Upload
vuxuyen
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA
STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
SKRIPSI
oleh :
HARMONO
X 4610061
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA
STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Oleh :
HARMONO
NIM. X4610061
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Kesabaran menjadi awal dari keberhasilan dan kerja keras mewakili arti
sebuah kepuasan.
(Penulis)
Tersenyumlah karena dengan tersenyum akan membuat hidup lebih berharga
daripada materi berharga tinggi.
(Penulis)
Orang – orang yang mendapatkan ilmu hendaklah mengetahui bahwa
sesungguhnya Al-Quran adalah benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan
hati mereka tunduk kepada-Nya. (Al-Haj: 54).
Jalan yang mulus tidak akan melahirkan sopir yang andal
Langit yang terang tidak akan melahirkan pilot yang gesit
Laut yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh
Maka, jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Segenap keluarga besar SD Negeri Dari 1 Kec. Plupuh Kab. Sragen, yang
telah mengijinkan Penulis untuk melakukan penelitian.
Bapak Munanggar S.Pd ( Almh ) – Ibu Nurhayati S.Pd.SD
Doamu yang tak pernah putus dan tiada kasih sayang yang seindah dan
seabadi kasih sayangmu dan selalu membimbingku.
Hardhiyanto Raharjo, Siti Rahmawati beserta keluarga tersayang.
Mas Boy Setyawan yang telah membantu penelitian terima kasih selalu
memberi support.
Hafid Upit-ipit yang telah membantu mengetik naskah skripsi saya.
Teman-teman S1Transfer Angkatan 2010 JPOK FKIP UNS
JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah berolahraga.
Almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Harmono. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1
PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013.Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi
gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran
2012 / 2013 melalui pembelajaran menggunakan alat bantu.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013
yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data
adalah dengan observasi, tes unjuk kerja, dan dokumentasi atau arsip. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang
didasarkan pada analisis kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan hasil belajar yang
meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor dari 25 % atau 5 siswa pada
kondisi awal, mengalami peningkatan menjadi 65 % atau 8 siswa pada akhir siklus I.
Selanjutnya meningkat menjadi 80 % atau 18 siswa pada akhir siklus II. Dengan
demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Dari 1 Plupuh Sragen dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya
guling perut (straddle) menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bilah,
kardus, dan balok tumpu dan karet ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar
lompat tinggi gaya guling perut (straddle) pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan alat bantu pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD
Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Kata kunci : pembelajaran lompat tinggi dengan alat bantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1 PLUPUH
SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof . Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
5. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan semangat dalam menyusun skripsi.
6. Sri Nuryani, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang
telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Azis, S.Pd, M.Pd selaku Guru Penjasorkes SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang
telah memberikan ijin dan menjadi guru kolaborasi dalam penelitian ini.
8. Munanggar S.Pd ( Almh ) – Nurhayati S.Pd.SD tercinta yang tidak henti-
hentinya mendoakan dan mendukung saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Siswa kelas V SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas pengorbanan yang telah diberikan dengan
balasan yang lebih baik. Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ......................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................. 4
C. Tujuan penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat penelitian ................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6
1. Pembelajaran .................................................................. 6
2. Lompat Tinggi ................................................................ 12
3. Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle) ............... 17
4. Alat Bantu Pembelajaran ................................................ 21
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 24
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 27
1. Waktu penelitian ............................................................ 27
2. Tempat penelitian ........................................................... 28
B. Metode Penelitian................................................................... 28
C. Subjek Penelitian .................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 30
E. Validitas Data ......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 32
G. ProsedurPenelitian.................................................................. 32
H. Indikator Kinerja .................................................................... 34
I. Proses Penelitian .................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 37
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ..................................... 37
B. Siklus I .................................................................................. 39
C. Siklus II ................................................................................. 47
BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 55
A. Simpulan ............................................................................... 55
B. Implikasi ................................................................................ 55
C. Saran ...................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Teknik awalan lompat tinggi .................................................................... 18
2 Teknik tumpuan lompat tinggi gaya straddle .......................................... 19
3 Teknik melewati mistar lompat tinggi gaya straddle ............................... 19
4 Ilustrasi pembelajaran menggunakan bilah dan kardus ........................... 23
5 Ilustrasi pembelajaran tumpuan lompat tinggi dibantu dengan balok
tumpu .................................... ................................................................... 23
6 Ilustrasi pembelajaran melewati mistar yang diganti dengan karet dan
dimiringkan .............................................................................................. 24
7 Alur kerangka berpikir .............................................................................. 26
8 Siklus penelitian tindakan kelas ............................................................... 29
9 Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus I .............. 39
10 Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus II ............. 46
11 Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus I dan II .... 53
12 Dokumentasi Siklus I Siswa disiapkan dan berdoa ................................ 10
13 Presensi siswa dan pengarahan ................................................................ 105
14 Pemanasan 1 (Streching) .......................................................................... 105
15 Pemanasan 2 (Streching) ......................................................................... 105
16 Pembelajaran Teknik Lompat Menggunakan Alat Bantu ........................ 106
17 Siswa Melakukan Lompatan Dengan Satu Jalur ...................................... 106
18 Siswa Melakukan Lompatan Dengan Dua Jalur ...................................... 106
19 Teknik Awalan Gaya Straddle ................................................................. 107
20 Teknik Melayang Gaya Straddle .............................................................. 107
21 Teknik Pendaratan Gaya Straddle ............................................................ 107
22 Teknik Awalan Gaya Straddle ................................................................. 104
23 Teknik Melayang Gaya Straddle .............................................................. 108
24 Teknik Pendaratan Gaya Straddle ............................................................ 108
25 Dokumentasi Siklus II Siswa disiapkan, Berdoa ..................................... 110
27 Presensi Siswa, Pengarahan ..................................................................... 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
28 Pemanasan 1 (Streching) .......................................................................... 110
29 Pemanasan 2 (Streching) ......................................................................... 111
30 Alat Pembelajaran .................................................................................... 111
31 Teknik Awalan Gaya Straddle ................................................................. 111
32 Teknik Melayang Gaya Straddle ............................................................. 112
33 Teknik Pendaratan Gaya Straddle ............................................................ 112
34 Ekspresi Kegembiraan Siswa ................................................................... 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Rincian kegiatan waktudan jenis kegiatan ............................................... 27
2 Teknik pengumpulan data penelitian ....................................................... 30
3 Indikator pencapaian hasil belajar siswa lompat tinggi gaya straddle ...... 36
4 Diskripsi data awal hasil belajar lompat tinggi gaya Straddle pada siswa
kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/2013 ................... 38
5 Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Pra Siklus) ................................. 39
6 Diskripsi data akhir siklus I hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/2013 . 45
7 Deskripsi hasil belajar siklus I ................................................................. 46
8 Diskripsi data akhir siklus II hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/2013 . 52
9 Perbandingan data akhir siklus I dan akhir siklus II hasil Belajar lompat
tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh
Tahun Ajaran 2012/2013 .......................................................................... 53
10 Deskripsi hasil belajar siklus II ................................................................ 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus pembelajaran ............................................................... 61
Lampiran 2 : RPP siklus I ............................................................................. 64
Lampiran 3 : RPP siklus II ............................................................................ 79
Lampiran 4 : Hasil belajar pra siklus ............................................................ 96
Lampiran 5 : Penilaian psikomotor siklus I .................................................. 97
Lampiran 6 : Penilaian kognitif siklus I ........................................................ 98
Lampiran 7 : Penilaian afektif siklus I .......................................................... 99
Lampiran 8 : Hasil belajar siklus I ................................................................ 100
Lampiran 9 : Penilaian psikomotor siklus II ................................................. 101
Lampiran 10 : Penilaian kognitif siklus II ...................................................... 102
Lampiran 11 : Penilaian afektif siklus II ......................................................... 103
Lampiran 12 : Hasil belajar siklus II ............................................................... 104
Lampiran 13 : Dokumentasi siklus I ............................................................... 105
Lampiran 14 : Dokumentasi siklus II .............................................................. 110
Lampiran 15 : Dokumentasi surat permohonan ijin penelitian ...................... 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang
menggunakan aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga yang terpilih
dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat
menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah-sekolah memiliki
peranan yang sangat penting dalam berbagai hal diantaranya : Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman
belajar melalui aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan
untuk membina fisik, perkembangan watak, keterampilan gerak, kepribadian yang
harmonis dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat .
Pendidikan Jasmani diberikan di setiap instansi sekolah, yaitu : di Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA).
Salah satu olahraga cabang atletik yang masuk dalam silabus mata
pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Dari 1 Plupuh adalah lompat tinggi.
Di dalam lompat tinggi ada beberapa gaya yaitu salah satunya yang diajarkan di
SD Negeri Dari 1 Plupuh adalah lompat tinggi gaya straddle. dalam lompat tinggi
gaya straddle terdapat teknik dasar yang perlu dikuasai oleh siswa agar siswa
dapat melakukan lompat tinggi gaya straddle dengan baik, teknik dasar tersebut
meliputi: Teknik Awalan, Teknik Tolakan, Teknik Melewati Mistar, Teknik
Mendarat. Penguasaan serta pemahaman terhadap teknik dasar tersebut akan bisa
tercapai jika proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan baik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar-mengajar yang bersifat
klasikal akan menghadapi permasalahan yang heterogen terhadap kemampuan
siswa. Dimana kurangnya kreatifitas seorang guru pendidikan jasmani di dalam
mengemas materi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
penyebabnya. Untuk itu dituntut seorang guru pendidikan jasmani yang mampu
menguasai berbagai model atau pendekatan pembelajaran praktik, sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP, 2009: 3) salah satunya
menyebutkan bahwa “ Misi Pendidikan adalah melaksanakan pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAIKEM) “. Menurut Yoyo
Bahagia dan Adang Suherman (1997: 7) bahwa “ Memodifikasi pembelajaran
dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Memodifikasi
pembelajaran ini dapat diklasifikasikan yaitu : 1) Peralatan, 2) Penataan ruang
gerak dalam berlatih, dan 3) jumlah siswa yang terlibat. Guru dapat mengurangi
atau menambah kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi
peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalkan berat-ringannya,
tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan.
Ditinjau dari proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di
SD Negeri Dari 1 Plupuh belum terwujud pembelajaran yang PAIKEM, belum
dicoba melakukan modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang keberhasilan pembelajaran seperti pendapat di atas. Berdasarkan hasil
dari pengamatan proses pembelajaran atletik, khususnya lompat tinggi gaya
straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen belum berjalan
dengan baik, masih banyak siswa yang belum bisa melakukan lompat tinggi gaya
straddle, bahkan ada siswa yang tidak berani melakukan lompat tinggi gaya
straddle. Dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa
kelas V banyak siswa yang belum aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan
gerakan lompat tinggi gaya straddle, yaitu pada waktu melakukan lompatan atau
tumpuan, pada waktu melayang melewati mistar masih banyak siswa yang ragu-
ragu bahkan tidak berani melompat melewati mistar, pada waktu pendaratan
masih ada yang kurang benar salah satunya waktu mendarat kaki dan tangan
jatuhnya tidak bersama-sama, terkadang tangan yang lebih dulu menumpu pada
matras akan dapat mengakibatkan cidera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas
V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen, yang dilakukan guru sebagai penulis banyak
siswa yang belum berani melompat melewati mistar, diantaranya: siswa sudah
melakukan awalan dengan berlari tetapi tiba-tiba berhenti setelah berada di depan
mistar yang seharusnya melakukan tumpuan untuk melompat, siswa melakukan
awalan dengan berlari tetapi setelah sampai di depan mistar tidak melompat tetapi
masih berlari melewati bawah mistar, dan siswa menabrak mistar dengan
badannya bahkan ada siswa yang tidak mau melakukan lompat tinggi gaya
straddle, ada siswa saat pembelajaran mengobrol sama temannya, ada siswa yang
terus-menerus meminta bermain sepakbola. Pembelajaran lompat tinggi yang
dilakukan sebelumnya yaitu pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu, yaitu
dengan menggunakan alat yang sebenarnya.
Dari uraian permasalahan di atas guru pendidikan jasmani SD Negeri Dari
1 Plupuh Sragen sebagai penulis berencana mengupayakan peningkatan proses
belajar mengajar lompat tinggi gaya straddle di SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen
dengan pendekatan pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran yang
kenyataannya belum dicoba oleh guru pendidikan jasmani pada umumnya, yaitu
dengan menggunakan alat bantu mistar yang diganti dengan tali karet yang
bertujuan agar mempermudah dan meningkatkan keberanian siswa dalam
melakukan lompat tinggi gaya straddle diharapkan dengan menggunakan alat
bantu dan tali karet siswa akan lebih aktif, termotivasi dan menambah keberanian
dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle.
Berdasarkan data awal dan hasil deskripsi siswa belum menunjukkan hasil
yang baik, dari 20 siswa yang bisa hanya 5 siswa atau 25% yang mencapai batas
tuntas pada kondisi awal. Karena pemberian teknik lompat tinggi gaya straddle
yang belum baik. Metode pembelajaran yang lain yang sering diterapkan adalah
pendekatan teknik. Metode pembelajaran teknik yaitu metode pembelajaran yang
cenderung berkonsep pada penguasaan teknik. Seorang guru pendidikan jasmani
sering kali kurang memahami tentang penerapan metode yang tepat bagi anak
didiknya. Hal ini kemudian berdampak pada pencapaian hasil akhir yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memuaskan, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian
dengan judul :
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle Melalui
Penerapan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dari 1
Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.‟‟
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas. Maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :“Bagaimanakah penerapan alat bantu
pembelajaran dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat tinggi gaya straddle
pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.‟‟
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk :
„Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1
Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.”
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti setelah penelitian ini selesai
secara lebih rinci adalah :
1. Bagi Guru Penjas kelas V SD N Dari 1 Plupuh Sragen.
a. Memotivasi kreativitas disekolah dalam rangka menciptakan suasana
pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif
dan berkualitas.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan pembelajaran yang
lebih menarik dan mudah di pahami siswa.
c. Agar guru yang mengajar dapat menggunakan media pembelajaran yang
tepat dalam pembelajaran sehingga kemampuan dan hasil belajar siswa
dapat lebih maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi siswa kelas V SD N Dari 1 Plupuh Sragen.
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga
siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran yang di ajarkan.
b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran teknik dasar
lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh
Sragen.
3. Bagi Sekolah.
Sebagai bahan masukan, saran , dan informasi terhadap sekolah, instansi,
lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang
tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemperolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai
tujuan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Hakikat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,
sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan
sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa ” pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan”. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta
didik. Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas
pembelajaran adalah “Proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar” jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu
inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa ini menujukan bahwa
unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses belajar,
dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu sistem,
merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran merupakan cara interaksi antara pengajar
dan siswa dengan materi ajar yang telah disusun sebelumnya pada suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
lingkungan belajar. Jadi seorang pengajar harus menyiapkan materi, tujuan
pembelajaran yang hendak dilakukan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika
tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak
mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar
keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur
perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi
pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan
guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat
kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan
menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses
pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek
kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya
proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses
belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses
pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi
untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai
pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip
H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
hasil belajar yang optimal.
d. Pembelajaran Penjasorkes
Penjasorkes adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi ( Samsudin, 2008: 2). Menurut (Abdul Kadir Ateng,
1989: 1) Penjasorkes dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani
yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempat yang
cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan,
yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi,
agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik. Penjasorkes dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pendidikan melalui gerakan fisik. (Toho Cholik, Rusli Lutan, 2001: 2)
Penjasorkes adalah terjemahan dari physical education yang di gunakan di
Amerika. Makna dari penjasorkes adalah pendidikan mengenai fisik dan mental
seseorang.
