15

b. Dasar Pembinaan Kedisiplinan........................................................ 18

c. Bentuk-bentuk Kedisiplinan............................................................ 20

d. Pendekatan Dalam Kedisiplinan...................................................... 22

e. Dasar Kedisiplinan Shalat Berjamaah…………………………….. 24

f. Syarat-syarat Shalat Berjamaah…………………………………….27

g. Manfaat Shalat Berjamaah………………………………………... 29

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

xiii

h. Keutamaan dan Hikmah Shalat Berjamaah……………………….. 30

C. Korelasi Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa..……………………………………… 32

D. Pengajuan Hipotesis…………………………………………………………... 34

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 35

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel………………………. 35

D. Variabel dan Indikator Penelitian................................................................ 37

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………. 37

F. Teknik Analisis Data………………………………………………………..38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Kendal

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darul Ulum Kendal............................ 41

2. Visi dan Misi MTs Darul Ulum Kendal................................................. 41

3. Letak Geofrafis MTs Darul Ulum Kendal............................................. 42

4. Keadaan Guru dan Siswa MTs Darul Ulum Kendal.............................. 42

5. Sarana Prasarana MTs Darul Ulum Kendal........................................... 43

B. Deskriptif Data Hasil Penelitian

1. Analisis Pendahuluan………………………………………………….. 45

2. Analisis Uji Hipotesis………………………………………………..... 52

3. Analisis Lanjut………………………………………………………… 55

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 57

B. Saran.......................................................................................................... 58

C. Penutup...................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal

Tabel 2 Data skor tingkat pendidikan agama orang tua

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Data X (tingkat pendidikan agama orang tua)

Tabel 4 Hasil Angket kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skor Data Y (kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul

Ulum Pidodokulon Patebon Kendal tahun 2010/2011)

Tabel 6 Koefisien Korelasi antara Variabel X (tingkat pendidikan agama orang tua) dan Y

(kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal

tahun 2010/2011)

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kepengurusan MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal tahun

2010/2011

Lampiran 2 Keadaan Guru MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal tahun 2010/2011

Lampiran 3 Keadaan Peserta Didik MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal tahun

2010/2011

Lampiran 4 Daftar data tingkat pendidikan agama orang tua dan responden kedisiplinan

shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal tahun

2010/2011

Lampiran 5 Data Hasil Perhitungan SPSS Laboratorium Komputer

Lampiran 6 Tabel nilai korelasi product moment

Lampiran 7 Kisi-kisi instrumen kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal tahun 2010/2011

Lampiran 8 Angket kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal tahun 2010/2011

Lampiran 9 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Riset

Lampiran 11 Surat Keterangan sudah melakukan Penelitian

Lampiran 12 Surat Keterangan Ko Kurikuler

Lampiran 13 Tanskrip Ko Kurikuler

Lampiran 14 SKK PASSKA Institut

Lampiran 15 SKK PASSKA Fakultas Tarbiyah

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha dari manusai dewasa yang telah sadar

akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan

menanamkan nilai-niali serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi

muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan

tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan sifat, hakekat dan ciri-

ciri kemanusiaannya.1 Pendidikan sebagai usaha untuk membantu anak

mencapai kedewasaan masing-masing harus diselenggarakan dalam satu

kesatuan cara berbuat yang diorganisir. Usaha ini dapat dilakukan dengan

cara yang bersifat informal, formal maupun nonformal.

Lembaga pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama

dan utama tempat seorang anak menerima pendidikan dan bimbingan dari

orang tua atau keluarga yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan

dasar-dasar kepribadian anak pada usia yang masih sangat muda, karena anak

pada usia inilah anak akan lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan yang

diperolehnya.2

Orang tua sebagai figur sentral dalam mendidik seorang anak ketika

berada di rumah. Oleh karena itu orang tua harus memberikan contoh dalam

berperilaku. Begitu juga dengan kedisiplinan shalat berjamaah, jika keluarga

atau pun orang tua selalu menegakkan kedisiplinan dalam melaksanakan

shalat berjamaah, seorang anak akan terbiasa melaksanakan shalat berjamaah

ketika dirumah maupun ketika di sekolah.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang petama dan utama.

Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum

manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah

yang pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir

1 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 11.

2 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 177.

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

2

bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah dalam keluarga.

Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena didalam lingkungan ini

segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian

dikembangkan.3 Dengan demikian keluarga yaitu orang tua harus

mengarahkan anaknya ke arah yang baik dan benar agar anak tersebut bisa

mengembangkan potensi dirinya dengan baik. Sebagaimana firman Allah

SWT dalam Al-Qur’an surat Asy syu’araa’ ayat 214 sebagai berikut :

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,, (Asy

Syu’araa’ : 214)4

Oleh karena itu orang tua akan dimintai pertanggung jawabanya dalam

mendidik anaknya. Orang tua sebagai pendidik anak yang utama memegang

peranan penting di dalam pembentukan kepribadian anak, termasuk di dalam

ibadah kepada Allah SWT terutama dalam hal shalat. Sebagaimana firman

Allah dalam surat Al-baqarah : 43

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang

yang ruku',, (Al-Baqarah : 43 )5

Shalat merupakan ibadah yang istimewa dalam agama islam, baik

dilihat dari perintah yang diterima oleh Muhammad secara langsung dari

Allah maupun dimensi-dimensi yang lain. Seluruh ibadah fardhu selain shalat

diperintahkan Allah melalui jibril untuk disampaikan kepada Muhammad.

Hanya perintah shalat ini, jibril diperintahkan untuk menjemput Muhammad

menghadap kepada Allah. Shalat disebut juga tiang agama, serta amal ibadah

3 Achmad Munib et.,Pengantar ilmu pendidikan ,(Jakarta: UPT Unnes, 2010), hlm.77.

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syamila Cipta Media,

2005), hlm 376.

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya ,hlm.7.

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

3

yang pertama ditimbang di hari kemudian. Shalat merupakan sarana penting

guna mensucikan jiwa dan memelihara ruhani sekaligus menjadi ciri islam

yang membedakan antara kafir dan muslim.6

Shalat yang dilakukan secara intensif akan sangat berguna untuk

menumbuhkan perbuatan-perbuatan yang baik dan menghindarkan diri dari

perbuatan-perbuatan yang tercela. Al-Qur’an berkali-kali menegaskan bahwa

Allah memerintahkan manusia agar mengerjakan shalat. Nabi Muhammad

juga memberikan pengertian bahwa amal ibadah yang pertama kali di hisab di

hari kiamat adalah shalat, dan jika shalatnya baik, maka baiklah semua amal

perbuatannya, dan jika rusak shalatnya, maka biasanya yang lain ikut rusak.

Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara bersama-sama,

minimal oleh dua orang, dimana antara imam dan makmum terjalin

hubungan.7Shalat berjamaah dapat menimbulkan keteraturan dan disiplin serta

ketelitian terhadap waktu.8 Dari shalat berjamaah itu pula seseorang dapat

melatih diri agar bisa disiplin dalam menjalankan sesuatu, terutama disiplin

dalam melakukan ibadah shalat berjamaah. Dan dengan shalat berjamaah kita

dapat mengatasi masalah kedisiplinan, karena kebiasaan shalat berjamaah

menjadikan kita disiplin dalam segala hal. Karena kita sudah biasa

menjalankan kedisiplinan melalui shalat berjamaah.

Penulis melihat adanya latar belakang pendidikan agama orang tua

yang bervariasi pada siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon, Patebon, Kendal.

Dimana ada siswa yang pendidikan agama orang tuanya hanya lulusan

pendidikan dasar ada yang menengah bahkan ada pula yang lulusan perguruan

tinggi.

Adanya tingkat kedisiplinan yang bervariasi pada siswa MTs Darul

Ulum Pidodokulon, Patebon, Kendal dalam shalat berjamaah juga menjadi

pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian ini. Ada yang tingkat

6 Ahsin W Alhafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm.104.

7 Wahbah Zuhaili. Fiqih Imam Syafi’i, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2010), hlm.323.

8 Muhsin Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), hlm.

212.

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

4

kedisiplinannya sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan adapula yang tingkat

kedisiplinan shalat berjamaahnya sangat rendah.

Melihat permasalahan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian secara langsung di MTs Darul Ulum Pidodokulon,

Patebon, Kendal dengan judul “KORELASI ANTARA TINGKAT

PENDIDIKAN AGAMA ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN SHALAT

BERJAMAAH SISWA DI MTs DARUL ULUM PIDODOKULON

PATEBON KENDAL TAHUN 2010/2011”

B. Penegasan Istilah

Agar dalam penulisan skripsi ini tidak terjadi salah tafsir dan

mengarah kepada kesalahpahaman pengertian, maka perlu penulis jelaskan

sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan agama orang tua

Adapun yang penulis maksud dengan tingkat pendidikan agama

orang tua adalah jenjang pendidikan yang pernah di tempuh oleh

orang tua. Dalam hal ini ialah latar belakang pendidikn agama islam

orang tua. Sedangkan tingkat pendidikan agama orang tua yang

digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini adalah pendidikan

terakhir yang ditempuh oleh orang tua siswa tanpa melihat jenjang

pendidikan sebelumnya.

Untuk mengetahui jenjang pendidikan orang tua, maka penulis

mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional Bab VI tentang Jalur, Jenjang dan Jenis

Pendidikan, bagian satu sampai empat sebagai berikut :

Didalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional bab VI bagian kesatu pasal 13 diterangkan bahwa :

(1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan

informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

5

(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan

dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak

jauh.

Mengacu pada UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional bab VI bagian kedua pasal 17 bahwa :

(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah.

(2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah

ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah

menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau

bentuk lain yang sederajat.

(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

Bagian ketiga pasal 18 menerangkan tentang pendidikan

menengah, yang penjelasannya sebagai berikut :

(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan.

(3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA),

madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan

madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.

Sedangkan bagian keempat pasal 19 menjelaskan, pendidikan

tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

6

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. 9

Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka jenjang pendidikan

agama dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Pendidikan dasar terdiri dari lulusan MI , MTs.

2. Pendidikan menengah terdiri dari lulusan MA.

3. Pendidikan tinggi terdiri dari lulusan universitas, institut dan

sekolah tinggi agama islam (UIN, IAIN dan STAIN)

2. Kedisiplinan

Kata kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin yang

mempunyai arti tata tertib, ketaatan (kepatuhan) kepada

peraturan.10

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin: Disciplina yang

berkaitan langsung dengan dua istilah lain, yaitu Discere (belajar) dan

diseipulus (murid). Disiplin dapat diartikan sebagai penataan perilaku.

Yang dimaksud dengan penataan perilaku yaitu kesetiaan dan

kepatuhan seseorang terhadap penataan perilaku yang umumnya

dibuat dalam bentuk tata tertib atau peraturan harian.11

3. Shalat berjamaah

Shalat berjamaah adalah shalat yang didirikan oleh dua orang

atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang di antara mereka

menjadi Imam (yang diikuti) dan yang lainnya mengikuti

(makmum).12

Jadi shalat berjamaah ialah shalat yang dikerjakan bersama-

sama dan salah satunya menjadi imam dan yang lainnya menjadi

9 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm 13-15. 10 Tim Pena Prima, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gita Media, 2006), hlm. 92.

11 Maria J. Wantah, Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia

Dini,, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), hlm. 139

12 Sulaiman Rosjid, Fiqh Islam, (Bandung: CV. Sinar Baru, 2007), hlm. 106.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

7

ma’mum, sehingga makin kuat tali persaudaraan yang terjadi diantara

siswa.

Dalam konteks penelitian ini yang penulis maksud dengan

kedisiplinan shalat berjamaah adalah ketaatan dan kepatuhan siswa

terhadap pelaksanaan shalat berjamaah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat di kemukakan permasalahan

sebagai berikut:

Apakah ada korelasi positif antara tingkat pendidikan agama orang tua

dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

sebagai berikut :

Untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan agama orang tua

dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal.

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi penulis, dengan meneliti korelasi antara tingkat pendidikan agama

orang tua siswa dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa, maka dapat

menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang

pentingnya kedisiplinan shalat berjamaah siswa.

2. Hasil dari penelitian ini sedikit banyak menyadarkan siswa akan

pentingnya kedisiplinan shalat berjamaah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan

bagi sekolah terkait, dalam meningkatkan berbagai hal yang diperlukan

untuk mengoptimalkan pelaksanaan shalat berjamaah.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Pada dasarnya kajian penelitian yang digunakan untuk memperoleh

informasi tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini

sudah banyak dibahas oleh banyak peneliti. Namun berdasarkan penelitian

yang penulis teliti ini bukanlah sama seperti dengan peneliti-peneliti yang

lain. Disini penulis meneliti pada obyek yang berbeda. Oleh karena itu,

penulis mengambil sekripsi dari beberapa peneliti sebagai bahan telaah

pustaka dan acuan guna melaksanakan penelitian ini lebih lanjut. Diantar

penelitian itu antara lain:

Skripsi saudari Anis Farochatin Nim 053111579 mahasiswa IAIN

Walisongo Fakultas Tarbiyah 2009 yang berjudul “Studi Korelasi Antara

Tingkat Pendidikan Oarang Tua Dengan Pembinaan Akhlak Anak Dalam

Keluarga Di Desa Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara”. Dengan

hasil penelitian, bahwa tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai

hubungan dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga muslim di desa

bawu kecamatan batealit kabupaten jepara.

