47
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR DAN KEBIJAKAN IMPOR BAWANG MERAH (A. ASCALONICUM L.) INDONESIA MASTA BR MELIALA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

  • Upload
    vannga

  • View
    242

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

IMPOR DAN KEBIJAKAN IMPOR BAWANG MERAH

(A. ASCALONICUM L.) INDONESIA

MASTA BR MELIALA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor
Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor Bawang Merah (A.

Ascalonicum L.) Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Masta Br Meliala

NIM H34090013

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

ABSTRAK

MASTA BR MELIALA. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume

Impordan Kebijakan Impor Bawang Merah (A. Ascalonicum L.) Indonesia.

Dibimbing oleh ANDRIYONO KILAT ADHI

Salah satu subsektor pertanian Indonesia adalah Hortikultura. Bawang

merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang

tinggi dan peluang pasar yang besar sebagai bumbu untuk konsumsi rumah tangga,

bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Tujuan penelitian

ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume impor

bawang merah di Indonesia, dan merumuskan alternatif strategi pengambilan

kebijakan impor bawang merah di Indonesia. Hasil analisis metode regresi linear

berganda menunjukkan bahwa harga impor bawang merah, nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika dan tarif impor 25 persen berpengaruh signifikan

terhadap volume impor bawang merah. Kebijakan tarif impor yang telah

ditetapkan pemerintah selama ini meningkatkan impor bawang merah ke

Indonesia. Selain itu, negara yang tidak terikat perjanjian khusus, tarif impor yang

ditetapkan masih rendah sehingga membuka peluang mudahnya impor bawang

merah masuk ke Indonesia.

Kata kunci: bawang merah, impor, kebijakan

ABSTRACT

MASTA BR MELIALA. Factors Affecting Import Volume and Import Policy of

Shallot (A. Ascalonicum L.) in Indonesia. Supervised by ANDRIYONO KILAT

ADHI

Shallot is a horticulture commodities that has a high economic value and a

large market opportunity as a seasoning for a consumption of the household, the

material for industry and to fulfill the export quota. This research analyze the

factors that influence the volume of shallot import in Indonesia and formulate

alternative policy strategies shallot imports in Indonesia. Multiple linear

regression method showed that shallot import volume is significantly influenced

by shallot import prices, exchanges rate Rupiah against U.S. Dollar and import

tarif 25. Import tariff policies were set by the government during this time will

increaseshallot imports to Indonesia. Furthermore, the import tarif still set low for

the countries that do not bound by the special agreements that make the

opportunity of shallot import is easier to Indonesia.

Keywords: import, policy, shallot

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

IMPOR DAN KEBIJAKAN IMPOR BAWANG MERAH

(A. ASCALONICUM L.) INDONESIA

MASTA BR MELIALA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan

Kebijakan Impor Bawang Merah (A. Ascalonicum L.) Indonesia

Nama : Masta Br Meliala

NIM : H34090013

Disetujui oleh

Dr Ir Andriyono Kilat Adhi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitianini ialah perdagangan internasional, dengan judul Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor Bawang Merah (A.

Ascalonicum L.) Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Andriyono Kilat Adhi

selaku pembimbing. Disamping itu, ungkapan terima kasih penulis sampaikan

kepada Ibu Adelina, Ibu Yuni, Bapak Usman dari Kementerian Pertananian Pusat.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,

atas doa dan kasih sayangnya. Juga tidak lupa ungkapan terima kasih kepada

teman-teman Agrisbisnis 46 dan teman-teman dari UKM PMK atas dukungan doa

dan motivasinya dalam penyusunan skripsi saya ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Masta Br Meliala

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Penelitian Terdahulu 7

Perbedaan Penelitian yang Dilaksanakan dengan Penelitian Terdahulu 8

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Kerangka Pemikiran Operasional 12

METODE PENELITIAN 14

Metode Analisis Data 14

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Bawang Merah Indonesia 18

SIMPULAN DAN SARAN 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 32

DAFTAR TABEL

1 Produk Domestik Bruto Subsektor Hortikultura di Indonesia Tahun

2007-2011 1

2 Sebaran Kontribusi Lima Tanaman Sayuran 2

3 Jumlah Produksi dan Konsumsi Bawang Merah Indonesia Tahun

2002-2011 2

4 Luas Panen, Produksi, Produktivitas Bawang Merah Tahun 2008-2012 3

5 Perkiraan Proyeksi Kebutuhan Bawang Merah di Indonesia 2012-2016 4

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

6 Tabel Produksi, Permintaan dan Impor Bawang Merah Indonesia Tahun

2002-2010 5

7 Asumsi Multikolinearitas 20

8 Hasil Olahan Data Regresi Linear berganda 21

9 Perkembangan Luas Area Tanam, Produksi, dan Produktivitas Bawang

Merah di Indonesia Tahun 2005-2012 23

10 Jumlah Konsumsi Bawang Merah Indonesia Tahun 2002-2011 25

11 Volume Impor dan Nilai Impor Bawang Merah Tahun 2005-2012 26

DAFTAR GAMBAR

2 Harga Keseimbangan Relatif Komoditas Pada Anaisis Keseimbangan

Parsial 11

2 Kerangka Pemikiran Operasional 12

3 Kenormalan Sisaan 18

4 Kebebasan Sisaan 19

5 Kehomogenan Ragam 20

6 Pertumbuhan Produksi Bawang Merah Nasional Tahun 2005-2012 24

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data Awal dan Akhir Setelah Transformasi Analisis Regresi Linear

Berganda 32 2 Peraturan Tarif Impor Bawang Merah 33

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia terkenal sebagai negara agraris dimana sebagian besar

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini, didukung oleh

potensi sumber daya alam yang melimpah dimanfaatkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dalam negeri serta salah satu tulang punggung perekonomian

Indonesia. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan komoditas pertanian

yang sangat beragam. Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas

pertanian yang memegang peranan penting dan strategis dalam memenuhi

kebutuhan sumber bahan makanan. Dalam UU No.13 Tahun 2010 mengatakan,

tanaman hortikultur sebagai kekayaan hayati merupakan salah satu kekayaan

sumberdaya alam Indonesia yang sangat penting sebagai sumber pangan bergizi,

bahan obat nabati, dan estetika, yang bermanfaat dan berperan besar dalam

meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang perlu dikelola dan dikembangakan

secara efisien dan berkelanjutan.

Tabel 1 Produk domestik bruto subsektor hortikultura di Indonesia tahun 2007-

2011a

Komoditas Nilai PDB Hortikulturab

2007 2008 2009 2010 2011

Buah-Buahan 42 362 47 060 48 437 45 482 46 736

Sayuran 25 587 28 205 30 506 31 244 33 137

Tanaman Hias 4 741 5 085 5 494 3 665 5 984

Biofarmaka 4 105 3 858 3 897 6 174 2 995

Total 76 795 84 203 88 334 86 565 88 851 aSumber: Dirjen hortikultura (2012);

bMilyar Rp

PDB merupakan salah satu indikator untuk menentukan kontribusi

pertanian terhadap pendapatan negara. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa

tanaman hortikultura memiliki kontribusi cukup besar terhadap PDB. Hal ini,

menunjukkan bahwa tanaman hortikultura memiliki potensi dalam memenuhi

kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Penurunan PDB hortikultura pada

tahun 2010 disebabkan oleh penurunan kontribusi buah-buahan dan tanaman hias.

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2012), komoditas hortikultura

khususnya sayuran dan buah-buahan memegang bagian terpenting dari

keseimbangan pangan, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang

cukup, mutu yang baik, aman dikonsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat

diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu komoditas tanaman

hortikultura sayuran yang penting dikonsumsi masyarakat adalah bawang merah.

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data survei pemantauan harga

(SPH) pada tahun 2010, terdapat lima jenis tanaman sayuran yang memberikan

kontribusi produksi terbesar terhadap total produksi sayuran di indonesia (Tabel

2).

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

2

Tabel 2 Sebaran kontribusi lima jenis tanaman sayurana

Jenis Sayuran Jumlah Sebaran

Kol/Kubis 12.94

Kentang 9.91

Bawang Merah 9.80

Tomat 8.33

Cabai 7.54

20 Jenis Sayuran Lainnya 51.48 aSumber: SPH (2010);

b%

Berdasarkan Tabel 3 di bawah ini, jumlah produksi bawang merah dalam

negeri tergolong tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan bawang merah

untuk konsumsi rumah tangga, bahan baku industri pengolahan. Namun jumlah

kontribusi produksi ini tidak berkelanjutan karena produksi panen bawang merah

musiman dan mudah rusak. Sehingga produksi bawang merah dalam negeri perlu

menjadi perhatian khusus pemerintah supaya tercipta kemandirian dan

keberlanjutan dalam pemenuhan kebutuhan bawang merah dalam negeri. Berikut

tabel produksi dan konsumsi bawang merah Indonesia.

Tabel 3 Jumlah produksi dan konsumsi bawang merah Indonesia tahun 2002-

2011a

Tahun Produksib Konsumsi

c

2002 766 572 2.20

2003 762 795 2.22

2004 757 399 2.19

2005 732 610 2.36

2006 794 931 2.08

2007 802 810 3.01

2008 853 615 2.74

2009 965 164 2.52

2010 1 048 934 2.52

2011 893 124 2.36 aSumber: BPS (2012);

bTon;

cKg/kap/tahun

Bawang merah (A. Ascolonicum L.) merupakan salah satu komoditas

sayuran yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Selain itu bawang merah juga

merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaatnya sebagai

bumbu untuk konsumsi rumah tangga, bahan baku industri pengolah, dan obat

terapi. Budidaya bawang merah di Indonesia dihadapkan dengan berbagai

masalah (risiko) di lapangan. Diantaranya teknik budidaya, serangan hama dan

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

3

penyakit, kekurangan unsur mikro, yang menyebabkan produksi menurun.

