210
EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI PECANDU NARKOBA DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh Muhammad Baydawi Nurzaman NIM 1111054100045 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M  

EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH

BAGI PECANDU NARKOBA

DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH

TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh

Muhammad Baydawi Nurzaman

NIM 1111054100045

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

 

Page 2: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH

BAGI PECANDU NARKOBA

DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH

TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh

Muhammad Baydawi Nurzaman

NIM 1111054100045

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

 

Page 3: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 4: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 5: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 6: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

i

ABSTRAK

Muhammad Baydawi Nurzaman

Evaluasi Program Terapi Ilahiyah bagi Pecandu Narkoba

di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang

Narkoba adalah zat, obat, dan bahan kimia baik sintetik

ataupun organik yang dimasukan ke dalam tubuh dengan cara

dimakan, diminum, dihirup, dan disuntik. Awal mulanya narkoba

digunakan manusia untuk kepentingan medis dan kegiatan ilmiah,

namun dalam perkembangannya narkoba telah disalahgunakan.

Penyalahgunaan narkoba memberikan dampak yang negatif bagi

kelangsungan hidup manusia, yaitu dapat merusak kesehatan dan

membahayakan keselamatan jiwa. Permasalahan ini harus

disikapi dengan cara yang profesional dan efektif, salah satunya

melalui tindakan rehabilitasi.

Pondok Pesantren (Ponpes) Hikmah Syahadah merupakan

lembaga pelayanan rehabilitasi milik swasta yang didirikan oleh

Drs. KH. Romdin, MM.. Metode yang digunakan di Ponpes ini

dalam merehabilitasi santri adalah dengan metode terapi spiritual

atau yang biasa disebut terapi ilahiyah. Terapi ini meliputi terapi

gurat telunjuk petir, terapi ramuan herbal, terapi air do’a, terapi

shalat fardhu, terapi dzikir syifa, dan terapi mandi malam. Terapi

ini digunakan tidak hanya untuk merehabilitasi pecandu narkoba,

akan tetapi juga untuk merehabilitasi orang dengan gangguan

jiwa (ODGJ), dan anak nakal.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis mencoba membatasi dan

merumuskan pembahasan masalah pada evaluasi hasil serta

faktor pendukung dan penghambat dari program terapi ilahiyah

bagi pecandu narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang. Tujuan penelitian skripsi ini untuk

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan program terapi ini

serta apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dari

program terapi ini. Metode penelitian skripsi ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

 

Page 7: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

ii

Berdasarkan data dan temuan di lapangan, Ponpes Hikmah

Syahadah dengan program terapi ilahiyahnya sudah berhasil

mengobati dan memulihkan kurang lebih 500 santri. Hal ini

menunjukkan bahwa program terapi ini telah berhasil dan sukses

sesuai dengan tujuannya, yaitu memulihkan pecandu narkoba dari

jeratan narkoba. Adapun faktor pendukung program terapi ini

adalah adanya terapis yang memahami agama islam, lingkungan

yang islami, dan fasilitas yang menunjang. Sedangkan faktor

penghambat program terapi ini adalah masih minimnya jumlah

SDM yang bekerja di Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 8: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Evaluasi Program

Terapi Ilahiyah bagi Pecandu Narkoba di Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah Tigaraksa Kabupaten Tangerang”. Shalawat

serta salam tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Setelah sekian tahun menuntut ilmu di Program Studi

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tanggungjawabnya

sebagai mahasiswa dalam meraih gelar sarjana (S1). Penulis

sangat menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan,

arahan, nasihat, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Abdullah dan Ibu Dawiyah,

yang selalu menyebutkan nama penulis dalam do’anya

sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Selain itu,

penulis ucapkan terima kasih kepada kakak penulis, Yunita

 

Page 9: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

iv

Fitriani dan Sarah Yunita, adik penulis, Abda Alief dan

Tanwin Nurmiswari, serta keluarga besar Alm. Bapak H.

Syafi’i dan Alm. Bapak H. Abdul Rosyid, yang telah

mendukung, menasihati, dan memotivasi, penulis dalam

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak

Dr. Arief Subhan, MA., Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak

Suparto, M.Ed, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr.

Hj. Roudhonah, MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,

Alumni, dan Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si., serta segenap jajaran

Dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah membantu, mendukung, membimbing, menasihati, dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi

ini.

3. Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Lisma Dyawati

Fuaida, M.Si. dan Sekretaris Program Studi Kesejahteraan

Sosial Hj. Nunung Khoiriyah, MA., serta segenap jajaran

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu, mendukung,

membimbing, menasihati, dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

 

Page 10: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

v

4. Dosen pembimbing, Bapak Muhtadi, M.Si., yang telah

bersabar dan ikhlas untuk membantu, membimbing,

menasihati, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

penelitian skripsi ini. Semoga Allah memberikan kesehatan

dan panjang umur kepadanya. Aaaamiiiin

5. Dosen pengajar Program Studi Kesejahteraan Sosial dan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah

memberikan keilmuannya dengan sabar dan ikhlas. Semoga

keilmuan ini bermanfaat bagi kehidupan penulis di masa

yang akan datang dan semoga Allah meridhoi dan membalas

segala jasa Bapak dan Ibu. Aaaamiiiin

6. Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Kabupaten Tangerang,

khususnya Drs. KH. Romdin, MM. selaku Ketua, Dede

Hariri selaku Terapis, Sobari selaku Pekerja Sosial, Rittah

Riani Romdin selaku Tenaga Kerja Sosial, Ade Sodiqin

selaku Konselor, serta Sofian Hadi, M. Farid Salmon, dan

Alfin Ferdiansyah selaku Alumni Santri, yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan

penelitian skripsi ini.

7. HMI Cabang Ciputat, khususnya keluarga besar HMI

KOMFAKDA, yang sudah menjadi tempat atau wadah untuk

pengembangan keilmuan penulis. Semoga keilmuan ini

bermanfaat bagi kehidupan penulis di masa yang akan

datang, yakni sebagai kader akademis, pencipta, pengabdi,

yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh

Allah SWT.

 

Page 11: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

vi

8. HMJ Kesejahteraan Sosial, yang sudah menjadi tempat atau

wadah bagi untuk pengembangan keilmuan penulis. Semoga

keilmuan ini bermanfaat bagi kehidupan penulis di masa

yang akan datang.

9. Alumni dan teman-teman mahasiswa Kesejahteraan Sosial,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah membantu, mendukung, dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Jakarta, 25 Juni 2018

Muhammad Baydawi Nurzaman

NIM 1111054100045

 

Page 12: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

vii

DAFTAR ISI

Abstrak ........................................................................................ i

Kata Pengantar ......................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................... vii

Daftar Tabel ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 10

D. Tinjauan dan Kajian Terdahulu .......................... 11

E. Metode Penelitian .............................................. 13

F. Sistematika Penulisan ........................................ 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Evaluasi Program ............................................... 25

1. Pengertian Evaluasi ..................................... 25

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ..................... 27

3. Model Evaluasi ........................................... 29

4. Pendekatan Evaluasi ................................... 37

5. Konsep Evaluasi .......................................... 40

6. Indikator Evaluasi ....................................... 42

7. Pengertian Program ..................................... 44

8. Tujuan Program ........................................... 45

9. Pengertian Evaluasi Program ...................... 45

 

Page 13: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

viii

B. Terapi Ilahiyah ................................................... 46

1. Pengertian Terapi ........................................ 46

2. Jenis Metode Terapi .................................... 48

3. Pengertian Ilahiyah ..................................... 50

4. Pengertian Terapi Ilahiyah .......................... 51

5. Fungsi dan Tujuan Terapi Ilahiyah ............. 51

6. Model Terapi Ilahiyah ................................. 53

C. Pecandu Narkoba ............................................... 59

1. Pengertian Pecandu ..................................... 59

2. Pengertian Narkoba ..................................... 59

3. Jenis Narkoba .............................................. 60

4. Pecandu Narkoba ........................................ 73

D. Pondok Pesantren ............................................... 73

1. Pengertian Pondok Pesantren ...................... 73

2. Tujuan Pondok Pesantren ............................ 74

3. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren ........... 76

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 78

B. Alamat

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 79

C. Visi dan Misi

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 79

D. Tujuan dan Fungsi

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 80

 

Page 14: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

ix

E. Sumber Daya Manusia

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 82

F. Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 83

G. Struktur Kepengurusan

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 84

H. Program dan Kegiatan

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 85

I. Tujuan dan Manfaat

Program Terapi Ilahiyah .................................... 87

J. Prosedur Pelayanan

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 87

K. Sasaran Pelayanan

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 89

L. Sumber Pendanaan

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 89

M. Data Santri dan Alumni

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ................ 90

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Program Terapi Ilahiyah .................................... 93

1. Keluaran (Output)

Program Terapi Ilahiyah ............................. 93

2. Manfaat Program Terapi Ilahiyah ............. 107

 

Page 15: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

x

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

Program Terapi Ilahiyah .................................. 116

1. Faktor Pendukung ..................................... 117

2. Faktor Penghambat ................................... 120

BAB V PEMBAHASAN

A. Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Program Terapi Ilahiyah .................................. 126

1. Keluaran (Output)

Program Terapi Ilahiyah ........................... 126

2. Manfaat Program Terapi Ilahiyah ............. 128

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

Program Terapi Ilahiyah .................................. 130

1. Faktor Pendukung ..................................... 130

2. Faktor Penghambat ................................... 131

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................... 133

B. Implikasi ........................................................... 135

C. Saran ................................................................. 136

Daftar Pustaka ....................................................................... 138

Lampiran-lampiran

 

Page 16: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jenis Penelitian

Tabel 2 : Tekhnik Pemilihan Informan

Tabel 3 : Sumber Daya Manusia (SDM) Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah

Tabel 4 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Tabel 5 : Sumber Pendanaan Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Tabel 6 : Data Santri Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Tabel 7 : Data Alumni Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

 

Page 17: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara akronim, narkoba kepanjangan dari narkotika,

psikotropika, dan bahan adiktif lain.1 Sedangkan secara

istilah, narkoba adalah zat, obat, dan bahan kimia baik

sintetik ataupun organik yang dimasukan ke dalam tubuh

dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik,

diintravena dan lain sebagainya sehingga dapat

mengakibatkan perubahan pada psikologi seperti perasaan,

pikiran, suasana hati, dan perilaku manusia. Adapun jenis

narkoba yaitu, narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.

Awal mulanya narkoba digunakan oleh manusia hanya

untuk terkait kepentingan medis saja.2 Penggunaannya pun

dilakukan dengan cara terukur serta dapat

dipertanggungjawabkan dan dilegalkan melalui rekomendasi

ahli medis. Selain itu, narkoba juga dapat memberikan

dampak positif dalam kegiatan penelitian ilmiah atau

keilmuan. Dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang narkoba terkait jenis, cara penggunaan serta sebab

dan akibatnya.

Dalam perkembangannya cara untuk mendapatkan dan

mengkonsumsi narkoba telah disalahgunakan. Keduanya pun

1A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa (Jakarta: PT.

Forum Media Utama, 2010), h. 41. 2A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa (Jakarta: PT.

Forum Media Utama, 2010), h. 53.

 

Page 18: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

2

dilakukan dengan cara tidak terukur dan ilegal tanpa melalui

rekomendasi ahli medis.3 Penyalahgunaan narkoba akan

memberikan dampak negatif yang sangat membahayakan

bagi kesehatan dan keselamatan jiwa manusia serta dapat

merusak sel-sel syaraf otak yang berpengaruh buruk pada

kepribadian, temperamen, dan karakter manusia.

Melihat dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba di

atas, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan

fatwa bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

hukumnya bersifat haram. Keputusan ini diambil

berdasarkan dalil-dalil agama yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadits.4 Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-

Qur’an dalam Surat Al-Maidah Ayat 90 di bawah ini:

ي عول ياأيها الذيي آه ىا إوا الخوز والويسز والصاب والسلم رجس ه

ىى ) ( ٠٩الشيطاى فاجتب ى لعلك ن ت فلح

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum

khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka

jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan”

Status penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di

Indonesia telah mengalami peningkatan. Dahulu status

Indonesia hanya dikenal sebagai daerah transit (tempat

singgah) peredaran gelap narkoba. Namun seiring

berjalannya waktu status tersebut telah berubah menjadi

daerah pemasaran, produksi, dan ekportir narkoba. Ini dapat

3A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa (Jakarta: PT.

Forum Media Utama, 2010), h. 54. 4“Narkoba dalam Pandangan Islam dan Dalilnya”. Artikel diakses pada

08 Januari 2018 dari https://dalamislam.com/info-islami/narkoba-dalam-

pandangan-islam

 

Page 19: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

3

dibuktikan dengan terbongkarnya pabrik ekstasi di daerah

Jakarta dan pabrik ini merupakan pabrik terbesar ketiga di

dunia.5

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar

menerangkan, pada tahun 2015 kasus tindak pidana narkoba

mencapai angka 34.296 kasus, sedangkan pada tahun 2016

kasus tindak pidana narkoba mencapai angka 41.025 kasus.

Data tersebut telah mengalami peningkatan sebanyak 6.729

atau 19,62% kasus tindak pidana narkoba.6 Dengan

meningkatnya jumlah kasus tersebut, maka jumlah tersangka

baik pemakai maupun pengedar juga mengalami

peningkatan.

Mencermati data kasus narkoba yang terus meningkat

setiap tahunnya telah memberikan gambaran terkait kondisi

yang mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup masyarakat

Indonesia.7 Jika masalah penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba tidak segera sikapi dengan tindakan yang

profesional dan efektif baik dalam bidang pencegahan,

penegakan hukum, dan rehabilitasi, maka lambat laun akan

dapat merusak dan membunuh karakter bangsa.

Tindakan dalam bidang pencegahan perlu dilakukan

sehingga dapat mengurangi jumlah pemakai dan pengedar

5Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 3. 6Yusuf Asyari. “Kasus Narkoba Selama 2016 Meningkat”. Artikel

diakses pada 10 Januari 2018 dari

www.jawapos.com/read/2016/12/29/73902/kasus-narkoba-selama-2016-

meningkat- 7Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 5.

 

Page 20: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

4

narkoba. Pertama, membangun kinerja sinergis antara

seluruh komponen pemerintah dengan masyarakat. Kedua,

melakukan pencegahan berbasis pada kekuatan seluruh

komponen masyarakat. Ketiga, melakukan pencegahan

berbasis pembinaan kecerdasan emosional dan spiritual.

Keempat, membuat program pencegahan yang bersifat

pendidikan.8

Begitu pula tindakan dalam bidang penegakan hukum

diperlukan sikap profesionalisme aparat penegak hukum.

Secara hukum penyalahgunaan dan perderan gelap narkoba

telah diatur oleh Undang-undang Republik Indonesia Nomor

35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika.9 Undang-undang ini diharapkan mampu

memberikan efek jera terhadap pemakai dan pengedar

narkoba.

Di samping itu yang tak kalah penting adalah tindakan

dalam bidang rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Tindakan

bidang rehabilitasi merupakan penanggulangan yang bersifat

represif, artinya penanggulangan dilakukan setelah terjadinya

tindak pidana narkoba dengan cara menggunakan berbagai

macam metode terapi baik jasmani dan rohani. Tujuan

8A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa (Jakarta: PT.

Forum Media Utama, 2010), h. 137. 9Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang

Psikotropika, Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya (Bandung: Fokus Media,

2011), h. 1 & 50.

 

Page 21: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

5

bidang rehabilitasi untuk mengobati dan memulihkan

pecandu agar benar-benar terbebas dari jeratan narkoba.10

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 2009, rehabilitasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu

rehabilitasi medis dan sosial.11

Rehabilitasi medis adalah

proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk

membebaskan pecandu dari ketergantugan narkoba. Adapun

rehabilitasi sosial adalah proses kegiatan pemulihan secara

terpadu, baik secara fisik, mental maupun sosial untuk

mengembalikan fungsi sosial pecandu dalam kehidupan

masyarakat.

Terdapat tiga tahap rehabilitasi yang harus dijalani

pecandu narkoba.12

Pertama, tahap rehabilitasi medis

(detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh

kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter. Kedua, tahap

rehabilitasi non medis (primer), tahap ini pecandu ikut dalam

program rehabilitasi, seperti therapeutic communities (TC),

terapi keagamaan, dan lain-lain. Ketiga, tahap bina lanjut

(after care), tahap ini terapi dberikan kegiatan sesuai minat

dan bakat.

10

“Tujuan Rehabilitasi bagi Pecandu Narkoba”. Artikel diakses pada 12

Januari 2018 dari

https://bahayanarkobabagikesehatantubuh.wordpress.com/2017/03/29/tujuan-

rehabilitasi-bagi-pecandu-narkoba/ 11

“Terapi dan Rehabilitasi Pecandu Narkoba”. Artikel diakses pada 18

Februari 2018 dari https://pedulinapzaundip.wordpress.com/2014/06/02/terapi-

dan-rehabilitasi-pecandu-narkoba/ 12

“Tahapan Rehabilitasi Narkoba”. Artikel diakses pada 18 Februari

2018 dari http://www.alodokter.com/tahapan-rehabilitasi-narkoba

 

Page 22: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

6

Setiap tahapan rehabilitasi yang dilakukan memerlukan

pengawasan dan evaluasi secara terus menerus agar proses

pengobatan dan pemulihan dapat berjalan sesuai dengan

tujuan sehingga pecandu benar-benar terbebas dari jeratan

narkoba. Dalam upaya penanganan narkoba terdapat

beberapa metode terapi yang dapat digunakan. Di Indonesia

metode terapi yang paling banyak digunakan oleh lembaga

atau panti rehabilitasi adalah metode terapi cold turkey.

Metode terapi cold turkey adalah pecandu langsung

menghentikan penggunaan narkoba.13

Metode terapi ini

merupakan metode terapi tertua, dengan cara mengurung

pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-

obatan. Setelah gejala putus obat hilang, lalu pecandu

dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi rehabilitasi non

medis (primer). Metode terapi ini biasanya dilakukan dengan

menggunakan pendekatan keagamaan (spiritual) dalam fase

detoksifikasinya.

Metode terapi dengan menggunakan pendekatan

keagamaan (spiritual) telah diadopsi oleh psikiater Amerika

Serikat (The American Psychiatric Association, 1992) yang

dikenal dengan pendekatan “bio-psycho-social-spiritual”.14

Pendekatan keagamaan (spiritual) dapat memberikan

perubahan terhadap kehidupan manusia, ini dikarenakan

13

Terapi dan Rehabilitasi Pecandu Narkoba. Artikel diakses pada 18

Februari 2018 dari https://pedulinapzaundip.wordpress.com/2014/06/02/terapi-

dan-rehabilitasi-pecandu-narkoba/ 14

Dadang Hawari, Al-Qur‟an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa

(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 555.

 

Page 23: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

7

tingkat keimanan manusia erat kaitannya dengan kekebalan

dan daya tahan dalam menghadapi berbagai masalah

kehidupan.

Ahli kedokteran jiwa meyakini bahwa pengobatan dan

pemulihan terhadap penyakit pasien dapat dilalukan lebih

cepat dengan menggunakan metode terapi yang didasarkan

pada pendekatan keagamaan (spiritual), yaitu

membangkitkan potensi keimanan kepada Tuhan, lalu

menggerakkannya kearah pencerahan batin yang pada

akhirnya menimbulkan kepercayaan diri bahwa Tuhan Yang

Maha Kuasa adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari

penyakit yang diderita.15

Pondok Pesantren (Ponpes) Hikmah Syahadah

merupakan lembaga pendidikan agama islam yang memiliki

rasa kepedulian dan keprihatinan terhadap pecandu narkoba

sehingga mendorong untuk mendirikan tempat rehabilitasi

narkoba. Pendirian Ponpes ini diprakarsai dan dipimpin oleh

Drs. H. Romdin, MM. Lokasi Ponpes ini terletak di

Kampung Kadongdong RT 002 RW 003, Desa Pasir Nangka,

Kecamatan Tiga Raksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten.

Metode rehabilitasi yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah

Syahadah dalam mengobati dan memulihkan pecandu

narkoba dengan menggunakan metode terapi ilahiyah atau

pendekatan keagamaan (spiritual), yaitu berbasis ilmu agama

15

Arifin, H. M, Teori-teori Konseling Agama dan Umum (Jakarta: Golden

Terayon Press, 1994), h. 62-63.

 

Page 24: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

8

islam dan ilmu hikmah. Metode terapi ini mulai diterapkan

oleh pimpinan Ponpes Hikmah Syahadah pada awal tahun

2000 dan atas izin Allah SWT metode terapi ini telah

berhasil mengobati dan memulihkan pecandu narkoba.

Pada tahun 2001, metode terapi ilahiyah yang digunakan

oleh Ponpes Hikmah Syahadah mulai dikenal oleh

masyarakat luas, hal ini dikarenakan keberhasilannya dalam

merehabilitasi pecandu narkoba. Saat ini, Ponpes Hikmah

Syahadah tidak hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan

agama islam melainkan sebagai tempat rehabilitasi pecandu

narkoba. Dan metode terapi ini dijadikan metode terapi

utama oleh Ponpes Hikmah Syahadah dalam merehabilitasi

pecandu narkoba.

Pelaksanaan terapi ilahiyah dilakukan dengan empat

langkah. Pertama, gurat telunjuk petir, artinya memijatkan

jari ke tubuh dengan membaca do’a dan dibalurkan air do’a.

Kedua, terapi air do’a, artinya minum air yang telah

dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dzikir. Ketiga, shalat

fardhu dan dzikir syifa, artinya melaksanakan shalat fardhu

dengan cara berjama’ah dan membaca dzikir syifa setelah

shalat fardhu berjama’ah. Keempat, mandi malam, artinya

mandi di hari jum’at jam 24.00 WIB dengan do’a.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian di Ponpes Hikmah Syahadah, hal

ini dikarenakan ingin mengetahui lebih mendalam tentang

evaluasi hasil serta faktor-faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan program terapi ilahiyah. Oleh karena itu, penulis

 

Page 25: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

9

mengajukan skripsi penelitian dengan judul “Evaluasi

Program Terapi Ilahiyah bagi Pecandu Narkoba di

Pondok Pesantren (Ponpes) Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Melihat keterbatasan waktu dan tenaga yang

dimiliki oleh penulis dalam melakukan penelitian, maka

perlu membatasi pembahasan ruang lingkup masalah.

Pembatasan masalah penelitian ini hanya terfokus pada

pembahasan tentang evaluasi hasil program terapi

ilahiyah serta faktor-faktor pendukung dan penghambat

dari pelaksanaan program terapi ilahiyah. Penelitian ini

dilakukan terhadap pecandu narkoba di Ponpes Hikmah

Syahadah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas,

maka diperlukan perumusan masalah untuk menghindari

meluasnya pembahasan. Adapun perumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana evaluasi hasil program terapi ilahiyah

bagi pecandu narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah

Tigaraksa Kabupaten Tangerang?

