15
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN SKRIPSI, 20 FEBRUARI 2013 NAMA : Sunaryo, S.Ked NPM : 61109031 HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian dilaksanakan di Bagian Poli Anak dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari 23 Februari 2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional analytic. Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang, sedangkan sampel yang diguanakan dalam penelitian sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Poli Anak dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari-23 Februari, maka diperoleh jumlah penderita yang mempunyai kadar Trombositopenia rendah (di bawah 50.000/ul) adalah (20%) atau 12 orang dimana jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia tinggi (di atas 50.000/ul) adalah (80%) atau 48 orang. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa persentasi terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat antara umur 7 tahun-13 tahun, sedangkan dari hasil analisis data didapatkan bahwa tidak selalu penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia di bawah 50.000/ul masa perawatannya lebih lama di banding yang kadar Trombositopenianya di atas 50.000/ul. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sacara statistik tidak terdapat hubungan antara kadar Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan. Kata kunci : kadar trombositopenia demam berdarah dengue

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

BATAM

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN

SKRIPSI, 20 FEBRUARI 2013

NAMA : Sunaryo, S.Ked

NPM : 61109031

HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA HARI

PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI

RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar

Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita Demam Berdarah Dengue

(DBD). Penelitian dilaksanakan di Bagian Poli Anak dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari – 23 Februari 2013.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional analytic.

Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang, sedangkan sampel yang diguanakan dalam

penelitian sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random

sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan wawancara. Data

yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Poli Anak dan Poli

Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari-23

Februari, maka diperoleh jumlah penderita yang mempunyai kadar Trombositopenia

rendah (di bawah 50.000/ul) adalah (20%) atau 12 orang dimana jumlah ini lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mempunyai

kadar Trombositopenia tinggi (di atas 50.000/ul) adalah (80%) atau 48 orang.

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa persentasi terjadinya Demam Berdarah

Dengue (DBD) meningkat antara umur 7 tahun-13 tahun, sedangkan dari hasil analisis data

didapatkan bahwa tidak selalu penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang

mempunyai kadar Trombositopenia di bawah 50.000/ul masa perawatannya lebih lama di

banding yang kadar Trombositopenianya di atas 50.000/ul. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa sacara statistik tidak terdapat hubungan antara kadar Trombositopenia

dengan lamanya hari perawatan.

Kata kunci : kadar trombositopenia – demam berdarah dengue

Page 2: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES BATAM UNIVERSITY

MEDICINE DEPARTMENT

SKRIPSI, FEBRUARY 23rd

2013

NAME : Sunaryo, S.Ked

NPM : 61109031

THE CORRELATION BETWEEN THROMBOCYTOPENIA AND THE

DURATION OF HOSPITALIZATION TOWARDS PATIENTS UNDERGOING

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER AT RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM

CITY IN THE YEAR OF 2012.

ABSTRACT

The objectives of this study is to evaluate the correlation between the degree of

thrombocytopenia and duration of hospitalization to patients who is undergoing Dengue

Hemorrhagic Fever. This study is conducted in Children Poly and Internist Poly at Public

Hospital in Batam City from January 23rd

to February 23rd

2013.

This study uses approach called as a cross sectional analytic. The population of this

study is 80 patients, while the sample that is used consist of 60 patients. The technique of

sampling in this study is purposive random sampling. Technique of collecting the data is by

interviewing. The data is presented in form of table and it is analyzed by using Chi Square

test.

Based on the result of study which has been conducted in Children Poly and Internist

Poly at Public Hospital of Batam City started from January 23rd

to February 23rd

, so it is

gained the total of patients who have low degree of thrombocytopenia (under 50.000/ul)

consist of 20 % of population or 12 patients. While, It is less than the total of patients who

have high degree of thrombocytopenia (up to 50.000/ul) consist of 80 % of population or

48 patients.

From that table showed that the percentage of occuring Dengue Hemorrhagic Fever

increases between 7 up to 13 years old, while the result of data analysis gained, it doesn’t

meant that patients who have the degree of thrombocytopenia which is less than 50.000/ul,

always have the hospitalization time longer than the high degree of thrombocytopenia.

