Upload
savierher
View
311
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KMB
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA
PERCOBAAN II
LIPID
NAMA : OKI LATUAMURY
NIM : 12-071-014-067
KELOMPOK : III (TIGA)
TGL. MASUK : 26 MEI 2013
ASISTEN : MOEHAMMAD ZHAFRAN
JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSARMAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan
sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk
melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy, energy yang diperlukan ini
kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak (Sediaoetama,2000).
Lipid adalah segolongan senyawaan organic yang terdapat dialam. Lipid
dapat diekstraksi dari jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan dengan
menggunakan pelarut lemak. Hasil ekstraksi merupakan campuran yang
kompleks, mengandung diantaranya triasilgliserol, fosfolipid, glikolipid,
bermacam-macam sterol dan senyawaan-senyawaan lain yang terbentuk
sebagai hasil hidrolisis zat-zat tersebut diatas triagliserol, kolesterol dan ester
kolesterol dinamakan juga lipid netral karena tidak bermuatan
(Sirajuddin,2012).
Lipid merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan sel hewan adalah kolesterol. Kolesterol
merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh.
Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormone korteks
adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam empedu (Sirajuddin,2012).
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa lipid merupakan senyawaan organic
yang terdapat dialam, akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui yang mana
saja yang termasuk dalam lipid dan klasifikasi lipid tersebut. Oleh karena itu,
dilakukanlah percobaan mengenai lipid.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui sifat-sifat fisikokimia dari lipid.
2. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi sifat minyak.
3. Mengetahui pembentukan emulsi dari lipid.
4. Mengidentifikasi adanya sterol pada suatu bahan.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Uji Kelarutan lipid
Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
3. Uji Keasaman Minyak
Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.
4. Uji Penyabunan Minyak
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.
5. Uji Kolesterol
Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara
kualitatif.
6. Uji Kristal Kolesterol
Mengetahui bentuk Kristal dari kolesterol.
I.3 Prinsip Percobaan
1. Uji Kelarutan Lipid
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organic seperti eter,
kloroform, aseton, benzene, atau pelarut non polar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya,
minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena
asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda
membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga
minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah disperse atau suspense metastabil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi
yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau
emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan antara kedua fase
cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gum, sabun, atau garam
empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya
yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan disekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan
dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butir-burtir minyak, sehingga mengurangi
kemungkinan butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Keasaman Minyak
Minyak murni umunya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah
tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan
oksidasi menghasilkan aldehid, keton dan asam-asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh
adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam
tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat
terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan. Misalnya, tokoferol
(Vitamin E), asam askorbat (Vitamin C), Polifenol, hidroquinon, dan
flavonoid.
4. Uji Penyabunan Minyak
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan
penambahann basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut
reaksi penyabunan atau saponifikasi.
5. Uji Kolesterol
Kelompokn lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membrane semua sel hidup. Kolesterol adalah
sterol utama yang banyak terdapat dialam.untuk mengetahui adanya sterol dan
olesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah
satu diantaranya ialah Lieberman Burchard. Uji ini positif bila reaksi
menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau.
Warna hiaju yang terjadi sebanding dengan kolesterol dalam bahan.
6. Uji Kristal Kolesterol
Kolesterol terdapat pada hamper semua sel hewan dan manusia. Pada
tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin
bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol darah
terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk Kristal. Endapan kolesterol
dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena
dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi
berkurang, sehingga aliran darah terganggu.
Kolesterol dalam serum tidak terdapat bebas, melainkan berkonjugasin
sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25% kolesterol
dan 75% ester asam lemak tidak jenuh.
I.4 Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat-sifat fisikokimia dari lipid.
2. Dapat mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi sifat minyak.
3. Dapat mengetahui pembentukan emulsi dari lipid.
4. Dapat mengidentifikasi adanya sterol pada suatu bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
lilin (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya dari pada
sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dalam air, dan
larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan
konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi
juga karena vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam
lemak makanan alami. Lemak di simpan di jaringan adiposa. Tempat senyawa ini
juga berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan dan disekitar organ
tertentu. Lipid nonpolar berfungsi sebagai insulstor listrik, dan memungkinkan
penjalaran gelombang dipolarisasi di sepanjang saraf bermielin (Kartasapoetra,2003).
Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting,
yang terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria, dan juga berfungsi
sebagai alat pengangkut lipid dalam darah. Pengetahuan tentang biokimia lipid di
perlukan untuk memahami banyak bidan biomedis penting, misalnya obesitas,
diabetes melitus, atelokrelosis, dan peran berbagai asam lemak tak jenuh ganda dalam
gizi dan kesehatan (Poedjiadi,2009).
Lipid di klasifikasikan menjadi lipid sederhana atau kompleks (Sediaotama,2000):
1. lipid sederhana : ester asam lemak dengan berbagai macam alkohol.
a. Lemak (fat): ester asam lemak dengan gliselor.
b. Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair.
c. Wax (malam): ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berberat molekul
tinggi.
