13
GAYA BERJALAN (GAIT) Extremitas bawah merupakan alat gerak dari tubuh untuk menopang berat tubuh dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemeriksaan secara menyeluruh dari gaya berjalan akan dapat mengidentifkasi masalah-masalah yang berasal dari ketidak efsienan dan hambatan pergerakan sehingga dapat ditentukan terapinya. Terdapat dua ase dari gaya berjalan yang normal, yaitu stan phase dan swing phase. tance phase yaitu ketika kaki menempel d lantai sedangkan swing phase yaitu ketika kaki bergerak ke depan. ekitar !" # dari seluruh ase berjalan adalah stance phase dan $" # pada swing phase. %elainan yang sering terjadi terutama pada stance phase, karena terjadi stress yang besar akibat tumpuan dari berat badan. SIKLUS GAYA BERJALAN &aya berjalan digambarkan sebagai aktiftas yang terjadi selama pergerakan, dibagi menjadi dua yaitu stance phase dan swing phase 1. STANCE PHASE a. 'eel strike Pada saat tumit menyentuh lantai, maka stance phase dimulai. b. (oot )at etelah tumit menyentuh lantai , tubuh mulai condong ke depan. Telapak kaki mulai bergerak ke bawah sampai seluruhnya menyentuh lantai dan tubuh terus bergerak ke depan tetapi belum sampai melewati garis kaki. c. *id stance Tubuh tetap bergerak ke depan dan titik tumpu berat tubuh berada tepat di kaki.

Evaluation of Gait, Lump, Wound_DIT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gait Lumb

Citation preview

GAYA BERJALAN (GAIT)

Extremitas bawah merupakan alat gerak dari tubuh untuk menopang berat tubuh dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemeriksaan secara menyeluruh dari gaya berjalan akan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang berasal dari ketidak efisienan dan hambatan pergerakan sehingga dapat ditentukan terapinya.Terdapat dua fase dari gaya berjalan yang normal, yaitu stance phase dan swing phase. Stance phase yaitu ketika kaki menempel di lantai sedangkan swing phase yaitu ketika kaki bergerak ke depan. Sekitar 60 % dari seluruh fase berjalan adalah stance phase dan 40 % pada swing phase.Kelainan yang sering terjadi terutama pada stance phase, karena terjadi stress yang besar akibat tumpuan dari berat badan.

SIKLUS GAYA BERJALANGaya berjalan digambarkan sebagai aktifitas yang terjadi selama pergerakan, dibagi menjadi dua yaitu stance phase dan swing phase1. STANCE PHASEa. Heel strikePada saat tumit menyentuh lantai, maka stance phase dimulai.b. Foot flatSetelah tumit menyentuh lantai , tubuh mulai condong ke depan. Telapak kaki mulai bergerak ke bawah sampai seluruhnya menyentuh lantai dan tubuh terus bergerak ke depan tetapi belum sampai melewati garis kaki.c. Mid stanceTubuh tetap bergerak ke depan dan titik tumpu berat tubuh berada tepat di kaki.

d. Push offTubuh bergerak ke depan dengan titik tumpu berat tubuh bergeser ke depan dan kaki tidak menyentuh lantai. Ada dua fase yaitu heel off (tumit terangkat) dan toe off (jari jari kaki terangkat)Stance PhaseSwing Phase

Heel StrikeFlat-FootMid-StanceToe-OffAccelerationMidswingDecceleration

DefinitionHeel Touch To Grund (Stand Phase Begins)Entire Plantar Surface Of Foot Comes Into Contact With The Ground

Body Continues To Move AnteriorlyWeight Bearing Is Propelled Forward And Lifted Off The GroundStarts At The End Of Push-Off When Toes Lose Contact With GroundLimb Is Directly Under The Body And Moving Forward By MovementLeg Approaches Terminus Of Motion

Muscle

HipM. Gluteus Maximus-M. Gluteus Medius-Iliopsoas-Gluteus Maximus

KneeQuadriceps Muscle And HamstringQuadriceps MuscleQuadriceps MuscleQuadriceps MuscleQuadriceps, HamstringQuadricepsHamstrings

Footm. Tibialis anteriortibialis anteriorgastrocnemius, soleusgastrocnemius, soleustibialis anteriortibialis anteriortibialis anterior

2. SWING PHASEPada fase ini mencakup 40 % dari siklus berjalan, dibagi dalam beberapa segmenyaitu :a. AccelerationSwing phase diawali dari akhir fase push off, komponen pertama adalah akselerasi. Selama aklselerasi,tubuh berada lebih anterior daripada tungkai bawahb. Mid swingTungkai bawah bergerak ke depanc. DecelerationPada akhir fase berjalan, perlambatan tungkai bawah mencegah timbulnya posisi ekstensi yang berlebihan untuk menopang tubuh saat tumit menyentuh lantai.Tabel 1. Ringkasan fase-fase dalam berjalan.

