1

f. Tahun 2018: KONTAN/Achmad Fauzie - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2063/1a756967_Des17-BankOCBCNISPTbk.pdf · berlomba-lomba berinovasi dalam bentuk produk maupun

  • Upload
    vongoc

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

12 PERBANKANKontan Selasa, 27 Maret 2018

kinerja bankn

Bank Genjot Efisiensi Lewat Penghimpunan Dana MurahJAKARTA. Otoritas Jasa Ke-uangan (OJK) mencatat rasio dana murah tabungan dan giro atau current account and savings account (CASA) bank meningkat di awal tahun ini Rasio dana murah perbankan per Januari 2018 tercatat naik menjadi 55,06% dari Januari 2017 yang sebesar 54,38%. Ini menandakan bank mencoba untuk lebih efisien dari segi pendanaan.

Beberapa bankir mengakui berupaya menggenjot dana murah. Citibank NA, Indone-sia (Citibank) misalnya. men-catatkan porsi dana murah hingga 73,51% per Desember 2017. Batara Sianturi, CEO Citibank mengatakan, pihak-nya menghimpun dan pihak ketiga (DPK) hingga Rp 84 triliun atau tumbuh 9,4% di tahun lalu.

Tahun 2018, Citibank me-nargetkan pertumbuhan DPK sebesar 8% yang masih dido-minasi dana murah, yakni giro dan tabungan. "Rasio CASA bank yang tinggi akan lebih efisien. Itu terdorong dari di-gital banking dan transactio-nal banking," kata Batara, Senin (26/3).

Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga akan meningkat-kan dana murah dari tabungan dan giro. Per Januari 2018, ra-sio CASA BNI mencapai 63,9%, naik tipis dari Januari 2017 yang sebesar 62,4%.

Herry Sidharta, Wakil Di-

rektur Utama BNI menutur-kan, melihat kondisi persaing-an antar bank yang cukup ke-tat dalam memperoleh dana murah, BNI telah menyiapkan beberapa strategi. Misalnya peningkatan layanan transak-si digital banking dan pening-katan peran agen branchless banking.

Di samping itu, BNI pun akan menggenjot layanan transaksional untuk debitur-debitur BNI agar perputaran uang debitur terus berada di BNI. Menurut Herry, pihak-nya akan menjaga rasio CASA minimal sebesar 60% pada ta-hun 2018.

Berdasarkan laporan ke-uangan BNI per Januari 2018, BNI telah menghimpun dana murah hingga Rp 293,51 trili-un atau tumbuh 15,88% dari periode sama tahun lalu sebe-sar Rp 253,29 triliun.

Budi Satria, Direktur Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, bagi perbankan CASA sangat penting teruta-ma berkaitan dengan penuru-nan biaya dana atau cost of fund. Tidak heran perbankan berlomba-lomba berinovasi dalam bentuk produk maupun pemasaran.

Yoliawan Hariana

Kinerja CIMB Niaga Syariah

KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Tabel kinerja CIMB Niaga Syariah terpapar di layar saat jumpa pers di Jakarta, Senin (26/3). Sepanjang tahun lalu, CIMB Niaga Syariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 85% (year on year) menjadi Rp 23,6 triliun, sekaligus menempatkannya sebagai unit usaha syariah dengan pertumbuhan aset tertinggi di industri perbankan syariah.

Bank Belum Penuhi Rasio Kredit UMKMMasih ada 47 bank yang belum memenuhi rasio kredit UMKM 15%

JAKARTA. Masih banyak bank yang belum memenuhi porsi minimal penyaluran kredit usaha mikro kecil dan mene-ngah (UMKM). Bank Indone-sia (BI) pun mendorong per-bankan segera memenuhi ra-sio penyaluran UMKM seperti aturan main dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 17/12/PBI/2015 tentang pem-biayaan ke sektor UMKM.

Yunita Resmi Sari, Direktur Departemen Pengembangan UMKM BI mengatakan, hing-ga akhir 2017 lalu, jumlah bank yang sudah memenuhi rasio kredit UMKM baru seba-nyak 72 bank. Sedangkan, 47 bank lain belum mencapai ra-sio minimal penyaluran kredit ke UMKM yang ditetapkan yakni sebesar 15% dari total penyaluran kredit di 2017.