Skripsi saudara Asmuni yang berjudul “Pengaruh Prestasi Belajar

Pendidikan agama Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Salat Fardu Pada

Siswa Kelas VIII Di SMP N 23 Semarang”. Dari hasil yang dilakukan

Asmuni, menyimpulkan bahwa prestasi belajar pendidikan agama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan menjalankan

salat fardu pada siswa kelas VIII Di SMP N 23 Semarang.

Sesudah memaparkan permasalahan skripsi di atas, belum ada yang

spesifik membahas penelitian tentang korelasi antara tingkat pendidikan

agama orang tua dan kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

9

B. Kerangka Teoritik

1. Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua

a. Pengertian Pendidikan Agama

Secara khusus pendidikan agama merupakan bagian integral dari

program pengajaran setiap jenjang lembaga pendidikan serta

merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta

didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Islam sehingga menjadi manusia yang taqwa dan menjadi warga negara

yang baik. 1Pendidikan agama Islam adalah mendidik siswa-siswi untuk

berperilaku sesuai dengan nilai atau akhlak Islam, mendidik siswa

untuk memahami materi agama Islam. Agama Islam sebagai petunjuk

illahi mengandung implikasi kependidikam atau pedagogis yang

mampu membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang

mukmin, muslim, baik, beriman dan bertakwa.

Pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2 Pendidikan agama yang

diterapkan dalam sistem pendidikan nasional, bukan hanya bertujuan

untuk mentransfer ilmu-ilmu agama, tetapi juga bertujuan agar

penghayatan dan pengamalan ajaran agama berjalan dengan baik

ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian pendidikan agama dapat

memberikan andil dalam pembentukan jiwa dan kepribadian bangsa

Indonesia mencapai tujuan yang dicita-citakan.3

1 Abd Aziz, Orientasi Pendidikan agama, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 41.

2 Abd Aziz, Orientasi Pendidikan agama, hlm.101.

3 Abd Aziz, Orientasi Pendidikan agama, hlm.107.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

10

b. Jalur Pendidikan

Sebelum dijelaskan tentang tingkat pendidikan agama orang tua

terlebih dahulu akan dijelaskan tentang jalur pendidikan.

Jalur pendidikan ialah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang

sesuai dengan tujuan pendidikan, yang terdiri atas pendidikan formal,

informal dan non formal.

1) Pendidikan formal

Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diadakan di tempat

tertentu, teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dalam kurun

waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai PT,

berdasarkan aturan resmi yang ditetepkan. Pada umumnya

pendidikan formal merupakan tempat yang paling memungkin

seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk

membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan

masyarakat. Dengan kata lain, pendidikan formal berupaya

membentuk:

a) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan

teman-temannya sendiri dan masyarakat sekitar.

b) Peserta didik belajar taat kepada peraturan serta disiplin. Cara

seseorang member respon didalam menghadapi suatu

permasalahan

c) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan

norma-norma yang berlaku.4

2) Pendidikan informal

Pendidikan informal ini terutama berlangsung di tengah

keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar

keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal, dan tempat lain yang

berlangsung tiap hari tanpa ada batasan waktu.

4 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 162-163.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

11

Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat

tanpa adanya program waktu dan tanpa adanya evaluasi.

Pendidikan ini berlangsung diluar sekolah, misalnya didalam

keluarga atau masyarakat, tetapi juga dapat pada saat didalam

suasana pendidikan formal misalnya saja waktu istirahat sekolah,

waktu jajan dikantin atau pada waktu saat pemberian pelajaran

tentang keadaan sikap guru mengajar atau saat guru memberi

tindakan tertentu kepada anak. 5

3) Pendidikan non formal

Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan

bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang

berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan

formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan

keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik. Satuan pendidikan nin formal terdiri atas lembaga

kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar

masyarakat, majlis ta‟lim, serta satuan pendidikan sejenis.6

Adapun sasaran dari pendidikan non formal diantaranya:

a) Penduduk usia sekolah yang tidak sempat masuk sekolah

atau orang dewasa yang menginginkannya.

b) Mereka yang droup out dari sekolah.

c) Mereka yang lulus satu tingkat jenjang pendidikan formal

tertentu tapi tidak dapat meneruskan lagi.

5 Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan, hlm. 169.

6 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm 18-19.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

12

d) Mereka yang sudah bekerja tetapi masih ingin mempunyai

keterampilan tertentu.7

c. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan

berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para

peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa jenjang pendidikan

formal di Negara Indonesia sebagaimana disebutkan didalam Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Republik Indonesia, dibagi menjadi tiga, yaitu: pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.8 Dalam hal ini akan

dijelaskan satu persatu.

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah

dasar (SD) dan madrasah ibtida‟iyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah

tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.9

Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya

sembilan tahun, diselenggarakan enam tahun di Sekolah Dasar dan

tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang sederajat.

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap

dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan

dasar yang diperlukan untuk hidup didalam masyarakat serta

mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk

mengikuti pendidikan menengah.

7 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, hlm. 164.

8 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm 13-15.

9 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm18.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

13

Pendidikan dasar diselenggarakan dalam bentuk kegiatan belajar

mengajar di sekolahyang diselenggarakan oleh pemerintah, dalam

hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,

maupun oleh masyarakat, dalam hal ini yayasan atau badan yang

bersifat sosial.10

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Jenjang pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah

umum dan peendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah

berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA),

sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah aliyah kejuruan

(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.11

Pendidikan menengah diselenggarakan melalui bentuk-bentuk

satuan pendidikan menengah umum, kejuruan dan keagamaan.

Meskipun masing-masing bentuk satuan pendidikan tersebut

memiliki tujuan yang berbeda, namun lulusannya dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan tinggi.

Pendidikan menengah dilaksanakan untuk melanjutkan dan

meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan

lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

10 Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Sistem Pendidikan Nasional, Departemen

Agama Direktorat Jenderal Pembinanan Kelembagaan Agama Islam Tahun 1991/1992, hlm. 79

11 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm18.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

14

Pendidikan menengah dapat diadakankan oleh pemerintah,

maupun oleh masyarakat, dalam hal ini yayasan atau badan

penyelenggara yang bersifat sosial.12

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

yang terdiri atas pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan

pendidikan profesi. Pendidikan tinggi berbentuk akademik,

politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.13

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memilik kemampuan akademik dan

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Perguruan tinggi diharapkan menjadi pusat penyelenggara dan

pengembangan pendidikan tinggi serta pemeliharaan, pembinaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian sebagi

suatu masyarakat ilmiyah yang penuh cita-cita luhur, masyarakat

berpendidikan yang gemar belajar dan mengabdi kepada masyarakat

serta melaksanakan penelitian yang bermanfaat dan meningkatkan

mutu kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. 14

d. Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua

Dari beberapa penjelasan diatas dapat dipahami tingkat

pendidikan agama adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh dari

jalur pendidikan formal di madrasah dan perguruan tinggi Islam.

12 Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Sistem Pendidikan Nasional, Departemen

Agama Direktorat Jenderal Pembinanan Kelembagaan Agama Islam Tahun 1991/1992, hlm. 91 13 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm 19.

14 Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Sistem Pendidikan Nasional, Depar Temen

Agama Direktorat Jenderal Pembinanan Kelembagaan Agama Islam Tahun 1991/1992, hlm.168

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

15

Adapun jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional Republik Indonesia, dibagi menjadi tiga

yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.15

Dengan demikian tingkat pendidikan agama orang tua dapat

diartikan sebagi jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua

dari jalur pendidikan formal di madrasah dan perguruan tinggi Islam,

dari jenjang pendidikan dasar (MI dan MTs), pendidikan menengah

(MA//MAK), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi Islam).

2. Kedisiplinan Shalat Berjamaah

a. Pengertian Kedisiplinan Shalat Berjamaah

Kedisiplinan shalat berjamaah merupakan istilah yang tersusun

dari kata kedisiplinan dan shalat berjamaah. Kata kedisiplinan berasal

dari kata dasar disiplin yang mempunyai arti tata tertib, ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan.16

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin: Disciplina yang berkaitan

langsung dengan dua istilah lain, yaitu Discere (belajar) dan diseipulus

(murid). Disiplin dapat diartikan sebagai penataan perilaku. Yang

dimaksud dengan penataan perilaku yaitu kesetiaan dan kepatuhan

seseorang terhadap penataan perilaku yang umumnya dibuat dalam

bentuk tata tertib atau peraturan harian.17

Salah satu proses dalam

disiplin adalah menerapkan sebuah aturan dan menjaga agar aturan

tersebut dipenuhi.18

15 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, hlm 13.

16 Tim Pena Prima, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gita Media, 2006), hlm. 92. 17 Maria J. Wantah, Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia

Dini,, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), hlm. 139

18 Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2008), hlm. 258.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

16

Sedangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan

Tata Tertib Sekolah 1998 disebutkan bahwa disiplin adalah suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan

dan ketertiban.19

Secara istilah disiplin diartikan beberapa pakar sebagai berikut :

1. Charles Schaefer, dalam buku “Cara Efektif Mendidik Dan

Mendisiplinkan Anak”

Disiplin adalah yang mencakup pengajaran, bimbingan atau

dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa. Tujuannya menolong

anak belajar untuk hidup sebagai mahluk social, dan untuk

mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang

optimal.”20

2. Maman Rachman dalam bukunya Tulus Tu‟u

Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental

individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan

ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan

dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.21

3. Syaiful Bahri Djamarah

Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok.”22

Yang dapat membentuk

perilaku ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban.

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan

yang dikembangkan menjadi serangkaian perilaku yang di dalamnya

19 D. Soemarmo (ed.), Pedoman Palaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,

(PT. Sekala Jalmakarya, 1997), hlm. 20.

20 Bambang Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2005), hlm. 29 21 Tulus Tu‟u, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004),

hlm. 32.

22 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.

12..

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

17

terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan

semua itu dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk

mawas diri.

Selanjutnya beralih pada istilah shalat berjamaah, shalat menurut

bahasa adalah do‟a.23

Sedangkan menurut Syihabuddin Ahmad bin

Hajar al-Haitami dalam kitabnya Minhajul Qowim memberikan definisi

salat sebagai berikut:

,.

Shalat menurut bahasa berarti do‟a. menurut istilah adalah beberapa

ucapan dan aktivitas secara umum yang dimulai dengan takbir beserta

niatnya dan diakhiri dengan salam.

Shalat menurut istilah syara‟ yaitu rangkaian ucapan dan pebuatan

(gerakan) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang

dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang

telah ditentukan oleh agama.25

Secara lengkap makna shalat adalah gerakan tubuh dalam

bermunajat kepada Allah dengan penuh rasa takut, penuh harap dan

penuh keikhlasan, yang dimulai dengan takbirotul ihram dan di tutup

dengan salam.26 Shalat juga sebagai munajat (berdo‟a dalam hati yang

khusyu‟) kepada Allah.27

23 H. Ahmad Thib Raya dan Hj. Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam

Islam, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 174.

24 Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami, Minhajul Qowim, (Libanon, Darul Fikri, tth),

hlm. 100.

25 Ahsin W Alhafidz Fikih Kesehatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm. 103.

26 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tuntunan Salat Nabi SAW; sebuah panduan

praktis, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2004), hlm.3.

27 Surunin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 190.

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

18

Sedangkan Jamaah menurut bahasa berarti Kumpulan, kelompok,

sekawanan,28 “Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan oleh

orang banyak bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang

diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang

hokum Islam dipilih menjadi imam.”29

Kedisiplinan shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan

dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan (hukum)

perintah wajib shalat, dilakukan waktu-waktu tertentu dalam

pelaksanaannya, didirikan oleh dua orang atau lebih secara bersama-

sama, yang seorang di antara mereka menjadi imam sedang lainnya

menjadi makmum.

Penulis akan mengungkapkan beberapa hal tentang kedisiplinan

yang pertama, dasar pembinaan disiplin, yang kedua, bentuk-bentuk

kedisiplinan, yang ketiga, pendekatan dalam kedisiplinan:

b. Dasar Pembinaan kedisiplinan

Sebagai manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab manusia

sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan sesamanya.

Dalam interaksi itu manusia terikat oleh suatu peraturan-peraturan dan

tata tertib yang mengatur perilakunya. Maka manusia dituntut wajib

mengikuti peraturan-peraturan yang mengatur cara hidupnya dimana ia

tinggal.

Adapun yang dimaksud dengan peraturan adalah pola tertentu

yang ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang. Agar peraturan

dapat berlangsung secara efektif, maka peraturan harus dapat mengerti,

diingat, dan diterima oleh anak. Disiplin merupakan kebutuhan mutlak

di masa kanak-kanak. Pada dasarnya pendisiplinan dilakukan untuk

28 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, ( Surabaya: Pustaka Progressif, 1997) hlm.

209.

29 H. Moh Rifai, Mutiara Fiqih, jilid 1, (Semarang: Wicaksana, 1998), hlm.273.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

19

menolong anak agar ia dapat belajar untuk hidup sebagi mahluk

sosial.30

Disiplin yang sudah ada pada diri siswa akan dapat terwujud

dengan baik apabila dibina sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari

lingkungan keluarga, melalui pendidikan. Sebab disiplin dikatakan

sebagai alat pendidikan anak, dengan disiplin anak dapat membentuk

sikap teratur dan menaati norma aturan yang ada.untuk itu disiplin

sudah bisa dibiasakan dalam kehidupan anak sejak usia dini.31

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rudolf Dreikurs dan Pearl

Cassel bahwa disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan.

Menurutnya dalam proses belajar mengajar tanpa disiplin tidak akan

ada kesepakatan antara guru dan murid, dan hasil pelajaran pun

berkurang.32

Islam juga memberi apresiasi sangat tinggi kepada orang yang

memiliki disiplin yang baik.33

Disiplin juga dalam Islam sangat

dianjurkan untuk selalu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Anjuran ini secara implisit tertuang di dalam Al-Qur-an surat Al-Ashr

ayat 1-3:

30 Bambang Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2005), hlm. 30.

31Rusdinal dan Elizar, Pengelolaan Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2005), hlm. 132. 32Rudolf Deikurs dan Pearl Cassel, Disiplin Tanpa Hukuman, (Bandung: Remaja Karya,

1986), hlm. 6.

33A. Ilyas Ismail, Pilar-pilar Taqwa Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan

Spiritual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 325.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

20

“Demi masa. Sesungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling

menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”

(QS. al-Ashr ayat 1-3)34

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah menyuruh kepada

manusia supaya dapat memanfaatkan waktu dengan baik, yaitu tidak

menyia-nyiakan waktu yang tersedia dengan melakukan perbuatan yang

tidak bermanfaat. Ini menunjukan bahwa Allah menyuruh manusia

untuk berlaku disiplin dalam menggunakan waktu yang tersedia.

Namun, perintah disiplin tersebut tidak terbatas dalam aspek waktu

saja, akan tetapi disiplin yang diaktualisasikan dalam segala aspek

kehidupan termasuk disiplin dalam menjalankan shalat berjamaah.

c. Bentuk-bentuk Kedisiplinan

1) Disiplin dalam memanfaatkan waktu

Waktu itu ibarat sebilah pedang. Bila tidak digunakan dengan

mestinya akan menebas diri kita sendiri. Begitupun waktu, bila

tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat maka kita akam

rugi sendiri.

Semua amal perbuatan memerlukan disiplin waktu, lebih-lebih

masalah ibadah terutama shalat. Ibadah shalat harus dikerjakan

dengan tertib dan tepat pada waktunya, agar semua berjalan dengan

teratur dan seragam.

Ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji, harus dilaksanakan

dengan tepat waktu. Orang yang shalat tidak tepat pada waktunya

akan mendapat hukuman dari Allah. Allah senang kepada orang-

orang yang selalau tepat waktu, lebih-lebih tepat waktu dalam

shalat.35

Waktu-waktu shalat yang telah diatur atau yang telah

ditentukan itu merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar

34Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 913.

35 Tabrani yusuf et.al., Pendidikan agama Jilid 3, (Bandung: Angkasa, 1996), hlm.35.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

21

dalam hidupnya berlaku disiplin dan menghargai waktu serta tidak

menyia-nyiakannya untuk berbuat yang tak berguna.

Firman Allah SWT :

“Sesungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. an-Nisa : 103).36

2) Disiplin Dalam Beribadah

Semua ibadah pokok seperti shalat, zakat, puasa, begitu juga

haji, harus tepat waktu. Orang yang lalai shalat, tidak tepat waktu

akan mendapat hukuman dari Allah SWT.

Firman Allah Dalam al-Qur‟an:

“Maka celakalah orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai

terhadap shalatnya.” (Q.S. al-Ma‟un: 4-5)37

Karena shalat merupakan pokok pangkal ibadah, dan di

samping itu shalat juga merupakan amalan pertama yang

ditanyakan kelak di hari kiamat.

3) Disiplin Dalam Belajar

Apabila ingin berhasil dalam belajar, tentu saja harus

memperhatikan waktu belajar.38

Dalam keluarga ketika sebelum

memasuki waktu shalat subuh antara pukul 04.30 anak sudah di

bangunkan oleh orang tua agar bersiap-siap untuk melaksanakan

shalat subuh secara berjamaah. Setelah berjamaah, anak

36 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 125.

37 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 917.

38 Tabrani Yusuf et.al.,., Pendidikan agama Jilid 3, hlm. 35.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

22

mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk aktifitas

selanjutnya, misalnya mengerjakan tugas sekolah. Dengan

demikian dia akan menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang

direncanakan dan semua itu akan mendapatkan hasil yang baik.

4) Disiplin Dalam Sikap

Disiplin mengontrol sikap agar tidak tergesa-gesa dan gegabah

dalam bertindak, disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan dan

perjuangan. Kalau manusia disiplin memegang perinsip dan

perilaku dalam kehidupan ini, niscaya kesuksesan akan

menghampirinya.

Menurut Soegeng Prijodarminto pembentukan disiplin, terjadi

karena alasan sebagai berikut:

a) Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina, melalui latihan,

pendidikan, penanaman kebiasaan dan keteladanan.

b) Disiplin dapat ditanam mulai dari tiap-tiap individu dari unit

paling kecil, organisasi atau kelompok.

c) Disiplin diproses melalui pembinaan sejak dini, sejak usia

muda, dimulai dari keluarga dan pendidikan.

d) Disiplin lebih mudah ditegakkan bila muncul dari kesadaran

diri.

e) Disiplin dapat dicontohkan oleh atasan atau bawahan.39

d. Pendekatan Dalam Kedisiplinan

Disiplin yang tumbuh pada anak tidak muncul secara otomatis,

namun disiplin ada karena adanya suatu perbuatan yang dapat

mendorong kearah perilaku dan sikap tersebut. Untuk pendekatan

dalam kedisiplinan memerlukan beberapa teknik.

Tulus Tu‟u menyebutkan ada 3 teknik disiplin yaitu:

1) Teknik Otoriter

39 Tulus Tu‟u, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa., hlm. 50

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

23

Dalam disiplin otoriter, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.

Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi

dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu.

Apa bila gagal menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan

menerima sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil

memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu

sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapatkan

penghargaan lagi.

Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku

berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang.

Hukuman dan ancaman kerapkali dipakai untuk memaksa, menekan,

mendorong seseorang mematuhi dan menaati peraturan. Disini tidak

diberi kesempatan bertanya mengapa disiplin itu harus dilakukan dan

apa tujuan disiplin itu.40

2) Teknik Permisif

Dalam disiplin ini seseornag dibiarkan bertindak menurut

keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan

sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya.

Seseorang yang berbuat sesuatu, dan ternyata membawa akibat

melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi atau

hukuman.

Dampak teknik permisif ini berupa kebingungan dan

kebimbangan. Penyebabnya karena tidak tahu mana yang tidak

dilarang dan mana yang dilarang. Atau bahkan menjadi takut, cemas,

dan juga menjadi agresif serta liar tanpa kendali.41

3) Teknik Demokratis

Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi

penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami

40Tulus Tu‟u, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa, hlm. 44-45.

41Tulus Tu‟u, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa, hlml. 44-45

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

24

mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada.

Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman.

Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau

melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud dengan upaya

menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.

Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin

yang muncul atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin

diri yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, bagi yang berhasil

mematuhi dan menaati disiplin, kepadanya diberikan pujian dan

penghargaan.

Dalam disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab

dapat dikembangkan. Siswa patuh dan sadar karena didasari

kesadaran dirinya. Mengikuti peraturan-peraturan yang ada bukan

karena terpaksa, melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan

ada manfaatnya.42

e. Dasar kedisiplinan shalat berjamaah

1) Shalat berjamaah atas kesadaran sendiri

Segala amal ibadah harus dilaksanakan atas panggilan didalam

jiwa, tanpa ada pengaruh dari siapapun, yaitu dilaksanakan atas

kesadaran sendiri. Begitu juga dengan shalat berjamaah, ketika

melaksanakan shalat berjamaah seorang muslim harus ikhlas hatinya

dan hadir hatinya didalam shalat, sehingga kesadaran berbuat dan

berucap selalu bersama-sama dengan perbuatan dan ucapan. Shalat

hanya untuk Allah SWT semata, artinya hendaklah kita kerjakan

dengan ikhlas karena Allah belaka, bersih dari pengaruh yang lain,

tidak mengharap sanjungan, sayang, atau perhatian umum.43

Yang

dijelaskan didalam Qur‟an surat Al Bayyinah ayat 5 :

42Tulus Tu‟u, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa, hlm. 46.

43 M. Zainul Arifin, Shalat Mikraj Kita cara efektif berdialog dan berkomunikasi langsung

dengan Allah SWT, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 27.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

25

Dan mereka tiadalah disuruh, melainkan supaya menyembah Allah,

dengan mengikhlaskan agamakarena-Nya (QS. Al Bayyinah: 5)44

2) Teratur dalam melaksanakan shalat berjamaah

Semua amal baik hendaklah dilaksanakan secara terus menerus

dan teratur. Dengan demikian seseorang akan terbiyasa melakukan

hal-hal yang baik karena sudah sering dilaksanakan. Seorang yang

melakukan shalat secara tertur dan khusuk akan terhindar dari

perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Qur‟an surat

Al Ankabut: 45

….. ……

…Sesungguhnya shalat itu menncegah perbuatan keji dan

mungkar…(QS. Al ankabut: 45)45

Demikian pula dengan shalat jamaah, dengan shalat berjamaah

secara teratur akan menghidupkan sendi-sendi ukhuwah antara umat

Islam. Seorang muslim yang selalu melaksanakan shalat berjamaah

akan terhindar dari kemunafikan dan kebebasan dari api neraka.46

3) Tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah

Shalat jamaah merupakan shalat yang dikerjakan bersama-sama,

minimal oleh dua orang. Dalam al-Qur‟an telah banyak terdapat ayat

yang memerintahkan shalat diantaranya surat An-Nisa‟ : 103 yaitu

shalat yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam sebanyak

44 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syamila Cipta Media,

2005), hlm. 1084.

45 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 635.

46 Imam al-ghazali, Keagungan Shalat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.51.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

26

lima kali dalam sehari semalam. Itu artinya bahwa waktu shalat telah

ditentukan sebagaimana firman Allah SWT :

“Sesungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman”. (QS. an-Nisa : 103).47

Kewajiban shalat harus dilakukan tepat waktu sebab shalat

adalah satu kewajiban yang waktu-waktunya telah ditentukan. Ada

satu hikmah yang bisa kita ambil yaitu seorang mukmin hendaknya

terbiasa mengatur waktu. Artinya, disiplin waktu adalah hal yang

sangat penting untuk menjadi perhatiannya. Seseorang akan rugi bila

menyia-nyiakan waktu.48

al-Baqarah ayat 43:

“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku‟lah beserta

orang yang ruku‟.”(QS. al-Baqarah : 43)49

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada mereka tentunya

perintah ini juga berlaku bagi manusia sekarang, umat Nabi

Muhammad dengan tiga perintah :

a) Mendirikan shalat wajib lima waktu secara bersinambungan

dengan memenuhi syarat, rukun, dan sunnah-sunnahnya, serta

berupaya melaksanakannya dengan penuh kekhusyu‟an. Sebab

47 Departemen Agama Republik Indonesia, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan

Terjemahnya,, hlm. 125.

48 H. Abd. Kholiq Hasan, Tafsir Ibadah, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008), hlm. 53.

49 Departemen Agama Republik Indonesia Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan

Terjemahnya,, hlm. 8

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

27

shalat adalah suatu ibadah yang paling utama yang menunjukkan

kepatuhan manusia kepada Allah SWT.

b) Menunaikan zakat. Bila kata perintah menunaikan zakat jatuh

setelah perintah shalat, maka yang dimaksud adalah zakat wajib.

Bila shalat adalah bentuk hablun minallah, maka zakat adalah

bentuk hablun minannas.50

c) Ruku‟lah bersama orang-orang yang ruku‟. Perintah terakhir ini

dapat diartikan dalam dua hal :

(1) Perintah shalat berjamaah, pengguna kata ruku‟ ini

merupakan penegasan terhadap syri‟at shalat Nabi

Muhammad.

