12
WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011 79 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ANAK KOS DALAM PEMILIHAN RUMAH PEMONDOKAN DI KOTA SINGARAJA Oleh Ni Nyoman Resmi 1 dan Ni Ketut Adi Mekarsari 2 Abstrak: Pesatnya kemajuan Kota Singaraja khususnya di sektor pendidikan disebabkan oleh adanya kebijakan dari pemerintah untuk pemerataan pembangunan di Bali, khususnya Bali Utara. Beragamnya institusi pendidikan tinggi yang ada memberikan pengaruh yang paling utama bagi perkembangan Kota Singaraja. Kehadiran mahasiswa baru (lama) ternyata melibatkan stake- holders yang lain. Banyak muncul peluang-peluang usaha misal- nya, jasa loundry, rumah makan, warnet, fotokofi, salon, catering, pebisnis properti, kos-kosan atau pemondokan dan lainnya. Di antara peluang bisnis yang ada, bisnis kos-kosan salah satunya yang sedang menjamur di kota Singaraja. Banyak para pebisnis yang membangun rumah untuk jasa layanan pemondokan bagi mahasiswa. Atas dasar itu diadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi serta faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku anak kos dalam mengambil keputusan memilih rumah pemondokan di kota Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa rumah kos yang ada di kota Singaraja dengan mengedarkan kuesioner menggunakan 36 indikator yang disebarkan pada 180 responden secara accidental. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis faktor melalui bantuan Program SPSS versi 16. Hasil penelitian menyatakan dari 36 indikator ternyata 3 indi- kator memiliki nilai anti-image correlation kurang dari 0,5, se- hingga dinyatakan gugur dalam analisis ini, sedangkan 33 indi- kator dapat di analisis lebih lanjut. Hasil uji lebih lanjut menun- jukkan 1) 33 indikator membentuk 10 faktor, yaitu faktor perha- tian, faktor fasilitas, faktor harga, faktor promosi, faktor lokasi, faktor sistem pembayaran, faktor tidak ada tuan rumah, faktor produk, faktor perorangan, faktor rumah tidak bertingkat dengan total nilai varian 65,761%, dan 2) Faktor perhatian me- miliki nilai varian tertinggi dan dominan yaitu 15,383%. 1 Ni Nyoman Resmi adalah staf edukatif pada Fakultas Ekonomi (FE) Unipas Singaraja. 2 Ni Ketut Adi Mekarsari adalah staf edukatif pada Fakultas Ekonomi (FE) Unipas Singaraja.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

79

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ANAK KOS DALAM

PEMILIHAN RUMAH PEMONDOKAN DI KOTA SINGARAJA

Oleh Ni Nyoman Resmi1 dan Ni Ketut Adi Mekarsari2

Abstrak: Pesatnya kemajuan Kota Singaraja khususnya di sektor

pendidikan disebabkan oleh adanya kebijakan dari pemerintah

untuk pemerataan pembangunan di Bali, khususnya Bali Utara.

Beragamnya institusi pendidikan tinggi yang ada memberikan

pengaruh yang paling utama bagi perkembangan Kota Singaraja.

Kehadiran mahasiswa baru (lama) ternyata melibatkan stake-

holders yang lain. Banyak muncul peluang-peluang usaha misal-

nya, jasa loundry, rumah makan, warnet, fotokofi, salon, catering,

pebisnis properti, kos-kosan atau pemondokan dan lainnya. Di

antara peluang bisnis yang ada, bisnis kos-kosan salah satunya

yang sedang menjamur di kota Singaraja. Banyak para pebisnis

yang membangun rumah untuk jasa layanan pemondokan bagi

mahasiswa. Atas dasar itu diadakan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi serta

faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku anak

kos dalam mengambil keputusan memilih rumah pemondokan

di kota Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa

rumah kos yang ada di kota Singaraja dengan mengedarkan

kuesioner menggunakan 36 indikator yang disebarkan pada 180

responden secara accidental. Data yang diperoleh dianalisis

dengan analisis faktor melalui bantuan Program SPSS versi 16.