Therefore, it can be concluded that there is no correlation between degree of

thrombocytopenia and duration of hospitalization statistically.

Key words : thrombocytopenia rate – incidence of dengue hemorrhagic fever

Page 3: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.Data dari

seluruh dunia menunjukkan Asia menempatiurutan pertama dalam jumlah penderita DBD

setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,

WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan

kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Demam berdarah dengue pada negara-negara tropis, umumnya meningkatan pada musim

penghujan di mana banyak genangan air bersih yang menjadi tempat berkembang biak

nyamuk Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu

penyakit menular yang berbahaya dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat

bila tidak segera ditangani.Umumnya wabah demam berdarah kembali meningkat

menjelang awal musim kemarau di daerah perkotaan (Suroso & Umar 1999).

Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di kepulauan Karibia dan

selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai Dengue telah

digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang. Penyakit DBD di Asia

Tenggara ditemukan pertama kali di Manila tahun 1954 dan Bangkok tahun 1958

(Soegijanto S, Sustini F, 2004).Demam Berdarah Dengue dilaporkan menjadi epidemic di

Hanoi (1958), Malaysia (1962-1964), Saigon (1965), dan Calcutta. (1963) (Soedarmo,

2002)

DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968, tetapi konfirmasi

virologist baru diperoleh tahun 1970.

Kasus pertama di Jakarta dilaporkan tahun 1968, diikuti laporan dari Bandung (1972) dan

Yogyakarta (1972) (Soedarmo, 2002).

Epidemic di luar Jawa dilaporkan tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, disusul

Riau, Sulawesi Utara, dan Bali (1973), serta Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara

Page 4: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Barat (1974). DBD telah menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia sejak tahun 1997 dan

telah terjangkit di daerah pedesaan (Suroso T, 1999).

Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai 140.000 kasus dan 1.380 orang

meninggal, dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,98%. Selama tahun 2008, kasus

DBD menurun menjadi 137.469 kasus dan jumlah kematian sebanyak 1187 kasus (CFR

0,86%). Tahun 2009 terdapat 77.489 kasus DBD, angka kematian mencapai 585 orang

dengan CFR sebesar 0,76%. (Rita Kusriastuti, 2009).

Berdasarkan data dari Depkes RI pada tahun 2010, jumlah kasus DBD di Indonesia dari

Januari s/d Maret 2010 sebanyak 14.875 kasus, dengan angka kematian 167 orang dengan

CFR sebesar 1,13%.Walaupun menurun secara signifikan, angka kematian di beberapa

propinsi masih tetap lebih dari 1%.Hal ini beberapa bahwa kabupaten/kota belum

mencapai target nasional Case Fatality Rate (CFR) yaitu <1%. (Rita Kusriastuti, 2009).

Berdasarkan pada situasi di atas, World Health Organization (WHO) menetapkan

Indonesia sebagai salah satu negara hiperendemik dengan jumlah populasi yang terkena

Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 32 propinsi dari 33 propinsi di Indonesia dari

355 kabupaten/kota dari 444 kota terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).Hal ini

berarti setiap hari dilaporkan terdapat sebanyak 380 kasus DBD, dan 1-2 orang meninggal

setiap harinya. (Rita Kusriastuti, 2009).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Batam sendiri pada dua tahun terakhir

terjadi penurunan angka kesakitan DBD. Pada tiga tahun terakhir terjadi penurunan yang

mana pada tahun 2011 insiden rate( IR ) DBD adalah 60,19 per 100.000 penduduk.

Tahun 2010 adalah 76,78 per 100.000 penduduk,jika dibandingkan dengan tahun 2009 (

IR 122,99 per 100.000 penduduk ) terjadi penurunan.

Melihat kejadian kasus DBD setiap bulannya pada tahun 2010 dan 2011 di kota Batam

terdapat perbedaan pola musim penularan,akan tetapi terdapat persamaan puncak kasus

Page 5: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

yang terjadi pada bulan Desember. Penyakit DBD menyerang hampir seluruh wilayah di

kota Batam termasuk daerah pedalaman.

Kejadian DBD banyak terjadi di daerah Kecamatan Sekupang dengan proporsi sekitar

20% dari kerjadian DBD di kota Batam tahun 2011. Pada daerah lainnya di Kota Batam

kejadian DBD berkisar 40-70 kasus dan bahkan daerah Bulang tidak terdapat kasus DBD.

