181
EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION PROGRAM (IEP) UNTUK ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MANDIRI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: RAMDANI MUSTOFA TOHA NIM :1112054100052 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

  • Upload
    lythuy

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION PROGRAM

(IEP) UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

DI SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MANDIRI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi

persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

RAMDANI MUSTOFA TOHA

NIM :1112054100052

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION PROGRAM(IEP) UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

DI SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MANDIRI

SkripsiDiajukan kepada Fakultas IImu Daku,ah dan llmu Korirunikasi

LJnttrk melnenuhi persyaratan mempet'olehGelar SaUana Sosial (S Sos)

Oleh:RAMDAI\I KIUSTOF'A TOHA

NIh{ : 1112054100052

Dibawah Birnbingan

NIP: 1977 112720071010

PROGII.\NT STU D I IiE,S EJ.\I TTERAAN SOS[.\LF.\ KULTAS II-N'[L] D;\ {i\\/:\ FI DAN ILN{U IiO i\rtllt{ t ti.\S t

LTN[\TtrRS[TAS [SL,A\{ NtrGERI .

S \"\ R I II LI t D A\,-,\'I'[J L L.\ I{.l;\ li;\R-l-.\

l-{38 11,120 l 7 t\ l

nrad ZalcI N'I.Si

Page 3: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

PENGESAIIAN PANMiA UilAN

skripsi berjudul *EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIWDUALEDACATION PROGRAM OEP) UNTUK ANAK TT'NAGRAIITTA DISEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MAh{DIRII't€lah diujikan dalam sidang

Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakata pada 18 Mrei 2A17. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh getar Sarjana Sosiat (S.Sos) pada Program Studi

Kesejahteraan Sosial.

Jakata 18 Mei Z0l7

Sidang Munaqasyah

Ketua hrlerangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Penguji I Pengriii [I

!;, ftlr lt.ft

j-] ? '18 \

Lil$et lrirdaus. M.SliTIP : 197 51227 2007 1 0 1 00 I

ALgra{ I}ar4p. M.PdIYIP : 1984051 52015031$$1

Pembimbing

1977 11272007I {}1{}B

ii

67090 61994C31(}02

Hi. I{unung Khol{tP: 19730725 00701201 I

Page 4: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Srata 1 di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah J akarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karta ini bukan hasil karya asli sayaatau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, rnaka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakata.

Ial<arta, 10 Aprll 20\7

Ramdani Mustofa Toha

iii

Page 5: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

iv

ABSTRAK

Ramdani Mustofa Toha

1112054100052

EVALUASI HASIL PROGRAM TERAPI INDIVIDUALEDUCATION PROGRAM (IEP) UNTUK ANAK TUNAGRAHITADI SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MANDIRI

Penelitian yang dilakukan ini merupakan bentuk inisiatif yangmerupakan sebuah perkumpulan ibu-ibu yang memiliki anak keterbatasanfisik, motorik dan juga hambatan dalam belajar, tentunya lembaga inibukanlah berasal dari kalangan orang-orang yang berkelebihan nilaiekonomi, tapi memiliki tekad bergotong royong, sehingga anak tidak perludirumahkan. Selain itu, yang ditawarkan dari lembaga swadaya ini yaituterapi memiliki tujuan untuk memperbaiki fungsi motorik anak, agar dapatberbaur didalam masyarakat. Program terapi ini memerlukan waktu yangtidak sebentar & anak diharapkan dapat sembuh.Penelitian ini dilakukandengan tujuan untuk mengetahui apakah evaluasi program yang meliputi 3tipe evaluasi, Inputs, Process, Outcomes, yang berada di Sekolah KhususPutra Putri Mandiri Desa Sasak Tinggi ini memiliki program yangmengacu pada Individual Education Program (IEP).

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada anakTunagrahita yang ada dalam kategori di Sekolah Khusus Putra PutriMandiri, dalam hal ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatankualitatif dengan melakukan beberapa studi dokumentasi, observasi danwawancara. Informan yang akan dipilih secara Nonprobabilty Samplingyang berjumlah 10 orang. Hasil dari penelitian Evaluasi Hasil PogramTerapi untuk Anak Tunagrahita yang berada di Sekolah Khusus Putra PutriMandiri.

Konteks Evaluasi berdasarkan pada Indikator Relevansi, dalamupaya & keterjangkauan yang dinilai baik dan tepat bagi anak penyandangtunagrahita. Hasil Evaluasi Input berdasarkan pada indikator cakupan hasilsasaran dan ketersediaan dinilai efektif, namun aspek mitra kerjasama dandonator pelayanan dinilai masih kurang. Evaluasi Proses menunjukanbahwa pemberian layanan dinilai cukup baik, namun terdapat temuandimana 2 dari 6 subjek penelitian yang mengikuti terapi jarang sekalimengikuti terapi, sehingga tidak memenuhi target pencapaian tujuan.Evaluasi Output menggunakan indikator dampak yang dinilai baik karenadapat melihat hasil dampak perubahan kondisi dan perilaku klien yangmengikuti terapi, agar menjadi lebih positif dan baik di dalam masyarakat.

Page 6: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Sudah tidak terhingga kelalaian yang dilakukan penulis terhadap perintahdan larangan-Nya bahkan seringkali mempertanyakan tentang eksistensi-Nya.Namun penulis sangat mensyukuri karena ternyata Allah SWT masih sudimelimpahi penulis dengan keajaiban-keajaiban kecil-Nya sehingga skripsi inidapat diselesaikan.

Skripsi ini merupakan persyaratan memperoleh gelar sarjana (S.Sos).penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpaadanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu danmembimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi.

2. Lisma Dyawati Fuaida, M.SI, selaku ketua program studi kesejahteraansosial, Nunung Khoiriyah, MA, selaku Sekretaris Program Studi, dandosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyakmemberikan ilmu-ilmu dan pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmudan pengalaman yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapatbermanfaat untuk masa yang akan datang.

3. Ahmad Zaky, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah tulusikhlas meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar membimbingdan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepala Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri Tangerang Selatan, Ibu Hj.Sumiyati, M.Pd yang telah mengizinkan penulis untuk melakukanpenelitian.

5. Ibu Isma Endah, S.Pd selaku kordinator penanggung jawab terapi SkhPutra Putri Mandiri yang senantiasa membantu penulis dalam pelaksanaanpenelitian, beserta Rika Yunita Hanistantri, selaku Staff kantor.

6. Kedua Orangtuaku tercinta Drs. Mustofa, S.Pd dan Sri Windiarsih sertakakakku Eko Pradipta, S. Kom dan adikku Rahmat Afifi yang tersayang,atas doanya kepada Allah SWT, kasih sayang dan pengorbanan materiyang telah tercurah selama ini.

7. Keluarga besar dari Ibu dan Bapak yang selalu memberikan semangat dandukungan, baik moral maupun materill selama ini.

Page 7: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

vi

8. Sahabat dekat tercinta Septi Deri Aditias, Nikmal Perdana Harahap,Mahmud Yunus dan Yoga Febri Ramdani yang berjuang besama dalamsuka dan duka, serta saling memotivasi untuk segera menyelesaikanskripsi ini dengan baik.

9. Ayu Adriani, orang yang spesial yang selalu mendukung danmenyemangati penulis.

10. Teman-teman Kessos angkatan 2012 yang penulis banggakan dan terakhir,

11. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan skipsi ini.

Semoga Allah SWT, memberikan dan melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap

semoga penulisan skipsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 10 April 2017,

Penulis

Ramdani Mustofa

Page 8: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

vii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN BIMBINGAN DOSEN…………………. i

SURAT PERNYATAAN SIDANG MUNAQASAH........................ ii

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................. iii

ABSTRAK……………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR………………………………………………... v

DAFTAR ISI………………………………………………………….. vii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xi

DAFTAR ISTILAH…………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah…………………………… 1

B. Pembatasan masalah dan perumusan masalah…….. 8

C. Tujuan dan manfaat penelitian…………………….. 8

D. Metodologi penelitian…………………………….. 10

E. Sistematika penulisan……………………………... 20

BAB II LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program…………………………………. 22

1. Pengertian Evaluasi…………………………….. 22

2. Pengertian Evaluasi Program………………….. 23

3. Model Evaluasi Program………………………. 23

4. Indikator dalam Evaluasi……………………… 28

5. Manfaat dan kegunaan Evaluasi………………. 29

B. Terapi……………………………………………. 31

1. Pengertian Terapi……………………………… 31

2. Fungsi dan tujuan Terapi……………………… 33

3. Jenis Terapi………………………………………. 34

Page 9: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

viii

C. Anak Berkebutuhan Khusus……………………... 41

1. Pengertian anak berkebutuhan khusus…………. 41

2. Jenis anak berkebutuhan khusus dalam program. 42

BAB III PROFIL LEMBAGA

A. Gambaran Umum Sekolah………………………. 52

1. Sejarah berdiri……………………………………. 52

2. Visi……………………………………………….. 54

3. Misi……………………………………………….. 54

4. Kurikulum………………………………………… 54

5. Tujuan…………………………………………….. 55

6. Identitas Sekolah………………………………….. 56

7. Daftar Guru Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.... 57

8. Data Kelas (Rombel) SKh Putra Putri Mandiri……. 58

9. Data Siswa Terapi SKh Putra Putri Mandiri……..… 59

10. Struktur Organisasi………………………………… 60

B. Jenis Bimbingan dan Keterampilan……………….... 61

C. Sarana dan Prasarana Sekolah…………………….... 62

D. Pelaksanaan Terapi SKh Putra Putri Mandiri………. 63

E. Mitra Kerja…………………………………………. 64

F. Program Pelayanan Keunggulan……………………. 65

1. Kelas Mandiri……………………………………. 65

2. Kelas Cerdas……………………………………... 66

G. Kriteria Penerimaan Klien Terapi IEP…………....... 66

H. Kriteria Terapis dalam Pelaksanaan Terapi IEP…… 67

I. Alur Pelayanan……………………………………… 69

Page 10: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

ix

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A.Evaluasi Input……………………………………… 71

1. Variabel Klien…………………………………… 71

2. Variabel Staff/Terapis…………………………… 76

3. Variabel Program………………………………... 79

B.Evaluasi Proses…………………………………...... 92

1. Tahap Pelaksanaan Terapi Wicara……………........ 97

2. Tahap pelaksanaan Terapi Okupasi……………....... 103

C. Evaluasi Hasil……………………………………... 107

1. Dampak perubahan Klien yang mengikuti Terapi.. 108

2. Keberlanjutan Program…………………………. 110

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………….. 114

B. Saran-saran……………………………………… .. 116

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 118

Page 11: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi……………………………………… 60

Gambar 3.2 Alur Pelayanan………………………………………….. 69

Gambar 4.1 Bagian luar ruangan Terapi ABK………………………. 84

Gambar 4.2 Bagian dalam ruangan Terapi Klasikal ABK………........ 85

Gambar 4.3 Bagian dalam ruangan terapi belakang kanan klien pecah. 86

Gambar 4.4 Wire game/alat peraga untuk melatik motorik…………… 87

Gambar 4.5 Beberapa alat-alat BPOT lainnya dalam terapi…………... 87

Gambar 4.6 Klien RA belajar mengelem dan menempelkan………….. 94

Gambar 4.7 Ibu Isma sedang membaca doa sebelum memulai terapi… 98

Gambar 4.8 Ibu Isma leher Klien untuk Memperbaiki pengucapan…… 100

Gambar 4.9 Terapis Membantu klien melatih mewarnai gambar……… 102

Gambar 4.10 Pak Sona Melakukan pemanasan sebelum memulai terapi. 104

Gambar 4.11 Terapis mengajarkan Rizky memasukan bola kedalam ring. 105

Gambar 4.12 Terapis membantu Rizky dalam permainan Balance……… 106

Gambar 4.13 Terapis membantu Rizky melatih otot tangan dalam climbing. 107

Page 12: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Informan…………………………………………... 13

Tabel 2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita……………………………. 45

Tabel 2.2 Jumlah Anak kelas Tunagrahita yang mengikuti terapi…. 47

Tabel 2.3 Design Evaluasi Program Terapi ABK………………….. 51

Tabel 3.1 Identitas Sekolah………………………………………… 56

Tabel 3.2 Daftar Guru SKh Putra Putri Mandiri…………………… 57

Tabel 3.3 Data Kelas Rombel SKh Putra Putri Mandiri……………. 58

Tabel 3.4 Data Siswa Terapi SKh Putra Putri Mandiri…………….. 59

Tabel 4.1 Data Klien Tunagrahita ABK…………………………… 73

Tabel 4.2 Demografi Keluarga Klien………………………………. 75

Tabel 4.3 Terapis SKh Putra Putri Mandiri……………………….... 76

Tabel 4.4 Biaya yang dikenakan dalam terapi……………………… 91

Tabel 4.5 Data Klien Anak Tunagrahita……………………………. 93

Page 13: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

xii

DAFTAR ISTILAH

AAMD :American Association on mental DeficiencyadalahKeterbelakangan mental yang menunjukkan fungsiintelektual dibawah rata-rata disertai denganketidakmampuan dalam menyesuaikan perilaku danterjadi pada masa perkembangan, yang dikutip olehGrosman (Krik & Gallagher 1986:116).

ABA :Applied Behavioral analysis adalah teknik terapiyang digunakan untuk mengurangi perilaku yangtidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yangdiharapkan.

ABK : Anak Berkebutuhan Khusus

ALB : Anak Luar biasa

Anamnesa :Tenaga para ahli seperti Dokter/Psikologi,bertujuan membantu menganalisa gangguan mentaldan fisik yang diderita oleh anak.

BPOT : Bantuan Penunjang Operasional Terapi

Diagnosis :Belum diketahui penyakit yang diderita (dugaansementara)

Diagnosa : Sudah ditetapkan dan diketahui penyakit yangdiderita (Sudah pasti)

Enabling : Mampu beraktivitas

Fisioterapi : Proses merehabilitasi seseorang agar terhindar darikecacatan fisik melalui serangkaian penilaian,diagnosis, aktivitas pencegahan

GTY : Guru Tetap Yayasan

IEP :Individual Education Program

IQ : Intelligence Quentient

KKG : Kegiatan Kerja Guru

Kuratif : Menolong/Penyembuhan

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Mild Mentally Retarded : Tunagrahita Ringan

Moderate Mentally Retarded : Tunagrahita Sedang

Page 14: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

xiii

Profound Mentally Retarded : Tunagrahita Berat

OT :Occupational Therapy, adalah usaha untukmenyembuhkan dan memulihkan melalui kegiatanbermain dan belajar dilingkungannya gunamengembalikan fungsi motorik

Patologis : Perilaku Menyimpang

PK : Pendidikan Khusus

PK-LK : Pendidikan Khusus Layanan Khusus

PPM : Putra Putri Mandiri

Preventif : Mencegah

Prognasis :Langkah bantuan yang diberikan berupa terapiuntuk mengukur kesulitan/masalah klien

Promotif : Penyuluhan

Purposeful activity : Aktivitas yang bermakna dan bertujuan

Rehabilitatif : Rehabilitas,

Retardasi Mental : Keterbelakangan/Gangguan kejiwaan Mental

SKh : Sekolah Khusus

Page 15: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Anak merupakan buah hati yang sangat diinginkan oleh semua orang tua,

hak atas hidup dan merdeka serta mendapatkan perlindungan yang baik dari orang

tua, keluarga, masyarakat dan Negara.Kehadiran anak juga mempererat tali cinta

suami istri, tetapi juga sebagai penerus generasi yang sangat diharapkan dalam

sebuah keluarga. Namun tidak semua anak normal pada umumnya, sebab

kenyataan beberapa pasangan suami istri yang memiliki anak berkebutuhan

khusus, membuat mereka memberikan perawatan ekstra agar anak mereka bisa

melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri.

Menurut Suran dan Rizzo, 1979 dikutip oleh Frieda Mangunsong, Anak

Berkebutuhan Khusus ABK atau Anak Luar Biasa ALB adalah anak yang secara

signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi

kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial

terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara

maksimal, meliputi mereka yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat,

mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan emosional.

Juga anak-anak yang berbakat dengan intelegensi tinggi, dapat dikategorikan

Page 16: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

2

sebagai anak khusus/luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari

tenaga professional.1

Dalam Al-Qura‟n Allah AWT telah berfirman bahwa manusia diciptakan dalam

bentuk sebaik-baiknya yang tertulis dalam surah at-Tiin ayat 4 yang berbunyi :

Artinya :“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya.”

Ayat yang terkandung diatas dalam surah at-Tiin menjelaskan bahwa

Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya,

sesungguhnya kesempurnaan manusia bukan hanya pada fisik dan psikisnya saja

namun juga pada keimanannya.Meskipun pada kenyataannya anak berkebutuhan

khusus memang terlahir dalam kondisi yang sempurna dan baik dari fisik maupun

mental, tetapi Allah SWT tetap memuliakan mereka. Mengingat begitu mulianya

seseorang anak di mata Allah SWT, maka di Indonesia pun anak berkebutuhan

khusus dimuliakan dengan cara disediakan pendidikan khusus bagi mereka.2

Dalam landasan yuridis taitu UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi “Tiap-tiap

warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.”3 Arti dari pasal tersebut

1 Frieda, Mangusong. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid kesatu. LPSP3

UI. Depok. 2014. 2 Quraish, M.Shibab , Tafsir Al Mishbah, jilid 5, Jakarta: Lentera Hati, Cet. IX, 2002.

3Endang, “Undang -undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003,

”https://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/uu-sisdiknas/artikel diakses pada tanggal 19

juli 2016.

Page 17: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

3

menjelaskan bahwa pengajaran (pendidikan) berhak didapatkan oleh seluruh

warga negara bagaimanapun kondisi dari setiap warga negara tersebut termasuk

anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Selain itu juga dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pada bab IV pasal 5 ayat 1 yang berbunyi setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dan

dalam pasal 5 ayat 2 berbunyi warga negara yang mempunyai kelainan fisik,

emosional, mental, interlektual dan/atau sosial berhak memproleh pendidikan

khusus. Serta dalam pasal 32 ayat 1 yang berbunyi pendidikan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti

proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.4

Dalam Undang-Undang diatas jelas bahwa setiap anak yang berkebutuhan

khusus memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan khusus baik formal maupun

informal.Pendidikan formal bagi anak berkebutuhan khusus berupa sekolah

seperti halnya anak normal lainnya, sedangkan informal anak yang berkebutuhan

khusus seperti terapi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan fungsi dalam diri

anak tersebut.

Indonesia belum memiliki angka pasti jumlah anak berkebutuhan

khusus.Namun diperkirakan jumlahnya cukup besar. Diperkirakan ada kurang

4 Ibid., Undang -undang republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003.

Page 18: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

4

lebih 4,2 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Angka itu jika

menggunakan asumsi PBB, bahwa paling sedikit 10 persen anak usia sekolah

(5-14 tahun) menyandang kebutuhan khusus. Jumlah anak usia sekolah di

Indonesia menurut data BPS 2005 mencapai 42 juta orang. Sementara, Badan

Kesehatan Dunia WHO memperkirakan jumlah anak berkebutuhan khusus di

Indonesia sekitar 7-10 persen dari total jumlah anak. Menurut data Sensus

Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003, di Indonesia terdapat 679.048 anak usia

sekolah berkebutuhan khusus atau 21,42% dari seluruh jumlah anak berkebutuhan

khusus.5

Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan sendiri dibandingkan

pada anak pada umumnya, baik secara karakteristik dan jenisnya. Keadaan inilah

yang menuntut pemahaman terhadap anak berkebutuhan. Permasalahan anak

berkebutuhan khusus banyak menarik minat perhatian Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) untuk memberikan penanganan terkait masalah anak

berkebutuhan khusus. Setiap LSM cara tersendiri dalam melakukan terapi, ada

yang dikenakan biaya dan ada juga yang tidak tergantung kebijakan, tergantung

dari kemampuan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dalam kasus ini.

Salah satu lembaga yang menyediakan program untuk anak berkebutuhan

khusus yaitu Sekolah Khusus Putra-putri Mandiri yang berletak di Desa Sasak

Tinggi, Ciputat. Program terapi anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu

wujud pelayanan sosial dari sekolah khusus putra-putri cerdas mandiri. Dalam

5Rafikmaeilana,”http://kbr.id/rafik_maeilana_/082015/_jangan_malu_punya_anak_berkebutuhan_

khusus_/75113.html diakses pada tanggal 19 juli 2016.

Page 19: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

5

program ini Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri ini melakukan terapi kepada

anak-anak tersebut yakni, Terapi Wicara, Terapi Okupasi, Terapi Sensorik

Integrasi, dan Terapi Behavior tergantung dari kebutuhan pada anak. Sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri ini lebih banyak menggunakan Terapi Wicara dan

Terapi Okupasi. Terapi Wicara tidak hanya digunakan kepada anak-anak tuna

rungu tetapi juga bisa digunakan untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan

bicara. Terapi Okupasi yang dilakukan bertujuan untuk memulihkan kembali

keberfungsian fisik sehingga anak dapat mandiri secara maksimal dalam

aktifivitas kegiatan kesehariannya. Kedua terapi ini dirangkum dalam suatu

program yang disebut “IEP (Individual Education Program)” atau terapi anak

berkebutuhan khusus.

Program terapi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri telah memasuki tahun kelima pogram ini berjalan, terapi yang dilakukan

dari Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri sendiri sudah membantu anak-anak

berkebutuhan khusus dalam meningkatkan kemampuan dirinya. Namun demikian

pada sekolah khusus putra putri mandiri ini mengajarkan dan melatih kepada

murid-muridnya terutama daerah pamulang dan sekitarnya, Sekolah Khusus Putra

Putri Mandiri sendiri, biasanya lebih banyak anak yang bertipe C (maksud dari

anak bertipe C disini adalah anak yang biasanya daya berpikirnya kurang atau IQ

nya dibawah rata-rata anak normal pada umumnya), lalu ada yang bertipe F (F

bisa dikatakan kategori anak autis), rata-ratanya maka dari itu Sekolah Khusus

Putra Putri Mandiri ini memiliki tujuan untuk melatih anak-anak tersebut agar

setiap muridnya dengan bimbingan seorang guru yang biasanya memegang 5

Page 20: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

6

sampai 6 orang muridnya, hal ini bertujuan agar bisa mengembangkan potensi

bakat mereka dengan takaran pengajaran yang sedikit berbeda dengan anak

sekolah umum pada dasarnya.6 Dalam hal terapi yang ditawarkan kepada anak

berkebutuhan khusus di sekolah khusus putra putri cerdas mandiri, peneliti akan

memfokuskan kepada permasalahan Tunagrahita yang mana karakteristik

pendidikannya sesuai tingkatan anak terbagi menjadi 3 hal yaitu, ringan, sedang

dan berat. Tujuannya sendiri dari anak tunagrahita ringan diharapkan mereka

menjadi warga Negara yang baik dan dapat bekerja sebagai bekal hidupnya, anak

tunagrahita sedang diharapkan dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya

sederhana dan anak tunagrahita berat dan sangat berat diharapkan mereka dapat

melatih motorik dan fungsi-fungsi fisiknya melalui latihan gerak, keterampilan

sederhana, kemampuan melakukan kegiatan merawat diri makan-minum,

kebersihan badan, mereaksi bila ada keinginan, (dll).7

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran anak

tunagrahita adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dimana mereka

belajar bersama-sama dalam satu kelas tetapi kedalaman dan keluasan materi,

pendekatan/metode maupun teknik berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan

dan kebutuhan setiap peserta didik.Namun demikian dapat pula menggunakan

strategi lainnya seperti kooperatif dan strategi modifikasi tingkah laku. Metode

mengajar hendaknya harus dipilih agar anak belajar dengan melakukan karena

praktek rangsangan yang diperoleh melalui motorik akan cepat dipusat berpikir

6 Hasil Observasi Penelitian selama berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2016.

7 Euis Nani M,Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Bandung: CV. Catur Karya Mandiri,

2000), h. 85.

Page 21: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

7

dan tidak mudah dilupakan. Alat/media yang digunakan dalam pembelajaran anak

tunagrahita harus diperhatikan beberapa dalam kriteria, seperti: anak memiliki

tanggapan tentang yang dipelajarinya, tidak mudah rusak, tidak berbahaya, tidak

abstrak, dapat digunakan anak dan mudah diperoleh.

Evaluasi belejar dalam pembelajaran anak tunagrahita harus dilakukan

setelah mempelajari salah satu bagian kecil dalam materi pembelajarannya dan

setelah itu barulah kita pindah materi berikutnya. Alat evaluasi sebaiknya

berbentuk kinerja dan hasilnya pun diolah secara kualitatif, sedangkan penilaian

kuantitatif dibuat apabila dibutuhkan namun didampingi dengan uraian singkat

(bersifat deskriptif). Untuk itu peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang

program terapi anak berkebutuhan khusus yang memfokuskan pada evaluasi

program tersebut.

Pada evaluasi program terapi anak berkebutuhan khusus yang difokuskan

pada anak tunagrahita, peneliti akan lakukan adalah mengetahui sejauh mana

tingkat keberhasilan Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dalam memberikan

pelayanan sosial bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita yang merupakan

anak dampingan dari Sekolah Khusus Putra Putri mandiri. Dari hasil evaluasi

tersebut, akan menjadi referensi untuk Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dalam

meningkatkan kualitas pogram terapi anak berkebutuhan khusus, oleh karena itu

Berdasarkan latar belakang diatas penulis menyusun kajian skripsi dengan judul

“Evaluasi Program Terapi Individual Education Program (IEP) Untuk Anak

Tunagrahita Di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri”

Page 22: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

8

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan judul serta latar belakang masalah diatas dan untuk

mempermudah peneliti agar lebih fokus dalam melakukan penelitian, maka

peneliti membatasi masalah yang akan dibahas yaitu Evalusi Program Terapi

Anak Tunagrahita disekolah Khusus Putra Putri Mandiri, yang dilaksanakan pada

bulan Oktober sampai Desember 2016.

2. Perumusan masalah

Agar penelitian skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar

pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah ini sebagai berikut :

a. Bagaimana Gambaran program terapi anak tunagrahita disekolah khusus

putra putri Mandiri?

b. Bagaimana Hasil Evaluasi Program terapi anak tunagrahita disekolah

khusus putra putri mandiri?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1.Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam penelitian skripsi ini adalah:

a. Mengambarkan program terapi individual education program (IEP) untuk

anak tunagrahita di sekolah khusus putra putri mandiri.

Page 23: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

9

b. Mengambarkan hasil evalusi program terapi individual education program

(IEP) untuk anak tunagrahita di sekolah khusus putra putri mandiri.

2.Manfaat penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Segi Akademis

1) Menambah wawasan pengetahuan ilmu kesejahteraan sosial khususnya

mengenai terapi anak berkebutuhan khusus dan penelitian ini dapat

memberikan bahan masukan bagi pengembangan penelitian dimasa

yang akan datang.

2) Hasil sumbangan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya program studi Kesejahteraan sosial yang berguna untuk

menjadi bahan rujukan bagi masyarakat maupun pekerja sosial

mengenai terapi anak berkebutuhan khusus.

b. Segi praktis

1) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengurus sekolah khusus

putra putri mandiri dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan

program-programnya dalam membantu meningkatkan kesejahteraan

para anak dampingan sekolah khusus putra putri mandiri.

Page 24: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

10

2) Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut dimasa

mendatang khususnya penelitian yang berkaitan dengan program terapi

anak berkebutuhan khusus (tunagrahita).

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan dalam

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan

yang akan diselidiki. Penggunaan metodologi ini dimaksudkan untuk menentukan

data valid, akurat, dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan

untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

1. Pendekatan Penelitian.

Menurut bogdan dan taylor metode penelitian kualitatif adalah prosedur,

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis dari orang-

orang atau pelaku, yang diamati.8 Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif, untuk menggambarkan setting sosial secara lengkap mengenai proses

terapi anak berkebutuhan khusus dalam aspek input, proses dan hasil yang

dilakukan sekolah khusus putra-putri mandiri. Penelitian ini berupaya

menggambarkan secara sistem mengenai berbagai komponen atau faktor-faktor

yang terkait dalam pelaksanaan terapi anak berkebutuhan khusus (tunagrahita)

8 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.

Page 25: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

11

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Data

tersebut bisa berasal dari wawancara, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan

lapangan dan dokumen resmi lainnya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk

mengumpulkan data aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi, juga menentukan apa yang

dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana yang akan datang.9

3. Tempat dan waktu penelitian.

a. Tempat penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang dilaksanakan di sekolah

khusus putra putri mandiri, di jalan aneka warga No.51 Ciputat, Desa

Sasak Tinggi, Tangerang Selatan.

b. Waktu penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh penulis yang dilaksanakan dari bulan

September 2016 hingga Desember 2016.

9 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), cet 12, h.

25.