Hasil penelitian menyatakan dari 36 indikator ternyata 3 indi-

kator memiliki nilai anti-image correlation kurang dari 0,5, se-

hingga dinyatakan gugur dalam analisis ini, sedangkan 33 indi-

kator dapat di analisis lebih lanjut. Hasil uji lebih lanjut menun-

jukkan 1) 33 indikator membentuk 10 faktor, yaitu faktor perha-

tian, faktor fasilitas, faktor harga, faktor promosi, faktor lokasi,

faktor sistem pembayaran, faktor tidak ada tuan rumah, faktor

produk, faktor perorangan, faktor rumah tidak bertingkat

dengan total nilai varian 65,761%, dan 2) Faktor perhatian me-

miliki nilai varian tertinggi dan dominan yaitu 15,383%.

1 Ni Nyoman Resmi adalah staf edukatif pada Fakultas Ekonomi (FE) Unipas Singaraja.

2 Ni Ketut Adi Mekarsari adalah staf edukatif pada Fakultas Ekonomi (FE) Unipas Singaraja.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

80

Kata kunci : Perilaku anak kos, dan peluang bisnis.

I. PENDAHULUAN

Perhatian pemerintah yang makin baik terhadap dunia pendidikan mampu

mengubah paradigma masyarakat berkenaan dengan pendidikan tersebut. Perubahan

paradigma tersebut ditandai dengan makin tingginya jumlah mahasiswa yang menem-

puh pendidikan pada institusi pendidikan, seperti kota Singaraja.

Kota Singaraja merupakan kota kedua di Bali (setelah Kotamadya Denpasar)

yang mengalami kemajuan pesat di berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, pen-

didikan, stabilitas keamanan, pembangunan fisik, dan psikis. Dalam aspek perekono-

mian, masyarakat memiliki mobilitas yang tinggi dalam dunia jual-beli. Sementara itu,

aspek stabilitas keamanan pun demikian. Kapolres Buleleng bersama jajarannya di

Polres Buleleng memiliki antusias yang tinggi dalam upaya memelihara keamanan di

Kota Singaraja. Institusi tersebut melakukan razia kendaraan. Razia KTP dilaksanakan

oleh Satpol PP untuk menghindari penduduk ”liar” serta melakukan razia di hotel-

hotel. Petugas desa pekraman berkoordinasi dengan kepala desa/lurah, dengan

aparatnya untuk ketertiban penduduk dan keamanan melakukan razia di rumah kos.

Pesatnya kemajuan Kota Singaraja khususnya di sektor pendidikan disebabkan oleh

adanya kebijakan pemerintah untuk pemerataan pembangunan di Bali, khususnya

Bali Utara. Kota Singaraja dicanangkan sebagai kota pendidikan. Hal tersebut ber-

dampak dengan makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan di kota tersebut.

Beberapa institusi pendidikan yang dimaksud, antara lain Universitas Pendidikan

Ganesha (Undiksha), Universitas Panji Sakti (Unipas), Akademi Kebidanan Singaraja,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Majapahit-Singaraja, STKIP-Agama Hindu,

STIE Satya Dharma, Sun Languange Course (SLC) Singaraja, Perguruan Tinggi Swasta

Mapindo, Sekolah untuk bekerja di Kapal Pesiar, dan lain-lain.

Beragamnya institusi pendidikan di Kota Singaraja memberikan pengaruh

yang paling utama bagi perkembangan Kota Singaraja. Berkenaan dengan eksitensi

universitas atau sekolah tinggi di kota tersebut, banyak masyarakat yang menempuh

pendidikan dalam upaya meningkatkan sumber daya mereka. Universitas Pendidikan

Ganesha misalnya, yang sebelumnya berstatus IKIP Negeri Singaraja, yang memiliki

berbagai jurusan dan program studi dari masing-masing fakultasnya setiap tahun

mampu menarik para mahasiswa sebanyak lebih dari dua ribu mahasiswa baru.

