35
EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS NEWCASTLE DISEASE DAN INFECTIOUS BRONCHITIS PADA AYAM BROILER ANDI IBRAHIM RISYAD FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

  • Upload
    letuyen

  • View
    250

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP

VIRUS NEWCASTLE DISEASE DAN INFECTIOUS

BRONCHITIS PADA AYAM BROILER

ANDI IBRAHIM RISYAD

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,
Page 3: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Titer Antibodi

Asal Induk terhadap Virus Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis pada

Ayam Broiler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2016

Andi Ibrahim Risyad

B04120177

Page 4: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,
Page 5: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

i

ABSTRAK

ANDI IBRAHIM RISYAD. Evaluasi titer antibodi asal induk terhadap virus

Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis pada ayam broiler. Dibimbing oleh

OKTI NADIA POETRI dan RETNO DAMAJANTI SOEJOEDONO.

Antibodi asal induk diturunkan ke anak melalui plasenta, kolostrum, susu,

ataupun telur. Pada umumnya, durasi dari imunitas pasif ini kurang dari 4 minggu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari durasi dan titer antibodi asal

induk terhadap virus Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB) pada

ayam broiler. Terdapat 60 sampel serum ayam broiler dari berbagai umur, yaitu

berasal dari usia hari ke–4, 7, 10, 14, 18, 21, 24, 28, 32, dan 35. Jumlah sampel

serum pada tiap usia adalah 6 sampel. Durasi dan titer antibodi asal induk

terhadap virus ND ditentukan dengan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI), sedangkan

Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) digunakan untuk menentukan titer

antibodi asal induk terhadap virus IB. Antibodi asal induk terhadap virus ND

masih dapat terdeteksi sampai usia ayam broiler 18 hari dengan level protektif ≥

26 yang sampai pada usia 7 hari, sedangkan antibodi IB masih terdeteksi sampai

usia ayam broiler 24 hari. Informasi yang diperoleh pada penelitian ini dapat

dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada

peternakan ayam broiler.

Kata kunci: Antibodi asal induk, ayam broiler, Infectious Bronchitis, Newcastle

Disease

ABSTRACT

ANDI IBRAHIM RISYAD. Evaluation of maternal˗derived antibody against

Newcaslte Disease and Infectious Bronchitis viruses in broilers. Supervised by

OKTI NADIA POETRI and RETNO DAMAJANTI SOEJOEDONO.

Maternal-derived antibody (MDA) were transferred to offspring through

placenta, colostrum, milk, or egg. Generally, the duration of passive immunity

were less than 4 weeks. This research was conducted to evaluate duration and

titres of maternal–derived antibody against Newcastle Disease (ND) and

Infectious Bronchitis (IB) viruses in broilers. A total of 60 serum samples of

broilers were collected from various ages : 4, 7, 10, 14, 18, 21, 24, 28, 32, and 35

days old age. There were six serum samples on each age. Antibody titre of ND

were measured by Haemaglutination Inhibition (HI) test, and Enzyme-linked

Immunosorbent Assay (ELISA) were used to measured MDA titre of IB.

Maternal-derived antibody of ND still exist up to 18 days old age, and still at

protective level ≥ 26 on 7 days old age, while MDA of IB were exist up to 24 days

old age. The result could be used as a guidance to determine the suitable time for

ND and IB vaccination programme in broilers.

Keywords: Maternal-derived antibody, Broiler, Infectious Bronchitis, Newcastle

Disease

Page 6: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

ii

Page 7: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

i

EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP

VIRUS NEWCASTLE DISEASE DAN INFECTIOUS

BRONCHITIS PADA AYAM BROILER

ANDI IBRAHIM RISYAD

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

ii

Page 9: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,
Page 10: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

iv

Page 11: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi

titer Antibodi Asal Induk terhadap Virus Newcatle Disease dan Infectious

Bronchitis pada Ayam Broiler. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tak langsung khususnya kepada :

Prof Dr Hj. Aidawayati Rangkuti, MS selaku ibunda tercinta yang

senantiasa mendoakan anaknya setiap hari dengan penuh kasih sayang, begitupula

dengan Dr Drh H. Syafril Daulay, MM sebagai papa yang selalu memberikan

contoh kebaikan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Ibu Drh Okti Nadia Poetri, MSi, MSc dan Ibu Prof Dr Drh Retno D.

Soejoedono, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan

biaya sarana dan penelitian, waktu, tenaga, dan arahan selama penelitian dan

penulisan.

Danvi Sarah, SE dan Andi Irhamni Habibie, SIP, MM selaku saudari

perempuan yang selalu membantu dan mendukung agar segera menyelesaikan

tulisan ini. Nadia Tuscany, SKH sebagai patner penelitian yang dengan sabar

membantu mengajarkan pengerjaan selama penelitian.

Esti D. SKH, Adila R. SE, Rindy SKH, Aldi, Ashari, Leni, Hikmah, Gita,

Texas Cangkurawok, teman–teman di Bogor maupun di Makassar yang tidak

sempat saya sebutkan satu persatu disini. Mas Wahyu yang telah membantu dalam

melakukan pengambilan darah. Mas Raisha, Mas Kirnaan yang membantu dalam

fotocopy dan penjilidan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Bogor, Desember 2016

Andi Ibrahim Risyad

v

i

Page 12: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,
Page 13: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

v

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Antibodi Asal Induk pada Ayam Broiler 2

Newcastle Disease 2

Infectious Bronchitis 4

Program Vaksinasi Ayam Broiler 5

METODE PENELITIAN 7

Waktu dan Tempat Penelitian 7

Alat dan Bahan Penelitian 7

Uji Hemaglutinasi Inhibisi 7

Uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) 9

Analisis Data 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Hasil 11

Pembahasan 11

SIMPULAN 13

Simpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 21

Page 14: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

vi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambaran skematis struktur virus Newcastle Disease 3

DAFTAR TABEL

1. Rataan titer antibodi ND asal induk pada ayam broiler 11

2. Rataan titer antibodi IB asal induk pada ayam broiler 12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis titer antibodi asal induk terhadap virus ND

dengan one-way ANOVA dan uji Duncan 18

2. Analisis titer antibodi asal induk terhadap virus IB

dengan one-way ANOVA dan uji Duncan 20

Page 15: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Unggas merupakan salah satu penghasil sumber protein hewani yaitu telur

dan daging untuk memenuhi kebutuhan protein manusia. Manajemen peternakan

unggas, terutama peternakan ayam broiler perlu dikelola dengan baik agar

memperoleh hasil optimal. Usaha perunggasan, khususnya peternakan ayam

broiler dan layer memiliki arti ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan jenis

usaha peternakan lainnya. Alasan yang pertama, teknik beternak ayam relatif lebih

mudah sehingga dapat dilakukan oleh banyak orang. Kedua, harga produknya

murah dan nilai gizinya tinggi. Ketiga, produk utama dan sampingannya dapat

dimanfaatkan (Tabbu 2002).

