Upload
anzha-windy
View
46
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
BATAM
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN
SKRIPSI, 20 FEBRUARI 2013
NAMA : Sunaryo, S.Ked
NPM : 61109031
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA HARI
PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI
RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar
Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita Demam Berdarah Dengue
(DBD). Penelitian dilaksanakan di Bagian Poli Anak dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari – 23 Februari 2013.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional analytic.
Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang, sedangkan sampel yang diguanakan dalam
penelitian sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random
sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan wawancara. Data
yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Poli Anak dan Poli
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari-23
Februari, maka diperoleh jumlah penderita yang mempunyai kadar Trombositopenia
rendah (di bawah 50.000/ul) adalah (20%) atau 12 orang dimana jumlah ini lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mempunyai
kadar Trombositopenia tinggi (di atas 50.000/ul) adalah (80%) atau 48 orang.
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa persentasi terjadinya Demam Berdarah
Dengue (DBD) meningkat antara umur 7 tahun-13 tahun, sedangkan dari hasil analisis data
didapatkan bahwa tidak selalu penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
mempunyai kadar Trombositopenia di bawah 50.000/ul masa perawatannya lebih lama di
banding yang kadar Trombositopenianya di atas 50.000/ul. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa sacara statistik tidak terdapat hubungan antara kadar Trombositopenia
dengan lamanya hari perawatan.
Kata kunci : kadar trombositopenia – demam berdarah dengue
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES BATAM UNIVERSITY
MEDICINE DEPARTMENT
SKRIPSI, FEBRUARY 23rd
2013
NAME : Sunaryo, S.Ked
NPM : 61109031
THE CORRELATION BETWEEN THROMBOCYTOPENIA AND THE
DURATION OF HOSPITALIZATION TOWARDS PATIENTS UNDERGOING
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER AT RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
CITY IN THE YEAR OF 2012.
ABSTRACT
The objectives of this study is to evaluate the correlation between the degree of
thrombocytopenia and duration of hospitalization to patients who is undergoing Dengue
Hemorrhagic Fever. This study is conducted in Children Poly and Internist Poly at Public
Hospital in Batam City from January 23rd
to February 23rd
2013.
This study uses approach called as a cross sectional analytic. The population of this
study is 80 patients, while the sample that is used consist of 60 patients. The technique of
sampling in this study is purposive random sampling. Technique of collecting the data is by
interviewing. The data is presented in form of table and it is analyzed by using Chi Square
test.
Based on the result of study which has been conducted in Children Poly and Internist
Poly at Public Hospital of Batam City started from January 23rd
to February 23rd
, so it is
gained the total of patients who have low degree of thrombocytopenia (under 50.000/ul)
consist of 20 % of population or 12 patients. While, It is less than the total of patients who
have high degree of thrombocytopenia (up to 50.000/ul) consist of 80 % of population or
48 patients.
From that table showed that the percentage of occuring Dengue Hemorrhagic Fever
increases between 7 up to 13 years old, while the result of data analysis gained, it doesn’t
meant that patients who have the degree of thrombocytopenia which is less than 50.000/ul,
always have the hospitalization time longer than the high degree of thrombocytopenia.
Therefore, it can be concluded that there is no correlation between degree of
thrombocytopenia and duration of hospitalization statistically.
Key words : thrombocytopenia rate – incidence of dengue hemorrhagic fever
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.Data dari
seluruh dunia menunjukkan Asia menempatiurutan pertama dalam jumlah penderita DBD
setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,
WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Demam berdarah dengue pada negara-negara tropis, umumnya meningkatan pada musim
penghujan di mana banyak genangan air bersih yang menjadi tempat berkembang biak
nyamuk Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu
penyakit menular yang berbahaya dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat
bila tidak segera ditangani.Umumnya wabah demam berdarah kembali meningkat
menjelang awal musim kemarau di daerah perkotaan (Suroso & Umar 1999).
Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di kepulauan Karibia dan
selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai Dengue telah
digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang. Penyakit DBD di Asia
Tenggara ditemukan pertama kali di Manila tahun 1954 dan Bangkok tahun 1958
(Soegijanto S, Sustini F, 2004).Demam Berdarah Dengue dilaporkan menjadi epidemic di
Hanoi (1958), Malaysia (1962-1964), Saigon (1965), dan Calcutta. (1963) (Soedarmo,
2002)
DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968, tetapi konfirmasi
virologist baru diperoleh tahun 1970.
Kasus pertama di Jakarta dilaporkan tahun 1968, diikuti laporan dari Bandung (1972) dan
Yogyakarta (1972) (Soedarmo, 2002).
Epidemic di luar Jawa dilaporkan tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, disusul
Riau, Sulawesi Utara, dan Bali (1973), serta Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara
Barat (1974). DBD telah menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia sejak tahun 1997 dan
telah terjangkit di daerah pedesaan (Suroso T, 1999).
Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai 140.000 kasus dan 1.380 orang
meninggal, dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,98%. Selama tahun 2008, kasus
DBD menurun menjadi 137.469 kasus dan jumlah kematian sebanyak 1187 kasus (CFR
0,86%). Tahun 2009 terdapat 77.489 kasus DBD, angka kematian mencapai 585 orang
dengan CFR sebesar 0,76%. (Rita Kusriastuti, 2009).