Adapun tahun ini merupa-kan batas waktu terakhir pe-menuhan ketentuan penyalur-an kredit UMKM dengan porsi sebesar 20% dari total porto-folio kredit (lihat tabel)

Menurut BI, masih banyak-nya bank yang belum meme-nuhi aturan tersebut karena beberapa sebab. Salah satu-nya, akibat keterbatasan ke-ahlian dan jaringan bank un-tuk menjangkau nasabah usa-ha mikro dan kecil.

Sebab untuk menjangkau segmen ini, bank memang ha-rus melakukan pendekatan secara personal. "Maka itu, BI terus mendorong jaringan bank dengan lembaga keuang-an mikro seperti Bank Perkre-

ditan Rakyat (BPR) dan kope-rasi," kata dia, kemarin.

Jika bank masih belum mampu memenuhi ketentuan penyaluran kredit UMKM 20% dari total kredit di tahun ini, BI dan Otoritas Jasa Keuang-an (OJK) sudah menyiapkan sejumlah sanksi. Yunita me-ngatakan, BI akan melakukan disinsentif berupa pengurang-an jasa giro. Selain itu, bank

yang belu memenuhi ketentu-an juga akan mendapatkan surat teguran.

Kejar target rasio

Beberapa bank kecil dan menengah mengaku siap me-menuhi aturan BI tersebut. KONTAN menghubungi dela-pan bank kecil menengah se-perti Bank Yudha Bhakti, Bank Mayora, Bank Ina Per-dana, Bank CBB Indonesia, Bank Sahabat Sampoerna, Bank of India Indonesia, Bank Dinar dan Bank Victoria untuk meminta komentar soal ini.

Nah, dari delapan bank ter-sebut, hanya Bank Victoria yang belum memenuhi aturan minimal porsi kredit UMKM. Rusli, Wakil Direktur Utama Bank Victoria mengatakan,

saat ini rasio kredit UMKM Bank Cictoria terhadap total kredit baru sebesar 12%. "Kami akan penuhi di angka 20% sesuai regulasi di tahun ini dengan fokus ke komuni-tas yang ada di lokasi cabang," kata Rusli, Jumat (23/3).

Adapun tujuh bank kecil lain mengaku sudah meme-nuhi aturan rasio minimal UMKM. "Saat ini rasio kredit UMKM kami sebesar 33% dari total kredit. Kami tetap fokus ke ritel konsumer khususnya kredit pensiunan," kata Iim Wardiman, Direktur Kepatuh-an Bank Yudha Bhakti.

Setali tiga uang, Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora menuturkan, rasio kredit UMKM Bank Mayora saat ini sudah sebesar 35%.

Namun beberapa bank yang terbiasa menyalurkan kredit

korporasi dan kredit peru-mahan cukup sulit untuk me-menuhi ini. Misal, Bank Ta-bungan Negara (BTN).

Mahelan Prabantarikso, Di-rektur Bank Tabungan Negara (BTN) mengatakan, komposi-si kredit UMKM di tahun 2017 apabila dihitung kredit kon-struksi sampai plafon Rp 50 miliar maka komposisinya kurang lebih 15%. "Untuk ta-hun 2018 target sesuai renca-na bisnis bank (RBB) kompo-sisi kredit UMKM adalah se-besar 20%," kata dia.

Frans Alimhamzah, Direk-tur Bisnis Banking CIMB Nia-ga menyebut, rasio kredit UMKM CIMB Niaga dibanding total kredit baru sebesar 15%-16%. Namun, bank ini akan berusaha mencapai ketentuan BI dengan menjalankan ber-bagai strategi. n

Galvan Yudistira

Konter

Laba CIMB Niaga Syariah Naik 60% di 2017

JAKARTA. Unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk atau CIMB Niaga Syariah membukukan laba bersih Rp 489,7 miliar se-panjang tahun 2017 lalu. Laba ini tumbuh 60,3% secara tahunan atau year on year (yoy) dari tahun lalu yang sebesar Rp 305,4 miliar.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pan-dji P Djajanegara menjelaskan, kenaikan laba tersebut disokong oleh pertumbuhan penya-luran pembiayaan yang mencapai 63,5% men-jadi Rp 16,7 triliun di 2017 dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 10,2 triliun. "Pertumbuhan pembiayaan tersebut baik pada segmen pem-biayaan consumer banking maupun business banking,” jelas Pandji, Senin (26/3).

