96
MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENGEMBANGKAN PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI (Studi PMII Komisariat IAIN Mataram) Oleh Muhammad Fadaullah NIM. 15.3.12.1.054 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM 2016

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT 2016etheses.uinmataram.ac.id/2762/1/Muhammad... · Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENGEMBANGKAN PERAN DAN FUNGSI

ORGANISASI (Studi PMII Komisariat IAIN Mataram)

Oleh

Muhammad Fadaullah NIM. 15.3.12.1.054

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2016

MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENGEMBANGKAN PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI

(Studi PMII Komisariat IAIN Mataram)

Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh

Muhammad Fadaullah NIM: 15.3.12.1.054

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI (IAIN) MATARAM 2017

vii

viii

ix

xi

MOTTO :

“Kebenaran yang tidak terorganisir, maka kalah akan

kejahatan yang terorganisir dengan baik”

(Ali bin Abi Thalib)

xii

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat yang tak terhingga, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar keserjanaan ini. Dan pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan mempersembahkan karya ini kepada:

Yang terhormat Orang Tuaku tercinta, Bapak Dahlan Umar dan

Ibunda Maemunah selaku “Malaikat dunia-ku”, yang tiada henti-hentinya memberikan bantuan serta dorongan dalam banyak hal, selalu mendo’akan setiap langkah tujuanku, dan sentiasa mendengarkan semua keluh kesahku selama proses pembuatan skripsi ini. do’a-ku, semoga kalian diberikan rahmat, sehat dan dipanjangkan umur, serta dimurahkan rizki oleh Allah SWT.

Segenap keluarga besar, khususnya kepada yang terhormat

kakanda Hasan Basri dan Subhan Dahlan, yang telah membantu dalam banyak hal, baik berupa moral maupun moril, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Sahabat-sahabatku yang ada di Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia, tanpa kalian semua saya masih akan terasa buta, buta dalam artian tidak bisa akan sampai sejauh ini saya melangkah tanpa ada partisipasi dan perhatian dari kalian semua. Sungguh, saya beruntung memiliki sahabat-sahabat seperti kalian, dan memilih PMII sebagai wadah mahasiswa intelek.

Terimakasih untuk semuanya. . .

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan karunia berupa rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga peneliti

mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul: Manajemen Komunikasi Organisasi

Dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi Organisasi (Studi PMII Komisariat

IAIN Mataram).

Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi

besar Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan kepada seluruh umat

muslim sehingga mampu untuk bangkit dari alam kejahilan menuju alam yang

berpengetahuan, sebagaimana yang telah dirasakan sampai pada saat ini. Dengan

risalah yang telah diajarkan tersebut, manusia selaku umat yang beragama

diberikan akal sehat oleh Allah SWT., untuk berpikir sehingga mampu memilih

mana jalan terbaik yang akan di lewati.

Selanjutnya peneliti menyadari bahwa, setiap manusia selalu memiliki

kelemahan, dan tidak dikatakan manusia apabila semasa hidupnya tidak pernah

berbuat salah. Sehingga pada saat ini, peneliti meyakini bahwa di dalam skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata, isi, maupun

penulisan. Oleh karena itu dengan hati terbuka peneliti menunggu kritikan dan

saran yang konstruktif dari siapapun yang sekiranya mampu meluruskan atau

memperbaiki kekurangan dan kesalahan dari skripsi ini.

Disamping itu, peneliti sangat menyadari pula bahwa penelitian ini tidak akan

terselesaikan tanpa ada bimbingan, bantuan, dukungan, dan dorongan dari

xiv

berbagai macam pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat

1. Dr. H. Mutawali M.Ag selaku Rektor beserta jajarannya yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan

proses penelitian.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Penyiaran Islam, DR. Fa’izah M.A

yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Dr. H. Fahrurrozi, MA dan DR. Muhammad Thohri, M.Pd. selaku Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktunya dalam meluruskan kata perkata dari

isi penelitian ini.

4. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan serta menyumbangkan

ilmu pengetahuannya terhadap Mahasiswa sehingga peneliti khususnya,

merasakan hasil dari apa yang telah disampaikan selama menjalankan proses

perkuliahan.

5. Kepada Orang Tua tercinta Bapak Dahlan Umar dan Maemunah serta segenap

keluarga dan masyarakat Aimere yang selalu setia dalam memberikan

dukungan dan bantuan dalam banyak hal, baik moral maupun moril, sehingga

proses selama penelitian yang dilakukan peneliti dapat terselesaikan.

6. Sahabat dan kawan dari berbagai macam pihak, baik itu dari kalangan

mahasiswa, maupun sahabat-sahabati yang ada di Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia (PMII) yang sekiranya telah memberikan dorongan dan motivasi

serta masukan sehingga penelitian ini bisa terselesaikan.

xv

Segala bantuan dan jerih payah mereka semua, peneliti harapkan dicatat

sebagai amal ibadah dan mendapatka ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.,

amin yarobbal alamin. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan mengenai manajemen komunikasi organisasi

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, tiada sesuatu yang lebih indah selain

melihat orang tua bahagia dan bangga terhadap kesuksesan yang diraih anaknya.

Sekian dan terima kasih

.

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii

HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... .vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... xi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... .xii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR ISI............................................................................................................ .xiv

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian........................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian................................................. 8

F. Telaah Pustaka .......................................................................................... 9

G. Kerangka Teori ......................................................................................... 12

1. Manajemen .......................................................................................... 12

2. Komunikasi Organisasi .................................................................... 24

H. Metode Penelitian..................................................................................... 31

1. Pendekatan penelitian ...................................................................... 31

2. Kehadiran peneliti ............................................................................. 32

3. Lokasi penelitian ............................................................................... 33

4. Sumber data ........................................................................................ 34

xvii

5. Prosedur pengumpulan data ..................................... 34

6. Teknik analisis data................................................... 22

7. Validitas data ............................................................ 42

BAB II : PAPARAN DAN TEMUAN DATA ....................................... 44

A. Gambaran umum obyek penelitian........................................ 44

1. Sejarah singkat IAIN Mataram ........................................ 44

2. Sejarah terbentuknya PMII .............................................. 48

3. Sejarah sinkat masuknya Organisasi PMII di

IAIN Mataram ................................................................. 51

B. Eksistensi Organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram dalam

mengembangkan peran dan fungsi organisasi ...................... 54

C. Manajemen Komunikasi Organisasi yang diterapkan PMII

Komisariat IAIN Matram dalam mengembangkan peran

dan fungsi organisai .............................................................. 58

1. Manajemen Organisasi yang diterapkan PMII ................. 58

2. Komunikasi Organisai yang diterapkan PMII .................. 60

BAB III : PEMBAHASAN .................................................................... 63

A. Manajemen komunikasi Organisasi Dalam Mengembangkan

Peran dan fungsi organisas.................................................... 63

B. Pandangan Mahasiswa IAIN terhadap PMII Komisariat

IAIN Mataram ...................................................................... 69

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen

Komunikasi Organisasi Dalam Mengembangkan Peran

dan Fungsi Organisasi. ......................................................... 75

BAB IV : Pendahuluan .......................................................................... 78

A. Kesimpulan .......................................................................... 78

B. Saran .................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xviii

ABSTRAK

Manajemen Komunikasi Organisasi Dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi Organisasi (Studi PMII Komisariat IAIN Mataram)

Oleh

Muhammad Fadaullah

Berdasarkan hal di atas, peneliti mengajukan dua pertanyaan pokok yakni, Bagaimanakah eksistensi organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasinya ?. Bagaimanakah manajemen komunikasi organisasi yang diterapkan PMII Komisariat IAIN Mataram dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasi ?. Untuk menjawab metode kajian ini diperlukan metode penelitian, dalam hal ini menggunakan penelitian kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian setelah data terkumpul baru diambil dan disimpulkan. Kesimpulan penelitian ini berdasarkan data dan analisa data menjawab bahwa, Masuknya Organisasi PMII di IAIN Mataram pada tahun 1986 di latar belakangi oleh keinginan untuk dijadikan media dakwah dan mencari kader PMII yang mampu meneruskan estapet pengkaderan yang dibawa dari Jawa ke IAIN Mararam untuk menemukan kader yang kritis dan mampu membawa perubahan untuk menjadikan kader kader sebagai kader militan. PMII sebagai organisasi yang etos pergerakannya bersandar pada sapek kemahasiswaan, keislaman dan keindonesiaan, PMII mampu beradaptasi dengan semua bentuk aspek tersebut. Manajemen Komunikasi organisasi yang diterapkan PMII di IAIN Mataram pada hakekatnya adalah pengorganisasian melalui pola kaderisasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina potensi zikir, fikir dan amal shaleh. Melalui kegiatan PMII secara formal seperti MAPABA sebagai program kaderisasi pengenalan PMII serta penanaman nilai dan idealisme sosial PMII, dan kemudian PKD (Pelatihan Kader Dasar), pada fase ini persoalan doktrinisasi pada nilai-nilai PMII, penanaman loyalitas dan militansi sehingga terciptanya kader yang memiliki komitmen moral dan dasar-dasar kemampuan praksis untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Kata Kunci: Manajemen, Komunikasi, dan Organisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kelahiran manusia di dunia membawa sejumlah kemampuan dan

kebutuhan untuk hidup. Aktivitas kehidupan manusia didorong oleh upaya

memenuhi kebutuhan dengan menggunakan sejumlah kemampuan yang

dimilikinya. Keberhasilan upaya atau terpenuhinya kebutuhan tersebut

tergantung pada sejumlah faktor yang saling mempengaruhi anatara lain

dorongan kebutuhan, kemampuan dan lingkungan dimana individu tersebut

berada. 1 Berdasrkan kenyataan, bahwa setiap individu tidaka akan dapat

memenuhi kebutuhannya seorang diri. Individu terutama dalam masyarakat

modern merasa bahwa dirinya mempunyai keterbatasan-keterbatasan

kemampuan bila ia harus memenuhi kebutuhan sendiri. Setelah beberapa orang

berkumpul dan bekerjasama dan berkoordinasi mencapai tujuan bersama,

mereka merasa lebih berhasil. Hal inilah yang memunculkan gagasan

organisasi.

Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu perserikatan

orang-orang yang masing-masing diberi peranan tersebut bersama-sama secara

terpadu dan mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Organisasi

sebagai arena perserikatan orang-orang yang beraktivitas, dan aktivitas orang-

orang tersebut berada pada satu tujuan.2

1 Akdon, Strategic Management for Educational Manajement (Bandung: Alfabeta,

2011). H. 42 2 Ibid, h. 43

1

2

Organisasi yang juga memilikistruktur formal memiliki tujuan umum

untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik

yang dimiliki oleh orang-orang yang bernaung dalam organisasi tersebut.3 Dari

batasan tersebut, maka organisasi sebenarnya memiliki karakter yang hamper

sama dengan kelompok, perbedaannya pada jumlah anggota yang lebih dan

struktur yang lebih rumit dengan demikian juga, maka norma-norma juga lebih

kompleks. Dengan demikian komunikasi organisasi yang penting dan

merupakan komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi

dalam konteks organisasi dimana adanya jaringan-jaringan pesan satu sama

lainyang saling beketergantungan.4

Manusia menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk berinteraksi

dengan orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain dalama berbagai

organisasi, baik organisasi formal seperti sekolah, universitas, lembaga bisnis,

perusahaan, lintitusi agama, media massa, dan pemerintah maun organisasi

informal seperti, kelompok bermain, kelompok arisan, dan olahraga. Interaksi

social antarmanusia tersebut mengajarkan bahwa ada organisasi yang

menjalankan aktivitasnya sesuai visi dan misi untuk menjalankan peranan lain.

Berarti meski tujuan organisasi itu sudah tercapai, tetapi organisasi terus

mengembangkan atau bahkan mengubah visi dan misi mereka agar aktivitasnya

lebih kontekstual dengan kebutuhan masyarakat.5

Organisasi adalah unit social (pengelompokan manusia) yang sengaja

dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka

3 M. burhan bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 277. 4 Ibid, h. 278 5 Alo Liliweri, Sosiologi Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 1.

3

mencapai tujuan-tujuan tertentu. 6 Tujuan organisasi ialah keadaan yang

dikehendaki pada masa yang akan dating yang senantiasa dikejar oleh

organisasi agar dapat direalisasikan.7

Sebuah organisasi yang berkeinginan untuk membangun kualitas kinerja

yang baik tidak akan tercapaia tanpa adanya dukungan dari kinerja para

pegawainya sehingga merencanakan kualitas para pegawai artinya organisasi

tersebut berusaha membangun dan menciptakan satu kekuatan yang bersinergi

dalam satu kerangka yakni organisasi manajemen yang berkinerja. Ini

sebagaimana dikatakan oleh Harbani Pasolong “Konsep kinerja pada dasarnya

dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu), dan kinerja

organisasi”. Dan lebuh jauh Harbani Pasolong mengatakan “Kinerja pegawai

adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja

suatu organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai oleh suatu

organisasi”.8

Dalam semua kegiatan organisasi diawali oleh komunikasi. Proses

penetapan tujuan memberikan tugas dan laporan dilakukan menggunakan

komunikasi. Komunikasi bertindak dan berfungsi mengendalikan prilaku

anggota organisasi dalam berbagai cara. Paling sedikit komunikasi

melaksanakan fungsi utama dalam organisasi, yaitu fungsi kendali, informal,

motivasi, dan penyampaian perasaan emosional. Fungsi komunikasi secara

internal ini akan berjuang pada diri para anggota organisasi itu sendiri, berupa

6 Amitai Eztioni, Organisasi-organisasi Modern (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

1995), h. 5. 7 Ibid, h. 8. 8 Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta,

2013), h. 39.

4

kemunculan kesadaran diri pada organisasinya, anatara lain pemahaman

terhadap kinerja organisasi, struktur organisasi dan repotasinya.9

Gareth Morgan menguraikan beberapa metafora yang menangkap berbagai

organisasi, seperti mesin, memiliki bagian-bagian yang menghasilkan produk

dan jasa. Metafora lainnya organism, seperti tumbuhan atau hewan, organisasi

lahir, tumbuh, berfungsi, dan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan

limgkungan, dan pada akhirnya mati. Ketiga, organisasi itu merupakan bisnis

brains. Ia memproses informasi, ia memiliki intelegensia, mengonseptualisasi,

dan ia membuat perencanaan. Keempat,organisasi itu seperti cultures, karena ia

menciptakan pengertian yang memiliki nilai dan norma, dan diperkuat dengan

cerita-cerita dan ritual bersama.10

Selanjutnya, organisasi diibaratkan sebagai suatu political system, diamana

kekuasaan dibagi, pengaruh dijalankan, dan keputusan-keputusan dibuat.