Page 26: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

12

4. Teknik pengumpulan data.

a.Studi literature :

Melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku maupun

artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan tugas ini.10

b.Observasi :

Mengumpulkan bahan dan data yang berguna dalam penelitian langsung

dari tempat penelitian dalam hal ini Sekolah Putra-Putri mandiri.11

c. Wawancara :

Wawancara dilakukan untuk pengumpulan data melalui tanya jawab

dengan salah satu guru pendidikan luar biasa sebagai kebutuhan dalam

membangun mutu pelayanan anak yang baik dan benar.12

5. Teknik pemilihan informan

Berkenaan dengan tujuan penelitian ini maka pemilihan informan teknik

nonprobabilty sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Dengan maksud (pengambilan sampel diambil secara tertentu

atau dibatasi) dengan maksud ke fokus penelitian.

Kemudian Untuk memilih sample (dalam hal ini informan adalah kunci)

lebih tepat dilakukan secara sengaja. Teknik pengambilan sampel sumber data

10

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 137. 11

Ibid., h. 145. 12

Ibid., h. 138.

Page 27: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

13

dilakukan dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap

paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti dalam menjelajahi objek atau situasi sosial

yang diteliti. Selanjutnya, apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak

lagi ditemukan variasi informasi maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari

informan baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai.13

Tabel 1.1

Tabel Informan

No Informan Informasi yang ingin diperoleh Jumlah

1 Kepala sekolah Gambaran umum profil sekolah khusus putra putri

mandiri? 1 orang

2 Penanggung jawab

program Terapi

Gambaran proses pelaksanaan program terapi sekolah

khusus putra putri? 1 orang

3 Terapis Gambaran pelaksanaan terapi yang dilakukan oleh

terapis kepada klien di sekolah khusus putra putri

mandiri?

1 orang

4 Orang tua klien Gambaran tanggapan respon dan manfaat orang

tua terhadap program terapi sekolah khusus putra

putri mandiri?

4 orang

5 Klien Gambaran hasil terhadap klien yang mengikuti

program terapi di sekolah khusus putra putri

mandiri?

3 orang

Jumlah Total 10 orang

13

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 219.

Page 28: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

14

6. Sumber data (primer dan sekunder)

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua bagian, yakni:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan pada

waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui pengamatan dan

wawancara dengan informan. Dalam penelitian ini data primernya adalah

kepala sekolah, guru-guru dan siswa sekolah khusus putra putri mandiri.

Siswa sekolah khusus yang menjadi subjek penelitian dipilih berdasarkan

saran dari guru yang melakukan terapi, 3 siswa dipilih berdasarkan bakat

dan kecerdasan paling baik.14

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber

informasi tidak langsung seperti perpustakaan. Dalam penelitian ini

peneliti mencantumkan data temuan dilapangan yang dilakukan secara

tidak langsung seperti jurnal, perpustakaan yang dimiliki tempat

penelitian, maksudnya untuk sebagai keabsahan dan keaslian terkait dari

narasumber yang peneliti akan kutip.15

14

M. Djunaidi Ghony dan fauzan almansyur, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta :PT Pustaka

Bina Presindo. 1995), h. 306. 15

Ibid. Metode Penelitian Kualitatif, h. 307.

Page 29: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

15

7. Analisa Data

Menurut Bogdan, analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Ada beberapa cara untuk menganalisa data, yakni sebagai

berikut:

a. Reduksi Data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.16

b. Penyajian data, setelah data mengenai peran sekolah dalam menerapkan

terapi kepada anak berkebutuhan khusus maka data tersebut disusun dan

disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matrik, bagan dan lain

sebagainya.

c. Penyimpulan, merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian

berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk

deskriptif objek penelitian. Dengan berpedoman pada kajian penelitian.17

Dalam hal ini penulis mengamati praktik yang dilakukan sekolah khusus putra

putri mandiri dalam pelaksanaan melakukan penerimaan klien, yakni :

1. Bagi anak-anak yang ingin diterapi di sekolah khusus putra putri mandiri,

sekolah akan mengadakan pertemuan dengan orang tua murid sebagai

bentuk memberikan saran dan usulan, tujuannya adalah memberikan

16

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung, alfabeta, 2010), h. 92. 17

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta, Intermedia, 1989), h.

212.

Page 30: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

16

pengarahan yang baik kepada orang tua dalam melakukan terapi nantinya,

tentu dengan surat pengantar dari tenaga ahli, seperti dokter dan psikologi.

Untuk memudahkan dalam mendiagnosis anak.

2. Kemudian sekolah akan mensurvei terlebih dahulu kondisi keluarga anak

berkebutuhan khusus, tujuannya yaitu mengetahui kondisi lingkungan

yang mempengaruhi anak, faktor eksternal dan faktor internal.

3. Setelah data didapatkan sekolah PPM akan melakukan diskusi bersama

dalam melakukan rencana selanjutnya, apa saja yang dibutuhkan dalam

terapi yang akan digunakan kepada anak, siapa yang akan memegang

tanggung jawab dalam menerapi anak yang akan mengikuti program

tersebut.

4. Pelaksanaan terapi akan dilakukan selama kurang lebih 3-4 bulan dengan

pertemuan sebanyak 24 sampai 32 kali selama masa pertemuan, namun

tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa orang tua klien juga

yang tidak bisa mengikuti terapi hingga maksimal sebanyak 24 sampai 32

kali pertemuan, sehingga terapi yang dilakukan tidak bisa berjalan

maksimal. Jika dirasa klien sudah mengalami perubahan, maka sekolah

bisa mengakhiri terapi tentunya dengan konsultasi dari sekolah.18

18

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiati selaku kepala sekolah khusus putra putri mandiri

pada tanggal 20 Oktober 2016, pukul 13.00 WIB

Page 31: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

17

8. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data, penulis menggunakan teknik

triangulasi. Teknik ini merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

pembanding terhadap data tersebut.19

Tringulasi data digunakan sebagai proses menetapkan derajat kepercayaan

(kredibilitas/validitas) dan konsistensi (realibilitas) data, serta bermanfaat juga

sebagai alat bantu analisis data dilapangan.20

Dalam penelitian ini untuk keabsahan

data yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber, teknik dan waktu.

Trigulansi sumber yakni menggali kebenaran infromasi tertentu melalui berbagai

sumber dalam memperoleh data. Peneliti menggunakan observasi dan membaca

arsip-arsip sekolah untuk membandingkan data yang sudah diperoleh dari

wawancara. Sumber data tersebut yaitu kepala sekolah, penanggung jawab,

terapis, orang tua anak tunagrahita dan klien.

Tringulasi teknik yakni peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono,

2010: 330). Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara juga membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Trigulansi waktu biasa digunakan untuk validitas data yang berkaitan

dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia

19

Ibid., h. 219. 20

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung, Alfabeta, 2010), h. 241.

Page 32: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

18

mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih

melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali

pengamatan saja. Dalam hal ini trigulansi waktu dilakukan guna untuk

melakukan pengecekkan kembali akan kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

pada pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan

memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara

berulang-ulang sehingga dapat sampai ditemukan kepastian datanya.

9. Pedoman penelitian Skripsi.

Penelitian dalam skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman penelitian

karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (center

of Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

10. Tinjauan pustaka

Penelitian ini disusun dan dianalisa berdasarkan beberapa buku dan

internet yang menjelaskan teori-teori tentang judul yang penulis ingin bahas, serta

data-data yang ditemukan dilapangan. Sebelum mengadakan penelitian lebih

lanjut, penulis kemukakan suatu tinjauan pustaka sebagai langkah awal dari

Page 33: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

19

penyusunan skripsi yang peneliti buat agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-

lainnya dari skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah mengadakan suatu kajian

kepustakaan, maka penulis menemukan skirpsi yang hampir sama dengan penulis

buat, tetapi dari berbagai segi berbeda, oleh sebab itu untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan seperti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul

dengan masalah yang dibahas sebagai berikut:

1. Skripsi mahasiswa uin syarif hidayatullah, fakultas ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi, prodi kesejahteraan sosial. Lusi Melani dengan judul Evaluasi

Program Terapi Okupasi (Occupational Therapy) bagi penyandang

Tunadaksa di yayasan Pembinaan Anak cacat (YPAC) Jakarta. Didalam

Skripsi, penulis melihat bahwa metode yang digunakan dalam mengobati

anak penyandang tunadaksa dengan menggunakan pendekatan yang lebih

berfokus pada terapi Okupasi untuk tunadaksa. Berbeda dengan penulis

yang berfokus pada pendekatan anak tunagrahita, teknik terapi, sasaran

dan tempat penelitiannya.

2. Skripsi mahasiswa uin syarif hidayatullah, fakultas ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi, prodi kesejahteraan sosial. Ulfa Adriyani dengan judul

Evaluasi Program Terapi Anak Berkebutuhan Khusus di Yayasan Panti

Nugraha Jakarta Selatan. Didalam skripsi penulis melihat yang digunakan

untuk terapi anak berkebutuhan khusus dan pendekatan penelitian hampir

sama dengan penulis, hanya berbeda pada titik fokus penelitian jika dalam

judul ini semua sampel dan penyandang pada anak yang diobservasi, maka

Page 34: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

20

penulis lebih memfokuskan kepada anak tunagrahita, teknik terapi, sasaran

dan tempat penelitiannya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan: menjelaskan Latar Belakang Masalah,

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Tinjauan teoritis: membahas landasan teoritis dengan uraian

sebagai berikut : Pengertian evaluasi, Pengertian dan tujuan program,

Pengertian evaluasi program, Model evaluasi program, Indikator evaluasi,

tujuan dan pentingnya evaluasi, pengertian terapi, jenis terapi dalam

program terapi anak berkebutuhan khusus, pengertian anak berkebutuhan

khusus dan jenis anak berkebutuhan khusus dalam pogram terapi anak

berkebutuhan khusus.

Bab III : Gambaran umum lokasi penelitian: membahas profil Sekolah

khusus putra putri mandiri dari sejarah berdirinya sekolah khusus putra

putri mandiri, Visi dan Misi sekolah khusus putra-putri mandiri, Wilayah

dampingan, Struktur organisasi, Sumber dana dan Kerjasama, Program

pelayanan yang dilaksanakan oleh Sekolah khusus putra putri mandiri.

Membahas program terapi anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari

Latar belakang berdirinya program terapi anak berkebutuhan khusus,

Kegiatan dan Materi program terapi anak berkebutuhan khusus, Sasaran

Page 35: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

21

dan materi program terapi anak berkebutuhan khusus serta kriteria klien

dan terapis dalam program terapi anak berkebutuhan khusus.

Bab IV : Temuan dan Analisa data: Membahas analisa sesuai dengan

perumusan masalah yang telah dibuat dalam bentuk deskriptif mengenai

evaluasi program terapi anak berkebutuhan khusus yang disesuaikan

dengan tinjauan teoritis pada bab dua meliputi evaluasi input, evaluasi

proses dan evaluasi akhir.

Bab V : Penutup: Membahas kesimpulan yang berisikan penilaian dari

evaluasi input, proses dan hasil sesuai dengan perumusan masalah serta

dikemukakan beberapa saran yang terkait dengan permasalahan yang

ditemukan.

Page 36: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi

Menurut bahasa kata evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah

popular adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentuan

nilai.21

Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi adalah menilai

sesuatu produk sehingga dapat digambarkan sebagai pengembangan suatu

proses dan dalam hal ini putusan nilai mengambil peranan penting

sehingga evaluasi dalam arti luas menyangkut segala proses yang diteliti.22

Menurut Suharshimi Arikunto, evaluasi adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengukur keefektivitas program yang ditinjau dari hasil

program tersebut. Dengan demikian, penelitian evaluasi dilakukan untuk

mengetahui efektivitas suatu program dengan cara mengukur hal-hal yang

berkaitan dengan keterlaksanaan program tersebut.23

Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formatif dan

fungsi sumatif, formatif dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang

utama. Fungsi formatif yaitu evaluasi yang dipakai untuk perbaikan dan

pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk

dan sebagainya).

21

Pius A. Partono dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya; Arkola, 1994), h.

163. 22

Suryatna Rafi‟I, Teknik Evaluasi, (Bandung; Angkasa, 1988), Cet, Ke-10, h. 10. 23

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), h. 8.

Page 37: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

23

Fungsi sumatif yaitu evaluasi yang digunakan untuk

pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi

hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu

program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi,

menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.24

2. Pengertian Evaluasi Program

Program adalah metode sistematik untuk mengumpulkan,

menganalisis dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan dasar

mengenai program.25

Program sendiri merupakan kegiatan atau aktivitas

yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk

waktu yang tidak terbatas.

Dengan demikian, evaluasi program merupakan kegiatan yang

teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk

memperoleh data yang berguna bagi pengambilan keputusan.

3. Model Evaluasi Program

“Model evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh para

ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan

24

Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program

Pendidikan dan Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 4. 25

Fredy S. Nggao, Evaluasi Program, (Jakarta:Nuansa Madani, 2003), h. 15.

Page 38: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

24

pembuatnya atau tahap pembuatannya. Model-model ini dianggap model

standar atau dapat dikatakan merek standar dari pembuatannya.”26

Menurut Pieterzk, Ramler, Ford dan Gilbert (1990:12)

mengemukakan bahwa ada tiga tipe evaluasi; yaitu evaluasi input (inputs),

evaluasi proses (process), dan evaluasi hasil (outcomes) ini dilakukan atas

dasar kronologis perjalanan sebuah kegiatan. Ketiga jenis penelitian

tersebut dijelaskan sebagai berikut.27

a. Evaluasi Input

Evaluasi ini memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam

pelaksanaan suatu program. Tiga unsur utama yang terkait dengan evaluasi

input adalah, klien, staff, program. Pietrzak dkk, menejelaskan bahwa

variable klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti susunan

keluarga dan beberapa anggota keluarga yang ditanggung.

Variable staff meliputi aspek demografi dari staff seperti: latar

belakang pendidikan staff dan pengalaman staff. Sedangkan variable

program meliputi aspek tertentu, seperti layanan yang diberikan dan

sumber rujukan yang tersedia. Dalam kaitan evaluasi input program

Pietrzak mengemukakan empat kriteria tersebut adalah:

26

Ibid., Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program

Pendidikan dan Penelitian, h. 13 27

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, pengembangan dan Intervensi Komunitas (Jakarta:

FEUI, 2001), h. 128.

Page 39: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

25

1) Tujuan dan objektif, 2) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas, 3)

Standar dari suatu praktek yang terbaik; 4) Biaya perunit layanan.28

Pertanyaan kunci yang ingin dijawab melalui evaluasi input:

1. Sejauhmana karakteristik penerima layanan benar-benar sesuai dengan

tujuan pelayanan yang ditetapkan lembaga?

2. Sampai tingkat mana para staff memiliki kualifikasi yang sesuai untuk

memberikan layanan?

3. Apakah lembaga bisa dengan mudah, nyaman dan murah memberikan

layanan?

4. Apakah sarana fasilitas memadai sesuai dengan yang dibutuhkan?29

b. Evaluasi Proses

Dalam evaluasi ini menurut Pietrzak dkk, memfokuskan diri pada

aktivitas program antara klien dengan staff terdepan yang merupakan pusat

dari pencapaian tujuan program.Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis

dari sistem pemberian layanan dari suatu program.

Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil

analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti standar

praktik terbaik, kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasan klien.

Pertanyaan kunci yang ingin dijawab evaluasi ini adalah:

28

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan Intervensi Komunitas

(Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: LPFEUI), h. 128-129. 29

Nurul Hidayati, S. Ag, M. pd, “Evaluasi Program”, (Fidkom: 2008), h. 60.

Page 40: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

26

1. Apa yang akan dilakukan?

2. Seberapa baik itu dilakukan?

3. Apakah yang dilakukan itu adalah yang ingin dilakukan?

4. Siapa penanggungjawab program?

5. Kapan kegiatan akan selesai?30

c. Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil menurut Pietrzak diarahkan kepada evaluasi

keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima layanan.

Pertanyaan yang muncul dalam evaluasi ini adalah bila suatu program

telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan akan

menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut? Kriteria

keberhasilan ini akan dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu

program atau terjadi perubahan perilaku dari klien. Pertanyaan kunci yang

ingin dijawab dalam evaluasi ini adalah:

1) Seberapa baik program berjalan?

2) Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai pada tingkat yang sesuai

dengan yang diterapkan?

3) Apakah program menghasilkan perubahan pada penerima layanan

4) Apakah ada layanan tertentu yang diberikan lebih banyak

dibandingkan dengan layanan lainnya?31

30

Ibid., Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), h. 129.

Page 41: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

27

Pada evaluasi hasil ini terbagi menjadi lima bagian:

1) Evaluasi efisiensi yaitu analisis hubungan antara pencapaian output

dengan input atau rasio pencapaian output dengan populasi sasaran

yang membutuhkan pelayanan.

2) Evaluasi dampak dan keberlanjutan program adalah analisis hubungan

antara dampak pelayanan yang positif dan negatif dibandingkan

dengan outcomes.

3) Evaluasi efektivitas yaitu analisis hubungan antara outputs dengan

outcomes.

4) Evaluasi tujuan adalah meliputi pengujian hubungan tingkat efisiensi

dan efektivitas program.

5) Evaluasi kebijakan yaitu mereview konsep kebijakan program dan

strategi merumuskan exit strategy dari perubahan kebijakan dan

merumuskan elternatif model pelayanan32

Dengan demikian, evaluasi ini diarahkan pada suatu pelayanan

terhadap anak-anak yang menjadi penerima layanan ketika suatu program

layanan telah selesai. Dalam hal ini teknik prosedur yang digunakan

mengikuti alur pelayanan di Skh Putra Putri Mandiri dimana mengevaluasi

hasil fisik yang dicapai, seperti :

a. Pelaksanaan sosialisasi program, tahap mulai yang diberikan surat

rujukan pengantar dari tenaga ahli seperti dokter atau psikologi.

31

Ibid., h. 129. 32

Ibid., Nurul Hidayati, evaluasi program, h. 60-64.

Page 42: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

28

b. Terlaksananya pendampingan anak dalam melakukan terapi, meliputi

identifikasi, seleksi dan pengalian permasalahan anak dalam

mengategorikan dalam program IEP (Individual Education Program).

c. Terlaksana resosialisasi, penyaluran materi apa saja yang disampaikan

dan terapis.

Dengan demikian evaluator dapat menilai sejauh mana suatu

program itu berjalan dengan baik atau tidak.Jenis evaluasi yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi hasil. Peneliti akan

menjelaskan hasil dari evaluasi program terapi anak tunagrahita di SKh

putra putri mandiri.

4. Indikator dalam Evaluasi

Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk

suatu proses evaluasi, peneliti menggunakan lima indikator dari sembilan

indikator yang dikemukakan oleh Feurstein.33

Indikator dibawah ini

indikator yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini untuk

mengevaluasi kegiatan:

1. Indikator ketersediaan, dalam indikator ini menunjukan apakah

unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.

33

Ibid., Isbandi Rukminto, “Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas”, h. 130-132.

Page 43: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

29

2. Indikator keterjangkauan. Indikator ini melihat layanan yang

ditawarkan masih berada dalam keterjangkauan pihak yang

membutuhkan.

3. Indikator efisiensi. Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya

dan aktivitas yang dilaksanankan guna mencapai tujuan

dimanfaatkan secara tepat guna atau tidak memboroskan sumber

daya ada dalam mencapai tujuan.

4. Indikator pemanfaatan. Indikator ini melihat seberapa banyak suatu

layanan yang sudah disediakan oleh pemberi layanan dipergunakan

oleh kelompok sasaran.

5. Indikator relevansi. Indikator ini menunjukkan seberapa relevan

atau tepatnya sesuatu layanan yang ditawarkan.

5. Manfaat dan Kegunaan Evaluasi

Menurut Toseland and Rivas, 1984 (dalam Ashman, 1993)

menyebutkan pentingnya evaluasi dalam praktek pekerjaan sosial:

a. Dapat memberikan pemahaman kepada pekerja sosial tentang dampak

dari praktek pertolongan yang telah dilakukannya.

b. Dapat memberikan umpan balik kepada pekerja sosial dalam

meningkatkan keterampilannya dalam bekerja sama dengan klien.

c. Dapat menunjukkan kemanfaatan program-program yang dilaksanakan

yang berguna untuk perbaikan program di masa yang akan datang.

Page 44: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

30

d. Menjadi media untuk memahami kemajuan-kemajuan yang telah

dicapai klien.

e. Dapat menjadi media bagi klien untuk mengekspresikan sikap,

harapan, serta pandangan-pandangannya.

f. Dapat menjadi media untuk mengembangkan pengetahuan yang

bemanfaat bagi praktek orang lain.34

Sedangkan menurut Feurstein, beliau menyatakan ada 10 alasan

mengapa evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

a. Pencapaian, guna apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan yakni melihat kemajuan dikaitkan dengan objek

program.

c. Meningkatkan pemantauan agar tercapai manajemen yang lebih baik.

d. Mengindektifikasi kekurangan dan kelebihan agar dapat memperkuat

program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif guna melihat

perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup

masuk akal.

g. Mengumpulkan informasi, guna merencanakan dan mengelola

kegiatan program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman, guna melindungi pihak lain terjebak dalam

kesalahan yang sama atau untuk mengajak seseorang untuk ikut

34

Ibid., h. 17.

Page 45: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

31

melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah

berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan, agar dapat memberikan dampak yang lebih

luas.

j. Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena

memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari

masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.35

B. Terapi

1. Pengertian Terapi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) terapi adalah

“usaha untuk memulihkan kesehatan.” Dalam kamus kedokteran terapi

diartikan “sebagai pemberian pertolongan kepada orang sakit, usaha

menyembuhkan orang sakit atau biasa diartikan sebagai cara

pengobatan”.36

Sedangkan dalam kamus lengkap psikologi dikatakan bahwa terapi

yang dalam bahasa inggrisnya therapy merupakan suatu bentuk perlakuan

dan pengobatan, yang ditujukan kepada penyembuhan suatu kondisi yang

menyimpang (patologis) pada diri sendiri.37

Salah satu definisi yang

diterima secara luas dan menjadi rujukan utama definisi yang dirumuskan

35

Ibid., Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), h. 127. 36

Ahmad Ramli. Kamus Kedokteran (Jakarta: Djambatan, 1999), cet ke 23 h. 354. 37

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, penerjemah: Kartini Kartono (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006), Ed.1, h. 507.

Page 46: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

32

Grossman (1983) yang secara resmi digunakan AAMD (American

association on mental Deficiency) sebagai berikut.

“Mental retardation refers to significantly subaverage general

intellectual functioning resulting in or adaptive behavior and manifested

during the developmental period”. (Hallahan & Kauffman, 1988: 47)

Artinya, ketunagrahitaan mengacu pada fungsi interlektual umum

yang secara nyata (signifikan) berada dibawah rata-rata (normal)

bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan

semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.

Sejalan dengan definisi tersebut, AFMR (Vivian Navaratnam, 1987:403)

menggariskan bahwa seseorang dikategorikan tunagrahita harus melebihi

komponen keadaan kecerdasannya yang jelas-jelas dibawah rata-rata,

adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan

tuntutan yang berlaku dimasyarakat.

Dari definisi tersebut, beberapa hal yang perlu kita diperhatikan

adalah berikut ini.

a. Fungsi intelektual umum secara signifikan berada dibawah rata-rata,

maksudnya bahwa kekurangan itu harus benar-benar meyakinkan

sehingga yang bersangkutan memerlukan layanan pendidikan khusus.

Sebagai contoh , anak normal rata-rata mempunyai IQ (Intelligence

Quotient) 100, sedangkan anak tunagrahita memiliki IQ paling tinggi

70.

Page 47: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

33

b. Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (perilaku adaptif),

maksudnya bahwa yang bersangkutan tidak/kurang memiliki

kesanggupan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai

dengan usianya. Ia hanya mampu melakukan pekerjaan seperti yang

dapat dilakukan oleh anak yang usianya lebih muda darinya.

c. Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan,

maksudnya adalah ketunagrahitaan itu terjadi pada usia perkembangan,

yaitu sejak konsepsi hingga usia 18 tahun.38

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa untuk dikategorikan sebagai

penyandang tunagrahita, seseorang harus memiliki ketiga ciri-ciri tersebut.

apabila seseorang hanya memiliki salah satu dari ciri-ciri tersebut maka

yang bersangkutan belum dapat dikategorikan sebagai penyandang

tunagrahita.

2. Fungsi dan Tujuan Terapi

Terapi sendiri mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.

2. Mengurangi tekanan emosional.

3. Mengembangkan potensi klien.

4. Mengubah kebiasaan.

5. Memodifikasi struktur kognisi.

6. Memperoleh pengetahuan tentang diri.

38

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=terapi+anak+tunagrahita&btnG=&oq=tera diakses

pada tanggal 9 januari 2017

Page 48: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

34

7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan hubungan

interpersonal.

8. Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.

9. Mengubah kondisi fisik.

10. Mengubah kesadaran diri.

11. Mengubah lingkungan sosial.39

3. Jenis Terapi

Ada banyak kategori terapi yang diberikan untuk memaksimalkan

keberfungsian anak berkebutuhan khusus, dianataranya ABA (Applied

Behavioral Analysis), terapi wicara, terapi bermain, terapi sosial, terapi

okupasi, terapi musik, terapi fisik, terapi perilaku, terapi perkembangan

dan terapi visual, namun dalam penulisan ini peneliti hanya akan

membahas dua jenis terapi yang digunakan di dalam terapi anak

berkebutuhan khusus di sekolah Putra Putri Mandiri yaitu terapi wicara

dan terapi okupasi:

a. Terapi wicara

Terapi wicara secara etimologis merupakan gabungan dari kata

terapi yang berarti cara mengobati suatu penyakit atau kondisi

patologis dan kata wicara yang berarti media komunikasi secara oral

yang menggunakan simbol-simbol linguistik, dimana dengan media ini

39

Purwandi, Buku Pegangan kuliah Psikoterapi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003, h 39.

Artikel didapat download http://staff.uny.ac.id/sites/default/file/scan0003_6.pdf

Page 49: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

35

seseorang dapat mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan. Dengan

demikian istilah terapi wicara memiliki pengertian yaitu cara atau

teknik pengobatan terhadap suatu kondisi patologis di dalam

memformulasikan secara oral. Sedangkan secara terminologis bahwa

terapi wicara diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang

gangguan bahasa, wicara dan suara yang bertujuan untuk digunakan

sebagai landasan membuat diagnosis dan penanganan. Dalam

perkembangannya terapi wicara memiliki cakupan pengertian yang

lebih luas dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan proses

berbicara, termasuk di dalamnya adalah proses menelan, gangguan

irama atau kelancaran dan gangguan neuromotorik organ artikulasi

(articuration) lainnya.40

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik No.

547/MENKES/SKVI/2008 , terapi wicara adalah bentuk pelayanan

kesehatan professional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam

bidang bahasa, wicara, suara, irama dan menelan yang ditujukan

kepada individu, keluarga dan atau kelompok untuk meningkatkan

upaya kesehatan yang diakibatkan oleh adanya gangguan/kelainan

anatomis, fisiologis, psikologis dan sosiologis. Lulusan pendidikan

40

Mus TW, “Terapi Wicara,”http://mustwkupang.com/2012/01/terapi-wicara.html artikel diakses

tanggal 02 Oktober 2016.

Page 50: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

36

DIII Terapi wicara disebut terapis wicara, gelar lulusan pendidikan

DIII terapi wicara adalah ahli Madya Terapi Wicara (A.Md.TW).41

Prosedur kerja terapi wicara secara lebih terperinci diuraikan

sebagai berikut: 1) Asesmen, bertujuan untuk mendapatkan data awal

sebagai bahan yang harus dikaji dan dianalisa untuk membuat program

selanjutnya. Asesmen ini meliputi tiga cara, yaitu melalui anamnesa,

observasi, dan melakukan tes. Dalam praktik yang dilakukan terapi

wicara yaitu anamnesa atau lebih tepatnya dari tenaga ahli

dokter/psikologi yang berkomunikasi langsung dengan pasien atau

keluarga yang mengetahui kondisi klien untuk memperoleh data pasien

beserta permasalahan medisnya, tujuannya membantu dan

menyimpulkan apa yang diderita pasien atau klien. Kemudian

observasi dilakukan guna melihat secara langsung gejala anak secara

akurat untuk mengamati kondisi pasien dan mencatatnya sebagai

bahan tambahan bantuan dalam mendiagnosa. Dan test dilakukan

dalam praktik yang dilakukan oleh terapis untuk mengetahui kondisi

klien yang sebenarnya dan data yang didapat dari tenaga ahli sebagai

referensi yang berguna membantu terapis dalam mendiagnosa apa

yang diderita klien membutuhkan terapi wicara atau tidak. Sehingga

hasil dari penggalian masalah dapat disimpulkan diakhir bisa

dikatergorikan baik/bagus, sedang atau tidak lulus. Di samping itu

peran tenaga ahli juga diperlukan sebagai data penunjang dan

41

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 547/MENKESSKVI/2008 Tentang

Standar terapis Wicara.

Page 51: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

37

pemeriksaan, maka dari itu terapis dan tenaga kerja lain seperti

dokter/psikologi memiliki peran yang sangat penting dalam bekerja

sama.

2) Diagnosis dan prognosis, setelah terkumpul data,

selanjutnya data tersebut digunakan sebagai bahan untuk menetapkan

diagnosis dan jenis gangguan/gangguan untuk membuat prognosis

tentang sejauh mana kemajuan optimal yang bisa dicapai oleh

penderita.

