Upload
vuongthien
View
246
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS
SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SUTARYONO
NIM 13604227093
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
ii
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS
SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SUTARYONO
NIM 13604227093
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
vi
MOTTO
1. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)
2. Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah (Lessing)
3. Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk masa yang akan
datang ( Albert Einstein)
4. Harga kebaikan manusia diukur menurut apa yang telah diperbuat /dilaksanakan. (Ali
Bin Abi Thalib)
5. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia
ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini).
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada orang-orang yang punya makna sangat istimewa bagi
kehidupan penulis, diantaranya:
1. Ibu Sujiyem , ibu yang tulus iklas memberikan restu penulis untuk
melanjutkan belajar.
2. Endar Setyowati , istri yang selalu setia mendampingiku dan memberikan
motivasi untuk melanjutan belajar.
3. Erika Nur Senjoyo dan Galih Nur Senjoyo, kedua anakku yang selalu penuh
pengertian ketika ditinggal belajar.
viii
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS
SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO
Oleh :
SUTARYONO NIM 13604227093
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari Pembelajaran aktivitas luar kelas yang dilakukan di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh masih belum berjalan maksimal. Aktivitas luar kelas sendiri masuk dalam silabus akan tetapi pembelajaran tersebut belum sepenuhnya disampaikan kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi penerapan pembelajaran penjas aktivitas luar kelas di SD se Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
Responden dalam penelitian ini adalah 10 guru dan 30 siswa. Instrumen penelitian berupa angket yang berisi hambatan faktor internal dan faktor eksternal. Teknik pengumpulan data dengan cara survei dan analisis deskriptif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD se Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo adalah Keterbatasan guru dalam memahami aktivitas luar kelas menjadi penyebab utama ketergantungan guru pada alat dan fasilitas. Alat yang digunakan tidak harus berasal dari produksi pabrik namun dapat pula menggunakan peralatan yang diciptakan sendiri. Guru harus dapat memanfaatkan lingkungan dan alam sekitar untuk pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas.
.
Kata kunci : hambatan, aktivitas luar kelas, penjasorkes
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan berkahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan rencana. Skripsi dengan judul ” Faktor-faktor penghambat implementasi
penerapan pembelajaran penjas aktivitas luar kelas di SD se Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo” dimaksudkan untuk mengetahui bagaimanakah
Faktor-faktor penghambat implementasi penerapan pembelajaran penjas aktivitas luar
kelas di SD se Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
Skripsi ini terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak,
terutama pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd. MA. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta,
selaku penanggung jawab Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Drs. Rumpis Agus Sudarko, M. S. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan rekomendasi untuk mengadakan
penelitian.
3. Bapak Amat Komari, M.Si. Ketua Jurusan POR Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu kelancaran selama menempuh
kuliah
4. Sriawan, M. Kes . Ketua Program Studi PGSD FIK UNY yang telah memberikan izin
penelitian dan selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan saran nasehat dan
bimbingan selama proses pembuatan skripsi.
x
5. Hedi Ardiyanto,H.M.Or. selaku Penasehat Akademik, yang telah banyak membantu
dalam upaya penyelesaian tugas akhir.
6. Guru Penjasorkes SD se Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo, yang telah bersedia sebagai subyek dan memberikan izin para siswanya
sebagai subyek penelitian.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
Oleh sebab itu, kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk
perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Yogyakarta, 26 Juni 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN…………………………………………………….…………………. iii
SURAT PERNYATAAN …………………………………………….……………….. iv
PENGESAHAN ……………………………………………………….……………… v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………….……………… vi
ABSTRAK…………………………………………………………….…………......... viii
KATA PENGANTAR …………………………………………….……………......... ix
DAFTAR ISI..………………………………………………………………………… xi
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….……………........... 6
C. Pembatasan Masalah…………………………………………….…………….......... 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………….…………………... 7
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….…... 7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………................................... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….……… 9
A. Deskripsi Teori…………………………………………………………................... 9
Aktivitaas Luar Kelas …………………………………………………………………. 11
Tujuan Aktivitas Luar Kelas ………………………………………………………….. 11
Pembelajaran Aktivitas Luar Kelas di SD se-gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kabupaten Kulon Progo ………………………………………………………………. 12
xii
Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan……………………………...… 18
Keterkaitan Pendidikan Jasmani dengan Aktivitas Luar Kelas………………………... 20
Hakikat Faktor Penghambat …………………………………………………………... 21
Guru …………………………………………………………………………………… 29
Kondisi SD se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo 34
B. Penelitian yang Relevan………………………………………................................. 36
Penelitian Ahmad Prabawajati Saputra ……………………………………………….. 36
Penelitian Triyono …………………………………………………………………….. 36
C. Kerangka Berfikir……………………………………………………….…….......... 37
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………................................ 39
A. Desain Penelitian……………………………………………………........................ 39
B. Definisi Operasional Fariabel………………………………………….…………… 39
C. Subyek Penelitian……………………………………............................................... 40
D. Jenis dan Sumber Data………………….…………………………….………......... 41
E. Teknik Analisis Data……………………………………………………………….. 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………..….…... 48
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………………... 48
B. Pembahasan……………………………………………………………....…………. 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………. 69
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 69
B. Implikasi ……………………………………………………………………...……. 70
C. Saran-saran…………………………………………………………….……………. 71
xiii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 72
LAMPIRAN…………………………………………………………………………… 73
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Materi Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo. ………………………………………………
16
Tabel 2. Daftar guru di gugus 5 dan 6 …………………………………………... 40
Tabel 3. Daftar sekolah dan jumlah siswa di gugus 5 dan 6…………………….. 40
Tabel 4. Skor Nilai………………………………………………………………. 43
Tabel 5. Kisi – kisi Kuisioner Penelitian Untuk Guru ………………………….. 43
Tabel 6. Kisi – kisi Kuisioner Penelitian Untuk Siswa …………………………. 45
Tabel 7. Klasifikasi nilai………………………………………………………… 47
Tabel 8. Distribusi Frekwensi Angket Guru Hambatan Guru Dalam Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal di SD
Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo………………
49
Tabel 9. Hasil Analisis Jawaban Angket Guru Tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal di SD
Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo ……………….
51
Tabel 10. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
Aspek Internal Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo. …………………………………..
53
Tabel 11. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal
Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo ……………………………………………………………
55
Tabel 12. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
Aspek Eksternal Respondensi Guru di SD Se-Gugus 5 dan 6
xv
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo. ………………………………….. 57
Tabel 13. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luas Kelas Aspek Eksternal
Respondensi Guru di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo ……………………………………………………………
59
Tabel 14. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
Aspek Eksternal Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo. …………………………………..
61
Tabel 15. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Respondensi Siswa di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progon …………
62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Grafik Histogram Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo …………………………………...
52
Gambar 2. Grafik Histogram Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran
Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal Respondensi Siswa
di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo ………
56
Gambar 3. Grafik Histogram Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran
Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal Respondensi Guru
di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo ………...
61
Gambar 4. Grafik Histogram Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal Respondensi Siswa di SD Se-
Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo …………………...
64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Angket penelitian Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran
Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo Respondensi Guru dan Siswa ………………..
74
Lampiran 2. Data Pengolahan Angket Penelitian Tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo Respondensi Guru dan
Siswa …………………………………………………………………...
78
Lampiran 3. Surat keterangan Expert Judgement …………………………………… 81
Lampiran 4. Surat keterangan Expert Judgement …………………………………… 82
Lampiran 5. Surat permohonan ijin dari FIK UNY …………………………………. 83
Lampiran 6. Surat ijin penelitian dari UPTD Kec. Samigaluh ……………………… 84
Lampiran 7. Surat keterangan penelitian dari gugus 5 ……………………………… 85
Lampiran 8. Surat keterangan penelitian dari gugus 6 ……………………………… 86
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai peranan penting
dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta
emosional. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak
akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu
senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan
hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan
fisik dan mentalnya.
Aktivitas atau kegiatan jasmani bukan sembarangan aktivitas, atau
bukan pula hanya sekedar berupa gerak badan yang tidak bermakna.
Namun demikian, kegiatan yang terpilih itu merupakan pengalaman
belajar yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Aneka
aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk
mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh.
Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk membantu anak agar
tumbuh dan berkembang secara wajar dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu menjadi manusia indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan berpangkal
pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik
anak. Jadi, sudah selayaknya sekolah melaksanakan program-program
yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah sebagai wadah bagi siswa
2
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, serta dalam upaya pembinaan pribadi manusia menuju
manusia seutuhnya yang itu semua nantinya dilaksanakan sesuai dengan
pelaksanaan kurikulum yang ada.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memiliki ruang lingkup
tersendiri. Dan aktivitas luar kelas atau yang sering disebut dengan
pendidikan luar kelas merupakan salah satu aspek yang ada di dalam ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk
jenjang SD yang tercantum dalam petunjuk teknis pengembangan silabus.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan menurut Dini Rosdiani (2013: 147) meliputi aspek-aspek
berikut:
a. Permainan dan olahraga, meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, ronders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
b. Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh, serta aktivitas lainnya.
c. Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai serta aktivitas lainnya.
d. Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik, serta aktivitas lainnya.
e. Aktivitas air, meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang, serta aktivitas lainnya.
f. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
g. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan
3
tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Menurut H. Abdulkadir Ateng(1992:7-8) tujuan pendidikan jasmani
adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan jasmani memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal dunianya dengan kualitas-kulitasnya serta tempat dirinya di dalamnya
b. Meningkatkan kesenangan gerak, kepastian gerak dan kekayaan gerak
c. Meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan social serta kegairahan hidup
d. Mensiagakan menghadapi tugas dan waktu luang e. Membimbing kea rah penguasaan kewajiban dengan matang
sebagai pribadi yang kreatif bulat.
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh merupakan Sekolah
Dasar yang terletak di Desa Banjarsari, Desa Kebonharjo dan Desa
Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Sekolah Dasar di dua
gugus ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai
dengan panduan penyusunan KTSP yaitu mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Namun dalam pelaksanaannya proses Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap
tingkatan satuan pendidikan memiliki problem sama seperti yang dihadapi
mata pelajaran yang lain. Dalam hal ini proses pembelajaran aktivitas luar
kelas yang dilakukan di SD se –Gugus 5 dan 6 masih belum berjalan
maksimal. Padahal pembelajaran aktivitas luar kelas ataupun pendidikan
4
luar kelas sendiri masuk dalam silabus akan tetapi pembelajaran tersebut
belum sepenuhnya disampaikan kepada siswa. Beberapa hal berikut ini
yang masih menjadi Hambatan tidak maksimalnya proses pembelajaran
aktivitas luar kelas, antara lain: guru yang tidak menguasai materi ajar,
minat siswa yang terkadang tidak serius, serta sarana dan prasarana yang
tidak memadai dan tidak layak untuk proses pembelajaran pendidikan luar
kelas.
Aktivitas luar kelas ataupun yang sering disebut pendidikan luar
kelas memang masih minim implementasinya ke dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan belum
terbukti mampu mendorong para siswa menguasai seluruh pelajaran yang
diajarkan. Padahal pembelajaran di luar kelas memiliki banyak kelebihan
dan manfaat, baik bagi para siswa maupun guru. Dengan kegiatan belajar
dan mengajar aktivitas luar kelas, para siswa lebih mudah menangkap
pelajaran dan memahaminya dibanding dengan belajar di kelas. Salah satu
alasannya adalah pendidikan dan pengajaran di luar kelas tidak hanya
menekankan pemahaman terhadap pelajaran, tetapi para siswa mampu
mempraktikkan langsung pelajaran tersebut.
Objek kegiatan belajar-mengajar dalam aktivitas luar kelas adalah
alam terbuka dan lingkungan sekitar. Proses pembelajaran aktivitas luar
kelas tidak lepas dari konsep teori dan norma-norma. Sistem proses
pembelajaran aktivitas luar kelas lebih banyak mengeksplorasi kegiatan di
alam bebas, menekankan pada praktik langsung, mengarahkan para siswa
5
melihat secara langsung objek pelajaran yang sedang dibahas, serta
menekankan pengalaman nyata. Aktivitas luar kelas sendiri bertujuan agar
siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, dan
mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di
lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan
dan alam sekitar.
Guru pendidikan jasmani harus mengerti bahwa pembelajaran
aktivitas luar kelas adalah bagian terpenting dalam penyampaian
pembelajaran supaya siswa sendiri tidak mengalami kebosanan dengan
cara mengajak siswa keluar ruangan/kelas untuk melakukan kegiatan yang
dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, dan memberikan kesempatan
siswa untuk belajar dari pengalaman langsung melalui aktivitas yang
dilakukan diluar kelas. Siswa juga dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar pendidikan.
Letak SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh yang terletak
berdekatan dengan perkampungan warga dapat menjadikan pilihan dalam
menerapkan aktivitas luar kelas seperti penjelajahan, jalan-jalan
mengelilingi perkampungan. Pada situasi ini guru pendidikan jasmani
harus dapat memanfaatkan berbagai lingkungan sekitar untuk dijadikan
tempat untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
6
B.Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas timbul beberapa masalah yang berkaitan dengan
faktor-faktor penghambat guru dalam menerapkan pembelajaran
pendidikan jasmani aktivitas luar kelas, antara lain :
1. Pembelajaran aktivitas luar kelas yang dilakukan di SD Se-Gugus 5 dan
6 Kecamatan Samigaluh masih belum berjalan maksimal.
2. Aktivitas luar kelas sendiri masuk dalam silabus akan tetapi
pembelajaran tersebut belum sepenuhnya disampaikan kepada siswa.
3. Guru yang tidak menguasai materi ajar, sehingga belum optimalnya
pembelajaran aktivitas luar kelas.
4. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang
tidak memadai dan tidak layak untuk proses pembelajaran aktivitas luar
kelas.
5. Masih minimnya implementasi aktivitas luar kelas dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD Se-
Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
6. Belum diketahuinya faktor-faktor penghambat implementasi penerapan
pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah maka dilakukan pembatasan
masalah penelitian agar ruang lingkup permasalahan dalam penelitian
menjadi jelas. Dari permasalahan tersebut diatas maka dibatasi pada
7
permasalahan “Faktor-faktor penghambat implementasi dalam penerapan
pembelajaran penjas aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.”
D. Rumusan Masalah
Agar terarah pada sasaran maka peneliti perlu merumuskan
permasalahannya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Apa faktor – faktor penghambat implementasi penerapan
pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor yang
menghambat implementasi penerapan materi pembelajaran penjas aktivitas
luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini dari peneliti diharapkan akan
memberikan sumbangan antara lain :
1. Secara teoritis
Memberi wawasan, pengalaman, dan pengetahuan bagi mahasiswa,
guru tentang metode untuk mencari faktor yang menghambat dalam
menerapkan pembelajaran penjas aktivitas luar kelas di sekolah.
8
2. Secara relialitas
Dapat mengetahui faktor yang menghambat implementasi penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas sehingga dapat diambil langkah-
langkah nyata untuk mengantisipasi kesalahan.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Deskripsi Teoritis
1. Aktivitas Luar Kelas
Arief Komarudin yang dikutip oleh Ichsani (2010: 81),
mengatakan aktivitas luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang
berisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti:
bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/
nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta
pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Aktivitas luar kelas
dapat diartikan aktivitas yang kegiatannya dilakukan di luar sekolah dan
merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk
melatih kedisiplinan, mengembangkan wawasan, dan menambah
semangat belajar siswa (Muhajir, 2008: 88). Dengan merujuk kedua
pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas luar kelas adalah
proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau alam bebas,
dengan memanfaatkan peralatan yang ada sehingga dapat memunculkan
kreatifitas dan jika kegiatan ini dirancang dengan baik akan menjadi
aktivitas belajar yang sangat menyenangkan.
Kegiatan dari aktivitas luar kelas itu sendiri dapat berupa
permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus
kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi
lingkungan, dan jelajah lingkungan.Aktivitas luar kelas tidak sekedar
10
memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan
mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa
aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian,
perhatian, tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku.
Aktivitas luar kelas yang sering disebut pendidikan luar kelas
diartikan sebagai pendidikan yang berlangsung diluar kelas yang
melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi siswa untuk
mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar
kelas seperti hiking, mendaki gunung, camping, dan lain sebagainya.
Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang
dilakukan di luar lingkungan sekolah atau di luar lingkungan formal
persekolahan, setidaknya memuat 3 konsep utama, yaitu konsep proses
belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan.
a. Konsep Proses Belajar
Adelia Vera ( 2012: 96), mengatakan bahwa makna belajar dari
konsep proses belajar adalah bahwa belajar di luar kelas didasarkan
pada proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang
dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini secara
sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi
kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Dengan
meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan
alam, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap alam.
11
b. Konsep Aktivitas Luar Kelas
Konsep ini menggunakan kehidupan di luar kelas yang memberikan
banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan menguasai
berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap
berbagai hal yang terdapat di alam dan kehidupan sosial dikutip
Adelia Vera (2012: 97) . Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat
berupa: berkemah, mendaki gunung, menjelajah, memancing,
memasak, mempelajari alam, tinggal di pedesaan, primitive living,
kerajinan tangan dan lain sebagainya.
c. Konsep Lingkungan
Konsep lingkungan merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai
andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu
dengan yang lain dikutip Adelia Vera (2012: 99). Tujuan utama
program ini adalah untuk menjelaskan fungsi kita dalam alam
semesta dan menunjukkan bagaimana menjaga kualitas lingkungan
alam untuk kepentingan sekarang dan masa yang akan datang.
2. Tujuan Aktivitas Luar Kelas
Aktivitas luar kelas diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa
dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, dan mengetahui
pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan
dan alam sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan. Selain itu
Ichsani,( 2010: 83) menjelaskan tujuan pendidikan yang secara umum
12
ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar
lingkungan sekolah adalah:
1) Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal.
2) Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap.
3) Mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut.
4) Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal.
5) Memberikan “konteks� dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung.
6) Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas.
7) Menumbuhkan pemahaman untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam.
8) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.
9) Memberikan kesempatan yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.
10) Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas.
11) Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah diberbagai area.
12) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.
3. Pembelajaran Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Interaksi peserta
didik dengan lingkungan belajar dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran, di antaranya peningkatan motivasi dan hasil belajar
13
siswa. Kompetensi berupa sejumlah kemampuan bermakna dalam aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik)
yang dimiliki peserta didik sebagai hasil belajar, atau setelah mereka
menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Pembelajaran penjas didalam kelas dapat menyebabkan
kejenuhan pada siswa karena hanya dilakukan di dalam kelas. Oleh
sebab itu pembelajaran aktivitas luar kelas diadakan disetiap sekolahan.
Di dalam aktivitas luar kelas terdapat penjelajahan sekitar sekolah,
berkemah, bersepeda, dan lain-lain.
Kegiatan penjelajahan di sekitar sekolah mengandung banyak
manfaat. Kegiatan penjelajahan akan mendekatkan peserta dengan
lingkungan sekitarnya. Banyak sekali pengalaman yang akan diperoleh
siswa setelah mengikuti kegiatan penjelajahan ini. Peserta dapat
mengetahui keadaan alam yang sebenarnya di sekitar sekolah.
Kegiatan di ruang terbuka seperti penjelajahan lingkungan sekitar
sekolah, merupakan kegiatan yang sangat menarik bagi anak anak.
Kegiatan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, mensyukuri karunia
Tuhan Yang Maha Esa, menghargai teman, kerja sama dan cinta
lingkungan.
Selain itu, peserta dapat mensyukuri keindahan alam yang
terdapat di sekitar lingkungan sekolah sehingga akan lebih memupuk
rasa kagum terhadap Sang Pencipta. Peserta senantiasa dapat
memelihara lingkungan sekitar dengan tidak merusak lingkungan yang
14
dilalui selama perjalanan. Tidak membuang sampah sembarangan
merupakan salah satu bentuk nyata dalam memelihara dan melestarikan
lingkungan. Begitu juga dengan tidak mematahkan atau mencabut
tanaman yang ada di jalur perjalanan.
Manfaat lainnya adalah peserta dapat meningkatkan
kemampuannya saling bekerja sama dengan kelompoknya. Apabila
diselingi permainan-permainan yang menarik selama perjalanan akan
memupuk kemampuan berkomunikasi dan memecahkan masalah.
Penting juga untuk segera menentukan lokasi penjelajahan. Penentuan
lokasi sangat berhubungan dengan persiapan yang akan dilakukan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Secara umum,
lokasi penjelajahan di sekitar sekolah terbagi menjadi dua, yakni:
a. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan. Ciri umum dari
sekolah ini adalah biasanya di sekitar sekolah masih banyak
terdapat areal persawahan, perkebunan, pesisir pantai
dan sebagainya. keadaan lalu lintas relatif tidak begitu ramai.
Namun demikian, kita tetap harus waspada dan hati-hati
ketika melksanakan penjelajahan ini.
b. Sekolah yang terletak di perkotaan, biasanya sekolah
perkotaan berdekatan dengan lalu lintas yang ramai. Kita
harus berhati-hati ketika melakukan kegiatan penjelajahan ini.
15
Berdasarkan lokasi penjelajahan sendiri bahwasannya SD Se-
Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo termasuk dalam
sekolah yang terletak di pedesaan.
Dalam silabus penjasorkes kelas 5 terdapat materi penjelajahan
dengan standar kompetensi : 11. Mempraktikkan penjelajahan di
lingkungan sekitar sekolah, dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Didalamnya memuat dua kompetensi dasar. Kompetensi dasar tersebut
adalah :
a) 11.1 .Mempraktikkan pembuatan rencana kegiatan penjelajahan
b) 11.2.Mempraktikkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan
penjelajahan di lingkungan sekolah yang sehat, serta nilai
kerjasama, disiplin, keselamatan, kebersihan, dan etika.
Namun selain penjelajahan, berdasarkan silabus pembelajaran
tingkat sekolah dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan dari kelas I sampai kelas VI, tercantum adanya materi
aktivitas luar kelas lainnya yang dapat dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berlangsung.
Berikut ini materi aktivitas luar kelas yang terdapat dalam silabus dan
RPP yang dibuat oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
16
Tabel 1. Materi Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
No Semester Kelas Materi
1 2 1 Pengenalan lingkungan sekitar sekolah
2 2 2 Pengenalan rambu-rambu perjalanan di
sekitar sekolah
3 2 3 Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
4 2 4 Kegiatan berkemah
5 2 5 Kegiatan penjelajahan
6 2 6 Kegiatan penjelajahan dan perkemahan
Pembelajaran aktivitas luar kelas atau yang sering disebut
pendidikan luar kelas dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
dilakukan diluar sekolah atau di sekitar sekolah. Dalam proses
pembelajaran aktivitas luar kelas penerapannya dapat diisi dengan
berbagai macam kegiatan selain penjelajahan. Adapun macam-macam
kegiatan aktivitas luar kelas yang dapat dilakukan meliputi:
1) Piknik/karyawisata menurut Mulyasa yang dikutip Muhajir
(2008: 89) merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah. Karya wisata merupakan teknik
pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
melihat langsung tempat-tempat yang dianggap penting,
seperti museum, candi, dan pabrik-pabrik.
