27
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Diponegoro) Dewi Sulistiani Andri Prastiwi, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro ABSTRACT The small number of public accountants of Indonesia got fully attention from both the government and organization of public accountant profession. Using theory of planned behavior (TPB), this study aims to carry out empirical evidence of the affect of perception and attitude, subjective norm, and perceived behavioral control factors toward public accountant profession on accounting student’s career intention as public accountant. This research took a sample of 140 respondents who have not worked yet of final year accounting students (S1) of Diponegoro University. The method of collecting data is a survey method by distributing questionnaire to respondents either directly or electronically. The data was analyzed using multiple linear regression analysis. The result of this study indicated that perception and attitude factors toward public accounting profession have no significant influence on accounting student’s career intention as public accountant. While, subjective norm and perceived behavioral control have significant influence on accounting student’s career intention as public accountant. Keywords: Theory of planned behavior (TPB), intention, career, public accountant, perception and attitude, subjective norm, perceived behavioral control.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWAAKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK:

APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR(Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Diponegoro)

Dewi SulistianiAndri Prastiwi, S.E., M.Si., Akt.

Universitas Diponegoro

ABSTRACT

The small number of public accountants of Indonesia got fully attention from both thegovernment and organization of public accountant profession. Using theory of plannedbehavior (TPB), this study aims to carry out empirical evidence of the affect of perception andattitude, subjective norm, and perceived behavioral control factors toward public accountantprofession on accounting student’s career intention as public accountant.

This research took a sample of 140 respondents who have not worked yet of final yearaccounting students (S1) of Diponegoro University. The method of collecting data is a surveymethod by distributing questionnaire to respondents either directly or electronically. The datawas analyzed using multiple linear regression analysis.

The result of this study indicated that perception and attitude factors toward publicaccounting profession have no significant influence on accounting student’s career intentionas public accountant. While, subjective norm and perceived behavioral control havesignificant influence on accounting student’s career intention as public accountant.

Keywords: Theory of planned behavior (TPB), intention, career, public accountant,perception and attitude, subjective norm, perceived behavioral control.

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

2

I. PENDAHULUAN

Rendahnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia mendapat perhatian serius,

baik dari pemerintah maupun organisasi profesi akuntan publik (Puji, 2011 dan Anbarini,

2012). Jumlah akuntan publik di Indonesia hingga saat ini hanya sebanyak 926 orang yang

bergabung di 501 kantor akuntan publik. Apabila dibandingkan dengan negara-negara

tetangga di kawasan ASEAN seperti Thailand (6.070 akuntan publik), Singapura (15.120

akuntan publik), dan Philipina (15.020 akuntan publik) jumlah akuntan publik di Indonesia

masih relatif sedikit (Adityasih, 2010).

…Per 30 April 2009, jumlah akuntan beregister sebanyak 46.633 orang. Sementara itu,jumlah akuntan yang telah mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) danlulus hanya 615 orang. Namun, tak semua akuntan lulusan USAP tersebut kemudianberpraktik menjadi akuntan publik. Sebagai gambaran, per 1 Januari 2009, dari 615lulusan USAP tersebut, cuma 158 orang atau 25,69 persen yang berpraktik sebagaiakuntan publik. (AI, Juni 2009, h. 25)

Badan profesional akuntansi dan akademisi pun berusaha keras terkait isu mengenai

rendahnya daya tarik profesi akuntansi di kalangan mahasiswa akuntansi sendiri. Sugahara

dan Boland (2006) merekomendasikan dua cara untuk mendorong mahasiswa mengikuti

certified public accountant (CPA) exam yaitu mendukung dan membantu mahasiswa yang

memang berniat untuk berkarier sebagai akuntan publik serta mendorong mereka untuk tidak

mengubah pilihan kariernya tersebut. Kedua, pihak akademisi perlu menginspirasi dan

memotivasi mahasiswa yang belum tertarik menjadi akuntan publik (terutama pada

mahasiswa akuntansi) mengenai reward dan keutamaan lain bila mereka menjadi akuntan

publik. Untuk mewujudkan kedua hal tersebut, perlu diketahui persepsi mahasiswa sendiri

mengenai akuntan publik. Dengan diketahuinya persepsi mereka terhadap profesi akuntan

publik, pihak akademisi dan badan profesional akuntansi dapat mengembangkan strategi

untuk menarik minat mahasiswa akuntansi berkarier sebagai akuntan publik. Persepsi

mahasiswa atas suatu profesi memainkan peranan yang penting dalam pemilihan karier

mereka (Holland, 1973 dan Aranya et al., 1978 dalam Sugahara dan Boland, 2006).

Sebelum mahasiswa menjadi akuntan publik, mereka harus mengikuti Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk) terlebih dahulu agar nantinya berhak mengikuti Ujian Sertifikasi

Akuntan Publik (USAP). Machfoedz (1998) telah meneliti bahwa minat mahasiswa untuk

mengikuti USAP didasarkan pada motivasi untuk meningkatkan kualitas. Motivasi ini

merupakan motivasi tertinggi dibandingkan dengan motivasi karier dan ekonomis.

Sedangkan, penelitian yang dilakukan Lisnasari dan Fitriany (2008) dalam meneliti hubungan

antara motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk, menunjukkan

bahwa motivasi karier dan motivasi mengikuti USAP memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Perbedaan hasil penelitian

tersebut dapat dikarenakan berbagai faktor, misalnya responden, waktu dan lokasi

pengambilan sampel, serta pengaruh lain yang belum dijelaskan dalam penelitian seperti

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

3

faktor persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik, faktor personalitas, atau peran

pihak-pihak tertentu yang dapat memengaruhi keputusan mereka. Kedua penelitian tersebut

juga menunjukkan bahwa motivasi ekonomi tidak memengaruhi minat mahasiswa akuntansi

untuk mengikuti baik USAP maupun PPAk.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi mahasiswa akuntansi dalam

memilih karier dilakukan oleh Rahayu, dkk (2003). Dalam penelitian yang dilakukan Rahayu,

dkk (2003), mahasiswa akuntansi yang berniat menjadi akuntan publik hanya 14,17%.

Kemungkinan besar hal tersebut terkait persepsi negatif mahasiswa akuntansi yang

memandang profesi akuntan publik sebagai pekerjaan dengan jam kerja yang panjang (sering

lembur), penuh dengan tantangan, sulit terselesaikan, memiliki tingkat persaingan yang tinggi,

keamanan kerja kurang, serta akses pada lowongan akuntan publik yang dianggap sulit.

Mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik menganggap gaji awal

mereka tidak akan begitu tinggi, namun mereka mengharapkan adanya pelatihan kerja saat

menjalankan karier, kesempatan untuk berkembang, dan pengakuan bila mereka berprestasi.

Persepsi yang dimiliki seseorang akan sangat memengaruhi pemilihan karier mereka. Bila

seseorang memersepsikan suatu profesi secara negatif maka besar kemungkinan mereka akan

menghindari atau tidak akan memilih profesi tersebut (Albrecht dan Sack, 2000; Jackling,

2002 dalam Sugahara dan Boland, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahayu, dkk

(2003) wajar bila hanya sedikit mahasiswa akuntansi yang memilih untuk berkarier sebagai

akuntan publik sebab mereka memiliki persepsi yang negatif pada akuntan publik. Hal

tersebut menyebabkan mereka enggan untuk memilih berkarier sebagai akuntan publik.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahayu, dkk (2003), Rasmini (2007)

meneliti bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih berkarier sebagai akuntan publik justru

memberikan persepsi yang positif pada profesi akuntan publik. Mereka memandang bahwa

berkarier di akuntan publik memiliki keamanan kerja yang lebih terjamin, lebih bergengsi

daripada berkarier di luar kantor akuntan publik (KAP), memberikan kepuasan pribadi

terhadap tahapan karier yang dicapai, memperoleh penghargaan yang tinggi dari masyarakat,

memberikan tantangan intelektual, memberikan gaji jangka panjang yang besar dan

tunjangan, mudah mendapat promosi jabatan, serta memiliki lingkungan pekerjaan yang

menyenangkan. Dalam penelitian Rasmini (2007) menunjukkan bahwa R-square bernilai

0,175 yang berarti hanya 17,5% varians dari variabel-variabel yang dapat dijelaskan oleh

model diskriminan. Hasil penelitian Rasmini (2007) yang berbeda dengan Rahayu, dkk (2003)

dapat dikarenakan berbagai faktor, misalnya karakteristik responden, lokasi dan waktu

pengambilan sampel, pengaruh dari pihak-pihak tertentu dari mahasiswa yang belum

dijelaskan dalam penelitian, atau perbedaan faktor budaya mengingat lokasi penelitian yang

dilakukan Rasmini (2007) bertempat di perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Bali,

sedangkan Rahayu, dkk (2003) bertempat di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

4

Sejalan dengan penelitian Rasmini (2007), hasil penelitian Yendrawati (2007) juga

menunjukkan persepsi yang positif dari mahasiswa akuntansi terhadap akuntan publik,

misalnya dengan berkarier sebagai akuntan publik, keamanan kerja akan lebih terjamin,

memberikan gaji awal yang tinggi, kesempatan untuk berkembang, dan gengsi sosial yang

tinggi. Meskipun mahasiswa memersepsikan secara positif profesi akuntan publik, jumlah

mahasiswa akuntansi yang berniat menjadi akuntan publik hanya 13%. Hal ini dapat

dikarenakan persepsi negatif lain dari mahasiswa akuntansi yang memandang bahwa bekerja

sebagai akuntan publik akan sering lembur, menghadapi tingkat persaingan dan tekanan kerja

yang tinggi.

