15
380 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI MADURETNO KECAMATAN KALIANGKRI KABUPATEN MAGELANG Oleh Makruf Sodikin SD Negeri Pengarengan 1 Email : [email protected] ABSTRAK Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap terwujudnya Kompetensi guru yang baik. Kompetensi guru memiliki peran yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Kemajuan pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap penciptaan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah berperan terhadap penciptaan generasi bangsa yang berkualitas. Jika dilihat, kepemimpinan di SD Negeri Maduretno cukup baik. Namun, hal ini belum pernah di teliti di SD Negeri Maduretno secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian mengenai “Evaluasi Terhadap Upaya Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di Sekolah Dasar Negeri Maduretno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang” Penggunaan pendekatan kualitatif dianggap cocokdenganjudulpenelitian ini karena dengan menggunakan pendekatan ini,maka peneliti akan dapat meneliti secara mendalam mengenai objek yang akan diteliti. Peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan objek yang akan diteliti secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional Guru di SD Negeri Maduretno mendapat tanggapan baik dengan nilai 89,74 kemudian berdasarkan hasil wawancara bahwa kompetensi Guru di SD Negeri Maduretno sudah dikembangkan oleh Kepala Sekolah dengan supervisi dan pembinaan berkelanjutan mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian juga dikembangkan dengan pemberian motivasi dan pengembangan kepribadian. Kompetensi sosial dikembangkan dengan komunikasi yang baik dengan sejawat guru, siswa, masyarakat dan orangtua siswa. Kepala Sekolah juga mengembangkan kompetensi profesional guru dengan memberikan dukungan dalam keikutsertaan dalam KKG, mengikuti pelatihan dan workshop, melaksanakan penulisan karya ilmiah, dan lainnya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Kepala Sekolah sudah sangat berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru dan guru juga mengapresiasi dengan baik. Kata kunci : upaya kepala sekolah, kompetensi guru

EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

380 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI

MADURETNO KECAMATAN KALIANGKRI

KABUPATEN MAGELANG

Oleh

Makruf Sodikin

SD Negeri Pengarengan 1

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap terwujudnya

Kompetensi guru yang baik. Kompetensi guru memiliki peran yang sangat besar

terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Kemajuan pendidikan di sekolah

memiliki peran yang sangat besar terhadap penciptaan lulusan yang berkualitas.

Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah berperan terhadap penciptaan

generasi bangsa yang berkualitas. Jika dilihat, kepemimpinan di SD Negeri

Maduretno cukup baik. Namun, hal ini belum pernah di teliti di SD Negeri

Maduretno secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian

mengenai “Evaluasi Terhadap Upaya Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan

Kompetensi Guru di Sekolah Dasar Negeri Maduretno Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang”

Penggunaan pendekatan kualitatif dianggap cocokdenganjudulpenelitian

ini karena dengan menggunakan pendekatan ini,maka peneliti akan dapat meneliti

secara mendalam mengenai objek yang akan diteliti. Peneliti menggunakan

analisis deskriptif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan objek yang akan

diteliti secara sistematis sesuai dengan apa adanya.

Upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik,

Kepribadian, Sosial, dan Profesional Guru di SD Negeri Maduretno mendapat

tanggapan baik dengan nilai 89,74 kemudian berdasarkan hasil wawancara

bahwa kompetensi Guru di SD Negeri Maduretno sudah dikembangkan oleh

Kepala Sekolah dengan supervisi dan pembinaan berkelanjutan mulai dari

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi

kepribadian juga dikembangkan dengan pemberian motivasi dan pengembangan

kepribadian. Kompetensi sosial dikembangkan dengan komunikasi yang baik

dengan sejawat guru, siswa, masyarakat dan orangtua siswa. Kepala Sekolah juga

mengembangkan kompetensi profesional guru dengan memberikan dukungan

dalam keikutsertaan dalam KKG, mengikuti pelatihan dan workshop,

melaksanakan penulisan karya ilmiah, dan lainnya. Dalam penelitian ini diketahui

bahwa Kepala Sekolah sudah sangat berupaya untuk meningkatkan kompetensi

guru dan guru juga mengapresiasi dengan baik.