3) Perencanaan terapi wicara, perencanaan terapi wicara ini

secara umum terdiri dari: (a) Tujuan dan program (jangka panjang,

jangka pendek dan harian), (b) Perencanaan metode, teknik, frekuensi

dan durasi, (c) Perencanaan penggunaan alat, (d) Perencanaan rujukan

(jika diperlukan), (e) Perencanaan evaluasi.

4) Pelaksanaan terapi wicara, pelaksanaan terapi harus

mengacu pada tujuan, teknik/metode yang digunakan serta alat dan

fasilitas yang digunakan.

5) Evaluasi, kegiatan ini terapi wicara menilai kembali kondisi

pasien dengan membandingkan kondisi, setelah diberikan terapi

dengan data sebelum diberikan terapi. Hasilnya kemudian digunakan

untuk membuat42

42

Ikatwi, Kode Etik Terapi Wicara, http://ikatwipusat.tripod.com/kode-etik.html, diakses pada

tanggal 02 Oktober 2016.

Page 52: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

38

Untuk menunjang keberhasilan terapi wicara yang dilakukan oleh terapis,

dibutuhkan berbagai alat media yang diperlukan dalam melakukan terapi wicara

menurut Itasari Atitungga “ media yang digunakan dapat berupa permainan sesuai

dengan usia dan kondisi anak, tujuannya untuk melatih kemampuan artikulasi, alat

yang dapat digunakan antara lain: balon tiup, bola pingpong, kertas, tisu, sedotan

dan sebagainya.43

b. Terapi okupasi

Terapi okupasi atau occupational theraphy berasal dari kata

occupational dan theraphy, occupational sendiri berarti aktivitas dan

theraphy adalah penyembuhan dan pemulihan. Eleonor Clark Slagle

adalah salah satu pioneer dalam pengembangan ilmu OT atau terapi

okupasi, bersama dengan Adolf Meyer, William Rush Dutton. Terapi

okupasi pada anak memfasilitasi sensori dan fungsi motorik yang

sesuai pada pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menunjang

kemampuan anak dalam bermain, belajar dan berinteraksi di

lingkungannya. Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan melalui

kegiatan atau pekerjaan terhadap anak yang mengalami gangguan

kondisi sensori motorik (E. Kosasih, 2012;13).44

Menurut Kusnanto (dalam Sujarwanto, 2005) terapi okupasi

adalah usaha penyembuhan terhadap seseorang yang mengalami

43

Itasari Arirtungga, Makalah Didslogia, (Jakarta:AtWYBW, 2007), h. 31 44

E.Kosasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus.(Bandung: Yrama Widya, 2012),

h. 22.

Page 53: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

39

kelainan mental, dan fisik dengan jalan memberikan suatu keaktifan

kerja dimana keaktifan tersebut untuk mengurangi rasa penderitaan

yang dialami oleh penderita. Keaktifan kerja yang dimaksud adalah

anak mengikuti program terapi. Dengan mengikuti kegiatan aktifitas

diharapkan dapat memulihkan kembali gangguan-gangguan yang ada

baik dimental maupun fisik anak. Kegiatan-kegiatan terapi okupasi

tentunya juga menggunakan alat-alat atau permainan yang disesuaikan

dengan umur anak. Sehingga dalam penyampainnya dan penerapannya

terapi okupasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, seperti yang

diungkapkan oleh Soebadi (1990:640) terapi okupasi adalah terapi

yang melatih gerakan halus dari tangan dan integrasi dari gerakan

dasar yang sudah dikuasai melalui permainan dan alat-alat yang

sesuai”Setelah gerakan-gerakan motorik kasar maupun motorik halus

anak mampu berkembang dengan baik, dengan begitu anak mampu

untuk mengembangkan apa yang dimiliki oleh anak. Ketika anak

mampu untuk berkembang dan berkarya diharapkan anak mampu

diterima ditengah-tengah masyarakat.45

Sedangkan pengertian terapi okupasi menurut Keputusan

Menteri Kesehatan No. 571 tahun 2008 adalah profesi kesehatan yang

menangani pasien/klien dengan gangguan fisik dan atau mental yang

bersifat sementara atau menetap. Dalam praktiknya okupasi terapi

45

Sujarwanto, Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. (Jakarta: Depdikbud, 2005), h.

12.

Page 54: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

40

menggunakan okupasi atau aktivitas terapeutik dengan tujuan

mempertahankan atau meningkatkan komponen kinerja okupasional

(senso-motorik, pesepsi, kognitif, sosial dan spiritual) dan area kinerja

okupasional (perawatan diri, produktivitas dan pemanfaatan waktu

luang) sehingga pasien/klien mampu meningkatkan kemandirian

fungsional, meningkatkan derajat kesehatan dan partisipasi di

masyarakat sesuai perannya.46

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.571 tahun 2008

terdapat 4 (empat) tahapan terapi yakni:

a. Terapi komplementer (adjunct theraphy).

Peraturan menteri kesehatan mendefinisi pengobatan

komplementer tradisional-alternatif adalah pengobatan non

konvensional yang ditunjukan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotif (penyuluhan),

preventif (mencegah), kuratif (menolong/menyembuhkan) dan

rehabilitatif (rehabilitas) yang diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang

tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik, tapi belum

diterima dalam kedokteran konvensional.

b. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas (enabling).

46

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 571/MENKES/SKVI/2008 Tentang

Standar Profesi Okupasi Terapis.

Page 55: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

41

c. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas secara

bermakna dan bertujuan (purposeful activity).

d. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas dan

berpartisipasi pada area kinerja okupasional (occupation).

Berdasarkan uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa terapi terdapat

empat tahapan terapi komplementer atau pengobatan alternatif atau

tradisional, terapi yang membuat klien mampu beraktivitas, kemudian

terapi yang membuat klien mampu beraktivitas namun memiliki makna

dan tujuan dalam beraktivitas tersebut dan yang terakhir terapi yang

mampu membuat klien beraktivitas dan beraktivitas pada area kinerja

okupasional.

C. Anak Berkebutuhan Khusus

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Menurut Suran dan Rizzo, 1979 dikutip oleh Frieda Mangunsong,

Anak Berkebutuhan Khusus ABK atau Anak Luar Biasa ALB adalah anak

yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari

fungsi kemanusiaannya.

Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial

terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara

maksimal, meliputi mereka yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat,

mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan

Page 56: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

42

emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan intelegensi tinggi, dapat

dikategorikan sebagai anak khusus/luar biasa, karena memerlukan

penanganan yang terlatih dari tenaga professional.47

2. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus dalam Program.

Beragamnya kondisi anak kebutuhan khusus yang sangat banyak,

maka pengelompokkan yang dikenal selama ini diantaranya yaitu: anak

yang mengalami gangguan penglihatan (tunanetra) terdiri dari anak buta

(blind) dan kurang lihat (low vision; anak yang mengalami gangguan

pendengaran (tunarungu) terdiri atas tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of

hearing); anak yang mengalami hambatan kecerdasan, kesulitan dalam

perilaku adiktif, dan termanifestasi pada periode perkembangan

(tunagrahita) terdiri: tunagrahita ringan (mild mentally retarded),

tunagrahita sedang (moderate mentally retarded) dan tunagrahita sangat

berat (profound mentally retarded); anak yang mengalami hambatan gerak

(tunadaksa) meliputi anak yang mengalami kelayuan/kelumpuhan akibat

virus polio (poliomyelitis), dan cerebal palsy; anak yang mengalami

gangguan perilaku dikelompokkan terdiri anak yang sulit menyesuaikan

diri dan mengalami gangguan emosi; anak autis, tunaganda, kesulitan

belajar, konsentrasi (ADD/ADHD), kesulitan bicara (dyslexia), kesulitan

menulis (dysgraphia), kesulitan berhitung (dyscalculia), kesulitan

47

Frieda, Mangusong. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid kesatu. ( LPSP3

UI. Depok. 2014), h. 3.

Page 57: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

43

berbahasa (dysphasia); dan mereka yang termasuk kelompok cerdas

istimewa dan bakat istimewa (gifted dan tallented).48

Dari banyaknya jenis anak berkebutuhan diatas, peneliti akan

membahas anak berkebutuhan khusus yang mengikuti program terapi di

Sekolah Khusus Putra-Putri Cerdas Mandiri. Berikut jenis anak

berkebutuhan khusus beserta penjelasannya:

a. Anak Tunagrahita (Anak dengan gangguan fungsi intelektual).

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut

anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata.

Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental

retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective dan

lain-lain. Dikutip dari www.medicastore.com bahwa tunagrahita atau

retardasi (keterbelangkangan) mental adalah suatu keadaan yang

ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-

rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan

diri (berperilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.49

Definisi tunagrahita yang dikembangkan AAMD (American

Association of Mental Deficiency) adalah keterbelakangan mental yang

menunjukkan fungsi intelektual dibawah rata-rata dengan disertai

48

Euis Nani M,Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Bandung: CV. Catur Karya Mandiri,

2000) h. 11 49

Agustyawati, dkk., Psikologi Pendidikan anak berkebutuhan khusus (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009) Cet 1, hal 136.

Page 58: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

44

ketidak mampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa

perkembangan (Kauffman dan Hallahan, 1986).

Menurut Brookland Mc. Cauley, 1984), Anak Sindroma down

pada umumnya mengalami hambatan untuk menetapkan proses

simantik dalam melakukan proses kognitif, sehingga kesan objek tidak

terukir kuat dalam ingatan. Kalaupun misalnya berhasil menggunakan

strategi tertentu, kemampuan mengingat suatu objek atau peristiwa

tidak akan tahan lama.50

50

Ibid., h.137

Page 59: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

45

Tabel 2.1

Klasifikasi anak tunagrahita berdasarkan skor IQ

Tingkat Kisaran

IQ

Kemampuan Usia

Prasekolah(sejak

lahir 5 tahun)

Kemampuan Usia

Sekolah (6-20 tahun)

Kemampuan Masa Dewasa

(21 tahun keatas)

Ringan 52-68 1.Bisa membangun

kemampuan sosial

& komunikasi.

2.Koordinasi otot

sedikit terganggu.

3.Seringkali tidak

terdiagnosis

1.Bisa mempelajari

pelajaran kelas 6 pada

akhir usia belasan

tahun.

2.Bisa dibimbing

kearah pergaulan

sosial.

3.Bisa di didik.

1.Biasanya bisa mencapai

kemampuan kerja &

bersosialisasi yang cukup,

tetapi ketika mengalami stress

sosial ataupun ekonomi

memerlukan bantuan

Moderat

e

36-51 1.Bisa berbicara &

belajar.

2.Kesadaran sosial

kurang.

3.Koordinasi otot

cukup.

1.Bisa mempelajari

beberapa kemampuan

sosial & pekerjaan.

2.Bisa belajar

berpegian sendiri di

tempat-tempat yang

dikenalnya dengan baik

1.Bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri dengan

melakukan pekerjaan yang

tidak terlatih/semi terlatih

dibawah pengawasan.

2.Memerlukan pengawasan &

bimbingan ketika mengalami

stress sosial maupun ekonomi

yang ringan.

Berat 20-35 1.Bisa

mengucapkan

beberapa kata.

2.Mampu

mempelajari

kemampuan untuk

menolong diri

sendiri

3.Tidak memiliki

kemampuan

ekspresif atau

hanya sedikit.

4.Koordinasi otot

jelek

1.Bisa berbicara atau

belajar berkomunikasi.

2.Bisa mempelajari

kebiasaan hidup sehat

yang sederhana.

1.bisa memelihara diri sendiri

dibawah pengawasan.

2.Dapat melakukan beberapa

kemampuan perlindungan diri

dalam lingkungan yang

terkendali.

Sangat

berat

19 atau

kurang

1.Sangat

terbelakang.

2.Koordinasi

ototnya sedikit

sekali.

3.Mungkin

memerlukan

perawatan khusus.

1.Memiliki beberapa

koodinasi otot.

2.Kemungkinan tidak

dapat berjalan atau

berbicara.

1.Memiliki beberapa

koodinasi otot & berbicara.

2.Bisa merawat diri tetapi

sangat terbatas.

3.Memerlukan perawatan

khusus.

Page 60: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

46

Golongan anak Tunagrahita

Pengklasifikasian/penggolongan anak Tunagrahita menurut

kriteria perlaku adaptif secara klinis, Tunagrahita dapat digolongkan

atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmaniah secara berikut:

1. Sindroma Down/mongoloid: dengan ciri-ciri wajah khas mongol, mata

sipit dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka menjulur, jari kaki

melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering, tebal, kasar dari keriput

dan susunan geligi kurang baik.

2. Hydrochepalus (kepala besar berisi cairan): dengan ciri kepala besar,

raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar.

3. Microchepalus dan Macrochepalus: dengan ciri-ciri ukuran kepala

tidal proposional (terlalu kecil atau terlalu besar).51

51

Ibid., h. 144.

Page 61: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

47

Beragammnya kondisi pada klasifikasi pada anak tunagrahita,

peneliti menguraikan jumlah anak tunagrahita yang mengikuti di sekolah

khusus putra putri mandiri, sebagai berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Anak kelas tunagrahita Skh putra putri mandiri

Berdasarkan yang mengikuti terapi.

Jenjang Jumlah murid

tunagrahita

Anak yang mengikuti terapi dari kelas

umum (Klasikal/classical)

SDLB 14 -

SMPLB 8 3

SMALB 4 -

Jumlah 26 3

Dengan demikian, evaluator menjelaskan jumlah total klien anak

tunagrahita yang berada di sekolah khusus. Peneliti memfokuskan pada

pengambilan sampel klien berjumlah 3 anak, sampel 2 anak yang mengikuti kelas

terapi sebelum masuk kelas umum dan 1 anak yang sudah diterima dikelas

klasikal umum pelaksanaan terapi yang dilakukan pada bulan Januari-April, Mei-

Agustus dan September-Desember, setiap dalam pertemuan 1 bulan pertemuan

dilakukan sebanyak 8 kali. Sehingga total yang dimaksimalkan dalam terapi IEP

selama 3-4 bulan, sebanyak 32 kali pertemuan.

Page 62: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

48

b. Autisme.

Autisme (autism), atau gangguan autistic adalah salah satu

gangguan terparah dimasa kanak-kanakan. Autisme bersifat kronis dan

berlangsung sepanjang hidup. Autisme berasal dari bahasa yunani, yaitu

autos yang berarti “self”, autisme adalah gangguan perkembangan berat

yang meliputi berbagai aspek yang mempengaruhi cara seseorang untuk

berkomunikasi dengan relasi (berhubungan) dengan orang lain secara

berarti serta kemampuannya untuk membangun hubungan dengan orang

lain terganggu karena ketidakmampuannya berkomunikasi dan untuk

mengerti perasaan orang lain. Menurut Kamus Lengkap Psikologi J.P

Chaplin (2001), ada tiga pengertian autisme:

1. Cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau

diri sendiri.

2. Menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri

dari menolak realitas.

3. Keasyikkan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.52

Adapun Gangguan Perkembangan Pada Anak Autisme, menurut

Tjhin Wiguna (2004) anak autisme mengalami gangguan yang menetap

pada gejala-gejala sebagai berikut, yakni:

52

Ibid., h. 236.

Page 63: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

49

1. Pola interaksi sosial:

a. Kontak mata kurang, anak autism bila diajak bicara tidak

mau menatap muka lawan bicara.

b. Tidak selalu menegok bila dipanggil lebih suka sendiri,

anak autisme sulit berinteraksi dengan teman sebayanya

dalam bermain.

c. Ekspresi wajahnya kurang hidup.

d. Sering menolak bila ditepuk.

e. Tidak tertarik pada mainan.

f. Bermain dengan benda-benda yang bukan mainan anak-

anak.

g. Kadang-kadang anak ini suka melakukan ekspresi:

menangis, tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab.

2. Komunikasi yang menyimpang:

a. Kemampuan berbicaranya terlihat lambat dibanding anak

seusianya.

b. Bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti orang lain.

c. Bila anak bias berbicara sering tidak mengerti arti kata yang

diucapkannya.

d. Sulit biasa diajak berdialog.

e. Echolalia(meniru perkataan orang lain) atau membeo.

Page 64: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

50

f. Bila anak ingin sesuatu dia akan menarik tangan orang lain

yang ada didekatnya dan diarahkan pada apa yang

diinginkan.

g. Kemampuan bahasa isyaratnya tidak berkembang.

h. Tata bahasanya kacau.

3. Pola tingkah laku yang terbatas dan berulang (stereotipik)

4. Banyak perilaku autisme yang berbeda dari pelaku normal,

disatu sisi ada perilaku yang berlebihan, disisi lain ada perilaku

yang kurang, bahkan pada tahap yang hampir tidak ada.53

53

Ibid., Agustyawati, dkk, Psikologi Pendidikan anak berkebutuhan khusus, h. 252.

Page 65: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

51

Berdasarkan teori diatas, maka penulis membuat alur kerangka

berpikir dalam penelitian evaluasi program terapi anak berkebutuhan

khusus, sebagai berikut:

Tabel 2.3

Design evaluasi hasil program terapi anak berkebutuhan khusus

a. Variabel klien:

1. Aspek usia

2. Jenis ketunaan

3. Wilayah tinggal

4. Status dampingan

5. Demografi

keluarga klien

b. Variebel staff:

1. Pendidikan

staff/terapis

2. Pengalaman

staff/terapis

c. Variable program:

1. Layanan yang

diberikan

2. Tujuan program

3. Mitra kerjasama

4. Donator

5. Keterjangkauan

lokasi

6. Sarana fasilitas

a. Jadwal terapi

b. Data klien dan

jenis terapinya

c. Materi terapi

d. Tahap

pelaksanaan

terapi wicara

dan terapi

okupasi

e. Penanggung

jawab program

f. Kapan program

selesai

a. Perubahan

perilaku klien

yang rutin dan

tidak rutin

terapi

b. Keberlanjutan

program

INPUT PROSES HASIL

Page 66: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

52

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah berdirinya

Sejarah awal SKh PPM atau yang biasa disebut Putra Putri Mandiri

dulunya adalah sebuah komunitas ibu-ibu yang mempunyai anak dengan

keterbatasan fisik, motorik dan juga hambatan dalam belajar, merasa

prihatin dengan kondisi pelayanan pendidikan anak ABK. Tanpa ada

maksud mengecilkan arti pemerintah yang telah berupaya mengakomodir

dengan mendirikan sekolah SLB A, B, C dan sekolah inklusi yaitu sekolah

reguler yang telah di tunjuk dan dapat menerima anak-anak berkebutuhan

khusus (ABK), dan juga sudah adanya Lembaga sekolah swasta dan klinik

terapi.

Kami merasa masih adanya keberpihakan dari pada praktisi di

lapangan (Guru, namun kami amat sangat memahami mengingat

keterbatasan SDM dan juga tenaga profesional) maupun dari lingkungan

masyarakat sekitar (saudara, teman dan tetangga). Di luar masih

terbatasnya ketersediaan lembaga pendidikan yang ada, sudah menjadi

rahasia umum, besar biaya pendidikan (baik formal maupun terapi)

menjadi kendala bagi para orang tua untuk mengantarkan anak-anaknya

kesekolah maupun terapi.

Page 67: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

53

Dari rasa keprihatinan dan latar belakang yang sama, dan juga

kebersamaan yang kami rasakan, maka kami mendirikan sebuah lembaga

nir laba dalam bentuk YAYASAN PUTRA PUTRI CERDAS MANDIRI,

yang berletak ditempat Tangerang kabupaten. umumnya bergerak dalam

bidang pendidikan, yatim piatu, pelayanan masyarakat dan khususnya

pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Yang mana yayasan ini

bukanlah yayasan dengan latar belakang orang-orang yang berkelebihan,

tapi punya tekat bergotong royong bersama-sama sehingga anak kami

tidak perlu di rumahkan.

Pada tahun 2009 sekolah berubah menjadi SKh Tandur yang

bertempat dipamulang permata sampai pada tahun 2011, namun sejak

otonomi dari Dinas Provinsi Banten, sekolah ini direlokasikan ke ciputat

dan berubah nama menjadi Skh Putra Putri mandiri yang telah di

daftarkan dan diterbitkan dengan akte No. 03, Notaris Rinawati

Mahmudah, SH.

Sekolah ini berlokasi di Asrama Brimob Jalan. Aneka Warga

No.51 RT05/011 Desa Sasak Tinggi Ciputat 15411, Kota Tangerang

selatan. SKh Putra Putri Mandiri Kota Tangerang Selatan ini menempati

area tanah milik sendiri dengan luas tanah 500 m2

dan luas bangunan 247

m2.Peruntukan tanah tersebut adalah digunakan sebagai bangunan ruang

kepala sekolah, guru, kelas dan sisanya dimanfaatkan untuk halaman

sekolah.

Page 68: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

54

2. Visi

Dengan iman dan taqwa kita wujudkan layanan pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus yang bermutu, kreatif dan penuh dengan

dedikasi, sehingga anak mencapai kemandirian dalam hidup.

3. Misi

1. Melaksanaka kbm secara aktif, kreatif, menyenangkan dan penuh

tanggung jawab.

2. Menumbuh kembangkan semangat kemandirian.

3. Meningkatkan minat dan bakat anak melalui pengetahuan dan

teknologi.

4. Menyelenggarakan pendidikan dengan biaya terjangkau dan

seluas-luasnya.

4. Kurikulum

Kurikulum mengacu sesuai dengan KTSP DepDiknas, serta di

sesuaikan dengan pengembangan diri anak :

1. Sistem paket, yang di wajibkan para peserta didik mengikuti

dengan tatap muka, penegasan terstruktur dan kegiatan mandiri.

2. Pembelajaran efektif, setiap minggu denan jumlah jam

pembelajaran dari seluruh mata pelajaran dan jumlah pembelajaran

pelajaran pengembangan diri.

Page 69: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

55

3. Pengembangan potensi diri anak dengan kegiatan ekstrakulikuler.

5. Tujuan

1. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi di

lingkungan masyarakat.

2. Mengembangkan kemampuan peserta didik dengan bekal

keterampilan.

3. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

4. Menyiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan (skill) yang

mampu bersaing di masyarakat.

5. Menyiapkan peserta didik agar memiliki suatu keterampilan kerja

sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

6. Meningkatkan pemahaman terhadap kemampuan diri sehingga

mampu tampil mandiri dalam berpartisipasi di masyarakat.

Page 70: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

56

6. Tabel 3.1

Identitas Sekolah

No Profil Umum Sekolah

1 Nama Sekolah SKh PUTRA PUTRI MANDIRI

2 N. I. S./N. P. S. N 69734142

3 N. S. S. -

4 Provinsi BANTEN

5 Otonomi -

6 Kecamatan CIPUTAT

7 Desa / Keluarahan CIPUTAT

8 Alamat Lengkap ASRAMA BRIMOB JL. ANEKA WARGA

NO.51 RT05/01

9 Kode Pos 15411

10 Telepon 083892055988

11 Faxilime -

12 Daerah Perkotaan

13 Status Sekolah Swasta

14 Kelompok Sekolah Inti

15 Akreditasi -

16 Ijin Operasi ./ SK 421.5/112-DISPEND/2012

17 Penerbit SK (Ditandatangani oleh) Drs. Hudaya

18 Tahun Berdiri Tahun 2011

19 Tahun Perubahan -

20 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

21 Status Tanah Milik Sendiri

22 Status Gedung Sekolah Milik Sendiri.

23 Luas Tanah 500 m2

24 Luas bangunan 247 m2

Page 71: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

57

25 Jarak ke Pusat Kecamatan 15 Km

26 Jarak ke Pusat Otonomi Daerah 20 km

27 Terletak pada lintasan Kab/Kota

28 Jumlah Keanggotaan Rayon 4

29 Organisasi penyelenggaraan Organisasi / Yayasan

30 Perjalanan / Perubahan Sekolah -

7. Tabel 3.2

Daftar Guru Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

Tahun pelajaran 2016-2017

No Nama / NIP Mapel yang diampu STAT.Guru/Golongan

1 Hj. Sumiyati, M.Pd

NIP :19700316 2007012 0

007

Kepala sekolah PNS , III/B

2 Dwi Riyanti Rumiyati , S.Pd

NIP : 19621003 198702 2 004

G. Kelas PNS. IV/A

3 Eni Sunarwiyati, M. Pd

NIP : 19690429 200701 2 001

G. Kelas PNS. III/A

4 Isma Endah, S.Pd

NIP : 19750114 200801 2 004

G. Kelas PNS. III/A

5 Zahra Puti K, S.Psi G. Kelas GTY/Guru tetap yayasan

6 Juliatul Azizah, S. Sos I G. Kelas GTY/Guru tetap yayasan

7 Gheatasya Wahita Linggar T.U GTY/Guru tetap yayasan

8 Ahmad Sona, S.Pd G. Kelas GTY/Guru tetap yayasan

9 Luthfi Zulfahmi OB GTY/Guru tetap yayasan

10 Nur Hidayati G. Kelas GTY/Guru tetap yayasan

11 Umammah G. Kelas GTY/Guru tetap yayasan

Page 72: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

58

12 Rika Yunita Hanistantri Ast. Guru GTY/Guru tetap yayasan

13 Adji Pritoyo Ast. Guru Honorer

8. Tabel 3.3

DATA KELAS (ROMBEL)

SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI MANDIRI

Jenjang Jenis Kelamin Jumlah Siswa Jumlah Rombel

SDLB C 14 2

Autis 17 3

SMPLB C 8 1

Autis 3 1

SMALB C 4 1

Autis 1

Jumlah 47 8

Page 73: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

59

9. Tabel 3.4

DATA SISWA TERAPI

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri54

No Nama Siswa/i Tempat Tgl Bulan Thn L/P Agama Jenis

Ketunaan

Nama Orang

tua Pekerjaan

orangtua

1 Damar Bahir

Lastwandi Tangerang 11 Mei 2011 L Islam Autis Iwan

setiawan

Swasta

2 Fazila Rajni

Imtinan

Jakarta 15 Jun 2011 P Islam DS Dwi

Kurniawan

TNI AL

3 M. Rabani

Ergian

Bogor `10 Mei 2007 L Islam Autis Aditya

Pripambudi

Swasta

4 Bimasakti

Surya

Cimahi 30 Sept 2001 L Islam Autis Daman

Sudarma

Swasta

5 Kristian

Nathanael

Tangerang 7 Sept 2007 L Kristen Autis Rusdi

Sepnath

Swasta

6 Rizky Akbar Tangerang 22 Jun 2007 L Islam Tunagrahita Muhammad

Syarif

Swasta

54

Hasil studi dokumentasi profil umum sekolah khusus putra putri mandiri, pada tanggal 18 Oktober 2016

Page 74: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

60

10. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah khusus Putra Putri Mandiri

Kepala Sekolah

Hj. Sumiyati

Kelompok jabatan

fungsional

Penanggung jawab

program

Isma Endah

Dwi Riyanti Rumiyati Eni Surnawiyati

Hj. Sumiyati

GTY

(Guru Tetap Yayasan)

Ahmad Sona

Hj. Sumiyati

Gheatasya Wahita L

Hj. Sumiyati

Juliatul Azizah

Hj. Sumiyati

Zahra Puti

Hj.

Sumiyati Nur Hidayati

Hj. Sumiyati

Rika Yunita. H

Hj. Sumiyati

Luthfi Zulfahmi

Hj. Sumiyati

Umammah

Hj.

Sumiyati GP

(Guru Pembantu)

Adji Pritoyo

Hj. Sumiyati

Page 75: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

61

B. JENIS BIMBINGAN DAN KETERAMPILAN

1. Jenis Bimbingan :

Bimbingan mental, fisik dan sosial meliputi kegiatan :

a. Pemenuhan kebutuhan dasar

b. Bimbingan agama dan spiritual

c. Pelatihan etika sosial, kepatuhan, dan pembiasaan

d. Pemeliharaan kebersihan

e. Pendampingan terapi okupasi maupun wicara secara individu

f. Outbond

g. Olahraga

2. Jenis Keterampilan

Ada 4 (empat) jenis keterampilan, yaitu :

a. Keterampilan menjahit

b. Keterampilan olahan pangan

c. Keterampilan bengkel

d. Keterampilan kuliner

Page 76: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

62

C. SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH

1. RUANG KANTOR

a. Ruang Kepala Sekolah dan Sub Bagian Tata Usaha

b. Ruang Terapi Anak

2. RUANG PENDIDIKAN

a. Ruang Kelas SDLB 4 kelas

b. Ruang Kelas SMPLB 4 kelas

c. Ruang Kelas SMALB 2 kelas

3. BANGUNAN LAINNYA

a. Ruang tunggu orang tua / wali

b. Gudang

c. Lapangan olahraga

d. Mushollah dan toilet

e. Parkir kendaraan

Page 77: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

63

D. PELAKSANAAN TERAPI SEKOLAH KHUSUS PUTRA PUTRI

MANDIRI

1. JANGKA WAKTU

Jangka waktu selama pelaksanaan terapi yang dilakukan oleh sekolah

khusus putra putri mandiri selama 3-4 bulan persemesternya.