Sementara dari segi ekonomi, usaha bawang merah Indonesia cukup

menguntungkan serta mempunyai pasar yang cukup luas. Musim panen (tanam)

bawang merah di Indonesia yang tidak menentu diakibatkan oleh gagal panen.

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia serta meningkatkannya permintaan

industri akan bawang merah mendorong pemerintah membuka impor bawang

merah dari negara luar seperti Thailand, Filipina, Myanmar, Malaysia, Vietnam,

Singapura, India dan Cina.

Tabel 4 Luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah Indonesia tahun

2008-2012a

Tahun Luas Panenb Produksi

c Produktivitas

d

2008 91 339 853 615 9.35

2009 104 009 965 164 9.28

2010 109 634 1 048 934 9.57

2011 93 667 893 124 9.54

2012 99 315 964 195 9.67 aSumber: BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2013);

bHa;

cTon;

dTon/Ha

Berdasarkan Tabel 4 di atas, produksi bawang merah dalam negeri

cenderung fluktuatif. Produktivitas bawang merah pada tahun 2012 yaitu senilai

9.67 data ini menunjukkan produktivitas bawang merah Indonesia setiap tahunnya

meningkat walaupun pada tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan sebesar

0.03 persen dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2012 senilai 0.13

persen. Daerah penghasil bawang merah sekaligus produsen bawang merah

diperoleh dari Jawa Tengah yaitu Brebes dengan hasil produksi sebesar 45 538

ton pada tahun 2012. Namun, produksi bawang merah dalam negeri perlu

menjadi perhatian lebih supaya tercipta kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan

bawang merah yang semakin lama semakin meningkat. Produksi bawang merah

daerah-daerah yang sudah menjadi produsen utama tersebut dapat ditingkatkan

melalui kebijakan intensif sehingga meningkatkan minat petani menanam bawang

merah, perluasan lahan, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas panen,

kestabilan harga, dan kemampuan memenuhi ekspor. Penguasaan teknologi mulai

dari budi daya hingga pascapanen, pendanaan serta kebijakan yang jelas dari

perintah terhadap kegiatan ekspor dan impor bawang merah juga diperlukan. Bila

upaya tersebut tidak dilakukan pemerintah, maka pada masa depan masyarakat

Indonesia mungkin tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan bawang merah

Indonesia. Jumlah impor bawang merah cenderung meningkat setiap tahunnya

seperti pada tahun 2010 total impor bawang merah sebesar 73 270 ton meningkat

menjadi 160 467 ton pada tahun 2011.

Berikut perkiraan kebutuhan bawang merah tahun 2012 sampai tahun 2016

yang selalu meningkat setiap tahunnya berbanding lurus dengan pertumbuhan

jumlah penduduk (Tabel 5). Hal ini, menunjukkan perlu perhatian khusus

pemerintah dalam menyediakan ketersediaan bawang merah dari dalam negeri dan

juga impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bawang merah baik

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

4

untuk konsumsi rumah tangga, benih, industri, dan ekspor. Pemerintah juga perlu

mempertimbangkan jumlah ekspor bawang merah yang akan dilakukan karena

hingga saat ini Indonesia masih impor bawang merah.

Tabel 5 Perkiraanproyeksi kebutuhan bawang merah di Indonesia tahun 2012-

2016a

Tahun Jumlah

Pendudukb

Kebutuhanc

Konsumsi Benih Industri Ekspor Total

2012 246 144 420 886 120 99 700 25 000 50 000 1 060 820

2013 249 836 587 899 412 100 700 30 000 75 000 1 105 112

2014 253 584 135 938 261 101 700 30 000 75 000 1 144 961

2015 257 387 897 952 335 102 900 40 000 100 000 1 195 235

2016 261 248 716 976 683 103 900 40 000 100 000 1 223 583 aSumber: Ditjen BP Hortikultura (2005);

bJuta Jiwa;

cTon

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan hasil pertanian di dalam

negeri dan keterbatasan produksi dalam negeri akibat risiko iklim, pemerintah

memenuhi kebutuhan akan bawang merah dengan cara membuka pintu impor

komoditi hasil pertanian. Konsumsi bawang merah penduduk Indonesia pada

tahun 2005 mencapai 781 442 ton, dan konsumsi bawang merah ini meningkat

setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pemerintah perlu

melakukan pengembangan usaha produksi bawang merah melalui pengembangan

dan perluasan areal sentra untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dalam

jangka panjang serta rencana ekspor ke beberapa negara terutama ASEAN.

Dalam perdagangan bawang merah adanya perubahan kebijakan tarif impor

bawang merah dari tahun ke tahun menyebabkan semakin melimpahnya pasokan

bawang merah impor ke pasar domestik, sehingga harga bawang merah domestik

terus berfluktuasi setiap tahunnya. Karena itu, dalam melakukan impor bawang

merah menjadi penting mengkaji kebijakan penetapan tarif impor bawang merah.

Perumusan Masalah

Kebutuhan konsumsi bawang merah akan semakin meningkat seiring

dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan semakin besarnya minat

menggunakan bawang merah sebagai bumbu dapur, benih, obat terapi dan bagi

industri mengelola bawang merah untuk menghasilkan produk turunan yaitu

sebagai bawang goreng yang siap dikonsumsi.Adanya perdagangan bebas

menyebabkan semakin mudahnya bawang merah impor masuk ke dalam negeri.

Maraknya harga bawang merah yang ditawarkan oleh negara-negara pengekspor

yang dapat dijangkau oleh masyarakat membuat produsen dalam negeri kalah

bersaing. Konsumen akan cenderung lebih memilih membeli bawang merah

dengan harga yang relatif lebih murah. Persaingan dalam pasar domestik dan

pasar ekspor akan menjadi lebih ketat. Apalagi dengan semakin mudahnya

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

5

peraturan kebijakan tarif impor bawang merah dalam negeri sehingga dapat

menekan harga jual bawang merah sehingga memiliki daya saing yang tinggi.

Iklim di Indonesia yang tidak menentu menyebabkan produksi bawang

merah cenderung fluktuatif membuat Indonesia memiliki ketergantungan terhadap

impor bawang merah. Harga bawang merah impor cenderung jauh lebih rendah

dibandingkan dengan harga bawang merah dalam negeri. Nilai tukar Rupiah

terhadap US$ yang berfluktuasi pun ikut mempengaruhi fluktuasi harga bawang

merah. Kebijakan penetapan tarif impor bawang merah juga sangat mepengaruhi

volume impor bawang merah ke Indonesia.

Tabel 6 Produksi, permintaan dan impor bawang merah Indonesia tahun 2002-

1010a

Tahun Produksib Permintaan

c Impor

d

2002 766 572 792 685 32 929

2003 762 795 799 401 42 008

2004 757 399 801 698 48 927

2005 732 610 781 422 53 071

2006 794 931 857 692 78 462

2007 802 810 901 102 107 649

2008 853 615 969 316 128 015

2009 965 164 1 019 735 67 330

2010 1 048 934 1 116 275 73 270 aSumber : BPS (2012);

bTon;

cTon;

dTon

Pemenuhan kebutuhan akan bawang merah bisa dipenuhi melalui dua cara,

yaitu melalui domestik dan impor. Banyak pihak dalam negeri berharap bawang

merah dapat dipenuhi melalui produksi domestik (swasembada) dan impor hanya

dilakukan jika produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan bawang

merah. Pada Tabel 6 produksi bawang merah Indonesia dari tahun 2005 hingga

2010 mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini harusnya dapat

mengurangi ketergantungan terhadap impor bawang merah, namun pada

kenyataannya impor bawang merah masih saja terus mengalir deras ke Indonesia

dimana permintaan yang cenderung meningkat setiap tahunnya dipenuhi melalui

impor. Ketergantungan secara terus menerus kepada impor bawang merah akan

merugikan posisi ekonomi Indonesia sendiri. Sehingga perlu dilihat kembali

bagaimana keragaman permintaan impor bawang merah sehingga mampu

memproduksi bawang merah secara berkelanjutan dan mampu menjamin

kebutuhan bawang merah cukup dengan harga yang terjangkau oleh konsumen.

Sehingga, pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang jelas terhadap masuknya

impor bawang merah ke dalam negeri sehingga produsen bawang merah dalam

negeri dapat terlindungi secara khusus dalam penetapan harga.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

6

Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis dalam penelitian ini maka

dapat dirumuskan permasalaahn dalam penelitian ini yaitu:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume impor bawang merah dalam

negeri?

3. Bagaimana alternatif strategi kebijakan impor bawang merah dalam negeri?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas,

tujuan penelitian ini secara umum adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawangmerah

dalam negeri.

3. Merumuskan alternatif strategi pengambilan kebijakan impor bawang merah

dalam negeri.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini di antaranya adalah:

1. Bagi pemerintah pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, dapat

digunakan dalam merumuskan kebijakan impor bawang merah yang

mampu memberikan perlindungan bagi produsen bawang merah dan

konsumen bawang merah secara efektif dan efisien sehingga dapat

menjaga keseimbangan produksinya agar mampu memenuhi permintaan

bawang merah domestik serta mengurangi ketergantungan impor.

2. Bagi konsumen, mampu memberikan jaminan dan ketersediaan bawang

merah dalam jumlah dan kualitas yang cukup serta terdistribusi, terjangkau

danaman dikonsumsi.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor

bawang merah tahun 2001 hingga 2012. Merumuskan alternatif kebijakan

membuka pintu impor bawang merah ditinjau sisi produksi,harga dalam negeri

dan luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta kebijakan tarif

impor bawang merah, hasil kajian penelitian dan studi literatur terhadap penelitian

terdahulu dan berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume

impor bawang merah tahun 2001 hingga 2012.