Begitu pula, institusi pendidikan swasta lainnya. Institusi tersebut juga tidak kalah

dengan Undiksha yang juga mampu menarik masyarakat untuk mengenyam pendi-

dikan di sana.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

81

Banyaknya kehadiran mahasiswa baru (lama) di Kota Singaraja ternyata meli-

batkan stakeholders yang lain. Banyak muncul peluang usaha, misalnya jasa loundry,

rumah makan, warnet, fotokofi, salon, catering, pebisnis properti kos-kosan atau pe-

mondokan dan lainnya. Di antara peluang bisnis yang ada, bisnis kos-kosan salah

satunya yang sedang menjamur di kota Singaraja. Banyak para pebisnis yang mem-

bangun rumah untuk jasa layanan pemondokan bagi mahasiswa. Area di sekitar

kampus yang beradius kurang dari satu kilometer, seperti di Jalan Bisma, Kutilang,

Krisna, Tegalsari, Pahlawan, Ahmad Yani, Nusa Indah, Dewi Sartika Selatan dan Utara,

Udayana merupakan daerah-daerah yang menyediakan layanan jasa pemondokan

bagi mahasiswa yang tinggi. Masyarakat berlomba-lomba membangun pemondokan

yang menyediakan fasilitas yang layak bagi huni, baik standar maupun mewah.

Meningkatnya permintaan akan jasa penyediaan pemondokan di satu pihak,

dengan penawaran di lain pihak yang tidak sebanding mengakibatkan, sewa kamar di

sekitar kampus Undiksha yang beradius kurang dari satu kilo meter harganya melon-

jak tinggi. Hingga akhirnya para mahasiswa baru/lama mencari jasa pemondokan

yang berjarak lebih dari satu kilometer dengan harapan harganya bisa lebih murah.

Seperti di desa Babakan, Baktiseraga, BTN Panji Asri, Banyuning, Sukasada dan se-

kitarnya. Hal ini mengundang banyak pebisnis yang membangun kos-kosan di daerah

ini.

Dari latar belakang di atas ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan

yakni: 1) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan memilih rumah kos di kota Singaraja? 2) faktor-faktor apakah yang paling

dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan memilih

rumah kos di kota Singaraja?

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1)

faktor-faktor yang mempengaruhi anak kos dalam mengambil keputusan memilih

rumah pemondokan di kota Singaraja, dan 2) faktor-faktor yang paling dominan mem-

pengaruhi perilaku anak kos dalam pengambilan keputusan memilih rumah pemon-

dokan di kota Singaraja

II. METODoLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini definisi operasional variabel yang dimaksud adalah:

a. Produk adalah rumah yang ditawarkan oleh pemilik rumah kos di Singaraja yang

diukur dari tersedianya berbagai ukuran kamar, kamar mandi dalam, kamar

mandi luar, tidak ada tuan rumah, ada tuan rumah, rumah yang bertingkat, dan

rumah yang tidak bertingkat.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

82

b. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh anak kos sebagai tempat

tinggal dalam periode tertentu. Yang diukur dari harga yang ditawarkan terjang-

kau, dapat bersaing, sewa bulanan, sewa tahunan, diskon, dan adanya toleransi

dalam pembayaran

c. Lokasi adalah tempat di mana rumah kos berada di kota Singaraja. Yang diukur

dari letak rumah kos yang strategis, mudah dijangkau, dan sentra kos.

d. Perorangan, adalah keadaan internal seseorang yang mempengaruhi konsumen

dalam memilih rumah kos sebagai tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup dan

tingkat ekonomi dari anak kos.

e. Perhatian adalah perilaku atau sikap dari pemilik rumah terhadap anak kos yang

diukur dari ramah dalam menanyakan dan memberikan informasi serta cepat di

dalam penanganan keluhan-keluhan yang dihadapi anak kos.

f. Kualitas yang diukur dari mutu konstruksi dan bahan bangunan serta fasilitas-fa-

silitas yang tersedia di kamar.

g. Lingkungan adalah faktor-faktor yang ada baik di dalam maupun di luar rumah

kos yang diukur dari keamanan, kenyamanan (taman dan tempat istirahat), sarana

fotokofi, rumah makan, dan internet.

h. Fasilitas adalah faktor-faktor yang tersedia baik di dalam maupun di luar rumah

kos. Di dalam kamar kos seperti almari, tempat tidur, dan meja, kursi. Di Ruang

tamu seperti TV dan kursi tamu. Di Luar kamar seperti tempat parkir, tempat

jemur, dapur, dan tempat cuci .

i. Promosi adalah informasi yang diterima oleh anak kos tentang keberadaan rumah

kos yang diukur dari informasi melalui radio, brosur, observasi, referensi teman

dan keluarga, serta biro jasa.