2. SASARAN

a. Sasaran Utama :

Adalah anak tunagrahita dan anak autitsme yang merupakan target pencapain

program dari sekolah khusus putra putri mandiri.

b. Sasaran Penunjang :

- Keluarga penerima manfaat/siswa

- Rujukan tenaga ahli dari dokter ataupun psikologi

3. PERSYARATAN

1. Penyandang Tunagrahita dan Autisme.

2. Usia 4 s/d 15 tahun.

3. Wajib memiliki surat pengantar dari tenaga ahli guna mengklarifikasi

ketunaan apa yang dimiliki anak.

Page 78: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

64

4. Wajib mematuhi tata tertib yang berlaku.

5. Wajib mengikuti terapi selama proses berlangsung selama 3-4 (bulan),

terkecuali izin atau sakit.

E. MITRA KERJA

Mitra kerja Sekolah khusus putra putri mandiri antara lain :

Sekolah khusus putra putri mandiri ini masih dalam pembentukan mitra

kelembagaan yang hanya bersifat sementara (tidak permanen) dengan kata lain

hanya saat tertentu saja, Sekolah khusus putra putri mandiri ini akan bekerja sama

dengan lembaga lain, alasan sekolah khusus putra putri mandiri tidak bekerja

sama dengan lembaga lain adalah karena waktu yang dibutuhkan dalam

kurikulum mengajar tidak berjalan dengan baik atau sangat sedikit, setidaknya

disekolah swasta ini butuh waktu lima tahun untuk mendapatkan bantuan atau

kerja sama terutama yang bersifat resmi seperti bantuan dari pemerintah.

Perjalanan dari sekolah ini Alhamdulillah mendapatkan sebuah respon

yang cukup baik walaupun masih dalam tahap pelaksanaan program yang selalu di

evaluasi setiap bulannya, seperti donatur perorangan yang peduli terhadap anak-

anak tersebut, KKG (kegiatan kerja guru) dengan SKh setangerang selatan-banten

lainnya sebagai kerja sama untuk membentuk wadah tenaga pengajar yang lebih

luas dan untuk saling membantu satu sama lain, Orang tua murid/wali (pada awal

ajaran baru semester).

Page 79: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

65

Biasanya wali juga sering menjadi mitra disini yang saling terhubung

untuk saling memberikan saran dan kritik dari orang tua kepada pihak sekolah,

sehingga program yang diberikan sekolah khusus putra putri mandiri bisa

mendapatkan tanggapan yang cukup baik dan orang-orang yang terlibat

diantaranya Ibu Zahra, Ibu Lia, Ibu Uum, Pak Sona dan Ibu Isma sebagai

penanggung jawab program dalam kegiatan ini.55

F. PROGRAM PELAYANAN UNGGULAN

Sekolah putra-putri mandiri memiliki program unggulan yang dimiliki

dalam dalam mengajari anak-anak disini, untuk bersaing tentunya dengan sekolah

luar biasa lainnya. Di antaranya di sekolah ini menggunakan sistem IEP

(Individual Education Program) yaitu :

1. kelas mandiri :

Anak-anak di kelas mandiri biasanya diajarkan pada anak-anak

yang belum mandiri atau belum bisa melakukan sesuatu seorang diri

dengan benar contohnya salah satunya. Cara makan anak yang belum bisa

atau masih manja terhadap orang tua, maka program ini dibuat agar anak

bisa diajarkan dengan agar makan sendiri, biasanya anak akan dibimbing

oleh sang guru untuk mengawasi dan memberikan pengarahan kepada

murid-muridnya supaya anaknya mandiri dan tidak membebankan orang

55

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiati selaku kepala sekolah khusus putra putri mandiri,

pada tanggal 17 Oktober 2016, pukul11.00 WIB

Page 80: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

66

tua nya selalu, dalam hal ini Sekolah khusus putra putri mandiri

menggunakan sistem penilaian 80% praktek dan 20% teori.

Praktik lebih diajarkan secara berulang-ulang supaya anak lebih

mandiri biasanya seperti diajarkan belajar menghitung dengan metode

benda ada berapa jumlahnya, cara makan yang biasanya anak yang

berantakkan, kita ajarkan dengan cara membimbingnya agar sianak bisa

lebih baik lagi dalam melakukan suatu aktivitas sekaligus melatih motorik

halus dan kasar anak.

2. kelas cerdas :

Anak-anak disini memiliki potensi yang bisa dikatakan cukup berbakat

dalam hal yang disukai nya. Contohnya anak suka menari, menyanyi,

mengambar, menghitung dan membaca. Dengan diterapkan hal ini

diharapkan bahwa anak-anak yang lain akan terbawa dalam dampak yang

positif. Biasanya kami lebih mengarahkan ke akademiknya sesuai minat

yang ingin anak-anak jalani.

G. Kriteria penerimaan klien terapi anak berkebutuhan khusus

Sekolah khusus putra putri mandiri mempunyai kriteria dalam penerimaan

klien yang akan mengikuti kegiatan program terapi anak berkebutuhan khusus

diantaranya sebagai berikut:

Page 81: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

67

a) Usia anak yang diajukan dalam terapi dampingan berusia antara 4-15

tahun.

b) Anak dampingan memiliki surat keterangan pengantar dari tenaga ahli

dokter atau psikologi. Tes IQ, guna membantu konsultasi dalam

menklarifikasikan anak dalam ketunaan apa yang diderita.

H. Kriteria Terapis dalam Pelaksanaan Program Terapi Anak

Berkebutuhan Khusus

Sekolah khusus putra putri mandiri mempunyai kriteria dalam menerima

seorang terapis yang akan melakukan pendampingan program terapi anak

berkebutuhan khusus, diantaranya sebagai berikut:

a) Memiliki pengalaman, setidaknya mengikuti pelatihan KKG selama 1

bulan sebagai pengetahuan umum yang harus dimiliki setiap terapis

dalam melakukan terapi.

b) Memiliki prinsip penerimaan dan mawas diri.

Pemilihan terapis anak berkebutuhan khusus lebih diutamakan bagi

lulusan PLB (pendidikan luar biasa) atau PK (pendidikan khusus) dibawah

pengawasan PK-LK (pendidikan khusus layanan khusus), namun tidak menutup

kemungkinan lulusan diluar PLB/PK bisa menjadi terapis dengan syarat sudah

Page 82: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

68

mengikuti pelatihan anak berkebutuhan khusus yang biasanya diselenggarakan

oleh dinas pendidikan setempat.56

56

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiati selaku kepala sekolah khusus putra putri mandiri,

pada tanggal 17 Oktober 2016, pukul11.00 WIB.

Page 83: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

69

I. ALUR PELAYANAN57

Gambar 3.2 Alur pelayanan Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

57

Hasil studi dokumentasi profil umum sekolah khusus putra putri mandiri, pada tanggal 18

Oktober 2016.

Sosialisasi program

Mulai

Penerimaan

Surat pengantar /

konsultasi dengan

tenaga ahli

*Registrasi

*Identifikasi

*seleksi

*Penentuan klien

terapi

Penempatan dalam

program IEP

Assesmen

*Keterampilan

olahan pangan

*Keterampilan

menjahit

*Keterampilan

Bengkel

*Keterampilan

Kuliner

Kelas Mandiri

Kelas Cerdas

Terapis

Assesmen

Resosialisasi

Penyaluran

Kembali kepihak

keluarga

Terminasi

*Bimbingan tambahan

dari keluarga/masyarakat

*Bantuan/pengembangan

diri sekolah dan KKG

T. Okupasi

T. Wicara

Page 84: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

70

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil temuan lapangan yang diperoleh peneliti, baik data

berupa data berupa wawancara, observasi dan studi dokumen. mengenai

pelaksanaan evaluasi hasil program terapi anak berkebutuhan khusus (tunagrahita)

yang dilakukan Sekolah Khusus putra putri mandiri (PPM) Tangerang selatan.

Dalam bab ini metode analisis evaluasi program menurut Pietrzak, Ramler, Ford

dan Gillbert, mengemukakan ada tiga tipe evaluasi yaitu evaluasi input, evaluasi

proses, evaluasi hasil. Selain itu juga peneliti akan memasukan indikator dalam

mengevaluasi program ini yakni indikator ketersediaan, indikator keterjangkauan,

indikator efisiensi, indikator pemanfaatan, indikator relevansi yang bertujuan

sebagai alat ukur untuk menilai dalam pelaksanaan evaluasi program tersebut,

Akan tetapi dalam hal ini peneliti akan memfokuskan penjelasan mengenai

evaluasi hasil anak tunagrahita.

Evaluasi input meliputi 3 variabel yaitu; 1) variable klien terdiri dari aspek

usia, jenis ketunaan, wilayah tinggal, status dampingan, demografi keluarga klien,

2) variable staff terdiri dari pendidikan dan pengalaman yang dimiliki staff dan 3)

variable program terdiri dari layanan yang diberikan, tujuan program, mitra

kerjasama, donator, keterjangkauan lokasi, sarana fasilitas. Evaluasi proses

meliputi jadwal terapi, data klien dan jenis terapinya, materi terapi, tahap

pelaksanaan terapi wicara dan terapi okupasi, penanggungjawab program, dan

Page 85: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

71

kapan program terapi selesai. Evaluasi hasil meliputi perubahan klien yang rutin

dan tidak rutin terapi serta keberlanjutan dari program.

A. Evaluasi Input

1. Variabel klien

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri memiliki beberapa program yang

memiliki sasaran klien yang berbeda untuk masing-masing program. Dalam

program terapi anak berkebutuhan khusus, klien yang menjadi fokus peneliti

adalah para anak dampingan yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

oleh Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri pada bab tiga halaman 64.

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada variable klien program terapi

anak berkebutuhan khusus pada anak dampingan ketunaan tunagrahita. Total anak

berkebutuhan khusus yang terdaftar di Sekolah Khusus Putra Putri mandiri yaitu

berjumlah 26 anak. Namun dari jumlah 26 anak hanya sekitar 6 anak yang

mengikuti kegiatan program terapi anak berkebutuhan khusus. Pada halaman 59,

target yang ingin dicapai oleh Sekolah Khusus Putra Putri mandiri pada periode

oktober sampai desember tahun 2015-2016 yang berjumlah 4 anak dari 6

keseluruhan anak penyandang tunagrahita, 3 anak klasikal terapi dan 1 anak kelas

terapi, artinya orang tua yang mengikut sertakan anaknya untuk mengikuti terapi

yang harusnya berjumlah 6 orang hanya 4 orang saja yang aktif hadir dan belum

memenuhi tingkat kehadiran maksimal sehingga belum memenuhi target.

Sebagian anak yang tidak mengikuti program terapi ini dikarenakan anak sudah

mandiri.

Page 86: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

72

Pada variable klien program terapi pada anak berkebutuhan khusus,

peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang anak. Pada latar belakang anak

ini peneliti memfokuskan pada anak tunagrahita dalam aspek usia, jenis ketunaan,

wilayah tinggal dan status. Pada aspek jenis ketunaan, maka akan menentukan

jenis terapi yang mana cocok untuk klien yang mengikuti program terapi di

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri. Pada aspek usia untuk mengikuti terapi ini

adalah usia 4 sampai 15 tahun sesuai dengan yang ditetapkan Sekolah Khusus

Putra Putri Mandiri pada halaman 65. Pada aspek wilayah tinggal tidak menutup

kemungkinan bagi diluar tempat tinggal Desa Sasak Tinggi Ciputat, bisa

mendaftarkan untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan program terapi.

Pada aspek status klien, Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri anak dampingan

yang mana akan diutamakan dalam program ini, namun tidak menutup

kemungkinan jika memang ada anak yang merupakan orang tua guru, kakak atau

adik dari dampingan, bahkan non dampingan seperti dari panti asuhan pun

terlibat, dengan memiliki syarat, tempat tinggal, memiliki kebutuhan khusus pada

anak dan berasal dari keluarga yang kurang mampu dalam hal ini dapat dilihat

dari upah pendapatan orang tua calon klien. Serta kondisi demografi keluarga dan

tanggungan.

Pada bulan Oktober 2016 terdapat 4 klien yang terdaftar dalam program

terapi anak berkebutuhan khusus di sekolah khusus putra putri mandiri yang aktif.

Ke 4 klien tersebut memiliki latar belakang usia, wilayah tinggal, status dan jenis

ketunaan yang di diagnosis, berikut akan peneliti jelaskan dalam tabel dibawah:

Page 87: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

73

Tabel 4.1

Klien Tunagrahita yang mengikuti program terapi anak berkebutuhan khusus

No. Nama Klien Usia (Tahun) Jenis Ketunaan L/

P

Agama

Status

Dampingan

Wilayah

Tinggal

1 Fazila Rajni Imtinan 5 tahun Tunagrahita sedang P Islam Terapi Desa Cipayung

2 Rizky Akbar 10 tahun Tunagrahita ringan L Islam Klasikal Villa Permata

Pamulang,

Tangsel

3 Ocha Funabella 13 tahun Tunagrahita sedang P Islam Klasikal Perumahan

Reni Jaya,

Tangsel

4 Febynda Putri 14 tahun Tunagrahita ringan P Islam Klasikal Desa Sarua,

Tangsel

Sumber: Hasil wawancara pribadi dengan staff dan studi dokumentasi.58

58

Hasil studi dokumentasi profil umum sekolah khusus putra putrid mandiri.

Page 88: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

74

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa klien penyandang tunagrahita yang

sudah memenuhi syarat untuk mengikuti program terapi anak berkebutuhan

khusus yang dilaksanakan oleh Sekolah Putra Putri Mandiri. Pada segi jenis

ketunaan dari 4 memiliki ketunaan yang sama hanya berbeda tipe atau ciri-cirinya

secara fisik yakni Tunagrahita ringan 2 anak dan Tunagrahita sedang 2 anak

(Sindroma Down/Mongoloid). Pada aspek usia, keempat klien memiliki usia yang

rata-rata 5 hingga 15 tahun. Pada segi wilayah tinggal, keempat klien tinggal di

wilayah non sekolah, rata-rata berasal dari luar wilayah Desa Sasak Tinggi

Ciputat.

Pada aspek status klien, terdapat 1 status klien terdiri dari 3 klien

merupakan klien baru yang mengikuti program ini dan masih dimasukan kelas

(terapi) dan 3 klien merupakan anak dampingan Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri yang sudah dimasukan kedalam kelas tetap (klasikal). Klien yang baru

masuk mengikuti kegiatan terapi bernama Fazila Rajni Imtinan.

Selain pada aspek tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan

keluarga klien yaitu peneliti mencari data mengenai pekerjaan orang tua dari klien

dan jumlah tanggungan dari keluarga anak. Dalam pengumpulan data demografi

keluarga klien, peneliti melakukan wawancara kepada orang tua anak mengenai

pekerjaan dan jumlah anggota keluarga klien.

Page 89: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

75

Tabel 4.2

Demografi Keluarga Klien

No Nama Klien Pekerjaan

Ayah

Pekerjaan Ibu Jumlah Anggota

keluarga

1 Rizky Akbar Ojek Ibu rumah

tangga

5 orang

2 Fazilla Rajni

Intinam

TNI Wirausaha 4 orang

3 Febynda Putri Wiraswasta Ibu rumah

tangga

4orang

4 Ocha

Funabella

Wiraswasta Ibu rumah

tangga

5 orang

Sumber: Hasil studi dokumentasi staff sekolah khusus putra putri mandiri

Dari seluruh aspek berdasarkan data demografi klien, keempat klien ini sudah

memenuhi kriteria penerima layanan program terapi yang ditetapkan oleh Sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang

disampaikan oleh kepala Sekolah Khusus Putra Putri Mandri mengenai kriteria

penerima program, sebagai berikut:

“Alasannya karena belum mendapatkan pendidikan secara klasikal

yang sama pada sekolah pada umumnya dan juga banyaknya orang tua

yang memiliki anak difabel sehingga kami berinisiatif sepakat untuk

membuat lembaga swadaya swasta yaitu sekolah putra putri mandiri ini.

biaya juga menjadi hambatan bagi orang tua juga yang ekonominya pas-

pasan. kalau ada yang ingin masuk sekolah kita, kita tak membatasinya,

tapi kita tampung terlebih dahulu untuk dilakukannya terapi, untuk

persiapan tahun depan masuk kelasnya, tapi tetap jika pun anak itu belum

siap masuk, harus dilakukan terapi dahulu. Sebelum dia bisa kita terima

di sekolah khusus putra putri mandiri disini.”59

Para staff sekolah putra putri mandiri sudah melakukan seleksi dengan

baik dan sasaran dari program terapi anak berkebutuhan khusus, agar dapat

membantu orang tua klien dengan memberikan pelayanan terapi dengan

59

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 90: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

76

keringanan biaya atau pembebasan biaya. Hingga bulan November 2016 jumlah

klien tunagrahita yang mengikuti program terapi anak berkebutuhan khusus

berjumlah 4 anak. Secara target yang ingin dicapai oleh Sekolah khusus putra

putri mandiri adalah 6 anak penyandang tunagrahita, sehingga dalam aspek target

jumlah persetiap angkatan periode tahun 2015-2016 belum terpenuhi oleh Sekolah

Khusus Putra Putra Mandiri.

2. Variabel staff.

Penulis menjelaskan pada variable staff yang sesuai dengan bab 2 pada

halaman 24 mengenai variable staff, yaitu aspek yang akan dievaluasi adalah dari

aspek latar belakang pendidikan staff dan pengalaman staff yang terlibat dalam

kegiatan evaluasi program terapi. Latar belakang pendidikan dan pengalaman

yang dimiliki oleh staff merupakan hal yang penting antara kesesuaian terapis

dalam kemampuan dan pendidikan yang dimiliki dengan program yang sedang

dijalankan.

Tabel 4.3

Terapis Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

No Nama jabatan Pendidikan

terakhir

Status guru

1 Isma Endah Terapis Wicara Sarjana pendidikan luar

biasa (PLB)/Pendidikan

khusus (PK)

PNS

2 Nur hidayati Terapis Okupasi Sarjana Fisioterapi Guru Tetap Yayasan

(GTY)

3 Umammah Terapis Wicara Sarjana PGTKA Guru Tetap Yayasan

(GTY)

4 Ahmad Sona Terapis Okupasi Sarjana Pendidikan Guru Tetap Yayasan

(GTY)

5 Zahra puti Terapis Okupasi Sarjana Psikolog Guru Tetap Yayasan

(GTY)

6 Juliatul Azizah Terapis Okupasi Sarjana Sosial Islam Guru Tetap Yayasan

(GTY)

Sumber : Hasil studi dokumentasi staff sekolah putra putri mandiri

Page 91: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

77

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dalam pemilihan terapis anak

berkebutuhan khusus mengutamakan bagi lulusan tidak menutup kemungkinan

lulusan diluar PLB/PK bisa menjadi terapis dengan syarat sudah mengikuti

program pelatihan KKG (Kegitan Kerja Guru) yang diselenggarakan oleh dinas

pendidikan setempat, sesuai dengan bab 3 pada halaman 61. Pengetahuan dan

keahlian dalam melakukan terapis akan diperoleh oleh staff yang terlibat dalam

pengaplikasian pada program terapi ini.

Pada aspek pendidikan terakhir, kedua terapis sudah memenuhi syarat

dalam kriteria yang ditetapkan oleh Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri mengenai

keterlibatannya staff yang akan melakukan terapis dalam pendampingan program

terapi anak berkebutuhan khusus. Dalam pelaksanaannya meskipun lulusan S1

pendidikan lebih spesifik jurusan tunarungu atau tunagrahita. Lalu seorang terapis

pendidikan minimal D3 lulusan Fisioterapi yang merupakan masuk dalam

kategori terapi okupasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan program terapi.

Berhubung ini masih memiliki keterkaitan saling bersinggungan dengan jurusan

terapi wicara dan terapi okupasi maka, tidak memungkinan bagi lulusan diluar

PLB bisa menjadi terapis dengan mempelajari ilmu terapi wicara maupun terapi

okupasi.

Sedangkan pada aspek pengalaman sesuai dengan bab 3 pada halaman 61.

Mengenai pengalaman untuk menjadi terapis. Ibu Isma Endah yang memiliki

pengalaman dalam bidang terapi wicara yang didapatkan dalam perkuliahannya

pada waktu masih kuliah, browsing di internet, melakukan pelatihan ketika

praktik tugas dan seminar yang diikuti oleh terapis. Pernyataan tersebut

disampaikan oleh Ibu Isma mengenai pengalaman mendapatkan terapi wicara,

sebagai berikut:

Page 92: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

78

“Diperkuliahan saya (Prodi-Pendidikan luar biasa, Fakultas Ilmu

Pendidikan)mendapatkan mata kuliah terapi anak, nah pengaplikasiannya

saya belajar dari senior dan dosen saya waktu itu. Praktik dengan terjun

kelapangan dan browsing dari internet sebagai bahan diskusi juga dari

dosen.”60

Berbeda dengan terapi okupasi yang dilakukan oleh Ibu Nur Hidayati yang

berluluskan D3 Fisioterapi, pengalaman dan keahlian yang didapatkan dalam

mengikuti KKG (kegiatan kerja guru) sebagai guru tetap yayasan pada tahun 2009

kurang lebih selama 7 tahun, sekarang beliau bekerja menjadi guru inklusi

menangani anak berkebutuhan khusus, selain pengalaman mengenai terapi yang

didapatkan oleh Ibu Nur Hidayati, beliau pun mengikuti KKG yang didalamnya

ada pelatihan, seminar, diskusi antar guru dari sekolah khusus lainnya yang

diadakan oleh dinas pendidikan setempat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh

mengenai pengalaman dalam melakukan terapi okupasi, sebagai berikut:

“Saya mendapatkan keahlian ini dari kuliah yang teorinya sama

dan berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus, kemudian

bimbingan konseling saya dapatkan juga dalam penunjang pembelajaran

pada saat saya masih kuliah (Prodi Fisioterapi-Universitas Indonesia,

Fakultas Vokasi), serta praktik berbagi pengalaman dengan kakak kelas

dan lebih banyak melakukan praktik intinya dijurusan yang saya jalani.

Saya menekuni kalau tidak salah dari tahun 2009, kira-kira 7 tahunan

menjadi terapis okupasi, bersama pak sona, dan bu uum pada saat itu

KKG diselenggarakan di Serang-Banten, yang didalamnya ada pelatihan,

seminar dan praktiknya.”61

Dilihat dari indikator efisiensi pada bab dua halaman 27, sumber daya

yang dimiliki Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dalam pelaksanaan program

terapi, sudah dikatakan memenuhi indikator efisien. Seperti yang sebelumnya

pada bab tiga halaman 61. Semua staff atau guru tetap yayasan (GTY) bisa ikut

terlibat dalam program terapi dengan mengikuti KKG dan setiap terapis sudah

menjalankan tugas sesuai keahlian yang ingin didalami. Jumlah terapis yang

60

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Isma sebagai terapis wicara, pada rabu, 19 Oktober 2016,

pukul 10.45 WIB. 61

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu, 19

Oktober 2016, Pukul 10.30 WIB.

Page 93: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

79

berada di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri berjumlah 6 orang. Dua terapis

wicara dan 4 terapis okupasi, tapi tidak menutup kemungkinan banyaknnya anak

yang datang terlambat pada saat terapi ketika diantarkan oleh orang tuanya.

Sehingga tidak maksimal dalam melakukan terapi sehingga terbuang waktu 60

menit yang difungsikan untuk melakukan full, ketika terapi dilaksanakan.

3. Variabel Program

Dalam variabel program, peneliti melihat kondisi observasi secara

langsung dan memfokuskan pada aspek layanan yang diberikan, tujuan program,

sumber rujukan yang tersedia, donator, keterjangkauan lokasi terapi dan sarana

fasilitas yang disediakan oleh Sekolah Khusus Putra Putri mandiri. Pada aspek

layanan yang diberikan dan tujuan program. Peneliti memfokuskan pada

pelayananan program terapi anak berkebutuhan khusus pada anak tunagrahita.

Pada aspek sumber rujukan Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri memberikan

sumber rujukan pada orang tua yang mengikutsertakan anaknya dalam terapi.

Pada aspek donator lebih bersifat universal yang mana dalam pembiayaan

program terapi ini siapapun bisa terlibat. Pada aspek keterjangkauan lokasi terapi,

menjelaskan lokasi terapi mudah dijangkau oleh seluruh klien atau belum baik

dengan kendaraan umum maupun berjalan kaki. Pada aspek sarana fasilitas,

peneliti mencoba mengevaluasi yang mana sarana yang diberikan oleh Sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri sebagai penyelenggara terapi anak berkebutuhan

khusus dan pada aspek pendanaan menjelaskan jumlah biaya yang dikenakan

dalam program terapi.

Page 94: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

80

Pada aspek layanan yang diberikan oleh Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri untuk anak berkebutuhan khusus yakni program terapi anak berkebutuhan

khusus dalam program ini mengikuti program yang ada dilembaga menjadi dua

jenis terapi yaitu terapi okupasi dan terapi wicara. Terapi okupasi dilakukan untuk

klien yang mengalami keterlambatan dalam pekembangan motorik halus dan

kasar, seperti kesulitan meremas, menulis, memegang dan menyobek dalam

melakukannya kurang baik dan benar dan sebagainya.

Dalam terapi okupasi sangat penting untuk melatih motorik otot-otot

kekuatan halus pada klien dengan benar sehingga dapat berfungsi kembali dengan

baik dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang bersifat sederhana.

Sedangkan pada terapi wicara dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus yang

mempunyai kesulitan bicara, pengucapan kalimat dan bahasa yang kurang jelas

dan salah. Terapi wicara juga dapat digunakan kepada anak-anak yang kurang

mampu dalam berbicara untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Dalam terapi wicara tentu akan membantu kelancaran berbicara dan bahasa klien.

Tujuan dibentuknya terapi anak berkebutuhan khusus oleh Sekolah khusus

Putra Putri Mandiri adalah untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus yang

membutuhkan terapi, namun untuk orang tua klien yang kurang mampu untuk

membiayai terapi, dalam hal ini Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri membentuk

program dengan tujuan anak berkebutuhan khusus yang memiliki anak dari

keluarga yang kurang mampu untuk mengikuti terapi. Tujuan dari program terapi

anak berkebutuhan khusus disampaikan oleh kepala Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri, sebagai berikut:

Page 95: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

81

“Tujuan kami yaitu membantu anak untuk mandiri dan

mengembangkan potensi minat anak. persiapan masuk kelas klasikal

dengan tujuan membantu kekurangan yang ada pada anak dan disini kita

ada dua tipe anak. Bagi anak yang belum masuk sekolah kita maupun

anak yang sudah diterima di sekolah kita. Kalau anak itu memiliki

kekurangan, nah nanti kita tambah dengan terapi, tetapi jika anak itu

berada diluar sekolah kita dan baru ingin masuk. Kita akan lakukan terapi

terlebih dahulu seperti yang sebelumnya untuk mengetahui kekurangan

anak yang diperlukan bagi anak.”62

Dilihat dari tujuan diatas sesuai dengan bab dua pada halaman 27, dimana

layanan yang diberikan oleh Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri sudah tepat

untuk klien anak berkebutuhan khusus dalam mengikuti program terapi. Dari hal

tersebut, program ini telah memenuhi indikator relevansi.

Sebelum Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri memberikan program terapi

kepada klien, Sekolah Khusus Putra Putri akan melakukan Interview dan

Assesment kepada orang tua klien sebagai ketetapan yang diberikan sekolah.

Tujuannya yaitu memudahkan dalam proses menentukan ketunaan klien dan

tingkat penyandang yang diderita klien. Penentuan ini sangat penting sebelum

memulai terapi dengan melibatkan tenaga ahli seperti Dokter dan Psikolog,

pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri, sebagai berikut:

“Tergantung kebutuhan anak, kan kita nanti meminta surat

pengantar dari tenaga ahli seperti dokter atau psikolog jadi anak itu bisa

dilihat kekurangannya. Tujuannya untuk tes IQ dan mendiagnosis masuk

klasifikasi anak, kebutuhan dampingan apa yang diperlukannya. Jadi kita

tidak asal menerima terapi, dasarnya apa ingin melakukan terapi pada

62

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 96: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

82

anak? Sehingga kita bisa mudah dalam membantu mengklarifikasi pada

anak dengan rujukan dari dokter atau psikologi itu.”63

Dari penjelasan diatas sesuai dengan tahapan terapi pada bab dua halaman

33 yaitu sebelum klien mengikuti program terapi anak berkebutuhan khusus

dilakukan prosedur dalam tahap persiapan untuk menentukan apa yang

dibutuhkan klien dalam melakukan terapi meliputi 3 cara assessment yaitu :

Anamnesa (Tenaga ahli seperti Dokter atau Psikolog), observasi dan melakukan

tes, jika sudah terlaksana baru klien dapat mengikuti terapi. Kemudian untuk

mitra kerjasama, Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri untuk program terapi anak

berkebutuhan khusus tidak bermitra dengan lembaga lainnya. Pernyataan tersebut

disampaikan oleh Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Tidak ada, seperti yang saya sebutkan sebelumnya karena kita

bukan tim sukses terapi tumbuh kembang anak, kecuali kalau tumbuh

kembang terapi yang bermitra dengan rumah sakit atau yang tenaga ahli

lainnya. Paling kita hanya bekerja sama dengan orang tua setiap

minggunya selama terapi berlangsung seperti konsultasi konsumsi

makanan yang harus dijauhi pada anak seperti makanan cepat saji, snack-

snack ringan gitu.”64

Dilihat dari indikator ketersediaan yang sudah dijelaskan dalam bab dua

halaman 27, mitra kerja dalam program terapi anak berkebutuhan khusus di

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, belum memenuhi indikator ketersediaan,

hubungan kerjasama hanya bersifat sementara (tidak permanen), sehingga dalam

mitra kerjasama harus mengeluarkan biaya sendiri bagi orang tua klien yang ingin

melakukan terapi di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dengan meminta surat

keterangan dari tenaga ahli seperti Dokter atau Psikolog. Hal ini mengakibatkan

63

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB. 64

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.16 WIB.