17
2) Berkemah merupakan kegiatan belajar di alam terbuka yang
memberikan banyak manfaat bagi para siswa (Muhajir (2007:
195). Berkemah merupakan kegiatan melatih diri demi
terbentuknya mental dan budi pekerti yang baik melalui proses
yang mempergunakan media alam terbuka. Kegiatan berkemah
dapat dikatakan sebagai suatu media pendidikan, karena
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan berkemah ini
memberikan banyak pelajaran yang tidak bisa didapat di ruang
kelas. Berbagai kegiatan, misalnya saat berjalan menuju lokasi,
mencari lokasi dan mendirikan tenda, serta hidup dalam
suasana khas alam hingga mereka meninggalkan lokasi
perkemahan, merupakan tahap-tahap pendidikan moral,
mental, dan budi pekerti. Bahkan melatih kerjasama tim dapat
dilakukan pada kegiatan berkemah ini. Contohnya kegiatan di
bumi perkemahan.
3) Penjelajahan merupakan salah satu kegiatan di alam
terbuka(Muhajir, 2008: 88) . Penjelajahan merupakan suatu
perjalanan kaki yang diikuti dengan permainan atau
petualangan. Bila perjalanan itu menempuh jarak yang lebih
jauh lagi, malah mungkin ditambah dengan alat transportasi
lain seperti: sepeda, perahu atau menumpang kendaraan,
disebut perjalanan pengembaraan. Contohnya penjelajahan di
persawahan.
18
4) Mendaki gunung yaitu kegiatan berjalan kaki naik dan turun
gunung untuk menikmati pemandangan (hiking). Contohnya
perjalanan anak ke bukit.
5) Outbond adalah metode pengembangan diri melalui kombinasi
rangkaian kegiatan beraspek psikomotorik, kognitif, dan afeksi
dalam pendekatan pembelajaran melalui pengalaman
(Agustinus Susanta, 2010: 18-19).
6) Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta
merupakan salah satu modal transportasi darat yang
menggunakan sepeda. Pada kegiatan bersepeda, setiap anak
diharapkan membawa sepeda sendiri. Bagi anak yang tidak
punya sepeda, dapat membonceng teman. Karena hanya
berkeliling disekitar sekolah, maka cukup dengan naik sepeda.
7) Jalan sehat juga bisa dilakukan dalam proses pembejaran
aktivitas luar kelas. Rute yang dilalui dalam jalan sehat itu
berganti-ganti, tetapi masih berada disekitar sekolah. Manfaat
dari jalan sehat antara lain meningkatkan kebugaran jasmani,
menambah pengetahuan lingkungan.
4. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu materi
pelajaran yang terdapat di sekolah dan merupakan wadah bagi siswa
untuk mengembangkan potensinya melalui aktivitas jasmani. Dari
beberapa materi pelajaran yang ada di sekolah, pendidikan jasmani
19
telah memberikan sumbangan yang berguna bagi siswa dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang selaras antara
jasmani dan rohani. Menurut Bucher yang dikutip oleh Sukintaka
(1992: 10) berpendapat bahwa pendidikan jasmani itu merupakan
bagian proses pendidikan umum, yang bertujuan untuk
mengembangkan jasmani, mental, emosi dan sosial anak menjadi baik,
dengan aktivitas jasmani sebagai wahananya.
Dini Rosdiani (2013: 172) menyebutkan bahwa pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Sedangkan
menurut Wuest & Bucher dalam (Sukintaka, 2001: 14) yang dimaksud
dengan pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk memperbaiki unjuk kerja dan peningkatan
pengembangan manusia melalui media aktivitas jasmani.
Pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, melalui aktivitas jasmani yang disusun secara
sistematik untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya (Sukintaka,
2001: 15). Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar
materi pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik atau olahraga,
dengan berolahraga secara teratur akan memelihara atau bahkan
meningkat kebugaran jasmani seseorang (dalam hal ini siswa).
20
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
kesegaran jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan
sikap positif bagi siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
secara keseluruhan.
Dini Rosdiani (2013: 143-144) mata pelajaran Jasmani Olahraga
dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar. d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi niali-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokrasi.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
5. Keterkaitan Pendidikan Jasmani dengan Aktivitas Luar Kelas
Aktivitas luar kelas atau pendidikan luar kelas pada dasarnya
merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya
21
meliputi seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic.
Dapat dilakukan di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau,
cagar alam, kebun, museum, camping ground, atau kebun binatang.
Aktivitas luar kelas merupakan salah satu dimensi dalam pendidikan
jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan konsep diri
siswa dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak,
bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian
dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri
siswa. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis anak
akan “rasa berhasil mengatasi rintangan�. Secara khusus, manfaat
pendidikan luar kelas dalam membentuk kepribadian siswa menurut
Bucher dalam (Ichsani, 2010: 84) adalah sebagai berikut:
a. Siswa belajar untuk hidup secara demokratis bersama anak-anak lain dan orang dewasa.
b. Siswa dapat belajar lebih banyak mengenai lingkungan fisik dan pentingnya kekayaan alam.
c. Kontribusi dan apresiasi terhadap aktivitas di luar ruang akan memperkaya dan meningkatkan kualitas hidup.
d. Kualitas hidup yang dimaksud akan membentuk mereka menjadi warga negara yang baik. Kualitas yang akan berkembang seperti: memiliki rasa tanggung jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu bekerja sama, dan jujur.
e. Mereka akan memberikan apresiasi yang lebih baik terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran.
f. Kecintaan untuk bertualang, yang biasanya sangat digemari oleh anak-anak dan remaja, akan tersalurkan melalui kegiatan luar kelas.
g. Siswa dirangsang untuk belajar tentang segala sesuatu yang terdapat di alam dan melihat serta dapat mengkaitkannya dengan materi pelajaran di kelas.
h. Siswa belajar untuk mengandalkan kemampuannya sendiri dalam mempraktekkan aturan-aturan hidup yang sehat.
22
i. Siswa juga belajar beberapa aturan dasar keselamatan (basics rules of safety).
6. Hakikat Faktor Penghambat
Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan
tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu
pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang dapat
menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik
dalam hal ini penerapan materi aktivitas luar kelas.
Faktor penghambat dapat dibagi menjadi dua macam yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Menurut Slameto (1995: 72), faktor yang
mempengaruhi belajar ada dua macam yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu.
a. Faktor-Fakor Intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi
tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan.
1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
23
Sehat bearti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehattan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan tidak baik
atau tidak sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat
berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh dan lain-lain.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
Jadi inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
(benda/hal) atau sekumpulan objek.
c) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan
24
juga berhubungan dengan kematangan,karena kematangan bearti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
b. Faktor-Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga
faktor tersebut.
1) Faktor Sekolah
a) Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
tidak menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri
atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan
dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya.
b) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,
karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu
mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
25
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan
kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan
lebih maju.
c) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu itu pagi hari, siang, sore/malam hari.
Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.
d) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung
dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana
mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak
memadai bagi setiap siswa?
2)Faktor Masyarakat
Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang
yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai
kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak
(siswa) yang berada di situ.
26
Berdasrkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa faktor
penghambat dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang ada pada individu. Pada penelitian
ini faktor intern yaitu berasal dari guru.
1) Guru
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, hal itu
dapat dilihat dari (1) faktor jasmani guru yaitu faktor
kesehatan, dan cacat tubuh. Apabila guru dalam kondisi tidak
sehat dan mengalami cacat tubuh maka guru akan kesulitan
dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Selain itu juga
(2) faktor psikologis juga dapat mempengaruhi belajar hal itu
dapat dilihat dari faktor inteligensi guru, perhatian guru, dan
kesiapan guru. Intelegensi guru juga berpengaruh jika dalam
proses belajar mengajar guru tidak dapat menghadapi dan
menyesuaikan situasi dan kondisi baru saat proses
pembelajaran berlangsung. Perhatian guru dapat dilihat dari
perhatian guru terhadap siswa. Sedangkan kesiapan guru
meliputi metode yang digunakan, keberadaan silabus dan RPP,
dan interaksi guru terhadap siswa. Dan terakhir (3) Faktor
kelelahan juga dapat menjadi faktor penghambat belajar jika
27
guru dalam proses belajar sering mengalami kelelahan,baik
kelelahan jasmani maupun rohani.
b.Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu yang berasal dari luar individu.
Adapun faktor-faktor yang berasal dari luar individu adalah
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
relasi siswa dengan siswa, alat pelajaran, waktu sekolah, dan
keadaan gedung.
Relasi siswa dengan siswa itu sendiri meliputi
karakteristik siswa sendiri yaitu kondisi siswa dalam proses
pembelajaran dapat menjadi penghambat jika karakter siswa
sendiri nakal dan acuh terhadap keberadaan teman yang lain,
selain itu minat dan bakat siswa jika dalam proses
pembelajaran tidak baik atau tidak antusias maka proses
pembelajaran itu sendiri akan berjalan secara tidak baik.
Sedangkan untuk alat pelajaran dan keadaan gedung sangat
berpengaruh terhadap prose belajar. Sarana dan prasarana yang
tidak lengkap akan membuat penyajian pelajaran yang tidak
baik. Terutama pelajaran aktivitas luar kelas, tidaknya sarana
dan prasarana akan banyak menimbulkan kesulitan belajar.
28
Sarana atau alat menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4)
adalah segala hal yang diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, mudah dipindahkan dibawa oleh
pelakunya atau siswa. Masih dalam sumber yang
samadisebutkan bahwa prasarana atau fasilitas adalah sesuatu
yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan.
Contohnya adalah lapangan, aula, kolam renang, dan lain-lain.
Fasilitas harus memenuhi standard minimal untuk
pembelajaran, anatara lain sesuai dengan kebutuhan, bersih,
terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan
penggunanya. Selain itu menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4)
menyatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan jasmani
diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
merupakan hal yang vital, karena tanpa ada sarana dan
prasarana menjadikan pembelajaran tidak berjalan. Dari
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa adanya
sarana dan prasarana proses pembelajaran pendidikan jasmani
tidak akan berjalan dengan baik. Tidak adanya alat, kondisi
alat dan gedung yang tidak memadai akan menghambat proses
pembelajaran itu sendiri.
Untuk waktu sendiri menghambat jika proses
pembelajaran memerlukan waktu yang lebih sedangkan jam
29
pelajaran yang berlangsung hanya sebentar. Hal tersebut akan
memnghambat penerapan materi yang memerlukan waktu
yang cukup lama.
2) Faktor masyarakat
Lingkungan yang padat, ramai, dan tidak mendukung
serta tidak kondusif untuk dilakukan proses pembelajaran
disekitar lingkungan sekolah juga akan menghambat proses
pembelajaran itu sendiri.
Keadaan lingkungan dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu lingkungan sekitar dan lingkungan yang disebabkan
faktor musim dan iklim. Lingkungan sekitar sekolah yang
tidak mendukung dapat diminimalisir oleh masyarakat sekolah
agar lebih mendukung. Selain itu lingkungan dari siswa juga
menentukan prestasi dari siswa itu sendiri.
Sedangkan lingkungan yang disebabkan faktor musim
dan iklim diminimalisir oleh masyarakat sekolah. Contoh
lingkungan di sekitar sekolah diantaranya adalah kebersihan
lingkungan sekolah, kondisi fisik sekolah. Dan lingkungan
yang disebabkan faktor musim dan iklim adalah keadaan cuaca
hujan, panas, cerah, mendung, berawan. Dengan keadaan
lingkungan yang mendukung proses pembelajaran pendidikan
jasmani maka akan berjalan dengan baik. Begitu juga
sebaliknya keadaan lingkungan yang tidak mendukung justru
30
akan menjadi Hambatan didalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
7. Guru
a. Pengertian guru
Istilah guru mengandung pengertian yang sangat luas, mulai dari
pengertian yang sempit sampai pengertian yang sangat luas. Mulai dari
pengertian yang bersifat formal sampai pengertian yang bersifat
informal. Untuk lebih menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
guru, menurut Suparlan (2006: 8-16), maka bisa ditinjau dari berbagai
sudut pandang: (1) etimologi (2) general opinion (3) definisi dan (4)
legal-formal.