Penelitian untuk menemukan berbagai faktor yang memengaruhi pemilihan karier

mahasiswa juga banyak dilakukan di berbagai belahan dunia. Dengan menggunakan theory of

reasoned action (TRA), Felton et al. (1995) meneliti hubungan antara sikap (attitude)

terhadap chartered accountant dengan niat mahasiswa untuk berkarier pada chartered

accountant. Penelitian yang dilakukan pada 856 mahasiswa bisnis tingkat akhir menunjukkan

sikap (attitude) terhadap chartered accountant berhubungan secara signifikan terhadap

keputusan mahasiswa untuk berkarier sebagai chartered accountant. Hasil serupa juga

ditemukan dalam penelitian Law (2010). Law (2010) meneliti faktor-faktor yang

memengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karier mereka dengan menggunakan

model TRA seperti Felton et al. (1995). Law (2010) berhasil membuktikan bahwa faktor-

faktor intrinsik (attitude toward the behavior), parental influence (subjective norm), gender,

dan fleksibilitas karier berhubungan secara signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk

berkarier pada certified public accountant (CPA). Faktor penghargaan finansial justru tidak

memiliki pengaruh pada keputusan mahasiswa untuk berkarier sebagai certified public

accountant. Hasil penelitian ini justru berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Ahmed et al. Ahmed et al. (1996) menemukan bahwa faktor finansial dan pasar kerja

berhubungan secara signifikan dengan mahasiswa akuntansi yang ingin berkarier sebagai

chartered accountant, sedangkan nilai-nilai intrinsik justru tidak berhubungan secara

signifikan dengan mahasiswa akuntansi yang ingin berkarier sebagai chartered accountant.

Perbedaan penelitian antara Ahmed et al. (1996) dan Law (2010) dapat dikarenakan

perbedaan persepsi yang terbentuk akibat terjadinya suatu peristiwa. Mahasiswa akuntansi

tampaknya lebih memperhatikan faktor intrinsik pascaEnron. Selain itu dengan adanya

konvergensi IFRS tahun 2007 di Cina akan memengaruhi pelaporan keuangan perusahaan

yang ada sehingga permintaan akan certified public accountant juga meningkat. Fleksibilitas

karier dan tingginya pasar kerja akuntan di Cina tampaknya lebih diperhatikan oleh

mahasiswa daripada faktor penghargaan finansial. Tampaknya faktor budaya di Hongkong

berkaitan erat dengan gengsi sosial pada suatu profesi sehingga faktor finansial kurang

menjadi perhatian. Sedangkan, hasil penelitian yang ditemukan Ahmed et al. (1996) bahwa

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

5

penghargaan finansial dan pasar kerja menjadi faktor pertimbangan utama dalam memilih

karier tampaknya berkaitan dengan faktor cost-benefit bila mereka menjadi chartered

accountant.

Model dari TRA dianggap berhasil dalam menjelaskan berbagai perilaku dan telah

banyak digunakan untuk meneliti variabel-variabel yang memengaruhi pemilihan karier

(Ajzen dan Fishbein, 1980; Cohen dan Hanno, 1993 dalam Felton et al., 1995). Namun, TRA

akan berhasil diaplikasikan bila perilaku individu berada di bawah kendali individu sendiri

dan tidak terdapat suatu hambatan tertentu untuk melaksanakan perilaku (Achmat, 2010).

Selain itu, hasil TRA lebih signifikan bila diaplikasikan dalam jangka pendek karena niat

(intention) dapat berubah menurut waktu, artinya semakin lebar interval waktu, perubahan

niat semakin mungkin terjadi (Jogiyanto, 2008). Untuk mengatasi keterbatasan tersebut,

model TRA dikembangkan dengan menambahkan suatu konstruk, yaitu kontrol perilaku

persepsian. Pengembangan model TRA ini dikenal dengan theory of planned behavior (TPB).

TPB menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. TPB dianggap

sebagai dasar teori yang fleksibel karena memungkinkan untuk diaplikasikan atau dijadikan

landasan teoritis untuk melakukan penelitian dalam berbagai bidang. Artinya, meskipun pada

awalnya TPB dicetuskan untuk memprediksi perilaku-perilaku sosial dalam kajian psikologi

sosial, ternyata TPB dapat diaplikasikan secara luas (Ajzen, 1991; Dharmmesta, 1998; Carr

dan Sequeira, 2006; Koesworo, dkk, 2006; Ismail dan Zain, 2008; Achmat, 2010; Dalton,

2010; Zellweger et al., 2010).

Penelitian Sugahara dan Boland (2006) dilakukan di Jepang dengan pengambilan

sampel 291 siswa dengan tingkat pendidikan yang beragam, mulai dari pre-high school

hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan akuntansi dan nonakuntansi.

Penelitian tersebut bermaksud membandingkan persepsi atas faktor-faktor apa saja yang

membedakan pemilihan karier di antara mahasiswa akuntansi dan nonakuntansi.

Kemungkinan besar perbandingan tersebut didasarkan pada peraturan CPAs Law di negara

Jepang yang mengizinkan lulusan mahasiswa dari jurusan apapun untuk menjadi CPA asalkan

mampu lulus dalam ujian CPA tersebut. Peraturan tersebut hampir serupa dengan Undang-

Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik di Indonesia yang juga mengizinkan

mahasiswa di luar jurusan akuntansi untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik,

namun praktik dan sosialisasi undang-undang ini belum sepenuhnya dijalankan sehingga

perbandingan yang dilakukan seperti penelitian sebelumnya tidak dilakukan dalam penelitian

ini. Sebagai informasi, penelitian Sugahara dan Boland ini merupakan penelitian exploratory

di Jepang sehingga belum tentu hasil penelitian tersebut merepresentasikan kondisi secara

umum. Penelitian ini bermaksud memodifikasi penelitian Sugahara dan Boland (2006)

menggunakan model theory of planned behavior (TPB) dengan ruang lingkup negara

Indonesia, khususnya Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini tidak bermaksud

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

6

membandingkan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan nonakuntansi, namun lebih

berfokus dalam memprediksi apakah persepsi dan sikap yang dimiliki mahasiswa akuntansi

pada profesi akuntan publik, norma subjektif, dan kontrol pada perilaku persepsian dapat

memengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik karena niat

kuat yang dimiliki mahasiswa akuntansi kemungkinan besar dapat menimbulkan adanya

perilaku aktual yang diwujudkan dengan berkarier pada suatu profesi tertentu.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak akademisi dan

mahasiswa. Bagi pihak akademisi, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun metode

pembelajaran yang tepat, guna meningkatkan keahlian akuntansi mahasiswa akuntansi

sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai kebutuhan pasar. Setelah diketahui karier

apa yang ingin dijalani mahasiswa akuntansi, pihak akademisi diharapkan membantu dan

mendorong mereka untuk mencapainya sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan masa

perkuliahannya sebagai jembatan meraih kesuksesan berkarier mereka. Sedangkan bagi pihak

mahasiswa yang tertarik untuk meneliti bidang yang serupa seperti karier, penelitian ini

diharapkan dapat membantu menjadi salah satu acuan atau referensi bagi penelitian tersebut.

II. TELAAH TEORI

2.1 Theory of Planned Behavior

Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB) merupakan

pengembangan lebih lanjut dari theory of reasoned action (TRA) (Ajzen, 1991 dan Jogiyanto,

2008). TRA menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individu memiliki niat

atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention). Niat perilaku akan menentukan

perilaku seseorang. TRA mengusulkan bahwa niat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap

(attitude) dan norma subjektif (subjective norm) terhadap perilaku. Ajzen (1988) dalam

Jogiyanto (2008) menjelaskan niat (intention) berubah menurut waktu, selain itu hasil TRA

jangka pendek lebih signifikan dibandingkan dengan hasil TRA jangka panjang. Ajzen

mengembangkan teori TPB dengan menambahkan konstruk yang belum ada di TRA yaitu

kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Teori perilaku rencanaan (TPB)

secara eksplisit mengenal kemungkinan bahwa banyak perilaku yang tidak semuanya di

bawah kontrol penuh individu sehingga konsep dari kontrol perilaku persepsian ditambahkan

untuk menangani perilaku-perilaku semacam ini.

