FAKTOR-FAKTOR-FUNDAMENTAL-YANG-MEMPENGARUHI-KELENGKAPAN-PENGUNGKAPAN-LAPORAN-KEUANGAN.rtf

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)MULIYANI MAHMUD Magister Akuntansi Universitas BrawijayaSUTRISNO GUGUS IRIANTO Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas BrawijayaABSTRACT This study has the objective to obtain empirical evidence in fundamental factors affecting comprehensiveness of financial statement disclosure. Those factors include liquidity, leverage, profitability, firm size, firm status, public stock portion, and firm age. This study is using pooled data (combination of cross section and time series) for periode 2004-2009 for data obtained from Indonesia Stock Exchange. Sample selection procedure is using purposive sampling and result showed 47 firms which fulfill the criteria and resulting 282 observations for 6 years. Data analysis technique in this study is using multiple linear regressions. Result of hypothesis testing showed that liquidity, leverage, firm size and public stock portion have positive effect toward comprehensiveness of financial statement disclosure. It shows that company with high liquidity ratio is proving its high ability in fulfilling its short-term debt and to fulfill its long-term creditor (leverage) the firm is demand to do more complete revelation. Big company with a lot public stock portion would tend to reveal more within its financial statements item since they had more information to share. This study also found out that firm status has negative effect toward comprehensiveness of financial statement disclosure. Company with foreign status wouldhave less must comprehensiveness of disclosure index compare with domestic company. This study didnt found any evidence for the implication of profitability and firm age toward comprehensiveness of financial statement disclosure. This means that profitability and firm age did not viewed as determinant factors in comprehensiveness of financial statement disclosure. Keywords: comprehensiveness of disclosure, financial statement, liquidity, leverage, profitability, firm size, firm status, public stock portion, firm ageABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Faktorfaktor tersebut , meliputi likuiditas perusahaan, leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan, status perusahaan, porsi saham publik, umur perusahaan. Penelitian ini menggunakan pooled data (kombinasi cross section dan time series) tahun 20042009 untuk data keuangan perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Prosedur pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan hasilnya terdapat 47 perusahaan yang memenuhi kriteria dan menghasilkan 282 pengamatan selama 6 tahun. Tehnik analisa data penelitian menggunakan regresi linear multiple. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan, leverage perusahaan, ukuran perusahaan, dan porsi saham publik berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan dengan rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi hutang jangka pendeknya, dan untuk memenuhi kreditur jangka panjang perusahaan (leverage) dituntut untuk melakukan pengungkapan yang lebih lengkap, Perusahaan besar dan porsi saham publik yang banyak cenderung mengungkapkan lebih butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang dapat diungkapkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa Status perusahaan berpengaruh negatif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Perusahaan dengan status asing maka indeks kelengkapan pengungkapan wajibnya lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan yang berstatus domestik. Penelitian ini tidak menemukan bukti adanya pengaruh profitabilitas perusahaan dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan umur perusahaan tidak dipandang sebagai penentu kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.Kata Kunci : kelengkapan pengungkapan, laporan keuangan, likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, porsi saham publik, umur perusahaanI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pasar modal saat ini telah meningkat dengan pesat. Di masa mendatang bisnis investasi ini tentunya akan menjadi sedemikian kompleks dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, terutama dalam upaya penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Bagi para investor, informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan baik kecil maupun besar, harus memanfaatkan sumber daya dengan efektif dan efisien sehingga berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Bagi pihak-pihak luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan, dimana informasi yang di dapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan agar lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Pada kondisi yang serba tidak menentu ini menuntut keterbukaan bagi setiap perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang telah go public di pasar modal. Keterbukaan perusahaan dapat berupa penyampaian informasi perusahaan secara berkualitas (Hadi dan Sabeni, 2002). Perilaku dan kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuanganyaitu: mandatary disclosure (pengungkapan wajib) dan voluntary disclosure (pengungkapan sukarela). Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada pengungkapan wajib, karena dari beberapa penelitian sebelumnya, pengungkapan wajib laporan keuangan masih kurang maksimal. Hal ini mungkin dikarenakan pada penelitian sebelumnya belum dikeluarkannya peraturan mengenai pengungkapan wajib laporan keuangan. Peraturan ini dikeluarkan oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), dimana setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik independen sebagai saranapertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal. Bapepam-LK melalui SK Bapepam No. 06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan elemen-elemen yang seharusnya diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia. Kemudian untuk pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik industri manufaktur diatur melalui SE Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002. Dalam Surat Edaran tersebut total item pengungkapan wajib oleh perusahaan manufaktur adalah 68 item. Keluarnya peraturan tersebut ternyata belum signifikan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Terbukti pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2003) bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan masih sekitar 54,01%. Kondisi ini menunjukkan bahwa para emiten belum melakukan keterbukaan informasi kepada para investor, padahal seharusnya emiten mulai menyadari bahwa setelah perusahaannya go public, mereka juga harus melakukan perubahan budaya dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Terdapat pendapat mengenai keengganan emiten melakukan pengungkapan laporan keuangan, yaitu kemungkinan kurangnya pengetahuan emiten tentang kebutuhan para investor atau alasan mengenai tingginya biaya pelaporan, padahal adanya peraturan tersebut diharapkan dapat meminimalisasi perbedaan ekspektasi antara investor dengan emiten. Penelitian tentang kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Penelitian semacam ini akan memberikan pengetahuan bagi pembuat kebijakan dalam menilai kualitas akuntansi suatu perusahaan. Kualitas informasi keuangan tercermin pada sejauh mana kelengkapan pengungkapan laporan yang diterbitkan perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan kelengkapan pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan. Kelengkapan pengungkapan antara perusahaan dalam industri satu dengan industri lainnya berbeda. Perbedaan ini dipicu dari kandungan resiko masing-masing industri yang memiliki karakteristik berbeda (Hadi dan Sabeni, 2002). Lang dan Lundholm (1996) mengatakan dalam penentuan karakteristik yang berbeda tersebut bisa ditetapkan dengan menggunakan tiga pendekatan kategori yaitu: Structure, performance dan market. Structure ditentukan oleh faktor-faktor yang berkaitan denganperkembangan perusahaan meliputi ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan kemampuan melunasi utangnya. Performance ditentukan oleh faktorfaktor yang bersifat kuantitatif mencakup likuiditas perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan market ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat kualitatif berupa porsi saham publik, dan status perusahaan. Tiga pendekatan tersebut menjadi faktorfaktor fundamental yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Beberapa penelitian empiris terdahulu menunjukkan bahwa faktorfaktor fundamental mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Faktor-faktor fundamental ini tercermin dalam karakteristik perusahaan, antara lain : Likuiditas (Subiyantoro,1996), leverage Naim dan Rakhman,2000), profitabilitas dan porsi saham publik (Simanjuntak dan Widiastuti,2000), ukuran perusahaan (marwata,2001), status perusahaan (Wallace et al.,1994), dan umur perusahaan (Fitriani,2001). Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh faktorfaktor fundamental terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2003) yang meneliti tentang pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel yang diteliti tidak ada satupun variabel yang berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.Penelitian ini perlu dikembangkan dengan menambahkan variabel porsi saham publik dan umur perusahaan, hal ini sesuai dengan saran dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Almilia dan Retrinasari (2003). Alasan memasukkan variabel porsi saham publik karena semakin besar porsi saham yang dimiliki oleh publik menyebabkan perusahaan lebih serius dalam memberikan informasi perusahaan kepada publik, artinya semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya. Variabel umur perusahaan juga dipertimbangkan dalam penelitian ini dengan alasan bahwa umur perusahaan menentukkan pengalaman perusahaan dalam mengelola perusahaannya, semakin tua perusahaan tersebut semakin banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu penelitian dan sampel penelitian. Dimana waktu penelitian ini menggunakan data tahun 2004-2009, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan data tahun 2001-2003. Periode penggunaan sampel diambil sesudah krisis keuangan dan sesudah periode diterbitkannya pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik industri manufaktur. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Motivasi Penelitian Penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan laporan keuangan masih merupakan isu controversial, hal ini diperkuat dengan adanya hasil yang beragam dari penelitianpenelitian terdahulu. pengungkapan laporan keuangan yang belum lengkap diakibatkan oleh adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang terlibat, dan faktor yang mempengaruhinya sampai sekarang belum bisa ditentukan secara pasti. Oleh karena itu, peneliti-peneliti terdahulu mengatakan bahwa situasi yang demikian menjadikan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai sesuatu yang belum sepenuhnyaterpecahkan. Sebagian besar penelitian terdahulu menyebutkan bahwa faktor yang paling banyak berpengaruh adalah faktor fundamental yaitu berkaitan dengan kondisi internal perusahaan. Berdasarkan hal terebut sehingga peneliti termotivasi untuk mengetahui faktor fundamental apa saja yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti empiris mengenai pengaruh faktor-faktor fundamental (likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, porsi saham publik, dan umur perusahaan) terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis Teori Keagenan Pentingnya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham didasarkan kepada teori keagenan (agency theory). Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Teori keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan (agency relationship). Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agent dan pemilik sebagai principal. Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang, jika dibanding dengan pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dalam hubungan tersebut menurut Jensen dan Meckling (1976) bahwa pengungkapan laporan keuangan yang lengkap akan mengurangi asimetri informasi tersebut.Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2009:2). 2) Tujuan Laporan KeuanganTujuan umum laporan keuangan menurut Standar Akuntasi Keuangan No.1 paragraf 12 disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaanyang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 3) Karakteristik Laporan KeuanganKarakteristik laporan keuangan menurut IAI (2009), yaitu: a. Dapat dipahami b. Relevan c. Keandalan d. Dapat dibandingkan e. Penyajian wajarPengungkapan (Disclosure) dalam Laporan Keuangan 1) Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of information). Akuntan cenderung menggunakan istilah ini dalam batasan yang lebih sempit, yaitu pengeluaran informasi tentang perusahaan dalam laporan keuangan (Hendriksen dan Breda, 2002:429).laporan keuangan menurut Chariri dan Ghozali (2007:382), antara lain:2) Tujuan Pengungkapan dalam Laporan KeuanganTujuan pengungkapan dalama) Memberikan informasi dalam mengambil keputusan secara rasional. b) Memberikan informasi untuk membantu menilai jumlah, pengakuan penerimaan kas. c) Memberikan informasi sumber ekonomi suatu perusahaan. d) Menyediakan informasi hasil usaha suatu perusahaan selama satu periode. e) Menyediakan informasi bermanfaat bagi manajer dan direktur f) Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. g) Untuk menyediakan informasi aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang. h) Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya 3) Konsep Pengungkapan Menurut Hendriksen dan Breda (2002:432) ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu : a) Pengungkapan Cukup Yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. b) Pengungkapan Wajar Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan keuangan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial. c) Pengungkapan Penuh Menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang diungkapkan secara relevan.4) Jenis Pengungkapan Darrough (2000) mengemukakan ada dua jenis pengungkapan , yaitu : a) Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure) Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku.b) Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure) Merupakan pengungkapan yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.Kelengkapan Pengungkapan Kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu bentuk kualitas. Kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial isi suatu laporan keuangan.Faktor-Faktor Fundamental 1) Likuiditas Perusahaan Weston dan Brigham (1993:115) mendefinisikan rasio likuiditas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. 