1) Etimologi
Berdasarkan asal kata, kosa kata “guru” berasal dari bahasa
india yang bearti orang yang mengajarkan tentang kelepasa dari
sengsara. Dalam tradisi Hindu, guru dikenal sebagai “ maha resi
guru”, yakni para pengajar yang berugas untuk menggembleng
para calon biksu.
2) General Opinion
Dalam pengertian ini guru diartikan sebagai seorang yang
memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar atau
mengembangkan potensi dan kemampuannya melalui lembaga
31
pendidikan, baik yang didirikan pemerintah, masyarakat maupun
swasta.
3) Definisi
Definisi guru dirumuskan dari beberapa pakar pendidikan
yang mencoba memberikan batasan tentang guru berdasarkan
pengertian etimologi dan general opinion. Menurut
Poerwadarminta: guru adalah orang yang kerjanya mengajar”
(Suparlan, 2006: 11). Menurut pengertian ini guru hanyalah
seorang pengajar sedangkan pendidik dan pelatih bukanlah
termasuk guru. Sedangkan zakiyah Darajat menyatakan “guru
adalah pendidik profesional, karena guru itu telah menerima dan
memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak”
(Suparlan, 2006: 11)
4) Legal-Formal
Secara legal-formal, yang dimaksud dengan guru adalah yang
memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun
swasta, untuk melaksanakan tugasnya yaitu melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar di lembaga pendidikan sekolah. Guru dalam
pengertian ini bisa dibagi menjadi beberapa sebutan, yaitu: Guru
Pegawai Negeri Sipil, guru bantu, guru tidak tetap, guru wiyata
bakti, guru honorer yayasan, guru diperbantukan, guru tetap
yayasan, dan guru tidak tetap yayasan.
32
b. Pengertian Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Guru pendidikan jasmani menurut Sukintaka (2001: 42)
disamping profil dan memenuhi persyaratan utama sebaiknya
mempunyai persyaratan kompetensi pendidikan jasmani agar mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik, meliputi:
1) Memahami pengetahuan pendidikan jasmani sebagai bidang studi.
2) Memahami karakteristik anak didiknya. 3) Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan anak
didik untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan mampu menumbuh kembangkan potensi kemampuan motorik dan ketrampilan motorik.
4) Mampu memberikan bimbingan pada anak dan mengembangkan potensi anak didik dalam proses pembelajaran untuk pencapaian tujuan pendidikan jasmani.
5) Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan menilai, serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
6) Memiliki pemahaman dan penguasaan kemampuan ketrampilan motorik.
7) Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi fisik. 8) Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan,
dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani.
9) Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi anak didik dalam berolahraga.
10) Mempunyai kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam berolahraga.
Sedangkan menurut Moon (dalam Hamzah B. Uno, 2011: 22-26),
terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran, yaitu:
1) Guru sebagai perancang pembelajaran, yang dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran.
2) Guru sebagai pengelola pembelajaran, yang menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar serta mengembangkan kemampuan siswa dalam
33
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
3) Guru sebagai pengarah pembelajaran, yang berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
4) Guru sebagai evaluator, yang memberikan penilaian untuk melihat tingkat keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran.
5) Guru sebagai konselor, yang diharapkan akan dapat merespon segala masalah tingkah laku peserta didik yang terjadi dalam proses pembelajaran.
6) Guru sebagai pelaksana kurikulum, yang dituntut untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran.
Agar mencapai profil guru pendidikan jasmani yang disebutkan di
atas, menurut Sukintaka (2001: 42) guru pendidikan jasmani dapat
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Sehat jasmani maupun rohani, dan berprofil olahragawan. 2) Berpenampilan menarik. 3) Tidak gagap. 4) Tidak buta warna. 5) Intelegen. 6) Energik dan berketrampilan motorik.
c. Guru dalam Aktivitas Luar Kelas
Guru dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas yaitu selain
menjadi guru pada khususnya, guru juga sebagai fasilitator untuk
mengungkap pengalaman dari peserta didik atau siswa. Dalam arti lain
guru/fasilitator aktif menggali pengalaman siswa setelah melakukan
permainan/aktivitas dengan mengajukan pertanyaan yang berpedoman
pertanyaan mengarah pada: (1) Hal penting apakah yang harus saya
dapatkan (jawaban) daripeserta/siswa, (2) Jenis pertanyaan apakah yang
34
harus saya ajukan agar peserta menceritakan pengalaman pribadi yang
berguna untuk diri sendiri dan kelompoknya, (3) pada tingkat manakah
jawaban yang diberikan oleh siswa peserta.
Selain itu agar guru mampu memerankan dirinya sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas, guru harus memiliki
kemampuan diantaranya yaitu memiliki kompetensi, memahami
rancangan permainan untuk mengungkapkan perilaku, memiliki
kemampuan observasi, dan kemampuan komunikasi yang baik, menarik
dan berwibawa (pendidik yang memadai, kepribadian yang menarik,
dan memiliki sense of humor yang baik), menguasai masalah teknis
pelatihan termasuk masalah keselamatan.
8. Kondisi SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh terletak di Desa
Banjarsari, Desa Kebonharjo dan Desa Pagerharjo, Kecamatan
Samigaluh, Kulon Progo dan dan terletak di dekat perkampungan
warga. Sekolah di wilayah ini sebenarnya kondusif untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar di dalam kelas, namun pada
saat dilakukannya proses pembelajaran pendidikan jasmani olaharaga
dan kesehatan sedikit tidak kondusif karena sekolah ini tidak memiliki
halaman yang cukup luas untuk berlangsungnya pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
35
Dengan kondisi tersebut untuk berlangsungnya pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan guru beserta siswa harus
berjalan menuju lapangan yang jaraknya lumayan jauh. Selain itu juga
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sekolah di wilayah
masih mengalami problem dalam hal sarana dan prasarananya, oleh
karena itu sebagai guru profesional harus selalu mempunyai ide atau
gagasan baru untuk mengajar peserta didik agar proses belajar
berlangsung secara menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik.
Banyak hal yang bisa dilakukan guru dalam mengembangkan
pembelajaran agar lebih menarik, salah satunya dengan cara penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas.
Aktivitas luar kelas atau yang sering disebut dengan pendidikan
luar kelas merupakan salah satu materi dalam pendidikan jasmani dan
tercantum dalam silabus, namun dalam penerapannya pelajaran ini
terkadang tidak diajarkan, padahal seharusnya pembelajaran pendidikan
luar kelas dapat diisi dengan permainan-permainan yang menarik
seperti outbond yang sederhana, serta penjelajahan di sekitar sekolah
seperti berjalan di sekitar sekolah. Kegiatan aktivitas luar sekolah ini
dapat merefresh pikiran anak yang penat dalam kegiatan pembelajaran
yang hanya dilakukan di dalam kelas, serta dapat meningkatkan
kebersamaan dan kerja sama serta sifat saling menolong dan tanggap
dengan alam.
36
Dengan pengertian tersebut maka guru penjas harus dapat
menyampaikan pembelajaran aktivitas luar kelas agar siswa tidak
mengalami kejenuhan dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan.
B.Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Ahmad Prabawajati Saputra (2013) yang berjudul “Tanggapan
Siswa Kelas Atas Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Luar
Kelas Di Sekolah Dasar 1 Blunyahan”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa kelas atas terhadap pelaksanaan
pembelajaran pendidikan luar kelas di Sekolah Dasar 1 Blunyahan.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan menggunakan metode
survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket.
Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas atas di Sekolah
Dasar 1 Blunyahan yang terdiri dari kelas IV, kelas V, dan kelas VI
sebanyak 104 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan
siswa kelas atas terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan luar
kelas di Sekolah Dasar 1 Blunyahan adalah 5 siswa (4,81%) menyatakan
sangat baik, 22 siswa (21,15%) menyatakan baik, 57 siswa (54,81%)
menyatakan cukup baik, 12 siswa (11,54%) menyatakan tidak baik, dan
8 siswa (7,96%) menyatakan sangat tidak baik.
2. Penelitian Triyono (2013) yang berjudul “ Tanggapan Guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Terhadap Pembelajaran Aktivitas
37
Luar Kelas di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatanterhadap pentingnya pembelajaran
aktivitas luar kelas Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul. Populasi
yang digunakan adalah guru Penjasorkes Sekolah Dasar se-Kecamatan
Kretek yang berjumlah 16 orang. Metode yang digunakan menggunakan
metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tanggapan guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan terhadap pembelajaran
ALK Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul adalah redah. Secara
rinci, yaitu sebanyak 0 guru (0%) mempunyai tanggapan sangat rendah,
6 guru (37,50%) mempunyai tanggapan rendah, 5 guru (31,25%)
mempunyai tanggapan cukup, 3 guru (18,75%) mempunyai tanggapan
tinggi, dan 2 guru (12,50%) mempunyai tanggapan sangat tinggi,
frekuensi terbanyak sebesar 37,50%, yaitu pada kategori rendah. Dengan
demikian tanggapan guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
terhadap pembelajaran Aktivitas Luar Kelas Se-Kecamatan Kretek
adalah rendah.
C.Kerangka Berfikir
Pendidikan luar kelas merupakan salah satu aspek dari tujuh aspek
yang ada di dalam ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SD yang tercantum dalam petunjuk
teknis pengembangan silabus.
38
Pendidikan luar kelas sendiri merupakan aktivitas luar sekolah yang
berisi kegiatan luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti:
bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan,
berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan
aspek pengetahuan relevan.
Namun kenyataannya dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes)
sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap tingkatan satuan
pendidikan memiliki beberapa aspek yang menjadi problem sama seperti
yang dihadapi mata pelajaran yang lain. Aspek-aspek diantaranya seperti
kemampuan guru mata pelajaran Penjasorkes, kesiapan siswa dalam
pembelajaran Penjasorkes, lingkungan dalam pembelajaran Penjasorkes,
serta sarana prasarana Penjasorkes yang tersedia. Ini terbukti dengan tidak
diajarkannya materi pendidikan jasmani Aktivitas Luar Kelas.
Aspek-aspek diatas merupakan alat ukur untuk mengetahui faktor-
faktor penghambat implementasi penerapan pembelajaran penjasorkes
aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon
Progo dalam bentuk observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung. Setelah observasi dilakukan kemudian dilakukan analisis data
untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat proses pembelajaran
aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon
Progo. Setelah semua data dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan
metode survey untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor
penghambat implementasi penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo , adapun
tehnik pengambilan data dari sampel siswa. Skor yang diperoleh dari
angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
kuantitatif yang kemudian dituangkan dalam bentuk prosentase.
B.Definisi Operasional Variabel
Variabel merupakan objek penelitian yang akan dilakukan untuk
penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118) variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel
pada penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu faktor-faktor yang
menghambat implementasi penerapan materi pembelajaran pendidikan
jasmani aktivitas luar kelas di Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengetahui sebab-sebab
terhambatnya implementasi penerapan materi aktivitas luar kelas pada
mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di SD Se-Gugus 5 dan 6
40
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo yang ditinjau dari faktor internal dan
eksternal guru dengan menngunakan instrumen angket
C.Subjek Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan sumber informasi, yaitu guru
pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Selain guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan yang berperan sebagai sumber data utama, dalam
penelitian ini juga membutuhkan sumber data dari luar subjek penelitian
utama yaitu sumber data penunjang. Sumber data penunjang pada
penelitian ini yaitu siswa-siswa SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo Sehingga sumber data yang diperoleh peneliti
berasal dari subjek penelitian utama dan subjek penelitian penunjang.
