Upload
sophan-hadie
View
52
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nbnb
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN
( PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN
TERHADAP GAMBARAN DARAH BURUNG PUYUH )
DISUSUN OLEH :
NAMA : SITI MARFUAH
NIM : F05112028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN TERHADAP
GEMBARAN DARAH BURUNG PUYUH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri mahluk hidup adalah adanya system transport
didalam tubuhnya baik itu yang terjadi pada manusia , hewan, maupun
tumbuhan. Adapun adanya system transport tersebut berfungsi sebagai
pengangkut dan penyalur bahan-bahan atau zat serta elektrolit yang
dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup itu sendiri.
System peredaran darah merupakan salah satu system transport
didalam tubuh manusia dan hewan, dimana didalamnya meliput alat
peredaran darah dan darah itu sendiri. Darah umumnya tersusun atas sel
darah merah (eritrosit) , sel darah putih (leukosit) dan keeping darah.
Seperti kita ketahui bahwa tiap sel darah memiliki fungsinya masing-
masing. Seperti sel darah merah yang memiliki fungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru kejantung dan keseluruh tubuh. Adapun
kemampuan pengangkutan oksigen oleh eritrosit itu disebabkan oleh
adanya hemoglobin didalam sel darah merah (eritrosit). Hemoglobin
adalah suatu protein khusus yang mengandung zat besi yang mampu
mengikat oksigen. Kemudian leukosit sendiri adalah sel darah putih yang
berfungsi untuk menjaga system kekebalan tubuh.
Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak
dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyaieritrosit berbentuk
lonjong dan berinti kecuali mamalia. Jumlah leukosit lebih banyak
diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalamsirkulasi darah
jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya .
Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit yang terkandung dalam
darahmemang bukan suatu hal yang mudah karena sel-sel darah merah
yang terkandungdalam darah berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan
seperangkat alat yangdinamakan dengan Hemositometer dengan bantuan
mikroskop. Hemositometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
melakukan perhitungan sel secaracepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel
yang rendah. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dan sel darah
putih, dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung.
Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitungyang
bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 4 buah untuk menghitung
BDPdan 5 buah untuk menghitung BDM. Darah bagi organisme sangat
penting, apabila terjadi kekurangan atau kelebihan sel darah maka
mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme
sehingga menimbulkan suatu penyakit. Hal inilah yang menjadi salah satu
latar belakang dilakukannya praktikum perhitungan BDM dan BDP , yakni
untuk mengetahui jumlah butir darah merah dan jumlah butir darah putih
dari burung puyuh.
Selain itu , dilakukan pula praktikum penentuan kadar hemoglobin
dalam darah , tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi dari burung
puyuh, berdasarkan kadar hemoglobin yang terkandung dalam darah.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan
dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna
larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki
kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks
eritrosi. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang
lebih rendah dari normal.
B. TUJUAN
1. Mengetahui kadar hemoglobin didalam darah menurut metoda Sahli
2. Mengetahui jumlah butir darah merah (BDM, eritrosit) per mm3 darah
3. Mengetahui jumlah butir darah putih (BDP, leukosit) per mm3 darah
4. Mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar
hemoglobin BDM dan BDP dalam darah burung puyuh.
C. MASALAH
1. Alat apa yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin darah?
2. Alat apa yang digunakan untuk menghitung BDM dan BDP?
3. Berapa kadar hemoglobin dalam darah ?
4. Berapa jumlah butir darah merah (BDM, eritrosit) per mm3 darah?
5. Berapa jumlah butir darah putih (BDP , leukosit ) per mm3darah?
6. Apa pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar hemoglobin dalam
darah burung puyuh?
7. Bagaimana pengaruh pemberian perlakuan terhadap BDM dan BDP
darah burung puyuh?
D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui kadar hemoglobin dalam darah
2. Dapat mengetahui jumlah BDM dan BDP dalam darah
3. Dapat mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap kadar
hemoglobin darah burung puyuh
4. Dapat mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap jumlah
BDM dan BDP darah burung puyuh.
5. Dapat mengetahui alat apa yang dapat digunakan untuk mengukur
kadar hemoglobin darah.
6. Dapat megetahui alat yang digunakan untuk menghitung BDM dan
BDP.
7. Dapat mengetahui cara mengukur kadar hemoglobin dan sara
menghitung BDM , BDP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TANAMAN EKSTRAK DAN KLASIFIKASI
Untuk mendapatkan suatu senyawa atau zat kimia tertentu dari
tanaman yang digunakan sebagai obat dll dapat dilakukan dengan cara
ekstraksi. “Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu senyawa dari jaringan
tumbuhan atau hewan dengan menggunakan penyari tertentu” (Megawati
Simanjuntak, 2009).
Nama botani : Premna foetidaReinw.
Nama lain : Buas-buas,
Famili : singkil Verbenaceae
Habitat : Pokok bebuas kebanyakannya hidup liar di belukar dan
ditepi hutan, tetapi kadang-kadang ditanam di sekitar rumah.
Tumbuhan buas buas banyak mengandung bahan kimia yang
merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu atau pelindung bagi
tumbuhan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai obat-
obatan karena adanya senyawa bioaktif. Kandungan senyawa bioaktif yang
terdapat dalam Buas buas yang spesifik adalah kelompok flavonoid.