Gambar 1. Fase dan gerakan dalam berjalan

Banyak kelainan yang terjadi pada gaya berjalan sering kali ditemukan pada stance phase, karena pada fase ini kaki menopang berat badan dan menanggung beban stress yang besar.Kita bisa melakukan evaluasi dari kelainan ini dari awal kita bertemu dengan penderita, dengan melihat gaya berjalan kita bisa memperkirakan kelainan yang terjadi pada pasien tersebut.Untuk itu perlu kita pahami beberapa ukuran normal yang merupakan komponen dari gaya berjalan (menurut inman):1. Lebar dasar tidak boleh melebihi dua sampai empat inch dihitung dari tumit kiri ke tumit kanan. Bila seseorang berjalan dengan lebar dasar yang meningkat maka kita harus curiga bahwa orang tersebut menderita kelainan dari gaya berjalan, mungkin dari masalah di cerebellar atau di telapak kaki.2. Tubuh adalah pusat dari gaya gravitasi, berada sekitar dua inch di depan vertebrae sacralis kedua. Pada gaya berjalan normal tidak lebih dari dua inch.3. Lutut harus dalam keadaan flexi selama proses berjalan (kecuali pada fase heel strike) untuk mencegah vertikal displaced dari pusat gaya gravitasi.4. Pelvis dan badan bergeser kearah lateral sejauh satu inch dari pusat berat tubuh disekitar panggul.5. Jarak antara kedua kaki setelah melangkah adalah 15 inch.6. Selama swing phase, pelvis berotasi 40 derajat kearah depan.7. Kecepatan melangkah rata-rata orang dewasa sekitar 90-120 langkah per menit.

Komponen dari gaya berjalan dapat dipengaruhi oleh berbagai kelainan patologis di setiap sendi extremitas bawah selama pergerakan berlangsung.I. STANCE PHASESebagian besar masalah pada fase ini berasal dari rasa nyeri dan menyebabkan pasien berjalan dengan gaya antalgic gait. Pada fase ini sering kali disebabkan juga oleh kelainan karenapenggunaan sepatu,bisa karena ukuran yang terlalu kecil, ada luka atau ada benda asing di dalam sepatu.Terdapat beberapa macam kelainan dari stand phase berdasarkan komponen gerakannya yang mencerminkan kelainan di tiap sendi,antara lain :1. Heel Strikea. KakiNyeri pada kaki dapat disebabkan adanya heel spur(tulang tajam yang muncul dari medial tubercle dari tulang calcaneus). Hal ini menyebabkan nyeri pada saat berdiri atau berjalan, untuk meringankan nyeri pasien akan sedikit meloncat agar proses heel strike tidak komplet.b. LututKetika terjadi kelemahan dari otot quadrisep yang menekan lutut , maka fungsi extensi dari tungkai bawah tidak berfungsi sehingga pasien akan berusaha menekan lutut agar tetap dalam posisi extensi.

2. FlatFoota. KakiPada saat posisi kaki dorsoflexsi ,kerja dari otot tibialis anterior, extensor digitorum longus, dan extensor halucis longus akanmengakibatkan telapak kaki dapat mendarat di lantai dengan lembut. Bila terdapat kelemahan dari otot-otot tersebut diatas ,maka gerakan mendaratnya kaki pada lantai akan dihentakkan.3. Midstancea. KakiKelainan pada kaki seperti ves planus, atau adanya bentukan benjolan yang beradu dengan sepatu dapat menyebabkan nyeri pada kaki.b. LututOtot quadrisep menstabilkan sendi lutut,kelemahan otot quadrisep menyebabkan flexsi yang berlebihan dan menyebabkan ketidak stabilan pada sendi lutut.c. PanggulPada saat berjalan panggul akan bergerak kearah lateral dari weight bearing.Apabila otot gluteus medius mengalami kelemahan maka tubuh akan condong ke depan pada sisi yang sakit untuk menempatkan pusat gaya gravitasi di depan panggulApabila otot gluteus maximus mengalami kelemahan,maka tubuh akan dicondongkan ke belakang untuk tetap hiperextensi4.Push offa. FootKelainan yang terjadi pada kaki seperti osteoarthritis, atau gangguan pada sendi metatarsophalangeal akan menyebabkan ketidakmampuan gerakan hiperextensi sendi metatarsophalangeal.