Berdasarkan data dari Depkes RI pada tahun 2010, jumlah kasus DBD di Indonesia dari
Januari s/d Maret 2010 sebanyak 14.875 kasus, dengan angka kematian 167 orang dengan
CFR sebesar 1,13%.Walaupun menurun secara signifikan, angka kematian di beberapa
propinsi masih tetap lebih dari 1%.Hal ini beberapa bahwa kabupaten/kota belum
mencapai target nasional Case Fatality Rate (CFR) yaitu <1%. (Rita Kusriastuti, 2009).
Berdasarkan pada situasi di atas, World Health Organization (WHO) menetapkan
Indonesia sebagai salah satu negara hiperendemik dengan jumlah populasi yang terkena
Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 32 propinsi dari 33 propinsi di Indonesia dari
355 kabupaten/kota dari 444 kota terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).Hal ini
berarti setiap hari dilaporkan terdapat sebanyak 380 kasus DBD, dan 1-2 orang meninggal
setiap harinya. (Rita Kusriastuti, 2009).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Batam sendiri pada dua tahun terakhir
terjadi penurunan angka kesakitan DBD. Pada tiga tahun terakhir terjadi penurunan yang
mana pada tahun 2011 insiden rate( IR ) DBD adalah 60,19 per 100.000 penduduk.
Tahun 2010 adalah 76,78 per 100.000 penduduk,jika dibandingkan dengan tahun 2009 (
IR 122,99 per 100.000 penduduk ) terjadi penurunan.
Melihat kejadian kasus DBD setiap bulannya pada tahun 2010 dan 2011 di kota Batam
terdapat perbedaan pola musim penularan,akan tetapi terdapat persamaan puncak kasus
yang terjadi pada bulan Desember. Penyakit DBD menyerang hampir seluruh wilayah di
kota Batam termasuk daerah pedalaman.
Kejadian DBD banyak terjadi di daerah Kecamatan Sekupang dengan proporsi sekitar
20% dari kerjadian DBD di kota Batam tahun 2011. Pada daerah lainnya di Kota Batam
kejadian DBD berkisar 40-70 kasus dan bahkan daerah Bulang tidak terdapat kasus DBD.
(Dinas Kesehatan Kota Batam, 2011)
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. (Suhendro, Nainggolan, Chen,
2006).
Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran
plasma.(WHO, 1997).Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamukAedes yang
terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan DengueShock Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok
B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili
Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-
4.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari
100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya
produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.Namun, umumnya tidak ada
manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari 100.000/mm3
dan lebih lanjut
dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia
atau penyakit hati.(Patofisiologi, Edisi 6, Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson).
Survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota
Batam menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue pada tahun 2012 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, kasus terbanyak terjadi pada anak-anak
antara umur 3 bulan – 13 tahun.
Pada studi epidemiologi belum di jelaskan dengan pasti adanya hubungan kadar
Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari
perawatan. Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan antara kadar
Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari
perawatan, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi antara Hubungan antara
Trombositopenia dengan Lamanya Hari Perawatan pada Penderita Demam Berdarah
Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Telah dilaksanakan penelitian di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 23
Januari – 23 Februari 2013. Dari penelitian didapatkan 80 orang yang memenuhi kriteria
inklusi sebagai subjek penelitian, kemudian di tentukan besarnya sampel penelitian
sebanyak 60 sampel berdasarkan rumus penentuan besar sampel. Penentuan sampel
menggunakan cara random sampling yang di sajikan sebagai berikut.
Tabel 4.1. Distribusi kejadian demam berdarah denguemenurut jenis kelamin.
Jenis Kelamin Demam Berdarah Dengue (DBD) %
Laki-Laki 38 63,3
Perempuan 22 36,7
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 1 di atas tampak bahwa menurut jenis kelamin didapatkan kejadian
demam berdarah dengue pada laki-laki sebanyak 38 sampel (63,3%) dan pada perempuan
sebanyak 22 sampel (36,7%).
Tabel 4.2. Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut usia.
Usia Demam Berdarah Dengue (DBD) %
3 Bulan – 2 Tahun 10 16,7
3 Tahun – 6 Tahun 20 33,3
7 Tahun – 13 Tahun 29 48,3
14 Tahun – 41 Tahun 1 1,7
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 2 di atas maka tampak bahwa kejadian demam berdarah dengue pada
umur 3 bulan–2 tahun sebanyak 10 sampel (16,7%), pada umur 3 tahun–6 tahun sebanyak
20 sampel (33,3%), terbanyak pada kelompok 7-13 tahun dengan presentase (48,3%) dan
paling sedikit pada kelompok usia 14-41 tahun dengan presentase (1,7%).
Tabel 4.3. Distribusi Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah dengue
Kadar Trombositopenia Demam Berdarah Dengue
(DBD)
%
Rendah 12 (Di Bawah 50.000/ul) 20
Tinggi 48 (Di Atas 50.000/ul) 80
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 3 di atas, sebagian besar kejadian demam berdarah dengue memiliki
kadar trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel (20%) dan
sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi atau di atas 50.000/ul sebanyak 48 sampel
(80%).
