F Hitam Putih

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    1/29

    QBL KASUS FKELOMPOK B

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    2/29

    Soal F1

    Seorang lelaki berusia 20 tahun dibawa oleh keluarganya berobat ke Puskesmbatuk darah sejak satu hari. Keluhan batuk sudah ada sejak 1 bulan, berdahakTerdapat demam namun tidak tinggi, serta nafsu makan dan berat badan jauPasien sering berkeringat di malam hari, meskipun udara tidak panas. Pasienbatang sehari sejak 5 tahun yang lalu.

    a. Sebutkan masalah pada pasien dan pengkajiannya (dasar perumusan masadiagnosis banding)b. Jelaskan patogenesis terjadinya penyakit pada pasien

    c. Jelaskan patogenesis terjadinya batuk darah pada pasiend. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di Puskesmas dan ppenunjang yang perlu dilakukan namun tidak dapat dilakukan di Puskesmase. Jelaskan tata laksana awal pada pasien sebelum hasil pemeriksaan penunjadidapatkanf. Jelaskan kapan Anda merujuk pasien ini

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    3/29

    Sebutkan masalah pada pasien dan pengkaj(dasar perumusan masalah dan diagnosis ba

    Batuk darah/hemoptisis• Pengkajian: Hemoptisis adalah ekspektorasi darah dari saluran naf

    dapat bersumber dari alveoli hingga glotis. Penyebab hemoptisis pbanyak adalah infeksi. Pada kasus ini dipikirkan infeksi oleh M. tubkarena batuk sudah 1 bulan, nafsu makan dan BB turun dan berkemalam hari.

    Diagnosis banding: hemoptisis perlu dibedakan dengan hematemeepistaksis. Hematemesis: perdarahan pada saluran cerna atas. Epiperdarahan yang berasal dari nasofaring.

    Kritek PA, Fanta CH. Cough and Hemoptysis. In: Kasper, et al, editor. Harrison’s Principles of Internal MedMcGraw-Hill; 2015. p243-7

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    4/29

    Daftar Masalah

    Tuberkulosis Paru• Pengkajian: Terdapat gejala-gejala TB pada pasien ini, yaitu: batuk

    batuk sudah 1 bulan, nafsu makan dan BB turun, berkeringat malariwayat merokok 5 tahun, demam.

    • Diagnosis banding:

    • Pneumonia: demam dan batuk

    PPOK: Riwayat merokok dan batuk kronik

    Raviglione MC. Tuberculosis. In: Kasper, et al, editor. Harrison’s Principles of Internal Medicine. New Yorkp1102-22

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    5/29

    Patogenesis Tuberculosis

    McAdam AJ, Milner D

    Diseases. In: Kumar V

    Robbin and Cotran PaPhiladelphia: Elsevier

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    6/29

    Patogenesis Hemoptisis

    Perdarahan pada hemoptisis biasanya berasal dari saluranpernapasan kecil hingga medium. Pada saluran pernapasan kecil, pembuluh darah lebih dekat dengan udara. Ketika terdinflamasi atau luka, pembuluh darah tersebut mudah pecahkeluar bersama udara. Hemoptisis terjadi pada infeksi yangmenyebabkan cavitasi di paru akibat pembuluh darah yang

    Tuberculosis sendiri dapat menyebabkan bronkiektasis ataucavitary pneumonia yang dapat mengarahkan pada hemopt

    Kritek PA, Fanta CH. Cough and Hemoptysis. In: Kasper, et al, editor. Harrison’s

    Principles of Internal MedMcGraw-Hill; 2015. p243-7

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    7/29

    Pemeriksaan Penunjang

    Dapat dilakukan di Puskesmas• BTA

    • Sputum

    Tidak dapat dilakukan di Puskesmas

    • Foto polos

    • Kultur

    Isbaniyah F, Thabrani Z, Soepandi PZ, Burhan E, Reviono, Soedarsono, et al. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan PenaIndonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    8/29

    Tatalaksana Awal

    Pastikan jalan nafas pasien dalam kondisi baik.• Tentukan paru yang mengalami perdarahan (dengan bronko

    imaging), kemudian posisikan pasien dimana paru denganperdarahan berada dibawah paru lainnya agar darah tidak mdan menutupi jalan nafas.

    Hemoptosis > 200-600 ml dalam 24 jam keadaan emerge

    Kritek PA, Fanta CH. Cough and Hemoptysis. In: Kasper, et al, editor. Harrison’s

    Principles of Internal MedMcGraw-Hill; 2015. p243-7

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    9/29

    Rujukan

    Tuberkulosis• TB dengan HIV (3A): diberikan tatalaksana awal terlebih dahulu ke

    dirujuk

    • MDR-TB (2): dirujuk ketika telah terdiagnosis

    • Hemoptosis

    Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi DokterIndonesia. Jakarta: KKI; 2013.