Populasi ternak perunggasan untuk kategori ayam broiler mencapai

1.497.625.000 ekor pada tahun 2015 (Ditjennak 2016). Usaha peternakan ayam

merupakan suatu usaha yang memiliki resiko tinggi, karena wabah penyakit

infeksius dapat terjadi sewaktu-waktu, oleh sebab itu pengendalian penyakit

sangat penting guna mempertahankan efisiensi hasil peternakan ayam (Tabbu

2002, Santhia 2003). Beberapa penyakit infeksius yang penting pada ayam, antara

lain: Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB),

Infectious Bursal Disease (IBD), Chronic Respiratory Disease (CRD),

mikotoksikosis, kolibasilosis, dan Coryza (Tabbu 2002, Lilis 2014).

Newcastle disease (ND) merupakan salah satu penyakit infeksius yang

penting dalam industri perunggasan. Newcastle Disease (ND) mampu menyerang

236 spesies unggas dari 27 ordo dan menyebabkan angka morbiditas dan

mortalitas yang tinggi pada unggas sehingga menimbulkan kerugian yang sangat

signifikan terhadap perekonomian perunggasan (Aldous et al. 2003, Leuck et al.

2004). Penyakit ini disebabkan oleh virus Avian paramixovirus-1, yang termasuk

dalam genus Avulavirus dan famili Paramyxoviridae (Alexander dan Senne,

2008, Quinn et al. 2011).

Infectious bronchitis (IB) adalah penyakit saluran pernafasan atas dan

urogenital pada ayam yang bersifat akut dan sangat menular pada ayam yang

disebabkan oleh Coronavirus (King dan Cavanagh 1991). Penyakit ini

menyebabkan kematian tinggi pada ayam usia < 5 minggu dan menghambat

pertambahan bobot badan pada ayam (Cavanagh dan Naqi 2003).

Pengendalian penyakit infeksius pada peternakan ayam dapat dilakukan

dengan menerapkan manajemen peternakan yang baik, antara lain: pakan yang

seimbang, vaksinasi yang tepat, biosafety, dan biosekuriti (Tabbu 2002). Arzey

(2007) menyatakan bahwa vaksinasi merupakan usaha yang paling efektif dalam

melindungi ayam pada berbagai tingkat umur terhadap penyakit Newcastle

Disease.

Kegagalan vaksinasi adalah kegagalan terbentuknya sistem imunitas yang

cukup untuk memproteksi tubuh hewan dari agen penyakit. Kegagalan vaksinasi

dapat disebabkan oleh: program vaksinasi yang tidak sesuai, putusnya rantai

dingin saat penanganan dan penyimpanan vaksin, aplikasi vaksin yang tidak lege

artis, tingkat stres yang tinggi pada ayam, manajemen kandang yang buruk, jenis

Page 16: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

2

serotipe vaksin yang tidak sesuai dengan virus di lapangan, serta keberadaan

antibodi asal induk (Yegani et al. 2002).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari durasi dan titer antibodi asal

induk terhadap Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis pada ayam broiler.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang durasi dan titer

antibodi asal induk terhadap Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis pada

ayam broiler, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan jadwal

vaksinasi yang tepat pada ayam broiler.

TINJAUAN PUSTAKA

Antibodi Asal Induk pada Ayam

Antibodi asal induk merupakan antibodi yang diturunkan secara langsung

dari induk ke anak baik melalui plasenta, kolostrum, susu, ataupun telur

(Grindstaff et al. 2003). Durasi dari imunitas pasif ini hanya sebentar, yaitu

kurang dari 4 minggu (Soares 2008). Fungsinya adalah untuk melindungi anak

ayam usia dini dari agen yang pernah menginfeksi induknya (MacLachlan dan

Dubovi 2011).

Ayam saat masih tahap DOC (Day Old Chicken) sangat rentan untuk

terkena penyakit diawal minggu pertama, dikarenakan sistem kekebalannya belum

sempurna, oleh karena itu antibodi asal induk adalah antibodi protektif neonatal

yang memiliki peran proteksi terhadap penyakit setelah menetas (Sharma et al.

1989, Heller et al. 1990, Mondal dan Naqi 2001, Sahin et al. 2002, Rahman et al.

2002, Ahmed dan Akhter 2003).

Newcastle Disease

Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit menular akut yang

menyerang berbagai jenis ayam dan unggas lainnya dengan gejala klinis berupa

gangguan pernapasan, pencernaan, syaraf, dan disertai mortalitas yang tinggi.

Page 17: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

3

Penyakit tersebut disebabkan oleh Avian Paramyxovirus tipe I (APMV-I),

dari genus Avulavirus dan termasuk keluarga Paramyxoviridae (Alexander dan

Senne 2008, Quinn et al. 2011).

Genom virus ND adalah single-stranded (ss), berpolaritas RNA negatif

dengan panjang genom 15.186 nukleotida dan tidak bersegmen. Genom virus ini

mempunyai 6 protein utama yang menyusunnya yaitu Nucleocapsid protein (N),

Phosphoprotein (P), Matrix protein (M), Fusionprotein (F), Hemagglutinin-

neuraminidase protein (HN) dan Large polymerase protein (L) (Krishnamurthy

dan Samal 1998, De Leeuw et al. 2005). Nuklokapsid bersimetri heliks dan

dikelilingi oleh amplop yang berasal dari membran permukaan sel (Allan et al.

1978, MacLahlan dan Dubovy 2011).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa protein HN dan F

mempunyai kontribusi yang sangat signifikan dalam virulensi dan penyebaran

virus ND dalam tubuh induk semang atau inang (Huang et al. 2004). Protein H

merupakan protein yang melekat dan mengikat pada reseptor dibagian luar

membran sel inang, termasuk sel darah merah. Bagian N (Neuramidase) adalah

enzim aktif yang membantu pelepasan virus dari membran sel inang yang

aktivitasnya memengaruhi waktu yang dibutuhkan virus untuk mengelusi dari sel

darah merah.

Protein F berfungsi untuk melakukan fusi antara amplop virus dengan

membran sel inang. Hal ini memungkinkan penetrasi sel inang oleh genom virus.

Gambaran skematis struktur virus ND ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Gambaran skematis sktruktural virus ND

Sumber: (http://www.fao.org/docrep/005/ac802e/ac802e0o.htm)

Berdasarkan patogenitasnya virus ND mampu menginfeksi lebih dari 200

spesies, namun tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh infeksi virus ND

bervariasi, tergantung dari induk semang dan strain virus ND. Strain virus ND

yang kurang patogen juga mampu menyebabkan efek parah pada ayam apabila

diikuti dengan infeksi sekunder oleh organisme lain dan kondisi lingkungan yang

buruk (OIE 2008). Transmisi virus tersebut melalui beberapa jalur seperti alat

transportasi, pekerja kandang, burung liar sekitar kandang, angin, atau

kontaminasi pakan (CFSPH 2008). Virus ND sendiri menyerang berbagai jenis

kalangan umur unggas dari yang muda hingga yang tua dengan tingkat mortalitas

yang berbeda (Tabbu 2002).

Page 18: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

4

Masa inkubasi virus ND adalah 2–15 hari atau rata-rata 6 hari dan ayam

tertular oleh virus ND akan mampu menularkan virus melalui sekresi dan kotoran

dalam 1–2 hari setelah infeksi. Gejala klinis yang ditimbulkan bervariasi

bergantung pada transmisi virus. Gejala yang ditimbulkan terdiri dari

asimptomatis, gejala pernapasan ringan, pernapasan disertai gangguan syaraf, atau

kombinasi gangguan respirasi, syaraf, dan digesti (Tabbu 2002).

Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan pada ayam, ND dapat

dikelompokkan menjadi 5 patotipe yaitu viscerotropic velogenic, neurotropic

velogenic, mesogenic, lentogenic, dan asymptomaticenteric (Beard dan Hanson

1981). Viscerotropic velogenic merupakan bentuk ND yang sangat patogen dan

menyebabkan lesi pendarahan pada sistem pencernaan. Neurotropic velogenic

adalah bentuk ND yang menyebabkan mortalitas yang tinggi dan biasanya diikuti

dengan gangguan sistem respirasi dan syaraf (Tabbu 2002, Quinn et al. 2011).

Newcastle disease bentuk mesogenik menunjukkan gejala klinis gangguan

sistem pernafasan, tetapi gangguan sistem syaraf tidak selalu terlihat dan

mortalitasnya rendah, sedangkan asymptomaticenteric merupakan suatu bentuk

infeksi subklinik pada sistem pencernaan (Beard dan Hanson 1981). Virus ND

strain avirulent (lentogenik dan mesogenik) digunakan sebagai vaksin hidup

untuk mengendalikan penyakit ND pada ayam, tetapi pemilihan jenis vaksin

tergantung pada kondisi penyakitnya. Vaksin inaktif juga digunakan dalam

pengendalian penyakit ND (Alders dan Spradbrow 2001, OIE 2008).

Diagnosa ND dapat dilakukan dengan identifikasi melalui isolasi dari usap

trakhea atau kloaka, suspensi 10% organ otak atau paru, dan pemeriksaan serologi

dengan uji HI, Serum Neutralization (SN), dan ELISA (Ditjennak 2012).

Infectious Bronchitis

Infectious Bronchitis merupakan penyakit ayam yang bersifat akut, sangat

menular, dan disebabkan oleh virus yang termasuk ke dalam famili Coronaviridae

dan hanya memiliki satu genus, yaitu Coronavirus (Murphy dan Kingsbury 1990).

Penyakit IB dijumpai pertama kali di North Dakota pada tahun 1930, yang

dilaporkan oleh Schalk dan Hawn (1931), setelah itu penyakit IB terjadi di seluruh

dunia tanpa dipengaruhi oleh musim dan perbedaan iklim (Cunningham 1970).

Serangan penyakit ini sangat merugikan, karena dapat menyebabkan

kematian dengan tingkat mortalitas sekitar 30% pada anak ayam berumur ≤ 3

minggu (Hofstad 1984) yang ditandai dengan gejala pernafasan parah seperti

sesak nafas, bersin-bersin dan ngorok. Pada anak ayam berumur ≥ 6 minggu,

serangan IB dapat menghambat pertumbuhan bobot badan (Davelaar et al. 1986),

sehingga sangat merugikan peternak ayam broiler. Pada ayam layer dewasa,

serangan IB tidak menyebabkan gangguan pernapasan, tetapi menyebabkan

penurunan produksi telur yang sangat drastis hingga mencapai 60%.

Penurunan produksi ini berlangsung sekitar 6–7 minggu dan selalu disertai

dengan penurunan mutu telur berupa bentuk telur tidak teratur, kerabang telur

lembek, dan albumin telur cair (Hofstad 1984, Chubb 1986, Davelaar et al. 1986,

Muneer et al. 1987).

Page 19: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

5

Virus IB memiliki banyak serotipe yang satu sama lainnya memiliki

tingkat proteksi silang yang rendah (Hofstad 1984, Endomunoz dan Faragher

1989). Pencegahan terhadap infeksi IB dapat dilakukan dengan pemberian vaksin

berisi serotipe virus IB yang sama dengan virus IB penyebab wabah di lapangan,

atau dengan kata lain vaksin IB yang efektif adalah vaksin IB yang dipersiapkan

dari virus IB isolat lokal.

Penyebaran penyakit IB dapat terjadi dari ayam sakit kepada kelompok

ayam yang sehat melalui kontak langsung maupun tak langsung. Penularan virus

IB pada ayam dapat terjadi melalui alat respirasi bagian atas dan mata (Hofstad

1984) dengan masa inkubasi berkisar antara 18–36 jam dan menimbulkan gejala

klinis berupa sesak nafas, batuk, mata basah, dan pembengkakan sinus hidung

(Cunningham 1970). Kematian karena virus IB bervariasi tergantung pada

virulensi serotipe yang menginfeksi, umur ayam, status kekebalan, antibodi asal

induk, dan infeksi sekunder (Cavanagh dan Naqi 2003).

Penularan secara tak langsung dapat terjadi melalui peralatan kandang,

bahan pakan, air, kotoran ayam, pakaian yang tercemar, atau petugas kandang

peternakan (Cavanagh dan Naqi 2003). Diagnosa penyakit IB yaitu dengan

pemeriksaan sampel ayam atau organ trakhea, ginjal, dan ovarium yang diduga

terserang IB, kemudian dikirim ke laboratorium dalam keadaan segar untuk

pemeriksaan immunofluorescent (Chubb 1986, Hawkes et al. 1983) atau

immunoperoxidase (Naqi 1990). Metode diagnosa di atas dapat diperkuat dengan

pemeriksaan patologi anatomi dan histopatologi, lalu dikukuhkan dengan isolasi

virus untuk penentuan serotipe virus IB bila memungkinkan (Cavanagh dan Naqi

2003).

Pemeriksaan serologi terhadap IB dapat dilakukan dengan uji HI (King

dan Hopkins 1982), uji agar gel precipitation test (AGPT) (Gough dan Alexander

1978), uji ELISA (Zellen dan Thorsen 1987), uji SN (Cowen dan Hitchner 1975),

namun menurut Wilcox et al. (1983), uji AGPT mempunyai sensitifitas yang

rendah pada ayam yang muda dan tidak mempunyai korelasi yang cukup baik bila

dibandingkan dengan uji serologi lain. Hasil penelitian terbaru menunjukkan uji

ELISA lebih sensitif dan dapat mendeteksi antibodi lebih awal dibandingkan

dengan uji HI (Mochett dan Darbyshire 1981, Perrotta et al. 1988, Darminto

1995).

Program vaksinasi pada ayam broiler

Vaksinasi merupakan suatu aktivitas memasukkan agen penyakit yang

telah dilemahkan ke dalam tubuh ayam. Faktor keberhasilan vaksin antara lain

kondisi peternakan atau sanitasi kandang, kualitas vaksin, kondisi kesehatan

ayam, serta faktor manusia (Setyono et al. 2013).

Sanitasi kandang yang baik akan mendukung keberhasilan vaksinasi.

Ayam yang stres dapat menjadi salah satu faktor kegagalan vaksinasi, sehingga

ayam dikondisikan dalam keadaan sehat dan pelaksanaan vaksinasi pada umur

yang tepat (sesuai dengan program masing-masing vaksin). Kualitas dari vaksin

yang diberikan dapat menurun karena beberapa hal, salah satunya adalah prosedur

penyimpanan yang tidak tepat, sehingga vaksin terkena sinar matahari langsung,

Page 20: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

6

dan penggunaan peralatan vaksin yang terkontaminasi. Faktor manusia yang

dimaksud adalah pengetahuan dan keterampilan pelaksana vaksinasi dan cara

pemberian vaksin yang sesuai.