Niat (intention) didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Niat tidak

selalu statis dan dapat berubah seiring berjalannya waktu (Jogiyanto, 2008). Niat erat

kaitannya dengan motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau

tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Niat yang baik akan

mendorong timbulnya motivasi untuk berbuat baik. Tindakan yang baik akan memberikan

hasil yang baik pula dan jika terus diulang akan terinternalisasi dan persistent dalam diri

seseorang sehingga tercipta pribadi dengan perilaku yang baik, begitu pula sebaliknya

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

7

(Suharto, 2008 dalam Miladia, 2010). Niat tidak selalu statis dan dapat berubah seiring

berjalannya waktu sehingga dapat disimpulkan semakin lebar interval waktu, semakin

mungkin terjadi perubahan pada niat (Jogiyanto, 2008).

Dalam theory of planned behavior (TPB), perilaku yang ditampilkan oleh individu

timbul karena adanya niat untuk berperilaku (behavioral intention) (Jogiyanto, 2008). Lebih

lanjut, niat berperilaku ditentukan oleh tiga macam kepercayaan, antara lain:

1. Kepercayaan perilaku (behavioral belief), yaitu kepercayaan tentang kemungkinan

terjadinya perilaku. Kepercayaan perilaku akan menghasilkan suatu sikap menyukai

atau tidak menyukai terhadap perilaku.

2. Kepercayaan normatif (normative belief), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi

normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut.

Kepercayaan normatif menghasilkan tekanan sosial atau norma subjektif.

3. Kepercayaan kontrol (control belief), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-

faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan

persepsian dari faktor-faktor tersebut. Kepercayaan kontrol akan menghasilkan

kontrol perilaku persepsian.

Lebih lanjut, bersama-sama, sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), norma-norma

subjektif (subjective norms), dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)

akan mengakibatkan niat perilaku (behavioral intention) dan yang selanjutnya akan

menimbulkan perilaku (behavior) sehingga diharapkan dengan mengidentifikasi sikap

mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik, norma-norma subjektif, dan kontrol

perilaku persepsian akan dapat memprediksi niat mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan

publik.

Ajzen (1991) menyatakan pengaruh dari sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku

persepsian dalam memprediksi niat dapat beragam tergantung dari perilaku dan situasi yang

sedang diteliti. Lebih lanjut, dalam beberapa penerapan teori TPB, hasil penelitian

menunjukkan hanya sikap yang memiliki pengaruh signifikan terhadap niat, akan tetapi di lain

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

8

penelitian justru sikap dan kontrol perilaku persepsian yang dapat memprediksi niat.

Sebaliknya, pada penelitian yang lain ketiga konstruk secara independen dapat memengaruhi

niat.

2.2 Hipotesis Penelitian

Niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku dapat diprediksi oleh persepsi dan

sikapnya terhadap perilaku (Jogiyanto, 2008 dan Achmat, 2010). Sikap (attitude) adalah

perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan

ditentukan (Jogiyanto, 2008). Bila individu memersepsikan profesi akuntan publik sebagai

profesi yang baik dan menyenangkan baginya serta individu tersebut memiliki sikap yang

positif terhadap profesi akuntan publik, maka kemungkinan besar niatnya untuk berkarier

sebagai akuntan publik juga akan semakin besar dan pada akhirnya akan memilih untuk

berkarier sebagai akuntan publik setelah lulus. Sugahara dan Boland (2006) membuktikan

bahwa mahasiswa akuntansi yang berniat untuk menjalani karier sebagai certified public

accountant (CPA) memiliki sikap yang positif (favorable) terhadap profesi CPA.

Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Felton et al. Felton et

al. (1995) membuktikan bahwa mahasiswa yang berniat menjadi chartered accountant

memiliki sikap yang positif terhadap karier pada profesi tersebut. Penelitian Law (2010) juga

menunjukkan sikap terhadap perilaku (disebutkan dalam penelitian ini sebagai nilai intrinsik)

memengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalani karier sebagai certified public

accountant (CPA) secara positif dan signifikan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut

telah dibuktikan bahwa persepsi dan sikap mahasiswa terhadap suatu profesi mampu

digunakan untuk memprediksi niat mereka menjalani suatu karier. Dengan demikian,

penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antara persepsi dan sikap pada

profesi akuntan publik terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan

publik dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H1: Persepsi dan sikap pada profesi akuntan publik berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.

Norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap suatu kepercayaan

orang lain yang akan memengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang

sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2008). Sugahara dan Boland (2006) yang mengacu pada

Cohen dan Hanno (1993) mendefinisikan norma subjektif sebagai tekanan sosial dari

seseorang yang memiliki hubungan dengan pembuat keputusan. Lebih jauh, Sugahara dan

Boland (2006) menyebutnya dengan the influence of human factors. Dalam beberapa konteks

penelitian yang berbeda, norma subjektif dikenal pula dengan personal or moral norms,

perceived social pressures, atau personal feelings of moral obligation untuk melakukan atau

tidak melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 1991; Armitage dan Conner, 2001). Pengaruh

tersebut dapat berasal dari orang tua, keluarga, teman/ rekan kerja, dosen di universitas, dan

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

9

pakar profesional dari suatu profesi. Bila individu memersepsikan orang-orang di sekitarnya

(keluarga, teman-teman, dan dosen) menganggapnya mampu serta memiliki kualifikasi dan

kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik maka kemungkinan niatnya

untuk berkarier sebagai akuntan publik juga akan semakin besar dan pada akhirnya akan

memilih untuk berkarier sebagai akuntan publik setelah lulus.

Penelitian dari Sugahara dan Boland (2006) menunjukkan bahwa orang tua memiliki

hubungan yang signifikan terhadap mahasiswa yang memutuskan berkarier sebagai certified

public accountant (CPA). Hal tersebut dapat dikarenakan beberapa orang tua yang sukses

bekerja di bidang akuntansi sehingga mereka mengharapkan anak-anaknya juga menjalani

karier di bidang yang sama. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Law (2010). Law (2010)

membuktikan bahwa norma subjektif memengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalani

karier sebagai certified public accountant (CPA) secara positif dan signifikan. Ahmadi et al.

(1995) yang meneliti pengaruh berbagai faktor pemilihan pekerjaan pada akuntan menemukan

bahwa norma subjektif (yang disebutkan dalam penelitian ini sebagai external influences)

sangat memengaruhi akuntan pria dalam memilih suatu pekerjaan. Pengaruh terbesar bagi

mereka berasal dari para profesor universitas di tempat mereka kuliah dahulu. Berdasarkan

penelitian-penelitian tersebut telah dibuktikan bahwa norma subjektif mampu memengaruhi

niat seseorang untuk menjalani suatu karier. Dengan demikian, penelitian ini dimaksudkan

untuk menguji kembali hubungan antara norma subjektif terhadap niat mahasiswa akuntansi

untuk berkarier sebagai akuntan publik dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H2: Norma subjektif berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa

akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.

Kontrol perilaku persepsian adalah kemudahan atau kesulitan persepsian untuk

melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Kontrol perilaku persepsian ditentukan oleh adanya

control beliefs yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan memfasilitasi

atau justru menghalangi perilaku (Jogiyanto, 2008). Bila individu memiliki control beliefs

yang kuat mengenai faktor yang dapat memfasilitasi suatu perilaku, maka individu tersebut

akan memiliki persepsi yang tinggi untuk dapat mewujudkan perilaku. Jika individu merasa

dirinya memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik,

maka kemungkinan niatnya untuk berkarier sebagai akuntan publik juga akan semakin tinggi

dan pada akhirnya akan memilih untuk berkarier sebagai akuntan publik setelah lulus.

Sebaliknya, bila individu merasa dirinya tidak memiliki kualifikasi dan kemampuan yang

dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik, ditambah adanya persepsi negatif dari individu

sendiri mengenai sulitnya persyaratan menjadi akuntan publik, maka kemungkinan niatnya

untuk berkarier sebagai akuntan publik akan semakin rendah dan pada akhirnya tidak akan

memilih untuk berkarier sebagai akuntan publik setelah lulus.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

10

Dengan menggunakan theory of planned behavior (TPB), Sugahara dan Boland (2006)

menjelaskan bahwa suatu perilaku akan dilakukan setelah mempertimbangkan adanya

opportunity cost. Lebih lanjut, niat mahasiswa untuk berkarier sebagai certified public

accountant (CPA) dapat diprediksi dengan mengetahui persepsi mereka terhadap cost untuk

menjadi CPA. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitiannya,

Sugahara dan Boland menggunakan opportunity cost sebagai konstruk kontrol perilaku

persepsian. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa opportunity cost berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan mahasiswa untuk berkarier sebagai CPA yang berarti

mahasiswa menganggap opportunity cost sebagai salah satu faktor yang penting dalam

memutuskan apakah mereka akan berkarier sebagai CPA atau tidak. Armitage dan Conner

(2001) juga menyatakan bahwa kontrol perilaku persepsian memiliki korelasi yang kuat dan

signifikan terhadap niat dan perilaku.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut telah dibuktikan bahwa kontrol perilaku

persepsian memiliki pengaruh terhadap niat individu untuk melaksanakan suatu perilaku.