Page 97: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

83

kurangnya layanan dari lembaga dengan mudah, nyaman dan murah bagi orang

tua klien yang kurang mampu dalam proses awal tes IQ dengan tenaga ahli medis

diluar Sekolah Putra Putri Mandiri, ditambah donator dalam program terapi anak

berkebutuhan khusus, sehingga cukup menyulitkan bagi orang tua klien yang

berpenghasilan rendah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepala Sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Kalau donator kita tidak ada, itu kembali ke individu.

Pembayaran yang mengikuti terapi kembali pada orang tua yang

mengikutkan anaknya saja. Per pricenya berapa ya itulah yang

dibayarkan oleh orang tua murid gitu. Karena kita bukan sukses terapi

tumbuh kembang anak, kecuali kalau tumbuh kembang terapi yang

bermitra dengan rumah sakit atau yang tenaga ahli lainnya. Biasanya

mereka terapi biayanya diambilkan atau dibayarkan oleh perusahaan.

Karena kita bentuknya sekolah yah.”65

Lokasi pelaksanaan program terapi anak berkebutuhan khusus yang berada

di Jl. Aneka Warga No 51 RT 005/011 Desa. Sasak Tinggi Ciputat - Tangerang

Selatan. Dilhat dari lokasi tempat terapi lokasinya cukup mudah dijangkau oleh

sebagian besar klien. Namun lokasinya masuk ke dalam gang masih bisa

terjangkau oleh angkutan umum maupun kendaraan pribadi, namun lokasi

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri yang cukup dalam dan berada paling pinggir

membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk berjalan kaki menuju lokasi. Dinilai

dari indikator keterjangkauan yang sudah ada pada bab dua halaman 27, lokasi

tempat terapi sudah memenuhi indikator keterjangkauan aksesbilitas lokasi yang

mudah dicapai.

65

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 98: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

84

Pada variable program yang disebutkan tentang sarana fasilitas, menurut

Pietrzak, Ramler, Ford dan Gillbert bab dua pada halaman 24, dijelaskan bahwa

sarana fasilitas program yang memadai harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sarana fasilitas yang dibutuhkan tentunya harus sesuai dengan program terapi

anak berkebutuhan khusus sesuai yang dibutuhkan klien dalam penanganannya.

Peneliti mencoba mengamati dan melakukan observasi selama berada

dilembaga, ruangan terapi berukuran 4 x 4 meter yang digunakan untuk terapi

wicara dan 8 x 6 meter untuk terapi okupasi, didalam ruangan tersebut terdapat

beberapa rak buku, 1 papan tulis, 7 kursi dan 2 meja, 1 meja besar. 1 box yang

berisikan alat-alat BPOT terapi untuk anak terapi okupasi, namun isinya sedikit

karena banyak puzzle yang rusak dan hilang. wire game 2 buah dan 2 buah flannel

bergambar hewan dan benda-benda, hewan.66

Gambar 4.1

Bagian luar ruangan terapi anak berkebutuhan khusus Terapi

66

Hasil observasi di ruangan terapi anak berkebutuhan khusus pada rabu, 19 oktober 2016.

Page 99: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

85

Murid SMALB Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, peneliti mencoba

mengobservasi selama berada dilembaga, terdapat tiga buah kran air yang biasa

digunakan untuk kegiatan seperti sholat berjama‟ah ketika masuk jam sholat

dzuhur.

Kemudian disana peneliti mengamati terdapat kaca disebelah kiri pintu

yang digunakan sebagai penerangan cahaya dimana kondisi dalam ruangan terapi

yang sangat cukup gelap sehingga horden dalam ruangan yang terpasang harus

dibuka untuk penerangan dalam ruang terapi wicara ketika berlangsungnya terapi

yang dilaksanakan.

Gambar 4.2

Bagian dalam ruangan terapi klasikal anak berkebutuhan khusus

Bagian ruang kelas terapi klasikal, peneliti mencoba mengamati yang

dimana ruangan terapi klasikal menggunakan kelas murid-murid kelas SD yang

sudah selesai belajar dan didalamnya cukup rapih dengan beberapa benda-benda

penunjang penting, seperti 5 buah kursi dan 5 meja, 1 buah meja dan 1 buah

Page 100: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

86

bangku, 1 papan tulis white board, 1 papan daftar nama siswa dan guru, sangat

berbeda dengan kelas terapi yang difokuskan pada one by one, 1 terapis 1 murid

face to face.

Gambar 4.3

Kondisi ruangan terapi kelas terapi kaca dibagian belakang pecah

.

Dinilai dari kondisi Ruangan terapi untuk kelas terapi sangat berbeda jauh

dengan ruangan terapi klasikal, peneliti menemukan keadaan kaca belakang yang

digunakan oleh orang tua untuk melihat kondisi anak mereka ketika sedang

mengikuti terapi pecah dan belum diganti dengan yang baru.

Dalam hal ini, beberapa dikeluhkan oleh orang tua yang ingin mengetahui

kondisi klien ketika terapi, sehingga bagian ruangan melihat dinonaktifkan

sementara agar tidak membahayakan orang yang menunggu klien maupun untuk

terapis sampai sudah diperbaiki dan dibuka kembali. fasilitas yang diberikan

lembaga selama melakukan observasi di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

masih perlu diperbaiki lagi dalam mutu kualitasnya.

Page 101: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

87

Gambar 4.4

Wire game/alat peraga untuk melatih motorik

Gambar 4.5

Beberapa alat-alat BPOT lainnya dalam terapi

Page 102: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

88

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan beberapa

permainan BPOT untuk terapi yang jumlahnya tidak sesuai, bahkan ada beberapa

yang patah dan hilang. Peneliti mencoba menanyakan kepada Ibu Nur Hidayati

sebagai berikut :

“Belum, karena untuk biaya terapi menggunakan penunjang alat

dari yang disarankan ABA itu sangat mahal bisa puluhan juta, belum

banyaknya barang yang rusak dan hilang sedikit menyulitkan saya dalam

melakukan terapi, Jadi kami menggunakan media alternatif dengan alat

bantu terapi anak berkebutuhan khusus dengan fungsi yang sama, tetapi

lebih murah dan aman.”67

Dalam hal ini, sarana fasilitas untuk mengetahui kesesuaian dilembaga,

peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri mengenai sarana fasilitas yang berada di sekolah yang disampaikan,

sebagai berikut:

“Banyak, kita BPOT alat-alat untuk pusat perhatian , alat-alat

gambar, alat-alat angka, alat-alat huruf untuk anak tunagrahita gitu.

Kemudian untuk autisme kaya alat SI, jadi setiap ruangan sudah tersedia

pada ruangan setiap terapi. Tergantung dari kebutuhan anak, memang

ada beberapa alat yang rusak bahkan hilang entah kemana. Untuk

membeli alat terapi itu mahal, makanya kami kreasikan mencari barang-

barang yang mirip dengan alat terapi dan mudah didapatkan, tentu

dengan kualitas yang cukup baik dan tidak mudah rusak.”68

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan mengenai alat-alat

fasilitas seperti meja, bangku, papan tulis disetiap ruangan kelas maupun terapi

sudah memenuhi sesuai dengan hasil lapangan pada wawancara. Namun untuk

fasilitas seperti kaca dalam ruangan terapi wicara beberapa retak dan bahkan

67

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu, 19

Oktober 2016, Pukul 10.30 WIB. 68

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 103: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

89

pernah diganti karena pecah, namun kembali lagi rusak setelah diberikan oleh

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri yang disebabkan anak tidak bisa mengontrol

emosinya dan untuk alat-alat BPOT yang rusak dan hilang beberapa didalam

ruangan terapi, serta tercampur keruangan lainnya. Hal ini dikeluhkan terapis

karena sering beberapa anak yang membawa mainan dan orang lain yang

menggunakan ruangan terapi dan dibiarkan tidak terkunci. Bulan Oktober 2015,

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri telah menambah kelengkapan fasilitas yang

diutamakan terlebih dahulu seperti alat penunjang BPOT untuk terapi motorik

halus seperti 6 Lilin bentuk, 2 Flannel dan 2 puzzle game untuk terapi okupasi.69

Terapi wicara dan okupasi memiliki kebutuhan media terapi yang berbeda

sesuai dengan kebutuhan anak. Untuk terapi wicara dibutuhkan berbagai media

terapi seperti pada bab dua halaman 37. “Menurut Itasari Aritungga media yang

digunakan dapat berupa permainan sesuai dengan usia dan kondisi anak,

tujuannya untuk melatih kemampuan artikulasi, alat yang dapat digunakan antara

lain: balon tiup, bola pingpong, kertas, tisu, sedotan dan sebagainya.”70

Media yang digunakan dalam terapi harus disesuaikan dengan penyandang

apa dideritanya. tetapi dalam hal ini media untuk terapi wicara dalam program

terapi anak berkebutuhan khusus kurang memadai. Pernyataan tersebut

disampaikan oleh terapis wicara, sebagai berikut:

69

Hasil Observasi diruangan terapi anak berkebutuhan khusus pada rabu, 19 Oktober 2016. 70

Itasari Aritungga, makalah Didslogia, (Jakarta: ATWYBW, 2007), h. 31.

Page 104: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

90

“Kalau menurut saya sangat kurang. Untuk melakukan terapi

ruangan yang hanya berukuran 4 x 4 meter. Dan kurang tertutupnya

ruangan membuat suara-suara yang cukup berisik, karena kelas sd yang

dekat dengan ruangan terapi. Membuat anak tidak fokus pada kita tak

menarik perhatiannya dan alat-alat menarik perhatian untuk anak pun

banyak rusak dan hilang. Sehingga menyulitkan saya juga.”71

Media terapis yang kurang memadai pada pelaksanaan terapis okupasi

kepada klien. Dirasakan cukup menyulitkan yang disampaikan oleh terapis

okupasi Ibu Nur Hidayati, sebagai berikut:

“Kalau untuk terapi okupasi menurut saya sudah cukup. Cuma

saja beberapa alat yang rusak dan hilang itu yang cukup merepotkan

sekali. Tapi sekarang sudah mau ditambahkan lagi dari Sekolah misalnya

seperti Lilin bentuk untuk melatih motorik halus meremas, membulatkan

dan sebagainya lalu Flannel papan tempel dan puzzle game baru yang

sebelumnya pada hilang”72

Dinilai dari pelaksanaan terapi okupasi dan terapi wicara yang dilakukan

terapis, mengakibatkan kurang maksimal yang disebabkan kekurangan sarana

fasiilitas yang ada pada Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, ditambah

pelaksanaan terapi yang dilakukan bersama dengan anak kelas SMP dan SMA

membuat pelaksanaan terapi tidak fokus yang menyebabkan klien yang sedang

terapi terganggu ketika melihat klien lainnya sedang terapi. Dapat dilihat dari

aspek sarana fasilitas yang ada di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, peneliti

mencoba menghubungkan dengan indikator ketersediaan yang ada dilapangan

pada bab dua halaman 27 dan melihat unsur yang seharusnya menjadi peran

penting dalam membantu proses pelaksanaan program terapi itu benar-benar ada.

71

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Isma sebagai terapis wicara, pada rabu, 19 Oktober 2016,

pukul 10.45 WIB. 72

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu, 19

Oktober 2016, Pukul 10.30 WIB.

Page 105: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

91

Program ini belum memenuhi indikator ketersediaan karena sarana

fasilitas yang seharusnya tersedia, tidak ada dalam program terapi anak

berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri harus

melakukan pengkajian ulang terhadap sarana fasilitas dalam program terapi ini

dengan sarana fasilitas yang lebih memadai untuk menunjang keberhasilan

program ini.

Dalam setiap program, tentu ada biaya yang harus dikeluarkan untuk

menjalankan suatu program. Begitu halnya dengan program terapi anak

berkebutuhan khusus, namun tidak semua program diberikan dana setiap bulannya

oleh pemerintah sebagai bentuk bantuan.

Tabel 4.4

Biaya yang dikenakan dalam terapi anak berkebutuhan khusus

No Program terapi IEP

(Individual education program)

Biaya satu pertemuan (1 minggu)

1 Tunagrahita RP 65.000 s.d RP 100.000

2 Autisme Rp 65.000 s.d RP 100.000

Sumber : Hasil wawancara dengan kepala sekolah putra putri mandiri.

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri sendiri tidak memiliki hubungan

mitra dengan program lainnya. Sehingga dalam program IEP (Individual

education program) yang dilaksanakan cukup membebankan bagi keluarga yang

kurang mampu seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri, sebagai berikut:

Page 106: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

92

“Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa orang tua

lain juga yang sangat kurang ekonominya, dengan menyertakan surat

keterangan tidak mampu (SKTM) dengan melakukan survei kerumah

orang tua klien dan menindak lanjuti akan diberikan keringanan biaya

atau pembebasan biaya.”73

Dinilai pada bab dua pada halaman 27, tentang indikator relevansi yang

mana. Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri perlu dilakukannya evaluasi untuk lebih mengutamakan keberpihakan

penerima manfaat untuk lebih selektif dalam menunjang keberhasilan program

IEP ini.

B.Evaluasi Proses

Dalam evaluasi proses sesuai dengan bab dua pada halaman 24 menurut

pietrzak, Ramler, Ford dan Gillbert. Yang memfokuskan pada aktivitas program

antara klien dengan staff sebagai pemberi layanan yang terlibat dalam suatu

program yang sedang berlangsung. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada

klien penyandang tunagrahita dengan terapis saat program berjalan.

Program terapi anak berkebutuhan khusus memiliki dua jenis terapi yang

mengikuti program yang ada di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, yaitu terapi

okupasi dan terapi wicara. Kedua terapi ini dilakukan secara bersamaan dengan

menggunakan ruangan yang berbeda. Untuk terapi wicara menggunakan kelas

murid SD yang sudah selesai belajar dalam pelaksanaannya sedangkan untuk yang

terapi okupasi berada diruangan sekitar 8 x 6 meter2 dibelakang kelas.

73

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 107: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

93

“Pelaksanaan program ini sudah terjadwal sesuai dengan yang diberikan

oleh pihak Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, yaitu pada hari Senin sampai

dengan Jumat, pukul 11.00 hingga 13.00 WIB”74

Pada pelaksanaan program terapi anak berkebutuhan khusus ini sudah

terlaksana dengan baik, waktu yang dilakukan terapis kepada klien yaitu 60 menit.

Setiap terapis sudah mengetahui karakteristik klien sesuai jadwal yang diberikan

oleh pihak Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, sehingga dalam proses

pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Berikut data klien tunagrahita beserta

terapinya:

Tabel 4.5

Data klien anak tunagrahita

NO Nama Klien Penyandang ketunaan Jenis terapi

1 Ocha Funabella Tunagrahita sedang Terapi wicara

2 Febynda Putri Tunagrahita ringan Terapi Okupasi

3 Rizky Akbar Tunagrahita ringan Terapi Okupasi

4 Fazila Rajni I Tunagrahita sedang Terapi wicara

Sumber: Hasil studi dokumentasi

Dalam evaluasi proses yang dilaksanakan yang dijelaskan pada bab dua

halaman 25, “menilai apakah layanan yang dibuat dalam program terapi anak

berkebutuhan khusus sudah tercapai dalam proses atau belum.” Tujuan dari

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri dalam pelaksanaan program terapi anak

berkebutuhan khusus adalah agar anak mandiri dan mengembangkan potensi

74

Hasil observasi penelitian selama berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2016.

Page 108: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

94

minat sesuai kebutuhan mereka. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Tujuan kami yaitu membantu anak untuk mandiri dan

mengembangkan potensi minat anak dengan melakukan kegiatan yang

bersifat sederhana dan mampu dilakukan anak.”75

Kepala Sekolah Putra Putri Mandiri juga menjelaskan tujuan yang ingin

dicapai dalam kemandirian anak, yakni sebagai berikut:

“Yah tujuannya yaitu untuk mencapai kemandirian pada anak,

seperti bisa menulis, memegang pensil dan sebagainya gitu. Kontak mata

dan perilaku pada anak sekolah umumnya. Tujuan kita yang ingin dicapai.

Jadi tidak perlu membutuhkan bantuan orang lain dan tidak menggangu

kegiatan anak yang lain ketika berada dalam kelas.”76

Tujuan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan terapi telah tercapai.

Peneliti ketahui dalam hasil observasi yang melihat anak ketika sedang melakukan

terapi. Berikut dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti, klien sedang berlatih

motorik halus.

Gambar 4.6

Klien RA belajar mengelem & menempelkan

75

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.09 WIB. 76

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.18 WIB.

Page 109: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

95

Keberhasilan dari tujuan program terapi anak berkebutuhan khusus tidak

hanya pada terapis, namun juga penanggungjawab program Sekolah Khusus Putra

Putri Mandiri. Pada bab dua halaman 25, pernyataan tersebut disampaikan oleh

Kepala Sekolah Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Untuk penanggung jawab program terapi itu Ibu Isma dan

kordinator wakil dipegang oleh Ibu Zahra.”77

Setiap program yang berlangsung tentu memiliki batas waktu tersendiri

kapan program akan selesai, hal ini juga berlaku dalam program terapi anak

bekebutuhan khusus yang memeliki batas waktu. Namun Kepala Sekolah Putra

Putri Mandiri tidak dapat memastikan kapan program ini akan selesai.

Hal ini tidak bisa ditentukan disebabkan ketanggapan cepat atau lambat

Klien yang mengikuti terapi di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri. Hal tersebut

dijelaskan oleh Kepala sekolah Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Kita melakukan terapi selama 3-4 bulan, tergantung dari kondisi

anak dan tingkat kehadirannya, yang akan mempengaruhi maksimalnya

terapi. Kalau anak itu 3 sampai 6 bulan selesai dan sudah mampu untuk

berbicara kita cukupkan, tapi ada juga yang sampai 1-3 tahun. Jadi

kembali lagi peran orang tua juga sangat diperlukan dalam hal ini gitu.”78

Pada pelaksanaan sebuah program tentunya materi sangat penting,

pemberian materi yang diberikan terapis kepada anak berkebutuhan khusus

tentunya berbeda dengan anak di sekolah umum. Materi terapi juga sudah

disesuaikan oleh dengan standar dari kurikulum nasional. Dalam terapi okupasi

yang dilakukan oleh terapis, materi yang diberikan bertujuan untuk melatih

77

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.08 WIB. 78

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai kepala sekolah pada rabu, 19 Oktober

2016, pukul 09.12 WIB.

Page 110: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

96

motorik halus anak dan melatih kemampuan belajarnya. Pernyataan mengenai

materi terapi okupasi disampaikan oleh Ibu Nur Hidayati, sebagai berikut:

“Kalau untuk materi sendiri sudah ditetapkan oleh diknas, tapi

untuk praktiknya kita tidak ada batasan atau dibebaskan, sesuai dengan

kondisi anak saja, biasanya kita memakai BPOT alat-alat untuk pusat

perhatian, alat-alat gambar, alat-alat angka, alat-alat huruf gitu. Untuk

praktiknya saya melakukan hal yang sederhana seperti mengajarkan

menempelkan puzzle, bermain wire game dan sebagainya. intinya saya

melihat mood anak lebih dahulu, jika tidak ada kendala saya akan masuk

kemateri berikutnya, jika anak masih belum menguasai materi, kita ulang

kembali sampai anak mampu mandiri, ada salah satu orang tua yang

meminta anaknya supaya bisa menulis, maka saya mengajarkan anak cara

memegang pensil yang baik dan benar dengan dibantu. Melakukan

pengulangan secara terus menerus agar anak tidak lupa kembali, nantinya

anak akan terbiasa dengan kegiatan tersebut”79

Kemudian lain dengan materi terapis yang diberikan kepada anak terapi

okupasi, materi terapi wicara yang dilakukan kepada anak tidak hanya untuk anak

tunarunggu saja, anak tunagrahita juga bisa diterapkan dengan tujuan

mengembalikan oral suara anak yang bermasalah. Pernyataan mengenai terapi

wicara disampaikan oleh Ibu Isma Endah selaku terapis wicara, sebagai berikut:

“Kebetulan saya mendapatkan tugas menjadi terapis wicara disini,

jadi saya yang mengkhususkan pada bagian ini. biasanya saya sendiri

memegang wajah anak ketika melakukan terapi, terus mengurutnya secara

perlahan dibagian tengkuk leher dan samping lehernya. Pada bagian ini

suara oral dalam pengucapannya. Seperti anak yang saya terapi

sebelumnya fazila. Saya harus membuat anak itu memperhatikan saya

dulu, fokus kemudian pengucapan yang dilakukan anak sangat pelan

seperti menyebut kata “Cicak” anak malah berkata “Titak”, pengucapan

huruf vokal A-I-U-E-O sangat penting dalam hal ini. lalu media biar anak

itu tertarik sama kita seperti bernyanyi atau permainan dan sebagainya,

jika si anak sedang tidak mood atau tidak fokus pada saya. Pada aspek ini

79

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu, 19

Oktober 2016, Pukul 10.30 WIB.

Page 111: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

97

yang terpenting bisa berucap kata sederhana dahulu yang saya targetkan

dalam terapi ini.”80

Materi yang disampaikan oleh kedua terapis kepada peneliti dalam

wawancara sudah sesuai dengan pemberian materi ketika proses terapi dilakukan.

Hal ini diketahui peneliti ketika mengamati program terapi dilakukan. Masing-

masing terapi okupasi dan terapi wicara memiliki tahapan pelaksanaan yang

berbeda sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak.

1. Tahap pelaksanaan terapi wicara

Tahapan pelaksanaan terapi wicara memiliki tahap yang sama pada setiap anak

untuk melatih kemampuan berkomunikasi dan artikulasi pengucapan. Dalam hal

ini peneliti mengamati tahap pelaksanaan terapi wicara yang dilakukan oleh Ibu

Isma dengan salah satu anak terapi yaitu Fazila.

a. Klien FRI

Nama : Fazila Rajni Imtinan

Umur : 5 tahun

Alamat : Desa Cipayung, Tangerang selatan

Ketunaan : Down sindroma/ DS

Ayah : Dwi Kurniawan

Ibu : Diah Wulandari

Anak : ke 2 dari 4 bersaudara

Status : Kelas Terapi

80

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Isma sebagai terapis wicara, pada rabu, 19 Oktober 2016,

pukul 10.45 WIB.

Page 112: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

98

Klien F (perempuan) umur 5 tahun, anak ke 2 dari 4 bersaudara pasangan

Bapak Kurniawan dan Ibu Dwi. Klien FR tinggal didaerah desa cipayung,

kecamatan ciputat. Klien F memiliki ketunaan tunagrahita sedang/Down

Sindroma. F mengikuti terapi di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, status klien

masih masuk kedalam kelas terapi belum masuk kelas klasikal di Sekolah Khusus

Putra Putri Mandiri.81

Gambar 4.7

Ibu Isma membaca doa belajar Klien sebelum memulai terapi

Peneliti mengamati pelaksanaan terapi wicara kepada Klien anak Fazila

Rajni Imtinan atau sering dipanggil Fafa. Ibu Isma memulai dengan mendudukan

Fazila disebuah kursi yang setiap sisi sampingnya ada penahan kayu dengan

tujuan agar anak tidak bisa pergi dari tempat duduknya. Kemudian posisi duduk

saling berhadapan one by one bertujuan agar klien fokus pada terapis, dinding

putih yang berada di belakang klien digunakan untuk menahan klien agar tidak

memundurkan kursinya, bangku coklat yang berada disebelah kiri terapis

81

Hasil Observasi penelitian selama berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2016.

Page 113: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

99

beberapa alat bantu penarik perhatian agar klien fokus pada terapis yang

dilakukan Ibu Isma, posisi pengambilan foto yang dilakukan peneliti

membelakangi Terapis, bertujuan agar tidak menganggu Klien selama mengikuti

terapi sehingga pengambilan dokumentasi dilakukan dibelakang.82

Kemudian Ibu Isma mengangkat kedua tangan Fazila sebelum memulai

terapi membaca doa belajar, sebagai berikut:

Ibu Isma : “Ya Allah tambahkan ilmu kepadaku amiin”.

Kemudian Ibu Isma mulai memegang leher Fazila dan mengurutnya secara

berulang-ulang selama 2 menit dan mulai melanjukan dengan berkata sebagai

berikut:

Ibu Isma: “Fazila ini ada gambar, hewannya kecil suka muncul pada malam hari

dan suka makan nyamuk. Tahu tidak namanya? (mengambar cical dalam sebuah

buku gambar Fazila)”

Fazila : (tidak merespon dan asik dengan dirinya sendiri yang melihat kesana

kemari ketika terapi).

Ibu Isma : Fazila sayang, lihat ibu “Cii…”

Fazila : “Tiii…”

Ibu Isma : Bukan Fazila “ Ciii…”

Fazila : “Hehe…”

Ibu Isma : Kok Ketawa, Ih… ayo “Ciii…”

Fazila :… “Tiii..”

82

Hasil observasi dokumentasi pelaksanaan klien terapi wicara pada rabu, 19 Oktober 2016.

Page 114: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

100

Ibu Isma : Bukan Fazila “Ciii… Ciii…”

Fazila : Cii.. (ucapnya pelan).

Ibu Isma : “Cak..”

“Fazila : Taaa…”

Ibu Isma : “Bukan Fazila, tapi cii… cak, ayo Ciii..”

Fazila “Ciicaaat….hehe” (tertawa sendiri).

Ibu Isma : Bukan Fazila, tapi c-i-c-a-k, Cicak”

Fazila : Ciicak” (ucapnya dengan nada pelan).

Ibu Isma pun memegang kembali wajah Fazila agar melihat kewajahnya

dengan tujuan meniru ucapan Ibu Isma. Hal ini bertujuan merupakan tahap terapi

wicara untuk melatih motorik otot mulut dengan maksud melatih pengucapan

yang dikatakan oleh Ibu Isma.

Gambar 4.8

Ibu Isma memegang leher Klien untuk memperbaiki pengucapan

Ibu Isma : “Fazila … lihat Ibu sayang, Ci…” (seperti mendesih)

Fazila : „Ciiih…”

Ibu Isma : “Bukan fazila, Ci”

Page 115: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

101

Fazila : “Ci”

Ibu isma : “Cak, Cicak”

Fazila : Cicak, hehehe… (ucap fazila pelan yang dibarengi tertawa).

“Ibu Isma : “Gak dengar ah… ibu mah. Ulangi ya, Ci-Cak” (Bu isma berucap

dengan mendesih)

Fazila : “Cicak” (dengan nada yang cukup jelas).

Setelah mengajarkan kata “Cicak” kemudian dilanjutkan dengan kata lain

seperti mata, hidung, telinga dan bibir dengan metode pengajaran yang sama

seperti sebelumnya dengan gerak tubuh lalu ke materi selanjutnya yaitu berhitung,

seperti sebagai berikut:

Ibu Isma : “Sa-tu”

Fazila : “Saaa…u”

Ibu Isma : “Bukan Fazila, tapi Saa… tuu…” (memegang wajah fazila dan

memperagakan ucapan mulut bu isma).

Fazila : “Saa…u…”

Ibu Isma : “Saaa… Saaa… Saaa…tu”

Fazila : “Saaatuu”

Dan seterusnya hingga angka sepuluh yang dilakukan ibu isma selama

melakukan terapi berulang-ulang dalam melatih Fazila. Fazila juga melakukan

terapi okupasi, peneliti mengamati Ibu Isma yang mengajarkan Fazila meniup

balon, seperti berikut ini:

Page 116: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

102

Ibu Isma : “Fazila pegang ini dengan kedua tangannya ya, lalu tiup, fuuuh….”

(belajar meniup dan memperagakannya dengan memanyungkan bibir Ibu Isma

didepan Faliza).

Fazila : furrt… ( Klien masih belum lancar dalam meniup)

Ibu Isma pun memberikan sebuah peluit kedua peluit yang ada dimeja satu

dipegang Ibu Isma dan satu lagi dipegang Fazila.

Ibu Isma : “Fazila lihat ibu nak, fuuuh.. (memperagakan gerak mulutnya agar

Fazila mau mengikuti).

Fazila : “fuuth…” (sudah bisa meniup walaupun hembusannya terputus-putus).