(2) Perintah untuk ruku‟ tersebut diartikan sebagai sebuah

ketundukan secara umum. Artinya, tunduklah engkau pada

semua perintah Allah bersama dengan orang-orang yang

tunduk.51

f. Syarat-syarat shalat berjamaah

Syarat-syarat berjamaah dapat dikategorikan menjadi dua, pertama

syarat yang berhubungan dengan imam dan kedua syarat yang

berhubungan dengan makum.

Pertama, syarat-syarat yang berhubungan dengan imam. Seorang

imam harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Islam, karena itu syarat utama dalam pendekatan diri seorang

hamba kepada Allah SWT.

2) Akil maksudnya adalah berakal.

50 H. Abd. Kholiq Hasan, Tafsir Ibadah., hlm. 123.

51H. Abd. Kholiq Hasan, Tafsir Ibadah, hlm. 123-124

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

28

3) Baligh, anak yang sudah mumayyiz (dapat membedakan baik dan

buruk).

4) Laki-laki, imam shalat jamaah harus seorang laki-laki, dan wanita

tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki.

5) Imam haruslah orang yang mampu membaca al_Qur‟an dengan

baik, dengan bahasa lain orang yang tidak ahli membaca al-Qur‟an

tidak boleh menjadi imam orang yang ahli membaca al-Qur‟an,

karena shalat meniscayakan bacaan Al-Qur‟an.52

Kedua, syarat yang berhubungan dengan makmum :

1) Makmum tidak berada di depan imam, sebagai acuannya yaitu

tumit dalam posisi normal, makmum dianjurkan mengambil tempat

sedikit di belakang imam.53

2) Mengetahui gerakan perpindahan imam, dengan melihat,

mendengar atau mengikuti dari jamaah lain.54

3) Makmum dan imam berkumpul di satu tempat satu masjid atau di

beberapa masjid yang pintunya terbuka.

4) Niat bermakmum atau berjamaah kepada imam.

5) Bentuk shalat makmum sesuai dengan shalat imam dalam hal

gerakan dzahir. Jika bentuk shalat imam dan makmum berbeda,

seperti satu shalat fardhu dan yang lain shalat jenazah , maka

jamaahnya tidak sah.

6) Gerakan makmum harus sejalan dengan imam baik dalam hal

melakukan atau meninggalkan sunah yang mempunyai bentuk

sangat berbeda. Misalnya imam tidak melakukan tasyahud awal

atau sujud tilawah, namun makmum melakukannya maka shalatnya

makmum menjadi batal.

52 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,

(Jakarta: AMZAH, 2009), hlm. 245.

53 Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’I 1, (Jakarta: Almahira, 2010), hlm.336.

54 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah.,hlm.

246

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

29

7) Mengikuti gerakan imam, dalam artian bahwa gerakan makmum

dalam shalat harus setelah imam. Jika makmum mendahului imam

sebanyak dua rukun fi‟li seperti ruku‟ dan sujud atau terlambat dua

rukun fi‟li dari imam bukan karena udzur, maka shalatnya batal.

Jika gerakan makmum bersamaan dengan gerakan imam pada

selain takbiratul ihram, atau makmum mendahului atau terlambat

satu rukun fi‟li dari imam, maka shalat makmum tidak batal.55

g. Manfaat shalat berjamaah

Secara garis besar diantara manfaat melaksanakan shalat berjamaah

adalah:

1) Mentaati perintah Allah SWT.

Dengan melaksanakan shalat berjamaah seseorang telah

termasuk golongan yang bertaqwa. Karena telah mentaati

perintahnya dan menjauhi larangannya. Dengan hal itu kadar

keimanan seseorang akan bertambah kuat.

2) Saling mengenal

Apabila manusia shalat bersama-sama maka terjadi saling

kenal diantara mereka. Sehingga terjadi interaksi antara kaum

muslimin. Yang dapat memperkuat tali persaudaraan umat Islam.

3) Menampakkan keperkasaan kaum muslimin.

Shalat jamaah menunjukkan kekuatan kaum muslimin,

keterkaitan antar hati dan solidaritas barisan, menjauhkan

perpecahan, menanamkan rasa ketakutan dihati musuh. Menjadikan

para munafik putus asa. Shalat jamaah adalah manuver kesiagaan

dan ikatan antara imam dam umat.56

Karena dengan shalat

berjamaaah persatuan umat Islam selalu terjaga.

4) Untuk melatih diri supaya disiplin menghadap Allah

55 Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’I 1, hlm. 337-338

56 Muhsin Qira‟ati, Pancaran Cahaya Shalat,(Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), hlm. 211.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

30

Dengan ditentukannya dan ditetapkannya shalat fardhu lima

waktu dalam sehari semalam, serta dianjurkannya shalat

berjamaah. Agar senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk

bersikap disiplin, taat waktu serta manghargai waktunya dan

menjadi latihan untuk menumbuhkan sikap kedisiplinan bagi kaum

mukminin.57

Kebiasaan yang dilakukan saat melaksanakan shalat

jamaah secara tertib dan teratur akan menanmkan sifat disiplin

pada diri umat Islam.

5) Untuk menunjukkan kepada persamaan

Pada pelaksanaan shalat berjamaah terlihat adanya suatu

persamaan, yakni persamaan sebagai hamba Allah yang beribadah

kepada Sang Pencipta. Aspek kebersamaan pada shalat berjamaah

dapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil, tidak

dapat bergabung dalam kelompok, tidak diterima atau dilupakan.58

h. Keutamaan dan hikmah shalat berjamaah

Shalat diwajibkan kepada semua orang Islam yang mukallaf (baligh

dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali.59 Salah satu hikmah

shalat berjamaah menurut „Aidh Al-Qorni beberapa orang lelaki

mengerjakan shalat bersama sekumpulan kaum muslimin di Masjid.60

Diantara keutamaan shalat berjamaah adalah :

1) Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan dengan shalat

sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. Hadits Nabi Muhammad

SAW yang diriwayatkan Bukhari dari Abdullah bin Umar :

57 Rachmat Ramadhana al-Banjari, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-

qur’an, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), hlm. 406-407. 58 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), hlm. 132

59 M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: CV. Bima Sakti 2003), hlm. 89.

60 „Aidh Al-Qorni, Sifat Sholat Nabi,,(Solo: Wacana Ilmiah Press, 2006), hlm. 7.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

31

Dari „Abdillah bin Umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda

“Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian dengan dua puluh

tujuh derajat.” (HR. Bukhari)

2) Shalat sunah qabliyah, sunah ba’diyah dan berdzikir waktunya

melingkupi shalat fardlu. Biasanya dengan shalat berjamaah

menjadikan mudah melaksanakan amalan-amalan tersebut.

3) Shalat berjamaah merupakan sarana mendisiplinkan diri dan

mengontrol pribadinya serta berlatih untuk taat.

4) Shalat berjamaah akan membuat seorang muslim memperhatikan

diri dan penampilannya serta kebersihan pakaiannya yang demikian

itu karena ia berkumpul dengan orang banyak dikala siang maupun

malam.

5) Terhindar dari lupa dan memberi ingat kepada imam apabila lupa

terhadap sesuatu.

6) Melahirkan syi‟ar keagungan Islam.

7) Menjawab salam imam.

8) Mengambil manfaat dengan jalan berkumpul untuk berdo‟a,

berdzikir dan memperoleh berkah dari orang-orang yang sempurna

shalatnya.

9) Menghidupkan sendi-sendi ukhuwah (persaudaraan) antara para

tetangga, dapat bertemu dengan kawan.

Dan di shalat-shalat jahar dapat pula memperoleh dua faedah lagi,

yaitu mendengar bacaan (qiraah), dan imam berta‟min (mengaminkan

bacaan imam).62

61 Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail Ai-Bukhori, Al-Bukhori, Juz I (Lebanon: Daarul

Fikri, tth), hlm. 119 62 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tuntunan Shalat Nabi SAW., (Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra, 2004), hlm. 133-134

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

32

C. Korelasi Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan Kedisiplinan Shalat

Berjamaah Siswa

Dalam pendahuluan skripsi ini telah dijelaskan bahwa faktor tingkat

pendidikan agama orang tua sangat berpengaruh bagi pendidikan anak dalam

keluarga. Demikian juga dalam kedisiplinan shalat berjamaah anak, antara

orang tua yang yang berpendidikan tinggi mungkin akan berbeda dengan

orang tua yang berpendidikan rendah.

Orang tua dalam mendidik anaknya tentu dipengaruhi oleh

pengalaman-pengalaman pribadinya yang diterima pada masa kanak-kanak,

selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendukung, antara

lain: tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, lingkungan hidup dan adat

istiadat. Keluarga adalah wadah utama dan pertama bagi pertumbuhan da

pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan,

maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah

pertumbuhan anak tersebut. Peran kedua orang tua amatlah penting, karena

orang tualah yang mengatur ,dan membuat rumah tangganya menjadi surga

bagi anak. Orang tua yang baik tentulah selalu memperhatikan anaknya untuk

berbuat baik. Setiap orang tua menginginkan anaknya selalu taat dan patuh

kepada orang tua maupun agama, maka ketaatan kedua orang tua dalam

beribadah, berperilaku, sikap dan cara hidup yang sesuai dengan ajaran Islam,

akan menjadikan anak beriman dan berakhlak terpuji. Perilaku sopan santun

dan perlakuan orang tua terhadap orang lain didalam lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat juga akan menjadi teladan bagi anak.63

Dengan demikian orang tua dalam mendidik anaknya dipengaruhi oleh

pengetahuan yang dimilikinya serta pengalaman-pengalaman pribadinya.

Orang tua mempunyai cara masing-masing dalam mendidik anak. Orang tua

yang mempunyai pendidikan agama tinggi tentu berbeda cara mendidiknya

dengan orang tua yang mempunyai pendidikan agama rendah. Misalnya orang

63 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Bandung: CV

Ruhama, 1995). hlm.47

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

33

tua yang berpendidikan agama tinggi dan betul-betul ingin mendidik anaknya

dalam melaksanakan shalat berjamaah terlihat pada waktu memasukkan

anaknya ke sekolah. Orang tua lebih memilih sekolah yang banyak

mengajarkan ilmu keagamaan bahkan dengan mengundang guru mengaji atau

mengikuti pengajian di tempat ibadah.

Ada pula orang tua yang mendidik kedisiplinan shalat berjamaah

dengan cara membelikan buku-buku agama yang berkaitan dengan shalat

berjamaah, mengontrol shalat berjamaah anak, mengajak anak ke masjid untuk

shalat berjamaah, semua itu dimaksudkan untuk membina kedisiplinan shalat

berjamaah anaknya.

Lain halnya dengan orang tua yang berpendidikan agama rendah,

umumnya kurang memperhatikan masalah tersebut. Pembinaan kedisiplinan

shalat berjamaah hanya diserahkan pada guru di sekolahnya saja. Dalam

membina kedisiplinan shalat berjamaah hanya sekedar mengingatkan dan

menasehatinya saja. Dalam membina kedisiplinan shalat berjamaah tidak

cukup dengan memberi nasehat atau ancaman saja, tetapi harus dapat

memberikan teladan yang baik kepada anaknya.

Faktor tingkat pendidikan agama orang tua sangat besar pengaruhnya

terhadap kedisiplinan shalat bejamaah anak. Sebab pengalaman dan

pengetahuan orang tua tentu banyak diperoleh dari pendidikan yang

dialaminya. Bahkan didalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa antara orarng yang”

tahu” (berilmu dan tingkat pendidikan tinggi) berbeda denga orang yang

“tidak tahu” (sedikit ilmunya da tingkat pendidikan rendah) dalam hal cara

berfikirnya. Sebagaimana firman Allah Qur‟an surat Az Zumar ayat 9:

..

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran.64

64 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syamila Cipta Media,

2005), hlm. 747.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

34

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tingkat pendidikan agama

orang tua yang lebih tinggi merupaka syarat terbentuknya kedisiplinan shalat

berjamaah anak. Sebab dalam mendidik anaknya tentu dipengaruhi oleh

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa”

artinya kebenaran. Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling

tinggi tingkat kebenarannya.65

Dalam penelitian ini penulis memberikan hipotesis sebagai berikut;

”Ada hubungan positif antara tingkat pendidkan agama orang tua dan

kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon

Kendal.

65 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm. 71.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Kendal

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum

Kendal

MTs Darul Ulum Kendal adalah sebuah lembaga pendidikan

tingkat menengah pertama yang di selenggarakan oleh yayasan Darul

Ulum Pidodokulon Patebon Kendal, dibawah pengelolaan lembaga

Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) cabang kabupaten Kendal.

Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum merupakan jembatan bagi

masyarakat Kendal yang ingin menempuh jenjang pendidikan yang

lebih atas dengan tambahan pelajaran agama khususnya di lingkungan

kecamatan Patebon.