Kata kunci : upaya kepala sekolah, kompetensi guru

Page 2: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 381

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Berprofesi sebagai seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah

untuk dilakukan. Tugas guru bukan hanya mendidik dan mengajar siswa, tetapi

masih terdapat tugas untuk membuat administrasi berupa perangkat dan

kelengkapan bahan pengajaran. Tuntutan terberat sebagai seorang guru adalah

tanggungjawab moral. Ketika selesai mengajar, tentunya sering muncul pertanyaan

di dalam benak seorang guru, apakah siswa mengerti dengan apa yang

disampaikan, apakah siswa senang dengan metode yang digunakan. Hal inilah

yang sering membuat tugas sebagai seorang guru semakin berat, karena

keberhasilan dalam mengajar sulit diukur melalui penglihatan. Berbagai

macam tuntutan tersebut harus dapat dipenuhi secara maksimal dan seimbang agar

tujuan dari pendidikan dapat terwujud dengan maksimal.

Penilaian KinerjaGuru (PKG) adalah penilaian dari setiap butir tugas utama

guru. Dimata guru dan masyarakat PKG dipandang sebagai suatu hal yang

semakin menyusahkan guru.Sejatinya, tujuan diadakannya PKG adalah untuk

mewujudkan guru yang profesional. Adanya PKG tentunya dapat memudahkan

pemerintah dalam mengawasi Kompetensi guru di seluruh instansi terkait.PKG

secara tidak langsung menciptakan guru agar memiliki kinerja yang tinggi.

Walaupun awalnya dipaksa, namun lama kelamaan akan menjadi terbiasa bekerja

dengan penuh tanggungjawab tanpa adanya paksaan, sehingga kualitas guru di

Indonesia semakin meningkat.

Sebelum melaksanakan dan sesudah melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, terdapat administrasi yang harus disiapkan oleh guru. Administrasi guru

dapat berupa RPP, silabus, jurnal, kalender pendidikan, program tahunan,

program semester, analisis SK/KD, prosedur penilaian, KKM, buku presensi, dan

lain sebagainya. Masih ada sebagian besar guru memandang bahwa pekerjaan

administrasi tersebut menyusahkan guru, namun sesungguhnya administrasi

tersebut memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Pada

kenyataannya tidak semua guru tertib dalam membuat administrasi guru

tersebut.Administrasi guru yang harusnya dibuat oleh guru yang bersangkutan,

seringkali hanyalah hasil dari copy paste dari waktu ke waktu tanpa ada perubahan

dan perbaikan.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi Kompetensi guru dalam

bekerja. Faktor tersebut bisa berasal dari diri guru tersebut, dapat pula disebabkan

rekan kerja, pimpinan, dan lingkungan di sekitar tempat kerja. Faktor yang berasal

dari diri pribadi guru dapat berupa masih rendahnya motivasi kerja, pengetahuan,

dan wawasan. Rekan kerja yang tidak memiliki semangat kerja tinggi juga akan

berpengaruh terhadap Kompetensi guru yang lainnya. Biasanya guru yang rajin

akan terbawa menjadi santai karena pengaruh dari teman sejawatnya. Lingkungan

kerja yang nyaman juga akan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja.

Lingkungan kerja yang kotor dan tidak menarik juga akan berpengaruh terhadap

semangat kerja. Pemimpin juga sangat berpengaruh terhadap kinerja, karena

pemimpin merupakan orang yang mengatur, mempengaruhi, dan memberikan

motivasi terhadap kinerja guru..

Page 3: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

382 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Maduretno Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang merupakan sekolah yang berupaya melayani warga sekolah.

Kepala sekolah tentunya juga memiliki tanggungjawab kedinasan lain yang harus

diurus, sehingga akan kesulitan untuk dapat melakukan komunikasi yang intensif

dengan setiap guru untuk bertukar pikiran.Berdasarkan studi pendahuluan di SDN

MaduretnoKecamatan Kaliangkrik Kabupaten, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Kedisiplinan guru belum sesuai dengan harapan.

2. Metode mengajar yang digunakan guru belum bervariasi.

3. Media yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara maksimal.

4. Budaya kerja yang produktif belum terlaksana secara maksimal.

5. Sebagian besar guru masih memiliki kinerja yang rendah terhadap

tugasnya.

6. Ketertiban guru dalam membuat administrasi sekolah masih rendah.

7. Komunikasi interpersonal antara guru dan kepala sekolah belum

terlaksana secara maksimal.

Hal diatas menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang

sangat berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi guru. Dapat dikatakan

demikian karena pemimpin mampu mempengaruhi bawahan agar melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya dengan maksimal, selain hal tersebut, pemimpinlah

yang mampu menciptakan sistem, prosedur, serta suasana kerja yang nyaman dan

sesuai dengan keadaan kerja. Selain hal tersebut, pimpinanlah yang berhak dalam

pengambilan sebuah keputusan yang tepat. Pimpinan memegang peran dominan

dalam sebuah organisasi.