 

Page 26: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

10

b. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan program terapi ilahiyah bagi pecandu

narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan

untuk mengetahui evaluasi hasil program terapi ilahiyah

serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dari

pelaksanaan program terapi ilahiyah bagi pecandu

narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat baik secara akademis maupun praktis. Adapun

manfaatnya sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan tentang evaluasi hasil program terapi

ilahiyah serta faktor-faktor pendukung dan

penghambat dari pelaksanaan program terapi

ilahiyah bagi pecandu narkoba.

b. Secara praktis, penelitian ini mampu memberikan

informasi dan gambaran bagi aktivis ataupun

praktisi yang bergerak di bidang pekerjaan sosial

tentang evaluasi hasil program terapi ilahiyah serta

 

Page 27: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

11

faktor-faktor pendukung dan penghambat dari

pelaksanaan program terapi ilahiyah bagi pecandu

narkoba.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum melanjutkan pembahasan penelitian ini lebih

mendalam, penulis melakukan tinjauan kajian terdahulu

untuk menghindari terjadinya kesamaan judul. Penulis

melakukan tinjauan kajian terdahulu untuk digunakan

sebagai referensi dalam penelitiannya. Adapun penelitian

skripsi yang pernah membahas tentang evaluasi program dan

terapi ilahiyah, sebagai berikut:

1. Nama : Siti Izzatul Yazidah

NIM : 107054102584

Judul Skripsi : Terapi Ilahiah bagi Korban Napza

di Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah Kampung Kadongdong

Kabupaten Tangerang

Program Studi : Kesejahteraan Sosial

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

Di dalam penelitian skripsi ini, penulis melihat dan

membaca tentang implementasi program terapi ilahiyah

bagi pecandu narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah

Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Perbedaan penelitian

skripsi yang dilakukan Siti Izzatul Yazidah dengan

penulis terletak pada pembahasan kajian teori. Penelitian

 

Page 28: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

12

skripsi yang dilakukan Siti Izzatul Yazidah membahas

kajian teori tentang implementasi dari program terapi

ilahiyah, sedangkan penulis membahas kajian teori

tentang evaluasi hasil dari program terapi ilahiyah.

2. Nama : Nurbani Ulfah

NIM : 1110054100037

Judul Skripsi : Evaluasi Program Art Therapy

bagi Pasien Dual Diagnosis

(NAPZA-Skizofrenia) di Rumah

Sakit Ketergantungan Obat

(RSKO) Jakarta

Program Studi : Kesejahteraan Sosial

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

Di dalam skripsi ini, penulis melihat dan membaca

tentang evaluasi program art therapy bagi pasien dual

diagnosis (NAPZA-Skizofrenia) di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Perbedaan

penelitian skripsi yang dilakukan Nurbani Ulfah dengan

penulis terletak pada terapi yang digunakan dalam

mengobati atau memulihkan pecandu narkoba.

Penelitian skripsi yang dilakukan Nurbani Ulfah

membahas evaluasi program tentang art therapy,

sedangkan penulis membahas evaluasi hasil program

tentang terapi ilahiyah.

 

Page 29: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

13

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penulis menyajikan gambaran lengkap setting sosial

tentang evaluasi hasil program terapi ilahiyah serta

faktor-faktor pendukung dan penghambat dari

pelaksanaan program terapi ilahiyah bagi pecandu

narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, artinya

penelitian dilakukan dengan cara menghimpun,

mengolah, menganalisa, dan menafsirkan data.

Menurut Strauss dan Corbin yang dikutip oleh Lexy

J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat

diperoleh dengan menggunakan statistik atau

kuantifikasi (pengukuran). Penelitian ini secara umum

dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku fungsionalisasi

organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.16

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa

pengertian metode penelitian kualitatif adalah sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk

mengungkapkan permasalahan pada kehidupan kerja

organisasi pemerintahan, swasta, kemasyarakatan,

kepemudaan, keperempuanan, olahraga, seni dan

16

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), h. 3.

 

Page 30: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

14

budaya, sehingga dapat dijadikan kebijakan demi

terwujudnya kesejahteraan bersama.17

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah

penelitian metode evaluasi. Pengertian metode evaluasi

adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan keefektifan suatu program.

Metode evaluasi memberikan manfaat dalam penelitian

untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan program

yang sudah pernah terjadi dan memperbaiki pelaksanaan

program yang baru akan terjadi berikutnya.18

Dalam praktik pekerjaan sosial, tahapan evaluasi

yang dilakukan oleh pekerja sosial bertujuan untuk

menciptakan suatu prosedur yang dapat diterima sebagai

objek evaluasi atau penilaian atas apa yang terjadi. Pada

tahapan evaluasi ini, pekerja sosial akan dapat

mengetahui ketepatan intervensi yang diterapkan serta

memonitor faktor-faktor yang menjadi pendukung

keberhasilan dan penghambat kegagalan sebuah

program.

Ada beberapa jenis model evaluasi yang dapat

digunakan dalam melakukan penelitian. Model evaluasi

yang digunakan oleh penulis adalah model evaluasi

context, input, process, dan product (CIPP). Model

17

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 80-81. 18

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian

Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 144.

 

Page 31: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

15

evaluasi CIPP merupakan kerangka yang komprehensif

untuk melaksanakan pelaksanaan evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif terhadap objek program, proyek,

personalia, produk, institusi, dan sistem.19

Tabel 1

Konsep Model Evaluasi CIPP

No Konteks Masukan Proses Produk

1

Merencanakan

keputusan

program

Mengatur

keputusan

program

Menerapkan

keputusan

program

Membantu

keputusan

program

selanjutnya

2

Menentukan

kebutuhan

yang akan

dicapai

program

Menentukan

sumber-

sumber

program

Sampai

sejauh mana

strategi

tujuan

program

sudah

diterapkan?

Apa hasil

yang telah

dicapai

program?

3 Merumuskan

tujuan program

Merencanakan

strategi untuk

mencapai

tujuan program

Apa yang

harus direvisi

program?

Apa yang

dilakukan

setelah

program

berjalan?

4

Menentukan

prosedur kerja

untuk

mencapai

tujuan program

19

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

92.

 

Page 32: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

16

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah, Kampung Kadongdong RT 002 RW

003, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penulis

melakukan penelitian ini dalam kurun waktu empat

bulan terhitung sejak bulan Maret hingga Juni 2018.

4. Tekhnik Pemilihan Informan

Pemilihan informan bertujuan agar dapat

mempermudah penelitian sehingga penulis tidak perlu

menjadikan keseluruhan populasi sebagai informan.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Jadi, informan tersebut harus memiliki

banyak informasi, pengetahuan, dan pengalaman tentang

latar penelitian.20

Tabel 2

Konsep Penelitian

No Nama Informan Kajian Keterangan

1 Drs. KH. Romdin,

MM.

Penulis ingin

mengetahui terkait

pelaksanaan

program terapi

ilahiyah

Penulis ingin

mengetahui terkait

Ketua Ponpes

20

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 90.

 

Page 33: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

17

evaluasi hasil

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

2 Dede Hariri

Penulis ingin

mengetahui terkait

pelaksanaan

program terapi

ilahiyah

Penulis ingin

mengetahui terkait

evaluasi hasil

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

Terapis

3 Sobari

Penulis ingin

mengetahui terkait

evaluasi hasil

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

Pekerja Sosial

4 Rittah Riani

Romdin

Penulis ingin

mengetahui terkait

evaluasi hasil

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

Tenaga Kerja

Sosial

5 Ade Sodiqin

Penulis ingin

mengetahui terkait

evaluasi hasil

Konselor

 

Page 34: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

18

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

6

Sofian Hadi

Ismail

M. Farid

Salmon

Alfin

Ferdiansyah

Penulis ingin

mengetahui terkait

latar belakang

memilih untuk

direhabilitasi dengan

program terapi

ilahiyah

Penulis ingin

mengetahui terkait

evaluasi hasil

program terapi

ilahiyah serta faktor

pendukung dan

penghambatnya

Alumni Santri

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling yang dapat

memberikan keleluasaan kepada penulis dalam

menyeleksi informan sesuai dengan tujuan penelitian.

Hal yang terpenting disini bukanlah jumlah informan,

melainkan potensi dari tiap kasus guna memberikan

pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek

yang dipelajari.

5. Sumber Data

Pada penelitian ini terdapat dua jenis sumber data

yang dapat penulis jadikan sebagai pedoman dalam

penelitiannya. Adapun sumber data yang dimaksud

sebagai berikut:

 

Page 35: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

19

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung dari sumber penelitian dengan cara

observasi dan wawancara mendalam. Penulis

memperoleh data penelitian melalui Ketua Ponpes,

Terapis, Pekerja Sosial, Tenaga Kerja Sosial,

Konselor, dan Alumni Santri.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian maupun instansi. Data

yang diperoleh penulis berupa buku referensi,

artikel, dan dokumentasi yang berkaitan dengan

penelitian maupun Ponpes.

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

penulis sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data

yang digunakan dengan cara mengamati langsung

subjek dan objek penelitian untuk mengetahui

gejala-gejala yang ada secara teliti dan mencatat

hasil penemuan lapangan secara sistematis. Istilah

observasi diarahkan pada kegiatan dengan

mengamati secara akurat, mencatat fenomena yang

 

Page 36: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

20

muncul, dan mempertimbangkan antar aspek dalam

fenomena tersebut.21

Maka dari itu, penulis mengadakan pengamatan

secara langsung untuk mengetahui dan mencatat

bagaimana evaluasi hasil program terapi ilahiyah

serta apa saja yang menjadi faktor-faktor pendukung

dan penghambat dari pelaksanaan program terapi

ilahiyah bagi pecandu narkoba di Ponpes Hikmah

Syahadah Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data

yang digunakan dengan cara komunikasi langsung

antara penulis dan informan dalam bentuk tatap

muka dan tanya jawab.22

Dalam penelitian ini

penulis melakukan wawancara mendalam kepada

Ketua Ponpes, Terapis, Pekerja Sosial, Tenaga Kerja

Sosial, Konselor, dan Alumni Santri dengan tujuan

untuk mendapatkan data yang akurat dan valid.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang

sudah terjadi dalam bentuk tulisan, gambar,

rekaman, dan karya-karya monumental dari

seseorang.23

Teknik pengumpulan data dengan

21

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 143. 22

W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 119. 23

Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV.

Alfabeta, 2010), h. 72.

 

Page 37: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

21

menggunakan teknik dokumentasi merupakan

bagian pelengkap dari teknik observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Penulis

menggunakan teknik dokumentasi sebagai sumber

data yang bermanfaat untuk menguji, menafsirkan,

dan meramalkan penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh

Prasetya Irawan, analisis data adalah proses mencari dan

mengatur data secara sistematis yang diperoleh melalui

catatan observasi lapangan, transkip wawancara

informan dan dokumentasi-dokumentasi lain, semuanya

ini dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

penulis terhadap suatu fenomena yang terjadi dan

membantu penulis untuk menginterpretasikan

penemuannya kepada pembaca.24

Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis data

sangat diperlukan untuk mempermudah penulis dalam

menyampaikan hasil peneltiannya. Tahapan yang

dimaksud meliputi pengumpulan data mentah, transkip

data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan

sementara, dan penyimpulan akhir. Melalui tahapan ini

mampu memberikan penilaian pada evaluasi hasil

program terapi ilahiyah serta faktor-faktor pendukung

dan penghambat dari pelaksanaan program terapi

24

Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial (Depok: FISIP UI, 2006), h. 73.

 

Page 38: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

22

ilahiyah bagi pecandu narkoba di Ponpes Hikmah

Syahadah Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian,

penulis harus melakukan teknik triangulasi, artinya

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan antara teknik pengumpulan data dengan

sumber data. Apabila penulis melakukan pengumpulan

data dengan teknik triangulasi, maka sebenarnya penulis

telah mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas

data, yaitu mengecek keabsahan data dengan berbagai

teknik pengumpulan data.25

Denzim dan Moleong membedakan jenis-jenis

triangulasi dari segi pencapaiannya, yakni:26

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dapat dicapai dengan cara

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, membandingkan apa yang dikatakan

orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang

waktu, dan membandingkan keadaan perspektif

25

Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV.

Alfabeta, 2010), h. 72. 26

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 330.

 

Page 39: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

23

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang lain.

b. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dapat dicapai dengan cara

melakukan pengecekan kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi Teori

Triangulasi teori dapat dilakukan secara

induktif dengan menyertakan usaha pencarian cara

lainnya untuk mengorganisasikan data yang

mengarah pada upaya penemuan penelitian lainnya.

9. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi yang digunakan oleh

penulis mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku

pedoman ini diterbikan oleh Biro Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini,

maka diperlukan sistematika penulisan yang terdiri dari bab

dan sub bab agar lebih sistematis dan terarah. Sistematika

penulisan skripsi ini sebagai berikut:

 

Page 40: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

24

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang latar belakang, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian ini berisi tentang landasan teori terkait evaluasi

program, terapi ilahiyah, pecandu narkoba, dan pondok

pesantren.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang gambaran geografis, historis,

sosial budaya dan lain sebagainya dari Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang uraian penyajian data dan hasil

temuan di lapangan.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang uraian yang mengaitkan antara

latar belakang dan teori dengan hasil temuan di lapangan.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bagian ini berisi tentang kesimpulan, dampak dan saran

skripsi penelitian ini.

 

Page 41: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi

Ada dua istilah yang dapat dipergunakan untuk

evaluasi, yaitu riset evaluasi dan evaluasi. Istilah riset

evaluasi dipopulerkan oleh F. G. Caro (1971) dalam

bukunya yang berjudul Readings in Evaluation

Research. Sebagian teoritisi dan peneliti seperti Michael

Quinn Patton (1978) dan Howard Freeman (1985) serta

lembaga pemerintah, dan lembaga swasta menggunakan

istilah riset evaluasi. Sedangkan sejumlah teoritisi dan

peneliti lainnya seperti Daniel Stufflebeam (1985) dan

Rayamond G. Carey (1997) menggunakan istilah

evaluasi.27

Secara etimologi, evaluasi artinya penaksiran,

penilaian, perkiraan keadaan, dan penentu nilai.28

Sedangkan secara terminologi, menurut Ralph Tyler

(1950) sebagaimana yang dikutip Farida Yusuf

Tayibnapis, evaluasi adalah proses yang menentukan

sampai sejauh mana tujuan suatu kegiatan dapat dicapai.

Selain itu, Maclcolm dan Provus pencetus Discrepancy

Evaluation (1971) sebagaimana yang dikutip Farida

27

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 2. 28

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer

(Surabaya: Arkola, 1994), h. 163

 

Page 42: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

26

Yusuf Tayibnapis, mendefinisikan evaluasi sebagai

perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk

mengetahui apakah ada selisih.29

Organization for Economic Co-operation and

Development (OECD) atau Development Assistance

Comitte (DAC) sebagaimana yang dikutip Purwa

Uditomo, definisi evaluasi yaitu penelitian yang

dilakukan secara sistematis dan objektif terhadap sebuah

proyek, program, dan kebijakan baik yang masih

berlangsung ataupun sudah selesai, serta rancangan,

implementasi, dan hasilnya. Tujuan dilakukannya

evaluasi adalah untuk menentukan relevansi dan realisasi

tujuan, serta efisiensi pembangunan, efektifitas, dampak,

dan berkelanjutan.30

Menurut Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,

yang selanjutnya informasi tersebut dapat digunakan

untuk menentukan alternatif yang tepat dalam

mengambil keputusan. Dalam hal ini, evaluasi

mempunyai fungsi utama yaitu menyediakan informasi

yang berguna bagi decision maker (pembuat keputusan)

untuk menentukan kebijakan yang akan diambil

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Dan tujuan

29

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 2. 30

Purwa Uditomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji

Dampak Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (Jurnal Pemikiran dan

Gagasan, Vol. 2, Juni 2009), h. 70.

 

Page 43: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

27

dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan

suatu kegiatan.31

Berdasarkan definisi dari berbagai para ahli di atas,

maka penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi

adalah suatu proses penelitian yang dilakukan seseorang

secara sistematis dan objektif guna mengumpulkan,

menganalisis dan menyajikan informasi yang bermanfaat

mengenai objek evaluasi (orang, program, produk, dan

lain sebagainya) dengan tujuan untuk mengetahui dan

mengukur tingkat keberhasilan dari objek evaluasi

tersebut.

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai

tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Tujuan

dilakukannya evaluasi antara lain:32

a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat,

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana,

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai

dengan standar,

d. Mengidentifikasi dan menemukan dimensi program

mana yang berjalan dan yang tidak jalan,

e. Pengembangan staf program,

31

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1988), h. 8. 32

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

22-24.

 

Page 44: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

28

f. Memenuhi ketentuan undang-undang,

g. Akreditasi program,

h. Mengukur anggaran biaya (cost effectiveness dan

cost efficiency),

i. Mengambil keputusan mengenai program,

j. Accountabilitas,

k. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf

program,

l. Memperkuat posisi politik,

m. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset

evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi dapat memberikan manfaat

dan sangat penting terhadap suatu program. Adapun

manfaat dari evaluasi sebagai berikut:33

a. Menjadi sistem untuk mengkaji perkembangan

secara rutin dan membuat perbaikan yang

diperlukan bagi semua pihak yang terkait untuk

memastikan apakah tujuan dapat tercapai.

b. Pemerintah atau lembaga yang memberikan bantuan

dana perlu tahu bahwa dana yang dikeluarkan telah

digunakan dengan baik dan dijadikan sebagai bahan

laporan pertanggungjawaban.

c. Pengalaman proyek bisa menjadi sumbangan untuk

pemahaman bersama tentang apa yang berjalan dan

33

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan, dan Intervensi

Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI

Press, 2003), h. 188.

 

Page 45: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

29

tidak berjalan serta untuk rancangan proyek atau

program di masa mendatang.

3. Model Evaluasi

Model artinya pola, rencana, contoh dari sesuatu

yang akan dilakukan dan dihasilkan. Model evaluasi

mengemukakan pengertian mengenai ilmu atau teori

evaluasi dan praktik atau proses bagaimana

melaksanakan evaluasi.34

Model evaluasi adalah model

desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli evaluasi yang

biasanya nama model evaluasi sama dengan pembuatnya

atau tahap pembuatannya. Model evaluasi dianggap

sebagai model standar atau dapat dikatakan merek

standar dari pembuatannya.35

Farida Yusuf Tayibnapis dalam bukunya berjudul

Evaluasi Program mengemukakan beberapa model

evaluasi yang cukup populer dan banyak digunakan,

yakni:36

a. Model Evaluasi Context, Input, Process, dan

Product (CIPP)

Model evaluasi CIPP mulai dikembangkan oleh

Daniel Leroy Stufflebeam pada tahun 1966.

Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai suatu

34

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

79. 35

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 13. 36

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 14-22.

 

Page 46: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

30

proses yang menggambarkan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang berguna untuk menilai

alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Model

evaluasi CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi,

yaitu:

1) Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Evaluasi konteks untuk menjawab

pertanyaan: apa yang perlu dilakukan? (what

needs to be done?) tujuan evaluasi konteks

untuk mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-

kebutuhan yang mendasari disusunnya suatu

program.

2) Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi masukan untuk menjawab

pertanyaan: apa yang harus dilakukan? (what

should be done?) tujuan evaluasi masukan

untuk mengidentifikasi masalah, aset, dan

peluang untuk membantu para pengambil

keputusan.

3) Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Evaluasi proses untuk menjawab

pertanyaan: apakah program sedang

dilaksanakan? (is it being done?) tujuan

evaluasi proses berupaya mengakses

pelaksanaan, menilai, dan menginterpretasikan

manfaat program.

 

Page 47: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

31

4) Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Evaluasi produk untuk menjawab

pertanyaan: apakah program sukses? (did it

succed?) tujuan evaluasi produk berupaya

mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan

manfaat, baik yang direncanakan maupun tidak

dan jangka pendek maupun panjang.

b. Model Evaluasi University of California in Los

Angeles (UCLA)

Marvin C. Alkin (1969) menulis model evaluasi

yang hampir sama dengan model evaluasi CIPP.

Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses

meyakinkan keputusan, memilih informasi yang

tepat, mengumpulkan, dan menganalisis informasi

sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang

berguna untuk pembuat keputusan dalam memilih

beberapa alternatif. Model evaluasi ini, yaitu:

1) Sistem Assessment

Evaluasi ini dapat memberikan informasi

tentang keadaan atau posisi sistem.

2) Program Planning

Evaluasi ini dapat membantu pemilihan

program tertentu yang mungkin akan berhasil

memenuhi kebutuhan program.

 

Page 48: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

32

3) Program Implementation

Evaluasi ini dapat menyiapkan informasi

apakah program sudah diperkenalkan kepada

kelompok tertentu seperti yang direncanakan?.

4) Program Improvement

Evaluasi ini dapat memberikan informasi

tentang bagaimana program berfungsi?

Bagaimana program berjalan? Apakah

mencapai tujuan? Adakah masalah baru yang

muncul tak terduga?

5) Program Certification

Evaluasi ini dapat memberi informasi

tentang nilai atau manfaat dari program.

c. Model Evaluasi Brinkerhoff

Model evaluasi Brinkerhoff mulai

dikembangkan oleh Robert O. Brinkerhoff. Model

evaluasi ini adalah suatu model komprehensif yang

menyatukan aspek modal berorientasi pada hasil

bisnis, industri, dan formatif. Asumsi dasar model

evaluasi brinkerhoff untuk memperbaiki program

dalam perspektif sistem. Brinkerhoff, dkk (1983)

mengemukakan tiga golongan elemen evaluasi,

yaitu:

1) Desain Evaluasi Tetap >< Tidak Tetap

Desain evaluasi tetap ditentukan dan

direncanakan secara sistematik sebelum

implementasi dikerjakan. Sedangkan, evaluasi

 

Page 49: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

33

tidak tetap dibuat untuk beradaptasi dengan

pengaruh dan situasi yang sedang berlangsung

dan berkembang.

2) Evaluasi Formatif >< Sumatif

Evaluasi formatif digunakan untuk

memperoleh informasi yang dapat membantu

memperbaiki program. Sedangkan evaluasi

sumatif digunakan untuk menilai kegunaan

suatu objek.

3) Desain Penelitian Kuasi >< Natural

Desain penelitian kuasi memakan banyak

waktu dan biaya untuk mempersiapkan

instrumen penelitian. Sedangkan desain

penelitian natural menghabiskan banyak waktu

untuk mengamati dan berbicara secara

langsung.

d. Model Evaluasi Stake atau Countenance

Robert E. Stake (1967), analisis proses evaluasi

yang dikemukakannya membawa dampak yang

cukup besar dalam bidang evaluasi. Stake

menekankan ada dua dasar kegiatan bidang evaluasi

berupa descriptions dan judgement serta

membedakan adanya tiga tahapan dalam

pelaksanaan program, yaitu antecedents (context),

transaction (process), dan outcomes (output).

 

Page 50: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

34

Menurut Pietrzak, Ramler, Renner, Ford, dan

Gilbert sebagaimana yang dikutip Isbandi Rukminto Adi

mengemukakan tiga tipe evaluasi, yaitu:37

a. Evaluasi Input (Inputs)

Evaluasi input memfokuskan pada berbagai

unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu

program. Terdapat tiga variabel utama yang terkait

dengan evaluasi input. Pertama klien, variabel ini

meliputi karakteristik demografi seperti susunan

keluarga dan jumlah anggota yang ditanggung.

Kedua staf, variabel ini meliputi aspek demografi

seperti latar belakang pendidikan dan pengalaman.

Dan ketiga program, variabel ini meliputi aspek

tertentu seperti estimasi waktu pelaksanaan dan

sumber-sumber rujukan yang tersedia.

Ada empat kriteria yang berkaitan dengan

evaluasi input dan dapat dikaji baik secara sendiri-

sendiri maupun secara keseluruhan. Keempat

kriteria ini meliputi:

1) Tujuan program,

2) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas,

3) Standar dari suatu praktik yang terbaik,

4) Biaya pelaksanaan program.

37

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan, dan Intervensi

Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI

Press, 2003), h. 189-190.

 

Page 51: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

35

Evaluasi input memiliki pertanyaan-pertanyaan

kunci yang ingin dijawab, yakni:

1) Sejauh mana karakteristik penerima layanan

benar-benar sesuai dengan tujuan pelayanan

yang ditetapkan lembaga?

2) Sampai tingkat mana para staf memiliki

kualifikasi yang sesuai untuk memberikan

layanan?

3) Apakah lembaga bisa dengan mudah, nyaman,

dan murah dalam memberikan pelayanan?

b. Evaluasi Proses (Process)

Evaluasi proses memfokuskan diri pada

penilaian dinamika internal dan pengoperasian

program. Dalam evaluasi proses yang dinilai adalah

perjalanan operasi lembaga dan kualitas pelayanan

yang diberikan. Aktivitas program yang melibatkan

adanya interaksi langsung antara klien dan staf yang

merupakan pusat dari pencapaian tujuan program.

Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari sistem

pemberian layanan. Evaluasi ini berupaya

menganalisa dan menilai keseluruhan proses

berdasarkan kriteria yang relevan.

Evaluasi proses memiliki pertanyaan-

pertanyaan kunci yang ingin dijawab, yakni:

1) Apa yang dilakukan?

2) Seberapa baik itu dilakukan?

 

Page 52: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

36

3) Apakah yang dilakukan itu adalah yang ingin

dilakukan?

c. Evaluasi Hasil (Output)

Evaluasi hasil memfokuskan diri pada

keseluruhan dampak dari suatu program terhadap

penerima layanan. Pertanyaan utama yang muncul

dalam evaluasi hasil yaitu bagaimana penerima

layanan akan menjadi berbeda setelah menerima

layanan tersebut? Pertanyaan ini akan

mengkonstruksikan kriteria keberhasilan dari suatu

program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat

dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu

program (program oriented) ataupun pada

terjadinya perubahan perilaku pada klien (client

oriented).

Evaluasi hasil memiliki pertanyaan-pertanyaan

kunci yang ingin dijawab, yakni:

1) Seberapa baik program berjalan?

2) Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai

pada tingkat yang sesuai dengan yang

diharapkan?

3) Apakah program menghasilkan perubahan pada

penerima layanan?

4) Apakah ada layanan tertentu yang diberikan

lebih banyak dibandingkan dengan layanan

lainnya?

 

Page 53: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

37

4. Pendekatan Evaluasi

Istilah pendekatan evaluasi dapat diartikan sebagai

beberapa pendapat tentang apa tugas evaluasi dan

bagaimana melakukan evaluasi, dengan kata lain tujuan

dan prosedur evaluasi. Pendekatan evaluasi dan setiap

pendekatan memberikan petunjuk mengenai bagaimana

cara untuk mendapatkan informasi yang dapat berguna

dalam beberapa kondisi. Ada beberapa jenis pendekatan

evaluasi, sebagai berikut:38

a. Pendekatan Eksperimental (Experimental)

Pendekatan eksperimental adalah evaluasi yang

berorientasi pada penggunaan experimental science

dalam program evaluasi. Pendekatan ini berasal dari

kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam

penelitian akademik. Tujuan evaluator untuk

memperoleh kesimpulan yang bersifat umum

tentang dampak suatu program tertentu yang

mengontrol sebanyak-banyaknya faktor dan

mengisolasi pengaruh program. Evaluator berusaha

sekuat tenaga menggunakan metode saintifik

sebanyak mungkin.

b. Pendekatan Orientasi Tujuan (Goal Oriented

Approach)

Pendekatan ini menggunakan tujuan program

sebagai kriteria untuk menentukan suatu

38

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 23-35.

 

Page 54: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

38

keberhasilan. Evaluator mencoba mengukur sampai

sejauh mana tujuan dapat dicapai. Pendekatan ini

merupakan pendekatan yang wajar dan praktis untuk

desain dan pengembangan program. Pendekatan ini

memberi petunjuk pada pengembangan program,

menjelaskan hubungan antara kegiatan yang

ditawarkan dan hasil yang dicapai. Dengan

demikian ada hubungan yang logis antara kegiatan,

hasil, dan prosedur pengukuran hasil.

c. Pendekatan Fokus Keputusan (Decision Focused

Approach)

Pendekatan evaluasi ini menekankan pada

peranan informasi yang sistematik untuk pengelola

program dalam menjalankan tugasnya. Informasi

memberikan manfaat dan membantu para pengelola

program membuat keputusan. Evaluator

membutuhkan dua informasi dari klien. Pertama,

evaluator harus mengetahui keputusan penting pada

setiap periode selama program berjalan. Kedua,

evaluator harus mengetahui butir informasi yang

mungkin akan sangat berpengaruh untuk setiap

keputusan.

d. Pendekatan Orientasi Pemakai (User Oriented

Approach)

Dalam pendekatan ini, evaluator menyadari

adanya elemen yang akan mempengaruhi kegunaan

evaluasi. Elemen ini meliputi cara-cara pendekatan,

 

Page 55: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

39

kepekaan, dan faktor kondisi. Evaluator melibatkan

orang penting ke dalam proses evaluasi, sehingga

mereka merasa tidak asing lagi terhadap hasil

evaluasi apabila disodorkan kepada mereka.

Kelebihan pendekatan ini adalah perhatiannya

terhadap individu yang berurusan dengan program

dan perhatiannya terhadap informasi yang berguna

untuk individu tersebut.

e. Pendekatan Responsif (Responsive Approach)

Pendekatan responsif adalah evaluasi yang

mencari isu dari sudut pandang orang yang terlibat,

berminat, dan berkepentingan dengan program.

Dalam pendekatan ini, evaluator tidak percaya

adanya jawaban yang dapat dapat ditemukan dengan

instrumen tes, kuesioner, atau analisis statistik.

Tujuan evaluator adalah berusaha untuk mengerti

setiap urusan program melalui berbagai sudut

pandang yang berbeda. Pendekatan ini ditandai

dengan ciri-ciri penelitian yang kualitatif,

naturalistik, bukan kuantitatif.

f. Pendekatan Evaluasi Bebas Tujuan (Goal Free

Evaluation Approach)

Pendekatan evaluasi ini adalah pendekatan

evaluasi mengenai pengaruh yang sesungguhnya

dan objektifitas yang ingin dicapai suatu program.

Evaluator seharusnya tidak mengetahui tujuan yang

ingin dicapai suatu program, hal ini dikarenakan

 

Page 56: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

40

untuk mengetahui pengaruh sesungguhnya dari

operasi program. Ciri-ciri pendekatan ini, yaitu:

1) Evaluator sengaja menghindar untuk

mengetahui tujuan program,

2) Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu

tidak dibenarkan menyempitkan fokus evaluasi,

3) Pendekatan ini berfokus pada hasil yang

sebenarnya bukan pada hasil yang

direncanakan,

4) Hubungan evaluator dan manajer atau dengan

karyawan proyek dibuat seminimal mungkin,

5) Evaluasi menambah kemungkinan

ditemukannya dampak yang tidak diramalkan.

5. Konsep Evaluasi

a. Evaluasi Formatif dan Sumatif

Istilah evaluasi formatif dikembangkan oleh

Michael Scriven, yang awalnya outcame evaluation

of an intermediate stage in development of the

teaching instrument. Menurut Scriven (1967)

sebagaimana yang dikutip Wirawan, evaluasi

formatif adalah loop balikan dalam memperbaiki

produk. Selain itu, The Program Evaluation

Standards (1994) mendefinisikan evaluasi formatif

sebagai evaluasi yang didesain dan dipakai untuk

 

Page 57: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

41

memperbaiki suatu objek, terutama ketika objek

tersebut sedang dikembangkan.39

Evaluasi formatif dilakukan untuk mendapatkan

beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh evaluator

dari suatu program. Pertama, untuk mengukur hasil

pelaksanaan program secara periodik. Kedua, untuk

mengukur apakah klien atau partisipan bergerak ke

arah tujuan yang direncanakan. Ketiga, untuk

mengukur apakah sumber-sumber yang ada telah

dipergunakan sesuai rencana. Keempat, untuk

menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika

terjadi penyimpangan. Dan kelima, untuk

memberikan balikan.40

Evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir

pelaksanaan program. Evaluasi ini dilakukan untuk

mengukur beberapa indikator, yaitu untuk pengaruh

program, untuk mengukur persepsi klien terhadap

program, untuk menentukan biaya program, untuk

menentukan keberhasilan program, untuk

menentukan tujuan program, untuk menentukan

manfaat program, untuk menentukan komponen

efektif program, untuk mengomunikasikan hasil

39

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

86. 40

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

87-89.

 

Page 58: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

42

evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan untuk

mengambil keputusan.41

b. Evaluasi internal dan Eksternal

Evaluasi internal dilakukan oleh evaluator dari

dalam proyek dan evaluasi eksternal dilakukan oleh

evaluator dari luar proyek. Evaluator ini tentu lebih

banyak mengetahui tentang programnya, berbeda

dengan evaluator eksternal yang sulit untuk

mengetahui lebih banyak tentang programnya.

Evaluator internal sedikit agak sulit untuk menjadi

objektif dalam memberikan penilaian terhadap

program, sebaliknya evaluator eksternal sedikit agak

mudah untuk menjadi objektif dalam memberikan

penilaian terhadap program.42

6. Indikator Evaluasi

Secara bahasa, indikator dapat diartikan sebagai

sesuatu yang dapat memberikan atau menjadi petunjuk

atau keterangan. Sedangkan secara istilah, indikator

merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan atau

menggambarkan mengenai keadaan dari berbagai

macam hal yang dapat menjadi pokok perhatian, antara

lain menyangkut tentang fenomena sosial, ekonomi,

penelitian, dan proses usaha untuk meningkatkan nilai

41

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

89. 42

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 40-41.

 

Page 59: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

43

kualitas. Indikator dapat berbentuk berupa ukuran,

angka, atribut, atau pendapat yang dapat menunjukkan

suatu keadaan.43

Dalam buku New Life Options terdapat empat

indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu

kegiatan, yakni:44

a. Indikator Ketersediaan

Indikator ini melihat apakah unsur-unsur dalam

suatu proses itu benar ada. Misalnya, dalam suatu

program pembangunan sosial yang menyatakan

bahwa diperlukan suatu tenaga lokal yang terlatih

untuk menangani kasus rumah tangga.

b. Indikator Relevansi

Indikator ini menunjukkan seberapa relevan

suatu teknologi atau layanan yang ditawarkan.

Misalnya, program pemberdayaan perempuan

pedesaan dimana mereka diperkenalkan kompor

teknologi. Pada contoh ini perempuan pedesaan

lebih mengenal kompor yang biasa digunakan

daripada kompor teknologi tersebut.

c. Indikator Efisiensi

Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya

dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai

tujuan dimanfaatkan secara tepat (efisien).

43

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,

Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 126. 44

New Life Option: Evaluasi Program, h. 73.

 

Page 60: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

44

Misalnya, suatu layanan yang dijalankan dengan

baik maka hanya memanfaatkan 4 tenaga lapangan

dan tidak mempekerjakan 10 tenaga lapangan

dengan alasan untuk menghindari terjadinya

pengangguran.

d. Indikator Keterjangkauan

Indikator ini melihat apakah layanan yang

ditawarkan masih berada dalam jangkauan pihak-

pihak yang membutuhkan. Misalnya, apakah

puskesmas yang didirkan untuk melayani

masyarakat desa berada pada posisi yang strategis

sehingga dapat diakses atau dijangkau.

7. Pengertian Program

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (1998), program dapat diartikan sebagai

rencana. Program dalam hal ini dimaksudkan seperti

pertunjukan siaran, pagelaran budaya, dsb.45

Menurut

Joan L. Herman, dkk (1987) dalam bukunya yang

berjudul Evaluator’s Handbook sebagaimana dikutip

oleh Farida Yusuf Tayibnapis, program adalah segala

sesuatu yang coba dilakukan seseorang dengan harapan

dan tujuan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.46

45

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1998), h. 702. 46

Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd., Evaluasi Program (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), h. 9.

 

Page 61: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

45

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam

bukunya yang berjudul Penilaian Program Pendidikan,

mendefinisikan program sebagai sederetan rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

kegiatan.47

Jadi, berdasarkan pendapat atau pandangan

dari para ahli mengenai pengertian program, maka telah

dapat disimpulkan bahwa definisi program adalah

sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

seseorang, organisasi, dan negara dengan harapan dan

tujuan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.

8. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang

harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang

direncanakan. Tujuan merupakan suatu yang pokok dan

harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu

program memiliki tujuan yang tidak bermanfaat, maka

program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan

program dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus. Output program jangka panjang

disebut tujuan umum, sedangkan tujuan khusus

menunjukan output dari program jangka pendek.48

9. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program merupakan suatu metode yang

sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan

47

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1988), h. 34. 48

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1988), h. 35 & 45.

 

Page 62: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

46

memakai informasi dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan dasar mengenai program. Evaluasi program

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:49

a. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Evaluasi proses meneliti dan menilai apakah

strategi program telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana dan apakah target populasi yang

direncanakan telah dilayani.

b. Evaluasi Manfaat (Outcome Evaluation)

Evaluasi manfaat meneliti, menilai, dan

menentukan apakah program telah menghasilkan

perubahan yang diharapkan.

c. Evaluasi Akibat (Impact Evaluation).

Evaluasi akibat meneliti, menilai, dan

menentukan apakah program memberikan pengaruh

atau perubahan yang sesuai dengan tujuan atau tidak

sesuai dengan tujuan.

B. Terapi Ilahiyah

1. Pengertian Terapi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), terapi

dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan,

mengobati, dan merawat kesehatan seseorang yang

49

Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si., Evaluasi: Teori, Model,

Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h.

17.

 

Page 63: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

47

sedang sakit.50

Sedangkan dalam kamus kedokteran,

terapi dapat diartikan sebagai pemberian pertolongan

kepada orang sakit dan usaha atau cara menyembuhkan

orang sakit.51

Selain itu, kamus lengkap psikologi

mengartikan terapi sebagai bentuk perlakuan dan

pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan suatu

kondisi yang menyimpang (patologis) pada diri

seseorang.52

Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atas,

maka dapat penulis simpulkan bahwa terapi adalah suatu

cara atau proses untuk memulihkan, mengobati, dan

merawat kondisi kesehatan seseorang yang sedang sakit

agar dapat sehat kembali seperti semula. Terapi biasanya

diawali dengan mempelajari gejala apa yang muncul,

setelah itu melakukan diagnosis, terus mengobati

penyakitnya, dan terakhir melakukan perawatan hingga

kondisi kesehatan pasien dapat kembali seperti semula.

Orang yang biasa melakukan terapi disebut sebagai

terapis.

Prinsip terapi menurut Dadang Hawari, yaitu

berobat dan bertobat. Berobat artinya membersihkan

narkoba dari tubuh pasien dan bertobat artinya pasien

memohon petunjuk kepada Allah agar tidak

50

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1998), h. 935. 51

Ahmad Ramli, Kamus Kedokteran (Jakarta: Djambatan, 1999), h. 354. 52

J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 507.

 

Page 64: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

48

mengonsumsi narkoba kembali. Hal ini dikarenakan

selain pasien membutuhkan terapi medis, maka pasien

juga membutuhkan terapi non medis, seperti berdo’a dan

lainnya.53

Ini sesuai firman Allah dalam Surat Al-

Baqarah Ayat 186 yang artinya:

“.......Aku mengabulkan permohonan orang yang

mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku........”

2. Jenis Metode Terapi

Menurut Dadang Hawari dalam bukunya berjudul

Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,

Alkohol, dan Zat Adiktif) terdapat lima jenis metode

terapi, yaitu:54

a. Terapi Medik-Psikiatrik (Psikofarmaka)

Dampak penyalahgunaan NAZA adalah

terganggunya sistem neuro-transmitter pada

susunan syaraf pusat otak yang menimbulkan

gangguan mental dan perilaku. Gangguan mental

dan perilaku masih berlanjut meskipun NAZA

sudah hilang dari tubuh setelah menjalani

detoksifikasi. Untuk memperbaiki gangguan dan

memulihkan fungsi neuro-transmitter pada susunan

syaraf pusat otak, maka diperlukan obat-obatan yang

berkhasiat yaitu psikofarmaka golongan major

transquilizer dan anti-depressant.

53

Prof. Dr. H. Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi

NAPZA (Jakarta: UI Press, 1999), h. 20. 54

Prof. Dr. H. Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan

NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif) (Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

2006), h. 103.

 

Page 65: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

49

b. Terapi Medik-Psikiatrik (Psikoterapi)

Selain menggunakan terapi dengan obat,

pecandu NAZA juga diberikan terapi kejiwaan

(psikologik) yang dinamakan psikoterapi. Tujuan

menggunakan terapi psikoterapi adalah untuk

memperkuat struktur kepribadian mantan pecandu

NAZA, seperti meningkatkan citra diri,

mematangkan kepribadian, memulihkan

kepercayaan, dan lain sebagainya. Keberhasilan

terapi psikoterapi dapat dilihat apabila mantan

pecandu NAZA mampu mengatasi kehidupan tanpa

harus melarikan diri kembali ke NAZA.

c. Terapi Medik-Somatik

Terapi medik-somatik adalah terapi yang

dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang

berkhasiat untuk memulihkan atau mengobati

kelainan-kelainan fisik baik sebagai akibat

dilepaskannya NAZA dari dalam tubuh

(detoksifikasi), yaitu gejala putus NAZA

(withdrawal symptoms) maupun komplikasi medik

berupa kelainan-kelainan organ tubuh akibat dari

penyalahgunaan NAZA.

d. Terapi Psiko-Sosial

Terapi psiko-sosial adalah upaya untuk

memulihkan kembali kemampuan beradaptasi dari

penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA ke

dalam kehidupannya sehari-hari. Sebagaimana

 

Page 66: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

50

diketahui akibat dari penyalahgunaan atau

ketergantungan NAZA adalah gangguan mental dan

perilaku yang bercorak anti-sosial. Dengan

menggunakan terapi ini diharapkan perilaku anti-

sosial dapat berubah menjadi perilaku secara sosial

dapat diterima (adaptive behavior).

e. Terapi Keagamaan (Psikoreligius)

Terapi keagamaan (psikoreligius) terhadap

pecandu NAZA ternyata memegang peranan penting

baik dari segi pencegahan, terapi, maupun

rehabilitasi. Clinebell (1981) menyampaikan hasil

penelitiannya, bahwa setiap manusia (sekalipun

atheis) terdapat kebutuhan dasar spiritual.

Kebutuhan dasar spiritual ini adalah kebutuhan

kerohanian, keagamaan, dan keTuhanan yang

karena faham materialisme dan sekulerisme

menyebabkan kebutuhan dasar tadi terabaikan dan

terlupakan tanpa disadari.

3. Pengertian Ilahiyah

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI),

ilahiyah artinya keTuhanan. Sedangkan menurut istilah,

ilahiyah merupakan mengesakan, menunggalkan, dan

memperuntukan kepada Allah dari segala macam ibadah

yang lahir dan batin baik berupa perbuatan maupun

perkataan, dan meniadakan peribadatan dari segala

 

Page 67: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

51

sesuatu apapun wujudnya selain Allah.55

Sebagaimana

firman-Nya dalam Surat Al-Ikhlas Ayat 1-2 yang

artinya:

“Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa. Hanya Allah

tempat bergantung”

4. Pengertian Terapi Ilahiyah

Merujuk dari pengertian mengenai terapi dan

ilahiyah di atas, maka pengertian terapi ilahiyah adalah

suatu cara atau proses memulihkan, mengobati, dan

merawat kondisi kesehatan seseorang yang sedang sakit

agar dapat sehat kembali seperti semula dengan

mendekatkan diri kepada Allah serta menjalankan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena

hanya Allah lah yang dapat menolong manusia, hanya

Allah lah yang dapat mengabulkan segala do’a, dan

hanya Allah lah yang memiliki kekuatan tanpa batas.

5. Fungsi dan Tujuan Terapi Ilahiyah

Menurut M. Hamdani dalam bukunya yang berjudul

Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode

Sufistik terdapat tiga fungsi terapi ilahiyah, yaitu:56

a. Fungsi Pencegahan (Preventif)

Dengan mempelajari, memahami, dan

mengaplikasikan terapi, maka seseorang akan

55

Syekh Hafizh Hakami, Tanya Jawab Akidah Islam (Jakarta: Gema

Insani Press, 1998), h. 43. 56

M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam

Penerapan Metode Sufistik (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004), h. 276-

278.

 

Page 68: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

52

terhindar dari keadaan atau peristiwa yang

membahayakan nyawa, jiwa, mental, dan spiritual.

b. Fungsi Penyembuhan (Treatment)

Dengan terapi akan membantu seseorang

melakukan pemulihan, pengobatan, dan perawatan

terhadap penyakit, seperti penyakit jiwa, mental, dan

spiritual.

c. Fungsi Pensucian dan Pembersihan

(Sterilisasi/Purification)

Dengan terapi akan membantu upaya

pensucian-pensucian diri dari segala dosa.

Sedangkan tujuan terapi ilahiyah menurut M.

Hamdani dalam bukunya, yaitu:

a. Memberikan pertolongan kepada setiap individu

agar sehat jasmani, rohani, spiritual, dan moral.

b. Menggali dan mengembangkan potensi esensi

sumber akibat dari penggunaan zat daya insani.

c. Mengantarkan setiap individu kepada perubahan

konstruksi dalam kepribadian dan etos kerja.

d. Meningkatkan kualitas keimanan, keikhlasan, dan

ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Mengantarkan individu mencintai jati diri, citra diri,

dan Allah SWT.

 

Page 69: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

53

6. Model Terapi Ilahiyah

Model terapi berdasarkan Alqur’an dan Sunnah

menurut Musfir bin Said Az-Zahrani dalam bukunya

yang berjudul Konseling Terapi, yaitu:57

a. Terapi dengan Keimanan

Al-Qur’an telah menggambarkan secara

gamblang bagaimana iman kepada Allah bisa

mendatangkan rasa aman dan ketenangan dalam diri

orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya

dalam Surat Al-An’aam Ayat 82 yang artinya:

“Orang-orang yang beriman dan tidak

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman

(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat

keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang

mendapat petunjuk”

Terealisasinya ketenangan diri dan kemanan

dalam hati seorang mukmin muncul dari

keimanannya yang murni kepada Allah, hingga ia

selalu memiliki harapan dalam mendapatkan

pertolongan dan penjagaan dari-Nya. Dengan

demikian, ia akan selalu merasa bahwa Allah selalu

bersamanya dan selalu menolongnya. Sesungguhnya

dengan merasa bahwa Allah akan selalu

membantunya dalam setiap kesempatan adalah satu

jaminan akan adanya rasa aman dan tenang dalam

diri seseorang.

57

Dr. Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi (Jakarta: Gema

Insani Press, 2005), h. 470-505.

 

Page 70: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

54

b. Terapi dengan Ibadah

Menunaikan ibadah yang telah Allah wajibkan,

seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, merupakan satu

cara untuk menghapuskan dosa dan memperkuat

ikatan seorang mukmin kepada Allah yang

ditampakkannya dengan selalu mematuhi segala

perintah-Nya dan selalu menjauhi segala larangan-

Nya. Dengan kedekatannya kepada Allahlah, maka

akan muncul harapan agar Allah dapat mengampuni

segala kesalahannya dan semakin mengkuatkan cita-

citanya dalam menggapai surga-Nya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang

diriwayatkan oleh Bukhari dari Hudzaifah Ibnul-

Yaman:

“Fitnah dan cobaan pada diri seseorang akan muncul

pada keluarganya, hartanya, anaknya, dirinya, dan

juga tetangganya, yang semuanya ini dapat

ditanggulangi dengan puasa, shalat, sedekah,

menyerukan kepada kebaikan dan juga melarang

kepada kemungkaran”

Terapi dengan ibadah yang bisa dilakukan oleh

seseorang adalah sebagai berikut:

1) Terapi dengan Shalat

Shalat adalah satu nama yang menunjukkan

adanya ikatan yang kuat antara hamba dengan

Tuhannya. Dalam shalat, hamba seolah berada

di hadapan Tuhannya dan memohon banyak hal

kepada-Nya. Perasaan ini akhirnya bisa

menimbulkan adanya kejernihan spiritualitas,

 

Page 71: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

55

ketenangan hati, dan keamanan diri di kala

hamba mengerahkan semua emosi dan anggota

tubuhnya mengarah kepada-Nya dengan

meninggalkan semua kesibukan dunia dan

permasalahannya.