Tabel 2. Daftar guru di gugus 5 dan 6
NO NAMA SEKOLAH L P JUMLAH
1 SD Negeri Kalirejo V 1
2 SD Negeri Pagerharjo V 1
3 SD Muhammadiyah Jarakan V 1
4 MI Ma’arif Pagerharjo V 1
5 SD Pangudi Luhur Kalirejo V 1
6 SD Negeri 1 Balong V 1
7 SD negeri 2 Balong V 1
41
8 SD Negeri Banjarsari V 1
9 SD Negeri Jumblangan V 1
10 SD Negeri Kebonharjo V 1
JUMLAH 8 2 10
Tabel 3. Daftar sekolah dan jumlah siswa di gugus 5 dan 6
NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA
KET L P JML
GUGUS 5
1 SD Negeri Kalirejo 4 8 12
2 SD Negeri Pagerharjo 4 9 13
3 SD Muhammadiyah Jarakan 5 3 8
4 MI Ma’arif Pagerharjo 6 9 15
5 SD Pangudi Luhur Kalirejo 8 4 12
GUGUS 6
1 SD Negeri 1 Balong 5 6 11
2 SD negeri 2 Balong 6 7 13
3 SD Negeri Banjarsari 5 8 13
4 SD Negeri Jumblangan 7 8 15
5 SD Negeri Kebonharjo 5 7 12
Jumlah 55 69 124
Rata-rata 6 7 12
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka
jenis data dalam penelitian ini adalah:
42
a. Data Utama, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dengan mengajukan kuisioner kepada guru penjas SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
b. Data Penunjang, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan
mengajukan kuisioner kepada 3 siswa per SD di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
3. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah guru penjas SD
Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo dan siswa,
dengan rincian sebagai berikut :
1. Unsur Utama diambil dari guru penjas sebanyak 10 orang
2. Unsur penunjang diambil dari siswa sebanyak 30 orang
E. Teknik Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data dan sumber data yang dibutuhkan, maka
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu angket
(kuisioner). Berdasarkan teknik pengumpulan data untuk angket
dilakukan dengan skala Quetmaan sehingga memudahkan bagi
responden untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan persepsi
guru Penjas, disamping itu juga sebagai penguat data, juga
menggunakan jawaban dari responden siswa.
43
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu
jawabannya sudah dinyatakan dan responden tinggal memilih salah satu
alternative jawaban tersebut. Ya atau Tidak.
Penyusunan angket dilakukan berdasarkan indikator-indikator yang
telah ditetapkan yaitu dengan menjabarkannya menjadi butir-butir
pernyataan, setiap butir pernyataan mempunyai dua alternatif yang pada
masing-masing diberi skor sebagai berikut:
Tabel.4. Skor Nilai NO JAWABAN NILAI
1 YA 1
2 TIDAK 0
(Sudjono, 1982:12)
Prosedur penyusunan instrumen menurut Sudjana (1982 : 12 ) adalah :
1. Membuat kisi-kisi soal,
2 Menetapkan variabel yang akan diteliti,
3. Menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator,
4. Melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan
indikator dari aspek yang diukur, untuk lebih jelasnya kisi-kisi
instrumen.
44
Tabel 5. Kisi – kisi Kuisioner Penelitian Untuk Guru
Unsur yang
diteliti Faktor Indikator Nomor
soal Jumlah
-Faktor
penghambat
guru dalam
menerapkan
pembelajaran
penjas
aktivitas luar
kelas
1.Faktor Internal
Berasal dari guru
- Faktor Jasmani
• Kesehatan
- Kelelahan
1’2
3’4
2
2
- Faktor
psikologis
- Pengetahuan
- Kesiapan
- Perhatian
5’6
7’8
9’10
2
2
2
2. Faktor Eksternal
- Factor sekolah
- Relasi guru
dengan
siswa
- Metode
- Jam
pelajaran
- Alat dan
fasilitas
- Bentuk
kegiatan
masyarakat
11’12
13’14
15’16
17’18
19’20
2
2
2
2
2
45
Tabel 6. Kisi – kisi Kuisioner Penelitian Untuk Siswa
Unsur yang
diteliti Faktor Indicator Nomor
soal Jumlah
-Faktor
penghambat
guru dalam
menerapkan
pembelajaran
penjas
aktivitas luar
kelas
1.Faktor Internal
Berasal dari siswa
- Faktor Jasmani
• Kesehatan
- Kelelahan
1’2
3’4
2
2
- Faktor
psikologis
- Pengetahuan
- Kesiapan
- Perhatian
5’6
7’8
9’10
2
2
2
3. Faktor Eksternal
- Factor sekolah
- Relasi guru
dengan
siswa
- Metode
- Jam
pelajaran
- Alat dan
fasilitas
- Bentuk
kegiatan
masyarakat
11’12
13’14
15’16
17’18
19’20
2
2
2
2
2
46
F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data berhasil dikumpulkan kemudian diolah, karena
jenis penelitian ini bersifat deskriptif, maka teknik analisis data yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknik distribusi frekuensi
(statistik deskriptif) dengan perhitungan persentase, seperti dijelaskan
Agusfidar Nasution dalam Rosa (1996:33), bila suatu penelitian
bertujuan mendapatkan gambaran atau menemukan sesuatu sebagaimana
adanya tentang suatu objek yang diteliti, maka teknik analisis data yang
dibutuhkan cukup dengan perhitungan persentase.
Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung
persentase adalah:
x100%NFP =
Keterangan :
P = Persentase jawaban
F = Frekuensi responden
N = Jumlah responden (Arikunto : 1990)
Data deskriptif menyajikan tingkat pencapaian responden veriabel
penelitian.untuk mengetahui tingkat pencapaian masing-masing kategori
jawaban untuk setiap variabel dan indikator dilakukan dengan mencari
nilai skor rata-rata.
Adapun langkah – langkah dalam analisis data ini sebagai berikut :
47
1. Mentabulasi jawaban jawaban responden pada tabel persiapan
2. Menghitung frekwensi jawaban
3. Menghitung alternatif jawaban sesuai dengan skala parmatif san
alternative jawaban sesuai dengan skala Guttman. Sesudah itu baru
dicari jumlah skor masing-masing butir dengan mengklasifikasikan
frekwensi dengan bobot masing- masing
Tabel 7. Klasifikasi nilai NO KLASIFIKASI NILAI PERSENTASE(%)
1 Tidak Menghambat 81 – 100 2 Kurang Menghambat 61 – 80 3 Cukup Menghambat 41 – 60 4 Menghambat 21 – 40 5 Sangat Menghambat 0 – 20
( Suharsimi Arikunto, 1989 : 155 ).
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Verifikasi data
Salah satu faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan
kegiatan didorong oleh proses pelaksanaan pembelajaran Pada bab IV ini
dikemukakan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian sesuai
dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Sebelum dilakukan analisis
terhadap data“ Hambatan Penerapan Pelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar
Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo”.
Ditinjau dari aspek hambatan pelaksanaan proses belajar mengajar
penjasorkes implementasi aktivitas luar kelas terhadap kegiatan belajar
mengajar penjasorkes di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo “, maka dilakukan verifikasi (seleksi) terhadap data yang
diperoleh.
Tujuan dilakukan verifikasi data adalah apabila data yang tidak
lengkap yang diisi oleh responden dalam instrumen, maka data tersebut
tidak dapat diolah. Kriteria lengkapnya data yang diisi oleh responden
terhadap insrumen apabila seluruh pertanyaan dijawab sesuai dengan
intruksi yang ada dalam instrumen tersebut. Berdasarkan hasil verifikasi
terhadap data yang diperoleh teryata semua data dapat diolah.
2. Analisis deskriptif
a. Jawaban pertanyaan dari aspek internal
49
Deskriktif data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
untuk melihat karakteristik distribusi data variabel pertanyaan
tentang aspek internal Hambatan pelaksanaan proses belajar
mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas terhadap proses belajar
mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo memberikan 10 butir
pertanyaan. Adapun hasil dari jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai Hambatan terhadap pelaksanaan proses
belajar mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas dalam Proses
Belajar Mengajar Penjasorkes di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo memberikan 10 butir pertanyaan. Dapat
dilihat pada tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8. Distribusi Frekwensi Angket Guru Hambatan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
No Pernyataan Frekuesni Prosentase Kriteria
A. Faktor Internal Ya Tidak Ya Tidak
Kesehatan 1 Apakah Bapak/ibu pada
waktu melaksanakan pembelajaran aktivitas luar kelas tidak terHambatan suatu penyakit?
9 1 90 10
2 Apakah Bapak/ibu pada waktu melaksanakan pembelajaran aktivitas luar kelas memiliki kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran?
9 1 90 10
50
Kelelahan 3 Apakah Bapak/ibu tidak
mengalami kelelahan dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
8 2 80 20
4 Apakah Bapak/ibu tetap bugar setelah melaksanakan pembelajaran Aktivitas Luar Kelas?
8 2 80 20
Pengetahuan 5 Apakah Bapak/ibu
memahami sejauh mana konsep pembelajaran aktivitas luar kelas?
10 0 100 0
6 Apakah Bapak/ibu pernah mengajar materi aktivitas luar kelas dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
9 1 90 10
Kesiapan 7 Apakah Bapak/ibu
mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung?
10 0 100 0
8 Apakah Bapak/ibu merencanakan dan menyiapkan materi kegiatan aktivitas luar kelas?
9 1 90 10
Perhatian 9 Apakah Bapak/ibu
menunjukkan perhatian kepada siswa pada waktu pembelajaran aktivitas luar kelas?
9 1 90 10
10 Apakah Bapak/ibu dalam pembelajaran aktivitas luar kelas memperhatikan karakteristik/sifat siswa?
8 2 80 20
Dari hasil penelitian di atas pada tabel 8 ditribusi frekwensi
Hambatan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-
Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
51
Hal di atas terlihat dari 10 pertanyaan skor tertinggi adalah butir
soal nomor 5, 7 ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab ya
10 orang. Berarti 100 %. Ini menyatakan bahwa guru penjasorkes
mempunyai pengetahuan, kesiapan, dan perhatian dalam penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas. Sedangkan skor terendah terdapat pada
butir soal nomor 3, 4, 10. Yang menyatakan tidak memahami dalam
penerapan pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas. Pada butir ini
responden yang menjawab ya 8 orang dan yang menjawab tidak 2 orang.
Tingkat pencapaian 80 %. Ini artinya mempersiapkan pengetahuan,
kesiapan, dan perhatian dalam penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas
dalam pembelajaran penjasorkes.
Tabel 9. Hasil Analisis Jawaban Angket Guru Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
NO JAWABAN RESPONDEN
SKOR ANGKET
FREKWENSI
PERSENTASE KRITERIA
1 YA 1 9 orang 90 %Tidak
menghambat 2 TIDAK 0 1 orang 10 %
Jumlah 10 orang 100 %
Pada Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa 9 orang responden dari
10 pertanyaan yang memilih jawaban ya 90 %. Dan yang memilih
jawaban tidak 1 orang atau 10 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan
Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas aspek Internal
di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo diperoleh
dari 10 orang responden untuk 10 butir pertanyaan adalah 90 %. Itu artinya
tingk
Kela
aspek
Ham
maka
Pene
Gam
Penja
Sami
berik
GamPenjdan
orang
Penja
Sami
kat Hambata
s di SD Se
k internal
mbatan Pene
a kita harus
erapan Pemb
mbaran lebih
asorkes Akt
igaluh Kulo
kut :
mbar 1. Grafasorkes Ak6 Kecamata
Pada gra
g guru Pen
asorkes Akt
igaluh Ku
0102030405060708090
an Penerapa
e-Gugus 5 da
berada pad
erapan Pemb
s mencari re
elajaran Pen
h jelasnya d
tivitas Luar
on Progo da
fik Histograktivitas Luaan Samigalu
afik Histogra
njas mempu
tifitas Luar
ulon Progo
0000000000
YA
52
an Pembelaj
an 6 Kecam
da klasifika
belajaran P
eferensi dala
njasorkes Ak
deskripsi Ha
Kelas di S
apat dilihat
am Hambatar Kelas Aspuh Kulon Pr
am di atas d
unyai Ham
Kelas di S
o Berarti
TIDAK
jaran Penja
matan Samiga
asi tidak m
enjasorkes
am medalam
ktivitas Luar
ambatan Pe
D Se-Gugu
dari grakf
tan Penerappek Internarogo
dapat diliha
mbatan pem
SD Se-Gugu
diklasifikas
sorkes Akti
aluh Kulon
menghambat
Aktivitas L
mi pengetah
Kelas yang
nerapan Pem
us 5 dan 6 K
fik Histogra
pan Pembeal di SD Se-G
at bahwa 10
mahaman Pem
us 5 dan 6 K
sikan deng
ivitas Luar
Progo dari
t. Dengan
Luar Kelas
huan dalam
baik.
mbelajaran
Kecamatan
am sebagai
elajaran Gugus 5
0 % atau 1
mbelajaran
Kecamatan
gan tidak
53
menghambat. Dari hasil penelitian di atas maka kita harus mendalami
pemahaman tentang penerapan Aktivitas Luar Kelas dalam pendidikan
Penjasorkes.