Populasi target dalam penelitian adalah mahasiswa lama atau baru yang me-

nempati rumah kos di sekitar wilayah kota Singaraja. Menurut Supranto (1997),

untuk meperoleh hasil yang lebih baik dari suatu analisis faktor, jumlah responden

yang diambil untuk menjawab kuesioner adalah sebanyak 5 x item pertanyaan, se-

hingga jumlah responden 5 x 36 adalah 180 responden. Untuk pengambilan masing-

masing responden digunakan teknik analisis accidental sampling.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut. 1) Menyebarkan kuesioner yang dilakukan dengan menyebarkan

daftar pertanyaan secara langsung kepada anak kos yang kebetulan berada di rumah

kos, dengan harapan mereka menjawab atau mengisi daftar pertanyaannya sehingga

hasil dari kuesioner dapat diolah. Untuk memperoleh data yang mendekati skala

interval, maka teknik kuesioner yang digunakan adalah skala rating. Menurut

(Riduwan, 2000), skala rating adalah data mentah yang didapat berupa angka kemu-

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

83

dian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Pembuatan dan penyusunan instrumen

dengan skala rating yang penting harus dapat mengartikan atau menafsirkan setiap

skor yang diberikan dalam alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Skor 1

berarti sangat tidak setuju (STS), Skor 2 berarti tidak setuju (TS), Skor 3 berarti cukup

setuju (CS), Skor 4 berarti setuju (S), Skor 5 berarti sangat setuju (SS), 2) Wawan-

cara, adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung

dengan pihak yang dijadikan narasumber, dalam hal ini anak kos dan pemilik rumah

kos di Singaraja, dan 3) Observasi, adalah mengadakan pengamatan ke objek pene-

litian yaitu terhadap beberapa anak kos, pemilik kos, dan rumah kos.

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis faktor.

Sebelum dilakukan analisis faktor akan dilakukan pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas. Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Pengujian

reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui keterandala suatu instrumen, bila peng-

ukuran dengan instrumen tersebut dilakukan berulang-ulang. Santoso dan Tjiptono

(2001) menyatakan cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α-

cronbach ( dengan menggunakan sofware SPSS versi 16 for windows ), di mana nilai α

berkisar antara 0 sampai 1, makin besar nilai yang diperoleh, maka makin besar

reliabilitas variabel tersebut.

Menurut Santoso dan Tjiptono (2001), proses analisis faktor yang dilakukan

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Memilih variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam

analisis selanjutnya, dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel, dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak. Dalam hal

ini menggunakan metode KMO dan Barlett test of sphericity, pengukuran

MSA ( Measure of Sampling adequacy ) serta pegujian dengan Anti Image

Matrices.

2. Proses Factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan Variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang dilakukan

untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis.

Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan

faktor yang lain.

3. Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk, dimulai dari faktor

yang memiliki nilai eigenvalue yang terbesar hingga yang terkecil (nilai

eigenvalue di atas 1 ).

4. Uji keakuratan model.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

84

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen-Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil análisis data menunjukkan hasil Alfa-Cronbach sebesar

0,838. Menurut Malhotra (1996), jika menggunakan analisis faktor apabila reliabilitas

instrumen menunjukkan Alfa-Cronbach di atas 0,6, maka instrumen dikatakan valid

dan reliabel , sehingga dengan demikian seluruh instrumen tersebut dapat digunakan

pada analisis berikutnya.