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

7

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Manik (2012) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi aliran perdagangan impor bawang merah dan kentang Indonesia

menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time

series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatannya sebanyak 10 tahun,

mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2010. Data yang telah diperoleh kemudian

dianalisis dengan menggunakan model gravitasi. Model estimasi terbaik yang

digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

aliran perdagangan komoditas bawang merah berdasarkan uji Chow adalah

dengan menggunakan model efek tetap (fexed afeect model) yang kemudian

diboboti dengan cross-section SUR. Berdasarkan hasil estimasi dengan

menggunakan model gravitasi diketahui dari tujuh variabel yang digunakan hanya

satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap volume impor bawang merah dan

kentang Indonesia. Adapun variabel yang berpengaruh terhadap volume impor

bawang merah dan kentang Indonesia yaitu populasi negara pengekspor, populasi

Indonesia, harga impor, jarak ekonomi, GDP rill Indonesia dan GDP rill negara

pengekspor. Sedangkan variabel nilai tukar tidak memengaruhi volume impor

bawang merah dan kentang Indonesia.

Facino (2012) dalam penelitiannya mengenai penawaran kedelai dunia dan

permintaan impor kedelai Indonesia serta kebijakan perkedelaian nasional

menggunakan data sekunder dalam bentuk time series (deret waktu) dengan

periode waktu 8 tahun, yaitu dari tahun 2005 hingga 2012. Jenis data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah luas panen, produktivitas dan produksi

kedelai dunia dan domestik, data negara penghasil/produsen kedelai dunia, data

eksportir kedelai dunia, data importir kedelai dunia, data harga kedelai dunia, data

luas panen, produktivitas dan produksi kedelai domestik, data harga kedelai

domestik, neraca perdagangan kedelai domestik dan data negara pegekspor

kedelai ke Indonesia. Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa perdagangan kedelai dunia masih didominasi oleh Amerika serikat sebagai

produsen sekaligus eksportir kedelai nomor satu di dunia diikuti Brazil, Argentina,

China dan India.Sementara produksi kedelai Indonesia lebih banyak dipasok oleh

produsen kedelai di Jawa karena memiliki luas panen dan produktivitas kedelai

lebih tinggi dibandingkan di luar Jawa. Berbagai kebijakan pengembangan kedelai

nasional telah dilakukan, alternatif strategi pengembangan agribisnsi kedelai lokal

di Indonesia yang dirumuskan peneliti meliputi peningkatan peningkatan produksi

kedelai lokal, pembatasan volume impor kedelai dengan penetapan tarif impor

kedelai yang tepat minimal 10 persen, efisiensi rantai tataniaga, dan dukungan

serta peran industri berbasis kedelai.

Fitriana (2012) melakukan penelitian dengan judul dampak kebijakan

impor dan faktor eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen

bawang merah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam

bentuk time series tahunan dengan rentang waktu dari tahun 1990 hingga 2010.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model persamaan

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

8

simultan ekonometrika. Model diestimasi dengan metode Two-Stages Least

Squares (2LSS) menggunakan program SAS/ETS versi 9.1. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa: (1) produksi bawang merah nasional dipengaruhi oleh harga

rill bawang merah di tingkat produsen, luas areal panen,dan perubahan tingkat

suku bunga bank persero; (2) permintaan bawang merah rumah tangga

dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia, sedangkan permintaan non

rumahtangga dipengaruhi oleh harga rill mie instan sebagai output berbahan baku

bawang merah dan GDP masyarakat Indonesia; (3) impor bawang merah

dipengaruhi oleh permintaan bawang merah di tingkatkonsumen dan impor

bawang merah tahun sebelumnya; (4) harga rill bawang merah impor dipengaruhi

oleh harga rill bawang merah dunia dan tarif impor bawang merah; (5) harga rill

bawang merah di tingkat konsumen dipengaruhi oleh harga rill bawang merah di

tingkat konsumen tahun sebelumnya, sedangkan harga rill bawang merah di

tingkat produsen dipengaruhi oleh harga rill bawang merah di tingkat konsumen

dan harga rill bawang merah di tingkat produsen sebelumnya. Berdasarkan hasil

simulasi yang telah dilakukan, simulasi kebijakan yang berdampak meningkatkan

produksi bawang merah dan harga bawang merah domestik adalah penerapan tarif

impor bawang merah sebesar 20 persen, 12.5 persen, 40 persen, penurunan kuota

impor bawang merah sebesar 50 persen. Kebijakan yang berdampak

meningkatkan impor bawang merah dan permintaan bawang merah total adalah

penghapusan tarif impor bawang merah dan penurunan harga rill bawang merah

dunia sebesar 12 persen.

Anggasari (2008) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi volume impor kedelai Indonesia. Metode yang digunakan

adalah metode analisis linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary

Least Square (OLS) program eviews 4.1. Dalam penelitian ini, analisis regresi

linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai,

harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume

impor kedelai ke Indonesia. Selama kurun waktu 1997 hingga 2006, secara umum

produksi kedelai domestik cenderung mengalami penurunan dengan hasil yang

relatif rendah. Volume impor secara nyata dipengaruhi oleh harga kedelai

domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen.

Perbedaan Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Terdahulu

Pada penelitian-penelitian terdahulu, khususnya skripsi hanya

menggunakan metode analisis kuantitatif atau analisis deskriptif kualitatif, namun

pada penelitian kali ini digunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif

kualitatif. Metode analisis kuantitatif untuk menguraikan faktor-faktor yang

mempengaruhi volume impor bawang merah dalam negeri dan deskriptif kualitatif

untuk membahas kebijakan impor bawang merah. Metode analisis kuantitatif

dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan batuan minitab

sementara metode analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini lebih

ditekankan pada penelusuran literatur-literatur dan analisis data dalam bentuk

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

9

tabel (deskriptif tabulasi) berdasarkan perkembangan yang terjadi saat ini dan

beberapa waktu sebelumnya. Hasil analisis metode regresi linear berganda

menunjukkan bahwa harga impor bawang merah, nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika dan tarif impor 25 persen berpengaruh signifikan terhadap

volume impor bawang merah.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori Permintaan

Ada tiga hal penting dalam konsep permintaan. Pertama, jumlah diminta

merupakan kuantitas yang diinginkan (desires). Kedua, apa yang diinginkan tidak

merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya

merupakan jumlah dimana orang bersedia membeli pada harga yang mereka harus

bayar untuk komoditi itu. Ketiga, kualitas yang diminta merupakan arus

pembelian yang kontinu (Lipsey,1995).

Variabel-variabe yang mempengaruhi jumlah permintaan suatu Komoditi

antara lain:

1. Harga komoditi itu sendiri

Berdasarkan hipotesis ekonomi dasar, bahwa harga suatu komoditi dan

kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain

tetap sama. Dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditi maka

jumlah yang akan diminta untuk komoditi itu akan semakin besar, dan

semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta.

2. Rata-rata pendapatan rumah tangga

Jika rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka

mereka dapat diperkirakan akan membeli lebih banyak suatu komoditi,

walaupun harga komoditi itu tetap sama. Kenaikan pendapatan rata-rata

rumah tangga akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan

peningkatan permintaan komoditi tersebut pada setiap tingkat harga yang

mungkin.

3. Harga-harga lainnya

Kenaikan harga barang subtitusi komoditi tertentu akan menggeser kurva

permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk

komoditi tersebut, lebih banyak yang akan dibeli pada setiap tingkat harga.

Penurunan harga suatu komoditi komplementer akan menggeser kurva

permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk

komoditi tersebut, lebih banyak yang akan dibeli pada setiap tingkat harga.

4. Selera

Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli.

Perubahan selera bisa berubah sangat lama atau sangat cepat. Perubahan

selera terhadap suatu komoditi akan menggeser kurva permintaan kekanan

yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi tersebut, lebih

banyak yang akan dibeli pada tiap tingkat harga.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

10

5. Distribusi pendapatan

Perubahan dalam distrbusi pendapatan akan menggeser kurva permintaan

kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi yang

dibeli oleh mereka yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut. Dan

akan menggeser kurva permintaan kekiri yang menunjukkan penurunan

permintaan untuk komoditi yang dibeli oleh mereka yang berkurang

pendapatannya.

6. Jumlah penduduk

Kanaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan kekanan yang

menunjukkan peningkatan permintaan, lebih banyak komoditi yang dibeli pada

setiap tingkat harga.

Teori Perdagangan Internasional

Analisis keseimbangan parsial adalah analisis yang menggunakan kurva

permintaan dan kurva penawaran untuk satu komoditi tertentu sedangkan

keseimbangan umum merupakan analisis yang lebih kompleks yang melibatkan

dua atau lebih komoditas dan mengunakan kurva tawar-menawar (offer curves)

untuk analisis dua komoditas.

Gambar 1 memperlihatkan proses terciptanya harga komoditas relatif

keseimbangan dengan adanya perdagangan berdasarkan analisis keseimbangan

parsial. Kurva Dx dan Sx pada pasar A dan C masing-masing menggambarkan

kurva permintaan dan penawaran komoditas X di negara A dan negara C,

sedangkan sumbu vertikal ketiga panel mengukur harga-harga relatif komoditas X

(Px/Py), sejumlah komoditas Y yang harus dikorbankan suatu negara dalam

rangka memproduksi satu unit tambahan komoditas X).