Shalat dapat memotivasi individu untuk

lebih menjernihkan hati dan menghapus segala

penyakit kejiwaan dan dengki hati. Shalat pun

akan menjadi penerang bagi hati, wajah dan

sugesti bagi tubuh. Shalat akan mampu

mendatangkan rezeki, mencegah kezaliman,

menenangkan diri individu-individu yang

terzalimi, mengendalikan syahwat, menjaga

posisi nikmat, menolak bala, mendatangkan

rahmat bagi tiap individu, dan menghapus

segala gundah gulana.

2) Terapi dengan Zakat dan Sedekah

Mengeluarkan zakat dan sedekah kepada

fakir miskin dan orang yang membutuhkan

merupakan latihan bagi orang muslim agar bisa

bersikap baik kepada mereka dan membantu

mereka. Selain itu, hal ini dapat memperkuat

persatuan di antara kedua belah pihak dan

memunculkan tanggungjawab dalam membantu

orang yang kekurangan. Dengan zakat dan

sedekah, maka dapat mencintai sesamanya dan

 

Page 72: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

56

melepaskan sikap egois, tamak, kikir, dan

membangga-banggakan diri.

Allah telah memerintahkan rasul-Nya

untuk mengambil dan mengumpulkan zakat dan

sedekah dari harta kaum muslimin yang kaya.

Hal ini dikarenakan sedekah mampu

membersihkan dan menyucikan jiwa, sesuai

dengan firman-Nya dalam Surat At-Taubah

Ayat 103 yang artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan

menyucikan mereka, dan mendo’alah untuk

mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi)

ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui”

3) Terapi dengan Puasa

Puasa merupakan salah satu latihan dan

didikan bagi jiwa dan banyak mengandung

terapi penyakit kejiwaan dan penyakit fisik.

Ketika sedang melaksanakan puasa, maka

seorang muslim selalu berusaha untuk

berperilaku baik dan berlatih sabar dalam

menahan syahwatnya. Di bidang kedokteran,

puasa memiliki faedah dan manfaat dalam

mengobati banyak penyakit tubuh. Puasa adalah

terapi yang paling efisien dalam melepaskan

diri dari penyakit kejiwaan.

 

Page 73: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

57

4) Terapi dengan Haji

Haji adalah rukun kelima dari rukun islam.

Haji dilakukan bagi siapa pun yang telah

mampu mengerjakannya dan hanya sekali

seumur hidup dengan syarat-syarat yang telah

ditentukan. Dengan haji, perasaan kaum

muslimin akan selalu bergemuruh dalam rasa

aman, tenang, dan bahagia serta menahan

dirinya dalam memikul beban dan lelah. Haji

merupakan terapi atas perasaan berdosa dan

bersalah, karena dengan hajilah semua dosa dan

kesalahan dapat diampuni.

5) Terapi dengan Kesabaran

Sabar adalah salah satu penyebab

datangnya keberuntungan. Yang dimaksud

keberuntungan disini yaitu kemenangan dalam

menggapai atau memperoleh surga yang kekal.

Sabar memiliki faedah dan manfaat yang besar

dalam mendidik kejiwaan dan menguatkan

kepribadian bagi kaum muslim hingga

menambah kekuatannya untuk dapat memikul

beban kehidupan dan juga memperbaharui

kembali semangat untuk menghadapi segala

permasalahan hidup.

6) Terapi dengan Istighfar dan Tobat

Dalam kehidupannya, manusia tidak lepas

dari kesalahan dan khilaf. Manusia juga pernah

 

Page 74: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

58

mengerjakan perbuatan yang berdosa, seperti

maksiat kecil ataupun besar. Apabila manusia

telah melakukan perbuatan dosa, maka

diwajibkannya untuk bertobat. Allah menjajikan

pengampunan dari segala perbuatan dosa bagi

orang-orang yang ingin bertobat hingga mereka

akan merasakan ketenangan dalam dirinya

dengan terlepasnya dosa-dosa yang

meresahkannya.

7) Terapi dengan Dzikir

Dengan konsisten untuk beribadah,

mengingat, bersyukur, memohon ampunan, dan

berdo’a kepada Allah, akan semakin

mendekatkan diri manusia kepada Tuhannya.

Pada saat itulah manusia akan merasakan

penjagaan dan pengawasan-Nya. Dzikir atau

mengingat Allah merupakan sebaik-baiknya

ibadah. Semua ibadah pada hakikatnya adalah

bentuk usaha untuk mengingat Allah dengan

cara mengucapkan takbir, tahlil, tahmid, syukur,

membaca Al-Qur’an, dan bershalawat.

8) Terapi dengan Do’a

Do’a merupakan salah satu sarana ibadah

dan mengingat kepada Allah, bahkan do’a

merupakan otak dari semua ibadah yang ada.

Dalam do’a ada kelapangan hati dan penawar

bagi segala keraguan, keresahan, dan bencana.

 

Page 75: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

59

Seorang muslim yang sedang berdo’a berharap

agar Allah dapat mengabulkan do’anya dengan

harapan mampu meringankan derita yang

dialaminya dan menumbuhkan kekuatan dalam

hatinya untuk menghadapi masalah dan

bersabar atas masalahnya.

C. Pecandu Narkoba

1. Pengertian Pecandu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

pecandu berasal dari kata dasar yaitu candu, yang dapat

diartikan sebagai suatu hal yang telah menjadi

kegemaran, ketagihan, dan ketergantungan. Sedangkan

definisi pecandu adalah orang yang menjadikan suatu hal

sebagai kegemaran, ketagihan, dan ketergantungan baik

berupa fisik dan psikologis. Pecandu sering melakukan

kegemaran, ketagihan, dan ketergantungannya secara

berulang-ulang. Selain itu, pecandu juga sulit untuk

melepaskan apa yang telah menjadi kegemarannya

tersebut.

2. Pengertian Narkoba

Secara akronim, narkoba kepanjangan dari

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lain.58

Sedangkan secara istilah, narkoba adalah zat, obat, dan

bahan kimia baik sintetik ataupun organik yang

58

A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa (Jakarta: PT.

Forum Media Utama, 2010), h. 41.

 

Page 76: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

60

dimasukan ke dalam tubuh dengan cara dimakan,

diminum, dihirup, disuntik, diintravena dan lain

sebagainya sehingga dapat mengakibatkan perubahan

pada psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati,

dan perilaku manusia. Adapun yang termasuk ke dalam

jenis narkoba yaitu, narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktif.

3. Jenis Narkoba

a. Narkotika

Secara bahasa, narkotika diambil dari bahasa

yunani, yaitu narke yang artinya keadaan tidak sadar

dan narcissus yang artinya sejenis tumbuhan yang

dapat membuat orang tidak sadar. Sedangkan secara

istilah, narkotika adalah zat-zat atau obat yang

berasal dari tanaman atau bahan tanaman, baik

berbentuk sintetis maupun bukan sintetis, yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran dan zat yang dapat menghilangkan rasa

nyeri, serta dapat menyebabkan ketergantungan.59

Dalam Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2009, narkotika dimasukkan ke

dalam tiga golongan, yakni:60

59

Drs. Hari Sasangka, SH., MH., Narkotika dan Psikotropika dalam

Hukum Pidana (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), h. 35. 60

Eunike Sri Tyas Suci, dkk, Long and Winding Road Jalan Panjang

Pemulihan Pecandu Narkoba (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2015),

h. 6-7.

 

Page 77: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

61

1) Narkotika Golongan I

Narkotika golongan I adalah narkotika

yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak

dapat digunakan dalam terapi serta mempunyai

potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, opium,

ganja, katinon, dan lain-lain.

2) Narkotika Golongan II

Narkotika golongan II adalah narkotika

yang berkhasiat untuk pengobatan sebagai

pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam

terapi, dan/atau untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:

morfin, petidin, fentanil, metadon, dan lain-lain.

3) Narkotika Golongan III

Narkotika golongan III adalah narkotika

yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: codein, buprenorfin,

etilmorfin, dan lain-lain.

 

Page 78: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

62

Menurut sunarno dalam bukunya berjudul

Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahan, ada

empat jenis narkotika yang beredar luas dan banyak

dikonsumsi oleh masyarakat indonesia, yakni:61

1) Ganja

Ganja merupakan jenis narkotika yang

berasal dari tanaman dan daunnya menyerupai

daun singkong. Narkotika jenis daun ganja

banyak tumbuh di beberapa daerah di indonesia,

seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera bagian

tengah, Sumatera Selatan, dan Pulau Jawa.

Adapun ciri-ciri daun ganja, yaitu daun

bergerigi, berbulu halus, jumlah daun ganjil,

kalau diremas keluar bau yang khas, bunganya

ada bagian jantan dan betina serta memiliki

buah berwarna cokelat dan sebesar biji melinjo.

Penggunaan daun ganja dapat dikonsumsi

dengan cara diisap, dimakan, dan dicampur

dengan tembakau. Orang yang mengonsumsi

daun ganja dapat dikenali dengan melihat

perilaku, raut wajah, dan gerak-geriknya,

misalnya matanya merah, tubuh malas bergerak,

rasa ngantuk yang tinggi, dan nafsu makan

berlipat ganda. Apabila daun ganja dikonsumsi

secara berlebihan akan memberikan dampak

61

Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 12-26.

 

Page 79: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

63

negatif, seperti merusak organ tubuh, dan

merusak pusat susunan syaraf otak.

2) Opium atau Candu

Opium adalah bunga dengan bentuk yang

sangat indah dan dari pohon opium inilah bisa

diambil getahnya untuk diolah yang dapat

menghasilkan candu. Adapun ciri-ciri tanaman

opium, yaitu jenis tanaman perdu, tinggi pohon

kira-kira 110 cm, buahnya berwarna hijau

sebesar buah jeruk nipis, daunnya berwarna

hijau dengan panjang 25 cm, getahnya berwarna

putih dan berubah warna menjadi cokelat, serta

tumbuhan musiman dan dapat tumbuh di daerah

bersuhu 20 derajat celcius.

Penggunaan opium atau candu dapat

menghilangkan rasa putus asa yang sifatnya

sementara. Orang mengonsumsi opium atau

candu hanya untuk mengambil jalan pintas

untuk lari dari permasalahan hidup yang

dihadapinya. Opium atau candu dapat

memberikan dampak yang negatif bagi

pemakainya, seperti rasa mual sehingga ingin

muntah, pupil mata mengecil, sering menguap

karena perasaan mengantuk, nafas terasa berat

dan melemah, serta menimbulkan berbagai

penyakit kulit.

 

Page 80: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

64

3) Putaw

Jenis ini adalah sama halnya dengan ganja

dan opium atau candu. Putaw merupakan hasil

olahan dari tanaman candu tetapi bentuknya

yang berbeda. Putaw memiliki bentuk seperti

serbuk berwarna putih atau cokelat tua dan

tidak menutup kemungkinan berbentuk cairan.

Putaw adalah salah satu jenis dari narkotika

golongan I yang dapat menimbulkan

ketergantungan terhadap si pemakai.

Penggunaan jenis putaw dapat dikonsumsi

dengan cara diisap, dimakan, dan disuntikkan.

Penyebab orang menggunakan putaw

karena mengambil jalan pintas untuk terhindar

dari rasa tegang, tertekan, sedih, sakit, dan

masalah yang ada dalam kehidupannya. Orang

yang mengonsumsi putaw dengan secara

berlebihan, maka akan menimbulkan dampak

negatif, seperti rasa mual, pupil mata mengecil,

nafas berat dan melemah, sering menguap

karena merasa ngantuk, tubuh malas dan susah

bergerak serta menyebabkan ketagihan dan

sakaw.

4) Kokain

Kokain adalah jenis narkotika golongan I

yang berbentuk serbuk putih dan berasal dari

biji koka. Seperti jenis narkotika pada

 

Page 81: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

65

umumnya, kokain juga memiliki pengaruh yang

cukup hebat. Pengaruh kokain bagi si pemakai

bila digunakan sesuai dengan aturan medis,

maka akan meningkatkan kemampuan fisik

seseorang. Sebaliknya, bila digunakan tanpa

aturan medis, maka pengaruh kokain bagi si

pemakai akan mengakibatkan over dosis,

kelumpuhan, dan kematian.

b. Psikotropika

Psikotropika adalah zat-zat atau obat baik alami

maupun sintetis tapi bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh yang selektif

pada susunan syaraf pusat (SSP) yang menyebabkan

perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

seseorang. Dari pengertian ini, maka psikotropika

memilik dua sifat, yaitu alami dan sintetis. Sifat

alami maksudnya adalah zat atau obat-obatan

tersebut berasal dari alam, sedangkan yang bersifat

sintetis maksudnya adalah hasil dari olahan pabrik.62

Menurut World Health Organization (WHO,

1966) sebagaimana yang dikutip Hari Sasangka,

psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau

mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan, dan

pengalaman. Psikotropika diperkenalkan sejak

lahirnya cabang ilmu farmakologi yakni

62

Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 26.

 

Page 82: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

66

psikofarmakologi yang khusus mempelajari

psikofarmaka atau psikotropik. Ilmu

psikofarmakologi berkembang dengan pesat sejak

ditemukannya alkoloid rauwolfia dan chlopromazin

yang ternyata efektif untuk mengobati kelainan

psikiatrik.63

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No.

5 Tahun 1977, psikotropika dimasukkan ke dalam

empat golongan, yakni:64

1) Psikotropika Golongan I

Psikotropika golongan I adalah

psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi amat

kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: ekstasi, Lysergic acid diethylamide

(LSD), Dimethoxy amphetamine (DOM), dan

lain-lain.

2) Psikotropika Golongan II

Psikotropika golongan II adalah golongan

yang berkhasiat pengobatan dan dapat

digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat

63

Drs. Hari Sasangka, SH., MH., Narkotika dan Psikotropika dalam

Hukum Pidana (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), h. 63. 64

Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang

Psikotropika, Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya (Bandung: Fokus Media,

2011), h. 35.

 

Page 83: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

67

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: sabu-sabu, metamfetamin, metakualon,

dan lain-lain.

3) Psikotropika Golongan III

Psikotropika golongan III adalah golongan

yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh: amorbatinal,

buprenartina, butalbitol, dan lain-lain.

4) Psikotropika Golongan IV

Psikotropika golongan IV adalah golongan

yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas

digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh: nitrozepan, diazepan,

nordazepan, dan lain-lain.

Psikotropika dapat memberikan tiga dampak

atau pengaruh bagi si pemakai, yakni:65

1) Stimulansia

Stimulansia merupakan obat-obatan yang

mengandung zat yang merangsang terhadap

otak dan syaraf. Obat-obat tersebut digunakan

65

Drs. Hari Sasangka, SH., MH., Narkotika dan Psikotropika dalam

Hukum Pidana (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), h. 69-98.

 

Page 84: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

68

untuk meningkatkan daya konsentrasi dan

aktivitas mental serta fisik. Obat-obatan yang

termasuk dalam golongan stimulansia adalah

amfetamin, ekstasi, sabu, dan lainnya.

2) Depresiva

Depresiva merupakan obat-obatan yang

akan bekerja untuk mempengaruhi otak dan

susunan syaraf pusat (SSP) yang di dalam

pemakaiannya depresiva mempunyai efek

mengurangi kegiatan dari SSP sehingga

dipergunakan untuk menenangkan SSP atau

membuat si pemakai mudah tertidur. Obat-

obatan yang termasuk golongan depresiva

adalah barbiturat, benzodiazepin, metakualon,

dan lainnya.

3) Halusinogen

Halusinogen artinya obat-obatan yang

dapat menimbulkan daya khayal kuat, salah

persepsi tentang lingkungan dan dirinya baik

yang berkaitan dengan pendengaran,

penglihatan maupun perasaan. Halusinasi atau

khayalan adalah penghayatan semu, sehingga

apa yang dilihat tidaklah sesuai dengan bentuk

dan ruang yang sebenarnya. Obat-obatan yang

termasuk golongan halusinogen yaitu lysergic

acid diethylamide (LSD), dimethyl triptamine

 

Page 85: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

69

(DMT), dimethyl tryptamine (DET), dan

lainnya.

c. Bahan Adiktif

Bahan adiktif adalah bahan atau zat yang

berpengaruh adiktif bagi pemakainya. Secara

bahasa, adiktif diambil dari bahasa inggris yaitu

addict yang artinya ketagihan, kecanduan, dan

ketergantungan. Jadi, pengertian bahan adiktif juga

dapat diartikan sebagai hal-hal yang menyebabkan

ketergantungan.66

Menurut keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

996/Menkes/SK/VIII/2002, bahan adiktif adalah

bahan atau zat yang penggunaannya dapat

menimbulkan ketergantungan psikis.67

Menurut Hari Sasangka dalam bukunya

berjudul Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum

Pidana, terdapat dua macam jenis bahan adiktif,

yaitu:68

1) Alkohol

Alkohol yaitu etanol atau etilalkohol yang

dapat diminum secara terbatas tanpa

mengakibatkan kerusakan. Alkohol adalah

66

Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 40. 67

Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang

Psikotropika, Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya (Bandung: Fokus Media,

2011), h. 268. 68

Drs. Hari Sasangka, SH., MH., Narkotika dan Psikotropika dalam

Hukum Pidana (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), h. 105-120.

 

Page 86: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

70

cairan bening, mudah menguap, dan mudah

bergerak, tidak berwarna, berbau khas, rasa

panas, mudah terbakar, dan nyala berwarna biru

tidak berasap. Alkohol merupakan popular

recreational drug yang dalam pengetahuan

penyalahgunaan obat-obatan disebut golongan

depresant, dikarenakan alkohol zat yang

bersifat rekreasi dan populer.

Dalam cerita zaman kuno banyak disebut

kesukaan minum-minuman yang mengandung

alkohol yang bersifat memabukkan. Minuman

yang dapat mengandung alkohol yaitu guiness

beer, wisky, vodca, brandy, cognac, wine, ciu,

tuak, arak, brem, dan sebagainya. Meminum

alkohol dalam jumlah yang banyak dan waktu

yang lama akan menimbulkan berbagai macam

akibat meliputi kesehatan fisik, kesehatan jiwa,

gangguan fungsi sosial dan pekerjaan serta

ketertiban dan keamanan.

2) Pelarut

Pelarut adalah pelarut organik dan bersifat

mudah menguap, seperti pelarut di dalam lem,

penghapus cat kuku, bahan bakar kendaraan,

dan sebagainya. Kebiasaan menghirup uap zat-

zat pelarut dapat menimbulkan reaksi yang

sama seperti meminum alkohol. Efek jangka

pendek dari menghirup uap zat-zat pelarut

 

Page 87: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

71

mengakibatkan overdosis, kehilangan kontrol,

dan kesadaran. Sedangkan efek jangka

panjangnya mengakibatkan kerusakan otak,

hati, ginjal, gangguan pernafasan, dan infeksi

tenggorokan.

Lain pula menurut Sunarno dalam bukunya

berjudul Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahan

yang membagi empat macam jenis bahan adiktif,

yaitu:69

1) Inhalen

Inhalen adalah jenis narkoba yang

dikonsumsi dengan cara diisap atau dihirup.

Jenis golongan yang termasuk inhalen yaitu lem

perekat dan tiner. Bahan ini dapat menimbulkan

efek yang berbahaya bagi si pemakai, seperti

rusaknya pertumbuhan dan perkembangan otak,

rusaknya syaraf dan organ tubuh lainnya,

menyebabkan rasa mual dan muntah-muntah,

menghilangkan kesadaran dan ingatan,

membuat otot kejang, sakit saat buang air kecil,

dan kematian mendadak.

2) Amfetamin

Amfetamin adalah bahan atau zat adiktif

yang berbentuk pil, kapsul, dan serbuk. Bahan

ini termasuk jenis stimulan yang berefek

69

Drs. Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya (Semarang:

PT. Bengawan Ilmu, 2007), h.40-47.

 

Page 88: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

72

memacu kerja sistem syaraf pusat. Amfetamin

biasanya digunakan oleh si pemakai untuk

keperluan obat diet atau yang ingin

melangsingkan tubuhnya. Bahan atau zat adiktif

ini dapat memberikan pengaruh terhadap fisik

atau tubuh bagi si pemakai, seperti

menghilangkan rasa lelah, rasa ngantuk, rasa

tertekan, dan rasa depresi, dan meningkatkan

aktivitas.

3) Magadon, Nipan, BK, dan Repinol

Magadon, nipan, bk, dan repinol

merupakan psikotropika golongan III yang

berbentuk pil dan berwarna kuning dan putih.

Jenis ini dapat memberikan efek stimulan, yang

artinya pemakai akan bertingkah lebih agresif.

Bahan atau zat adiktif ini dapat mengakibatkan

rusaknya sel-sel susunan syaraf otak atau syaraf

pusat sehingga otak tidak dapat berpikir secara

optimal. Selain itu, bahan atau zat adiktif ini

juga dapat merusak organ tubuh lainnya, seperti

hati, ginjal, paru-paru, dan jantung.

4) Rokok

Rokok termasuk narkoba jenis zat adiktif,

karena seorang yang perokok biasanya akan

ketagihan. Bahan yang terkandung dalam rokok

disebut nikotin, bahan ini yang menyebabkan

orang akan merasa ketagihan atau kecanduan.

 

Page 89: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

73

Orang yang merokok biasanya merasakan

kenikmatan dan kenyamanan serta dapat

meningkatkan produktivitas. Bahan nikotin

dapat menyebabkan penyakit berbahaya, antara

lain stroke, jantung koroner, kanker, serta

radang saluran pernapasan dan paru-paru.

4. Pecandu narkoba

Pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna

narkoba yang telah mengalami ketergantungan secara

fisik maupun psikis terhadap satu atau lebih dari jenis

narkoba. Ketergantungan narkoba merupakan dorongan

untuk menggunakan narkoba secara terus-menerus dan

penggunaannya dihentikan dengan cara gejala putus zat.

Berat ataupun ringannya gejala tersebut tergantung pada

jenis, dosis, dan lamanya penggunaan narkoba. Semakin

tinggi dosis yang digunakan dan semakin lama

penggunaannya, maka semakin hebat pula gejala

sakitnya.

D. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut M. Arifin sebagaimana yang dikutip

Mujamil Qomar dalam bukunya yang berjudul

Pesantren, mendefinisikan pondok pesantren sebagai

suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh

serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama

(komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan

 

Page 90: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

74

agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership

seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas

yang bersifat karismatik dan independen dalam segala

hal.70

Lembaga Research Islam sebagaimana yang dikutip

oleh Mujamil Qomar, definisi pondok pesantren adalah

suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam

menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus

tempat berkumpul dan tempat tinggalnya.71

Jadi dapat

disimpulkan bahwa pengertian pondok pesantren adalah

sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang

menekankan pada pelajaran agama islam dan didukung

adanya asrama yang dijadikan sebagai tempat tinggal

santri-santri yang bersifat permanen.

2. Tujuan Pondok Pesantren

Tujuan umum pondok pesantren adalah membina

masyarakat agar berkepribadian muslim sesuai dengan

ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa

keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta

menjadikannya sebagai orang yang bermanfaat bagi

70

Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi

Metodologi menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), h. 2. 71

Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi

Metodologi menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), h. 2.

 

Page 91: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

75

agama, masyarakat, dan negara. Adapun tujuan khusus

pondok pesantren adalah sebagai berikut:72

a. Mendidik santri untuk menjadi muslim yang

bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, memiliki

kecerdasan, keterampilan, dan sehat lahir batin

sebagai warga negara yang berpancasila.

b. Mendidik santri untuk menjadikan muslim selaku

kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa

ikhlas, tabah, tangguh, dan wiraswasta dalam

mengamalkan sejarah islam secara utuh dan

dinamis.

c. Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan

mempertebal semangat kebangsaan agar dapat

menumbuhkan manusia yang dapat membangun

dirinya dan bertanggungjawab kepada pembangunan

bangsa dan negara.

d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan

mikro (keluarga) dan regional (masyarakat).

e. Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang

cakap dalam berbagai sektor pembangunan,

khususnya pembangunan mental-spiritual,

f. Mendidik santri untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam rangka usaha

pembangunan masyarakat bangsa.