3.2 Hasil Analisis Dan Pembahasan

1. Correlation Matrix

Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa dari 36 indikator ada 3 indikator yang

memiliki nilai Anti Image Correlation lebih kecil dari 0,5 yaitu X5 (Rumah kos yang

ada tuan rumah), X6 (Rumah kos yang bertingkat), X9 (Harga yang ditawarkan

bersaing) sedangkan 33 indikator memiliki nilai Anti Image Correlation lebih besar

dari 0,5 didukung oleh uji berletts tes of sphericity dan Kaiser meyer olkin (KMO)

nilainya sebesar 0,819 sehingga layak untuk dilakukan analisis selanjutnya.

2. Analisis Faktor

Setelah terseleksi 33 variabel, maka selanjutnya melakukan analisis faktor

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

2.1 Communalities

Berdasarkan output dapat diketahui bahwa initial bernilai 1, hal ini berarti

bahwa sebelum dilakukan ekstraksi, variabel tersebut 100% membentuk faktor,

karena faktor sebelum dilakukan ektraksi adalah sama dengan variabel, dengan demi-

kian, masih terdapat 33 variabel.

Nilai extraction menggambarkan besarnya persentase varian suatu variabel yang

dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Untuk variabel X21 memiliki nilai

extraction sebesar 0,793. Hal ini berarti bahwa 79,3% varian yakni pelayanan tuan

rumah yang ramah dapat membentuk variabel Perhatian. Makin besar nilai

communalities menunjukan makin kuat hubungan dengan faktor yang nantinya akan

terbentuk.

2.2 Total Variance Explained

Tabel total variance explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor

yang terbentuk. Faktor yang terbentuk harus mewakili nilai eigenvalues ≥ 1,

berdasarkan hasil analisis diperoleh output sebagai berikut.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

85

Tabel 1: Total Variance Explained

Extraction Sums of Squared Loadings and initial

eigenvalue Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

7.909 23.965 23.965 5.077 15.383 15.383

2.229 6.756 30.721 2.940 8.910 24.293

1.955 5.924 36.645 2.434 7.376 31.669

1.802 5.460 42.105 2.182 6.612 38.281

1.704 5.163 47.268 1.888 5.720 44.001

1.516 4.593 51.861 1.683 5.100 49.102

1.283 3.887 55.748 1.624 4.921 54.023

1.202 3.642 59.390 1.323 4.010 58.032

1.065 3.227 62.617 1.307 3.961 61.993

1.037 3.144 65.761 1.243 3.768 65.761

Extraction Method: Principal Component Analysis

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah faktor yang terbentuk

adalah 10 faktor. Kesepuluh faktor tersebut memiliki nilai eigenvalue lebih besar dari

satu. Masing-masing nilai eigenvalue komponen pertama sebesar 7,909, Komponen

kedua sebesar 2,229, komponen ketiga sebesar 1,995, komponen keempat sebesar

1,802, komponen kelima 1,704, komponen keenam sebesar 1,516, komponen ketujuh

sebesar 1,283, komponen kedelapan sebesar 1,202, komponen kesembilan sebesar

1,065, komponen kesepuluh sebesar 1,037 dengan persentase kumulatif sebesar

65,761%, dengan demikian 65,761% dari seluruh variabel yang ada dapat dijelaskan

dari sepuluh faktor tersebut, sedangkan faktor yang memiliki persentase nilai

variance tertinggi adalah faktor perhatian sebesar 15,383%, ini berarti bahwa faktor

perhatian mendominasi perilaku anak kos dalam pemilihan rumah pemondokan di

kota Singaraja.

2.3. Rotated Component Matrix

Rotated component matrix menunjukan distribusi variabel-variabel yang telah

diekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loadings-nya se-

telah dilakukan proses rotasi. Nilai faktor loadings-nya dimungkinkan berubah setelah

mengalami rotasi. Variabel yang memiliki factor loadings < 0,4 dianggap memiliki

konstribusi yang lemah terhadap faktor yang terbentuk sehingga harus direduksi dari

faktor yang dibentuknya. Dengan demikian faktor yang terbentuk adalah sebagai

berikut.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

86

Tabel 2: Ringkasan Hasil Analisis Faktor

Nama

Faktor

Indikator Factor

Loading

Eigenvalue Vriance

Explaned

(%)