Jadi pembelajaran penjasorkes adalah proses pembelajaran dengan sarana
jasmani melalui gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak
perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi untuk
meningkatkan kesegaran jasmani siswa serta untuk mendewasakan anak melalui
pengajaran dan pelatihan. Dan tujuan penjasorkes menurut Samsudin (2008: 3):
a) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai
dalam penjasorkes.
b) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap
sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan
agama.
c) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran penjasorkes.
d) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
e) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta
strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,
senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar
kelas (outdoor education).
f) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
g) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri
dan orang lain.
h) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai
informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
i) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
rekreatif.
Sehingga jelas bahwa tujuan penjasorkes adalah untuk meningkatkan
keterampilan gerak siswa, memperkuat karakter siswa, memelihara kebugaran dan
kesehatan jasmani serta untuk mengisi waktu luang siswa dengan hal-hal yang
positif.
2. Lompat Tinggi
a. Pengertian Lompat Tinggi
Sebelum menguraikan mengenai pengertian dan teknik lompat tinggi,
terlebih dahulu perlu diketahui bahwa : 1) lompat tinggi merupakan salah satu
nomor yang terdapat pada nomor lompat dalm cabang olahraga atletik. 2) lompat
adalah istilah yang digunakan dalam cabang olahraga atletik yaitu melakukan
tolakan dengan satu kaki. Baik dalam nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat
tinggi, maupun lompat tinggi galah (Aib Syarifudin, 1992). Menurut Yusuf Adi
Sasmita (1992: 79) lompat tinggi adalah salah satu nomor lompat dalam cabang
olahraga atletik, dalam lompat tinggi seorang pelompat akan berusaha melompat
keatas dengan bertumpu pada satu kaki dengan sekuat-kuatnya, agar ia dapat
melewati mistar dan mendarat pada bak lompat atau matras.
Bisa dikatakan pengertian lompat tinggi adalah salah satu nomor dalam
cabang olahraga atletik, melakukan tumpuan dengan satu kaki yang bertujuan
untuk melompat setinggi-tingginya agar dapat melewati rintangan(mistar) yang
dipasang setinggi-tingginya.
b. Gaya Lompat Tinggi
Pada lompat tinggi diperlukan teknik lompatan yang paling efektif dan
efisien. Teknik lompatan ini sering disebut dengan ”gaya lompatan”. Dalam
lompat tinggi dikenal beberapa gaya lompatan. Menurut Aip Syarifudin&Muhadi
(1992 : 76) Gaya-gaya lompat tinggi tersebut adalah :
a. Gaya kangkang atau langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Gaya gunting
c. Gaya eastern cut off
d. Gaya guling perut (straddle)
e. Gaya guling sisi (western roll)
f. Gaya membelakangi (flop).
Secara umum gaya-gaya tersebut sudah dipakai oleh atlet pada saat
perlombaan, dan juga sudah diperkenalkan saat proses pembelajaran di sekolah.
c. Teknik Lompat Tinggi
Teknik lompat tinggi yang harus dipahami dan dikuasai oleh pelompat,
menurut Aip Syarifudin&Muhadi (1991: 78)adalah :
1) Awalan atau ancang-ancang
Cara melakukan awalan untuk lompat tinggi agak berbeda dengan awalan
untuk melompat jauh. Pengambilan awalan pada lompat tinggi biasanya
dengan mempergunakan langkah, misalnya 3 langkah, 5 langkah, 7
langkah dan seterusnya sesuai dengan ketinggian mistar yang akan
dilompati. Kecepatan awal dalam lompat tinggi biasanya dilakukan dengan
berangsu-angsur, artinya mulai dari pelan makin lama makin cepat.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa 3 langkah yang terakhir
akan melakukan tolakan harus panjang dan cepat, serta badan agak
direndahkan dan agak dikendangkan atau dicondongkan di belakang.
2) Tolakan atau tumpuan
Tolakan adalah perpindahan gerakan dari kecepatan horisontal kearah
vertikal yang harus dapat dengan cepat dilakukan, tepat dan kuat agar
dapat mengangkat tubuh keatas.
Pada waktu akan melakukan tolakan, si pelompat pada tiga langkah yang
terakhir harus sudah dapat mempersiapkan dirinya untuk melakukan
tolakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Melakukan tolakan dimulai dari tumit, terus menggelundung ke telapak
kaki, dan berakhir pada ujung kaki yang harus dilakukan secara cepat dan
kuat, dibantu dengan ayunan kaki belakang, kedua lengan, gerakan badan
dan kepala.
3) Sikap badan diatas mistar
Setelah kaki menumpu ayunkan kaki yang belakang untuk melewati
mistar. Setelah melewati di atas mistar segera badan dibalikkan telungkup
di atas mistar usahakan pinggul sedikit lebih tinggi dari pada pundak,
kepala tundukkan ke bawah mistar, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan
berada di belakang punggung atau rapat dengan perut. Kaki tolak atau
tumpu, dengan lutut ditekuk kesamping atas agak ke belakang.
4) Sikap mendarat
Sikap mendarat atau sikap jatuh pada lompat tinggi sebenarnya sudah
tidak lagi menjadi unsur yang menentukan dalam menentukan
keberhasilan lompatan. Karena tugas si pelompat itu selesai pada saat si
pelompat dapat melewati mistar. Namun untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yaitu dengan cara mengusahakan kaki ayun dan tangan yang
dekat dengan kaki ayun bersama-sama mendarat, dengan badan mengeper
terus berguling kedepan pada bahu.
Untuk menentukan keberhasilan pelompat untuk dapat melewati mistar
tergantung dari teknik diatas. Karena teknik lompat tinggi merupakan suatu suatu
gerakan yang kompleks dan tidak terputus-putus. Jika seorang pelompat
mempunyai teknik lompat tinggi yang bagus maka pelompat tersebut akan dapat
melewati mistar dengan mudah saat ketinggian tertentu.
d. Lompat Tinggi Perlombaan
Menurut peraturan lomba atletik-IAAF (International Association of
Athletics Federation), ketentuan-ketentuan dalam perlombaan atletik adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Sarana dan prasarana lompat tinggi
a) Jalur awalan 15-25 m, dengan kemiringan maksimum tidak boleh
melebihi 1;250 searah jari-jari setengah lingkaran yang berpusat
ditengah-tengah antara kedua tiang.
b) Lapangan merupakan busa atau matras yang memenuhi standar
keamanan bagi atlet Ukuran lapangan yang disarankan adalah tidak
kurang dari panjang 6 m x lebar 4 m x tinggi 0.7 m.
c) Tiang mistar setinggi minimal 10 cm di atas ketinggian mistar yang
sesungguhnya. Jarak antar tiang tidak boleh kurang dari 4 m dan tidak
boleh lebih dari 4.04 m.
d) Penyangga mistar berbentuk persegi panjang, dengan panjang 6 cm,
dan lebar 4 cm.
e) Mistar terbuat dari fiber glass,dengan panjang 3.98 - 4.02 m, diameter
30 mm. jika dipasang lengkungan ke bawahnya maksimal 2 cm.
b. Aturan Perlombaan
a) Sebelum perlombaan dimulai, ketua judge mengumumkan kepada atlet
ketinggian awal, dan ketinggian berikutnya pada akhir setiap giliran
hingga hanya tersisa seorang atlet yang memenangkan perlombaan.
b) Seorang atlet boleh melompat pada ketinggian yang dinginkannya.
c) Tiga kegagalan beruntun tanpa memperhatikan pada ketinggian mana
kegagalan itu terjadi, menyebabkan pelompat tidak bisa melompat
pada ketinggian selanjutnya, kecuali dalam kasus hasil sama bagi
kedudukan pertama.
d) Atlet harus melompat dengan satu kaki.
e) Lompatan atlet gagal apabila :
(1) Setalah lompatan, mistar tidak berada pada penyangganya karena
gerakan atlet saat melompat, atau
(2) Atlet menyentuh tanah termasuk daerah pendaratan setelah bidang
vertikal yang melalui sisi terdekat mistar baik diantara tiang
ataupun diluarnya dengan bagian tubunya, tanpa melewati mistar
terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
f) Pengukuran dalam centimeter bulat dilakukan tegak lurus dari tanah
hingga bagian terendah sisi atas mistar.