Dengan demikian, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antara

kontrol perilaku persepsian terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai

akuntan publik dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat

mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier

sebagai akuntan publik. Menurut theory of planned behavior, perilaku yang ditampilkan oleh

individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku (Jogiyanto, 2008). Niat adalah

keinginan untuk melakukan suatu perilaku (Jogiyanto, 2008). Sedangkan, akuntan publik

merupakan akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan

jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2011. Pengertian tersebut

mengacu pada Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Dengan demikian

niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik didefinisikan sebagai niat

yang dimiliki oleh mahasiswa akuntansi untuk memilih karier sebagai akuntan publik setelah

lulus sebagai sarjana ekonomi.

Pada penelitian ini, indikator pertanyaan pada variabel niat mahasiswa akuntansi untuk

berkarier sebagai akuntan publik diadopsi berdasarkan instrumen penelitian yang telah

dikembangkan oleh Amin et al. (2009). Indikator pertanyaan pada variabel niat mahasiswa

akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik terdiri dari dua butir pertanyaan mengenai

seberapa tinggi intensitas niat dan niat berperilaku mahasiswa akuntansi untuk memilih karier

akuntan publik setelah lulus. Setiap pertanyaan akan diberi nilai menggunakan sistem skor

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

11

guna menentukan bobot penilaian. Penilaian didasarkan pada penggunaan model skala likert

lima poin dengan rentang nilai satu (terendah) sampai dengan lima (tertinggi). Jawaban

dengan nilai satu yang berarti ”Sangat Tidak Setuju (STS)” mengindikasikan mahasiswa

akuntansi bersangkutan benar-benar tidak memiliki niat untuk berkarier sebagai akuntan

publik, sedangkan jawaban dengan nilai lima yang berarti ”Sangat Setuju (SS)”

mengindikasikan mahasiswa akuntansi bersangkutan memiliki intensitas niat yang sangat

tinggi untuk berkarier sebagai akuntan publik dan kemungkinan besar (probable) akan

memilih karier sebagai akuntan publik setelah lulus.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi dan sikap terhadap profesi

akuntan publik, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian.

1. Persepsi dan sikap terhadap profesi akuntan publik

Persepsi merupakan bagaimana seseorang melihat atau menginterpretasikan

peristiwa, objek, dan manusia (Lubis, 2010). Sedangkan, sikap adalah evaluasi

kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan

perilaku yang akan ditentukan (Jogiyanto, 2008). Dua belas indikator pertanyaan

variabel persepsi dan sikap terhadap profesi akuntan publik diadopsi berdasarkan

penelitian Sugahara dan Boland (2006). Variabel tersebut akan diukur dengan skala

semantic differential yang dikembangkan Osgood et al. (1957) dalam Ajzen (1991)

menggunakan dua kutub (yang saling bertentangan) dari masing-masing indikator

dalam rentang nilai satu (terendah) hingga lima (tertinggi). Sebagai contoh untuk

indikator pertanyaan tentang seberapa menarik profesi akuntan publik di mata

mahasiswa akuntansi yaitu jawaban dengan nilai satu mengindikasikan bahwa

mahasiswa akuntansi memandang profesi akuntan publik sebagai profesi yang sangat

tidak menarik, namun jawaban dengan nilai lima mengindikasikan bahwa mahasiswa

akuntansi memandang profesi akuntan publik sebagai profesi yang sangat menarik.

2. Norma subjektif

Norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-

kepercayaan dari orang lain yang akan memengaruhi niat untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2008). Ajzen (1991)

mendefinisikan norma subjektif sebagai suatu tekanan sosial untuk melakukan atau

tidak melakukan suatu perilaku. Indikator pertanyaan pada variabel norma subjektif

diadopsi berdasarkan penelitian Sugahara dan Boland (2006). Modifikasi bentuk

pertanyaan kuesioner dilakukan berdasarkan instrumen penelitian Amin et al. (2009).

Indikator pertanyaan variabel norma subjektif terdiri dari lima butir pertanyaan

menggunakan skala likert lima poin dengan rentang nilai satu (terendah) hingga lima

(tertinggi). Jawaban dengan nilai satu yang berarti ”Sangat Tidak Setuju (STS)”

mengindikasikan bahwa pihak bersangkutan (misal orang tua) sama sekali tidak

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

12

memengaruhi mahasiswa akuntansi untuk memilih berkarier sebagai akuntan publik,

sedangkan jawaban dengan nilai lima yang berarti ”Sangat Setuju (SS)”

mengindikasikan bahwa mahasiswa akuntansi sangat menyetujui persepsi atau

pendapat pihak yang bersangkutan (misal orang tua) dan hal tersebut memengaruhi

mereka untuk memilih berkarier sebagai akuntan publik.

3. Kontrol perilaku persepsian

Kontrol perilaku persepsian merupakan kemudahan atau kesulitan persepsian untuk

melakukan perilaku (Jogiyanto, 2008). Indikator pertanyaan pada variabel kontrol

perilaku persepsian diadopsi berdasarkan penelitian Sugahara dan Boland (2006).

Modifikasi bentuk pertanyaan kuesioner dilakukan berdasarkan instrumen penelitian

Amin et al. (2009). Indikator pertanyaan variabel kontrol perilaku persepsian terdiri

dari tujuh butir pertanyaan menggunakan skala likert lima poin dengan rentang nilai

satu (terendah) hingga lima (tertinggi) yang dapat dikategorikan jawaban dengan

nilai satu berarti ”Sangat Tidak Setuju (STS)” dan jawaban dengan nilai lima berarti

”Sangat Setuju (SS)”.

Untuk indikator pertanyaan kedua puluh hingga dua puluh dua, jawaban nilai satu dapat

diinterpretasikan bahwa mahasiswa akuntansi sangat tidak menyetujui pernyataan yang ada

dan masalah tersebut bukanlah hal yang menyulitkan mereka untuk memilih berkarier sebagai

akuntan publik. Sedangkan, jawaban dengan nilai lima mengindikasikan mahasiswa akuntansi

sangat menyetujui pernyataan yang ada dan menganggap masalah tersebut menjadi faktor

penting yang merintangi mereka untuk menjalani karier sebagai akuntan publik. Untuk

indikator pertanyaan kedua puluh tiga hingga dua puluh enam, jawaban dengan nilai satu

menunjukkan mahasiswa akuntansi sangat tidak menyetujui pernyataan yang ada dan

memersepsikan bahwa dengan tidak memiliki kemampuan-kemampuan tersebut mereka tidak

akan mampu menjadi akuntan publik yang andal sehingga pada akhirnya mereka memutuskan

untuk tidak menjalani karier sebagai akuntan publik. Namun, jawaban dengan nilai lima

menunjukkan mahasiswa akuntansi merasa sangat percaya diri dengan kemampuan yang

mereka miliki sehingga hal tersebut menjadikan niat untuk berkarier sebagai akuntan publik

juga semakin tinggi dan kemungkinan besar setelah lulus mereka akan menjalani karier

sebagai akuntan publik.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi Strata Satu (S-1) Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan purposive sampling method. Mahasiswa yang dipilih adalah

mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang belum bekerja (semester 6, 7, atau 8 ke atas atau

sedang dalam proses pengerjaan skripsi yang diasumsikan akan segera lulus) sehingga dapat

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

13

diperoleh informasi langsung mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi niat pemilihan

karier bagi mahasiswa akuntansi itu sendiri.

Pemilihan Universitas Diponegoro Semarang sebagai lokasi penelitian berdasarkan

pertimbangan kredibilitas bahwa perguruan tinggi tersebut (berakreditasi A) mampu mewakili

segenap mahasiswa akuntansi perguruan tinggi lain pada regional Jawa Tengah. Selain itu,

Universitas Diponegoro juga menyelenggarakan Program Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) (berakreditasi A) bagi lulusan sarjana akuntansi yang ingin melanjutkan karier

sebagai akuntan publik (peserta yang lulus PPAk akan mendapatkan sertifikasi dari

Universitas Diponegoro dan akan mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen

Keuangan serta berhak menyandang sebutan profesi ”akuntan”).

Formula yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, dikemukakan oleh Yamane

dalam Utami (2004) dalam Januarti dan Nimastuti (2005) berikut ini:

n =1)( 2 dN

N

Keterangan:n = jumlah sampelN = jumlah populasid = tingkat presisi yang diharapkan tidak menyimpang, 10%

n =1)1,0(1064

10642

= 91,41 91

Sampel sejumlah 91 adalah jumlah minimal yang harus dipenuhi. Penarikan sampel yang

dilakukan dengan menentukan nilai presisi (d) yang ditetapkan sebesar 10% adalah seperti

yang telah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sosial.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan

cara mendistribusikan kuesioner secara langsung pada responden dan melalui jaringan link

person. Selain dengan metode survei, penyebaran kuesioner juga akan dilakukan secara

elektronik melalui email dan situs jejaring sosial. Batas waktu pengiriman adalah satu bulan

sejak kuesioner didistribusikan. Pengambilan waktu ini dilakukan dengan alasan bahwa tidak

semua responden rutin mengakses internet. Selain itu, diharapkan tingkat pengembalian

kuesioner dari responden mencapai 100%.

3.4 Uji Kualitas Data

Terdapat dua konsep untuk menguji kualitas data, yaitu validitas dan reliabilitas. Suatu

penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang andal dan valid. Jadi,

instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan andal atau

reliable (Ghozali, 2006). Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate

(Pearson correlation) antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk

(Ghozali, 2006). Bila nilai signifikansi (sig. (2-tailed)) <0,10 pada tingkat signifikansi 0,10

maka masing-masing indikator pernyataan dinyatakan valid. Pengukuran reliabilitas

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

14

dilakukan secara one shot atau sekali saja. Pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan uji

statistik Cronbach Alpha (Ghozali, 2006). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2006).

3.5 Uji Nonresponse Bias

Salah satu kelemahan metode survei adalah kemungkinan adanya tingkat pengembalian

tidak seperti yang diharapkan. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya keputusan untuk

menetralisasi sampel dari populasi yang diteliti karena kemungkinan terjadi perbedaan

karakteristik antara kuesioner yang kembali dan yang tidak kembali. Uji nonresponse bias

dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik antara responden yang berpartisipasi

dengan responden yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden yang

mengembalikan kuesioner terlambat atau melebihi batas waktu yang ditentukan dianggap

mewakili responden yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi

(hubungan) linier antara dua variabel. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih juga menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan independen (Ghozali, 2006). Karena terdapat lebih dari dua variabel,

hubungan linier dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier berganda. Persamaan yang

diperoleh dalam analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

Niat = α + β1 persepsi + β2 norma + β3 kontrol + e

Keterangan:Niat : niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publikα : konstantaβ1, β2, β3 : koefisien regresipersepsi : persepsi dan sikap terhadap profesi akuntan publiknorma : norma subjektifkontrol : kontrol perilaku persepsiane : error (faktor pengganggu di luar model)

Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu melakukan uji

asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik, yaitu bebas dari normalitas,

multikolonieritas, dan heteroskedastisitas. Dalam model regresi, nilai residual harus

mengikuti distribusi normal dan terbebas dari korelasi antarvariabel independen (Ghozali,

2006), sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan uji normalitas, multikolonieritas, dan

heteroskedastisitas.

3.7 Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness

of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai

statistik F, dan nilai statistik t. Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

15

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai R2 selalu meningkat, tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Sehingga, penggunaan adjusted R2 jauh lebih disarankan daripada R2 sebab nilai adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,

2006). Besarnya R2 berkisar antara 0 hingga 1 yang berarti semakin kecil R2 maka hubungan

kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya, jika R2 semakin mendekati satu maka hubungan

kedua variabel semakin kuat. Selain itu angka yang baik untuk dijadikan sebagai prediktor

variabel independen harus lebih kecil dari angka standar deviasi (SEE<STD) (Sarwono,

2010).

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Bila nilai Fhitung > 4 pada derajat kepercayaan (α) 10% maka Ho dapat ditolak.

Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan semua variabel

independen secara bersama-sama dan signifikan memengaruhi variabel dependen (Ghozali,

2006). Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Bila jumlah degree of freedom (df)

adalah 20 atau lebih dengan nilai t lebih besar dari 2 dan nilai probabilitas signifikansi (Sig.) <

0,10 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen secara individual memengaruhi

variabel dependen (Ghozali, 2006).

IV. HASIL DAN ANALISIS

4.1 Karakteristik Responden

Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut pada hasil penelitian, terlebih dahulu akan

dibahas mengenai karakteristik responden yang meliputi program studi, jenis kelamin, indeks

prestasi kumulatif (IPK), karier yang ingin dijalani mahasiswa akuntansi yang berpartisipasi

dalam penelitian ini, dan distribusi frekuensi jawaban responden atas indikator – indikator

pertanyaan yang ada. Karakteristik responden tersaji dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1Karakteristik Responden

Prodi Jenis Kelamin Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)Laki-Laki Perempuan < 2,00 2,00-2,75 2,76-3,50 3,51-4,00

Reg.1 29 21% 71 51% 0 0% 4 2,9% 50 35,7% 46 32,9%Reg.2 24 17% 16 11% 0 0% 1 0,7% 31 22,1% 8 5,7%Total 53 38% 87 62% 0 0% 5 3,6% 81 57,8% 54 38.6%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Tabel 4.1 menunjukkan responden terbagi menjadi dua program studi yaitu mahasiswa

akuntansi reguler satu dan reguler dua. Jumlah mahasiswa akuntansi reguler satu (72%) yang

ikut berpartisipasi dalam penelitian ini lebih besar daripada mahasiswa akuntansi reguler dua

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

16

(28%). Jumlah mahasiswa perempuan pada reguler satu (71 mahasiswi) lebih banyak yang

terlibat dalam penelitian ini dibandingkan mahasiswa laki-laki (29 mahasiswa). Sedangkan,

pada reguler dua, jumlah mahasiswa akuntansi laki-laki (24 mahasiswa) yang terlibat justru

lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan (16 mahasiswa). Secara keseluruhan,

mahasiswa akuntansi perempuan (62%) lebih banyak yang ikut berpartisipasi sebagai

responden daripada mahasiswa akuntansi laki-laki (38%).

Jumlah mahasiswa akuntansi yang memiliki IPK 2,76-3,50 lebih mendominasi (57,8%)

pada penelitian ini baik untuk program studi akuntansi reguler satu maupun dua. Tabel 4.1

menunjukkan tidak ada satupun mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan IPK <2,00. Mahasiswa akuntansi yang memiliki IPK 2,00-2,75 hanya

3,6%, sedangkan yang masuk dalam golongan cumlaude atau “dengan pujian” mencapai

38,6%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden ditemukan bahwa karier yang

ingin dijalani mahasiswa akuntansi sangat beragam. Tidak semua mahasiswa akuntansi

berniat untuk menjadi akuntan, terutama akuntan publik. Adapun data mengenai karier yang

ingin dijalani mahasiswa akuntansi tersaji dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2Karier yang Ingin Dijalani Mahasiswa Akuntansi

Karier Jumlah Persentase (%)Akuntan publik 62 44,29%Entrepreneur 27 19,29%Perbankan 14 10%Perpajakan 4 2,86%Swasta 6 4,29%Pemerintahan 19 13,57%Dosen 7 5%Kuliah S2 1 0,71%Total 140 100%Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, karier yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi

adalah akuntan publik sebanyak 62 responden (44,29%), entrepreneur 27 responden

(19,29%), dan bidang pemerintahan, yaitu pegawai negeri sipil (pegawai departemen

keuangan (Depkeu) dan badan pemeriksa keuangan (BPK)) dan badan usaha milik negara

(BUMN) mencapai 19 responden (13,57%). Mahasiswa yang berminat untuk menjalani karier

dalam bidang perbankan sebanyak 14 responden (10%), bidang perpajakan sebanyak 4

responden (2,86%), dan bidang swasta (bekerja pada perusahaan multinasional) sebanyak 6

responden (4,29%). Sedangkan, mahasiswa akuntansi yang tertarik dengan dunia pendidikan

yaitu sebagai dosen sebanyak 7 responden (5%) dan yang berkeinginan melanjutkan kuliah

strata dua (S-2) hanya satu responden (0,71%).

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

17

Gambar 4.1Grafik Niat Berkarier Mahasiswa Akuntansi

Sumber: Data primer yang diolah dengan Ms. Excel, 2012

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, secara terperinci karier yang paling banyak diminati oleh

mahasiswa akuntansi adalah akuntan publik sebesar 44,29%, namun secara keseluruhan justru

lebih banyak mahasiswa akuntansi yang tidak ingin berkarier sebagai akuntan publik sebesar

55,71%. Berdasarkan gambar 4.1 di atas, jumlah mahasiswa akuntansi yang ingin

melanjutkan karier sebagai akuntan publik lebih sedikit (62 responden) dibandingkan dengan

mereka yang memilih nonakuntan publik (78 responden).

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai korelasi (r-value) yang lebih besar dari nilai r-tabel dan nilai probabilitas

signifikansi (p-value) masing-masing item pertanyaan terhadap total skor konstruk

menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat signifikansi 0,10. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid. Sedangkan, hasil uji

reliabilitas menunjukkan setiap konstruk memberikan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60

sehingga dapat dinyatakan bahwa ketiga konstruk yang digunakan cukup andal atau reliable.

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian nonresponse bias tidak lagi diperlukan karena semua kuesioner yang

didistribusikan baik secara langsung maupun melalui elektronik telah kembali tepat waktu.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Grafik normal p-plot menunjukkan titik-titik atau penyebaran data menyentuh garis

diagonalnya yang berarti nilai residual terdistribusi normal sehingga dapat dinyatakan model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

mendukung hasil grafik normal p-plot bahwa data memenuhi asumsi normalitas. Nilai

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,524 dengan nilai probabilitas signifikansi jauh di atas 0,10,

yaitu 0,947 menunjukkan nilai residual terdistribusi normal atau memenuhi asumsi

normalitas.

Hasil perhitungan nilai tolerance untuk masing-masing variabel independen memiliki

nilai di atas 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antarvariabel independen yang nilainya lebih

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

18

dari 90%. Hasil perhitungan variance inflation factor (VIF) juga menunjukkan tidak ada

satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antarvariabel independen dalam model

regresi.

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil tersebut didukung dengan uji statistik

Spearman’s rank correlation yang menunjukkan setiap variabel independen memiliki korelasi

yang sangat lemah ( >0–0,25) dengan nilai residual dan nilai probabilitas signifikansi jauh di

atas 0,10 sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel persepsi dan sikap terhadap profesi

akuntan publik, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian tidak mengalami

heteroskedastisitas.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Nilai adjusted R2 sebesar 0,278 mengindikasikan bahwa hanya 27,8% variasi niat

mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik mampu dijelaskan oleh variasi

ketiga variabel independen, yaitu persepsi dan sikap terhadap profesi akuntan publik, norma

subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Sedangkan, 72,2% dijelaskan oleh variabel atau

faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Nilai F sebesar 18,807 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari

0,10 mengindikasikan model regresi mampu memprediksi niat mahasiswa akuntansi untuk

berkarier sebagai akuntan publik yang berarti variabel persepsi dan sikap terhadap profesi

akuntan publik, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian secara bersama-sama

mampu memengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.

Tabel 4.3Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual

Sumber: Output SPSS 17, 2012

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat dari ketiga variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model regresi, hanya variabel persepsi dan sikap pada profesi akuntan publik yang

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier

sebagai akuntan publik. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t -0,882 dan nilai probabilitas

signifikansi variabel persepsi dan sikap yang berada di atas 0,10, yaitu 0,380. Hal ini

menunjukkan persepsi dan sikap pada profesi akuntan publik tidak memiliki pengaruh yang

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

19

signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik

sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) gagal diterima. Sedangkan,

variabel norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara signifikan

terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik karena nilai

probabilitas signifikansi terbukti signifikan pada 0,10, yaitu 0,000 dengan nilai t lebih besar

dari 2 (5,859). Hal ini menunjukkan norma subjektif memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa nilai

probabilitas signifikansi variabel kontrol sebesar 0,006, yang signifikan pada 0,10, dengan

nilai t sebesar 2,768, hal ini menunjukkan kontrol perilaku persepsian memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik

sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa niat mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan publik dipengaruhi oleh

norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian dengan persamaan matematis sebagai berikut:

Niat = 0,444 – 0,019 persepsi + 0,250 norma + 0,115 kontrol

4.6 Interpretasi Hasil

Menurut theory of planned behavior (TPB), perilaku seseorang ditentukan oleh niat

berperilaku mereka (Ajzen, 1991). Lebih lanjut, niat berperilaku ditentukan oleh tiga hal yaitu

kepercayaan perilaku (behavioral belief) yang akan memproduksi suatu sikap menyukai atau

tidak menyukai pada perilaku, kepercayaan normatif tentang ekspektasi normatif dari orang

lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut (norma subjektif), dan kepercayaan

kontrol akan faktor-faktor yang dapat memfasilitasi atau justru merintangi terwujudnya suatu

perilaku (kontrol perilaku persepsian) (Ajzen, 1991 dan Jogiyanto, 2008). Mayoritas

mahasiswa akuntansi menunjukkan persepsi dan sikap yang positif pada profesi akuntan

publik, namun hasil tersebut justru tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap niat

mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik. Hasil ini mengindikasikan

bahwa niat seseorang untuk berperilaku tidak semata-mata dilandasi oleh sikapnya terhadap

sesuatu (Hidayat dan Nugroho, 2010). Lebih lanjut, persepsi yang positif yang dimiliki

mahasiswa akuntansi kemungkinan berasal dari pengetahuan, informasi, opini dari pihak

tertentu, dan pengalaman masa lalu yang terakumulasi selama masa kuliah mereka (Lubis,

2010).

...Attitudes did not significantly predict intentions. Namely, it seems unreasonable tomaintain that attitudes automatically stimulate action, as a direct path implies. Rather,for attitudes to cause behavior, one must decide or intend to perform the behavior. Afterall, we may have a positive attitude toward performing some act but fail to form anintention or intend to refrain from doing the action because of some nonattitudinalreason... (Bagozzi et al., 1989)

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang

membuktikan bahwa persepsi dan sikap yang positif dari mahasiswa akuntansi pada profesi

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

20

certified public accountant (CPA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat

mereka untuk melanjutkan karier sebagai CPA (Felton et al., 1995; Sugahara dan Boland,

2006; Law, 2010). Perbedaan hasil penelitian ini tampaknya dikarenakan adanya faktor

nonsikap (Bagozzi et al, 1989) yang didukung dua variabel lain yang menunjukkan pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk melanjutkan karier

sebagai akuntan publik yaitu norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian. Selain itu,

jumlah responden yang tidak seimbang dalam penelitian ini (62% responden adalah

mahasiswi) dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil penelitian ini inkonsisten

dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut jawaban yang dikemukakan beberapa

responden pada pertanyaan terbuka di dalam kuesioner, alasan mengenai work-life balance

atau keseimbangan antara profesionalisme dunia kerja dengan pemenuhan tanggung jawab

dalam keluarga, niat yang dimiliki sejak awal oleh mahasiswa untuk berkarier pada suatu

profesi nonakuntan publik, dan faktor kesulitan yang akan mereka hadapi bila bekerja menjadi

akuntan publik menjadi alasan mereka untuk tidak melanjutkan karier sebagai akuntan publik.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bagozzi et al. (1989) yaitu pembuat keputusanlah

(dalam hal ini mahasiswa akuntansi) yang pada akhirnya menentukan keputusan untuk

melakukan suatu perilaku atau mewujudkan niat menjadi suatu perilaku (sekalipun mereka

memiliki persepsi dan sikap yang positif) karena niat tidak semata-mata dilandasi sikap

seseorang pada sesuatu.

Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan norma subjektif berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik. Hasil

penelitian ini mengindikasikan semakin tinggi tekanan sosial yang diterima oleh mahasiswa

akuntansi, semakin kuat pula niat mahasiswa akuntansi untuk melanjutkan karier sebagai

akuntan publik. Hasil ini sesuai dengan theory of planned behavior yang menyatakan bahwa

niat berperilaku seseorang ditentukan oleh norma subjektif. Ajzen (1991) mendefinisikan

norma subjektif sebagai persepsi atau tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku. Tekanan sosial tersebut dapat berasal dari individu atau kelompok tertentu

yang menyetujui atau tidak menyetujui untuk melakukan suatu perilaku (dalam penelitian ini

berasal dari orang tua, teman, dosen, guru SMA, dan praktisi).

Berdasarkan jawaban responden atas indikator pertanyaan norma subjektif terlihat

bahwa mayoritas mahasiswa akuntansi yang berniat melanjutkan karier sebagai akuntan

publik menyetujui kepercayaan yang dimiliki dari orang tua, teman, dan para praktisi di

bidang ilmu mereka untuk melanjutkan karier sebagai akuntan publik. Lebih lanjut,

mahasiswa akuntansi tampaknya kurang menyetujui kepercayaan dari pihak dosen dan guru

SMA bahwa sebaiknya mereka melanjutkan karier sebagai akuntan publik. Lemahnya

pengaruh dari dosen dan guru SMA terhadap niat mahasiswa untuk melanjutkan karier

sebagai akuntan publik kemungkinan disebabkan oleh peran mereka sebagai tenaga pendidik

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

21

yang memberikan ilmu pengetahuan semata tanpa mengarahkan mahasiswanya untuk

melanjutkan berkarier pada bidang tertentu setelah lulus kuliah. Pengaruh tekanan sosial yang

cukup besar menunjukkan besarnya pengaruh faktor sosial ini, yang berarti jika tekanan sosial

di sekitar mahasiswa akuntansi untuk mendorong berkarier sebagai akuntan publik cukup

besar (terutama dari pihak orang tua dan teman) maka ada kecenderungan niat mereka akan

semakin kuat pula untuk berkarier sebagai akuntan publik (Hidayat dan Nugroho, 2010).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang

membuktikan bahwa norma subjektif mampu memengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk

berkarier sebagai certified public accountant (CPA) (Ajzen, 1991; Sugahara dan Boland,

2006; Law, 2010; Zyl dan Villiers, 2011).

Menurut theory of planned behavior (TPB) faktor yang tidak kalah penting dalam

menentukan niat seseorang adalah kontrol perilaku persepsian (Ajzen, 1991). Kontrol perilaku

persepsian didefinisikan sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan suatu

perilaku (Jogiyanto, 2008). Kontrol perilaku persepsian dalam penelitian ini terdiri dari faktor

kesulitan atau pengorbanan yang akan dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi bila kelak

berkarier sebagai akuntan publik (berkurangnya waktu bersama keluarga, jam kerja yang

panjang, dan biaya yang cukup besar bila mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik

(USAP)) dan faktor kemampuan yang diperlukan untuk menjadi akuntan publik (pengetahuan

akuntansi yang memadai, kemampuan berkomunikasi, kemampuan interpersonal, dan

kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan). Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan kontrol

perilaku persepsian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa

akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik. Hasil ini mengindikasikan niat berperilaku

seseorang dipengaruhi oleh kontrol perilaku persepsian (KPP) yang mereka miliki artinya bila

tingkat KPP seseorang cukup tinggi (dalam hal ini mereka percaya memiliki sumber daya dan

kesempatan untuk mewujudkan perilaku) maka ada kecenderungan niat mereka untuk

menampilkan perilaku semakin tinggi (Ajzen, 1991 dan Jogiyanto, 2008).

Berdasarkan jawaban responden atas indikator pertanyaan kontrol perilaku persepsian

menunjukkan mayoritas mahasiswa akuntansi memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi

dalam hal kemampuan yang diperlukan untuk menjadi seorang akuntan publik, antara lain

pengetahuan akuntansi yang memadai, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan

interpersonal (kemampuan yang memungkinkan seorang akuntan untuk bekerja bersama yang

lain demi kepentingan organisasi (Chaker dan Abdullah, 2011)), serta kemampuan untuk

bekerja di bawah tekanan yang tinggi. Namun demikian, mayoritas mahasiswa akuntansi juga

menyetujui bila kelak mereka bekerja sebagai akuntan publik, mereka akan bekerja dalam

waktu yang panjang sehingga mengurangi waktu bersama keluarga. Hasil ini

mengindikasikan bahwa meskipun mahasiswa akuntansi memiliki persepsi dan sikap yang

positif terhadap profesi akuntan publik, hal itu tetap tidak memengaruhi niat mahasiswa

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

22

akuntansi untuk melanjutkan karier sebagai akuntan publik karena mahasiswa akuntansi juga

mempertimbangkan faktor lain di luar sikap yaitu faktor kesulitan atau pengorbanan dan

faktor kemampuan yang diperlukan oleh seorang akuntan publik (Bagozzi et al., 1989; Ajzen,

1991; Hidayat dan Nugroho, 2010).

...People’s behavior is strongly influenced by their confidence in their ability to performit (i.e., by perceived behavioral control). The more resources and opportunitiesindividuals believe they possess, and the fewer obstacles or impediments theyanticipate, the greater should be their perceived control over the behavior. Perceivedbehavioral control, together with behavioral intention, can be used directly to predictbehavioral achievement. (Ajzen, 1991)

Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa niat

mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai certified public accountant (CPA) mampu

diprediksi berdasarkan opportunity cost (sebagai konstruk kontrol perilaku persepsian)

menjadi CPA (Sugahara dan Boland, 2006). Armitage dan Conner (2001) juga mendukung

bahwa konstruk kontrol perilaku persepsian memiliki korelasi yang kuat dan signifikan

terhadap niat dan perilaku.

V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa akuntansi menunjukkan

persepsi dan sikap yang positif pada profesi akuntan publik, namun hasil tersebut

justru tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap niat mahasiswa

akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik. Persepsi yang positif tersebut

kemungkinan berasal dari pengetahuan, informasi, opini dari pihak tertentu, dan

pengalaman masa lalu yang terakumulasi selama masa kuliah mereka. Hasil ini

diduga karena adanya faktor nonsikap yang didukung dua variabel lain yang

menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat mahasiswa

akuntansi untuk melanjutkan karier sebagai akuntan publik yaitu norma subjektif dan

kontrol perilaku persepsian. Selain itu, jumlah responden yang tidak seimbang dalam

penelitian ini (62% responden adalah mahasiswi) dapat menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan hasil penelitian ini inkonsisten dengan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya. Hasil ini mengindikasikan bahwa niat seseorang untuk berperilaku tidak

semata-mata dilandasi oleh sikapnya terhadap sesuatu.

2. Hasil penelitian menunjukkan norma subjektif berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan

publik. Hasil penelitian ini mengindikasikan semakin tinggi tekanan sosial yang

diterima oleh mahasiswa akuntansi, semakin kuat pula niat mahasiswa akuntansi

untuk melanjutkan karier sebagai akuntan publik.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

23

3. Hasil penelitian menunjukkan kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan

publik. Hasil ini mengindikasikan niat berperilaku seseorang dipengaruhi oleh

kontrol perilaku persepsian (KPP) yang mereka miliki artinya bila tingkat KPP

seseorang cukup tinggi (dalam hal ini mereka percaya memiliki sumber daya dan

kesempatan untuk mewujudkan perilaku) maka ada kecenderungan niat mereka

untuk menampilkan perilaku semakin tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan

theory of planned behavior (TPB) mampu memprediksi niat mahasiswa akuntansi

untuk berkarier sebagai akuntan publik.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin perlu diperbaiki pada

penelitian selanjutnya, antara lain:

1. Pengaruh dari faktor persepsi dan sikap pada profesi akuntan publik yang ternyata

tidak signifikan dapat dikarenakan kesalahan peneliti dalam memasukkan indikator-

indikator faktor persepsi suatu profesi atau lebih tepatnya nilai intrinsik profesi

menjadi faktor sikap sehingga sulit menginterpretasikan hasil terkait dengan theory

of planned behavior (TPB).

2. Proporsi jumlah responden yang tidak seimbang yaitu 62% responden lebih

didominasi oleh mahasiswi, sementara sisanya 38% adalah mahasiswa. Hal ini

diduga kuat menjadi penyebab hasil penelitian yang bias atau hasil penelitian

menjadi tidak signifikan.

3. Adjusted R2 yang hanya sebesar 0,278 mengindikasikan bahwa niat mahasiswa

akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik mampu dijelaskan oleh faktor

persepsi dan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian hanya sebesar

27,8%. Hal ini menunjukkan masih banyak faktor lain yang belum diteliti dan

faktor-faktor tersebut berpeluang untuk lebih menjelaskan faktor-faktor apa sajakah

yang sebenarnya memengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai

akuntan publik.

4. Penelitian ini masih sebatas membuktikan pengaruh dari persepsi dan sikap pada

profesi akuntan publik, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian terhadap

niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik secara empiris,

namun belum berhasil mengungkap apakah faktor-faktor tersebut benar-benar

berimplikasi pada perilaku aktual dari mahasiswa akuntansi untuk berkarier pada

profesi akuntan publik.

5.3 Saran

Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, saran-saran yang dapat diberikan

untuk penelitian sejenis selanjutnya, antara lain:

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

24

1. Variabel persepsi dan sikap dapat dimodifikasi ulang dengan menetapkan variabel

sikap yang lebih tepat. Analisis lebih mendalam terhadap variabel norma subjektif

dan kontrol perilaku persepsian, serta penambahan faktor penelitian lain seperti

faktor moral dan personalitas masih dimungkinkan serta perlu untuk dilakukan

sehingga lebih dapat menjelaskan sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang

memengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.

2. Pada penelitian yang selanjutnya sebaiknya tidak hanya mengandalkan metode

survei dengan kuesioner, akan tetapi melengkapi dengan wawancara face to face

dengan responden untuk mendapatkan informasi yang lebih detail yang menunjang

hasil penelitian.

3. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menganalisis persepsi dari

mahasiswa saja, akan tetapi melibatkan alumnus yang telah bekerja pada suatu

profesi, terutama akuntan publik, sehingga diperoleh gambaran nyata mengapa

mereka memutuskan atau tidak memutuskan berkarier pada profesi akuntan publik.