Pasar A menunjukkan bahwa dengan adanya perdagangan internasional,

negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga

relatif komoditas X sebesar PA, sedangkan negara C di titik A’ berdasarkan harga

harga relatif P3. Setelah hubungan perdagangan berlangsung antara kedua negara,

harga relatif komoditas X akan berkisar antara PA dan PC. Apabila harga yang

berlaku di atas PA (misal PB), maka negara A akan memproduksi komoditas X

lebih banyak daripada permintaan domestik. Kelebihan produksi ini akan ekspor

(BE) ke negara C. Sementara apabila selama harga komoditas X tersebut lebih

kecil dari PC bagi negara C, maka permintaan komoditas X oleh negara C akan

lebih tinggi daripada produksi domestiknya. Hal ini mendorong negara C

mengimpor (B’E’) kekurangan kebutuhan komoditas X dari negara A. Dengan

demikian PC merupakan harga relatif keseimbangan untuk komoditas X setelah

perdagangan internasional berlangsung.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

11

Px/Py Px/Py Px/Py S

Pasar Negara A Pasar Negara B Pasar Negara C

Ekspor S A’’ S A’

P

B’’ E* B’ E’

B E Impor

P A

A D D

P D

0 X 0 X 0 X

Gambar 1 Harga keseimbangan relatif komoditas pada analisis keseimbangan

parsial

Kebijakan Perdagangan Negara Pengimpor

Perdagangan dunia dicirikan oleh hambatan perdagangan yang membuat

harga di negara pengimpor lebih tinggi daripada harga di pasar dunia. Adannya

hambatan perdagangan akan menaikkan harga barang impor dan selanjutnya

mengubah harga relatif dalam perekonomian. Ketika harga relatif berubah,

produksi dan konsumsi melakukan penyesuaian serta kesejahteraan berbagai

macam kelompok juga berubah. Hambatan impor yang paling sederhana dan yang

paling jelas adalah tarif atau pajak impor. Tarif dapat berupa jumlah yang tetap

per unit produk (specific tariff) atau persentase yang tetap atas nilai produk (ad

valorem tariff). Untuk berbagai macam tarif, dalam pasar persaingan sempurna

akan terdapat perbedaan antara harga eksportir dan harga importir. Tarif impor

akan menaikkan harga domestik suatu komoditas, mendorong produksi dan

menekan konsumsi. Produsen memperoleh keuntungan, konsumen mengalami

kerugian dan pemerintah memperoleh sumber pendapatan. Kuota impor

menetapkan jumlah maksimum yang dapat diimpor ke suatu negara. Efeknya

sama dengan tarif impor (harga domestik akan naik jika kuota ditetapkan), akan

tetapi dinamikanya berbeda. Jika ada pergeseran penawaran atau permintaan

domestik ketika kuota ditetapkan, maka harga domestik juga akan berubah,

namun perubahan ini tidak terjadi pada tarif impor. Retribusi variabel ( retribusi

yang berubah-ubah) adalah pajak yang ditetapkan pada impor, yaitu perbedaan

antara harga domestik yang tetap dan harga pasar di dunia. Efek retribusi variabel

terhadap kesejahteraan adalah sama dengan tarif impor, akan tetapi jika kurva

penawaraan dan permintaan berubah maka tidak akan ada perubahan pada pola

impor suatu negara.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

12

Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis sementara yang digunakan dalam

menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawang merah:

1. Faktor produksi bawang merah dalam negeri mempunyai hubungan yang

negatif terhadap volume impor. Kenaikan produksi akan menyebabkan

penurunan volume impor bawang merah.

2. Faktor harga bawang merah dalam negeri mempunyai hubungan yang

positif volume impor bawang merah. Kanaikan harga bawang merah

dalam negeri akan menurunkan permintaan bawang merah dalam negeri

sehingga menyebabkan peningkatan impor bawang merah.

Jumlah Produksi Bawang Merah yang Fluktuatif

Peningkatan Volume Impor Bawang Merah

Pentingnya Kebijakan yang Tepat dalam Mengatur Impor Bawang Merah

Analisis Kebijakan Impor Bawang

Merah

Kebijakan Perkembangan Impor

Bawang Merah Dalam Negeri

Kebijakan Tarif Impor Bawang Merah

Volume Impor Bawang Merah

Produksi Bawang Merah Dalam Negeri

Harga Bawang Merah Dalam Negeri

Harga Bawang Merah Impor

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar

Amerika

Dummy tarif impor 25 persen

Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis Kuantitatif

(Analisis Regresi Berganda)

Berganda)

Pengambilan Kebijakan Impor Bawang Merah

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

13

3. Faktor harga bawang merah impor mempunyai hubungan negatif terhadap

volume impor bawang merah. Kenaikan harga luar negeri akan

menyebabkan penurunan volume impor bawang merah.

4. Faktor nilai tukar (Official Exchange Rate) Rupiah terhadap mata uang

negara asal impor mempunyai hubungan yang positif terhadap volume

impor bawang merah di Indonesia. Apresiasi Rupiah terhadap nilai mata

uang negara pengimpor maka volume impor bawang merah akan

meningkat.

5. Dummy dengan tarif impor 25 persen mempunyai hubungan yang negatif

terhadap volume impor bawang merah. Penetapan tarif impor akan

menyebabkan penurunan volume impor bawang merah.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

14

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time

series) periode waktu 12 tahun, yaitu 2001 hingga 2012. Jenis data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jumlah produksi bawang merah, harga

bawang merah domestik, harga bawang merah impor,nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika, volume impor dan dummy dengan tarif impor 25 persen.

Data tersebut merupakan informasi statistik yang terkait dengan masalah

penelitian diperoleh dari instansi-instansi seperti, Badan Pusat Statistika (BPS),

Pusat Data dan Informasi Pertanian (PUSDATIN), Departemen Pertanian,

Departemen Perdagangan, Direktorat Tanaman Holtikultura serta beberapa

sumber lain yakni skripsi penelitian terdahulu dan media cetak.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah

metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode kuantitatif ini digunakan

untuk menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawang merah

Indonesia antara tahun 2001 hingga 2012. Metode deskriptif kualitatif digunakan

menganalisis perkembangan kebijakan membuka pintu impor bawang merah serta

alternatif strategi kebijakan yang digunakan Indonesia dalam membuka impor.

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda

dengan bantuan minitab sementara analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian

ini dilakukan pengkajian secara mendalam melalui penelusuran-penelusuran

literatur-literatur dan analisis data dalam bentuk tabel (deskriptif tabulasi)

berdasarkan perkembangan yang terjadi saat ini dan beberapa waktu sebelumnya.

Kemudian dibangun suatu alur pemikiran untuk menjawab permasalahan yang

ada.

Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan

hubungan matematis antara variabel respons dengan variabel penjelas. Secara

umum, model regresi dengan p buah variabel penjelas adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5DT1+ ε

Dengan:

Y = variabel respon (tak bebas/dependen) yang bersifat acak

(random)

X1,X2,....,Xp = variabel penjelas (bebas/ independen) yang bersifat tetap (fixed

variable)

β0, β1,...., βp =parameter (koefisien) regresi

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

15

ε = variabel random/galat/variabel pengganggu (disturbance term)

variabel yang tidak menjelaskan (unexplanatory variable)

Keterangan:

Y1 = volume impor bawang merah (Ton)

X1 = produksi bawang merah dalam negeri (Ton)

X2 = harga bawang merah dalam negeri (Rp/kg)

X3 = harga bawang merah impor (US$/kg)

X4 = nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD)

DT1 = 1 untuk kondisi saat tarif impor diteteapkan sebesar 25 persen

0 untuk kondisi saat tarif impor ditetapkan sebesar 20 persen dan saat

tarif impor tidak ditetapkan

Parameter yang digunakan dalam model diatas dapat ditaksir dengan

metode regresi linear berganda, dengan syarat asumsi- asumsi model regresi linear

berganda ini terpenuhi.

Asumsi- Asumsi Linear Berganda

Kenormalan Sisaan

Asumsi bahwa sisaan menyebar normal tidak terlalu penting dalam

pendugaan parameter regresi dan pemisahan total keragaman. Penduga dengan

metode kuadrat terkecil tetap merupakan penduga tak bias terbaik apabila asumsi

lain terpenuhi. Kenormalan hanya diperlukan pada waktu pengujian hipotesis dan

penyusunan selang kepercayaan bagi parameter. Secara umum, pengaruh ketidak

normalan sisaan terhadap pengujian dan penyusunan selang kepercayaan adalah

bahwa taraf nyata yang berkaitan dengan dua hal tersebut tidak lagi sesuai dengan

yang ditentukan (Rawlings, Pantula dan Dickey, 1998). Secara eksplorasi,

pemeriksaan terhadap asumsi kenormalan dapat dilakukan dengan histogram

sisaan maupun plot normal. Penanganan pada asumsi uji kenormalan dapat

dilakukan dengan menggunakan transformasi. Transformasi bisa dilakukan

dengan transformasi Box – cox dan transformasi lainnya seperti transformasi sin,

transformasi akar, dll. Berdasarkan Kolmogorov-smirnov hipotesisnya adalah:

Ho : Sisaan menyebar normal

H1 : sisaan tidak menyebar normal

Kebebasan Sisaan

Sisaan yang berkorelasi mungkin disebabkan karena beberapa hal. Sisaan

dari pengamatan pada waktu tertentu cenderung untuk berkorelasi dengan sisaan

yang berdekatan. Misalkan saja pada pengamatan pertumbuhan tanaman atau

hewan, sisaan yang didapatkan akan cenderung saling berkorelasi. Pengaruh

adanya sisaan yang saling berkorelasi ini adalah berkurangnya presisi penduga

metode kuadrat terkecil, serupa dengan pengaruh ketidakhomogenan ragam.