Adapun hasil dari jawaban responden siswa terhadap pertanyaan
mengenai Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar
Kelas aspek internal di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon
Progo memberikan 10 butir pertanyaan. Dapat dilihat pada tabel 10
dibawah ini.
Tabel 10. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
No Pernyataan Frekuensi Prosentase Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
A. Faktor Internal
Kesehatan 1 Apakah kamu pada waktu
melaksanakan pembelajaran aktivitas luar kelas tidak terHambatan suatu penyakit?
22 8 73,3
26,7
2 Apakah kamu memiliki kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran?
29 1 96,6
3,4
Kelelahan 3 Apakah kamu tidak
mengalami kelelahan dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
25 5 83,3
16,7
4 Apakah kamu tetap bugar setelah melaksanakan pembelajaran Aktivitas
19 11 63,3
36,7
54
luar kelas? Pengetahuan
5 Apakah kamu memahami materi pembelajaran aktivitas luar kelas?
13 17 43,3
56,7
6 Apakah guru penjas pernah mengajar materi aktivitas luar kelas dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
28 2 93,3
6,7
Kesiapan 7 Apakah kamu
mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung?
30 0 100 0
8 Apakah guru penjas merencanakan dan menyiapkan materi kegiatan aktivitas luar kelas?
29 1 96,6
3,4
Perhatian 9 Apakah guru penjas selalu
menunjukkan perhatian kepada siswa pada waktu pembelajaran aktivitas luar kelas?
27 3 90 10
10 Apakah guru penjas dalam pembelajaran aktivitas luar kelas memperhatikan karakteristik /sifat siswa?
30 0 100 0
Dari hasil hasil penelitian di atas pada tabel 10 ditribusi
frekwensi tentang Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran
Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas aspek internal di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo di atas terlihat dari 10 pertanyaan skor
tertinggi adalah butir soal nomor 7 dan 10 ini terbukti dengan jawaban
responden yang menjawab ya 30 orang. Berarti 100 %. Ini menyatakan
55
bahwa guru sebelum kegiatan pembelajaran melakukan persiapan diri dan
dalam pelaksanaan pembelajaran memperhatikan karakter/sifat siswa.
Sedangkan skor terendah terdapat pada butir soal nomor 5. Yang
menyatakan dalam proses belajar mengajar di sekolah siswa tidak
memahami konsep aktivitas luar kelas dalam pembelajaran Penjasorkes.
Pada butir ini responden yang menjawab ya 13 orang dan yang menjawab
tidak 17 orang. Tingkat pencapaian 43,3 %. Ini artinya guru penjasorkes
harus menjelaskan agar siswa memahami konsep dari penerapan Aktivitas
Luar Kelas dalam pendidikan Penjasorkes.
Tabel 11. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Internal Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
NO JAWABAN RESPONDEN
SKOR ANGKET
FREKWENSI
PERSENTASE KRITERIA
1 YA 1 25 orang 84 %
Tidak Menghambat 2 TIDAK 0 5 orang 16 %
Jumlah 30 orang 100 %
Pada Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa 25 orang responden
dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya 84 %. Dan yang memilih
jawaban tidak 5 orang atau 16 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan
penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo diperoleh dari 30 orang responden
siswa untuk 10 butir pertanyaan adalah 84 %. Itu artinya penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Sami
Deng
Penja
untuk
Pemb
Keca
sebag
orang
Penja
Sami
Bera
atas
siswa
igaluh Kulo
gan tinggi
asorkes Akti
k pelaksanaa
Gambara
belajaran Pe
amatan Sam
gai berikut :
Gambar PembelaInternal Kecamat Pada gra
g responden
asorkes Akt
igaluh Kulo
rti diklasifik
maka guru
a mempunya
on Progo b
nya pelak
ivitas Luar K
an pembelaja
an lebih j
enjasorkes A
migaluh Kulo
2. Grafik Hajaran Penj
Respondentan Samigal
fik Histogra
n tidak men
tivitas Luar
n Progo dan
kasikan deng
penjasorkes
ai pemaham
0102030405060708090
Y
56
berada pada
ksanaan ter
Kelas maka
aran yang le
jelasnya d
Aktivitas Lua
on Progo dap
Histogram Tasorkes Ak
nsi Siswa diluh Kulon P
am di atas d
ngalami Ha
Kelas di S
n 16 % ata
gan tidak me
s harus me
man dan peng
YA TIDAK
a klasifikas
rhadap ke
kita harus b
ebih terarah.
deskripsi H
ar Kelas di
pat dilihat d
Tentang Hamktivitas LuaSD Se-Gugu
Progo
dapat dilihat
ambatan Pen
D Se-Gugu
au 5 orang m
enghambat. D
enjelaskan k
gertian tenta
si tidak me
egiatan pem
bisa meman
Hambatan
SD Se-Gugu
dari grakfik
mbatan Penar Kelas Aspus 5 dan 6
t bahwa 84
nerapan Pem
us 5 dan 6 K
mengalami
Dari hasil pe
kepada siswa
ang penerapa
enghambat.
mbelajaran
nfaatkannya
Penerapan
us 5 dan 6
Histogram
nerapan pek
% atau 25
mbelajaran
Kecamatan
Hambatan.
enelitian di
a sehingga
an aktivitas
57
luar kelas agar pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas dapat berjalan
dengan baik.
b. Jawaban pertanyaan dari aspek eksternal
Deskriktif data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
untuk melihat karakteristik distribusi data variabel pertanyaan
tentang aspek eksternal Hambatan pelaksanaan proses belajar
mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas terhadap proses belajar
mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo memberikan 10 butir
pertanyaan. Adapun hasil dari jawaban responden guru terhadap
pertanyaan mengenai Hambatan terhadap pelaksanaan proses
belajar mengajar penjasorkes aktivitas luar kelas dalam Proses
Belajar Mengajar Penjasorkes di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo sebagai berikut :
Tabel 12. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal Respondensi Guru di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
No Pernyataan Frekuensi Prosentase Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
A. Faktor Eksternal
Relasi guru dengan siswa 11 Apakah pada saat
pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung terjadi interaksi timbal balik dengan siswa?
6 4 60 40
12 Apakah Bapak/ibu dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan aktivitas luar kelas?
8 2 80 20
Metode 13 Apakah Bapak/ibu
menerapkan banyak metode/cara mengajar dalam
8 2 80 20
58
pembelajaran aktivitas luar kelas?
14 Apakah Bapak/ibu menyertakan materi aktivitas luar kelas dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
5 5 50 50
Jam Pelajaran 15 Apakah jam pelajaran yang
tersedia mencukupi dalam penerapan materi aktivitas luar kelas?
8 2 80 20
16 Apakah Bapak/ibu tidak menggunakan waktu diluar jam pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
6 4 60 40
Alat dan Fasilitas 17 Apakah kondisi dan
kelengkapan alat olahraga di sekolah bapak/ibu mendukung dalam penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas?
1 9 10 90
18 Apakah keadaan lapangan yang digunakan mendukung dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
5 5 50 50
Bentuk Kegiatan Masyarakat 19 Apakah keadaan masyarakat
disekitar sekolah mendukung proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
8 2 80 20
20 Apakah keadaan masyarakat di sekitar lapangan yang digunakan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
7 3 70 30
Dari hasil penelitian di atas pada tabel 12 ditribusi
frekwensi tentang Kemampuan Guru Mengevaluasi Pembelajaran
Penjasorkes di di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo di atas terlihat dari 10 pertanyaan skor tertinggi
adalah butir soal nomor 12, 13, 15 dan 19 ini terbukti dengan
jawaban responden yang menjawab ya 8 orang. Berarti 80 %. Ini
menyatakan bahwa guru penjasorkes memberikan timbal balik dan
kerjasama dengan siswa dan masyarakat mendukung proses
pembelajaran aktivitas luar kelas. . Sedangkan skor terendah
59
terdapat pada butir soal nomor 17 . Yang menyatakan bahwa
Perlengkapan yang digunakan dalam pembelajaran tidak
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes. Pada
butir ini responden yang menjawab ya 1 orang dan yang menjawab
tidak 9 orang. Tingkat pencapaian 10 %. Ini artinya sebagai guru
penjasorkes dan sekolah harus memprogramkan pengadaan alat
dan fasilitas pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luas Kelas.
Tabel 13. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luas Kelas Aspek Eksternal Respondensi Guru di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
NO JAWABAN RESPONDEN
SKOR ANGKET
FREKWENSI
PERSENTASE KRITERIA
1 YA 1 7 orang 60 %
Cukup Menghambat 2 TIDAK 0 3 orang 40 %
Jumlah 10 orang 100 % Pada Tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa 6 orang
responden guru dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya 60 %.
Dan yang memilih jawaban tidak 4 orang atau 40 %. Secara
keseluruhan tingkat Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo diperoleh dari 10 orang
responden guru untuk 10 butir pertanyaan adalah 60 %. Itu artinya
tingkat Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
Aspek Eksternal di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo berada pada klasifikasi cukup menghambat. Dengan
tingginya
maka kita
aktivitas lu
Gam
Pembelajar
SD Se-Gu
dilihat dari
Gambar PenerapaAspek EKecamat
Pad
6 orang
Pembelajar
SD Se-Gug
mengalami
menghamb
melakukan
Hambatan t
harus mem
uas kelas aga
mbaran leb
ran Penjasor
ugus 5 dan
i grakfik His
3. Grafik Han Pembeksternal Retan Samigal
da grafik His
responden
ran Penjasor
gus 5 dan 6
i 40 % atau 4
bat. Dari h
n evaluasi da
0102030405060
60
terhadap ke
mfasilitasi ke
ar pembelaja
ih jelasnya
rkes Aktivit
6 Kecamata
stogram seba
Histogram Telajaran Peespondensi Gluh Kulon P
stogram di a
tidak me
rkes Aktivit
Kecamatan
4 orang. Ber
hasil peneli
alam pembel
YA TID
egiatan pem
egiatan pem
aran menjad
deskripsi
as Luar Kel
an Samigalu
agai berikut
Tentang Hamnjasorkes AGuru di SDProgo
atas dapat di
engalami H
as Luar Kel
Samigaluh K
rarti diklasif
itian di at
lajaran deng
DAK
mbelajaran P
mbelajaran p
di lebih baik.
Hambatan
las Aspek E
uh Kulon Pr
:
mbatan Aktivitas Lu Se-Gugus 5
ilihat bahwa
Hambatan
las Aspek E
Kulon Progo
fikasikan den
tas maka k
gan baik.