Morgan juga menunjukan bahwa organisasi adalah physic prisons karena ia

dapat membentuk dan membatasi kehidupan anggota-anggotanya, dan ia

menegaskan bahwa organisasi dipahami sebagai transformation, karena

menyukai dirinya, berubah dan tumbuh atas informasi umpan balik dan

kekuatan logika. Terakhir Morgan mengatakan bahwa organisasi itu seperti

instrument of domination, karena ia mengundang kepentingan-

kepentinganyang bersaing, yang beberapa diantaranya mendominasi lainnya.11

9 Dedi Mulyana, Anwar Arifin, Hafied Cangara. Ilmu Komunikasi dan Tantangan Masa

Depan, (Jakarta: Kencana Pramedia Group, 2011), h. 205.

10 Hasrullah, Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kecana Prenada, 2013), h.

42 11 Ibid, h. 43.

5

Organisasi dibentuk melalui komunikasi ketika individu di dalamnya

saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan individu dan tujuan

bersama. Proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi menghasilkan

berbagai hal seperti hubungan kewenangan, terciptanya peran, adanya jaringan

organisasi, dan iklim organisasi. Organisasi menciptakan hasil atau keluaran

akibat adanya interaksi diantara individu dan kelompok dalam organisasiyang

pada gilirannya mempengaruhi interaksi masa depan di dalam organisasi.12

Kegiatan organisasi berfungsi untuk mencapai tujuan individu dan tujuan

bersama. Kegiatan organisasi memiliki tujauan dan tugas atau kerja. Bagi

kebanyakan orang, bekerja pada organisasi atau perusahaan merupakan

pengalaman praktis yang berharga orang bekerja atau berpartisipasi dalam

organisasi karena organisasi memungkinkan orang itu untuk mencapai suatu

tujuan yang biasanya penting secara pribadi, dan yang paling umum dan jelas

adalah untuk tujuan memperoleh penghasilan, tetapi kita juga dapat mencapai

berbagai tujuan lainnya selain mendapatkan penghasilan. Banyak organisasi

yang tidak memberikan gaji atau penghasilan kepada anggotanya sepeti

organisasi agama dan organisasi social dan sebagaiannya, namun organisasi

tersebut memberikan peluang bagi anggotanya untuk meraih nilai-nilai

lainnya.13

Kegiatan komunikasi dalam organisasi menciptakan pola-pola yang

mempengaruhi kehidupan organisasi. Tema penting yang dikemukakan bebagia

teori mengenai komunikasi organisasi adala mengenai dua wajah komunikasi.

12 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Masa, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group), h. 384. 13 Ibid, h. 385.

6

Wajah pertama adalah peran komunikasi yang memungkinkan kita mencapai

tujuan. Wajah kedua adalah peran komunikasi dalam menciptakan struktur dan

pengaturan yang berfungsi mengorganisasi dan membatasi kegiatan dan focus

pada kegiatan tersebut.14

Dalam organisasi kemahasiswaan terutama organisasi ekstra kampus yakni

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN (Institut

Agama Islam Negeri) Mataram, sering melakukan komunikasi secara langsung

dengan mahasiswa tentang adanya organisasi ini, agar dapat dipandang sebagai

system informasi yang mengarahkan pada kemajuan anggota maupun kader

organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN

Mataram.15

Dalam berbagai permasalahan kampus semisal, srana dan prasarana yang

kurang memadai dalam menjamin kegiatan belajar mengajar, fasilitas kampus

yang tidak layak pakai. PMII siap turun untuk menindak lanjuti permasalahan

tersebut. Hal yang biasa dilakukan ialah, bersurat kepada pimpinan kampus

untuk memusyawarahkannya. Jika tidak diindahkan biasanya PMII Komisariat

IAIN Mataram melakukan demonstrasi di areal kampus untuk menuntut semua

sarana dan prasarana kampus agar segera diselesaikan dengan baik, dan

buktinya PMII mampu melaksanakan itu semua demi kemaslahatan.16

Organisasi PMII juga memiliki basis masa tebanyak di ruang lingkup

IAIN Mataram, hal ini disebabkan oleh manajemen organisasi dan strategi

14 Ibid, h. 386.

15 Aziz Muslim, Sekretaris PMII Komisariat IAIN Mataram, Wawancara, Pejeruk, 19

Juni 2015. 16 Suparman Ambakti, Senior PMII, Wawancara, Dasan Agung, 21 Juni 2015

7

organisasi bahkan komunikasi organisasi yang dilakukan oleh pengurus harian

organisasi ini dalam merekrut setiap anggota baru dilakukannya dengan baik

dan semaksimal mungkin. Bukan hanya itu kegiatan-kegiatan formal dan non

formal organisasi PMII dalam kesehariannya tetap diawasi agar terjalinnya

komunikasi organisasi yang baik dalam mengatur kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan organisasi ini.17

Dengan demikian peneliti yang tergabung dalam organisasi eksternal

kampus, yakni PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), merasa ingin

mengetahui bentuk manajemen oraganisasi yang dilakukan oleh pengurus

harian PMII Komisariat IAIN Mataram. Maka peneliti mengangkat judul

“Manajemen Komunikasi Organisasi Dalam Mengembangkan Peran dan

Fungsi Organisasi” dalam tubuh organisasi ekstra kampus PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Mataram.

B. Fokus Kajian

1. Bagaimanakah eksistensi organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia) Komisariat IAIN Mataram dalam mengembangkan peran dan

fungsi organisasi ?

2. Bagaimanakah manajemen komunikasi organisasi yang diterapkan

organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN

Mataram dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasi?

17 Sholihin, Ketua Komisariat PMII IAIN Mataram, Wawancara, Gomong, 21 Juni 2015.

8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui eksistensi organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia) Komisariat IAIN Mataram dalam mengembangkan peran dan

fungsi organisasi.

2. Untuk mengetahui manajemen komunikasi organisasi yang diterapkan

organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN

Mataram dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam proses

pengembangan peran dan funsi organisasi, sehingga peneliti nantinya akan

memperoleh pemahaman dalam berorganisasi.

2. Secara Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan semoga nantinya dapat

membantu peneliti setelahnya dan sebagai acuaan untuk dikembangkan

peneliti berikutnya jika sesuai dengan judul yang diangkat.

E. Ruang Ligkup dan Setting Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada organisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN (Institut Agama Islam Negeri)

Mataram yang menjadi organisasi eksternal kampus IAIN Mataram. Karena

melihat keadaan sosiologis organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram sangat

rentan dengan perkembangannya seperti pola pikir, tingkah laku, dan gaya

hidup keseharian, karena juga anggota dari organisasi PMII Komisariat IAIN

9

Mataram datang dari letak geografis yang berbeda-beda. Tentu dengan

perbedaan inilah, dapat menopang antar satu dengan yang lainnya melalui

kemampuan dan pengalamannya dalam mengembangkan peran dan fungsi

organisasi tersebut.

F. Telaah Pustaka

Pada telaah pustaka ini peneliti mengangkat beberapa penelitian

terdahulu yang senada dan searah dengan penelitian ini baik itu mengenai

mangement organisasi ataupun startegi komunikasi. Suatu karya ilmiyah

dipandang baik dan benar apabila hasil kajian dan penelitian tersebut relevan

dengan apa yang terjadi pada suatu wilayah yang diteliti oleh penulis, karya

ilmiah tersebut juga bukan merupakan karya tiruan atau jiplakan yang

dilaksanakan oleh peneliti. Untuk membuktikan bahwa penelitian ini betul-

betul hasil karya penulis, maka penulis membandingkannya dengan beberapa

judul skripsi dan buku-buku terdahulu yang bertopik senada yang telah diteliti

oleh para penulis yang terdahulu meneliti dengan mengajukan literatur-literatur

berikut:

1. Ahmad Sanusi

Dengan judul skripsi: “Manajemen Dakwah Pondok Pesantren

Nurussabah Dalam Meningkatkan Kehidupan Perilaku Sosial Keagamaan

Jama’ah Desa Batunyala, Praya, Lombok Tengah”. 18 Kesimpulan dari

skripsi ini adalah sebagai berikut:

18 Ahmad Sanusi, “Manajemen Dakwah Pondok Pesantren Nurussabah Dalam

Meningkatkan Kehidupan Perilaku Sosial Keagamaan Jama’ah Desa Batunyala, Praya Tengah, Lombok Tengah” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013), h. 3.

10

Bentuk sistem dari kegiatan manajemen dakwah di Pondok Pesantren

Nurussabah, dilakukan menggunakan dua sistem yaitu pengkaderan secara

internal lembaga dan dengan menggunakan sistem pengkaderan eksternal

lembaga, dengan melalui diniyyah dan pengajian umum yang diadakan dua

minggu sekali. Dimana tujuan dari kedua sistem manajemen ini untuk

memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa

Batunyala.19

Dari kesimpulan skripsi di atas terdapat persamaan maupun perbedaan

antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang yakni:

a. Persamaan peneliti sebelumnya dengan peneliti sekarang yaitu sama

sama membahas tentang manajemen.

b. Perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan peneliti yang sekarang

yaitu:

Peneliti sebelumnya membahas tentang manajemen dakwah

Pondok Pesantren Nurussabah, sedangkan peneliti sekarang membahas

tentang Manajemen Komunikasi Organisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Mataram.

Peneliti sebelumnya membahas tentang manajemen dakwah dalam

meningkatkan kehidupan prilaku sosial keagamaan jamaah, sedangkan

peneliti sekarang membahas tentang managemen komunikasi organisasi

dalam meningkatkan peran dan fungsi organisasi.

19 Ibid., h. 4.

11

2. Hamdi

Dengan judul skripsi: “Efektivitas Komunikasi TGH. Zaenal Arifin

Munir Dalam Meningkatkan Kuantitas Santri Pondok Pesantren Munirul

Arifin (YANMU) NW, Praya, Lombok Tengah”.20 Dimana kesimpulan dari

skripsi ini adalah:

Untuk mencapai tujuan mempengaruhi masyarakat pada umumnya

maka sangat dibutuhkan komunikasi yang baik dan efektif sebagai salah

satu manajemen dakwah. Salah satu manajemen dakwah yang subyektif

yakni pengajian mingguan, disamping mempunyai motivasi ibadah yang

cukup menjanjikan juga berfungsi sebagai sarana-sarana untuk

mencerdaskan ummat, meningkatkan wawasan dan pengetahuan

masyarakat.21

Dalam skripsi tersebut peneliti sebelumnya dengan peneliti yang

sekarang sama-sama membahas mengenai komunikasi, namun disini

terdapat perbedaan antara peneliti sebelumnya dan peneliti yang sekarang

yakni:

a. Peneliti sebelumnya membahas tentang efektivitas komunikasi,

sedangkan peneliti sekarang membahas tentang manajemen komunikasi

organisasi.

b. Lokasi penelitian peneliti sebelumnya yakni Pondok Pesantren Munirul

Arifin (YANMU) NW, Praya, Lombok Tengah, sedangkan lokasi

20 Hamdi, “Efektivitas Komunikasi TGH. Zaenal Arifin Dalam Meningkatkan Kuantitas

Santri Pondok Pesantren Munirul Arifin (YANMU) NW, Praya, Lombok Tengah” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2012), h. 6.

21 Ibid., h. 7.

12

penelitian peneliti yang sekarang di kampus Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Mataram.

G. Kerangka Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang

dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau

mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari bahasa Italia, maneggio,

yang diadopsi dari bahasa Latin Managiare, yamg berasal dari kata

monus yang berarti tangan. Jadi, manajemen pada dasarnya adalah upaya

mengatur segala sesuatu untuk mengatur tujuan organisasi.22

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris,

management, yang berarti pelaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.

Artinya manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu

atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu

tujuan.23

Pengertian tersebut dalam skala aktifitas juga dapat diartikan

sebagai aktivitas menertibkan, mengatur, dan berfikir yang dilakukan

seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapikan

segala sesuatu yang ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya

serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.

22 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Pustaka Setia, 2006),

h. 15. 23 M. Munir, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. 9.

13

Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang

dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah: “The procces of

planning, organizing, leading, and controing the work of organization

members and of using all available organizational resources to reach

stated organizational goals”. (Sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota organisasi, serta

penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih

tujuan organisasi yang telah ditetapkan).24

Di samping itu, terdapat pengertian lain dari kata manajemen, yaitu

kekuatan yang menggerakan suatu usaha yang bertanggung jawab atas

sukses dan kegagalannya suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai

tujuan tertentu melalui kerja sama dengan orang lain.25

Manajemen sangat dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa

manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih

akan lebih sulit. Ada tiga alas an utam diperlukannya manajemen.

1) Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi dan pribadi.

2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dala organisasi,

seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,

konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi perdagangan, masyarakat

dan pemerintah.

24 Ibid., h. 9. 25 Ibid., h. 10.

14

3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat

diukur dengan banyak cara berbeda. Salah satu cara yang umum

adalah efisiensi dan efektivitas. Dua konsepsi utama untuk mengukur

prestasi kerja. Efisiensi adalah kemempuan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dengan benar. Efektivitas merupakan kemampuan

untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.26

Secara elaboratif pengertian manajemen juga diorientasikan

pada penekanan secara continue untuk memperhatikan aspek-aspek

lingkungan yang terkandung. Dalam hal ini peningkatan, efesiensi,

dan efektivitas sangat mempengaruhi dalam mencapai tujuan.

Dalam sebuah oraganisasi membutuhkan sebuah manajemen

yang mampu membentuk organisasi tersebut menjadi unggul dalam

semua bidang. Hal inilah yang menumbuhkan manajemen organisasi

dalam mengatur, mengendalikan, mengontrol, dan mengembangkan

segala upaya dalam mengatur dan menggunakan Sumber Daya

Manusi (SDM).