72

Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi

Metodologi menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), h. 6-7.

 

Page 92: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

76

3. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren

Secara umum pondok pesantren memiliki tiga

fungsi utama yang dapat bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat, yakni:73

a. Sebagai lembaga pendidikan yang melakukan

transfer ilmu-ilmu agama (taffaquh fi aldin) dan

nilai-nilai islam (islamic values),

b. Sebagai lembaga keagamaan yang melakukan

kontrol sosial (social control),

c. Sebagai lembaga keagamaan yang melakukan

rekayasa sosial (social engineering).

Menurut Ma’shum sebagaimana yang dikutip oleh

Mujamil Qomar, fungsi pondok pesantren mencakup tiga

aspek, yakni:74

a. Fungsi religius (diniyyah),

b. Fungsi sosial (ijtimaiyyah),

c. Fungsi edukasi (tarbawiyyah).

Adapun peran penting pondok pesantren bagi

kehidupan masyarakat indonesia, yakni:75

a. Melakukan perjuangan untuk mengusir penjajah,

b. Memprakarsai berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI),

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

73

Drs. H. M. Sulthon Masyhud, dkk., Manajemen Pondok Pesantren

(Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h. 6. 74

Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi

Metodologi menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), h. 23. 75

Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi

Metodologi menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga), h. 25-26.

 

Page 93: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

77

d. Memasukkan gagasan dan mendorong Keluarga

Berencana (KB),

e. Menanggulangi bahaya narkoba,

f. Sebagai pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu

islam tradisional,

g. Sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan

islam tradisional,

h. Sebagai pusat reproduksi ulama,

i. Sebagai pusat penyuluhan kesehatan bagi

masyarakat pedesaan,

j. Sebagai pusat pengembangan teknologi bagi

masyarakat pedesaan,

k. Sebagai pusat pelestarian lingkungan hidup,

l. Sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat

di sekitarnya.

 

Page 94: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

78

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Pondok Pesantren (Ponpes) Hikmah Syahadah adalah

lembaga pelayanan rehabilitasi milik swasta yang didirikan

oleh Drs. KH. Romdin, MM.. Ponpes Hikmah Syahadah

didirikan pada tahun 1997 dan disahkan secara langsung oleh

Bupati Tangerang Drs. H. Ismet Iskandar dengan akta

pendirian Notaris Royani, SH No. 04 Tanggal 28 Agustus

tahun 2000. Awal mulanya Ponpes Hikmah Syahadah

merupakan perguruan Al-Hikmah yang bergerak di bidang

ilmu kebatinan untuk menjaga diri dan ilmu kesehatan secara

alami. Metode pendidikan ilmu keagamaan di Ponpes

Hikmah Syahadah menggunakan metode salafi yang di

dalamnya terdapat ilmu Al-Hikmah.

Pada tahun 1999, Ponpes Hikmah Syahadah diberikan

kepercayaan oleh seseorang yang berasal dari Lampung

untuk membantu proses rehabilitasi salah satu keluarganya

yang sedang mengalami gangguan kejiwaan akibat

penyalahgunaan narkoba. Proses rehabilitasi dilakukan

dengan menggunakan metode ilmu keagamaan yang biasa

disebut terapi ilahiyah. Setelah menjalani proses rehabilitasi

kurang lebih satu tahun, akhirnya orang dengan gangguan

jiwa (ODGJ) tersebut dapat dipulihkan. Pemulihan ODGJ ini

lalu menyebar di masyarakat sehingga Ponpes Hikmah

 

Page 95: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

79

Syahadah mendapatkan kepercayaan untuk merehabilitasi

ODGJ, pecandu narkoba, dan anak nakal.

Metode terapi ilahiyah yang digunakan untuk

merehabilitasi ODGJ, pecandu narkoba, dan anak nakal

bersumber pada ilmu Al-Hikmah. Terapi ilahiyah ini

meliputi terapi gurat telunjuk petir yang dilakukan dua kali

dalam seminggu, terapi air do’a yang sudah dibacakan ayat-

ayat suci Al-Qur’an dan dzikir, terapi shalat fardhu dengan

cara berjama’ah, terapi dzikir syifa yang dibaca sehabis

shalat fardhu, dan terapi mandi malam pada hari jum’at jam

24.00 WIB. Semua terapi ini dilakukan melalui bimbingan

KH. Romdin dan terapis (ustadz). Sampai saat ini, Ponpes

Hikmah Syahadah masih dipercaya sebagai lembaga

rehabilitasi ODGJ, pecandu narkoba, dan anak nakal.76

B. Alamat Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Alamat lokasi Ponpes Hikmah Syahadah terletak di Jalan

Kampung Kadongdong RT 002 RW 003, Desa Pasir Nangka,

Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten.77

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Ponpes Hikmah Syahadah memiliki visi dan misi.

Adapun visi dan misi tersebut sebagai berikut:78

76

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah. 77

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah. 78

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 96: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

80

1. Visi

Membangun masyarakat dan generasi muda yang

cerdas, sehat serta memiliki kesadaran, pola pikir, dan

perilaku yang layak. Berkarya dan mengabdi di era

globalisasi ini berdasarkan ajaran agama islam dalam

rangka mengangkat harkat dan martabatnya.

2. Misi

Mengembangkan Ponpes Hikmah Syahadah yang

awalnya hanya sebagai lembaga pendidikan berkonsep

keagamaan hingga dapat sekaligus menjadi suatu

lembaga yang berperan dalam menyelamatkan,

mendidik, mengarahkan serta membekali korban

gangguan kejiwaan, pecandu narkoba, dan anak nakal,

termasuk masalah sosial dan kemasyarakatan lainnya

akibat tekanan hidup hingga dapat kembali berprestasi

dan mengabdi pada Negara dan lingkungan dengan tetap

berpegang teguh pada syariat agama islam.

D. Tujuan dan Fungsi Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Ponpes Hikmah Syahadah memiliki tujuan dan fungsi.

Adapun tujuan dan fungsi tersebut sebagai berikut:79

1. Tujuan

Memulihkan kondisi mental, fisik, psikis generasi

yang kuat, yang mampu menolong dan menasehati

dirinya sendiri dan orang lain dengan tetap berada dalam

koridor agama dalam berkarya dan mengabdi.

79

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 97: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

81

2. Fungsi

Memberikan bimbingan dan pelayanan rehabilitasi

sosial yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif, dan

promotif dalam bentuk pemberian terapi pengobatan

secara islami yang dinamakan terapi ilahiyah atau

telunjuk petir. Selain itu, di Ponpes Hikmah Syahadah

juga dilakukan pengembangan beberapa aktivitas yaitu:

a. Mengadakan multi layanan dan rehabilitasi sosial

(pusat rehabilitasi gangguan kejiwaan, narkoba, dan

anak nakal).

b. Mendirikan dan menyelenggarakan Sekolah Dasar

Islam (SDI).

c. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan

non formal (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau

PKBM), diantaranya:

1) Kejar paket B dan C yang dilaksanakan oleh

pemerintah,

2) Pelatihan keterampilan (bahasa, membuat

golok, peternakan, perikanan, dan kerajinan

tangan),

3) Pelatihan seni bela diri islam Al-Hikmah,

4) Pendidikan ilmu ketabiban dan pengobatan

alternatif.

d. Mengintegrasikan seluruh anggota yayasan dengan

orientasi penumbuhan dan pembangunan potensi

anggota.

e. Mendirikan dan menyelenggarakan Majelis Ta’lim.

 

Page 98: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

82

f. Membangun dan mendirikan yayasan-yayasan

asuhan dan lembaga pendidikan untuk anak yatim

dan anak nakal.

E. Sumber Daya Manusia Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Sumber daya manusia (SDM) yang tersedia di Ponpes

Hikmah Syahadah berjumlah 15 orang, dengan rincian

sebagai berikut:80

Tabel 3

Sumber Daya Manusia (SDM) di Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Drs. KH. Romdin,

MM Ketua Ponpes Sarjana S2

2 Risa Riani

Romdin

Wakil Ketua dan

Tenaga Kerja Sosial Sarjana S1

3 Yeni Nuraeni Sekretaris Ponpes Sarjana S1

4 Hj. Hodijah Bendahara Ponpes Sarjana S1

5 Sobari Pekerja Sosial Sarjana S1

6 Rittah Riani

Romdin Tenaga Kerja Sosial Sarjana S1

7 Apriyudin Konselor Sarjana S1

8 Dede Hariri Konselor dan Terapis Sarjana S1

9 Ade Sodiqin Konselor dan Terapis Sarjana S1

10 Abu Wasirin Terapis Diploma

11 Iwan Keamanan SLTA

12 Aditya P. Keamanan SLTP

13 Aminah Juru Masak SLTP

80

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 99: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

83

14 Rosyanti Juru Masak SLTP

15 Eulis Sukaesih Juru Masak SLTA

F. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Sarana dan prasana yang terdapat di Ponpes Hikmah

Syahadah, dengan rincian sebagai berikut:81

Tabel 4

Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

No Jenis Keterangan Jumlah

1 Sarana

Luas tanah 1200 m2

Kantor 1 unit

Gudang 1 unit

Ruang belajar 5 ruangan

Kamar inap 17 ruangan

MCK umum 6 buah

Wisma tamu 1 ruangan

Mushollah 1 buah

Lahan berkebun 200 m2

Lahan berternak 200 m2

Dapur 1 unit

2 Prasarana

Alat praktik berternak

dan berkebun 1 unit

Alat kesenian 1 unit

Kendaraan mobil 2 buah

Kendaraan motor 2 buah

Jet pam 1 unit

Penerangan listrik 1 unit

81

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 100: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

84

G. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Di bawah ini merupakan bagan struktur kepengurusan di

Ponpes Hikmah Syahadah.82

82

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

Ketua

Drs. KH. Romdin, MM.

Sekretaris

Yeni Nuraeni

Wakil Ketua

Risa Riani Romdin

Bendahara

Hj. Hodijah

Pekerja

Sosial

Sobari

Konselor

Apriyudin

Dede H.

Ade S.

Keamanan

Iwan

Aditya P.

Tenaga

Kerja Sosial

Risa R. R.

Rittah R. R.

Terapis

Abu W.

Dede H.

Ade S.

 

Page 101: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

85

H. Program dan Kegiatan Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Ponpes Hikmah Syahadah memberikan program

rehabilitasi bagi ODGJ, narkoba, dan anak nakal dengan

menggunakan metode yang dinamakan terapi ilahiyah.

Metode terapi ini meliputi:83

1. Terapi Gurat Telunjuk Petir

Terapi gurat telunjuk petir dilakukan dengan tujuan

untuk membantu meringankan reaksi fisik dan mental

santri serta memberikan efek relaksasi, melancarkan

peredaran darah, mengobati gangguan syaraf, kelainan

fungsi organ, dan gangguan gaib yang menyertai

gangguan mental atau kejiwaan lainnya. Terapi ini

diberikan atau diterapkan ke seluruh bagian tubuh santri

terutama bagian tubuh yang mengalami gangguan

tertentu. Terapi ini dilaksanakan rutin sesuai jadwal

seminggu dua kali serta ditingkatkan sesuai kebutuhan

dan kondisi santri.

2. Terapi Air Do’a

Terapi air do’a merupakan media utama dalam

terapi ilahiyah atau telunjuk petir. Air do’a dapat

dipercaya dan sudah terbukti berkhasiat, karena airnya

sudah dibacakan do’a-do’a dan dzikir. Terapi ini sangat

membantu dalam proses pemulihan atau penyembuhan

santri. Dan terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi

83

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 102: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

86

gurat telunjuk petir dengan cara diminumkan dan

dibalurkan ke tubuh santri.

3. Terapi Shalat Fardhu dan Dzikir Syifa

Terapi shalat fardhu dan dzikir syifa wajib

dilaksanakan bagi santri yang sedang menjalankan

terapi. Santri juga diwajibkan melaksanakan shalat

fardhu secara berjama’ah dan membaca dzikir syifa

setelah shalat fardhu berjama’ah agar melatih

kedisiplinan waktu. Terapi shalat fardhu dan dzikir syifa

dapat memberikan ketenangan dan kesejukan bagi batin

santri serta sarana untuk bisa mendekatkan diri kepada

Allah. Santri juga diberikan keyakinan bahwa

sesungguhnya kesembuhan penyakit hanya dari Allah

semata.

4. Terapi Mandi Malam

Terapi mandi malam menggunakan air yang telah

disediakan dari tujuh sumur yang berkhasiat. Terapi ini

dilakukan pada hari jum’at jam 24.00 WIB melalui

bimbingan dari KH. Romdin dan terapis (ustadz).

Selain program terapi ilahiyah, santri juga diberikan

kegiatan keterampilan untuk menunjang kemampuannya,

yaitu:84

1. Keterampilan las listrik dan karbit,

2. Keterampilan membuat batu akik dan batako,

3. Keterampilan isi air ulang,

4. Keterampilan cocok tanam,

84

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 103: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

87

5. Keterampilan bengkel, dan

6. Keterampilan sablon.

I. Tujuan dan Manfaat Program Terapi Ilahiyah

Tujuan program terapi ilahiyah di Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah adalah untuk memulihkan atau

menyembuhkan santri dengan cara sempurna, artinya santri

tidak hanya sehat secara jasmani tetapi juga sehat secara

rohani. Selain itu, program terapi ilahiyah juga dapat

memberikan manfaat bagi santri baik di dunia maupun di

akhirat, yaitu mendapatkan kesembuhan di dunia dan

mendapatkan keridhaan dari Allah SWT di akhirat.85

J. Prosedur Pelayanan Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Prosedur pelayanan yang berlaku untuk calon santri di

Ponpes Hikmah Syahadah, sebagai berikut:86

1. Tahap Penerimaan

a. Registrasi

Hal ini dilakukan oleh calon santri dengan

menandatangani syarat-syarat yang berlaku.

b. Pengungkapan Masalah

Hal ini dilakukan untuk mengetahui masalah

apa yang sedang dihadapi oleh calon santri.

85

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah. 86

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 104: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

88

2. Tahap Bimbingan

a. Bimbingan Fisik dan Mental

Hal-hal yang dilakukan dalam bimbingan ini yaitu:

1) Olahraga pagi yang dilakukan setiap hari dan

diselingi dengan kegiatan ice breaking atau

games.

2) Kebersihan lingkungan yang dilakukan setiap

hari setelah santri sarapan pagi.

3) Pendidikan agama dengan memberikan

pembekalan ilmu agama terutama agama islam

seperti bimbingan shalat, do’a, dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan-

ketentuan yang harus dilakukan seorang

muslim.

b. Bimbingan Sosial

Hal-hal yang dilakukan dalam bimbingan ini yaitu:

1) Bimbingan kelompok,

2) Bimbingan perorangan,

3) Penyuluhan bahaya narkoba,

4) Komunikasi secara intens.

c. Bimbingan Keterampilan

Beberapa keterampilan yang diberikan yaitu:

1) Keterampilan las listrik dan karbit,

2) Keterampilan membuat batu akik dan batako,

3) Keterampilan isi air ulang,

4) Keterampilan cocok tanam,

5) Keterampilan bengkel, dan

 

Page 105: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

89

6) Keterampilan sablon.

3. Resosialisasi

a. Bimbingan kesiapan untuk kembali bermasyarakat,

b. Bimbingan sosial untuk hidup bermasyarakat,

c. Bimbingan life skill.

K. Sasaran Pelayanan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Sasaran pelayanan berupa program dan kegiatan yang

terdapat di Ponpes Hikmah Syahadah diberikan kepada:87

1. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),

2. Pecandu Narkoba, dan

3. Anak nakal.

L. Sumber Pendanaan Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Sumber pendanaan utama di Ponpes Hikmah Syahadah

berasal dari santri sebesar Rp. 4.350.000, dengan rincian

sebagai berikut:88

Tabel 5

Biaya Pendaftaran Santri di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Infak pembangunan (di awal pendaftaran) 3.000.000

2 Terapi dan pembinaan per bulan 600.000

3 Makan per bulan 540.000

4 Listrik per bulan 30.000

5 Perawatan pondok per bulan 30.000

87

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah. 88

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 106: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

90

6 Cuci pakaian per bulan 150.000

Jumlah 4.350.000

Sumber pendanaan yang berasal dari santri mengalami

kendala, hal ini dkarenakan tidak semua santri mampu

membayar biaya pendaftaran tersebut. Maka dari itu, Ponpes

Hikmah Syahadah harus memiliki sumber pendanaan lainnya

untuk menunjang program dan kegiatan yang ada. Sumber

pendanaan lainnya tersebut berasal dari Kementerian Sosial,

Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, serta donatur tetap dan

tidak tetap.

M. Data Santri dan Alumni Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

Data santri pecandu narkoba di Ponpes Hikmah

Syahadah ada 19 orang, dengan rincian sebagai berikut:89

Tabel 6

Data Santri di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

No Nama Tanggal Masuk

1 Adezz Azriel Putra 05-07-2017

2 Awing 06-06-2017

3 Muhammad Ali akbar 19-07-2017

4 Muhammad Edi Fauzan 24-07-2017

5 Eky Sutrisno 31-07-2017

6 Ridwan Setiawan 31-07-2017

7 Fiki Ardiansyah 10-08-2017

8 Rifky Chandra W. 19-08-2017

9 Andrian Eko Saputro 23-08-2017

10 Sutikno 12-09-2017

89

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 107: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

91

11 Ahmad Yazid Al-Bustomi 13-09-2017

12 Chaerul Azmi 28-09-2017

13 Tomi Sapsanto 17-11-2017

14 Febryan Maulana 11-12-2017

15 Muhammad Rizki Andri 18-01-2018

16 Mohammad Toni 11-02-2018

17 Ferdy Ardianto 13-03-2018

18 Rayhan Muhammad M. 24-05-2018

19 Ade Solihin 27-05-2017

Sedangkan data alumni santri pecandu narkoba di

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ada 43 orang (terdata),

dengan rincian sebagai berikut:90

Tabel 7

Data Alumni Santri di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

No Nama Tanggal Masuk Tanggal Keluar

1 M. Fajri Agustian 05-02-2015 10-02-2016

2 Ikhsan Kamil 07-03-2015 21-03-2016

3 Rusdiana 15-05-2015 01-06-2016

4 Azizul Septiadi 06-06-2015 19-06-2016

5 Dwi Antoro F. 12-06-2015 18-06-2016

6 Danil L. 13-06-2015 28-06-2016

7 TB Briliyan 01-07-2015 13-07-2016

8 Yoga Prawira 02-07-2015 19-07-2016

9 Suheri 13-07-2015 30-07-2016

10 Mamun Sobir 14-07-2015 02-08-2016

11 Syahrul Munir 07-08-2015 19-08-2016

12 Yusuf Indrawan 16-08-2015 28-08-2016

13 Fahri 27-08-2015 07-09-2016

14 Yusman 05-09-2015 07-09-2016

15 M. Rifal Alfandi 12-10-2015 20-10-2016

90

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 108: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

92

16 Sopian Hadi Ismail 21-10-2015 04-01-2017

17 Mulyadi 21-10-2015 29-10-2016

18 Ibrahim Aziz 24-10-2015 07-11-2016

19 Oki Agus Lukito 30-10-2015 07-11-2016

20 Dwiki Ardianto 06-12-2015 05-03-2017

21 Fahmi 26-12-2015 18-02-2017

22 Wiwin Dwi A. 25-01-2016 17-02-2017

23 M. Danar Erlangga 28-01-2016 05-03-2017

24 M. Alwi Abdullah 30-01-2016 01-02-2017

25 Alfin Ferdiansyah 07-02-2016 19-03-2017

26 Muhammad Farid

Salmon 09-02-2016 28-02-2017

27 Norman Hamid 28-02-2016 23-04-2017

28 Ibnu Ismail 22-03-2016 10-09-2017

29 Arif Nurdianto 07-05-2016 01-07-2017

30 Abdul Jamil 31-05-2016 02-06-2017

31 Mikran Akbar 07-08-2016 19-08-2017

32 Saripudin 24-08-2016 12-09-2017

33 Agung Dwi Shaputro 29-08-2016 30-08-2017

34 Adiansyah 07-09-2016 22-12-2017

35 Wahyu Persada 15-09-2016 10-10-2017

36 Renaldi Adi Kumoro 16-09-2016 09-11-2017

37 Andi Ferdiansyah 15-10-2016 11-11-2017

38 Fadlan Hasbi 19-10-2016 27-12-2017

39 Rafli Mahdi Fikri 06-01-2017 10-01-2018

40 Muridi Sholeh 12-02-2017 01-03-2018

41 M. Mualim Nur H. 18-02-2017 20-02-2018

42 Pujud Raharjo 12-03-2017 02-05-2018

43 Edi Gunawan 28-04-2017 02-05-2018

 

Page 109: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

93

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan data dan temuan

lapangan selama melakukan proses penelitian. Penulis telah

membagi data dan temuan lapangan ini menjadi dua poin

pembahasan, yaitu evaluasi produk serta faktor-faktor pendukung

dan penghambat dalam progrm terapi ilahiyah bagi pecandu

narkoba di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tigaraksa

Kabupaten Tangerang.

A. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Program Terapi

Ilahiyah

Evaluasi produk merupakan salah satu model evaluasi

Context, Input, Process, dan Product (CIPP) yang telah

dikembangkan oleh Daniel Leroy Stufflebeam pada tahun

1966. Dalam pandangan Stufflebeam (1996), evaluasi produk

bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengakses keluaran

dan manfaat suatu program.

1. Keluaran (Output) Program Terapi Ilahiyah

Keluaran (output) dari program terapi ilahiyah

menggambarkan penentuan dan penetapan identitas

program serta keberhasilan pelaksanaannya. Sehingga

penting untuk melihat latar belakang terapi ini, sesuai

dengan latar belakang program terapi ini yang

dipaparkan oleh Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah sebagai berikut:

 

Page 110: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

94

“Jadi dulu sekitar tahun 99an ada orang dari

lampung datang ke rumah saya minta tolong buat

anaknya yang gangguan jiwa disembuhin. Anaknya

ini gangguan jiwa gara-gara ngonsumsi narkoba.

Awalnya saya bingung gimana caranya nyembuhin

orang yang jiwanya keganggu, akhirnya saya coba

buat nyembuhin dengan metode islam, kebetulan

dulu saya sempet nyantren dan alhamdulillah anak

ini dapat sembuh dengan waktu kurang lebih sekitar

satu tahun.”91

Dalam melakukan proses rehabilitasi, metode yang

digunakan di Ponpes Hikmah Syahadah adalah metode

spiritual yang biasa disebut terapi ilahiyah. Setelah

menjalani rehabilitasi kurang lebih satu tahun, akhirnya

orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut dapat

dipulihkan. Pemulihan ODGJ ini lalu menyebar di

masyarakat sehingga Ponpes Hikmah Syahadah

mendapatkan kepercayaan untuk merehabilitasi ODGJ,

pecandu narkoba, dan anak nakal.92

Terapi ilahiyah menjadi salah satu alternatif dalam

penyembuhan bagi pecandu narkoba, sehingga nilai-nilai

keislaman terasa kental dalam proses terapi ini. Proses

penyembuhan bagi pecandu narkoba menjadi identitas

terapi ini, sehingga dalam pemaknaanya dapat dipahami

sesuai dengan penjelasan berikut:

91

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB. 92

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 111: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

95

“Program terapi ilahiyah itu program untuk

merehabilitasi santri yang mengalami gangguan

kejiwaan, kecanduan narkoba, dan anak nakal

dengan menggunakan nilai-nilai keagamaan.....” 93

Selanjutnya pemahaman tentang terapi ilahiyah juga

dapat dijelaskan sebagai sebuah program rehabilitasi

yang bertujuan untuk penyembuhan secara fisik dan

mental bagi pecandu narkoba. Hal tersebut dijelaskan

oleh Rittah selaku Tenaga Kerja Sosial di Ponpes

Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Terapi ilahiyah adalah salah satu metode

pengobatan untuk santri yang terkena narkoba di

Ponpes Hikmah Syahadah yang bertujuan untuk

penyembuhan secara fisik dan mental.”94

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa nilai-nilai

keislaman dalam terapi ilahiyah menjadi dasar dalam

pelaksanaan program rehabilitasi bagi pecandu narkoba.