2. Lipid kompleks: ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus lain selain
alkohol dengan asam lemak.
a. Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam
lemak dengan alkohol. Lipid ini sering memiliki basah yang mengandung
nitrogen dan substituen, misalnya alkohol pada gliserofosfolipid dan
sfingofosfolipid.
b. Glikolipid (glikongfingolipid): lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin,
dan karbohidrat.
c. Lipid kompleks lain: lipidseperti sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotei juga
dapatdi masukkan ke dalam kelompok ini.
3. Prekursor dan lipid turunan: kelompok ini mencakup asma lemak gliserol, steroid,
alkohol lain, aldehida lemak, dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak,
dan hormon. Sedangkan asilgliserol (gliserida), kolesterol, ester kolesterol tidak
bermuatan sehingga di sebut lipid netral.
Asam lemak adalah asam karboksilat alifatik. Asam lemak terutama terdapat
sebagai ester dalam minyak dan lemak alami, tetapi terdapat dalam bentuk
takteresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yaitu suatu bentuk transpor yang
terdapat dalam plasma. Sedangkan asam lemak yang terdapat dalam lemak alami
biasanya turunan rantai lurus yang mengandung rantai karbon berjumlah genap rantai
tersebut dapat jenuh yang tidak mengandung ikatan rangkap sedangkan tidak jenuh
mengandung satu atau lebih ikatan rangkap (Hafiz,2001).
Asam lemak dinamai berdasarkan hidrokarbon terkait tata nama sistematik
yang paling sering di gunakan menamai asam lemak berdasarkan hidrokarbon dengan
jumlah dan susunan atau karbon yang sama, dengan oat. Untuk akhiran –e (sistem
jenewa). Asam attanoat, daan asam tak jenuh dengan ikatan rangkap memiliki akhiran
–enoat, misalnya asam oktadesenoat (Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan
rangkap). Asam lemak jenuh dapat di gambarkan asam asetat (CH3COOH) sebagai
anggota pertama rangkaian dengan CH2 yang di tambah di antara gugus CH3 dan
COOH terminal, contohnya anggota- anggota lain yang lebih tinggi dari rangkaian ini
terdapat, terutama di lilin (wax). Beberarapa asam lemak rantai bercabang juga
pernah di solasi dari sumber nabati dan hewani. Asam lemak tidak jenuh mengandung
satu atau lebih ikatan rangkap.asam lemak tidak jenuh dapat dibagi menjadi tiga
ikatan rangkap. Asam tidak jenuh tunggal (moneotonoid, monoenoat), mengadung
satu ikatan rangkap (Poedjiadi,2009).
Asam tidak jenuh ganda (polietonoid, polienoat), mengadung dua atau lebih
dua ikatan rangkap Eikosonoid: senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa (20-
karbon) polienot ini, terdiri dari prostanoit, leukotrien, lipoks. Prostanoit mencakup
prosta glanding, prostasiklin, dan tromboksan. Prostaglanding terdapat pada hampir
semua jaringan mamalia yang bekerja sebagai hormon lokal, zat ini memiliki aktifitas
fisiologis dan farmakologis yang penting. Senyawa golongan ini disentesis in vivo
dengan cara siklisasi bagian tenga rantai karbon dari asam lemak tak jenuh ganda 20-
karbon (eikosanuat) misalnya asam arakidonat untuk menbentuk suatu cincin
siklopentanah. Serangkaian senyawa terkait teromboksan, memiliki cicin seklopen
tanah yang di selingi oleh sebua atom oksigen (cincin oksana) (Poedjiadi,2009).
Tiga asam lemak ekosamnoat yang berbeda menghasilkan tiga gugus
eikosanoid yang di tandai oleh jumlah ikatan rangkap di samping,misalnya PG1, PG2,
PG3. Gugus subsituen berbeda yang melekat pada cincin menghasilkan serangkaian
prostaglanding dan tromboksan yang di namai A, B, dst. Memiliki sebuah gugus
keton diposisi gugus hidroksil diposisi ini.neokotrien dan lipoksin adalah kelompok
ke tiga turunan eukesanoit yang terbentuk melalui jalur lipoksigenase. Kelompok ini
masing-masing di tandai oleh adanya tiga atau empat ikatan rangkap terkonjuksi.
Leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi dan merupakan proinflamasi kuat serta
berperan dalam asma. Sebagian besar asam lemak tak jenuh alami memiliki ikatan
rangkap cis rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zigzat jika
terentang seperti pada suhu rendah . pada suhu yang lebih tinggi sebagian ikatan
berputar dan menyebabkan rantai memendek dan menjelaskan mengapa biomembran
menjadi lebih tipis seiring dengan menigkatnya suhu. Pada asam lemak tak jenuh di
temukan suatu tipe isomerisme geometrik, bergantung pada orientasi ataom atau
gugus di sekitar sumbu ikatan rangkap yang tidak memungkinkan rotasi jika rantai
asli terletak di sisi yang dengan ikatan terbentuk ikatan rangkap cis. Seperti pada
asam oleat, jika rotasi asli terletak di sisi berlawanan terbentuk ikatan seperti pada
asam elaidat yaitu isometer transs asam oleat (Kartasapoetra,2003).