2) Leverage Perusahaan Leverage berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, lebih banyak menggunakan utang atau modal yang berasal dari pemegang saham. 3) Profitabilitas Perusahaan Menurut Brigham dan Houston (2001:89) profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. 4) Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan stuktur perusahaan (Lang dan Lundholm, 1996). 5) Status Perusahaan Status perusahaan menunjukkan tingkat kepemilikan saham dalam suatu perusahaan. Status perusahaan terbagi dua, yaitu : Perusahaan berstatus asing dan perusahaan berstatus domestik.6) Umur Perusahaan Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan menjalankan operasionalnya. 7) Porsi Saham Publik Menurut Suta (2002:93) umumnya komposisi saham perusahaan yang telah go public, sekitar 70% saham masih dikuasai oleh founder dan 30% sisanya dimiliki oleh publik.Tinjauan Penelitian Terdahulu Wallace et al. (1994) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan perusahaan dalam laporan tahunan. Berdasarkan perhitungan dengan analisis regresi linear berganda diperoleh hasil bahwa indeks kelengkapan pengungkapan secara signifikan berpengaruh positif dengan ukuran perusahaan dan status perusahaan. Ukuran perusahaan berhubungan positif dengan pengungkapan, karena perusahaanperusahaan besar rata-rata cenderung berpotensi besar atas permintaan publik (publik banyak menginginkan informasi perusahaan tersebut). Oleh sebab itu, semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar informasi yang perlu diungkapkan. Perusahaan yang berstatus asing lebih banyak mengungkapkan laporan keuangan dibandingkan dengan yang domestik. Alasannya karena perusahaan berstatus asing memiliki keahlian yang lebih baik dalam mengelola laporan keuangan sehingga informasi yang diungkapkan semakin lengkap. Marwata (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, dan status perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan pada laporan keuangan. Hasil pengujian menunjukkan hanya variabel ukuran perusahaan yang memiliki hubungan signifikan dengan kelengkapan pengungkapan. Marwatamenyimpulkan bahwa perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar yang mampumembiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memilki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar. Penelitian yang dilakukan Subiyantoro (1996) meneliti sejauh mana karakteristik perusahaan memberi kontribusi terhadap tinggi rendahnya tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya ada 3 karakteristik perusahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan wajib laporan tahunan yaitu :total aktiva, leverage dan likuiditas. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang, sehingga perusahaan akan menyediakan informasi secara lebih lengkap. Kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan tinggi. Naim dan Rakhman (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe kepemilikan perusahaan. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa leverage keuangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan. Alasannya perusahaan dengan rasio hutang atas modal tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi dalam laporan keuangan untuk memenuhi debitur jangka panjang dibandingkan perusahaan dengan rasio rendah. Di sisi lain tidak ditemukan adanya hubungan signifikan antara kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya porsi saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.Gunawan (2001) menganalisis tentang Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengujian firm size, dept to total assets, dan porsi saham publik didapat hasil yang pengungkapan signifikan. Ketiga variabel tersebut berartilaporan keuangan mempengaruhi tingkat pengungkapan perusahaan.yangdilakukan oleh perusahaan. Semakin luas firm size, semakin tinggi dept to total assets, dan semakin besar porsi saham publik maka semakin lengkap pula pengungkapan (2001) informasimelakukan Fitriani(2000) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh investor luar (publik) secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manager untuk memberikan laporanyang informasi yang lebih rinci sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap keuangan dilakukan perusahaan. perusahaan. Porsiprofitabilitassaham publik berpengaruh positif, karena semakin besarporsi saham yang dimiliki oleh publik maka akan semakin banyak pula butir-butir pengungkapanSimanjuntak dan laporan keuangan Widiastutiyang dituntut oleh para investornya, sehingga akansemakin tinggi kelengkapanpenelitian tentang perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan. Dari penelitian disimpulkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib adalah ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, net profit margin. semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan beroperasi, maka semakin banyak informasi laporan keuangan yang diungkapkan. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut sudah memiliki banyakpengalaman dalam mengelola laporan keuangannya. Almilia dan Retrinasari (2003) meneliti pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 perusahaan selama tahun 20002002. Hasil penelitian bahwa tidak ada variabel yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib laporan keuangan. Tingkat pengungkapan kemungkinan dapat meningkat, tetap atau menurun sejalan dengan struktur maupun kinerja perusahaan. Pada penelitian ini tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan leverage dan likuiditasnya rendah sehingga tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.III. KERANGKA KONSEP DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Pengguna laporan keuangan dapat menganalisis laporan keuangan dengan faktor rasional yang mempengaruhinya atau yang sering disebut faktor-faktor fundamental. Faktor ini menunjukkan karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi kondisi yang ada di perusahaan tersebut. Berkaitan dengan pengungkapan laporan keuangan, Perusahaan manufaktur yang go public di BEI Laporan KeuanganLikuiditas perusahaan (X1)Leverage Perusahaan (X2) perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangannya sesuai dengan kondisi internal perusahaan. Dengan demikian faktor-faktor fundamental perusahaan dapatmempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya kepada publik. Dalam penelitian ini faktor-faktor fundamental tercermin dalam likuiditas perusahaan, leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan, status perusahaan, porsi saham publik, dan umur perusahaan.Gambar 3.1 Kerangka Konseptual3.2. Pengembangan Hipotesis 3.2.1. Likuiditas Perusahaan dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan KeuanganPerusahaan dengan rasiolikuiditas yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi hutang jangka pendeknya, dapat dikatakan perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat. Kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang tinggi.Penelitian dari Subiyantoro (1996) menyebutkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh pada kelengkapan pengungkapan. Sedangkan dalam penelitian Almilia dan Retrinasari (2003) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara likuiditas dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini, maka hipotesis penelitian dirumuskan : H1 : Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 3.2.2 Leverage Perusahaan dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan dengan leverage tinggi menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) yang tinggi. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan membutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage tinggi akan menyediakan informasi secara lebih lengkap (Jensen dan Meckling,1976). Penelitian Fitriani (2001) dan penelitian Almilia dan Retrinasari (2003) tidak membuktikan bahwa leverage mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan:H2 perusahaan dalam menghasilkan laba.: Leverage Dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mendorong para manajer perusahaan berpengaruhuntuk memberikaninformasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitaskelengkapan pengungkapan terhadap perusahaan. Fitriani (2001) membuktikan bahwa variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif3.2.3 dengan kelengkapan pengungkapan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Almilia Profitabilitas Perusahaan dan laporan keuangandan Retrinasari (2003) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara profitabilitasKelengkapan Pengungkapan perusahaan dengan pengungkapan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencobauntuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan: H3 :Laporan KeuanganProfitabilitas merupakan yang mengukurrasioProfitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 3.2.4 Ukuran Perusahaan dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya. Perusahaan yang berukuran besar cenderung lebih banyak mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang dapat diungkapkan (Wallace et al.,1994).. Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2003) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan : H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.3.2.5. Status Perusahaan dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan asing mempunyai konsistensi pengungkapan laporan keuangan tahunan yang lebih lengkap daripada perusahaan domestik. Perusahaan asing memiliki keahlian yang lebih baik dalam mengelola laporan keuangan sehingga informasi yang diungkapkan semakin lengkap (Wallace et.al, 1994). Penelitiannya Almilia dan Retrinasari (2003) tidak membuktikan bahwa status perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: H5 : Status perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 3.2.6 Porsi Saham Publik dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan go public dituntut untuk lebih transparan