Program rehabilitasi yang dilakukan di Ponpes Hikmah

Syahadah melalui terapi ini memiliki tujuan dalam

penyembuhan secara fisik dan juga mental, sehingga

terapi ini menggunakan metode islam dalam proses

rehabilitasi menjadi sebuah program untuk

penyembuhan fisik dan mental bagi pecandu narkoba.

93

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB. 94

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 112: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

96

Sumber keilmuan yang terdapat dalam terapi

ilahiyah adalah ilmu Al-Hikmah. Metode terapi ini

memiliki tujuan untuk memulihkan atau menyembuhkan

dengan cara yang sempurna, artinya santri dapat sehat

secara jasmani dan juga secara rohani.95

Klien atau disini disebut sebagai santri merupakan

orang yang memiliki latar belakang pecandu narkoba.

Sehingga terapi ilahiyah yang menggunakan metode

islam menjadi alternatif dalam proses rehabilitasi. Hal

tersebut menjadi pilihan santri dan keluarga untuk

melakukan rehabilitasi di Ponpes Hikmah Syahadah.

Sesuai dengan pernyataan Bapak Sofian sebagai alumni

santri yang memilih terapi ilahiyah dalam proses

rehabilitasi telah menjelaskan:

“Karena keluarga ingin saya bisa sembuh dari

penggunaan narkoba. Terus juga keluarga ingin saya

bisa memperdalam agama islam.”96

Keberadaan santri di Ponpes Hikmah Syahadah

sebagai upaya penyembuhan bagi pecandu Narkoba

dengan menggunakan terapi ilahiyah, selain itu metode

islam yang digunakan juga menjadi daya tarik tersendiri

dalam proses rehabilitasi. Keberadaan santri tersebut

juga didukung oleh keinginan mereka untuk sembuh dari

95

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah. 96

Wawancara Pribadi dengan Sofian Hadi Ismail selaku Alumni Santri di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 15.50 s/d 16.15 WIB.

 

Page 113: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

97

kecanduan narkoba dan juga untuk memperdalam agama

Islam.

Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan Alfin yang

juga sebagai alumni santri di Ponpes Hikmah Syahadah

sebagai berikut:

“.....Soalnya kan saya dibawa kemari sama orang tua

saya. Yang pasti sih biar saya sembuh dari narkoba

dan mungkin orang tua saya juga ingin saya belajar

agama islam kali.”97

Dari penjelasan di atas, terlihat kesesuaian anatara

tujuan terapi ilahiyah dan juga pilihan santri untuk

melakukan terapi ini. Dalam proses rehabilitasi, setiap

santri ingin terbebas dari permasalahan yang dihadapi

yaitu sembuh dari kecanduan narkoba. Sehingga

ketetapan santri memilih terapi ini sebagai upaya

rehabilitasi dan juga memperdalam agama, sesuai

dengan tujuan terapi ini dalam penyembuhan secara fisik

dan mental bagi santri.

Dalam pelaksanaan program terapi ilahiyah, terdapat

beberapa tahap yang harus dijalani oleh santri yang

melakukan rehabilitasi. Metode islam yang menjadi

dasar dalam pelaksanaan terapi ini juga terlihat dalam

pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut. Tahapan proses

97

Wawancara Pribadi dengan Alfin Ferdiansyah selaku Alumni Santri di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin, Tanggal 11 Juni

2018, Jam 16.05 s/d 16.25 WIB.

 

Page 114: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

98

terapi ini tersebut dijabarkan oleh Bapak Romdin selaku

Ketua Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Proses itu santri kita kurung dulu minimal satu

minggu di dalam kamarnya. Setelah dikurung, santri

kita mulai rehab dengan metode gurat telunjuk petir.

Cara mengguratnya itu seperti dipijit bagian

tubuhnya dari atas kepala sampai ujung kaki dengan

membacakan do’a-do’a sambil didibalurin air yang

sudah dido’akan. Abis itu, santri kita suruh minum

air do’a tersebut sekalian kita kasih ramuan herbal

buat ngilangin efek-efek dari narkoba yang ada di

dalam tubuhnya. Sehabis digurat, santri kita ajarkan

shalat, dzikir, ngaji. Dan mandi malam pada hari

jum’at jam 12 malam. Karena saya meyakini bahwa

tidak ada penyakit yang tidak sembuh kalau kita

mau meminta kepada yang tepat dan benar yaitu

Allah SWT.”98

Pelaksanaan rehabilitasi yang dijalankan di Ponpes

Hikmah Syahadah sangat kental dengan metode

keislaman. Tahapan proses Terapi ilahiyah dilaksanakan

sebagai upaya rehabilitasi bagi pecandu narkoba dengan

metode islam, ritus-ritus keagamaan, doa-doa, dan

keyakinan akan kesembuhan yang datang dari Allah

menjadi penyempurna dalam proses pelaksanaan

rehabilitasi dengan terapi ini.

Proses pelaksanaan terapi ilahiyah menjadi rutinitas

bagi santri. Dimana aktivitas rehabilitasi yang dijalani

sudah terjadwal dan menjadi ketetapan dari pengurus

98

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB.

 

Page 115: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

99

program terapi ini. Gurat telunjuk petir dan proses

lainnya yang menjadi salah satu bentuk terapi ini juga

memiliki jadwal yang sudah ditentukan dan menjadi

ketetapan pengurus. Hal tersebut telah dijelaskan oleh

Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes Hikmah Syahadah

terkait rutinitas pelaksanaan terapi ini sebagai berikut:

“Gurat telunjuk petir itu kita jadwalkan seminggu

dua kali, tapi untuk harinya engga ditentukan. Terus

kalau minum air do’a dan ramuan herbal itu sehabis

santri digurat. Terkait shalat dilakuin setiap hari

setelah santri sudah dalam keadaan yang lebih baik

dari sebelumnya, kita ngewajibin santri shalat

berjama’ah di musholah, setelah itu santri membaca

dzikir syifa, dan ngaji. Dan mandi malam kita

laksanain di hari jum’at jam 12 malam. Diluar dari

kegiatan keagamaan, ada juga kegiatan seperti

olahrga dan keterampilan.”99

Aktivitas kegiatan dalam proses terapi ilahiyah

tampak runtut dalam setiap tahapan yang saling

berkesinambungan, tahapan rehabilitasi bagi santri

menjadi aktivitas rutin di Ponpes Hikmah Syahadah.

Nilai-nilai keislaman dan aktivitas keagamaan menjadi

dasar dalam pelaksanaan setiap tahapan terapi ini, seperti

doa-doa, shalat berjamaah, dzikir dan mengaji. Selain

itu, terdapat aktivitas lain yang menjadi rutinitas santri

99

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB.

 

Page 116: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

100

selain aktivitas keagamaan, seperti olahraga dan

keterampilan yang juga menjadi kegiatan bersama santri.

Ketetapan pengurus dalam mengatur pelaksanaan

program terapi ilahiyah dijelaskan oleh Ustadz Dede

selaku Terapis di Ponpes Hikmah Syahadah sebagai

berikut:

“Alhamdulillah sampai saat ini berjalan sesuai

dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh

pengurus.”100

Pelaksanaan tahapan terapi ilahiyah yang sudah

diagendakan oleh pengurus merupakan satu upaya dalam

merealisasikan tujuan terapi ini. Sehingga pelaksanaan

tahapan tersebut senantiasa dijaga agar tepat waktu dan

tepat guna sebagai proses rehabilitasi santri.

Terapi ilahiyah memiliki tujuan dalam

menyembuhkan santri dari permasalahan yang dihadapi.

Dengan nilai-nilai keagamaan dalam pelaksanaan terapi,

maka tujuan daripada terapi ini sejalan dengan tujuan

keagamaan. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Sobari

selaku Pekerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah

sebagai berikut:

“Tujuan terapi ini adalah untuk memulihkan dan

menyembuhkan santri dari penyalahgunaan narkoba.

Karena terapi ini lebih ke arah religi, otomatis santri

100

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 117: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

101

diharapkan bisa lebih mendekatkan diri kepada sang

pencipta.....”101

Selanjutnya tujuan dari terapi ilahiyah juga telah

dijelaskan oleh Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Tujuannya untuk memulihkan dan menyembuhkan

santri secara sempurna dari kecanduan narkoba, baik

itu jasmaninya maupun rohaninya. Kalau

jasmaninya, badan santri dapat sehat, seger, kuat,

semangat, sedangkan rohaninya bisa meningkatkan

ibadahnya kepada Allah, bisa lebih dekat dengan

Allah dan mendapatkan keberkahan dari Allah.”102

Tujuan dari terapi ilahiyah adalah untuk

memulihkan dan menyembuhkan santri pecandu narkoba

secara sempurna, dimana hal tersebut sebagai

penyembuhan secara mental dan fisik. Tujuan

sembuhnya secara fisik atau jasmani dapat dilihat dari

jasmani santri yang sehat, kuat, dan semangat,

sedangkan kesembuhan rohani diharapkan dapat

meningkatkatkan ibadah dan juga kedekatan kepada

Allah.

Dalam perjalanannya, program terapi ilahiyah dapat

terlaksana dengan baik. Hal tersebut terlihat dari

101

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 102

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB.

 

Page 118: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

102

banyaknya para santri atau alumni santri yang sudah

sembuh secara jasmani dan rohani, sehingga santri bisa

menjalani kehidupan yang sehat dan terhindar dari

narkoba. Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan Rittah

selaku Tenaga Kerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah

sebagai berikut:

“Sejauh ini tujuan dari terapi ilahiyah sudah tercapai

dengan banyaknya yang sembuh dari kecanduan

narkoba dan kembali hidup sehat tanpa narkoba.”103

Keberhasilan dalam pelaksanaan program terapi

ilahiyah terlihat dari banyaknya jumlah alumni santri

yang sudah sembuh dan menjalani kembali kehidupan

yang sehat secara jasmani dan rohani serta terhindar dari

kecanduan Narkoba. Keberhasilan terapi ini memiliki

point positif bagi para santri, dimana proses rehabilitasi

dilakukan dengan mengedepankan duniawi dan ukhrowi

secara berkesinambungan. Sehingga program terapi

ilahiyah dipandang efektif dalam merehabilitasi pecandu

narkoba, sesuai dengan penjelasan Bapak Sobari selaku

Pekerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah sebagai

berikut:

“Menurut saya ya efektif, artinya kita tidak terpaku

pada pedoman dunia saja, tapi dunia dan akhirat kita

pegang. Jangan sampai alumni santri ketika turun ke

103

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 119: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

103

masyarakat tidak dapat beradaptasi dengan

masyarakat.”104

Terapi ilahiyah sebagai program rehabilitasi menjadi

langkah efektif dalam menyembuhkan pecandu narkoba.

Pencapaian keberhasilan terapi ini dapat dilihat dari

kesembuhan secara fisik dan mental santri, hal tersebut

sesuai dengan tujuan dari program terapi ilahiyah di atas.

Indikator keberhasilan program terapi ilahiyah

dalam menyembuhkan secara fisik dan mental telah

dijelaskan oleh Rittah selaku Tenaga Kerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Indikator pencapaiannya adalah kesembuhan

secara fisik dan mental santri.”105

Selanjutnya, Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah juga menjelaskan bahwa indikator

keberhasilan terapi ilahiyah adalah hilangnya santri dari

kecanduan narkoba. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut

sebagai berikut:

“Indikatornya ya santri udah engga lagi yang

namanya ngonsumsi narkoba. Terus santri badannya

104

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 105

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 120: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

104

sehat, pikirannya jernih, hatinya tenang, ibadahnya

rajin.”106

Keberhasilan terapi ilahiyah bagi santri di Ponpes

Hikmah Syahadah juga terlihat ketika santri kembali

dalam kehidupan sosialnya. Kesembuhan jasmani dan

rohani yang sudah dirasakan santri selama proses

rehabilitasi senantiasa mendapatkan perhatian dari pihak

Ponpes dan juga pengurus, dimana perubahan tersebut

juga harus sesui dengan kehidupan di tengah-tengah

masyarakat.

Dalam upaya menjaga keberhasilan penyembuhan

jasmani dan rohani para santri pecandu Narkoba,

terdapat beberapa upaya yang dilakukan pihak ponpes

dan juga pengurus setelah santri menyelesaikan program

rehabilitasi melalui terapi ilahiyah. Salah satu upaya

yang dilakukan pihak Ponpes dan pengurus tersebut

dijelaskan oleh Rittah selaku Tenaga Kerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Melakukan pembekalan sebelum akhirnya santri

dikembalikan kepada keluarga dan lingkungan

santri. Melakukan komunikasi dengan pihak

keluarga dan berkunjung ke rumah santri.”107

106

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB. 107

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 121: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

105

Dengan adanya pembekalan terhadap santri, maka

diharapkan alumni santri mampu kembali di lingkungan

keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu,

upaya komunikasi dengan pihak keluarga yang

dilakukan oleh pihak Ponpes dan pengurus senantiasa

dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan alumni

santri dan keluarganya.

Selain intensitas komunikasi pihak keluarga dengan

Ponpes, kunjungan ketempat alumni santri juga menjadi

perhatian Ponpes dalam melihat keberhasilan program

terapi ilahiyah. Dimana hal tersebut dijelaskan oleh

Sobari selaku Pekerja Sosial di Ponpes Hikmah

Syahadah:

“Kita juga melakukan home visit untuk bertanya

kepada pihak keluarga dan tetangganya tentang

kehidupan santri setelah ikut program ini, apakah

ada perubahan atau tidak. Kita juga tetap

membangun komunikasi dengan baik sama santri

dan keluargnya.....”108

Hubungan yang terjalin antara Ponpes dan keluarga

santri juga sangat dirasakan oleh alumni santri yang

telah merasakan keberhasilan program terapi ilahiyah.

Salah satu hubungan tersebut dijelaskan oleh Bapak

Sofian sebagai salah satu santri yang sudah menjadi

108

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB.

 

Page 122: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

106

alumni dan kembali ke lingkungan masyarakat

sekitarnya sebagai berikut:

“Pihak pesantren masih suka komunikasi dengan

saya dan keluarga, buat nanyain perkembangan saya

setelah direhab. Terus juga saya mau dikasih modal

sama pak kiayi buat buka usaha yang tadi saya

bilang. Saya disini udah dianggap seperti keluarga

sendiri sama pak kiayi dan yang lainnya.”109

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Alfin

selaku alumni santri di Ponpes Hikmah Syahadah yang

juga telah merasakan keberhasilan program terapi

ilahiyah, Alfin menjelaskan bahwa”:

“Pengurus ponpes terus berkomunikasi sama saya

dan keluarga. Bahkan saya juga sering main ke

ponpes, begitu juga dengan pengurus ada yang

pernah main ke rumah saya.”110

Keberhasilan pelaksanaan program terapi ilahiyah

yang dijalankan di Ponpes Hikmah Syahadah dapat

dirasakan oleh santri ketika di Ponpes maupun ketika

kembali ke keluarga. Keberhasilan tersebut terlihat dari

kesehatan jasmani dan rohani santri, serta keberhasilan

santri menjalani kehidupan tanpa narkoba di lingkungan

masyarakat. Keberhasilan tersebut senantiasa dijaga

109

Wawancara Pribadi dengan Sofyan Hadi Ismail selaku Alumni Santri

di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 15.50 s/d 16.15 WIB. 110

Wawancara Pribadi dengan Alfin Ferdiansyah selaku Alumni Santri di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin, Tanggal 11 Juni

2018, Jam 16.05 s/d 16.25 WIB.

 

Page 123: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

107

melalui hubungan komunikatif antara Ponpes dan

pengurus dengan alumni santri dan keluarganya.

2. Manfaat Program Terapi Ilahiyah

Sudah dipaparkan di atas bahwa tujuan program

terapi ilahiyah adalah untuk menyembuhkan dan

memulihkan santri pecandu narkoba secara sempurna,

baik jasmani maupun rohani. Dalam pelaksanaan proses

rehabilitasi terapi ini hingga keberhasilannya, terdapat

beberapa manfaat yang dirasakan santri setelah

melakukan rehabilitasi.

Manfaat program terapi ilahiyah diungkapkan oleh

Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes Hikmah Syahadah,

yaitu kesehatan jasmani dan peningkatan ibadah.

Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh santri setelah

mengikuti proses rehabilitasi terapi ini, terkait manfaat

terapi ini, Bapak Romdin mengungkapkan;

“Manfaatnya santri dapat kesehatan secara jasmani,

yang meliputi badan, pikiran, dan hati. Terus dapat

meningkatkan ibadahanya, sehingga insya Allah

mendapatkan keberkahan juga.”111

Senada dengan hal di atas, Ustadz Dede selaku

terapis program terapi ilahiyah juga mengungkapkan

bahwa:

111

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB.

 

Page 124: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

108

“Manfaatnya ya santri dapat sehat badannya dan

keagamaannya juga meningkat.”112

Manfaat yang dapat dirasakan oleh santri setelah

menjalani program terapi ilahiyah meliputi dua hal, yaitu

kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani

meliputi kesehatan badan, pikiran, dan hati, sedangkan

kesehatan rohani yaitu ditandai dengan meningkatnya

keagamaan dan ibadah santri.

Lebih lanjut manfaat terapi ilahiyah bukan hanya

peningkatan kesehatan jasmani dan rohani, namun juga

lingkup keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang

dijalani santri ataupun alumni santri. Manfaat tersebut

dapat dirasakan langsung oleh santri maupun alumni

santri dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat,

dimana mantan pecandu narkoba tersebut dapat

menjalani kehidupan dan mampu berfungsi di

lingkungan keluarga dan masyarakat.

Manfaat keagamaan bagi santri maupun alumni

santri lebih lanjut dijelaskan Bapak Sobari selaku

Pekerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah:

“Manfaatnya itu kan, terapi ini lebih kearah

keagamaan, artinya yang tadinya santri jauh dari

agama dan sang pencipta, jadi bisa dekat dengan

agama dan sang pencipta. Bisa membedakan mana

yang halal dan yang haram, mana yang baik dan

112

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 125: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

109

buruk. Terus juga santri bisa pulih kembali dari

kecanduan narkoba, bisa menghargai orang lain dan

bisa menghormati orang tua, karena kan rata-rata

pemakai narkoba itu melawan orang tua atau

emosinya tidak dapat dikontrol.”113

Terapi Ilahiyah dengan menggunakan model

keislaman, dan nilai-nilai keislaman yang menjadi dasar

dalam pelaksanaan tahapan Terapi Ilahiyah sudah tentu

memberikan manfaat kearah keagamaan. Nilai-nilai

keislaman meningkatkan kedekatan santri maupun

alumni kepada sang pencipta, serta dapat membedakan

antara baik dan buruk, serta terhindar dari Narkoba.

Lebih lanjut, hal tersebut dijelaskan oleh Ustadz

Ade selaku Konselor di Ponpes Hikmah Syahadah

sebagai berikut:

“Manfaatnya itu yang pertama lebih dekat dengan

Allah, mengerti unsur-unsur agama. Kedua

mendapatkan kesehatan tubuh. Dan ketiga yang

tadinya mengkonsumsi narkoba sekarang tidak lagi

mengkonsumsi narkoba.”114

Terdapat beberapa manfaat dari program terapi

ilahiyah, secara garis besar manfaat tersebut dapat

dikelompokan menjadi tiga bagian. Hal tersebut meliputi

113

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 114

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Sodiqin selaku Konselor di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Selasa, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 13.45 s/d 14.15 WIB.

 

Page 126: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

110

manfaat secara jasmani, rohani, dan terhindar dari

narkoba. Manfaat kesehatan jasmani dapat dilihat dari

kesehatan tubuh serta berfungsinya organ-organ tubuh.

Dari hasil wawancara terlihat manfaat yang

diperoleh santri maupun alumni santri yang mencakup

kesehatan jasmani, diantaranya yaitu:

“Banyak banget manfaat yang saya bisa dapat dari

terapi ini. Badan jadi lebih sehat, hati jadi lebih

tenang, pikiran jadi lebih jernih dan yang paling

penting ibadah jauh lebih baik.”115

Ustadz Dede selaku terapis program terapi ilahiyah

juga menuturkan manfaat terhadap kesehatan jasmaniah

sebagai berikut:

“.....kondisi tubuhnya jadi lebih seger, kuat. Karena

sehabis diterapi gurat, santri diberikan ramuan

herbal untuk menghilangkan efek-efek yang dapat

merusak syaraf-syarafnya.”116

Program terapi ilahiyah dengan berbagai bentuk

terapinya telah membantu meningkatkan kesehatan

jasmani bagi santri yang sebelumnya kecanduan

narkoba. Dimana setelah menjalani terapi terlihat adanya

manfaat yang dapat dirasakan oleh santri maupun

115

Wawancara Pribadi dengan Alfin Ferdiansyah selaku Alumni Santri

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin, Tanggal 11 Juni

2018, Jam 16.05 s/d 16.25 WIB. 116

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 127: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

111

alumni, manfaat dalam kesehatan jasmanai dan

peningkatan keagamaan lebih dominan sebagai manfaat

terapi ini yang dijalankan di Ponpes Hikmah Syahadah.

Manfaat dari terapi ilahiyah tersebut dirasa tepat

dalam menghilangkan dampak dari kecanduan narkoba.

Dimana manfaat tersebut dirasakan santri maupun

alumni selama menjalani proses tahapan terapi ini. Hal

tersebut disampaikan oleh Bapak Sobari selaku Pekerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Kondisi tubuh santri jauh lebih sehat, segar, dan

gemuk dari sebelum mengikuti terapi. Selama disini

kan santri diberikan ramuan herbal untuk

menghilangkan racun-racun yang ada di dalam

tubuhnya, sehingga dapat menambah kebugaran

tubuh, daya tahan tubuh, nafsu makan.”117

Senada dengan Bapak Sobari, Rittah selaku Tenaga

Kerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah juga

menjelaskan manfaat terapi ilahiyah sebagai berikut:

“Kondisi tubuh santri jadi terlihat segar dan fit. Hal

ini dikarenakan sel-sel dalam tubuh santri aktif

kembali dengan baik. Selain itu, jasmani yang baik

akan membuat tubuh memiliki daya tahan tubuh

yang baik.”118

117

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 118

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 128: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

112

Peningkatan kesehatan jasmani santri menjadi

manfaat yang dominan setelah mendapatkan terapi

ilahiyah. Ramuan yang menjadi obat dalam proses terapi

ini telah memberikan manfaat dalam menghilangkan

racun-racun yang ditinggalkan akibat penyalahgunaan

narkoba. Sehingga dengan ramuan tersebut dapat

meningkatkan ketahanan dan kebugaran tubuh santri

maupun alumni yang telah mengikuti program terapi

ilahiyah.

Manfaat yang dirasakan oleh santri merupakan suatu

bentuk yang berkesinambungan. Dimana pemberian

ramuan dalam terapi ilahiyah telah menjadikan badan

dan anggota badan santri berfungsi normal, selain itu

berbagai bentuk terapi ini telah memberikan manfaat

bagi peningkatan kesehatan dan ketahanan daya tahan

tubuh dari bahaya narkoba.