Transigliserol adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam dan
diasigliserol lemak. Mono dan diasigliserol, tempat satu atau dua asam lemak
teresterifikasi dengan gliserol, juga di temukan di jaringan. Senyawa-senyawa ini
penting dalam sintesis dan hidrolisis triasilgliserol (Sediaotama,2000).
Untuk menomeri atom-atom, karbon pada gliserol tanpa keliru, digunakan
sistem penomoran sterokimia. Perlu disadari bahwa karbon 1 dan 3 gliserol tidak
identik jika dilihat dalam tiga dimensi. Enzim- enzim mudah membedakan keduanya
dan hampir selalu spesifik untuk karbon dan spesifik untuk karbon yang
bersangkutan misalnya gliserol, selalu terfosforilasi di sn- 3 oleh gliserol kinase untuk
menghasilkan gliserol 3- fosfat dan bukan gliserol 1- fosfat (Hafiz,2001).
Fosfolipid adalah konstituen lipid utama pada membran. Fosfolipid di
anggap sebagai turunan asam fosfatidat dengan fosfat yang terestirifikas OH alkohol
yang sesuai. Asam fosfatidat adalah zat antara yang penting dalam pembentukan
triasilgliserol serta fosfogliserol, tetapi tidak di temukan dalam jumlah banyak di
jaringan (Poedjiadi,2009).
Glikolipid (glikosfignolipid) penting di jaringan saraf dan di membran sel.
Glikolipid tersebar luas di setiap jaringan tubuh, terutama di jaringan saraf seperti
otak. Senyawa golongan ini terdapat terutama di lapisan luar membran plasma,
tempat senyawa ini ikut membentuk karbohidrat permukan sel. Likulipit utama yang
terdapat di jaringan hewan adalah glikunfigulipit utama di otak dan jaringan sraf lain,
dan jumlahnya relatif sedikit di jaringan lain. Senyawa ini mengandung sejumlah
asam lemak C24 khas, misalnya asam serebronat. Galaktosiretseramit dapat di ubah
menjadi sulfogalaktosiredsermid (sulfa tida) yang terdapat dalam jumlah besar dalam
miyelim glukosilseramit adalah likonfinglopid sedaerhana yag paling menonjol di
jaringan selain saraf serta juga terdapat di otak dan jumlah sedikit (Sediaotama,2000).
Gangliosida adalah glikosfingolipi kiompleks yang berasal dari
glukosilserami yang mengandung satu atau leebih molekul asam sialat. Asam
meuraminat adalah asam sialat utama yang terdapat di Jaringan manusia
(Kartasapoetra,2003).
Gangliosida juga terdapat di jaringan saraf dalam konsentrasi. Senyawa
golongan ini tampak memiliki fungsi preseptor dan fungsi lain. Gangliosida yang
paling sederha di jaringan adalah GM3 yang mengandung seramid, satu molekul
glukosa, dan satu molekul NeunAc. Dalam tata nama singkat di gunakan G mewakili
gangliosida M adalah spesies yang mengandung monosialo dan subscript 3 adalah
angka yang di tentukan berdasarkan migrasi kromatografi (Hafiz,2001).
Stereod memiliki banyak peras fisiologis. Kolesterol merupakan seruid yang
paling banyak di kenal karena keterkaitanya dengan aterosklerosis dan penyakit
jantung. Namun, secara biokimiawi senyawa ini penting karena merupakan prekursol
bagi sejumlah besar seroid yang sama pentingnya serta mencakup asam empedu,
hormon adenokorteks, hormon seks, vitamin D, klikosida jantung, sitosterol
tumbuhan, dan bebrapa alkoloit. Peroksidasi auto oksidasi lipid yang terpajam oleh
oksigen bertanggung jawab tidak saja terhadap pembusukan makanan (rancydit,
tengik) tetapi juga kerusakan jaringan in vivo. Peroksidasi ini dapat menjadi
penyebab kanker, penyakit peradangan, aterosklerosis, dan penuan. Efek merugikan
perkirakan disebabkan oleh radikal bebas (ROO, RO, OH) yang di hasilkan sewaktu
terbentuknya pereoksida dari asam lemak yang mengandung ikatan rangkap yang
diseluingj metilen, radikal yang bebas asam lemak yang terdapat pada asam lemak
tidak jenuh ganda alami. Peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang
menghasilkan radikal secara terus menerus dan proksidasi lebih lanjut. Karena
prekursor molekular untuk proses inisisasi umumnya adalah produk hidroproksida
ROOH, peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang berpotensi merugikan.