Secara eksploratif, plot sisaan yang dapat dipergunakan untuk memeriksa asumsi

ini adalah plot antara sisaan dengan urutan sisaan tersebut. Apabila sisaan saling

bebas, maka plot tersebut tidak akan memiliki pola apapun.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

16

Uji Durbin-Watson merupakan pengujian autokorelasi sisaan ordo satu

(sisaan berkorelasi dengan sisaan satu lag/jeda waktu sebelumnya). Hipotesis

yang diuji pada Uji Durbin-Watson ini adalah:

H0: Tidak terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan

H1: Terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan

Statistik uji ini didasarkan pada sisaan dari metode kuadrat terkecil biasa

dengan formulanya adalah

T

1t

2

t

2T

2t

1tt

ε

)εε(

DW

ˆ

ˆˆ

; T= banyakpengamatan

Nilai DW tersebut berkisar antara 0 sampai 4 dengan nilai kurang dari 2

merupakan indikasi adanya autokorelasi positif ordo 1 sedangkan nilai lebih dari 2

sebagai indikasi adanya autokorelasi negatif ordo 1. Nilai DW dibandingkan

dengan titik kritis pada tabel Uji Durbin Watson dengan kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

Tolak H0 apabila 0 < DW < dl atau 4 – dl< DW < 4

Terima H0 apabila du< DW < 4 – du

Tidak ada keputusan apabila dl< DW < du atau 4 – du< DW < 4 – dl.

Beberapa cara untuk menanggulangi masalah outokorelasi dengan

mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi kedalam

persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat

dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah

satu variabel bebas, sehingga data observasinya menjadi berkurang 1.

Kehomogenan Ragam

Asumsi kehomogenan/kesamaan ragam (homoscedasticity) memainkan

peranan yang sangat penting di dalam pendugaan dengan metode kuadrat terkecil.

Asumsi ini berimplikasi bahwa setiap pengamatan pada peubah respon

mengandung infomasi yang sama penting. Konsekuensinya, semua pengamatan

di dalam metode kuadrat terkecil mendapatkan bobot yang sama besar. Dengan

kata lain, ketidakhomogenan ragam (heteroscedasticity) mengakibatkan beberapa

pengamatan mengandung informasi yang lebih dibandingkan yang lain. Dengan

demikian, pengamatan ini seharusnya mendapatkan bobot yang lebih besar

dibandingkan pengamatan yang lain. Pengaruh dari tidak dipenuhinya asumsi ini

adalah presisi/kecermatan dari penduga metode kuadrat terkecil menjadi lebih

kecil jika dibandingkan dengan penduga yang mengakomodir ketidakhomogenan

ragam tersebut. (Rawlings, Pantula dan Dickey 1998).

Pengujian asumsi ini bisa menggunakan Scater Plot antara nilai Residual

Standardize Predicted Value dengan Regression Studentized Residual.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

17

Beberapa alternatif solusi jika menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah

dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat

dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan membagi

semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Multikolinearitas

Pengujian Multikolineritas juga sering disebut uji independensi.pengujia ini

akan melihat apakah anatara sesama penjelas memiliki hubungan yang besar atau

tidak. Jika hubungan antara sesama penjelas (variabel dependen) kuat maka antara

penjelas tersebut tidak saling bebas. Untuk mendeteksi adanya masalah

multikolinier dapat dilakukan dengan eksplorasi hubungan antar peubah penjelas

baik lewat plot pencaran maupun korelasi antar peubah penjelas. Cara lain dapat

dilakukan dengan menghitung nilai VIF atau Variance Inflation Factor. Nilai VIF

ini mengukur seberapa besar ragam dari dugaan koefisien regresi akan meningkat

apabila antar peubah penjelas dapat masalah multikoliner. Formula bagi VIF ini

adalah VIF = (1 – R2

i)-1.

Dimana R2

merupakan koefisien determinasi regresi

antar peubah X ke-i sebagai peubah responnya dengan peubah X lainnya sebagai

peubah penjelasnya. Niali VIF = 1 menunjukkan tidak korelasi antar peubah

penjelalas. Jiak nilai VIF tidak melebihi 10 maka dapat dikatakan bahwa data kita

bebas dari persoalan multikolineritas.Niali VIF terbesar di antara peubah penjelas

sering digunakan sebagai indikator dan yang multikolinieritas.

Beberapa alernatif cara untuk mengatasi masalah multikolineritas adalah

sebagai berikut:

1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang

tinggi.

2. Menambah jumlah observasi.

3. Mentransformasikan data ke dalam bentuklain, misalnya logaritma

natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.

210-1

Regression Standardized Predicted Value

1

0

-1

-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

Dependent Variable: Harga saham

Scatterplot

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Bawang Merah

Indonesia

Uji Asumsi Regresi Linear Berganda

Asumsi Kenormalan Sisaan

Besarnya volume impor yang masuk ke Indonesia dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu jumlah produksi bawang merah dalam negeri, harga bawang

merah dalam negeri, harga impor bawang merah, nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika, dan dummy dengan tarif impor senilai 25 persen. Alat analisis

yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume

impor Indonesia adalah regresi linear berganda dengan memenuhi beberapa

asumsi yaitu asumsi kenormalan sisaan, asumsi kebebesan sisaan, asumsi

kohomogenan ragam, dan asumsi multikolinearitas. Untuk melihat keakuratan

dari alat analisis linear berganda ini perlu dilakukan pengujian asumsi terlebih

dahulu yaitu sebagai berikut:

Gambar 3 Kenormalan sisaan

Berdasarkan pengujian asumsi yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai p-

value > 0.150 dengan = 5 persen, yang berarti terima H0. Artinya, sisaan sudah

menyebar normal.Sehingga asumsi ini sudah terpenuhi dengan baik dan dapat

dilanjutkan pengujian asumsi berikutnya.

RESI17

Pe

rce

nt

20000100000-10000-20000

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

-2.78912E-11

StDev 7048

N 12

KS 0.111

P-Value

Probability Plot of RESI17Normal

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

19

Asumsi Kebebasan Sisaan

Pengujian asumsi ini dilakukan dengan melakukan pengujian Durbin-

Watson.Nilai dari uji Durbin-Watson yang diperoleh adalah Durbin-Watson

statistik 2.29861.Nilai tabel Durbin-Watson dengan =5 persen, n=12, k=4

diperoleh nilai dL=0.65765 dan dU=1.86397. Dari hasil ini, maka dapat

disimpulkan bahwa asumsi kebebasan sisaan tidak ada keputusan. Karena asumsi

kebebasan sisaan tidak ada keputusan, maka data tersebut ditransformasikan

dengan menggunakaan fungsi logaritma natural. Setelah dilakukan transformasi,

nilai Durbin-Watson yg diperoleh adalahDurbin-Watson statistik 2.10364. Hasil

ini menunjukkan bahwa uji kebebasan sisaan sudah terpenuhi artinya tidak ada

autokorelasi. Setelah uji kebebasan sisaan terpenuhi, maka diperiksa kembali uji

asumsi kenormalan sisaan dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 4 Kebebasan sisaan

Dari grafik di atas dapat ditunjukkan bahwa asumsi kenormalan sisaan tetap

terpenuhi dimana nilai p-value > 0.150 dengan =5 persen, yang berarti terima

H0 sehingga pengujian asumsi ini layak dan dapat melanjutkan ke asumsi

berikutnya.

Asumsi Kehomogenan Ragam

Pengujian asumsi ini dilakukan dengan melihat pola dari grafik antara nilai

sisaan dengan nilai sisaan terbakukan berikut adalah pola dari grafik yang

diperoleh dengan menggunakan minitab.

RESI15

Pe

rce

nt

0.30.20.10.0-0.1-0.2-0.3

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

1.628327E-15

StDev 0.1172

N 12

KS 0.109

P-Value

Probability Plot of RESI15Normal

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

20

Gambar 5 Kehomogenan ragam

Dari gambar di atas dapat ditunjukkan bahwa tidak terdapat pola antara nilai

sisaan dengan nilai sisaan terbakukan dan tidak berbentuk pola yang berarti

bahwa ragam sudah homogen sehingga pengujia asumsi ini terpenuhi dan dapat

dilanjutkan pengujian asumsi berikutnya.

Asumsi Multikolinearitas

Pengujian asumsi ini dilakukan dengan cara melihat nilai VIF dari model

regresi yang telah dilakukan. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 7 Asumsi multikolinearitas

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 11.78 11.01 1.07 0.326

Lnx1 -1.6 405 0.7 718 -2.13 0.078 3.4

Lnx2 -0.3 170 0.3 696 -0.86 0.424 8.1

Lnx3 3.2 282 0.5 165 6.25 0.001 6.2

Lnx4 3.0 741 0.7 974 3.86 0.008 1.3

D1 -0.2 747 0.1 079 -2.55 0.044 1.4

Dari Tabel 7 di atas, ditunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas di

antara peubah yang digunakan karena nilai VIF yang diperoleh di bawah 10.

Analisis Regresi

Analisis regresi adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan

hubungan matematis antara variabel respons dengan variabel penjelas.

Berdasarkan pengujian asumsi yang dilakukan diperoleh bahwa keempat asumsi

telah terpenuhi sehingga, secara umummodel regresi dengan p buah variabel

penjelas yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Fitted Value

Re

sid

ua

l

12,0011,7511,5011,2511,0010,7510,50

0,2

0,1

0,0

-0,1

-0,2

Residuals Versus the Fitted Values(response is lny)

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

21

ln Y = 11.8 – 1.64 ln X1 – 0.317 ln X2 + 3.23 ln X3 + 3.07 ln X4 – 0.275 D1

Hasil olahan faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawang

merah Indonesia dengan menggunakan regresi linear berganda ditampilkan pada

Tabel 8

Tabel 8 Hasil olahan data regresi linear berganda

Simbol Variabel Koefisien Probabilitas VIF

C Konstanta 11.78 0.326

X1 Produksi bawang merah dalam

negeri

-1.6405 0.078 3.4

X2 Harga bawang merah dalam

negeri

-0.3170 0.424 8.1

X3 Harga bawang merah impor 3.2282 0.001 6.2

X4 Nilai tukar Rupiah terhadap

US$

3.0741 0.008 1.3

D1 Dummy tarif impor 25 persen -0.2747 0.044 1.4

R-squared 0.945

Adj R-sqaured 0.899

Durbin-Watson Statistic 2.10364

signifikan pada taraf nyata α=5 persen

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa persamaan ini memiliki daya

penjelas yang tinggi.Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien determinasinya (Adj

R-square) pada persamaan hasil estimasi bernilai 0.899 (89.9 persen). Artinya

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi volume bawang merah Indonesia, seperti

harga bawang merah dalam negeri, harga bawang merah impor, nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika dan dummy taraf impor sebesar 25 persen yang terdapat

dalam model dapat menjelaskan keragaman sebesar 89.9 persen dan sisanya 10.1

persen dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa nilai probabilitas harga bawang merah impor, nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar, dan dummy tarif impor 25 persen sangat berpengaruh

signifikan terhadap volume impor bawang merah dengan taraf nyata α=5 persen.