Komposisi pembiayaan di tahun 2017 be-rupa segmen wholesale (korporat, komersial dan UMKM) dengan porsi sekitar 57% serta

pembiayaan konsumer sebesar 43%. Target-nya d tahun 2018, porsi pembiayaan whole-sale akan naik menjadi 60%.

Kualitas pembiayaan juga membaik de-ngan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) menjadi 0,9% per 31 Desember 2017 dari 1,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, hingga 31 Desember 2017, CIMB Niaga Syariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 85% menjadi Rp 23,6 triliun di-bandingkan periode yang sama tahun sebe-lumnya sebesar Rp 12,8 triliun.

Peningkatan aset tak lepas dari kenaikan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan.

Yoliawan Hariana

Secara

ketentuan, tahun

ini, porsi kredit

UMKM perbankan

minimal 20% dari

total kredit.

KONTAN/Achmad Fauzie

Citibank telah menghimpun dan pihak ketiga hingga Rp 84 triliun.

Aturan Pembiayaan ke Sektor UMKM oleh Bank

Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015 tentang Pembiayaan ke Sektor UMKM

Pasal 3 ayat 3Pencapaian rasio pemberian kredit atau pembiayaan UMKM dilakukan secara bertahap, sebagai berikut:a. Tahun 2013: rasio kredit UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan

sesuai kemampuan bank umum yang dicantumkan dalam rencana bisnis bank;

b. Tahun 2014: rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan sesuai kemampuan bank umum yang dicantumkan dalam rencana bisnis bank;

c. Tahun 2015: rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan paling rendah 5%;

d. Tahun 2016: rasio kredit UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan paling rendah 10%;

e. Tahun 2017: rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan paling rendah 15%; dan

f. Tahun 2018: rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan paling rendah 20%

Sumber: Bank Indonesia

Bank Syariah Siapkan Capex Digital Banking

JAKARTA. Bank Syariah tak ingin ketinggal-an oleh bank konvensional dalam menyong-song era digital banking. Sejumlah bank syariah terus berbenah untuk menawarkan layanan berbasis perbankan digital bagi na-sabah.

John Kosasih, Direktur Utama BCA Syari-ah mengatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan terintegrasi mobile internet banking, uang elektronik, e-commerce dan teknologi finansial (tekfin). "Saat ini layanan kami sudah cukup lengkap mulai dari ATM EDC, m-banking, internet banking, Flazz BCA Syariah," kata John, Senin (26/3).

Menurut BCA Syariah, pengembangan perbankan digital mutlak dibutuhkan untuk menghadapi perubahan yang begitu cepat menuju era banking 4.0 di masa mendatang. Namun John tak mau merinci besaran belan-

ja modal digital banking yang dibutuhkan BCA Syariah tahun ini. Alasan dia, belanja modal IT masih terus bergerak dan belum final karena banyak pilihan.

Sementara BNI Syariah menganggarkan dana sebesar Rp 70 miliar untuk belanja modal teknologi di tahun 2018. Dana ini un-tuk membangun pusat data, perangkat ke-amanan dan aplikasi digital.

Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis BNI Sya-riah mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan layanan dengan meli-hat perubahan keinginan dari nasabah. "Dari 2,4 juta nasabah lebih kurang 40% merupa-kan nasabah generasi Y dan Z yang memiliki karakter unik dan preferensi tinggi terhadap teknologi," kata Dhias, Senin (26/3).

Galvan Yudistira

Zainudin
Typewriter
27 Maret 2018, Kompas | hal.2 Kontan | Hal.12