e. Pembelajaran Gerakan Lompat Tinggi
Pembelajaran lompat tinggi menurut Djumidar (2004 :85) :
a. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran lompat tinggi terdiri dari :
a) Mengenal tumpuan dengan atau tanpa alat
b) Mengenal berputar dengan atau tanpa alat
c) Mengenal lompatan dengan atau tanpa alat
d) Mengenal mendarat dengan menggunakan alat dan tanpa alat
khususnya untuk lompat tinggi gaya straddle.
e) Lompat melewati mistar
b. Tujuan Pembelajaran menurut Djumidar (2004 :85) :
Tujuan pembelajaran lompat tinggi adalah untuk meningkatkan
kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti :
a) Meningkatkan kekuatan
b) Meningkatkan kecepatan
c) Meningkatkan kelentukan
d) Meningkatkan daya tahan
e) Meningkatkan kelincahan
f) Meningkatkan keterampilan anak
Setelah siswa tersebut mempunyai kemampuan fisik, mereka diharapkan
mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang tinggi. Dengan memiliki tingkat
kesegaran jasmani yang tinggi, diharapkan tubuhnya akan mempunyai kekebalan
terhadap suatu penyakit. Disamping meningkatkan kemampuan fisik, gerakan
tersebut juga akan mempengruhi perkembangan psikis, seperti:
a) Meningkatkan rasa percaya diri
b) Meningkatkan rasa keberanian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c) Meningkatkan rasa kebersamaan
d) Meningkatkan disiplin diri
c. Sarana dan prasarana pembelajaran lompat tinggi :
a) Bilah
b) Kardus
c) Matras ukuran 90 cm x 210 cm x tebal 6-8 cm
d) Karet
e) Mistar
f) Tiang penyangga mistar
g) Bangku swedia
h) Kun atau corong
3. Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle)
a. Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi adalah suatu gerakan yang diawali dengan lari, menolak,
melayang unuk melewati mistar dan mendarat. Berkaitan dengan lompat tinggi
Aip Syarifudin (1992: 106) menyatakan : ”lompat tinggi adalah suatu bentuk
gerakan melompat keatas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi
mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendatar) yang dilakukan dengan cepat dan
dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu
ketinggian tertentu”. Menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 85) ”lompat
tinggi adalah suatu rangkaian gerakan untuk mengangkat tubuh keatas dengan
melalui proses lari, menumpu, melayang dan mendarat.
Berdasarkan pengertian lompat tinggi yang dikemukakan dua ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, lompat tinggi merupakan suatu gerakan yang
diawali dengan lari, menumpu atau menolak dengan menggunakan salah satu kaki
setinggi-tungginya untuk melewati mistar yang telah dipasang penompang tiang
lompat dengan gaya tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Salah satu gaya lompat tinggi yang populer dan masih diajarkan di sekolah
adalah lompat tinggi gaya straddle atau guling perut atau western roll. Lompat
tinggi gaya straddle pertama kali diperkenalkan oleh Jim Stewart pada tahun 1930
di Amerika Serikat.
b. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle
Adapun pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut
(Straddle) menurut wikipedia.org cara pembelajarannya sebagai berikut :
1) Awalan
Pelompat mengambil awalan dari samping mistar membentuk sudut 280-30
0
derajat dengan menggunakan antara 3, 5, 7, 9 langkah tergantung ketinggian
yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil. Kecepatan awalan
dilakukan secara berangsur-angsur. Artinya mulai dari pelan makin lama
makin cepat.
Gambar 1.Teknik Awalan Lompat Tinggi
2) Tumpuan
Tumpuan adalah perpindahan gerakan dari gerakan horisontal kearah vertical
yang dilakukan secara cepat. Pelompat menumpu pada terkuat, langkah
terakhir agak lebar dengan sikap badan agak mengadah, disertai dengan
gerakan ayunan keatas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2. Teknik Tumpuan Lompat Tinggi Gaya Straddle
3) Melewati mistar
Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap
badan diatas mistar telungkup. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi
kepala menunduk.
Gambar 3. Teknik Melewati Mistar Lompat Tinggi Gaya Straddle
4) Pendaratan
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan
tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu
menyusur punggung, tangan dan berakhir pada bahu.
Keempat teknik tersebut harus diajarkan secara benar agar terbentuk suatu
teknik lompat tinggi gaya guling perut (straddle) yang efektif dan efisien,
sehingga siswa tidak perlu menggunakan tenaga yang terlalu besar untuk
melakukan gerakan teknik lompat tinggi pada ketinggian tertentu.
c. Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Straddle
Pembelajaran lompat tinggi menurut Djumidar (2004 :85) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran lompat tinggi terdiri dari :
a) Mengenal tumpuan dengan atau tanpa alat
b) Mengenal berputar dengan atau tanpa alat
c) Mengenal lompatan dengan atau tanpa alat
d) Mengenal mendarat dengan menggunakan alat dan tanpa alat
khususnya untuk lompat tinggi gaya straddle.
e) Lompat melewati mistar
2) Tujuan Pembelajaran menurut Djumidar (2004 :85) :
Tujuan pembelajaran lompat tinggi adalah untuk meningkatkan
kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti :
a) Meningkatkan kekuatan
b) Meningkatkan kecepatan
c) Meningkatkan kelentukan
d) Meningkatkan daya tahan
e) Meningkatkan kelincahan
f) Meningkatkan keterampilan anak
Jadi selain mengajarkan siswa teknik dasar lompat tinggi gaya straddle
dengan benar, siswa juga dapat meningkatkan keterampilan gerak dasarnya yang
akan berpengaruh pula ke mental siswa.
Menurut Yusuf Adi Sasmita (1992: 82) ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle, antara
lain :
Hal-hal yang harus dihindari :
1) Memperpendek langkah akhir
2) Condong badan ke depan
3) Kaki ayun tidak diangkat dengan sempurna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Kaki tolak bengkok pada saat menilah
5) Kaki tolak naik tanpa dibengkokkan
6) Badan di atas mistar miring ke belakang
7) Memutar badan ke samping kanan
8) Kurang memutar pinggang waktu di atas mistar
Hal-hal yang harus diutamakan :
1) Rendahkan titik berat badan saat langkah terakhir
2) Menolak dan mengangkat ke atas dengan gerakan tangan yang betul
3) Tendangkan kaki ayun setinggi-tingginya ke arah mistar
4) Luruskan kaki ayun pada saat melewati kaki tolak
5) Angkat kaki tolak bengkok ke arah bahu
6) Turunkan kepala dan bahu
7) Turunkan kaki ayun disebelah lain dari mistar
8) Buka ke arah luar dengan kaki tolak
Oleh sebab itu guru harus jeli melihat dan mengoreksi setiap gerakan
siswa agar kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dapat diminimalkan atau
dihilangkan dan diganti dengan gerakan-gerakan yang harus dilakukan melalui
penekanan-penekanan tertentu.
4. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Menurut Wikipedia.org alat adalah benda yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan kita sehari-hari, sedangkan alat bantu pembelajaran
merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam penyampaikan materi
pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi
untuk membantu dan mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan
pengajaran. Acapkali kata media pendidikan digunakan secara begantian dengan
istilah alat bantu atau media komunikasiseperti yang dikemukakan Hamalik
(1986) yang dikutip oleh Azhar Arsyad(2002: 4) bahwa hubungan komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu
yang disebut media komunikasi.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan
lain, alat bantu ini adalah benda untuk mempermudah pemahaman terhadap materi
pembelajaran dan membantu mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan
pengajaran.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara
terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membatu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain
7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan
Seperti diuraikan di atas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang
diterima melalui indera.
b. Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Straddle Menggunakan Alat Bantu
Pembelajaran
1) Pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan bilah dan kardus
Pembelajaran menggunakan bilah dan kardus merupakan bentuk
belajar lompat tinggi yang pelaksanaannya bertujuan untuk belajar awalan.