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik yang ditemukan di alam
dan berasal dari tumbuhan tingkat tinggi. Flavonoid adalah senyawa yang
terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan
(Hahlbrock, 1981).
B. DESKRIPSI BURUNG PUYUH DAN KLASIFIKASI
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran
tubuh relative kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh
disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut
“Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di
Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir
tahun 1979. Kini mulai bermunculan di ternak yang ada di Indonesia
Klasifikasi burung puyuh.
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica.
( Kemal Prihatman, 2000).
Puyuh jantan merupakan jenis unggas yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai penghasil protein hewani karena mudah
dipelihara, biaya pemeliharaan tidak terlalu besar serta dapat diusahakan
pada lahan yang tidak terlalu luas (widodo,2013).
C. DARAH SECARA UMUM
Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat
terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas). Darah terdiri dari komponen
cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu
sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel
yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang
berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang
berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki–
laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan
dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam
ini menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam
proses pembekuan darah. Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari
jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh,
mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat
ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu
tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang
aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman
dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang
ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel
terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang
mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di
dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses
oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak
langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang (Brown, 1993).
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan
rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Jumlah leukosit tergantung jenis hewannya.
Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu
seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting
dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda
asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang
sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding
dengan eritrositnya (Pearce, 1989).
Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protein di dalam sel
darah merah yang bergabungdengan oksigen dan karbon dioksida untuk
diangkut melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. Ionbesi
dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah.
Hemoglobin adalah proteinyang kaya akan zat besi. Memiliki daya afinitas
(daya gabung)terhadap oksigen itu membentuk oxihemoglobin didalam sel
darah merah.Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa ke paru-paru ke
jaringan.Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-
butiran darah merah. Dalam keadaan normal 100 mldarah mengandungi 15
gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. Terdapat
beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah,
kebanyakannya dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus
untuk membuat beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah
merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan.
Hemoglobin yang terbebas inidicampur dengan bahan kimia yang
mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobinuntuk
membentuk cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan
cyanmet hemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya
bagi gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan.
Kadar Hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam
gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Kadar hemoglobin normal
bergantung kepada usia, awal remaja, dan jantina seseorang itu ( Tim Dosen,
2010).
D. DARAH BURUNG PUYUH
Hematokrit (PVC) adalah perbandingan antara eritrosit dan plasma darah
yang dinyatakan dalam persen volume. Penurunan persentase hematokrit dapat
disebabkan kekurangan asam amino dalam pakan, sedangkan peningkatan
hematokrit disebabkan karena dehidrasi sehingga perbandingan eritrosit
terhadap plasma darah berada di atas normal (Frandson, 1993). Kesehatan
burung puyuh dapat dilihat dari kadar hemoglobin dan hematokrit yang
merupakan alat ukur dari kesehatan darah, karena darah merupakan media
untuk pembentukan antibody (Aryani, 2012). Kadar normal hemoglobin
burung puyuh yaitu 10,7 - 14,3 g/dl. Kadar hemoglobin yang rendah
menyebabkan kemampuan oksigen ke dalam jaringan menjadi menurun, dan
ekskresi CO2 efisien sehingga keadaan dan fungsi sel akan mengalami
penurunan (Hidayat,2013).
Fe atau zat besi merupakan bagian hemoglobin dan apabila kurang akan
menghambat sintesis eritrosit. Sintesis yang terganggu dapat menyebabkan
jumlah eritrosit akan berkurang sehingga kadar hemoglobin dan nilai
hematocrit akan rendah (Tillman et al., 1998). Sintesis hemoglobin
dipengaruhi oleh keberadaan zat gizi dalam pakan, seperti protein dan zat besi
(Murtini et al., 2009). Kadar hemoglobin pada burung puyuh petelur berkisar
7,0-13,0g/100ml. Hematokrit mempunyai hubungan yang positif dengan
hemoglobin, apabila kadar hemoglobin meningkat maka kadar hematocrit pun
akan meningkat dan sebaliknya (Schalm, 1965). Peningkatan nilai hematokrit,
hemoglobin, dan jumlah eritrosit diatas kisaran normal dapat juga disebabkan
oleh terjadinya eritrositosis. Eritrositosis dapat bersifat absolut atau relatif.
Eritositosis relatif terjadi ketika nilai hematokrit tinggi namun jumlah eritrosit
normal. Keadaan tersebut disebabkan oleh kontraksi limpa atau dehidrasi.
Eritrositosis absolut ditandai dengan nilai hematokrit yang tinggi karena
peningkatan jumlah eritrosit akibat peningkatan produksi eritropoietin
(Guyton dan Hall, 1997).
Antibodi merupakan efek nyata dari respon kekebalan humoral yang
berinteraksi spesifik terhadap antigen. Antibodi akan meningkat dengan
aktivitas sel fagosit untuk menangkap dan memusnahkan antigen, mencegah
perlekatan antigen pada sel agar tidak terjadi infeksi (Baratawidjaja, 2006).
Keberhasilan vaksinasi dapat dilihat dari titer antibodi yang dibentuknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi yaitu status
kesehatan unggas (unggas yang divaksinasi dalam keadaan sehat), status
nutrisi cukup, sanitasi lingkungan dan sistem perkandangan baik (Akoso,
1998).
Kusumawati (2000), berpendapat bahwa jumlah rata-rata sel darah merah
pada unggas adalah 1,25 - 4,50 juta/mm3.
BAB III
METODOLOGI
1. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak
Tanaman Terhadap Gambaran Darah Burung Puyuh, dibagi menjadi beberapa
tahap, yaitu:
a. Penentuan dosis ekstrak
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 November 2013
Waktu : 10.00-selesai
Tempat : Rumah kasa Pend. Biologi FKIP Untan
b. Aklimatisasi burung puyuh
Hari,tanggal : Senin, 18 November 2013 – Jumat, 29 November
2013
Waktu : Pukul 23.59 - 00.00 WIB
Tempat : Rumah Kasa Pendidikan Biologi FKIP Untan
c. Pemberian larutan uji
Hari/Tanggal : 30 November-6 Desember 2013
Waktu : 12.30 WIB-selesai
Tempat : Rumah kasa pend. Biologi FKIP Untan
d. BDM dan BDP
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Desember 2013
Waktu : 08.00-12.00 WIB
Tempat :Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan
Pontianak
2. ALAT DAN BAHAN
a. Pemberian Ekstrak Tanaman
Alat :
1) Timbangan
2) Kandang puyuh
3) Gelas ukur
4) Seperangkat alat bedah
5) Bak bedah
6) Alat tulis
Bahan :
1) Puyuh jantan
2) Ekstrak tanaman
3) Pakan puyuh
4) Kapas
5) Tisu
6) Akuades
7) Formalin 4%
8) NaCl Fisiologi
9) Cotton Bud
b. Kadar Hemoglobin dalam Darah
Alat :
1) Hemoglobinometer Sahli yang terdiri atas:
a) Tabung Sahli (% atau gr%)
b) Pipet Sahli 0.02 ml (20cmm) dan aspirator)
c) Standar warna Sahli
d) Alat pengaduk
e) Pengukur waktu (tidak selalu tersedia)
2) Jarum penusuk pembuluh darah
3) Gunting (bila perlu)
Bahan :
1) HCL 0,1 N
2) Alcohol 70% dan kapas
3) Vitamin C ( Ester C)
4) Aquades
c. Jumlah Butir Darah Merah dan Jumlah Butir Darah Putih
Alat :
1) Hemasitometer Nauber yang terdiri atas :
a) Kamar hitung dan kaca penutupnya.
b) Pepet (pengencer) eritrosit , dengan ciri di dalamnya
terdapat butiran berwarna merah, dan skala pada pipet
tersebut : 0,5-1,0-101.
c) Pipet (pengencer) leukosit , dengan ciri di dalamnya
terdapat butiran berwarna putih dan skala pada pipet ini
adalah : 0,1-1,0-11.
d) Kedua pipet dilengkapi dengan aspirator
2) Mikroskop biasa , dengan objektif 10x dan 45x ; okuler 10x
3) Alat pengambil darah : lanset/ arum franke
4) Gelas kimia/ cawan kecil sebagai wadah larutan pengencer
5) Alat hitung ( hand counter/ hand tally).
Bahan :
1) Larutan pengencer dapat dipilih:
a) Untuk eritrosit misalnya larutan Hayem
b) Untuk leukosit pada mamalia , misalnya Turk
c) Leukosit aves : modifikasi Rees dan Ecker.
2) Alcohol 70% dan kapas.
3. CARA KERJA
a. Pengujian Ekstrak Tumbuhan terhadap Fisiologi Darah Burung
Puyuh
- 15 ekor burung puyuh jantan dikelompokkan menadi 3
kelompok yaitu 5 ekor kelompok control, 5 ekor kelompok
perlakuan , dan 5 ekor kelompok control positif.
- Diaklimatisasi selama 7 hari.
- Diberi perlakuan selama 10 hari.
- Ditimbang berat badan burung setiap 3 hari sekali.
- Diberi pakan standar adlibitum.
- Dilakukan pembedahan dan pembagian organ hati pada hari ke-
11.
b. Kadar Hemoglobin dalam Darah
- Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N hingga mencapai
garis batas angka 10 pada bagian bawah tabung.
- Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan menggunakan
kapas beralkohol.
- Pembuluh darah ditusuk dengan menggunakan pipet Sahli.
- Darah disedot dengan menggunakan aspirator yang telah
dihubungkan dengan pipet Sahli, hingga darah mencapai garis
batas 0.02 ml yang terdapat pada tabung Sahli.
- Ujung pipet Sahli dibersihkan.
- Darah pada pipet Sahli segera dimasukkan kedalam tabung
Sahli.
- Tabung Sahli diletakkan diantara kedua bagian standar warna
dalam alat hemoglobinometer.
- Didiamkan selama 3 menit , hingga terbentuk hematin yang
berwarna coklat.
- Ditambahkan aquades kedalam tabung Sahli tetes demi tetes
dengan menggunakan pipet tetes sambil diaduk, dilakukan
hingga warna darah sama dengan warna standar.
- Dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli dengan
melihat skala jalur gr% yang menunjukkan banyaknya
hemoglobin dalam perb100ml darah. Atau dibaca pada bagian
berskala % sesuai dengan yang terdapat pada aat
hemoglobinometer.
c. Jumlah Butir Darah Merah dan Jumlah Butir Darah Putih
Menghitung butir darah merah (BDM)
- Aspirator dipasang pada pipet eritrosit.
- Daerah tempat pengambilan darah dibersihkan dengan kapas
yang telah dibasahi alkohol.
- Pembuluh darah ditusuk.
- Darah yang pertama kali keluar dihilangkan terlebih dahulu
(diusap dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi
dengan alcohol)
- Dengan menggunakan aspirator dan pipet eritrosit , darah yang
keluar berikutnya dihisap hingga mencapai garis batas 1,0 yang
terdapat pada pipet eritrosit.
- Ujung pipet eritrosit dibersihkan dengan menggunakan kain
yang halus.
- Dihisap larutan pengencer Hayem dengan menggunakan pipet
yang sama dengan cepat dan hati-hati agar tidak terdapat
gelembung udara yang terbentuk didalam pipet erirosit.
- Dilakukan pengulangan jika terdapat gelembung udara dalam
pipet dan terbentuk bekuan darah didalam pipet eritrosit.
- Disinggungkan ujung pipet pada kertas tisu jika dalam
penghisapan larutan terjadi kelebihan larutan.
- Aspirator dilepaskan dari pipet eritrosit dengan hati-hati.
- Kedua ujung pipet ditutup dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk tangan kanan.
- Isi pipet dikocok dengan membentuk gerakan angka delapan
agar yang tercampur hanyalah yang terdapat pada bagian pipet
yang membesar saja (1.0-101).
- Cairan pada ujung pepet dibuang agar tidak ikut terkocok.
- Setetes cairan dimasukkan kedalam kamar hitung dengan
menemelkan ujung pipet pada tempat pertemuan Antara dasar
kamar hitung dan kaca penutup.
- Cairan tersebut dibiarkan didalam kamar hitung hingga butir-
butir darah didalamnya mengendap.
- Kamar hitung diletakkan dibawah mikroskop, dan diamati dari
perbesaran paling kecil hingga Nampak butir-butir darah
merahnya.
- Butir darah merah dalam kamar hitung dihitung dengan
menggunakan hand counter/ hand tally.
Menghitung butir darah putih (BDP)
- Darah dihisap dengan menggunakan pipet leukosit yang telah
dihubungkan dengan aspiratotnya hingga mencapai garis batas
1,0 pada pipet.
- Ditambahkan larutan pengencer Turk , dengan cara menghisap
larutan dengan menggunakan pipet leukosit yang sama hingga
mencapai garis batas 11 yang terdapat pada pipet.
- Diberikan perlakuan yang sama seperti yang dilakukan pada
cara menghitung jumlah butir darah merah (BDM).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Dosis Pemberian Aquadest, Ekstrak, Dan Stimuno
NO KANDANG
PERLAKUAN
JUMLAH DOSIS (ml)
30 Nov 2013
1 Des 201
3
2 Des 2013
3 Des 2013
4 Des 2013
5 Des 2013
6 Des 2013
KANDANG I
PEMBERIAN AQUA
DES
A1 0,258 0,258
0,26 0,26 0,3 0,3 0,3
A2 0,255 0,255
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
A3 0,262 0,262
0,325 0,325 0,35 0,35 0,35
A4 0,255 0,255
0,275 0,275 0,275 0,275 0,275
A5 0,25 0,25 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
KANDANG II
PEMBERIAN EKSTR
AK DAUN BUAS
– BUAS
E1 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E2 0,325 0,325
0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E3 0,325 0,325
0,462 0,462 0,375 0,375 0,375
E4 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E5 0,32 0,32 0,4 0,4 0,375 0,375 0,375
KANDANG III
PEMBERIAN STIMU
NO (IMMUNO
STIMULAN)
S1 0,258 0,258
0,325 0,325 0,35 0,35 0,35
S2 0,255 0,255
0,325 0,325 0,275 0,275 0,275
S3 0,26 0,26 0,35 0,35 0,3 0,3 0,3
S4 0,255 0,255
0,3 0,3 0,275 0,275 0,275
S5 0,252 0,252
0,25 0,25 0,375 0,375 0,375
2. Berat Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)
Hari, Tanggal
KANDANG I(AQUADES)BERAT DALAM ONS
KANDANG II (EKSTRAK )BERAT DALAM ONS
KANDANG III (STIMUNO)BERAT DALAM ONS
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Sabtu, 30 Novembe
r 2013
1,03
1,02
1,05
1,02
1,02
1,01
1,04
1,04
1,02
1,03
1,03
1,02
1,04
1,02
1,01
Senin, 2 Desembe
r 2013
1,04
1,2
1,3
1,1
1,2
1,2
1,2
1,3
1,2
1,4
1,3
1,3
1,4
1,2 1
Rabu, 4 Desembe
r 2013
1,2
1,2
1,4
1,1
1,2
1,2
1,2
1,2
1,2
1,2
1,4
1,1
1,2
1,1
1,2
Berat ekstrak = 10.23 gram
3. Pengamatan Hati Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)
NO KANDANG PERLAKUAN BERAT (gram)
WARNA
KANDANG I (kandang kontrol)
PEMBERIAN AQUADEST
A1 3,01 Merah kecoklatanA2 3.21 Coklat
A3 2,62 Merah Tua
A4 2,50 CoklatA5 2,29 Merah Tua
Rata-rata 2,73
KANDANG II
(kandang perlakuan)
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN
BUAS-BUAS
E1 2,11 CoklatE2 2,56 Merah kecoklatanE3 2,75 CoklatE4 2,60 CoklatE5 2,07 Coklat
Rata-rata 2,42
KANDANG III(kandang kontrol
positif)
PEMBERIAN (IMMUNO STIMULAN)
S1 2,09 CoklatS2 2,45 CoklatS3 2,83 Merah kecoklatanS4 2,40 Merah kecoklatanS5 2,30 Coklat
Rata-rata 2,14
4. Pengamatan Kadar HB, BDP, dan BDM
NO KANDANG
PERLAKUAN HB BDM BDP
KANDANG I (kandang kontrol)
PEMBERIAN AQUADES
A1 11 % 4504 x 104 2252 x 102
A2 12 % 4373 x 104 21865 x 101
A3 10 % 4272 x 104 2136 x 102
A4 12 % 4606 x 104 2303 x 102
A5 12,1 % 4276 x 104 2138 x 102
Rata-rata
11,42 %
4406 x 104 2203 x 101
KANDANG II
(kandang perlakuan)
PEMBERIAN EKSTRAK
DAUN BUAS – BUAS
E1 9 % 6108 x 104 3054 x 102
E2 7,3 % 6122 x 104 3061 x 102
E3 5 % 6320 x 104 3160 x 102
E4 10 % 6144 x 104 3072 x 102
E5 11 % 7124 x 104 3562 x 102
Rata-rata
8,46 % 6363 x 104 3894 x 102
KANDANG III
(kandang kontrol positif)
PEMBERIAN STIMUNO (IMMUNO
STIMULANT)
S1 11,9 % 10.928 x 104
5464 x 102
S2 5,2 % 7015 x 104 35075 x 101
S3 8,2 % 9925 x 104 49625 x 101
S4 7 % 7034 x 104 3517 x 102
S5 10,6 % 9832 x 104 4916 x 102
Rata-rata
8,58 % 8947 x 104 54566 x 101
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum mengenai pengaruh pemberian ekstrak tanaman terhadap
gambaran darah burung puyuh kami menggunakan ekstrak yang terbuat dari
daun tanaman buas-buas.
Bebuas
Nama botani : Premna foetidaReinw.
Nama lain : Buas-buas,
Famili : singkil Verbenaceae
Habitat : Pokok bebuas kebanyakannya hidup liar di belukar dan di tepi hutan,
tetapi kadang-kadang ditanam di sekitar rumah.
Tumbuhan buas buas banyak mengandung bahan kimia yang merupakan
produksi metabolit sekunder dan digunakan sebagai alat pertahanan dari
serangan organisme pengganggu atau pelindung bagi tumbuhan. Selain itu
juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai obat-obatan karena adanya senyawa
bioaktif. Kandungan senyawa bioaktif yang terdapat dalam Buas buas yang
spesifik adalah kelompok flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok senyawa
fenolik yang ditemukan di alam dan berasal dari tumbuhan tingkat
tinggi.Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang
umumnya tersebar di dunia tumbuhan (Hahlbrock, 1981).
Selain daun buas buas kami juga menggunakan burung puyuh jantan.
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica.
Puyuh jantan merupakan jenis unggas yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai penghasil protein hewani karena mudah dipelihara,
biaya pemeliharaan tidak terlalu besar serta dapat diusahakan pada lahan yang
tidak terlalu luas (widodo,2013).
Pada praktikum pertama yakni pemberian aquades , ekstrak dan stimuno.
Dimana burung puyuh jantan yang berjumlah 15 ekor dibagi menadi 3
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor burung puyuh.
Kelompok pertama dalam perlakuannya dan perawatannya akan dicekoki
dengan aquades. Kelompok kedua akan dicekoki ekstran tanaman buas-buas
dan untuk kelompok ketiga akan dicekoki dengan stimuno. Adapun tujuan
kenapa dibedakan antara perlakuan pada kelompok pertama, kedua dan ketiga
adalah untuk membandingkan apakah ada perbedaan hasil pengamatan
gambaran darah masing-masing burung puyuh dengan adanya perbedaan
perlakuan tersebut .
Pada saat mencekoki burung kami melakukan penimbangan berat badan
masing-masing burung puyuh tujuannnya untuk mencari dosis yang harus
kami berikan kepada burung tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata
burung puyuh setiap harinya mengalami kenaikan dan penurunan berat badan
(berat badan tidak konstan). Hal ini dimungkinkan disebabkan karena
kurangnya perawatan dan kesalahan perlakuan yang menyebabkan burung
menjadi stress dan tidak nafsu makan, yang berimbas pada berat badan burung
tersebut.
Tujuan pemberian aquades pada burung puyuh adalah untuk mengetahui
gambaran darah burung puyuh dengan perlakuan pemberian aquades tanpa
tambahan bahan kimia. Tujuan pemberian ekstrak pada burung puyuh adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak terhadap gambaran darah
burung puyuh. Pemberian stimuno juga memiliki tujuan yang sama seperti
tujuan pada pemberian ekstrak, yakni umtuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak terhadap gambaran darah burung puyuh.
Stimuno merupakan obat herbal yang berfungsi unutuk memperbaiki
system imun, membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak
antibody dan mengaktifkan system kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh
bekerja secara optimal. Adapun pengaruh pemberian stimuno , aquades dan
ekstrak dapat digambarkan dari kadar Hb masing-masing burung ,jumlah butir
darah merah dan jumlah butir darah putih masing-masing burung.
Berdasarkan hasil pengamatan dilihat dari rata-rata kadar Hb pada masing-
masing kandang dapat dilihat ternyata kadar Hb kandang I lebih tinggi
dibandingkan kadar Hb kandang II dan III. Burung puyuh pada kandang I
diberi perlakuan yakni diberi aquades, kandang II diberi Ekstrak dan kandang
III diberi stimuno. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15
gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. Dilihat dari
rata-rata jadar Hb tiap kandang maka kandang I memiliki kadar Hb yang
mendekati normal yakni sebesar 11,46 gram %, sedangkan kandang II sebesar
8,46% dan kandang III sebesar 8, 58 gram %. Jika dilihat dari perlakuan yang
diberikan dapat disimpulkan bahwa ternyata penambahan atau pemberian obat
atau bahan kimia kedalam tubuh burung puyuh dapat menurunkan kadar Hb
burung puyuh. Selain itu pemberian pakan juga lagi-lagi berpengaruh terhadap
kadar Hb pada burung puyuh. Pemberian pakan yang tidak mencukupi gizi
burung puyuh dapat menurunkan kadar Hb burung puyuh. Dengan
menurunnya kadar Hb dalam darah menandakan bahwa kemampuan sel darah
merah untuk mengikat oksigen juga rendah hal ini dikarenakan Hb merupakan
protein yang terdapat didalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat
oksigen.
Kemudian pada pengamatan jumlah BDM burung puyuh , rata-rata jumlah
BDM pada masing-masing kandang adalah , kandang I 4406 x 104 atau 44
juta/mm3, kandang II 6363 x 104 dan kandang III adalah 8947 x 104. Jumlah
terbutir terbanyak ada pada kandang ke III. jumlah sel darah merah (eritrosit)
burung puyuh melewati batas normal tidak sesuai dengan literature yang
menyatakan “Jumlah rata-rata sel darah merah pada unggas adalah 1,25 - 4,50
juta/mm3”(Kusumawati,2000). Jumlah total eritrosit dipengaruhi oleh
peningkatan umur dan massa sel darah serta dipengaruhi oleh jenis kelamin
dan faktor lingkungan (Adeyemo et al., 2010).
Untuk pengamatan jumlah BDP rata-rata yang diperoleh dari masing-
masing kandang sebagai berikut, kandang I 2203 x 101 ATAU 220,3 X102,
kandang II 3894 x 102 dan kandang III 54566 X 101. Dapat dilihat bahwa
jumlah BDP terbanyak ada pada kandang III, kandang III burung puyuhnya
diberi stimuno, dimana stimuno memiliki fungsi untuk meningkatkan system
kekebalan tubuh. Sel darah putih merupakan salah satu system kekebalan
tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi dan bakteri. Hasil percobaan ini
menunjukkan memang benar stimuno memiliki fungsi yang efektif sebagai
peningkat system kekebalan tubuh. Sedangkan ekstrak buas-buas meskipun
nilainya tidak sebanyak pada pemberian stimuno akan tetapi jumlah BDP juga
mengalami peningkatan atau lebih banyak saat burung puyuh diberi ekstrak
dari pada burung puyuh yang hanya diberi aquades. Nilai BDP pada puyuh ini
menunjukkan nilai yang cukup normal. Lucas (1961) melaporkan bahwa nilai
BDP ungags berkisar antara 16.6 1 ribu/mm3. Puyuh yang kecukupan gizi
dengan lingkungan manajemen pemeliharaan yang nyaman akan
menghasilkan hewan dengan nilai kekebalan yang tinggi. Leukosit (BDP)
merupakan bagian darah yang betanggung jawab atas tanggap kekebalan,
dernikian pula dengan bagian-bagiannya seperti limfosit yang bertugas
sebagai pembentuk antibodi dan monocyt serta heterofd yang berperan sebagai
fagositosit pathogen(padmavathi,1990).
Angka leukosit rendah dimungkinkan karena kurang dalam pemenuhan
gizi dari burung puyuh serta pemeliharaan lingkungan sekitar kandang yang
kami lakukan kurang nyaman.
Untuk praktikum berat hati , rata-rata berat hati terbesar ada pada berat
hati burung puyuh pada kandanng I sebesar 2,73 gr. Kemudian rata-rata berat
hati burung puyuh kandang II 2,42 gram ,dan berat hati burung puyuh di
kandang III 2,14 gram.
BAB IVPENUTUP
A. KESIMPULAN1. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin
asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian
diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan
mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas
standar.
2. Hemositometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
melakukan perhitungan sel secaracepat dan dapat digunakan untuk
konsentrasi sel yang rendah.
3. Hemoglobinometer merupakan alat pengukur kadar hemoglobin.
4. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram
hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen.
5. Nilai BDP ungags berkisar antara 16.6 1 ribu/mm3
6. Jumlah rata-rata sel darah merah pada unggas adalah 1,25 - 4,50
juta/mm3.
7. Pengaruh pemberian ekstrak terhadap Hb , BDM dan BDP darah
burung puyuh:
Hb : kadar Hb menurun atau paling rendah saat
diberi ekstrak daun buas-buas
BDM : Jumlah BDM melewati batas normal butir
darah merah unggas.
BDP : jumlah BDP melewati batas normal butir
darah putih unggas.