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap terwujudnya

Kompetensi guru yang baik.Kompetensi guru memiliki peran yang sangat besar

terhadap kemajuan pendidikan di sekolah. Kemajuan pendidikan di sekolah

memiliki peran yang sangat besar terhadap penciptaan lulusan yang berkualitas.

Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah berperan terhadap penciptaan

generasi bangsa yang berkualitas. Jika dilihat, kepemimpinan di SDN Maduretno

cukup baik. Namun, hal ini belum pernah di teliti di SDN Maduretno secara lebih

mendalam. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian mengenai “Evaluasi

Terhadap Upaya Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di

Sekolah Dasar Negeri Maduretno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang”.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan

permasalahan yaitu upaya kepala sekolah dalam meningkatkankompetensi guru di

Sekolah Dasar Negeri MaduretnoKecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang

masih perlu ditingkatkan.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi terhadap upaya

kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru di SDN Maduretno

Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.

Page 4: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 383

KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi Guru

Kompetensi Guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya,

dalam hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang

berperan sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan

dengan fungsi guru dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar,

2006 : 130).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi Guru adalah

hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya,

dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Guru dalam menjalankan tugas

keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008: 93) menambahkan bahwa standar

kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu

pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Pendidik, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru antara

lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.

Kepemimpinan Pemimpin merupakan penanggungjawab terbesar dalam organisasi yang

dipimpinnya tersebut. Tidak hanya sebagai penanggungjawab, pemimpin juga

memiliki peranan lain dalamsebuah organisasi. Namun, sebelum memahami arti

pentingnya pemimpin, tentu saja harus memahami apa yang disebut dengan

pemimpin terlebih dahulu.

Bush dalam Husaini (2012:1), berpendapat bahwa “Pemimpin adalah

orang-orang yang menentukan tujuan-tujuan, memberi motivasi-motivasi, dan

melakukan tindakan-tindakan kepada bawahannya”. Pemimpin menurut

pandangan Bush adalah orang yang berada di dalam organisasi yang menentukan

tujuan-tujuan, sehingga tujuan yang ada bukanlah tujuan yang ditetapkan bersama.

Bawahan atau karyawan hanyalah sebagai pembantu organisasi untuk

memudahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan tersebut.

Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi

mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Pemimpin dan kepemimpinan

adalah obyek dan subyek pemimpin adalah orang yang memimpin atau orang yang

terpilih sebagai pemimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah kegiatannya.Melihat

dari segi organisasi, menurut Hadari, dkk (2012: 11) “kepemimpinan dapat

diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih)

agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan

bersama”.

Lain halnya dengan Hadari, dkk (2012:9) yang mendefinisikan bahwa

“Kepemimpinan diartikan berdasarkan dua konteks yang berbeda, yakni

kepemimpinan dalam konteks struktural dan non struktural”. Kepemimpinan

dalam konteks struktural dan non struktural adalah kepemimpinan yang diartikan

dari bentuk organisasi yang dipimpin.

Page 5: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

384 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Kepemimpinan dalam konteks struktural terikat pada pembidangan kerja

yang disebut struktur organisasi. Hadari, dkk (2012: 9) menjelaskan pula bahwa

“Kepemimpinan dalam konteks structural adalah kepemimpinan yang

dilaksanakan dalam organisasi formal yang memiliki strukturyang relatif

permanen dan mekanisme serta prosedur kerja statis, pasti, dan teratur”.

Memimpin bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Semakin banyak

anggota yang dipimpin, akan semakin banyak tantangan dalam memimpin.

Mengapa demikian, karena semakin banyak karakteristik dari setiap bawahan,

pimpinanpun harus menyesuaikan gaya kepemimpinan yang sesuai bagi setiap

bawahannya.

Veithzal (2004: 64) memberikan pendapatnya tentang Gaya kepemimpinan

adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan

agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering

diterapkan oleh seseorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yang terperinci dijabarkan

lagi menjadi delapan pola. Ketiga pola dasar dalam gaya kepemimpinan menurut

Veithzal (2004: 56) adalah gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan

pelaksanaan tugas, gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan

kerja sama serta gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang

dicapai.

Ketiga pola dasar diatas tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Antar pola tersebut saling mengisi satu dengan lainnya, sehingga apabila salah

satu tidak ada maka akan terjadi kekosongan dan hasil yang diharapkan tidak

akan terwujud dengan maksimal. Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut,

terbentuklah tiga tipe pokok dalam kepemimpinan. Terdapat tiga tipe

kepemimpinan yang dianalisis, antara lain tipe kepemimpinan otoriter, tipe

kepemimpinan kendali bebas dan tipe kepemimpinan demokratis.