Tujuan dari tiap cara pemberian vaksin berbeda dan tipe vaksin yang

digunakan tidak serta merta sama. Vaksinasi melalui per-oral bertujuan agar tiap

ayam mendapatkan dosis vaksin yang sama (Tabbu 2002). Tipe vaksin dengan

cara injeksi intramuskular biasanya berupa vaksin tipe live atau killed. Cara

vaksinasi dengan spray sering digunakan untuk ayam yang baru berusia satu hari

agar ayam tidak stres saat harus dipegang satu persatu.

Program vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mencegah timbulnya

suatu penyakit di suatu kawasan peternakan ayam. Fadilah (2013) mengemukakan

bahwa umumnya program vaksinasi antara satu peternakan dan lainnya cenderung

beragam. Program vaksinasi dilakukan berdasarkan sejarah penyakit pada

peternakan atau wilayah sekitar peternakan tersebut. Rahayu et al. (2011)

menjelaskan bahwa penyakit pada ayam broiler dan ayam ras pejantan tidak jauh

berbeda, yaitu ND, IBD, CRD, kolibasilosis, dan AI.

Page 21: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

7

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Februari 2016 sampai dengan Agustus

2016. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Imunologi, Divisi Mikrobiologi

Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,

Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plate mikro V

bottom, reservoir chamber, pipet mikro multichannel ukuran 25–50µl, pipet

mikro multichannel ukuran 100–300µl, pipet mikro singlechannel 5µl, pipet

mikro singlechannel 200–1000µl, lemari pendingin, vortek, dan ELISA Reader.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel serum,

antigen standar ND (ND Lasota), sel darah merah (SDM) 1%, Phospate Buffer

Saline (PBS) pH 7.6, anti koagulan Na Sitrat 3.8%, kit ELISA IB (Biochek®),

dan akuades. Sampel serum yang digunakan dalam penelitian berjumlah 60,

terdiri dari sampel serum yang berasal dari ayam broiler usia 4, 7, 10, 14, 18, 21,

24, 28, 32, dan 35 hari. Jumlah ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 10 ekor, dalam tiap waktu pengambilan sampel, diambil 6 sampel serum

secara acak. Ayam yang digunakan tidak menerima vaksinasi apapun di penetasan

maupun selama penelitian berlangsung.

Uji Hemaglutinasi Inhibisi

Pembuatan sel darah merah ayam 1%

Darah ayam diambil melalui vena brachialis dari ayam donor yang sehat,

dicampur dengan anti–koagulan dengan perbandingan 4:1. Selanjutnya darah

ditempatkan di dalam tabung sentrifugasi dan dihomogenkan, kemudian darah

dan anti-koagulan tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selama 10

menit. Supernatan hasil sentrifugasi dibuang dan endapan diambil. Endapan

tersebut merupakan sel darah merah, yang selanjutnya dicuci dengan PBS,

kemudian disentrifugasi kembali dengan waktu dan kecepatan yang sama.

Pencucian dilakukan sebanyak tiga kali. Endapan hasil pencucian terakhir

merupakan sel darah merah dengan konsentrasi yang diduga 100%.

Suspensi sel darah merah tersebut diencerkan 1:1 dengan PBS, kemudian

konsentrasinya diukur menggunakan mikrokapiler hematokrit. Berdasarkan

konsentrasi sel darah merah yang diperoleh, dilakukan pengenceran suspensi sel

darah merah menjadi 5%, selanjutnya SDM 5% diencerkan kembali menjadi

Page 22: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

8

SDM 1% dengan perbandingan darah dan PBS sebesar 1:4 (Stockham dan Scott

2002).

Pembuatan Antigen Standar ND

Antigen ND ditentukan titernya dengan uji Hemaglutinasi (HA), kemudian

dibuat menjadi antigen standar dengan titer 4 Hemaglutinin Unit (HAU). Uji HA

dalam penelitian ini menggunakan plate mikro dengan 96 sumur dengan dasar

berbentuk V. Prosedur uji HA mengadaptasi OIE (2012). Prosedur uji HA

tersebut adalah sebagai berikut:

Sejumlah 25µl PBS dipipet dan dimasukkan ke dalam sumur baris A–F di

kolom 2 sampai 12, kemudian 50µl sampel antigen dipipet ke dalam sumur A1–

E1, lalu diambil 25µl dari sumur yang sama menggunakan pipet multichannel dan

dimasukkan ke dalam sumur A2–E2 lalu dicampur 5 kali dengan cara dihisap dan

dikeluarkan, kemudian tip dilepas dari pipet. Prosedur dilanjutkan dengan

melakukan pengenceran untuk sampel antigen, yaitu 25µl PBS dipipet ke dalam

sumur B2 dan dicampur 10 kali, setelah itu 25µl dipipet dari sumur B2 lalu

dilepas dari pipet, selanjutnya 75µl PBS dipipet ke dalam sumur C2 dan dicampur

10 kali, kemudian 75µl dipipet dari sumur C2 lalu dilepas dari pipet. Sejumlah

125µl PBS dipipet ke dalam sumur D2 dan dicampur 10 kali, selanjutnya 125µl

dipipet pada sumur D2 lalu dilepaskan, kemudian 175µl PBS dipipet ke dalam

sumur E2 dan dicampur 10 kali, setelah itu 175µl dipipet dari sumur E2 lalu

dilepas dari pipet.

Tahapan berikutnya adalah pengenceran berseri dengan menggunakan pipet

multichannel dan tip yang baru. Sejumlah 25µl diambil dari sumur A2–E2

kemudian dimasukkan ke dalam sumur A3–E3 dan dicampur 5 kali, setelah itu

dengan tip yang sama 25µl diambil dari sumur A3–E3 dan dimasukkan ke sumur

A4–E4 lalu dicampur 5 kali. Prosedur diulang hingga sumur A12–E12, kemudian

25µl dipipet dan dilepaskan, lalu 25µl PBS dipipet dan dimasukkan ke dalam

setiap sumur sebagai kompensasi volume. Sejumlah 25µl SDM 1% dipipet dan

dimasukkan ke dalam setiap sumur, lalu plate digoyang selama 10 detik, dan

diinkubasi selama 60 menit pada suhu 4˚C atau 15–20 menit pada suhu ruang.

Apabila sel darah merah pada baris kontrol F telah mengendap sempurna, berarti

HA siap dibaca.

Nilai titer antigen ditentukan berdasarkan pengenceran terakhir yang masih

menunjukkan aglutinasi sel darah merah yang sempurna, setelah diperoleh titer

antigen ND, kemudian antigen diencerkan hingga memiliki titer 4 HAU.

Pengecekan keakuratan hasil pengenceran, yaitu dengan dilakukannya titrasi

kembali sesuai prosedur uji HA (OIE 2012).

Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI)

Penentuan titer antibodi terhadap virus Newcastle Disease (ND) dilakukan

dengan menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) berdasarkan prosedur OIE

(2012). Uji HI dalam penelitian ini menggunakan plate mikro dengan 96 sumur

dengan dasar berbentuk V. Prosedur HI adalah sebagai berikut:

Page 23: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

9

Sejumlah 25µl PBS dipipet dan dimasukkan ke dalam sumur baris A–H di

kolom 1 sampai 12, yang mana sumur G dan H merupakan kontrol positif dan

negatif. Setiap 25µl sampel serum dipipet dan dimasukkan ke dalam sumur A–F

di kolom 1. Sumur A1–G1 dengan menggunakan pipet multichannel dicampur 5

kali, lalu diambil 25µl dan dimasukkan ke dalam sumur A2–G2, kemudian

dengan tip yang sama pada sumur A3–G3 dicampur 5 kali, lalu diambil 25µl

untuk dimasukkan ke sumur A4–G4. Prosedur diulang hingga kolom A12–G12,

kemudian 25µl cairan dipipet dan dilepaskan. Sejumlah 25µl antigen standar (4

HAU) dipipet ke dalam setiap sumur, lalu plate digoyang selama 10 detik dan

diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang. Sejumlah 25µl SDM 1% dipipet ke

dalam setiap sumur, kemudian plate digoyang selama 10 detik dan diinkubasi

selama 30 menit pada suhu ruang atau 60 menit pada suhu 4˚C. Apabila sel darah

merah pada baris kontrol positif yang berisi PBS dan SDM telah mengendap

sempurna, maka hasil HI siap dibaca.

Hasil pada uji HI dapat dibaca dan dinyatakan valid hasilnya apabila SDM

pada sumur kontrol antigen dan kontrol SDM setelah inkubasi terakhir

mengendap sempurna (Karaca et al. 2005). Serum uji dinyatakan positif antibodi

apabila pada sumur lainnya terjadi pengendapan sel darah merah yang artinya

terjadi hambatan aglutinasi sel darah merah. Nilai titer antibodi ditentukan

berdasarkan pengenceran terakhir yang masih menunjukan hambatan aglutinasi

sel darah merah yang sempurna (Syukron et al. 2013).

Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Penentuan titer antibodi IB dilakukan dengan teknik ELISA menggunakan

kit ELISA IB komersil (Biochek®). Prosedur ELISA adalah sebagai berikut

(Biochek 2012) :

Prosedur pertama adalah IB coated plate dikeluarkan dari segel dan lokasi

sampel dicatat sesusai pola yang telah ditentukan, kemudian 100µl kontrol negatif

dimasukkan sumur A1 dan B1, serta 100µl kontrol positif dimasukkan pada

sumur C1 dan D1, setelah itu 100µl sampel diencerkan pada sumur lain, lalu plate

ditutup dan diinkubasi pada suhu kamar (22–27°C) selama 30 menit, kemudian isi

dari sumur dikeluarkan dan dicuci 4 kali dengan bufer pencuci (300 ml setiap

sumur). Prosedur selanjutnya plate dibalikkan dan ditekan kuat pada kertas

penyerap, kemudian 100µl konjugat dimasukkan ke setiap sumur, lalu plate

ditutup dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar (22–27°C). Prosedur

pencucian diulang seperti pada nomor 5. Sejumlah 100µl substrat dimasukkan ke

setiap sumur, kemudian plate ditutup dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu

kamar (22–27°C), lalu 100µl stop solution dimasukkan ke setiap sumur untuk

menghentikan reaksi. Absorbansi dibaca menggunakan plate reader dengan

panjang gelombang 405 nm.

Hasil dinyatakan valid apabila absorban kontrol negatif bernilai di bawah

0.3 dan selisih antara rata-rata kontrol negatif dan kontrol positif bernilai lebih

dari 0.15. Perhitungan nilai titer IB adalah sebagai berikut:

Page 24: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

10

1. Kalkulasi rasio S/P

2. Kalkulasi titer antibodi

Sampel dinyatakan negatif apabila titer antibodi bernilai kurang dari 624,

sedangkan sampel dengan titer ≥ 834 dinyatakan positif mengandung antibodi

IBV. Apabila titer sampel antara 625 sampai dengan 833 maka sampel dinyatakan

meragukan.

Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisa menggunakan metode One-Way Analyze of

Variant (ANOVA) untuk membandingkan rataan dari dua kelompok atau lebih,

apabila terdapat perbedaan nyata antar kelompok, maka dilanjutkan dengan uji

Duncan (Petrie dan Watson 2006).

Page 25: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Antibodi asal induk merupakan antibodi yang diturunkan secara langsung

dari induk ke anak baik melalui plasenta, kolostrum, susu, dan telur (Grindstaff et

al. 2003). Pada ayam, antibodi asal induk diturunkan melalui telur. Siklus hidup

ayam broiler relatif singkat, sehingga keberadaan antibodi asal induk berperan

penting dalam menentukan status kesehatan ayam broiler (Gharaibeh dan

Mahmoud 2013). Gambaran titer antibodi ND asal induk disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rataan titer antibodi ND asal induk pada ayam broiler

Kelompoka

Nb

GMT (Log 2) ± SEc

h4 6 8 ± 0.00w

h7 6 6.67 ± 0.21v

h10 6 5.83 ± 0.17u

h14 6 4.34 ± 0.21t

h18 6 3.67 ± 0.21s

h21 6 1.84 ± 0.31r

h24 6 1.67 ± 0.21r

h28 6 1 ± 0.00q

h32 6 1 ± 0.26q

h35 6 0p

aPenamaan kelompok diberikan berdasarkan umur ayam pada saat dilakukan

pengambilan sampel, contoh h4= sampel diambil pada usia ayam 4 hari bN = jumlah sampel

c Geometric mean titer dalam log2 ± standard error

p,q,r,s,t,u,v,wSuperscript yang sama pada kolom GMT (Log 2)±SE menunjukkan

tidak ada perbedaan yang nyata (p > 0.05) antar kelompok pada tingkat

kepercayaan 95%

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antibodi ND asal induk masih dalam

kategori positif sampai dengan ayam berusia 18 hari. Titer antibodi ND

dinyatakan positif jika bernilai 1:8 (23) atau lebih (OIE 2009). Nilai geometric

mean titre (GMT) antibodi ND asal induk tertinggi pada hari keempat yaitu 28

HAU. Berdasarkan OIE (2012), titer antibodi ND protektif adalah minimal 26

HAU, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa titer antibodi ND asal induk masih

dalam level protektif sampai dengan ayam berusia 7 hari. Menurut Hamal et al.

(2006) titer antibodi ND asal induk tertinggi pada hari ke–3 dan akan berangsur

turun pada hari ke–7 dan hilang pada hari ke–14. Gharaibeh dan Mahmoud (2013)

menyatakan bahwa titer antibodi ND asal induk masih dapat ditemukan hingga

hari ke–25. Kedua hasil penelitian terdahulu ini kurang sejalan dengan hasil

penelitian ini yang menunjukkan bahwa antibodi ND asal induk masih positif

sampai dengan hari ke–18. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan titer

antibodi ayam induk, karena durasi dan titer antibodi asal induk pada anak ayam

sangat ditentukan oleh titer antibodi ayam induk (Tizard 2004).