b. LututOtot gastrocnemius, soleus, and flexor hallucis longus sangat vital dalam gerakan push off, kelemahan otot otot ini dapat menyebabkan flat foot atau calcaneal gait.II. SWING PHASEPada fase ini jarang didapatkan kelainan gaya berjalan dikarenakan pada swing phase tungkai bawah tidak mendapatkan beban berat badan secara langsung.1. Akselerasia. KakiGerakan dorsoflexi pada fase ini berlangsung secara aktif selama gerakan mengayun untuk memendekkan extremitas dan menjaga agar kaki tidak menyentuh lantai.b. LututLutut mencapai flexi maksimal sekitar 65opada midswing sehingga dapat mempertahankan kaki tidak menyentuh lantai.c. PanggulOtot quadrisep berkontraksi untuk menginisiasi gerakan mengayun dari tungkai, jika terjadi kelamahan maka panggul akan bergerak ke depan secara berlebihan untuk mengangkat tungkai2. Midswinga. KakiKetika mekanisme dorsofleksi dari kaki tidak bekerja, maka kaki akan menyeret di lantai dan pasien akan memflexikan panggulnya intuk mengangkat lutut agar kaki tidak menyeret di tanah (steppage gait)3. Deselerasia. LututOtot hamstring bekerja sebagai deselerasi/memperlambat gerakan hiperextensi dari tungkai bawah, apabila terjadi kelemahan mengakibatkan lutut terseret dan hiperextensi (back knee gait)

KesimpulanI.Stance PhaseKelemahan otota. Pasien dengan kelemahan otot tibialis anterior (L 4) menyebabkan drop foot gaitb. Pasien dengan kelemahan otot gluteus medius (L5) menyebabkan abduction/gluteus medius lurch gaitc. Pasien dengan kelemahan otot gluteus maksimus (S1) menyebabkan extensor/gluteus maksimus lurch gaitd. Pasien dengan kelemahan otot gastroknemius-soleus (S1, S2) menyebabkan flat foot gaite. Pasien dengan kelemahan otot quadriceps (L2,3,4) menyebabkan back knee gaitInstabilitya. Pasien dengan instabilitas menyebabkan melangkah dengan jarak antara kedua tumit lebih lebar dari 4 inchib. Pasien dengan penurunan sensasi di kaki contohnya akibat diabetes mellitus, syphilis atau neurophati,akan mengakibatkan pasien akan melihat ke arah kakinya bila berjalanc. Pasien dengan kelainan cerebellum dapat mengalami kesulitan menjaga keseimbangan saat berjalan sehingga gaya berjalannya akan melebard. Pasien dengan kerusakan meniscus atau collateral ligament akan mengakibatkan ketidakseimbangan sendi lutut

Nyeria. Pasien dengan nyeri pada tungkai atau kaki akan menyebabkan antalgic gaitb. Pasien dengan kelainan pada tulang tulaang di kaki seperti tonjolan tulang (spur) akan menyebabkan antagic painc. Pasien dengan osteoarthritis akan menyebabkab gerakan antagic gaitd. Pasien dengan rigiditas pada hallux tidak dapat melakukan gerakan push off oleh karena nyeri ,menyebabkan timbulnya gerakan flat-foot gaitFused Jointsa. Pasien dengan nyeri pada sendi ankle, lutut atau panggul akan mengalami kesulitan dalam berjalan di semua fase dan tubuh akan berusaha mengkompensasi gerakannya.

II.Swing PhaseKelemahan otota. Pasien dengan kelemahan otot-otot dorsoflexi kaki dan ankle dapat mengakibatkan steppage gait, dimana lutut akan diangkat lebih tinggi agar kaki dapat diletakkan di lantai dengan baikb. Pasien dengan kelemahan otot quadriceps tidak dapat melakukan akselerasi tanpa gerakan rotasi dari sendi panggulc. Pasien dengan kelemahan otot hamstring tidak dapat melakukan decelerasi gerakan ayunan tungkai bawahFused Jointa. Menyatunya sendi lutut memaksa pasien untuk mengangkat panggulnya pada sisi yang terkena agar kaki dapat menyentuh tanah dengan baik

Pemeriksaan fisik pada kelainan gaya berjalan (gait) harus dilakukan secara menyeluruh pada extremitas bawah.Pengaruh extremitas atas didalam kelainan gaya berjalan adalah menyeimbangkan gerakan agar dapat mendekati gerakan yang seimbang.