Untuk lompat tinggi sendiri pada saat awalan menggunakan kaki jinjit yang
bertujuan untuk menaikkan titik pusat berat badan yang semula dari kaki
menjadi ke pinggang. Dengan menaiknya titik pusat berat badan, maka berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
badan tubuh akan lebih ringan saat melompat, melakukan gaya di atas mistar.
Sehingga secara langsung mengajarkan siswa melakukan awalan. Salah satu
kegiatan yang dilakukan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4. Ilustrasi pembelajaran menggunakan bilah dan kardus
(Djumidar, 2004: 42)
2) Pembelajaran lompat tinggi menggunakan kardus dan balok tumpu
Pembelajaran menggunakan alat bantu balok tumpu berfungsi untuk
merangsang siswa untuk dapat melakukan tumpuan saat mendekati mistar
dan matras. Karena kebanyakan siswa hanya melakukan lompatan tanpa
tumpuan yang baik, sehingga tinggi lompatan yang dihasilkan saat melompat
kurang maksimal dan siswa tidak bisa melewati mistar. Untuk pembelajaran
ini balok tumpu digunakan saat awalan dengan 3, 5, 7 langkah bukan saat
gerakan keseluruhan. Sedangkan untuk menghilangkan rasa takut siswa
terhadap mistar, guru dapat menggantinya dengan karet. Salah satu kegiatan
yang akan dilakukan dan mengarah ke pembelajaran tumpuan seperti dalam
gambar di bawah ini:
Gambar 5. Ilustrasi pembelajaran tumpuan lompat tinggi dibantu dengan balok
tumpu (Djumidar, 2004: 93)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Pembelajaran lompat tinggi menggunakan karet
Pembelajaran lompat tinggi dengan mengganti mistar asli dengan
menggunakan karet bertujuan mengurangi rasa takut dan memunculkan
keberanian siswa untuk melewati halangan. Karena khususnya siswi putri
ketakutan apabila disuruh melompat dari ketinggian. Belum lagi apabila
menggunakan mistar asli mereka merasa lebih takut bila mereka sudah
berpikiran akan sakit bila berbenturan dengan mistar. Jadi untuk
menghilangkan kesan awal yang menakutkan, maka mistar dibuat miring dan
diganti dengan karet, karena siswi putri sudah terbiasa dengan benda itu dan
sudah menjadi alat bermainnya. Dan salah satu kegiatan yang akan diajarkan
dalam pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut (straddle) adalah sebagai
berikut :
Gambar 6. Ilustrasi pembelajaran melewati mistar yang diganti dengan karet dan
dimiringkan
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai
dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran penjasorkes khususnya pada metode atau cara guru menyampaikan
materi pelajaran yang kurang kreatif dan inovatif. Sering kali materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa karena mereka bosan
mendengarkan penjelasan yang dilakukan oleh guru khususnya dalam
pembelajaran praktik teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle).
Sehingga siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh
guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan
demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Penggunaan alat nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung
oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan
belajar. Metode nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan
alat bantu pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan
seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui penggunaan alat bantu tersebut.
Penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan tiap
siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis
besar alat bantu yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu gawang, bilah,
kardus, balok tumpu dan karet yang digunakan untuk pembelajaran teknik dasar
lompat tinggi gaya guling perut (straddle). Secara lebih rinci jenis-jenis alat
tersebut dijabarkan dalam RPP disetiap pertemuan.
Pemanfaatan alat bantu sederhana sebagai sarana membantu guru dalam
menjelaskan teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) pada siswa.
Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan, dan
memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lompat tinggi gaya
guling perut (straddle) dengan tujuan siswa dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan diharapkan dengan peran aktif siswa hasil belajar lompat tinggi
gaya guling perut (straddle) meningkat pula.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 7. Alur Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:
“Penggunaan alat bantu pembelajaran (gawang, bilah, kardus, balok tumpu
dan karet) penjasorkes dapat membantu meningkatkan kemampuan hasil belajar
lompat tinggi gaya guling perut (straddle) siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh
Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Kondisi awal
awal
Guru kurang kreatif dan
inovatif dalam proses
pembelajaran penjasorkes.
a. Siswa kurang tertarik dan cepat
bosan dengan pelajaran
penjasorkes.
b. Tingkat kesegaran jasmani
rendah.
c. Dan yang paling utama hasil
belajar lompat tinggi gaya guling
perut (straddle) rendah.
Tindakan Menerapkan metode
pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu
pembelajaran.
SiklusI: guru dan peneliti
menyusun bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan dasar
lompat tinggi gaya guling perut
(straddle), melalui pembelajaaran
dengan alat bantu (gawang, bilah,
kardus, balok tumpu dan karet).
Siklus II : upaya perbaikan dari
siklus I sehingga meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan dasar
lompat tinggi gaya guling perut
(straddle), melalui pendekatan
metode pembelajaran dengan alat
bantu (gawang, bilah, kardus, balok
tumpu dan karet).
Kondisi akhir
Melalui penggunaan alat
bantu (gawang, bilah, kardus,
balok tumpu dan karet) dapat
meningkatkan kesegaran
jasmani siswa (siswa lebih
bersemangat dan prestasi
belajar meningkat) serta
partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Agustus
2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
Kegiatan Penelitian Bulan
Agst Sept Okt Nop Des Jan
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah
dan guru Penjasorkes
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran dan merancang tindakan
c. Menyusun proposal penelitian
d. Menyiapakan perangkat pembelajaran dan
instrumen penelitian
e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
b. Siklus II
- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. analisis data
b. menyusun laporan skripsi
c. ujian dan revisi
d. penggandaan dan pengumpulan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD Negeri Dari 1 Plupuh
Sragen.
B. Metode Penelitian
Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan.
Namun, model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru di
kelas adalah penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia.
Menurut Agus Kristiyanto (2010:53) menyatakan “ Siklus adalah sebuah satuan
mekanisme sadar yang dilakukan peneliti (bersama kolaborator) dalam rangka
untuk merubah keadaan secara rasional dan terencana”.
Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen, yaitu:
1) Rencana (Planning)
Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran,
perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.
2) Tindakan (Action)
Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana
tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan
atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar
siswa yang diinginkan.
3) Pengamatan (Observation)
Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan
yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau
tidak.
4) Refleksi (Reflection)
Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam
tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil
refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang
telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan
dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.
Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan kelas (PTK)
terlihat pada gambar:
Gambar 8. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Agus Kristiyanto, 2010)
Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Orientasi
Perencanaan Berikut
Perbaikan Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan
Dilanjutkan Ke
Siklus Berikut?
Pelaksanaan
Tindakan
Orientasi
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 20 siswa, terdiri
dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui; Tes
Praktek, Observasi Lapangan, dan Dokumentasi. Secara terperinci teknik
pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil kemampuan teknik
dasar lompat tinggi gaya
straddle
Test praktek/hasil
tes selama
mengajar
Tes penguasaan
teknik dasar lompat
tinggi gaya straddle
2 Siswa Kemampuan melakukan
gerakan teknik dasar
lompat tinggi gaya
straddle
Praktik dan unjuk
kerja praktek
Pedoman Observasi
3 Siswa Aktivitas siswa selama
pembelajaran
berlangsung
Observasi dan
Dokumentasi
Pedoman observasi
dan menggunakan
perekam gambar
atau photo.
Menurut Agus Kristiyanto (2010:18) berpendapat bahwa
karakteristik PTK dalam pendidikan jasmani meliputi:
“(1) PTK merupakan penelitian praktis (practical inquiri) yang bertujuan
untuk memperbaiki situasi praktis secara “langsung-di sini-sekarang”.
Perbaikan dilakukan dalam setting alami dan riil terjadi di lapangan; (2) PTK
merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif. Pihak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
berkolaborasi adalah pihak-pihak yang secara riil menjadi komponen inti
dalam praktek pembelajaran sesuai masalah yang diteliti; (3) PTK merupakan
penelitian yang berbentuk self-moni-toring dengan penajaman kemampuan
merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan
diobservasi”.
Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
sebagai berikut :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di lokasi
penelitian mengenai proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle di SD
Negeri Dari 1 Plupuh Sragen.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, refrensi dan
literature, serta arsip yang ada pada SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil pengukuran kemampuan penguasaaan lompat tinggi gaya straddle pada
siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan
pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari
berbagai sumber, diantaranya :
1. Siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen.
2. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran.
3. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku referensi mengajar.
E. Validitas Data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu:
1. Trianggulasi data
2. Trianggulasi sumber
3. Trianggulasi metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Validitas data PTK ini menggunakan:
1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informan atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-
pihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid)
3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda
agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang
akurat mengenai subyek.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan lompat tinggi: dengan menganalisis nilai rata-rata tes
lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah
ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat tinggi: dengan
menganalisis rangkaian gerakan lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja lompat tinggi gaya straddle. Menurut Iskandar, (2009: 131) yang
menyatakan bahwa, “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran”.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan
tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainnya) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi-evaluatif atas
kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan
rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus
berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau
kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi
gaya straddle diterapkan di sekolah dengan bantuan observer.
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang
terdiri atas :
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil test keterampilan dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
lompat tinggi gaya straddle. Serta hasil tes ketangkasan teknik dasar lompat
tinggi gaya straddle siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari
mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian.
H. Indikator Kinerja
Melalui pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran diharapkan penguasaan teknik dasar lompat
tinggi gaya straddle siswa meningkat menjadi lebih baik dibandingkan
sebelumnya. Kemampuan yang diharapkan adalah siswa menguasai teknik lompat
tinggi gaya straddle
Dan dalam penelitian ini ditentukan indikator keberhasilan yaitu apabila
pada siklus pertama mencapai 65% dan pada siklus kedua mencapai 80% dari
jumlah siswa (20 siswa) dapat memperoleh nilai penguasaan lompat tinggi gaya
straddle atas sama atau lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai
70.
I. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
keterampilan teknik dasar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD
Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013. Setiap tindakan upaya
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri
dari :
1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lompat tinggi gaya straddle
2) Menyusun instrument tes keterampilan lompat tinggi gaya straddle
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyiapkan lembar tes
6) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
7) Menyiapkan tempat penelitian
8) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
9) Sosialisasi kepada subjek
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap
observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-
langkah kegiatan adalah:
1) Peneliti menyusun bentuk gerakan dengan alat bantu pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
2) Peneliti membuat media yang diperlukan dalam pembelajaran lompat tinggi
khususnya pada gaya straddle yaitu meliputi pembelajaran melompati mistar
yang dimodifikasi. Media yang digunakan yaitu tali karet.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan bermain dan
dengan alat bantu pembelajaran yang diterapkan terhadap proses pembelajaran
teknik dasar lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang
perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan
tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa Lompat Tinggi Gaya Straddle
Aspek yang diukur Prosentase target capaian
Cara mengukur Siklus 1 Siklus 2
Kemampuan siswa
dalam melakukan
teknik lompat tinggi
gaya straddle
65%
80%
Diamati saat proses
belajar mengajar dengan
menggunakan lembar
observasi peneliti
Ketuntasan hasil
belajar (hasil tes
penguasaan teknik
dasar lompat tinggi
gaya straddle)
65%
80%
Diukur melalui tes
kemampuan penguasaan
teknik dasar lompat
tinggi gaya straddle,
dilihat melalui grafik
peningkatan penguasaan
teknik dasar lompat
tinggi gaya straddle
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle sesuai dengan
silabus mata pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah
pembelajaran berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan
bermain dan alat bantu pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle.
Dari itu bisa dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013,
yang mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 20 siswa,
yang terdiri atas 12 siswa putra dan 8 siswa putri. Dilihat dari proses
pembelajaran atletik khususnya materi lompat tinggi gaya straddle, dapat
dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
2. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle, sebab guru kurang kreatif dalam mengajar lompat tinggi
gaya straddle.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung sulit diatur saat materi lompat tinggi gaya straddle berlangsung.
Saat mengikuti materi lompat tinggi gaya straddle, siswa menunjukkan sikap
seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan
pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada
yang bermain sendiri dengan temannya.
4. Guru kesulitan menemukan contoh atau model pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle yang baik dan benar. Seringkali contoh yang disampaikan oleh
guru melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara
baik, sebab siswa kurang dapat melihat kondisi gerakan lompat tinggi gaya
staddle yang diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa
atau contoh gerakan kurang dapat dipahami oleh siswa.
5. Guru kurang bisa dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle. Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa
tertarik dan senang mengikuti materi lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
6. Guru sedikit kesulitan menemukan pendekatan pembelajaran yang baik
kepada siswa. pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan
motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya
kemampuan lompat tinggi gaya straddle.
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi awal keadaan kelas pada materi lompat tinggi gaya straddle pada siswa
kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013. Adapun
diskripsi data yang diambil adalah hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siswa
kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Kondisi awal hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas
V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012 / 2013 sebelum diberikan
tindakan model pembelajaran melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Data Awal Hasil Belajar Lompat tinggi gaya straddle Pada
Siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas - 0%
75 – 79 Baik Tuntas 1 8,3%
70 – 74 Cukup Tuntas 4 16,7%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 1 10%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 14 65%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil
belajar yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 25 % siswa.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing -
masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 9. Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus I
Untuk hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Pra Siklus)
Aspek yang
diukur
Kondisi awal
Cara mengukur Jumlah siswa
yang lulus
Persentase
kelulusan
Kognitif, afektif
dan psikomotor
5 Siswa
25 %
Pada saat proses
pembelajaran dan
tes atau ujian
Maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran materi lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri
Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012 / 2013, melalui pembelajaran menggunakan
alat bantu. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing
masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
B. SIKLUS I
1. Pertemuan I
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan I pada tanggal, 19 Oktober
2012, sebagai berikut:
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%p
ers
en
tase
kelu
lus
an
jumlah siswa yang lulus
Kemampuan siswa dalammelakukan rangkaian gerakanlompat tinggi gaya straddle
Hasil keterampilan gerakanlompat tinggi gaya straddle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran menggunakan
alat bantu untuk lompat tinggi gaya straddle.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dikemas dalam sebuah permainan sederhana yaitu Hitam
dan Hijau. Caranya siswa dibagi menjadi dua kelompok tim hitam dan
tim hijau, di buat satu baris setiap tim dan di hadapkan saling
membelakangi, guru sebagai pengatur permainan, bila guru bilang
hitam, tim hijau mengejar tim hitam dengan melompat dan tim hitam
melompat ke depan lurus agar tidak tertangkap,bila tim hitam sampai
batas belum tertangkap maka tim hijau menggendong tim hitam dari
batas menuju ke posisi awal tetapi apabila tim hitam tertangkap maka
tim hitam yang menggendong, apabila guru bilang hijau maka tim
hitam yang mengejar.
2) Inti Pelajaran
a) Memberi panjelasan materi yang akan diberikan.
b) Siswa melakukan gerak dan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.
Siswa di bagi menjadi 2 regu. Siswa lari melewati beberapa kardus
yang sudah disusun kemudian kembali lewat sebelah kiri bilah dan
kembali ke barisan dan menempati tempat yang paling belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c) siswa di bagi dua sab dengan jarak masing-masing 2 rentang lengan.
siswa melakukan gerakan awalan berlari dan melakukan tolakan dan
melompat melewati tali karet yang telah disiapkan guru.
d) Siswa melakukan latihan melompat melewati tali karet dan mendarat
tanpa awalan, tali dibuat rendah.
e) Siswa mencoba melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya
straddle dengan mistar yang di ganti dengan tali karet.
Setelah melakukan teknik-teknik lompat tinggi melalui pembelajaran
menggunakan alat bantu, kemudian siswa melakukan rangkaian
gerakan secara keseluruhan dengan mistar yang sesungguhnya. Siswa
melakukan sesuai urutan absen
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Siswa duduk bersap,rapat,dan saling memijat,laki-laki dan perempuan
di pisah.
c) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Siswa terlihat senang dengan pembelajaran melalui pembelajaran
menggunakan alat bantu yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang
begitu semangat dan antusias saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias
melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari
pemanasan yang mereka lakukan biasanya.
b) Inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pada saat pembelajaran siswa tampak senang dengan penyajian materi
melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran
berlangsung dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran
menanyakan gerakan apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih
sedikit malu terutama siswa perempuan tetapi setelah gerakan ini
dilakukan bergantian menurut absen, siswa tampak antusias dan malah
saling berebut untuk menunjukkan kemampuan mereka. Pada
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle melalui pembelajaran
menggunakan alat bantu, dilakukan secara keseluruhan siswa tampak
senang karena gerakan yang dilakukan ini cukup membuat siswa
merasa tertantang dan berani.