Titik tolak yang tepat digunakan dalam membahas ruang lingkup

Sumber Daya Manusia adalah pemahaman yang benar tentang palin

sedikit empat postulat manajemen sumber daya manusia, yakni:

26 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 2009), h. 6

15

1) Seluruh kegiatan manajemen sumber daya manusia dalam satu

organisasi diarahkan kepada dan dimaksudkan untuk meningkatkan

efisiensi , efektivitas dan produktivitas organisasi atau perusahaan.

2) Manajemen puncak harus menentukan secara dini apakah audit

manajemen sumber daya manusia mencakup seluruh organisasi

atau hanya komponen-komponen di dalamnya, misalnya komponen

yang dianggap bermasalah.

3) Karena pada galibnya setiap menejer dalah menejer sumber daya

manusia, keterlibatannya sebagai sasaran audit sangat penting,

anatar lain untuk meneliti sampai sejauh mana menejer mampu

mengimplementasikan berbagai kebijaksanaan yang ditetapkan

manajemen sumber daya manusia.

4) Hasil audit manajemen dimanfaatkan oleh banyak pihak seperti ,

manajemen puncak, para menejer bidang fungsional, para spesialis

di lingkungan satuan kerja yang mengurus sumber daya manusia,

para penyelia dan bahkan pada tingkat tertentu oleh semua

pelaksana kegiatan tekhnis dan operasional.27

Manajemen organisasi menurut Narayan dan Raghu Nath,

menyatakan bahwa kajian tentang organisasi tidak hanya

perkumpulan orang-orang, aktivitas-aktivitas dan tujuan yang akan

dicapai, tapi juga semua aspek yang mempengaruhi eksistensi,

perkembangan, dan efektivitas organisasi tersebut, antar lain:

27 Sondang P. Siagian, Audit Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), h. 68

16

rincian dan susunan tugas, barang dan mesin, teknologi informasi

dan sumber lain yang digunakan serta saling berpengaruh dan

keterpaduannya dalam suatu sistem.28

Menurut Rosenberg dan Adam kata “manajemen” memiliki

dua makna, yaitu sebagai posisi dan proses. Sebagai posisi,

manajemen berarti seseorang atau sekelompok orang yang

bertanggung jawab melakukan pengkajian, penganalisisan,

perumusan keputusan, dan pengambilan inisiatif atas tindakan yang

sesuai atau yang terbaik di dalam sebuah organisasi. Sebagai

proses, manajemen merupakan sinonim dari administrasi yang

memiliki arti sebagai fungsi perencanaan, pengoordinasian, dan

penggerakan aktifitas sebuah organisasi. Selanjutnya Koonts dalam

Imam Soeharto menyatakan bahwa manajemen adalah proses

merencanakan, mengelola, memimpin, dan mengendalikan

kegiatan personil serta sumber daya lain untuk mencapai sasaran

organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.29

Organisasi yang berarti suatu kumpulan atau suatu sistem

individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem

pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu.30

28 Akdon. Strategic Management For Educational Management (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 43. 29 Murdifin Haming, Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern Operasi

Manufuktur dan Jasa buku kesatu. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 66 30 M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 277.

17

b. Sarana Manajemen

Sarana penting atau sarana utama dari setiap manajer untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah

manusia (man dan woman). Berbagai macam untuk mencapai

tujuan dan aktivitas itu dapat kita tinjau dari sudut proses seperti

planning, staffing, directing, dan controlling, dapat pula kita tinjau

dari sudut bidang seperti penjualan, produksi, keuangan,

personalia, dan sebagaiannya. Tanpa adanya manusia manajer tidak

akan mungkin mencapai tuuannya. Harus diingat bahwa manajer

adalah orang yang mencapai hasil melalui orang lain.

Sarana manajemen yang kedua adalah uang (money). Untuk

melakukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah atau

gaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan,

bekerja dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, peralatan-

peralatan, dan lain sebagaiannya. Uang sebagai sarana manajemen

harus digunakan sebagaian rupa agar tujuan yang ingin dicapai bila

dinilai dengan uang lebih besar dari uang yang digunakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Kegagalan atau ketidaklancaran proses

manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh

perhitungan atau ketelitian dalam menggunakan uang.31

31 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: Terbitan, 2006), h. 6

18

c. Fungsi-Fungsi Manajemen.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

1) Forecasting

Forecasting adalah kegiatan meramalkan,

memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai

kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang

akan terjadi sebelum sutau rencana yang lebih pasti dapat

dilakukan. Misalnya, suatu akademi, meramalkan jumlah

mahasiswa yang akan melamar belajar ke akademik tersebut.

2) Planning

Planning adalah perencanaan atau penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Pembatasan yang agak kompleks merumuskan perencanaan

sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai,

dimana hal itu harus dicapai, bagaiman hal itu harus dicapai,

siapa yang bertanggung jawab, dan penetapan mengapa hal itu

harus dicapai

3) Organizing

Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang

diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan

fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta

menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antar masing masing

unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula

19

dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam

mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,

wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan

terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dalam mncapai

tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

4) Staffing

Staffing adalah penyusunan personalia pada suatu

organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya

sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna

terhadap organisasi dan juga berhubungan dengan penerapan

orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang

da dalam organisasi tersebut.

5) Directing

Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan

dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau

instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-

masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-

benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

6) Leading

Leading adalah salah satu fungsi manajemen yang

dikemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskan sebagai

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang menejer yang

menyebabkan orang lain bertindak.

20

7) Coordinating

Coordinating adalah sistem koordinasi untuk melakukan

berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,

kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,

menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga

terdapat kerja sama yang terarah dalam mencapai tujuan

organisasi.

8) Motivating

Motivating adalah pemberian inspirasi, semangat dan

dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan

secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan.

9) Controlling

Controlling adalah pengawasan serta mengadakan

penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang

dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benardengan

maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.

10) Reporting

Reporting adalah laporan atau penyampaian

perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan

mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-

fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan

maupun tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat

21

memperoleh gambaran bagaimana peleksanaan tugas orang yang

memberi laporan.32

d. Proses Manajemen

Dalam hubungan ini berarti bahwa “manajemen” adalah

sesuatu hal yang dilakukan oleh para menejer dalam upaya mereka

untuk mencapai produktifitas. Maka dengan demikian dapat kita

nyatakan proses manajemen sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengawasi penggunaan sumber-

sumber daya guna mencapai tujuan atau sasaran organisasi yang

bersangkutan.

Keberhasilan dalam mengimplementasi proses manajemen

memerlukan suatu kemampuan untuk mengambil keputusan

keputusan, memecahkan problem-problem, dan melaksanakan

tindakan-tindakan untuk memanfaatkan sumber daya secara efektif

serta efisien. Kiranya tidak berlebihan apabila kita menyatakan

sebagai tambahan bahwa kemampuan baik dalam hal menjalankan

manajemen konflik juga turut serta membantu memperlancar proses

tersebut.

Dalam perkembangan ilmu manajemen kita mengenal apa

yang dinamakan dengan: “mazhab proses manajemen” (The

Management Process School) kata G. R. Terry dan Stephen G.

Franklin proses manajemen memiliki aplikasi universal. Hal tersebut

32 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: Terbitan 2006), h. 8-13.

22

adalah penting, karena ia berarti bahwa fungsi-fungsi fundamental

perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan pengawasan

bersifat dasar, dan mereka dilaksanakan oleh sang menejer terlepas

dari jenis perusahaan atau organisasi yang dipersoalkan.33

e. Aneka macam aspek manajemen

1) Pengantar

Dalam hal mangintroduksi ketiga macam pendekatan terhadap

manajemen perlu diingatkan semua menejer modern pada dasar

menghadapi tiga macam tugas manajerial pokok, yaitu :

a) Memanaje pekerjaan-pekerjaan dan organisasi

Terlepas dari apakah organisasi yang ada merupakan sebuah

organisasi besar atau kecil apakah dia organisasi pemerintah

atau sawasta pihak manajemen harus memastikan bahwa

pekerjaan organisasi yang bersangkutan dilaksanakan dan

organisasi itu sendiri di nanaje.

b) Memanaje manusia

Harus diakui bahwa tidak ada organisasi-organisasi tanpa

manusia , sehingga dengan demikian para mamajer harus

mengetahui bahwa bagaimana cara memotivasi, memimpin

dan berkomunikasi, dan mereka perlu memahami hubungan-

hubungan antara perorangan dan prilaku kelompok orang34

33 J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), h. 22-23.

34 Ibid,,, h. 36-37.

23

c) Memanaje produksi dan operasi-operasi

Proses yang digunakan untuk memproduksi output organisasi

yang bersangkutan harus pula dimanaje . istilah produksi

memusatkan perhatian pada tekhnolgi produksi. Apa yang

dinamakan “operasi manajemen” dengan perbedaan bahwa ia

memusatkan perhatian pada klas problem-problem yang lebih

luas. Ia mencakupi organisasi yang teknologi-teknologi cukup

berbeda dibandingkan dengan teknologi-teknologi sebuah

perusahaan manufaktur, maka dengan demikian dapat

dikatakan bahwa salah satu focus penting dari setiap pekerjaan

manajerial adalah tugas manaje operasi-operasi.35 Faedah-

faedah yang diharapkan manusia dari suatu organisasi

bersifat pribadi. Karena apa yng dianggap sebagai faedah olehorang-

orang tertentu mugkin dianggap oleh orang lain, sebagai hal yang

tidak menarik, mengerikan atau sesuatu yang rendah.

Manusia telah belajar dari pengalaman bahwa untuk

memperoleh faedah-faedah yang dibutuhkan lebih baik hal itu dicapai

melalui organisasi-organisasi. Faedah-faedah yang diberikan oleh

organisasi-organisasi hamper sebanyak pengalaman manusia. Ilmu-

ilmu seperti ilmu ekonomi, sosiologi, psikologi, filsafat, sastra, sejarah,

dan lain-lain mencurahkan banyak perhatian untuk mempelajari

35 Ibid, h. 38

24

pengalaman dalam organisasi-organisasi dan faedah-faedaah yang

dicapainya dari organisasi-organisasi.36

2. Komunikasi Organisasi

Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa

komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan

sudah dilaksanakan dengan benar oleh anggota ataupun bagaimana bawahan

mencoba menyampaikan keluhan pada atasan, memungkinkan tujuan

organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang

diharapkan, merupaakan contoh sederhan untuk memperlihatkan bahwa

komunikasi merupakan aspek yang penting dalam sebuah organisasi.37

a. Pengertian Komunikasi Organisasi

Dilihat dari definisi Fungsional Komunikasi Organisasi dapat

didefinisikans sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit

unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-

hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi

dalam satu lingkungan.38

Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu

orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu

pertunjukansistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran

pesan diantara lusinan bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang

36 Ibid, h. 66 37 M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 261. 38 R. Wayne Pace Don F Faules, Komunikasi Organisasi. Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan (PT Remaja Rosda Karya, 2010), h. 31.

25

memiliki jenis-jenis hubungan yang berlainan yang menghubungkan

mereka; yang pikiran, keputusan dan prilakunya diatur oleh kebijakan

kebijakan, regulasi dan “aturan-aturan”; yang mempunyai gaya berlainan

dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi oleh

kemungkinan-kemungkinan yang berbeda; yang berada pada tahap

perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi

iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda

dan tingkat kecukupan informasi yang bebeda pula; yang lebih menyukai

dan menggunakan jenis atau bentuk, dan metode komunikasi yang

berbeda dalam jaringan yang berbeda;yang mempunyai tingkat ketelitian

pesan yang berlainan; dan membutuhkan tingkat materi dan energi yang

berbeda untuk berkomunikasi efektif.39

Sedangkan dilihat dari definisi interpretif. Komunikasi Organisasi

adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan

organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi; ia

adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “perilaku

pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat

dalam prose situ bertransaksi dan member makna atas apa yang sedang

terjadi. Realitas organisasi adalah suatu konstruksi subjektif yang mampu

lenyap saat anggotanya tidak mampu menganggapnya demikian, yang

demikian itu “Manusia Mampu Menciptakan Relitas Mereka”. Lebih

39 Ibid,,, h. 32

26

jelasnya komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas

interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.40

Beberapa ahli dalam komukasi organisasi juga berpendapat bahwa

konsep “iklim” merupakan salah satu “gagasan paling kaya dalam teori

organisasi, secara umum, dan dalam komunikasi organisasi secara

khusus”. Iklim komunikasi organisasi terdiri dari beberapa persepsi-

persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut

terhadap komunikasi. Pengaruh ini disepakati, dikembangkan, dan

dikokohkan secara berkisinambungan melalui komunikasi dengan

anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi

keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan

memepengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.41

Pentingnya iklim yang mendukung dalam komunikasi organisasi

ditekankan oleh reding sebagai berikut. Iklim dari organisasi adalah lebih

krusial daripada keterampilan atau tekhnik berkomunikasi dalam

menciptakan satu organisasi yang efektif.

Hasil penelitian Navy O’Reilly dan Robert mendukung dengan

kuat bahwa ada hubungan kualitas dan kuantitas komunikasi dengan

kinerja organisasi. Dennis dan Richetto dan Wieman juga mendukung

hubungan yang positif diantara kepuasan dengan iklim dan efektivitas

organisasi yang diamatinya. Dewine dan Barone menemukan bahwa

apabila kepuasan komunikasi bertambah, maka iklim komunikasi

40 Ibid,,, h. 33 41 Ibid, h. 148-149

27

organisasi akan bertambah positif secara umum. Hasil studi Schuler dan

Blank mengatakan bahwa ada hubungan positif antara ketepatan

komunikasi yang berkenaan denga tugas, komunikasi kemanusiaan, dan

komunikasi pembaruan denagn kepuasan kerja dan hasil yang di capai

oleh pekerja.42

Aliran komunikasi secara vertikal dan horizontal dapat

dikombinasikan ke dalam berbagai pola yang disebut jaringan komnikasi.