Pada tanggal 10 Mei 1997 didirikan MTs Darul Ulum

Pidodokulon Patebon Kendal. Dalam rangka menggagas berdirinya

MTs Darul Ulum di bentuklah panitia yang terdiri dari:

Ketua : K. Ahmad Jazuli, Ba

Sekretaris : Shodiqin, S.Ag

Bendahara : Ahamd Pasrah

Sie Tata Usaha : K. Ahsin, Amd

Sie Pembantu Umum : Ahmad Shokhib, Amd

Anggota : Ahmad Jazuri

Zuhroni

Muhaya

2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Kendal

Visi merupakan tujuan universal sebuah institusi lembaga

untuk mengarahkan dan menjadi barometer keberhasilan tujuan yang

ingin dicapai, MTs Darul Ulum Kendal menetapkan visi,

“Terwujudnya Generasi Yang Ber-Imtaq Dan Ber-Iptek Tinggi Serta

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

42

Berprestasi Dalam Masyarakat”. Maka untuk memperjelas visi

tersebut, kemudian dijabarkan dalam sebuah misi, yakni :

a. Mempersiapkan generasi yang beriman, taqwa, mandiri serta

berahlaqul karimah.

b. Mempersiapkan generasi yang cerdas, terampil, kreatif,

berdedikasi, cinta almamater dan berprestasi.

c. Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan

3. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Kendal

Secara geografis MTs Darul Ulum Kendal, berada di pinggiran

kota, sehingga terlepas dari hiruk pikuk kehidupan pusat kota.

Walaupun letaknya dipinggir kota, akan tetapi mudah dijangkau sebab

posisinya cukup strategis, sehingga orang mudah menemukannya

dengan mudah dan tidak perlu susah-susah karena berada tidak jauh

dari pinggir jalan.

Sebelah timur : Berbatasan dengan jalan menuju Pantai

Sebelah utara : Berbatasan dengan rumah penduduk

Sebelah barat : Berbatasan dengan rumah penduduk

Sebelah selatan : Berbatasan dengan jalan menuju masjid

Kemudian jika dilihat dari sudut pandang lingkungan

sekitarnya, maka MTs Darul Ulum mempunyai beberapa keuntungan.

Di antaranya adalah berada di daerah pesantren dan jauh dari

keramaian kota, sehingga sangat menguntungkan dalam proses belajar

mengajar.

4. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum

Kendal

a. Guru

Guru merupakan salah faktor penentu dalam proses belajar

mengajar. Maka ketersediaan tenaga pendidik dalam suatu lembaga

pendidikan yang berkualitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi

sangat penting adanya. Di MTs Darul ulum Kendal, memiliki

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

43

tenaga pendidik dan karyawan sebanyak 23 orang, terdiri dari guru

tetap sebanyak 19 orang dan karyawan 4 orang.

b. Siswa

Berkenaan dengan kondisi siswa di MTs Darul Ulum

Kendal sangat variatif, ada yang pintar secara akademis, ada yang

mempunyai kelebihan yang lain seperti kemampuan menjalin

hubungan sosial, ada yang aktif ada yang pendiam, dan masih

banyak karakter siswa yang tidak bisa teridentifikasi secara

lengkap, sebab butuh waktu yang lebih panjang untuk mempelajari

mereka. Keragaman tersebut ada karena mereka berasal dari latar

belakang atau background keluarga yang tidak sama.

TABEL 1

Keadaan Siswa di MTs Darul Ulum Kendal

Tahun Ajaran 2010/2011

NO. Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Murid Jumlah

Seluruhnya Putra Putri

1. VII 2 30 34 64

2. VIII 2 33 36 69

3. IX 3 55 63 118

JUMLAH 118 133 251

5. Sarana Prasarana MTs Darul Ulum Kendal

Bangunan fisik menjadi salah satu bagian penting untuk dalam

suatu sekolah. Kondisi yang nyaman tentunya akan menambah

semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Beberapa tahun ini

MTs Darul Ulum Kendal terus berbenah, hal ini dapat terlihat ketika

memasuki lingkungan MTs Darul Ulum. Diantara bangunan yang

sudah ada yaitu, ruang kepala sekolah yang satu atap dengan ruangan

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

44

bagian tata usaha (TU), ruang guru, ruang kelas, lapangan olah raga ,

ruang Osis, UKS, ruang BK, ruangan multimedia, dan lain sebagainya.

Dari kesekian banyak fasilitas fisik tersebut, hanya beberapa

saja yang sedikit akan kami uraikan, untuk mendapatkan gambaran

tentang sarana, prasarana dan media pembelajaran di sekolah

praktikan.

a. Ruang Kelas

Ada 7 ruang kelas yang setiap hari digunakan proses

pembelajaran. Ruang tersebut terdiri dari kelas VII, VIIIdan IX,

yang masing-masing tingkat kelas paralel yang berbeda. Untuk

kelas VII terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VII A dan VII B.

Kemudian kelas VIII terdiri dari 2 lokal yaitu VIII A dan VIII B.

Untuk kelas IX terdiri dari 3 kelas, yaitu IX A, IX B dan IX C.

Setiap kelasnya rata-rata terdapat kurang lebih 30 siswa. Menurut

aturan tata ruang, di setiap kelas terlihat cukup sehat, karena ada

ventilasi udara dan pencahayaan yang cukup.

b. Ruang Guru dan Ruang Kepala Sekolah

Ketika memasuki gerbang sekolah akan langsung

dihadapkan pada ruang kepala sekolah yang berada satu atap

dengan ruang tata usaha. Sedangkan ruang guru berada di sebelah

barat ruang kepala sekolah dengan berbagai fasilitas, antara lain,

TV, ruang tamu, dan toilet.

c. Kantor Tata Usaha dan Administrasi

Lokasi ruang tata usaha terdapat di samping ruang kepala

sekolah. Seluruh administrasi sekolah dikerjakan oleh staf tata

usaha dalam ruang tersebut.

d. Perpustakaan Sekolah

Perpustakan adalah mata air ilmu pengetahuan. Kualitas

dan mutu sekolah bisa tercermin dari kondisi dan keadaan

perpustakaan. Artinya pengelolaan dan penyediaan media belajar/

sumber belajar berupa perpustakaan akan sangat menentukan

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

45

proses belajar siswa. Sebab penanaman kebisaaan membaca harus

dimulai sejak dini, termasuk siswa MTs Darul Ulum Kendal

haruslah mulai dikenalkan dan dipahamkan bahwa buku adalah

gerbang ilmu pengetahuan. Siswa harus disadarkan bahwa cara

mendapatkan ilmu bukan hanya ketika proses pengajaran di dalam

kelas.

B. Deskriptif Data Hasil Penelitian

1. Analisis Pendahuluan

Pada analisis pendahuluan ini akan dideskripsikan hubungan

antara tingkat pendidikan agama orang tua dan kedisiplinan shalat

berjamaah siswa MTs Darul Ulum Kendal. Berdasarkan data yang

diperoleh dari jawaban responden melalui angket atau kuesioner.

Adapun data tersebut diperoleh dari instrumen penelitian angket yang

diberikan kepada 50 responden yang terdiri dari 15 pertanyaan dan

setiap pertanyaan terdapat 5 alternatif jawaban. Oleh karena itu, berikut

ini ialah hasil data tingkat pendidikan agama orang tua.

a. Analisis Hasil Data Tentang Tingkat Pendidikan Agama

Orang Tua

Dari data tingkat pendidikan agama orang tua telah

diketahui skor masing-masing responden yaitu sebagaimana dalam

pemaparan tabel berikut :

TABEL 2

Nilai variabel X Data Skor Mentah Variabel X (Tingkat Pendidikan

Agama Orang Tua)

NO

Resp

Tingkat Pendidikan Ayah Tingkat Pendidikan Ibu Nilai Jumlah

MI MTs MA PTAI MI MTs MA PTAI Pend.

Ayah

Pend

Ibu

1 1 1 2

2 2 1 3

3 1 1 2

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

46

4 1 1 2

5 3 3 6

6 4 4 8

7 2 1 3

8 1 1 2

9 1 3 4

10 1 1 2

11 3 2 5

12 1 3 4

13 1 1 2

14 4 3 7

15 3 3 6

16 3 2 5

17 1 1 2

18 1 1 2

19 2 1 3

20 4 4 8

21 3 3 6

22 1 2 3

23 1 1 2

24 2 2 4

25 2 2 4

26 2 2 4

27 1 1 2

28 2 1 3

29 4 4 8

30 2 2 4

31 3 2 5

32 2 2 4

33 1 1 2

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

47

34 3 3 6

35 3 1 4

36 3 1 4

37 1 3 4

38 2 1 3

39 4 3 7

40 3 1 4

41 2 2 4

42 3 1 4

43 2 1 3

44 2 1 3

45 2 1 3

46 1 2 3

47 3 2 5

48 1 1 2

49 4 3 7

50 1 1 2

Dari hasil nilai tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi skor tingkat pendidikan agama orang tua dan

skor rata-rata (Mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat

distribusi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mencari jumlah interval

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 50

= 1 + 3,3 (1,698)

= 1 + 5,6066

= 6,6066 dibulatkan menjadi 7

2. Menentukan interval kelas

i =

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

48

keterangan :

i = interval kelas

R = Rentang nilai (nilai tertinggi-nilai terendah)

K = jumlah kelas

i = 7

28

= 7

6

= 0,8 dibulatkan menjadi 1

Jadi jumlah interval adalah 7 dan interval kelas adalah 1

Untuk mengetahui kualitas variabel tingkat pendidikan

agama orang tua, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai

berikut:

TABEL 3

Distribusi frekuensi Tingkat Pendidikan Agama

Orang Tua

Interval F X FX Mean

2 13 2 26

M =

= 50

197

= 3,94

3 10 3 30

4 13 4 52

5 4 5 20

6 4 6 24

7 3 7 21

8 3 8 24

50 197

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

49

b. Analisis Hasil Angket Kedisiplinan Shalat Berjamaah

Dari hasil angket tentang kedisiplinan shalat berjamaah

siswa telah diketahui data skor masing-masing responden yaitu

sebagaimana dalam pemaparan tabel berikut :

TABEL 4

Nilai variabel Y

No.

Resp.

Jawaban Nilai Jumlah

A b c d e 5 4 3 2 1

1 4 1 6 - 4 20 4 18 0 4 46

2 5 1 4 1 4 25 4 12 2 4 47

3 3 3 6 2 1 15 12 18 4 1 50

4 4 - 8 1 2 20 0 24 2 2 48

5 2 2 5 3 3 10 8 15 12 3 48

6 3 6 5 1 - 15 24 15 2 0 56

7 3 4 2 3 3 15 16 6 6 3 46

8 4 1 4 1 5 20 4 12 2 5 43

9 2 5 5 1 2 10 20 15 4 2 51

10 5 1 2 2 5 25 4 6 4 5 44

11 4 6 3 2 - 20 24 9 4 0 57

12 9 - 2 - 4 45 0 6 0 4 55

13 2 1 6 3 3 10 4 18 6 3 41

14 4 - 7 1 3 20 0 21 2 3 46

15 1 5 6 2 1 5 20 18 4 1 48

16 4 2 7 2 - 20 8 21 4 0 53

17 4 2 4 - 5 20 8 12 0 5 45

18 2 2 5 3 3 10 8 15 6 3 42

19 3 5 2 3 2 15 20 6 6 2 49

20 7 2 5 - 1 35 8 15 0 1 59

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

50

21 2 2 9 1 1 10 8 27 2 1 58

22 8 - 3 - 4 40 0 9 0 4 53

23 1 5 7 2 - 5 20 21 4 0 50

24 9 1 2 - 3 45 4 6 0 3 58

25 4 0 9 0 2 20 0 27 0 2 49

26 5 0 8 1 1 25 0 24 2 1 52

27 3 2 5 1 4 15 10 15 2 4 46

28 4 1 4 3 3 20 4 12 6 3 45

29 8 1 3 1 2 40 4 9 2 2 57

30 5 2 6 1 1 25 8 18 2 1 49

31 7 1 5 1 1 35 4 15 2 1 57

32 4 5 5 0 1 20 20 15 0 1 56

33 2 1 7 2 3 10 4 21 4 3 42

34 7 2 6 - - 35 8 18 0 0 61

35 5 1 7 - 2 25 4 21 0 2 52

36 3 2 5 3 2 15 8 15 6 2 46

37 8 3 1 - 3 40 12 3 0 3 58

38 8 1 2 1 3 40 4 6 2 3 55

39 6 - 5 2 2 30 0 15 4 2 51

40 5 - 7 - 3 25 0 21 0 3 49

41 7 3 1 1 3 35 12 3 2 3 55

42 7 4 1 1 2 35 16 3 2 2 58

43 5 3 4 1 2 25 12 12 2 2 53

44 3 3 5 - 4 15 12 15 0 4 46

45 4 1 7 2 1 20 4 21 4 1 50

46 4 1 8 - 2 20 4 24 0 2 50

47 4 1 6 1 3 20 4 18 2 3 47

48 2 1 9 1 2 10 4 27 2 2 45

49 5 2 4 1 3 25 8 12 2 3 50

50 4 5 5 - 1 20 20 15 0 1 56

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

51

Dari hasil nilai tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi skor kedisiplinan shalat berjamaah dan skor rata-

rata (Mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi

tersebut adalah sebagai berikut:

3. Mencari jumlah interval

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 50

= 1 + 3,3 (1,6989)

= 1 + 5,6066

= 6,6066 dibulatkan menjadi 7

4. Menentukan interval kelas

i =

keterangan :

i = interval kelas

R = Rentang nilai (nilai tertinggi-nilai terendah)

K = jumlah kelas

i = 7

4161

=7

20

= 2,8 dibulatkan menjadi 3

Jadi jumlah interval adalah 7 dan interval kelas adalah 3

Untuk mengetahui kualitas variabel kedisiplinan shalat

berjamaah, maka perlu dilihat tabel kualitas variabel sebagai

berikut:

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

52

TABEL 5

Distribusi frekuensi kedisiplinan shalat berjamaah

Interval F Y fY Mean

59-61 2 60 120

M =

= 50

2523

= 50,46

56-58 10 57 570

53-55 6 54 324

50-52 9 51 459

47-49 9 48 432

44-46 10 45 450

41-43 4 42 168

Jumlah 50 2523

2. Analisis Uji Hipotesis

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesa yang digunakan

maka terlebih dahulu mencari nilai koefisien antara variabel tingkat

pendidikan agama orang tua (X) dengan variabel kedisiplinan shalat

berjamaah (Y) dengan menggunakan rumus product moment.