Kepala Sekolah Rahman, dkk (2006: 106) berpendapat bahwa “Kepala sekolah adalah

seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan

structural (kepala sekolah) di sekolah”. Meninjau pendapat Rahman ini,

kepala sekolah awalnya hanyalah seorang guru, namun dengan kelebihan yang

dimiliki baik dilihat dari kinerja, wawasan, dan kemampuan dalam

memimpin, maka guru tersebut diberi tanggungjawab yang lebih tinggi yakni

menjadi kepala sekolah.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, tindakan kepala sekolah tidak secara langsung mengenai

objek pendidikan. Guru serta karyawan sekolah merupakan perantara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Mulyasa (2009: 98) seorang

kepala sekolah harus melakukan perannya sebagai pimpinan dengan

menjalankan fungsi kepala sekolah sebagai educator (pendidik), kepala

sekolah sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala sekolah

Page 6: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 385

sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai leader (pemimpin), kepala sekolah

sebagai innovator.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Penggunaan pendekatan kualitatif dianggap cocok dengan judul penelitian

ini karena dengan menggunakan pendekatan ini, maka penelitiakan dapat meneliti

secara mendalam mengenai objek yang akan diteliti. Peneliti menggunakan

analisis deskriptif kualitatif, sehingga dapat menggambarkan objek yang akan

diteliti secara sistematis sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif menurutNurul (2007: 47) merupakan penelitian

yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-

kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah

tertentu. Sedangkan Sugiyono (2009:9), menyatakan bahwa metode penelitian

kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filasafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dengan

hasil penelitian lebih ditekankan pada makna daripada generaliasi. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Maduretno Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari

sampai dengan Mei 2017.

Subyek Penelitian Subyek Penelitian ini adalah seluruh guru di SDN Maduretno baik Pegawai

Negeri Sipil (PNS) maupun Wiyata Bakti (WB) dengan jumlah 8 responden.

Teknik Pengumpulan Data Bukan hanya metode yang tepat saja yang mendukung keberhasilan sebuah

penelitian, tetapi perlu adanya teknik pengumpulan data yang benar agar dapat

menghasilkan data yang relevan. Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat

yang dipilih atau digunakan oleh peneliti untuk membantu mempermudah

proses pengumpulan data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara,

observasi, kuesioner dan kajian dokumentasi.

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan atau dipilih untuk

memudahkan dalam mengumpulkan data. Pada penelitian ini, untuk memudahkan

pengumpulan data, alat yang dipilih adalah observasi, kuesioner serta

wawancara. Kuesioner akan disebarkan kepada sampel penelitian yang telah

ditentukan. Orang yang mengisi kuisioner disebut dengan responden. Kuesioner

yang sudah diisi kemudian dikembalikan lagi kepada peneliti untuk diolah ketahap

berikutnya.

Page 7: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

386 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Kuisioner yang digunakan menyediakan empat pilihan jawaban, yakni

Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Karena pertanyaan

yang diajukan adalah pertanyaan positif, sehingga skor yang digunakan adalah

skor 4, 3, 2, 1, dengan pembagian yang dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Skor Pengukuran Instrumen

Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Sumber : Data Diolah

Wawancara dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian yang tidak dapat

diperoleh melalui kuesioner. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu

menyiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan agar saat

melakukan penelitian pertanyaan yang akan diajukan selalu terfokus pada inti

wawancara.

Teknik Analisis Data Data yang telah didapat, selanjutnya dilakukan analisis. Teknik analisis

adalah proses menafsirkan data yang telah didapat dari penelitian. Analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Penafsiran data yang dilakukan

ditempuh dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian dilakukan

pengecekan ulang. Apabila kuesioner yang telah diisi tersebut terdapat butir

soal yang terlewatkan, maka kuesioner dikembalikan ke responden yang

bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengisi butir soal yang terlewatkan

tersebut.

b. Tabulating

Langkah kedua adalah tabulating. Tabulating adalah pengolahan data

dengan memindahkan jawaban yang terdapat pada kuesioner ke dalam tabulasi

atau tabel. Kuesioner yang telah diolah kemudian dilakukan analisis data

dengan deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hermawan (2002: 59)

sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan:

P = Presentase

f =Frekuensi (jumlah jawaban responden)

N =Number ofcases (jumlah responden)

c. Analiting atau Interpretasi

Page 8: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 387

Setelah data dipersentasikan, kemudian data tersebut dikonversikan

sesuai Permenpan No 16 tahun 2009 sebagai berikut:

Tabel 2. Konversi skor ke nilai kompetensi

Rentang Total Skor “x” Keterangan

91 – 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 – 75 Cukup

51 – 60 Sedang

≤ 50 Kurang

Sumber : Permenpan Nomor 16 tahun 2009

4. Concluding

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah concluding. Concluding

adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan. Data yang

diperoleh melalui kuesioner dan wawancara disimpulkan secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Penelitian ini mengevaluasi upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan

kompetensi guru di SDN Maduretno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten

Magelang. Data yang digunakan untuk membuat instrumen kompetensi guru

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang

Standart Kualifikasi Akademik dan kompetensi Guru. Upaya kepala sekolah

diukur menggunakan angket dengan empat alternative jawaban yang telah

disediakan. Kompetensi guru dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya

dikelompokkan kedalam 4 kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Hasil kompetensi pedagogik di SDN Maduretno sangat tinggi. Guru

memberikan penilaian yang amat baik terhadap upaya Kepala Sekolah dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan nilai 91,7, hal ini berarti upaya

Kepala Sekolah SDN Maduretno selama ini ditanggapi dengan baik oleh guru.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa upaya kepala

sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Guru di SDN Maduretno

adalah dengan supervisi dan pembinaan berkelanjutan untuk meningkatkan

pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta

didik, pengembangan RPP, kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar,

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Hasil kompetensi kepribadian juga sangat tinggi dengan nilai 92,2. Hal ini

berarti upaya Kepala Sekolah SDN Maduretno selama ini ditanggapi dengan baik

oleh guru. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, kompetensi kepribadian

Guru di SDN Maduretno dapat ditinjau dari pribadi Kepala SekolahSDN

Maduretno yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak

mulia, sehingga dapat menjadi teladan bagi guru, siswa dan masyarakat, serta

Page 9: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

388 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Kepala Sekolah mau mengevaluasi kinerja sendiri dan kinerja guru untuk

mengembangkan diri secara berkelanjutan. Selain itu Kepala sekolah juga selalu

memotivasi guru agar tumbuh rasa bangga terhadap profesinya. Rasa bangga yang

dimiliki oleh seorang guru akan menciptakan motivasi terhadap diri pribadi guru

tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Tugas

dan tanggungjawab yang diberikan akan dilaksanakan dengan senang hati karena

guru tersebut merasa bangga dan senang dengan profesinya. Hasil dari kompetensi social menunjukkan nilai sebesar 89,1. Hal ini berarti

upaya Kepala Sekolah SDN Maduretno selama ini ditanggapi dengan baik oleh

guru. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, kompetensi sosial Guru

diberikan contoh oleh Kepala Sekolah dengan kemampuan berkomunikasi lisan

dan tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,

bergaul secara efektif dengan siswa, sesama guru, orangtua/ wali siswa, dan

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Kemudian untuk lebih

mengintensifkan komunikasi antara orangtua dan sekolah, biasanya diadakan

pertemuan orang tua murid, paguyuban wali murid dan juga diterapkan buku

penghubung antara sekolah dan orangtua siswa. Hasil dari kompetensi professional adalah 85,94. Hal ini berarti upaya

Kepala Sekolah SDN Maduretnoselama ini ditanggapi dengan baik oleh guru.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, kompetensi profesional Guru di SDN

Maduretno dilihat dari konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang

menaungi/koheren dengan materi ajar, materi ajar yang ada dalam kurikulum,

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, penerapan konsep-konsep

keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetisi secara profesional dalam

konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Hal ini

dikembangkan dengan berbagai upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk

meningkatkan kompetensi guru dengan cara memberikan kesempatan guru untuk

ikutserta dalam KKG, Diklat, penyusunan karya ilmiah dan lain sebagainya.

Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan,

Upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru di SDN Maduretno

masuk dalam kategori baik, dengan rekapitulasi penilaian 8 orang guru kepada

Kepala Sekolah sebagai berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Penilaian Guru Terhadap Upaya Kepala Sekolah

untuk Meningkatkan Kompetensi Guru

No. Peningkatan Kompetensi Guru Nilai

1 Kompetensi Pedagogik 91,7

2 Kompetensi Kepribadian 92,2

3 Kompetensi Sosial 89,1

4 Kompetensi Profesional 85,94

Total Nilai Rata-Rata 89,74

Sumber : Data Diolah, 2017

Page 10: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 389

Dari data diatas diketahui bahwa penilaian guru terhadap upaya kepala

sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru sudah baik dengan nilai 89.74.

Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru amat

baik dengan nilai 91,7. Penilaian ini berdasarkan indikator upaya kepala sekolah

dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari guru menguasai

karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran

yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, yang terakhir adalah

penilaian dan evaluasi.