B. SARAN
Alat yang digunakan untuk ptaktikum kedepannya lebih diperbanyak, hingga tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk praktikum. Selain itu sebelum praktikum sebaiknya asisten memberikan 1 contoh cara penggunaan alatnya yang benar untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin dilakukan oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. 1997. Biologi. Jakarta:Yudistira.
Adeyemo, G. O., A. D. Ologhobo and O. A. Adebiyi. 2010. The effect of
graded levels of dietary methionine on the haematology and serum
biochemistry of broilers. Int. J. Poult. Sci. Vol. 9 (2): 158-161.
Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas Paduan bagi Petugas Teknis,
Penyuluh dan Peternak. Kanisius, yogyakarta.
Aryani, S.A. 2012. Animal Agricultural Journal. Vol. 1.hal.195-196.
Baratawidjaja, K. G. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Frandson, R. D. 1986. Anatomy and physiology of Farm Animals.
Philadelphia :Lea and Febiger.
Hahlbrock K. 1981. Flavonoids. The Biochemistry of Plants, Vol. 7:
Secondary plant products. New York: Academic Press. Hal:425-456.
Hidayat, W. 2013. Animal Agriculture Journal.Vol. 2: 209 – 216.
Murtini, S., I. Rahayu, dan I. Yuanita. 2009. Status KesehatanAyam
Pedaging yang Diberi Ransum Mengandung Ampas Buah Merah.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Padmavathi P, Rao MP. 1990. Nutritive value of sauropus androgynus
leaves. Plant foods for Human Nutr vol. 40: 107- 1 13
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Prihatman, Kemal.2000.Budidaya Burung Puyuh. Bappenas: Jakarta.
Schalm, O. W. 1965. Veterinary Hematology. Lea and Febinger, Philadelphia.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Tim Dosen .2010 . Anatomi Fisiologi Manusia.Medan: FMIPA UNIMED
Widodo, et al. 2013. Tropical Animal Husbandry. Vol. 2.hal. 51-57.
LAMPIRAN
Perhitungan dosis (per tanggal, per burung)
1. Dosis Pemberian Aquadest, Ekstrak tanaman buas - buas, Dan Stimuno
NO
KAN
DAN
G
PERLAKUAN
JUMLAH DOSIS (ml)
30
Nov
2013
1 Des
2013
2 Des
2013
3 Des
2013
4 Des
2013
5 Des
2013
6 Des
2013
KAN
DAN
G I
PEMBERIAN
AQUADES
A1 0,258 0,258 0,26 0,26 0,3 0,3 0,3
A2 0,255 0,255 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
A3 0,262 0,262 0,325 0,325 0,35 0,35 0,35
A4 0,255 0,255 0,275 0,275 0,275 0,275 0,275
A5 0,25 0,25 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
KAN
DAN
G II
PEMBERIAN
EKSTRAK
DAUN
BUAS –
BUAS
E1 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E2 0,325 0,325 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E3 0,325 0,325 0,462 0,462 0,375 0,375 0,375
E4 0,32 0,32 0,375 0,375 0,375 0,375 0,375
E5 0,32 0,32 0,4 0,4 0,375 0,375 0,375
KAN
DAN
G III
PEMBERIAN
STIMUNO
(IMMUNO
STIMULAN)
S1 0,258 0,258 0,325 0,325 0,35 0,35 0,35
S2 0,255 0,255 0,325 0,325 0,275 0,275 0,275
S3 0,26 0,26 0,35 0,35 0,3 0,3 0,3
S4 0,255 0,255 0,3 0,3 0,275 0,275 0,275
S5 0,252 0,252 0,25 0,25 0,375 0,375 0,375
1. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Pertama dan Kedua (30 November
2013 – 1 Desember )
Berat Badan Puyuh
AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO
A1 103 gr E1 101 gr S1 103 gr
A2 102 gr E2 104 gr S2 102 gr
A3 105 gr E3 104 gr S3 104 gr
A4 102 gr E4 102 gr S4 102 gr
A5 102 gr E5 103 gr S5 101 gr
Dosis dan Stock
- Akuades
A1 = x 103 gr
= 0,2575 ml
A2 = x 102 gr
= 0,255 ml
A3 = x 105 gr
= 0,2625 ml
A4 = x 102 gr
= 0,255 ml
A5 = x 102 gr
= 0,255 ml
- Ekstrak
Dosis E3 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Dosis E5 = x 0.103 kg
= 0.000000012875 ml
Laruran Stock E5 = =
X =
X = 0,00000003218 ml
- Stimuno
S1 = x 103 gr
= 0,2575 ml
S2 = x 102 gr
= 0,255 ml
S3= x 104 gr
= 0,26 ml
S4 = x 102 gr
= 0,255 ml
S5 = x 101 gr = 0,2525 ml
2. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Ketiga dan Keempat (2 Desember –
3 Desember 2013)
Berat Badan Puyuh
AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO
A1 104 gr E1 120 gr S1 130 gr
A2 120 gr E2 120 g S2 130 gr
A3 130 gr E3 130 gr S3 140 gr
A4 110 gr E4 120 gr S4 120 gr
A5 120 gr E5 140 gr S5 100 gr
Dosis dan Stock
- Akuades
Dosis A1 = x 104 gr
= 0,26 ml
Dosis A2 = x 120 gr
= 0,3 ml
Dosis A3 = x 130 gr
= 0,325 ml
Dosis A4 = x 110 gr
= 0,275 ml
Dosis A5 = x 120 gr
= 0,3 ml
- Ekstrak
Dosis E1 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan stock E1 = =
= =
X = ml
Dosis E2 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan stock E2 = =
= =
X = = 0.000000000375 ml
Dosis E3 = x 0.130 kg
= 0.00000001625 ml
Larutan Stock E3 = =
= =
X = = 0.000000000406 ml
Dosis E4 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan stock E4 = =
= =
X = = 0.000000000375 ml
Dosis E5 = x 0.140 kg
= 0.0000000175 ml
Larutan stock E5 = =
= =
X =
- Stimuno
Dosis S1 = x130 gr
= 0, 325 ml
Dosis S2 = x 130 gr
= 0, 325 ml
Dosis S3 = x 140 gr
= 0, 35 ml
Dosis S4 = x 120 gr
= 0,3 ml
Dosis S5 = x 100 gr
= 0, 25 ml
3. Perhitungan Larutan Stock dan Dosis Hari Kelima dan Ketujuh ( 4 Desember
2013 – 6 Desember )
Berat Badan Puyuh
AKUADES EKSTRAK BUAS STIMUNO
A1 120 gr E1 120 gr S1 140 gr
A2 120 gr E2 120 gr S2 110 gr
A3 140 gr E3 120 gr S3 120 gr
A4 110 gr E4 120 gr S4 110 gr
A5 120 gr E5 120 gr S5 110 gr
- Akuades
Dosis A1 = x 120 gr
= 0,3 ml
Dosis A2 = x 120 gr
= 0,3 ml
Dosis A3 = x 140 gr
= 0,35 ml
Dosis A4 = x 110 gr
= 0,27 ml
Dosis A5 = x 120 gr
= 0,3 ml
- Ekstrak
Dosis E1 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan Stock E1 = =
= =
X = = 0.000000000375 ml
Dosis E2 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan Stock E2 = =
= =
X =
Dosis E3 = x 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan Stock E3 = =
= =
X = 0.000000000375 ml
Dosis E4 = X 0.120 kg
= 0.000000015 ml
Larutan Stock E4 = =
= =
X = = 0.000000000375 ml
Dosis E5 = x 0.120kg
= 0.000000015 ml
Larutan Stock E5 = =
= =
X = =0,000000000375 ml
- Stimuno
Dosis S1 = x 140 gr
= 0,35 ml
Dosis S2 = x 110 gr
= 0, 27 ml
Dosis S3 = x 120 gr
= 0,3 ml
Dosis S4 = x 110 gr
= 0, 27 ml
Dosis S5 = x 110 gr
= 0, 27 ml
Perhitungan Jumlah BDM dan BDP
1) B D M
AKUADES EKSTRAK STIMUNO
A14504
E16108
S110.928
A24373
E26122
S27015
A34272
E36320
S39925
A44606
E46144
S47034
A54276
E57124
S59832
A1 = 200 x 50 x a butir E1 = 200 x 50 x a butir S1 = 200 x 50 x a butir
= 4504 x 104 = 6108 x 104 = 10.928 x 104
A2 = 200 x 50 x a butir E2 = 200 x 50 x a butirS2 = 200 x 50 x a butir
= 4373 x 104 = 6122 x 104 = 7015 x 104
A3 = 200 x 50 x a butir E3 = 200 x 50 x a butir S3 = 200 x 50 x a butir
= 4272 x 104 = 6320 x 104 = 9925 x 104
A4 = 200 x 50 x a butir E4 = 200 x 50 x a butirS4 = 200 x 50 x a butir
= 4606 x 104 = 6144 x 104 = 7034 x 104
A5 = 200 x 50 x a butir E5 = 200 x 50 x a butir S5 = 200 x 50 x a butir
= 4276 x 104 = 7124 x 104 = 9832 x 104
2) B D P
AKUADES EKSTRAK STIMUNO
A14504
E16108
S110.928
A24373
E26122
S27015
A34272
E36320
S39925
A44606
E46144
S47034
A54276
E57124
S59832
A1 = b x 50 butir E1 = b x 50 butir S1 = b x 50 butir
= 4504 x 50 = 6108 x 50 = 10.928 x 50
= 2252 x 102 = 3054 x 102 = 5464 x 102
A2 = b x 50 butir E2 = b x 50 butir S2 = b x 50 butir
= 4373 x 50 = 6122 x 50 = 7015 x 50
= 21865 x 101 = 3061 x 102 = 35075 x 101
A3 = b x 50 butir E3 = b x 50 butir S3 = b x 50 butir
= 4272 x 50 = 6320 x 50 = 9925 x 50
= 2136 x 102 = 3160 x 102 = 49625 x 101
A4 = b x 50 butir E4 = b x 50 butir S4 = b x 50 butir
= 4606 x 50 = 6144 x 50 = 7034 x 50
= 2303 x 102 = 3072 x 102 = 3517 x 102
A5 = b x 50 butir E5 = b x 50 butir S5 = b x 50 butir
= 4276 x 50 = 7124 x 50 = 9832 x 50
= 2138 x 102 = 3562 x 102 = 4916 x 102
1. Foto hati burung puyuh
2. Burung puyuh
3. Pencekokan
4. Kandang
5. Pembedahan