Selanjutnya manfaat lain yang dirasakan oleh santri

maupun alumni yaitu peningkatan produktifitas santri

dan alumni. Dimana hal tersebut diungkapkan oleh

Ustadz Dede selaku Terapis di Ponpes Hikmah

Syahadah sebagai berikut:

“Santri jadi lebih semangat dalam menjalankan

aktivitas, kaya kerja, sekolah, dan lainnya.”119

119

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 129: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

113

Selanjutnya, Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah menjelaskan manfaat lain

yang dapat diperoleh santri maupun maupun alumni,

peningkatan produktivitas dan aktivitas yang bermanfaat

menjadi manfaat yang dapat dirasakan oleh santri. Lebih

lanjut, Bapak Sobari menjelaskan bahwa:

“Setelah mengikuti terapi ini, aktivitas dan

produktivitas santri jadi lebih bersemangat. Kalau

sebelumnya kan masih ada efek dari narkoba yang

membuat santri malas untuk melakukan kegiatan,

sering banyak tidur, dan tidak menghasilkan sesuatu

yang bermanfaat untuk dirinya, tapi setelah diterapi

jadi lebih baik dan bersemangat.”120

Hal tersebut juga diperkuat dengan penjelasan

Ustadz Ade selaku Konselor di Ponpes Hikmah

Syahadah sebagai berikut:

“Alhamdulillah aktivitas dan produktivitas santri

setelah mengikuti terapi ini jadi lebih bersemangat

untuk mewujudkan cita-citanya. Ada yang ingin bisa

bekerja seperti orang normal biasanya, ada juga

yang ingin buka usaha, terus ada juga yang ingin

melanjutkan pendidikannya.”121

Manfaat yang sangat dirasakan atas terhindarnya

narkoba dari santri yaitu semangat dan produktifitas

120

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 121

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Sodiqin selaku Konselor di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Selasa, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 13.45 s/d 14.15 WIB.

 

Page 130: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

114

santri dalam kegiatan keseharian, sehingga dampak

negatif dari narkoba akan tergantikan dengan manfaat

yang ditimbulkan dari adanya terapi ilahiyah.

Kebermanfaatan tersebut juga meliputi capaian untuk

diri santri yang lebih baik, serta semangat untuk

mewujudkan cita-cita.

Manfaat selanjutnya yang masih terus dijalani para

santri setalah melakukan terapai ilahiyah yaitu aktivitas

positif yang sudah menjadi rutinitas santri selama proses

rehabilitasi. Manfaat peningkatan rohani bagi santri telah

memberikan manfaat yang berkelanjutan, dimana hal

tersebut diterangkan oleh Ustadz Dede selaku Terapis di

Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Alhamdulilah, santri banyak yang nerapin kegiatan

disini, kaya shalat, dzikir, ngaji, dan itu semua

diterapin lagi oleh santri yang udah lulus.”122

Manfaat peningkatan spiritual dan rohani santri

senantiasa berlanjut setelah santri lulus. Tahapan proses

terapi ilahiyah dengan landasan nilai-nilai keislaman

telah memberikan manfaat dalam penanaman nilai-nilai

keislaman bagi santri untuk menjalani kehidupan di

lingkungannya. Aktivitas dan rutinitas keagamaan

senatiasa dijlankan oleh santri setelah program terapi ini

selesai.

122

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 131: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

115

Kegiatan yang dilakukan di Ponpes Hikmah

Syahadah turut pula memberikan manfaat kepada santri

dan alumninya. Hal tersebut diterangkan oleh Ustadz

Ade selaku Konselor di Ponpes Hikmah Syahadah dalam

memberikan peringatan terhadap para santri yang sudah

selesai menjalani program terapi ilahiyah, Ustadz Ade

menjelaskan:

“Ya ada peningkatan dalam hal ibadah. Karenakan

santri yang sudah dinyatakan sembuh atau pulih,

kita pengurus selalu memberikan nasihat agar tidak

meninggalkan ibadahnya dan tetap melanjutkan

kegiatan yang pernah dilakukan di ponpes ini.”123

Hal tersebut juga dirasakan oleh Bapak Sofian

selaku Alumni Santri di Ponpes Hikmah Syahadah.

Manfaat peningkatan secara rohani dan keagamaan telah

memberikan perubahan pada ibadah serta mendekatkan

diri kepada Allah, Bapak Sofian mengatakan:

“Alhamdulillah. Saya jadi rajin shalat dan ngaji.

Sebelumnya mah boro-boro mau shalat, niat buat

shalat aja engga ada.”124

Terlihat jelas dari beberapa pemaparan bahwa

perubahan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani

123

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Sodiqin selaku Konselor di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Selasa, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 13.45 s/d 14.15 WIB. 124

Wawancara Pribadi dengan Sofyan Hadi Ismail selaku Alumni Santri

di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 15.50 s/d 16.15 WIB.

 

Page 132: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

116

cenderung dominan sebagai manfaat yang dirasakan oleh

santri maupun alumninya. Kebiasaan dan rutinitas ketika

berada di Ponpes menjadi satu manfaat tersendiri dalam

proses pelaksanaan program terapi ilahiyah. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Bapak Sobari sebagai berikut:

“Santri setelah mengikuti terapi sudah bisa

bersosialisasi dengan baik sama keluarga dan

masyarakat. Pecandu narkoba biasanya

mendapatkan judgment yang tidak enak dari

keluarga dan masyarakat. Namun karena disini

terapi menggunakan religi jadi kebiasaan yang

dilakukan disantren dibawa ke lingkungan keluarga

dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat

dapat menerima santri dengan baik tanpa harus

mengejudgenya.”125

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Terapi

Ilahiyah

Program terapi ilahiyah sebagai sebuah program

rehabilitasi bagi orang dengan gangguan kejiwaan, pecandu

narkoba, dan anak nakal. Dalam pelaksanaannya terdapat

beberapa tahapan proses pelaksanaan terapi ini, sehingga

seringkali muncul hambatan-hambatan dalam program terapi

ini. Namun sebelum membahas faktor penghambat, akan

diuraikan faktor pendukung dari hasil penelitian yang sudah

dilakukan.

125

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB.

 

Page 133: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

117

1. Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor pendukung terealisasinya

pelaksanaan program terapi ilahiyah. Faktor pendukung

tersebut merupakan faktor yang meningkatkan

pelaksanaan program terapi ini, sehingga manfaat

program dapat dirasakan oleh santri maupun alumni

santri.

Beberapa faktor pendukung tersebut dijelaskan oleh

Ketua Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Yang pertama, adanya terapis yang memahami

agama islam. Kedua, lingkungan pesantren yang

kental akan nilai-nilai keislaman. Ketiga, fasilitas

untuk melaksanakan terapi.”126

Dari penjelasan diatas, terlihat tiga faktor

pendukung pelaksanaan program terapi ilahiyah.

Diantaranya yaitu adanya terapis yang memahami agama

Islam, lingkungan Ponpes yang kental dan mengakar

dengan nilai-nilai Islam menjadi dasar berkehidupan,

serta tersedianya fasilitas bagi santri dan kemudahan

akses bagi siapa pun yang membutuhkan.

Selain itu, terdapat beberapa pandangan dalam

melihat faktor pendukung pelaksanaan program terapi

ilahiyah. Hal tersebut diungkapkan oleh Ustadz Dede

selaku terapis yang mengatakan bahwa:

126

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB.

 

Page 134: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

118

“Faktor yang mendukungnya itu ya pak kiayi

sendiri, karenakan program ini menekankan pada

nilai-nilai islam, jadi ya harus faham dengan agama

islam.....”127

Bapak kiayi sebagai ketua dalam Ponpes tersebut

menjadi faktor pendukung tersendiri, mengingat peran

serta dalam pelaksanaan program terapi ilahiyah. Kiayi

sebagai simbol orang berilmu serta berwawasan

keislaman telah menjadi faktor pendukung dalam

pelaksanaan program terapi ini. Hal tersebut juga

diperkuat dengan pernyataan Ustadz Ade selaku

Konselor di Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

“Faktor pendukungnya ya karena adanya motivasi

dari pak kiayi sehingga kita menjalankan program

ini lillahita’ala.....”128

Selanjutnya, faktor pendukung lainnya diungkapkan

oleh Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di Ponpes

Hikmah Syahadah yang menjelaskan bahwa:

“Faktor pendukungnya, adanya fasilitas yang cukup

mewadai untuk melaksanakan program ini. Bahkan

127

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB. 128

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Sodiqin selaku Konselor di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Selasa, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 13.45 s/d 14.15 WIB.

 

Page 135: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

119

ada fasilitas keterampilan yang dapat diberikan

kepada santri.....”129

Fasilitas dalam pelaksanaan program terapi ilahiyah

merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaannya.

Ketersediaan fasilitas menjadi wadah untuk

melaksanakan program terapi ini, selain itu juga

beberapa fasilitas mampu memberikan serta mengasah

keterampilan santri maupun pengurus Ponpes Hikmah

Syahadah. Ketersediaan fasilitas yang memadai

mendukung pelaksanaan program terapi ini bagi santri

dan pengurus yang berada di Ponpes Hikmah Syahadah.

Guna mendukung kelancaran program dan kegiatan

yang terdapat di Ponpes Hikmah Syahadah, maka

terdapat sarana dan prasarana yang dapat menunjangnya,

dengan rincian sebagai berikut:130

Tabel

Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

No Jenis Keterangan Jumlah

1 Sarana

Luas tanah 1200 m2

Kantor 1 unit

Gudang 1 unit

Ruang belajar 5 ruangan

Kamar inap 17 ruangan

MCK umum 6 buah

Wisma tamu 1 ruangan

129

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB. 130

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 136: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

120

Mushollah 1 buah

Lahan berkebun 200 m2

Lahan berternak 200 m2

Dapur 1 unit

2 Prasarana

Alat praktik berternak

dan berkebun 1 unit

Alat kesenian 1 unit

Kendaraan mobil 2 buah

Kendaraan motor 2 buah

Jet pam 1 unit

Penerangan listrik 1 unit

Selain itu, faktor lingkungan yang berada di sekitar

Ponpes turut mendukung pelaksanaan program terapi

ilahiyah. Seperti yang diungkapkan Rittah selaku Tenaga

Kerja Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah sebagai

berikut:

“Lingkungan menjadi faktor pendukung karena

lingkungan di panti rehabilitasi mendukung penuh

untuk kesembuhan santri.....”131

2. Faktor Penghambat

Selain berbagai faktor pendukung pelaksanaan

program terapi ilahiyah di atas, terdapat pula faktor

penghambat pelaksanaan program. Beberapa faktor

penghambat tersebut dijelaskan oleh Bapak Romdin

selaku Ketua Ponpes Hikmah Syahadah sebagai berikut:

131

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 137: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

121

“Yang menjadi penghambatnya, disini masih

kekurangan SDM atau pegawai untuk membantu

program terapi ini, jadi terkadang ada yang dapat

kerjaan dua kali, misalnya kaya ustadz dede dia

disini terapis tapi juga konselor.”132

Minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkontribusi dalam pelaksanaan program terapi ilahiyah

menjadi hambatan utama. Dimana hal tersebut dapat

menyebabkan tumpang tindih pembagian tugas dalam

pelaksanaan program, selain itu minimnya kemampuan

SDM dalam program terapi ini menjadi hambatan

selanjutnya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan

Ustadz Dede selaku Terapis di Ponpes Hikmah

Syahadah sebagai berikut:

“.....Nah yang menjadi faktor penghambatnya ini

kita kekurangan sumber daya manusia atau pekerja

disini, misalnya posisi saya disini terapis tapi juga

merangkap jadi konselor terus menerima santri baru,

jadi ya kaya double gitu kerjaannya, istilahnya

engga terfokuslah bidang kerjanya.”133

132

Wawancara Pribadi dengan Bapak Romdin selaku Ketua Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 06 Mei

2018, Jam 09.40 s/d 10.05 WIB. 133

Wawancara Pribadi dengan Dede Hariri selaku Terapis di Ponpes

Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 10 Juni

2018, Jam 10.30 s/d 11.15 WIB.

 

Page 138: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

122

Minimnya SDM tersebut memberikan dampak

terhadap ketidakstabilan kinerja dalam program. Dimana

hal tersebut terlihat dari pembagian tugas yang tidak

sesuai atau diluar kemampuan seseorang, selain itu hal

tersebut juga menyebabkan terganggunya fokus tugas

dan fungsi setiap elemen yang ikut andil dalam

pelaksanaan program terapi ilahiyah. Hal tersebut

diperkuat oleh pernyataan Ustadz Ade selaku Konselor

di Ponpes Hikmah Syahadah yang mengungkapkan:

“Sedangkan faktor penghambatnya dari segi

SDMnya masih sangat minim disini, jadi kita suka

kecapean untuk mengatasi santri disini.”134

Sumber daya manusia (SDM) yang tersedia di

Ponpes Hikmah Syahadah berjumlah 15 orang, dengan

rincian sebagai berikut:135

Tabel

Sumber Daya Manusia (SDM) di Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Drs. KH. Romdin,

MM Ketua Ponpes Sarjana S2

2 Risa Riani

Romdin

Wakil Ketua dan

Tenaga Kerja Sosial Sarjana S1

3 Yeni Nuraeni Sekretaris Ponpes Sarjana S1

134

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Sodiqin selaku Konselor di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Selasa, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 13.45 s/d 14.15 WIB. 135

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 139: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

123

4 Hj. Hodijah Bendahara Ponpes Sarjana S1

5 Sobari Pekerja Sosial Sarjana S1

6 Rittah Riani

Romdin Tenaga Kerja Sosial Sarjana S1

7 Apriyudin Konselor Sarjana S1

8 Dede Hariri Konselor dan Terapis Sarjana S1

9 Ade Sodiqin Konselor dan Terapis Sarjana S1

10 Abu Wasirin Terapis Diploma

11 Iwan Keamanan SLTA

12 Aditya P. Keamanan SLTP

13 Aminah Juru Masak SLTP

14 Rosyanti Juru Masak SLTP

15 Eulis Sukaesih Juru Masak SLTA

Faktor penghambat yang lainnya yaitu muncul dari

calon santri atau pecandu narkoba yang baru masuk.

Dimana kendala santri baru untuk ikut berpartisipasi

dalam program terapi ilahiyah sangat minim, seperti

yang dipaparkan oleh Rittah selaku Tenaga Kerja Sosial

di Ponpes Hikmah Syahadah, bahwa:

“.....Faktor penghambat terkadang muncul dari

santri sendiri yang tidak mau mengikuti program

terapi ilahiyah.”136

Hal tersebut diperkuat juga oleh pernyataan Bapak

Sobari selaku Pekerja Sosial di Ponpes Hikmah

Syahadah sebagai berikut:

136

Wawancara Pribadi dengan Rittah Riani Romdin selaku Tenaga Kerja

Sosial di Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Senin,

Tanggal 28 Mei 2018, Jam 15.55 s/d 16.25 WIB.

 

Page 140: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

124

“.....Kalau faktor penghambatnya, ketika awal

masuk pesantren, santri yang menggunakan narkoba

itu sulit untuk diaturnya, apalagi ketika disuruh

mengikuti kegiatan program terapi ini. Ditambah

juga SDM kita yang minim, jadi perlu tenaga ekstra

untuk mengaturnya.”137

137

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sobari selaku Pekerja Sosial di

Ponpes Hikmah Syahadah, Kabupaten Tangerang, Hari Minggu, Tanggal 20

Mei 2018, Jam 10.15 s/d 10.45 WIB.

 

Page 141: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

125

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menganalisis data dan temuan

lapangan tentang evaluasi program terapi ilahiyah di Ponpes

Hikmah Syahadah. Model evaluasi yang akan penulis gunakan

dalam menganalisis data dan temuan lapangan yaitu model

evaluasi Context, Input, Process, dan Product (CIPP) yang telah

dikembangkan oleh Daniel Leroy Stufflebeam (1996). Lebih

spesifik, dalam menganalisis evaluasi program tersebut penulis

akan memfokuskan untuk menggunakan model evaluasi produk

(product evaluation) saja (BAB II, h. 31), sebagai upaya dalam

mendeskripsikan evaluasi produk program terapi ini di Ponpes

Hikmah Syahadah.

Sesuai dengan tujuan evaluasi produk yang berupaya

mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat suatu

program (BAB II, h. 31). Dalam menganalisis data dan temuan

lapangan, penulis telah membagi menjadi dua poin pembahasan,

yaitu evaluasi produk program terapi ilahiyah (meliputi keluaran

dan manfaat) serta faktor pendukung dan penghambat dalam

program terapi ini bagi pecandu Narkoba di Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

 

Page 142: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

126

A. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Program Terapi

Ilahiyah

1. Keluaran (Output) Program Terapi Ilahiyah

Keluaran (output) program terapi ilahiyah

menggambarkan penentuan dan penetapan identitas

program serta keberhasilan pelaksanaannya (BAB IV, h.

93). Program terapi ini menjadi salah satu alternatif

program rehabilitasi terhadap pecandu narkoba

mengingat bahwa nilai-nilai keislaman menjadi dasar

program terapi ini di Ponpes Hikmah Syahadah. Hal

tersebut terlihat dari metode terapi ini yang meliputi

terapi gurat telunjuk petir, terapi air do’a, terapi shalat

fardhu, terapi dzikir syifa, dan terapi mandi malam

(BAB III, h. 85-86), yang kental dengan nuansa

keislaman.

Keberadaan pasien rehabilitasi, selanjutnya disebut

santri di Ponpes Hikmah Syahadah didukung oleh

keinginan mereka untuk sembuh dari kecanduan narkoba

dan juga untuk memperdalam agama Islam (BAB IV, h.

96-97). Mengingat metode terapi ilahiyah yang kental

akan nilai keagamaan sebagai upaya rehabilitasi bagi

pecandu narkoba, ritus-ritus keagamaan, doa-doa, dan

keyakinan akan kesembuhan yang datang dari Allah

menjadi penyempurna dalam proses pelaksanaan

rehabilitasi dengan terapi ini (BAB IV, h. 98). Dalam

pelaksanaan program terapi ini terdapat tahapan-tahapan,

 

Page 143: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

127

pelaksanaannya sudah menjadi agenda pengurus dalam

merealisasikan tujuan program terapi ini.

Program terapi ilahiyah sebagai program rehabilitasi

pecandu narkoba memiliki tujuan dalam mengentaskan

permasalahan tersebut. Tujuan dari terapi ini meliputi

kesembuhan secara fisik atau jasmani dan kesembuhan

rohani. Tujuan sembuhnya secara fisik atau jasmani

dapat dilihat dari jasmani alumni yang sehat, kuat, dan

semangat, sedangkan kesembuhan rohani diharapkan

dapat meningkatkatkan ibadah dan juga kedekatan

kepada Allah (BAB IV, h. 101). Pencapaian tujuan terapi

ini bisa dilihat ketika santri telah menyelesaikan program

rehabilitasinya, serta mampu kembali di lingkungan

keluarga dan masyarakatnya sebagai manusia yang

sembuh jasmani dan rohaninya.

Keberhasilan program terapi ilahiyah merupakan

pencapaian tujuan daripada program tersebut, dimana

proses follow up perlu diupayakan dalam menjaga

keberhasilan program. Dalam upaya menjaga

keberhasilan penyembuhan jasmani dan rohani alumni

pecandu narkoba, terdapat beberapa upaya yang

dilakukan pihak ponpes dan juga pengurus setelah santri

menyelesaikan program rehabilitasi melalui terapi ini

(BAB IV, h. 103-104). Keberhasilan dari program terapi

ini terlihat dari alumni yang masih meneruskannya di

lingkungan masyarakat.

 

Page 144: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

128

Upaya Ponpes Hikmah Syahadah dalam menjaga

keberhasilan program terapi ilahiyah yaitu dengan

komunikasi interaktif dan kunjungan rumah baik pihak

Ponpes maupun keluarga alumni. Komunikasi interaktif

yang dilakukan dengan pihak keluarga oleh pihak

Ponpes dan pengurus senantiasa dilakukan untuk

menjaga hubungan baik dengan alumni dan keluarganya

(BAB IV, h. 104). Keberhasilan tersebut terlihat dari

kesehatan jasmani dan rohani alumni, serta keberhasilan

alumni menjalani kehidupan tanpa narkoba di

lingkungan masyarakat (BAB IV, h. 106).

2. Manfaat Program Terapi Ilahiyah

Dalam pelaksanaan program terapi ilahiyah hingga

keberhasilannya, terdapat beberapa manfaat yang

dirasakan santri yang sudah lulus mengikuti terapi ini.

Terdapat tiga manfaat yang dirasakan alumni, Pertama

manfaat kesehatan jasmani yang meliputi kesehatan

badan, pikiran, dan hati. Kedua, manfaat kesehatan

rohani yaitu ditandai dengan meningkatnya keagamaan

dan ibadah (BAB IV, h. 107). Ketiga, yaitu manfaat

terhindar dari narkoba (BAB IV, h. 109). Tiga manfaat

tersebut telah menjadi indikator keberhasilan dari

program terapi ini.

Tujuan dari program terapi ilahiyah adalah untuk

memulihkan atau menyembuhkan santri dengan cara

sempurna, dimana santri sehat secara jasmani dan juga

sehat secara rohani. Selain itu, program terapi ini juga

 

Page 145: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

129

dapat memberikan manfaat bagi santri baik di dunia

maupun di akhirat, yaitu mendapatkan kesembuhan di

dunia dan mendapatkan keridhaan dari Allah SWT di

akhirat.138

Dan manfaat terhindar dari narkoba dapat

meningkatkan kesehatan jasmani bagi alumni yang

sebelumnya kecanduan narkoba (BAB IV, h.109).

Manfaat yang sangat dominan dari terapi ilahiyah

adalah peningkatan kesehatan jasmani. Manfaat yang

dirasakan oleh alumni merupakan suatu bentuk yang

berkesinambungan. Dimana pemberian ramuan herbal

dalam terapi ini telah menjadikan badan dan anggota

badan berfungsi normal, selain itu berbagai bentuk terapi

ini telah memberikan manfaat bagi peningkatan

kesehatan dan ketahanan daya tahan tubuh menghadapi

bahaya narkoba.

Selanjutnya manfaat lain yang dirasakan oleh

alumni Ponpes yaitu peningkatan produktifitas para

alumni (BAB IV, h. 111). Manfaat yang sangat

dirasakan atas terhindarnya narkoba yaitu semangat dan

produktifitas santri dalam kegiatan keseharian, sehingga

dampak negatif dari narkoba akan tergantikan dengan

manfaat yang ditimbulkan dari adanya terapi ini.

Kebermanfaatan tersebut juga meliputi capaian untuk

diri alumni yang lebih baik, serta semangat untuk

mewujudkan cita-cita.

138

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 146: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

130

Manfaat peningkatan secara rohani dan keagamaan

telah memberikan perubahan dalan beribadah serta

mendekatkan diri kepada Allah. Terlihat jelas dari

beberapa pemaparan bahwa perubahan peningkatan

kesehatan jasmani dan rohani cenderung dominan

sebagai manfaat yang dirasakan oleh alumni. Kebiasaan

dan rutinitas ketika berada di Ponpes menjadi satu

manfaat tersendiri dalam proses pelaksanaan program

terapi ini (BAB IV, h. 114).

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Terapi

Ilahiyah

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang dapat

meningkatkan pelaksanaan program terapi ilahiyah,

sehingga manfaat program dapat dirasakan oleh santri

maupun alumni. Faktor pendukung pelaksanaan program

terapi ini yaitu:

Pertama, adanya terapis yang memahami agama

Islam, mengingat nilai-nilai keislaman menjadi dasar

dari pada program terapi ilahiyah. Peran Ketua Ponpes

atau Bapak kiayi dalam Ponpes tersebut menjadi faktor

pendukung tersendiri, mengingat peran Kiayi dalam

pelaksanaan program terapi ini. Seorang Kiayi sebagai

simbol orang berilmu serta berwawasan keislaman telah

menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program

terapi ini (BAB IV, h. 116).

 

Page 147: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

131

Kedua, lingkungan Ponpes Hikmah Syahadah yang

kental dan mengakar dengan nilai-nilai islam menjadi

penguat pelaksanaan program terapi ilahiyah. Fasilitas

dalam pelaksanaan program terapi ini merupakan faktor

pendukung dalam pelaksanaannya. Ketersediaan fasilitas

menjadi wadah untuk melaksanakan program terapi ini,

selain itu juga beberapa fasilitas mampu memberikan

serta mengasah keterampilan pada santri maupun

pengurus program terapi ilahiyah. Ketersediaan fasilitas

yang memadai mendukung pelaksanaan program terapi

ini bagi santri dan pengurus yang berada di Ponpes

Hikmah Syahadah (BAB IV, h. 117).