Gambar 4.9

Terapis membantu klien melatih mewarnai gambar

Kemudian hal yang dilakukan Ibu Isma selanjutnya adalah mengajarkan

cara memegang crayon warna yang baik dan benar, karena kemampuan motorik

halus Fazila masih kurang baik, sehingga dilatih dengan kegiatan mewarnai

Page 117: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

103

gambar dengan dibantu oleh Ibu Isma dalam penerapannya, lalu memainkan wire

game melatih otot jari tangan untuk membiasakan bergerak agar tidak kaku yang

diakukan satu persatu dalam setiap buahnya. Terapi yang dilakukan oleh terapis

berlangsung selama 60 menit, 45 menit untuk pengajaran materi terapi dan 15

menit untuk menulis laporan tentang anak yang diterapi. Setelah selesai Ibu isma

merentangkan tangan fazila untuk berdoa, karena terapi sudah selesai.

Ibu Isma : “Ya Allah terima kasih atas pelajaran yang kudapatkan hari ini dan

sembuhkanlah aku. Amiin”83

2. Tahap pelaksanaan terapi okupasi

Dalam melakukan terapi okupasi. Setiap anak memiliki permasalahan

ketunaan yang dibutuhkan masing-masing. Dalam hal ini peneliti mencoba

mengamati klien Rizky Akbar dengan terapis Pak Ahmad Sona.

b. Klien RA

Nama : Rizky Akbar

Umur : 10 tahun

Alamat : Perum Villa Permata Pamulang, Tangerang selatan

Ketunaan : Tunagrahita ringan

Ayah : Muhammad syarif

Ibu : Siti Aisyah

Anak : 3 dari 5 bersaudara

Status : Kelas Klasikal

83

Hasil observasi pada rabu, 19 oktober 2016. Pukul 11.00 WIB.

Page 118: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

104

Terapi okupasi yang diterapkan oleh Pak Ahmad Sona terhadap klien

Rizky penyandang tunagrahita ringan lebih memilih melakukan pengulangan

materi yang diajarkan dikelas sebelumnya, alasannya tunagrahita ringan tidak

begitu sulit dalam melakukan terapinya, jika klien menolak. Maka Pak Ahmad

akan melakukan terapi behavior dengan tujuan melatih kepatuhan agar Rizky mau

mengikuti intruksi dari terapis.

Gambar 4.10

Pak Sona melakukan pemanasan sebelum memulai terapi

Peneliti mengamati terapis Pak Sona terhadap klien Rizky, dimana

ruangan yang digunakan adalah ruangan okupasi dengan ukuran 8 x 6 m2, terdapat

beberapa alat-alat terapi seperti ring basket sederhana yang dibawahnya terdapat

trampoline melompat, sebuah balon karet berwarna hitam, beberapa pijakan

climbing untuk dinaiki, 1 buah sepeda statis dan terdapat beberapa karpet

berwarna merah, kuning, hijau dan biru. Pengambilan dokumentasi dilakukan

berada dibelakang terapis bertujuan untuk memfokuskan klien yang sedang terapi,

namun tidak menutup kemungkinan Peneliti juga mengambil foto dokumentasi

Page 119: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

105

dari arah samping, yang diijinkan oleh terapis dengan beberapa kondisi permainan

tertentu, sehingga menutup titik buta klien untuk melihat Peneliti. Hal itu Peneliti

tidak dilewatkan.

Kemudian hal yang dilakukan adalah membaca doa mirip seperti yang

dilakukan dengan Ibu Isma sebelum mulai melakukan kegiatan terapis yaitu

berdoa terlebih dahulu agar diberikan kesembuhan bagi klien dan bermanfaat bagi

dirinya.

Pengamatan yang peneliti lihat tentang Rizky dalam melakukan terapi

okupasi adalah mengerakkan tubuh Rizky untuk merelaksasikan gerak otot

kepala, tangan, jari, dan kaki. Hal yang dilakukan pertama adalah melatih motorik

kasar klien dengan memberikan bola basket kepada Rizky dan memasukan

kedalam ring basket yang pendek. Ternyata Rizky sudah cukup baik dan

memasukan bola kedalam gawang ring basket.84

Gambar 4.11

Pak Sona mengajarkan Rizky memasukan bola kedalam ring

84

Hasil observasi penelitian selama berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember. Kamis, 20

oktober 2016. pukul 11.00 WIB.

Page 120: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

106

Kemudian Pak Sona memberikan pengarahan dengan memainkan game

Balance sebuah papan balok plastik berwarna kuning yang disusun oleh Rizky

untuk membentuk jalan lurus kedepan, Pak Sona berada ditengah dan menahan

tangan Rizky yang berjalan diatas jalur balok plastik untuk menjaga

keseimbangan klien. Dalam hal ini Rizky sedikit kesulitan dalam bergerak dan

menjaga keseimbangan ketika berjalan.

Gambar 4.12

Terapis membantu Rizky dalam permainan Balance/keseimbangan

Pak Sona kemudian melakukan terapi berikutnya melatih otot genggaman

tangan dengan melakukan climbing pada tembok yang setiap dindingnya terdapat

pegangan untuk dinaiki. Dalam hal ini Rizky masih kesulitan untuk memegang

pijakan climbing sehingga tidak bisa lama dalam memanjat.

Page 121: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

107

Gambar 4.13

Terapis membantu Rizky melatih otot tangan dalam game climbing

Setelah selesai Pak Sona melakukan pemanasan kembali kepada Rizky

dengan tujuan mengurangi tegangan otot dan melenturkan sendi-sendi gerak yang

dilakukan sebelumnya lalu membaca doa penutup surat Al-„asr sebagai tanda

selesainya terapi yang dilakukan oleh Pak Sona kepada Rizky.85

C Evaluasi Hasil

Dalam hal ini peneliti mengaitkan evaluasi hasil dengan bab dua pada

halaman 25 adalah untuk mengukur suatu program dalam tingkat keberhasilan

yang telah dilakukan. Evaluasi hasil hasil terbagi kedalam 5 bagian, namun dalam

hal ini peneliti akan menggunakan salah satu evaluasi tersebut, yaitu evaluasi

dampak dari perubahan anak yang mengikuti terapi dan keberlanjutan program

seperti yang telah dijelaskan pada bab dua halaman 27.

85

Hasil observasi pada kamis, 20 oktober 2016. pukul 12.10 WIB.

Page 122: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

108

1. Dampak perubahan klien yang mengikuti terapi.

Dampak perubahan perilaku klien anak berkebutuhan khusus yang

mengikuti terapi tidak terlihat begitu signifikan seperti halnya anak normal

lainnya. Umumnya perubahan yang terjadi pada klien yang mengikuti terapi anak

berkebutuhan khusus membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan tentunya klien

harus melakukan terapi secara rutin selama 3 hingga 4 bulan dengan pertemuan 24

sampai 32 kali.

Dampak perubahan klien yang ingin dicapai Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri, seperti melatih motorik halus dan melatih kelancaran berbicara. Setiap

klien memiliki kapasitas yang berbeda-beda dalam penanganannya. Untuk klien

yang rutin datang dalam mengikuti terapi tentunya memiliki perubahahan yang

cukup cepat. Salah satu klien yang mengikuti terapi wicara bernama Fazila Rajni

Imtinan penderita Tunagrahita sedang/Sindorma Down yang cukup lama oleh

terapis dalam melakukan terapi satu sampai dua bulan yang dibutuhkan, “Dari

hasil laporan perkembangan anak yang dibuat oleh terapis terlihat jelas antara

anak yang rutin datang terapi dengan yang jarang datang mengikuti terapi”86

hal

tersebut dibenarkan oleh salah satu orang tua dari klien Fazila, sebagai berikut :

“Perubahannya ya. Kalau saya lihat anak menjadi lebih aktif dan

lebih mau mendengar perintah, dari sebelumnya suka gak mau dan gak

ngerti.”87

86

Hasil studi dokumentasi laporan perkembangan terapi anak berkebutuhan khusus pada jumat, 23

desember 2016. 87

Hasil wawancara dengan Ibu Diah Wulandari orang tua klien Fazila pada senin, 24 oktober

2016, pukul 10.52 WIB.

Page 123: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

109

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan klien Fazila, sebagai berikut:

“Suka gambar dan mewarnai, soalnya suka (ucapan sederhana

masih perlu dibantu oleh Ibu Isma)”88

Selain Fazila Rajni Imtinan, ada juga klien yang mengikuti terapi wicara yang

masih tidak rutin dalam kehadirannya yaitu Ocha Funabella. Ocha Funabella

mengikuti terapi pada Senin dan Kamis, dikarenakan Ibunya menjaga warung

dirumahnya sehingga tidak bisa mengantar klien ketempat terapi. “Namun

perubahannya sedikit lebih lama dibandingkan klien fazila yang sudah mampu

melakukan kegiatan motorik kasar dan halus, berbeda dengan Ocha Funabella

yang masih perlu dibantu dalam oleh terapis dalam melakukan kegiatan motorik

kasar maupun halus”89

pernyataan tersebut diucapkan oleh klien Ocha Funabella,

sebagai berikut:

“Cuma dikit paling kaya suka menghitung, suka baca. suka main

jepretan sama suka masak ayam (ucapan sederhana masih perlu dibantu

oleh Ibu Isma)”90

Berbeda hal dengan Terapi okupasi yang lebih menunjang kegiatan kemampuan

anak seperti bermain, belajar dan berinteraksi dengan lingkunganya, peneliti

mengamati perubahan salah satu klien yang mengikuti terapi okupasi salah

satunya bernama Rizky Akbar penderita Tunagrahita ringan, perubahan yang

terjadi kepada klien cukup terlihat setelah mengikuti program terapi. Pernyataan

tersebut diungkapkan oleh orang tua dari Rizky Akbar, sebagai berikut:

88

Hasil wawancara dengan Fazila Rajni Imtinan sebagai klien, pada senin, 24 oktober 2016,

pukul 11.35 WIB. 89

Hasil studi dokumentasi laporan perkembangan terapi anak berkebutuhan khusus pada jumat,

23 desember 2016. 90

Hasil wawancara dengan Ocha Funabella sebagai klien, pada senin, 24 oktober 2016, pukul

11.25 WIB.

Page 124: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

110

“Perubahan dari Rizky, dia sudah mengerti beberapa perintah

mudah yang sudah dapat diikuti sih kalau saya lihat. cuma untuk

menghitung dan membaca tetap kesulitan.”91

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan klien, sebagai berikut:

“Uhm… (bingung dan berucap) bisa nulis, gak suka berhitung.

bisa main musik, gak bisa begitu gambar.”92

Dari hasil diatas, perubahan yang dialami masing-masing klien relatif

berbeda-beda sesuai dengan rutin kehadiran klien yang mengikuti terapi sesuai

dengan jenis ketunaan yang dimiliki setiap klien. Perubahan yang dialami klien

tidak begitu signifikan, mengingat klien yang mengikuti program terapi ini adalah

anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan ketunaan yang diderita dalam

penanganannya.

b. Keberlanjutan Program

Program terapi anak berkebutuhan khusus ini sudah memiliki evaluasi

secara berkala yang dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Evaluasi ini bertujuan

berdasarkan pada hasil perkembangan klien selama mengikuti terapi di sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri. Setiap terapis yang melakukan terapi, tentunya harus

membuat laporan kehadiran klien setiap pertemuannya. Dari kedua laporan

tersebut akan diberikan kepada Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri yang

kemudian akan dirapatkan dengan staff yang terlibat. Hasil laporan tersebut

nantinya akan menjadi masukan bagi program kegiatan terapi, dimana letak

91

Hasil wawancara dengan Ibu Siti sebagai orang tua klien, pada senin, 24 oktober 2016. pukul

10.30 WIB. 92

Hasil wawancara dengan Rizky Akbar sebagai klien, pada senin, 24 oktober 2016. pukul 10.00

WIB.

Page 125: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

111

kekurangan dan kesalahan yang perlu dievaluasi nantinya, hal tersebut

diungkapkan oleh salah satu terapis sebagai berikut:

“Kalau keorang tua kita laporannya terapi itu 45 menit kemudian

15 menit untuk laporan motorik dan konsultasi, jadi 15 menit apa yang

sudah diajarkan kepada anak. Terus bagaimana respon anak, kemudian

hambatan pada anak atau pr nya gitu. Nah nanti kita kasih masukan

keorang tua ini nih yang harus dikerjakan oleh anak ketika di rumah.

Contohnya seperti melatih meniup anak sudah merespon mau meniup tapi

udaranya tidak mau keluar. Dirumah kan lebih banyak waktu jadi lebih

banyak dilatih lagi dirumah saran dari kita ke orang tua anak. Untuk

laporan ke sekolah hampir sama sih, Cuma kan kalau disekolah ada

formnya dan juga saling sharing dengan terapis lainnya”93

Sedangkan untuk laporan kehadiran klien, peneliti melihat kehadiran klien

yang datang mengikuti terapi sudah cukup baik, meskipun ada beberapa yang

kurang akan kehadiran anak yang tidak bisa mengikuti terapi, dimana rata-ratanya

selama 1 bulan rata-rata hanya relatif 6-8 setiap pertemuan. Namun kebijakan dari

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, bagi klien yang tidak bisa hadir bisa diganti

hari. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu terapis, sebagai berikut:

“Biasanya jika berhalangan yang anaknya sakit tidak bisa terapi,

kita akan ganti hari jumat. kan 1 bulan kita melakukan terapi sebanyak 8

kali. Itu kita ganti hari, jadi kita tetap harus melakukan full selama 1

bulan 8 kali pertemuan. Tapi biasanya kita pun juga komunikasi dengan

orang tuanya kalau ada kendala tidak bisa melakukan bagi pihak kami.

Untuk waktu kita fleksibel yang terpenting kehadirannya.”94

Jika dinilai dari pernyataan diatas, peneliti menyetujui akan program ini,

biaya yang dikeluarkan cukup mahal, terutama bagi keluarga yang kurang

mampu. Program terapi anak berkebutuhan khusus yang diberikan oleh Sekolah

Khusus Putra Putri Mandiri sehingga membantu meringankan beban orang tua

93

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur Hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu 19

oktober 2016, pukul 10.30 WIB. 94

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur Hidayati sebagai terapis okupasi, pada rabu 19

oktober 2016, pukul 10.30 WIB.

Page 126: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

112

klien. Namun beberapa orang tua klien tidak memanfaatkan program yang sudah

disediakan dengan baik, seperti tidak mengantarkan anaknya untuk mengikuti

program terapi. Dalam hal ini, Peneliti mengaitkan dengan indikator pemanfaatan

pada bab dua halaman 27 yaitu melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah

disediakan oleh pemberi layanan dipergunakan oleh kelompok sasaran. Peneliti

menilai dalam indikator pemanfaatan belum terpenuhi, dikarenakan beberapa

orang tua tidak memanfaatkan program terapi yang disediakan Sekolah Khusus

Putra Putri Mandiri dengan baik seperti mengantarkan anaknya untuk terapi.

Dalam keberlanjutan program yang ada di Sekolah Khusus Putra Putri

Mandiri, setiap program memiliki batas waktu dalam pelaksanaanya, begitu

halnya dengan program terapi anak berkebutuhan khusus, akan tetapi pihak

Sekolah Putra Putri Mandiri tetap menjalankan program selama 3-4 bulan dalam

melakukan pendampingan terapi terhadap klien yang mengikuti terapi anak

berkebutuhan khusus. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah

Khsuus Putra Putri Mandiri, sebagai berikut:

“Akan tetap berlanjut pastinya, tapi mungkin kita akan mengubah

dari segi metode pendekatannya saja yang dilakukan kepada anak. Tapi

materi tetap sama sesuai dari kurikulum diknas.”95

Kepala Sekolah Putra Putri Mandiri juga menjelaskan tujuan diadakannya

monitorng dalam program terapi anak berkebutuhan khusus yang disediakan,

yakni sebagai berikut:

95

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai Kepala Sekolah, pada rabu 19 oktober

2016, pukul 09.00 WIB.

Page 127: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

113

“Monitoring untuk evalusi pastinya ada, kita lihat nih, apakah

anak yang mengikuti guru selama terapi ada perubahan tidak selama 3-4

bulan, jika tidak ada kita akan berkonsultasi dengan orang tuanya.

Menanyakan apa yang dilakukan dirumah, apa yang dikonsumsinya itu

juga sangat penting untuk kebaikan si anak.”96

96

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati sebagai Kepala Sekolah, pada rabu 19 oktober

2016, pukul 09.20 WIB.

Page 128: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

114

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Hasil Program Terapi

Anak Tunagrahita di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri, Ciputat, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

Terapi Individual Education Program (IEP) yang ditawarkan oleh

lembaga, merupakan bentuk upaya dari Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri yang

bertujuan membantu dan mengurangi beban para orang tua untuk mengantarkan

anak-anaknya kesekolah maupun terapi dengan mendapatkan pendidikan formal

maupun terapi, yang mana PPM bukanlah lembaga dengan latar belakang orang-

orang yang berkelebihan, tapi memiliki tekad gotong royong dari beberapa

komunitas Ibu-Ibu dengan mendirikan lembaga sekolah swasta sekaligus klinik

terapi, sehingga diharapkan mampu menghasilkan anak yang bermutu, kreatif dan

dedikasi, sehingga anak dapat mencapai kemandirian dalam hidup.

Hasil evasluasi input yang dilakukan pada fokus tunagrahita menunjukan

bahwa PPM di Ciputat, memiliki sejarah yang cukup panjang dari tahun 2009

hingga 2011 dan mengalami relokasi tempat sebanyak 3 kali. Jumlah klien anak

ketunaan tunagrahita relatif cukup banyak yang berjumlah 26 anak. PPM sangat

selektif ketika menerima klien yang ingin melakukan terapi, seperti sosialisasi

program seperti melengkapi administrasi yang ada. Sumber daya manusia (SDM)

tenaga professional yang berada di PPM dinilai cukup baik dimana para terapis

Page 129: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

115

mendapatkan pelatihan khusus dari kegiatan kerja guru (KKG) yang

diselenggarakan setiap 4 bulan sekali. Para staff yang terlibat dalam kegiatan

terapi yang professional dan rapih serta ramah terhadap orang tua klien, namun

terdapat beberapa aspek yang perlu dilakukan perbaikan, yaitu donator, mitra

kerjasama, dan sarana-prasarana yang sangat kurang dan harus ditingkatkan untuk

menunjang keberlangsungan program, seperti donator bantuan bersifat individu

dimana orang tua klien yang ingin mengikuti terapi harus mengikuti prosedur

yang ditetapkan lembaga, selain itu mitra kerjasama antara profesi dalam

menunjang membantu sekolah hanya bersifat tidak tetap (sementara) membuat

orang tua harus ekstra mengeluarkan biaya lebih banyak untuk meminta surat

rujukan pengantar hasil tes dari dokter/psikologi dengan rujukan konsultasi antara

sekolah dan orang tua. Kemudian sarana dan prasarana seperti ruang kelas terapi

untuk terapi wicara yang berukuran 4 x 4 m2 dan hanya terdapat sekat triplek kayu

serta tak kedap udara sehingga suara berisik sering menganggu konsentrasi anak

yang sedang terapi.

Peneliti menilai bahwa hasil evaluasi proses yang berlangsung pada

kegiatan program terapi sudah sesuai dengan indikator efisiensi dan relevansi,

pelayanan dinilai relevan terhadap kepada klien yang mengikuti terapi di PPM.

pendekatan lembaga kepada orang tua melalui konsultasi membantu anak mereka

dalam proses pemulihan klien. Namun masalah keterlambatan beberapa orang tua

yang mengikut sertakan anak mereka yang harusnya sesuai jadwal pukul 11.00-

12.00 menjadi tidak sesuai pada jadwal sehingga terapis tidak dapat

memaksimalkan terapi yang dilaksanakan.

Page 130: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

116

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa PPM memberikan dampak yang lebih

baik, yakni merubah kondisi dan perilaku anak tunagrahita menjadi lebih positif,

seperti mampu mengurus kebersihan tubuh diri sendiri, mampu melakukan

kegiatan seperti menulis dan membaca sederhana (tunagrahita ringan) dan

mengerti instruksi yang dikatakan orang lain (tunagrahita sedang), bermain dan

berinteraksi dengan teman sebaya mereka maupun lingkungan sekitar.

B. Saran-saran

Penulis menyarankan beberapa hal untuk kemajuan agar terapi Individual

Education Program (IEP) menjadi lebih baik:

1. Sekolah:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan IEP, terutama fasilitas, seperti

Donatur, Sarana dan Prasarana.

b. Melakukan mitra kerjasama dengan tenaga profesi profesional lainnya

seperti Dokter/Psikologi, agar memudahkan koneksi hubungan yang

baik bagi orang tua klien yang ingin ikut menyertakan anak mereka.

c. Disediakan layanan fasilitas seperti ruang pantau/CCTV bagi orang tua

klien, agar orangtua dapat memantau dengan lebih jelas lagi anak

mereka.

2. Orang Tua Klien:

a. Guna meningkatkan perkembangan terapi anak, sebaiknya orangtua

dapat memberangkatkan anak untuk terapi secara konsisten.

Page 131: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

117

b. Guna meningkatkan pengetahuan orangtua tentang terapi, ada baiknya

diadakan sosialisasi atau pertemuan dengan orangtua murid secara

berkala, agar pengetahuan tentang terapi yang dijalankan disekolah

bisa dilakukan kembali dirumah.

Page 132: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

118

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, pengembangan dan Intervensi

Komunitas, Jakarta: FEUI, 2001.

Agustyawati. dkk. Psikologi Pendidikan anak berkebutuhan khusus, Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

A Pius. M. Al-Barry, Dahlan dan Partono, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya;

Arkola, 1994.

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara,

1998.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi, penerjemah: Kartini Kartono Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2006.

Ghony, M. Djunaidi dan Almansyur Fauzan. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta

:PT Pustaka Bina Presindo. 1995.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta,

Intermedia, 1989.

Hidayati, Nurul. S. Ag, M. pd, Evaluasi Program. Tangerang Selatan, Fidkom:

2008.

Itasari Arirtungga, Itasari, Makalah Didslogia, Jakarta:AtWYBW, 2007.

Kosasih, E. Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama

Widya, 2012.

Mangusong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid

kesatu. LPSP3 UI. Depok. 2014.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000.

Nani M Euis, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: CV. Catur Karya

Mandiri, 2000.

Nggao, Fredy S. Evaluasi Program. Jakarta: Nuansa Madani, 2003.

Rafi‟I, Suryatna. Teknik Evaluasi, Bandung; Angkasa, 1988.

Ramli, Ahmad. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan, 1999.

Shibab, M Quraish. Tafsir Al Mishbah, jilid 5, Jakarta: Lentera Hati, Cet. IX,

2002.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Page 133: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

119

Sujarwanto, Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:

Depdikbud, 2005.

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk

Program Pendidikan dan Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Artikel :

Ikatwi, Kode Etik Terapi Wicara, http://ikatwipusat.tripod.com/kode-etik.html.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 571/MENKES/SKVI/2008

Tentang Standar Profesi Okupasi Terapis.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 547/MENKESSKVI/2008

Tentang Standar terapis Wicara.

Internet : Endang,“Undang -undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003,

”https://endang965. wordpress. com/peraturan-diknas/uu-sisdiknas.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=terapi+anak+tunagrahita&btnG=&o

q=tera.

Mus TW, “Terapi Wicara, ”http://mustwkupang.com/2012/01/terapi-wicara.html.

Purwandi, Buku Pegangan kuliah Psikoterapi, Universitas Negeri Yogyakarta,

2003. Artikel didapat download http ://staff. uny.ac.id /sites/ default/ file/

scan0003_6.pdf.

Rafikmaeilana,”http://kbr.id/rafik_maeilana_/082015/_jangan_malu_punya_anak

_berkebutuhan_khusus_/75113. html.

Dokumentasi :

Hasil observasi dokumentasi pelaksanaan klien terapi wicara, pada rabu 19

Oktober 2016.

Hasil observasi penelitian selama berlangsung dari bulan Oktober hingga

Desember 2016.

Hasil observasi ruangan terapi anak berkebutuhan khusus pada rabu, 19 oktober

2016.

Hasil studi dokumentasi laporan perkembangan terapi anak berkebutuhan khusus

pada jumat, 23 desember 2016.

Hasil studi dokumentasi profil umum sekolah khusus putra putri mandiri pada

tanggal 18 Oktober 2016.

Page 134: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

120

Hasil studi dokumentasi staff sekolah khusus putra putri mandiri.

Wawancara :

Hasil wawancara dengan Ibu Diah Wulandari orang tua klien Fazila, pada senin,

24 oktober 2016.

Hasil wawancara dengan Ibu Siti Aisiah sebagai orang tua klien, pada senin, 24

oktober 2016.

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Isma Endah sebagai terapis wicara, pada

rabu, 19 Oktober 2016.

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nur hidayati sebagai terapis okupasi, pada

rabu, 19 Oktober 2016.

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati selaku kepala sekolah khusus putra

putri mandiri pada tanggal 17 Oktober 2016.

Hasil wawancara dengan Fazila Rajni Imtinan sebagai klien, pada senin, 24

oktober 2016.

Hasil wawancara dengan Febynda Putri sebagai klien, pada senin, 24 oktober

2016.

Hasil wawancara dengan Ocha Funabella sebagai klien, pada senin, 24 oktober

2016.

Hasil wawancara dengan Rizky Akbar sebagai klien, pada senin, 24 oktober 2016.

Page 135: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 136: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 137: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 138: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 139: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 140: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 141: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 142: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa
Page 143: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

Page | 1

Laporan Deskripsi Perkembangan Terapi Anak Tunagrahita

Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

1. Ocha Funabella (ketunaan tunagrahita sedang) Umur 13 tahun.

1. Pengembangan diri

a. Motorik kasar & halus :

- Ananda Ocha masih dibantu sesekali dengan titik untuk menulis angka ataupun

huruf. Untuk mewarnai gambar ananda Ocha sudah cukup baik walaupun masih

ada beberapa yang keluar garis.

b. Akhlak dan Bersosialisasi :

- Untuk sikap Ananda Ocha selama mengikuti kegiatan. Sudah cukup baik, akan

tetapi ketika diajak bicara, Ananda Ocha masih bisa merespon dengan baik

walaupun cukup kesulitan untuk diajak berbicara pada umumnya.

c. Akademik :

- Untuk kehadiran, Ocha sangat kurang dalam mengikuti kegiatan terapi, sehingga

perubahan yang dialami klien cukup lama pada Ananda Ocha.

- Mengikuti kegiatan sekolah : menulis, mengambar sudah cukup baik.

d. Kebersihan :

- Ocha sudah sangat baik dalam menjaga kebersihan dikelas maupun dirinya sendiri

dalam merawat diri.

2. Terapi wicara

- Untuk pengucapan seperti vokal a, i, u, e, o. cukup baik dan bisa meniru ucapan

dari terapis bu isma, akan tetapi untuk sebuah pengucapan kalimat Ocha sangat

kurang begitu baik dalam melakukannya dan kurangnya konsentrasi anak yang

belum maksimal, di karena kan mudah lupa bagi anak tunagrahita. Karena dari

pihak sekolah tidak memiliki alat bantu yang standar dianjurkan internasional

Page 144: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

Page | 2

dalam penerapannya, akan tetapi dalam hal ini. Terapis mengekreasikan dengan

alternatif alat lain yang fungsinya sama.

Page 145: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

Page | 3

2. Rizky Akbar (ketunaan tunagrahita ringan) Umur 10 tahun.

1. Pengembangan diri

a. Motorik kasar & halus :

- Ananda Rizky sudah sangat baik dalam melakukan motorik kasar dan halus, terus

belajar dan ditingkatkan lebih baik lagi.

b. Akhlak dan Bersosialisasi :

- Ananda Rizky sangat baik dalam bersosialisasi dengan teman sekelasnya dan

bersikap rapih dan sopan. terus tingkatkan kembali.

c. Akademik :

- Untuk kehadiran : Rizky sudah cukup baik dalam kehadirannya selama mengikuti

terapi, Rizky sakit 3 kali, namun Ananda Rizky mengikutinya dihari yang lain

sesuai kebijakan fleksibel terapi yang ada di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

- Mengikuti kegiatan : Ananda Rizky sangat baik dan aktif didalam kelas.

d. Kebersihan :

- Ananda Rizky kurang begitu baik dalam menjaga kebersihan di lingkungan

kelasnya, sering merobek kertas untuk bermain dan mengisengi teman sebayanya,

sedangkan untuk Rizky sendiri yang begitu aktif dalam bermain terutama

dibidang olahraga, debu dan kotoran kurang bisa merawat dirinya sendiri, Perlu

ditingkatkan kembali kebersihan dan pengawasan dari orang tua.

2. Terapi okupasi

- Ananda Rizky, sudah cukup baik dalam mengikuti beberapa kegiatan terapi yang

dilakukan para terapis, namun untuk berpikir dan membaca kalimat yang panjang

dan cepat menjadi kendala bagi Ananda Rizky, karena belum mampu mengikuti,

sehingga latihan-latihan dan belajar dirumah perlu ditingkatkan kembali dari

orang tua.

Page 146: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

Page | 4

3. Febynda Putri (ketunaan tunagrahita ringan) Umur 14 tahun.

1. Pengembangan diri

a. Motorik kasar & halus :

- Ananda Febynda sudah sangat cukup dalam melakukan kegiatan motorik kasar

dan halus, latihan dirumah perlu ditingkatkan kembali.

b. Akhlak dan Bersosialisasi :

- Ananda Febynda memiliki sikap yang mudah berbaur dan cenderung mudah

tanggap jika dikelas, lalu Febynda pun memiliki sikap pasif yang lebih banyak

berdiam diri, namun tidak bersifat distrac/menggangu antara teman sebayanya.

c. Akademik :

- Untuk kehadiran : Ananda Febynda sangat bagus dalam kehadiran hampir full

dalam absensinya,1 atau 2 Febynda pernah tidak hadir dikarenakan sakit

- Mengikuti kegiatan : Febynda cukup baik dalam mengikuti intruksi yang

diberikan oleh para guru-guru dalam mengajarinya.

d. Kebersihan :

- Ananda Febynda sudah cukup baik dalam merawat diri sendiri untuk terlihat rapih

dan bersih, kemudian untuk ketanggapan dalam lingkungan sekitanya Febynda

sangat memahami untuk menjaga kebersihan dikelas salah satunya.

2. Terapi okupasi

- Ananda Febynda, melakukan terapi okupasi yang lebih diinginkan orang tua,

terutama dalam bidang akademiknya, untuk keaktifan Febynda dalam melakukan

kegiatan bisa diikuti, namun ketanggapan dan kepekaan yang bersifat spontan,

seperti menghitung dan membaca kalimat sederhana cukup menyulitkan klien,

sehingga dirumah masih harus sering latihan dengan giat.

Page 147: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

Tangerang

(Isma Endah)

Page | 5

Page 148: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

1

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah di Sekolah Khusus Putra PutriMandiri

Informan : Ibu Hj. Sumiyati, M.pd

Jabatan : Kepala Sekolah Khusus Putra PutriMandiri.

Hari/Tanggal wawancara : Rabu, 19 Oktober 2016.

Waktu Wawancara : 09.00 s.d 09.25 WIB

Situasi informan saat wawancara : ketika jam istirahat yang berada didalamkantor

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Apa latar belakang tujuanberdirinya program terapi disekolah khusus putra putrimandiri(PPM)?

Sejarah awal SKh PPM atau yang biasadisebut Putra Putri Mandiri dulunya adalahsebuah komunitas ibu-ibu yangmempunyai anak dengan keterbatasanfisik, motorik dan juga hambatan dalambelajar, merasa prihatin dengan kondisipelayanan pendidikan anak ABK.Alasannya karena belum mendapatkanpendidikan secara klasikal yang sama padasekolah pada umumnya dan jugabanyaknya orang tua yang memiliki anakdifabel sehingga kami berinisiatif sepakatuntuk membuat lembaga swadaya swastayaitu sekolah PPM ini. biaya juga menjadihambatan bagi orang tua juga yangekonominya pas-pasan. kalau ada yangingin masuk sekolah kita, kita takmembatasinya, tapi kita tampung terlebihdahulu untuk dilakukannya terapi, untukpersiapan tahun depan masuk kelasnya,tapi tetap jika pun anak itu belum siapmasuk, harus dilakukan terapi dahulu.Sebelum dia bisa kita terima di sekolahkhusus PPM disini. tapi tidak menutupkemungkinan bahwa ada beberapa orangtua lain juga yang sangat kurangekonominya, dengan menyertakan suratketerangan tidak mampu (SKTM) denganmelakukan survei kerumah orang tua klien

Page 149: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

2

dan menindak lanjuti akan diberikankeringanan biaya atau pembebasan biaya.

2 Apa tujuan dari program terapiini?

Tujuan kami yaitu membantu anak untukmandiri dan mengembangkan potensiminat anak dengan melakukan kegiatanyang bersifat sederhana dan mampudilakukan anak. persiapan masuk kelasklasikal dengan tujuan membantukekurangan yang ada pada anak dan disinikita ada dua tipe anak. Bagi anak yangbelum masuk sekolah kita maupun anakyang sudah diterima disekolah kita. Kalauanak itu memiliki kekurangan, nah nantikita tambah dengan terapi, tetapi jika anakitu berada diluar sekolah kita dan baruingin masuk. Kita akan lakukan terapiterlebih dahulu seperti yang sebelumnyauntuk mengetahui kekurangan anak yangdiperlukan bagi anak.

3 Siapa saja yang menjadi sasaranprogram terapi di sekolah PPM?

Yah tujuannya yaitu untuk mencapaikemandirian pada anak, seperti bisamenulis, memegang pensil dan sebagainyagitu. Kontak mata dan perilaku pada anaksekolah umumnya. Tujuan kita yang ingindicapai. Jadi tidak perlu membutuhkanbantuan orang lain dan tidak menggangukegiatan anak yang lain ketika beradadalam kelas.

4 Kriteria anak dalam programterapi seperti apa saja?

Tergantung kebutuhan anak, kan kita nantimeminta surat pengantar dari tenaga ahliseperti dokter atau psikolog jadi anak itubisa dilihat kekurangannya. Tujuannyauntuk tes IQ dan mendiagnosis masukklasifikasi anak, kebutuhan dampingan apayang diperlukannya. Jadi kita tidak asalmenerima terapi, dasarnya apa inginmelakukan terapi pada anak? Sehingga kitabisa mudah dalam membantumengklarifikasi pada anak dengan rujukandari dokter atau psikologi itu.

5 Ada berapa jumlah sasaran anakyang mengikuti kegiatanprogram terapi di sekolah PPM?

Untuk sasaran anak sebenarnya umumnyaada 47 murid yang mengikuti disekolahsini. Tapi saya lupa untuk jumlahpenyandang autisme dan tunagrahita adaberapa saja. Nanti minta ke TU saja pada

Page 150: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

3

mbak rika. Kalau jumlah anak yangmengikuti dampingan terapi ada 7 anak. 4anak yang baru masuk kelas klasikal dan 3anak yang lainnya masih tahap kelas terapisebelum masuk kelas klasikal. Sebenarnyabanyak yang ingin terapi, karenaketerbatasan tenaga pendidik dari kita danjuga waktunya, maka kita batasi anak-anakyang benar-benar membutuhkan terapisekali.

6 Siapa saja yang terlibat dalamkegiatan program terapi ini?

Untuk yang terlibat sebenarnya banyakkaya Ibu Uum, Ibu Zahra, Ibu Lia, IbuNur, Pak Sona kemudian Ibu Isma. Untukmitra lain dengan tenaga ahli seperti dokterataupun psikologi hanya berupa suratpengantar untuk mendiagnosis kebutuhanapa yang menjadi masalah pada anak gitu.

7 Apakah ada mitra yang terlibatdalam program terapi di PPM?

Tidak ada, seperti yang saya sebutkansebelumnya karena kita bukan tim suksesterapi tumbuh kembang anak, kecualikalau tumbuh kembang terapi yangbermitra dengan rumah sakit atau yangtenaga ahli lainnya. Paling kita hanyabekerja sama dengan orang tua setiapminggunya selama terapi berlangsungseperti konsultasi konsumsi makanan yangharus dijauhi pada anak seperti makanancepat saji, snack-snack ringan gitu.

8 Berapa biaya yang dikeluarkanoleh sekolah, bagi orang tuayang ingin diikutkan dalamprogram terapi di PPM?

Kita untuk biaya 65-100 ribu per jam,persekali bertemu. Systemnya One on One.satu anak satu guru satu ruangan.

9 Selain guru yang melakukanterapis disini, apakah staff jugaikut serta dalam program terapi?

Kalau staff hanya bersifat membantu guru.Asisten guru gitu dan biasanya hanyamenggantikan guru yang tidak bisamelakukan terapis, karena sakit atau izinada tugas dari sekolah.

10 Bagaimana proses memilihterapis dalam kegiatan programterapi?

Untuk terapis kita tak begitumembatasinya. Bagi guru yang inginmelakukan terapis, tidak diwajibkan untuklulusan PLB saja. Hanya saja mereka yangingin melakukan terapis disekolah inisetidaknya memiliki pengalaman KKG(kegiatan kerja guru) yang diadakan setiap

Page 151: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

4

tahunnya dibanten. SLB N 1 balaraja.

11 Apakah ada donator yangterlibat dalam program kegiatanterapi ini?

Kalau donator kita tidak ada, itu kembalike individu. Pembayaran yang mengikutiterapi kembali pada orang tua yangmengikutkan anaknya saja. Per pricenyaberapa ya itulah yang dibayarkan olehorang tua murid gitu. Karena kita bukansukses terapi tumbuh kembang anak,kecuali kalau tumbuh kembang terapi yangbermitra dengan rumah sakit atau yangtenaga ahli lainnya. Biasanya merekaterapi biayanya diambilkan ataudibayarkan oleh perusahaan. Karena kitabentuknya sekolah yah.

12 Bagaimana sarana dan prasaranayang diberikan sekolah khususputra putri mandiri untukprogram terapi?

Banyak, kita BPOT alat-alat untuk pusatperhatian , alat-alat gambar, alat-alatangka, alat-alat huruf untuk anaktunagrahita. Kemudian untuk autism kayaalat SI, jadi setiap ruangan sudah tersediapada ruangan setiap terapi. Tergantung darikebutuhan anak, memang ada beberapaalat yang rusak bahkan hilang entahkemana. Untuk membeli alat terapi itumahal, makanya kami kreasikan mencaribarang-barang yang mirip dengan alatterapi dan mudah didapatkan, tentu dengankualitas yang cukup baik dan tidak mudahrusak.

B Evaluasi proses

1 Siapa penanggung jawab darikegiatan program terapi disekolah khusus PPM?

Untuk penanggung jawab program terapiitu Ibu Isma dan kordinator wakil dipegangoleh Ibu Zahra.

2 Apakah sekolah khsusus PPMmenyediakan materi kegiatanterapi?

Kalau untuk terapi kita ada standarnya, kitaada kurikulumnya, jadi kita memakai ABA(applied behavioral analysis) yang sudahsesuai prosedur internasional jadistandarnya memang begitu untukautismenya tapi untuk Tunagrahita kitamemang menggunakan dari direktoratkurikulumnya, tapi untuk terapi yangdasarnya dalam praktiknya kitamenggunakan ABA jadi ada sesuaikurikulumnya sendiri.

Page 152: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

5

3 Biasanya berapa lama programkegaiatan terapi ini berlangsung?

Kita melakukan terapi selama 3-4 bulan,tergantung dari kondisi anak dan tingkatkehadirannya, yang akan mempengaruhimaksimalnya terapi. Kalau anak itu 3sampai 6 bulan selesai dan sudah mampuuntuk berbicara kita cukupkan, tapi adajuga yang sampai 1-3 tahun. Jadi kembalilagi peran orang tua juga sangat diperlukandalam hal ini gitu.

4 Pada hari apa saja biasanyaprogram kegiatan terapi inidilakukan?

Kita dari senin sampai jumat. sesudahpulang sekolah anak-anak pada jam 11 danpada saat itu kita mulai melakukan terapi.

C Evaluasi hasil

1 Apakah program kegiatan terapidi sekolah khusus PPM akandilanjutkan atau tidak?

Akan tetap berlanjut pastinya, tapimungkin kita akan mengubah dari segimetode pendekatannya saja yang dilakukankepada anak. Tapi materi tetap sama sesuaidari kurikulum diknas.

2 Apakah ada monitoring yangdilakukan oleh pihak sekolahterhadap program kegiatan terapidi sekolah khusus PPM ?

Monitoring untuk evalusi pastinya ada, kitalihat nih, apakah anak yang mengikuti guruselama terapi ada perubahan tidak selama3-4 bulan, jika tidak ada kita akanberkonsultasi dengan orang tuanya.Menanyakan apa yang dilakukan dirumah,apa yang dikonsumsinya itu juga sangatpenting untuk kebaikan si anak.

Page 153: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

6

Transkrip Wawancara dengan Penanggung Jawab Program Terapi di SekolahKhusus Putra Putri Mandiri

Informan : Ibu Isma Endah, S.pd

Jabatan : Penanggung Jawab program terapi disekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

Hari/Tanggal wawancara : Rabu, 19 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 10.00 s.d 10.15 WIB

Situasi informan saat wawancara : Ketika selesai terapi diruang kelas terapi.

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Apakah murid-murid yang sudahtidak bersekolah di PPM, masihmengikuti program kegiatanterapi/tidak?

Masih ada banyak, kira-kira ada sekitar 10anak yang masih mengikuti terapi disini.Biasanya anak yang belum mandiri, masihsuka gak patuh, konsentrasi masih kurang.Sehingga masih ada yang melakukan terapikembali dengan tujuan mengulang dengantujuan pembiasaan diri. Kadang kan anakada yang sudah tenang dan patuh , kalaubelum bisa ya diterapi lagi. Intinya anak-anak harus lebih sering diberikan kegiatanagar tidak mudah lupa.

2 Bagaimana proses dalammenyeleksi anak, apakah butuhterapi/tidak?

Jadi ini kita lihat kebutuhan anak itu apa,yang kurang dalam melengkapi prosesbelajar itu apa. Jadi kita assessmen dahulu.Kita cek perkembangan kognitifnyabagaimana, motorik halus dan kasarnyabagaimana, perkembangan sosialnyabagaimana, kalau masih ada yang missdalam perkembangan anak tersebut.barulah kita masukan kedalam terapi, tapijika anaknya tinggal akademisnya saja itubisa langsung masuk kelas. Jadi dia sudahmemiliki kepatuhan, kedisplinannya sudahada, kosentrasi tidak terganggu itu sudahbisa masuk kelas.

3 Bagaimana pendekatan yangdilakukan dari sekolah kepadaorang tua murid, sehingga dapatmengikut sertakan anaknyadalam kegiatan program terapi?

Kita pertama membei pemahaman dulu ya,seperti ini loh kebutuhan anaknya sepertiini yang harus dikembangan dari anak ini,jadi anak ini konsentrasinya masih kurangbu dan masih perlu behaviornya dahulu,

Page 154: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

7

misalnya motoriknya belum bagus itukanberpengaruh kepada kemampuankemandirian anak dan pada saat itu kitaharus kasih terapi okupasi dulu, setelah itubaru kita jelaskan kepada orang tua ,kebutuhan anak itu seperti apa dan targetyang ingin kita kejar dari si anak ini apa,lalu dengan sendirinya orang tua akanmemutuskan, tapi kadang orang tua anakitu sendiri yang minta. Sebenarnya sangatdiwajibkan bagi orang tua ingin mengikutsertakan anaknya, tapi ada beberapa orangtua, bu saya kebentur waktunya jadi tidakbisa. Kita masih mewajibkan jika si anakini belum bisa mandiri sehingga bisadistrac/ mengganggu yang lain. Tapi jikaorang tua dirasa sudah melihatperkembangan bagi si anak sudah terlihatselama 3 bulan. Kami pun menghentikanterapi kepada anak tersebut karena targetyang dicapai sudah selesai.

B Evaluasi proses

1 Apakah materi kegiatan terapiyang dilakukan, berasal daripihak sekolah/tidak? Alasannyaapa?

Materi tetap dari kurikulum nasionaldiknas, mungkin metodenya yang dirubahkarenakan anak seperti ini mudah bosanjika sekreatif terapi saja dalam melakukanterapi, materi tetap intinya adalahmerangsang untuk berbahasa,berkomunikasi dan sebagainya. Metodenyasendiri bisa dengan bernyanyi, bisa denganpermainan. Intinya supaya anak tidakmerasa bosan.

2 Apa tugas dari ibu dalamprogram kegiatan terapi ini?

Tugas saya melakukan monitoring ataupengawas dan juga mengevaluasi anak-anak yang melakukan terapi selamamengikuti kegiatan. Aspek motorik kasardan halus, perubahan tingkah laku agartidak distrac (mengganggu) anak yang laindan melakukan KKG dengan sekolahkhusus lainnya sebagai bentuk partisipasisharing dalam berbagi ilmu dan mencarisolusi penyelesaian yang dihadapi anakdalam mencapai target.

Page 155: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

8

Transkrip Wawancara dengan Terapis di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

Informan : Ibu Nur Hidayati

Jabatan : Terapis okupasi di sekolah Khusus PutraPutri Mandiri.

Hari/Tanggal wawancara : Rabu, 19 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 10.30 s.d 10 40

Situasi informan saat wawancara : Ketika selesai terapi yang berada diruanganterapi klasikal

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Mengapa Ibu tertarik untukmenjadi terapis dalam kegiatanprogram terapi ini?

Karena pada dasarnya anak-anakberkebutuhan khusus, memiliki peranankhusus yang kita fokuskan 20%akademik dan 80% praktiknya.Sehingga selain mengajar untukkemampuan anak, kita pun bisa melihatkekurangan apa yang dimiliki anak danapa yang ingin kita capai pada anakyang mengikuti terapi gitu.

2 Apa pendidikan terakhir yangIbu?

Pendidikan terakhir saya D3 Fisioterapidi Universitas Indonesia (UI) depok.Fakultas Vokasi.

3 Menurut Ibu, apakah sarana danprasarana yang diberikan olehpihak sekolah khusus PPMsudah memadai dalammelaksanakan kegiatan terapi?

Belum, karena untuk biaya terapimenggunakan penunjang alat dari yangdisarankan ABA itu sangat mahal bisapuluhan juta, belum banyaknya barangyang rusak dan hilang sedikitmenyulitkan saya dalam melakukanterapi, Jadi kami menggunakan mediaalternatif dengan alat bantu terapi anakberkebutuhan khusus dengan fungsiyang sama, tetapi lebih murah danaman. Kalau untuk terapi okupasimenurut saya sudah cukup. Cuma sajabeberapa alat yang rusak dan hilang ituyang cukup merepotkan sekali. Tapisekarang sudah mau ditambahkan lagidari Sekolah misalnya seperti Lilinbentuk untuk melatih motorik halusmeremas, membulatkan dan sebagainya

Page 156: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

9

lalu Flannel papan tempel dan puzzlegame baru yang sebelumnya padahilang

4 Darimanakah keahlian terapis inididapatkan oleh ibusebelumnya?

Saya mendapatkan keahlian ini darikuliah yang teorinya sama danberhubungan dengan anakberkebutuhan khusus, kemudianbimbingan konseling saya dapatkanjuga dalam penunjang pembelajaranpada saat saya masih kuliah, sertapraktik berbagi pengalaman dengankakak kelas dan lebih banyakmelakukan praktik intinya dijurusanyang saya jalani. Saya menekuni kalautidak salah dari tahun 2009, kira-kira 7tahunan menjadi terapis okupasi,bersama pak sona, dan bu uum padasaat itu KKG diselenggarakan diserang,yang didalamnya ada pelatihan, seminardan praktiknya.

5 Apakah ada pelatihan yangdiberikan oleh pihak sekolahkhusus PPM kepada Ibu terkaitprogram kegiatan terapi ini?

Pelatihan khusus kita ada. tetapi harusmengikuti proses KKG dalammengikuti pelatihan keterampilansebagai bekal dan syarat yangdisesuaikan dengan standar sekolahkita. Jadi tidak asal melakukan terapisaja, tapi di seleksi dulu.

B Evaluasi proses

1 Apa saja materi yang Ibuberikan dalam kegiatan terapi iniserta alasannya? Mengapa harusmengambil materi tersebut?

Kalau untuk materi sendiri sudahditetapkan oleh diknas, tapi untukpraktiknya kita tidak ada batasan ataudibebaskan, sesuai dengan kondisi anaksaja, biasanya kita memakai BPOT alat-alat untuk pusat perhatian, alat-alatgambar, alat-alat angka, alat-alat hurufgitu. Untuk praktiknya saya melakukanhal yang sederhana seperti mengajarkanmenempelkan puzzle, bermain wiregame dan sebagainya. intinya sayamelihat mood anak lebih dahulu, jikatidak ada kendala saya akan masukkemateri berikutnya, jika anak masihbelum menguasai materi, kita ulangkembali sampai anak mampu mandiri,ada salah satu orang tua yang meminta

Page 157: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

10

anaknya supaya bisa menulis, makasaya mengajarkan anak cara memegangpensil yang baik dan benar dengandibantu. Melakukan pengulangansecara terus menerus agar anak tidaklupa kembali, nantinya anak akanterbiasa dengan kegiatan tersebut.

2 Bagaimana Ibu membuatlaporan tentang program terapiini kepada sekolah? Berdasarkanaspek apa dalam membuatlaporan tersebut?

Kalau keorang tua kita laporannyaterapi itu 45 menit kemudian 15 menituntuk laporan motorik dan konsultasi,jadi 15 menit apa yang sudah diajarkankepada anak. Terus bagaimana responanak, terus hambatan pada anak atauprnya gitu. Nah nanti kita kasihmasukan keorang tua ini nih yang harusdikerjakan oleh anak ketika di rumah.Contohnya seperti melatih meniup anaksudah merespon mau meniup tapiudaranya tidak mau keluar. Dirumahkan lebih banyak waktu jadi lebihbanyak dilatih lagi dirumah saran darikita ke orang tua anak. Untuk laporanke sekolah hampir sama sih, Cuma kankalau disekolah ada formnya dan jugasaling sharing dengan terapis lainnya.

3 Biasanya pada hari apa sajakegiatan program terapi inidilakukan?

Jadwal kita dari hari senin sampaijumat. saya sendiri pun melakukanterapi di hari senin, selasa dan kamisgitu.

4 Menurut pendapat Ibu, kendalaapa saja sih yang dialami selamaprogram terapi ini berlangsung?

Kalau kendalanya biasanya anaknyamoodnya ya. Kalau konsentrasinya lagibagus materi yang kita ajarkan masukketika belajar, tapi kalau dari rumahsaja sudah bete, waktu 1 jam sudahhabis begitu saja untuk merayu merekadulu gitu, bikin dia semangat dulu dankadang materi yang kita sampaikantidak tersampaikan sesuai harapan danwaktu yang habis selama satu jam itukita ulang lagi di hari yang lain. Materiterapi itukan tidak banyak jadi setiap 3bulan kita ada evaluasi. Misalnya sayamateri meniup tercapai gak nih materimeniup ini. kadang untuk satu materisaja bisa lama, tapi ketika anaknyatidak mood banyak nyanyinya, banyak

Page 158: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

11

bermain permainannya. Agar anak mauperhatikan kita.

5 Bagaimana tingkat kehadirananak yang hadir selamamengikuti terapi? Apakah sudahsesuai dengan harapanIbu/tidak?

Biasanya berhalangan yang anaknyasakit tidak bisa terapi, kita ganti harijumat. kan 1 bulan kita melakukanterapi sebanyak 8 kali. Itu kita gantihari, jadi kita tetap harus melakukanfull selama 1 bulan 8 kali pertemuan.Tapi biasanya kita pun juga komunikasidengan orang tuanya kalau ada kendalatidak bisa melakukan bagi pihak kami.Untuk waktu kita fleksibel yangterpenting kehadirannya.

C Evaluasi hasil

1 Menurut pendapat Ibu,bagaimana perubahan anak-anakyang mengikuti kegiatan terapiini?

Awalnya ada beberapa anak yang takut,karena pikir mereka asing kali melihatkita. Terus suruh salim gak mau,tersenyum tidak mau. Kita buat merekasuka dulu dengan bernyanyi danbermain permainan yang disukainya.Nah pada saat itu anak sudah mulai PD(percaya diri), kemudian perubahannyakita dilihat dari sebelumnya tidak maujadi mau, mulai mengerti intruksi, jadiada perubahan yang sedikitpun itusangat berarti untuk kita, jadi adaperubahan atau tidaknya itu dari orangtua mamahnya. Intinya saya mencaricara dulu biar anak nyaman sama sayadulu gitu.

Page 159: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

12

Transkrip Wawancara dengan Terapis di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri

Informan : Ibu Isma Endah, S.Pd

Jabatan : Terapis wicara di sekolah Khusus PutraPutri Mandiri.

Hari/Tanggal wawancara : Rabu, 19 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 10.45 s.d 11.00 WIB

Situasi informan saat wawancara : ketika selesai terapi yang berada diruanganterapi

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Mengapa Ibu tertarik untukmenjadi terapis dalam kegiatanprogram terapi ini?

Saya sih tertarik saja karena anak-anakberkebutuhan khusus kaya gini, kurangmendapatkan respon yang baik padamasyarakat dan alasan lainnya karenasaya juga punya keponakan seperti ini,jadi secara tidak langsung cukupmembantu juga ketika saya jadi terapis

2 Apa pendidikan terakhir yangIbu?

Pendidikan terakhir saya, Sarjanapendidikan luar biasa (PLB).Universitas Pendidikan Indonesia, FIP(Fakultas Ilmu Pendidikan), bandung.

3 Menurut Ibu, apakah sarana danprasarana yang diberikan olehpihak sekolah khusus PPMsudah memadai dalammelaksanakan kegiatan terapi?

Kalau menurut saya sangat kurang.Untuk melakukan terapi ruangan yanghanya berukuran 4 x 4 meter. Dankurang tertutupnya ruangan membuatsuara-suara yang cukup berisik, karenakelas sd yang dekat dengan ruanganterapi. Membuat anak tidak fokus padakita tak menarik perhatiannya dan alat-alat menarik perhatian untuk anak punbanyak rusak dan hilang. Sehinggamenyulitkan saya juga.

4 Darimanakah keahlian terapis inididapatkan oleh ibusebelumnya?

Diperkuliahan saya mendapatkan matakuliah terapi anak, nahpengaplikasiannya saya belajar darisenior dan dosen saya waktu itu.Praktik dengan terjun kelapangan danbrowsing dari internet sebagai bahandiskusi juga dari dosen.

Page 160: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

13

5 Apakah ada pelatihan yangdiberikan oleh pihak sekolahkhusus PPM kepada Ibu terkaitprogram kegiatan terapi ini?

Tidak pernah ikut saya, soalnya tidakada waktunya. Paling ketika KKG sajasaya baru ikut serta.

B Evaluasi proses

1 Apa saja materi yang Ibuberikan dalam kegiatan terapi iniserta alasannya? Mengapa harusmengambil materi tersebut?

Kebetulan saya mendapatkan tugasmenjadi terapis wicara disini, jadi sayayang mengkhususkan pada bagian ini.biasanya saya sendiri memegang wajahanak ketika melakukan terapi, terusmengurutnya secara perlahan dibagiantengkuk leher dan samping lehernya.Pada bagian ini suara oral dalampengucapannya. Seperti anak yangsaya terapi sebelumnya fazila. Sayaharus membuat anak itu memperhatikansaya dulu, fokus kemudian pengucapanyang dilakukan anak sangat pelanseperti menyebut kata “Cicak” anakmalah berkata “Titak”, pengucapanhuruf vokal A-I-U-E-O sangat pentingdalam hal ini. lalu media biar anak itutertarik sama kita seperti bernyanyi ataupermainan dan sebagainya, jika si anaksedang tidak mood atau tidak fokuspada saya. Pada aspek ini yangterpenting bisa berucap kata sederhanadahulu yang saya targetkan dalamterapi ini.

2 Bagaimana Ibu membuatlaporan tentang program terapiini kepada sekolah? Berdasarkanaspek apa dalam membuatlaporan tersebut?

Untuk laporan kita sama saja semuanyadengan guru-guru yang terapis kitakonsultasikan dulu kepada orangtuaanaknya membutuhkan ini loh, ini yangharus dihindari dalam makanan dansebagainya. Intinya kerjasama terapisdengan orang tua anak sangat penting.Masa saya udah capek-capek terapidirumah. Tapi orang tuanya ngasihmakanan cepat saji yang kurang sehat.

3 Biasanya pada hari apa sajakegiatan program terapi inidilakukan?

Saya terapi di hari Senin, Selasa danJumat. setelah pulang sekolah samaseperti guru-guru yang lain.

4 Menurut pendapat Ibu, kendalaapa saja sih yang dialami selama

Kalau dari saya moodnya si anak dulu,biasanya anak kalau gak mood. Harus

Page 161: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

14

program terapi ini berlangsung? diajak bermain permainan ataubernyanyi. Biasanya saya memakaiterapi behavior biar anak maumemperhatikan kita kembali denganmedia mainan seperti puzzle hewanatau angka.

5 Bagaimana tingkat kehadirananak yang hadir selamamengikuti terapi? Apakah sudahsesuai dengan harapanIbu/tidak?

Menurut saya sih sangat kurang. Kitayang terapis kadang sudah standy bysesudah anak-anak kelas 1 s.d kelas 4sudah pulang. Tapi anaknya tidak hadirtanpa memberikan kabar. Jadi saya rasakurang baiklah untuk maksimalkanterapi.

C Evaluasi hasil

1 Menurut pendapat Ibu,bagaimana perubahan anak-anakyang mengikuti kegiatan terapiini?

Kembali lagi rutin atau tidaknya orangtua yang mengawasi anaknya. Adabeberapa yang terlihat karenamengikuti saran kita karena rajinnyadan menjauhi makananan cepat saji dansnack-snack gitu. Ada juga yangbegitu-begitu aja malah lebih buruk.Saya harap sih kalau bisa lebih baik lagikedepannya buat kerjasama orangtuadengan kita juga. kan waktu terbanyakmenghabiskan waktu dirumah. Jadiorangtua anak juga sangat pentingdalam hal ini.

Page 162: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

15

Transkrip Wawancara dengan Orang Tua Klien di Sekolah Khusus Putra PutriMandiri.