Sebelum mendapat pembinaan terkadang ada guru yang hanya membuat

rencana pembelajaran menggunakan rencana pembelajaran tahun lalu. Rencana

pembelajaran yang dibuat tidak maksimal akan berpengaruh terhadap proses

mengajar di kelas. Apabila dilihat dari kegiatan belajar mengajar dikelas, sebagian

guru masih menggunakan metode yang monoton sehingga terkadang membuat

siswa gampang bosan terhadap pelajaran yang berlangsung. Selain hal tersebut,

melalui pengamatan yang telah dilakukan, masih terdapat guru yang

menggunakan metode menuliskan materi di papan tulis, kemudian siswa

mencatatnya. Materi yang ditulis bukan hanya point-pointnya saja, namun materi

secara keseluruhan. Media yang disediakan oleh sekolah guna menunjang

kegiatan belajar mengajar guru di kelas berupa LCD, namun belum semua kelas

memiliki dan sebagian besar guru belum dapat memanfaatkan media yang

disediakan secara maksimal.

Dalam hal komunikasi yang terjalin antar guru dan siswa baik, hal ini

dapat dilihat dari banyak siswa yang dekat dengan gurunya. Diluar kegiatan

pembelajaran pun apabila bertemu selalu bertegur sapa. Pengembangan potensi

peserta didik diwujudkan melalui ekstrakurikuler yang disediakan disekolah, serta

mengirimkan siswa untuk mengikuti lomba-lomba di luar sekolah baik lomba

yang berkaitan dengan akademik ataupun non-akademik. Adanya lomba-lomba

tersebut, akan membuat siswa semakin luas wawasan dan pengalamannya. Untuk

mengatasi hal tersebut upaya yang dilakukan adalah :

a. Merencanakan program belajar mengajar

Perencanaan program pengajaran menurut Depdiknas (2004:9) meliputi

(1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu

mengorganisir materi, (4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,

(5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6)

mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik

penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu.

Secara umum kecakapan tersebut telah dimiliki guru, akan tetapi yang

perlu ditingkatkan adalah bagaimana perencanaan pembelajaran tersebut dapat

memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi yang ada pada saat sekarang ini.

Seperti perencanaan materi pembelajaran yang terbaru (up to date),

penggunaan media pembelajaran berbasis teknolgi informasi (multimedia),

pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dengan metode yang

bervariasi.Sarana dan prasarana penunjang perlu disediakan agar Guru dapat

meng-update isi materi dan cara penyampainya ke mahasiswa. Sebab itu, para

Guru perlu diberikan pelatihan penggunaan komputer, dan internet.

Page 11: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

390 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Guru perlu diberi pelatihan bagaimana memilih dan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat. Sebuah pembelajaran akan menjadi lebih

berarti jika dalam proses pembelajaran mahasiswa dapat terlibat secara mental

dan fisik. Metode diskusi, studi kasus, dan tutorial akan lebih banyak

melibatkan mahasiswa dibandingkan dengan metode ceramah.

b. Melaksanakan proses belajar mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan

dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu

perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

c. Kepala Sekolah selalu melakukan monitoring kelas minimal1minggu1kali

untuk melihat pelaksanaan pembelajaran setiap guru. Pengecekan administrasi

mengajar seperti RPP, jurnal kelas, jurnal mengajar, evaluasi atau penilaian

juga sering dilakukan.

Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi

kepribadian guru amat baik dengan nilai 92,2, Penilaian ini berdasarkan

indikator upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian

guru ditinjau dari ke dalam 3 indikator. Ketiga indicator tersebut digunakan

untuk meneliti peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kompetensi

guru pada kompetensi kepribadian. Indikator dari kompetensi tersebut yang

pertama adalah bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan

kebudayaan nasional. Indikator kedua adalah menunjukkan pribadi yang

dewasa dan teladan. Selanjutnya indicator yang terakhir adalah etos kerja,

tanggungjawab yang tinggi, dan rasa bangga menjadi guru.

Indikator pertama yakni bertindak sesuai dengan norma, hukum, sosial

dan kebudayaan nasional diukur dari cara kepala sekolah membuat guru

dapat saling menghargai dan menghormati teman sejawat sesuai dengan

kondisi dan keadaan masing-masing serta cara kepala sekolah menanamkan

rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Menunjukkan pribadi

yang dewasa dan teladan yang merupakan indikator kedua diukur melalui

kerjasama yang dijalin oleh kepala sekolah dengan kolega untuk

meningkatkan pengalaman mengajar guru serta cara kepala sekolah untuk

mengajak guru berlaku sopan dalam berbicara, berpenampilan, dan berbuat

terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat. Indikator yang

terakhir adalah etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, dan rasa bangga

menjadi guru diukur dengan cara kepala sekolah menciptakan, memotivasi

serta mencontohkan kedisiplinan kerja kepada guru. Penjabaran kedua adalah

usaha kepala sekolah dalam menanamkan rasa bangga dengan profesinya

sebagai guru.

Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi dasar yang

merupakan pondasi agar guru memiliki karakter yang lebih baik. Pada saat ini

banyak sekali berita miring tentang guru yang melakukan tindakan yang tidak

sesuai dengan etika. Oleh karena itu kompetensi kepribadian ini perlu untuk

lebih diperhatikan. Melalui kepribadian serta dasar pribadi yang baik, maka

kualitas guru akan semakin baik. Ketika seorang guru telah memiliki dasar

pribadi yang baik, maka akan enggan untuk melakukan tindakan yang

Page 12: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 391

dilarang dan akan lebih bertanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban

yang diembannya sehingga. Kompetensi guru akan semakin meningkat dan

otomatis akan meningkatkan kualitas lulusanyang lebih baik lagi.

Kepala sekolah selalu memotivasiguru agar tumbuh rasa bangga

terhadap profesinya. Rasa bangga yang dimiliki oleh seorang guru akan

menciptakan motivasi terhadap diri pribadi guru tersebut dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Tugas dan

tanggungjawab yang diberikan akan dilaksanakan dengan senang hati karena

guru tersebut merasa bangga dan senang dengan profesinya.

Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi sosial guru

baik dengan nilai 89,1, penilaian ini ditinjau dari bersikap inklusif, bertindak

obyektif, serta tidak diskriminatif dan yang kedua yakni adalah komunikasi

dengan sesame guru, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik, dan

masyarakat.

Indikator bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak

diskriminatif diukur melalui usaha kepala sekolah untuk menanamkan

keadilan di dalam sebuah organisasi serta dalam kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya tanpa memperdulikan factor

personal. Sedangkan untuk indikator kedua, komunikasi dengan sesama guru,

tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat diukur melalui

cara kepala sekolah menyediakan wadah agar komunikasi antar guru, tenaga

pendidik, peserta didik, dan yang paling utama komunikasi antar guru dengan

wali murid dan masyarakat sekitar tetap terjaga dengan baik.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dalam menjalin

hubungan dengan masyarakat, karena guru juga merupakan bagian dari

masyarakat. Faktor penghambat dari terjalinnya kinerja social yang baik

adalah komunikasi antara guru dengan masyarakat dan wali murid. Guru yang

dapat menjalin komunikasi dengan wali murid hanya guru wali kelas.

Komunikasi yang terjalin pun hanya ketika terdapat acara mengambil hasil

belajar siswa, sehingga upaya peningkatkan komunikasi dengan adanya

pertemuan orang tua murid, paguyuban wali murid dan juga diterapkan buku

penghubung sebagai media komunikasi yang membahas terkait dengan

kemajuan belajar siswa. Komunikasi antar guru dengan wali murid ini sanga

tpenting, agar wali murid dan guru dapat saling bertukar informasi mengenai

peserta didikdan kemajuan pendidikan saat ini.

Upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi

profesional guru baik dengan nilai 85,94. Kompetensi professional

dijabarkan ke dalam dua indikator. Kedua indikator tersebut digunakan untuk

meneliti seberapa besar peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap

Kompetensi guru pada kompetensi profesional. Indikator yang pertama

adalah penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu. Indikator kedua adalah

mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

Page 13: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

392 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Indikator penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu diukur melalui perhatian yang

diberikan oleh kepala sekolah terhadap jurnal pembelajaran yang

dilaksanakan dikelas. Indikator inijuga diukur melalui partisipasi kepala

sekolah untuk mengirimkan guru mengikuti seminar yang mampu menambah

wawasan serta membuka pola piker keilmuan guna mendukung mata

pelajaran yang diampun. Indikator kedua yakni mengembangkan

keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif diukur melalui pelatihan yang

diadakan oleh kepala sekolah baik pelatihan komputer, pelatihan karya

ilmiah, dan pelatihan lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan

profesionalisme guru.

Kompetensi guru pada kompetensi professional dapat dilihat dari

penguasaan materi, struktur, konsep dan pola piker keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu serta mengembangkan professional

guru melalui tindakan yang reflektik. Apabila dilihat dari penguasaan materi,

sebagian besar guru tentunya menguasai setiap materi dari mata pelajaran

yang diampunya.

