95
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN BIOFARMAKA INDONESIA MELI YULIAWATI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR

TANAMAN BIOFARMAKA INDONESIA

MELI YULIAWATI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR

TANAMAN BIOFARMAKA INDONESIA

MELI YULIAWATI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Tanaman Biofarmaka

Indonesia

Nama : Meli Yuliawati

NIM : H34086055

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Muhammad Firdaus, MSi

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PERLIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Faktor-

faktor yang Memengaruhi Volume Ekspor Tanaman Biofarmaka Indonesia adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar

pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2014

Meli Yuliawati

H34086055

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

ABSTRAK

MELI YULIAWATI. Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Tanaman

Biofarmaka Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS.

Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian

mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal

ini dapat dilihat dari perkembangan ekspor tanaman biofarmaka Indonesia ke

negara-negara importir selama tujuh tahun terakhir cenderung meningkat. Tujuan

dari skripsi ini adalah mendeskripsikan perkembangan ekspor tanaman

biofarmaka (jahe, kunyit, temulawak) Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi volume ekspor tanaman biofarmaka (jahe, kunyit, temulawak)

Indonesia. Perkembangan ekspor tanaman biofarmaka Indonesia dari negara-

negara pengimpor selama tahun 2006-2012 cenderung mengalami peningkatan.

Secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tanaman biofarmaka

Indonesia adalah harga ekspor tanaman biofarmaka, jarak ekonomi, nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan volume ekspor periode sebelumnya. Faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap ekspor tanaman biofarmaka Indonesia secara

keseluruhan adalah harga ekspor, jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika dan volume ekspor periode sebelumnya.

Kata kunci : jahe, kunyit, temulawak, volume ekspor

ABSTRACT

MELI YULIAWATI. The Factors that Influence of Indonesian biopharmaca

plants. Supervised by MUHAMMAD FIRDAUS.

Indonesia as an agricultural country indicate that the agricultural sector has

an important role in supporting the national economy . It can be seen from the the

growing of Indonesian biopharmaca export to importing countries over the past

seven years is tend to increase. The purpose of this paper is to describe the

development of the export of Indonesian biopharmaca plants (ginger, turmeric,

curcuma), to analyze the factors that affect the volume of exports Indonesian

biopharmaca plants (ginger, turmeric, curcuma). The development of Indonesian

exports of biopharmaca plants to importing countries during the years 2006-2012

are likely to increase. Overall the factors that influence the export of Indonesian

biopharmaca plants is the export prices of Indonesian biopharmaca plants,

economic distance, the exchange rate of Rupiah against U.S. dollar, and the export

volume of the previous period. Overall the factors that affecting the export of

Indonesian biopharmaca plants is export prices, economic distance the exchange

rate of Rupiah against U.S. dollar and the export volume of the previous period

Keywords : curcuma, ginger, tumeric, the volume of exports

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-

faktor yang Memengaruhi Ekspor Tanaman Biofarmaka Indonesia”. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Juli 2011.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Muhammad Firdaus,

MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran, serta

Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS dan Ir. Popong Nurhayati, MM yang telah banyak

memberi saran. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak,

mamah, kakak serta seluruh keluarga atas doa dan dukungannya.

Penelitian ini bertujuan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi volume

ekspor tanaman biofarmaka di Indonesia serta mengetahui bagaimana

perkembangan volume ekspor tanaman biofarmaka di Indonesia.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Meli Yuliawati

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 5

Kegunaan Penelitian 6

Ruang Lingkup 6

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Tanaman Biofarmaka 7

Keunggulan Tanaman Biofarmaka 7

Pengertian Ekspor 8

Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Ekspor Komoditas Pertanian

Indonesia 8

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Teori Penawaran 10

Perdagangan Internasional 10

Model Ekspor 13

Kerangka Pemikiran Operasional 14

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian 17

Metode Penelitian dan Pengolahan Data 17

Analisis Data dan Perumusan Model 18

Pengujian Model 18

Koefisien Determinasi Yang Disesuaikan 18

Uji F 19

Uji T 19

Uji Autokorelasi 20

Pengujian Terhadap Multikolinearitas 21

Elastisitas dari Model Regresi Double Log 21

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI VOLUME EKSPOR TANAMAN BIOFARMAKA

INDONESIA 22

Ekspor Jahe Indonesia Ke Jepang 23

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Jahe ke Jepang 23

Ekspor Jahe Indonesia Ke Singapura 24

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Jahe ke Singapura 24

Ekspor Jahe Indonesia Ke Malaysia 25

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Jahe ke Malaysia 26

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

Ekspor Jahe Indonesia Ke Saudi Arabia 27

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Jahe ke Saudi Arabia 27

Ekspor Jahe Indonesia Ke Amerika Serikat 28

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Jahe ke Amerika Serikat 29

Ekspor Kunyit Indonesia Ke Saudi Arabia 30

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Kunyit ke Saudi Arabia 30

Ekspor Kunyit Indonesia Ke Singapura 31

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Kunyit ke Singapura 32

Ekspor Kunyit Indonesia Ke Hongkong 32

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Kunyit ke Hongkong 33

Ekspor Kunyit Indonesia Ke Amerika Serikat 33

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Kunyit ke Amerika Serikat 34

Ekspor Kunyit Indonesia Ke Malaysia 35

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Kunyit ke Malaysia 35

Ekspor Temulawak Indonesia Ke Netherland 36

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Temulawak ke Netherland 37

Ekspor Temulawak Indonesia Ke Amerika Serikat 37

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Temulawak ke Amerika Serikat 38

Ekspor Temulawak Indonesia Ke Jepang 39

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Temulawak ke Jepang 39

Ekspor Temulawak Indonesia Ke India 40

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Temulawak ke India 40

Temulawak Indonesia Ke Vietnam 41

Faktor-faktor yang memengaruhi Ekspor Temulawak ke Vietnam 42

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 77

DAFTAR TABEL

1 Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-1 Tahun 2008-2011 1

2 Sepuluh Negara Produsen Beberapa Produk Hortikultura Terbesar

Di Dunia 2

3 Volume Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2008-2011 2

4 Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2008-2011 3

5 Perkembangan Volume Ekspor Jahe, Kunyit dan Temulawak Indonesia

Tahun 2008-2011 4

6 Jenis Data dan Sumber Data 17

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

7 Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Tanaman Biofarmaka

Indonesia 42

DAFTAR GAMBAR

1 Pengaruh Pergeseran Kurva Penawaran 10

2 Kurva Perdagangan Internasional 11 3 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional 16 4 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang Tahun

2006-2012 23

5 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Jahe Indonesia ke Singapura

Tahun 2006-2012 24 6 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Jahe Indonesia ke Malaysia

Tahun 2006-2012 26 7 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Jahe Indonesia ke Saudi Arabia

Tahun 2006-2012 27 8 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Jahe Indonesia ke Amerika

Serikat Tahun 2006-2012 29 9 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kunyit Indonesia ke Saudi

Arabia Tahun 2006-2012 30 10 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kunyit Indonesia ke Singapura

Tahun 2006-2012 31 11 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kunyit Indonesia ke Hongkong

Tahun 2006-2012 33 12 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat Tahun 2006-2012 34 13 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kunyit Indonesia ke Malaysia

Tahun 2006-2012 35 14 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Temulawak Indonesia ke

Netherland Tahun 2006-2012 36 15 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat Tahun 2006-2012 38 16 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Temulawak Indonesia ke Jepang

Tahun 2006-2012 39 17 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Temulawak Indonesia ke India

Tahun 2006-2012 40 18 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Temulawak Indonesia ke

Vietnam Tahun 2006-2012 41

19 Gambar Jahe, Kunyit dan Temulawak 76

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

DAFTAR LAMPIRAN

1 Total Volume Ekspor Jahe Berdasarkan Lima Negara Terbesar Tahun

2006-2012 48 2 Output Analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang 48

3 Output Analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Singapura 50

4 Output Analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Malaysia 51

5 Output Analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Saudi Arabia 53

6 Output Analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Amerika Serikat 56

7 Total Volume Ekspor Kunyit Berdasarkan Lima Negara Terbesar

Tahun 2006-2012 57

8 Output Analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Saudi Arabia 58

9 Output Analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Singapura 59

10 Output Analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Hongkong 61

11 Output Analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Amerika serikat 63

12 Output Analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Malaysia 65

13 Total Volume Ekspor Temulawak Berdasarkan Lima Negara Terbesar

Tahun 2006-2012 66

14 Output Analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Netherland 67

15 Output Analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Amerika

Serikat 68

16 Output Analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Jepang 70

17 Output Analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke India 72

18 Output Analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Vietnam 74

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh
Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian

mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional

terutama sebagai sumber bahan pangan bagi penduduk Indonesia. Penyumbang

devisa negara di sektor non migas serta merupakan sumber mata pencaharian

sebagian besar penduduk Indonesia. Sektor pertanian mengalami kenaikan setiap

tahunnya. Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Lapangan Usaha

Triwulan-1 pada tahun 2008 hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-1 Tahun 2008-2011 Lapangan Usaha Triw1-2008

(% )

Triw1-2009

(% )

Triw1-2010

(% )

Triw1-2011

(% )

1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan dan

Perikanan

14,5 15 ,6 16 ,0 16,7

2 Pertambangan dan

Penggalian

10,9 10 11,2 12

3 Industri Pengolahan 27,9 27 25,4 26,3

4 Listrik, Gas dan Air

bersih

0,8 0,8 0,8 1,4

5 Konstruksi 8,5 9,6 10,0 12,2

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

14 ,0 13,3 13,9 14,8

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

6 ,3 6 ,4 6 ,2 7,4

8 Keuangan, Real Estet

dan Jasa Keuangan

7,4 7,5 7 ,2 7,9

9 Jasa-jasa 9,7 9,8 9,3 9,8

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan

cukup besar dalam pembangunan nasional, karena sektor ini telah memberikan

kontribusi terhadap perekonomian nasional melalui subsektor tanaman pangan

dan hortikultura, peternakan dan perikanan. Komoditas hortikultura merupakan

komoditas yang memiliki prospek untuk dikembangkan karena memiliki nilai

komersial yang tinggi dan mempunyai peran strategis dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor 511 tahun 2006

komoditas yang termasuk tanaman hortikultura dan menjadi binaan Direktorat

Jenderal Hortikultura sangat banyak yaitu 323 jenis komoditas terdiri dari buah-

buahan 60 komoditas, sayur-sayuran 80 komoditas, biofarmaka 66 komoditas dan

tanaman hias 117 komoditas.

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang terdiri dari

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka dan tanaman hias menjadi salah

satu komoditas subjek perdagangan dunia. Karena tingkat konsumsinya yang

tinggi maka setiap negara berlomba-lomba untuk memproduksi komoditas

tersebut baik untuk memenuhi kebutuhan domestiknya maupun untuk kegiatan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

2

ekspor agar mendatangkan devisa bagi negara mereka. Pada Tabel 2 dapat dilihat

sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada

tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh besar negara penghasil

hortikultura terbesar di dunia.

Tabel 2 Sepuluh Negara Produsen Beberapa Produk Hortikultura Terbesar di dunia

Rank

Kubis

Jamur dan

Cendawan

Tanah

Pisang Nanas Jambu Biji,

Mangga,

Manggis

Jahe

1 Cina Cina India Brazil India India

2 India Amerika

Serikat

Brazil Thailand Cina Cina

3 Korea

Selatan

Belanda Cina Filipina Thailand Nepal

4 Jepang Polandia Ekuador Costa

Rica

Meksiko Indonesia

5 Rusia Perancis Filipina Cina Pakistan Nigeria

6 Polandia Spanyol Indonesia India Indonesia Thailand

7 Indonesia Italia Meksiko Indonesia Fiipina Bangladesh

8 Amerika

Serikat

Kanada Tanzania Nigeria Brazil Jepang

9 Rumania Inggris Thailand Kenya Nigeria Filipina

10 Ukraina Jepang Costa

Rica

Mexico Bangladesh Kamerun

Sumber: FAO, 2011

Volume ekspor komoditas hortikultura tahun 2008-2011, pada umumnya

mengalami peningkatan dan penurunan. Namun untuk tanaman biofarmaka

hampir tiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan permintaan

volume ekspor dari negara tujuan mengalami peningkatan. Perkembangan volume

ekspor komoditas hortikultura dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Volume Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2008-2011

Komoditas

2008

(%)

2009

(%)

2010

(%)

2011

(%)

1 Buah-buahan 40,4 62,4 45,3 34,3

2 Sayuran 53,6 33,9 47,4 55,0

3 Tanaman

Hias 4,1 0,9 2,2 2,0

4 Tanaman

Biofarmaka 1,9 2,8 5,1 8,7

Sumber : Pusdatin dan BPS 2012

Keragaman tanaman biofarmaka yang cukup banyak serta kecocokan

karakteristik lahan dan wilayah yang luas memungkinkan bagi Indonesia untuk

lebih mengembangkan komoditas biofarmaka. Hal ini dilihat dari peningkatan

volume ekspor tanaman biofarmaka yang mengalami peningkatan tiap tahunnya

yaitu pada tahun 2008-2011. Peningkatan ini diakibatkan oleh meningkatnya

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

3

permintaan jumlah ekspor dari negara tujuan. Kemampuan ekspor suatu negara

dapat dilihat dari kemampuan produksi dalam negeri nya. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4 Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2008-2011

Jenis tanaman

2008

(%)

2009

(%)

2010

(%)

2011

(%)

1 Jahe 41,2 38,9 36,9 38,9

2 Laos/ Lengkuas 10,3 9,1 11,9 10,7

3 Kencur 10,9 10,5 9,2 8,2

4 Kunyit 26,3 25,6 26,5 27,5

5 Lempuyang 1,3 1,4 1,8 1,6

6 Temulawak 4,9 8,9 5,6 5,3

7 Temuireng 1,3 1,8 2,1 1,9

8 Temukunci 0,6 0,5 0,7 0,8

9 Dlingo 0,1 0,1 0,2 0,2

Kapulaga 3,1 3,2 5,1 4,9

Sumber : Pusdatin, dan BPS 2012

Jahe, kunyit dan temulawak merupakan tanaman biofarmaka yang

memiliki prospek untuk dikembangkan. Jahe dapat digunakan sebagai bumbu

masak, pemberi aroma, dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang

gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat,

minyak wangi, industri jamu tradisional, dan dapat diolah menjadi asinan jahe,

acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup.

Jahe merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Tanaman jahe

paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung

humus serta membutuhkan curah hujan yang relatif tinggi yaitu antara 2500-4000

milimeter per tahun (mm/ tahun). Jahe dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis

dan subtropis dengan ketinggian 0-2000 m dpl. Oleh karena itu komoditas jahe

hampir dapat tumbuh dengan baik di setiap daerah di Indonesia.

Kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat

menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan

menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit adalah sebagai bahan

obat tradisional, bahab baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak,

peternakan dan lain-lain. Rimpang tanaman kunyit juga bermanfaat sebagai anti

inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan

menurunkan kadar lemak, darah dan kolesterol serta sebagai pembersih darah.

Kunyit dapat tumbuh baik di pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh

atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka.

Petumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000

milimeter per tahun (mm/ tahun). Kunyit tumbuh baik di dataran rendah ( mulai <

240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Tanaman kunyit paling banyak

ditemukan di daerah Jawa Tengah.

Temulawak memiliki manfaat yang hampir sama dengan jahe dan kunyit,

rimpang tanaman temulawak digunakan sebagai jamu godog. Tanaman

temulawak dapat tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

4

dari teriknya sinar matahari. Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-

1000 m dpl dengan ketinggian tempat optimum 750 m dpl.

Ekspor jahe Indonesia dilakukan ke beberapa negara tujuan diantaranya

yaitu United Arab Emirat, Argentina, Australia, Bangladesh, Belgium, Canada,

Germany, Egypt, United kingdom, Japan, Malaysia, Netherlands, New Zealand,

Philippines, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Singapore, East Timor, Ukraine,

United States. Ekspor kunyit Indonesia dilakukan ke beberapa negara tujuan

diantaranya yaitu Korea, Malaysia, East Timor. Ekspor temulawak Indonesia

dilakukan ke beberapa negara tujuan diantaranya yaitu Japan, Hongkong, Korea,

Taiwan, Thailand, Singapore, Philippines, Malaysia, Vietnam, India, Pakistan,

Bangladesh, Iran, Saudi Arabia, Jordan, Syria Arab, United Arab Emirat, Bahrain,

Australia, United States, Canada, Argentina, Netherlands, Germany, Italy. Badan

Pusat Statistik (BPS) 2010.

Jumlah ekspor jahe, kunyit dan temulawak Indonesia mengalami

peningkatan dan penurunan setiap tahunnya, tetapi untuk tanaman kunyit

mengalami peningkatan tiap tahunnya, oleh karena itu perlu adanya peningkatan

produksi temulawak, jahe dan kunyit untuk meningkatkan jumlah volume ekspor

temulawak, jahe dan kunyit Indonesia. Tabel 5 perkembangan volume ekspor

komoditas jahe, kunyit dan temulawak Indonesia pada periode 2008-2011.

Tabel 5 Perkembangan Volume Ekspor Jahe, Kunyit dan Temulawak Indonesia

Tahun 2008-2011 Komoditas 2008 2009 2010 2011

(%) (%) (%) (%)

Jahe 39,1 76,4 91,3 72,6

Kunyit 0,3 0,2 0,6 1,0

Temulawak 60,6 23,4 8,1 26,4

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2012

Tanaman jahe, kunyit dan temulawak merupakan tanaman obat yang

memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan serta memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan potensi pasar yang besar. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 2, bahwa volume ekspor tanaman jahe, kunyit dan temulawak mengalami

peningkatan dan penurunan tiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu permintaan volume ekspor dari

negara tujuan yang fluktuatif hal ini disebabkan oleh pemintaan dari negara

importir belum semuanya dapat terpenuhi mengingat poduksi jahe, kunyit dan

temulawak masih terserap oleh kebutuhan dalam negeri, kualitas yang dihasilkan

dianggap belum memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh negara

tujuan, adanya produsen jahe, kunyit dan temulawak yang lebih besar. Namun

dengan adanya beberapa faktor diatas, tidak membuat tanaman jahe, kunyit dan

temulawak ini sulit untuk di dapat karena tanaman tersebut dapat tumbuh dengan

baik hampir diseluruh wilayah Indonesia.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

5

Perumusan Masalah

Perkembangan ekspor jahe, kunyit dan temulawak di Indonesia secara

umum mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 volume ekspor jahe sebesar

39,1%, kunyit sebasar 0,3%, temulawak sebesar 60,6% dan pada tahun 2011

volume ekspor jahe sebesar 72,6%, kunyit sebesar 1% dan temulawak sebesar

26,4%. Peningkatan volume ekspor dari tahun 2007-2011 ini disebabkan

banyaknya permintaan dari negara pengimpor dan perkembangan produksi

tanaman biofarmaka di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada

tahun 2008 produksi jahe sebesar 41,2%, kunyit sebesar 26,3%, temulawak

sebesar 4,9% dan pada tahun 2011 produksi jahe sebesar 38,9%, kunyit sebesar

27,5%, temulawak sebesar 5,3l%. Perkembangan volume ekspor dan

perkembangan produksi tanaman biofarmaka di Indonesia khusunya jahe, kunyit

dan temulawak dapat dilihat pada Tabel 4 danTabel 5.

Produksi tanaman biofarmaka di Indonesia khususnya jahe, kunyit dan

temulawak pada umumnya sudah mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sehingga

Indonesia melakukan ekspor tanaman biofarmaka khususnya jahe, kunyit dan

temulawak ke beberapa negara tujuan ekspor, untuk ekspor jahe yaitu Jepang,

Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Amerika Serikat, negara tujuan ekspor kunyit

yaitu Saudi Arabia, Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia dan negara

tujuan ekspor temulawak yaitu Netherland, Amerika Serikat, Jepang, India, dan

Vietnam. Beberapa volume ekspor jahe, kunyit dan temulawak Indonesia ke

negara tujuan ekspor mengalami penurunan, padahal produksi jahe, kunyit dan

temulawak tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menimbulkan

pertanyaan mengapa volume ekspor jahe, kunyit dan temulawak ke beberapa

negara tujuan ekspormengalami penurunan. Permasalahan ini menarik untuk

dianalisis faktor-faktor saja yang memengaruhi volume ekspor agar kita dapat

meramalkan perdagangan hortikultura di masa yang akan datang. Ada beberapa

faktor yang diduga berpengaruh terhadap volume ekspor, seperti harga komoditas,

nilai tukar Rupiah dan faktor lainnya. Selain faktor-faktor yang memengaruhi

ekspor, untuk meramalkan ekspor jahe, kunyit dan temulawak pada periode yang

akan datang perlu juga diketahui perkembangan volume jahe, kunyit seperti apa.

Dari uraian tersebut, maka ada hal yang perlu mendapat perhatian yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana perkembangan ekspor tanaman biofarmaka (jahe, kunyit,

temulawak) Indonesia selama tujuh tahun yaitu tahun 2006-2012 ?

2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi volume ekspor tanaman

biofarmaka (jahe, kunyit, temulawak) Indonesia?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan perkembangan ekspor tanaman biofarmaka (jahe, kunyit,

temulawak) Indonesia

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor tanaman

biofarmaka (jahe, kunyit, temulawak) Indonesia

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

6

Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat berguna

bagi pemerintah dan instansi terkait sebagai bahan pertimbangan dalam ekspor

produk hortikultura di masa yang akan datang. Bagi pelaku pasar seperti

pedagang, eksportir, importir, sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam

menjalankan kegiatan usahanya. Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai

wahana untuk belajar menulis secara sistematis.

Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian yang akan dilakukan ini, faktor-faktor yang memengaruhi

ekspor tanaman biofarmaka Indonesia hanya dilakukan pada 3 komoditas tanaman

biofarmaka yaitu jahe, kunyit dan temulawak. Alasan komoditas tersebut yang

diteliti karena komoditas tersebut merupakan komoditas yang volume ekspornya 3

besar dan secara kontinyu di ekspor ke negara tujuan ekspor. Negara-negara

pengimpor komoditas tersebut dibatasi 5 negara yang mendominasi volume ekpor

di Indonesia pada tahun 2006-2012.

Penelitian ini hanya sebatas menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

volume ekspor dan perkembangan ekspornya, dan tidak meramalkan volume

ekspor periode ke depan agar penelitian yang akan dilakukan lebih fokus.

Jumlah penduduk tidak dimasukkan kedalam model penduga karena data

perkembangan jumlah penduduk dicatat 10 tahun sekali dan tidak tersedia data

bulanan. Data produksi juga tidak dimasukkan kedalam model penduga karena

data bulanan tidak tersedia.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

7

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Tanaman Biofarmaka

Jahe merupakan tanaman obat yang telah banyak dibudidayakan oleh petani

Indonesia. Sentra tanaman jahe ini tersebar di Jawa Barat (Bogor dan Sukabumi),

Jawa Tengah (Karanganyar, Wonogiri dan Kabupaten Semarang), Jawa Timur,

Sumatera Utara (Simalungun, dan Dairi), Bengkulu (Rejang Lebong) dan

Lampung (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian

2002).

Ketinggian tempat untuk tanaman jahe emprit 200-800 m dpl, jahe gajah

400-800 m dpl, jahe merah 200-600 m dpl. Curah hujan 1500-3000 milimeter per

tahun (mm/tahun), 7-8 basah/ tahun, tipe iklim yang optimum A dan B (Schmidt-

Ferguson), atau tipe C jika tersedia pengairan (Litbang, Deptan, 2008).

Kunyit merupakan tanaman obat yang berupa semak dan bersifat tahunan

yang tersebar diseluruh daerah tropis. Tanaman kunyi dapat tumbuh dengan baik

pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau sedang, sehingga

tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan.

Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000

milimeter per tahun (mm/tahun). Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000

mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik.

Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik

adalah pada penanaman awal musim hujan. Kunyit tumbuh baik di dataran rendah

(mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Jenis Curcuma

domestica Val, C. domestica Rumph, C. longa Auct, u C. longa Linn, Amomum

curcuma Murs. Ini merupakan jenis kunyit yang paling terkenal dari jenis kunyit

lainnya ( Andi Amirullah, 2008).

Temulawak dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari tanah ringan

agak berpasir hingga tanah berat bertekstur liat. Curah hujan 1500-4000 milimeter

per tahun (mm/ tahun) atau daerah dengan tipe A, B, C menurut Schmidt-

Ferguson. Tanaman cepat mengalami fase pertumbuhan mengering bagian daun

dan batang semu, karena musim hujan yang relatif pendek dibanding di daerah

tipe iklim A dan B. Toleransi suhu untuk pertumbuhan antara 190

C sampai 350

C

(Direktorat Aneka Tanaman, 2000).

Keunggulan Tanaman Biofarmaka

Komoditas tanaman jahe memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Nilai

ekonomis jahe terletak pada rimpangya yang dapat dikonsumsi sebagai bahan

makanan dan minuman seperti sirup, minuman penghangat, manisan, acar, bumbu

dapur, penambah rasa, bahan baku obat tradisional (jamu). Ukuran rimpang jahe

dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu jahe berukuran besar dan jahe

berukuran kecil. Warna jahe dapat dibedakan atas jahe merah dan jahe putih.

Ukuran dan warna rimpang jahe dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu jahe

besar, jahe kecil dan jahe merah. Rimpang jahe besar dan jahe kecil umumnya

berwarna putih dan putih kekuningan. Ketiga jenis jahe tersebut memiliki

karakteristik yang berbeda-beda (Litbang, Deptan, 2008).

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

8

Kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat

menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan

menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan

obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak,

peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat

sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor,

dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah

(Andi Amirullah, 2008).

Rimpang tanaman temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak

atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Diantara zat-zat tersebut, yang

paling banyak kegunaannya adalah pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Pati

merupakan komponen terbesar dari rimpang temulawak berwarna putih

kekuningan yang berasal kandungan kurkuminoid dan memiliki kadar pati

tertinggi dibandingkan tanaman lain. Pati temulawak cukup mudah dicerna,

sehingga cocok untuk makanan bayi atau untuk dikonsumsi orang yang baru

sembuh dari sakit (Direktorat Aneka Tanaman, 2000).

Kurkuminoid pada temulawak terdiri dari kurkumin dan

desmetoksikurrkumin. Berbeda dengan kurkumin pada rimpang kunyit

(Curcumadomestica vahl), disamping mengandung dua komponen diatas, juga

mengandung bisdesmetoksikurkumin. Namun kurkuminoid rimpang temulawak

lebih efektif untuk sekresi empedu dibandingkan dengan rimpang kunyit. Hal ini

disebabkan aktivitas kerja bisdesmetoksikurkumin untuk sekresi empedu

berlawanan dengan aktivitas kerja kurkumin dan desmetoksikurrkumin

(Direktorat Aneka Tanaman, 2000).

Faktor-faktor Yang Memengaruhi Volume Ekspor Komoditas Pertanian

Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam

masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan

mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing. Tujuan ekspor antara lain

adalah meningkatkan laba produsen dan devisa Negara, membuka pasar baru

dalam negeri, dan memberikan dorongan untuk bersaing secara internasional

(Badan Pusat Statistik, 2003).

Novansi (2006), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia, pada penelitian tersebut

menunjukkan tidak semua peubah bebas (variabel independent) yang digunakan

dalam model yang berpengaruh nyata terhadap volume ekspor. Faktor yang

mempengaruhi volume ekspor pisang Indonesia ke Singapura adalah volume

ekspor ke negara lain dan volume ekspor periode sebelumnya dan harga domestik.

Volume ekspor manggis ke Hongkong dipengaruhi oleh faktor volume ekspor ke

negara lain dan volume ekspor sebelumnya, sedangkan untuk volume ekspor

mangga ke Saudi Arabia dipengaruhi oleh harga domestik dan volume ekspor ke

negara lain sedangkan faktor yang mempengaruhi volume ekspor rambutan ke

Uni Emirat Arab adalah volume ekspor ke negara lain.

Amalia (2007), meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

ekspor rumput laut Indonesia. Variabel penjelas yang digunakan yaitu harga riil

ekspor, produksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan volume

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

9

ekspor tahun sebelumnya. Hasil uji statistik-t dari empat peubah dalam model

maka diperoleh bahwa total ekspor rumput laut Indonesia yang berpengaruh nyata

adalah variabel produksi, harga riil ekspor rumput laut Indonesia dan nilai tukar

rupuah terhadap dollar Amerika Serikat, sedangkan volume ekspor tahun

sebelumnya tidak berpengaruh nyata.

Endy (2008) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor terpentin Indonesia. Variabel yang digunakan pada

penelitian ini yaitu harga ekspor terpentin, harga domestik, penjualan domestik,

nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, produksi terpentin, luas hutan

pinus, volume ekspor tahun sebelumnya dan kebijkan larangan ekspor kayu bulat

yang dikeluarkan pada tahun 1985. Variabel – variabel tersebut memiliki

hubungan yang positif dengan volume ekspor terpentin Indonesia sedangkan

untuk variabel berupa harga ekspor terpentin, harga domestik terpentin dan luas

hutan pinus memiliki hubungan yang negatif dengan volume ekspor terpentin

Indonesia.

Tri (2009) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

ekspor buah-buahan Indonesia ke China. Metode deskripstif tabulasi digunakan

untuk melihat perkembangan dan peluang ekspor dan karakteristik negara-negera

tujuan ekspor buah-buahan Indonesia, sedangkan metode kuantitatif

menggunakan analisis regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor buah-buahan Indonesia ke

China. Hasil analisis menunjukkan bahwa peluang potensi ekspor ke China untuk

buah manggis dan mangga serta rambutan sangat besar di masa ynag akan datang.

Penurunan ekspor terjadi pada buah jeruk dan papaya. Secara keseluruhan

variabel yang berpengaruh terhadap ekspor buah-buahan Indonesia ke China

selama dua belas tahun terakhir adalah harga domestik, harga ekspor dan nilai

tukar rupiah.

Hasil penelitian yang dilakukan Novansi (2006), Amalia (2007), Endy

(2008) dan Tri (2009) tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor

suatu komoditi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya

harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat

dan volume ekspor tahun sebelumnya. Persamaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini adalah variabelnya yaitu mengenai harga, nilai tukar sedangkan

Perbedaannya adalah komoditasnya yaitu mengenai tanaman jahe, kunyit dan

temulawak Indonesia.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

10

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori Penawaran

Menurut Lipsey (1995) Jumlah komoditi yang akan dijual oleh perusahaan

disebut kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi itu. Jumlah komoditi yang

perusahaan bersedia memproduksi dan menawarkan untuk di jual dipengaruhi

oleh beberapa variabel penting berikut yaitu harga komoditi itu sendiri, harga-

harga masukannya, tujuan perusahaan dan tahap perkembangan teknologi.

Perubahan variabel selain harga yang mempengaruhi jumlah yang ditawarkan

akan menyebabkan pergeseran kurva penawaran (Gambar 1).

S2

P S1

S3

P2 B

P1 A

P3 C

D

Q2 Q1 Q3 Q= f (P)

Gambar 1 Pengaruh Pergeseran Kurva Penawaran

Sumber : Lipsey,1995

Kurva permintaan dan kurva penawaran mula-mula D dan S1, yang

berpotongan dan menghasilkan ekuilibrium pada A, dengan harga P1 dan

kuantitas Q1. Meningkatnya permintaan menggeser kurva penawaran menjadi S3

menghasilkan ekuilibrium baru menjadi C. Harga turun menjadi P3 dan kuantitas

naik menjadi Q3. Penurunan permintaan menggeser kurva penawaran menjadi S2

dan menghasilkan ekuilibrium baru menjadi B. Harga naik menjadi P2 dan

kuantitas turun menjadi Q2.

Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional menurut teori Heckscher-Ohlin bahwa

negera-negara mengekspor produk-produk yang memerlukan sejumlah besar

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

11

faktor produksi mereka yang berlimpah, dan mengimpor produk-produk yang

memerlukan sejumlah besar faktor produksi mereka yang langka (Donald A Ball

et al, 2001).

Proses terjadinya perdagangan internasional ditinjau dari keseimbangan

parsial dapat dilihat pada Gambar 2. Kurva Dx dan kurva Sx dalam panel A dan C

masing-masing melambangkan kurva permintaan dan penawaran untuk komoditi

X di negara 1 dan negara 2. Sumbu vertikal pada ketiga panel tersebut mengukur

harga-harga relativ untuk komoditi X (Px/Py atau jumlah komoditi Y yang harus

dikorbankan oleh suatu Negara dalam rangka memproduksi satu unit tambahan

komoditi X), sedangkan sumbu horisontalnya mengukur kuantitas komoditi X.

Px/Py Panel A Px/Py Panel B Px/Py Panel C

Pasar di Negara 1 Hubungan Perdagangan Pasar di Negara 2

Untuk Komoditi X Internasional dalam Untuk Komoditi X

Komoditi X

Sx

P3 A* P3

Sx S A’

Ekspor

P2 B* E* B’ E’

B E

Impor

P1 D

A* Dx

A

Dx

x x x

0 0 0

Gambar 2 Kurva Perdagangan Internasional

Sumber : Salvatore, 1997

Panel A memperlihatkan bahwa berdasarkan harga relativ P1, kuantitas

komoditi X yang ditawarkan (QSx) akan sama dengan kuantitas yang diminta

(QDx) oleh konsumen di negara 1, dan demikian pula halnya dengan negara 1

(jadi negara ini tidak akan mengekspor komoditi X sama sekali). Hal tersebut

memunculkan titik A*

pada kurva S pada panel B(yang merupakan kurva

penawaran ekspor negara 1). Panel A juga memperlihatkan bahwa berdasarkan

harga relatif P2, maka akan terjadi kelebihan penawaran (QSx) apabila

dibandingkan dengan tingkat permintaan untuk komoditi X (QDx), dan kelebihan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

12

itu sebesar BE. Kuantitas BE itu merupakan kuantitas komoditi X yang akan di

ekspor oleh negara 1 pada harga relative P2. BE sama dengan B*E

* dalam panel B,

dan disitulah terletak titik E*

yang berpoyongan dengan kurva penawaran ekspor

komoditi X dari negara 1 atau S.

Panel C memperlihatkan bahwa berdasrkan harga relatif P3, maka

penawaran dan permintaan untuk komoditi X akan sama besarnya atau QDx = QSx

(titik A’), sehingga negara 2 tidak akan mengadakan impor komoditi X sama

sekali. Hal tersebut dilambangkan oleh titik A’

yang terletak pada kurva

permintaan impor komoditi X negara 2 (D) yang berada di panel B. Panel C juga

menunjukkan bahwa berdasarkan harga relatif P2 akan terjadi kelebihan

permintaan (QDx lebih besar dari QSx) sebesar B’E

’. kelebihan itu sama artinya

dengan kuantitas komoditi X yang akan di impor oleh negara 2 berdasarkan harga

relatif P2. Jumlah itu sama dengan B*E

* pada panel B, yang menjadi kedudukan

titik E*,

titik ini melambangkan jumlah atau tingkat permintaan impor komoditi X

dari penduduk di negara 2.

Harga relatif P2, kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2

(yakni B’E

’ dalam panel C) sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang

ditawarkan oleh negara 1 (yaitu BE dalam panel A). hal tersebut diperlihatkan

dalam perpotongan antara kurva D dan kurva S setelah komoditi X

diperdagangkan diantara kedua negara (panel B). Dengan demikian, P2 merupakan

harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional

berlangsung. Dari penel B juga dapat melihat bahwa apabila Px/Py lebih besar

dari P2 maka kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan akan melebihi tingkat

permintaan impor sehingga lambat laun harga komoditi X (Px/Py) akan mengalami

penurunan sehingga pada akhirnya akan sama dengan P2. Tapi apabila Px/Py lebih

kecil dari P2, maka kuantitas impor komoditi X yang diminta akan melebihi

kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan sehingga Px/Py pun akan meningkat

dan pada akhirnya akan sama dengan P2.

Kegiatan ekspor suatu komoditi yang terjadi di pasar internasional tidak

terlepas dari masalah nilai tukar yang terjadi. Nilai tukar adalah harga mata uang

suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual

(Lipsey, 1995). Nilai mata uang ini mempengaruhi kebijakan perdagangan antara

masing – masing negara pengekspor atau pengimpor. Peningkatan atau penurunan

nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi volume

ekspor komoditi yang diperdagangkan. Bertambah mahalnya suatu komoditas

ekspor di pasar internasional sangat ditentukan oleh nilai mata uang suatu negara.

Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang di produksi di dalam

negeri dan dijual di luar negeri (Mankiw, 2003). Faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor dari sisi permintaan adalah :

1. Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri

Selera konsumen dapat mempengaruhi ekspor. Jika produk yang

dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen di luar negeri, maka akan

membuat produk dalam negeri akan diminati di pasar luar negeri.

2. Pendapatan konsumen di dalam negeri dan luar negeri

Pendapatan konsumen berkorelasi positif dengan konsumsi. Semakin

tinggi pendapatan konsumen, maka konsumsinya terhadap barang dan jasa

akan meningkat pula. Produsen akan menjual produk sebanyak-banyaknya

jika pendapatan konsumen di dlam dan lua negeri tinggi.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

13

Sedangkan untuk faktor- faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor jika

dilihat dari sisi penawaran :

1. Harga barang didalam dan luar negeri

Tentunya jika harga jual suatu barang lebih mahal jika dijual ke luar

negeri, maka produsen akan berusaha untuk menjual produknya sebanyak

mungkin ke pasar luar negeri. Sebaliknya jika harga jual suatu produk

lebih mahal di pasar domestik, maka produsen tidak perlu menjual

produknya ke luar negeri.

2. Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan

untuk membeli mata uang asing

Semakin terdepresiasinya nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata

uang internasional yang digunakan dalam perdagangan, maka akan

membuat kegiatan ekspor akan ditingkatkan. Ha tersebut disebabkan

keuntungan yang berlipat yang di dapat dari perbedaan kurs yang terjadi.

3. Biaya angkut barang antar negara

Untuk dapat melakukan perdagangan antar negara, biaya angkut

merupakan faktor yang berpengaruh. Semakin mahalnya biaya angkut

maka akan berdampak terhadap harga jual produk yang semakin tinggi

pula. Jika harga produk yang dijual lebih mahal dari harga produk sejenis,

maka dipastikan penjualannya akan menurun di pasar luar negeri.

4. Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional

Kebijakan- kebijakan pemerintah seperti larangan ekspor, pemberian tarif

ekspor dan lainnya dapat menghambat kegiatan pemerintah juga dapat

meningkatkan kegiatan ekspor seperti pemberian subsidi ekspor,

penurunan pajak untuk kegiatan ekspor dan lain-lain.

Model Ekspor

Ekspor suatu negara merupakan selisih antara produksi domestik dengan

konsumsi atau permintaan domestik negara yang bersangkutan ditambah dengan

stok tahun sebelumnya (Otik, 2009). Secara sistematis perhitungan ekspor suatu

negara dapat ditulis sebagai berikut :

Xt= Qt – Ct + STt - 1

Dimana :

Xt = Volume ekspor

Qt = Volume produksi tahun ke - t

Ct = Volume konsumsi domestik tahun ke - t

STt – 1 = Volume stok akhir tahun sebelumnya (tahun ke t -1)

Komoditi ekspor akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan

masyarakat dalam negeri (konsumsi domestik) atau luar negeri (ekspor),

sedangkan yang tersisa akan menjadi persediaan yang akan dijual pada tahun

berikutnya. Sebagai sebuah fungsi permintaan maka ekspor suatu negara

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan negara tujuan

ekspor terhadap komoditi yang dihasilkan, yaitu harga domestik tujuan ekspor

(HDt), harga impor negara tujuan (HIIt), pendapatan perkapita penduduk negara

tujuan ekspor (YPIt), dan selera penduduk negara tujuan ekspor (SIt). Selain

dipengaruhi oleh faktor-faktor permintaan yang berasal dari negara tujuan ekspor,

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

14

maka faktor harga domestik juga mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara,

disamping itu juga ada dua faktor di pasar internasional yang berpengaruh

terhadap suatu komoditi yaitu harga pasar internasional dan nilai tukar efektif

(Tri, 2009). Berdasarkan uraian diatas secara keseluruhan fungsi ekspor suatu

komoditi menjadi :

Xt = f (HDt, HDt-1, HIIt, YPIt, SIt, HXt, NTt, Xt-1, Dt)

Dimana :

Xt = Volume ekspor tahun ke - t

HDt = Harga domestik tahun ke - t

HDt-1 = Harga domestik negara tujuan ekspor tahun ke - t

HIIt = Harga impor negara tujuan ekspor tahun ke - t

YPIt = Pendapatan perkapita negara tujuan ekspor tahun ke - t

SIt = Selera negara tujuan ekspor tahun ke - t

HXt = Harga ekspor tahun ke - t

NTt = Nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika tahun ke - t

Xt-1 = Volume ekspor tahun lalu (tahun ke t -1)

Dt = Variabel Dummy

Volume ekspor di atas berlaku untuk komoditi pertanian secara umum.

Berdasarkan teori tersebut di atas maka pada saat fungsi tersebut digunakan pada

komoditi tanaman jahe pada penelitian ini ada beberapa peubah yang dikeluarkan

dari fungsi ekspor karena di duga berpengaruh sangat kecil dan ada peubah yang

sulit di duga karena ketidaktersediaan data yang diperlukan. Dari teori tersebut

maka dirumuskan fungsi ekspor tanaman biofarmaka adalah sebagai berikut :

Vt = f (HEt, NTRt, JEt, VEt-1,)

Dimana :

Vt = Volume ekspor

HEt = Harga ekspor

NTRt = Niai tukar rupiah

JEt = Jarak Ekonomi

VEt-1 = Volume ekspor periode sebelumnya

Kerangka Pemikiran Operasional

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tanaman biofarmaka

khusunya jahe, kunyit dan temulawak. Pada penelitian yang akan dilakukan

komoditi yang akan diamati adalah 3 komoditi tanaman biofarmaka yang volume

ekspornya paling besar. Tanaman biofarmaka yang volume ekspornya paling

besar adalah jahe, kunyit dan temulawak. Volume ekspor komoditi-komoditi

tersebut secara umum mengalami peningkatan. Peningkatan volume ekspor

menunjukkan peningkatan penawaran tanaman biofarmaka khususnya jahe, kunyit

dan temulawak di Indonesia.

Negara pengimpor tanaman biofarmaka khususnya jahe, temulawak, dan

kunyit Indonesia yaitu untuk tanaman jahe United Arab Emirat, Argentina,

Australia, Bangladesh, Belgium, Canada, Germany, Egypt, United kingdom,

Japan, Malaysia, Netherlands, New Zealand, Philippines, Pakistan, Qatar, Saudi

Arabia, Singapore, East Timor, Ukraine, United States. Tanaman temulawak yaitu

Japan, Hongkong, Korea, Taiwan, Thailand, Singapore, Philippines, Malaysia,

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

15

Vietnam, India, Pakistan, Bangladesh, Iran, Saudi Arabia, Jordan, Syria Arab,

United Arab Emirat, Bahrain, Australia, United States, Canada, Argentina,

Netherlands, Germany, Italy dan tanaman kunyit yaitu Korea, Malaysia, East

Timor.

Volume ekspor tanaman biofarmaka Indonesia dihadapkan pada

permasalahan fluktuasi volume ekspor, fluktuasi dapat mengakibatkan risiko

terhadap kelanjutan pengembangan ekspor tanaman biofarmaka ke masing-masing

negara tujuan ekspor tersebut. Oleh karena itu kebutuhan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tanaman biofarmaka Indonesia ke

masing-masing negara tujuan ekspornya tersebut penting.

Harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi volume

ekspor komoditi suatu negara ke pasar luar negeri. Tingkat harga tanaman

biofarmaka di dalam negeri (domestik) merupakan penentu dari tinggi rendahnya

volume ekspor Indonesia ke luar negeri. Jika harga tersebut tinggi maka dapat

berpengaruh terhadap penurunan volume ekspor dan jika harga rendah berarti

meningkatnya jumlah ekspor yang berdampak pada perolehan devisa negara yang

meningkat juga.

Pengaruh faktor-faktor dari volume ekspor tanaman biofarmaka Indonesia

yaitu:

a. harga ekspor dimasukkan dalam model penawaran volume ekspor karena

peubah atau variabel harga merupakan faktor penting dalam fungsi

penawaran. Harga merupakan peubah yang sering kali dijadikan

pertimbangan oleh konsumen dalam membeli suatu barang.

b. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara pengimpor dimasukkan dalam

model bertujuan untuk mengetahui seberapa berpengaruh peubah ini terhadap

penawaran ekspor apabila mata uang Rupiah terapresiasi atau terdepresiasi.

Diduga apabila mata uang terapresiasi maka harga komoditas ekspor akan

menjadi lebih mahal, dengan ini akan dilihat apakah secara signifikan akan

berpengaruh terhadap penawaran jahe, kunyit dan temulawak.

c. Jarak ekonomi dimasukkan dalam model karena apabila jarak antara 2 negara

lebih dekat dibanding ke negara lain maka biaya yang dikeluarkan untuk

mengekspor suatu komoditi juga akan lebih kecil, sehingga komoditas ekspor

ke negara yang lebih dekat harganya lebih murah daripada harga ekspor ke

negara yang berjarak lebih jauh, sehingga diduga berpengaruh terhadap

penawaran komoditas tersebut.

d. Volume ekspor periode sebelumnya dimasukkan ke dalam model karena

bertujuan untuk mengetahui seberapa berpengaruh peubah ini terhadap

penawaran ekspor apabila volume ekspor periode sebelumnya mengalami

peningkatan. Diduga apabila volume periode sebelumnya mengalami

peningkatan maka volume ekspor akan meningkat. Dengan ini akan dilihat

apakah secara signifikan akan berpengaruh terhadap penawaran tanaman

biofarmaka khususnya jahe, kunyit dan temulawak Indonesia.

Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

16

Gambar 3 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional

Ekspor Tanaman

Biofarmaka Indonesia

Rekomendasi Kebijakan untuk Pemerintah

Produksi Tanaman

Biofarmaka Indonesia

Ekspor Tanaman Biofarmaka

Indonesia

Harga Ekspor

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika

Jarak Ekonomi

Volume Ekspor Periode Sebelumnya

Plot Data

Perkembangan Volume Ekspor

Tanaman Biofarmaka

Indonesia

Faktor-faktor yang

Memengaruhi Volume Ekspor

Tanaman Biofarmaka Indonesia

Regresi Double Log

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

17

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tanaman

biofarmaka Indonesia ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2011. Data dan

informasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dirjen Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Departemen Pertanian, Perpustakaan LSI IPB, Bank Indonesia,

internet dan bahan bacaan yang sesuai dengan topik penelitian.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

volume ekspor per negara tujuan ekspor per bulan komoditas tanaman biofarmaka

yaitu jahe, kunyit dan temulawak. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian

ini selain data ekspor tanaman biofarmaka yaitu data harga ekspor tanaman

biofarmaka, data nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, data jarak ekonomi,

data volume ekspor periode sebelumnya. Data yang digunakan adalah data

bulanan selama tujuh tahun terakhir yaiutu tahun 2006-2012 dan disesuaikan

dengan ketersediaan data. Data mengenai volume ekpor dan harga ekspor tanaman

biofarmaka diperoleh dari Badan Pusat Statistik, data volume ekspor berupa data

bulanan per negara tujuan ekspor selama tujuh tahun terakhir yaitu diambil lima

negara dominan dan kontinyu negara tujuan ekspor dari Indonesia. Data nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika diperoleh dari Bank Indonesia, sedangkan

jarak ekonomi diperoleh dari mengkalikan antara jarak antar negara tujuan ekspor

yang di kalikan dengan harga minyak dunia. Data harga minyak dunia diperoleh

dari akses internet. Untuk lebih jelasnya jenis dan sumber data dapat dilihat pada

Tabel 6

Tabel 6 Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data

1 Volume Ekspor Tanaman Biofarmaka Badan Pusat Statistik

2 Harga Tanaman Biofarmaka Badan Pusat Statistik

3 Jarak Antar Negara www.googlemap.com

4 Harga Minyak Dunia www.indexmundi.com

5 Nilai Tukar Rupiah terhadap USD Bank Indonesia

Dalam penelitian ini setiap komoditi ekspor (tiga komoditi ekpor) akan

dianalisis satu persatu berdasarkan tujuan negara ekspor. Sehingga apabila setiap

komoditi diambil lima negara tujuan ekspor akan terdapat 15 persamaan regresi

dalam penelitian ini.

Metode Penelitian dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang

menggambarkan kondisi aktual yang telah diketahui melalui pengumpulan data

dan kemudian menganalisis masalah yang ada berdasarkan gambaran kondisi

aktual yang telah dilakukan. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tanaman biofarmaka Indonesia dan plot

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

18

data untuk mengetahui perkembangan ekspor tanaman biofarmaka di Indonesia.

Data yang terkumpul, akan diolah menggunakan aplikasi program Microsoft

Office Excel 2007 , dan Statistical Product and Service Solution ( SPSS 16).

Analisis Data dan Perumusan Model

Fungsi permintaan seringkali dirumuskan dengan menggunakan alat analisis

regresi. Analisis regresi tidak dapat dipisahkan dalam pembahasan berbagai

permasalahan ekonomi yang dirumuskan dalam persamaan matematis dimana

sering disebut sebagai ekonometrika. Dalam analisis regresi salah satu metodenya

adalah OLS (Ordinary Least Square). Dalam analisis data metode yang digunakan

adalah regresi linier berganda dengan persamaan tunggal karena bentuk dan

model mampu menunjukkan berapa persen variabel tak bebas (dependent

variabel) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (independent variabel) dengan nilai

koefisien determinasi (R2). Kemudian variabel-variabel bebas dapat dilihat apakah

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tak bebas dengan melakukan uji-t

dan uji-f serta perhitungannya lebih sederhana (Hanke et al, 2003). Model dugaan

ekspor untuk tanaman biofarmaka Indonesia adalah sebagai berikut :

Ln VEks = b0+b1LnHargat+b2LnNTRt+b3LnJREkot+b4LnVeksst + εt

Dimana :

Vekst = Volume ekspor tanaman biofarmaka Indonesia (kg)

Hargat = Harga ekspor tanaman biofarmaka Indonesia (US$)/kg

NTRt = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Rp/US$

JREkot = Jarak ekonomi dari Indonesia ke negara inportir

Veksst = Volume ekspor periode sebelumnya (kg)

b0 = intersep

b1 = koefisien regresi (i = 1,2,3…..)

εt = error

Nilai dugaan parameter yang diharapkan adalah

b1 > 0

b2 b3 b4 < 0

Pengujian Model

Pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor biofarmaka

Indonesia, terdapat beberapa kriteria pengujian statistik yaitu koefisisen

determinasi yang disesuaikan atau R-Sq (adj), uji-f dan uji-t.

Koefisien Determinasi yang Disesuaikan

Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Semakin besar

koefisien determinasi, maka model semakin baik (Nacrhrowi dan Usman, 2002).

Regresi berganda yang mempunyai variabel bebas lebih dari dua, dianjurkan

penggunaan koefisisen determinasi yang disesuaikan atau R-Sq (adj) (Santoso,

1999).

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

19

Uji R2

digunakan untuk mengukur keragaman variabel dependen yang dapat

diterangkan oleh variabel independen. Koefisisen determinasi adalah proporsi

variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

penjelasnya. Perhitungan untuk memperoleh nilai R2 :

R2

(adj) = 1-(1-R2) (n-1)

(n-k)

Dimana :

R2(adj) = Koefisien determinasi yang disesuaikan

R2

= Koefisien determinasi

n = Jumlah sampel

k = Jumlah parameter

Rumus tersebut menjelaskan jika k>1 maka R2

(adj) < R2, yang berarti

bahwa apabila banyaknya variabel bebas ditambah, R2

(adj) dan R2

akan sama-

sama meningkat, tetapi peningkatan R2

(adj) lebih kecil dari R2

(adj) dapat positif

atau negatif, walaupun R2

selalu non negatif, jika R2

(adj) nilainya dianggap 0

(R2=0).

Uji-F

Uji-f digunakan untuk melihat apakah variabel penjelas secara bersama-

sama (simultan) berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Nachrowi dan Usman,2002). Langkah-langkah analisis dalam

pengujian hipotesis terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variasi nilai independen adalah sebagai berikut :

1. Perumusan Hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 = ………….= bk = 0

H1 : minimal ada satu koefisien yang ≠ 0

2. Perhitungan niali kritis distribusi F (F-tabel) dan F-hitung

Fhitung = e2 / (k-1)

(1-e2) / (n-k)

Dimana :

e2

/ (k-1) = Jumlah kuadrat regresi

(1-e2) = Jumlah kuadrat sisa

n = Jumlah sampel

k = Jumlah parameter

3. Kriteria Uji

Fhitung > Ftabel (k-1) (n-k) maka tolak H0

Fhitung > Ftabel (k-1) (n-k) maka terima H0

Kesimpulan jika tolak H0, maka secara bersama-sama variabel-variabel

independen dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel dependen,

demikian sebaliknya apabila menerima H0.

Uji-t

Uji-t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji-t digunakan untuk melihat apakah

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

20

variabel penjelas secara individu berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (Nachrowi dan Usman, 2006).

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien

regresi adalah :

1. Perumusan Hipotesis

H0 : bi = 0

H1 : bi ≠ 0

2. Penentuan Nilai Kritis

Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi

dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan

memperhatikan tingkat signifikan (α) dan banyaknya sampel yang

digunakan.

3. Uji Statistik

Fhitung = bi derajat bebas (n-k)

Se (bi)

Dimana :

Se (bi) = Standar deviasi untuk parameter ke-i

bi = Koefisien regresi atau parameter

Kriteria uji :

Fhitung > Ftabel (k-1) (n-k) maka tolak H0

Fhitung > Ftabel (k-1) (n-k) maka terima H0

Kesimpulan jika tolak hipotesis H0, bearti peubah yang diuji berpengaruh

nyata terhadap peubah tidak bebas, demikian sebaliknya apabila menerima

H0.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi timbul ketika sederetan pengamatan dari waktu ke waktu

saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Hanke, et al, 2003). Persoalan

autokorelasi sering dijumpai pada data yang memperhitungkan waktu atau time

series. Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linear

antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu.

DW = Σ (et – et-1)2

Σet2

Dimana :

DW = Nilai Durbin Watson

et = Resedual periode waktu ke t

et-1 = Resedual periode waktu ke t-1

Menurut Hanke et al, (2003) nilai statistik hitung durbin Watson akan

dibandingkan dengan batas atas (U) dan batas bawah (L). Kriterianya sebagai

berikut :

1. Jika DW > U simpulkan H0 : ρ = 0, tidak terdapat autokorelasi positif

2. Jika DW < L simpulkan H0 : ρ > 0, terdapat autokorelasi positif

3. Jika DW berada diatara batas atas dan bawah (L < DW < U) pengujuan

tidak dapat disimpulkan

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

21

Uji Multikolinearitas

Koliniearitas adalah adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak

diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi, sedangkan multikolinieritas

menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Apabila

terjadi kolinieritas sempurna maka koefisien regresi dari variabel X tidak dapat

ditentukan (indeterminate) dan standar errornya tak terhingga (infinite). Jika

kolinieritas kurang sempurna, walau koefisien regresi dari variabel X dapat

ditentukan (determinate), tetapi standar errornya tinggi, yang berarti koefisien

regresi tidak dapat diperkirakan dalam ketelitian yang tinggi. Dapat disimpulkan

semakin kecil korelasi antara variabel bebasnya maka semakin baik model regresi

yang akan diperoleh.

Ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model dapat diketahui dengan

melihat beberapa ciri sebagai berikut:

a. Kolinearitas sering dapat diduga jika R2

cukup tinggi (antara 0,7-1) dan jika

koefisien korelasi sederhana juga tinggi, tetapi tak satupun atau sedikit sekali

koefisien regresi parsial yang signifikan antara individu, dipihak lain uji F

menolak H0 yang mengatakan bahwa secara simultan seluruh koefisien

regresi parsial nilainya nol.

b. Koefisien korelasi sederhana nilainya tinggi tetapi belum tentu terjadi

multikolinear, tetapi harus dilihat juga koefisien korelasi parsial.

c. Kolinearitas timbul disebabkan adanya satu atau lebih variabel bebas yang

berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas

lainnya, salah satu cara untuk mengetahui variabel bebas X yang mana

berkorelasi dengan variabel lainnya ialah dengan membuat regresi setiap Xi

terhadap sisa variabel lainnya dan menghitung R2

yang cocok dan diberi

simbol Ri2.

Elastisitas dari Model Regresi Double Lag

Analisis elastisitas bertujuan untuk mengetahui %tase perubahan volume ekspor

tanaman biofarmaka yang ditawarkan (Y) terhadap perubahan 1% pada salah satu

variabel bebas yang memengaruhinya (Xi). Perhitungan elastisitas rata-rata

menurut Gujarati (2006) adalah sebagai berikut:

E = (dY) (rata-rata Y)

(dX) (rata-rata X)

Dimana: E = elastisitas rata-rata

dY = turunan pertama fungsi penawaran Yi terhadap variabel Xi

dX

Kriteria uji :

1. Apakah nilai elastisitas lebih besar dari 1 (E>1), dikatakan elastisitas karena

perubahan satu% variabel bebas mengakibatkan perubahan variabel tak bebas

sebesar lebih dari satu %

2. Apabila nilai elastisitas antara nol dan satu (0<E<1), dikatakan inelastis

karena perubahan satu% pada variabel bebas menyebabkan perubahan kurang

dari satu% pada variabel tak bebasnya.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

22

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI VOLUME EKSPOR TANAMAN

BIOFARMAKA INDONESIA

Tahap petama akan dilakukan interpretasi plot data dari penawaran ekspor

tanaman biofarmaka (jahe, kunyit, temulawak) yang di ekspor ke negara tujuan,

masing-masing 5 negara tujuan ekspor. Tahap kedua dilakukan interpretasi hasil

pengolahan regresi double log untuk menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi ekspor tanaman biofarmaka Indonesia.

Hasil dari penelitian ini merupakan jawaban dari tujuan penelitian yang

penulis lakukan. Hasil analisis faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor

tanaman biofarmaka Indonesia terangkum pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat

dilihat faktor yang secara nyata memengaruhi volume ekspor tanaman biofarmaka

Indonesia adalah harga ekspor, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, jarak

ekonomi dan volume ekspor periode sebelumnya. Untuk ekspor jahe ke Jepang

faktor yang memengaruhi yaitu volume ekspor periode sebelumnya, ekspor jahe

ke Malaysia faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor jahe dan volume ekspor

periode sebelumnya, ekspor jahe ke Singapura faktor yang memengaruhi yaitu

jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan volume ekspor

periode sebelumnya, ekspor jahe ke Amerika Serikat tidak ada faktor yang

memengaruhi.

Berdasarkan analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kunyit yaitu

untuk ekspor kunyit ke Saudi Arabia faktor yang memengaruhi yaitu nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar Amerika, ekspor kunyit ke Singapura faktor yang

memengaruhi yaitu volume ekspor periode sebelumnya, ekspor kunyit ke

Hongkong tidak ada faktor yang memengaruhi, ekspor kunyit ke Amerika Serikat

faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume ekspor periode

sebelumnya, ekspor kunyit ke Malaysia tidak ada faktor yang memengaruhi.

Ekspor temulawak ke Netherland faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor,

ekspor temulawak ke Amerika Serikat faktor yang memengaruhi yaitu harga

ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya, ekspor temulawak ke Jepang

faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume ekspor periode

sebelumnya, ekspor temulawak ke India faktor yang memengaruhi yaitu harga

ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya, ekspor temulawak ke Vietnam

faktor yang memengaruhi yaitu jarak ekonomi dan volume ekspor periode

sebelumnya.

Berdasarkan kriteria statistik faktor-faktor yang memengaruhi volume

ekspor tanaman biofarmaka Indonesia tersebut memang sudah sesuai atau

berpengaruh secara nyata. Selanjutnya berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian

ini yaitu mengenai faktor apa saja yang memengaruhi volume ekspor tanaman

biofarmaka Indonesia dan bagaimana perkembangan ekspornya pada setiap

komoditi dan negara tujuan ekspornya.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

23

Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang

Urutan volume ekspor jahe Indonesia ke Jepang berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor jahe pada

tahun 2006 sebesar 2.767.648 kg, ekspor jahe pada tahun 2007 sebesar 1.363.935

kg, ekspor jahe pada tahun 2008 sebesar 1.862.161 kg, ekspor jahe pada tahun

2009 sebesar 1.308.478 kg, ekspor jahe pada tahun 2010 sebesar 442.589 kg,

ekspor jahe pada tahun 2011 sebesar 367.104 kg, ekspor jahe pada tahun 2012

sebesar 258.021 kg. Ekspor jahe Indonesia ke Jepang terbesar terjadi pada tahun

2006 yaitu sebesar 2.767.648 kg. Grafik perkembangan volume ekspor jahe

Indonesia ke Jepang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Jepang tahun

2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke Jepang

adalah volume ekspor periode sebelumnya pada taraf nyata 5%, sedangkan harga

jahe ekspor, jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tidak

berpengaruh nyata terhadap ekspor jahe ume Indonesia ke Jepang. Pada

persamaan regresi diperoleh koefisien (slope) Ln volume ekspor periode

sebelumnya sebesar 0.395, hal ini berarti apabila volume ekspor jahe Indonesia ke

Jepang mengalami peningkatan maka volume ekspor jahe Indonesia ke Jepang

akan meningkat sebesar 0.395%. Koefisien Ln harga diperoleh nilai sebesar (-

0.565), hal ini berarti pada saat harga ekspor jahe mengalami peningkatan maka

volume ekspor jahe Indonesia ke Jepang turun sebesar 0.565%, koefisien Ln nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar (-0.209), hal ini berarti pada saat

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami peningkatan maka volume

ekspor jahe Indonesia ke jepang turun sebesar 0.209%, koefisien Ln jarak

ekonomi sebesar (-1.167), hal ini berarti nilai jarak ekonomi naik sebesar 1%

maka volume ekspor jahe Indonesia ke Jepang turun sebesar 1.167%. Dari

pengolahan data diperoleh nilai R-square sebesar 23.7%, yang berarti keragaman

Ln volume ekspor (Y) mampu dijelaskan oleh Ln volume ekspor periode

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

24

sebelumnya, Ln harga, Ln jarak ekonomi dan Ln nilai tukar rupiah, sedangkan

sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

Evaluasi model regresi ekspor jahe Indonesia ke Jepang yang pertama

adalah uji normalitas, dari hasil uji kenormalan diperoleh P-value sebesar 0.14

lebih besar dari taraf nyata 5%, yang berarti residual terdestribusi normal.

Masalah multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF setiap variable bebasnya

(X), hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu peubah X pun yang

memiliki nilai VIF lebih dari dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya

masalah autokolerasi antara variable bebas dalam model dapat dilakukan dengan

melakukan uji Durbin-Watson, dari hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai

sebesar 1.752 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi

dalam model. Output analisis regresi ekspor jahe Indonesia ke Jepang dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Ekspor Jahe Indonesia ke Singapura

Urutan volume ekspor jahe Indonesia ke Singapura berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor jahe pada

tahun 2006 sebesar 789.911 kg, ekspor jahe pada tahun 2007 sebesar 1.664.678 kg,

ekspor jahe pada tahun 2008 sebesar 2.338.898 kg, ekspor jahe pada tahun 2009

sebesar 1.753.975 kg, ekspor jahe pada tahun 2010 sebesar 307.854 kg, ekspor

jahe pada tahun 2011 sebesar 202.755 kg, ekspor jahe pada tahun 2012 sebesar

344.501 kg. Ekspor jahe Indonesia ke Singapura terbesar terjadi pada tahun 2008

yaitu sebesar 2.338.898 kg. Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke

Singapura dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Singapura

tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Jahe Indonesia ke Singapura

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke

Singapura adalah jarak ekonomi , nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

25

volume ekspor periode sebelumnya pada taraf nyata 5%, sedangkan harga jahe

ekspor tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor jahe Indonesia ke Singapura.

Pada persamaan regresi diperoleh koefisien (slope) Ln jarak ekonomi sebesar

1.559, hal ini berarti apabila nilai jarak ekonomi naik sebesar 1% maka volume

ekspor jahe Indonesia ke Singapura mengalami peningkatan sebesar 1.559%.

Koefisien Ln nilai tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika sebesar sebesar 7.717,

hal ini berarti pada saat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami

peningkatan maka volume ekspor jahe Indonesia ke singapura mengalami

peningktan sebesar 7.717%. Koefisien Ln volume ekspor periode sebelumnya

sebesar 0.546, hal ini bearti bahwa volume ekspor periode sebelumnya mengalami

peningktan maka volume ekspor jahe indonesia ke Singapura meningkat sebesar

0.546%. Koefisien Ln harga sebesar 0.655, hal ini berarti bahwa harga ekspor jahe

mengalami peningkatan sebesar satu dollar maka volume ekspor jahe Indonesia ke

Singapura mengalami peningkatan sebesar 0.655%. Dari pengolahan data

diperoleh nilai R-square sebesar 55.8%, yang berarti keragaman Ln volume

ekspor (Y) mampu dijelaskan oleh Ln volume ekspor periode sebelumnya, Ln

harga, Ln jarak ekonomi dan Ln nilai tukar rupiah, sedangkan sisanya dijelaskan

oleh faktor lain.

Evaluasi model regresi ekspor jahe Indonesia ke Singapura yang pertama

adalah uji normalitas, dari hasil uji kenormalan diperoleh P-value sebesar 0.96

lebih besar dari taraf nyata 5%, yang berarti residual terdestribusi normal.

Masalah multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF setiap variable bebasnya

(X), hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu peubah X pun yang

memiliki nilai VIF lebih dari dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya

masalah autokolerasi antara variable bebas dalam model dapat dilakukan dengan

melakukan uji Durbin-Watson, dari hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai

sebesar 0.603 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi

dalam model. Output analisis regresi ekspor jahe Indonesia ke singapura dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Ekspor Jahe Indonesia ke Malaysia

Urutan volume ekspor jahe Indonesia ke Malaysia berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor jahe pada

tahun 2006 sebesar 144.236 kg, ekspor jahe pada tahun 2007 sebesar 1.602.286

kg, ekspor jahe pada tahun 2008 sebesar 3.660.006 kg, ekspor jahe pada tahun 2009

sebesar 1.670.388 kg, ekspor jahe pada tahun 2010 sebesar 647.041 kg, ekspor

jahe pada tahun 2011 sebesar 77.485 kg, ekspor jahe pada tahun 2012 sebesar

159.872 kg. Ekspor jahe Indonesia ke Malaysia terbesar terjadi pada tahun 2008

yaitu sebesar 3.660.006 kg. Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke

Malaysia dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

26

Gambar 6 Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Malaysia tahun

2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Jahe Indonesia ke Malaysia

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke

Malaysia adalah harga ekspor jahe dan volume ekspor periode sebelumnya pada

taraf nyata 5%, sedangkan jarak ekonomi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor jahe Indonesia ke Malaysia.

Pada persamaan regresi diperoleh koefisien (slope) Ln harga sebesar 1.627, hal ini

berarti apabila harga ekspor jahe mengalami peningkatan sebesar satu Dollar

maka volume ekspor jahe Indonesia ke Malaysia meningkat sebesar 1.627%.

Koefisien Ln volume ekspor periode sebelumnya sebesar 0.260, hal ini berarti

bahwa volume ekspor periode sebelumnya mengalami peningkatan satu kilogram

maka volume ekspor jahe Indonesia ke malaysia mengalami peningkatan sebesar

0.260%. Koefisien Ln jarak ekonomi sebesar 1.206 hal ini berarti bahwa setiap

nilai jarak ekonomi naik sebesar 1% maka volume ekspor jahe Indonesia ke

Malaysia meningkat sebesar 1.206%. Koefisien nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika sebesar 5.456 maka setiap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

mengalami peningkatan sebesar satu dollar maka akan mengakibatkan volume

ekspor jahe Indonesia ke Malaysia meningkat sebesar 5.456%. Dari pengolahan

data diperoleh nilai R-square sebesar 41.4%, yang berarti keragaman Ln volume

ekspor (Y) mampu dijelaskan oleh Ln volume ekspor periode sebelumnya, Ln

harga, Ln jarak ekonomi dan Ln nilai tukar rupiah, sedangkan sisanya dijelaskan

oleh faktor lain.

Evaluasi model regresi ekspor jahe Indonesia ke Malaysia yang pertama

adalah uji normalitas, dari hasil uji kenormalan diperoleh P-value sebesar 0.27

lebih besar dari taraf nyata 5%, yang berarti residual terdestribusi normal.

Masalah multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF setiap variable bebasnya

(X), hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu peubah X pun yang

memiliki nilai VIF lebih dari dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

27

masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya

masalah autokolerasi antara variable bebas dalam model dapat dilakukan dengan

melakukan uji Durbin-Watson, dari hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai

sebesar 0.639 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi

dalam model. Output analisis regresi ekspor jahe Indonesia ke Malaysia dapat

dilihat pada Lampiran 4.

Ekspor Jahe Indonesia ke Saudi Arabia

Urutan volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor jahe pada

tahun 2006 sebesar 299.918 kg, ekspor jahe pada tahun 2007 sebesar 327.865 kg,

ekspor jahe pada tahun 2008 sebesar 342.755 kg, ekspor jahe pada tahun 2009

sebesar 326.017 kg, ekspor jahe pada tahun 2010 sebesar 94.632 kg, ekspor jahe

pada tahun 2011 sebesar 193.621 kg, ekspor jahe pada tahun 2012 sebesar 344.501

kg. Ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 342.755 kg. Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi

Arabia dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia

tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Jahe Indonesia ke Saudi Arabia

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke Saudi

Arabia adalah harga ekspor jahe, jarak ekonomi dan volume ekspor periode

sebelumnya pada taraf nyata 5%, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia.

Pada persamaan regresi diperoleh koefisien (slope) Ln harga sebesar (-0.586), hal

ini berarti apabila harga ekspor jahe mengalami peningkatan sebesar satu Dollar

maka volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia turun sebesar 0.586%.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

28

Koefisien Ln jarak ekonomi sebesar 0.918, hal ini berarti bahwa setiap nilai jarak

ekonomi naik sebesar 1% maka volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia

meningkat sebesar 0.918%. Koefisien Ln volume ekspor periode sebelumnya

sebesar 0.500, hal ini berarti bahwa volume ekspor periode sebelumnya

mengalami peningkatan satu kilogram maka volume ekspor jahe Indonesia ke

Saudi Arabia mengalami peningkatan sebesar 0.500%. Koefisien nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar 2.820 maka setiap nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika mengalami peningkatan sebesar satu dollar maka akan

mengakibatkan volume ekspor jahe Indonesia ke Malaysia meningkat sebesar

2.820%. Dari pengolahan data diperoleh nilai R-square sebesar 39.5%, yang

berarti keragaman Ln volume ekspor (Y) mampu dijelaskan oleh Ln volume

ekspor periode sebelumnya, Ln harga, Ln jarak ekonomi dan Ln nilai tukar rupiah,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

Evaluasi model regresi ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia yang

pertama adalah uji normalitas, dari hasil uji kenormalan diperoleh P-value sebesar

0.16 lebih besar dari taraf nyata 5%, yang berarti residual terdestribusi normal.

Masalah multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF setiap variable bebasnya

(X), hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu peubah X pun yang

memiliki nilai VIF lebih dari dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya

masalah autokolerasi antara variable bebas dalam model dapat dilakukan dengan

melakukan uji Durbin-Watson, dari hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai

sebesar 0.907 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi

dalam model. Output analisis regresi ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia dapat

dilihat pada Lampiran 5.

Ekspor Jahe Indonesia ke Amerika Serikat

Urutan volume ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat berdasarkan

urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor jahe

pada tahun 2006 sebesar 252.011 kg, ekspor jahe pada tahun 2007 sebesar 492.927

kg, ekspor jahe pada tahun 2008 sebesar 325.732 kg, ekspor jahe pada tahun 2009

sebesar 666.535 kg, ekspor jahe pada tahun 2010 sebesar 208.035 kg, sedangkan

pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ada jumlah volume ekspor jahe Indonesia

ke Amerika serikat. Ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat terbesar terjadi

pada tahun 2009 yaitu sebesar 666.535 kg. Grafik perkembangan volume ekspor

jahe Indonesia ke Amerika Serikat dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

29

Gambar 8 Grafik perkembangan volume ekspor jahe Indonesia ke Amerika

Serikat tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Jahe Indonesia ke Amerika

Serikat

Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke

Amerika Serikat adalah harga ekspor jahe, jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika dan volume ekspor periode sebelumnya pada taraf nyata

5%, Pada persamaan regresi diperoleh koefisien (slope) Ln harga sebesar (-0.917),

hal ini berarti apabila harga ekspor jahe mengalami peningkatan sebesar satu

Dollar maka volume ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat turun sebesar

0.917%. Koefisien Ln jarak ekonomi sebesar 0.753, hal ini berarti bahwa setiap

nilai jarak ekonomi naik sebesar 1% maka volume ekspor jahe Indonesia ke

Amerika Serikat meningkat sebesar 0.753%. Koefisien nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika sebesar 3.020 maka setiap nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika mengalami peningkatan sebesar satu dollar maka akan

mengakibatkan volume ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat meningkat

sebesar 3.020%. Koefisien Ln volume ekspor periode sebelumnya sebesar 0.165,

hal ini berarti bahwa volume ekspor periode sebelumnya mengalami peningkatan

satu kilogram maka volume ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat mengalami

peningkatan sebesar 0.165%. Dari pengolahan data diperoleh nilai R-square

sebesar 80%, yang berarti keragaman Ln volume ekspor (Y) mampu dijelaskan

oleh Ln volume ekspor periode sebelumnya, Ln harga, Ln jarak ekonomi dan Ln

nilai tukar rupiah, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

Evaluasi model regresi ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat yang

pertama adalah uji normalitas, dari hasil uji kenormalan diperoleh P-value sebesar

0.16 lebih besar dari taraf nyata 5%, yang berarti residual terdestribusi normal.

Masalah multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF setiap variable bebasnya

(X), hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu peubah X pun yang

memiliki nilai VIF lebih dari dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

30

masalah autokolerasi antara variable bebas dalam model dapat dilakukan dengan

melakukan uji Durbin-Watson, dari hasil uji Durbin-Watson diperoleh nilai

sebesar 1.128 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi

dalam model. Output analisis regresi ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat

dapat dilihat pada Lampiran 6.

Ekspor Kunyit Indonesia ke Saudi Arabia

Urutan volume ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia berdasarkan

urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor kunyit

pada tahun 2006 sebesar 164.509 kg, ekspor kunyit pada tahun 2007 sebesar

123.962 kg, ekspor kunyit pada tahun 2008 sebesar 2.777 kg, ekspor kunyit pada

tahun 2009 sebesar 121.920 kg, ekspor kunyit pada tahun 2010 sebesar 54.843 kg,

sedangkan pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ada jumlah volume ekspor

kunyit Indonesia ke Saudi Arabia. Ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia

terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 164.509 kg. Grafik perkembangan

volume ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Grafik perkembangan ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia tahun

2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kunyit Indonesia ke Saudi

Arabia

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke Saudi

Arabia adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sedangkan harga

ekspor , jarak ekonomi dan volume ekspor periode sebelumnya tidak berpengaruh

terhadap ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia. Hal ini dapat diketahui dari

hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log dimana nilai P-

value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5%.

Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,001dimana

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

31

lebih kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan pada taraf 5% atau secara

bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan

baik perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

31,4%, yang berarti 31,4% perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke Saudi

Arabia dapat dijelaskan oleh variasi veriabel bebas dalam model sedangkan 68,6%

dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperolh P-value sebesar 0,565 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung milai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak tertadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor kunyit Indonesia ke Saudi Arabia. Output analisis regresi ekspor

kunyit Indonesia ke saudi Arabia dapat dilihat pada Lampiran 8.

Ekspor Kunyit Indonesia ke Singapura

Urutan volume ekspor kunyit Indonesia ke Singapura berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor kunyit pada

tahun 2006 sebesar 37.230 kg, ekspor kunyit pada tahun 2007 sebesar 54.974 kg,

ekspor kunyit pada tahun 2008 sebesar 140.699 kg, ekspor kunyit pada tahun 2009

sebesar 150.529 kg, ekspor kunyit pada tahun 2010 sebesar 62.284 kg, sedangkan

pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ada jumlah volume ekspor kunyit Indonesia

ke Singapura. Ekspor kunyit Indonesia ke Singapura terbesar terjadi pada tahun

2009 yaitu sebesar 150.529 kg. Grafik perkembangan volume ekspor kunyit

Indonesia ke Singapura dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik perkembangan volume ekspor kunyit Indonesia ke Singapura

tahun 2006-2012

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

32

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kunyit Indonesia ke Singapura

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke

Singapura adalah volume ekspor periode sebelumnya sedangkan harga ekspor ,

jarak ekonomi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tidak berpengaruh

terhadap ekspor kunyit Indonesia ke Singapura. Hal ini dapat diketahui dari hasil

pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log dimana nilai P-value

dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5%. Hasil

uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,000 dimana lebih

kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan pada taraf 5% atau secara

bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan

baik perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke Singapura.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

46,6%, yang berarti 46,6% perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke

Singapura dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

53,4% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperolh P-value sebesar 0,136 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak tertadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor kunyit Indonesia ke Singapura. Output analisis regresi ekspor

kunyit Indonesia ke Singapura dapat dilihat pada Lampiran 9.

Ekspor Kunyit Indonesia ke Hongkong

Urutan volume ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor kunyit pada

tahun 2006 sebesar 22.908 kg, ekspor kunyit pada tahun 2007 sebesar 18.689 kg,

ekspor kunyit pada tahun 2008 sebesar 21.082 kg, ekspor kunyit pada tahun 2009

sebesar 32.426 kg, ekspor kunyit pada tahun 2010 sebesar 10.875 kg, sedangkan

pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ada jumlah volume ekspor kunyit Indonesia

ke Hongkong. Ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong terbesar terjadi pada tahun

2009 yaitu sebesar 32.426 kg. Grafik perkembangan volume ekspor kunyit

Indonesia ke Hongkong dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

33

Gambar 11 Grafik perkembangan volume ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong

tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kunyit Indonesia ke Hongkong

Harga ekspor, jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

dan volume ekspor periode sebelumnya tidak berpengaruh terhadap ekspor kunyit

Indonesia ke Hongkong. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan

menggunakan regresi double-log dimana nilai P-value dari variabel tersebut lebih

besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5%. Hasil uji model atau uji F

diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,048 dimana lebih kecil dari alpha 0,05

yang bearti model signifikan pada taraf 5% atau secara bersama-sama semua

variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan baik perubahan volume

ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

20,9%, yang berarti 20,9% perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke

Hongkong dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

79,1% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,053 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak tertadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong. Output analisis regresi ekspor

kunyit Indonesia ke Hongkong dapat dilihat pada Lampiran 10.

Ekspor Kunyit Indonesia ke Amerika Serikat

Urutan volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat berdasarkan

urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor kunyit

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

34

pada tahun 2006 sebesar 372.613 kg, ekspor kunyit pada tahun 2007 sebesar

219.345 kg, ekspor kunyit pada tahun 2008 sebesar 375.943 kg, ekspor kunyit pada

tahun 2009 sebesar 473.676 kg, ekspor kunyit pada tahun 2010 sebesar 199.183 kg,

sedangkan pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ada jumlah volume ekspor

kunyit Indonesia ke Amerika Serikat. Ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat

terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 473.676 kg. Grafik perkembangan

volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat dapat dilihat pada Gambar

12.

Gambar 12 Grafik perkembangan volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke

Amerika Serikat adalah harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya

sedangkan jarak ekonomi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tidak

berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat. Hal ini dapat

diketahui dari hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log

dimana nilai P-value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf

signifikan 5%. Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar

0,000 dimana lebih kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan pada taraf

5% atau secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu

menjelaskan dengan baik perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

76,9%, yang berarti 76,9% perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke

Amerika Serikat dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model

sedangkan 23,1% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperolh P-value sebesar 0,246 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

35

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak tertadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat. Output analisis regresi ekspor

kunyit Indonesia ke Amerika serikat dapat dilihat pada Lampiran 10.

Ekspor Kunyit Indonesia ke Malaysia

Urutan volume ekspor kunyit Indonesia ke Malaysia berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor kunyit pada

tahun 2006 sebesar 30.261 kg, ekspor kunyit pada tahun 2007 sebesar 24.225 kg,

ekspor kunyit pada tahun 2008 sebesar 248.287 kg, ekspor kunyit pada tahun 2009

sebesar 345.922 kg, ekspor kunyit pada tahun 2010 sebesar 229.272 kg, ekspor

kunyit pada tahun 2011 sebesar 35.086 kg, ekspor kunyit pada tahun 2012 sebesar

230.980 kg. Ekspor kunyit Indonesia ke Malaysia terbesar terjadi pada tahun 2009

yaitu sebesar 345.922 kg. Grafik perkembangan volume ekspor kunyit Indonesia

ke Malaysia dapat dilihat pada Gamabar 13.

Gambar 13 Grafik perkembangan volume ekspor kunyit Indonesia ke Malaysia

tahun 2006-20012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kunyit Indonesia ke Malaysia

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke

Malaysia adalah jarak ekonomi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

sedangkan harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya tidak

berpengaruh terhadap ekspor kunyit Indonesia ke malaysia. Hal ini dapat

diketahui dari hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log

dimana nilai P-value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf

signifikan 5%. Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar

0,058 dimana lebih kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan pada taraf 5

persen atau secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

36

menjelaskan dengan baik perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

12,2%, yang berarti 12,2% perubahan volume ekspor kunyit Indonesia ke

Malaysia dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

87,8% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperolh P-value sebesar 0,119 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor kunyit Indonesia ke Malaysia. Output analisis regresi ekspor kunyit

Indonesia ke Malaysia dapat dilihat pada Lampiran 11.

Ekspor Temulawak Indonesia ke Netherland

Urutan volume ekspor temulawak Indonesia ke Netherland berdasarkan

urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor

temulawak pada tahun 2006 sebesar 53.776 kg, ekspor temulawak pada tahun

2007 sebesar 204.917 kg, ekspor temulawak pada tahun 2008 sebesar 109.220 kg,

ekspor temlawak pada tahun 2009 sebesar 641.416 kg, ekspor temulawak pada

tahun 2010 sebesar 103.266 kg, ekspor temulawak pada tahun 2011 sebesar 50.338

kg, ekspor temulawak pada tahun 2012 sebesar 10.728 kg. Ekspor temulawak

Indonesia ke Netherland terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 641.416

kg. Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke Netherland

dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Netherland tahun 2006-2012

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

37

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Temulawak Indonesia ke

Netherland

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke

netherland adalah harga ekspor dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

sedangkan jarak ekonomi dan volume ekspor periode sebelumnya tidak

berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke netherland. Hal ini dapat

diketahui dari hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log

dimana nilai P-value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf

signifikan 5%. Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar

0,000 dimana lebih kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan pada taraf

5% atau secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu

menjelaskan dengan baik perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Netherland.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

25,5%, yang berarti 25,5% perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Netherland dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

74,5% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,347 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor temulawak Indonesia ke Netherland. Output analisis regresi ekspor

temulawak Indonesia ke Netherland dapat dilihat pada Lampiran 13.

Ekspor Temulawak Indonesia ke Amerika Serikat

Urutan volume ekspor temulawak Indonesia ke Amerika Serikat

berdasarkan urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah

ekspor temulawak pada tahun 2006 sebesar 372.613 kg, ekspor temulawak pada

tahun 2007 sebesar 219.345 kg, ekspor temulawak pada tahun 2008 sebesar

375.943 kg, ekspor temlawak pada tahun 2009 sebesar 473.676 kg, ekspor

temulawak pada tahun 2010 sebesar 199.183 kg, ekspor temulawak pada tahun

2011 sebesar 249.797 kg, ekspor temulawak pada tahun 2012 sebesar 97.558 kg.

Ekspor temulawak Indonesia ke Amerika serikat terbesar terjadi pada tahun 2009

yaitu sebesar 473.676 kg. Grafik perkembangan volume ekspor temulawak

Indonesia ke Amerika Serikat dapat dilihat pada Gambar 15.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

38

Gambar 15 Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat adalah harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya

sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan jarak ekonomi tidak

berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke Amerika Serikat. Hal ini

dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-

log dimana nilai P-value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada

taraf signifikan 5%. Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar

sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari alpha 0,05 yang bearti model signifikan

pada taraf 5 persen atau secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model

mampu menjelaskan dengan baik perubahan volume ekspor temulawak Indonesia

ke Amerika Serikat.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

60,3%, yang berarti 60,3% perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model

sedangkan 39,7% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,389 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,05, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor temulawak Indonesia ke Amerika Serikat. Output analisis regresi

ekspor temulawak Indonesia ke Amerika serikat dapat dilihat pada Lampiran 14.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

39

Ekspor Temulawak Indonesia ke Jepang

Urutan volume ekspor temulawak Indonesia ke Jepang berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor temulawak

pada tahun 2006 sebesar 178.101 kg, ekspor temulawak pada tahun 2007 sebesar

236.936 kg, ekspor temulawak pada tahun 2008 sebesar 168.233 kg, ekspor

temlawak pada tahun 2009 sebesar 144.420 kg, ekspor temulawak pada tahun 2010

sebesar 29.583 kg, ekspor temulawak pada tahun 2011 sebesar 16.059 kg, ekspor

temulawak pada tahun 2012 sebesar 9.346 kg. Ekspor temulawak Indonesia ke

Jepang terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 236.936 kg. Grafik

perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke Jepang dapat dilihat pada

Gambar 16.

Gambar 16 Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke Jepang

tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Temulawak Indonesia ke Jepang

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke

Jepang adalah harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya sedangkan

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan jarak ekonomi tidak berpengaruh

terhadap ekspor temulawak Indonesia ke Jepang. Hal ini dapat diketahui dari hasil

pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log dimana nilai P-value

dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5%. Hasil

uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,000 dimana lebih

kecil dari alpha 0,05 yang berarti model signifikan pada taraf 5% atau secara

bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan

baik perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke Jepang.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

70,3%, yang berarti 70,3% perubahanan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Jepang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

29,7% dijelaskan oleh faktor lain.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

40

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,018 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,01, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor temulawak Indonesia ke Jepang. Output analisis regresi ekspor

temulawak Indonesia ke Jepang dapat dilihat pada Lampiran 15.

Ekspor Temulawak Indonesia ke India

Urutan volume ekspor temulawak Indonesia ke India berdasarkan urutan

ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor temulawak

pada tahun 2006 sebesar 2.030.181 kg, ekspor temulawak pada tahun 2007 sebesar

914.660 kg, ekspor temulawak pada tahun 2008 sebesar 1.214.759 kg, ekspor

temlawak pada tahun 2009 sebesar 3.037.605 kg, ekspor temulawak pada tahun

2010 sebesar 2.565.243 kg, ekspor temulawak pada tahun 2011 sebesar 1.269.517

kg, ekspor temulawak pada tahun 2012 sebesar 445.255 kg. Ekspor temulawak

Indonesia ke India terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 2.565.243 kg.

Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke India dapat dilihat

pada Gambar 17.

Gambar 17 Grafik perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke India

tahun 2006-2012

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Temulawak Indonesia ke India

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke

India adalah harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya sedangkan nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan jarak ekonomi tidak berpengaruh

terhadap ekspor temulawak Indonesia ke India. Hal ini dapat diketahui dari hasil

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

41

pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log dimana nilai P-value

dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5 persen.

Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,000 dimana

lebih kecil dari alpha 0,05 yang berarti model signifikan pada taraf 5 persen atau

secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan

dengan baik perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke India.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

42,8%, yang berarti 42,8% perubahanan volume ekspor temulawak Indonesia ke

India dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan 57,2%

dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,477 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,01, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor temulawak Indonesia ke India. Output analisis regresi ekspor

temulawak Indonesia ke india dapat dilihat pada Lampiran 16.

Ekspor Temulawak Indonesia ke Vietnam

Urutan volume ekspor temulawak Indonesia ke Vietnam berdasarkan

urutan ekspor tahunan selama tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah ekspor

temulawak pada tahun 2006 sebesar 2.114.899 kg, ekspor temulawak pada tahun

2007 sebesar 1.736.480 kg, ekspor temulawak pada tahun 2008 sebesar 370.159 kg,

ekspor temlawak pada tahun 2009 sebesar 821.313 kg, ekspor temulawak pada

tahun 2010 sebesar 317.453 kg, ekspor temulawak pada tahun 2011 sebesar 75.769

kg, ekspor temulawak pada tahun 2012 sebesar kg. Ekspor temulawak Indonesia

ke Vietnam terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 2.114.899 kg. Grafik

perkembangan volume ekspor temulawak Indonesia ke Vietnam dapat dilihat pada

Gambar 18.

Gambar 18 Grafik perkembangan temulawak Indonesia ke Vietnam tahun 2006-

2012

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

42

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Temulawak Indonesia ke

Vietnam

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor temulawak Indonesia ke

Vietnam adalah jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan

volume ekspor periode sebelumnya sedangkan harga ekspor tidak berpengaruh

terhadap ekspor temulawak Indonesia ke Vietnam. Hal ini dapat diketahui dari

hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi double-log dimana nilai P-

value dari variabel tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada taraf signifikan 5%.

Hasil uji model atau uji F diperoleh nilai P-value sebesar sebesar 0,002 dimana

lebih kecil dari alpha 0,05 yang berarti model signifikan pada taraf 5 persen atau

secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan

dengan baik perubahan volume ekspor temulawak Indonesia ke Vietnam.

Hasil dugaan model regresi diperoleh koefisien determinasi sebesar

20,9%, yang berarti 20,9% perubahanan volume ekspor temulawak Indonesia ke

Vietnam dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model sedangkan

79,1% dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk uji kenormalan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dari

pengujian tersebut diperoleh P-value sebesar 0,308 dimana nilai tersebut lebih

besar dari 0,01, dimana dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal pada

taraf signifikansi 5%. Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat terjadinya

masalah mutilkolinearitas pada model dengan cara menghitung nilai VIF, dari

hasil perhitungan nilai VIF semua variabel bebas diperoleh nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada

model ekspor temulawak Indonesia ke Vietnam. Output analisis regresi ekspor

temulawak Indonesia ke Vietnam dapat dilihat pada Lampiran 17.

Tabel 7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tanaman Biofarmaka

Indonesia

No Komoditi Ekspor Negara Tujuan

Ekspor

Faktor-faktor yang mempengaruhi

1 Jahe Jepang a. Volume ekspor periode

sebelumnya

Malaysia a. Harga ekspor jahe

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

Singapura a. Jarak ekonomi

b. Nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika

c. Volume ekspor periode

sebelumnya

Saudi Arabia a. Harga ekspor jahe

b. Jarak ekonomi

c. Volume ekspor periode

sebelumnya

Amerika Serikat Tidak ada faktor yang signifikan

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

43

No Komoditas Negara Tujuan

Ekspor

Faktor-faktor yang Memengaruhi

2 Kunyit Saudi Arabia a. Nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika

Singapura a. Volume ekspor periode

sebelumnya

Hongkong Tidak ada faktor yang signifikan

Amerika Serikat a. Harga ekspor kunyit

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

Malaysia Tidak ada faktor yang signifikan

3 Temulawak Netherland a. Harga ekspor temulawak

Amerika Serikat a. Harga ekspor temulawak

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

Jepang a. Harga ekspor temulawak

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

India a. Harga ekspor temulawak

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

Vietnam a. Jarak ekonomi

b. Volume ekspor periode

sebelumnya

Secara umum harga tanaman biofarmaka ekspor sangat berpengaruh

terhadap harga-harga tanaman biofarmaka Indonesia yang di jual untuk di dalam

negeri. Dimana harga tanaman biofarmaka ekspor memiliki harga yang tinggi, hal

ini disebabkan karena ada kriteria khusus untuk produk tanaman biofarmaka yang

di ekspor, sehingga apabila volume ekspor tanaman biofarmaka Indonesia terus di

tingkatkan maka pendapatan negara akan mengalami peningkatan. Berdasarkan

hasil analisis faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor tanaman biofarmaka

Indonesia maka untuk ekspor jahe ke negara Jepang faktor yang memengaruhi

yaitu volume ekspor periode sebelumnya, ekspor jahe ke negara Malaysia faktor

yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume periode sebelumnya, ekspor

jahe ke negara Singapura faktor yang memengaruhi yaitu jarak ekonomi, nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume ekspor periode sebelumnya,

ekspor jahe ke negara Amerika Serikat tidak ada faktor yang memengaruhi.

Ekspor kunyit ke negara Saudi Arabia faktor yang memengaruhi yaitu

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, ekspor kunyit ke negara Singapura

faktor yang memengaruhi yaitu volume ekspor periode sebelumnya, ekspor kunyit

ke negara Hongkong tidak ada faktor yang memengaruhi, ekspor kunyit ke negara

Amerika Serikat faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume ekspor

periode sebelumnya, ekspor kunyit ke negara Malaysia tidak ada faktor yang

memengaruhi. Ekspor temulawak ke negara Netherland faktor yang memengaruhi

yaitu harga ekspor, ekspor temulawak ke negara Amerika Serikat faktor yang

memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya, ekspor

temulawak ke negara jepang faktor yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan

volume ekspor periode sebelumnya, ekspor temulawak ke negara India faktor

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

44

yang memengaruhi yaitu harga ekspor dan volume ekspor periode sebelumnya,

ekspor temulawak ke negara Vietnam yaitu volume ekspor periode sebelumnya.

Volume ekspor periode sebelumnya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruh ekspor tanaman biofarmaka, dimana hampir seluruh negara tujuan

ekspor untuk tanaman biofarmaka Indonesia. Salah satunya terhadap ekspor jahe

Indonesia ke negara Jepang dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya

mengalami peningkatan maka ekspor jahe Indonesia ke Jepang akan meningkat.

Harga ekspor jahe Indonesia dan volume ekspor periode sebelumnya

sangat berpengaruh terhadap ekspor jahe Indonesia ke Malaysia, dimana apabila

harga ekspor jahe mengalami peningkatan sebesar satu Dollar maka volume

ekspor jahe akan mengalami peningkatan, begitu juga dengan volume ekspor

periode sebelumnya berpengaruh terhadap ekspor jahe ke Malaysia, dimana

apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume ekspor akan

mengalami peningkatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor jahe Indonesia ke Singapura

diantaranya yaitu jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan

volume ekspor periode sebelumnya. Dimana apabila jarak ekonomi naik sebesar

satu persen maka volume ekspor jahe ke Singapura akan meningkat, begitu juga

dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami penigkatan maka

volume ekspor jahe ke Singapura akan meningkat, dan juga volume ekspor

periode sebelumnya berpengaruh terhadap ekspor jahe ke Singapura, dimana

apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume ekspor akan

mengalami peningkatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia

diantaranya yaitu harga ekspor, jarak ekonomi dan volume ekspor periode

sebelumnya. Dimana apabila harga ekspor jahe mengalami peningkatan sebesar

satu Dollar maka volume ekspor jahe Indonesia ke Saudi Arabia akan mengalami

peningkatan, apabila jarak ekonomi naik sebesar satu persen maka volume ekspor

jahe ke Saudi Arabia akan meningkat, dan juga volume ekspor periode

sebelumnya berpengaruh terhadap ekspor jahe ke Saudi Arabia, dimana apabila

volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume ekspor akan

mengalami peningkatan. Sedangkan ekspor jahe Indonesia ke Amerika Serikat

tidak ada faktor-faktor yang berpengaruh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kunyit Indonesia ke Saudi

Arabia yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Apabila nilai tukar

Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami penigkatan maka volume ekspor jahe

ke Saudi Arabia akan meningkat. Sedangkan untuk ekspor kunyit Indonesia ke

Singapura fakto-faktor yang mempengaruhi yaitu volume ekpor periode

sebelumnya dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka

volume ekspor kunyit Indonesia ke Singapura akan mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk ekspor kunyit Indonesia ke Hongkong tidak ada faktor-

faktor yang mempengaruhi. Untuk ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat

faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu harga ekspor kunyit dan

volume ekpor periode sebelumnya. Dimana apabila harga ekspor kunyit

mengalami peningkatan sebesar satu Dollar maka volume ekspor kunyit Indonesia

ke Amerika Serikat akan mengalami peningkatan, sedangkan untuk volume ekpor

periode sebelumnya dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya

meningkat maka volume ekspor kunyit Indonesia ke Amerika Serikat akan

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

45

mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kunyit

Indonesia ke Malaysia tidak ada faktor yang signifikan.

Temulawak Indonesia di ekspor ke negara Netherland, Amerika Serikat,

Jepang, India dan Vietnam. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor temulawak

Indonesia ke Netherland yaitu harga ekspor temulawak dan nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika. Dimana apabila harga ekspor temulawak mengalami

peningkatan sebesar satu Dollar maka volume ekspor temulawak Indonesia ke

Netherland akan mengalami peningkatan, dan juga apabila nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika mengalami penigkatan maka volume ekspor temulawak

Indonesia ke Netherland akan meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat diantaranya yaitu harga ekspor temulawak dan volume ekspor

periode sebelumnya. Dimana apabila harga ekspor temulawak mengalami

peningkatan sebesar satu Dollar maka volume ekspor temulawak Indonesia ke

Amerika Serikat akan mengalami peningkatan, sedangkan untuk volume ekpor

periode sebelumnya dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya

meningkat maka volume ekspor temulawak Indonesia ke Amerika Serikat akan

mengalami peningkatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor temulawak Indonesia ke Jepang

diantaranya yaitu harga ekspor temulawak dan volume ekspor periode

sebelumnya. Dimana apabila harga ekspor temulawak mengalami peningkatan

sebesar satu Dollar maka volume ekspor temulawak Indonesia ke Jepang akan

mengalami peningkatan, sedangkan untuk volume ekpor periode sebelumnya

dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume

ekspor temulawak Indonesia ke Jepang akan mengalami peningkatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor temulawak Indonesia ke India

diantaranya yaitu harga ekspor temulawak dan volume ekspor periode

sebelumnya. Dimana apabila harga ekspor temulawak mengalami peningkatan

sebesar satu Dollar maka volume ekspor temulawak Indonesia ke India akan

mengalami peningkatan, sedangkan untuk volume ekpor periode sebelumnya

dimana apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume

ekspor temulawak Indonesia ke India akan mengalami peningkatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor temulawak Indonesia ke

Vietnam diantaranya yaitu jarak ekonomi dan volume ekspor periode sebelumnya.

Apabila jarak ekonomi naik sebesar satu persen maka volume ekspor jahe ke

Vietnam akan meningkat dan juga volume ekpor periode sebelumnya dimana

apabila volume ekspor periode sebelumnya meningkat maka volume ekspor

temulawak Indonesia ke Vietnam akan mengalami peningkatan.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

46

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perkembangan ekspor tanaman biofarmaka Indonesia ke negara-negara

importir selama tujuh tahun terakhir cenderung meningkat. Negara pengimpor

tanaman biofarmaka Indonesia di dominasi oleh Malaysia, Singapura, Jepang,

Saudi Arabia, Amerika Serikat. Jepang merupakan negara pengimpor jahe

dengan volume paling besar dari Indonesia, sedangkan Amerika Serikat

merupakan negara pengimpor kunyit dengan volume paling besar dari Indonesia

sedangkan India merupakan negara pengimpor temulawak dengan volume paling

besar dari Indonesia. Secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi

ekspor tanaman biofarmaka Indonesia adalah harga ekspor tanaman biofarmaka,

jarak ekonomi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan volume ekspor

periode sebelumnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor tanaman

biofarmaka Indonesia secara keseluruhan adalah harga ekspor, jarak ekonomi,

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan volume ekspor periode

sebelumnya.

Saran

Tanaman biofarmaka yaitu jahe, kunyit dan temulawak masih menunjukkan

persaingan terhadap jahe, kunyit dan temulawak impor terutama dari negara India,

Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Vietnam, Jepang, Hongkong.

Jika tanaman biofarmaka Indonesia tidak menerapkan standar mutu untuk ekspor

maka dikhawatirkan Indonesia akan terus mengimpor jahe, kunyit dan temulawak

dari negara-negara importir.

Kebijakan ekspor jahe, kunyit dan temulawak yang dapat dilakukan adalah

dengan menjaga kontinuitas produksi dalam negeri, pengembangan lahan dan

varietas unggul serta pengelolaan secara intensif lahan jahe, kunyit dan temulawak

yang telah ada. Eksportir sebaiknya memanfaatkan hasil riset dari Departemen

Pertanian mengenai perkembangan varietas jahe, kunyit dan temulawak, teknik

penanganan pasca panen dan pengemasan untuk mempertahankan kualitas jahe,

kunyit dan temulawak. Para petani atau produsen tanaman biofarmaka khususnya

jahe, kunyit dan temulawak dalam negeri hendaknya bisa menerapkan teknologi

pertanian yang mutakhir. Dengan menerapkan teknologi pertanian diharapkan

petani juga mampu memproduksi tanaman biofarmaka khusunya jahe, kunyit dan

temulawak yang dapat memenuhi pasar setiap saat dan juga pasar ekspor.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan spesifik dengan memasukkan

faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap ekspor tanaman biofarmaka

Indonesia.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

47

DAFTAR PUSTAKA

Amalia. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut

Indonesia. [Skripsi]. Bogor.: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Amirullah, A. 2008. Syuran 60 jenis, tanaman biofarmaka 66 jenis, tanaman hias

117jenis. Penerbit : Graha Ilmu. Yogyakarta

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Indikator Ekonomi. 2003

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Program Utama Badan

LitbangPertanian.http//www.litbang.deptan.go.id/peneliti/?=&U=263&b=

k.[2 Februari 2012]

Ball DA, Wendell. 2001. Bisnis Internasional. Jakarta : Salemba Empat.

Departemen Pertanian RI. Berita Standarisasi Mutu dan Keamanan Pangan, Pusat

Standarisasi dan Akreditasi, Departemen Pertanian RI. Buletin Info Mutu.

Edisi September 2002. Jakarta

Direktorat Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias, Direktorat Jenderal Produksi

Hortikultura dan Aneka Tanaman. Departemen Pertanian RI. Jakarta. 2000

Gujarati, N.D. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga Jilid 1. A. Mulyadi,

penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga.

Henke. E, Wichern. W, Reitsch. G. 2003. Peramalan Bisnis. Edisi ke Tujuh.

Penebit Prenhallindo. Jakarta.

Lipsey et al. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Jilid 1. A. Jaka Wasana,

Kirbrandoko, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga.

Mankiw, G. 2003. Teori Makroekonomi. Jilid 1. Edisi Keempat. Penerbit

Erlangga. Jakarta

Margono, O. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rambutan

Indonesia. [Skripsi]. Bogor.: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Nachrowi, ND dan Usman, H. 2002. Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nazaruddin, 1993. Komoditi Ekspor Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta

Novansi, E. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Beberapa

Buah-Buahan Penting Indonesia. [Skripsi]. Bogor.: Institut Pertanian

Bogor, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Jilid 1. Edisi Kelima Erlangga

Jakarta.

Santoso, S. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elexmedia

Komputindo. Jakarta

Santoso, E. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Terpentin Indonesia.

[Skripsi]. Bogor.: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Tri, AW. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Buah-buahan

Indonesia ke Cina. [Skripsi]. Bogor.: Institut Pertanian Bogor, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

48

Lampiran 1. Total Volume Ekspor Jahe Berdasarkan Lima Negara Terbesar

2006–2012

Tahun Volume Ekspor Per Negara (kg)

Jepang Singapura Malaysia Saudi Arabia Amerika Serikat

2006 2,767,648

789.911

144,236 299,918 252,011

2007 1,363,935 1,664,678 1,602,286 327,865 492,927

2008 1,862,161 2,338,898 3,660,006 342,755 325,732

2009 1,308,478 1,753,975 1,670,388 326,017 666,535

2010 442,589 307,854 647,041 94,632 208,035

2011 367,104 202,755 77,485 193,621

2012 258,021 344,501 159,872 344,501

Rata-rata 1,195,705 944,666 1,137,331 275,616 389,048

Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)

Lampiran 2. Output analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Jepang

Persamaan regresi : LnVekspor = 23,448 – 0,565 LnHarga – 1,167 LnJRKEko –

0,209 LnNTR + 0,.395 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .487a .237 .196 1.31756 1.752

a. Predictors: (Constant), LnVeps, LnNTR1, LnHarga1, LnJREko1

b. Dependent Variable: LnVekspor1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 40.391 4 10.098 5.817 .000a

Residual 130.198 75 1.736

Total 170.589 79

a. Predictors: (Constant), LnVeps, LnNTR1, LnHarga1, LnJREko1

b. Dependent Variable: LnVekspor1

Coefficientsa

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

49

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 23.448 31.061 .755 .453

LnHarga1 -.565 .452 -.130 -1.250 .215 .947 1.056

LnJREko1 -1.167 .734 -.216 -1.590 .116 .554 1.806

LnNTR1 -.209 2.615 -.010 -.080 .936 .617 1.620

LnVeps .395 .120 .362 3.295 .002 .845 1.184

a. Dependent Variable: LnVekspor1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.28377431

Most Extreme Differences Absolute .136

Positive .075

Negative -.136

Kolmogorov-Smirnov Z 1.214

Asymp. Sig. (2-tailed) .105

a. Test distribution is normal

Lampiran 3. Output analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Singapura

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

50

Persamaan regresi : LnVekspor = - 86.471 + 0,655 LnHarga + 1,559 LnJRKEko

+ 7.717 LnNTR + 0,546LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .747a .558 .535 .78933 .603

a. Predictors: (Constant), LnVeps, LnNTR2, LnHarga2, LnJREko2

b. Dependent Variable: LnVekspor2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 62.106 4 15.527 24.920 .000a

Residual 49.221 79 .623

Total 111.327 83

a. Predictors: (Constant), LnVeps, LnNTR2, LnHarga2, LnJREko2

b. Dependent Variable: LnVekspor2

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -86.471 23.878 -3.621 .001

LnHarga2 .655 .334 .240 1.964 .053 .375 2.664

LnJREko2 1.559 .585 .362 2.666 .009 .303 3.296

LnNTR2 7.717 1.966 .471 3.925 .000 .389 2.571

LnVeps .546 .082 .574 6.625 .000 .747 1.339

a. Dependent Variable: LnVekspor2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

51

Unstandardized

Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .77007943

Most Extreme Differences Absolute .104

Positive .074

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .958

Asymp. Sig. (2-tailed) .318

a. Test distribution is normal

Lampiran 4. Output analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Malaysia

Persamaan regresi : LnVekspor = - 57,929 + 1,627 LnHarga + 1,206 LnJRKEko

+ 5,456 LnNTR + 0,260 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .643a .414 .383 1.33235 .369

a. Predictors: (Constant), LnVeps3, LnNTR3, LnJREko3, LnHarga3

b. Dependent Variable: LnVekspor3

ANOVAb

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

52

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 96.518 4 24.130 13.593 .000a

Residual 136.688 77 1.775

Total 233.206 81

a. Predictors: (Constant), LnVeps3, LnNTR3, LnJREko3, LnHarga3

b. Dependent Variable: LnVekspor3

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -57.929 26.413 -2.193 .031

LnHarga3 1.627 .434 .396 3.750 .000 .684 1.462

LnJREko3 1.206 .636 .192 1.895 .062 .745 1.342

LnNTR3 5.456 2.589 .227 2.107 .038 .653 1.531

LnVeps3 .260 .087 .295 2.985 .004 .781 1.281

a. Dependent Variable: LnVekspor3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 82

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.29903929

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .091

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z 1.001

Asymp. Sig. (2-tailed) .269

a. Test distribution is normal

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

53

Lampiran 5. Output analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Saudi Arabia

Persamaan regresi : LnVekspor = - 32,068 – 0,586 LnHarga + 0,918 LnJRKEko

+ 2,820 LnNTR + 0,500 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .628a .395 .364 .59908 .907

a. Predictors: (Constant), LnVeps4, LnJREko4, LnHarga4, LnNTR4

b. Dependent Variable: LnVekspor4

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.246 4 4.561 12.710 .000a

Residual 27.994 78 .359

Total 46.239 82

a. Predictors: (Constant), LnVeps4, LnJREko4, LnHarga4, LnNTR4

b. Dependent Variable: LnVekspor4

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

54

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -32.068 13.195

-2.430 .017

LnHarga4 -.586 .158 -.339 -3.706 .000 .926 1.080

LnJREko4 .918 .299 .330 3.069 .003 .672 1.488

LnNTR4 2.820 1.174 .266 2.402 .019 .631 1.584

LnVeps4 .500 .088 .519 5.680 .000 .930 1.075

a. Dependent Variable: LnVekspor4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 83

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .58428439

Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .099

Negative -.156

Kolmogorov-Smirnov Z 1.421

Asymp. Sig. (2-tailed) .035

a. Test distribution is normal

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

55

Lampiran 6. Output analisis Regresi Ekspor Jahe Indonesia ke Amerika Serikat

Persamaan regresi : LnVekspor = - 29,437 – 0,917LnHarga + 0,753 LnJRKEko

+ 3,020LnNTR + 0,165 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .283a .080 .012 1.88839 1.128

a. Predictors: (Constant), LnVeps5, LnNTR5, LnHarga5, LnJREko5

b. Dependent Variable: LnVekspor5

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.752 4 4.188 1.174 .332a

Residual 192.565 54 3.566

Total 209.317 58

a. Predictors: (Constant), LnVeps5, LnNTR5, LnHarga5, LnJREko5

b. Dependent Variable: LnVekspor5

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -29.437 52.302 -.563 .576

LnHarga5 -.917 .729 -.184 -1.258 .214 .796 1.257

LnJREko5 .753 1.367 .100 .551 .584 .513 1.949

LnNTR5 3.020 4.205 .122 .718 .476 .593 1.687

LnVeps5 .165 .169 .140 .977 .333 .825 1.213

a. Dependent Variable: LnVekspor5

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

56

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 59

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.82211090

Most Extreme Differences Absolute .147

Positive .124

Negative -.147

Kolmogorov-Smirnov Z 1.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .156

a. Test distribution is normal

Lampiran 7. Total Volume Ekspor Kunyit Berdasarkan Lima Negara Terbesar

2006 – 2012

Tahun Volume Ekspor Per Negara (kg)

Saudi

Arabia

Singapura Hongkong Amerika

Serikat

Malaysia

2006 164,509 37,230 22,908 372,613 30,261

2007 123,962 54,974 18,689 219,345 24,225

2008 2,777 140,699 21,082 375,943 248,287

2009 121,920 150,529 32,426 473,676 345,922

2010 54,843 62,284 10,875 199,183 229,272

2011 35,086

2012 230,980

Rata-rata 93,602 89,143 21,196 328,152 163,433

Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

57

Lampiran 8. Output analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Saudi Arabia

Persamaan regresi : LnVekspor = 138,696 + 0,785 LnHarga - 2,868 LnJRKEko -

10,049 LnNTR – 0,183 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .561a .314 .257 1.06755 .903

a. Predictors: (Constant), LnVeps6, LnNTR6, LnHarga6, LnJREko6

b. Dependent Variable: LnVekspor6

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.068 4 6.267 5.499 .001a

Residual 54.704 48 1.140

Total 79.772 52

a. Predictors: (Constant), LnVeps6, LnNTR6, LnHarga6, LnJREko6

b. Dependent Variable: LnVekspor6

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 138.696 33.665 4.120 .000

LnHarga6 .785 .507 .196 1.548 .128 .890 1.123

LnJREko6 -2.868 1.118 -.471 -2.564 .014 .423 2.367

LnNTR6 -10.049 2.430 -.650 -4.135 .000 .579 1.727

LnVeps6 -.183 .120 -.228 -1.529 .133 .640 1.562

a. Dependent Variable: LnVekspor6

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

58

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 53

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.02567108

Most Extreme Differences Absolute .108

Positive .045

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .787

Asymp. Sig. (2-tailed) .565

a. Test distributional is normal

Lampiran 8. Output analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Singapura

Persamaan regresi : LnVekspor = - 33,772 – 0,262 LnHarga + 0,452 LnJRKEko

+ 3,648 LnNTR + 0,467 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .683a .466 .424 .74296 .985

a. Predictors: (Constant), LnVeps7, LnHarga7, LnJREko7, LnNTR7

b. Dependent Variable: LnVekspor7

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

59

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.547 4 6.137 11.118 .000a

Residual 28.151 51 .552

Total 52.699 55

a. Predictors: (Constant), LnVeps7, LnHarga7, LnJREko7, LnNTR7

b. Dependent Variable: LnVekspor7

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -33.772 20.106 -1.680 .099

LnHarga7 -.262 .248 -.112 -1.059 .295 .934 1.071

LnJREko7 .452 .508 .119 .889 .378 .583 1.717

LnNTR7 3.648 1.712 .290 2.131 .038 .566 1.767

LnVeps7 .467 .096 .542 4.861 .000 .843 1.186

a. Dependent Variable: LnVekspor7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 56

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .71543020

Most Extreme Differences Absolute .155

Positive .081

Negative -.155

Kolmogorov-Smirnov Z 1.160

Asymp. Sig. (2-tailed) .136

a. Test distribution is normal

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

60

Lampiran 9. Output analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Hongkong

Persamaan regresi : LnVekspor = - 47,358 + 1,081 LnHarga + 0,823 LnJRKEko

+ 4,317 LnNTR + 0,356 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .457a .209 .130 1.35861 1.351

a. Predictors: (Constant), LnVeps8, LnJREko8, LnHarga8, LnNTR8

b. Dependent Variable: LnVekspor8

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.474 4 4.868 2.638 .048a

Residual 73.833 40 1.846

Total 93.307 44

a. Predictors: (Constant), LnVeps8, LnJREko8, LnHarga8, LnNTR8

b. Dependent Variable: LnVekspor8

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

61

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -47.358 40.221 -1.177 .246

LnHarga8 1.081 .492 .328 2.199 .034 .889 1.125

LnJREko8 .823 .906 .144 .908 .369 .792 1.263

LnNTR8 4.317 3.870 .197 1.116 .271 .635 1.576

LnVeps8 .356 .306 .185 1.163 .252 .784 1.276

a. Dependent Variable: LnVekspor8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.29538677

Most Extreme Differences Absolute .201

Positive .114

Negative -.201

Kolmogorov-Smirnov Z 1.349

Asymp. Sig. (2-tailed) .053

a. Test distribution is normal

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

62

Lampiran 10. Output analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Amerika

Serikat

Persamaan regresi : LnVekspor = 25,278 – 3,306 LnHarga + 0,552 LnJRKEko –

2,799 LnNTR + 0,395 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .877a .769 .752 1.06532 1.537

a. Predictors: (Constant), LnVeps9, LnNTR9, LnHarga9, LnJREko9

b. Dependent Variable: LnVekspor9

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 204.555 4 51.139 45.060 .000a

Residual 61.285 54 1.135

Total 265.841 58

a. Predictors: (Constant), LnVeps9, LnNTR9, LnHarga9, LnJREko9

b. Dependent Variable: LnVekspor9

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 25.278 27.859 .907 .368

LnHarga9 -3.306 .336 -.675 -9.830 .000 .906 1.104

LnJREko9 .552 .707 .065 .782 .438 .609 1.642

LnNTR9 -2.799 2.314 -.100 -1.209 .232 .629 1.590

LnVeps9 .395 .070 .400 5.670 .000 .857 1.167

a. Dependent Variable: LnVekspor9

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

63

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 59

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.02792937

Most Extreme Differences Absolute .133

Positive .133

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z 1.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .246

a. Test distribution is normal

Lampiran 11. Output analisis Regresi Ekspor Kunyit Indonesia ke Malaysia

Persamaan regresi : LnVekspor = - 117,537 – 1,524 LnHarga + 3,124 LnJRKEko

+ 9,786 LnNTR + 0,067 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .350a .122 .072 2.32893 .691

a. Predictors: (Constant), LnVeps10, LnNTR10, LnHarga10, LnJREko10

b. Dependent Variable: LnVekspor10

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

64

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 52.204 4 13.051 2.406 .058a

Residual 374.251 69 5.424

Total 426.455 73

a. Predictors: (Constant), LnVeps10, LnNTR10, LnHarga10, LnJREko10

b. Dependent Variable: LnVekspor10

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -117.537 54.665 -2.150 .035

LnHarga10 -1.524 1.674 -.111 -.910 .366 .857 1.167

LnJREko10 3.124 1.379 .342 2.266 .027 .559 1.788

LnNTR10 9.786 4.703 .298 2.081 .041 .619 1.615

LnVeps10 .067 .120 .063 .556 .580 .977

a. Dependent Variable: LnVekspor10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 74

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.26422609

Most Extreme Differences Absolute .138

Positive .094

Negative -.138

Kolmogorov-Smirnov Z 1.187

Asymp. Sig. (2-tailed) .119

a. Test distribution is normal

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

65

Lampiran 12 . Total Volume Ekspor Temulawak Berdasarkan Lima Negara

Terbesar 2006-2012

Tahun Volume Ekspor Per Negara (kg)

Netherland Amerika

Serikat

Jepang India Vietnam

2006 53,776 372,613 178,101 2,030,181 2,114,899

2007 204,917 219,345 236,936 914,660 1,736,480

2008 109,220 375,943 168,233 1,214,759 370,159

2009 641,416 473,676 144,420 3,037,605 821,313

2010 103,266 199,183 29,583 2,565,243 317,453

2011 50,338 249,797 16,059 1,269,517 75,769

2012 10,728 97,558 9,346 445,255

Rata-rata 167,666 284,016 111,811 1,639,603 906,012

Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)

Lampiran 13. Output analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Netherland

Persamaan regresi : LnVekspor = - 39,212 + 1,744 LnHarga – 1,496 LnJRKEko

+ 7,130 LnNTR + 0,098 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .505a .255 .214 1.92258 .701

a. Predictors: (Constant), LnVeps11, LnNTR11, LnHarga11, LnJREko11

b. Dependent Variable: LnVekspor11

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

66

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 92.473 4 23.118 6.254 .000a

Residual 269.831 73 3.696

Total 362.304 77

a. Predictors: (Constant), LnVeps11, LnNTR11, LnHarga11, LnJREko11

b. Dependent Variable: LnVekspor11

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -39.212 43.113 -.910 .366

LnHarga11 1.744 .587 .310 2.970 .004 .939 1.065

LnJREko11 -1.496 1.026 -.184 -1.458 .149 .643 1.555

LnNTR11 7.130 3.712 .240 1.921 .059 .654 1.529

LnVeps11 .098 .116 .089 .844 .401 .915 1.093

a. Dependent Variable: LnVekspor11

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 78

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.87197812

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .085

Negative -.106

Kolmogorov-Smirnov Z .934

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

a. Test distribution is normal

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

67

Lampiran 14. Output analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Amerika

Serikat

Persamaan regresi : LnVekspor = 51,787 – 1,589 LnHarga – 0,380 LnJRKEko –

74,361 LnNTR + 0,379 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .776a .603 .582 1.51114 1.191

a. Predictors: (Constant), LnVeps12, LnNTR12, LnJREko12, LnHarga12

b. Dependent Variable: LnVekspor12

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 259.907 4 64.977 28.454 .000a

Residual 171.266 75 2.284

Total 431.173 79

a. Predictors: (Constant), LnVeps12, LnNTR12, LnJREko12, LnHarga12

b. Dependent Variable: LnVekspor12

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

68

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 51.787 24.406 2.122 .037

LnHarga12 -1.589 .220 -.587 -7.212 .000 .801 1.249

LnJREko1

2 -.380 .319 -.097 -1.194 .236 .801 1.248

LnNTR12 -4.361 2.487 -.134 -1.753 .084 .908 1.101

LnVeps12 .379 .078 .368 4.831 .000 .912 1.096

a. Dependent Variable: LnVekspor12

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.47238665

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .071

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .903

Asymp. Sig. (2-tailed) .389

a. Test distribution is normal

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

69

Lampiran 15. Output analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Jepang

Persamaan regresi : LnVekspor = 9,700 – 1,068 LnHarga – 0,686 LnJRKEko –

0,409 LnNTR + 0,621 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .838a .703 .685 .90938 1.129

a. Predictors: (Constant), LnVeps13, LnNTR13, LnHarga13, LnJREko13

b. Dependent Variable: LnVekspor13

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 127.117 4 31.779 38.428 .000a

Residual 53.753 65 .827

Total 180.871 69

a. Predictors: (Constant), LnVeps13, LnNTR13, LnHarga13, LnJREko13

b. Dependent Variable: LnVekspor13

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

70

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.700 20.965 .463 .645

LnHarga13 -1.068 .144 -.555 -7.434 .000 .821 1.217

LnJREko13 -.686 .512 -.112 -1.341 .185 .657 1.522

LnNTR13 .409 1.846 .018 .221 .825 .701 1.426

LnVeps13 .621 .109 .420 5.721 .000 .846 1.181

a. Dependent Variable: LnVekspor13

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 70

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .88262884

Most Extreme Differences Absolute .184

Positive .139

Negative -.184

Kolmogorov-Smirnov Z 1.535

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

a. Test distribution is normal

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

71

Lampiran 16. Output analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke India

Persamaan regresi : LnVekspor = 42,095 – 1,549 LnHarga – 0,586 LnJRKEko

– 3,022 LnNTR + 0,442 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .655a .428 .395 1.01497 .848

a. Predictors: (Constant), LnVeps14, LnJREko14, LnHarga14, LnNTR14

b. Dependent Variable: LnVekspor14

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 52.505 4 13.126 12.742 .000a

Residual 70.051 68 1.030

Total 122.556 72

a. Predictors: (Constant), LnVeps14, LnJREko14, LnHarga14, LnNTR14

b. Dependent Variable: LnVekspor14

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

72

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 42.095 22.669 1.857 .068

LnHarga14 -1.549 .322 -.480 -4.818 .000 .846 1.183

LnJREko14 -.586 .551 -.120 -1.065 .291 .657 1.522

LnNTR14 -3.022 1.999 -.174 -1.512 .135 .634 1.576

LnVeps14 .442 .096 .422 4.588 .000 .995 1.005

a. Dependent Variable: LnVekspor14

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 73

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .98637320

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .048

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .842

Asymp. Sig. (2-tailed) .477

a. Test distribution is normal

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

73

Lampiran 17. Output analisis Regresi Ekspor Temulawak Indonesia ke Vietnam

Persamaan regresi : LnVekspor = 121,473 + 0,647 LnHarga – 3,581 LnJRKEko

– 7,888 LnNTR + 0,264 LnVeps

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .511a .261 .209 1.44870 .858

a. Predictors: (Constant), LnVeps15, LnNTR15, LnHarga15, LnJREko15

b. Dependent Variable: LnVekspor15

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 42.208 4 10.552 5.028 .002a

Residual 119.627 57 2.099

Total 161.835 61

a. Predictors: (Constant), LnVeps15, LnNTR15, LnHarga15, LnJREko15

b. Dependent Variable: LnVekspor15

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

74

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 121.473 37.642 3.227 .002

LnHarga15 .647 .492 .157 1.315 .194 .911 1.098

LnJREko15 -3.581 .940 -.605 -3.810 .000 .515 1.943

LnNTR15 -7.888 3.230 -.381 -2.442 .018 .532 1.881

LnVeps15 .264 .097 .339 2.725 .009 .840 1.191

a. Dependent Variable: LnVekspor15

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 62

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.40039506

Most Extreme Differences Absolute .123

Positive .063

Negative -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .966

Asymp. Sig. (2-tailed) .308

a. Test distribution is normal

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

75

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

76

Gambar Jahe

Gambar Kunyit

Gambar Temulawak

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR TANAMAN … · sepuluh negara produsen beberapa produk hortikultura terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, Indonesia berhasil menduduki sepuluh

77

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 10 Juni 1986. Penulis

merupakan anak kedua dari pasangan Wahyu dan Komalasari. Pendidikan formal

yang pertama kali ditempuh penulis adalah SD Negeri Kadujajar II dari tahun

1993 hingga tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di

SLTP Negeri 2 Tanjungkerta hingga tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan

sekolah di SMA Negeri 2 Cimalaka dari tahun 2002 hingga tahun 2005.

Pada tahun 2005, penulis diterima di Program Keahlian Manajemen

Agribisnis, Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor melalui jalur

USMI. Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT Saung

Mirwan, Bogor selama 4 bulan dari bulan April hingga Juni 2008. Gelar Ahli

Madya diperoleh penulis pada tahun 2008 setelah menyusun tugas akhir dengan

judul Kajian Pengembangan Bisnis Pengadaan Toko Bunga dalam Memperluas

Pasar Bunga PT Saung Mirwan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

Penulis melanjutkan Program Studi S1 Program Pendidikan Alih Jenis

Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2008.