Informan : Ibu Dia Wulandari

Umur : 31 tahun

Pekerjaan : Wirausaha

Nama anak : Fazila Rajni Imtinan

Hari/Tanggal wawancara : Selasa, 25 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 11.40 s.d 1155 WIB

Situasi informan saat wawancara : Ibu Diah Wulandari sedang menungguanaknya selesai terapi.

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Menurut Bapak/Ibu, ketikamengetahui adanya programterapi anak berkebutuhankhusus, bagaimana responkalian?

Saya cukup senang dan cukupmembantu menyelesaikan masalahyang dihadapi anak saya. Jadi saya cobasaja menerapi anak saya disini.

2 Menurut Bapak/Ibu, apakahsarana & Prasarana ditempatterapi sudah memadai untukanak Bapak/Ibu terapi?

Belum memadai, soalnya saya pernahmengobrol dengan guru-guru disiniketika konsultasi dengan saya. Jadimenurut saya sih kurang baik, ditambahada beberapa jendela yang retak pengenpecah, lalu bangku dan kursi yangbeberapa rusak.

3 Apakah Menurut Bapak/Ibulokasi tempat terapi ini mudahdijangkau? Apa alasannya?

Menurut saya masih kejangkau denganmenggunakan motor sekitar 10-15menitan, jalannya juga tidak terlalumacet dari rumah saya.

B Evaluasi proses

1 Apa saja kendala yangBapak/Ibu dalam mengikutikegiatan terapi ini?

Kalau saya sih tidak ada kendalaapapun.

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa saja yangBapak/Ibu rasakan setelah anakBapak/Ibu mengikuti terapi ini?

Perubahannya ya. Kalau saya lihat anakmenjadi lebih aktif dan lebih maumendengar perintah, dari sebelumnya

Page 163: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

16

suka gak mau dan gak ngerti.

2 Apa saja Bapak/Ibu harapkandengan diadakannya programterapi ini?

Kalau harapan saya biar fazila jadi anakyang lebih mandiri saja. Saya kasiankalau dia belum bisa mandiri ketikadewasa nantinya.

3 Apa saja manfaat yangBapak/Ibu rasakan denganadanya program terapi ini?

Manfaatnya sih buat fazila anakmenjadi lebih aktif dan mau mendengarintruksi bukan dari saya saja tapi dariorang lain juga.

Page 164: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

17

Transkrip Wawancara dengan Orang Tua Klien di Sekolah Khusus Putra PutriMandiri

Informan : Ibu Siti Aisyah

Umur : 42 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama anak : Rizky Akbar

Hari/Tanggal wawancara : Selasa, 25 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 12.00 s.d 12.15 WIB

Situasi informan saat wawancara : Ibu Siti Aisyah sedang menjemput anaknyaselesai terapi.

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Menurut Bapak/Ibu, ketikamengetahui adanya programterapi anak berkebutuhankhusus, bagaimana responkalian?

Saya sangat setuju, soalnya Rizky jadibanyak aktivitas selain dirumahnya danmembantu risky biar sembuh.

2 Menurut Bapak/Ibu, apakahsarana & Prasarana ditempatterapi sudah memadai untukanak Bapak/Ibu terapi?

Kalau menurut saya sih lokasinya sudahOK hanya saja, suasananya mungkinharus ditambah beberapa item kaya (ruang tunggu orang tua, lahan parkirnyacukup jauh dari sekolah, jadi harusjalan dulu 5 menitan.

3 Apakah Menurut Bapak/Ibulokasi tempat terapi ini mudahdijangkau? Apa alasannya?

Iya cukup deket, soalnya adiknyasekolah di sd, jadi sekalian jemput riskysekolah sesudah adiknya selesai belajar.Jadi memudahkan bagi saya juga.

B Evaluasi proses

1 Apa saja kendala yangBapak/Ibu dalam mengikutikegiatan terapi ini?

Kalau menurut saya, karena tidak lihatsecara langsung proses terapi risky jadibelum tau apa bagus atau tidak. Kadangsaya jadi orang tua risky suka khawatir.

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa saja yangBapak/Ibu rasakan setelah anakBapak/Ibu mengikuti terapi ini?

Perubahan dari risky, dia sudahmengerti beberapa perintah mudahyang sudah dapat diikuti sih kalau saya

Page 165: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

18

lihat. cuma untuk menghitung danmembaca tetap kesulitan.

2 Apa saja Bapak/Ibu harapkandengan diadakannya programterapi ini?

Harapan saya, agar anak saya lebihmandiri dan terkendali dari sifat marah-marahnya, yang kadang sukamenganggu orang disekitarnya.

3 Apa saja manfaat yangBapak/Ibu rasakan denganadanya program terapi ini?

Manfaat dari risky yang saya lihat yah.Sudah cukup mengendalikan marah,tidak suka atau senangnya, kadangkalau sedang kesal risky suka nendang-nendang dan lempar-lempar barangdisekitarnya.

Page 166: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

19

Transkrip Wawancara dengan Klien di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

Informan : Rizky Akbar

ketunaan : Tunagrahita ringan

Umur : 10 tahun

Hari/Tanggal wawancara : Senin, 24 Oktober 2016

Waktu Wawancara :10.00 s.d 10.10 WiB

Wawancara dibantu dengan : dibantu oleh Pak Ahmad Sona dalammengajak berbicara klien.

Situasi informan saat wawancara : ketika jam istirahat kelas dan anakditemani oleh Pak Sona

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Bagaimana perasaan adik selamamengikuti kegiatan terapi ini?

Uhm.... (berpikir klien) sedikit suka,karena pelajarannya. Dua-duanya gaksuka sama teman-teman dan gurunyasoalnya jahil dan marah.

2 Mengapa adik mengikutikegiatan terapi disini?

Ibu yang ngajak aku kesini, jadi akuikut disini.

B Evaluasi proses

1 Materi pelajaran apa saja sihyang sudah diajari oleh Ibu gurudisini?

Kompter, musik suka vokal dan bassbisa dikit karena diajarin pak ma’ruf.

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa yang dirasakanadik setelah mengikuti terapidisini?

Uhm… (bingung dan berucap) bisanulis, gak suka berhitung. bisa mainmusik, gak bisa begitu gambar.

Page 167: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

20

Transkrip Wawancara dengan Klien di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

Informan : Febynda putri.

ketunaan : Tunagrahita ringan.

Umur : 14 tahun .

Hari/Tanggal wawancara : Senin, 24 Oktober 2016.

Waktu Wawancara : 10.15 s.d 10.25 WIB.

Wawancara dibantu dengan : dibantu oleh Ibu Zahra Puti dalammengajak berbicara klien

Situasi informan saat wawancara : ketika jam istirahat kelas dan anakditemani oleh Ibu Zahra.

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Bagaimana perasaan adik selamamengikuti kegiatan terapi ini?

Seneng karena diajar oleh bu isma, tapiteman-teman gak soalnya nakal.

2 Mengapa adik mengikutikegiatan terapi disini?

Karena seneng main kesini. Jadi katamamah gak apa-apa ikut.

B Evaluasi proses

1 Materi pelajaran apa saja sihyang sudah diajari oleh Ibu gurudisini?

Ips, matematika, Pkn

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa yang dirasakanadik setelah mengikuti terapidisini?

Suka baca buku, gak begitu sukaberhitung, soalnya susah.

Page 168: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

21

Transkrip Wawancara dengan Klien di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

Informan : Ocha Funabella

Ketunaan : Tunagrahita sedang

Umur : 13 tahun

Hari/Tanggal wawancara : Senin, 24 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 10 25 s.d 10.35 WIB

Wawancara dibantu dengan : dibantu oleh Ibu Isma Endah dalammenggunakan bahasa isyarat yangdivisualisasikan dengan intruksi kepadainforman

Situasi informan saat wawancara : ketika jam istirahat kelas dan anakditemani oleh Ibu Isma Endah

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Bagaimana perasaan adik selamamengikuti kegiatan terapi ini?

Suka kak, suka sama bu isma, terus gaksuka sama teman-teman soalnya sukaiseng pukul kak.

2 Mengapa adik mengikutikegiatan terapi disini?

Seneng kak, karena bisa main samateman-teman.

B Evaluasi proses

1 Materi pelajaran apa saja sihyang sudah diajari oleh Ibu gurudisini?

Pancasila, matematika, Ips (ucapansederhana masih perlu dibantu oleh IbuIsma)

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa yang dirasakanadik setelah mengikuti terapidisini?

Cuma dikit paling kaya sukamenghitung, suka baca. suka mainjepretan sama suka masak ayam(ucapan sederhana masih perlu dibantuoleh Ibu Isma)

Page 169: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

22

Transkrip Wawancara dengan Klien di Sekolah Khusus Putra Putri Mandiri.

Informan : Fazila Rajni Imtinan

Ketunaan : Tunagrahita sedang/ Sindroma down

Umur : 5 tahun

Hari/Tanggal wawancara : Senin, 24 Oktober 2016

Waktu Wawancara : 11.00 s.d 12.05 WIB

Wawancara dibantu dengan : dibantu oleh Ibu Isma Endah dalammenggunakan bahasa isyarat yangdivisualisasikan dengan intruksi kepadainforman

Situasi informan saat wawancara : ketika selesai terapi dan anak ditemani olehIbu Isma Endah

No Pertanyaan Jawaban

A Evaluasi input

1 Bagaimana perasaan adik selamamengikuti kegiatan terapi ini?

Suka saja kak, suka sama bu ismanya

2 Mengapa adik mengikutikegiatan terapi disini?

Suka, karena bisa main.

B Evaluasi proses

1 Materi pelajaran apa saja sihyang sudah diajari oleh Ibu gurudisini?

gambar dan mengenal warna (ucapansederhana masih perlu dibantu oleh IbuIsma)

C Evaluasi hasil

1 Perubahan apa yang dirasakanadik setelah mengikuti terapidisini?

Suka gambar dan mewarnai, soalnyasuka (ucapan sederhana masih perludibantu oleh Ibu Isma)

Page 170: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

1

PEDOMAN OBSERVASI

No Subjek Observasi TanggalObservasi

Alasannya

Evaluasi Input1 Fasilitas sarana dan

prasarana sekolahkhusus putra-putrimandiri dalammelaksanakanprogram terapi anakberkebutuhankhusus

Rabu, 19oktober 2016.

Peneliti melakukan observasi yangsudah disepakati oleh pihak sekolahkhusus putra-putri mandiri untukmeminta izin melakukan observasikegiatan terapi anak berkebutuhankhusus. Dalam hal ini penelitimelihat.peneliti melihat ruanganyang berukuran 4 x 4 meter, didalamruangan tersebut terdapat bangku 2dan satu meja (one by one) danruangan sekitar 8 x 6 meter untukterapi okupasi yang terapi lakukanketika semua murid sesudah pulangsekolah, tujuannya adalah agar dalammelakukan terapi anak akan lebihfokus pada terapis. Rak buku danbeberapa game terapis seperti puzzleyang patah dan hilang yangdisebabkan karena anak sukamenolak dalam melakukan terapiyang akan dijadwalkan pada harianak terapi, wire game 2 buah dansebuah flannel bergambar hewan danbenda-benda seperti kursi ataurumah. Peneliti mendapatkan sebuahinformasi dari wawancara yangdilakukan kepada Ibu Isma sebagaitambahan informasi penting dalammengobservasi kegiatan terapi anakdi sekolah khusus putra-putrimandiri.

2 Keterjangkauanlokasi

Kamis, 20oktober 2016.

Lokasi tempat terapi anakberkebutuhan khusus yang berada diJl.Aneka warga No.51 RT005/011Ds.Sasak Tinggi Ciputat . kemudianmelanjutkan perjalanan denganberjalan kaki sekitar 15 menit untuksampai lokasi tempat terapi,jikamenggunakan kendaraan sepertimobil/motor membutuhkan waktu

Page 171: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

2

sekitar 5 menit. lokasi tempat terapicukup strategis dekat dengan jalanumum

Evaluasi Proses1 Tahap pelaksanaan

terapi wicara padaklien Faliza.

Ketunaan :Tunagrahita sedang(Down sindroma)

Rabu, 19oktober 2016.

Peneliti mengamati pelaksanaanterapi wicara kepada klien anakFazila Rajni Imtinan atau seringdipanggil Fazila. Ibu Isma memulaidengan mendudukan fazila disebuahkursi yang setiap sisi sampingnyapenahan kayu dengan tujuan agaranak tidak bisa pergi dari tempatduduknya. Kemudian Ibu ismamengangkat kedua tangan fazilasebelum memulai terapi membacadoa belajar, sebagai berikut :Ibu Isma : Ya Allah tambahkan ilmukepadaku amiin. Kemudian ibu ismamulai memegang leher fazila danmengurutnya secara berulang-ulangselama 2 menit dan mulaimelanjukan dengan berkata sebagaiberikut:Ibu Isma: “Fazila ini ada gambar,hewannya kecil suka muncul padamalam hari dan suka makan nyamuk.Tahu tidak namanya? (mengambarcical dalam sebuah buku tulisfazila)”Fazila : (tidak merespon dan asikdengan dirinya sendiri yang melihatkesana kemari ketika terapi).Ibu isma : Fazila sayang lihat ibu“Cii…”Fazila : “Tiii…”Ibu Isma : Bukan Fazila “ Ciii…”Fazila : “Hehe…”Ibu Isma : Kok Ketawa, Ih… ayo“Ciii…”Fazila :… “Tiii..”Ibu Isma : Bukan Fazila “Ciii…Ciii…”Fazila : Cii.. (ucapnya pelan).Ibu isma : “Cak..”“Fazila : Taaa…”Ibu isma : “Bukan fazila, tapi cii…cak, ayo Ciii..”

Page 172: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

3

Fazila “Ciicaaat….hehe” (tertawasendiri).Ibu Isma : Bukan Fazila, tapi c-i-c-a-k, Cicak”Fazila : Ciicak” (ucapnya dengannada pelan).Ibu isma pun memegang wajah fazilaagar melihat kewajahnya dengantujuan meniru ucapan Ibu isma. Halini bertujuan merupakan tahap terapiwicara untuk melatih motorik ototmulut dengan maksud melatihpengucapan yang dikatakan oleh Ibuisma.Ibu isma : “Fazila … lihat ibusayang, Cii…” (seperti mendesih)Fazila : ‘Ciiih…”Ibu isma : “Bukan fazila, Ci”Fazila : “Ci”Ibu isma : “Cak, Cicak”Fazila : cicak, hehehe (ucap fazilapelan yang dibarengi tertawa).“Ibu isma : “Gak dengar ah… ibumah. Ulangi ya, Ci-Cak” (Bu ismaberucap dengan mendesih)Fazila : “Cicak” (dengan nada yangcukup jelas).Setelah mengajarkan kata “Cicak”kemudian dilanjutkan dengan katalain seperti mata, hidung , telingadan bibir dengan metode pengajaranyang sama seperti sebelumnyadengan gerak tubuh lalu kemateriselanjutnya yaitu berhitung, sepertisebagai berikut:Ibu isma : “Sa-tu”Fazila : “Saaa…u”Ibu isma : “Bukan Fazila, tapi Saa…tuu…” (memegang wajah fazila danmemperagakan ucapan mulut buisma).Fazil : “Saa…u…”Ibu isma : “Saaa… Saaa…Saaa…tu”Fazila : “Saaatuuu”Dan seterusnya hingga angkasepuluh yang dilakukan ibu ismaselama melakukan terapi berulang-

Page 173: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

4

ulang dalam melatih fazila. Falizajuga melakukan terapi okupasi,peneliti mengamati Ibu Isma yangmengajarkan Faliza meniup balon,seperti berikut ini:Ibu isma : “faliza pegang ini dengankedua tangannya ya, lalu tiup,fuuuh….” (belajar meniup danmemperagakannya denganmemanyungkan bibir Ibu ismadidepan faliza).Faliza : furrt (masih belum lancardalam meniup)Ibu isma pun memberikan sebuahpeluit kedua peluit yang ada dimejasatu dipegang Ibu isma dan satu lagidipegang Fafa.Ibu isma : “Faliza lihat ibunak,fuuuh.. (memperagakan gerakmulutnya agar faliza maumengikuti).Faliza : “fuuth…” (sudah bisameniup walaupun suaranya terputus-putus).Kemudian hal yang dilakukan ibuisma adalah mengajarkan caramemegang crayon warna yang baikdan benar, karena kemampuanmotorik halus faliza masih kurangbaik, sehingga dilatih dengankegiatan mewarnai gambar dengandibantu oleh Ibu isma dalampenerapannya, lalu memainkan wiregame melatih otot jari tangan untukmembiasakan bergerak agar tidakkaku yang diakukan satu persatudalam setiap buahnya. Terapi yangdilakukan oleh terapis berlangsungselama 60 menit, 45 menit untukpengajaran materi terapi dan 15menit untuk menulis laporan tentanganak yang diterapi. Setelah selesaiIbu isma merentangkan tangan fazilauntuk berdoa, karena terapi sudahselesai.Ibu isma : “Ya allah terima kasih ataspelajaran yang kudapatkan hari inidan sembuhkanlah aku. Amiin”

Page 174: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

5

2 Tahap pelaksanaanterapi okupasi padaklien Rizky Akbar

KetunaanTunagrahita(ringan)

Kamis, 20Oktober 2016

Terapi okupasi yang diterapkan olehPak ahmad terhadap klien Riskypenyandang tunagrahita lebihmemilih melakukan pengulanganmateri yang diajarkan dikelassebelumnya, alasannya tunagrahitaringan tidak begitu sulit dalammelakukan terapinya, jika klienmenolak. Maka Pak ahmad akanmelakukan terapi behavior dengantujuan melatih kepatuhan agar Riskymau mengikuti intruksi dari terapis.Hal yang dilakukan adalah membacadoa. sama yang dilakukan denganIbu isma sebelum melakukankegiatan terapis yaitu berdoa terlebihdahulu agar diberikan kesembuhanbagi klien dan bermanfaat bagidirinya. Pengamatan yang penelitilihat tentang Rizky dalam melakukanterapi okupasi adalah mengerakkantubuh risky untuk merelaksasikangerak otot kepala, tangan, jari, dankaki. Hal yang dilakukan pertamaadalah melatih motorik kasar kliendengan memberikan bola basketkepada Rizky dan memasukankedalam ring basket yang pendek.Ternyata Rizky sudah cukup baikdan memasukan bola kedalamgawang ring basket. Kemudian Paksona memberikan pengarahandengan memainkan game Balancesebuah papan balok plastik berwarnakuning yang disusun oleh Rizkyuntuk membentuk jalan luruskedepan, Pak sona berada ditengahdan menahan tangan risky yangberjalan diatas jalur balok plastikuntuk menjaga keseimbangan klien.Dalam hal ini Rizky sedikit kesulitandalam bergerak dan menjagakeseimbangan ketika berjalan. Paksona kemudian melakukan terapiberikutnya melatih otot genggamantangan dengan melakukan climbingpada tembok yang setiap dindingnyaterdapat pegangan untuk dinaiki.

Page 175: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

6

Dalam hal ini Rizky masih kesulitanuntuk memegang pijakan climbingsehingga tidak bisa lama dalammemanjat. Setelah selesai Pak sonamelakukan pemanasan kembalikepada Rizky dengan tujuanmengurangi tegangan otot danmelenturkan sendi-sendi gerak yangdilakukan sebelumnya lalu membacadoa penutup surat Al-‘asr sebagaitanda selesainya terapi yangdilakukan oleh Pak sona kepadaRizky.

3 Tahap pelaksanaanterapi okupasi padaklien Noval.

Ketunaan :Tunagrahita sedang(Down Shydroma)

Jumat, 21Oktober 2016

Dalam hal melakukan terapi okupasiumumnya disesuaikan dengankebutuhan klien dan harapan orangtua ingin mengarahkan anaknyakearah akademik atau kearahmandiri. Dalam hal ini yangdilakukan oleh Ibu Zahra, yaitumengarahkan klien Novalkeakademik, materi sesuai kurikulumdiknas . Ibu Zahra dalam hal inisebelum memulai kegiatan terapimelakukan doa terlebih dahulu untukkelancaran, kemanfaatan dankesembuhan bagi klien hal pertamayang dilakukan oleh Noval yaitumemberikan sebuah kertas origamidan Ibu Zahra memvisualisasikandidepan Noval, seperti sebagaiberikut :Ibu Zahra : “Noval lipat seperti ini”(melipat menjadi bagian satu)Noval : masih sedikit kesulitan untukmengikuti arahan dari Ibu Zahra danmelakukan pengulangan kembalidengan melakukan intruksi yangsama. Peneliti mengamati bahwanoval bisa mengikuti arahan dari IbuZahra hanya saja kemampuansensorik halusnya untuk melipatmembuat noval sedikit kesulitan.Kemudian Ibu Zahra melanjutkanmateri berikutnya yaitu melatihsensorik halusnya dengan

Page 176: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

7

menggunakan media play doh lilin.Terapis menggulum lilin membentukseperti bola tenis danmemberikannya kepada Noval.Noval lalu mengerti cara meratakanlilin secara lebar. Kemudian IbuZahra memperlihatkan caramelintingkan lilin menjadi panjangdengan cara menggosokkan tangan.Noval sedikit kesulitan dalammelakukan melinting lilin. Dalam halini terapis melakukan hal yang samayaitu dengan melakukan pengarahancara melinting lilin menjadi panjangsecara perlahan, agar Noval mampumengikuti. Setelah dirasa cukup.Setelah itu Ibu Zahra mengajarkankepada Noval tentang materi PKNseperti arti kepanjangan apa itu Dpd,Mpr, Ma. Ky, Dpr, Mk dalam materiyang diajarkan oleh Ibu Ismasebelumnya Seperti sebagai berikut :Ibu Zahra : “Nah, Noval materi yangdiberikan Ibu isma tentang inikanPkn. Noval masih ingat tidak tentangapa itu Dpd,Dpr,Ma?”Noval : “gak tau (tersenyum malu).Ibu Zahra : kok gak tau, ibu bantudeh. Dpr dulu ya, Dewan….”Noval “ Dewaaan…”Ibu Zahra : “Perwakilan…”Noval : “Perwaakilan…”Ibu Zahra : “Rak…”Noval : “Raaayat”Ibu Zahra : “bukan raayat noval, tapirak-…! (ucap ibu Zahra sedikitditekankan)”Noval : “rak…”Ibu Zahra : “Rakyat”Noval : “rakyat (ucapnya denganmalu-malu tersenyum)”Ibu Zahra : “Kok ketawa. Mulai lagiya. Dewan…”Noval : “Dewaan…”Ibu Zahra : Perwakilan”Noval : “Perwakilan”Ibu Zahra “ rakyat, nah ayo novaldewan”

Page 177: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

8

Noval : “Dewaan… perwakilan…rayat (uzap noval dengan panjang)”Ibu Zahra : “Bukan Noval, ulangilagi Dewan… perwakilan… rakyat”Noval : “Dewan… perwaiklan…rakyat (Ucap ibu zahra membimbingdengan ucapan pertama dalammembantu pengucapan noval)”Dan seterusnya dalam memberikanmateri program terapi terhadap klien.

4 Jadwal programterapi anakberkebutuhankhusus di sekolahkhusus putra putri

Kegiatanprogramberlangsungdari bulanseptembersampaioktober

Kegiatan program terapi anakberkebutuhan khusus yang dilakukanpada anak tunagrahita dan autismeini sudah berjalan dengan baik sesuaidengan jadwal. Selama penelitimelakukan penelitian pada hari seninsampai jumat. program kegiatanterapi ini sudah berjalan cukup baik.Terapisnya sudah stand by di sekolahsesudah mengajar kelas classicalsampai jam 11 siang sesuai jadwalyang ada. Dimulai terapi dari jam 11WIB siang sampai jam 12.00 WIB.

Evaluasi Hasil1 Perubahan perilaku

klien terapiBerlangsungbulanSeptembersampaioktober

Dilihat dari kegiatan program terapiyang berfokus pada klien tunagrahitayang berada di sekolah khusus putraputri mandiri. Tidak banyakperubahan yang signifikan pada klienselama mengikuti terapi selamapeneliti melakukan observasipenelitian dilembaga. Waktu yangdibutuhkan bagi terapis dalammelakukan terapis cukup lama dantidak begitu terlihat perubahannya.Salah satu klien yang dikatakancukup lama bagi penelitimengobservasi adalah Fazila, klienyang berusia 5 tahun ini memilikiketunaan Tunagrahita sedang (Downshydroma) belum mengetahuibanyak tentang intruksi dan belummengerti tentang kepatuhan. Klienmengikuti terapi selama kurang lebih3 bulan dari bulan September hinggaNovember. Konsultasi kerja sama

Page 178: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

9

peran orang tua dengan terapissangat penting dan memberikanmasukan kepada orang tua klienyang sebaiknya berfokus padakemandirian anak agar mampumengurus dirinya sendiri.Sebelumnya fazila belum mengertidan membedakan mana kotor danbersih sampah-sampah disekitarnyayang sebelumnya dijadikan mainandan sering kesulitan dalamberkomunikasi dengan lingkungansekitarnya. Selama mengikuti rutinselama 3 bulan melihatperkembangan klien. Kini fazilamengerti intruksi dan kepatuhanserta sudah paham kebersihan danklien cukup baik dalam bertemandengan teman sebayanya yanglainnya. Walaupun sedikit kesulitandalam berbicara dan hanya bisamengucapkan kata sederhana sajaseperti misalnya (ya sudah, saya tahubu dsb).

Page 179: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

10

TRANSKRIP STUDI DOKUMENTASI

No Dokumen Dokumenterlampir

Dokumenhanya dapatdilihat (tidakdilampiraka)

Kesimpulan terhadapdokumen

Evaluasi Input1 Kriteria anak

dalam pelaksanaanprogram terapisekolah khususputra putri mandiri

- Tidak ada Dalam hal ini penelitimendapatkan informasimelalui wawancaradengan kepala sekolah

Kriteria anak yangmengikuti programterapi di sekolah khususputra putri mandiribersifat umum, orangtua yang memiliki anakberkebutuhan khusus Cdan F boleh mengikutiterapi, walaupun tidakbertempat tinggaldidaerah ciputat.Syarat dalam kriteriayang ditetapkan olehsekolah khusus putraputri mandiri bagi yangingin mengikuti terapi.Harus berusia dari 4-15tahun dan anakdampingan memilikisurat pengantar daritenaga ahli dokter ataupsikologi serta tes IQ,yang bertujuanmembantumenklarifikasikanketunaan apa yangdiderita klien.

2 Identitas anakyang mengikutiprogram terapisekolah khususputra putri mandiri(usia, jenisketunaan, wilayah

Terlampir - Semua informasitentang identitas klienyang mengikutiprogram terapi sudahsesuai dengan kriteriayang ditetapkan olehsekolah khusus putra-

Page 180: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

11

tinggal dan statusdampingan orangtua)

putri mandiri. Anakberusia 4-15 tahun,yang memilikikebutuhan khusus Cdan F, wilayah yangtinggal diluar desasasak tinggi ciputat punboleh mengikuti terapidan anak dampingan,dari orang tua ataupunnon dampingan sepertidari panti asuhan.

3. Proposalpelaksanaanprogram terapisekolah khususputra putri mandiri

- Tidakterlampir

Dalam hal ini kebijakandari sekolah putra-putrimandiri bersifattertutup. tidaksemuanya dapatdiinfromasikankepublik karena bersifatprivasi.

4 Profil sekolahkhusus putra putrimandiri

Terlampir - Porfil sekolah khususputra putri mandiri jelasdan rinci yangdidalamnyamenjelaskan tentangvisi, misi dan motto,profil, staff, programunggulan yangdilaksanakan, lokasisekolah putra putrimandiri, strukturorganisasi sekolahkhusus putra putrimandiri.

Evaluasi Proses1 Daftar hadir klien

dalam mengikutiprogram terapi disekolah khususputra putri mandiri

Terlampir - Tingkat kehadiran anakyang datang mengikutikegiatan program terapicukup baik, tingkatkehadiran rutin anakhanya beberapa karenaalasan terntu dan izin.Selebihnya dalam satubulan yang lainnyasudah cukup baik.

Page 181: EVALUASI PROGRAM TERAPI INDIVIDUAL EDUCATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38250/1/RAMDANI... · ABK : Anak Berkebutuhan Khusus ALB : Anak Luar biasa Anamnesa

12

2 Nama klien, jenisketunaan dan jenisterapi yang diikuti

Terlampir - Nama klien dan jenisketunaan yang dideritamewakili dalam profillembaga, akan tetapiuntuk fokus jenis terapiyang terdapat padasekolah khusus putraputri mandiri.Dalam hal inipenanggung jawabprogram Ibu Ismaendah hanyamengizinkan penelitiuntuk menyalin dalamcatatan observasi yangdilakukan oleh terapis.Klien yang mengikutiterapi okupasi padaanak tunagrahita lebihbanyak dibandingkanyang mengikuti terapiwicara.

Evaluasi Hasil1 Laporan hasil

perkembanganklien

Terlampir - Laporan hasilpekembangan klienketunaan C(tunagrahita) yangmengikuti terapi hanya3 orang. Dari hasillaporan perkembangananak yang dibuat olehterapis terlihat jelasantara anak yang rutindatang terapi denganyang jarang datangmengikuti terapi.