Penjasorkes
penjasorkes
Penerapan
Eksternal di
rogo dapat
uar Kelas 5 dan 6
60 % atau
Penerapan
Eksternal di
o dan yang
ngan cukup
kita harus
61
Tabel 14. Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal Respondensi Siswa di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
No Pernyataan Frekuensi Prosentase Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
B. Faktor Eksternal
Relasi guru dengan siswa 11 Apakah pada saat pembelajaran
aktivitas luar kelas berlangsung terjadi interaksi timbal balik antara guru dengan siswa?
26 4 86,6 13,4
12 Apakah menurutmu terjadi kerjasama antar siswa dalam pembelajaran aktivitas luar kelas?
30 0 100 0
Metode 13 Apakah guru penjas menerapkan
banyak metode/cara mengajar dalam pembelajaran aktivitas luar kelas?
12 18 40 60
14 Apakah guru penjas menyertakan materi aktivitas luar kelas dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
30 0 100 0
Jam Pelajaran 15 Apakah jam pelajaran yang
tersedia mencukupi dalam penerapan materi aktivitas luar kelas?
24 6 80 20
16 Apakah guru penjas tidak menggunakan waktu diluar jam pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
19 11 63.3 36,7
Alat dan Fasilitas 17 Apakah menurutmu kondisi dan
kelengkapan alat olahraga di sekolah mendukung dalam penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas?
6 24 20 80
18 Apakah menurutmu keadaan lapangan yang digunakan mendukung dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
7 23 23,3 76,7
Bentuk Kegiatan Masyarakat 19 Apakah keadaan masyarakat di
sekitar sekolah mendukung proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
24 6 80 20
20 Apakah keadaan masyarakat di sekitar lapangan yang digunakan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
27 3 90 10
62
Dari hasil hasil penelitian di atas pada tabel 14 ditribusi
frekwensi tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal Respondensi Siswa di SD
Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo di atas
terlihat dari 10 pertanyaan skor tertinggi adalah butir soal nomor
12 dan 14 ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab
ya 30 orang. Berarti 100 %. Ini menyatakan bahwa dalam
pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas guru menyertakan
silabus dan RPP, serta terjalin kerjasama yang baik antar siswa.
Sedangkan skor terendah terdapat pada butir soal nomor 17. Yang
menyatakan dalam proses belajar mengajar di sekolah tidak
didukung dengan peralatan dan fasilitas yang memadai untuk
pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes aktivitas luar kelas. Pada
butir ini responden yang menjawab ya 6 orang dan yang
menjawab tidak 24 orang. Tingkat pencapaian 20 %. Ini artinya
kita harus lebih melakukan pengadaan alat/fasilitas olahraga yang
mendukung kegiatan pembelajaran Penjasorkes aktivitas luar
kelas.
Tabel 15. Hasil Analisis Jawaban Angket Tentang Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
Respondensi Siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
NO JAWABAN RESPONDEN
SKOR ANGKET
FREK WENSI
PERSEN TASE KRITERIA
1 YA 1 21 orang 70% Kurang
63
2 TIDAK 0 9 orang 30 % menghambat
Jumlah 30 orang 100 %
Pada Tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa 21 orang
responden dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya 70 %.
Dan yang memilih jawaban tidak 9 orang atau 30 %. Secara
keseluruhan tingkat Hambatan penerapan pembelajaran aktivitas
luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon
Progo diperoleh dari 30 orang responden siswa untuk 10 butir
pertanyaan adalah 70 %. Itu artinya Hambatan penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo berada pada klasifikasi
kurang menghambat. Dengan tingginya pelaksanaan terhadap
kegiatan pembelajaran Penjasorkes aktivitas luar kelas maka kita
bisa memanfaatkannya untuk pelaksanaan pembelajaran yang
lebih terarah.
Gambaran lebih jelasnya deskripsi Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo dapat dilihat dari
grakfik Histogram sebagai berikut :
BB. Pembah
pengham
kelas S
Faktor-
aktivita
1. Fak
GaPem
Eks
P
atau 21
Pembela
dan 6 K
mengala
mengham
mempun
dalam pe
hasan.
Tujuan pen
mbat implem
SD gugus 5
faktor pengh
as luar kelas
ktor Internal
ambar 4. Grbelajaran Psternal Resp
Kecam
Pada grafik
orang respo
ajaran Penjas
Kecamatan Sa
ami Hambat
mbat. Dari
nyai dan m
embelajaran
nelitian ini
mentasi pene
dan 6 Kec
hambat impl
dilihat dari f
010203040506070
64
rafik HistogPenjasorkespondensi Simatan Sami
Histogram
onden tidak
sorkes Aktiv
amigaluh Ku
tan. Berarti
hasil pene
mengunakan
n.
adalah untu
erapan pemb
amatan Sam
lementasi pe
faktor intern
YA TIDA
gram Hambs Aktivitas iswa di SD Sigaluh Kulo
di atas dapa
mengalami
vitas Luar K
ulon Progo d
i diklasifika
elitian di at
alat dan fa
uk mendesk
belajaran pen
migaluh, Kab
enerapan pem
nal dan fakto
AK
batan PenerLuar Kelas
Se-Gugus 5 on Progo
at dilihat ba
i Hambatan
Kelas di SD S
dan 30% at
asikan deng
tas maka
asilitas yang
kripsikan fa
njasorkes akt
bupaten Ku
mbelajaran p
r eksternal.
rapan s Aspek dan 6
ahwa 70 %
Penerapan
Se-Gugus 5
tau 9 orang
gan kurang
kita harus
g memadai
aktor-faktor
tivatas luar
ulon Progo.
penjasorkes
65
Faktor penghambat implementasi penerapan pembelajaran
penjasorkes aktivitas luar kelas dari faktor internal guru dalam
implementasi penerapan pembelajaran penjasorkes aktivatas luar kelas
SD gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dalam
klasifikasi tidak menghambat. Tingkat Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas aspek Internal guru di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo diperoleh dari
10 orang responden untuk 10 butir pertanyaan adalah 90 %
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor penghambat
implementasi penerapan pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas
dari faktor internal siswa implementasi penerapan pembelajaran
penjasorkes aktivatas luar kelas SD gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo dalam klasifikasi tidak menghambat. Secara
keseluruhan tingkat Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas aspek Internal di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan
Samigaluh Kulon Progo diperoleh dari 10 orang responden untuk 10
butir pertanyaan adalah 90 %. Itu artinya tingkat Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo dari aspek internal berada pada
klasifikasi tidak menghambat. Hal ini ditunjukkan dengan frekuensi
jawaban yang berada pada prosentase 81 ≤ x < 100 (klasifikasi tidak
menghambat yaitu sebanyak 9 guru atau 90 %. Sedangkan guru yang
66
mengalami hambatan dari faktor internal , yaitu sebanyak 1 guru atau
10%.
Analisis data sesuai tabel 10 dapat diketahui bahwa 84 % atau 25
siswa tidak mengalami Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo dan 16 % atau 5 siswa mengalami Hambatan. Dari data
tersebut maka dapat diklasifikasikan tidak menghambat.
Dilihat dari letak geografik dan keadaan alam di wilayah
kecamatan Samigaluh yang berada di pegunungan, dengan sendirinya
fisik, psikologis guru dan siswa telah terbentuk. Hal ini mempermudah
guru dalam mengiplementasikan pembelajaran penjasorkes aktivitas luar
kelas.
2. Faktor Eksternal
Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif.
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas, maka pada bagian ini
akan dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai Hambatan
Penerapan Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek
Eksternal, di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo.
Pada tabel 11 ditribusi frekwensi tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal di SD
Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo. Di atas terlihat
dari 10 pertanyaan skor tertinggi adalah butir soal nomor 12, 13, 15 dan
19 ini terbukti dengan jawaban sampel yang menjawab ya 8. Berarti 80
67
%. Ini menyatakan bahwa guru penjasorkes terjalin kerja sama antar
siswa dan kegiatan didukung oleh masyarakat. Sedangkan skor terendah
terdapat pada butir soal nomor 17. Yang menyatakan dalam pelaksanaan
pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas tidak didukung dengan
peralatan atau fasilitas yang memadai. Pada butir ini guru Penjasorkes
yang menjawab ya 1 orang dan yang menjawab tidak 9 orang. Tingkat
pencapaian 10 %. Ini artinya kita harus memprogramkan pengadaan
peralatan atau fasilitas sarana olahraga untuk pembelajaran penjasorkes.
Menurut Suharsimi Arikunto (1989:129) “bahwa tingkat pencapaian
antara 0-20% berada pada kategori sangat menghambat”.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa jelas
tanpa didukung adanya peralatan atau fasilitas yang memadai akan
sangat berpenggaruh terhadap proses belajar mengajar Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo.
Pada tabel 13 diatas ditribusi frekwensi tentang kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas dari sudut
pandang siswa di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon
Progo. Di atas terlihat dari 10 pertanyaan skort tertinggi adalah butir soal
nomor 12, 14 ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab ya
30 orang. Berarti 100 %. Ini menyatakan bahwa terjadi kerja sama antar
siswa dan guru menyertakan materi aktivitas luar kelas dalam silabus dan
RPP. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir soal nomor 17. Yang
68
menyatakan bahwa kondisi peralatan olahraga untuk mendukung
tercapainya pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas belum
memadai. Tingkat pencapaian 10 %. Ini artinya kita harus
memprogramkan pemakaian lapangan masyarakat dan pengadaan sarana
olahraga. Menurut Suharsimi Arikunto (1989:129) “bahwa tingkat
pencapaian antara 0-20% % berada pada klasifikasi sangat menghambat”.
Keterbatasan guru dalam memahami materi aktivitas luar kelas
menjadi penyebab utama ketergantungan guru pada alat dan fasilitas.
Seharusnya guru penjasorkes mempunyai kreatifitas untuk memodifikasi
peralatan yang dipergunakan dalam implementasi aktivitas luar kelas
dalam pembelajaran penjasorkes. Alat yang digunakan tidak harus
berasaladari produksi pabrik namun dapat pula menggunakan peralatan
yang diciptakan sendiri. Guru harus dapat memanfaatkan lingkungan dan
alam sekitar untuk pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam bab ini akan
ditemukan kesimpulan dan saran dari penelitian yaitu sebagai berikut :
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas, di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hambatan internal responden guru dapat diketahui dengan 10 orang
responden dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya sebanyak 9
responden atau 90 %. Dan yang memilih jawaban tidak 1 orang atau
10 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas aspek Internal di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo berada
pada klasifikasi tidak menghambat.
2. Hambatan eksternal responden guru dapat diketahui dengan 10 orang
responden guru dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya
sebanyak 6 orang atau 60 %. Dan yang memilih jawaban tidak 4
orang atau 40 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan Penerapan
Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas Aspek Eksternal di
SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo berada
pada klasifikasi cukup menghambat.
70
3. Hambatan internal responden siswa dapat diketahui dengan 30 orang
responden dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya sebanyak
25 orang atau 84 %. Dan yang memilih jawaban tidak 5 orang atau
16 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan penerapan pembelajaran
aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo berada pada klasifikasi tidak menghambat
4. Hambatan eksternal responden siswa dapat diketahui dengan bahwa
30 orang responden dari 10 pertanyaan yang memilih jawaban ya
sebanyak 21 orang atau 70 %. Dan yang memilih jawaban tidak 9
orang atau 30 %. Secara keseluruhan tingkat Hambatan penerapan
pembelajaran aktivitas luar kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6
Kecamatan Samigaluh Kulon Progo berada pada klasifikasi kurang
menghambat.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah masukan bagi pihak
sekolah dan guru penjasorkes yang memegang kebijaksanaan dalam
pelaksanaan pembelajaran penjasorkes aktivitas luar kelas. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Hambatan Penerapan Pembelajaran Penjasorkes
Aktivitas Luar Kelas di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo terletak pada alat dan fasilitas pembelajaran. Harapannya
penyediaan alat dan fasilitas oleh pihak sekolah yang merupakan salah
71
satu bentuk jalan keluar sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran
penjasorkes aktivitas luar kelas.
C. Saran
Berdasarkan temuan di atas, maka peneliti mengemukakan saran
sebagai berikut :
1. Kita harus meningkatkan Pemahaman Konsep Pembelajaran
Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di Sekolah Dasar di SD Se-Gugus 5
dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
2. Kita harus meningkatkan hubungan timbal balik atau kerja sama
dengan siswa dalam Pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas
di Sekolah Dasar di SD Se-Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh
Kulon Progo
3. Kita harus meningkatkan sarana dan prasarana olah raga untuk
mendukung pembelajaran Penjasorkes Aktivitas Luar Kelas di SD Se-
Gugus 5 dan 6 Kecamatan Samigaluh Kulon Progo
72
DAFTAR PUSTAKA
Adelia Vera. (2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas. Kulon Progo: DIVA
Press. Agus S. Suryobroto. (2004). Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani. FIK
UNY: Diktat Mata Kuliah. Agustinus Susanto. (2008). Merancang Outbound Training
Professional.Yogyakarta: Andi.
Ahmad Prabawajati Saputra. (2013). Tanggapan Siswa Kelas Atas Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Luar Kelas di Sekolah Dasar 1 Blunyahan. Skripsi. Kulon Progo: FIK. UNY.
Andi Prastowo. (2010). Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian
Kuantitatif. Kulon Progo: DIVA Press. Dini Rosdiani. (2013). Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani
Dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta, CV Hamzah B. Uno. (2011). Profesi Kependidikan: problema, solusi reformasi
pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
H. Abdulkadir Ateng. (1992) Asas Dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Ichsani. (2010). Pentingnya Aktivitas Luar Kelas. Jurnal ILARA.[online], Volume I, Nomor 2, Desember 2010, hlm. 81 -86. Tersedia:
http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas%20negeri%20makassarhttp://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas negeri makassar-digilib-unm-ichsani-328-1-11.ibu-i.pdfdigilib-unm-ichsani-328-1-11.ibu-i.pdf. [tanggal 5 feb 2014 Jam 11.52].
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA Kelas XII. Bandung: Erlangga.
Muhajir. (2008). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMK kelas
XII. Bandung: Yudistira. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Raja grafindo cipta.
73
Suharsimi Arikuunto (1989). Manajemen Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Aneka Cipta Madarmaju
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk DII PGSD Penjaskes. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Sukintaka. (2001). Teori Pendidikan Jasmani. Solo: E. S. A. Grafika.
Suparlan. (2006). Guru sebagai profesi. Kulon Progo: Hikayat Publising.
Triyono. (2013). Tanggapan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Terhadap Pembelajaran Aktivitas Luar Kelas di Sekolah Dasar SeKecamatan Kretek Kabupaten Bantul. Skripsi. Kulon Progo: FIK. UNY.
74
ANGKET PENELITIAN UNTUK GURU
Identitas Responden
Nama : .........................................................
Guru Penjas Sekolah Dasar : .........................................................
Petunjuk Pengisian Angket : 1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah tersedia dengan jawaban
yang tersedia. 3. Jawaban anda dijamin kerahasiaannya 4. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuannya
No Pernyataan Jawaban
A. Faktor Internal Ya Tidak
Kesehatan 1 Apakah Bapak/ibu pada waktu melaksanakan pembelajaran
aktivitas luar kelas tidak terHambatan suatu penyakit?
2 Apakah Bapak/ibu pada waktu melaksanakan pembelajaran aktivitas luar kelas memiliki kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran?
Kelelahan 3 Apakah Bapak/ibu tidak mengalami kelelahan dalam pelaksanaan
pembelajaran aktivitas luar kelas?
4 Apakah Bapak/ibu tetap bugar setelah melaksanakan pembelajaran Aktivitas Luar Kelas?
Pengetahuan 5 Apakah Bapak/ibu memahami sejauh mana konsep pembelajaran
aktivitas luar kelas?
6 Apakah Bapak/ibu pernah mengajar materi aktivitas luar kelas dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
Kesiapan 7 Apakah Bapak/ibu mempersiapkan diri sebelum proses
pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung?
8 Apakah Bapak/ibu merencanakan dan menyiapkan materi kegiatan aktivitas luar kelas?
75
Perhatian 9 Apakah Bapak/ibu menunjukkan perhatian kepada siswa pada
waktu pembelajaran aktivitas luar kelas?
10 Apakah Bapak/ibu dalam pembelajaran aktivitas luar kelas memperhatikan karakteristik/sifat siswa?
B. Faktor Eksternal
Relasi guru dengan siswa 11 Apakah pada saat pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung
terjadi interaksi timbal balik dengan siswa?
12 Apakah Bapak/ibu dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan aktivitas luar kelas?
Metode 13 Apakah Bapak/ibu menerapkan banyak metode/cara mengajar
dalam pembelajaran aktivitas luar kelas?
14 Apakah Bapak/ibu menyertakan materi aktivitas luar kelas dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
Jam Pelajaran 15 Apakah jam pelajaran yang tersedia mencukupi dalam penerapan
materi aktivitas luar kelas?
16 Apakah Bapak/ibu tidak menggunakan waktu diluar jam pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
Alat dan Fasilitas 17 Apakah kondisi dan kelengkapan alat olahraga di sekolah
bapak/ibu mendukung dalam penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas?
18 Apakah keadaan lapangan yang digunakan mendukung dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
Bentuk Kegiatan Masyarakat 19 Apakah keadaan masyarakat disekitar sekolah mendukung proses
pembelajaran aktivitas luar kelas?
20 Apakah keadaan masyarakat di sekitar lapangan yang digunakan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
Keterangan ; Penskoran :
Ya = 1 -Tidak menghambat
Tidak = 0 -Menghambat
76
ANGKET PENELITIAN UNTUK SISWA Identitas Responden
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Sekolah Dasar : .........................................................
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah tersedia dengan jawaban
yang tersedia. 3. Jawaban anda dijamin kerahasiaannya 4. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuannya
No Pernyataan Jawaban
C. Faktor Internal Ya Tidak
Kesehatan 1 Apakah kamu pada waktu melaksanakan pembelajaran aktivitas
luar kelas tidak terHambatan suatu penyakit?
2 Apakah kamu memiliki kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran?
Kelelahan 3 Apakah kamu tidak mengalami kelelahan dalam pelaksanaan
pembelajaran aktivitas luar kelas?
4 Apakah kamu tetap bugar setelah melaksanakan pembelajaran Aktivitas luar kelas?
Pengetahuan 5 Apakah kamu memahami materi pembelajaran aktivitas luar
kelas?
6 Apakah guru penjas pernah mengajar materi aktivitas luar kelas dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
Kesiapan 7 Apakah kamu mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran
aktivitas luar kelas berlangsung?
77
8 Apakah guru penjas merencanakan dan menyiapkan materi kegiatan aktivitas luar kelas?
Perhatian 9 Apakah guru penjas selalu menunjukkan perhatian kepada siswa
pada waktu pembelajaran aktivitas luar kelas?
10 Apakah guru penjas dalam pembelajaran aktivitas luar kelas memperhatikan karakteristik /sifat siswa?
D. Faktor Eksternal
Relasi guru dengan siswa 11 Apakah pada saat pembelajaran aktivitas luar kelas berlangsung
terjadi interaksi timbal balik antara guru dengan siswa?
12 Apakah menurutmu terjadi kerjasama antar siswa dalam pembelajaran aktivitas luar kelas?
Metode 13 Apakah guru penjas menerapkan banyak metode/cara mengajar
dalam pembelajaran aktivitas luar kelas?
14 Apakah guru penjas menyertakan materi aktivitas luar kelas dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
Jam Pelajaran 15 Apakah jam pelajaran yang tersedia mencukupi dalam penerapan
materi aktivitas luar kelas?
16 Apakah guru penjas tidak menggunakan waktu diluar jam pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas luar kelas?
Alat dan Fasilitas 17 Apakah menurutmu kondisi dan kelengkapan alat olahraga di
sekolah mendukung dalam penerapan pembelajaran aktivitas luar kelas?
18 Apakah menurutmu keadaan lapangan yang digunakan mendukung dalam proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
Bentuk Kegiatan Masyarakat 19 Apakah keadaan masyarakat di sekitar sekolah mendukung proses
pembelajaran aktivitas luar kelas?
20 Apakah keadaan masyarakat di sekitar lapangan yang digunakan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran aktivitas luar kelas?
Keterangan ; Penskoran :
Ya = 1 -Tidak menghambat
Tidak = 0 -Menghambat
78
TABEL REKAPITULASI HASIL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS
SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO
RESPONDEN GURU
NO NAMA GURU SEKOLAH
SOAL
JUML
AH INTERNAL EKSTERNAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BEJA SDN BANJARSARI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16 2 SARTILAH,S.Pd.JAS SDN 2 BALONG 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 3 SUHARTATIK, S.Pd.JAS SDN 1 BALONG 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 16 4 PURMONO, A.Ma SDN JUMBLANGAN 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 13 5 SUTRISDIYA, A.Ma SDN KEBONHARJO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 6 HARTONO, A.Ma SDN PAGERHARJO 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 15 7 MARYANTO, S.Pd.JAS MI PAGERHARJO 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 16 8 SAMSURI, A.Ma SDN KALIREJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 12 9 WAKIYO, S.Pd.JAS SD PL KALIREJO 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 10 LUTHFI AFANDI SD MUH JARAKAN 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14
JUMLAH 6 10 6 10 5 9 7 10 10 10 10 10 10 10 6 10 5 4 1 4 10
79
TABEL REKAPITULASI HASIL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS
SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO
RESPONDEN SISWA
NO NAMA SEKOLAH SOAL
JML
H
INTERNAL EKSTERNAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AAN PRASETYO SD N PAGERHARJO 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 14
2 AFIF NANDA SD N PAGERHARJO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 16
3 ANNISA NURVITASARI SD N PAGERHARJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 15
4 ERIKA VERDIANSYAH MI MAARIF PAGERHARJO 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
5 ELITA SALSA SITA SARI MI MAARIF PAGERHARJO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
6 ERLITA BUDIYANA MI MAARIF PAGERHARJO 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16
7 SISKA WIDAYATI SD N KALIREJO 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 13
8 WAKHID NUR HIDAYAT SD N KALIREJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
9 ANISA RAMI LESTARI SD N KALIREJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
10 JONATHAN BAYU SD PL KALIREJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17
11 AYU WULANDARI SD PL KALIREJO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 17
12 REVASLDO FAJAR EKO SD PL KALIREJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
13 SUMARNI SD MUH JARAKAN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
14 RIFA PUSPITASARI SD MUH JARAKAN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
15 PUTRI VERANTI SD MUH JARAKAN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 15
16 TEGAR PAMUNGKAS SD N BANJARASARI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
80
17 WAFIQ MUDHALIFAH SD N BANJARASARI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 15
18 ANISA WIDYAWATI SD N BANJARASARI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 16
19 SITI NUR KHOLIFAH SD N 1 BALONG 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 13
20 Y. BAGAS ADITYA R SD N 1 BALONG 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 17
21 GABRELA NIRMA P SD N 1 BALONG 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 13
22 ENDAH FIANA DAFA SD N JUMBLANGAN 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 14
23 JULIA NUR AMANAH SD N JUMBLANGAN 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 14
24 IMAM WAHYUDI SD N JUMBLANGAN 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9
25 SOLEH RAHARJO SD N 2 BALONG 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14
26 SIGIT SHUNU J SD N 2 BALONG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 15
27 SETIYANA SD N 2 BALONG 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14
28 OKTAVIA DWI SAPUTRA SD N KEBONHARJO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 18
29 NOVA RIYADI SD N KEBONHARJO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17
30 NIDA KAZHUMAH SD N KEBONHARJO 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 16
JUMLAH 23 29 22 29 25 19 13 28 30 29 27 30 26 30 12 30 24 19 6 7 24