Page 26: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

12

Tabel 2 Rataan titer antibodi IB asal induk pada ayam broiler

Kelompoka

Nb

Rataan titer antibodi ± SEc

Interpretasid

h4 6 3800.6±0.05z

Positif

h7 6 3391.2±0.05z

Positif

h10 6 3065.3±0.13z

Positif

h14 6 2749.0±0.07yz

Positif

h18 6 1900.5±0.49xy

Positif

h21 6 1552.2±0.58xy

Positif

h24 6 1264.5±0.59wx

Positif

h28 6 306.7±0.31w

Negatif

h32 6 1819.3±0.40xy

Positif

h35 6 2150.3±0.53xy

Positif aPenamaan kelompok diberikan berdasarkan umur ayam pada saat dilakukan pengambilan

sampel, e.g. h4= sampel diambil pada usia ayam 4 hari bN = jumlah sampel

cSE = standard error

dInterpretasi = interpretasi positif dan negatif keberadaan antibodi IB ; interpretasi hasil

berdasarkan buku panduan kit ELISA IB BioChek (BioChek 2012) w,x,y,z

Superscript yang sama pada kolom rataan titer antibodi±SE menunjukkan tidak ada

perbedaan yang nyata (p > 0.05) antar kelompok pada tingkat kepercayaan 95%

Rataan titer antibodi IB asal induk disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa antibodi IB asal induk masih bisa terdeteksi sampai

dengan ayam berusia 24 hari. Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan penelitian

terdahulu, yaitu Gharaibeh dan Mahmoud (2013) menemukan bahwa hasil titer

antibodi asal induk terhadap virus IB tidak dapat ditemukan lagi setelah hari ke–

15 hari. Seperti telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa durasi dan titer

antibodi asal induk pada anak ayam sangat dipengaruhi oleh titer antibodi ayam

induk (Tizard 2004).

Rataan titer antibodi IB asal induk yang tertinggi adalah pada saat ayam

berusia 4 hari dan terendah adalah pada saat ayam berusia 28 hari. Dalam

penelitian ini terjadi peningkatan titer antibodi IB asal induk pada hari ke–32

dengan tingkat kenaikan titer 6 kali lipat dari sebelumnya. Peningkatan tersebut

diduga adanya serokonversi, dimana serokonversi adalah perubahan yang terjadi

dalam uji serologi yang sebelumnya bernilai negatif, menjadi positif dengan

indikasi adanya antibodi yang terbentuk sebagai respon vaksinasi dan infeksi

(Dorland 2007). Schat et al. (2012) juga menyatakan bahwa peningkatan titer

antibodi dapat disebabkan oleh vaksinasi atau adanya infeksi dari

lingkungan.Vaksinasi tidak dilakukan selama penelitian berlangsung, sehingga

peningkatan titer bukan karena vaksinasi, namun diduga serokonversi ini

diakibatkan adanya infeksi IB dari lingkungan sehingga terjadi peningkatan titer

antibodi pada hari ke–32 dan ke–35.

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam

menentukan waktu yang terbaik untuk melakukan vaksinasi ND dan IB pada

ayam broiler. Wibowo dan Amanu (2010) mengemukakan hasil studinya

mengenai ayam buras yang diberi vaksin gabungan ND live-killed pada umur 7

hari dapat melindungi ayam hingga 100% sedangkan pada ayam yang divaksin

ND live pada umur 7 hari dan dilakukan booster pada umur 21 hari tingkat

proteksinya adalah 60% dari serangan velogenik ND. Hasil penelitian tersebut

Page 27: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

13

didukung oleh Tabbu (2002) yang menyatakan bahwa ayam yang diberi priming

vaksin live bersamaan dengan vaksin killed memberi proteksi lebih tinggi

dibanding ayam yang diberi priming vaksin live saja, karena penambahan vaksin

killed yang diberikan pada DOC tidak mempengaruhi antibodi asal induk secara

langsung, hal ini dikarenakan adanya adjuvan di dalam vaksin yang berfungsi

memperpanjang periode pelepasan virus vaksin, sehingga antibodi asal induk

dapat turun terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh respon terhadap vaksin. Pada

pemberian vaksin live diminggu pertama kemungkinan terjadi netralisasi oleh

antibodi asal induk yang masih tinggi, sehingga kekebalan yang terbentuk tidak

mencapai maksimal, oleh karena itu keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh

keberadaan antibodi asal induk.

SIMPULAN

Durasi keberadaan antibodi ND dan IB asal induk pada ayam broiler sampai

usia ke–18 dan 24 hari. Rataan titer antibodi ND asal induk masih pada level

protektif sampai dengan hari ke–7, sedangkan rataan titer antibodi IB asal induk

telah negatif pada hari ke–28.

Berdasarkan hasil penelitian ini, vaksinasi ND pada ayam broiler

sebaiknya dilakukan setelah usia 7 hari dan vaksinasi IB pada ayam broiler

dilakukan setelah usia 24 hari, agar keberadaan antibodi asal induk tidak

mengganggu keberhasilan vaksinasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Z, Akhter S. 2003. Role of maternal antibodies in protection against

infectious bursal disease in commercial broilers. Int J Poult Sci. 2:251–255.

Alders R, Spradbrow P. 2001. Controlling Newcastle disease in village chickens.

A Field Manual. ACIAR Monograph No. 82. Canberra (AU): ACIAR.

Aldous EW, Myno JK, Bank J, Alexander DJ. 2003. A molecular epidemiological

study of avian paramyxovirus tipe 1 (Newcastle disease virus) isolates by

phylogenetic analysis of a partial nucleotide sequence of the fusion protein

gene. Avian Pathol. 32:239–256.

Alexander DJ, Senne DA. 2008. Newcastle Disease, Other Avian Paramyxovirus,

and Pneumovirus Infection. Dalam: Disease of Poultry, 12th Edition. Saif,

YM. Iowa (US): Blackwell Scientific.

Allan WH, Lancaster JE, Toth B. 1978. Newcastle Disease Vaccine Their

Production and Use.Food and Agriculture of United Nation (FAO). Rome (IT):

FAO.

Arzey G. 2007. Newcastle Disease-compulsory vaccination. New South Wales

(AU): Department of Primary Industries.

Beard CW, Hanson RP. 1981. Newcastle disease. Dalam: Disease of Poultry.

Editor: Barnes, HJ. Iowa (US): Iowa State University Press.

Page 28: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

14

BioChek. 2012. BioChek interpretation manual [Internet]. [diunduh pada 2016 Jul

31]. Tersedia pada :http://www.biochek.com/media/BIOCHEK%.pdf

Cavanagh D, Naqi SA. 2003. Infectious bronchitis, Dalam: Disease of Poultry.

11th ed. Editor: Saif YM, Barnes HJ, Glission JR, Fadly AM, McDougald LR,

Swayne DE. Iowa (US): Iowa State University Press.

[CFSPH] Center for Food Security and Public Health. 2008. Newcastle Disease.

[Internet]. [diunduh 2016 Nov 7]. Tersedia pada: www.cfsph.iastate.edu

Chubb RC. 1986. The detection of antibodi to avian infection bronchitis virus by

the use of immunofluorescence with tissue sections of nephritic kidneys. Aust

Vet J. 63:131–132.

Cowen BS, Hitchner SB. 1975. Serotype identification of avian infectious

bronchitis virus by the virus neutralization test. Avian Dis. 19:583–595.

Cunningham CH. 1970. Avian infectious bronchitis. Adv Vet Sci Comp Med.

14:105–148.

Darminto. 1995. Diagnosis Epidemiologi and Control of Two Mayor Avian Viral

Respiratory Disease in Indonesia: Infectious Bronchitis and Newcastle

Diseases.[thesis] Quenn (AU): JCU Univ.

Davelaar FG, Kouwenhoven B, Burger AG. 1986. The Diagnosis and Control of

Infectious Bronchitis Varian Infection. Dalam: Acute Virus Infection of

Poultry. Editor: MecFerran JB, McNulty NS. Lancaster (UK): Martinus

Nijhoff Publishers.

De Leeuwe OS, Koch G, Hartog L, Ravershorst N, Peeters BPH. 2005. Virulence

of Newcastle disease virus is determined by the cleavage site of the fusion

protein and by both the steam region and globular head of the hemagglutinin-

neuraminidase protein. J Gen Virol. 86:1759–1769.

[DITJENNAK] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012.

Manual Penyakit Unggas [Internet]. [diunduh 2016 Nov 10]. Tersedia pada:

http://www.wiki.isikhnas.com/images/d/dd/Manual_Penyakit_Unggas.pdf

[DITJENNAK] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016.

Populasi dan Produksi Peternakan di Indonesia [Internet]. [diunduh 2016 Mei

13]. Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/ASEM2015-

NAK/Pop_AyamRasPedaging_Prop_2015.pdf

Dorland WA. 2007. Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers.

Amsterdam (NL): Elsevier.

Endomunoz LB, Faragher JT. 1989. Avian infectious bronchitis: Cross protection

studies using different Australian subtypes. Aust Vet J. 66:345–348.

Fadilah R. 2013. Beternak Ayam Broiler. Jakarta (ID): Agro Media Pustaka.

[FAO] Food and Agricultural Organization. 2008. Appendix Newcastle disease

virus images. [Internet]. [diunduh 2016 Okt 17]. Tersedia pada:

http://www.fao.org/docrep/005/ac802e/ac802e0o.htm

Gharaibeh S, Mahmoud K. 2013. Decay of maternal antibodies in broiler

chickens. Poult Sci. 92:2333–2336.

Gough RE, Alexander DJ. 1978. Comparison of serologic test for the

measurement of the primary immune responds to avian infectious bronchitis

virus vaccines. Res Vet Sci. 23:451–460.

Grindstaff JL, Brodie ED III, Ellen DK. 2003. Immune Function across

generations: Intergrating mechanism and evolutionary process in maternal

antibody transmission. Proc Biol Sci. 270:2309–2319.

Page 29: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

15

Hamal KR, Burgess SC, Pevzner IY, Erf GF. 2006. Maternal antibodi transfer

from dams to their egg yolks, egg whites, and chicks in meat lines of chickens.

Poult Sci. 85:1364–1372.

Hawkes RA, Darbyshire JH, Peters RW, Mockett APA, Cavanagh D. 1983.

Presence of viral antigen and antibody in the trachea of chickens infected with

avian infectious bronchitis virus. Avian Pathol. 12:331–340.

Heller ED, Letiner G, Drabkin N, Melamed D. 1990. Passive Immunization of

chicken against Escherichia coli. Avian Pathol. 19:345–354.

Hofstad MS. 1984. Avian Infectious Bronchitis. Dalam: Diseases of Poultry. 8th

ed. Editor: Hofstad MS, Barnes HJ, Calnek BW, Reid WM, Yoder Jr HW.

Iowa (US): Iowa State Univ Press.

Huang Z, Panda A, Elankumaran S, Govindarajan D, Rockeman DD, Samal SK.

2004. The Hemaglutinin-neuraminidase protein of Newcastle disease virus

determines tropism and virulence. J Virol. 78:4176–4184.

Karaca K, Swayne D, Grosenbaugh E, Bublot D, Robles M, Nordgren AS. 2005.

Immunogenicity of fowlpox virus expressing the avian influenza virus H5 gene

(TROVAC AIV–H5) in cats. Clin Diagn Lab Immunol. 12(11):1340–1342.

King DJ, Hopkins SR. 1982. Evaluation of the haemagglutination inhibition test

for measuring the response of chicken to avian infectious bronchitis virus

vaccination. Avian Dis. 27:100–112.

King DJ, Cavanagh D. 1991. Infectious Bronchitis. Dalam: Diseases of Poultry.

9th ed. Editor: Calnek BW, Barnes HJ, Bread CW, Reid WM, Yoder,Jr HW.

Iowa (US): Iowa State Univ Press.

Krishnamurthy S, Samal SK. 1998. Nucleutide sequences of the trailer,

nucleocapsid protein gene and intergenic regions of Newcastle disease virus

strain Beaudette C and completion of the entire genom sequence. J Gen Virol.

79:2419–2424.

Leuck D, Haley M, Harvey DUS. 2004. Livestock and Poultry Trade Influenced

by Animal Disease and Trade Retrictions. [Internet]. [diunduh 2016 Juli 20].

Tersedia pada: http://www.ers.usda

Lilis C. 2014 Des 9. Proyeksi penyakit unggas 2015. Poultry Indonesia. Edisi

Desember 2014:9.

MacLahlan NJ, Dubovy EJ. 2011. Paramyxoviridae. Dalam: Fenner's Veterinary

Virologi, 4th Ed. Amsterdam (NL): Elsevier.

Muneer MA, Newman JA, Halvorson DA, Sivanandan V, Coon CN. 1987.

Effects of avian infectious bronchitis virus (Arkansas strain) on vaccinated

laying chickens. Avian Dis. 31:820–828.

Murphy FA, Kingsbury DW. 1990. Virus Toxonomy. Dalam: Fields Virology.

2nd ed. Editor: Fields BN, Kimpe DM, Chanock RB, Hirsch MS, Melnick JL,

Monath TP, Roizman B. New York (US): Raven Press.

Mochett APA, Darbyshire JH. 1981. Comparative studies with ELISA for

antibodies to avian infectious brochitis. Avian Pathol. 10:1–10.

Mondal SP, Naqi SA. 2001. Maternal Antibody to infectious bronchitis virus: it’s

role in protection against infection and development of active immunity to

vaccine. Vet Immunol Immunopathol. 79:31–40.

Naqi SA. 1990. A monoclonal antibodi–based immuno–peroxidase procedure or

detection of IBV in infected tissues. Avian Dis. 34:893–898.

Page 30: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

16

[OIE] Office International des Epizooties World Organization. 2008. Terrestrial

animal health manual. [Internet]. [diunduh pada 2016 Juli 30]. Tersedia pada:

www.oie.int/en/internationalstandardsetting/terrestrial–manual

[OIE] Office International des Epizooties World Organization. 2009. Newcastle

Disease. [Internet]. [diunduh 2016 okt 8]. Tersedia pada: www.oie.int/eng

[OIE] Office International des Epizooties. 2012. Newcastle Disease. [Internet].

[diunduh 2016 Juli 30]. Tersedia pada: www.oie.int/fileadmin/Home.pdf

Perrotta CC, Furtek RA, Wilson BS, Cowen, Echiroade RJ. 1988. A standardized

ELISA for Infectious bronchitis virus comparison with HI and VN assay for

measuring protective antibody level in chickens. Avian Dis. 32:451–460.

Petrie, A, Watson, P. 2006. Statistics for Veterinary and Animal Science 2nd Ed.

London (UK): Blackwell Scientific.

Quinn PJ, Markey BK, Leonard FC, FitzPatrick ES, Fanning S, Hartigan PJ.