dalam rangka menciptakan pasar modal yang efisien. Oleh karena itu, untuk mempertahankan investor publik, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangannya secara lengkap danbertanggungjawab. Gunawan (2001) mengemukakan bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Naim dan Rakhman (2000) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara porsi saham publik dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan : H6 : Porsi saham publik berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 3.2.7. Umur Perusahaan dan Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Menurut Fitriani (2001) bahwa umur perusahaan memiliki hubungan positif dengankualitas pengungkapan. Alasan yang mendasari adalah bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Penelitian lain dari Simanjuntak dan Widiastuti (2000) menemukan bahwa variabel umur perusahaan ternyata tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Karena ketidakkonsistenan ini maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini. maka hipotesis penelitian dirumuskan : H7 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2004-2009. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling method. Sampel perusahaan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi SampelNo Kriteria Jumlah 1. Perusahaan manufaktur periode 2004-2009 2. Perusahaan maunfaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang berkaitan dengan variabel penelitian selama periode 2004-2009 3. Perusahaan yang tidak memiliki laba positif 4. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang asing 198 (65) (70) (16)Jumlah Sampel 47 Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan sampel sebanyak 47 perusahaan. Dengan pengamatan selama 6 tahun (2004-2009), jumlah data diolah dengan metode pooling data, sehingga jumlah observasi menjadi jumlah tahun dikalikan jumlah perusahaan. Jumlah data observasi menjadi 282 sampel (6 x 47). 4.2. Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data penelitian berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Fact Book, Monthly JSX di Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Data tersebut berupalaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20042009.adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Butir pengungkapan yang diukur adalah item pengungkapan laporan keuangan berdasarkan SE Ketua Bapepam tahun 2002. Dalam melakukan perhitungan angka indeks, peneliti menggunakan instrument Indeks pengungkapan tanpa pembobotan. Semua item diberikan bobot yang sama, jadi yang diukur adalah tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Tiap item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan item yang tidak diungkapkan diberi nilai 0. Rumus = x100% Keterangan: n k : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan : jumlah item yang seharusnya diungkap berdasar peraturan4.3.2 Variabel Independen (X) 1) Likuiditas (X1)Dalam penelitian ini likuiditas diukur dengan menggunakan rumusini (Hanafi dan Halim,4.3. 2000:77) : Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 4.3.1 Variabel Dependen (Y) leverage diukur dengan menggunakan rumus (Hanafi dan Halim, 2000:81) : Rasio Hutang =2) Leverage (X2) Dalam penelitianRasio lancar =Variabel dependen penelitian ini3) Profitabilitas (X3) Dalam penelitian ini, profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rumus (Hanafi dan Halim, 2000:83) : 4) Ukuran perusahaan (X4) Total aktiva ditransformasikan ke dalam bentukberikut (Fitriani, 2001): Size = Ln (Total Aktiva)5) Status Perusahaan (X5) Status perusahaan menggunakan variabel dummy yang penggolongannya dilakukan memberikan notasi 0 untuk perusahaan status domestik dan diberi notasi 1 untuk perusahaan status asing (Almilia dan Retrinasari, 2003). 6) Porsi Saham Publik (X6) Porsi saham publik diukur menggunakan rumus sebagai berikut (Simanjuntak dan Widiastuti, 2000) : = 7) Umur Perusahaan (X7) Umur perusahaan diukur berdasarkan (Fitriani, 2001) : = tahun sampel (tahun first issue di BEI) 4.4. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (multiple regression analysis). Persamaan dirumuskan sebagai berikut: Y= o +1X1 +2X2+3 X3 +4 X4 +5X5 + 6 X6 +7 X7+ Keterangan: Y : kelengkapan pengungkapan 0 : Konstanta 1/ 2/ 3/4/ 5, 6, 7 : koefisien regresi X1 : rasio likuiditas X2 : rasio leverage X3 : rasio profitabilitas X4 : ukuran perusahaan X5 : status perusahaan X6 : porsi saham publik X7 : umur perusahaan 0 nilai residual / pengganggu 4.4.1 Analisis Statistik Deskriptif Data dalam statistik deskriptif meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standart deviasi. 4.4.2 Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Data Uji normalitas penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. 2) Uji Multikolineritas Deteksi adanya multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance InflationFactor (VIF) atau tolerance value. 3) Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Spermans Rank Cornelation Test (Gujarati, 2003: 372). 4) Uji Autokorelasi Untuk menguji keberadaan autokolerasi dalam penelitian ini maka digunakan metode Durbin Watson Test. 4.4.3. Uji Ketepatan Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi (R2) 1) Uji Ketepatan Model (Uji F) Uji F dipergunakan untuk menguji ketepatan model. Bila signifikan berarti tinjauan statistik menunjukkan bahwa variabel independen tersebut mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependennya. 2) Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sampai seberapa besar variasi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. 4.4.4. Uji Signifikansi Variabel (Uji t) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Statistik Deskriptif Berdasarkan perhitungan statistik, dapat dijelaskan pada pembahasan berikut:Tabel 5.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Mean Deviasi Minimum Maksimum Standar Kelengkapan pengungkapan Likuiditas Leverage Profitabilitas Ukuran Perusahaan Porsi Saham Publik Umur Perusahaan 0,679 2,228 0,526 0,250 27,55 0,282 15,67 0,072 2,036 0,31 0,431 1,734 0,211 6,10 0,51 0,004 0,0004 0,0008 23,91 0,026 1 0,882 17,61 2,381 4,288 32,12 0,96 32 Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang minimum adalah sebesar 51% (0,51) yang diperoleh PT Akashawira Internasional Tbk. Sedangkan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan maksimum diperoleh PT Astra International Tbk sebesar 88,2% (0,882). Pada variabel likuiditas, hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio likuiditas minimum periode tahun 20042009 adalah PT Hanson Internasional Tbk dengan nilai sebesar 0.004. Likuiditas maksimum adalah 17,61 diperoleh PT Mandom Indonesia Tbk. Variabel leverage perusahaan diukur dengan membagi total aktiva dengan total kewajibannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan leverage minimum selama periode 2004-2009 adalah sebesar 0.0004 (diperoleh PT Fortune Mate Indonesia Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 2,381 (diperoleh PT Inter Delta Tbk). Pada variabel profitabilitas, menunjukkan bahwa nilai profitabilitas maksimum sebesar 4,288 dimiliki oleh PT Akashawira Internasional Tbk. Sedangkan nilai minimum profitabilitas dimiliki PT Century Textile Industri Tbk sebesar 0,0008. Pada variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan Logaritma natural (total aktiva), menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan yang paling kecil periode tahun 2004-2009 adalah PT Inter Delta Tbk dengan nilai 23,91.Sedangkan nilai ukuran perusahaan yang paling besar dimiliki PT Astra International Tbk dengan nilai maksimum sebesar 32,12. Porsi saham publik diukur dengan membagi jumlah saham yang dimiliki publik dengan total saham, menunjukkan hasil bahwa perusahaan dengan porsi saham publik minimum periode tahun 2004-2009 adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk sebesar 26% (0,026). Sedangkan maksimum sebesar 96% (0,96) dimiliki oleh PT Hanson International Tbk. Pada variabel umur perusahaan, hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki umur perusahaan minimum periode tahun 2004-2009 adalah PT Aneka Kemasindo Utama Tbk dengan nilai sebesar 1 tahun. Umur perusahaan maksimum adalah 32 tahun diperoleh PT Holcim Indonesia Tbk.Tabel 5.2 Status Perusahaan variabel status frekuensi % Status PMDN 182 64,5 perusahaan PMA 100 35,5Berdasarkan frequencies table dapat disimpulkan bahwa Terdapat 182 perusahaan yang mempunyai status PMDN (Perusahaan Milik Dalam Negeri), yaitu 64,5% dari jumlah sampel perusahaan. Dan terdapat 100 perusahaan yang mempunyai status PMA (Perusahaan Milik Asing), yaitu 35,5% dari jumlah sampel perusahaan.Koefisien Variabel Korelasi RankHal ini berarti dip5.2. Pengujian Asumsi Klasik 5.2.1. Uji Normalitas DatasampelSpearman Likuiditas 0,028 0,636 0,558 Profitabilitas -0,053 Leverage 0,035dalamperusahaan Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas terdapat lebih Variabel banyak KS PMDN dariSig pada PMA.Data0,378 Ukuran Perusahaan -0,069 0,245 Dari hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa harga -value Status Perusahaan 0,066 semua variabel ternyata lebih besar dari taraf signifikan (0.,095>0,05), maka dapat 0,270 Nor Porsi Saham Publik residual dinyatakan bahwa seluruh data memiliki sebaran data yang normal.-0,070 0,049 0,245 0,095 Umur Perusahaan 0,05 0,069 5.2.2. Uji Multikolinearitas mal 0,247Sumber : Data Diolahp-valueKet UnstandardizedVariabel Tolerance Likuiditas 0,806Tabel 5.4 Hasil Uji MultikolinieritasVIFSumber : Data diolah1,2411,421 Dari hasil perhitungan multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabelLeverage 0,704 Profitabilitas 0,959independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%), artinya tidak ada korelasi antar 1,043Ukuran Perusahaan 0,852 variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa 1,174 Status Perusahaan semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10 (