LUMP

Istilah Lump atau benjolan dalam terminology orthopaedi sering kali diartikan atau dikaitkan dengan benjolan atau tumor pada tulang (contoh: bony lump).Benjolan pada tulang mungkin disebabkan oleh kelainan developmental dari tulang, trauma, reaksi inflamasi atau yang tersering adalah tumor.Evaluasi benjolan sangat tergantung dari informasi yang didapat dari riwayat anamnesa, adapun beberapa hal yang dapat dievaluasi dari lump:1. Ukuran (size)Benjolan yang besar atau semakin lama semakin besar yang melekat pada tulang hampir pasti merupakan tumor2. Tempat (site)Benjolan yang berada dekat persendian sering kali merupakan tumorBenjolan di batang tulang (shaft) dapat merupakan bentukan callus, proses inflamasi (periosteal reaction) atau suatu tumor3. Batas (margin)Benjolan dengan batas yang tegas merupakan gambaran dari tumor jinakBenjolan dengan batas yang tidak jelas merupakan gambaran tumor ganas, proses inflamasi dan callus4. Konsistensi (consistency)Konsistensi padat sering kali merupakan gambaran tumor jinakKonsistensi yang bersifat indentasi sering kali merupakan gambaran tumor ganas5. Nyeri tekan (tenderness)Merupakan gambaran proses inflamasi aktif, bentukan callus atau pertumbuhan yang cepat dari sarcoma6. Jumlah (multiplicity)Benjolan dalam jumlah banyak sangat jarang terjadi pada tumor tulang

WOUND

Luka adalah perlukaan baik tumpul maupun tajam dari kulit yang menyebabkan lecet, robekan, irisan atau tusukan sehingga terjadi kerusakan dari struktur kulit.Pada pemeriksaan luka juga harus diperhatikan jaringan sekitarnya dan apakah ada perlukaan struktur lainnya seperti syaraf, pembuluh darah,tendon dan otot.Pada pemeriksaan pembuluh darah yang harus diperiksa fokus pada warna, kecepatan pengisian darah (capillary refill) dan palpasi pembuluh darah distal.Pemeriksaan syaraf meliputi daerah persyarafan sekitar luka, daerah dibawah luka sesuai dengan distribusi syaraf dan diperiksa diskriminasi dua titik.Periksa juga fungsi otot ,tendon dan sendi terkait, apabila terdapat kerusakan kulit disertai kerusakan jaringan otot, tulang dan sendi maka akan memicu timbulnya infeksi.

Klasifikasi 1. Luka terbuka a. Insisi Luka bersih dengan tepi luka tajamb. Laserasi Luka robekan yang irregularc. Abrasi Luka robekan superfisial dari lapisan epidermisd. Penetrasi Luka tembus dari suatu benda tumpul atau tajam yang masuk ke dalam tubuhe. Luka tembakLuka akibat masuknya proyektil peluru ke dalam tubuh

2. Luka tertutup a. Kontusi Trauma tumpul yang menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit b. Hematom Trauma tumpul yang menyababkan kerusakan jaringan pembuluh darah dibawah kulit c. Luka gencet (crush injury)Trauma tumpul dengan kekuatan yang besar dalam jangka waktu lama d. Luka lama (chronic wound)Proses trauma yang lama yang menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat

DAFTAR PUSTAKA

1. Evans, Ronald.C, 2001. Illustrated Orthopedic Physical Examination 3rd ed. Mosby Elsevier, Canada.2. Hoppenfeld, Stanley. 2004. Physical Of The Spine And Extremities.3. Solomon, Louis, 2001. Apleys System of Orthopaedics and Fracture 8th ed. Arnold, Great Britain.

EVALUATION OF GAIT, LUMP, WOUNDTUGAS MATRIKULASI

Oleh :Dr. Rakhmad Aditya Hernawan

Pembimbing :Dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT (K)

SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGIRSU Dr. SAIFUL ANWARMALANG2014