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Pembelajaran melalui pendekatan bermain menggunakan alat bantu dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan mengulangi lagi pelajaran tersebut.
Pendekatan menggunakan alat bantu lebih menantang siswa untuk belajar
melakukan gerakan lompat tinggi, karena model pembelajarannya bersifat
kompetisi dan bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran dan merasa ada tantangan tersendiri untuk mengikuti
pembelajaran.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan pembelajaran,
sebaiknya peneliti memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa
pujian seperti: bagus, baik sekali, tepat sekali, bagus sekali, dan lain
sebagainya.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a) Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan
pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara
bermain dengan benar dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.
Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi yang
berorientasi pada pembelajaran menggunakan alat bantu.
2. Pertemuan II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakan pada siklus I pertemuan II tanggal, 27 Oktober 2012 yang juga akan
dilakukan penilaian adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran
dengan menggunakan alat bantu yang pada pertemuan pertama kurang
berhasil dibuat lebih menarik lagi.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian
lompat tinggi gaya straddle.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
b) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu menjala ikan.
Ditunjuk 2 siswa sebagai jaring yang lain sebagai ikan.
Siswa yang berperan sebagai jaring bergandengan tangan mengejar
ikan, sedangkan siswa yang menjadi ikan berlari menyelamatkan diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dari jaring tetapi tidak boleh keluar dari lapangan yang sudah
ditentukan. Ikan yang terkena jaring akan bergabung menjadi regu
penjaring ikan. Jaring terus menangkap ikan sampai ikan habis dan
menjadi jaring semua.
2) Inti Pelajaran
a) Memberi panjelasan materi yang akan diberikan.
b) Siswa melakukan gerak dan teknik dasar lompat.
c) Siswa di bagi menjadi 2 regu
Siswa lari melewati beberapa kardus yang sudah disusun kemudian
kembali lewat sebelah kiri dan berlari zig - zag melewati bendera dan
kembali ke barisan dan menempati tempat yang paling belakang.
d) Siswa di bagi dua sab dengan jarak masing-masing 2 rentang lengan
Siswa melakukan latihan melompat melewati tali karet dengan gaya
straddle tanpa menggunakan awalan, tali dibuat rendah.
e) Siswa mencoba melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya
straddle dengan mistar yang di ganti dengan tali karet.
f) Siswa melakukan rangkaian lompat tinggi gaya straddle, dengan
mistar yang sebenarnya.
Setelah melakukan teknik-teknik lompat tinggi dengan pembelajaran
menggunakan alat bantu, kemudian siswa melakukan rangkaian
gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan rangkaian gerakan
lompat tinggi gaya straddle sesuai daftar urut absen dan di ambil hasil
belajar yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai bahan evaluasi pada
siklus I.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan.
a) Siswa di kumpulkan membentuk lingkaran.
Melakukan pendinginan dengan cara melemaskan semua anggota
badan yang di pimpin oleh guru dan di ikuti oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih kurang.
c) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada dasarnya pembelajaran menggunakan alat bantu cukup memberikan
gairah dan semangat baru pada pembelajaran lompat tinggi, hal ini dapat diamati dari
sikap siswa yang tak kenal menyerah pada saat melakukan tes dan selalu ingin
mengulangi gerakan lompatan ketika hasilnya belum memenuhi target yang
diharapkan. Masih ada kesempatan pada siklus II dengan harapan hasilnya akan lebih
baik.
Tabel 6. Deskripsi Data Akhir Siklus I Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya
Straddle Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran
2012 / 2013.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas 4 41,7%
75 – 79 Baik Tuntas 3 13,3%
70 – 74 Cukup Tuntas 1 10%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 20%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 6 15%
Jumlah 20 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 10. Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle II
Tabel 7. Deskripsi Hasil Belajar Siklus 1
Aspek yang
diukur
Kondisi Siklus 1
Cara mengukur Jumlah siswa
yang lulus
Persentase
kelulusan
Kognitif, afektif
dan psikomotor
8 Siswa
65 %
Pada saat proses
pembelajaran dan
tes atau ujian
d. Analisis dan Refleksi
Dari tabel pencapaian hasil di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa lompat tinggi gaya straddle meningkat sesuai target capaian yang
dicantumkan pada proposal. Meskipun demikian, masih perlu peningkatan pada
metode yang diterapkan. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada
pertemuan kali ini adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Berdasarkan pada kondisi awal, siswa menunjukkan hasil belajar lompat
tinggi gaya straddle yang cukup bagus dengan persentase siswa yang
tuntas 65% dan siswa yang belum tuntas 25%.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
a) Kendala demi kendala bisa diatasi sedikit demi sedikit meskipun masih
perlu peningkatan dan pengembangan.
0%10%20%30%40%50%60%70%
pers
en
tase k
elu
lusan
jumlah siswa yang lulus
Kemampuan siswa dalammelakukan rangkaian gerakanlompat tinggi gaya straddle
Hasil keterampilan lompattinggi gaya straddle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b) Demi tercapainya hasil yang maksimal pendekatan internal pada setiap
individu siswa masih sangat berperan terhadap semangat siswa.
3) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus satu, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah:
a) Mempersiapkan siswa secara fisik dengan menghimbau siswa supaya
tidak melakukan gerakan yang menguras tenaga sebelum latihan,
misalnya bermain kejar-kejaran dengan temannya dan bercanda sendiri.
b) Melakukan pendekatan internal lebih intensif pada siswa yang dirasa
masih kurang berhasil.
C. SIKLUS II
1. Pertemuan I
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus pertama, maka
perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan I tanggal 2 November 2012 adalah
sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya.
Pembelajaran menggunakan alat bantu yang pada pertemuan sebelumnya
kurang berhasil dibuat lebih menarik lagi.
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dikemas dalam sebuah permainan sederhana yaitu gajah
duduk atau bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Ditunjuk 1 siswa sebagai penjaga.Siswa yang jaga mengejar siswa lain,
siswa yang tertangkap atau tersentuh bergantian menjadi penjaga,
siswa yang dikejar dapat berlindung dengan cara jongkok siswa yang
berdiri boleh membangunkan siswa yang jongkok dengan cara
menyentuhnya. Penjaga hanya boleh menangkap siswa yang berdiri.
2) Inti Pelajaran
a) Memberi panjelasan materi yang akan diberikan.
b) Siswa melakukan gerak dan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.
Siswa di bagi menjadi 2 regu, Siswa lari melewati beberapa tali karet
yang sudah disusun kemudian kembali lewat sebelah kiri dan
melakukan tos dengan temannya dan kembali ke barisan dan
menempati tempat yang paling belakang.
c) siswa di bagi dua sab dengan jarak masing-masing 2 rentang
lengan.Siswa melakukan latihan melompat melewati tali karet dengan
gaya straddle dengan awalan 3 langkah, tali dibuat rendah.
d) Siswa mencoba melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya
straddle dengan mistar yang di ganti dengan tali karet.
e) Melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle.
Setelah melakukan teknik-teknik lompat tinggi dengan pembelajaran
menggunakan alat bantu, kemudian siswa melakukan rangkaian
gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan sesuai urut absen.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan.
a) Pendinginan dilakukan berupa pelemasan dengan cara saling memijit
kaki teman.
b) Setelah pendinginan, dilakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan waktu pada
anak untuk bertanya gerakan mana yang dirasa cukup sulit dan peneliti
memberikan respon dengan menerangkan gerakan-gerakan yang
seharusnya dilakukan dengan benar.
c) Berdoa dan siswa dibubarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias
melakukan pembelajaran, tampak tidak ada kejenuhan dari siswa. Siswa tidak
malas belajar dan selalu ingin menambah tempo belajar.
1) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa lebih banyak bergerak
dan melakukan dengan rasa antusias.
2) Inti
Pada saat pembelajaran siswa tampak senang dengan penyajian materi.
Melalui pembelajaran menggunakan alat bantu siswa sudah mulai bisa
menikmati pembelajaran dan karena model kompetisi yang digunakan,
siswa terlihat saling ingin mengalahkan teman yang lainnya.Siswa juga
senang dengan alat bantu pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat
dari sikap siswa yang cenderung selalu ingin mencoba lagi. Pada
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, dilakukan secara
keseluruhan. Dari awalan sampai pendaratan siswa terlihat senang
dengan menggunakan alat bantu yang diberikan dan cukup membuat
siswa merasa tertantang untuk melakukan lompat tinggi gaya straddle.
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Pembelajaran menggunakan alat bantu pada siklus II ini tampaknya semakin
membuat siswa bersemangat dan merasa tertantang, hal ini terbukti dengan
sikap siswa yang tak henti-hentinya ingin selalu mencoba setiap unsur
gerakan dan meminta peneliti untuk mengevaluasi.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a) Untuk semakin memacu semangat siswa hadiah selalu disiapkan
berupa pujian, tepuk tangan, dan acungan jempol pada siswa yang
melakukan rangkaian gerakan dengan benar.
b) Peneliti harus selalu memonitor kegiatan siswa dari awal hingga akhir.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus pertemuan pertama,
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain
adalah:
a) Agar siswa tidak merasa asing dengan kegiatan pembelajaran tersebut
maka peneliti memberikan penjelasan cara bermain dengan benar dalam
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle untuk meningkatkan hasil
belajar.
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian lebih dan selalu disuruh untuk mencoba.
c) Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan.
2. Pertemuan II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan II tanggal, 9 November 2012, yang juga
dijadikan untuk melakukan penilaian adalah sebagai berikut:.
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian
lompat tinggi gaya straddle.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
b) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu bintang beralih.
Ditunjuk 1 siswa sebagai penjaga, dan 1 anak yang dikejar. Siswa
yang lain membentuk lingkaran, dan menandai tempatnya dengan
kapur putih, siswa yang di kejar boleh menempati lingkaran yang
ditempati siswa lain. Siswa yang tempatnya ditempati siswa yang
dikejar dia bergantian sebagai yang di kejar, bila sebelum menempati
lingkaran dia sudah tertangkap langsung berubah menjadi penjaga.
2) Inti Pelajaran
a) Memberi panjelasan materi yang akan diberikan.
b) Siswa melakukan gerak dan teknik dasar lompat tinggi gaya straddle.
Siswa di bagi menjadi 4 kelompok saling berhadapan. Masing masing
anggota kelompok akan berkompetisi berlari menggunakan sebuah
tongkat. Tongkat dibawa siswa paling depan dalam regu masing-
masing, kemudian berlari dan melompati tali karet menuju regu yang
berada diseberang setelah diterima siswa yang paling depan pada regu
yang diseberang maka dia berlari menuju regu yang pertama tadi,
begitu seterusnya. Semua regu harus kembali ketempat regunya
masing-masing, kelompok yang dinyatakan kalah yaitu regu yang
paling akhir sampai ke regunya masing-masing.
c) Siswa mencoba melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya
straddle dengan mistar yang di ganti dengan tali karet. Siswa
melakukan lompat tinggi gaya straddle secara bergantian dengan
menggunakan alat bantu yaitu mistar yang diganti dengan tali karet.
d) Melakukan rangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Setelah melakukan teknik-teknik lompat tinggi dengan menggunakan
alat bantu, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara
keseluruhan dengan mistar yang sebenarnya. Siswa melakukan
rangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle sesuai daftar urut absen
dan diambil hasil belajar yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus II.
3) Penutup
a) Pendinginan dilakukan dengan gerakan penguluran (stretching), Siswa
membentuk lingkaran dan saling berpasangan.
b) Siswa saling memijat kaki teman dan berpasangan.
c) Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih kurang.
d) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada pembelajaran dengan menggunakan alat bantu cukup memberikan
gairah dan nuansa baru pada pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, hal ini dapat
dilihat dari hasil tes pada siklus II yang memuaskan.
Tabel 8. Deskripsi Data Akhir Siklus II Hasil Belajar Lompat tinggi gaya
straddle Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran
2012 / 2013.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas 11 66,7%
75 – 79 Baik Tuntas 7 13,3%
70 – 74 Cukup Tuntas - 0%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 2 20%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas - 0%
Jumlah 20 100%
\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Keberhasilan siswa:
Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar lompat
tinggi gaya straddle siswa meningkat dari 25% pada kondisi awal menjadi
65% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 80% pada akhir siklus II.
Perbandingan hasil belajar pada akhir siklus I dan akhir siklus II disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Hasil Belajar
Lompat tinggi gaya straddle Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dari 1
Plupuh Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Rentang
Nilai Keterangan
Persentase
Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali -% 41,7% 66,7%
75 – 79 Baik 8,3% 13,3% 13,3%
70 – 74 Cukup 16,7% 10% 0%
65 – 69 Kurang 10% 20% 20%
< 64 Kurang Sekali 65% 15% 0%
Gambar 11. Diagram data hasil belajar lompat
tinggi gaya straddle siklus I dan II
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
pe
rsen
tase k
elu
lus
an
jumlah siswa yang lulus
kemampuan siswa dalammelakukan rangkaian gerakanlompat tinggi gaya straddle
hasil keterampilan gerak teknikdasar lompat tinggi gayastraddle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 10. Deskripsi Hasil Belajar Siklus 2
Aspek yang
diukur
Siklus 2
Cara mengukur Jumlah siswa
yang lulus
Persentase
kelulusan
Kognitif, afektif
dan psikomotor
18 Siswa
80 %
Pada saat proses
pembelajaran dan
tes atau ujian
2) Pembelajaran menggunakan alat bantu memberikan banyak pencerahan
dalam metode pembelajaran dan lebih menantang siswa untuk melakukan
latihan lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh
Sragen dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan
pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:
Pembelajaran menggunakan alat bantu, dapat meningkatkan hasil belajar
lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen.
Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan
siklus II. Hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siklus I dalam kategori
tuntas adalah 65% jumlah siswa yang tuntas adalah 8 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 80%,
sedangkan siswa yang tuntas 18 siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat atau media pembelajaran
yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk
menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat atau media
pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui
pembelajaran menggunakan alat bantu dalam lompat tinggi gaya straddle dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian
ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin
menggunakan media pembelajaran menggunakan alat bantu. Bagi guru bidang
studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas
khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya
straddle yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta
menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya
membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi guru
yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut
dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan
kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.
Dengan diterapkannya model melalui pembelajaran menggunakan alat
bantu untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam
proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya
membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses
maupun hasil) dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran
Penjas, penerapan model melalui pembelajaran menggunakan alat bantu ini dapat
merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan
kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan
mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam
pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
2. Guru hendaknya memberikan pembelajaran kepada siswa dengan permainan
yang sederhana tetapi tetap mengandung unsur materi yang diberikan, agar
siswa tidak terlalu jenuh dan minat mengikuti pembelajaran dengan baik.
3. Guru hendaknya memberikan pembelajaran menggunakan alat bantu yang
sederhana, efisien, efektif, dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk
membuatnya yang dapat dilihat atau dipegang langsung oleh siswa, karena
dapat memotivasi siswa untuk selalu mencoba dan mengulangi secara terus
menerus.
4. Melalui pembelajaran menggunakan alat bantu siswa akan lebih mudah
melakukan dan siswa tidak merasa bosan pada saat menerima pelajaran
penjasorkes khususnya lompat tinggi gaya straddle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Sebagai seorang guru penjasorkes hendaknya juga harus mempunyai inovasi
dalam gaya mengajar, pemodifikasian dan media pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan.