129
UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCORAN MAS KOTA DEPOK TAHUN 2011 SKRIPSI RAINY ALUS FIENALIA 0906617082 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN REPRODUKSI DEPOK Januari, 2012 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

  • Upload
    ngodang

  • View
    222

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

1

Lampiran 3

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCORAN MAS

KOTA DEPOK TAHUN 2011

SKRIPSI

RAINY ALUS FIENALIA

0906617082

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN REPRODUKSI

DEPOK

Januari, 2012

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

2

Lampiran 3

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCORAN MAS

KOTA DEPOK TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

RAINY ALUS FIENALIA

0906617082

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN REPRODUKSI

DEPOK

Januari, 2012

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

3

Lampiran 3

Universitas Indonesia

ii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

4

Lampiran 3

Universitas Indonesia

iii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

5

Lampiran 3

Universitas Indonesia

iv Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

6

Lampiran 3

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada masa

penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Tri Yunis Miko Wahyono M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini;

2. dr. Lely Nurlaely, selaku kepala UPT Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas

yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya

perlukan;

3. dr. Yovsyah M.Kes, yang telah bersedia menyediakan waktu untuk menguji

ketika sidang skripsi;

4. Kepala Program Studi Kesehatan Reproduksi beserta seluruh staf pengajar

dan administrasi atas segala fasilitas, bantuan, dan dukungan kepada saya

selama menuntut ilmu di FKM UI

5. Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah banyak membantu

dalam memperoleh data yang saya perlukan;

6. Orangtua dan keluarga saya yang selalu mendo’akan , memberikan dukungan

material dan moril;

7. Agus Maulana Supriatna dan Agus Aji Maghfiroh yang senantiasa setia

menemani dan memberi dukungan;

8. Teman-teman seperjuangan Kespro 2009 (Nana, Oom, Mba Mai, Iftah, Isni,

Icha, Mba Ika, Bu Rin, Sari, Heny, Friska, Love, Reni) yang selalu

memberikan semangat dan motivasi agar dapat menyelesaikan skripsi tepat

pada waktunya;

v

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

7

Lampiran 3

Universitas Indonesia

9. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per

satu. Terima kasih atas bantuannya.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Depok, Januari 2012

Penulis

vi

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

8

Lampiran 3

Universitas Indonesia

vii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

9

Lampiran 3

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Rainy Alus Fienalia

Program Studi : Kesehatan Reproduksi

Judul : Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011

Penduduk telah meningkat tujuh kali lipat selama dua ratus tahun terakhir,

melampaui tujuh miliar pada 2011. Besarnya jumlah penduduk juga tidak tersebar

merata, tercatat tujuh negara 'menguasai' setengah populasi dunia. China berada di

daftar teratas, disusul India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, Pakistan dan

Nigeria.Menurut SDKI (2007) Total Fertility Rate (TFR) di perkotaan sebesar 2,3

sedangkan di pedesaan sebesar 2,8.Penggunaan alat atau cara KB pada kelompok

perempuan berstatus kawin usia 10-49 tahun dan pasangannya secara nasional

adalah 55,85%.Jenis alat KB yang digunakan secara nasional,di dominasi dengan

cara suntik (32,3%) selanjutnya pil (12,8%), AKDR/Spiral (5,1%), sterilisasi

wanita (2,1%), susuk (1,4%), kondom (1,1%) dll. Puskesmas Pancoran Mas 2010

jumlah peserta KB aktif yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) yaitu IUD 1501 akseptor (12,08%), MOP/MOW 553 akseptor (4,45%),

dan implant 206 akseptor(1,66 %). Tujuan penelitian ini untuk memperoleh

informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas

Kota Depok Tahun 2011. Desain penelitian menggunakan kasus control.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau simple random sampling. Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 195 akseptor KB. Enam puluh lima

untuk kelompok kasus yaitu pengguna metode kontrasepsi jangka panjang dan

130 lainnya untuk kelompok kontrol yaitu pengguna non metode kontrasepsi

jangka panjang. Uji statistik menggunakan chi square test. Hasil penelitian

didapatkan ada hubungan antara umur ibu (p value = 0,007 dan OR 2,5), jumlah

anak hidup (p value=0.000 dan OR sebesar 3,9), kelengkapan pelayanan KB (p

value = 0,000 dan OR sebesar 5,6), jarak ke tempat pelayanan KB (p value =

0,001 dan OR sebesar 4,3), biaya penggunaan alat kontrasepsi (p value = 0,000

dan OR sebesar 2,6), pengetahuan tentang MKJP (p value= 0,004 dan nilai OR

sebesar 2.6) dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di wilayah

kerja Puskesmas Pancoran Mas.

Kata Kunci : Faktor Risiko, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

viii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

10

Lampiran 3

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Rainy Alus Fienalia

Study Program : Reproductive Health

Title :Factors Associated With Long Term Use of Contraceptive

Methods in The Work Area Community Health

CentersPancoran Mas Depok 2011

The populations has increased seven times over the last two hundred years,

exceeded seven billion in 2011. The large of population is not distributed evenly,

also recorded seven country ‘master’ half the world’s population. China was in the

top list,followed India, The United State, Indonesia, Brazil, Pakistan, and Nigeria.

According SDKI (2007) total fertility rate (TFR) in urban areas 2.3 while in rural

areas amounted to 2.8. The use of tools or methods in family planning group is

marriedwomen aged 10-49 years and their partners was 55.85% nationally. Types

of contraceptives that are used nationally, dominated by injecting (32.3%) goes on

the pil (12.8%), IUD/Spiral (5.1%), female sterilization (2.1%), implants (1.4%),

condoms (1.1%),etc. Health centers Pancoran Mas 2010 the number of active

family planning participants who wore a long term contraceptives methods

(MKJP) i.e 1501 IUD acceptors (12.08%), 553 (4.45%) MOP/MOW acceptors,

206 (1.66%) implantsacceptors. The purpose of the study to obtain information

about the factor associateda long term contraceptives methods in The Work Area

Community Health CentersPancoran Mas Depok 2011. Research using case-

control design. Sampling was done randomly or simple random sampling. The

number of samples in this study were as many as 195 family planning acceptors.

Sixty five for the cases long term contraceptives method users and 130 other for

the control group of non users of long term contraceptives methods users. Statistic

test using chi square test. The research results obtained there is a relationship

between the mother’s age (p value=0.007, OR=2.5), the number of children living

(p value=0.000, OR=3.9), the number of living children (p value=0.000, OR=3.9),

the completeness of service KB (p value=0.000, OR=5.6), the distance to the

place of service KB (p value=0.001, OR=4.3), the cost of the use of birth control

(p value=0.004, OR=2.6), long term contraceptives methods in The Work Area

Community Health CentersPancoran Mas Depok 2011.

Keywords: Risk Factors, Long-Term Contraception Methods (MKJP)

ix Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

11

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ...................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian .............................................................. 7

1.4 Tujuan ....................................................................................... 7

1.4.1 Tujuan Umum .................................................................. 7

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................. 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 8

1.5.1 Bagi Dinas Kesehatan Depok .......................................... 8

1.5.2 Bagi Puskesmas Pancoran Mas ....................................... 9

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan ................................................. 9

1.5.4 Bagi Peneliti .................................................................... 9

1.6 Ruang Lingkup Masalah........................................................... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

2.1 Gerakan Keluarga Berencana Nasional .................................... 10

2.1.1 Sejarah Keluarga Berencana ........................................... 10

2.1.2 Definisi Keluarga Berencana .......................................... 11

2.1.3 Tujuan Keluarga Berencana ............................................ 12

2.1.4 Sasaran ............................................................................. 13

2.1.5 Kebijaksanaan Gerakan KB Nasional ............................... 13

2.2 Kontrasepsi ............................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Kontrasepsi ........................................................... 14

2.2.2 Macam-macam metode kontrasepsi ................................ 15

2.2.3 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) ................. 15

2.3 Pola Dasar Penggunaan Kontrasepsi Yang Rasional ................ 25

2.3.1Fase Menunda / Mencegah Kehamilan ............................ 25

2.3.2Fase Menjarangkan Kehamilan ....................................... 25

2.3.3Fase Menghentikan / mengakhiri Kehamilan /Kesubura . n 26

2.4 Teori Pemilihan Kontrasepsi .................................................... 26

2.4.1 Faktor Sosio –Demografi ................................................. 26

2.4.2 Faktor Sosio – Psikologi .................................................. 26

x Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

12

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.4.3 Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelayanan Kesehatan 27

2.5 Teori Perilaku ........................................................................... 29

2.5.1 Teori Lawrence Green..................................................... 29

2.5.2 Teori Health Belief Model (HBM) ................................. 30

2.6 Determinan Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi 32

2.6.1 Umur Ibu ......................................................................... 32

2.6.2 Pendidikan Ibu ................................................................ 33

2.6.3 Status Pekerjaan Ibu ........................................................ 35

2.6.4 Jumlah Anak Hidup ........................................................ 35

2.6.5 Jumlah Penghasilan ......................................................... 36

2.6.6 Kelengkapan Pelayanan KB ............................................ 37

2.6.7 Jarak Ke Tempat Pelayanan Kontrasepsi ........................ 37

2.6.8 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi ............................... 37

2.6.9 Dukungan Suami ............................................................. 38

2.6.10 Dukungan Keluarga ...................................................... 39

2.6.11 Pengetahuan Tentang MKJP ......................................... 39

BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,

DAN HIPOTESIS ......................................................................... 41

3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 41

3.2 Definisi Operasional ................................................................. 43

3.3 Hipotesis ................................................................................... 46

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 47

4.1 Desain Penelitian ...................................................................... 47

4.2 Lokasi dan Waktu penelitian .................................................... 48

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 48

4.3.1 Populasi ........................................................................... 48

4.3.2 Sampel ............................................................................. 48

4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ............................................... 50

4.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 50

4.5 Instrumnent Penelitian ............................................................... 50

4.6 Manajemen Data ........................................................................ 50

4.6.1 Editing ............................................................................. 50

4.6.2 Coding ............................................................................. 51

4.6.3 Prossecing ....................................................................... 51

4.6.4 Cleaning .......................................................................... 51

4.6.5 Analisis Data ................................................................... 51

BAB 5 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 54

5.1 Gambaran Umum Karakteristik................................................. 54

5.1.1 Gambaran Umum Sampel (Karakteristik Sampel) .......... 58

5.1.2 Gambaran Umum Faktor Predisposisi............................. 59

5.1.3 Gambaran Umum Faktor Pemungkin .............................. 60

5.1.4 Gambaran Umum Faktor Isyarat atau Tanda .................. 61

5.1.5 Gambaran Umum Faktor Ancaman ................................. 62

5.2 Hubungan Antara Faktor Predisposisi, Pemungkin, Isyarat atau

Tanda, dan Ancaman ................................................................ 63

5.2.1 Hubungan antara Faktor Predisposisi (Umur Ibu, Pendidikan

Ibu, Status Pekerjaan Ibu, Jumlah Anak Hidup, Jumlah

xi

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

13

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Penghasilan) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) ....................................................................... 63

5.2.2 Hubungan antara Faktor Pemungkin (Kelengkapan Pelayanan

KB, Jarak ke Tempat Pelayanan KB, Biaya Penggunaan Alat

Kontrasepsi) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) ....................................................................... 66

5.2.3 Hubungan antara Faktor Isyarat atau Tanda (Dukungan Suami

dan Dukungan Keluarga) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang (MKJP) ........................................................... 68

5.2.4 Hubungan antara Faktor Ancaman (Pengetahuan Tentang

Kontrasepsi Jangka Panjang) dengan Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) ....................................... 69

BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................. 71

6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 71

6.2 Umur Ibu ...................................................................................... 72

6.3 Pendidikan.................................................................................... 73

6.4 Status Pekerjaan Ibu ..................................................................... 74

6.5 Jumlah Anak Hidup ..................................................................... 74

6.6 Jumlah Penghasilan ...................................................................... 74

6.7 Kelengkapan Pelayanan KB ........................................................ 75

6.8 Jarak Ke Tempat Pelayanan Kontrasepsi ..................................... 76

6.9 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi ............................................ 76

6.10 Dukungan Suami ........................................................................ 77

6.11 Dukungan Keluarga ................................................................... 78

6.12 Pengetahuan Ibu Tentang MKJP ............................................... 78

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 80

7.1 Kesimpulan .................................................................................. 80

7.2 Saran ............................................................................................ 81

7.2.1 Bagi Puskesmas Pancoran Mas .......................................... 81

7.2.2 Bagi Dinas Kesehatan Depok dan Badan Keluarga Berencana

Darah .................................................................................. 82

7.2.3 Bagi Peneliti Lain ............................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

xii

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

14

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel Definisi Operasional Variabel .................................................................. 43

Tabel Distribusi Faktor Risiko Pada Kelompok Kasus dan Kontrol ................. 53

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden Di Wilayah

Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011....................... 56

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Sampel (Data Kontinyu)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011 ... 58

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Faktor Predisposisi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011 ................................ 60

Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Faktor Pemungkin Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011 ................................ 61

Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Faktor Isyarat atau Tanda Di Wilayah

Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011....................... 62

Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Ancaman Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011 ................................ 62

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Faktor Predisposisi (Umur Ibu,

Pendidikan, Status Pekerjaan Ibu, Jumlah Anak Hidup, jumlah

Penghasilan) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun

2011 ......................................................................................................... 65

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Faktor Pemungkin (Kelengkapan

Pelayanan KB, Jarak ke Tempat Pelayanan KB, Biaya Penggunaan Alat

Kontrasepsi) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun

2011 ......................................................................................................... 67

Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Faktor Isyarat atau Tanda (Dukungan

Suami dan Dukungan Keluarga) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota

Depok Tahun 2011 .................................................................................. 69

Tabel 5.11 Distribusi Responden Menurut Faktor Ancaman (Pengetahuan

Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang) dengan Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011 ................................................... 69

xiii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

15

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Syarat Bagi Calon Peserta Kontrasepsi Mantap ........................ 21

Diagram 2 Teori Bertrand (1980) dalam Purba (2009) ..................................... 28

Diagram 3 Kerangka Konsep Modifikasi dari Teori Green (2005)

dan Teori Lewin (1954) ...................................................................... 41

Diagram 4 Skema Dasar Studi Kasus-Kontrol .................................................. 47

xiv Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

16

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR ISTILAH

Data kontinu :Data yang merupakan rangkaian data, nilainya

dapat berbentuk desimal

Distribusi frekuensi :Susunan data angka menurut besarnya (kuantitas)

atau menurut kategorinya (kualitas)

Hipotesis :Pernyataan sementara yang perlu diuji

kebenarannya.

Mean :Rata-rata hitung

Median :Nilai yang terletak pada observasi yang di tengah,

kalau data tersebut telah disusun

Nilai P :Nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah

menolak H0 dari data penelitian

Odds Ratio : Istilah yang dipakai untuk menunjukkan rasio

antara dua nilai variabel dikotomi, misalnya antara

sakit dan tidak sakit.

Skala nominal :Pengukuran yang paling lemah tingkatannya

terjadi apabila bilangan atau lambing-lambang lain

digunakan untuk mengklasifikasikan objek

pengamatan.

Skala ordinal :Pengukuran pada ordinal tidak hanya membagi

objek menjadi kelompok-kelompok yang tidak

tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada

hubungan (ranking).

Sumber data primer :Data yang diperoleh langsung dari

responden/obyek yang diteliti, ada hubungannya

dengan yang diteliti. Sumber data sekunder :Data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang/instansi diluar dari peneliti

sendiri walaupun yang dikumpulkan itu

sesungguhnya adalah data yang asli. Data primer

yang telah diolah lebih lanjut misalnya dalam

bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dsb,

sehingga lebih informatif untuk digunakan pihak

lain.

α :Merupakan nilai yang menunjukkan besarnya

peluang salah dalam menolak hipotesis nol

β :Merupakan nilai yang menunjukkan besarnya

peluang salah dalam menerima hipotesis nol

xv Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

17

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

Bappenas : Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

HBM : Health Belief Model

IPPF :Population dan International Planned Parenthood Federation

IUD : Intra Uterine Device

KB : Keluarga Berencana

LDFEU : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

LKBN : Lembaga Keluarga Berencana Nasional

MDG’s : Millennium Development Goals

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

MOP : Medis Operatif Pria

MOW : Medis Operatif Wanita

PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

PLKB : Petugas Lapangan Keluarga Berencana

PUS : Pasangan Usia Subur

OR : Odds Ratio

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional

UU : Undang-Undang

WHO : World Health Organisation

xvi Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

18

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Output SPSS

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Izin

xvii Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

19

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu

waktu atau jangka waktu tertentu.Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan

yang terdiri atas demografi dan studi kependudukan.Fokus perhatian demografi

adalah perubahan besar komposisi dan distribusi penduduk.Sering pula demografi

didefinisikan sebagai suatu studi kuantitatif dari lima proses demografi, yaitu

fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.Kelima proses ini

terjadi secara terus menerus dan menentukan besar, komposisi, dan distribusi

penduduk yang bersangkutan.(Wiknyosastro, 1998)

Jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai tujuh miliar hingga akhir

tahun ini. Peningkatan jumlah penduduk di Afrika berhasil menutup penurunan

tingkat kelahiran yang turun di kawasan lainnya. Menurut sebuah studi baru

dariInstitut Nasional untuk Studi Demografi (INED), kenaikan jumlah penduduk

secara keseluruhan akan terus berlangsung sampai mencapai angka stabil di antara

9-10 miliar seluruh dunia pada akhir abad ini. INED memperkirakan hanya butuh

waktu 14 tahun lagi untuk mencapai delapan miliar orang sebelum angka mulai

stabil.(Dayanara, 2011)

Penduduk telah meningkat tujuh kali lipat selama dua ratus tahun terakhir,

melampaui tujuh miliar pada 2011, dan diperkirakan akan mencapai sembilan atau

10 milyar pada akhir abad ke-21.Berdasarkan sejarah, pertumbuhan populasi

global telah melonjak sejak abad ke-19. Besarnya jumlah penduduk juga tidak

tersebar merata, tercatat tujuh negara sekarang 'menguasai' setengah populasi

dunia, dan karena pergeseran demografis mereka memiliki pengaruh besar. China

berada di daftar terpuncak dengan lebih dari 1,33 miliar penduduk, disusul India

dengan jumlah penduduk 1,17 miliar.Lima negara lain yang memiliki jumlah

penduduk terbesar berdasarkan urutan adalah Amerika Serikat, Indonesia, Brasil,

Pakistan dan Nigeria. INED memperkirakan antara sekarang dan 2050, India akan

menjadi negara yang paling padat penduduknya, karena Beijing mulai

menerapkan kebijakan satu anak.(Dayanara, 2011)

1 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

20

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Jumlah penduduk yang bertambah pesat berada di negara-negara

berkembang. Sebagai akibatnya penduduk di negara tersebut belum menikmati

kehidupan yang layak.Mereka menderita kekurangan makan dan gizi, sehingga

tingkat kesehatan buruk, mempunyai pendidikan yang rendah, dan kekurangan

lapangan pekerjaaan.Secara khusus, tingkat kelahiran dan kematian masih tinggi.

Di Indonesia kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah besar.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu

(AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan dari angka 390 per 100.000

kelahiran hidup pada periode tahun 1990-1994 menjadi 334 per 100.000 kelahiran

hidup pada periode tahun 1993-1997, 307 pada SDKI 2002-2003, dan 228 pada

tahun 2007. Walaupun mengalami penurunansecara signifikan tetapi angka

tersebut masih berada dibawah target Millennium Development Goals (MDG’s)

yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup. Terlebih bila dibandingkan dengan AKI di

negara-negara ASEAN, AKI di Indonesia 3-6 kali lipat jumlahnya. Oleh karena

itu,berbagai program kependudukan dilaksanakan yang bertujuan untuk

mengurangi beban kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan akibat tekanan

penduduk.

Pikiran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sudah timbul sejak

lama diantaranya Plato (427-347) mengemukakan bahwa pranata sosial dan

pemerintahan sebaiknya direncanakan keseimbangan antara kebutuhan dan

membahas tentang kesuburan wanita,kematian ibu dan anak, masalah migrasi

yang berkaitan dengan masalah sosial.(Manuaba, 1998).Pada awal abad 19, di

Inggris upaya keluarga berencana mula-mula timbul atas prakarsa sekelompok

orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-

1950) menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum buruh di Inggris.Di

Amerika Serikat dikenal Margareth Sanger (1883-1966) yang dengan program

birth control-nya merupakan pelopor Keluarga Berencana modern.Pada tahun

1948 Margareth Sanger ikut mempelopori pembentukan International Committee

on Planned Paranthood yang dalam konferensinya di New Delhi pada 1952

meresmikan berdirinya International Planned Parenthod Federation (IPPF).Sejak

saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan Keluarga Berencana.(Wiknyosastro,

1998).

2

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

21

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Keluarga berencana dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.(BKKN,2008).

Menurut WHO (1970), keluarga berencana adalah program yang bertujuan

membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

dan istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2002).

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama 25

tahun mendatang terus meningkat secara pesat yaitu dari 205,1 juta pada tahun

2000 menjadi 273,3 juta pada tahun 2025.Walaupun demikian, pertumbuhan rata-

rata pertahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan

kecenderungan terus menurun.Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia

bertambah dengan kecepatan 1,49% pertahun,kemudian antara periode 2000-2005

dan 2020-2025 turun menjadi 1,34% dan 0,92% pertahun.Turunnya laju

pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun

penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena

kematian.Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada

awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi,

sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam

kurun waktu yang sama.(BPS, 2005)

Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang perempuan

karena pada rentang usia tersebut kemungkinan perempuan melahirkan anak

cukup besar.Semakin banyak jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) maka peluang

banyaknya anak yang dilahirkan juga semakin besar.Semakin banyak jumlah anak

berarti semakin banyak tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi

kebutuhan material dan spiritual anggota rumah tangganya.Dengan demikian

pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar tercapai keluarga yang

sejahtera.Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah

melalui program KB.Wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin yang

pernah menggunakan atau memakai alat atau cara KB adalah 79,76%.Dari

3

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

22

Lampiran 3

Universitas Indonesia

perempuan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin sebesar 57,91% diantaranya

sedang menggunakan atau memakai KB. (Susenas, 2006)

Penggunaan alat atau cara KB pada kelompok perempuan berstatus kawin

usia 10-49 tahun dan pasangannya secara nasional adalah 55,85%.Kelompok usia

reproduksi 25-39 tahun adalah pengguna KB terbanyak hampir 62 %.Jenis alat

KB yang digunakan secara nasional,di dominasi dengan cara suntik (32,3%)

selanjutnya pil (12,8%), AKDR/Spiral (5,1%), sterilisasi wanita (2,1%), susuk

(1,4%), kondom (1,1%) dll.Presentasi perempuan kawin umur 10-49 tahun yang

menggunakan alat atau cara KB menurut tempat mendapatkan pelayanan KB dan

tempat tinggal adalah di perkotaan: BPS 50,6%,Puskesmas 11,8%, sedangkan

didesa: BPS 53,1% dan sebanyak 13 % di Puskesmas.Secara umum dapat dilihat

bahwa usia rata-rata perkawinan pertama pada usia 20 tahun.Provinsi dengan

presentase perkawinan sangat muda (10-14 tahun) yang paling tinggi adalah

Kalimantan Selatan (9%),Jawa Barat (7,5%), Kalimantan Timur dan Kalimantan

Tengah masing-masing7%.Sebagian besar mempunyai anak 1-2 orang.(Riskesdas,

2010)

Menurut SDKI (2007) Total Fertility Rate (TFR) di perkotaan sebesar 2,3

sedangkan di pedesaan sebesar 2,8.Total Fertility Rate (TFR) Indonesia masih

lebih tinggi daripada TFR Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Brunei

Darusalam.Sembilan puluh sembilan persen perempuan pernah kawin dan

berstatus kawin mengetahui paling sedikit satu alat atau cara KB yaitu sebesar

masing-masing 98% dan 99%.Sedangkan pengetahuan tentang suatu alat atau cara

KB modern menunjukkan 98%.Alat atau cara KB yang paling populer adalah

suntikan dan pil masing-masing 96% dan 95%.Delapan puluh tiga persen wanita

pernah kawin dan 84% wanita berstatus kawin pernah menggunakan suatu alat

atau cara KB.Alat atau cara KB modern di populer di antara perempuan disemua

kelompok umur. Wanita muda cenderung menggunakan cara KB suntikan, pil,

dan susuk KB, sementara yang lebih tua cenderung memilih alat kontrasepsi

jangka panjang seperti IUD, sterilisasi wanita dan sterilisasi pria.Pemakaian suatu

cara kontrasepsi di daerah perkotaan sedikit lebih tinggi dari daerah pedesaan,

yaitu 63% dan 61%, tetapi pemakaian cara KB modern hampir tidak berbeda baik

di wilayah perkotaan maupun dipedesaan masing-masing sebesar 57% dan

4

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

23

Lampiran 3

Universitas Indonesia

58%.Namun demikian terdapat perbedaan dalam variasi alat atau cara KB yang

digunakan.Perempuan perkotaan lebih mengandalkan IUD, kondom, dan

sterilisasi perempuan, sementara wanita pedesaan lebih mengandalkan suntikan

dan susuk KB.Persentase perempuan berstatus kawin menurut alat atau cara KB

yang dipakai menurut daerah tempat tinggal.Diperkotaan sterilisasi wanita (4,0%),

sterilisasi pria (0,2%), pil (13,9%), IUD (6,7%), suntik (28%), susuk (1.8%),

kondom (2.4%),dan MAL (0,0%).Sedangkan dipedesaan sterilisasi wanita (2,3%),

sterilisasi pria (0,2%), pil (12,8%), IUD (3,6%), suntik (34,5%), susuk (3,5%),

kondom (0,5%),dan MAL (0,0%).

Alat atau cara KB modern popular diantara wanita di semua kelompok

umur. Namun demikian, pemakaian kontrasepsi pada wanita yang berumur lebih

muda (15-19 tahun) dan yang berumur tua (45-49 tahun) lebih rendah

dibandingkan yang berumur 20-39 tahun. Wanita muda cenderung menggunakan

cara KB suntikan, pil, dan susuk KB, sementara yang berumur lebih tua

cenderung memilih kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, sterilisasi wanita,

sterilisasi pria. Dibanding dengan data SDKI 2002-2003, pemakaian cara suntikan

mengalami keniakan 4 poin dari 28 persen pada SDKI 2002-2003 menjadi 32

persen pada SDKI 2007, sedangkan pemakain IUD dan implant masing-masing

turun 1 point persen, dari 6 persen pada SDKI 2002-2003 menjadi 5 persen pada

SDKI 2007 dan implant dari 4 persen pada SDKI 2002-2003 menjadi 3 persen

pada SDKI 2001. (SDKI, 2007)

Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri sepertitercantum

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)tahun 2004-2009 adalah

meningkatnya penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) seperti

IUD (Intra Uterine Device), implant(susuk) dan sterilisasi.(Imbarwati, 2009)

Salah satu sasaran program KB dalam RKP tahun 2011 menargetkan

cakupan pasien baru yang menggunakan MKJP sebesar 12,5% dan pasien aktif

yang menggunakan MKJP sebesar 25%. (Syarief, 2010)

Pada SDKI 2007 Jawa Barat menempati urutan ketiga terbawah dari 6

propinsi di Jawa, persentase perempuan berstatus kawin yang memakai alat atau

cara KB yaitu sebesar 61%.Alat atau cara KB yang digunakan adalah sterilisasi

wanita (1,5%), sterilisasi pria (0,5%), pil (57,6%), IUD (14,6%), suntik (70,3%),

5

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

24

Lampiran 3

Universitas Indonesia

susuk (6,8%), kondom (5,4%),dan MAL (0,9%).Sterilisasi wanita dan sterilisasi

pria menempati posisi terendah di Pulau Jawa.

Kota Depok terdiri dari 6 kecamatan dan 63 kelurahan. Dari Profil

Kesehatan Kota Depok 2009 terlihat bahwa alat kontrasepsi yang digunakan oleh

Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu Suntik (51,20%), pil (30,78%), IUD (10,62%),

implant (3,81%), MOW/MOP (2,48%), dan kondom (1,12%). Kecamatan

Pancoran Mas menduduki peringkat terbawah dalam persentase sterilisasi wanita

maupun pria, implat, dan kondom dibawah Kecamatan Beji.

Dari data profil Puskesmas Pancoran Mas 2010 jumlah peserta KB aktif

yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yaitu IUD 1501

akseptor (12,08%), MOP/MOW 553 akseptor (4,45%), dan implant 206

akseptor(1.66 %). Sedangkan untuk metode kontrasepsi non jangka panjang (Non

MKJP) urutan teratas ditempatin oleh suntik sebanyak 6950 akseptor(55,95%),

diikuti oleh pil 2853 akseptor(22,97%) dan kondom 358 akseptor(2,89%). Masih

rendahnya PUS yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

membuat penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011.

1.2 Rumusan Masalah

Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang perempuan

karena pada rentang usia tersebut kemungkinan perempuan melahirkan anak

cukup besar. Menurut Riskesdas (2010) kelompok usia reproduksi 25-39 tahun

adalah pengguna KB terbanyak hampir 62 %.Jenis alat KB yang digunakan secara

nasional,di dominasi dengan cara suntik (32,3%) selanjutnya pil (12,8%),

AKDR/Spiral (5,1%), sterilisasi wanita (2,1%), susuk (,4%), kondom (1,1%) dll.

Dari data profil Puskesmas Pancoran Mas 2010 jumlah peserta KB aktif

yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yaitu IUD 1501

akseptor (12,08%), MOP/MOW 553 akseptor (4,45%), dan implant 206

akseptor(1,66 %). Sedangkan untuk metode kontrasepsi non jangka panjang (Non

MKJP) urutan teratas ditempatin oleh suntik sebanyak 6950 akseptor(55,95%),

diikuti oleh pil 2853 akseptor(22,97%) dan kondom 358 akseptor(2,89%). Masih

6

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

25

Lampiran 3

Universitas Indonesia

rendahnya PUS yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

membuat penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana gambaran faktor predisposisi, faktor pemungkin, isyarat atau

tanda, dan faktor ancaman terhadap penggunaan metode kontrasepsijangka

panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun

2011.

1.3.2 Apakah ada hubungan antara faktor predisposisi, faktor pemungkin, isyarat

atau tanda, dan faktor ancaman dengan penggunaan metode kontrasepsijangka

panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun

2011.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

1.4.2 Tujuan Khusus

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui:

1. Gambaran faktorpredisposisi(umur,pendidikan,status pekerjaan ibu,

jumlah anak yang masih hidup, dan jumlah penghasilan,) pengguna

metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

2. Gambaran faktor pemungkin (kelengkapan pelayanan KB, jarak ke tempat

pelayanan KB, dan biaya pemasangan alat kontrasepsi) penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

7

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

26

Lampiran 3

Universitas Indonesia

3. Gambaran faktor isyarat atau tanda (dukungan suami dan dukungan

keluarga)penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di

Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

4. Gambaran faktor ancaman(pengetahuan tentang kontrasepsi MKJP)

penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

5. Hubungan antara faktorpredisposisi(umur,pendidikan,status pekerjaan

ibu,jumlah anak yang masih hidup, dan jumlah penghasilan,)dengan

penggunaan metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

6. Hubungan antara faktor pemungkin (kelengkapan pelayanan KB, jarak ke

tempat pelayanan KB, dan biaya pemasangan alat kontrasepsi) dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

7. Hubungan antara faktor isyarat atau tanda (dukungan suami dan dukungan

keluarga) pekerjaan ibu dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok

Tahun 2011.

8. Hubungan antara faktor ancaman(pengetahuan tentang MKJP) dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Dinas Kesehatan Depok

Sebagai bahan masukan kepada perencanaan dan pembuatan kebijakan

khususnya program yang terkait dengan KB dalam pengembangan dan

peningkatan kegiatan program KB,sehingga dapat meningkatkan partisipasi PUS

dalam menggunakan alat atau cara KB Metode jangka panjang.

8

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

27

Lampiran 3

Universitas Indonesia

1.5.2 Bagi Puskesmas Pancoranmas

Sebagai bahan masukan terhadap tenaga kesehatan khususnya di

Puskesmas Pancoranmas Kota Depok bagian KB dalam rangka meningkatkan

partisipasi KB jangka panjang.

1.5.3 Bagi Badan Keluarga Berencana Daerah (BKBD)

Sebagai bahan masukan kepada pengelola program KB dalam

merencanakan program peningkatan cakupan metode kontrasepsi jangka panjang

dan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang.

1.5.4 Bagi Institusi Pendidikan

Menambah bahan kepustakaan FKM UI dan diharapkan hasil penelitian ini

dapat menjadi masukan dan informasi tentang pelayanan KB.

1.5.5 Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai faktor yang

berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsijangka panjang serta

memberi pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah.

1.6 Ruang Lingkup Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode

kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas

Kota Depok Tahun 2011.Penelitian ini dilakukan mengingat masih rendahnya

PUS yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah

Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok.Sasaran penelitian ini adalah seluruh

akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok.Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 dengan menggunakan

data primer dan data sekunder.Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode

wawancara dengan menggunakan kuesioner dan data register KB Puskesmas

Pancoran Mas.

9

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

28

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gerakan Keluarga Berencana Nasional

2.1.1 Sejarah Keluarga Berencana

Gerakan Keluarga Berencana yang kita kenal sekarang ini bermula dari

kepeloporan beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Pada

awal abad ke 19 di Inggris, upaya keluarga berencana mula-mula timbul atas

prakasa sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu.

Maria Stopes (1880-1950) mengajurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum

buruh di Inggris. Di Amerika Serikat dikenal Margareth Sanger (1883-1966) yang

dengan program birth control-nya merupakan pelopor Keluarga Berencana

modern. Pada 1917 didirikan National Birth Control League dan pada November

1921 diadakan American National Birth Control Conference yang pertama. Salah

satu hasil konferensi tersebut adalah pendirian American Birth Control League

dengan Margareth Sanger sebagai ketuanya. Pada 1925 Margareth Sanger

mengorganisasi Konferensi International di New York yang menghasilkan

pembentukan InternationalFederation of Birth Control League. Selanjutnya pada

tahun 1927 Margareth Sanger menyelenggarakan Word Population Conference di

Jenewa yang melahirkan International Women for Scientific Study on Conference

di Jenewa yang melahirkan International Women for Scientific Study on

Population dan International Planned Parenthood Federation (IPPF).Federasi ini

memilih Margareth Sanger dan Rama Ran dari India sebagai pimpinannya.Sejak

saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan Keluarga Berencana di seluruh

dunia, ternasuk di Indonesia yang mendirikan Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI).(Winkyosastro, 1998)

Di Indonesia keluarga berancana modern mulai dikenal pada tahun 1953.

Pada tanggal 23 Desember 1957 berdirilah sebuah wadah dengan nama

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan merupakan pelopor

pergerakan keluarga berencana nasional. PKBI memperjuangkan terwujudnya

keluarga sejahtera melalui cara mengatur atau menjarangkan kehamilan,

mengobati kemandulan dan memberi nasehat perkawinan. Kegiatan penerangan

10

11 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

29

Lampiran 3

Universitas Indonesia

dan pelayanan sangat terbatas, karena banyaknya kesulitan dan hambatan yang

melarang penyebarluasan gagasan keluarga berencana.

Berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB tahun

1967, maka dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) sebagai

lembaga semi pemerintah. Dan pada tahun 1970, ditetapkan sebagai Badan

Pemerintah melalui Keppres no.8 tahun 1970 dan diberi nama badan koordinasi

keluarga berencana nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab kepada presiden,

dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan dan penilaian

pelaksanaan program keluarga berencana. (Palti, 2010)

2.1.2 Definisi Keluarga Berencana

Menurut WHO (1970), keluarga berencana adalah program yang bertujuan

membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

dan istri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hartanto, 2002).

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Juliantoro, 2000).

Keluarga Berencana adalah sebagai proses penetapan jumlah dan jarak

anak yang diinginkan dalam keluarga seseorang dan pemilihan cara yang tepat

untuk mencapai keinginan tersebut. (Mc Kenzie, 2006).

Keluarga Berencana Menurut BKKBN (1998) artinya mengatur jumlah

anak sesuai kehendak anda dan menentukan sendiri kapan anda ingin hamil atau

salah satuusaha masalah kependudukan sekaligus merupakan bagian yang terpadu

dalam program Pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut serta

menciptakankesejahteraan ekonomi, spiritual, sosbud penduduk Indonesia agar

dapat d i cap a i keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi Nasional.

Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah upaya

mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,

11

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

30

Lampiran 3

Universitas Indonesia

melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

(Mochtar, 1998)

2.1.3 Tujuan Keluarga Berencana

Program keluarga berencana bertujuan untuk membangun manusia

Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan melalui peningkatan

kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga. Di samping itu pelaksanaan program

KB juga diarahkan untuk menurunkan tingkat kelahiran atas dasar kesadaran

dan tanggung jawab seluruh masyarakat dengan cara memilih metode

kontrasepsi secara sukarela. Dengan demikian program KB akan merupakan

cermin dari upaya menurunkan tingkat kelahiran dan sekaligus membangun

keluarga sejahtera.(Bappenas, 1996)

Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, kebijakan keluarga berencana

bertujuan untuk:

Mengatur kehamilan yang diinginkan

Menjaga kesahatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan

anak

Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan

pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga

berencana

Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak

kehamilan.

Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. (Mochtar, 1998)

12

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

31

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.1.4 Sasaran

2.1.4.1 Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan sasaran utama gerakan KB

nasional. PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49

tahun. Untuk mendapatkan dampak pada penurunan fertilitas yang tinggi,

sasaran PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas rendah, khususnya PUS

yang berusia muda dan paritas rendah sebagai sasaran prioritas.Sasaran ini

diarahkan untuk menggunakan kontrasepsi efektif terpilih sehingga jumlah

anak yang dilahirkan dapat mendukung pelembagaan norma keluarga kecil

2.1.4.2 Nir PUS

Nir PUS adalah semua anggota masyarakat selain PUS, seperti anak-

anak pra sekolah dan dalam usia sekolah, remaja, orang dewasa yang belum

menikah atau kelompok generasi muda, dan generasi yang lebih tua. Generasi

muda disini sebagai sasaran gerakan KB nasional mempunyai makna dan nilai

strategis dan politis, juga berpotensi untuk menjadi motivator.

2.1.4.3 Sasaran Institusional

Sasaran ini meliputi organisasi-organisai, lembaga kemasyarakatan,

instansi pemerintah dan instansi swasta. Institusi-institusi ini akan terus dibina

dan dimantapkan peranannya hingga secara berangsur-angsur dapat melakukan

alih peran dalam pengelolaan gerakan nasional

2.1.4.4 Sasaran Wilayah

Sasaran wilayah diarahkan untuk dapat mencapai penggarapan program

wilayah paripurna sesuai dengan kondisi pencapaian program, kondisi

pencapaian program, kondisi potensi wilayah dan kondisi geografisnya.

Dengan kata lain, sasaran wilayah ini diutamakan untuk peningkatan

pemerataan penggarapan program.(BKKBN, 1992)

2.1.5 Kebijaksanaan Gerakan KB Nasional

Kebijaksanaan gerakan KB Nasional pada Repelita V merupakan

kelanjutan dan pengembangan dari kebijaksanaan yang telah dilaksanakan

sejak Pelita I.Kebijaksanaan tersebut meliputi 4 dimensi yaitu:

13

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

32

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.1.5.1 Perluasan Jangkauan

Kebijaksanan perluasan jangkauan gerakan Keluarga Berencana

bertujuan untuk mengajak PUS ber-KB atas dasar azas sukarela, kesadaran dan

rasa tanggung jawab dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial, budaya, dan

keserasian agama serta kepercayaan kepada Tuhan YME.

2.1.5.2 Pembinaan

Kebijaksanaan pembinaan bertujuan untuk memantapkan program,

khususnya pemantapan kelestarian penggunaan kontrasepsi oleh para peserta

KB. Kebijaksanaan ini meliputi 2 faktor, yaitu faktor yang berkenaan dengan

penggunaan alat kontrasepsi dan yang berkaitan dengan kesadaran dan perilaku

kondisi sosial budaya para peserta KB.

2.1.5.3 Pelembagaan dan Pembudayaan

Dalam rangka pelembagaan ini, ada dua hal penting yang dilakukan

adalah penataan pengelolaan kegiatan pelembagaan dan pemantapan pelayanan

melalui jalur masyarakat seperti keagamaan dan sebagainya.

2.1.5.4 Keterpaduan

Dengan keterpaduan diharapkan untuk lebih meningkatkan

kesejahteraan peserta KB dan keluarganya.Program-program lebih diarahkan

untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak yang diharapkan akan

mempunyai kualitas sumber daya manusia. (BKKBN, 1992)

2.2 Kontrasepsi

2.2.1 Pengertian Kontrasepsi

Menurut BKKBN dalam Kusumanigrum (2009) kontrasepsi berawal dari

kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,sedangkan konsepsi adalah

pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan.Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma

tersebut.

Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan.(Wiknjosastro, 1998)

14

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

33

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan alat

atau obat-obatan. (Mochtar, 1998)

2.2.2 Macam-macam metode kontrasepsi

2.2.2.1 Metode Sederhana

Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dengan senggama terputus dan

pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat salah satunya dapat

dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma, dan spermisida.

2.2.2.2 Metode Modern/Efektif

Terdapat tiga metode modern yaitu kontrasepsi hormonal (pil, suntikan,

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit/ Implant),Intra Uterine Devices ( Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim/ AKDR), Kontrasepsi Mantap (Medis Operatif Wanita/MOW dan

Medis Operatif Pria/MOP).

2.2.2.3 Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :

a. MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam

kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW )

b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk

dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain

metode yang termasuk dalam MKJP.

2.2.3 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

2.2.3.1 Pengertian

Metode kontrasepsi jangka panjang adalah cara kontrasepsi berjangka

panjang yang dalam penggunaannya mempunyai efektivitas dan tingkat

kelangsungan pemakaiannya yang tinggi dengan angka kegagalan yang rendah.

(BKKBN, 1991)

2.2.3.2 Penggolongan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Saat ini metode kontrasepsi yang digolongkan kedalam MKJP

meliputi:Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

(AKBK), Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP).

2.2.3.3 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Tulisan ilmiah tentang AKDR utnuk pertama kali dibuat oleh Richter dari

Polandia pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat

15

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

34

Lampiran 3

Universitas Indonesia

dari benang sutera. Pada tahun 1934 seorang peneliti bernama Ota dari Jepang

untuk pertama kalinya membuat AKDR dari plastik yang berbentuk cincin.

Penelitian terus dilakukan dan pada tahun enam puluhan mulai dilakukan

penyelidikan terhadap AKDR yang mengandung bahan-bahan seperti tembaga,

seng, magnesium, timah, progesterone, dan lain-lain. Maksud penambahan itu

ialah untuk mempertinggi efektivitas AKDR. Penyelidikan AKDR jenis ini, yang

diberi nama AKDR bioaktif, sampai sekarang masih berlangsung terus.

AKDR adalah suatu alat berukuran kecil, terbuat dari plastik yang dibalut

dengan kawat halus tembaga dengan benang monofilamen pada ujung bawahnya.

Menurut USAID (2003) cara kerjanya dengan menghambat kemampuan

sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum

mencapai kavum uteri, memungkinkan untuk mencegah implantasi telus dalam

uterus. Tetapi menurut Winkyosatro (1998) sampai sekarang belum ada orang

yang yakin bagaimana mekanisme kerja AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada

yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda yang melarutkan blastosis atau

sperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat lembaga mungkin berlainan.

Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan kedalam rongga uterus selain

menimbulkan reaksi radaang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat

anhidrase karbon dan fosfotase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga

menebalkan lendir serniks sehingga pasasi sperma.

Sampai sekarang telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR; yang paling

banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia ialah AKDR

jenis Lippes loop. AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan

bentuk tertutup sebagai cincin.

AKDR Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun

pertama ( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

AKDR mempunyai keuntungan yaitu dapat efektif segera setelah

pemasangan, metode jangka panjang, sangat efektif karena tidak perlu lagi

mengingat-ingat, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang

segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dan

dapat digunakan sampai menopause ( 1tahun atau lebih setelah haid terakhir).

16

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

35

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan siklus haid (umumnya

pada 3 bulan petama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan

banyak, perdarahan (spotting) antarmenstruasi, merasakan sakit dan kejang

selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perporasi dinding uterus (sangat

jarang apabila pemasangannya benar), tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS,

perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu, ekspulsi

(pengeluaran sendiri) dapat terjadi untuk sebagian atau seluruhnya.

Komplikasi dari pemasangan AKDR adalah infeksi (terjadi bila alat-alat

yang digunakan tidak disucihamakan atau sudah adanya infeksi yang subakut atau

menahun pada traktus genetalia sebelum pemasangan), perforasi (umumnya

terjadi sewaktu pemasangan walaupun bias terjadi pula kemudian), dan kehamilan

(jika terjadi kehamilan dengan AKDR didalam, tidak akan menimbulkan cacat

pada bayi oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahin).

AKDR dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, menginginkan

menggunakan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, wanita perokok, penderita

tumor jinak payudara, tekanan darah tinggi, pernah menderita stroke, penderita

diabetes, dan penderita penyakit hati atau empedu.

AKDR tidak diperkenankan digunakan oleh wanita hamil, perdarahan

vagina yang tidak diketahui, sedang menderita infeksi alat genital, tiga bulan

terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik,

kelainan bawaan uterus ynag abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

mempengaruhi kavum uteri, diketahui menderita TBC pelvik, dan ukuran rongga

rahim kurang dari 5 cm. (Saifuddin, 2003)

Pemasangan AKDR dapat dilakukan pada keadaan haid sedang berlangsung

saat hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid, sewaktu postpartum

(secara dini, secara langsung, dan secara tidak langsung), sewaktu postabortum,

dan beberapa hari setelah haid terakhir.

Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk

memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang

harus diperhatikan adalah : 1 bulan pasca pemasangan, 3 bulan kemudian, setiap 6

bulan berikutnya, dan bila terlambat haid 1 minggu.

17

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

36

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.2.3.4 AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

Susuk adalah kontrasepsi sub dermal yang mengandung Levonorgestrel

(LNG) sebagai bahan aktifnya dibungkus dalam kapsul silastic-silicone dan

disusukkan di bawah kulit.

Cara kerjanya membuatlendir serviks menjadi kental sehingga menyulitkan

penetrasi sperma, menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, dan menekan ovulasi.

AKBKsangat efektif (0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan). Pada literature

lain menyebutkan kegagalannya antara 0,3-0,5 per seratus tahun wanita.

AKBK memiliki tiga jenis yaitu norplant (terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun), implanon (terdiri dari satu batang putih

lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg

3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun, jadena dan Indoplant (terdiri dari 2

batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun).

Keuntungan yang dimiliki oleh AKBK adalah pengembalian tingkat

kesuburan yang cepat setelah pencabutan, bebas dari pengaruh estrogen, tidak

menggangu ASI, mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid,

melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan

tumor jinak payudara, melindungi diri dari beberapa penyebab penaykit radang

panggul, dan menurunkan angka kejadian endometriosis.

Keterbatasan yang dimiliki pada kebanyakan klien dapat menyebabkan

perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

AKBK dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, menyusui,riwayat

kehamilan ektopik, tekanan darah 180/110 mmHg, tidak boleh menggunakan

kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Sedangkan yang tidak boleh

mengunakan implan adalah wanita hamil atau diduga hamil, perdarahan

pervaginam yang belum jelas penyebabnya, benjolan/kanker payudara atau

riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi,

mioma uterus dan kanker payudara, dan gangguan toleransi glukosa. (Saifuddin,

2003)

18

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

37

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Waktu yang paling baik untuk pemasangan AKBK adalah sewaktu haid

berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan

dapat disingkirkan.

2.2.3.5 Kontrasepsi Mantap (Kontap)

Kontrasepsi mantap adalah pemotongan/pengikatan kedua saluran telur

wanita (Tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (Vasektomi).Operasi

tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah kuldoskopik, kolpotomi,

posterior, laparoskopi dan minilaparatomi.

Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah laparaskopi dan

minilaparatomi.Cara kerjanya dengan mencegah pertemuan sel telur dengan

sperma.

Efektivitas kontrasepsi mantap dalam teori sebesar 99,9% tetapi dalam

kenyataannya sebesar 99%.

Keuntungan yang dimiliki oleh kontrasepsi mantap yaitu mempunyai

efektifitas paling tinggi diantara metode kontrasepsi lainnya, mengakhiri

kesuburan selamanya (keberhasilan pembalikan tidak bisa dijamin), tidak perlu

perawatan khusus, dan tidak memiliki kontraindikasi.

Kontrasepsi mantap baik untuk pasangan yang sudah yakin tidak ingin

punya anak lagi, jika hamil akan membahayakan jiwanya dan ingin metode yang

tidak menganggu.

Efek Samping yang ditemukan jarang, ringan, dan bersifat sementara

misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada vasektomi infeksi

dan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi,

kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi. (Saifuddin,

2003)

A. Metode Kontrasepsi MantapMOW(Medis Operasi Wanita)

MOW (Medis Operatif Wanita) / Tubektomi atau juga dapat disebut

dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua

saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati

saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma

laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wania

tidak akan turun (BKKBN, 2006)

19

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

38

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Kontrasepsi mantap atau sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrsepsi

permanen yang dilkaukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua

saluran telur sehingga menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel

mani (sperma). (Mochtar, 1998)

Menurut PKMI (1985) untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak

diinginkan, seperti misalnya penyesalan setelah mendapatkan pelayanan

kontrasepsi mantap, maka perlu ditetapkan persyaratan mereka yang dapat

memperoleh pelayanan kontrasepsi mantap. Secara umum ada tiga syarat yang

harus dipenuhi oleh peserta mantap, yaitu:

Sukarela

Calon peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela menerima

pelayanan kontrasepsi mantap. Artinya calon peserta tersebut tidak

dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap. Untuk

memantapkan syarat sukarela ini perlu dilakukan pelayanan informasi dan

konseling.

Bahagia

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat

kebahagiaan artinya calon peserta tersebut terikat dalam perkawinan yang

syah dan harmonis, telah di anugrahi sekurang-kurangnya 2 orang anak

dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun, dan dengan mempertimbangkan

umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun. Syarat bahagia ini dapat

diketahui pada saat dilakukan pelayanan informasi dan konseling.

Kesehatan

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat

kesehatan yang mempunyai arti tidak ditemukan kontraindikasi kesehatan

jika kepada calon peserta tersebut diberikan pelayanan kontrasepsi

mantap. Syarat kesehatan ini dapat diketahui pada saat dilakukan

pemeriksaan prabedah.

Hasil penelitian terhadap tiga persyaratan di atas akan menentukan

dapat atau tidaknya seseorang mendapatkan pelayanan kontrasepsi mantap.

Dengan perkataan lain tidak semua orang yang meminta pelayanan

kontrasepsi mantap dapat dilayani. Bagan pelayanan kontrasepsi mantap yang

diuraikan di atas secara sederhana dilukiskan sebagai berikut:

20

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

39

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Diagram 1 Syarat Bagi Calon Peserta Kontrasepsi Mantap

CALON PESERTA

SYARAT SUKARELA

TERPENUHI TIDAK TERPENUHI

SYARAT BAHAGIA

TIDAK TERPENUHI TERPENUHI

SYARAT KESEHATAN

TIDAK TERPENUHI TERPENUHI

CARA KONTRASEPSI MANTAP CARA KB LAINNYA

21

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

40

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Teknik melakukan MOW

Tahap persiapan pelaksanaan yaitu:informed consent, riwayat medis/

kesehatan, pemeriksaan laboratorium, pengosongan kandung kencing, asepsis

dan antisepsis daerah abdomen, anesteri.

Teknik yang digunakan dalam pelayanan tubektomi antara lain:

Minilaparotomi

Metode ini merupakan penyederhanaan laparotomi terdahulu, hanya

diperlukan sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah

(suprapubik) maupun subumbilikal 13 (pada lingkar pusat bawah).

Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relatif murah, dan

dapat dilakukan oleh dokter yang mendapat pelatihan khusus. Operasi ini

juga lebih aman dan efektif (Syaiffudin,2006). Baik untuk masa interval

maupun pasca persalinan, pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan

kecil. Setelah tuba didapat, kemudian dikeluarkan, diikat dan dipotong

sebagian. Setelah itu, dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup

dengan kasa yang kering dan steril serta bila tidak ditemukan komplikasi,

klien dapat dipulangkan setelah 2 - 4 hari. (Syaiffudin,2006).

Laparoskopi

Prosedur ini memerlukan tenaga Spesialis Kebidanan dan Kandungan

yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif.

Teknik ini dapat dilakukan pada 6 – 8 minggu pasca pesalinan atau setelah

abortus (tanpa komplikasi). Laparotomi sebaiknya dipergunakan pada

jumlah klien yang cukup banyak karena peralatan laparoskopi dan biaya

pemeliharaannya cukup mahal. Seperti halnya minilaparotomi, laparaskopi

dapat digunakan dengan anestesi lokal dan diperlakukan sebagai klien

rawat jalan setelah pelayanan.(Saifuddin,2006).

Perawatan yang dilakukan post operasi yaitu: istirahat 2-3 jam,

pemberian analgetik dan antibiotik bila perlu, ambulasi dini, diet biasa, dan

luka operasi jangan sampai basah, menghindari kerja berat selama 1 minggu,

cari pertolongan medis bila demam (>38), rasa sakit pada abdomen yang

menetap, perdarahan luka insisi.

22

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

41

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Menurut Mochtar (1998) pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat:

Masa Interval (selama waktu selama siklus menstrusi)

Pasca persalinan (post partum)

Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam,atau

selambat-lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan. Tubektomi pasca

persalinan lewat dari 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba dan infeksi yang

akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Edema tuba akan berkurang

setelahhari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan. Pada hari tersebut uterus

dan alat alat genetal lainnya telah mengecil dan menciut, maka operasi akan

lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.

Pasca keguguran

Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi

Waktu opersi membuka perut

Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut hendaknya

harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk

dilakukan sterilisasi. Hal ini harus diterangkan kepada pasangan suami istri

karena kesempatan ini dapat dipergunakan sekaligus untuk melakukan

kontrasepsi mantap.

Komperensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia

tahun 1976 di Medan menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur 25 – 40

tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut: umur istri antara 25 – 30 tahun

dengan 3 anak atau lebih, umur istri antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau

lebih, dan umur istri 35 – 40 tahun dengan satu anak atau lebih sedangkan umur

suami sekurang kurangnya berumur 30 tahun, kecuali apabila jumlah anaknya

telah melebihijumlah yang diinginkan oleh pasangan tersebut.(Wiknjosastro,2005)

Menurut Mochtar (1998) indikasi dilakukan MOW yaitu adanya gangguan

fisik (misalnya tuberculosis pulmonum,penyakit jantung) atau psikis (seperti

skizofrenia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain lain) yang akan

menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi, indikasi medik obstetri yaitu

toksemia gravidarum yang berulang, seksiosesarea yang berulang, histerektomi

obstetri, pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula dipertimbangkan

untuk sekaligus melakukan sterilisasi, indikasi sosial ekonomi adalah indikasi

23

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

42

Lampiran 3

Universitas Indonesia

berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang ini terasa bertambah lama

bertambah berat.

Menurut Mochtar (1998) kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu

dibagi menjadi 2 yang meliputi indikasi mutlak (peradangan dalam rongga

panggul, peradangan liang senggama akut (vaginitis, servisitis akut), kavum

dauglas tidak bebas,ada perlekatan)dan indikasi relatif (obesitas berlebihan, bekas

laparotomi).

BKKBN (2006) keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain:

perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, tidak mengganggu

kehidupan suami istri, tidak mempengaruhi kehidupan suami istri, tidak

mempengaruhi ASI, lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis (hanya

memerlukan satu kali tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil), dan

lebih ekonomis.

Kerugian dalam menggunakan kontrasepsi mantap (Noviawati dan

Sujiyati, 2009) yaitu antara lain: harus dipertimbangkan sifat permanen metode

kontrasepsi initidak dapat dipulihkan kembali, klien dapat menyesal dikemudian

hari, resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum, rasa

sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan, dilakukan oleh

dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis ginekologi atau dokter spesalis

bedah untuk proses laparoskopi, tidak melindungi diri dari

IMS.(www.digilib.unimus.ac.id)

B. MetodeKontrasepsi MantapMOP(Medis Operasi Pria)

Vasektomi sebenarnya telah dikenal orang sejak lama. Pada abad 19,

para ahli bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan:

mencegah infeksi, kelenjar prostat atau pada hipertrofi kelenjar prostat.

(Mochtar, 1998)

Vasektomi adalah tindakan memotong dan penutup saluran mani (vas

deferens) yang disalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di

testis.

Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang

mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis vesikula seminalis. Dengan

memotong vas deferens sperma tidak mampu diejakulasikan dan pria akan

24

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

43

Lampiran 3

Universitas Indonesia

menjadi tidak subur setelah vas deferens bersih dari sperma, yang memakan

waktu sekitar tiga bulan. (BKKBN, 2007). Indikasi untuk melakukan vasektomi

yaitu: untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen, pengobatan guna

mencegah epididitimis.

Teknik saat melakukan vasektomi adalah dengan menutup duktus

spermatikus (vas deferens) yang dilakukan dengan cara diikat (ligasi), dipotong

(vasektomi), menggunakan klip, cincin, atau brands.

2.3 Pola Dasar Penggunaan Kontrasepsi Yang Rasional

Agar dapat mewujudkan pelayanan yang aman dan bermutu diperlukan

kesatuan pemikiran tentang pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional.

Pola penggunaan kontrasepsi yang ini haruslah sesuai dengan tahapan usia, sesuai

dengan penyakit dan mungkin ada banyak faktor kesehatan yang lainnya.

Pola dasar penggunaan kontrasepsi tersebut menurut Hartanto (1996) dalam

Ayurai (2009) adalah sebagai berikut :

2.3.1 Fase Menunda / Mencegah Kehamilan

Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak

dulu karena berbagai alasan.Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena

peserta masih muda, penggunaan kondom kurang menguntungkan karena

pasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggama, sehingga akan memiliki

kegagalan tinggi. Penggunaan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada

masa ini dapat dianjurkan terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi pil

oral.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitureversibilitas yang tinggi

(kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100% karena pada masa ini peserta

belum mempunyai anak), dan efektifitas yang tinggi.

2.3.2Fase Menjarangkan Kehamilan

Umur diantara 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan

melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk memakai

IUD sebagai pilihan utama.Kegagalan yang menyebabkan kelahiran cukup tinggi

namun disini kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia

melahirkan yang baik.

25

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

44

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Ciri-ciri kontrasepsi yang dibutuhkan adalah keefektifitasannya cukup

tinggi, reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak

lagi, dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan yang

direncanakan, dan tidak menghambat ASI.

2.3.3.Fase Menghentikan / mengakhiri Kehamilan /Kesuburan.

Pada fase ini biasanya adalah ibu-ibu diatas usia 30 tahun dianjurkan untuk

tidak hamil atau tidak punya anak lagi karena alasan medis dan alasan

lainnya.Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.Pil oral kurang dianjurkan

karena usia itu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek

samping dan komplikasi.

Ciri-ciri kontrasepsi yang dibutuhkan yaitu efektifitas sangat tinggi, dapat

dipakai untuk jangka panjang dan tidak menambah kelainan yang ada.

2.4 Teori Pemilihan Kontrasepsi

Menurut Bertrand (1980) dalam Purba (2009), faktor-faktor yang

mempengaruhi pemakaian kontrasepsi, adalah sebagai berikut :

2.4.1 Faktor Sosio - Demografi

Penerimaan KB lebih banyak pada mereka yang memiliki standar hidup

lebih tinggi. Indikator status sosio-ekonomi termasuk pendidikan yang dicapai,

pendapatan keluarga dan stastus pekerjaan, juga jenis rumah, gizi (di negara

sedang berkembang ) dan pengukuran pendapatan tidak langsung lainnya.

Beberapa faktor demografi tertentu yang mempengaruhi penerimaan KB di

beberapa negara, misalnya di banyak negara-negara sedang berkembang,

penggunaan kontrasepsi lebih banyak pada wanita yang berumur akhir 20-30

tahun yang sudah memiliki anak 3 atau lebih. Faktor sosial lain yang

mempengaruhi adalah suku dan agama.

2.4.2 Faktor Sosio – Psikologi

Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB, banyak sikap yang

dapat menghalangi KB. Beberapa faktor sosio-psikologi yang penting antara lain

adalah ukuran keluarga ideal, pentingnya nilai anak laki-laki, sikap terhadap KB,

komunikasi suami istri, persepsi terhadap kematian anak, sikap dan kepercayaan

26

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

45

Lampiran 3

Universitas Indonesia

tersebut perlu untuk mencegah isu yang berhubungan termasuk segi pelayanan

dan efek samping kontrasepsi.

2.4.3 Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelayanan Kesehatan

Program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah satu

faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia. Beberapa faktor

yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain keterlibatan dalam kegiatan

yang berhubungan dengan KB, pengetahuan tentang sumber kontrasepsi, jarak ke

tempat pelayanan, dan keterlibatan dengan media massa.

Secara ringkas faktor-faktor tersebut dapat dilihat seperti gambar dibawah

ini:

27

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

46

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Diagram 2 Teori Bertrand (1980) dalam Purba (2009)

FAKTOR SOSIO-

DEMOGRAFI

Pendidikan

Pendapatan

Status Pekerjaan

Perumahan

Status Gizi

Umur

Suku

Agama

FAKTOR SOSIO-

PSIKOLOGI

Ukuran Keluarga Ideal

Pentingnya Nilai Anak

Laki-Laki

Sikap terhadap KB

Komunikasi Suami Istri

Persepsi Terhadap

Kematian Anak

PEMAKAIAN

KONTRASEPSI

FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN

PELAYANAN

Keterlibatan dalam

kegiatan yang

berhubungan dengan

KB

Pengetahuan tentang

Kontrasepsi

Jarak ke Pusat

Pelayanan

Paparan dengan Media

massa

28

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

47

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.5Teori Perilaku

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karena perilaku merupakan resultasi dari berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal. Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu

aspek fisik, psikis dan sosial.

Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan deteminan

perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan antara lain:

2.5.1 Teori Lawrence Green

Gren mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor:

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pegetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi,

jamban dan sebagainya.

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Model ini dapat digambar sebagai berikut :

B = f (PF,EF,RF)

Dimana :

B = behaviour

PF = predisposing factors

EF = enabling factors

RF = reinforcing factors

F = fungsi

29

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

48

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan

ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari

orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas,

sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.(Notoadmojo,2007)

2.5.2 Teori Health Belief Model (HBM)

Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio

psikologis, munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem

kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk

menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan

oleh provider, kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan

perilaku pencegahan penyakit (preventif health behavior), yang oleh Becker

(1974) dikembangkan dari teori lapangan (Fieldtheory, 1954) menjadi model

kepercayaan kesehatan (health belief model) (Notoatmodjo, 2003).

Health Belief Model (HBM) didasarkan atas 3 faktor esensial, kesiapan

individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau

memperkecil resiko kesehatan. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang

membuatnya merubah perilaku itu sendiri. Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu,

serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan.

Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang

kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil

kerentanan terhadap penyakit, dan adanya kepercayaan perubahan perilaku akan

memberikan keuntungan.

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri

yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap

perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang

merekomendasikan perubahan perilaku dan pengalaman mencoba merubah

perilaku yang serupa. Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangkan

sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan,

dimulai dari pertimbangan orang mengenai kesehatan. Health Belief Model

(HBM) ini digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Health

30

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

49

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Belief Model (HBM) merupakan model kognitif yang berarti bahwa khususnya

proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut Health

Belief Model (HBM) kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan

tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan

yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan

dan kerugian (Machfoedz, 2006).

Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang

akanmuncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau

kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Asumsinya adalah bahwa,

bila ancaman yang dirasakan tersebut, maka perilaku pencegahan juga akan

meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada, yaitu:

Ketidak kekebalan yang dirasakan (perceived vulnerability) yang

merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan

masalah kesehatan menurut kondisi mereka.

Keseriusan yang dirasakan (perceived severity) merupakan orang-orang

yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyair tersebut apabila

mereka mengembangkan masalah kesehatan atau membiarkan penyakitnya

tidak ditangani.Penilaian kedua yang dibuat adalah perbandingan antara

keuntungan dan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan

tindakan pencegahan atau tidak yang berkaitan dengan dunia medis, dan

mencakup berbagai ancaman perilaku, seperti check-up untuk mencegah

atau pemeriksaan awal dan imunisasi (Machfoedz, 2006).

Menurut Kosa dan Robertson yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993),

menyatakan bahwa perilaku kesehatan individu cendrung dipengaruhi oleh

kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang

diinginkan dan kurang mendasarkan pada pengetahuan biologi. Memang

kenyataannya demikian, setiap individu mempunyai cara yang berbeda didalam

mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan, meskipun gangguan

kesehatannya sama.Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian

individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut.

Penilaian semacam ini menunjukkan bahwa gangguan yang dirasakan oleh

individu menstimulasi dimulainya suatu proses sosial psikologis.Apabila individu

31

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

50

Lampiran 3

Universitas Indonesia

bertindak untuk mengobati penyakitnya, ada empat variabel yang terlihat dalam

tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan (perceived vulnerability) agar

seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus

merasakan bahwa ia rentan(susceptible) terhadap penyakit tersebut dan keseriusan

yang dirasakan (perceived seriousness), tindakan individu untuk mencari

pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan penyakit

tersebut terhadap individu atau masyarakat, manfaat dan rintangan yang

dirasakan, apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit yang dianggap

gawat(serius),ia akan melakukan suatu tindakan tertentu, tergantuk pada manfaat

yang dirasakan dari rintangan yang ditemukan, isyarat atau tanda-tanda(cues)

untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan,

kegawatan, dan keuntungan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa faktor-

faktor eksternal, misalnya pesan-pesan pada media masa, nasehat atau anjuran

teman atau anggota keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo,

2003).

2.6 Determinan Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi

2.6.1 Umur Ibu

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang

dalam pemakaian alat kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang

lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang

berumur muda. (Notoadmojo, 2003)

Menurut BKKBN (1993) dalam Ekarini (2008) kesehatan pasangan usia

subur sangat mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga waktu

melahirkan, jumlah kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak

tiap kelahiran. Maka dari itu umur merupakan salah satu faktor seseorang untuk

menjadi akseptor kontap, sebab umur berhubungan dengan potensi reproduksi dan

juga untuk menentukan perlu tidaknya seseorang melakukan vasektomi dan

tubektomi sebagai cara kontrasepsi.

Menurut Hartanto (1996), pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional

pada umur diantara 20-30 tahun adalah kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas

yang tinggi karena pada umur tersebut PUS masih berkeinginan untuk mempunyai

32

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

51

Lampiran 3

Universitas Indonesia

anak. Sedangkan pada umur > 30 tahun kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang

mempunyai efektivitas tinggi dan dapat dipakai untuk jangka panjang.

Hasil penelitian Pranita (2002) menyatakan terdapat hubungan bermakna

antara umur responden dengan pemakaian kontrasepsi mantap. Responden yang

berumur kurang dari 30 tahun mempunyai peluang lebih tinggi untuk memilih non

kontrasepsi mantap dibandingkan dengan responden yang berumur lebih dari 30

tahun.

Dalam penelitian Yusuf (2002) dinyatakan ada hubungan yang bermakna

antara umur dengan penggunaan MKJP. Pada kelompok responden yang berumur

tua (> 30 tahun) sebagian besar menggunakan MKJP (50%) dibandingkan dengan

kelompok responden yang berumur muda (≤ 30 tahun) yaitu hanya sebesar 11,1%.

Dari nilai OR dapat diketahui bahwa kemungkinan ibu yang berumur tua untuk

menggunakan kontrasepsi MKJP adalah sebesar 8 kali dibandingkan ibu yang

berumur muda.

Hasil penelitian Noor (2002) didapatkan bahwa ada hubungan bermakna

antara umur dengan pemakaian kontrasepsi mantap.

Penelitian Mitra (1999) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara umur responden terhadap pemakaian kontrasepsi mantap.

Penelitian Amiranty (2003) menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna pada tiap kelompok umur dengan pemakaian MKJP. Wanita yang

berusia 36-49 tahun memiliki peluang sebesar 10 kali untuk memakai MKJP

dibandingkan wanita yang berusia 15-19 tahun.

2.6.2 Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Oleh karena itu

orang yang berpendidikan akan lebih muah menerima gagasan baru. Demikian

pula halnya dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pola dasar

penggunaan kontrasepsi serta peningkatan kesejahteraan keluarga. (Manuaba,

1998).

Pendidikan menunjukkan hubungan yang positif dengan pemakaian jenis

kontrasepsi artinya semakin tinggi pendidikan cenderung memakai kontrasepsi

efektif. Hal itu dikarenakan pendidikan dapat memperluas pengetahuan mengenai

33

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

52

Lampiran 3

Universitas Indonesia

alat kontrasepsi, mengetahui keuntungan yang diperoleh dengan memakai

kontrasepsi, meningkatkan kecermatan dalam memilih alat kontrasepsi yang

dibutuhkan dan juga kemampuan untuk mengetahui akibat sampingan dari

masing-masing alat kontrasepsi. (Rifai, 2008)

Menurut BKKBN (1980) dalam Kusumaningrum (2009) pendidikan

merupakan salah satu faktor yang sangat menentukanpengetahuan dan persepsi

seseorang terhadap pentingnyasesuatu hal,termasuk pentingnya keikutsertaan

dalam KB. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas

pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru.

Purwoko (2000) dalam Ekarini (2008), mengemukakan pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap

tentang metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan

respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih

kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha-usaha pembaharuan. Ia juga lebih dapat

menyesuaikan diri terhadapperubahan-perubahan sosial. Secara langsung maupun

tidak langsung dalam hal Keluarga Berencana (KB). Karena pengetahuan KB

secara umum diajarkan pada pendidikan formal di sekolah dalam mata pelajaran

kesehatan, pendidikan kesejahteraan keluarga dan kependudukan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri

memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga

semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang

mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya

Penelitian yang dilakukan Ananta (1992) mengatakan bahwa tingkat

pendidikan lebih baik, mempunyai hubungan yang positif dengan lama masa

menggunakan kontrasepsi.

Hasil penelitian Yusuf (2001) menyatkan bahwa ada hubungan antara

proporsi penggunaan MKJP oleh responden yang berpendidikan rendah dan

berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 3

kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi MKJP dibandingkan dengan ibu

yang berpendidikan rendah.

34

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

53

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.6.3 Status Pekerjaan Ibu

Penelitian yang dilakukan oleh BKKBN dan LDFEUI (1998) status

pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakian kontap.Jadi

besar kemungkinan wanita yang bekerja akan lebih menyadari kegunaan dan

manfaat KB dan lebih mengetahui berbagai metode kontrasepsi dari wanita yang

tidak bekerja.

Hasil penelitian Pranita (2002) menyatakan terdapat hubungan bermakna

antara pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi mantap. Responden yang tidak

bekerja mempunyai peluang 1,9 kali lebih tinggi untuk memilih non kontrasepsi

mantap dibandingkan dengan responden yang bekerja.

Amiranty (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

status pekerjaan dengan penggunaan MKJP. Ibu yang bekerja memiliki peluang

sebesar 2 kali untuk memakai MKJP dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

2.6.4 Jumlah Anak Yang Hidup

Jumlah anak yang dimiliki, paritas 2-3 merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3

mempunyai angka kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani

dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat

dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana yang salah satunya

menggunakan kontrasepsi mantap yaitu vasektomi dan tubektomi.

(Wiknjosatro,1999)

Hasil penelitian Pranita (2002) menyatakan terdapat hubungan bermakna

antara jumlah anak masih hidup dengam pemakaian kontrasepsi mantap. Dengan

interpretasi bahwa responden yang mempunyai anak kurang dari 3 orang yang

masih hidup mempunyai peluang 7,5 kali lebih tinggi untuk memilih non kontap

dibandingkan dengan responden yang mempunyai anak masih hidup lebih dari

sama dengan 3 orang.

Noor (2002) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara jumlah

anak yang masih hidup dengan pemakian kontrasepsi mantap. Akseptor KB yang

mempunyai anak lebih dari 3 orang cenderung lebih banyak menggunakan kontap

dibandingkan dengan anak hidup sebanyak 2 atau kurang.

35

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

54

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Hasil penilitian Purwoko (2000) dalam Ekarini (2008) jumlah anak hidup

mempengaruhi pasangan usia subur dalam menentukan metode kontrasepsi yang

akan digunakan. Pada pasangan dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat

kecenderungan untuk menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas

rendah, sedangkan pada pasangan dengan jumlah anak hidup banyak terdapat

kecenderungan menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.

Hasil penelitian Yusuf (2001) menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara proporsi penggunaan MKJP dengan kelompok responden yang

memiliki jumlah anak hidup yang kecil dengan kelompok responden yang

memiliki jumlah anak yang lebih besar. Responden yang memiliki jumlah anak >

2 orang mempunyai kemungkinan 20x lebih besar untuk menggunakan MKJP

dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤ 2 orang.

Menurut BKKBN (1999) dalam Amiranty (2003), umur dan jumlah anak

yang pernah dilahirkan seorang wanita akan mempengaruhi tingkat pemakaian

kontrasepsi. Wanita dengan umur tinggi yang pada umumnya mempunyai anak

lebih banyak akan cenderung memakai kontrasepsi, terutama untuk membatasi

kelahiran. Sebaliknya pemakaian kontrasepsi pada wanita muda yang belum

mempunyai anak atau yang baru mempunyai anak dalam jumlah sedikit

cenderung ditujukan untuk menjarangkan dan atau menunda kehamilan.

2.6.5 Jumlah Penghasilan

Menurut BKKBN (1999) dalam Ekarini (2008)tingkat pendapatan suatu

keluarga sangat berpengaruh terhadap kesertaan suami dalam berKB. Nampaknya,

bila PUS keduanya bekerja, berarti istri tidak bekerja atau memiliki pendapatan

sendiri.

Menurut Wesbrook (1984) menjelaskan bahwa orang-orang yang dengan

status sosial ekonomi rendah,kurang aktif dan lebih fatalistik atau respon menolak

bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi.

Bertrand (1984) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

penggunaan kontrasepsi adalah status sosio ekonomi. Semakin tingi status sosio

ekonomi seseorang maka semakin mudah untuk menggunakan kontrasepsi.

2.6.6 Kelengkapan Pelayanan KB

36

37

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

55

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap pelayanan

kesehatan cenderung memetuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana

pengobatan yang telah disepakati, namun jika yang terjadi sebaliknya maka pasien

tersebut akan beralih ke dokter atau pengobatan lain.(Imbalo,2006)

2.6.7Jarak Ke Tempat Pelayanan

Menurut Depkes (2007) pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan

dengan akses geografi, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tempat

memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan ini adalah hubungan antara lokasi

suplai dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh atau

biaya tempuh. Hubungan antara akses geografi dan volume dari pelayanan

bergantung dari jenis pelayanan oleh berkurangnya sumber dana yang ada.

Peningkatan akses dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun

biaya tempuh. Fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada belum digunakan dengan

efesien oleh masyarakat karena lokasi pusat-pusat pelayanan tidak berada dalam

radius masyarakat banyak dan lebih banyak berpusat di kota-kota dan lokasi

sarana yang tidak terjangkau dari segi perhubungan.

2.6.8 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

Dalam pemasaran sosial KB dikaitkan dengan penggunaan jasa pelayanan

dan penggunaan alat kontrasepsi. Secara implicit terdapat dua aspek penting dari

harga atau biaya yaitu: aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek finansial

yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh pelayanan kontrasepsi

serta alat kontrasepsi. Aspek non finansial yaitu usaha, waktu, dan

ketidaknyamanan yang dialami oleh akseptor dalam upayanya memperoleh

produksi sosial yang ditawarkan. Pada sisi lain, biaya dengan aspek finansial

mempunyai aksesbilitas, dimana biaya dapat mempengaruhi jangkauan terhadap

calon akseptor. Semakin mahal harganya semakin terbatas akses calon akseptor

untuk mendatangi sarana pelayanan tersebut dan alat kontrasepsi tertentu.

(BKKBN, 1994) dalam (Kemala, 2002).

Menurut Bruce (1989) dalam Amiranty (2003) hukum pasar menunjukkan

bahwa pelayanan kontrasepsi yang lebih baik dengan harga yang tepat akan

menarik lebih banyak klien. Sedangkan dalam pemasaran sosial KB, biaya

dikaitkan dengan penggunaan jasa pelayanan dan pemakaian alkon. Biaya yang

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

56

Lampiran 3

Universitas Indonesia

dikeluarkan dapat mempengaruhi jangkauan terhadap calon akseptor. Semakin

mahal harganya semakin terbatas akses calon akseptor untuk mendatangi sarana

pelayanan tersebut dan pemilihan alat kontrasepsi tertentu.(BKKBN, 1994)

Menurut Easterlin (1975) dalam Bakir (1984) menyatakan bahwa

pasangan suami istri akan mempunyai keinginan atau motivasi untuk membatasi

kehamilan dalam bentuk pemakaian alat kontrasepsi yang bersangkutan jika biaya

atau pengorbanan yang harus mereka keluarkan untuk tujuan ini relatif kecil atau

tidak ada sama sekali.

Hasil penelitian Wijayanti (2004) dalam Ekarini (2008) akibat

ketidaktahuan masyarakat di desa Timpik tentang metode MOP, mereka

mengemukakan berbagai alasan, salah satunya biaya MOP atau vasektomi yang

mahal. Alasan tersebut dikaitkan dengan penghasilan mereka sebagai petani kecil

dan mereka menganggap tidak akan mampu menjangkau metode ini.

Hasil penelitian Kemala (2002) menyatakan ada hubungan antara biaya

pelayanan KB dengan penggunaan MKJP dengan p value 0,001. Wanita yang

mengeluarkan biaya lebih dari 10,000 rupiah mempunyai peluang 3,87 kali untuk

memakai kontrasepsi MKJP dibandingkan dengan wanita yang mengeluarkan

biaya pelayanan KB 2000 rupiah atau kurang.

Dalam penelitian Amiranty (2003) menyatkan ada perbedaan yang

signifikan biaya pelayanan KB antara pemakai MKJP dengan pemakai non MKJP.

Responden yang mengeluarkan biaya KB sebesar 2000-5500 memiliki peluang

sebesar 8,11 kali untuk memakai MKJP dibandingkan yang harus mengeluarkan

biaya sebesar < 2000 rupiah.

2.6.9 Dukungan Suami

Hartanto (2004) dalam Purba (2009) mengatakan bahwa kontrasepsi tidak

dapat dipakai oleh istri tanpa kerjasama suami dan saling percaya. Keadaan ideal

bahwa pasangan suami istri harus bersama memilih metode kontrasepsi yang

terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian, membayar biaya pengeluaran untuk

kontrasepsi dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

38

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

57

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.6.10 Dukungan Keluarga

Dukungan sosial mengacu kepada suatu dukungan yang dipandang oleh

anggota sebagai suatu yang dapat bermanfaat. Keluarga adalah dua orang atau

lebih yang disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasi sebagai bagian dari keluarga (Friedmen ,1998).

Menurut Friedmen (1998) dukungan keluarga merupakan salah satu faktor

yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Peran dukungan keluarga

sendiri terbagi menjadi peran formal yaitu peran yang tampak jelas, bersifat

eksplisit misalnya peran suami dan peran informasi seperti bantuan langsung dari

kelaurga. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dipandang

oleh anggota keluarga. Dukungan keluarga (suami/ istri) memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan. Baik keluarga ini maupun keluarga besar berfungsi sebagai

system pendukung bagi anggota anggotanya.

Hasil penelitian Pembayun (2003) menyatakan tidak ada hubungan

bermakna antara dorongan lingkungan dengan pemakaian kontrasepsi mantap.

2.6.11 Pengetahuan Tentang MKJP

Dalam memperkenalkan cara-cara kontrasepsi kepada masyarakat tidak

mudah untuk segera diterima karena menyangkut pengambilan keputusan oleh

masyarakat untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers, ada

empat tahap untuk mengambil keputusan untuk menerima inovasi tersebut yaitu

tahap pengetahuan (knowledge), tahap persuasi (persuasion), tahap pengambilan

keputusan (decision), dan tahap konfirmasi (confirmation). Melalui tahap-tahap

tersebut, inovasi bisa diterima maupun ditolak.

Studi yang dilakukan oleh Anne R Pebley dan James W Breckett (1982)

dalam Kartini (2009) menemukan bahwa ”Sekali wanita mengetahui tempat

pelayanan kontrasepsi, perbedaan jarak dan waktu bukanlah hal yang penting

dalam menggunakan kontrasepsi, dan mempunyai hubungan yang signifikan

anatara pengetahuan tentang tempat pelayanan dan metode kontrasepsi yang

digunakan. Wanita yang mengetahui tempat pelayanan kontrasepsi lebih sedikit

menggunakan metode kontrasepsi tradisional.” Pengetahuan yang benar tentang

39

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

58

Lampiran 3

Universitas Indonesia

program KB termasuk tentang berbagai jenis kontrasepsi akan mempertinggi

keikutsertaan masyarakat dalam program KB.

Menurut WHO dalam Kusumawati (2006) pengetahuan seseorang bersal

dari pengalaman yang bersal dari berbagai macam sumber, misalnya pendidikan,

media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, kerabat dekat,

dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Penelitian Yusuf (2001) menyatakan bahwa ibu yang mempunyai

pengetahun tinggi memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk menggunakan

MKJP dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan rendah.

40

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

59

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi

model perilaku Green (2005) dan model kepercayaan kesehatan (Health Belief

Models)Lewin (1954).Dalam penelitian ini tidak semua variabel perilaku Green

dan akan diteliti. Variabel yang akan diteliti meliputi variabel independen yang

menggunakan (1). Faktor predisposisi (umur, status pekerjaan ibu, pendidikan,

jumlah anak yang hidup, dan jumlah penghasilan,),(2) Faktor pemungkin

(kelengkapan pelayanan KB,jarak ke tempat pelayanan KB, dan biaya

pemasangan alat kontrasepsi),(3) Faktor isyarat atau tanda (dukungan suami dan

keluarga), (4) Faktor ancaman (pengetahuan tentang MKJP). Sedangkan variabel

dependennya adalah pengunaaan metode kontrasepsi jangka panjang.Untuk lebih

jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

41 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

60

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Variabel Independen Variabel Dependen

Diagram 3 Kerangka Konsep

Modifikasi dari Teori Green (2005) dan Teori Lewin (1954)

Faktor Predisposisi

Umur

Pendidikan

Status Pekerjaan Ibu

Jumlah Anak Hidup

Jumlah Penghasilan

Faktor Pemungkin

Kelengkapan

Pelayanan KB

Jarak ke tempat

pelayanan KB

Biaya Pemasangan

alat kontrasepsi

Pengunaan

Metode

Kontrasepsi

Jangka

Panjang

(MKJP)

Faktor Isyarat atau Tanda

Dukungan Suami

Dukungan Keluarga

Faktor Ancaman

Pengetahuan Tentang

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

42

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

61

Lampiran 3

Universitas Indonesia

3.2 Definisi Operasional

Tabel Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Umur Lamanya

seseorang

hidup sejak

dilahirkan

sampai pada

saat

sekarang,

dihitung

dalam tahun

(Depkes RI,

1998)

Wawancara Kuesioner 0. Nilai < 30

tahun

1. Nilai ≥

30tahun

(Hartanto,

1996)

Ordinal

2. Pendidikan Jenjang

sekolah

formal

tertinggi yang

dicapai oleh

seseorang.

(Diknas,

2003)

Wawancara Kuesioner 0.Pendidikan

dasar (SD,

SMP

sederajat)

1.Pendidikan

lanjutan

(SMA,

PT/Akademi)

Ordinal

3. Status

Pekerjaan

Ibu

Seseorang

yang

melakukan

kegiatan

ekonomi

dengan

maksud

memperoleh

atau

membantu

memperoleh

pendapatan

atau

keuntungan,

paling sedikit

1 jam (tidak

terputus)

dalam

seminggu

yang lalu

(BPS, 2009).

Wawancara Kuesioner 0. Tidakbekerj

a

1. Bekerja

Ordinal

43

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

62

Lampiran 3

Universitas Indonesia

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

4.

Jumlah anak

yang hidup

Jumlah anak

yang

dilahirkan

oleh seorang

dan masih

hidup sampai

saat ini

(Joeharno,20

08)

Wawancara

Kuesioner

0. 0- 2 orang

1. ≥ 3orang

Ordinal

5. Kelengkapan

Pelayanan

KB

Kelengkapan

pelayanan

yang

diberikan

oleh petugas

kesehatan

kepada

peserta

akseptor KB

Wawancara Kuesioner 0.Kurang jika

skor jawaban

≤ mean

1.Baik jika

skor jawaban

>mean

Ordinal

6. Jumlah

Penghasilan

Jumlah

penghasilan

yang

didapatkan

keluarga

selama 1

bulan

Wawancara Kuesioner 0. Rendah jika

≤ Rp 1.253.638

1.Tinggi jika

>Rp 1.253.638

Ordinal

7. Dukungan

Suami

Anjuran dari

suami untuk

memakai KB

Wawancara Kuesioner 0. Lemah jika

nilai

jawaban≤

mean

1. Kuat jika

nilai

jawaban >

mean

Ordinal

8. Dukungan

Keluarga

Anjuran

darikeluargau

ntuk

memakai KB

Wawancara Kuesioner 0. Lemah jika

nilai

jawaban≤

mean

1. Kuat jika

nilai

jawaban >

mean

Ordinal

44

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

63

Lampiran 3

Universitas Indonesia

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

9.

Pengetahuan

tentang

kontrasepsi

jangka

panjang

Yang

diketahui

responden

tentang

kontrasepsi

jangka

panjang

Wawancara

Kuesioner

0.Rendah jika

nilai

jawaban≤

mean

1. Tinggi nilai

jawaban>me

an

Ordinal

10. Pengunaan

Metode

Kontrasepsi

Jangka

Panjang

Akseptor KB

yang

menggunaka

n metode

kontrasepsi

jangka

panjang

Wawancara Kuesioner 0.Pengguna

metode

kontrasepsi

Non MKJP

1. Pengguna

metode

kontrasepsi

MKJP

Nominal

11. Biaya

pemasangan

alat

kontrasepsi

Semua

pengeluaran

yang

digunakan

untuk

memasang

kontrasepsi

Wawancara Kuesioner 0. Jika ≤

median

(10000)

1. Jika

>median

(10000)

Ordinal

12. Jarak ke

tempat

pelayanan

KB

Jarak yang di

tempuh oleh

akseptor KB

dari tempat

tinggalnya ke

lokasi

pelayanan

KB untuk

mendapatkan

pelayanan

KB

Wawancara Kuesioner 0. Jauh jika >

2,5 Km

1. Dekat Jika ≤

2,5 Km

(BPS,2002)

Ordinal

45

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

64

Lampiran 3

Universitas Indonesia

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara faktor predisposisi(umur,pendidikan,status pekerjaan ibu,

jumlah anak yang masih hidup, dan jumlah penghasilan,) dengan penggunaan

metode kontrasepsijangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran

Mas Kota Depok Tahun.

2. Ada hubungan antara faktor pemungkin (kelengkapan pelayanan KB, jarak ke

tempat pelayanan KB, dan biaya pemasangan alat kontrasepsi) dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

3. Ada hubungan antara faktor isyarat atau tanda (dukungan istri dan dukungan

keluarga) pekerjaan ibu dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

4. Ada hubungan antara faktor ancaman(pengetahuan tentang kontrasepsi MOW)

dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.

46

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

65

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol yaitu

membandingkan subjek dengan penyakit (kasus) dengan subjek tanpa penyakit,

sebagai kontrol. Kemudian peneliti menghitung proporsi kasus yang terpajan dan

tidak terpajan, serta proporsi kontrol yang terpajan dan tidak terpajan. Ciri utama

desain kasus-kontrol adalah penelitian dimulai pada subjek dengan penyakit

(subjek) dan subjek tanpa penyakit (kontrol). Kelebihan desain penelitian kasus-

kontrol adalah hasil dapat diperoleh dengan cepat, biaya yang diperlukan relatif

sedikit, dan memerlukan subjek penelitian yang relatif sedikit.(Ariawan, 1998)

Diagram 4 Skema Dasar Studi Kasus-Kontrol ( Sastroasmoro, 2002)

Ya

Tidak

Kasus

Kontrol

Ya

Tidak

Apakah ada

faktor risiko

Penelitian

dimulai

disini

retropektif

47 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

66

Lampiran 3

Universitas Indonesia

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di

wilayah kerja Puskesmas Pancoranmas Depok.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan kita

lakukan.(Hastono, 2008)

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik berupa hasil

perhitungan maupun ukuran, kuantitatif maupun kualitatif pada katakteristik

tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. (Nawawi, 1983).

Sedangkan menurut Sugiyono (2001)populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh akseptor KB di wilayah kerja

Puskesmas Pancoranmas Depok

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya kita ukur

dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi.(Hastono,

2008).

Menurut Suparman (1989) sampel adalah pendekatan bersifat analistik

kuantitatif yaitu mengumpulkan data dengan cara mencacah dan pengukuran

dengan menggunakan satuan hitungan.Dengan demikian data yang dikumpulkan

dapat dibuat klasifikasi secara kuantitatif.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data

sebenarnya dalam suatu penulisan sebagian individu yang diselidiki itu sebagai

sampel atau contoh.( Nawawi, 1997)

Sampel diambil dari populasi yang dipilih dengan karakteristik untuk

kasus adalah akseptor KB yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang

dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini sedangkan untuk kontrolnya

adalah akseptor KB yang tidak menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang

48

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

67

Lampiran 3

Universitas Indonesia

dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Rumus yang digunakan adalah

perhitungan besar sampel pada uji hipotesis terhadap dua proporsi didapatkan

formula rumus sebagai berikut (lemeshow, 1997):

{

[√ ]

[√ ] }

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini

= Proporsi kelompok kontrol yang terekspos

= Proporsi kelompok kasus yang diperkirakan terekspos

P =

= Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat

kemaknaan (untuk= 0,05 adalah 1,96)

= Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa

(power) sebesar diinginkan (untuk ß=0,2 adalah 0.84)

Dalam penelitian kasus-kontrol sering terjadi kasus sulit dicari namun

kontrol lebih mudah untuk dicari. Sehingga untuk satu kasus dapat digunakan

k control dan dengan desain seperti ini, pemanfaatan sampel menjadi lebih

efesien. Perhitungan besar sampel untuk desain satu kasus - k control

merupakan perluasan dari rumus sebelumnya, yaitu:

{

[√(

) ]

[√

] }

Dari penelitian sebelumnya didapat hasil sebagai berikut:

Variabel n

Kasus

n

Kontrol

n

Total

Umur

Jumlah Anak

Pekerjaan

Pendidikan

Penghasilan

Biaya

Dukungan Keluarga/Suami

Pengetahuan

Kelengkapan

0.9

0.8

0.7

0.5

0.4

0.4

0.7

0.3

0.5

0.6

0.3

0.45

0.2

0.1

0.1

0.4

0.1

0.2

31

15

61

39

32

32

42

62

39

62

30

122

78

64

64

88

124

78

93

45

183

117

96

96

130

186

117

49

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

68

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 195 akseptor KB. Enam puluh lima untuk

kelompok kasus yaitu pengguna metode kontrasepsi jangka panjang dan 130

lainnya untuk kelompok kontrol yaitu pengguna non metode kontrasepsi jangka

panjang.

4.3.3 Cara pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel dengan cara simple random sampling.

Pencuplikan random sederhana (simple random sampling) dari suatu populasi

terbatas (finite population) merupakan metode pemilihan sampel dimana masing-

masing item (elemen) dari keseluruhan populasi memiliki peluang yang sama dan

independen untuk terpilih ke dalam sampel. (Murti, 2003)

Peneliti mengambil sampel dengan cara mendatangi posyandu yang berada

di Puskesmas Pancoranmas dan ditambah dengan akseptor KB yang datang

berkunjung ke Puskesmas Pancoranmas. Peneliti memilih sampel secara acak

dibantu oleh kader posyandu, bidan puskesmas, dan PLKB.

4.4 Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.Pengambilan data primer menggunakan alat bantu berupa kuesioner

yang dipakai pada saat wawancara.Sedangkan data sekunder menggunakan

register KB.

4.5 Instrumen Penelitian

Kuesioner ini digunakan dalam pengumpulan data melalui proses

wawancara secara langsung kepada responden dan alat ini ditujukkan untuk

memperoleh jawaban yang akurat dari responden (notoadmojo,2002).

4.6 Manajemen Data

Semua data terkumpul maka data akan diolah dengan sofware pengolah

data dengan tahap-tahap berikut:

4.6.1 Editing

Merupakan kegaitan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah:

Lengkap: semua pertanyaan sudah terisi jawabannya

Jelas: jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca

50

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

69

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Relevan: jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan

Konsisten: apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi

jawabannya konsisten.(Hastono, 2007)

4.6.2 Coding

Pada tahap ini dilakukan pengkualifikasian data dan pemberian kode dari

setiap jawaban dalam bentuk angka agar pada saat proses data dapat

mempermudah analisis data.

4.6.3 Processing

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati

pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang

sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-

entry data dari kuesioner ke paket program komputer. Ada bermacam-macam

paket program yang dapat digunakan untuk pemrosesan data dengan masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.(Hastono, 2007)

4.6.4 Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut

dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer.

4.6.5 Analisis Data

Analisis data ini dilakukan sebagai penunjang kegiatan analisis dan upaya

pembuatan hipotesis.Teknik analisis yang digunakan adalah:

4.6.5.1 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terhadap

variabel-variabel independen yang diteliti dengan mendeteksi nilai

ekstrim/outliner dengan melihat gambaran distribusi frekuensi variabel

dependent dan independent yang akan diteliti yang digambarkan dalam

bentuk tabel dan garfik.

Analisis univariat (analisis deskriptif) adalah analisis yang

menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara

berkelompok (Riyanto, 2009). Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti

(Hastono, 2007).

51

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

70

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Analisis univariat pada penelitian ini dimaksudkan untuk

mendeskripsikan karakteristik responden menurut kasus dan kontrol,

dilakukan dengan menyajikan distribusi variabel yang diteliti dengan

statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk

mengetahui proporsi masing-masing variabel.

4.6.5.2 Analisis Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel dapat

diteruskan analisis yang lebih lanjut. Apabila analisis hubungan antara dua

variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Kegunaan

analisis bivariat bisa untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antara dua variabel, atau bisa juga digunakan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih kelompok

(sampel)

Pada tahap ini analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel dependen dan independenpada data dengan menggunakan

uji hipotesis dua variable kategorik yaitu uji beda proporsi atau Chi-

square.Chi square dapat digunakan untuk menentukan/menguji:

Ada tidaknya hubungan/asosiasi antara 2 variabel (Test of

Independency)

Apakah suatu kelompok homogen dengan sub kelompok lain (Test

of Homogenity)

Apakah ada kesesuaian antara pengamatan dengan parameter

tertentu yang dispesifikan (Goodnes of Fit)

Dasar dari uji kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang

diamati dengan frekuensi yang diharapkan.

Tujuan dari digunakannya kai kuadrat adalah untuk menguji

perbedaan proporsi/persentase antara beberapa kelompok data. Dilihat dari

segi datanya uji kai kuadrat dapat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel kategorik dengan variabel katagorik.

Untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

dependen, digunakan batas kemaknaan sebesar 0,05 (5%). Bila nilai

52

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

71

Lampiran 3

Universitas Indonesia

p<0,05 berarti ada hubungan bermakna, jika nilai p> 0,05 maka tidak ada

hubungan yang bermakna.

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan faktor-faktor

resiko terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dan

mengetahui besar risiko (odds ratio) paparan terhadap kasus dengan

menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:

Tabel Distribusi Faktor Risiko

Pada Kelompok Kasus dan Kontrol

Penyakit

Pajanan

Kasus

(+)

Kontrol

(-)

Terpajan a b

Tidak Terpajan c d

Nilai besarnya Odds ratio ditentukan dengan rumus OR= a.d/b.c,

dengan confidence interval 95%.Hasil interpretasi sebagai berikut:

a. Bila OR lebih dari 1, dan CI 95% tidak mencakup nilai 1,

menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor

risiko.

b. Bila OR lebih dari 1, dan CI 95% mencakup nilai 1,

menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan

faktor risiko.

c. Bila OR kurang dari 1, menunjukkan bahwa faktor yang diteliti

merupakan faktor protektif

53

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

72

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Karakteristik

Penggunaan alat kontrasepsisebagian besar menggunakan suntik yaitu 111

orang (56,9%) sedangkan AKDR/IUD diurutan kedua sebanyak 37 orang (19%)

sedangkan untuk alat kontrasepsi pil, implant/susuk , dan MOW, masing-masing

9,7%, 8,2%, dan 6,2%. Proporsi responden yang menggunakan metode

kontrasepsi non jangka panjang sebanyak 130 orang (66,7%) dan yang

menggunakan metode jangka panjang sebanyak 65 orang (33,3%).

Distribusi umur responden sebagian besar adalah responden yang berusia

≥ 30 tahun sejumlah 110 orang (56,4%) sementara sebanyak 85 responden

berumur < 30 tahun (43,6%).

Tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian besar berpendidikan

lanjut yaitu sebanyak 122 orang (62,6%) sedangkan responden yang tingkat

pendidikan dasar sebanyak 73 orang (37,4%). Sedangkan proporsi status

pekerjaan ibu, sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 145 orang (74,4%) dan

sebanyak 50 orang (25,6%) responden bekerja.

Persentasejumlah anak yang masih hidup, sebagian besar mempunyai anak

yang masih hidup 0-2 tahun sejumlah 120 orang (61,5%) sementara yang

memiliki anak yang masih hidup ≥ 3 yaitu 75 orang (38,5%) .

Distribusi responden berdasarkan jarak ke tempat pelayanan kontrasepsi

sebagian besar berjarak jauh sejumlah 168 orang (86,2%) sementara responden

yang berjarak dekat sebanyak 27 orang (13,8%).

Proporsi biaya penggunaan alat kontrasepsi responden sebagian besar

biaya ≤10000 yaitu sejumlah 119 orang (61%) sementara yang berbiaya >10000

sebanyak39 orang (39%). Sedangkan untuk jumlah penghasilan responden

sebagian besar berpenghasilan tinggi yaitu sejumlah 135 orang (69,2%) sementara

responden yang berpenghasilan rendah 65 orang (30,8%).

Bedasarkan karakteristik kelengkapan pelayanan KB sebagian besar

respoden baik sejumlah 130 orang (66,7%) sementara responden yang kurang

sebanyak 65 orang (33,3%).

54 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

73

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Proporsi dukungan suami hampir merata. Responden dengan dukungan

suami lemah yaitu 100 orang (51,3%) sementara untuk dukungan suami kuat 95

orang (48,7%). Hal serupa ditemukan pada karakteristik dukungan keluarga

tersebar hampir merata. Responden yang memiliki dukungan keluarga lemah

sejumlah 98 orang (50,3%) sementara untuk dukungan kuat 97 orang (49,7%).

Proporsi pengetahuan ibu tentang MKJP sebagian besar responden

berpengetahuan rendah sejumlah 122 orang (62,6%) sementara responden yang

berpengetahuan tinggi 73 orang (37,4%).Gambaran umum karakteristik responden

secara lengkap tersaji pada Tabel 5.1.

55

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

74

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

No Variabel n %

1. Alat Kontrasepsi

Pil

Suntik

Implant/Susuk

IUD

MOW

19

111

16

37

12

9,7

56,9

8,2

19,0

6,2

Jumlah 195 100

2. Metode

Kontrasepsi

MKJP

Non MKJP

65

130

33,3

66,7

Jumlah 195 100

3. Umur

≥ 30 tahun

< 30 tahun

110

85

56,4

43,6

Jumlah 195 100

4. Tingkat

Pendidikan

Pendidikan Lanjut

Pendidikan Dasar

122

73

62,6

37,4

Jumlah 195 100

5. Status Pekerja

Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

50

145

25,6

74,4

Jumlah 195 100

6. Jumlah Anak

Yang Hidup

Jumlah Persentase

≥ 3 orang

0-2 orang

75

120

38,5

61,5

Jumlah 195 100

7. Jarak Ke Tempat

Pelayanan

Kontrasepsi

Jumlah Persentase

Jauh

Dekat

168

27

86,2

13,8

Jumlah 195 100

56

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

75

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.2

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

No Variabel n %

8. Biaya

Penggunaan Alat

Kontrasepsi

Jumlah Persentase

>10000

≤10000

76

119

39

61

Jumlah 195 100

9. Jumlah

Penghasilan

Jumlah Persentase

Tinggi

Rendah

135

65

69,2

30,8

Jumlah 195 100

10. Kelengkapan

Pelayanan KB

Jumlah Persentase

Baik

Kurang

130

65

66,7

33,3

Jumlah 195 100

11. Dukungan Suami Jumlah Persentase

Kuat

Lemah

95

100

48,7

51,3

Jumlah 195 100

12. Dukungan

Keluarga

Jumlah Persentase

Kuat

Lemah

97

98

49,7

50,3

Jumlah 195 100

13. Pengetahuan Ibu

Tentang MKJP

Jumlah Persentase

Tinggi

Rendah

73

122

37,4

62,6

Jumlah 195 100

57

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

76

Lampiran 3

Universitas Indonesia

5.1.1Gambaran Umum Sampel (Karakteristik Sampel)

Dari hasil uji univariatdidapatkan rata-rata umur ibu adalah 31,48 tahun

(95% CI: 30,44-32,51), dengan standar deviasi 7,316 tahun. Umur termuda 17

tahun dan umur tertua 56 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan

bahwa 95% diyakini rata-rata umur ibu adalah diantara 30,44-32,51 tahun.

Rata-rata jarak antara rumah responden dengan tempat pelayanan KB

adalah 1,8 Km (95% CI: 1,7-1,9), dengan standar deviasi 0,75 Km. Jarak terdekat

0,5 Km dan yang terjauh 4 Km. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan

bahwa 95% diyakini rata-rata jarak antara rumah responden dengan tempat

pelayanan KB adalah diantara 1,7-1,9 Km.

Biaya yang dikeluarkan responden dalam menggunakan KB yaitu rata-rata

19651,28 rupiah (95% CI: 9506,90-29795,66), dengan standar deviasi 71825,238

rupiah. Biaya termurah gratis (0 rupiah) dan yang paling mahal 1000000 rupiah.

Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata biaya

yang dikeluarkan oleh responden untuk menggunakan KB adalah diantara

9506,90 – 29795,66 rupiah.Gambaran umum sampel secara lengkap tersaji pada

Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Sampel (Data Kontinyu)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variabel Mean SD Minimal -

Maksimal

95% CI

Umur 31,48 7,316 17-56 30,44 – 32,51

Jarak 1,8 0,75 0,5-4 1,7-1,9

Biaya 19651,28 71825,238 0-1000000 9506,90-29795,66

58

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

77

Lampiran 3

Universitas Indonesia

5.1.2 Gambaran Umum Faktor Predisposisi

Respondenyang berumur ≥ 30 tahun yang menggunakan MKJP, ada

sebanyak 46 orang (70,8%). Sedangkan yang tidak menggunakan MKJP, ada

sebanyak 64 orang (49,2%).

Dari mereka yang menggunakan MKJP, ada sebanyak 41 (63,1%)

responden berpendidikan lanjut. Sedangkan pada kelompok yang tidak

menggunakan MKJP, ada sebanyak 81 orang (62,3%) responden yang

berpendidikan lanjut.

Responden bekerja yang menggunakan MKJP sebanyak 17 orang (26,2%).

Sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP ada sebanyak 33 orang

(25,4%) yang bekerja.

Dari mereka yang menggunakan MKJP, ada sebanyak 39 (60%) responden

yang mempunyai anak hidup ≥ 3 orang. Sedangkan yang tidak menggunakan

MKJP, ada sebanyak 36 orang (27,7%) yang memnpunyai anak hidup ≥ 3 orang.

Responden berpenghasilan tinggi yang menggunakan MKJP, ada sebanyak

47 orang (72,3%). Sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP

sebanyak 88 orang (67,7%).Gambaran umum faktor predisposisi responden secara

lengkap tersaji pada Tabel 5.4.

59

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

78

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.4

Distribusi Responden Menurut Faktor Predisposisi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variable Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP)

Jumlah

Ya (Kasus) Tidak

(Kontrol)

N % n % n %

Umur

≥ 30 tahun

< 30 tahun

46

19

70,8

29,2

64

66

49,2

50,8

110

85

56,4

43,6

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Pendidikan

Pendidikan Lanjut

Pendidikan Dasar

41

24

63,1

36,9

81

49

62,3

37,7

122

63

62,6

37,4

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Status Pekerjaan Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

17

48

26,2

73,8

33

97

25.4

74.6

50

145

25,6

74,4

Jumlah 95 100 130 100 195 100

Jumlah Anak Yang

Hidup

≥ 3 orang

0-2 Orang

39

26

60,0

40,0

36

94

27.7

72.3

75

120

38,5

61,5

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Penghasilan

Tinggi

Rendah

47

18

72,3

27,7

88

42

67.7

32.3

135

60

69,2

30,8

Jumlah 65 100 130 100 195 100

5.1.3 Gambaran Umum Faktor Pemungkin

Respondenyang jarak ke tempat pelayanan kontrasepsinya dekat yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 17 orang (26,2%). Sedangkan pada kelompok

yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 10 orang (7,7%).

Dari mereka yang menggunakan MKJP, ada sebanyak 35 (53,8%)

responden yang menyatakan biaya penggunaan kontrasepsi sebesar >10000.

Sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 30

orang (46.2%) responden yang menyatakan biaya penggunaan kontrasepsi mahal.

60

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

79

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Responden yang menyatakan kelengkapan pelayanan KB baik yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 57 orang (87,7%). Sedangkan pada kelompok

yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 73 orang (56,2%).Gambaran

umum faktor pemungkin responden secara lengkap tersaji pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Menurut Faktor Pemungkin

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variable Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah

Ya (Kasus) Tidak

(Kontrol)

n % n % n %

Jarak

Dekat

Jauh

17

48

26,2

73,8

10

120

7,7

92,3

27

168

13,8

86,2

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Biaya

>10000

≤10000

35

30

53,8

46,2

41

89

31.5

68.5

76

119

39

61

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Kelengkapan

Pelayanan KB

Baik

Kurang

57

8

87,7

12,3

73

57

56,2

43,8

130

65

66,7

33,3

Jumlah 65 100 100 100 195 100

5.1.4 Gambaran Umum Faktor Isyarat atau Tanda

Pada responden yang mendapatkan dukungan kuat dari suami yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 30 orang (46,2%). Sedangkan pada responden

yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 65 orang (50%).

Dari repondenyang mendapatkan dukungan kuat dari keluarga yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 35 orang (53,8%). Sedangkan pada responden

yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 62 orang (47,7%).Gambaran

umum isyarat atau tanda responden secara lengkap tersaji pada Tabel 5.6.

61

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

80

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.6

Distribusi Responden Menurut Faktor Isyarat atau Tanda

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variable Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP)

Jumlah

Ya (Kasus) Tidak

(Kontrol)

N % n % n %

Dukungan Suami

Kuat

Lemah

30

35

46,2

53,8

65

65

50

50

95

100

48,7

51,3

Jumlah 130 100 130 100 195 100

Dukungan Keluarga

Kuat

Lemah

35

30

53,8

46,2

62

68

47,7

52,3

97

98

49,7

50,3

Jumlah 65 100 130 100 195 100

5.1.5 Gambaran Umum Faktor Ancaman

Tabel 5.7

Distribusi Responden Menurut Faktor Ancaman

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variable Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah

Ya (Kasus) Tidak

(Kontrol)

N % n % n %

Pengetahuan MKJP

Tinggi

Rendah

34

31

52,3

47,7

39

91

30

70

73

122

37,4

62,6

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Berdasarkan tabel 5.7 responden berpengetahuan tinggi yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 34 orang (52,3%). Sedangkan yang tidak

menggunakan MKJP, ada sebanyak 39 responden (30%).

62

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

81

Lampiran 3

Universitas Indonesia

5.2 Hubungan Antara Faktor Predisposisi, Pemungkin, Isyarat atau Tanda,

dan Ancaman

5.2.1 Hubungan antara Faktor Predisposisi (Umur Ibu, Pendidikan Ibu,

Status Pekerjaan Ibu, Jumlah Anak Hidup, Jumlah Penghasilan) dengan

Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Hasil analisa hubungan umur ibu dengan penggunaan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara responden

yangberumur ≥ 30 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) responden sebesar 46 orang (70,8%), sedangkan responden yang tidak

menggunakan MKJP ada sebanyak64 orang (49,2%). Hasil uji statistik diperoleh

nilai p= 0,007 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara

signifikan antara umur ibu dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP). Uji statistik juga diperoleh informasi nilai OR sebesar 2,5

artinya responden yang berumur ≥ 30 tahun memiliki peluang sebesar 2,5 kali

lebih besar untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dibandingkan responden yang berumur < 30 tahun. Dengan tingkat kepercayaan

95% diyakini bahwa nilai OR berada diantara 1,32-4,71.

Analisa hubungan pendidikan ibu dengan penggunaan metode kontarsepsi

jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara respondenyang

pendidikan lanjut yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebesar 41 orang (63,1%), sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP

sebanyak 81 orang (62,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara

pendidikan ibu dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

Hasil analisa hubungan status pekerjaan ibu dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

respondenbekerja yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebesar 17 orang (26,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP

ada sebanyak 33 orang (25,4%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 1.000 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara

63

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

82

Lampiran 3

Universitas Indonesia

status pekerjaan ibudengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP).

Hasil analisa hubungan jumlah anak hidup dengan penggunaan metode

kontarsepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yangmempunyai anak hidup ≥ 3 orang yang menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 39 orang (60%), sedangkan

responden yang tidak menggunakan MKJP ada sebanyak 36 orang (27,7%). Hasil

uji statistik diperoleh nilai p = 0.005 dengan demikian dapat disimpulkan

bahwaada hubungan secara signifikan antara jumlah anak hidup dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Uji statistik juga

diperoleh informasi nilai OR sebesar 3,9artinya responden yang mempunyai

anak hidup ≥ 3 orangmemiliki peluang sebesar 3,9 kali lebih besar untuk

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan

responden yang mempunyai anak hidup 0-2. Dengan tingkat kepercayaan 95%

diyakini bahwa nilai OR berada diantara 2,09-7,34.

Hasil analisa hubungan jumlah penghasilan dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yang penghasilan tinggi yang menggunakan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) yang penghasilan tinggi sebesar 47 orang (72,3%), sedangkan

responden yang tidak menggunakan MKJP ada sebanyak 88 orang (67,7%). Hasil

uji statistik diperoleh nilai p = 0,622 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan secara signifikan antara jumlah penghasilan dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Gambaran hubungan

antara faktor predisposisi (umur Ibu, pendidikan, status pekerjaan ibu, jumlah

anak hidup, jumlah Penghasilan)dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) pada tabel 5.8.

64

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

83

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.8

Distribusi Responden

Menurut Faktor Predisposisi

(Umur Ibu, Pendidikan, Status Pekerjaan Ibu,

Jumlah Anak Hidup, Jumlah Penghasilan)

dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variabel Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah OR

(95% CI)

Nilai p

Ya

(Kasus)

Tidak

(Kontrol)

n % n % n %

Umur

≥ 30 tahun

< 30 tahun

46

19

70,8

29,2

64

66

49,2

50,8

110

85

56,4

43,6

2,5

1,32-4,71

0,007

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Pendidikan

Pendidikan Lanjut

Pendidikan Dasar

41

24

63,1

36,9

81

49

62,3

37,7

122

63

62,6

37,4

1,0

0,56-1,91

1,000

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Status Pekerjaan

Bekerja

Tidak Bekerja

17

48

26,2

73,8

33

97

25,4

74,6

50

145

25,6

74,4

1,0

0,53-2,05

1,000

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Jumlah Anak Hidup

≥ 3 orang

0-2 Orang

39

26

60,0

40,0

36

94

27,7

72,3

75

120

38,5

61,5

3,9

2,09-7,34

0,005

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Penghasilan

Tinggi

Rendah

47

18

72,3

27,7

88

42

67,7

32,3

135

60

69,2

30,8

1,3

0,65-2,40

0,622

Jumlah 65 100 130 100 195 100

65

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

84

Lampiran 3

Universitas Indonesia

5.2.2 Hubungan antara Faktor Pemungkin (Kelengkapan Pelayanan KB,

Jarak ke Tempat Pelayanan KB, Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi)

dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Hasil analisa hubungan kelengkapan pelayanan KB dengan penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yang kelengkapan pelayanan KB baik yang menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 57 orang (87,7%), sedangkan

responden yang tidak menggunakan MKJP sebanyak 73 orang (56,2%). Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0.005 dengan demikian dapat disimpulkan bahwaada

hubungan secara signifikan antara kelengkapan pelayanan KB dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Uji statistik juga

diperoleh informasi nilai OR sebesar 5,6artinya responden yang kelengkapan

pelayanan KB baikmemiliki peluang sebesar 5,6 kali lebih besar untuk

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan

responden yang kelengkapan pelayanan KB kurang. Dengan tingkat kepercayaan

95% diyakini bahwa nilai OR berada diantara 2.,48 -12,59.

Hasil analisa hubungan jarak ke tempat pelayanan kontrasepsi dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi

bahwa diantara respondenyang jarak ke tempat pelayanan kontrasepsi dekat yang

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 17 orang

(26,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP sebanyak 10

orang (7,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 dengan demikian dapat

disimpulkan bahwaada hubungan secara signifikan antara jarakke tempat

pelayanan kontrasepsi dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP). Uji statistik juga diperoleh informasi nilai OR sebesar 4,3artinya

responden yang jarak ke tempat pelayanan kontrasepsidekatmemiliki

peluang sebesar 4,3 kali lebih besar untuk menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) dibandingkan responden yang jarak ke tempat pelayanan

kontrasepsijauh. Dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai OR

berada diantara 1,82-9,94.

Analisa hubungan biaya penggunaan alat kontrasepsi dengan penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

66

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

85

Lampiran 3

Universitas Indonesia

responden yangbiaya penggunaan alat kontrasepsi mahal yang menggunakan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 35 orang (53,8%), sedangkan

responden yang tidak menggunakan MKJP sebanyak 21 orang (16,2%). Hasil uji

statistik diperolehnilai p = 0,004 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan secara signifikan antara biaya penggunaan alat kontrasepsi dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Uji statistik juga

diperoleh informasi nilai OR sebesar 2.5artinya responden yang biaya

penggunaan alat kontrasepsi>10000memiliki peluang sebesar 2.5 kali lebih

besar untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dibandingkan responden yang biaya penggunaan alat kontrasepsi ≤10000. Dengan

tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai OR berada diantara 1.37-4.67.

Gambaran hubungan antara faktor pemungkin(kelengkapan pelayanan KB, jarak

ke tempat pelayanan KB, biaya penggunaan alat kontrasepsi)dengan penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada tabel 5.9.

Tabel 5.9

Distribusi Responden

Menurut Faktor Pemungkin

(Kelengkapan Pelayanan KB, Jarak ke Tempat Pelayanan KB, Biaya

Penggunaan Alat Kontrasepsi)

dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variabel Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah OR

(95% CI)

Nilai p

Ya

(Kasus)

Tidak

(Kontrol)

n % n % n %

Jarak

Dekat

Jauh

17

48

26,2

73.8

10

120

7,7

92,3

27

168

13,8

86,2

4,3

1,82-9,94

0,001

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Biaya

>10000

≤10000

35

30

53,8

46,2

41

89

31.5

68.5

76

119

31

69

2.5

1.37-4.67

0,004

Jumlah 65 100 130 100 195 100

Kelengkapan Pelayanan

Baik

Kurang

57

8

87,7

12,3

73

57

56,2

43,8

130

65

66,7

33,3

5,6

2,48-12,59

0,005

Jumlah 65 100 100 100 195 100

67

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

86

Lampiran 3

Universitas Indonesia

5.2.3 Hubungan antara Faktor Isyarat atau Tanda (Dukungan Suami dan

Dukungan Keluarga) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Hasil analisa hubungan dukungan suami dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yang dukungan suami kuat yang menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) sebesar 30 orang (46,2%), sedangkan yang tidak

menggunakan MKJP sebanyak 65 orang (50%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,723 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara

signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP).

Hasil analisa hubungan dukungan keluarga dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yang dukungan keluarga kuat yang menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) sebesar 35 orang (53,8%), sedangkan responden yang

tidak menggunakan MKJP sebanyak 62 orang (47,7%). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,510 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan secara signifikan antara dukungan keluarga dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Gambaran hubungan antara faktor isyarat

atau tanda(dukungan suami dan dukungan keluarga)dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada tabel 5.10

68

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

87

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Tabel 5.10

Distribusi Responden

Menurut Faktor Isyarat atau Tanda

(Dukungan Suami dan Dukungan Keluarga)

dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Variabel Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah OR

(95% CI)

Nilai p

Ya

(Kasus)

Tidak

(Kontrol)

n % n % n %

Dukungan Suami

Kuat

Lemah

30

35

46,2

53,8

65

65

50

50

95

100

48,7

51,3

0,9

0,47-1,56

0,723

Jumlah 130 100 130 100 195 100

Dukungan Keluarga

Kuat

Lemah

35

30

53,8

46,2

62

68

47.7

52.3

97

98

49,7

50,3

1,3

0,70-2,32

0,510

Jumlah 65 100 130 100 195 100

5.2.4Hubungan antara Faktor Ancaman (Pengetahuan Tentang Kontrasepsi

Jangka Panjang) dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP)

Tabel 5.11

Distribusi Responden

Menurut Faktor Ancaman

(Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Jangka Panjang)

dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoranmas Kota Depok Tahun 2011

Pengetahuan

Ibu Tentang

MKJP

Penggunaan Metode

Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP)

Jumlah OR

(95% CI)

Nilai p

Ya

(Kasus)

Tidak

(Kontrol)

n % n % n %

Tinggi

Rendah

34

31

52,3

47,7

39

91

30

70

73

122

37,4

62,6

2,6

1,38-4,73

0,004

Jumlah 65 100 130 100 195 100

69

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

88

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel 5.11 memperlihatkan hasil analisa hubungan

pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi jangka panjang dengan penggunaan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diperoleh informasi bahwa diantara

responden yang pengetahuan tinggi yang menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) sebesar 34 orang (52,3%), sedangkan responden yang

tidak menggunakan MKJP sebanyak 39 orang (30%). Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 0,004 dengan demikian dapat disimpulkan bahwaada hubungan secara

signifikan antara pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi jangka panjang

dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Uji statistik juga

diperoleh informasi nilai OR sebesar 2,6artinya responden yang pengetahuan

tentang metode kontrasepsi jangka panjang tinggimemiliki peluang sebesar

2,6 kali lebih besar untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) dibandingkan responden yang pengetahuan tentang metode kontrasepsi

jangka panjang rendah. Dengan tingkat kepercayaan 95% diyakini bahwa nilai OR

berada diantara 1,38-4,73.

70

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

89

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian kasus kontrol.

Kelemahan pertama studi kasus kontrol terletak pada penggunaan logika yang

berkebalikan dengan paradigma eksperimen klasik, yaitu bahwa peneliltian

hubungan kausal paparan dan penyakit tidak diawali dengan identifikasi paparan

(sebagai penyebab) kemudian diikuti selama periode waktu tertentu untuk melihat

perkembangan penyakit (sebagai akibat), melainkan melihat akibatnya terlebih

dahulu, baru menyelidiki penyebabnya. Selain itu kasus kontrol rawan akan

terjadinya bias. Karena subjek kasus kontrol dipilih berdasarkan status

penyakitnya, maka dengan studi kasus kontrol pada umumnya tidak dapat

menghitung laju insidensi baik pada polulasi yang terpapar maupun tak terpapar.

(Murti, 2003)

Variabel dalam penelitian ini dibatasi dengan variabel dalam kerangka

konsep yang ada. Tidak semua variabel diikutsertakan dalam penelitian ini,

dikarenakan terdapat banyak keterbatasan diantaranya waktu, tenaga, dan dana

yang dimiliki oleh penulis.

Dalam menganalisis hasil penelitian ini hanya menggunakan analisis

statistic yang terbatas pada analisis univariat dengan menampilkan distribusi

frekuensi masing-masing variable dan analisis bivariat dengan uji chisquare untuk

melihat hubungan masing-masing variable independen dengan dependen,

sehingga belum dapat diketahui faktor-faktor yang paling berpengaruh.

6.2 Umur Ibu

Umur dalam hubungannya dengan pemakaian KB berperan sebagai faktor

intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah, komposisi

biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan fungsi faaliah,

komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal pada suatu periode umur

menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yangdibutuhkan. (Kusumanigrum,

2009)

71 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

90

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Pada penelitian ini, peneliti membagi umur dalam 2 kelompok yaitu ≥ 30

tahun (faktor resiko) dan < 30 tahun. Dari hasil analisis didapatkan diantara

responden berumur ≥ 30 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) sebanyak 46 orang (70,8%), sedangkan responden yang tidak

menggunakan MKJP, ada sebanyak64 orang (49,2%).Hasil

chisquarememperlihatkan ada hubungan secara signifikan antara umur ibu dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan p value0.007.

Responden yang berumur ≥ 30 tahun memiliki peluang sebesar 2,5 kali lebih

besaruntuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dibandingkan responden yang berumur < 30 tahun. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2002) yang menyatakan ada hubungan

yang bermakna antara umur dengan penggunaan MKJP, kemungkinan ibu yang

berumur tua untuk menggunakan kontrasepsi MKJP adalah sebesar 8 kali

dibandingkan ibu yang berumur muda.

SDKI (2007) menyatakan bahwa wanita muda cenderung menggunakan

cara KB suntik, pil dan susuk KB, sementara yang lebih tua cenderung memilih

kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, sterilisasi wanita dan sterilisasi pria.

Umur wanita menentukan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang akan

digunakan, karena umur wanita mempengaruhi keinginan terhadap jumlah anak

yang dimiliki. Umur wanita yang muda cenderung untuk mempunyai keinginan

anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang berumur tua. Oleh

karena keinginan tersebut, wanita muda cenderung memilih menggunakan metode

kontrasepsi non jangka panjang seperti suntik dan pil.

6.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Oleh karena itu

orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian

pula halnya dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pola dasar

penggunaan kontrasepsi serta peningkatan kesejahteraan keluarga. (Manuaba,

1998)

72

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

91

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Dalam penelitian iniberdasarkan hasil analisis didapatkan responden

berpendidikan lanjut (SMA dan Akademik/PT) yang menggunakan MKJP

sebanyak 122 orang (62,6%),sedangkan responden yang tidak menggunakan

MKJP sebanyak 81 orang (62,3%). Pada uji chisquare memperlihatkan tidak ada

hubungan secara signifikan antara pendidikan ibu dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan p value 1,000.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ananta

(1992) yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan lebih baik, mempunyai

hubungan yang positif dengan lama masa menggunakan kontrasepsi.

Keputusan seseorang dalam menentukan alat kontrasepsi yang digunakan

tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki, banyak faktor

yang mempengaruhinya, diantaranya kepribadian, lingkungan individu, serta

pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan.

6.4 Status Pekerjaan Ibu

Status pekerjaan ibu berkaitan erat dengan pendapatan keluarga. Status

pekerjaan ibu bisa menggambarkan tingkat pengambilan keputusan didalam

keluarga.

Hasil penelitian didapatkan informasi bahwa diantara responden

bekerjayang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebanyak17 orang (26,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP

ada sebanyak 33 orang (25,4%). Hasil chisquare diperoleh bahwa tidak ada

hubungan secara signifikan antara status pekerjaan ibudengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan p value 1,000.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Amiranty (2003) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara status pekerjaan dengan

penggunaan MKJP. Ibu yang bekerja memiliki peluang sebesar 2 kali untuk

memakai MKJP dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan karena sebagian besar

responden yang ikut dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak bekerja, sehingga

tidak dapat dilihat hubungannya.

73

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

92

Lampiran 3

Universitas Indonesia

6.5 Jumlah Anak Hidup

Setiap anak merupakan cerminan harapan serta keinginan orang tua yang

menjadi pedoman dari pola pikir, sikap maupun perilaku dari orang tua tersebut.

Dengan demikian, setiap anak yang dimiliki oleh pasangan suami istri akan

memberi pertimbangan tentang apakah mereka ingin memiliki anak dan jika ingin,

berapa jumlah yang diinginkan. (Indira, 2009)

Dalam penelitian iniberdasarkan analisis didapatkan responden

yangmempunyai anak hidup ≥ 3 orang yang menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP)sebesar 39 orang (60%), sedangkan responden yang tidak

menggunakan MKJP ada sebanyak 36 orang (27,7%). Pada uji chisquare

memperlihatkan ada hubungan secara signifikan antara jumlah anak hidup dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),responden yang

mempunyai anak hidup ≥ 3 orangmemiliki peluang sebesar 3,9 kali lebih besar

untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan

responden yang mempunyai anak hidup 0-2.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yusuf (2001) menyatakan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara proporsi penggunaan MKJP dengan

kelompok responden yang memiliki jumlah anak hidup yang kecil dengan

kelompok responden yang memiliki jumlah anak yang lebih besar. Responden

yang memiliki jumlah anak > 2 orang mempunyai kemungkinan 20x lebih besar

untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤ 2

orang.

Jumlah anak hidup yang dimiliki seorang wanita, akan memberikan

pengalaman dan pengetahuan, sehingga wanita dapat mengambil keputusan yang

tepat tentang cara atau alat kontrasepsi yang akan dipakai.

6.6Jumlah Penghasilan

Penghasilan sesorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

penerimaan dan pengambilan keputusan terhadap inovasi baru.

Hasil penelitian menunjukkandiantara responden yangberpenghasilan

tinggi yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 47

orang (72,3%), sedangkan responden yang tidak menggunakan metode

74

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

93

Lampiran 3

Universitas Indonesia

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak88 orang (67,7%). Hasil

chisquarememperlihatkantidak ada hubungan secara signifikan antara jumlah

penghasilan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dengan p value 0,622.

Hasil diatas tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bertrand

(1980) yang menyatakan bahwa penghasilan seseorang mempengaruhi

penggunaan alat kontrasepsi. Walaupun demikian jumlah penghasilan tidak

menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi ada

faktor sosio psikologi seperti ukuran keluarga ideal, sikap terhadap KB,

komunikasi suami istri dan lain-lain.

6.7 Kelengkapan Pelayanan KB

Kelengkapan pelayanan KB dapat menggambarkan tingkat kualitas dari

pelayanan tersebut. Kualitas KB dianggap bermutu apabila pelayanan mampu

memberikan kepuasan pada akseptor dan sesuai dengan kode etik serta memenuhi

standar pelayanan.(Syaifudin, 2005)

Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa diantara responden yang

kelengkapan pelayanan KB baik yang menggunakan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) sebesar 77 orang (87,7%), sedangkan responden yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 73 orang

(56,2%). Hasil chisquare menunjukkan ada hubungan secara signifikan antara

kelengkapan pelayanan KB dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) dengan p value 0.005.Responden yang kelengkapan pelayanan

KB baik memiliki peluang sebesar 5,6 kali lebih besar untuk menggunakan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan responden yang

kelengkapan pelayanan KB kurang.

Hasil diatas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Green (1997)

yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan masuk dalam faktor yang mendukung

munculnya perilaku kesehatan.

Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap pelayanan

kesehatan cenderung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana

75

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

94

Lampiran 3

Universitas Indonesia

pengobatan yang telah disepakati, namun jika yang terjadi sebaliknya maka pasien

tersebut akan beralih ke dokter atau pengobatan lain.(Imbalo, 2006)

6.8Jarak Ke Tempat Pelayanan Kontrasepsi

Jarak ke tempat pelayanan merupakan salah satu factor yang berperan

dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan, semakin dekat dengan fasilitas

kesehatan maka akan memudahkan sesorang untuk mengakses fasilitas kesehatan

yang ada.

Hasil penelitian ini didapatkanresponden yang jarak ke tempat pelayanan

kontrasepsi dekat yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebesar 17 orang (26,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP)sebanyak 10 orang (7,7%). Hasil chisquare

diperoleh bahwa ada hubungan secara signifikan antara jarak ke tempat pelayanan

kontrasepsi dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dengan p value = 0,001.Responden yang jarak ke tempat pelayanan kontrasepsi

dekat memiliki peluang sebesar 4,3 kali lebih besar untuk menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan responden yang jarak ke tempat

pelayanan kontrasepsi jauh.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan dengan

Sukmawati (2001)yang menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara jarak ke

tempat pelayanan KB dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD.

Jarak yang dekat dengan fasilitas kesehatan memudahkan akseptor KB

untuk menjangkau dan mengakses pelayanan yang diberikan oleh fasilitas

kesehatan serta menambah tingkat pengetahuan akseptor KB. Penelitian ini

sejalan dengan teori Bertrand yang menyatakan bahwa jarak ke tempat pelayanan

mempengaruhi penggunaan kontrasepsi.

6.9Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

Dalam penelitian ini didapatkanhasil bahwayang biaya penggunaan alat

kontrasepsi > 10000 yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) sebesar 35 orang (53,8%), sedangkan responden yang tidak menggunakan

metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)sebanyak 30 orang (46,2%). Hasil

76

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

95

Lampiran 3

Universitas Indonesia

chisquare disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara biaya

penggunaan alat kontrasepsi dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) dengan p value 0,005. Responden yang biaya penggunaan alat

kontrasepsi> 10000 memiliki peluang sebesar 2.5 kali lebih besaruntuk

menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan

responden yang biaya penggunaan alat kontrasepsi ≤ 10000.

Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian Kemala (2002) yang

menyatakan ada hubungan antara biaya pelayanan KB dengan penggunaan MKJP.

Wanita yang mengeluarkan biaya lebih dari 10.000 rupiah mempunyai peluang

3,87 kali untuk memakai kontrasepsi MKJP dibandingkan dengan wanita yang

mengeluarkan biaya pelayanan KB 2000 rupiah atau kurang.

Dalam pemasaran sosial KB dikaitkan dengan penggunaan jasa pelayanan

dan penggunaan alat kontrasepsi. Secara implicit terdapat dua aspek penting dari

harga atau biaya yaitu: aspek finansial dan aspek non finansial.Aspek finansial

yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh pelayanan kontrasepsi

serta alat kontrasepsi.Pada sisi lain, biaya dengan aspek finansial mempunyai

aksesbilitas, dimana biaya dapat mempengaruhi jangkauan terhadap calon

akseptor. Semakin mahal harganya semakin terbatas akses calon akseptor untuk

mendatangi sarana pelayanan tersebut dan alat kontrasepsi tertentu. (BKKBN,

1994) dalam (Kemala, 2002).

6.10 Dukungan Suami

Menurut BKKBN (2000) penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung

jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi

yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami dan istri. Suami dan

istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena

kelurga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria atau wanita

saja.

Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa diantara yang dukungan suami

kuatyang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 30

orang (46,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 65 orang (50%).Hasil

77

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

96

Lampiran 3

Universitas Indonesia

chisquarediperoleh bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara dukungan

suami dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan p

value 0,723.

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Tatarini (2009) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antaradukungan suami

dengan pemakaian alat kontrasepsi (p value, 0,001).

Dukungan suami bukan satu-satunya faktor yang menentukan seorang istri

dalam memakai alat kontrasepi jangka panjang tetapi ada faktor lain seperti status,

pandangan pribadi, serta rasa keberdayaan seorang istri yang sangat menentukan

pilihan akan alat kontrasepsi yang digunakan.

6.11 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang yang

memiliki ikatan persaudaraan dapat berupa informasi, tingkah laku tertentu,

atapun materi.

Hasil penelitian menyatakan bahwa diantara responden yang dukungan

keluarga kuat yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

sebesar 35 orang (53,8%), sedangkan responden yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 62 orang (47,7%). Hasil chisquare

diperoleh bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara dukungan keluarga

dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan p value

=0,510.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pembayun (2003) yang

menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara dorongan lingkungan dengan

pemakaian kontrasepsi mantap.

Dukungan keluarga dipengaruhi oleh kelas sosial, bentuk keluarga, latar

belakang keluarga dan tahap siklus kehidupan keluarga. (Gunarso,1999)

6.12 Pengetahuan Ibu Tentang MKJP

Menurut WHO dalam Kusumawati (2006)Pengetahuan dapat membentuk

keyakinan tertentu sehingga seseorang berprilaku sesuai dengan keyakinan

78

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

97

Lampiran 3

Universitas Indonesia

tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang.Menurut WHO dalam Kusumawati (2006)

Hasil penelitian ini didapatkandiantara responden yang pengetahuan tinggi

yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 34 orang

(52,3%), sedangkan responden yang tidak menggunakan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) sebanyak 39 orang (30%). Hasil chisquaremenunjukkan

ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan ibu tentang metode

kontrasepsi jangka panjang dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) dengan p value 0,004. Dari uji statistik juga diperoleh informasi

bahwaresponden yang pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang

tinggi memiliki peluang sebesar 2,6 kali lebih besar untuk menggunakan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

Penelitian ini sejalan dengan Yusuf (2001) yang menyatakan bahwa ibu

yang mempunyai pengetahun tinggi memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar

untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan

rendah.

Pengetahuan responden berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan

untuk menerima suatu inovasi. Pengetahuan responden yang tinggi

menggambarkan tingkat wawasan yang lebih luas sehingga lebih memudahkan

untuk menerima inovasi baru dan pengambilan keputusan yang sesuai.

Pengetahuan dapat menggambarkan status ekonomi seseorang dan tingkat

pendidikan seseorang.

79

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

98

Lampiran 3

Universitas Indonesia

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011 dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1.Responden yang berumur ≥ 30 tahun yang menggunakan MKJP, ada sebanyak

46 orang (70,8%), sedangkan yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 64

orang (49,2%). Dari mereka yang menggunakan MKJP, ada sebanyak 41 (63,1%)

responden berpendidikan lanjut, sedangkan pada kelompok yang tidak

menggunakan MKJP, ada sebanyak 81 orang (62,3%) responden yang

berpendidikan lanjut. Responden bekerja yang menggunakan MKJP sebanyak 17

orang (26,2%), sedangkan responden yang tidak menggunakan MKJP ada

sebanyak 33 orang (2,4%) yang bekerja. Dari meraka yang menggunakan MKJP,

ada sebanyak 39 (60%) responden yang mempunyai anak hidup ≥ 3 orang.

Sedangkan yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 36 orang (27,7%) yang

memnpunyai anak hidup ≥ 3 orang. Responden berpenghasilan tinggi yang

menggunakan MKJP, ada sebanyak 47 orang (72,3%), sedangkan responden yang

tidak menggunakan MKJP sebanyak 88 orang (67,7%).

2. Respondenyang jarak ke tempat pelayanan kontrasepsinya dekat yang

menggunakan MKJP, sebanyak 17 orang (26,2%), sedangkan pada kelompok

yang tidak menggunakan MKJP, sebanyak 10 orang (7,7%). Dari mereka yang

menggunakan MKJP, sebanyak 35 (53,8%) responden yang menyatakan biaya

penggunaan kontrasepsi > 10000, sedangkan pada kelompok yang tidak

menggunakan MKJP sebanyak 30 orang (46,2%) responden yang menyatakan

biaya penggunaan kontrasepsi > 10000. Responden yang menyatakan

kelengkapan pelayanan KB baik yang menggunakan MKJP, sebanyak 57 orang

(87,7%), sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan MKJP, sebanyak 73

orang (56,2%).

80 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

99

Lampiran 3

Universitas Indonesia

3. Pada responden yang mendapatkan dukungan kuat dari suami yang

menggunakan MKJP, sebanyak 30 orang (46,2%), sedangkan pada responden

yang tidak menggunakan MKJP, sebanyak 65 orang (50%). Dari repondenyang

mendapatkan dukungan kuat dari keluarga yang menggunakan MKJP, sebanyak

35 orang (53,8%), sedangkan pada responden yang tidak menggunakan MKJP,

sebanyak 62 orang (47,7%).

4. Responden berpengetahuan tinggi yang menggunakan MKJP, ada sebanyak 34

orang (52,3%), sedangkan yang tidak menggunakan MKJP, ada sebanyak 39

responden (30%).

5. Dari lima variabel faktor predisposisi (umur ibu, pendidikan ibu, status

pekerjaan ibu, jumlah anak hidup, jumlah penghasilan) hanya dua variabel yang

menunjukkan hubungan signifikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) yaitu umur ibu dan jumlah anak hidup.

6. Dari tiga variabel faktor pemungkin (kelengkapan pelayanan KB, jarak ke

tempat pelayanan KB, biaya penggunaan alat kontrasepsi) semua variabel

memiliki hubungan signifikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP) yaitu kelengkapan pelayanan KB, jarak ke tempat pelayanan KB

dan biaya penggunaan alat kontrasepsi .

7. Dari dua variabel faktor isyarat atau tanda yaitu dukungan suami dan keluarga

tidak ada yang menyatakan hubungan signifikan terhadap penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

8. Faktor ancaman yaitu pengetahuan tentang penggunaan MKJP menunjukkan

hubungan yang signifikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka

panjang (MKJP).

7.2 Saran

7.2.1Bagi Puskesmas Pancoranmas

1. Terus meningkatkan kualitas pelayanan KB, dengan mengikutkan tenaga

kesahatan yaitu bidan dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak

terkait seperti persatuan profesi maupun dinas kesahatan. Melakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap SOP yang telah ditetapkan secara rutin sehingga dapat

mengetahui secara menyeluruh proses pelayanan yang terjadi.

81

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

100

Lampiran 3

Universitas Indonesia

2.Untuk meningkatkan upaya konseling, informasi, dan edukasi kepada WUS

tentang jenis, cara pemakaian, efektifitas, dan efek samping MKJP terutama pada

wanita fase reproduksi sehat (20-30 tahun) yang dapat disisipkan pada kegiatan

posyandu dan kegiatan di dalam gedung puskesmas.

3. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang MKJP pada WUS terutama

jenis, cara pemasangan, efektivitas, dan efek samping dengan cara memberikan

konseling yang intensif kepada calan akseptor KB melalui media-media perantara

seperti leaflet, poster, dan lembar balik KB.

7.2.2Bagi Dinas Kesehatan Depok dan Badan Keluarga Berencana Daerah

(BKBD)

1. Peningkatan akseptor KB MKJP dapat dilakukan dengan membuat kerjasama

antara dinas terkait dengan pihak swasta seperti BPS, rumah sakitagar biaya

penggunaan alat kontrasepsi MKJP dapat terjangkauoleh masyarakat luas.

Mempertahankan dan memperluas jangkauan safari KB yang dilakukan pihak-

pihak terkait, agar calon akseptor MKJP yang terkendala biaya penggunaan alat

kontrasepsi dapat mengakses dengan gratis.

2. Meningkatkan upaya promosi yang lebih efektif dan agresif kepada masyarakat

tentang biaya MKJP yang terjangkau melalui leaflet, poster, dan informasi yang

disisipkan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti posyandu, pertemuan kader,

dan penyuluhan KB

3. Meningkatkan kerjasama dengan banyak pihak terutama bidan praktek swasta

(BPS) agar calon akseptor KB MKJP dapat dengan mudah mengakses alat

kontrasepsi jangka panjang.

4. Sosialisai pola pemakaian yang rasional perlu dilakukan terus menerus dengan

bekerja sama dengan pihak-pihak terkait terutama pada WUS yang mempunyai

anak 1-2 orang yang ingin menunda atau mengakhiri kehamilan.

7.2.3 Bagi Peneliti Lain

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam terhadap faktor-faktor

lain yang mungkin berhubungan dengan penggunaan MKJP, sehingga dapat

diketahui faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan MKJP.

82

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

101

Lampiran 3

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Amiranty, Mira. (2003). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

PemakaianMetode Kontrasepsi Jangka Pada Akseptor KB di Propinsi Maluku

dan Papua pada Tahun 2001 (Analisis Data Sekunder Sosial Ekonomi

Nasional 2001). Depok: Skipsi FKM UI.

Anonymous. BAB 2 Tinjauan Pustaka. October 18, 2011.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19990/.../Chapter%20II.pdf

Ariawan, Iwan. (1998). Besar dan Metodologi Sampel pada Penelitian Kesehatan.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Bakier, Zaenab. (1984). Analisa Penggunaan Alat Kontrasepsi di Indonesia:

Faktor yang Mempengaruhi Berdasarkan Data Sensus Penduduk 1980, Buku

II. Jakarta: BPS.

Bappenas. (1996). Kependudukan dan Keluarga Berencana. October 18, 2011.

http://bappenas.go.id/get-file-server/node/6613/

BKKBN. (1992). Informasi Dasar Gerakan KB Nasional. Jakarta: BKKBN.

BPS. (2007). Statistik Kesejahteraan Rakyat Welfare 2006. Jakarta: BPS.

BPS, BKKBN, Depkes, & Macro International. (2008). Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: BPS, BKKBN, Depkes, & Macro

International.

Dayanara, Amira D. (2011). Jumlah Penduduk Dunia Diperkirakan Capai 7

Miliar Tahun 2011. October 18, 2011. http://www.finance.detik.com.htm

Depkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Ekarini, Sri. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten

Boyolali. October 28, 2011. Program Pasca Sarjana FKM UNDIP.

http://www.eprints.undip.ac.id/

Hartanto, Hanafi. (2002). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka

Sinar.

83 Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

102

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Hastono, Sutanto P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Kemala, Sukma. (2002) Pengaruh Faktor Sosiodemografi dan Biaya Pelayanan

KB Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita

Usia Subur di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2001. Depok. Skripsi FKM

UI.

K T , Laksmi Indira. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Keluarga Miskin.October 28, 2011.

Fakultas Kedokteran UNDIP.http://www.eprints.undip.ac.id/

Kusumaningrum, Radita. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan

Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur (Karya Tulis

Ilmiah). October 28, 2011. Fakultas Kedokteran UNDIP.

http://www.eprints.undip.ac.id/

Lemesshow, Stanley & Lwanga, Stephen K. (1997). Besar Sampel Dalam

Penelitian Kesehatan (Pramono, Dibyo, Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Manuaba, Ida Bagus Gde. (199). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obsetri. Jakarta: EGC.

Murti, Bhisma. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Notoadmojo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

Palti, Sandro A. (2010). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Akseptor KB di Kelurahan Suka Raja

Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010. November 12, 2011. FKM USU.

http://repository.usu.ac.id/

Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2009. Depok: Dinas Kesehatan Kota Depok

Profil UPT Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas 2010. Depok: UPT Puskesmas

Kecamatan Pancoran Mas 2010.

84

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

103

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Purba, J. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi

Pada Istri PUS di Kecamatan Rambar Samo Kabupaten Rokan Hulu Tahun

2008. Medan: Sekolah Pasca SarjanaUSU.

Sabri, Luknis, &Hastono, Sutanto P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Saifuddin, Abdul Bari. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praworihardjo.

Sastroasmoro, Sudigdo, & Ismael, Sofyan. (2002). Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Syarief, Sugiri. (2010). Kebijakan BKKBN Dalam Peningkatan Kesertaan

Masyarakat Ber-KB. December 25, 2011.

http://www.pkmi-online.com/download/kebijakan_bkkbn.ppt

Yusuf, Alfiat. (2001). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Tanjung Batu Kabupaten Ogan

Komering Ilir Sumatera Selatan Tahun 2000. Depok: Skipsi FKM UI.

Wiknjosastro, Hanifa. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Praworihardjo.

Wiknjosastro, Hanifa. (1998). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Praworihardjo.

85

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

104

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Lampiran 1

Umur Ibu

Statistics

Umur Ibu N Valid 195

Missing 0 Mean 31.48 Median 31.00 Mode 32 Std. Deviation 7.316 Minimum 17 Maximum 56

Descriptives

31.48 .52430.44

32.51

31.2231.00

53.5297.316

17563910

.503 .174

.008 .346

MeanLower BoundUpper Bound

95% Conf idenceInterv al for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. Dev iationMinimumMaximumRangeInterquart ile RangeSkewnessKurtosis

Umur IbuStat ist ic Std. Error

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

105

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Hubungan Antara Umur dengan MKJP

605040302010

Umur Ibu

40

30

20

10

0

Freq

uenc

y

Mean = 31.48Std. Dev. = 7.316N = 195

Histogram

Umur_2 * Kb_2 Crosstabulation

66 19 8550.8% 29.2% 43.6%

64 46 11049.2% 70.8% 56.4%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

< 30 tahun

> dari 30 tahun

Umur_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

8.175b 1 .0047.323 1 .0078.379 1 .004

.006 .003

8.133 1 .004

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 28.33.

b.

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

106

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Pendidikan Ibu

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak sekolah/tidak

tamat SD 7 3.6 3.6 3.6

SD 22 11.3 11.3 14.9 SLTP 44 22.6 22.6 37.4 SLTA 109 55.9 55.9 93.3 Perguruan Tinggi 13 6.7 6.7 100.0 Total 195 100.0 100.0

Risk Estimate

2.497 1.322 4.714

1.335 1.098 1.622

.535 .340 .841195

Odds Rat io f or Umur_2(< 30 tahun / > dari 30tahun)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

6543210

Pendidikan Ibu

120

100

80

60

40

20

0

Fre

qu

en

cy

Mean = 3.51Std. Dev. = 0.91N = 195

Histogram

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

107

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan) didk_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Pendidikan Dasar (<SMA) 73 37.4 37.4 37.4

Pendidikan Lanjut (SMA dan PT/Ak) 122 62.6 62.6 100.0

Total 195 100.0 100.0

Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan MKJP

didk_2 * Kb_2 Crosstabulation

49 24 7337.7% 36.9% 37.4%

81 41 122

62.3% 63.1% 62.6%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Count% within Kb_2

Pendidikan Dasar (<SMA)

Pendidikan Lanjut (SMAdan PT/Ak)

didk_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

.011b 1 .917

.000 1 1.000

.011 1 .9171.000 .523

.011 1 .917

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 24.33.

b.

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

108

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Bertani 1 .5 .5 .5

Wiraswasta 21 10.8 10.8 11.3 Pegawai negeri/Swasta 22 11.3 11.3 22.6 Karyawan/buruh 6 3.1 3.1 25.6 Tidak bekerja/IRT 145 74.4 74.4 100.0 Total 195 100.0 100.0

Kerja_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak Bekerja 145 74.4 74.4 74.4

Bekerja 50 25.6 25.6 100.0 Total 195 100.0 100.0

Risk Estimate

1.033 .558 1.914

1.011 .824 1.240

.978 .648 1.477195

Odds Rat io for didk_2(Pendidikan Dasar(<SMA) / PendidikanLanjut (SMA dan PT/Ak))For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

109

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan MKJP

Kerja_2 * Kb_2 Crosstabulation

97 48 14574.6% 73.8% 74.4%

33 17 5025.4% 26.2% 25.6%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Tidak Bekerja

Bekerja

Kerja_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

.013b 1 .908

.000 1 1.000

.013 1 .9081.000 .519

.013 1 .908

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 16.67.

b.

Risk Estimate

1.041 .528 2.054

1.014 .806 1.275

.974 .621 1.527195

Odds Rat io for Kerja_2(Tidak Bekerja / Bekerja)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

110

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Jumlah Anak Hidup

Jumlah anak hidup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 0 2 1.0 1.0 1.0

1 63 32.3 32.3 33.3 2 55 28.2 28.2 61.5 3 43 22.1 22.1 83.6 4 22 11.3 11.3 94.9 5 6 3.1 3.1 97.9 6 4 2.1 2.1 100.0 Total 195 100.0 100.0

Anak_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 0-2 120 61.5 61.5 61.5

> dari 3 75 38.5 38.5 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan antara Jumlah Anak Hidup dengan MKJP

Anak_2 * Kb_2 Crosstabulation

94 26 12072.3% 40.0% 61.5%

36 39 7527.7% 60.0% 38.5%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

0-2

> dari 3

Anak_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

111

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Alat Kontrasepsi

Alat kontrasepsi yabg diigunakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid pil 19 9.7 9.7 9.7

suntik 111 56.9 56.9 66.7 implant/susuk 16 8.2 8.2 74.9 AKDR/IUD 37 19.0 19.0 93.8 sterilisasi wanita (mow) 12 6.2 6.2 100.0 Total 195 100.0 100.0

Kb_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Non MKJP 130 66.7 66.7 66.7

MKJP 65 33.3 33.3 100.0 Total 195 100.0 100.0

Chi-Square Tests

19.110b 1 .00017.769 1 .00018.951 1 .000

.000 .000

19.012 1 .000

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 25.00.

b.

Risk Estimate

3.917 2.091 7.336

1.632 1.266 2.103

.417 .278 .624195

Odds Rat io f or Anak_2(0-2 / > dari 3)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

112

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Jumlah Penghasilan

Statistics

Jumlah Penghasilan N Valid 195

Missing 0 Mean 1913589.7

4 Median 2000000.0

0 Mode 2000000 Std. Deviation 992306.71

4 Minimum 500000 Maximum 7000000

Gaji_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 60 30.8 30.8 30.8

Tinggi 135 69.2 69.2 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan Jumlah Penghasilan dengan MKJP

Gaji_2 * Kb_2 Crosstabulation

42 18 6032.3% 27.7% 30.8%

88 47 13567.7% 72.3% 69.2%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Rendah

Tinggi

Gaji_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

113

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Jarak Ke Tempat Pelayanan KB

Jarak ketempat KB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid .50 8 4.1 4.1 4.1

1.00 60 30.8 30.8 34.9 1.50 14 7.2 7.2 42.1 2.00 61 31.3 31.3 73.3 2.50 25 12.8 12.8 86.2 3.00 26 13.3 13.3 99.5 4.00 1 .5 .5 100.0 Total 195 100.0 100.0

Chi-Square Tests

.433b 1 .510

.244 1 .622

.438 1 .508.622 .313

.431 1 .511

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.

b.

Risk Estimate

1.246 .647 2.401

1.074 .874 1.320

.862 .549 1.352195

Odds Rat io f or Gaji_2(Rendah / Tinggi)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

114

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Jarak_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Jauh 168 86.2 86.2 86.2

Dekat 27 13.8 13.8 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan Jarak ke Tempat Pelayanan KB dengan MKJP

Jarak_2 * Kb_2 Crosstabulation

120 48 16892.3% 73.8% 86.2%

10 17 277.7% 26.2% 13.8%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Jauh

Dekat

Jarak_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

12.381b 1 .00010.882 1 .00111.628 1 .001

.001 .001

12.317 1 .000

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.

b.

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

115

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Biaya KB

Statistics

Harga untuk ber-KB N Valid 195

Missing 0 Mean 19651.28 Median 10000.00 Mode 10000 Std. Deviation 71825.238 Minimum 0 Maximum 1000000

Harga_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid <= 10000 119 61.0 61.0 61.0

> 10000 76 39.0 39.0 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan Biaya dengan MKJP

Harga_5 * Kb_2 Crosstabulation

89 30 11968.5% 46.2% 61.0%

41 35 7631.5% 53.8% 39.0%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

<= 10000

> 10000

Harga_5

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

116

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Chi-Square Tests

9.067b 1 .0038.153 1 .0048.974 1 .003

.003 .002

9.020 1 .003

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 25.33.

b.

Risk Estimate

2.533 1.373 4.671

1.386 1.099 1.749

.547 .369 .812195

Odds Rat io f or Harga_5(<= 10000 / > 10000)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

117

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Kelengkapan Pelayanan KB

Statistics

Kelengkapan Pelayanan KB N Valid 195

Missing 0 Mean 22.62 Median 24.00 Mode 24 Std. Deviation 2.046 Minimum 14 Maximum 24

Lengkap_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid kurang 65 33.3 33.3 33.3

Baik 130 66.7 66.7 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan antara Kelengkapan Pelayanan KB dengan MKJP

Lengkap_2 * Kb_2 Crosstabulation

57 8 6543.8% 12.3% 33.3%

73 57 13056.2% 87.7% 66.7%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

kurang

Baik

Lengkap_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

118

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Dukungan Suami

Statistics

Dukungan Suami N Valid 195

Missing 0 Mean 8.49 Median 8.00 Mode 3 Std. Deviation 4.264 Minimum 0 Maximum 16

Chi-Square Tests

19.396b 1 .00018.003 1 .00021.505 1 .000

.000 .000

19.297 1 .000

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 21.67.

b.

Risk Estimate

5.563 2.457 12.595

1.562 1.308 1.864

.281 .143 .553195

Odds Rat io for Lengkap_2 (kurang / Baik)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

119

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

DukSu_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Lemah 100 51.3 51.3 51.3

Kuat 95 48.7 48.7 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan antara dukungan Suami dengan MKJP

DukSu_1 * Kb_2 Crosstabulation

65 35 10050.0% 53.8% 51.3%

65 30 9550.0% 46.2% 48.7%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Lemah

Kuat

DukSu_1

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

.257b 1 .612

.126 1 .723

.257 1 .612.650 .362

.255 1 .613

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 31.67.

b.

Risk Estimate

.857 .472 1.557

.950 .779 1.158

1.108 .744 1.651195

Odds Rat io f or DukSu_1 (Lemah / Kuat)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

120

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Dukungan Keluarga

Statistics

Dukungan Keluarga N Valid 195

Missing 0 Mean 5.99 Median 5.00 Mode 3 Std. Deviation 3.511 Minimum 0 Maximum 15

DukKel_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Lemah 98 50.3 50.3 50.3

Kuat 97 49.7 49.7 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan MKJP

DukKel_2 * Kb_2 Crosstabulation

68 30 9852.3% 46.2% 50.3%

62 35 9747.7% 53.8% 49.7%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Lemah

Kuat

DukKel_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

121

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Pengetahuan Tentang MKJP

Statistics

Pengetahuan Tentang MKJP N Valid 195

Missing 0 Mean 5.16 Median 3.00 Mode 0 Std. Deviation 5.993 Minimum 0 Maximum 27

Chi-Square Tests

.656b 1 .418

.433 1 .510

.657 1 .418.450 .255

.653 1 .419

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 32.33.

b.

Risk Estimate

1.280 .704 2.324

1.086 .890 1.325

.848 .569 1.264195

Odds Rat io f or DukKel_2 (Lemah / Kuat)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

122

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Peng_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rendah 122 62.6 62.6 62.6

tinggi 73 37.4 37.4 100.0 Total 195 100.0 100.0

Hubungan antara Pengetahuan Tentang MKJP dengan MKJP

Peng_2 * Kb_2 Crosstabulation

91 31 12270.0% 47.7% 62.6%

39 34 7330.0% 52.3% 37.4%

130 65 195100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Kb_2Count% within Kb_2Count% within Kb_2

Rendah

tinggi

Peng_2

Total

Non MKJP MKJPKb_2

Total

Chi-Square Tests

9.207b 1 .0028.279 1 .0049.086 1 .003

.003 .002

9.160 1 .002

195

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsy mp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 24.33.

b.

Risk Estimate

2.559 1.384 4.731

1.396 1.101 1.771

.546 .369 .807195

Odds Rat io f or Peng_2(Rendah / tinggi)For cohort Kb_2 = NonMKJPFor cohort Kb_2 = MKJPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idenceInterv al

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

123

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA

PANJANG (MKJP)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCORANMAS KOTA DEPOK

TAHUN 2011

Informed Consent

Assalammu’allaikum Wr.Wb

Nama saya Rainy Alus Fienalia, mahasiswi Universitas Indonesia sedang

melakukan penelitian untuk melihat FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI

JANGKA PANJANG (MKJP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PANCORANMAS KOTA DEPOK TAHUN 2011. Penelitian ini dilakukan

semata-mata untuk kepentingan akademik dan tidak akan berdampak negatif

kepada ibu, bapak ataupun keluarga. Setiap jawaban ataupun penjelasan yang ibu

berikan akan dijaga kerahasiaannya. Wawancara akan berlangsung sekitar 20

sampai 30 menit.

Paraf atau Tanda Setuju Responden

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

124

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA

PANJANG (MKJP)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCORANMAS KOTA DEPOK

TAHUN 2011

I. Faktor Predisposisi

1. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Alamat :

2. Pendidikan :

1. Tidak sekolah/tidak tamat SD

2. SD

3. SLTP

4. SLTA

5. Akademi/PT

3. Pekerjaan :

1. Bertani

2. Wiraswasta

3. Pegawai negeri / swasta

4. Karyawan / Buruh

5. Tidak bekerja / IRT

4. Jumlah anakyang hidup…………………….orang

5. Jumlah Penghasilan yang didapat selama satu bulan……………………..rupiah

Faktor Pemungkin

Penggunaan alat Kontrasepsi

6. Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi ?

1. Ya

2. Tidak

7. Jika ”ya”....alat kontrasepsi apa yang digunakan ?

1. Kondom

2. Pil

3. Suntik

4. Implant/Susuk

5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

6. Sterilisasi wanita (Metode Operasi Wanita/MOP)

8. Dimana ibu mendapatkan alat kontrasepsi?

1. Puskesmas

2. Bidan Praktek Swasta

3. Dokter Praktek

4. Rumah Sakit

5. Lainnya

9. Berapa jarak dari rumah Ibu ke tempat pelayanan kontrasepsi ?

...............................Km

10. Berapa lama (dalam menit) ibu tiba di tempat pelayanan kontrasepsi dari rumah

ibu ? ............................................................................menit

11. Apakah Ibu dikenakan biaya untuk mendapatkan alat kontrasepsi ?

1. Ya

2. Tidak

12. Berapa biaya yang Ibu keluarkan untuk mendapatkan alat

kontrasepsi?............................ rupiah

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

125

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Kelengkapan Pelayanan KB

13. Menurut Ibu apakah di tempat pelayanan KB yang yang ibu gunakan tersedia

lengkap berbagai jenis KB?

1. Lengkap 2. Cukup Lengkap 3. Kurang Lengkap 4. Tidak Lengkap

14. Apakah petugas menanyakan riwayat penyakit Ibu sebelum menggunakan alat

kontrasepsi?

1. Ya 2. Tidak 3. Kurang Tahu 4. Tidak Tahu

15. Apakah petugas menanyakan KB yang pernah dipakai sebelumnya?

1. Ya 2. Tidak 3. Kurang Tahu 4. Tidak Tahu

16. Apakah petugas memberikan penjelasan tentang macam-macam alat kontrasepsi?

1. Ya 2. Tidak 3. Kurang Tahu 4. Tidak Tahu

17. Apakah sebelum menggunakan alat kontrasepsi Ibu petugas menjelaskan tentang

efek samping alat kontrasepsi yang akan Ibu gunakan?

1. Ya 2. Tidak 3. Kurang Tahu 4. Tidak Tahu

18. Apakah Ibu sebelum menggunakan alat kontrasepsi diberi lembar persetujuan

tindakan?

1. Ya 2. Tidak 3. Kurang Tahu 4. Tidak Tahu

Faktor Isyarat atau Tanda

Dukungan Suami

19. Apakah Suami mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi ?

1. Sangat Mendukung 2. Mendukung 3. Cukup Mendukung

4. Kurang mendukung 5. Tidak Mendukung

20. Apakah Suami menyarankan menggunakan alat kontrasepsi tertentu?

1. Ya 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak

21. Apakah Suami mengingatkan untuk mengontrol alat kontrasepsi yang digunakan?

1. Ya 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak

22. Apakah Suami mengetahui tentang efek samping dari alat kontrasepsi?

1. Sangat Tahu 2. Tahu 3. Cukup tahu 4. Kurang Tahu 5.Tidak Tahu

Dukungan Keluarga

23. Apakah keluarga mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi ?

1. Sangat Mendukung 2. Mendukung 3. Cukup Mendukung

4. Kurang mendukung 5. Tidak Mendukung

24. Apakah keluarga menyarankan menggunakan alat kontrasepsi tertentu?

1. Ya 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak

25. Apakah Keuarga mengingatkan untuk mengontrol alat kontrasepsi yang

digunakan?

1. Ya 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak

26. Apakah Keluarga mengetahui tentang efek samping dari alat kontrasepsi?

1. Sangat Tahu 2. Tahu 3. Cukup tahu 4. Kurang Tahu 5.Tidak Tahu

Faktor Ancaman

Pengetahuan Tentang MKJP

27. Apakah Ibu mengetahui jenis/macam-macam alat kontrasepsi efektif (MKJP)?

1. Ya 2. Tidak (lanjut ke no 29)

28. Jika Ibu tahu, sebutkan jenis-jenis alat metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

tersebut?

1. IUD 2. Implant 3. MOW 4. MOP

5. Pil 6. Suntik 7. Kondom

29. Apakah Ibu mengetahui kelebihan atau manfaat dari pemakaian IUD?

1. Tahu 2. Tidak tahu (lanjut ke no 31)

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

126

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

30. Apa saja kelebihan pemakaian IUD?

1. Sangat Efektif

2. Tidak mempengaruhi volume ASI

3. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

4. Praktis

5. Lain-lain………….

31. Apa ibu mengetahui efek samping dari alat kontrase[si IUD?

1. Tahu 2. Tidak tahu (lanjut ke no 34)

32. Apa saja efek samping IUD tersebut?

1. Nyeri bagian perut

2. Haid lebih lama dan banyak

3. Perdarahan

4. Perforasi diniding rahim

5. Lain-lain………………

33. Menurut Ibu, apakah efek samping diatas berbahaya?

1. Sangat Berbahaya

2. Berbahaya

3. Cukup Berbahaya

4. Kurang Berbahaya

5. Tidak Berbahaya

6. Tidak Tahu

34. Apakah Ibu mengetahui kelebihan atau manfaat dari pemakaian Implant?

1. Tahu 2. Tidak tahu (lanjut ke no 36)

35. Apa saja kelebihan pemakaian implant?

1. Tidak mengganggu ASI

2. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

3. Pengembalian kesuburan cepet setelah pencabutan

4. Praktis

5. Lain-lain………….

36. Apa ibu mengetahui efek samping dari pemakaian Implant?

1. Tahu 2. Tidak tahu (lanjut ke no 39)

37. Apa saja efek samping implant tersebut?

1. Peningkatan/penurunan berat badan

2. Perdarahan

3. Nyeri ditempat pemasangan

4. Gangguan aktivitas

5. Lain-lain………………

38. Menurut Ibu, apakah efek samping diatas berbahaya?

1. Sangat Berbahaya

2. Berbahaya

3. Cukup Berbahaya

4. Kurang Berbahaya

5. Tidak Berbahaya

6. Tidak Tahu

39. Apakah Ibu mengetahui kelebihan atau manfaat dari pemakaian MOW(Steril)?

1. Tahu 2. Tidak tahu (lanjut ke no 41)

40. Apa saja kelebihan pemakaian MOW(Steril)?

1. Permanen

2. Efektivitas tinggi

3. Tidak menganggu pola haid

4. Praktis

5. Lain-lain………….

41. Apa ibu mengetahui efek samping dari pemakaian MOW(Steril)?

1. Tahu 2. Tidak tahu (Pertanyaan berakhir Disini)

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

127

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

40. Apa saja efek samping MOW(Steril) tersebut?

1. Perubahan pola haid

2. Nyeri sekitar operasi

3. Perubahan libido

4. Parut diluka operasi

5. Lain-lain………………

42. Menurut Ibu, apakah efek samping diatas berbahaya?

1. Sangat Berbahaya

2. Berbahaya

3. Cukup Berbahaya

4. Kurang Berbahaya

5. Tidak Berbahaya

6. Tidak Tahu

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

128

Lampiran 3

Universitas Indonesia

Lampiran 3

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294580-S-Rainy Alus Fienalia.pdf · Seluruh staf KIA Puskesmas Pancoran Mas yang telah ... sedangkan di pedesaan

129

Lampiran 3

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Faktor-faktor yang berhubungan..., Rainy Alus Fienalia, FKM UI, 2012