Comulative

Total

Variance

(%)

Perhatian

X21 0,828 7,909 15,383 15,383

X26 0,799

X23 0,782

X20 0,720

X22

X27

0,717

0,602

X25 0,582

X8 0,521

X28

X24

0,509

0,477

Fasilitas

X30 0,798 2,229

8,910 24,293

X29 0,795

X31 0,699

Harga X12

0,739 1,955 7,376 31,669

X1 0,664

X14 0,601

X2 0,559

X13 0,431

Promosi X32 0,784 1,802 6,612 38,281

X33 0,693

X36 0,678

Lokasi X16 0,807 1,704 5,720 44,001

X15 0,723

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

87

X17 0,623

Sistem

Pembayaran

X11 0,803 1,516 5,100 49,102

X10 0,631

X35 0,444

Produk X3 0,726 1,283 4,921 54,023

X18 0,616

Tidak ada

tuan rumah

X4 0,743 1,202 4,010 58,032

X34 0,680

Perorangan X19 0,790 1,065 3,961 61,993

Rumah

Tidak

bertingkat

X7 0,822 1,037 3,768 65,761

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

88

j. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor perhatian memiliki nilai

varian terbesar, yaitu 15,383% yang terdiri dari Pelayanan tuan rumah yang

ramah (X21), Jaminan Keamanan yang ada di rumah kos (X26), Penanganan

keluhan yang cepat (X23), Pelayanan tuan rumah yang cepat (X20), Pemberian

informasi yang akurat tentang situasi lingkungan (X22), Kenyamanan di sekitar

rumah kos (X27), Kualitas fasilitas yang tersedia dalam kamar (X25), Harga kamar

yang ditawarkan terjangkau (X8), Tersedianya fasilitas pendukung untuk pendi-

dikan dan pribadi (fotokofi, rumah makan, dan internet) ( X28), kualitas kon-

struksi dan bahan bangunan dari rumah kos (X 24). Sebagai pengelola rumah kos

perlu perhatian khusus atau sikap ramah dari pemilik rumah terhadap anak kos,

menanyakan dan memberikan informasi serta cepat di dalam penanganan keluh-

an-keluhan yang dihadapi anak kos.

2.4. Reproduced Correlation Matrix

Output ini digunakan untuk uji ketepatan model dari faktor-faktor yang ter-

bentuk. Berdasarkan output reproduced correlatiuon matrix, diperoleh informasi

bahwa terdapat 152 atau 28% residual di atas garis diagonal yang berubah. Dikatakan

berubah apabila selisih nilai koefisien korelasi dari matriks korelasi asal dengan ko-

efisien korelasi dari matriks korelasi memiliki selisih mutlak tidak lebih dari 0,05.

Yang dimaksud dengan matriks korelasi baru adalah matriks koefisien korelasi yang

telah dibatasi hanya menjadi 2 faktor yang terbentuk saja. Dengan demikian, model

yang terbentuk dari analisis faktor dinyatakan baik karena berubah 28% atau kurang

dari 50%.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab se-

belumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut.

1. Dari 33 indikator, terbentuk 10 faktor yaitu faktor perhatian, faktor fasilitas,

faktor harga, faktor promosi, faktor lokasi, faktor sistem pembayaran, faktor

tidak ada tuan rumah, faktor produk, faktor perorangan, dan faktor rumah tidak

bertingkat.

2. Faktor yang paling dominan adalah faktor perhatian memiliki nilai varian ter-

besar, yaitu 15,383% .

4.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka saran yang

dapat diajukan kepada pemilik rumah kos di Singaraja adalah sebagai berikut.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

89

1) Perhatian terhadap faktor-faktor yang menentukan anak kos untuk membuat

keputusan memilih rumah pemondokan di kota Singaraja perlu ditingkatkan,

sehingga dapat memuaskan hati anak kos.

2) Faktor harga dan sistem pembayaran, dengan adanya discount apabila pem-

bayaran sekaligus 2 tahun, atau apabila anak kos diberikan toleransi penun-

daan pembayaran karena alasan tertentu, sehingga anak kos merasa diper-

hatikan.

3) Faktor promosi, sebaiknya juga dilakukan oleh pemilik rumah pemondokan,

terutama bagi anak kos yang baru masuk ke wilayah yang dituju, apalagi per-

saingan di dalam usaha rumah pemondokan ini sangat tinggi, sehingga jangan

sampai ada rumah atau kamar yang kosong pada setiap tahunnya.

4) Faktor produk seperti letak kamar mandi perlu juga mendapat perhatian dari

pemilik rumah pemondokan, sekarang kecenderungannya hampir sebagian

besar pemilik rumah hanya menyediakan kamar dengan kamar mandi di

dalam, sebaiknya sediakan kamar mandi luar, karena ada juga anak kos yang

memiliki dana sedikit sehingga mencari rumah dengan kamar mandi di luar.

5) Faktor lokasi, lokasi rumah pemondokan juga menentukan dikenal dan tidak-

nya rumah pemondokan, rumah pemondokan yang kurang strategis, jauh dari

tempat tujuan anak kos, sebaiknya kompensasi dengan faktor-faktor lain se-

perti misalnya pelayanan yang ramah, cara pembayaran dipermudah, rumah

yang nyaman sehingga rumah yang lokasinya kurang strategis tetap diminati

oleh anak kos.

6) Faktor tidak ada tuan rumah, umumnya faktor ini yang diminati oleh anak kos

karena kesannya tidak banyak diatur, mereka merasa bebas, oleh sebab itu

bagi pemilik rumah pemondokan yang tinggal langsung dengan anak kos se-

baiknya berikan mereka pengertian dan tata tertib di awal mereka menempati

rumah pemondokan, jangan mereka terlalu dikekang, sehingga mereka merasa

tidak nyaman.

7) Faktor perorangan, seperti profesi tuan rumah atau yang memiliki rumah pe-

mondokan juga memegang peranan penting, terutama anak kos yang statusnya

mahasiswa yang baru pertama pisah dengan orang tua. Orang tua mereka me-

rasa nyaman anaknya kos karena latar belakang tuan rumah. Misalnya tuan

rumah atau pemilik rumah seorang dosen, dokter, dan lain-lain yang memiliki

kredibilitas yang dapat dipercaya.

8) Faktor rumah yang tidak bertingkat, anak-anak kos lebih nyaman tinggal di

rumah yang tidak bertingkat, tidak panas, tidak berdesak-desakan apalagi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU · PDF fileWIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No ... tempat tinggal yang diukur dari gaya hidup ... seperti almari, tempat tidur,

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

90

kalau rumah pemondokan ada halamannya, ada kebunnya, sehingga rumah

kelihatan lebih asri.

Daftar Pustaka

Indriyo Gitasudarmo. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi I. Cetakan ke-6.

Yogyakarta: PT BPFE.

J. Paul Pete. 1999. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi keempat. Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2002. Perilaku Konsumen dan Startegi Pemasaran. Edisi Keempat. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Kolter, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi

Pengenalian . Edisi Ketujuh. Jakarta: LPFE UI.

Kolter, Philip, Armstrong Gary. 2001. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I. Jakarata : PT.

Ikrar Mandiri abadi.

Kotler Philip. 1997. Marketing. Jakarta: Erlangga

Singgih Santoso dan Fendy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran. Jakrata : PT. ELEX Media

komputindo, Kelompok Gramedia.

Sofyan Assausi. 2002. Manajemen Pemasaran Dasar, konsep strategi. Cetakan ketujuh.

Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.

Swasta Basu. 2002. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan

Modern). Edisi Pertama. Cetakan Kesepuluh. Jogjakarta: Liberty Offseti.

Swasta Basu. 1999. Asas-asas marketing. Yogyakarta: Liberty.

Swasta Basu dan T. Hani Handoko. 1996. Manajemen Analisis Perilaku Konsumen.

Yogyakarta: Liberty.

Sugiyono. 2001. Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Supranto. J. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Untuk Menaikkan Pangsa

Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Riduwan. 2000. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV

Alfabeto.