TABEL 6

Tabel Kerja Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Agama

Orang Tua (X) Dan Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa (Y)

MTs Darul Ulum Kendal

No No.

Res X x = X- X x

2 Y y = Y-Y y

2 xy

1 1 2 -1,94 3,7636 46 -4.56 19,8916 8,6524

2 2 3 -0,94 0,8836 47 -3.56 11,9716 3,2524

3 3 2 -1,94 3,7636 50 -0.56 0,2116 0,8924

4 4 2 -1,94 3,7636 48 -2.56 6,0516 4,7724

5 5 6 2,06 4,2436 48 -2.56 6,0516 -5,0676

6 6 8 4,06 16,4836 56 5.44 30,6916 22,4924

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

53

7 7 3 -0,94 0,8836 46 -4.56 19,8916 4,1924

8 8 2 -1,94 3,7636 43 -7.56 55,6516 14,4724

9 9 4 0,06 0,0036 51 0.44 0,2916 0,0324

10 10 2 -1,94 3,7636 44 -6.56 41,7316 12,5324

11 11 5 1,06 1,1236 57 6.44 42,7716 6,9324

12 12 4 0,06 0,0036 55 4.44 20,6116 0,2724

13 13 2 -1,94 3,7636 41 -9.56 89,4916 18,3524

14 14 7 3,06 9,3636 46 -4.56 19,8916 -13,6476

15 15 6 2,06 4,2436 48 -2.56 6,0516 -5,0676

16 16 5 1,06 1,1236 53 2.44 6,4516 2,6924

17 17 2 -1,94 3,7636 45 -5.56 29,8116 10,5924

18 18 2 -1,94 3,7636 42 -8.56 71,5716 16,4124

19 19 3 -0,94 0,8836 49 -1.56 2,1316 1,3724

20 20 8 4,06 16,4836 59 8.44 72,9316 34,6724

21 21 6 2,06 4,2436 58 7.44 56,8516 15,5324

22 22 3 -0,94 0,8836 53 2.44 6,4516 -2,3876

23 23 2 -1,94 3,7636 50 -0.56 02,116 0,8924

24 24 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

25 25 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

26 26 4 0,06 0,0036 52 1.44 2,3716 0,0924

27 27 2 -1,94 3,7636 46 -4.56 19,8916 8,6524

28 28 3 -0,94 0,8836 45 -5.56 29,8116 5,1324

29 29 8 4,06 16,4836 57 6.44 42,7716 26,5524

30 30 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

31 31 5 1,06 1,1236 57 6.44 42,7716 6,9324

32 32 4 0,06 0,0036 56 5.44 30,6916 0,3324

33 33 2 -1,94 3,7636 42 -8.56 71,5716 16,4124

34 34 6 2,06 4,2436 61 10.44 111,0916 21,7124

35 35 4 0,06 0,0036 52 1.44 2,3716 0,0924

36 36 4 0,06 0,0036 46 -4.56 19,8916 -0,2676

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

54

37 37 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

38 38 3 -0,94 0,8836 55 4.44 20,6116 -4,2676

39 39 7 3,06 9,3636 51 0.44 0,2916 1,6524

40 40 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

41 41 4 0,06 0,0036 55 4.44 20,6116 0,2724

42 42 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

43 43 3 -0,94 0,8836 53 2.44 6,4516 -2,3876

44 44 3 -0,94 0,8836 46 -4.56 19,8916 4,1924

45 45 3 -0,94 0,8836 50 -0.56 0,2116 0,4324

46 46 3 -0,94 0,8836 50 -0.56 0,2116 0,4324

47 47 5 1,06 1,1236 47 -3.56 11,9716 -3,6676

48 48 2 -1,94 3,7636 45 -5.56 29,8116 10,5924

49 49 7 3,06 9,3636 50 -0.56 0,2116 -1,4076

50 50 2 -1,94 3,7636 56 5.44 30,6916 -10,7476

Jumlah 197 I56,82 2528 1308,32 234,68

Mean X ( X ) = N

X Mean Y (Y ) =

N

Y

=50

197 =

50

2528

= 3,94 = 50,56

Hasil dari perhitungan terhadap masing-masing variabel

(variabel X dan variabel Y) kemudian dioperasikan ke dalam rumus

product moment, yaitu:

∑xy

r xy =

(∑x2 ) (∑y

2)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

55

∑xy : Jumlah nilai deviasi variabel x dikalikan variabel y

x2 : Deviasi variabel x kuadrat

y2 : Deviasi variabel y kuadrat

∑xy

r xy =

(∑x2 ) (∑y

2)

234,68

r xy =

(156,82)(1308,32)

234,68

r xy =

205170,7424

234,68

r xy =

452,9577

r xy = 0,518

3. Analisis Lanjut

Setelah r (koefisien korelasi) dari variabel X dan variabel Y

diketahui, selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan nilai r product

moment untuk diketahui signifikasinya dan untuk mengetahui apakah

hipotesa yang diajukan dapat diterima atau tidak. Hal ini disebabkan

apabila r observasi yang kita peroleh sama dengan atau lebih besar dari

pada r tabel, maka nilai r yang telah kita peroleh itu signifikan.

Adapun untuk mengetahui apakah nilai r observasi tersebut

signifikan atau tidak adalah dengan cara menunjukkan atau menguji

taraf signifikan 5% dengan operasional sebagai berikut :

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

56

Korelasi Antara Tingkat Pendidikan agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Darul Ulum Kendal pada taraf

signifikan 5% dengan N = 50. Diperoleh ro = 0,518 dan rt = 0,278maka

ro > rt berarti signifikan.

Dengan demikian ro (observasi) lebih besar daripada rt (r dalam tabel),

ini berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada hubungan

yang positif) antara kedua variabel tersebut.

Dari kedua pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5%

maka hasil yang diperoleh adalah r observasi (hasil penelitian) lebih

besar hasilnya pada taraf 5%. Jadi hipotesis yang telah diajukan dalam

bab satu hasilnya adalah hipotesis diterima kebenarannya pada taraf

signifikan 5%.

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab ke bab dalam skripsi yang

berjudul “Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Agama Orang Tua Dan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah Siswa Di MTs Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan agama orang tua siswa di MTs Darul Ulum

Kendal berdasarkan dokumen yang penulis peroleh bervariasi, dimana

ada siswa yang pendidikan orang tuanya hanya lulusan pendidikan

dasar, pendidikan menengah, bahkan ada yang lulusan pendidikan

tinggi. Dari hasil analisis menunjukkan nilai mean tingkat pendidikan

orang tua adalah 3,94 yang berada di interval 4 dengan nilai maksimal

8 sedangkan nilai minimalnya ialah 1.

2. Tingkat kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul Ulum Kendal

tahun pelajaran 2010/2011 dilihat dari hasil analisis menunjukkan

nilai mean 50,46 yaitu terdapat antara interval (50-52) dengan nilai

maksimal 61 sedangkan nilai minimalnya ialah 41.

3. Berdasarkan pada analisis kuantitatif dari hasil penelitian menunjukan

bahwa dilihat nilai r obsrevasi adalah 0,518 berada di atas r product

moment, batas penolakan 5% sebesar 0,278 dengan kata lain 0,518 >

0,278. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada korelasi positif

yang signifikan antara tingkat pendidikan agama orang tua dan

kedisiplinan shalat berjamaah siswa MTs Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima

kebenarannya.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

58

B. Saran-Saran

1. Bagi orang tua

Sikap disiplin bukan merupakan sikap yang timbul secara

mendadak dan sekali jadi. Melainkan sikap disiplin timbul dan tumbuh

secara bertahap yang dilakukan dengan latihan-latihan yang lama dan terus

menerus. Maka agar sikap disiplin melakukan shalat berjamaah itu timbul

dan tertanam pada diri anak, orang tua harus menanamkan sikap tersebut

sewaktu anak masih berada di dalam lingkungan keluarga .

2. Bagi siswa

Tugas utama seorang siswa adalah belajar, agar berhasil dalam

belajarnya maka seorang siswa harus mendasari segala sikap dan tingkah

laku belajarnya terutama dalam pengamalannya, misalnya kedisiplinan

shalat berjamaah.

3. Bagi pihak sekolah

Pada pihak sekolah hendaknya dapat lebih mengoptimalkan

kedisiplinan shalat berjamaah pada siswa yakni dengan mewajibkan shalat

dhuhur ketika berada di sekolah. Memberikan sanksi kepada pihak yang

melanggarrnya khususnya dalam hal ini siswa, karena penulis yakin tanpa

ditegakkannya kedisiplinan shalat berjamaah di sekolah tersebut maka

sikap disiplin dalam beribadah yang diharapkan timbul pada diri siswa

akan sulit terwujud. Tentunya dalam hal ini sanksi yang diberikan adalah

sanksi-sanksi yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

C. Penutup

Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

lancar. Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada

umumnya.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

59

Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentulah tidak

ada yang sempurna secara total. Oleh karena itu penulis sangat menyadari

hal tersebut, dengan mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari

para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari

kesempurnaan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada

kita semua dan memeberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang

penulis susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Warson Munawwir, Al Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997

Ahmad, Syihabuddin bin Hajar al-Haitami, Minhajul Qowim, (Libanon, Darul

Fikri, tth)

Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008

Arifin, M. Zainul, Shalat Mikraj Kita cara efektif berdialog dan berkomunikasi

langsung dengan Allah SWT, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

PT. Rineka Cipta, 2006

Aziz, Abd, Orientasi Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Teras, 2010

Bahri Djamarah, Syaiful, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),

hlm. 12

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Bandung: CV

Ruhama, 1995

D. Soemarmo (ed.), Pedoman Palaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib

Sekolah, PT. Sekala Jalmakarya, 1997

Deikurs, Rudolf dan Pearl Cassel, Disiplin Tanpa Hukuman, Bandung: Remaja

Karya, 1986

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:

Duta Ilmu, 2005

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Syamila Cipta

Media, 2005

Depdikbud, Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1993

Ghazali, Al Imam, Keagungan Shalat, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005

H. M. Ardani, Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunagara IV, Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Wakaf, 1995

Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007

Hasan, H. Abd. Kholiq, Tafsir Ibadah, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Sistem Pendidikan Nasional,

Departemen Agama Direktorat Jenderal Pembinanan Kelembagaan Agama

Islam Tahun 1991/1992

Ismail, A. Ilyas, Pilar-pilar Taqwa Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan Pencerahan

Spiritual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009

Muhammad Azzam, Abdul Aziz dkk, Fiqh Ibadah, Jakarta: AMZAH, 2009

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku , Tuntunan Shalat Nabi SAW.,

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2004

____________, Teungku, Tuntunan Salat Nabi SAW; sebuah panduan praktis,

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2004

Muhammad Ibnu Ismail Ai-Bukhori, Abi Abdillah , Al-Bukhori, Juz I, Lebanon:

Daarul Fikri, tth

Qorni, Al ‘Aidh, , Sifat Sholat Nabi, Solo: Wacana Ilmiah Press, 2006

Ramadhana al-Banjari, Rachmat, Membaca Kepribadian Muslim Seperti

Membaca Al-qur’an, Jogjakarta: DIVA Press, 2008

Rifa’i, Moh, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Toha Putra, 2004

_________, Mutiara Fiqih, jilid 1, Semarang: Wicaksana, 1998

Rosjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: CV. Sinar Baru, 2007

Rusdinal dan Elizar, Pengelolaan Di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2005

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta, 2008

Surunin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004

Syukur, M. Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: CV. Bima Sakti 2003

Tabrani, et. Al., Pendidikan Agama Islam Jilid 3, Bandung: Angkasa, 1996

Thib, H. Ahmad Raya dan Hj. Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah

Dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2003

Tu’u, Tulus, Peran Disiplim pada Perilaku dan Prestasi siswa, Jakarta: Grasindo,

2004

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat

Jebderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006

Wantah, Maria J., Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak

Usia Dini,, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005

Zuhaili, Wahbah, Fiqih Imam Syafi’i 1, Jakarta: Almahira, 2010

Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

Keadaan Peserta Didik Mts Darul Ulum Pidodokulon

Patebon Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011

NO. Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Murid Jumlah

Seluruhnya

Putra Putri

1. VII 2 30 34 64

2. VIII 2 33 36 69

3. IX 3 55 63 118

JUMLAH 118 133 251

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

KEADAAN GURU MTs DARUL ULUM PIDODOKULON PATEBON KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

No Ko

de Nama Jabatan

Bidang

Studi

Kelas

Jml

Jml

To

tal 7A 7B 8A 8B 9A 9B 9C

1 A Shodiqin,

S.Ag. Kamad

B.