Sementara jumlah produksi dan harga bawang merah dalam negeri berpengaruh

nyata namun tidak signifikan terhadap volume impor bawang merah Indonesia.

Interpretasi Ekonomi

Produksi bawang merah dalam negeri (X1) tidak berpengaruh secara

signifikan pada taraf nyata α=5 persen. Nilai produksi yang fluktuatif dan

cenderung menurun setiap tahunnya tidak mempengaruhi volume impor bawang

merah Indonesia. Namun, produksi bawang merah yang relatif fluktuatif ini

diakibatkan gagal panen sehingga belum mampu untuk memenuhi permintaan

bawang merah dalam negeri memaksa pemerintah melakukan impor dalam jumlah

yang cukup besar agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

22

Harga bawang merah dalam negeri (X2) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap volume impor pada taraf nyata α=5 persen. Harga bawang merah yang

fluktuatif dan cenderung meningkat setiap tahunnya tidak mempengaruhi volume

impor.Kenaikan harga bawang merah yang cenderung meningkat di tingkat

konsumen yang mengakibatkan pemerintah melakukan impor bawang bawang

merah.

Harga bawang merah impor (X3) berpengaruh secara signifikan pada taraf

nyata α=5 persen. Artinya jika harga bawang merah impor meningkat, maka

volume impor akan meningkat pula. Variabel ini memiliki koefisien sebesar

3.2282. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jika harga impor bawang merah

meningkat sebesar US$ 1/kg, maka volume impor akan meningkat sebesar 3.2282

ton, dengan asumsi cateris paribus. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal,

bahwa semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta

untuk komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga suatu komoditi

maka semakin rendah jumlah yang diminta. Harga bawang merah impor setiap

tahunnya cenderung meningkat namun sangat jauh berbeda dengan harga bawang

merah dalam negeri ditingkat konumen sehingga pemerintah tetap malakukan

impor bawang merah.

Variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (X4) berpengaruh

secara signifikan pada tarif nyata α=5 persen. Artinya jika nilai tukar Rupiah

meningkat, maka volume impor meningkat pula. Variabel ini memilki koefisien

3.0741. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jika nilai tukar meningkat 1 Rp/US$,

maka impor akan meningkat sebesar 3.0741 ton, dengan asumsi cateris paribus.

Inflasi Rupiah terhadap Dollar Amerika menyebabkan harga barang luar negeri

relatif murah dan harga bawang domestik relatif lebih mahal. Dalam hal ini, harga

bawang merah impor lebih murah daripada harga bawang merah dalam negeri

ditingkat konsumen. Sehingga daya saing produk luar negeri meningkat.

Akibatnya masyarakat akan memilih mengkonsumsi bawang merah impor yang

relatif lebih murah sehingga permintaan akan bawang merah meningkat.

Dummy tarif impor sebesar 25 persen (DT1) berpengaruh secara signifikan

pada tarif nyata α=5 persen. Artinya jika tarif impor ditetapkan sebesar 25 persen,

maka impor akanmenurun. Dalam teori ekonomi, tarif impor yang ditetapkan akan

menyebabkan peningkatan harga sehingga volume impor berkurang. Jika tarif

impor ditetapkan sebesar 25 persen, harga bawang merah impor tinggi sehingga

impor bawang merah yang masuk ke Indonesia akan menurun.

Perkembangan Kebijakan Impor Bawang Merah Indonesia

Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

Bawang merah (A. Ascalonicum L.) sebagai sayuran dataran rendah telah

dibudidayakan hampir diseluruh wilayah indonesia. Varietas bawang merah yang

dibudidayakan di Indonesia adalah Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas,

Super Philip, Bauji. Anomali cuaca sering kali mengakibatkan produksi bawang

merah fluktuatif. Beberapa faktor yang mempengaruhi budidaya bawang merah

seperti kelembaban udara, cahaya, curah hujan, dan angin. Tanaman bawang

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

23

merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu pada

ketinggian 0-1 000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian optimalnya adalah 0-

400 m dpl saja. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang merah ialah

tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki bahan

organik yang cukup, dan PH-nya antara 5.6-6.5, penyinaran matahari minimum 70

persen, suhu udara harian 25-320C, dan kelembapan nisbi sedang 50-70 persen.

Bawang merah paling baik ditanam saat musim kemarau dengan syarat air cukup

untuk irigasi. Awal tanam bisa pada bulan April/Mei setelah musim panen padi

atau pada bulan Juli/Agustus.

Produksi bawang merah Indonesia selama periode 2005 hingga 2010 secara

umum relatif meningkat, namun terjadi penurunan pada tahun 2011 dan 2012.

Berdasarkan Tabel 9 produksi bawang merah dalam negeri pada tahun 2011

adalah sebesar 893 124 ton, pada tahun 2012 menjadi 964 195 ton atau meningkat

sebesar 3.82 persen penurunan terbesar terjadi pada tahun 2011. Dibandingkan

dengan produksi bawang merah tahun 2010 yaitu sebesar 109 634 ton, produksi

bawang merah tahun 2011 mengalami penurunan 15 967 ton atau turun sekitar

7.73 persen menjadi sebesar 893 124 ton.

Tabel 9 Perkembangan luas areal panen, produksi, dan produktivitas bawang

merah di Indonesia Tahun 2005-2012a

Tahun Luas Areal Panenb Produksi

c Produktivitas

d

2005 83 614 732 610 8.76

2006 89 188 794 931 8.91

2007 93 694 802 810 8.57

2008 91 339 853 615 9.35

2009 104 009 965 164 9.28

2010 109 634 1 048 934 9.57

2011 93 667 893 124 9.54

2012 99 519 964 195 9.69 aSumber: BPS (2013);

bHa;

cTon;

d Ton/ha

Produksi bawang merah di Indonesia yang cenderung fluktuatif ini

disebabkan oleh penurunan luas panen karena pengalihan lahan untuk budidaya

tanaman hortikultura lainnya (BPS DIY). Luas panen bawang pada tahun 2010

adalah 109 637 ha dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 99 519 ha

atau berkurang seluas 10 115 ha dalam kurun waktu tiga tahun. Nilai

produktivitas bawang merah tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan

dari tahun ke tahun, penurunan hanya terjadi pada tahun 2011 senilai 9.54 ha/ton.

Pertumbuhan produktivitas bawang merah pada tahun 2011 menuju tahun 2012

senilai 1 56 persen (Tabel 9).

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

24

Gambar 6 Pertumbuhan produksi bawang merah nasional tahun 2005-

2012

Berdasarkan Gambar di atas, dapat diketahui pertumbuhan luas areal

panen, produksi dan produktivitas bawang merah pada tahun 2011 dan 2012

mengalami penurunan dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun,

mengalami pertumbuhan kembali dari tahun 2011 ke tahun 2012 walaupun tidak

sebesar pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya. Produksi meningkat senilai

3.82 persen dan pertumbuhan produktivitas 0,02 persen. Hal ini menunjukkan

produksi bawang merah Indonesia bertumbuh belum cukup baik sehingga belum

mampu memenuhi permintaan nasioanal bawang merah. Hal ini diakibatkan oleh

bidadaya tanaman bawang merah Indonesia belum terlaksana dengan baik,

kondisi cuaca yang tidak menentu. Hasil produksi ini diperoleh dari sentra-sentra

penghasil bawang merah. Sentra produksi bawang merah Indonesia terletak di

Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Sumatra Utara.

Tingkat Harga Bawang Merah

Perkembangan harga rata-rata bawang merah di tingkat nasional selama

tahun 2005 hingga 2011 mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 mengalami

penurunan menjadi 13 955 Rp/kg. Harga pada periode Januari hingga Maret tahun

2013 terjadi lonjakan harga yang cukup tinggi pada bulan maret. Harga rata-rata

bawang merah bulan Maret 2013 tercatat Rp. 36 315/kg atau naik sekitar 60.76

persen dari bulan Februari 2013. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh

kementerian perdagangan, perkembangan harga rata-rata bawang merah pada

bulan Maret 2013 cukup seragam dialami masing-masing kota besar indonesia.

Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka harga rata-rata

bawang merah pada bulan Maret 2013 mengalami peningkatan cukup tinggi di

semua kota besar yang berkisar antara 45.43 persen hingga 140,51 persen.

Apabila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, harga bawang

merah juga mengalami peningkatan yang cukup signiifikan disemua kota besar

732610 794931 802810

853615

965164 1048934

893124 964195

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Produksi (Ton)

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

25

berkisar antara 189.23 persen hingga 318.40 persen. Kenaikan harga bawang

merah saat ini tidak menguntungkan bagi petani maupun konsumen. Petani

mengalami kegagalan panen, sedangkan konsumen daya konsumsinya lemah

(Agro Indonesia 2013).

