4
b) Hitung daya-beda (DB) dengan menggunakan rumus: DB= WLWH n ( nnHnL ) Daya beda yang ditolerir adalah 40% ke atas. Berdasarkan hasil perhitungan derajat-kesukaran dan daya-beda yang diperoleh, maka setiap butir pertanyaan yang dinilai terlalu mudah atau terlalu sukar harus diperbaiki atau diganti terlebih dahulu. 15. Teknik Analisis Data Pada percakapan tentang rincian data yang diperlukan, disebutkan bahwa data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Seubungan dengan itu, kegiatan analisis data yag terkumpul, dapat dilakukan dengan menerapkan teknik – teknik analisis kuantitatif ataupun analisis kualitatif. (1) Skala pengukuran Sebagaimana diketahui, di dalam statistika dikenal adanya empat macam skala pengukuran, yaitu: skala nominal, interval, dan rasio; yang seringkali juga hanya dibagi menjadi 2 yaitu skala interval (interval [rasio] dan skala cardinal [nominal dan ordinal]). Berkaitan dengan hal ini, diketahui,di dalam evaluasi program pemberdayaan, skala interval hanya

EZY Minta Dikirim Hitung Daya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

h

Citation preview

b) Hitung daya-beda (DB) dengan menggunakan rumus:

Daya beda yang ditolerir adalah 40% ke atas. Berdasarkan hasil perhitungan derajat-kesukaran dan daya-beda yang diperoleh, maka setiap butir pertanyaan yang dinilai terlalu mudah atau terlalu sukar harus diperbaiki atau diganti terlebih dahulu.15. Teknik Analisis Data

Pada percakapan tentang rincian data yang diperlukan, disebutkan bahwa data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Seubungan dengan itu, kegiatan analisis data yag terkumpul, dapat dilakukan dengan menerapkan teknik teknik analisis kuantitatif ataupun analisis kualitatif.(1) Skala pengukuran

Sebagaimana diketahui, di dalam statistika dikenal adanya empat macam skala pengukuran, yaitu: skala nominal, interval, dan rasio; yang seringkali juga hanya dibagi menjadi 2 yaitu skala interval (interval [rasio] dan skala cardinal [nominal dan ordinal]).Berkaitan dengan hal ini, diketahui,di dalam evaluasi program pemberdayaan, skala interval hanya dapat diterpkan untuk mengukur tingkat produktival dan pendapatan masyarakat. Tetapi, untuk pengukuran perubahan perilaku (tingkat adopsi) hanya dapat menggunakan skala cardinal (paling tinggi ordinal). Hal ini disebabkan karena pengetahuan, sikap, maupun keterampilan sulit diukur dengan menggunakan skala interval, apalagi dengan skala rasio.(2) Cara pengukuran parameter(a) Parameter pengetahuanUntuk mengukur tingkat pengetahuan, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan berupa essay test dan obyektif test.Kedua jenis pertanyaan seperti ini, memiliki keunggulan dan kelemahan masing masing, yang pada dasarnya terletak pada: kesukaran dalam menyiapkan instrument; kemudahan dalam pelaksanaan penilaian (koreksi); kemampuannya untuk menggali tingkat pengetahuan penerima manfaatnya.Untuk memudahkan pemberian nilai atau skor atas jawaban yang diberikan, pertanyaan pertanyaan dengan jawaban tertutup (penerima manfaat hanya memilih di antara alternative jawaban yang disediakan) akan sangat membantu pelaksanaan analisisnya, dibanding jika pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka (isian, melengkapi, dll.).(b) parameter sikapuntuk pengukuran parameter sikap, dikenal beberapa teknik. Tetapi, pada umumnya hanya diterapkan dua macam saja, yaitu menggunakan (Marat, 1982): Skala Bogardus, yakni dengan pemberian beberapa item (butir) pertanyaan untuk setiap parameter yang masing masing memiliki beberapa alternative jawaban dengan bobot jawaban yang berbeda. Jawaban dilakukan dengan memberikan tanda (X) atau melingkari alternatf jawaban yang paling tepat. Skala Likert, yakni dengan memberikan beberapa item pertanyaan untuk setiap parameter, dengan alternative janjang skor jawaban yang jelas (setuju, tidak setuju, kurang setuju, dll.), dan jawaban diberikan dengan memilih alternative yang paling.Khusus untuk pengumpulan data yang dimaksudkan untuk mengukur sikap, Edwards (Marat. 1982) menyarankan agar daftar pertanyaan sebaiknya diisi sendiri oleh penerima manfaat evaluasi secara tertulis.Pengalaman menunjukan, jika penerima manfaat diminta memberikan jawaban langsung secara lisan, banyak jawaban: tidak tahu atau ragu ragu, sehingga dinilai sebagai jawaban yang tidak jelas maknanya.(c) Parameter keterampilanEvaluasi terhadap keterampilan, biasanya lebih andal jika menggunakan indicator fisik terhadap proses kegiatan atau hasil kegiatan. Untuk keperluan seperti ini, perlu disiapkan suatu pedoman