Dalam sebuah jaringan rantai, komunikasi mengalir menurut rantai

komando formal, baik ke bawah maupun ke atas. Sebuah jaringan roda

mewakili komunikasi yang mengalir antar pemimpin yang kuat dengan

identitas yang jelas dan anggota lainnya dalam suatu kelompok kerja atau

tim. Pemimpin berfungsi sebagaipusat kegiatan yang dilalui oleh setiap

komunikasi yang dilakukan. Terakhir pada jaringan semua saluran,

komunikasi mengalir dengan bebas diantara semua kelompok

kerja.43

Menurut situs ensiklopedia bebas, Wikipedia komunikasi organisasi

adalah studi tentang bagaimana orang-orang yang bekerja di dalam

organisasi berkomunikasi dalam konteks organisasi, serta interaksi dan

pengaruh antara struktur organisasi dengan pengaruh organisasian. Jika

kita menelusuri sejarah teori komunikasi umum dan teori komunikasi

organisasi, maka kita dapat melacak akar akar ilmu komunikasi dari

disiplin retorika yang terjadi di zaman Yunani dan romawi kuno, yang

42 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 90. 43 Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen Edisi Kesepuluh, (Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama, 2010), h. 90.

28

telah menampilkan sejumlah nama ahli retorika, seperti Aristoteles,

Cicero, dan Quintillian. Saat itu komunikasi organisasi merupakan suatu

disiplin yang diminati oleh para ahli komunikasi dengan tekanan pada

speaking dan writing terutama dalam konteks bisnis.44

b. Tujuan Komunikasi Organisasi

Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:

1) Menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat. Memberi peluang bagi

para pemimpin organisasi dan anggotanya untuk menyatakan pikiran,

pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang

mereka lakukan.

2) Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepad

seluruh aparatur organisasi untuk membagi organisasi dan memberi

makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi organisasi, sub-

organisasi, inddividu, maupun kelompok kerja dalam organisasi.

3) Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para

pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar informasi yang

berkaitan dengan perasaan dan emosi.

4) Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasikan sebagaian atau

seluruh tindakan yang beraitan dengan tugas dan fungsi organisasi,

yang telah dibagi habis ke dalam bagian atau sebagaian organisasi.

Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama

44 Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara,2014) h.

365.

29

dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan

menggambarkan aspek kerja sama.45

c. Fungsi Komunikasi Organisasi

Ada dua fungsi komunikasi organisasi, yakni fungsi umum dan fungsi

khusus.

1) Fungsi Umum

a) To tell. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasiterkini

mengenai sebagaian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan

pekerjaan.

b) To sell. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide,

pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap

tentang sesuatu yang merupakan subyek layanan.

c) To learn. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan

para karyawan agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal),

belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan

orang lain, tentang apa yang dijual atau apa yang diceritakan orang

lain tentang organisasi.

d) To decide. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan

bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi

atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran dan kekuasaan

dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah

orang, bagaimana memanfaatkan sumber daya, serta

45 Ibid., h. 372-373.

30

mengalokasikan manusia, mesin, metode, dan tekhnik dalam

organisasi.

2) Fungsi Khusus

a) Membuat para karyawan untuk melibatkan diri dalam isu-isu

organisasi, lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di

bawah sebuah komando.

b) Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi

antarsesama bagi peningkatan produk organisasi.

c) Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani

atau mengambil keputusan-keputusan dala suasana yang ambigu

dan tidak pasti.46

d. Arus Komunikasi Organisasi

Robbins membagi arus komunikasi dua bagian, yaitu:

Komunikasi vertical dan komunikasi lateral (downward and upward).

1) Komunikasi ke Atas

Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang

lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misal: dari ketua

himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia kepada para

pelaksana. Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan

dan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik

46 Ibid., h. 374.

31

yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi anggota

organisasi.47

2) Komunikasi ke Bawah

Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang

lebih tinggi ke tingkat yang lebi rendah. Contoh, pesan dari direktur

pada sekretaris, dari ketua senat pada bawahannya. Masalah yang

timbul, manajemen dengan bawahan seringkali berbicara dengan

bahasa yang berbeda.

3) Komunikasi Lateral

Merupakan arus pesan antar sesama, ketua bidang ke ketua

bidang, anggota ke anggota. Pesan semacam ini bergerak di semua

bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.48

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Istilah penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian

yang temuan-temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainnya. Contoh dapat berupa penelitian tentang kehidupan,

riwayat dan perilaku seseorang, disamping juga tentang peranan organisasi,

pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik (feed back). Sebagian datanya

dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat

kualitatif.49

47 Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan Filosofis dan Praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 221.

48 Ibid, h. 222 49 Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 4.

32

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan jawaban yang bersifat deskriftif analitis, karena data yang

diinginkan berupa pemaparan dari peristiwa, kegiatan atau fakta yang

diteliti. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh data deskriftif

analitis tentang tingkah laku berdasarkan hasil pengamatan maupun

pengakuan atau tulisan dari subjek agar hubungan peneliti dan informen

menjadi mudah. Biasa terus terang dan lebih dekat sehingga dalam

pengumpulan data peneliti tidak merasa kesulitan.

Terdapat banyak alasan yang sahih untuk melakukan penelitian

kualitatif. Salah satunya adalah kemantapan peneliti berdasarkan

pengalaman penelitinya. Beberapa peneliti yang berlatar belakang bidang

pengetahuan seperti Antropologi atau yang terkait dengan orientasi filsafat

seperti fenomolog.50

Dalam pendekatan kulitatif ini peneliti menandai pokok-pokok

pertanyaan yang digunakan oleh peneliti yakni: Manajemen Komunikasi

Organisasi Dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi Organisasi (Studi

Kasus PMII Komisariat IAIN Mataram).

2. Kehadiran Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka peneliti terlibat

langsung kelokasi penelitian. Kehadiran peneliti langsung di lapangan

mempunyai maksud supaya peneliti dapat menganalisa masalah yang ada di

lokasi penelitian. Kehadiran peneliti sangatlah penting dalam suatu

50 Ibid., h. 5.

33

penelitian, karena peneliti berkedudkan sebagai instrumen kunci utama

dalam penelitian kualitatif, untuk itu penelitian di lapangan wajib diketahui

oleh peneliti. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan secara

bertahap. Tahap pertama, tahap persiapan yakni menyiapkan segala sesuatu

yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini seperti; mengurus izin

lokasi penelitian dan mempersiapkan pedoman wawancara yang akan

diajukan kepada informen. Tahap kedua, tahap pendekatan yang lebih baik

dengan para narasumber, supaya informasi yang didapat akurat dan bisa

dipercaya.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan pada organisasi ekstra kampus

yaitu organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang

bertempat di kampus IAIN mataram yang merupakan salah satu Perguruan

Tinggi Islam Negeri yang ada di Kota Mataram. Mahasiswa dan mahasiswi

IAIN Mataram yang sangat plural, baik dari latar belakang suku, ras yang

berbeda-beda, tempat tinggal, tingkat ekonomi dan latar belakang

pendidikan yang berbeda pula, sebagaian mahasiswa yang berasal dari

sekolah umum dan sekolah swasta. Masing-masing diantara mereka,

sebagaian ada yang ikut bergabung dalam organisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Mataram, dan ada juga yang

tidak tergabung dalam organisasi ini.

Melihat kondoisi mahasiswa IAIN Mataram yang kebanyakan ikut

serta tergabung dalam organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

34

Indonesia) Komisariat IAIN Mataram, peneliti merasa terpanggil untuk

melakukan penelitian terhadap organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia) yang banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi IAIN

Mataram ikut bergabung di dalamnya.

4. Sumber Data

Sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti memiliki pedoman

penelitian dengan menggunakan penelitian kualitaif, yang mana data-data

yang dikumpulkan berupa pendapat, informasi, konsep dan keterangan yang

berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Menurut Ari Kunto

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah data yang

dperoleh dari hasil dokumentasi dan wawancara. 51

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam

penelitian, bukan menjadi suatu keharusan bagi seorang peneliti, untuk

memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini maka peneliti

memakai beberapa metode dalam pengumpulan data.52

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan proses yang komplek, yang tersusun dari

proses Biologis dan Psikologis. Dalam menggunakan tekhnik observasi

yang terpenting adalah melakukan pengamatan dan ingatan peneliti. Ada

51 Ari Kunto Suharsimi, Prosedur Penelitien Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 144. 52 Ibid., h. 246.

35

dua indra yang sangat vital yang di dalam melakukan pengamatan yaitu

mata dan telinga, oleh karena itu harus benar-benar sehat. Dalam

pengamatan, mata lebih dominan daripada telinga.53

Dari pemahaman observasi atau penelitian di atas, sesungguhnya

yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan.

Dimana observasi ini mendatangi kampus dari organisasi PMII

(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang berada di IAIN Mataram

yaitu dengan menemui pengurus organisasi tersebut untuk meminta

keterangan dan pendapat dari pengurus organisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Mataram.

b. Wawancara

Wawancara ini menggunakan wawancara tak berstruktur.

Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sediki atau kecil. Tekhnik pengumpulan data ini

mendasarkan daripada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.54

53Ibid., h. 26. 54 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi ( Alfabeta Bandung, 2014 ), h. 188.

36

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face )

maupun dengan menggunakan telpon.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannyapun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap

responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data

mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data

dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.

Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka

diperlukan training kepada calon pewawancara.55

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan

dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih

mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti

berusaha mendapatkan informasi awal tentang

55Ibid., h. 189.

37

berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti

dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variable apa yang

harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih

lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak

yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan

melakukan penelitian tentang iklim kerja perusahaan, maka dapat

dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat bawah, supervisor dan

manajer.56

Wawancara ini menggunakan wawancara tak terstruktur.

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada respon, dan

jawaban-jawaban responden, dicatat atau direkam dengan menggunakan

alat perekam ( tape recorder ).57

Wawancara adalah prosedur yang dirancang untuk memperoleh

informasi dari seseorang melalui respons lisan terhadap pertanyaan lisan.

Dalam wawancara tidak terstruktur atau tanpa petunjuk, umumnya tidak

ada format yang harus diikuti sehingga wawancara itu dapat mengarah ke

berbagai hal. Tidak terstrukturnya wawancara memungkitkan

pewawancara mengajukan pertanyaan lanjutan dan mengejar hal menarik

saat pertanyaan dikembangkan.58

56Ibid., h. 191. 57 Meleon J Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2006),h. 248. 58 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, (KLaten: PT Intan Sejati, 2006), h.

244.

38

Disisi lain dalam wawancara terstruktur atau berpetunjuk,

pertanyaan dan proses yang diterima telah ditentukan lebih dahulu dan

respon tersebut dibuatkan rating-nyasesuai dengan ketepatan isi.

Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur masing-masing

memliki pro dan kontra. Dalam wawancara terstruktur semua

pewawancara umumnya menanyakan semua pelamar dengan pertanyaan

yang sama. Wawancara terstruktur juga dapat membantu mereka yang

mungkin tidak terlalu nyaman melakukan wawancara untuk dapat

melakukan wawancara yang lebih baik.59

Adapun proses wawancara yang akan ditanyakan dan narasumber

peneliti adalah masing-masing ketua organisasi baik PMII dan HMI.

Peneliti juga akan mewawancarai sebagaian anggota-anggota kedua

organisasi tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto adalah mencari data mengenai hal-

hal atau variabel berupa catatan buku, surat kabar, majalah dan agenda.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari dokumen-dokumen resmi

yang berkaitan dengan judul peneliti sebagai pelengkap dan pendukung

kelancaran penelitian.60

Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya, monumental

dari seseorang. Keuntungan menggunakan dokumentasi adalah biayanya

59 Ibib, h. 245 60 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitien Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 26-27.

39

relative murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya

adalah data yang diambil dari dokumen cendrung sudah lama. Jika data

semula salah maka peneliti ikut salah pula dalam pengambilan datanya.61

Adapun dokumentasi data yang ditemukan oleh peneliti yang

berkaitan denganManajemen komunikasi organisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) Komisriat IAIN Mataram, diantaranya:

1) Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Komisariat PMII Cabang

Mataram yang dibacakan pada akhir massa khidmatnya pada tanggal

13 April 2014 yang isinya tentang apa saja yang telah dilakukannya

selama memimpin organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia) Komisriat IAIN Mataram dalam mengembangkan peran

dan fungsi organisasi di kampus IAIN (Institut Agama Islam Negeri)

Mataram.

2) Catatan mingguan Ketua Komisariat PMII Cabang Mataram yang di

bacakan pada saat evaluasi di lapangan hijau IAIN Mataram pada

tanggal 9 Mei 2014, tentang sejauh mana perkembangan organisasi

PMII ketika dalam kegiatan-kegiatan harian organisasi di ruang

lingkup IAIN Mataram.62

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan dan materi-materi yang telah anda

kumpulkan untuk meningkatakan pemahaman Anda sendiri mengenai

61Ibid., h. 249. 62 Catatan Mingguan, Ketua Komisariat PMII CabangMataram, Masa Khidmat 2014-

2015.

40

materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan Anda menyajikan apa

yang Anda sudah ditemukan kepada orang lain.63

Menurut Miles dan Huberman, ada tiga macam kegiatan dalam

analisis data kualitatif, yaitu:

1) Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstaksi dan pentransformasian “data mentah” yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Sebagaimana diketahui,

reduksi data terjadi secara continue melalui kehidupan suatu proyek yang

diorientasikan secara kualitatif.

Reduksi data bukanlah suatu yang terpisah dari analisis. Ia

merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-

potongan data untuk diberi kode, untuk ditarik keluar, dan rangkuman

pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua

merupakan pilihan-pilihan analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk

analisis yang mempertajam, memilih, menfokuskan, membuang dan

menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat

digambarkan dan diverifikasikan.64

2) Model Data (Data Display)

Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model

data. Kita mendefinisikan “model” sebagai suatu kumpulan informasi

yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan

63 Emzir, Metode Penelitian Kulitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 85. 64 Ibid., h. 129-130.

41

pengambilan tindakan. Model (display) dalam kehidupan sehari-hari

berbeda-beda dari pengukur bensin, surat kabar, sampai layar komputer.

Melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan

melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan didasarkan pada

pemahaman tersebut.

Menciptakan dan menggunakan model bukanlah sesuatu yang

terpisah dari analisis, ia merupakan bagian dari analisis. Merancang

kolom dan baris dari suatu dari suatu matrik untuk data kualitatif dan

menentukan data yang mana, dalam bentuk yang mana, harus dimasukan

ke dalam sel yang mana adalah aktivitas analisis.65

3) Verifikasi Kesimpulan

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai

memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur ausal dan proposisi-proposisi.

Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini

secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan (skeptisme) tetapi

kesimpulan masih jauh baru mulai dan pertama masih samar, kemudian

meningkat menjadi eksplisit dan mendasar menggunakan istilah kelaisik

Glasser dan Strauss. Kesimpulan ‘’akhir’’ mungkin tidak terjadi hingga

pengumpulan data selesai tergantung pada ukuran korpus dari catatan

lapangan, pengodean, penyimpanan dan metode-metode perbaikan yang

digunakan pengalaman peneliti dan tuntunan dari penyandang dana,

65 Ibid., h. 131-133.

42

tetapi kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang

peneliti menyatakan telah memproses secara induktif. 66

7. Validitas Data

Validitas data yaitu sesuatu yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka

untuk membuktikan apa yang diperoleh dengan keadaan yang sesungguhnya

dan kredibilitas data itu sendiri. Dalam hal ini perlu dilakukan dalam upaya

untuk memenuhi informasi yang ditemukan oleh peneliti sehingga

mengandung nilai kebenaran tanpa memanipulasi data untuk memperoleh

keabsahan data atau data yang valid diperlukan teknik pemeriksaan, supaya

diperoleh temuan-temuan dan informasi yang sah dapat digunakan teknik

sebagai berikut

1) Perpanjangan Keikutsertaan

Keikut sertaan peneliti sangat membutuhkan waktu yang lama

untuk mengumpulkan data-data yang valid agar data yang dikumpulkan

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya

2) Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut. Dalam

teknik peneliti mengamati masalah secara teliti, rinci dan

berkesinambungan.

3) Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos Hasil sementara atau

hasil akhir yang dipperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan rekan

66Ibid., h. 133.

43

sejawat.Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu

teknik pemeriksaan keabsahan data.

Pertama untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap

terbuka dan kejujuran dalam diskusi analitik tersebut kemelencengan

peneliti disingkap dan pengertian mendalam ditelaahyang nantinya

menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. Pertanyaan –pertanyaan yang

diajukan agar disusun sehingga sehingga dapat diklasifikasikan menurut

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan teori subtansif, metedologi,

hukum dan peraturan, etika, atau lain-lain yang relevan. Peneliti sebagai

pemimpin diskusi hendaknya sepenuhnya menyadari posisi, keadaan, dan

proses yang ditempuhnya sehingga dapat memperoleh hasil yang

diharapkan.

Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan

awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang

muncul dari pemikiran peneliti. Ada kemungkinan hipotesis yang muncul

dalam benak peneliti sudah dapat dikonfirmasikan, tetapi dalam diskusi

analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainnya yang justru

membongkar pemikiran peneliti. Sekiranya peneliti tidak dapat

mempertahankan posisinya, maka dia perlu mempertimbangkan kembali

arah hipotesisnya itu.67

67 Moleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif Rosdakarya, 2006), h.333.

(Bandung: PT. Remaja

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Singkat IAIN Mataram

Pada Awal berdirinya IAIN Mataram merupakan perwujudan dari

gagasan dan hasrat umat Islam Nusa Tenggara Barat yang merupakan

penduduk mayoritas untuk mencetak kader pemimpin dan intelektual

muslim bagi keperluan perjuangan bangsa. Embrio dari pendirian IAIN

Mataram di awali dengan adanya sekolah persiapan IAIN Al-Jami’ah

Yogyakarta yang diresmikan berdirinya berdasarkan Surat Keputusan

Mentri Agama No. 93 tanggal 16 September 1963. Sekolah persiapan IAIN

tersebut sampai tahun 1965 telah dua kali menamatkan siswanya. Pada

tahun yang sama pula, di tahun 1965 di keluarkan SK Mentri Agama No. 63

tahun 1965 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Pembukaan Fakultas

Tarbiyah IAIN Al-Jami’ah Sunan Ampel Cabang Mataram tanggal 25

Desember 1965 yang diketuai oleh kolonel M. Yusuf Abubakar. Fakultas

Tarbiyah ini kemudian diresmikan oleh Mentri Agama Prof. K. H. Saifudin

Zohri, pada tanggal 24 Oktober 1966 dengan SK Mentri Agama No. 63

Tahun 1966 bertempat di Pendopo Gubernur Nusa Tenggara Barat. Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Mataram tahun 1966 mempunyai satu jurusan

yaitu Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Program Sarjana Muda. Pada

tahun 1982, dirintis Program Doktoral (Sarjana Lengkap). Program ini

disetujui oleh Dirjen Bimbaga Islam Departemen Agama dengan Surat

44

45

No.F/x/1748, tanggal 06 Mei 1982, dan dimulai pada tahun Akademik

1983 s/d 1987. Dan selanjutnya, sejak T.A.1987/1988, mulai

diselenggarakan program Strata Satu (SI) dengan Sistem Kredit Semester

(SKS). Ketika alih status dari Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari’ah IAIN

Sunan Ampel Cabang Mataram menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Mataram, sesuai Keppres RI. Nomer 11 Tahun 1997,

Jurusan Tarbiyah STAIN Mataram terdiri dari 6 buah program Studi, yaitu:

Pendidikan Bahasa Arab (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, D.2

Pendidikan Guru Agama Islam (PGAI) dan D.2 Pendidikan Guru

Madarasah Ibtida’iyah (PGMI). Dalam perjalanan sejarahnya hingga tahun

Akademik 2005/2006, terutama setelah berdiri menjadi Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) induk pada tahun 2004, setidaknya terdapat 8 jurusan/

program studi, yaitu :

1. Jurusan/ program studi Pendidikan Agama Islam (PAI),

2. Jurusan/ program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA),

3. Jurusan/ program studi Tadris Ilmu pengetahuan Sosial / IPS Ekonomi,

4. Jurusan/ program studi Tadris Matematika (MTK),

5. Jurusan/ program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)-Biologi,

6. Jurusan/ program studi D2 Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah

(PGMI),

7. Jurusan/ program studi D2 Pendidkan Guru Agama Islam (PGAI) dan

8. Jurusan/ program studi Akta IV.

46

Seiring dengan perkembangan Fakultas Tarbiyah maka Fakultas

Syariah Mataram, IAIN Sunan Ampel yang berasal dari STIS diresmikan

berdasarkan SK Mentri Agama RI Nomor 27/ 1994. Pada tahun 1997

Fakultas Syariah IAIN Mataram membuka jurusan Peradilan Agama,

Muamalah, dan Jinayah Siyashah. Sejak menjadi Fakultas Syariah di IAIN

Sunan Ampel Cabang Mataram tidak pernah mewisuda alumni yang

memang berasal dari Fakultas Syariah, tapi selama 3 kali wisuda selalu

mewisuda alumni STIES Mataram. Alumni Fakultas Syariah di wisuda

setelah berubah status menjadi STAIN Mataram dalam jurusan Syariah.

Pada tanggal 13 juni 1997 (berdasarkan Kep. Menpan Nomor B-

589/I/1997) tentang persetujuan pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri, terjadi alih status dari Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syariah

IAIN Sunan Ampel Cabang Mataram menjadi STAIN Mataram sesuai

dengan Kepres. RI, Nomor 11 tahun 1997. Fakultas Tarbiyah berubah

menjadi Jurusan Tarbiyah dan Fakultas Syariah berubah menjadi Jurusan

Syariah, sedangkan Jurusan menjadi Program Studi (Prodi). Ketua Jurusan

Tarbiyah pada saat itu adalah Drs. H. Asnawi, MA. Sekretaris Jurusan Drs.

Zulkarnain, sedangkan Ketua Jurusan Syariah adalah Drs. H. M. Fahrir

Rahman, MA dan Sekretaris jurusan adalah Drs. Sainun, M. Ag.

Jurusan Dakwah saat itu terbentuk seiring tuntutan kemandirian

Institut Cabang menjadi Institut atau Skolah Tinggi Mandiri, Jurusan

Dakwah STAIN Mataram saat itu memiliki dua Program Studi (Prodi).

Yakni Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Program

47

Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Melalui proses yang

panjang, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah, dan Fakultas Dakwah

(penyempurnaan sarat dan rukun) IAIN Sunan Ampel Cabang Mataram

terbenah dan berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Mataram sesuai Keppres RI, Nomor 11 tahun 1997. STAIN

Mataram sejak saat itu memiliki tiga Jurusan yakni Jurusan Tarbiyah,

Jurusan Syariah, dan Jurusan baru (penyempurna sarat dan rukun) yakni

Jurusan Dakwah.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman serta tuntutan

era globalisasi dan sistem informasi, serta untuk dapat berkiprah dan

mengembangkan potensinya yang lebih leluasa, maka STAIN Mataram

dalam hal ini melakukan pengembangan kelembagaan yang didukung oleh

lokal area yang strategis, dimana STAIN Mataram berada pada kawasan

yang diapit oleh Wilayah sebelah timur Propinsi Nusa Tenggara Timur

(NTT) dengan masyarakat mayoritas nasrani dan dari sebelah barat

propinsi Bali dengan masyarakat mayoritas Hindu, sehingga dirasakan

sangat strategis dan perlu diadakan penataan serta pengembangan

kelembagaan dari STAIN Mataram menjadi IAIN Mataram. Setelah

melalui proses panjang yang didukung oleh masyarakat NTB dari berbagai

kalangan, yakni Gubnur (Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat),

Perguruan Tinggi se-NTB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, serta

Organisasi Kemasyarakatan Islam, kemudian berkat semangat dan

perjuangan para petinggi STAIN Mataram, sesuai dengan visi atau

48

misinya maka terlaksana alih status menjadi IAIN Mataram yang berbeda

pada kawasan Nusa Tenggara. (Bali, NTB, dan NTT). Yang kemudian

diresmikan oleh Menteri Agama RI pada haari Senin tanggal 11 juli 2005.

Berdasarkan Surat keputusan status dari Presiden RI No 91 Tahun 2004,

Tanggal 18 Oktober 2004 Tentang: Perubahan Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri STAIN Sultan Maulnna Hasanuddin Banten menjadi Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten, Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mataram menjadi Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Mataram dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Sultan Amai Gorontalo Menjadi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Sultan Amai Gorontalo”.68

2. Sejarah Terbentuknya PMII

a. Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu

kebutuhan dalam menghadapi tantangan zaman. Berdirinya organisasi

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat

kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang

berideologi Ahlussunnah Wal-Jama’ah.

Dibawah ini ada beberapa hal yang dapat dikatan sebagai penyebab

berdirinya PMII

1. Carut marutnya politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950

1959.

68 Bagian Kerjasama dan Publikasi IAIN Mataram, Profil IAIN Mataram (IAIN Mataram:2007), h. 3-5

49

2. Tidak menentunya system pemerintahan dan perundang-undangan

yang ada.

3. Pisahnya NU dari Masyumi.

4. Tidak enjoinya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena

tidak terakomodasi dan terpinggirnya mahasiswa NU.

Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantiasa

muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar KONBES)

IPNU 1 di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini

muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU

secara khusus di Perguruan Tinggi. Selain merumuskan pendirian organ

mahasiswa, KONBES Kaliurang juga memutuskan penunjukan tim

perumus pendirian organisasi mahasiswa NU.

Akhirnya pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah

mahasiswa NU yang bertempat di sekolah muamalat NU Wonokromo,

Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari

Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Jogjakarta, Surabaya, dan

Makasar, serta perwakilan senat perguruan tinggi yang bernaung di

bawah NU. Pada saat itu diperdebatkan nama organisasi yang akan

ddirikan. Dari Jogjakarta mengusulkan nama himpunan atau

perhimpunan mahasiswa sunni, dari Bandung dan Surakarta

mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi

kesepakatan. Namun kemudia dipersoalkan kepanjangan dari “P”

apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya huruf “P” merupakan

50

singkatan dari pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih

Mahbub Djunaidi sebagai Ketua Umum, M. Khalid Mawardi sebagai

Wakil Ketua, dan M. Said Budairi sebagai Sekretaris Umum. Adapun

PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 Masehi

atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawal 1379 Hijriyyah.

b. Independensi PMII

Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU.

PMII terikat dengan segala kebijakan partai induknya, NU. PMII

merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara structural maupun

fungsional. Selanjutnya sejak dasawarsa 90-an, ketika rezim neofasis

orde baru mulai mengkerdilkan partai politik, sekaligus juga

penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to

campus serta organisasi-orgnisasi profesi kepemudaan mulai

diperkenlkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut

adanya pemikiran relistis. 14 Juli 1971melalui MUBES di Munarjati,

PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun

(terkenal dengan deklarasi Munajti). Kemudian pada kongres tahun

1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah manifesto independensi

PMII. Namun betapapun PMII mandiri, ideology PMII tidak lepas dari

paham Ahlussunnah wal-Jamaah yang merupakan benang merah PMII

dan NU. Keterpisahan PMII dari NUpada perkembangan terakhir ini

51

lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab

kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat

keduanya susah untuk direnggangkan.69

3. Sejarah Singkat Masuknya Organisasi PMII di IAIN Mataram

a. Sejarah masuknya Organisasi PMII di IAIN Mataram

Pada tahun 1986 Organisasi PMII masuk di IAIN Mataram yang

dibawa oleh almarhum Marinah sepulangnya dari jawa dan lansung

menjadi ketua Cabang Mataram yang pertama ketika IAIN masih dalam

setatus STAIN Mataram.

Pada waktu itu menurut hasil wawancara pada salah satu kader PMII

IAIN Mataram,masuknya Organisasi PMII di latarbelakangi oleh

keinginan untuk di jadikan media dakwah dan mencari kader PMII

yang mampu meneruskan estapet pengkaderan yang di bawa dari jawa

ke IAIN Mararam untuk menemukan kader yang kritis dan mampu

membawa perubahan untuk menjadikan kader kader sebagai kader

militant dan melakuan diskusi guna untuk membahas pelajaran mata

kulyah serta ajaran sesuai jargon organisasi PMII yaitu: Jadilah Dirimu,

Imami Pikiranmu dan Cerdaskan Sahabatmu. Dari tahun ketahun

jumlah kader PMII semakin bertambah banyak hingga sampai tahun

2015.70

Adapun jumlah kader dari mulai dibukukan pada tahun 2010 sampai

2015 khususnya di Komisariat IAIN Mataram.

69 “Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”, dalam

kaulapmii.blogspot.co.id/p/sejarah-pmii.httml?=1, diambil tanggal 3 Juni 2016 70 Slamet Subroto, Alumni, Wawancara, Jempong, 26 April 2015

52

No Tahun Jumlah Ketua komisariat Ket Anggota

120 1. 2010/2011 Anggota Salas

165

2. 2011/2012 Anggota Hakan Sukur

214

3. 2012/2013 Anggota Suparman 240

4. 2013/2014 Anggota Daman Huri

293

5. 2014/2015 Anggota Solihin

Adapun struktur kepengurusan Oragnisasi PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) 2014/2015 adalah sebagai berikut:

Badan Pengurus Harian

Ketua Umum

Ketua I

Ketua II

Ketua III

Ketua Bidang IV

Ketua Bidang V

Ketua Bidang VI

Ketua Bidang VII

Sekertars Umum

Sekertaris I

: Muhammad Solihin : Suparman : Imran : Novian Pratama Putra : Hasan Basri : Humaizi : Ansori : Azilla : Aziz Muslim : Indra Yani

53

Sekertaris II

Sekertaris III

Sekertaris Bidang

Sekertaris Bidang

Sekertaris Bidang

Sekertaris Bidang

IV V VI VII

: Iskandar Jaelani : Saparwadi : Hartoni : Samsul Arifin : M. Irhamdi : Lailatul Hasanah

Bendahara

: Sriniati

Biro-Biro

:

Biro Kaderisasai

Kordinator

Anggota

: Muhsinin : Marudin

Biro Aparatur Organisasi

Kordinator

Anggota

: Hermansyah : Zulkifli

Biro Media dan Jaringan

Kordinator

Anggota

: Rozi Arianto : Muhammad Husaini

Biro HAM dan Advokasi

Kordinator

Anggota

: Muhammad Zaini : Satriawan

Biro Keagamaan

Kordinator

Anggota

: Usman Al Qodri : Sahman

54

Biro Pendidikan

Kordinator : L. Wiradana

Anggota

: L. Erik Jayadi

Badan Semi Otonom

Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Kordinator : Faida

Anggota : Nuli Purwanti

: Nurul Mitasari

: Nila Andriani71

B. Eksistensi Organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

Komisariat IAIN Mataram dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi

Organisasi

PMII adalah organisasi yang bertujuan pada terbentuknya pribadi

muslim yang bertaqw kepada Allah SWT. Pribadi luhur, berilmu, cakap,

dan bertanggung jawab dalam mngamalkan ilmu pengetahuannya serta

komitmen atas perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Senafas

dengan tujuannya tersebut PMII dituntut untuk membuktikan bahwa arah

gerakannya memanifestasikan cita-cita yang dituju. Sebagai organisasi yang

etos prgerakannya bersandar pada sapek kmahasiswaan, keislaman dan

keindonesiaan. Pada aspek kemhasiswaan harus diselaraskan dengan tugas

mahasiswa sebagai agent of change, agent of control, and agent of social.

Dimana mahasiswa mempunyai kekuatan intelektual untuk mendobrak

71 Buku SK PMII Komisariat IAIN Mataram, 2014-2015

55

bentuk-bentukkemepanan yang menghalangi kemajuan dan serta intens

menembus kebekuan reakitas menuju dinamika yang mengarah pada

pemecahan masalah-masalah sosial.72

Pada aspek keislaman, PMII meyakini bahwa kehadiran atau

eksistensinya adalah untuk mewujudkan peran pemimpin di muka bumi,

meneruskan risalah nabi untuk merahmati alam. Islam seharusnya harus

menjadi cahaya untuk umatnya di setiap waktu dan zaman, oleh karena itu

wacana keislaman yang dipahami oleh PMII harus mampu melakukan tafsir

terhadap dirinya agar relevansi dan kontekstualisasinya aktual dengan

perkembangan zaman. Sementara aspek kebangsaan PMII harus dibuktikan

dengan antusiasme aktif terhadap nilai kebangsaan yng ditunjukan oleh

sikap penghargaan atas pluralitas, dan menghindari perpecahan.73

Anggota PMII pada umumnya berasal dari desa dan masih

berparadigma pedesaan yang berpengaruh terhadap perkembangan PMII itu

sendiri. Karakter geografis, sosiologis membaw implikasi pada sifat dn

prilaku komunal baik menyangkut teologi, terdisi dan budayanya. Reliatas

nilai dan norma tradisional keberagaman yang telah terbangun dalam

lingkungan keluarga, dan masyarakat (terutma pesantren) memiliki korelasi

positif terhadap paham keagamaan dan membentuk karakter keberagaman

kader PMII, oleh karena itu PMII harus mengarahkan dan membentuk

kadernya dalam beradaptasi dengan seluruh lingkungan yang ada.

72 M. Jumratul Akbar, Anggota PMII Komisariat IAIN Mataram, Wawancara, Dasan

Agung, Kamis, 9 Maret 2016 73 Handika Tastura, , Anggota PMII Komisariat IAIN Mataram, Wawancara, IAIN

Mataram Kampus 1, Minggu, 13 Maret 2016

56

Konsentrasi pemberdayaan ini juga harus dilihat dari sisi alumni

PMII. Realitas alumni PMII adalah proses timbal balik dari realitas PMII.

Proses aktualisasi alumni PMII tidak bisa optimal dalam kanch kompetisi

kehidupan publik. Ranah publik yang mestinya dimasuki PMII tidak

seluruhnya dapat digapai karena adanya marjinalisasi oleh sistem yang

refresif. Hal ini diakibatkan frame orde baru yang hanya memberikan ruang

dan kesempatan pada kelompok modernis dengan mengesampingkan

kelompok lain untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Jatuhnya

rezim orde baru memberikan secercah harapan bagi PMII untuk

memposisikan diri dalam ranah kehidupan publik. Kesempatan ini harus

ditopang dengan pemberdayaan dan pengkayaan warga PMII agar

brkualitas, sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sudah

terbuka dan menggeser realitas kehidupannya yang pinggiran.74

Pengawalan PMII terhadap moralitas bangsa sebagai bentuk

keberpihakan ril masa depan. Keterbukaan dan kesertaraan dan keterlibatan

dalam kancah kebangsaan merupakan pencapaian target PMII. PMII dapat

dipandang sebagai model teoritis yang tata hubunganya bersifat kontakstual

dimana eksistensi PMII dan keanggotaannya wajib atau terbatas tidak

mempengaruhi interpretasi.75

Target pencapaian ini harus didukung dengan proses implementasi

yang lebih. Dibutuhkan agent yang mensosialisasikan apa yang dimiliki

74 Hasan Basri, Senior PMII, Ketua GP. Anshor cabang Mataram, Wawancara, Pagutan, Minggu, 17 April 2016.

75 Fiken Madrid, Mantan Ketua Cabang PMII Kota Mataram, Wawancara, Pagutan, Selasa 19 April 2016.

57

PMII pada basis-basis sosial baik internal maupun eksternal. Dalam PMII

pengurus sebagai pengelola organisasi memiliki kewenangan sebagai agent

sosialisasi wacana dan sekaligus didalamnya sebagai penggerak dari ide-ide

yang hendak diaktualisasikan. Selain organ didalam PMII, organ diluar

PMII merupakan wilayah yang harus dirambah dalam pola gerakkan PMII.

Keterlibatan PMII merupakan hal penting dalam organisasi.76

Melalui kegiatan PMII secara formal seperti MAPABA sebagai

program kaderisasi pengenalan PMII serta penanaman nilai dan idealisme

sosial PMII, dan kemudian PKD (Pelatihan Kader Dasar), pada fase ini

persoalan doktrinisasi pada nilai-nilai PMII, penanaman loyalitas dan

militansi sehingga terciptanya kader yang memiliki komitmen moral dan

dasar-dasar kemampuan praksis untuk melakukan amar ma’ruf nahi

munkar.

Dalam berbagai permasalahan kampus semisal, sarana dan prasarana

yang kurang memadai dalam menjamin kegiatan belajar mengajar, fasilitas

kampus yang tidak layak dipakai. PMII siap turun untuk menindaklanjuti

permasalahan tersebut. Hal yang biasa dilakukan ialah, bersurat kepada

pimpinan kampus untuk memusyawarahkannya. Jika tidak diindahkan

biasanya PMII Komisariat IAIN Mataram melakukan demonstrasi di

depan kampus untuk menuntut semua sarana dan prasarana kampus agar

76 Jazwadi, Anggota PMII Komisariat IAIN Mataram, Wawancara, Warung Pojok Timur

IAIN Kampus 1, Rabu, 27 April 2016.

58

segera diselaesaikan, dan buktinya PMII mampu melaksanakan itu semua

demi kemaslahatan.77

C. Manajemen Komunikasi Organisasi yang Diterapkan Organisasi PMII

(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Mataram

Dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi Organisasi.

1. Manajemen Organisasi Yang Diterapkan PMII.

Konsep pengembangan oraganisasi dalam PMII lebih dikenal dengan

sebutan Organizing Development yakni perubahan yang terencana.

Perubahan dalam bentuk pembaharuan organisasi dan organisasi terus

menerus terjadi dan mempuyai pengaruh yang sangat dominan. PMII

beserta anggotanya membentuk modernitas yang harus bisa beradaptasi

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi biasanya dikelompokkan dalam

empat kategori yaitu perkembangan teknologi, perkembangan produk,

ledakan ilmu pengetahuan dan lain-lain.

Untuk dapat bertahan organisasi harus mampu mengarahkan

anggotanya agar beradaptasi dengan baik dan bahkan mampu

memepertahankan dampak positif dari berbagai pembaharuan tersebut

dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi.

Dalam teori oganizing development ini, terdapat beberapa teori dan

praktik didasarkan pada beberapa asumsi penting yaitu manusia sebagai

77 Suparman Ambakti, Senior PMII, Wawancara, Dasan Agung, 21 Juni 2015.

59

individu, manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok, dan manusia

sebagai wadah organisasi.78

Atas dasar asumsi diatas proses manajemen pengembangan organisasi

yang diterapkan PMII yang disamapakan oleh ketua komisariat PMII IAIN

Mataram yakni:

a. Planning.

Proses perencanaan kegiatan-kegiatan formal dan nonformal yang akan

dilakukan PMII, seperti MAPABA (masa penerimaan anggota baru), dan

PKD (pelatihan kader dasar). Sehingga kegiatan tersebut berlangsung

dengan lancar.

b. Organizing

Yaitu proses pengaturan dan pembentukan suatu bagan yang

menjalankan serta berwenang dalam menindak lanjuti proses

perencanaan kegiatan tersebut seperti pembentukan panitia pelaksana

dalam suatu kegiatan.

c. Actuating

Yaitu proses pengaktualisasian secara nyata yang dilakukan PMII dalam

berbagai kegiatan formal ataupun nonformal.

78Suud Fadli, “Pengembangan Organisasi PMII” dalam

http//www.suud83.wordpress.com/2008/06/15/pengembangan-organisasi-pmii/ diambil hari Rabu, tanggal 27 April 2016.

60

d. Controling

Yaitu proses pengawasan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang

timbul di dalam internal PMII dalam proses pengembangan peran dan

fungsi organisasi.79

Kaderisasi PMII pada hakekatnya adalah totalitas yang dilakukan

secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan potensi zikir,

fikir dan amal sholeh. Melalui kegiatan PMII secara formal seperti

MAPABA sebagai program kaderisasi pengenalan PMII serta

penanaman nilai dan idealisme sosial PMII, dan kemudian PKD

(pelatihan kader dasar), pada fase ini persoalan doktrinisasi pada nilai-

nilai PMII, penanaman loylitas dan militansi sehingga terciptanya kader

yng memiliki komitmen moral dan dasar-dasar kemampuan praksis untuk

melakukan amar ma’ruf nahi munkar.80

2. Komunikasi Organisasi yang diterapkan PMII dalam mengembangkan

peran dan fungsi organisasinya.

Komunikasi organisasi yang dilakukan PMII dalam mengembangkan

peran dan fungsi organisasi berdasarkan hasil penelitian di lokasi yakni:

a) Komunikasi struktur

Komunikasi ini menggunakan aturan dan mekanisme yang berlaku

sesuai dengan aturan main organisasi. Komunikasi itu berkaitan dengan

nilai dasar pergerakan, arah, paradigma gerakan. Dalam menyikapi

79 Sholihin, Mantan Ketua Komisariat PMII IAIN Mataram, Wawancara, Jempong

Timur, Selasa, 19 April 2016. 80 Aziz Muslim, Mantan Sekretaris PMII Komisariat IAIN Mataram, Wawancara,

Pejeruk, Kamis, 21 April 2016

61

kondisi sosial misalnya, hal itu tidak terlepas dari nilai-nilai yang

tertuang dalam PMII sebagai organisasi yang berideologi ASWAJA

(ahlussunah wal jama’ah).

b) Pola komunkasi kultural

Komunikasi ini bersifat dinamis sesuai dengan kebiasaan etik

dalam intraksi organisasi, pola komunikasi kultural ini berkaitan dengan

norma-norma etik yang tidak tertulis namun dijalankan oleh setiap

anggota dlam berkomunikasi. Salah satu contoh, komunikasi antar

anggota PMII dalam kegiatan diskusi, seminar, dan lain-lain.81

Isi pesan dalam komunikasi organisasi PMII, menyampaikan

kesadaran kolektif mengenai tradisi berbahasa yang baik dan moralitas

yang baik. juga mampu diterima oleh setiap kalang dalam menyampaikan

dakwah. Hal ini telah menjadi tradisi organisasi PMII sehingga setiap

dalam forum perkumpulannya organisasi ini selalu mencetak anggota

yang benar-benar memahami tradisi keorganisasian. Pesan yang

disampaikan sesuai dengan kultur di setiap daerah. PMII adalah

organisasi nasional yang juga menjaga keutuhan NKRI, merawat tradisi

nusantara. Maka, bentuk pesan itu dapat dilihat dari multi tradisi yang

ada di Indonesia. Bagian timur sesuai dengan tradisi timurnya dan barat

sesuai dengan tradisi baratnya, begitu pula indonesia bagian tengah.82

81 Muhammad Irhamdi, Anggota PMII Koisariat IAIN Mataram, Wawancara, Pejeruk, Jumat, 03 Juni 2016.

82 Kusuma Wardana, nggota Cabang PMII Kota Matarm, Wawancar, Kerinci, Rabu 7

Juni 2016

62

Dalam proses komunikasi yang diterapkan dalam PMII, lebih

mengedepankan kekeluargaan sehingga proses komunikasi yang terjadi

sangatlah dinamis selama tidak ada paradoks dalam komunikasi

organisasi, proses komunikasi itu relatif diterima hal itu dikaitkan dengan

isi penyampaian pesan yang mampu dicerna oleh semua anggota PMII.