Harga bawang merah impor sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bawang

merah di pasar internasional. Menipisnya stok bawang merah dunia sering kali

menjadi pemicu kenaikan harga bawang merah di pasar internasional. Sedangkan

pada saat produksi oleh sejumlah negara penghasil bawang merah mengalami

peningkatan maka harga akan turun. Harga bawang merah impor periode tahun

2005- 2012 mengalami tren cenderung meningkat setiap tahunnya. Harga bawang

merah impor pada tahun 2012 sebesar 0 466 US$/kg. Faktor faktor yang

mempengaruhi kenaikan harga bawang merah impor setiap tahunnya adalah

adanya pengaruh permintaan bawang merah dunia. Salah satu negara pengimpor

atau negara yang permintaan konsumsi bawang merahnya meningkat setiap tahun

adalah Indonesia.

Konsumsi Bawang Merah

Permintaan akan bawang merah dapat dipenuhi melalui produksi dalam

negeri dan impor. Hasil produksi bawang merah yang fluktuatif tidak mampu

memenuhi kebutuhan dalam negeri akan bawang merah sehingga pemerintah

membuka kebijakan impor bawang merah. Permintaan impor bawang merah

indonesia setiap tahunnya hampir tidak pernah menurun meskipun produksi

bawang merah Indonesia cenderung fluktuatif dan meningkat. Hal ini dikarenakan

oleh, semakin meningkatnya kebutuhan bawang merah untuk konsumsi rumah

tangga sebagai bumbu dapur, bahan baku industri, obat terapi, dan juga benih.

Tabel 10 Jumlah konsumsibawang merah Indonesiatahun 2002-

2011a

Tahun Konsumsib

2002 2.20

2003 2.22

2004 2.19

2005 2.36

2006 2.08

2007 3.01

2008 2.74

2009 2.52

2010 2.52

2011 2.36 aSumber: BPS (2012);

b Kg/kapita/tahun

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

26

Konsumsi bawang merah dalam negeri dipengaruhi oleh meningkatnya

pertumbuhan penduduk. Ditinjau dari tahun 2005 hingga 2012 jumlah peduduk

Indonesia terus meningkat itu artinya kebutuhan akan bawang merah juga

meningkat. Pada tahun 2012 jumlah konsumsi bawang merah Indonesia mencapai

661 077 765 Kg/kapita.

Volume Beserta Nilai Impor Bawang Merah Indonesia

Produksi bawang merah Indonesia yang tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri memaksa Indonesia untuk melakukan impor bawang

merah. Volume impor bawang merah Indonesia setiap tahunnya mengalami

fluktuatif. Volume impor bawang merah tertinggi pada tahun 2011 senilai 160 467

ton hal ini dikarenakan produksi bawang merah dalam negeri pada tahu 2011

megalami penurunan sehingga untuk memenuhi permintaan kebutuhan bawang

merah dalam negeri dengan melakukan impor bawang merah.

Tabel 11Volume impor dan nilai impor bawang merah tahun 2005-2012a

Tahun Volume Imporb Nilai Impor

c

2005 53 071 15 412

2006 78 462 30 106

2007 107 649 44 097

2008 128 015 53 814

2009 67 330 28 942

2010 73 270 33 861

1011 160 467 77 444

2012 122 191 54 479

aSumber: BPS, diolah pusdatin (2013) diolah ;

b Ton ;

cUS$

Impor bawang merah pada tahun 2013 mengalami jumlah yang sangat

signifikan terlihat data yang menunjukkan bahwa jumlah impor dari bulan Januari

hingga Mei sebesar 49 456 589.00 kg dengan rata-rata pertumbuhannya senilai

76,02 persen melibihi jumlah total impor pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan

oleh terjadinya gagal panen petani bawang merah yang jadwal panennya berubah

sehingga mengakibatkan dilakukannya impor guna memenuhi kebutuhan

domestik. Impor dalam jumlah yang sangat meningkat dimulai dari bulan april

2013. Negara pengimpor bawang merah tahun 2012 adalah Vietnam, Thailand,

India, Cina, Malaysia, Myanmar, Philippines, Taiwan provinsi dari Cina,

Bangladesh.

Kebijakan Impor Bawang Merah Nasional

Analisis terhadap setiap kebijakan impor akan dimulai dari kasus

perdagangan bebas dan mengukur kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai

macam hambatan perdagangan. Salah satu hambatan dalam perdagangan bebas

adalah tarif impor. Analisis kesejahteraan dapat memperhitungkan kerugian

konsumen, produsen dan pemerintah. Kecuali kalau ada pertimbangan penting

lainnya, misalnya diasumsikan kasus negara kecil, biaya transportasi bernilai nol,

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

27

dan pasar dalam persaingan sempurna. Perdagangan bebas digunakan sebagai

dasar analisis pasar dalam persaingan sempurna. Perdagangan bebas digunakan

sebagai dasar analisis karena perdagangan bebas merupakan kebijakan yang

bertujuan memaksimalkan kesejahteraan negara. Dalam perdagangan bebas ada

beberapa negara yang melakukan perjanjian khusus termasuk Indonesia. WTO

merupakan perjanjian dimana setiap negara yang tergabung sebagai anggota WTO

harus membuka pasarnya. Hambatan perdagangan berupa tarif impor maupun non

tarif harus dikurangi hingga akhirnya dihapuskan. Hal yang paling diperhatikan

dalam perjanjian pertanian WTO adalah larangan pemberian subsidi bagi petani

baik subsidi domestik maupun subsidi yang mendistorsi pasar. Dengan adanya

subsidi, surplus mereka dapat dijual dengan harga murah yang menyebabkan

harga pasar dunia menajadi sangat rendah.

Indonesia saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 kurang mampu

melaksanakan program-program pembangunan sektor pertanian yang telah

disusun dalam rangka menghadapi liberalisasi produk pertanian yang telah

disepakati dalam WTO. Kondisi tersebut memaksa Indonesia untuk meliberalisasi

produk pertaniannya jauh lebih cepat daripada yang seharusnya. Meskipun

komitmen tarif produk pertanian Indonesia dalam forum WTO masih cukup tinggi

yaitu maksimal 40 persen untuk bawang merah konsumsi, namun selama kurun

waktu 1998 hingga 2004 Indonesia menerapkan tarif impor sebesar 5 persen untuk

bawang merah konsumsi (Kementerian Keuangan,2012).

Indonesia setelah 1 Januari 2005 melakukan Program Harmonisasi Tarif

Bea Masuk dengan menerapkan tarif yang relatif tinggi untuk beberapa produk

pertanian termasuk hortikultura yaitu sebesar 10 hingga 40 persen. Program

tersebut dikenakan atas barang impor yang masuk ke Indonesia dari negara lain,

kecuali negara yang memiliki perjanjian khusus dengan Indonesia seperti ASEAN

FreeTrade Area (AFTA) Cina Free Trade Area (AC-FTA), dan ASEAN Korea

FreeTrade Area (AK-FTA). Keputusan pemerintah tetang harmonisasi tarif

diterbitkan dalam Permenkeu Nomor 591/PMK.010/2004 tanggal 21 Desember

2004. Tarif impor yang dikenakan untuk bawang merah konsumsi adalah sebesar

25 persen pada tahun 2005 hingga 2010. Berdasarkan Permenkeu Nomor

90/PMK.011/2011 tarif impor tersebut turun menjadi sebesar 20 persen mulai

tahun 2011 (Kementerian Keuangan,2012).

Tarif impor bawang merah yang berasal dari negara anggota ASEAN da

China pada tahun 2006 telah dihapuskan atau nol persen. Keputusan tersebut

tertulis dalam Permenkeu Nomor 28/PMK.010/2005 serta Kepmenkeu Nomor

355/KMK.01/2004 dan 356/KMK.01/2004. Kemudian pemerintah menanggapi

adanya AK-FTA dengan menerbitkan Permnekeu Nomor 236/PMK.011/2008

tanggal 23 Desember 2008. Peraturan tersebut mengemukakan bahwa tarif impor

bawang merah dari Korea tahun 2009 hingga 2011 adalah sebesar lima persen dan

akan turun menjadi nol persen pada tahun 2012 (Kementerian Keuangan, 2012).

Alternatif Strategi Pengambilan Kebijakan Impor Bawang Merah

Alternatif strategi pengambilan kebijakan impor bawang merah di Indonesia

sangat ditentukan oleh pemerintah baik terhadap negara yang memiliki perjanjian

khusus dengan Indonesia maupun yang tidak memiliki perjanjian khusus.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

28

Alternatif strategi pengambilan kebijakan impor bawang merah di Indonesia

ditentukan berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

volume impor bawang merah di Indonesia. Penulis juga melakukan studi literatur

terhadap penelitian-penelitian terdahulu dan artikel untuk merumuskan alternatif

startegi yang tepat:

1. Indonesia perlu meningkatkan produktivitas bawang merah dalam negeri

melalui perluasan areal tanam, pembagian benih unggul, penguatan

kelembagaan, dukungam penyuluhan teknis budidaya bawang merah yang

tepat dan sesuai.

2. Pemerintah perlu menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah Rupiah terhadap

Dollar Amerika yang mengakibatkan peningkatan volume impor dengan

kebijakan moneter.

3. Pemerintah perlu memperhatikan tarif impor bawang merah yang berlaku

sesuai dengan ketersediaan komoditi di Indonesia. Penerapan tarif impor

senilai 25 persen telah mampu mengurangi volume impor bawang merah

ke Indonesia.Jika tarif tersebut tidak dapat dikendalikan maka perlu

memperhatikan kuota impor dan waktu pembukaan impor yang tidak

terlambat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat diperoleh kesimpulan

bahwa :

1. Volume impor bawang merah sangat dipengaruhi oleh harga impor

bawang merah, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar serta tarif impor

bawang merah 25 persen.

2. Alternatif strategi pengambilan kebijakan yang dapat dilakukan oleh

pemerintah adalah meningkatkan produktivitas, penetapan tarif impor

senilai 25 persen, menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika

Saran

1. Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang tepat sesuai dengan

perkembangan supply bawang merah yang berkelanjutan dengan

mempertimbangkan semua faktor-faktor yang mempengaruhi volume

impor selain dari jumlah produksi bawang merah dalam negeri, harga

bawang merah dalam negeri, harga impor bawang merah, nilai tukar

rupiah terhadap Dollar Amerika, dan tarif.

2. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian terhadap strategi

pengambilan kebijakan impor bawang merah secara lebih mendalam

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

29

dengan menambahkan beberapa faktor yang mempengaruhi impor bawang

merah salah satunya faktor konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu D. 2012. Dampak Kebijakan Impor dan Faktor-Eksternal Terhadap

Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Bawang Merah di Indonesia

[Skripsi]. Bogor. (ID): Institut Pertanian Bogor.

Billah T. 2013 April. Analisis Perkembangan Harga Pertanian Komoditas

Pertanian. Buletin. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Bina Produksi Hortikultura. 2001. Buku Deskripsi Tanaman Hortikultura; seri

sayuran, tanaman hias dan aneka tanaman. Jakarta (ID); Direktorat Jenderal

Bina Produksi Hortikultura.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2001-2012. Statistika Impor. BPS, Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistika . 2001-2012. Statistik Harga. BPS, Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Bawang Merah nasional [internet]. [diunduh 2013 Mei 12] tersedia pada:

http://www.bps.go.id/booklet/booklet_Mei 2012. pdf

[BPS DIY] Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. 2012. Produksi

Bawang merah [internet]. [diunduh 2013 Agustus 17] tersedia pada

www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/isi dt5thn horti. php

[Ditjen] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Sayuran. Jakarta (ID) Direktorat

Budidaya Tanaman sayuran & Biofarmaka

Gujarati DN, Porter DC. 2009. Basic Econometrics, 5th Edition. New York

(USA): The McGraw-Hill Campanies, Inc

Lipsey, R.G.,P.N.Courant, D.D Purvis dan P.O Steiner. 1995. Penghantar

Mikroekonomi. J. Wasana dan Kirbandroko. [penerjemah]. Jakarta (ID)

Binarupa Aksara

Oktaviani R, Novianti T. 2009. Teori Perdagangan dan Aplikasinya di Indonesia

bagian I. Bogor (ID) Depertemen Ilmu Ekonomi FEM IPB.

Rawlings, J. O., SG. Pantula, Dickey A.1998. Applied Regression Analysis: A

Research Tool Second Edition. New York (ID) Spingers Varleg

Salvatore. 1997. Ekonomi Internasional. Jakarta (ID) Erlangga

.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

30

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

LAMPIRAN

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

32

LA

MP

IRA

N

Lam

pir

an 1

D

ata

awal

dan

akhir

set

elah

tra

nsf

orm

asi

anal

isis

reg

resi

lin

ear

ber

gan

da

Tah

un

X1

X2

X3

X4

D

1

Y

ln x

1

ln x

2

ln x

3

ln x

4

ln y

2001

861 1

50

8 2

46.2

0.2

6

10473

0

47 9

46

13.6

66

9.0

175

-1.3

4707

9.2

5656

10.7

778

2002

766 5

72

8 9

66

0.2

75

9388

0

32 9

29

13.5

497

9.1

0119

-1.2

9098

9.1

4719

10.4

021

2003

762 7

95

7 0

04.8

0.2

94

8622

0

42 0

08

13.5

447

8.8

5435

-1.2

2418

9.0

6207

10.6

456

2004

757 3

99

6 6

34.9

0.2

91

9088

0

48 9

27

13.5

376

8.8

0009

-1.2

3443

9.1

1471

10.7

981

2005

732 6

10

8 1

23.6

0.2

9

9830

1

53 0

71

13.5

044

9.0

0253

-1.2

3787

9.1

9319

10.8

794

2006

794 9

31

9 6

67.4

0.3

84

9020

1

78 4

62

13.5

86

9.1

7652

-0.9

5711

9.1

072

11.2

704

2007

802 8

10

9 4

70.1

0.4

1

9419

1

107 6

49

13.5

959

9.1

5589

-0.8

916

9.1

5048

11.5

866

2008

853 6

15

14 6

68.1

0.4

2

10950

1

128 0

15

13.6

572

9.5

9343

-0.8

675

9.3

0109

11.7

599

2009

965 1

64

14 0

49.8

0.4

3

9400

1

67 3

30

13.7

801

9.5

5036

-0.8

4397

9.1

4846

11.1

174

2010

1 0

48 9

34

18 8

93.5

0.4

63

8991

1

73 2

70

13.8

633

9.8

4657

-0.7

7003

9.1

0398

11.2

019

2011

893 1

24

18 9

16

0.4

83

9068

0

16 0

467

13.7

025

9.8

4776

-0.7

2774

9.1

1251

11.9

858

2012

964 1

95

13 9

95

0.4

46

9670

0

122 1

91

13.7

79

9.5

4646

-0.8

0744

9.1

7678

11.7

133

X1

= P

roduksi

baw

ang m

erah

dal

am n

eger

i (T

on)

X2

= H

arga

baw

ang m

erah

dal

am n

eger

i (R

p/k

g)

X3

= H

arga

impor

baw

ang m

erah

(U

S$/k

g)

X4

= N

ilai

tukar

Rupia

h t

erh

adap

Doll

ar A

mer

ika

(Rp

/US

$)

Y

= V

olu

me

Impor

baw

ang m

erah

(T

on

)

D

= D

um

my

32

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

33

Lampiran 2 Peraturan Tarif Impor Bawang Merah

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 591/PMK.010/2004

TENTANG

PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHUN 2005-2010

UNTUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN,

PERTAMBANGAN,

FARMASI, KERAMIK, DAN BESI-BAJA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a

.

bahwa dalam rangka melaksanakan kebijakan

penyederhanaan prosedur dan fasilitasi ekspor dan impor

sebagaimana tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun

2003 dipandang perlu merumuskan program harmonisasi tarif bea

masuk komoditi impor untuk kurun waktu 2005-2010;

b

.

bahwa mengingat perumusan harmonisasi tarif yang sifatnya

menyeluruh memerlukan waktu yang cukup panjang, maka pada

tahap pertama dilakukan harmonisasi tarif bea masuk untuk

produk-produk pertanian, perikapan, pertambangan, farmasi,

keramik dan besi-baja;

c

.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Program Harmonisasi Tarif Bea Masuk Tahun

2005-2010 Untuk Produk-produk Pertanian, Perikanan,

Pertambangan, Farmasi, Keramik dan Besi-baja;

Mengingat 1

.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan

Agreement on Establishing The World Trade Organization

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564);

2

.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);

3

.

Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;

4

.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.01/2003

tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor;

MEMUTUSKAN :

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

34

Menetapkan PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHUN

2005-2010 UNTUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN,

PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK DAN

BESI-BAJA.

Pasal 1

Menetapkan Pola Umum Program Harmonisasi Tarif Bea

Masuk Tahun 2005-2010 untuk produk-produk pertanian,

perikanan, pertambangan, farmasi, keramik dan besi-baja

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri

Keuangan ini.

Pasal 2

(

1

)

Beberapa produk pertanian, perikanan, farmasi, dan besi baja

dikecualikan dari program harmonisasi tarif bea masuk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan diatur tersendiri, yaitu:

a.Produk

Pertanian

: beras, gula, jagung, kedelai, jeruk, mangga,

cengkeh, bawang merah, kentang, wortel,

bibit, dan paha ayam;

b.Produk

Perikanan

: udang vannamei, ikan tilapia, ikan kerapu,

mutiara, dan bibit;

c.Produk Farmasi : limbah farmasi, larutan plasma protein, obat

kanker/ AIDS/penyakit keras lainnya dan

produk farmasi tertentu;

d. Produk Besi-

Baja

: Pipa tanpa kampuh, CRC stainless steel, baja

dilapisi kromium oksida, tabung LPG, dan

katup/kran LPG, baja beton, baja free

cutting, bead wire (brass coated high carbon

steel wire), kawat baja dilapisi seng, kawat

dipilin, kawat anyam/kain logam/

jaring/pagar, dan pegas spiral.

(

2

)

Pola Khusus Program Harmonisasi Tarif Bea Masuk untuk

produk-produk dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

(

3

)

Tarif bea masuk beras dan gula ditetapkan secara spesifik

dengan menggunakan acuan advalorem.

Pasal 3

Pelaksanaan program harmonisasi tarif bea masuk

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan dengan tetap memperhatikan daya

saing barang-barang dimaksud.

Pasal 4

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

35

Januari 2005.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 Desember 2004

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

JUSUF ANWAR

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

36

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR … · bahan baku industri serta untuk memenuhi kebutuhan ekspor. ... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor dan Kebijakan Impor

37

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Masta Br Meliala, dilahirkan di Parsaoran pada

tanggal 03 Desember 1990. Penulis merupakan putri kedua dari lima bersaudara,

dari pasanganHerman Meliala dan Santy Simatupang. Abang bernama Rinal Anju

dan adik-adik bernama Mahadi Meliala, Edo Fanta Meliala dan Sry Lenta

Meliala.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 037147 Parsaoran

pada tahun 2004 dan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Berastagi

pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Swasta Cahaya dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan

program Sarjana Mayor Agribisnis di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, IPB.

Pada saat perkuliahan penulis cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan

kampus, seperti organisasi dan kepanitiaan. Organisasi yang diikuti oleh penulis

adalah UKM PMK IPB sebagai Wakil Koordintator bidang Pembinaan komisi

diaspora pada periode 2010 dan menjadi Badan Pengurus Harian UKM PMK IPB

sebagai Wakil Koordinator bidang Pembinaan periode 2012-2013.