Untuk mengendalikan dan mengurangi peroksidasi lipid, baik manusia dalam
aktivitasnya maupun dalam menggunakan antioksidan (Kartasapoetra,2003).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
1. Uji Kelarutan Lipid
Adapun alat yang diguanakan pada perrcobaan ini ialah tabung
reaksi, penjepit tabung, pipet ukur, dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digaunakan pada percobaan ini ialah minyak
kelapa, alcohol 96%, kloroform, eter, air suling (aquades), dan larutan
Na2CO3 0,5%.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah tabung reaksi,
pipet ukur, dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah minyak
kelapa, larutan Na2CO3 0,5, larutan sabun, larutan protein 2%, dan larutan
empedu encer.
3. Uji Keasaman Minyak
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah porselin tetes,
dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah minyak
kelapa, minyak kelapa tengik, dan kertas lakmus merah dan biru.
4. Uji Penyabunan Minyak
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah erlenmeyer,
tabung reaksi, alat pemanas, dan neraca analitis.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah minyak
kelapa, alcohol 95%, NaOH, larutan detergen, asam asetat encer (5 M),
larutan CaCl2 5%, larutan MgSO4 5%, dan larutan Pb-asetat 5%.
5. Uji Kolesterol
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah tabung reaksi,
pipet ukur dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah kolesterol
0,5% dealam kloroform, minyak kelapa, minyak ikan, asam asetat anhidrid,
kloroform, dan H2SO4 pekat.
6. Uji Kristal Kolesterol
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah gelas objek,
gelas preparat, pipet tetes, dan mikroskop.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah kolesterol,
dan alcohol.
III.2 Prosedur kerja
1. Uji Kelarutan Lipid
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut isilah
dengan air suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 2 mL.
2. Ditambahkan pada setiap tabung 4 tetes minyak kelapa.
3. Dikocok sampai homogeny, lalu biarkan beberapa saat.
4. Diamati sifat kelarutannya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1: diisi 3 mL air dan 3 tetes minyak kelapa.
Tabung 2: diisi 3 mL air, 2 tetes minyak kelapa, dan 3 tetes Na2CO3
0,5%.
Tabung 3: diisi 2 mL air, 3 tetes minyak kelapa, dan 3 tetes larutan
sabun.
Tabung 4: diisi 3 mL larutan protein 2% dan 3 tetes minyak kelapa.
Tabung 5: disii 3 mL larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa.
2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu biarkan beberapa saat.
3. Diamati terjadinya pembentukan emulsi.
3. Uji Keasaman Minyak
1. Diteteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes.
2. Diuji dengan kertas lakmus.
3. Diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.
4. Diulangi percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik.
4. Uji Penyabunan Minyak
a. Uji Sifat-sifat Sabun
1. Dimasukkan 2,5 mL minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 1,5 g NaOH dan 25 mL alcohol 95%.
3. Dipanaskan sampai mendidih selam 15 menit.
4. Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna,
diambil 3 tetes larutan, kemudian larutkan dalam air. Bila larut,
maka menunjukkan reaksi telah sempurna.
5. Setelah sempurna, uapkan alcohol yang tersisa sampai habis.
6. Didinginkan, lalu ditambahkan 75 mL air dan panaskan semua sabun
larut.
b. Uji Sifat-sifat Sabun
1. Diambil 6 mL larutan sabun dengan pipet ukur, lalu netralkan
dengan asam asetat encer.
2. Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-
masing dimasukkan kedalam tabung reaksi.
3. Didalam tabung reaksi 1, 2 dan 3 berturut-turut ditambahkan CaCl2
5%, MgSO4 5%, dan Pb-asetat 5% sebanyak 5mL . Dilakukan
pengocokan dengan kuat.
4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
5. Diulangi percobaan menggunakan detergen, lalu bandingkan
hasilnya.
5. Uji Kolesterol
1. Disiapkan 3 mL tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung pertama
diisi dengan 1 mL minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak
ikan, dan tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol 0,5%.
2. Pada setiap tabung, ditambahkan kloroform sebanyak 2 mL.
3. Ditambahkan pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
4. Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 pekat.
5. Dikocok hati-hati dan diamkan beberapa detik.
6. Diamati perubahan yang terjadi.
6. Uji Kristal Kolesterol
1. Dilarutkan sedikit kolesterol dalam alcohol panas pada gelas objek.
2. Diambil setetes kolesterol dan teteskan pada gelas preparat.
3. Dibiarkan sampai semua alkoholnya menguap.
4. Diperiksa Kristal kolesterol dibawah mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Pengamatan
1. Uji Kelarutan Lipid
BahanTabung 1 Tabung
2
Tabung
3
Tabung
4
Tabung
5
Air suling
Alcohol 96%
Eter
Kloroform
Na2CO3 0,5%
Minyak kelapa
2 mL
-
-
-
-
4 tetes
-
2 mL
-
-
-
4 tetes
-
-
2 mL
-
-
4 tetes
-
-
-
2 mL
-
4 tetes
-
-
-
-
2 mL
4 tetes
Kocok tabung sampai homogeny, biarkan beberapa saat
Hasil:
Larut/tidak
Larut/terbentuk
Emulsi
Tidak
larut
Tidak
larut
sempur
na
Larut
sempur
na
Larut
sempur
na
Tidak larut
Sempurna
2. Uji Pembentukan Emulsi
BahanTabung
1
Tabung 2 Tabung
3
Tabung
4
Tabung
5
Air suling
Na2CO3 0,5%
Minyak kelapa
Larutan sabun
Larutan
protein
Larutan
empedu
3 mL
-
3 tetes
-
-
-
3 mL
3 tetes
3 tetes
-
-
-
3 mL
-
3 tetes
-
-
-
-
-
3 tetes
-
3 mL
-
-
-
3 tetes
-
-
3 mL
Kocok tabung sampai homogeny, biarkan beberapa saat
Hasil:
Larut/tidak
Larut/
terbentuk
emulsi
Tidak
terjadi
emulsi
Emulsi
stabil
Emulsi
stabil
Emulsi
stabil
Emulsi
stabil
3. Uji Keasaman Minyak
No Zat UjiPerubahan Warna Sifat
Asam/basaLakmus Merah Lakmus Biru
1 Minyak Kelapa Merah/tidak
berubah
Biru/tidak
berubah
Netral
2 Minyak Tengik Merah/tidak
brubah
Biru/tidak
berubah
Netral
4. Uji Ketidakjenuhan Minyak
5. Uji Penyabunan Minyak
a. Uji sifat-sifat Sabun
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Bahan Tabung 1 Tabung 2
Minyak kelapa 3 tetes 3 tetes
Margarin Seujung spatel Seujung spatel
Kloroform 3 Ml 3 Ml
Hasil: jumlah tetes air brom 5 tetes 3 tetes
Larutan Sabun
Larutan CaCl2 5%
Larutan MgSO4 5%
Larutan Pb-asetat
5%
2 mL
5 mL
-
-
2 mL
-
5 mL
-
2 mL
-
-
5 mL
Kocok tabung dengan kuat.
Hasil:
Ada endapan/tidak
ada
Ada endapan
(+2)
Ada endapan
(+)
Ada endapan
(+3)
b. Uji sifat-sifat sabun
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan Detergen
Larutan CaCl2 5%
Larutan MgSO4 5%
Larutan Pb-asetat
5%
2 mL
5 mL
-
-
2 mL
-
5 mL
-
2 mL
-
-
5 mL
Kocok tabung dengan kuat.
Hasil:
Ada endapan/tidak
ada
Ada endapan
(+)
Tidak ada
endapan (-)
Ada endapan
(+)
6. Uji Kolesterol
Bahan Tabung 1 Tabung 2
Minyak Kelapa
Minyak ikan
kloroform
1 mL
-
2 mL
-
-
2 mL
Uji dengan Lieberman Burchard
Hasil:
Terbentuk warna merah,
kemudian biru dan hijau (+/-)
Tidak terjadi
perubahan
(-)
Terjadi
perubahan warna
dari merah ke
biru
(+)
7. Uji Kristal Kolesterol
Zat Uji Gambar Kristal Pengamatan Kristal
Kolesterol dalam alkoholBerbentuk Kristal
seperti pecahan kaca
IV.1.2 Gambar Hasil
1. Uji Kelarutan Lipid
2. Uji Pembentukan Emulsi
3. Uji Keasaman Minyak
4. Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
5. Uji Penyabunan Minyak
a. Hidrolisis Minyak kelapa
b. Uji sifat-sifat minyak
6. Uji Kolesterol
7. Uji Kristal Kolesterol
Zat Uji Gambar Kristal Pengamatan Kristal
Kolesterol dalam
alcohol
Berbentuk Kristal
seperti pecahan kaca
IV.2 Reaksi
1. Uji Kelarutan Lipid
O
CH2 CO ( CH2 ) 6 ( H3 + 3Na OCI CH ONa 3CH2
(CH3 ) 6 O O C HNCI O
CH2 ONa
CH2 OH
CH2 – O .........
CH2 – O ......... + 3H2O
CH2 – O .........
2. Uji Pembentukan Emulsi
CH2 OH CH3 OH
O CH O C R2 CH3 OH
O O
CH2 O C R3 CH3 O C R3
Digusarida monoglisarida
3. Uji Keasaman Minyak
O
CH2 O C R CH2 OH O
CH O CR panas,air CH2 OH + R O H Keasaman enzim
CH2 O C R CH2 OH ALB Minyak Gliserol
4. Uji Penyabunan Minyak
5. Uji Penyabunan Minyak
6. Uji Kolesterol
Kolestelor oleate + H2O CHET
Kolesterol + fatty acids
Kolesterol + O2 CHOX cholest – 4en – 30 one + H2O2
7. Uji Kristal Kolesterol
IV.3 Pembahasan
1. Uji Kelarutan Lipid
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan lipid pada
pelarut tertentu. Pada larutan organic seperti eter, alcohol 96%, dan
kloroform dapat larut dalam minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena eter,
alcohol 96% dan kloroform merupakan pelarut polar sehingga minyak
kelapa dapat larut sempurna. Pada larutan Na2Co3 0,5%, minyak kelapa
terbentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya
aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
Sedangkan pada air suling, minyak tidak larut didalamnya. Hal ini
disebabkan karena minyak dalam air tidak larut, sehingga jika dibiarkan
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya pembentukan
emulsi dari minyak. Pada air suling yang ditambahkan minyak kelapa, tidak
terbentuk emulsi karena sifatnya yang tidak dapat larut dalam air. Kecuali
jika ditambahkan emulsifier yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Pada
larutan air suling yang ditambahkan minyak kelapa dan Na2CO3 0,5%,
terbentuk emulsi yang tidak stabil karena terbentuk 2 fase larutan yang
terjadi secara perlahan-lahan. Hal ini juga terjadi pada larutan minyak
kelapa yang ditambahkan larutan protein dan larutan minyak kelapa yang
ditambahkan larutan empedu, terbentuk emulsi yang tidak stabil. Sedangkan
pada larutan air suling yang ditambahkan minyak kelapa dan larutan sabun
terbentuk emulsi yang stabil, karena larutan sabun merupakan salah satu
bahan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara
kedua fase cairan sehingga terbentuk emulsi yang stabil.
3. Uji Keasaman Asam
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak
kelapa. Pada minyak kelapa dihasilkan sifat netral, hal ini disebabkan karena
minyak kelapa (minyak murni) tidak mengalami hidrolisis dan oksidasi
sehingga warna lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru
tetap berwarna biru yang menandakan sifat netral dari minyak kelapa.
Sedangkan pada minyak tengik, dihasilkan sifat asam. Bersifat asam karena
minyak tengik mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehid,
keton dan asam-asam lemak bebas. Sifat asam dari minyak tengik, ditandai
dengan adanya perubahan dari lakmus biru yaitu berwarna merah dan pada
lakmus merah tetap berwarna merah. Pada lemak dan minyak dapat
mengalami ketengikan (rancidity), karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi
bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis,
lemak atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan lemak atau minyak karena
terdapat sejumlah air didalamnya, sehingga meninggalkan bau tengik.
Reaksi demikian dikatalis oleh asam, basa, atau enzim lipase.
4. Uji Penyabunan Minyak
Sabun adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara asam
lemak dengan alkali. Asam lemak ini terdapat di dalam minyak nabati dan
lemak hewan. Reaksi dari minyak nabati dan lemak hewan dengan alkali
disebut dengan reaksi saponifikasi. Selain berasal dari minyak atau lemak,
sabun juga dibuat dari minyak bumi dan gas alam maupun langsung dari
tanaman. Secara teoritis semua minyak atau lemak dapat digunakan untuk
membuat sabun. Sifat-sifat sabun yaitu sabun bersifat basa, sabun
menghasilkan buih atau busa, sabun mempunyai sifat membersihkan,
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan
gliserol, proses hidrolisis minyak oleh alkali akan terbentuk penyabunan
atau saponifikasi. Semakin banyak endapan yang terbentuk, maka semakin
tinggi nomor atomnya.
Pada uji sifat-sifat sabun digunakan 3 bahan uji, yaitu larutan
CaCl2 5%, larutan MgSO4, dan larutan Pb-asetat 5%. Pada larutan detergen
yang ditambahkan larutan CaCl2 5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang
sedang. Pada larutan detergen yang ditambahkan larutan MgSO4 5%,
terbentuk endapan dalam jumlah sedikit. Sedangkan pada larutan detergen
yang ditambahkan Pb-asetat 5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang
banyak. Jumlah endapan yang terbentuk menandakan jumlah air sadah yang
terdapat dalam larutan. Semakin banyak endapan, maka semakin tinggi
kesadahannya. Air sadah yaitu air yang mengandung mineral yang tinggi.
Air sadah mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah menyebabkan sabun
dan detergen sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak. Sabun
dan detergensukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan
sabun dan detergen.
5. Uji Kolesterol
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol)
dalam suatu bahan secara kualitatif. Kolesterol hanya terdapat pada manusia
dan hewan, sedangkan pada tumbuhan tidak terdapat kolesterol. Kolesterol
yang terdapat dalam tubuh manusia yaitu dalam bentuk lemak yang sangat
diperlukan oleh otak. Untuk mengetahui adanya kolesterol, dapat dilakukan
uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya ialah
reaksi Lieberman Burchard. Hasil negative didapatkan pada minyak
kelapa yang terbentuk warna kuning atau tidak terjadi perubahan warna
pada minyak kelapa. Sedangkan pada minyak ikan dan kolesterol 0,5%
dalam kloroform terjadi perubahan warna menjadi warna merah yang
menandakan hasil positif dan sesuai dengan reaksi Lieberman Burchard.
Dimana, uji positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari
merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan
konsentrasi kolesterol dalam bahan.
6. Uji Kristal Kolesterol
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kristal dari
kolesterol. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu,
kelenjar adrenalin bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika
kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap
membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Hasil
pengamatan kristal yang diamati yaitu terbentuknya kristal seperti pecahan
kaca, sedangkan hasil Kristal kolesterol yang didapatkan dari internet juga
seperti pecahan kaca.
Perbandingan gambar Kristal
Gambar kristal yang diamati Gambar Kristal dari internet
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Hasil uji kelarutan lipid yaitu pada air suling tidak larutdan emulsinya tidak
stabil. Pada larutan alcohol 96%, eter, dan Kloroform, minyak tidak larut
sempurna dan emulsinya stabil. Sedangkan pada Na2CO3 tidak larut sempurna,
membentuk sabun dan emulsinya tidak stabil.
2. Hasil uji pembentukan emulsi yaitu pada air suling dengan penambahan
minyak kelapa tidak stabil dan tidak keruh. Pada Na2CO3 0,5% keruh dan
emulsi stabil. Begitu pula pada larutan sabun, air, dan minyak emulsi stabil
dan ada butiran-butiran. Pada protein butiranya lebih besar dari sabun dan
emulsinya kecil stabil sedangkan pada penambahan minyak kelapa pada
larutan empedu berubah warna gelap dan emulsinya stabil.
3. Hasil uji keasaman minyak pada minyak kelapa perubahan warna pada
lakmus merah adalah merah pada lakmus biru adalah biru dan bersifat netral
dan pada minyak tengik perubahan warna pada lakmus merah adalah merah
pada lakmus biru adalah biru bersifat netral juga
4. Hasil uji sifat ketidakjenuhan minyak yaitu pada minyak kelapa hasil jumlah
air brom 10 tetes, pada margarin dan kloroform jumlah tetes air brom >10
tetes.
5. Hasil uji penyabunan minyak yaitu pada hidrolisis minyak kelapa oleh basa
dihasilkan sabun. Proses hidrolisisnya disebut saponifikasi. Sedangkan pada
uji sifat-sifat sabun (saponifikasi), Pada larutan detergen yang ditambahkan
larutan CaCl2 5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang sedang. Pada larutan
detergen yang ditambahkan larutan MgSO4 5%, terbentuk endapan dalam
jumlah sedikit.
Sedangkan pada larutan detergen yang ditambahkan Pb-asetat 5%, terbentuk
endapan dalam jumlah yang banyak.
6. Hasil uji kolesterol yaitu hasil negatif didapatkan pada minyak kelapa yang
terbentuk warna bening atau tidak terjadi perubahan warna pada minyak
kelapa. Sedangkan pada minyak ikan terjadi perubahan warna menjadi
warna hitam dan ada endapan merahnya.
7. Hasil uji Kristal kolesterol yaitu terbentuknya kristal seperti pecahan kaca.
VI.2. Saran
1. Untuk Dosen
Diharapkan sebelum masuk lab dosen sudah harus mengajarkan materinya
agar mahasiswa mempunyai bekal untuk masuk lab nanti.
2. Untuk Asisten
Peran dari asisten sangat kami harapkan.
3. Untuk Laboratorium
Sebaiknya, alat dan bahan yang digunakan selama percobaan bisa
dilengkapi, untuk memudahkan praktikan dalam melakukan percobaan
sehingga praktikum dapat berjalan lancar, sesuai dengan penuntun, dan
tidak ada yang tertunda..
4. Untuk Praktikum
Sebaiknya pada saat praktikum berjalan tidak ada keributan sehingga tidak
mengganggu konsentrasi teman yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Saifuddin Sirajuddin, (2013), Penuntun Praktikum Biokimia, Universitas
Hasanuddin: Makassar
Kamaluddin Latief, (2009), Mengenal Gizi untuk pemula, Ditjen POM RI: Jakarta
Machael Purba, (2009), Kimia,Erlangga: Jakarta
Nana Surrosna, (2005),Cerdas Belajar Kimia, Erlangga: Jakarta
Tim Dosen Kimia, (2006), Kimia Organik, Universitas Hasanuddin: Makassar
LAMPIRAN
1. Uji Kelarutan lipid
1. Dalam ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu,
dikenal istilah like dissoloves like. Jelaskan maksud istilah tersebut!
Jawab: "Like dissolves like", maksudnya adalah suatu zat akan terlarut
sempurna di dalam pelarutnya jika keduanya memiliki kepolaran
yang sama. Meski terdengar menjadi agak terlalu disederhanakan,
karena mengabaikan bentuk interaksi pelarut-terlarut lainnya,
pernyataan tersebut cukup bisa dijadikan sebagai pegangan untuk
memprediksi kelarutan.
2. Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut sempurna
dalam pelarut seperti eter dan kloroform!
Jawab: karena eter dan kloroform tergolong pelarut non polar, dimana
minyak hanya dapat larut sempurna dalam pelarut non polar.
2. Uji Pembentukan Emulsi
1. Pada nomor tabung berapa diperoleh bentuk emulsi yang stabil? Mengapa!
Jawab: pada tabung nomor 3, karena larutan sabun merupakan salah satu
bahan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan sehingga terbentuk emulsi yang stabil.
2. Berdasarkan jenisnya, emulsi dapat dibedakan menjadi dua. Sebutkan apa
saja dan bagaimana cara membedakannya!
Jawab:
Emulsi minyak dalam air (O/W), adalah emulsi dimana bahan
pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga dikatakan sebagai
fase eksternal.
Emulsi air dalam minyak (W/O), adalah emulsi dimana bahan
pengemulsinya mudah larut dalam minyak.
3. Sebutkan salah satu kegunaan emulsi!
Jawab: sebagai suspense metastabil suatu cairan dalam cairan lain sehingga
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan dan
dapat saling melarutkan.
3. Uji Keasaman Minyak
1. Apa pengaruh bagi kesehatan, bila sering mengkonsumsi makanan dari
hasil penggorengan minyak yang sudah tengik atau berulang-ulang
digunakan? Carilah literature atau hasil penelitian yang mengandung
alasan tersebut.
Jawab: Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami
peruraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun. Bila
minyak digunakan berulang kali, semakin cepat terbentuk akrolein.
Yang membuat batuk orang yang memakan hasil gorengannya.
Jelantah juga mudah mengalami reaksi oksidasi sehingga jika
disimpan cepat berbau tengik.
Selain itu, minyak jelantah juga disukai jamur aflatoksin
sebagai tempat berkembang biak. Jamur ini menghasilkan racun
aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit, terutama
hati/liver. Minyak Jelantah merupakan limbah dan bila ditinjau dari
komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-
senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Jadi, jelas
bahwa pemakaian minyak jelantah dapat merusak kesehatan
manusia. Menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya
dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
4. Uji Ketidakjenuhan Minyak
1. Pada percobaan, manakah yang membutuhkan air brom lebih banyak,
minyak atau margarine? Mengapa ?
Jawab: Yang membutuhkan air brom lebih banyak itu minyak karena
minyak itu mempunyai ikatan rangkap 2 dimana dia membutuhkan air
brom untuk memutuskan ikatan rangkap tersebut.
5. Uji Penyabunan Minyak
1. Salah satu sifat sabun adalah mempunyai kemampuan untuk
mengemulsikan kotoran berminyak. Mengapa ?
Jawab: karena sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari
minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar.
Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat
hidrofobik. Sifat inilah yang menyebabkan sabun mempunyai
kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak.
2. Jelaskan apa yang dimaksud air sadah dan sebutkan macamnya!
Jawab: Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
berdasarkan jenis anion yang mengikat kation terbagi atas 2, yaitu:
a. Air sadah sementara
b. Air sadah tetap
3. Bagaimana pengaruh penambahan air sadah terhadap larutan sabun dan
detergen. Jelaskan ?
Jawab: Air sadah pada larutan sabun dan detergen, tidak menghasilkan
busa yang banyak ataupun sedikit busa.
4. Tuliskan reaksi penambahan air sadah dengan larutan sabun!
Jawab:
6. Uji Kolesterol
1. Apakah reaksi Lieberman-Burchard dapat digunakan untuk menentukan
kolesterol secara kuantitatif? Jelaskan pendapat anda!
Jawab: Tidak bisa, karena pada reaksi Lieberman-Burchard digunakan
hanya untuk mengetahui sterol dan olesterol dengan menggunakan
reaksi warna tanpa dilakukan perhitungan kadar kolesterol dalam
suatu bahan.
2. Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya kolesterol!
Jawab: Uji Salkowski
3. Sebutkan komposisi bahan pereaksinya!
Jawab: Kloroform dan H2SO4 pekat
4. Tuliskan cara kerjanya secara singkat!
Jawab: - Disiapkan 3 mL tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung
pertama diisi dengan 1 mL minyak kelapa, tabung kedua dengan
5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol
0,5%.
- Pada setiap tabung, ditambahkan kloroform sebanyak 2 mL.
- Ditambahkan pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
- Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 pekat.
- Dikocok hati-hati dan diamkan beberapa detik.
- Diamati perubahan yang terjadi.
7. Uji Kristal Kolesterol
1. Sebutkan sumber makanan yang banyak mengandung kolesterol!
Jawab: Ikan, telur, susu, keju, jeroan dll.
2. Jelaskan mengapa tingginya kolesterol di dalam darah sangat berbahaya
bagi kesehatan!
Jawab: jika kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi, maka akan
mengendap membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat
menyebabkan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena
dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah
menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu.
3. Dimanakah kolesterol disintesis dalam tubuh
Jawab: kolesterol dapat disintesis sendiri didalam tubuh dibagian hati,
korteks, adrenal, kulit, testis, lambung, otot, jaringan adipose dan
otak.
4. Tuliskan struktur kimia kolesterol!
Jawab: O
H N O NH
N N O H H