Program-program yang perlu dilakukan para Guru dalam rangka

meningkatkan potensi dan kemampuan dirinya, antara lain :

1) Sesering mungkin berpartisipasi dalam seminar atau konferensi yang

terkait disiplin keilmuannya.

2) Meningkatkan keikutsertaan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG)

3) Menyusun program-program pelatihan bekerjasama dengan lembaga-

lembaga pendidikan.

Hal diatas menunjukkan bahwa Guru di SDN Maduretno sudah berupaya

melakukan kegiatan sesuai kompetensi Guru didasarkan pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik beserta lampirannya. dan

Permendiknas no 58 tahun 2009, kompetensi pendidik yang diarahkan pada

kompotensi kepribadian, profesional dan pedagogik, namun masih ditemukan

beberapa kendala, sehingga harus dilakukan upaya perbaikan seperti yang

disampaikan Maryatun (2013) dalam sosialisasi Permendiknas no 58 tahun 2009,

dimana upaya peningkatan kompetensi guru diarahkan pada peningkatan mutu

pendidikan Akmil.

Standar kompetensi Guru ini dikembangkan secara utuh dari empat

kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru yang

harus mempunyai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, sehingga Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jika seorang Guru ingin mencapai

sebuah keberhasilan, maka ada beberapa kemampuan yang sepatutnya dimiliki

oleh setiap Guru yang sudah tentu berkesesuaian dengan bidang kerjanya yang

harus dikembangkan.

Page 14: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

Makruf Sodikin | 393

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik,

Kepribadian, Sosial, Dan ProfesionalGuru di SDN Maduretno mendapat

tanggapan baik dengan nilai 89,74 kemudian berdasarkan hasil wawancara bahwa

kompetensi Guru di SDN Maduretno sudah dikembangkan oleh Kepala Sekolah

dengan supervisi dan pembinaan berkelanjutan mulai dari perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian

juga dikembangkan dengan pemberian motivasi dan pengembangan kepribadian.

Kompetensi sosial dikembangkan dengan komunikasi yang baik dengan sejawat

guru, siswa, masyarakat dan orangtua siswa. Kepala Sekolah juga

mengembangkan kompetensi profesional guru dengan memberikan dukungan

dalam keikutsertaan dalam KKG, mengikuti peltihan dan workshop, melaksanakan

penulisan karya ilmiah, dan lainnya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Kepala

Sekolah sudah sangat berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru dan guru

juga mengapresiasi dengan baik.

Saran

1. Sebaiknya perlu ditingkatkan pengarahan bagi guru dalam mengelola kelas

baik dalam pemilihan metode mengajar ataupun dalam mengatasi perbedaan

kemampuan antar pesertadidik.

2. Sebaiknya perlu ditingkatkan kegiatan yang mampu menumbuhkan rasa

bangga menjadi guru, sehingga motivasi kerja guru semakin meningkat.

3. Sebaiknya, perlu ditingkatkan kegiatan yang diadakan oleh sekolah dengan

melibatkan masyarakat sekitar.

4. Sebaiknya diadakan pelatihan karya ilmiah guna menambah wawasan

guru sesuai dengan bidangnya.

5. Sebaiknya untuk rencana pembelajaran selalu dibuat baru tanpa menggunakan

rencana pembelajaran tahun lalu.

6. Sebaiknya menambah metode mengajar yang komunikatif dan kreatif

sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar dikelas.

7. Sebaiknya guru lebih aktif untuk menyampaikan pendapat terhadap kepala

sekolah mengenai kebutuhan yang dibutuhkan guna menunjang kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

BPKP. 2014. Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2015-2019. http://www.bpkp.go.id/. Pada tanggal 20 Maret 2015,

pukul 10.05 WIB.

Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari. 2012. Kepemimpinan yang

Efektif.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hadari Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di

LingkunganPerusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Hermawan Warsito. 2002. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:

GramediaPustaka Utama.

Page 15: EVALUASI TERHADAP UPAYA KEPALA SEKOLAH UNTUK …

394 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

Husaini Usman. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan. Yogyakarta: UNY

Press.

Kemendiknas.2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kompetensi guru (PK

Guru).http://www.bermutuprofesi.org. Pada tanggal 20 Maret 2015, pukul

11.00WIB.

Mangkunegara.Anwar Prabu. 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:

RefikaAditama.

Mangkunegara.Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya

ManusiaPerusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin dan Maisah.2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta:

GaungPersada Pers.

Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam

KonteksMenyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Rahman, dkk.2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

MutuPendidikan. Sumedang: Alqaprint Jatinangor.

Saifudin Azwar. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sondang P Siagian. 2006. Sistem Informasi Manajamen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen

Veithzal Rivai. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT

Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik

danPermasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada