3
EVOLUSI BINTANG Akibat berlangsungnya reaksi di pusat bintang, secara perlahan terjadi perubahan komposisi kimia di pusat bintang, hidrogen di pusat berkurang sedang helium bertambah. Hal ini berakibat perubahan struktur bintang dengan perlahan. Bintang menjadi lebih terang, jejari bertambah besar dan temperatur efektifnya berkurang. Reaksi pembakaran hidrogen menjadi helium dapat berlangsung dengan dua cara yaitu reaksi proton-proton dan reaksi daur karbon. Pada bintang bermassa besar reaksi daur karbon mempunyai pengaruh penting pada strukturnya. Karena laju reaksi daur karbon sangat peka terhadap temperatur, pembangkitan energi naik sangat cepat ke arah pusat. Akibatnya, reaksi sangat terkonsentrasi ke pusat. Karena laju reaksi yang cepat ini, Hidrogen di pusat bintang akan habis dalam waktu yang relatif singkat. Pada bintang bermassa kecil pembangkitan energinya terutama dari reaksi proton-proton. Dalam hal ini pembangkitan energi tidak terlalu terkonsentrasi ke pusat, sebaliknya konveksi akan terjadi di selubung (selubung konveksi). Akibat reaksi pembakaran hidrogen, jumlah helium di pusat bintang bertambah. Timbunan helium di pusat bintang

Evolusi Bintang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

evolusi bintang

Citation preview

EVOLUSI BINTANGAkibat berlangsungnya reaksi di pusat bintang, secara perlahan terjadi perubahan komposisi kimia di pusat bintang, hidrogen di pusat berkurang sedang helium bertambah. Hal ini berakibat perubahan struktur bintang dengan perlahan. Bintang menjadi lebih terang, jejari bertambah besar dan temperatur efektifnya berkurang.Reaksi pembakaran hidrogen menjadi helium dapat berlangsung dengan dua cara yaitu reaksi proton-proton dan reaksi daur karbon. Pada bintang bermassa besar reaksi daur karbon mempunyai pengaruh penting pada strukturnya. Karena laju reaksi daur karbon sangat peka terhadap temperatur, pembangkitan energi naik sangat cepat ke arah pusat. Akibatnya, reaksi sangat terkonsentrasi ke pusat. Karena laju reaksi yang cepat ini, Hidrogen di pusat bintang akan habis dalam waktu yang relatif singkat.Pada bintang bermassa kecil pembangkitan energinya terutama dari reaksi proton-proton. Dalam hal ini pembangkitan energi tidak terlalu terkonsentrasi ke pusat, sebaliknya konveksi akan terjadi di selubung (selubung konveksi).Akibat reaksi pembakaran hidrogen, jumlah helium di pusat bintang bertambah. Timbunan helium di pusat bintang disebut pusat helium. Terjadi pengerutan gravitasi secara perlahan pada pusat helium itu. Energi yang dibangkitkan akibat pengerutan itu kecil sekali sehingga gradien temperatur disitu kecil. Dengan kata lain pusat helium ini bersifat isotherm. Bila massa pusat helium ini mencapai 10 hingga 20% massa bintang, gradien tekanan tidak dapat mengimbangi berat bagian luar bintang. Pusat helium tidak lagi mengerut dengan perlahan tetapi runtuh dengan cepat. Massa kritis pusat helium agar hal ini terjadi disebut batas Schonberg Chandrasekhar. Saat itu struktur bintang berubah secara hebat. Bagian luar bintang akan memuai dengan cepat. Bintang berevolusi menjadi bintang raksasa merah.Pada bintang bermassa kecil, setelah berevolusi menjadi bintang raksasa merah terjadi peningkatan tekanan yang mendadak di pusat disebut kilatan helium (helium flash). Sebelumnya perubahan struktur bintang berlangsung dengan perlahan selama milyaran tahun. Tetapi setelah kilatan helium terjadi, bintang berubah strukturnya hanya dalam beberapa jam. Setelah helium di pusat bintang habis terbentuklah pusat karbon oksigen di dalam bintang. Suatu bintang yang bermassa kecil yang didalamnya berlangsung reaksi pembakaran hidrogen dan helium di sekitar pusat karbon oksigen dapat goyah kemampatannya. Bintang akan berdenyut dengan denyutan yang makin kuat sehingga terjadi pelontaran massa oleh bintang itu. Seolah-olah terlihat bintang panas yang dikelilingi oleh cincin gas yang mengembang yang biasa disebut planetary nebula. Pusat bintang ini akhirnya akan mengerut menjadi bintang katai putih.Bintang yang massanya terlampau kecil misalkan 0,5 tidak akan mampu melangsungkan reaksi pembakaran helium. Evolusi awalnya sama namun kilatan helium tidak akan terjadi karena temperatur pusatnya kurang tinggi. Setelah membakar hidrogennya bintang mengerut menjadi bintang katai coklat.