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    10/29

    Soal F2

    Pada pemeriksaan fisis didapatkan needle track pada kedua lengan pasien. Terdapat b

    berwarna putih yang konfluen dan melekat pada faring, palatum molle dan lidah pasieditelusuri lebih lanjut, pasien mengaku menggunakan narkoba suntik hingga 6 bulan yTerdapat keluhan diare 2-3x sehari sejak dua bulan, tidak ada lendir atau darah. Hb 105.000/mm3; trombosit 200.000/mm3; hitung jenis 0/5/5/65/20/5; LED 50 mm/jam. S(+); sputum BTA 2 (-); sputum BTA 3 (+).

    a. Berdasarkan DATA F2 tersebut, sebutkan tambahan masalah pada pasien dan pengk(dasar perumusan masalah)b. Jelaskan patogenesis terjadinya penyakit pada point (a) pada pasien

    c. Jika fasilitas lengkap, jelaskan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada pad. Berdasarkan DATA F1 dan F2, jelaskan tata laksana pada pasien dan rencana pemanpengobatan yang akan dilakukane. Jelaskan kapan Anda merujuk pasien inif. Jelaskan cara Anda melakukan breaking bad news pada pasien ini; Jelaskan apakah kpasien akan dilibatkang. Jelaskan edukasi yang Anda berikan pada pasien

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    11/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDS• Diare kronis

    • Kandidiasis Oral

    • Anemia

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    12/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSPengkajian: Pada pasien terdapat riwayat penggunaan narkobbulan lalu dan terdapat needle track di kedua lengan. Terdapabercak putih pada faring, pallatum molle, dan lidah, diare kropenurunan berat badan, dan TB. Dengan adanya infeksi oportriwayat narkoba suntik, dipirkan HIV-AIDS.

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and

    related Disorders. Kasper et al, editor. Harrison's Principle of Internal

    Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    13/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSPatogenesis

    • Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeinc

    Disorders. Kasper et al, editor. Harrison's Pri

    ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-

    • Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbin and CotPhiladelphia: Elsevier; 2015

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    14/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSPatogenesis

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy

    Virus Disease: AIDS and related Disorders.

    Kasper et al, editor. Harrison's Principle of

    Internal Medicine. 19th ed. Philadelphia:McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    15/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSPemeriksaan Penunjang:

    Elisa

    Western blot

    Hitung CD4+

    Viral load: PCR RNA

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and

    related Disorders. Kasper et al, editor. Harrison's Principle of Internal

    Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    16/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSTatalaksana

    HIV (lini pertama): 2 NRTI+1NNRTI

    TB (lini pertama): 2RHZE/4RH

    TB-HIV segera diberikan OAT dan ARV dalam 8 minggu ta

    mempertimgbangkan kadar CD4. Diberikan juga profilaksiskotrimoksazol

    Isbaniyah F, Thabrani Z, Soepandi PZ, Burhan E, Reviono, Soedarsono, et al. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan PenaIndonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    17/29

    Masalah Tambahan

    HIV-AIDSPemantauan

    HIV: hitung CD4 rutin, pemeriksaan RNA virus viral load

    TB

    Evaluasi klinis

    Evaluasi bakteriologi: 2 bulanEvalusai radiologi: 2 bulan

    Isbaniyah F, Thabrani Z, Soepandi PZ, Burhan E, Reviono, Soedarsono, et al. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan PenaIndonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    18/29

    Masalah Tamahan

    Diare Kronis

    • Pengkajian: Pasien mengalami diare 2-3x per hari sejak dua Diare adalah salah satu tanda adanya infeksi oportunis padaHIV.

    • Patogenesis: Pada pasien HIV-AIDS terjadi gangguan imunita

    sehingga patogen oportunis dapat menginfeksi dengan mudPenyebab diare pada pasien HIV dapat disebabkan oleh bak(salmonella, shigella, campylobacter) atau protozoa (I. belli,kriptosporidia, microsporidia)

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and related Disorders. Kasper et al, editor. Harriso

    of Internal Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    19/29

    Masalah Tamahan

    Diare Kronis

    • Pemeriksaan:

    • Pemeriksaan feses identifikasi bakteri/parasit

    • Kultur feses

    • Tatalaksana

    Rehidrasi dan nutrisi• Terapi sesuai etiologi diare

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and

    related Disorders. Kasper et al, editor. Harrison's Principle of Internal

    Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    20/29

    Masalah Tamahan

    Kandidiasis Oral

    • Pengkajian: Terdapat bercak-bercak berwarna putih yang kodan melekat pada faring, palatum molle dan lidah pasien. Kadalah infeksi oportunis yang umum terjadi pada pasein HIV

    • Patogenesis: Pada pasien HIV-AIDS terjadi gangguan imunita

    sehingga patogen oportunis dapat menginfeksi dengan mudthrush biasanya terjadi ketika CD4

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    21/29

    Masalah Tamahan

    Anemia

    • Pengkajian: Hb 10 g/dL

    • Patogenesis: Gangguanhematopoietik pada HIV-AIDS dapatdisebabkan oleh infeksi HIV itu

    sendiri, infeksi sekunder, atau efeksaping pengobatan.

    • Tatalaksana: Pantau Hb, leukosit,tombosit dalam pengobatan HIV.

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and related Disorders. Kasper et al, editor.

    Harrison's Principle of Internal Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    22/29

    Rujukan

    • HIV-AIDS adalah kompetensi 3A berdasarkan SKDI 2012. Pasdirujuk setelah diberikan tatalaksana awal.

    Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter

    Indonesia. Jakarta: KKI; 2013.

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    23/29

    Breaking Bad News

    1. Setting : lingkungan nyaman, melibatkan orang-orang terdekat, me

    salam, perkenalan diri, raporting dengan pasien, duduk bersama2. Menilai persepsi pasien : menanyakan kepada pasien yang diketahu

    penyakitnya, bagaimana perasaan pasien, menanggapi dengan emp

    3. Invitation: mendengarkan dengan baik apa yang ditanya pasien dankepada pasien mengenai pengeyahuan yang ingin dia dapat tentangpenyakitnya

    4. Memberi pengetahuan dan informasi : memberi tahu diagnosis dan

    penyakitnya dengan jujur dan halus, warning shot akan menyampaburuk

    5. Empati : mengamati emosi pasien, berikan waktu untuk mengeksprperasaannya

    6. Summary : menyampaikan tindakan yang harus dilakukan oleh pasi

    Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale E, Kudelka AP. SPIKES – A Six Step Protocol for Delivering

    Bad News: Application to The Patient with Cancer. The Oncologist. 2000; 5: 302-11

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    24/29

    Edukasi

    • Mengenai penyakit TB-HIV pada pasien

    • Penyakit TB dapat sembuh dengan cara meminum obat secara tesampai tuntas

    • Diperlukan pengawas minum obat untuk memantau terapi pada

    • Efek samping obat TB yang mungkin muncul

    • Edukasi cara batuk agar tidak menulari orang lain

    • Kontrol rutin ke RS

    • Edukasi Mengenai penyakit HIV/AIDS

     World Health Organization. Tuberculosis Care with TB-HIV Co-

    management. France: WHO; 2007. p 87-95

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    25/29

    Soal F3

    Pada saat pasien kontrol pengobatan paru akhir bulan ke-2, pasien

    sering sakit kepala dan sulit untuk berkonsentrasi. Pada pemeriksakaku kuduk (-); refleks patologis (-); pasien lambat dalam menjawapertanyaan.

    a. Berdasarkan DATA F3 tersebut, sebutkan tambahan masalah padan pengkajiannya (dasar perumusan masalah)

    b. Jelaskan patogenesis terjadinya penyakit tersebut pada pasienc. Jika fasilitas lengkap, jelaskan pemeriksaan penunjang yang perldilakukan pada pasiend. Berdasarkan keseluruhan DATA, jelaskan prinsip tata laksana pae. Jelaskan kapan Anda merujuk pasien inif. Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    26/29

    Tambahan MasalahCryptococcosis

    • Pengkajian: Pada pasien terdapat

    gejala sakit kepala, sulitberkonsentrasi, dan sulit dalammenjawab pertanyaan. Didugapasein mengalami infeksioportuni cryptococcus pada SSP.

    • Patogenesis: Infeksi cryptococcusumumnya terjadi ketika kadarCD4

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    27/29

    Tambahan Masalah

    Cryptococcosis

    • Pemeriksaan:

    • Pungsi lumbalmengecek cryptococcus dengan tinta india dan cantigen

    • Tatalaksana:

    • Ampotericin B 0.7 mg/kg/hari: IV

    • Flusitosin 25mg/kg selama 2 minggu; kemudian terapi dilanjutkanampoterisin B saja hingga kultur cairan serebrospinal negatif.

    Fauci AS, Lane CH. Human Immunodeficeincy Virus Disease: AIDS and related Disorders. Kasper et al, editor.

    Harrison's Principle of Internal Medicine. 19th ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2015. p1215-85

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    28/29

    Rujukan

    • HIV-AIDS adalah kompetensi 3A berdasarkan SKDI 2012. Pasdirujuk setelah diberikan tatalaksana awal.

    Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter

    Indonesia. Jakarta: KKI; 2013.

  • 8/17/2019 F Hitam Putih

    29/29

    Komplikasi

    • Komplikasi: Defisit saraf kranial, gangguan penglihatan, gangkognitif.

    • Prognosis cryptococcus bergantung pada kondisi imunodefipasien. Sebelum terapi ART pada HIV-AIDS, rata-rata surviva