(Dinas Kesehatan Kota Batam, 2011)

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic

fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,

limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. (Suhendro, Nainggolan, Chen,

2006).

Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran

plasma.(WHO, 1997).Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,

famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamukAedes yang

terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan DengueShock Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok

B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili

Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-

4.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari

100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya

produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.Namun, umumnya tidak ada

manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari 100.000/mm3

dan lebih lanjut

dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia

atau penyakit hati.(Patofisiologi, Edisi 6, Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson).

Page 6: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota

Batam menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue pada tahun 2012 mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, kasus terbanyak terjadi pada anak-anak

antara umur 3 bulan – 13 tahun.

Pada studi epidemiologi belum di jelaskan dengan pasti adanya hubungan kadar

Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari

perawatan. Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan antara kadar

Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari

perawatan, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi antara Hubungan antara

Trombositopenia dengan Lamanya Hari Perawatan pada Penderita Demam Berdarah

Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

Page 7: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Telah dilaksanakan penelitian di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 23

Januari – 23 Februari 2013. Dari penelitian didapatkan 80 orang yang memenuhi kriteria

inklusi sebagai subjek penelitian, kemudian di tentukan besarnya sampel penelitian

sebanyak 60 sampel berdasarkan rumus penentuan besar sampel. Penentuan sampel

menggunakan cara random sampling yang di sajikan sebagai berikut.

Tabel 4.1. Distribusi kejadian demam berdarah denguemenurut jenis kelamin.

Jenis Kelamin Demam Berdarah Dengue (DBD) %

Laki-Laki 38 63,3

Perempuan 22 36,7

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 1 di atas tampak bahwa menurut jenis kelamin didapatkan kejadian

demam berdarah dengue pada laki-laki sebanyak 38 sampel (63,3%) dan pada perempuan

sebanyak 22 sampel (36,7%).

Tabel 4.2. Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut usia.

Usia Demam Berdarah Dengue (DBD) %

3 Bulan – 2 Tahun 10 16,7

3 Tahun – 6 Tahun 20 33,3

7 Tahun – 13 Tahun 29 48,3

14 Tahun – 41 Tahun 1 1,7

Jumlah 60 100

Page 8: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Berdasarkan tabel 2 di atas maka tampak bahwa kejadian demam berdarah dengue pada

umur 3 bulan–2 tahun sebanyak 10 sampel (16,7%), pada umur 3 tahun–6 tahun sebanyak

20 sampel (33,3%), terbanyak pada kelompok 7-13 tahun dengan presentase (48,3%) dan

paling sedikit pada kelompok usia 14-41 tahun dengan presentase (1,7%).

Tabel 4.3. Distribusi Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah dengue

Kadar Trombositopenia Demam Berdarah Dengue

(DBD)

%

Rendah 12 (Di Bawah 50.000/ul) 20

Tinggi 48 (Di Atas 50.000/ul) 80

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 3 di atas, sebagian besar kejadian demam berdarah dengue memiliki

kadar trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel (20%) dan

sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi atau di atas 50.000/ul sebanyak 48 sampel

(80%).

Page 9: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Histogram 1. Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah

Dengue (DBD)

Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa kadar trombositopenia pada penderita

demam berdarah dengue di atas 50.000/ul sebanyak 48 sampel (80%) dan kadar

trombositopenia di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel atau (20%).

0

10

20

30

40

50

60

Trombositopenia di atas50.000/ul

Trombositopenia di bawah50.000/ul

Page 10: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Gambar 1. Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk

di Indonesia Tahun 2009

(Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009)

Pada tahun 2009 tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan Angka Insiden

(AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi (313 kasus per 100.000 penduduk),

sedangkan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan Angka Insiden (AI) Demam

Berdarah Dengue (DBD) terendah (8 kasus per 100.000 penduduk). Terdapat 11 (33%)

provinsi termasuk dalam daerah resiko tinggi (AI > 55 kasus per 100.000 penduduk).