Histogram 1. Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa kadar trombositopenia pada penderita
demam berdarah dengue di atas 50.000/ul sebanyak 48 sampel (80%) dan kadar
trombositopenia di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel atau (20%).
0
10
20
30
40
50
60
Trombositopenia di atas50.000/ul
Trombositopenia di bawah50.000/ul
Gambar 1. Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk
di Indonesia Tahun 2009
(Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009)
Pada tahun 2009 tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan Angka Insiden
(AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi (313 kasus per 100.000 penduduk),
sedangkan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan Angka Insiden (AI) Demam
Berdarah Dengue (DBD) terendah (8 kasus per 100.000 penduduk). Terdapat 11 (33%)
provinsi termasuk dalam daerah resiko tinggi (AI > 55 kasus per 100.000 penduduk).
Sedangkan untuk provinsi Kepulauan Riau menduduki peringkat ke 5 Angka Insiden (AI)
Demam Berdarah Dengue (DBD) (115 kasus per 100.000 penduduk).
Tabel 4. Data Konfirmasi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Tahun
2004-2008
No Tahun Rawat Jalan Rawat Inap 50
Peringkat
Kematian
Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total
1 2004 13.960 12.536 26.496 26.420 23.321 49.741 19
2 2005 23.041 19.866 42.907 40.913 36.626 77.539 30
3 2006 22.699 20.905 43.604 42.312 39.080 81.392 30
4 2007 27.226 28.120 55.346 42.603 38.172 80.775 19
5 2008 4.467 4.214 8.681 47.334 43.132 90.466
(Sumber : Ditjen Yanmed Depkes RI, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009)
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit
Laporan kasus rawat inap dan kasus rawat jalan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Rumah Sakit dari tahun 2004-2008 (Tabel 4.5) tidak diketahui jumlah rumah sakit yang
melaporkan dari tahun ke tahun, sehingga sulit menganalisis atau menginterpretasi data
tersebut. Dari data ini tampak cukup banyak pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di
rawat jalan, sehingga perlu dilakukan validasi data apakah pasien rawat jalan adalah pasien
control pasca rawat inap saja atau pasien lama ditambah dengan pasien baru. Dari data ini
tampak peringkat kematian Demam Berdarah Dengue (menurut 50 peringkat kematian), tidak
termasuk dalam 10 besar penyebab kematian.
Analisa Data
Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
dengan nilai α : 0,05 didapatkan nilai ρ : 0,278 < α (0,05). Jadi Ho diterima dan H1
ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient Contingency didapatkan value 0,375.Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara trombositopenia dengan lamanya hari
perawatan pada penderita demam berdarah dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Batam Tahun 2012.
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan, pada penderita
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kadar Trombositopenia rendah atau di
bawah 50.000/ul tidak selalu mengalami masa perawatan lebih lama di bandingkan
dengan kadar Trombositopenia di atas 50.000/ul.
2. Jumlah pasien demam berdarah dengue di RSUD Embung Fatimah pada tahun
2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun sebelumnya.
3. Uji statistikChi Square dengan nilai α : 0,05 didapatkan nilai ρ : 0,278 < α (0,05).
Jadi Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient Contingency
didapatkan value 0,375. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
trombositopenia dengan lamanya hari perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Katzung. 2002. Farmakologi: Dasar dan Kinik Buku-2 Edisi-8. alih bahasa
oleh BagianFarmakologi FKUI. Jakarta: Salemba medika. Hal. 449-454, 464-465
Nainggolan F. (2007). Epidemiology and Clinical Pathogenesis of Dengue in
Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of
Indonesia; Jakarta; November 22
Partakusuma L. (2007); Diagnostic for Dengue; presented at Seminar for
Dengue Management; Borobudur Hotel; Jakarta, June 20.
Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu
PenyakitDalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Polson, A.K., Chris C., Chang M.S., James G.O., Ngan C., and Sam C. R.,.
Susceptibility of Two Cambodian Population of Aedesaegypti Mosquitos Larvae to
Temephos During 2001. Dengue Buletin. 2001, 25 : 79-83.
Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGC
Pudjihardjo, dkk. 1993. Metode penelitian dan Statistik terapan. Surabaya:
AirlanggaUniversity Press. Hal. 57-58
Subdirektorat Arbovirosis, Database kasus DBD di Indonersia Tahun 1968 –
2009, ’Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI
Subdirektorat Arbovirosis, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Di
Indonesia, Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, 2006
Suroso T. Anti Larvae (Aedes aegypti) Programmes Through Community
Participation in Indonesia.Dengue Newsletter, 1982. 8 (no1 & 2): 12-15.
Suwandono et al. (2007.)Dengue Virus epidemiology in major cities of
Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of
Indonesia; Jakarta; November 22.
WHO (1999).Guideline of treatment of Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic
Fever in Small Hospitals; New Delhi.
World Health Organization.Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment,
Prevention and Control.New edition. Geneva. 2009.