Inggris

3 3 5 5 5 21 21

2 B Drs. H. Edi

Premono.

Wk.

Kurkul

Matem

atika

5 5 10 10

3 C Ky. Afandi

Yusuf

Wali Kls

8A

SKI 2 2 2 2 2 12 28

Fiqih 2 2 2 2 2 2 2 16

4 D Ky. H.

Muchyidin BP

Qur’an

Hadits 2 2 2 2 2 2 2 16

24 Baca

Kitab 1 1

1 1 1 1 1 8

5 E

Fatkhur

Rokhman,

S.Ag

Wk.

Kesiswaa

n

Akidah

Akhlak 2 2 2 2 2 2 2 16

26

Penjas 2 2 2 2 10

6 F Ky. Khariri Wali Kls

7C B. Arab 3 3

4 4 4 4 4 29 29

7 G

Sri

Mawardah,S.

Ag

Guru B. Jawa

2 2 4 4

8 H Drs.

Zuhroni

Wali Kls

7A

Ketram

pilan 1 1

1 1 1 1 1 8

17

B. Arab 1 1 2 2 2 9

9 I

Suci

Sulistiyani,

S.Ag.

Wali Kls

9B IPA 4 4 4 4 4 24 24

10 J

Hj.

Rodliyah,

B.A.

Wali Kls

8B

B.

Indones

ia

4 4 12

20

Juz

Amma 1 1 1 1 1 1 1 8

11 K Khuriyah,

S.Ag.

Wali Kls

9C

IPS 4 4 4 12

26 Ke-

NU-an 2 2 1 1 2 2 2 14

12 L

Ahmad

Jazuri, S.Pd.I

Wali Kls

9A

Matem

atika 5 5 6 6 6 33 33

13 M Djaswadi, A. Md

Guru Pend. Seni

2 2 2 2 10 10

14 N

R. Nurhadi Arif

Zuliyanto,

S.Pd

Kepala Lab.

Kompute

r

TIK 1 1 1 1 1 1 1 8 8

15 O

Cholifah

Dwi

Wijayanti,

Wali Kls

7B IPS 4 4 4 4 20 20

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

No Ko

de Nama Jabatan

Bidang

Studi

Kelas

Jml

Jml

To

tal 7A 7B 8A 8B 9A 9B 9C

SE

16

P

Muthowaa

h, S.Pd.I Guru PKn 2 2 2 2 2 2 2 16 16

17 Q

Kris

Widayani,

S.Pd

Guru

Bhs.

Indones

ia

4 4 4 4 4 20 20

18 R

Siti

Nurfuadah,

A.Ma

BP B. Jawa 2 2 4 4 14 14

19 S

Nizar

Ubaid,

S.H.I

Guru

B.

Inggris,

SKI

2 2 2 2 10 10

JUMLAH 45 45 45 45 45 45 45 360 360

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

DAFTAR KEPENGURUSAN MTs DARUL ULUM PIDODOKULON PATEBON

KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Kepala Madrasah : Shodiqin, S. Ag

Waka Kurikulum : Drs. Edy Pramono

Waka Kesiswaan : Fatkhur Rahman, S. Ag

Waka Sarana Prasarana : Ahmad Jazuli, S.Pdi

Waka Humas : Drs. Zuhroni

Sie. Pramuka : Arif Yulianto S. Pd

Sie. OSIS : Nizar Ubaid, S.H.I

Sie. Perpustakaan : Sri Mawaridah, S. Ag

Sie. BP : Ky Muhyidin

Sie. Lab. IPA : Muthowaah, S. Pd

Sie. Lab. Komputer : Suci Sulistiani, S. Ag

Bendahara Umum : Sutriyah

Bendahara I : Dwi Yulianti

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

DAFTAR NAMA RESPONDEN DAN DATA TINGKAT

PENDIDIKAN AGAMA ORANG TUA

No Nama siswa Kelas Nama ayah Tingkat

pendidikan ayah

Nama ibu Tingkat

pendidi

kan ibu

1 M Sofyansyur VII A Nur Khasan MA Umi Saroh PTAI

2 M Laialatul Qodri VII A Tunus MI Sutimah MA

3 Saiful Umam VII A Rahmad MTs Siti Aminah MTs

4 Moch Anis Afiqi VII A Afif Said MTs Afidatunnisa’ MTs

5 Osta Maulana VII A Basiron MTs Tumini MTs

6 M Khasan Basri VII A Sudar MI Romlah MI

7 Ahmad sayfudin VII B Karnoto MA Umi Fatonah MI

8 Sulistyaningsih VII B Edy Supriadi MA Jumiati MI

9 Khoirul Huda VII B Sukaeri MTs Siti Marikami MTs

10 Dewi Oktafiani VII B Sutrisno MI suwarti MTs

11 M Khusni Mubarok VII B Asep Syarifudin MA Amilia MA

12 Ninda Ulfiana VII B Sutrisno MTs Sulistiyaningrum MTs

13 Nurul Mardliyah VII B Yusri MI Sukati MI

14 M Wazir VII B Ilyas MI Afifah MI

15 Siti Zumrotus S VII B Sanuri MI Siti Ngawiyah MI

16 Novita Lestari VII B Jumarso MI Sumiati MI

17 Iva Nur Fatma VIII A Muslimin PTAI Masidah PTAI

18 M Nasrulloh VIII A Samhudi MA Rodliyah PTAI

19 Agus Hermawan VIII A Yusro MA Sudarti MA

20 M Mochsin VIII A Ridwan MI Juwariyah MTs

21 Retno Wulandari VIII A Totok sudrajad MTs Rondiyah MI

22 S Nunik VIII A Mundhakir MI Siti Muyasaroh MTs

23 Lailatul Qodriyah VIII A Suharso PTAI Malikhatun MA

24 Lailatul Fasikhah VIII A Suyatno MI Musri’ah MI

25 Siti Masruroh VIII B Supandi MTs Sopiatun MI

26 Lestari VIII B Jamil MTs Rukiyah MI

27 Syamsul Ma’arif VIII B Munawar MA Ulfah MA

28 Uswatun Khasanah VIII B Sanujii MI Siti Rahmi MI

29 Ahmad Fannil K VIII B M Arifin MTs Nur Azizah MTs

30 Riha Asna VIII B M Rochan MA Masrofah MI

31 Chatib Amirudin VIII B Abdul Arif MA Muktamaroh MTs

32 Navissatur Riski VIII B Muslih MI Wakhidah MTs

33 Tri Safita Sari IX A Hartono PTAI Maskanah PTAI

34 Eva Septiani IX A Sudono MTs Sukarsih MTs

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

35 A Adikin IX A Amin MTs Kasmirah MI

36 Umi Maghfiroh IX A Sunarmo MI Manisi MI

37 Afiyatur Rohmah IX B Kumaeri MI Rohmatun MI

38 Siti Solekhah IX B Abidin MI Asfiyah MI

39 Setiawan IX B Marso MTs Budi MI

40 Siam Setiawan IX B Ngatmo MTs Suarmi MI

41 Siti Kurniyah IX B Tukinun MI Jumaiyah MI

42 Ahmad Aris S IX B Romdoni MI Kastia MI

43 Achmad Fachrudin IX C Sutopo MI Supriati MI

44 Umi Aliyah IX C Zuhri PTAI Ma’rifah PTAI

45 M Khusnul Aris IX C Supar MA Hindun MA

46 Inayatul Ma’rifah IX C Muzeiri MTs Siti Choifah MA

47 Niki Yasika IX C M Yusuf MA Sokipah MTs

48 Rizki Anwar IX C Anwar MA Aliyah MI

49 M Nur Afif IX C Pandi MTs Suaseh MTs

50 Siti Nur Aini K IX C Tugiman MTs Sri Hidayati MI

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Kedisiplinan Shalat Jamaah

No. Indikator Nomor Butir

Soal Jumlah

1.

2.

3.

Kesadaran dalam menjalankan shalat berjamaah

Teratur dalam menjalankan shalat berjamaah

Menjalankan shalat berjamaah tepat waktu

1,2,3,4,5

6,7,8,9,10

11,12,13,14,15

5

5

5

Jumlah 15

Keterangan:

Selalu (S) : diberi skor 5

Sering sekali (SS) : diberi skor 4

Kadang-kadang (KK) : diberi skor 3

Jarang Sekali (JS) : diberi skor 2

Tidak Pernah (TP) : diberi skor 1

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

Angket Tentang Kedisiplinan Menjalankan Shalat Berjamaah Siswa MTs

Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal

I. Petunjuk Umum

1. Angket ini untuk penelitian skripsi semata.

2. Kesediaan dan kejujuran anda dalam pengisian angket ini sangat membantu dalam

penelitian.

3. Kesediaan dan hasil angket anda dijamin oleh peneliti

II. Petunjuk Pengisian Angket

1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda dengan memberikan

tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.

2. Tulislah identitas anda di bawah ini,

Nama : ………………………………………………………

Kelas : ………………………………………………………

Jenis Kelamin : ………………………………………………………

Nama Ibu : ………………………………………………………

Pendidikan terakhir Ibu : ………………………………………………………

Nama Ayah : ………………………………………………………

Pendididikan terakhir Ayah : ……………………………………………………….

III. Butir Pertanyaan

A. Kesadaran Dalam Manjalankan Shalat Berjamaah

1. Apakah anda melaksanakan shalat berjamaah karena kemauan diri sendiri?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

2. Anda tetap melaksanakan shalat berjamaah di rumah jika tidak sempat shalat

berjamaah di mushola atau masjid?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

3. Apakah anda marah ketika ada teman mengingatkan anda untuk mengerjakan shalat

berjamaah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

4. Ketika telat mengerjakan shalat berjamaah di mushola atau masjid (shalat berjamaah

sudah selesai ), apakah anda mencari teman untuk melaksanakan shalat berjamaah

bersama?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah 5. Apakah anda melakukan shalat berjamaah karena anda mengetahui besarnya keutamaan

shalat berjamaah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

B. Teratur dalam menjalankan shalat berjamaah

6. Apakah Anda berwudhu sebelum shalat berjamaah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

7. Jika pada barisan depan ada kosong, apakah Anda mengisinya sebelum membuat barisan

lagi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

8. Apakah Anda ketika shalat berjamaah mendahului atau terlambat dalam mengikuti

gerakan imam?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

9. Apakah anda memakai pakaian khusus shalat (Pria: sarung, baju dan peci. Wanita:

mukena/rukuh) ketika sedang menjalankan shalat berjamaah?

a. Selalu

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

10. Apakah anda memperhatikan bacaan tajwid surat yang anda baca ketika sedang

menjalankan shalat berjamaah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

C. Melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu

11. Apakah anda menjalankan shalat berjamaah tepat pada waktunya!

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

12. Apakah Anda selalu melaksanakan shalat 5 waktu dengan berjamaah!

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

13. Apakah anda selalu datang untuk shalat berjamaah sebelum iqamat!

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

14. Ketika sedang membaca al-Qur’an tiba-tiba mendengar adzan, apakah Anda segera

shalat!

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang sekali

e. Tidak pernah

15. Jika anda sibuk mengerjakan tugas tiba-tiba mendengar adzan, apakah anda juga tetap

berusaha menyempatkan untuk shalat berjamaah!

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang Sekali

e. Tidak pernah

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

1

LABORATORIUM KOMPUTER TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH

IAIN WALISONGO SEMARANG

PENELITI : MOHAMAD SYAIFULLOH

NIM : 073111015

JURUSAN : Pendidikan Agama Islam

JUDUL : KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN AGAMAORANG

TUA DAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH SISWA MTs

DARUL ULUM PIDODO KULON PATEBON KENDAL TAHUN

2010/2011

HIPOTESIS :

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan agama orang tua dan

kedisiplinan shalat berjamaah siswa.

H1 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan agama orang tua dan kedisiplinan

shalat berjamaah siswa.

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN NILAI

SIGNIFIKANSI :

Ho DITERIMA jika Nilai Sign. > 0.05

Ho DITOLAK jika Nilai Sign. < 0.05

INTERPRETASI ANGKA INDEKS KORELASI

0.00 – 0.20 = menunjukkan korelasi antara dua variabel sangat lemah.

0.21 – 0.40 = menunjukkan korelasi antara dua variabel lemah

0.41 – 0.60 = menunjukkan korelasi antara dua variabel sedang

0.61 – 0.80 = menunjukkan korelasi antara dua variabel kuat

0.81 – 1.00 = menunjukkan korelasi antara dua variabel sangat kuat

HASIL DAN ANALISIS DATA :

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

tingkat pendidikan agama

orang tua 3.9400 1.78897 50

kedisiplinan shalat

berjamaah 50.5600 5.16724 50

1. Jumlah data (N) tentang tingkat pendidikan agama orang tua = 50

2. Jumlah data (N) tentang kedisiplinan shalat berjamaah siswa = 50

3. Nilai rata-rata (mean) tingkat pendidikan agama orang tua = 3,94

4. Nilai rata-rata (mean) kedisiplinan shalat berjamaah siswa = 50,56

Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

2

5. Standard deviasi data tingkat pendidikan agama orang tua = 1,80

6. Standard deviasi data kedisiplinan shalat berjamaah siswa = 5.17

Correlations

tingkat

pendidikan

agama orang tua

kedisiplinan

shalat

berjamaah

tingkat pendidikan agama

orang tua

Pearson Correlation 1 .518**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

kedisiplinan shalat

berjamaah

Pearson Correlation .518** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan:

1. Sig. = 0,000 < 0,05 Ho ditolak artinya ada/terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan agama orang tua dan kedisiplinan shalat berjama’ah siswa.

2. r_hitung = 0,518, rt(50; 5%) = 0,278

berarti r_hitung > r_tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan

korelasi tersebut SIGNIFIKAN dan menunjukkan bahwa hubungan tersebut masuk

pada kriteria SEDANG, karena 0,400 < r < 0,599, serta arah korelasinya positif.

Semarang, 19 September 2011

a/n Kepala Lab. Pendidikan

Pengelola Lab. Komputer

Saminanto, S.Pd., M.Sc.

NIP. 19720604 200312 1 002

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 1

KEADAAN SISWA DI MTS DARUL ULUM KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011

NO. Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Murid Jumlah

Seluruhnya Putra Putri

1. VII 2 30 34 64

2. VIII 2 33 36 69

3. IX 3 55 63 118

JUMLAH 118 133 251

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 2

NILAI VARIABEL X

DATA SKOR MENTAH VARIABEL X

(TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA ORANG TUA)

NO

Resp

Tingkat Pendidikan Ayah Tingkat Pendidikan Ibu Nilai

Jumlah MI MTs MA PTAI MI MTs MA PTAI

Pend.

Ayah

Pend

Ibu

1 1 1 2

2 2 1 3

3 1 1 2

4 1 1 2

5 3 3 6

6 4 4 8

7 2 1 3

8 1 1 2

9 1 3 4

10 1 1 2

11 3 2 5

12 1 3 4

13 1 1 2

14 4 3 7

15 3 3 6

16 3 2 5

17 1 1 2

18 1 1 2

19 2 1 3

20 4 4 8

21 3 3 6

22 1 2 3

23 1 1 2

24 2 2 4

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

25 2 2 4

26 2 2 4

27 1 1 2

28 2 1 3

29 4 4 8

30 2 2 4

31 3 2 5

32 2 2 4

33 1 1 2

34 3 3 6

35 3 1 4

36 3 1 4

37 1 3 4

38 2 1 3

39 4 3 7

40 3 1 4

41 2 2 4

42 3 1 4

43 2 1 3

44 2 1 3

45 2 1 3

46 1 2 3

47 3 2 5

48 1 1 2

49 4 3 7

50 1 1 2

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 3

DISTRIBUSI FREKUENSI TINGKAT PENDIDIKAN

AGAMA ORANG TUA

Interval F X FX Mean

2 13 2 26

M =

= 50

197

= 3,94

3 10 3 30

4 13 4 52

5 4 5 20

6 4 6 24

7 3 7 21

8 3 8 24

50 197

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 4

NILAI VARIABEL Y (KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH)

No.

Resp.

Jawaban Nilai Jumlah

a b c d E 5 4 3 2 1

1 4 1 6 - 4 20 4 18 0 4 46

2 5 1 4 1 4 25 4 12 2 4 47

3 3 3 6 2 1 15 12 18 4 1 50

4 4 - 8 1 2 20 0 24 2 2 48

5 2 2 5 3 3 10 8 15 12 3 48

6 3 6 5 1 - 15 24 15 2 0 56

7 3 4 2 3 3 15 16 6 6 3 46

8 4 1 4 1 5 20 4 12 2 5 43

9 2 5 5 1 2 10 20 15 4 2 51

10 5 1 2 2 5 25 4 6 4 5 44

11 4 6 3 2 - 20 24 9 4 0 57

12 9 - 2 - 4 45 0 6 0 4 55

13 2 1 6 3 3 10 4 18 6 3 41

14 4 - 7 1 3 20 0 21 2 3 46

15 1 5 6 2 1 5 20 18 4 1 48

16 4 2 7 2 - 20 8 21 4 0 53

17 4 2 4 - 5 20 8 12 0 5 45

18 2 2 5 3 3 10 8 15 6 3 42

19 3 5 2 3 2 15 20 6 6 2 49

20 7 2 5 - 1 35 8 15 0 1 59

21 2 2 9 1 1 10 8 27 2 1 58

22 8 - 3 - 4 40 0 9 0 4 53

23 1 5 7 2 - 5 20 21 4 0 50

24 9 1 2 - 3 45 4 6 0 3 58

25 4 0 9 0 2 20 0 27 0 2 49

26 5 0 8 1 1 25 0 24 2 1 52

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

27 3 2 5 1 4 15 10 15 2 4 46

28 4 1 4 3 3 20 4 12 6 3 45

29 8 1 3 1 2 40 4 9 2 2 57

30 5 2 6 1 1 25 8 18 2 1 49

31 7 1 5 1 1 35 4 15 2 1 57

32 4 5 5 0 1 20 20 15 0 1 56

33 2 1 7 2 3 10 4 21 4 3 42

34 7 2 6 - - 35 8 18 0 0 61

35 5 1 7 - 2 25 4 21 0 2 52

36 3 2 5 3 2 15 8 15 6 2 46

37 8 3 1 - 3 40 12 3 0 3 58

38 8 1 2 1 3 40 4 6 2 3 55

39 6 - 5 2 2 30 0 15 4 2 51

40 5 - 7 - 3 25 0 21 0 3 49

41 7 3 1 1 3 35 12 3 2 3 55

42 7 4 1 1 2 35 16 3 2 2 58

43 5 3 4 1 2 25 12 12 2 2 53

44 3 3 5 - 4 15 12 15 0 4 46

45 4 1 7 2 1 20 4 21 4 1 50

46 4 1 8 - 2 20 4 24 0 2 50

47 4 1 6 1 3 20 4 18 2 3 47

48 2 1 9 1 2 10 4 27 2 2 45

49 5 2 4 1 3 25 8 12 2 3 50

50 4 5 5 - 1 20 20 15 0 1 56

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 5

DISTRIBUSI FREKUENSI KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH

Interval F Y fY Mean

59-61 2 60 120

M =

= 50

2523

= 50,46

56-58 10 57 570

53-55 6 54 324

50-52 9 51 459

47-49 9 48 432

44-46 10 45 450

41-43 4 42 168

Jumlah 50 2523

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

TABEL 6

TABEL KERJA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN

AGAMA ORANG TUA (X) DAN KEDISIPLINAN SHALAT

BERJAMAAH SISWA (Y) MTS DARUL ULUM KENDAL

No No.

Res X x = X- X x

2 Y y = Y-Y y

2 xy

1 1 2 -1,94 3,7636 46 -4.56 19,8916 8,6524

2 2 3 -0,94 0,8836 47 -3.56 11,9716 3,2524

3 3 2 -1,94 3,7636 50 -0.56 0,2116 0,8924

4 4 2 -1,94 3,7636 48 -2.56 6,0516 4,7724

5 5 6 2,06 4,2436 48 -2.56 6,0516 -5,0676

6 6 8 4,06 16,4836 56 5.44 30,6916 22,4924

7 7 3 -0,94 0,8836 46 -4.56 19,8916 4,1924

8 8 2 -1,94 3,7636 43 -7.56 55,6516 14,4724

9 9 4 0,06 0,0036 51 0.44 0,2916 0,0324

10 10 2 -1,94 3,7636 44 -6.56 41,7316 12,5324

11 11 5 1,06 1,1236 57 6.44 42,7716 6,9324

12 12 4 0,06 0,0036 55 4.44 20,6116 0,2724

13 13 2 -1,94 3,7636 41 -9.56 89,4916 18,3524

14 14 7 3,06 9,3636 46 -4.56 19,8916 -13,6476

15 15 6 2,06 4,2436 48 -2.56 6,0516 -5,0676

16 16 5 1,06 1,1236 53 2.44 6,4516 2,6924

17 17 2 -1,94 3,7636 45 -5.56 29,8116 10,5924

18 18 2 -1,94 3,7636 42 -8.56 71,5716 16,4124

19 19 3 -0,94 0,8836 49 -1.56 2,1316 1,3724

20 20 8 4,06 16,4836 59 8.44 72,9316 34,6724

21 21 6 2,06 4,2436 58 7.44 56,8516 15,5324

22 22 3 -0,94 0,8836 53 2.44 6,4516 -2,3876

23 23 2 -1,94 3,7636 50 -0.56 02,116 0,8924

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

24 24 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

25 25 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

26 26 4 0,06 0,0036 52 1.44 2,3716 0,0924

27 27 2 -1,94 3,7636 46 -4.56 19,8916 8,6524

28 28 3 -0,94 0,8836 45 -5.56 29,8116 5,1324

29 29 8 4,06 16,4836 57 6.44 42,7716 26,5524

30 30 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

31 31 5 1,06 1,1236 57 6.44 42,7716 6,9324

32 32 4 0,06 0,0036 56 5.44 30,6916 0,3324

33 33 2 -1,94 3,7636 42 -8.56 71,5716 16,4124

34 34 6 2,06 4,2436 61 10.44 111,0916 21,7124

35 35 4 0,06 0,0036 52 1.44 2,3716 0,0924

36 36 4 0,06 0,0036 46 -4.56 19,8916 -0,2676

37 37 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

38 38 3 -0,94 0,8836 55 4.44 20,6116 -4,2676

39 39 7 3,06 9,3636 51 0.44 0,2916 1,6524

40 40 4 0,06 0,0036 49 -1.56 2,1316 -0,0876

41 41 4 0,06 0,0036 55 4.44 20,6116 0,2724

42 42 4 0,06 0,0036 58 7.44 56,8516 0,4524

43 43 3 -0,94 0,8836 53 2.44 6,4516 -2,3876

44 44 3 -0,94 0,8836 46 -4.56 19,8916 4,1924

45 45 3 -0,94 0,8836 50 -0.56 0,2116 0,4324

46 46 3 -0,94 0,8836 50 -0.56 0,2116 0,4324

47 47 5 1,06 1,1236 47 -3.56 11,9716 -3,6676

48 48 2 -1,94 3,7636 45 -5.56 29,8116 10,5924

49 49 7 3,06 9,3636 50 -0.56 0,2116 -1,4076

50 50 2 -1,94 3,7636 56 5.44 30,6916 -10,7476

Jumlah 197 I56,82 2528 1308,32 234,68

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/115/jtptiain-gdl...iii KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : M Syaifulloh

2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 1 Januari 1990

3. NIM : 073111015

4. Alamat Rumah : Ds. Pidodokulon Rt. 01 Rw. 03, Kec. Patebon

Kab. Kendal, Kode Pos 51351

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. TK Mardisunu Pidodokulon Patebon Kendal, Lulus Tahun 1995

b. SDN I Pidodokulon Patebon Kendal, Lulus Tahun 2001

c. MTs Darul Ulum Pidodokulon Patebon Kendal , Lulus Tahun 2004

d. MA Negeri Kendal, Lulus Tahun 2007

Semarang, 22 September 2011

M Syaifulloh

NIM.073111015