Sedangkan untuk provinsi Kepulauan Riau menduduki peringkat ke 5 Angka Insiden (AI)

Demam Berdarah Dengue (DBD) (115 kasus per 100.000 penduduk).

Page 11: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Tabel 4. Data Konfirmasi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Tahun

2004-2008

No Tahun Rawat Jalan Rawat Inap 50

Peringkat

Kematian

Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total

1 2004 13.960 12.536 26.496 26.420 23.321 49.741 19

2 2005 23.041 19.866 42.907 40.913 36.626 77.539 30

3 2006 22.699 20.905 43.604 42.312 39.080 81.392 30

4 2007 27.226 28.120 55.346 42.603 38.172 80.775 19

5 2008 4.467 4.214 8.681 47.334 43.132 90.466

(Sumber : Ditjen Yanmed Depkes RI, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009)

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit

Laporan kasus rawat inap dan kasus rawat jalan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Rumah Sakit dari tahun 2004-2008 (Tabel 4.5) tidak diketahui jumlah rumah sakit yang

melaporkan dari tahun ke tahun, sehingga sulit menganalisis atau menginterpretasi data

tersebut. Dari data ini tampak cukup banyak pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di

rawat jalan, sehingga perlu dilakukan validasi data apakah pasien rawat jalan adalah pasien

control pasca rawat inap saja atau pasien lama ditambah dengan pasien baru. Dari data ini

tampak peringkat kematian Demam Berdarah Dengue (menurut 50 peringkat kematian), tidak

termasuk dalam 10 besar penyebab kematian.

Page 12: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Analisa Data

Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji Chi Square

dengan nilai α : 0,05 didapatkan nilai ρ : 0,278 < α (0,05). Jadi Ho diterima dan H1

ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient Contingency didapatkan value 0,375.Dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara trombositopenia dengan lamanya hari

perawatan pada penderita demam berdarah dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Batam Tahun 2012.

Page 13: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

KESIMPULAN

1. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan, pada penderita

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kadar Trombositopenia rendah atau di

bawah 50.000/ul tidak selalu mengalami masa perawatan lebih lama di bandingkan

dengan kadar Trombositopenia di atas 50.000/ul.

2. Jumlah pasien demam berdarah dengue di RSUD Embung Fatimah pada tahun

2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun sebelumnya.

3. Uji statistikChi Square dengan nilai α : 0,05 didapatkan nilai ρ : 0,278 < α (0,05).

Jadi Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient Contingency

didapatkan value 0,375. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

trombositopenia dengan lamanya hari perawatan

Page 14: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

DAFTAR PUSTAKA

Katzung. 2002. Farmakologi: Dasar dan Kinik Buku-2 Edisi-8. alih bahasa

oleh BagianFarmakologi FKUI. Jakarta: Salemba medika. Hal. 449-454, 464-465

Nainggolan F. (2007). Epidemiology and Clinical Pathogenesis of Dengue in

Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of

Indonesia; Jakarta; November 22

Partakusuma L. (2007); Diagnostic for Dengue; presented at Seminar for

Dengue Management; Borobudur Hotel; Jakarta, June 20.

Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu

PenyakitDalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI

Polson, A.K., Chris C., Chang M.S., James G.O., Ngan C., and Sam C. R.,.

Susceptibility of Two Cambodian Population of Aedesaegypti Mosquitos Larvae to

Temephos During 2001. Dengue Buletin. 2001, 25 : 79-83.

Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGC

Pudjihardjo, dkk. 1993. Metode penelitian dan Statistik terapan. Surabaya:

AirlanggaUniversity Press. Hal. 57-58

Subdirektorat Arbovirosis, Database kasus DBD di Indonersia Tahun 1968 –

2009, ’Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI

Subdirektorat Arbovirosis, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Di

Indonesia, Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, 2006

Page 15: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas

Suroso T. Anti Larvae (Aedes aegypti) Programmes Through Community

Participation in Indonesia.Dengue Newsletter, 1982. 8 (no1 & 2): 12-15.

Suwandono et al. (2007.)Dengue Virus epidemiology in major cities of

Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of

Indonesia; Jakarta; November 22.

WHO (1999).Guideline of treatment of Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic

Fever in Small Hospitals; New Delhi.

World Health Organization.Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment,

Prevention and Control.New edition. Geneva. 2009.