Komunikasi oragnisasi yang dilakukan oleh PMII bertujuan untuk

menumbuhkan pola komunikasi yang etis dan mampu diterima. Agar

anggota maupun kader PMII mampu berintraksi secara baik ketika

bermasyarakat luas, semua itu dilakukan dengan keluasan dan kebijakan

yang diajarkan oleh tradisi organisasi PMII. Sedangkan pesan dalam

tradisi PMII adalah sebagai metode dakwah seperti yang dilakukan para

wali Allah dalam menyebarkan agama Islam sehingga mampu diterima

oleh setiap kalangan, sesuai dengan kalamullah. Anggota yang sadar akan

tugas dan kewjibannya, selalu berpartisipasi aktif dalam menjalankan roda

organisasi, antusiasme anggota dalam ber-PMII relative baik, dikarenakan

anggota mempunyai rasa kepemilikan terhadap organisasi. Seperti halnya

di setiap organisasi yang ada memiliki motivasi tinggi guna membangun

dan mengembangkan peran dan fungsi organisasinya.83

83 Muhammad Rizwan, Anggota PMII Komisariat IAIN, Wawancara, Jempong, Senen,

13 Juni 2016.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Manajemen Komunikasi Organisasi Dalam Mengembangkan Peran Dan

Fungsi Organisasi

Berjalannya organisasi memerlukan sebuah manjemen yang baik.

Sebesar apapun organisasi, apabila tidak diiringi dengan manajemen yang baik,

akan hancur dengan perlahan-lahan. Organisasi merupakan sarana dimana

manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia

melalui pola struktur fomal dari tugas-tugas dan wewenang. Tujuan organisasi

tidak akan tercapai apabila tanpa komunikasi dan manajemen. Manajemen

komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang di

aplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.

Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada

ketika ada tujuan yang akan dicapai dan akan diselesaikan korelasi antara ilmu

komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada

manusia-manusia yang terlibat dakam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi

juga merupakan pertukaran proses informasi antar individu melalui suatu

sistem yang dikoordinasikan dalam lingkungan masyarakat, kelompok dan

organisasi tertentu. Manajemen komunikasi organisasi melibatkan bentuk-

bentuk pembahasan dalam sebuah organisasi antara lain menyangkut peran dan

fungsi organisasi, struktur organisasi, serta konsep-konsep organisasi.

632

64

Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan

diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari salah satu organisasi

tertentu.84

Organisasi bukan hanya teori tindakan. Organisasi juga sebagai

masyarakat kecil yang terdiri atas kumpulan orang yang melaksanakan peran-

peran dalam ssistem tugas. Apa yang disebut lingkungan internal organisasi

adalah masyarakat dari orang-orang yang menghiasi organisasi pada waktu

itu.85

Organisasi bergantung pada orang dan sikap tehadap hidupnya.

Akibatnya kepuasan adalah kunci bagi pegukuran keefektifan organisasi. Dala

organisasi biasnya terdiri dari orang-orang yang memiliki interes tertentu.

Tidak jarang dalam organisasi terjadi konflik interes. Kuncinya adalah

bagaimana pemimpin organisasi membuat keseimbangan para anggota dalam

mencapai kepuasan, walaupun dalam kadar minimal, dalam semua urusan. 86

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian,

dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Organisasi berbicara agar

menjadi tahu; pembicaraan merupakan intelegensi dan kemampuan

penyesuaian organisasi. Untuk mengetahuia apa yang dipikirkan organisasi,

penting sekali memeriksa prilaku-prilaku yang bertautan (intraksi ganda)

diantara para anggota organisasi tersebut.

84 Ahmadsulaimanpai3.blogspot.com/2013/05/makalah-manajemen-organisasi-komunikasi.html?m=1

85 Hendyat Soetopo, perilaku Organisasi Teori Dan Praktik di Bidang Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 16

86 Ibid, h. 58

65

Berdasarkan dari temuan penelitian secara signifikan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya dapat diketahui bahwa manajemen

komunikasi organisasi sangat memberikan dampak positif dalam

mengembangkan peran dan fungsi organisasi terutama dalam bidang kaderisasi

dan pendidikan ilmu pengetahuan. Manajemen komunikasi organisasi

merupakan sebuah sistem yang terorganisir dengan baik yang bertujuan dalam

mengatur organisasi.

Berbicara mengenai manajemen komunikasi organisasi yang diterapkan

oleh PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN

Mataram, memiliki tiga tahapan.

a. Tahap taksif atau tahapan pembinaan dan pengkaderan. Di tahap ini PMII

Komisariat IAIN Matarm, melakukan pembinaan individu untuk merekrut

kader yang akan menduduki struktur organisasi. Tahapan pertama ini telah

dilalui oleh kepengurusan PMII sebelumnya.

b. Tahap berinteraksi dengan kepengurusan maupun anggota. Tahap ini sudah

berlansung sejak pertama kali PMII dibentuk, para aktivis PMII mulai

menyampaikan pemikirannya secara terbuka kepada anggota ataupun kader.

Rekrutmen juga dilakukan secara terbuka hingga setiap anggota baru bisa

menawarkan dirinya untuk menjadi kader yang dibina oleh PMII. Selama

berada dalam tahap kedua ini PMII akan melakukan sejumlah kegiatan

sebagai berikut:

66

1. Pembinaan intensif kepada setiap anggota yang menjadi kader PMII.

Aktivitas ini bertujuan untuk membentuk kepribadian dan menanamkan

pola pemikiran organisasi PMII.

2. Pembinaan anggota secara kolektif dengan menggunakan media yang ada

seperti bulletin, website, faceebook, twitter, e-mail, seminar, dialog

publik dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mentransfer

pemikiran organisasi ke anggota dalam demokrasi, pluralisme, HAM,

dan kesetaraan gender.

3. Komunikasi dengan penguasa atau pejabat untuk meminta dukungan

mereka dan mendatangi para tokoh-tokoh agama dan senior yang pernah

menjabat di organisasi PMII.

4. Pelayanan yang diakukan PMII Komisariat IAIN Mataram dalam

kapasitasnya sebagai sebuah organisasi pada saat darurat seperti gempa

bumi, banjir, maupun saat pemerintah mengelurkan kebijakan yang

merugikan masyarakat.

c. Penerimaan kekuasaan unutk menerapkan islam secara praktis dan

menyeluruh, sekaligus menyebarkan pemahaman dan kajian tentang islam.

Tahap ini merupakan tahap terakhir yang menjadikan aqidah dalam ketaatan

kepada Tuhan Yang Maha Kuasa oleh PMII Komisariat IAIN Mataram.

Penjelasan mengenai tahapan kegiatan di atas disampaikan oleh ketua

Pengurus Komisariat Pergarakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang

mengatakan bahwa sejumlah kegiatan ditiap tahapan merupakan bentuk

manajemen komunikasi organisasi PMII. Pertama, PMII melakukan

67

manjemen komunikasi organisasi dengan individu-individu untuk

mentransfer pemikirannya. Individu ini diharapkan bisa menjadi kader yang

kemudian akan direkrut menjadi anggota. Kedua, PMII melakukan

manajemen komunikasi organisasi dengan individu atau kelompok secara

terbuka. Tujuannya agar tuntutan mereka bisa diadopsi oleh individu

ataupun kelompok sehingga menjadi tuntutan bersama. Ketiga, PMII

melakukan manjemen komunikasi organisasi dengan penguasa atau pejabat

dalam mendorong kemajuan organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan

kepercayaan langsung dari penguasa.

Dalam hal ini perlu adanya konsep kepemimpinan dan manajemen.

Kepemimpinan dan manajemen merupakan fungsi penting organisasi.

Manajemen cendrung untuk mendukung stabilitas organisasi, sementara

kepemimpinan mendukung perubahan. Seorang pemimpin harus

menentukan visi dan strategi organisasi, dengan menekankan segala

tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kondisi di masa depan.

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk mengoperasionalkan strategi

tersebut; artinya menerapkan berbagai strategi untuk mencapainya.

Manajemen menfasilitasi agar organisasi berjalan lancar.

Peran kepemimpinan mendukung perubahan dalam organisasi.

Kepemimpinan lebih fokus pada member energi kepada orang agar

berkinerja, sementara manajemen lebih fokus kepada pemantauan tingkat

68

kinerja mereka manajer bergantung pada otoritas formal mereka di dalam

organisasi untuk mempengaruhi orang lain.87

Terlepas dari hal itu, kepengurusan PMII Komisariat IAIN Mataram

senantiasa mengadakan forum, melakukan publikasi media seperti, bulletin,

majalah, pamflet dan lain-lain. Forum-forum diskusi, penyebaran pamflet,

slebaran, majalah, merupakan bentuk manajemen komunikasi dengan

individu ataupun kelompok. Tanpa menyebutkan jumlah anggotanya Ketua

Pengurus Komisariat PMII Sholihin menjelaskan bahwa manajemen

komunikasi organisasi yang dirumuskan PMII sejak awal berdirinya

organisasi ini diaplikasikan sepenuhnya oleh aktivis PMII Komisariat IAIN

Mataram.

Kegiatan-kegiatan besar memang masih selalu diadakan di IAIN

Mataram sebagai institusi pendidikan tinggi, namun foru-forum kecil dan

pembinaan kader senantiasa dijalankan di semua struktur dan di setiap rayon

di bawah naungan PMII Komisariat IAIN Mataram. Catatan even organizer

PMII Komisariat IAIN Mataram menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2014

mereka melakukan rangkaian diskusi dan seminar di setiap kampus yang

ada di kota Mataram. Puncak dari kegiatan itu adalah Rapat Tahunan

Komisariat yang dihadiri 300 orang kader atau simpatisan PMII. PMII

komisariat IAIN mataram bersama seluruh strukturnya Pelatihan Kader

Dasar (PKD) yang diikuti oleh pengurus rayon PMII dibawah naungan

87 Patricia Buhler, Alpha Teach Yourself Management Skills, (Jakarta: Prenada, 2004), h.

328.

69

komisariat yang telah menjalankan kegiatan Masa Penerimaan Anggota

Baru (MAPABA) sebanyak 60 orang peserta.

Manajemen komunikasi organisasi yang dilakukan PMII dalam upaya

memberikan konsep keorganisasiannya, dianggap penting untuk mendukung

dan memudahkan dalam pengembangan peran dan fungsi organisasi

tersebut. Manajemen komunikasi organisasi harus dijalankan setiap

keanggotaan dan kepengurusan di Komisariat PMII atau di tingkat Rayon di

bawah naungan Komisariat.

Garis koordinasi komunikasi organisasi PMII Komisariat IAIN

Mataram

1. Pengurus Besar PMII tingkat Nasional/Pusat

2. Pengurus Koordintor Cabang PMII tingkat Wilayah/Provinsi

3. Pengurus Cabang PMII tingkat Kabupaten/Kota

4. Pengurus Komisariat PMII tingkat Perguruan Tinggi

5. Pengurus Rayon PMII tingkat Fakultas di Perguruan Tinggi

B. Pandangan Mahasiswa IAIN Terhadap PMII Komisariat IAIN Mataram

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi

kemahasiswaan yang lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab

tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk

mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah

dengan berasaskan Pancasila. Tujuan PMII sebagaimana termaktub dalam

Anggaran Dasar (AD PMII) BAB IV pasal 4 "Terbentuknya pribadi muslim

70

Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap

dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen

memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia".

PMII yang merupakan organisasi kemahasiswaan, namun tidak banyak

yang tahu tentang apa itu PMII dan bagaimana pergerakan atau visi misi

terbentuknya PMII. Sehingga pandangan mahasiswa akan hadirnya PMII di

IAIN Mataram menuai pro dan kontra. Dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti mengenai bagaiman pandangan mahasiswa terhadap PMII, maka

peneliti memperoleh data yang cukup kontradiktif. Ada yang menolak dan ada

yang menerima sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan metode analisis kualitatif, dengan tekhnik random sampling

yakni tekhnik wawancara dengan system acak, maka peneliti hanya

mewawancarai orang-orang tertentu.

Pergerakan Mahsiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu

elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan

lebih baik. PMII berdiri pada tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang

situasi politik di tahun tersebut yang mengharuskan mahasiswa turut andil

dalam mewarnai kehidupan social politik di Indonesia. Pendirian PMII

dimotori oleh kalangan muda Nahdlatul Ulama (NU) meskipun di kemudian

hari dicetuskannya deklarasi Munarjati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap

independen dari lembaga NU.

Adapun dari responden yang mengatakan ketidak setujuannya terhadap

PMII, dengan alas an bahwa konsep yang ditawarkan PMII adalah suatu hal

71

yang pragmatis bahkan hanya bisa mengenang disaat mahasiswa berada pada

masa kejayaannya. PMII merupakan satu-satunya organisasi yang telah

memahami dan menguasai fikrahnya, melihat dengan jelas pola pemikirannya,

memahami permasalahan, konsisten dengan sirrah Nabi Muhammad S.A.W,

Sahabat-Sahabatnya, dan empat Madzhab yang sesuai dengan makna bintang

Sembilan pada logo PMII. Namun tidak semua mahasiswa IAIN Mataram yang

tahu mengenai PMII. Nampaknya PMII hanya terkesan pada kalangan tertentu

khususnya dikalangan para pemikr yang tidak stagnan dan pragmatis, dan

mampu bertindak dikala keadilan tidak diutamakan. Sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa PMII yang

merupakan organisasi kemahasiswaan, tidaka adanya bentuk kegiatan kongkrit

yang dilakukan PMII sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi

kemahasiswaan lainnya.

Selain itu pendapat yang disampaikan oleh salah satu responden yang

bernama Ahmad Ramidi, mengatakan bahwa PMII merupakan sebuah

organisasi yang sudah lama berdiri di tingkat Nasional. PMII bergerak di semua

sector, baik di kajian, polik, seni, budaya, perekonomian dan lain-lain. PMII

yang hanya dikenal oleh kalangan-kalangan tertentu, mungkin karna msih

belum bisa berbaur, belum bisa membumikan organisasinya menjadi konsumen

publik.

Menanggapi respon mahasiswa yang terkesan menolak organisasi PMII,

karena PMII jauh dari kegiatan social lainnya bahkan sejauh ini menutup diri,

maka Sekretaris PMII Komisariat IAIN Mataram Aziz Muslim angkat bicara

72

cengan mengatakan bahwa gagasan politik yang dilakukan PMII tidak begitu

diutamakan, karena sejauh ini PMII lebih focus kepada bidang kajian dan

bagaimanapun juga kajian atau system kaderisasi merupakan ruh dari sebuan

organisasi.

Hal ini dibenarkan oleh Biro Kaderisasi PMII Komisariat IAIN Mataram

yang secara terbuka menyatakan bahwa saat ini PMII Komisariat IAIN

Mataram masih memfokuskan dirinya dengan pihak akademisi dan kalangan

intelektual lainnya agar mampu mengasah pola pemikiran kader-kader PMII.

Keadaan ini disebabkan oleh peran PMII Komisariat IAIN Mataramsebagai

penopang kaderisasi berbasis kampus. Keadaan inilah yang kemudian membuat

PMII dengan pendekatannya memang berjalan pelan dan hasilnya tidak terlihat

secara langsung, sebab kebanyakan kader akan beraktifitas di setiap

kampusnya, dan juga secara alami dengan pulang kampungnya setiap kader

yang direkrut di kampus IAIN Mataram .

Adapun sebagaian mahasiswa yang setuju dengan adanya PMII di IAIN

Mataram, sebagaimana hsil wawancara peneliti dengan salah satu mahasiswa

yakni Ruslan, yang mengatakan bahwa “saya salut dengan PMII ini, karena

salah satu organisasi kemahasiswaan yang peduli terhadap mahasiswa, saya

juga salut dengan konsep-konsep yang ditawarkan, yang memang salah satu

solusi untuk mengatasi permasalahan mahasiswa saat ini. Sebagaimana

mahasiswa seharusnya mendukung perjuangan sahabat-sahabat kita di PMII.

Karena PMII sendiri, setahu saya tujuannya bagus yakni ingin mengembalikan

kejayaan pemuda mahasiswa sebagai penerus generasi bangsa, apa salahnya

73

jika sahabat-sahabat PMII memperjuangkan itu, saya juga sangat

mengapresiasi dan mendukung PMII di kampus IAIN Mataram ini karena

PMII tidak hanya memberikan sebuah konsep kemajuan dan pergerakan

Mahasiswa saja tapi juga mengaplikasikan dalam bentuk nyata dari sebuah

konsep yang di berikan. Salah satu contoh, dengan kegiatan kajian

kemahasiswaan yang ada dan menindak lanjuti setiap permasalahan mahsiswa

yang sekiranya tidak tercapainya keadilan oleh mahasiswa tersebut.

Dalam konsep PMII yakni membangun interaksi dengan kehidupan sosial

mahasiswa yang ada, disamping itu pula bagaimana memperkuat ibadah

kepada Allah Sang Kuasa, dan juga numbuhkan rasa cinta terhadap alam

sekitar. Inilah yang menjadi sebuah rujukan yang tertulis dalam buku saku

PMII yakni: pertama, membangun Hubungan Manusia dengan Allah,

menjalankan segala bentuk perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya

(Hablumminallah), kedua membangun hubungan manusia dengan manusia

melalui komunikasi dan interaksi agar saling mengenal anatar satu dengan

yang lainnya, ketiga membentuk hubungan manusia dengan alam sekitar, salah

satu contoh PMII melakukan penghijauan di desa-desa yang sekiranya kering

dan kekuranga pepohonan.

Dari beberapa pendapat yang dijadikan contoh yang kemudian peneliti

mengklasifikan dari ada yang setuju maupun tidak setujunya terhadap PMII

Komisariat IAIN Mataram, peneliti melihatnya dari salah satu sudut pandang

yang sebagaian besar dari wawancara yang dilayangkan oleh peneliti terhadap

beberapa responden, hal yang pertama kali dilihat adalah apa tujuan dan visi

74

misi dari gerakan PMII itu sendiri. Dalam buku yang diterbitkan oleh PC. PMII

Kota Mataram yang brjudul buku saku PMII mengatakan bahwa Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia bergerak di tengah-tengah masyarakat dan sama-

sama berjuang untuk Islam dan Indonesia, serta memberikan semangat

Nasionalisme kebangsaan dan menegakkan hukum sebagai aturan.

Ini berarti bahwa, seorang tidak akan mengatakan suka atau ketidak

sukaan, setuju ataupun tidak setujuterhadap sesuatu jika belum tahu tentang

sesuatu tersebut. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak

saying. Sehingga dala penelitian ini, perlu mengenal lebih mendalam tentang

Prgerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan bagaimana pergerakannya dalam

menyampaikan ide ataupun konsep organisasi.

Didalam sebuah organisasi kata manajemen tidaklah pernah dipisahkan,

seperti halnya dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dalam

rangka meningkatkan kapasitas manajemen organisasi dan karakter serta

kapasitas kepemimpinan para pengurusnya melaksakan pelatihan manajemen

organisasi. Sebuah organisasi, baik itu organisasi besar atau kecil, formal

maupun nonformal, jika tidak mengatur atau memperhatikan manajemen dalam

organisasinya, pasti tidak tidak dapat bergerak sesuai dengan tujuan dibuatnya

organisasi tersebut.

Istilah manajemen sering kali menimbulkan tanggapan yang campur

aduk, apa lagi dilingkungan organisasi nirlaba. Soalnya istilah-istilah tersebut

menimbulkan kesan sebagai suatu perkumpulan pejabat organisasi perusahaan

atau pabrik (karena istilah ini berasal dari sana), yang menentang para pekerja

75

mereka, pada hal organisasi nirlaba sangat tertarik untuk mengorganisir kaum

buruh. Seringkali istilah manajemen memang diartikan sebagai sekelompok

orang pimpinan dalam manajemen.

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Komunikasi

Organisasi Dalam Mengembangkan Peran dan Fungsi Organisasi.

Perjuangan PMII dalam menjalankan visi dan misinya tidak pernah

terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Tidak menutup kemungkinan

bagi PMII dari semenjak berdirinya hingga saat ini. Sebagaimana paparan data

yang diperoleh, ada beberapa faktor pendukung dan penghambat manajemen

komunikasi orgaanisasi dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasi

antara lain sebagai berikut:

1. Faktor pendukung

a. Mempunyai pemimpin yang cukup potensial dan kharismatik sehingga

memudahkan PMII Komisariat IAIN Mataram dalam membangun

komunikasi dan memanajemen atau mengatur organisi dalam

mengembangkan peran dan fungsi organisasinya. Di samping itu, peran

PMII sebagai organisasi kemahasiswaan dapat lebih mudah untuk

direalisasikan karena didukung oleh pejabat-pejabat kampus dalam

melaksanakan kegiatannya. Terdapat cukup banyak bukti bahwa suatu

organisasi dapat berhasil dibawah kepemimpinan yang jenius dimana

kekuatan pribadi satu orang mempersatukan organisasi yang

bersangkutan dan mendorongnya untuk maju.

76

b. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia cukup mumpuni dalam berbagai bidang pengetahuan.

Hal ini disebabkan oleh sumber daya manusia yang dimiliki PMII tidak

hanya didukung oleh senior ataupun alumni PMII sendiri, namun juga

didukung oleh sumber daya manusia di luar PMII. Dan juga anggota

yang tergabung dalam organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram datang

dari suku dan ras yang berbeda-beda, hinggapun demikian dari perbedaan

inilah SDM yang dihasilkan juga berbeda-beda, baik dari bidang, politik,

bahasa sastra, seni budaya, dan lain yang disatukan dalam sebuah wadah

bernama PMII.

c. Berbagai macam problem pokok permasalahan yang ada dalam

organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram dipecahkan secara bersama

oleh anggota maupun pengurus organisasi, hingga mempermudah untuk

mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dari sinilah komunikasi

organisasi antar pengurus dan anggota organisasi berlangsung dengan

efektif dan terbuka.

2. Faktor Penghambat.

Selain faktor pendukung Komunikasi dan Memanajemen organisasinya

dalam mengembangkan peran dan fungsi organisasi, juga mempunyai beberapa

hambatan sebagai jalan menuju kesuksesan organisasi.

a. PMII seringkali dipahami oleh mahasiswa sebagai organisasi yang liberal

dan pragmatis yang pekerjaannya hanya demonstrasi yang ujungnya

menerima upah dari atasan, sehingga pengelolaan atau manajemennya

77

kurang diperhatikan secara serius dan bersifat konfensional. Kondisi ini

tentu saja akan berpengaruh pada pola manajerial yang diterapkan,

sehingga perlu dibenahi dan dikembangkan kea rah manajemen secara

professional.

b. Berkurangnya dasar pendidikan umum oleh anggota baru PMII

Komisariat IAIN Mataram, dikarenakan anggota baru yang masuk di

PMII berasal dari santri pesantren yang berada di pelosok desa. Padahal

untuk melaksanakan kegiatan organisasi pada masa sekarang dan

utamanya di masa akan datang dibutuhkan keterampilan dan keahlian

baik di bi bidang agama maupun umum. Oleh karena itu harus ada

inisiatif dan usaha untuk mengembangkan peran dan fungsi PMII dalam

mengembangkan peran dan fungsinya sebagai organisasi kemahasiswaan

yang menyeimbangkan antar pengetahuan agama dan umum.

c. Sering terjadinya konflik antar anggota maupun pimpinan dalam

organisasi PMII Komisariat IAIN Mataram yang mengakibatkan

perpecahan dan terbentuknya pengelompokan di dalam oraganisasi

tersebut. Hinggapun demikian komunikasi antar pimpinan maupun

anggota terhambat karena dingaruhi oleh konflik tersebut. Salah satu

problem serius yang dihadapi PMII adalah kecendrunagan konflik hingga

menyababkan terpencarnya upaya kearah pencapaian tujuan dalam

mengembangkan peran dan fungsi organisasi PMII.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka peneliti dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Masuknya Organisasi PMII di IAIN Mataram pada tahun 1986 di latar

belakangi oleh keinginan untuk dijadikan media dakwah dan mencari kader

PMII yang mampu meneruskan estapet pengkaderan yang dibawa dari Jawa

ke IAIN Mararam untuk menemukan kader yang kritis dan mampu

membawa perubahan untuk menjadikan kader kader sebagai kader militan.

Sebagai organisasi yang etos prgerakannya bersandar pada sapek

kemahasiswaan, keislaman dan keindonesiaan, PMII mampu dengan semua

bentuk aspek tersebut. Pada aspek kemhasiswaan harus diselaraskan dengan

tugas mahasiswa yang mempunyai kekuatan intelektual sebagai agent of

change, agent of control, and agent of social. Pada aspek keislaman, PMII

meyakini bahwa kehadiran atau eksistensinya adalah untuk mewujudkan

peran pemimpin di muka bumi, meneruskan risalah nabi untuk merahmati

alam. Sementara aspek kebangsaan PMII harus dibuktikan dengan

antusiasme aktif terhadap nilai kebangsaan yng ditunjukan oleh sikap

penghargaan atas pluralitas, dan menghindari perpecahan.

2. Manajemen Komunikasi organisasi yang diterapkan PMII di IAIN Mataram

pada hakekatnya adalah pengorganisasian melalui pola kaderisasi yang

dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina potensi zikir,

78

79

3. fikir dan amal shaleh. Melalui kegiatan PMII secara formal seperti

MAPABA sebagai program kaderisasi pengenalan PMII serta penanaman

nilai dan idealisme sosial PMII, dan kemudian PKD (Pelatihan Kader

Dasar), pada fase ini persoalan doktrinisasi pada nilai-nilai PMII,

penanaman loyalitas dan militansi sehingga terciptanya kader yang memiliki

komitmen moral dan dasar-dasar kemampuan praksis untuk melakukan

amar ma’ruf nahi munkar.

B. Saran

1. Berjalannya organisasi memerlukan sebuah manajemen yang baik. Sebesar

apapun organisasi, apabila tidak diiringi dengan manajemen yang baik, akan

hancur dengan perlahan-lahan.

2. Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa komunikasi dan

manajemen sehingga komunikasi dan manajemen sangat dibutuhkan dalam

organisasi.

3. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada

ketika ada tujuan yang ingin dicapai dan ingin diselesaikan

4. Korelasi antara ilmu manajemen dengan komunikasi organisasi terletak

pada peninjauannya yang berfokus pada manusia-manusia yang terlibat

dalam mencapai tujuan organisasi itu sendiri.

79

62

DAFTAR PUSTAKA

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Amitai Etzioni. Organisasi-organisasi Moderen. Jakarta: Universitas Indonesia

Press, 1995.

Akdon. Strategic Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta, 2011.`

Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Ahmad Sanusi. Manajemen Dakwah Pondok Pesantren Nurussabah Dalam

Meningkatkan Kehidupan Perilaku Sosial Keagamaan Jama’ah Desa Batunyala, Praya Tengah, Lombok Tengah. Skripsi, IAIN Mataram, 2013.

Dedi Mulyana, Anwar Arifin, Hafied Cangara. Ilmu Komunikasi Sekarang dan

Tantangan Masa Depan, Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2011.

Emzir, MetodePenelitianKulitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, KLaten: PT Intan Sejati, 2006.

Hamdi,Efektivitas Komunikasi TGH. Zaenal Arifin Dalam Meningkatkan Kuantitas Santri Pondok Pesantren Munirul Arifin (YANMU) NW, Praya, Lombok Tengah, Skripsi, IAIN Mataram, 2012.

Hasrullah, Beragam Perspektif Ilmu Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2013.

Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010

Irham Fahmi, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2013.

J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.

Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2006.

Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan Filosofis dan Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

80

81

M. Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi,Perpustakaan Nasional: Terbitan, 2006.

Meleon J Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006

M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Terbitan 2006

M. Munir, Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana,2006

Murdifin Haming, Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern

Operasi Manufuktur dan Jasa buku kesatu. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Patricia Buhler, Alpha Teach Yourself Management Skills, Jakarta: Prenada, 2004.

R. Wayne Pace Don F Faules. Komunikasi Organisasi. Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010.

Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia,

2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Alfabeta Bandung, 2014.

Sondang P. Siagian. Audit Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara,2004.

Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010. edisi kesepuluh.

Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, h. 384.

DAFTAR LAMPIRAN