2011. Veterinary Microbiology and Microbial Disease, 2nd Ed. Iowa (US):

Blackwell Scientific.

Rahayu I, Sudaryani T, Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Jakarta (ID):

Penebar Swadaya.

Rahman MM, Bari ASM, Giasuddin M, Islam MR, Alam J, Sil GC. 2002.

Evaluation of maternal and humoral immunity against Newcaslte disease virus

in chincken. Int J Poult Sci. 1:161–163.

Sahin O, Zhang J, Meitzler C, Harr BS, Morishita TY, Mohan R. 2001.

Prevalence, Antigenic specificity and bactericidal activity of poultry anti

Compylobacter maternal antibodies. Appl Environ Microbial. 67:3951–3957.

Santhia K. 2003. Strategi diagnosa dan penanggulangan Newcastle disease.

Prosiding Seminar Regional Perunggasan. Denpasar (ID): Universitas

Udayana. 6 Oktober 2003.

Schalk AE, Hawn MC. 1931. An apparently new respiratory disease of baby

chicks. J American Vet Med Associat. 78:413–422.

Schat KA, Kaspers B, Kaiser P. 2012. Avian Immunology. London (UK):

Elsevier.

Setyono DJ, Ulfah M, Suharti S. 2013. Sukses Meningkatkan Produksi Ayam

Petelur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sharma JM, Dohms JE, Metz LA. 1989. Comperative pathogenesis of serotype 1

and variant serotype 1 isolate of IBDV and their effect on humoral and cellular

immune competence of SPF chicken. Avian Dis. 33:112–124.

Soares R. 2008 Mei. Passive immunity: part 1. Hatchery Expertise Online

[Internet] [diunduh 2016 jun 30]; 1(18):1. Tersedia pada:

http://www.thepoultrysite.com/focus/contents/ceva/OnlineBulletins/ob_2008/A

rticle-No18-May08.pdf

Stockham SL, Scott MA. 2002. Fundamentals of Veterinary Clinical Pathology.

Iowa (US): Blackwell Publishing.

Syukron MU, Suartha IN, Dharmawan NS. 2013. Serodeteksi penyakit tetelo pada

ayam di Timor Leste. IMV. 2(3):360–368.

Tabbu CR. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya, Penyakit Asal Parasit,

Non infectious dan Etiologi Komplek. Vol. 2. Yogyakarta (ID): Penerbit

Kanisius.

Tizard IR. 2004. Veterinary Immunology an Introduct 6th ed. Philadelphia (US):

WB Saunders.

Page 31: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

17

Wibowo MH, Amanu S. 2010. Perbandingan Beberapa Program Vaksinasi

Penyakit Newcastle pada Ayam Buras. J. Sain Vet. 28:27–35.

Wilcox GE, Nandapalan NF, Flower RLP, Fri SD. 1983. Comparasion of a

microneutralisation test with ELISA and precipition test for detection of

antibodi to IBV in chicken. Aus Vet J. 60:119–112.

Yegani M, Butcher GD, Nilipour A, Miles RD, Taraghikhah AR. 2002. The

culprits of vaccination failures. World Poultry Elsevier[Internet]. [diunduh

2016 Mei 27]; 18 (8):44–45. Tersedia pada:

www.worldpoultry.net/PageFiles/23087/001_boerderij-download-.pdf

Zellen GK, Thorsen J. 1987. Standardization and application of enzyme linked

immunosorbent assay for infectious bronchitis. Avian Dis. 30:895–698.

Page 32: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

18

Lampiran 1 Analisis titer antibodi asal induk terhadap virus ND dengan One–way

ANOVA dan Uji Duncan

Means TITER NDV

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Per

cent

N Per

cent

N Per

cent

titer

* Hari 60

100

.0% 0

0.0

% 60

100

.0%

Report

Titer

Hari Mean Std. Deviation

day 4 256.0000 .00000

day 7 96.0000 35.05424

day 10 58.6667 13.06395

day 14 21.3333 8.26236

day 18 13.3333 4.13118

day 21 4.0000 2.19089

day 24 3.3333 1.03280

day 28 2.0000 .00000

day 32 2.1667 .98319

day 35 1.0000 .00000

Total 45.7833 77.55503

ANOVA TITER NDV

Titer

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

.

Between

Groups

347414.0

17 9

38601.5

57

258

.787

.00

0

Within

Groups 7458.167 50 149.163

Total 354872.1

83 59

Page 33: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

19

Titer NDV

Duncan

Hari N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5

day

35 6

1.00

00

day

28 6

2.00

00

day

32 6

2.16

67

day

24 6

3.33

33

day

21 6

4.00

00

day

18 6

13.3

333

13.

3333

day

14 6

21.

3333

day

10 6

58.66

67

day 7 6

96.000

0

day 4 6

256.0

000

Sig.

.132

.26

2 1.000 1.000 1.000

Means GMT IBV

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Per

cent

N Per

cent

N Per

cent

titer

* Hari 60

100

.0% 0

0.0

% 60

100

.0%

Report

Titer

Hari Mean Std.

Deviation

Page 34: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

20

day 4 3.8006 .11779

day 7 3.3912 .13118

day 10 3.0653 .33643

day 14 2.7490 .17231

day 18 1.9005 1.18157

day 21 1.5522 1.42173

day 24 1.2645 1.44795

day 28 .3067 .75118

day 32 1.8193 .98834

day 35 1.6535 1.29015

Total 2.1503 1.34657

ANOVA GMT IBV

Titer

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

.

Between

Groups 62.514 9 6.946

7.8

10

.00

0

Within

Groups 44.468 50 .889

Total 106.981 59

titer

Duncan

Hari N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

day 28 6 .3067

day 24 6 1.2645 1.2645

day 21 6 1.5522 1.5522

day 35 6 1.6535 1.6535

day 32 6 1.8193 1.8193

day 18 6 1.9005 1.9005

day 14 6 2.7490 2.7490

day 10 6 3.0653

day 7 6 3.3912

day 4 6 3.8006

Sig. .085 .307 .053 .083

Page 35: EVALUASI TITER ANTIBODI ASAL INDUK TERHADAP VIRUS ... · dijadikan acuan dalam menentukan program vaksinasi ND dan IB pada peternakan ayam broiler. Kata kunci: Antibodi asal induk,

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, pada tanggal 30 Januari 1994. Penulis

merupakan anak kedua dari pasangan bapak Dr Drh Syafril Daulay, MM dan ibu

Prof Dr Aidawayati Rangkuti, MS. Penulis memulai pendidikan formal di TKK

Kavelery Yonkaf 10 Makassar (1998–2000), kemudian dilanjutkan dengan

menempuh sekolah dasar di SDN Tamalanrea Makassar (2000–2006). Penulis

kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 12 Makassar (2006–2009) serta

SMAN 21 Makassar (2009–2012). Seusai menuntaskan pendidikan menengah

atas, pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM).

Selama studi di IPB, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan

Himpunan Mahasiswa Profesi Ruminansia sebagai anggota divisi internal

(2013/2014), Badan Eksekutif Mahasiswa FKH IPB sebagai staff secretariat

(2013/2014), Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia sebagai staff divisi

Informasi dan komunikasi (2013/2014), International Veterinary Student

Association (IVSA) chapter Indonesia sebagai President IVSA chapter Indonesia

(2015/2016)