Bagi pihak akademisi sebaiknya memfasilitasi praktik kerja lapangan, magang

(internship), atau kegiatan sejenisnya guna memberikan keahlian akademik dan gambaran

nyata dunia kerja pada mahasiswa akuntansi. Bila hal tersebut sulit dilakukan, pihak

akademisi dapat mendesain simulasi praktik kerja akuntan dan auditor pada kegiatan

laboratorium akuntansi sehingga muatan kasus nyata dalam penyampaian materi perkuliahan

dapat lebih dipahami mahasiswa akuntansi. Simulasi yang diberikan sebaiknya tidak berhenti

pada pemberian soal-soal latihan dan pemberian nilai saja, akan tetapi pembahasan materi

tersebut juga penting dilakukan (crosscheck). Dengan demikian, diharapkan lulusan sarjana

akuntansi tidak hanya menguasai teori akuntansi secara text book, akan tetapi mengerti juga

praktik kerja lapangan sehingga kualitas lulusan sarjana akuntansi tidak lagi dipandang

sebelah mata oleh para job recruiter.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy dan Syukur Selamat. 2002. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadapProfesi Akuntansi Publik: Sebuah Studi Empiris”. Media Riset Akuntansi, Auditing,dan Informasi, Vol. 2, No. 1, h. 66-90.

Achmat, Zakarija. 2010. “Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?”http://zakarija.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_112. pdf, diakses12 Desember 2011.

Adityasih, Tia, 2010, “IAPI Usulkan Pembentukan Lembaga Independen Pengawas”. MediaKeuangan, Vol. 5, No. 36, h. 12-14.

Ahmadi, Mohammad, Marilyn M. Helms, dan Patricia Nodoushani. 1995. “A Factor-AnalyticApproach Profiling Job Selection Differences of Male and Female Accountants”.Managerial Auditing Journal, Vol. 10, No. 7, h. 17-24.

Ahmed, Kamran, Kazi Feroz Alam, dan Manzurul Alam. 1996. “An Empirical Study ofFactors Affecting Accounting Students’ Career Choice in New Zealand”. Journal ofAccounting Education, Vol. 6, No. 4, h. 325-335.

Ajzen, Icek. 1991. “The Theory of Planned Behavior”. Journal of Organizational Behaviorand Human Decision Processes, Vol. 50, h. 179-211.

Ajzen, Icek. 2001. “Nature and Operation of Attitudes”. Annual Review of Psychology, Vol.52, h. 27-58.

Amin, Hanudin, Abdul Rahim Abdul Rahman, dan T. Ramayah. 2009. “What MakesUndergraduate Students Enroll into an Elective Course? The Case of IslamicAccounting”. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance andManagement, Vol. 2, No. 4, h. 289-304.

Anbarini, Ratih. 2012. “Pasar bagi Akuntan Publik sangat Besar”.http://www.unpad.ac.id/archives/6570, diakses 16 April 2012.

Aprilyan, Lara Absara. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansidalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik (Studi Empiris pada MahasiswaAkuntansi UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA)”. Skripsi TidakDipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Armitage, Christopher J. dan Mark Conner. 2001. “Efficacy of the Theory of PlannedBehaviour: A Meta-Analytic Review”. British Journal of Social Psychology, Vol. 40,h. 471-499.

Bagozzi, Richard P., Johann Baumgartner, dan Youjae Yi. 1989. “An Investigation into theRole of Intentions as Mediators of the Attitude-Behavior Relationship”. Journal ofEconomic Psychology, Vol. 10, h. 35-62.

Carr, Jon C. dan Jennifer M. Sequeira. 2006. “Prior Family Business Exposure asIntergenerational Influence and Entrepreneurial Intent: A Theory of Planned BehaviorApproach”. Journal of Business Research, Vol. 60, h. 1090-1098.

Chaker, Mohammed Naim dan Tengku Akbar Tengku Abdullah. 2011. “What AccountancySkills are Acquired at College?”. International Journal of Business and SocialScience, Vol. 2, No. 18, h. 193-199.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

26

Dalton, Derek W. 2010. “A More Comprehensive Whistleblower Model: an Expansion of theSchultz et al. (1993) Model”. Dissertation of Texas Tech University.

Dharmmesta, Basu Swastha. 1998. “Theory of Planned Behaviour dalam Penelitian Sikap,Niat, dan Perilaku Konsumen”. Kelola, Vol. 7, No. 18, h. 85-103.

Felton, Sandra, Tony Dimnik, dan Margot Northey. 1995. “A Theory of Reasoned ActionModel of the Chartered Accountant Career Choice”. Journal of Accounting Education,Vol. 13, No. 1, h. 1-19.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hendrati, Ignatia Martha dan Hera Aprilianti. 2009. “Analisis Faktor Ekonomi yangMempengaruhi Tingkat Kemiskinan pada saat Krisis di Kota Surabaya”. Jurnal RisetEkonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1, h. 29-39.

Hidayat, Widi dan Argo Adhi Nugroho. 2010. “Studi Empiris Theory of Planned Behaviordan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib PajakOrang Pribadi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 2, h. 82-93.

Ismail, Verni Yuliaty dan Efendy Zain. 2008. “Peranan Sikap, Norma Subjektif, danPerceived Behavioral Control terhadap Intensi Pelajar SLTA untuk Memilih FakultasEkonomi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 3, h. 237-257.

Januarti, Indira dan Niken Andini Nimastuti. 2005. “Faktor-Faktor yang MempengaruhiMinat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”.Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 2, No. 1, h. 105-122.

Jogiyanto, H.M. 2008. Sistem Informasi Keperilakuan. 2 ed. Yogyakarta: Andi.

Koesworo, Ec. Yulius, Siprianus S. Sina, dan B. Diana Nugeraheni. 2006. “Motivasi BerwiraUsaha di Kalangan Mahasiswa: Aplikasi Theory of Planned Behavior”. Ekuitas, Vol.11, No. 2, h. 269-291.

Kurnia. 2009. “Perbedaan Persepsi tentang Karier di Kantor Akuntan Publik antaraMahasiswa dan Staf Kantor Akuntan Publik”. Ekuitas, Vol. 13, No. 2, h. 199-218.

Law, Philip K. 2010. “A Theory of Reasoned Action Model of Accounting Students’ CareerChoice in Public Accounting Practices in the Post-Enron”. Journal of AppliedAccounting Research, Vol. 11, No. 1, h. 58-73.

Lisnasari, Riani Nurainah. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat MahasiswaAkuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Empiris diUniversitas Indonesia)”, The Second Accounting Conference, First DoctoralColloquium, and Accounting Workshop Depok, h. 1-31.

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. 2 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Machfoedz, Mas’ud. 1998. “Survey Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Ujian SertifikasiAkuntan Publik (USAP)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No. 4, h.110-124.

Miladia, Novita. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance WajibPajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang”. Skripsi TidakDipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA …eprints.undip.ac.id/...SULISTIANI_C2C008036_2012-AKUNTANSI_UNDIP08.pdf · hingga fourth year of university meliputi mahasiswa jurusan

27

Mulyadi. 2002. Auditing. 6 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Puji, Siwi Tri. 2011. “Kata Bank Dunia, Indonesia Perlu Tambah Jumlah Akuntan”.http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/11/11/14/lun4n3-kata-bank-dunia-indonesia-perlu-tambah-jumlah-akuntan, diakses 16 April 2012.

Rahayu, Sri, Doddy Setiawan, dan Eko Arief Sudaryono. 2003. “Persepsi MahasiswaAkuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir”, SimposiumNasional Akuntansi VI, h. 821-838.

Rasmini, Ni Ketut. 2007. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan PemilihanProfesi Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik pada Mahasiswa Akuntansi di Bali”.Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 3, h. 351-363.

Sarwono, Jonathan. 2010. PASW Statistics 18 Belajar Statistik menjadi Mudah dan Cepat.Yogyakarta: Andi.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. 4 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Setiadji, Bambang dan R. Sudiarto. 2008. “Analisis Permintaan terhadap PerumahanBersubsidi di Kota Surakarta (Studi pada Bank BTN dan Bank BTN Syariah CabangSolo)”. Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, No. 1, h. 1-22.

Sugahara, Satoshi dan Gregory Boland. 2006. “Perceptions of the Certified PublicAccountants by Accounting and Non-accounting Tertiary Students in Japan”. AsianReview of Accounting, Vol. 14, No. 1/2, h. 149-167.

Yendrawati, Reni. 2007. “Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagai Akuntan”. Fenomena, Vol. 5,No. 2, h. 176-192.

Yuliani. 2007. “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada SektorPerbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen dan BisnisSriwijaya, Vol. 5, No. 10, h. 15-43.

Zellweger, Thomas, Philipp Sieger, dan Frank Halter. 2010. “Should I Stay or should I Go?Career Choice Intentions of Students with Family Business Background”. Journal ofBusiness Venturing, h. 1-16.

Zyl, Cilliers van dan Charl de Villiers. 2011. “Why Some Students Choose to BecomeChartered Accountants (and Others Do Not)”. Meditari Accountancy Research, Vol.19, No. 1/2, h. 56-74.