Ketiga, tersedianya fasilitas bagi santri dan

kemudahan akses bagia siapa pun yang membutuhkan

(BAB IV, h. 115-116). Faktor lingkungan yang berada di

sekitar Ponpes turut mendukung pelaksanaan program

terapi ilahiyah (BAB IV, h. 118). Ketiga faktor tersebut

menjadi pendorong terlaksana dan berkembangnya

program terapi ini dalam memberikan manfaat untuk

peningkatan kesehatan jasmani, rohani, dan terhindar

dari narkoba.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung, terdapat pula faktor

penghambat pelaksanaan dan pekermbangan program

terapi ilahiyah. Sedikitnya terdapat dua faktor

penghambat program terapi ini, yaitu:

 

Page 148: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

132

Pertama, minimnya sumber daya manusia (SDM)

yang berkontribusi dan kompeten dalam pelaksanaan

program terapi ilahiyah menjadi hambatan utama.

Keadaan tersebut dapat menyebabkan tumpang tindih

pembagian tugas dalam pelaksanaan program terapi ini

(BAB IV, h. 119). Hal tersebut juga menyebabkan

pekerjaan ganda dalam beberapa bagian.

Keadaan SDM yang minim tersebut memberikan

dampak terhadap ketidakstabilan kinerja dalam program.

Dimana hal tersebut terlihat dari pembagian tugas yang

tidak sesuai atau diluar kemampuan seseorang, selain itu

hal tersebut juga menyebabkan terganggunya fokus

tugas dan fungsi setiap elemen yang ikut andil dalam

pelaksanaan program terapi ilahiyah (BAB IV, h. 120).

Peningkatan kapasitas dan penambahan petugas yang

kompeten menjadi solusi dalm menangani permasalahan

ini, sehingga pelaksanaan program terapi ini sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi setiap bidang.

Kedua, faktor penghambat yang kedua yaitu muncul

dari calon santri yang baru masuk. Dimana kendala

santri baru untuk ikut berpartisipasi dalam program

terapi ilahiyah sangat minim (BAB IV, h. 121). Keadaan

tidak menerima tempat baru, serta penolakan terhadap

proses rehabilitasi terapi ini seringkali menjadi hambatan

dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dikarenakan

keadaan psikologis calon santri yang akan masuk di

Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 149: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

133

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dalam penulisan hasil analisis dalam penelitian ini,

penulis telah membagi analisis data dan temuan lapangan ini

menjadi dua poin pembahasan, yaitu evaluasi produk serta

faktor pendukung dan penghambat program terapi ilahiyah

bagi pecandu narkoba di Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

1. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Program

Terapi Ilahiyah

a. Keluaran (Output) Program Terapi Ilahiyah

Keluaran (output) dalam program terapi

ilahiyah menggambarkan identitas suatu program,

serta keberhasilan dalam pelaksanaannya. Identitas

program terapi ini berlandaskan pada nilai-nilai dan

norma keislaman yang tertuang di dalamnya, seperti

terapi gurat telunjuk petir, terapi air do’a, terapi

shalat fardhu, terapi dzikir syifa, dan terapi mandi

malam.

Santri yang berada di Ponpes Hikmah Syahadah

memiliki keinginan untuk sembuh dari kecanduan

narkoba. Terapi ilahiyah sebagai sebuah program

rehabilitasi memiliki tujuan yang meliputi

kesembuhan secara fisik atau jasmani dan

kesembuhan rohani sebagai kesembuhan sempurna.

 

Page 150: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

134

Keberhasilan dalam pencapaian tujuan terapi

ilahiyah dapat dilihat ketika alumni mampu kembali

di lingkungan keluarga dan masyarakatnya sebagai

manusia yang sembuh jasmani dan rohaninya.

Sehingga keberhasilan tersebut perlu dijaga dengan

komunikasi interaktif dan silaturrahmi antara

Ponpes dengan keluarga santri.

b. Manfaat Program Terapi Ilahiyah

Terdapat tiga manfaat yang dirasakan alumni.

Pertama manfaat kesehatan jasmani yang meliputi

kesehatan badan, pikiran, dan hati. Kedua, manfaat

kesehatan rohani yaitu meningkatnya keagamaan

dan ibadah. Dan ketiga, yaitu manfaat terhindar dari

narkoba.

Manfaat yang dominan dirasakan alumni yaitu

peningkatan kesehatan jasmani, peningkatan

produktivitas dan semangat dalam kehidupan sehari-

hari, hingga peningkatan capaian untuk diri yang

lebih baik serta semangat mewujudkan impian. Dan

manfaat peningkatan rohani maupun keagamaan

telah memberikan perubahan dalan beribadah serta

mendekatkan diri kepada Allah.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Terapi

Ilahiyah

a. Faktor Pendukung

Terdapat tiga faktor pendukung pelaksanaan

program terapi ilahiyah, diantaranya pertama,

 

Page 151: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

135

tersedianya terapis yang memahami agama Islam,

mengingat nilai-nilai keislaman menjadi dasar

daripada program terapi ini. Kedua, lingkungan

Ponpes Hikmah Syahadah yang kental dan

mengakar dengan nilai-nilai islam menjadi penguat

pelaksanaan program terapi ini. Ketiga, tersedianya

fasilitas bagi santri dan kemudahan akses bagi siapa

pun yang membutuhkan dan lingkungan Ponpes

yang mendukung pelaksanaan program.

b. Faktor Penghambat

Sedikitnya terdapat dua faktor penghambat dari

program terapi ilahiyah, yaitu pertama, minimnya

sumber daya manusia (SDM) yang berkontribusi

dan kompeten dalam pelaksanaan program terapi ini

menjadi hambatan utama. Faktor penghambat yang

kedua yaitu muncul dari calon santri atau pecandu

narkoba yang baru masuk. Dimana kendala para

santri baru untuk ikut berpartisipasi dalam program

terapi ini sangat minim.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini berupa deskripsi tentang evaluasi

produk program terapi ilahiyah bagi pecandu narkoba, bahwa

keadaan jasmani dan rohani manusia tidak dapat dipisahkan.

Terapi ini telah menunjukkan bahwa penyembuhan penyakit

mental dapat dilakukan tidak hanya dengan menggunakan

 

Page 152: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

136

obat-obatan secara medis, namun juga pendekatan rohani

yang bernilai ke ilahiyaan (ketuhanan).

Fungsi terapi ilahiyah adalah memberikan bimbingan

dan pelayanan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif,

kuratif, rehabilitatif, dan promotif dalam bentuk pemberian

terapi pengobatan secara islami dengan mengadakan multi

layanan dan rehabilitasi sosial (pusat rehabilitasi gangguan

kejiwaan, narkoba, dan anak nakal) serta mengintegrasikan

seluruh anggota Ponpes dengan orientasi penumbuhan dan

pembangunan potensi anggota.

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan

kepada pengusrus Ponpes dalam melaksanakan terapi

ilahiyah. Diharapkan juga penilitian ini dapat memberikan

pengetahuan tambahan bagi lembaga swadaya masyarakat

lainnya yang bergerak dalam lingkup pemulihan kesehatan

pecandu narkoba sehingga terapi ini menjadi salah satu cara

penyembuhan secara jasmani dan rohani bagi pecandu.

C. Saran

Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang evaluasi produk serta faktor pendukung dan

penghambat dari pelaksanaan program terapi ilahiyah bagi

pecandu narkoba.

Secara praktis, penelitian ini mampu memberikan

informasi dan gambaran bagi aktivis ataupun praktisi yang

bergerak di bidang pekerjaan sosial tentang evaluasi produk

 

Page 153: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

137

serta faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan

program terapi ilahiyah bagi pecandu narkoba.

 

Page 154: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

138

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan, dan

Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan

Pendekatan Praktis. Jakarta: FEUI Press, 2003.

Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi

Islam Penerapan Metode Sufistik. Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2004

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan.

Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988.

Az-Zahrani, Musfir bin Said. Konseling Terapi. Jakarta:

Gema Insani Press, 2005.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo,

2002.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan

Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.

Hakami, Syekh Hafizh. Tanya Jawab Akidah Islam. Jakarta:

Gema Insani Press, 1998.

Hawari, Dadang. Al-Qur‟an Ilmu Kedokteran Jiwa dan

Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima

Yasa, 2004.

Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi

NAPZA. Jakarta: UI Press, 1999.

Penyalahgunaan dan Ketergantungan

NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Jakarta:

Balai Penerbit FKUI, 2006.

Irawan, Prasetya. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk

Ilmu-ilmu Sosial. Depok: FISIP UI, 2006.

Kadarmanta, A. Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa.

Jakarta: PT. Forum Media Utama, 2010.

M, Arifin H. Teori-teori Konseling Agama dan Umum.

Jakarta: Golden Terayon Press, 1994.

 

Page 155: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

139

Masyhud, Sulthon dkk. Manajemen Pondok Pesantren.

Jakarta: Diva Pustaka, 2005.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1993.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

New Life Option: Evaluasi Program, h. 73.

Qomar, Mujamil. Pesantren dari Transformasi Metodologi

menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.

Sasangka, Hari. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum

Pidana. Bandung: CV. Mandar Maju, 2003.

Suci, Eunike Sri Tyas dkk. Long and Winding Road Jalan

Panjang Pemulihan Pecandu Narkoba. Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara, 2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.

Alfabeta, 2010.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan

Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung:

PT. Refika Aditama, 2005.

Sunarno. Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya.

Semarang: PT. Bengawan Ilmu, 2007.

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi

Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Wirawan. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan

Profesi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011.

JURNAL

Uditomo, Purwa dkk. Zakat & Empowering, Evaluasi dan

Kaji Dampak Program Layanan Kesehatan Cuma-

Cuma. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Vol. 2, Juni

2009.

 

Page 156: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

140

KAMUS

Chaplin, J P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 1998.

Partanto, Pius A dan Al-Barry, M Dahlan. Kamus Ilmiah

Populer. Surabaya: Arkola, 1994.

Ramli, Ahmad. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan,

1999.

INTERNET

Asyari, Yusuf. “Kasus Narkoba Selama 2016 Meningkat”.

Artikel diakses pada 10 Januari 2018 dari

www.jawapos.com/read/2016/12/29/73902/kasus-

narkoba-selama-2016-meningkat-

“Narkoba dalam Pandangan Islam dan Dalilnya”. Artikel

diakses pada 08 Januari 2018 dari

https://dalamislam.com/info-islami/narkoba-dalam-

pandangan-islam

“Tahapan Rehabilitasi Narkoba”. Artikel diakses pada 18

Februari 2018 dari

http://www.alodokter.com/tahapan-rehabilitasi-

narkoba

“Terapi dan Rehabilitasi Pecandu Narkoba”. Artikel diakses

pada 18 Februari 2018 dari

https://pedulinapzaundip.wordpress.com/2014/06/02/t

erapi-dan-rehabilitasi-pecandu-narkoba/

“Tujuan Rehabilitasi bagi Pecandu Narkoba”. Artikel

diakses pada 12 Januari 2018 dari

https://bahayanarkobabagikesehatantubuh.wordpress.

com/2017/03/29/tujuan-rehabilitasi-bagi-pecandu-

narkoba/

 

Page 157: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

141

UNDANG-UNDANG

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. Undang-undang

Psikotropika, Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya.

Bandung: Fokus Media, 2011.

DOKUMENTASI

Studi Dokumen Buku Profil Ponpes Hikmah Syahadah.

 

Page 158: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

PEDOMAN WAWANCARA

PROGRAM TERAPI ILAHIYAH

Ketua Ponpes Hikmah Syahadah

1. Pak kiayi, apa itu program terapi ilahiyah?

2. Pak kiayi, bagaimana awal terbentuknya program terapi

ilahiyah?

3. Pak kiayi, bagaimana proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah?

4. Pak kiayi, apakah ada jadwal dalam pelaksanaan program

terapi ilahiyah?

5. Pak kiayi, apakah proses pelaksanaan program terapi ilahiyah

berjalan sesuai dengan jadwal?

6. Pak kiayi, apa tujuan dari program terapi ilahiyah bagi santri

yang pecandu narkoba?

7. Pak kiayi, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

8. Pak kiayi, apa indikator tercapainya program terapi ilahiyah

bagi santri yang pecandu narkoba?

9. Pak kiayi, apa manfaat yang diperoleh bagi santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

10. Pak kiayi, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu narkoba?

11. Pak kiayi, apa yang menjadi faktor pendukung dari program

terapi ilahiyah bagi santri yang pecandu narkoba?

12. Pak kiayi, apa yang menjadi faktor penghambat dari program

terapi ilahiyah bagi santri yang pecandu narkoba?

13. Pak kiayi, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

14. Pak kiayi, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

15. Pak kiayi, apakah terlihat perubahan secara rohani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

 

Page 159: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

16. Pak kiayi, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang

sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

17. Pak kiayi, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

18. Pak kiayi, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah

Syahadah terhadap santri yang pecandu narkoba yang sudah

dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 160: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Terapis

1. Ustadz, bagaimana proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah?

2. Ustadz, apakah ada jadwal dalam pelaksanaan program terapi

ilahiyah?

3. Ustadz, apakah proses pelaksanaan program terapi ilahiyah

berjalan sesuai dengan jadwal?

4. Ustadz, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri yang

pecandu narkoba?

5. Ustadz, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah tercapai

bagi santri yang pecandu narkoba?

6. Ustadz, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

7. Ustadz, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu narkoba?

8. Ustadz, apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

dari program terapi ilahiyah?

9. Ustadz, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

10. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

11. Ustadz, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

12. Ustadz, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

13. Ustadz, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

14. Ustadz, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

15. Ustadz, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

16. Ustadz, apakah santri santri yang pecandu narkoba terlihat

tidak cepat lelah dalam menjalankan aktivitasnya?

17. Ustadz, apakah berat badan santri yang pecandu narkoba

bertambah setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

 

Page 161: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

18. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

19. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara rohani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

20. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

21. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

22. Ustadz, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

23. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

24. Ustadz, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

25. Ustadz, bagaimana emosional santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

26. Ustadz, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang

sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

27. Ustadz, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

28. Ustadz, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 162: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Pekerja Sosial

1. Pak, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri yang

pecandu narkoba?

2. Pak, apakah tujuan dari program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

3. Pak, apa indikator tercapainya program terapi ilahiyah bagi

santri yang pecandu narkoba?

4. Pak, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

5. Pak, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi pemulihan

atau penyembuhan santri yang pecandu narkoba?

6. Pak, apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

dari program terapi ilahiyah?

7. Pak, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

8. Pak, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

9. Pak, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

10. Pak, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

11. Pak, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

12. Pak, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

13. Pak, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

14. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki penyakit

di dalam tubuhnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

15. Pak, apakah terlihat perubahan secara rohani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

16. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

 

Page 163: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

17. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

18. Pak, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

19. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba mampu mengatasi

masalahnya setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

20. Pak, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

21. Pak, bagaimana kondisi emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

22. Pak, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang sudah

berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

23. Pak, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

24. Pak, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 164: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Tenaga Kerja Sosial

1. Ka, apa tujuan dari program terapi ilahiyah bagi santri yang

pecandu narkoba?

2. Ka, apakah tujuan dari program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

3. Ka, apa indikator tercapainya program terapi ilahiyah bagi

santri yang pecandu narkoba?

4. Ka, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

5. Ka, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi pemulihan

atau penyembuhan santri yang pecandu narkoba?

6. Ka, apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

dari program terapi ilahiyah?

7. Ka, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

8. Ka, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

9. Ka, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

10. Ka, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

11. Ka, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

12. Ka, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

13. Ka, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

14. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki penyakit

di dalam tubuhnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

15. Ka, apakah terlihat perubahan secara rohani pada santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

16. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

17. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

 

Page 165: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

18. Ka, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

19. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba mampu mengatasi

masalahnya setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

20. Ka, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

21. Ka, bagaimana kondisi emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

22. Ka, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang sudah

berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

23. Ka, apa harapan kedepannya terkait program terapi ilahiyah?

24. Ka, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 166: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Konselor

1. Ustadz, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri yang

pecandu narkoba?

2. Ustadz, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah tercapai

bagi santri yang pecandu narkoba?

3. Ustadz, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

4. Ustadz, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu narkoba?

5. Ustadz, apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

dari program terapi ilahiyah?

6. Ustadz, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

7. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

8. Ustadz, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

9. Ustadz, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

10. Ustadz, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

11. Ustadz, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

12. Ustadz, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

13. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

14. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara rohani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

15. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

16. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

 

Page 167: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

17. Ustadz, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

18. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

19. Ustadz, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

20. Ustadz, bagaimana emosional santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

21. Ustadz, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang

sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

22. Ustadz, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

23. Ustadz, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 168: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Alumni Santri

1. Siapa yang membawa kamu ke Ponpes Hikmah Syahadah?

2. Kenapa memilih untuk diterapi di Ponpes Hikmah

Syahadah?

3. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

4. Apakah program terapi ilahiyah efektif untuk pemulihan atau

penyembuhan kamu?

5. Apakah kamu mengalami perubahan secara jasmani setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

6. Apakah kondisi tubuh kamu fit dan segar setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

7. Apakah daya tahan tubuh kamu kuat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

8. Apakah kamu tidak cepat lelah dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari?

9. Apakah berat badan kamu bertambah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

10. Apakah rambut kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

11. Apakah rambut kamu mudah rontok setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

12. Apakah kuku kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

13. Apakah kuku kamu mudah rapuh setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

14. Apakah kulit kamu kusam setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

15. Apakah produktivitas kamu berjalan dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

16. Apakah kamu memiliki penyakit di dalam tubuh setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

17. Apakah kamu mampu menjalankan aktivitas dengan baik

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

18. Apakah kamu mengalami perubahan secara rohani setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

19. Apakah ibadah kamu meningkat setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

 

Page 169: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

20. Apakah kamu menjalankan perintah Allah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

21. Apakah kamu menjauhi larangan Allah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

22. Apakah kamu mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri,

orang lain, dan masyarakat setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

23. Apakah kamu mampu mengatasi masalah sendiri setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

24. Bagaimana cara dan jalan berpikir kamu setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

25. Bagaimana emosional kamu setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

26. Apa harapan kamu kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

27. Apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah terhadap

kamu setelah kamu dinyatakan pulih atau sembuh?

 

Page 170: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

HASIL WAWANCARA

PROGRAM TERAPI ILAHIYAH

Nama Informan : KH. Drs. Romdin, MM.

Keterangan : Ketua Ponpes Hikmah Syahadah

Hari, Tanggal : Minggu, 06 Mei 2018

Jam : 09.40 s/d 10.05 WIB

Tempat : Kediaman KH. Drs. Romdin, MM.

(Samping Ponpes Hikmah Syahadah)

1. Pak kiayi, apa itu program terapi ilahiyah?

Program terapi ilahiyah itu program untuk merehabilitasi

santri yang mengalami gangguan kejiwaan, kecanduan

narkoba, dan anak nakal dengan menggunakan nilai-nilai

keagamaan, seperti gurat telunjuk petir, minum air do’a,

shalat fardhu berjama’ah, dzikir syifa, dan mandi malam jam

12 setiap hari jum’at.

2. Pak kiayi, bagaimana awal terbentuknya program terapi

ilahiyah?

Jadi dulu sekitar tahun 99an ada orang dari lampung datang

ke rumah saya minta tolong buat anaknya yang gangguan

jiwa disembuhin. Anaknya ini gangguan jiwa gara-gara

ngonsumsi narkoba. Awalnya saya bingung gimana caranya

nyembuhin orang yang jiwanya keganggu, akhirnya saya

coba buat nyembuhin dengan metode islam, kebetulan dulu

saya sempet nyantren dan alhamdulillah anak ini dapat

sembuh dengan waktu kurang lebih sekitar satu tahun.

3. Pak kiayi, bagaimana proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah?

Proses itu santri kita kurung dulu minimal satu minggu di

dalam kamarnya. Setelah dikurung, santri kita mulai rehab

dengan metode gurat telunjuk petir. Cara mengguratnya itu

seperti dipijit bagian tubuhnya dari atas kepala sampai ujung

kaki dengan membacakan do’a-do’a sambil didibalurin air

yang sudah dido’akan. Abis itu, santri kita suruh minum air

do’a tersebut sekalian kita kasih ramuan herbal buat

 

Page 171: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

ngilangin efek-efek dari narkoba yang ada di dalam

tubuhnya. Sehabis digurat, santri kita ajarkan shalat, dzikir,

ngaji. Dan mandi malam pada hari jum’at jam 12 malam.

Karena saya meyakini bahwa tidak ada penyakit yang tidak

sembuh kalau kita mau meminta kepada yang tepat dan benar

yaitu Allah SWT.

4. Pak kiayi, apakah ada jadwal dalam pelaksanaan

program terapi ilahiyah?

Ada. Gurat telunjuk petir itu kita jadwalkan seminggu dua

kali, tapi untuk harinya engga ditentukan. Terus kalau minum

air do’a dan ramuan herbal itu sehabis santri digurat. Terkait

shalat dilakuin setiap hari setelah santri sudah dalam keadaan

yang lebih baik dari sebelumnya, kita ngewajibin santri

shalat berjama’ah di musholah, setelah itu santri membaca

dzikir syifa, dan ngaji. Dan mandi malam kita laksanain di

hari jum’at jam 12 malam. Diluar dari kegiatan keagamaan,

ada juga kegiatan seperti olahrga dan keterampilan.

5. Pak kiayi, apakah proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah berjalan sesuai dengan jadwal?

Alhamdulillah berjalan sesuai dengan jadwal. Karena kita

sebagai manusia harus dibiasakan punya yang namanya

jadwal atau planning buat diri kita. Misalnya jam sekian kita

ngapain, terus jam sekiannya lagi kita ngapain. Jadi hidup

kita bisa teratur.

6. Pak kiayi, apa tujuan dari program terapi ilahiyah bagi

santri yang pecandu narkoba?

Tujuannya untuk memulihkan dan menyembuhkan santri

secara sempurna dari kecanduan narkoba, baik itu

jasmaninya maupun rohaninya. Kalau jasmaninya, badan

santri dapat sehat, seger, kuat, semangat, sedangkan

rohaninya bisa meningkatkan ibadahnya kepada Allah, bisa

lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan dari

Allah.

7. Pak kiayi, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

Alhamdulillah semenjak program ini dijalankan sudah ada

santri yang sembuh dari kecanduan narkoba, terus juga

ibadahnya jadi lebih meningkat.

 

Page 172: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

8. Pak kiayi, apa indikator tercapainya program terapi

ilahiyah bagi santri yang pecandu narkoba?

Indikatornya ya santri udah engga lagi yang namanya

ngonsumsi narkoba. Terus santri badannya sehat, pikirannya

jernih, hatinya tenang, ibadahnya rajin.

9. Pak kiayi, apa manfaat yang diperoleh bagi santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Manfaatnya santri dapat kesehatan secara jasmani, yang

meliputi badan, pikiran, dan hati. Terus dapat meningkatkan

ibadahanya, sehingga insya Allah mendapatkan keberkahan

juga.

10. Pak kiayi, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu

narkoba?

Insya Allah efektif.

11. Pak kiayi, apa yang menjadi faktor pendukung dari

program terapi ilahiyah bagi santri yang pecandu

narkoba?

Yang pertama, adanya terapis yang memahami agama islam.

Kedua, lingkungan pesantren yang kental akan nilai-nilai

keislaman. Ketiga, fasilitas untuk melaksanakan terapi.

12. Pak kiayi, apa yang menjadi faktor penghambat dari

program terapi ilahiyah bagi santri yang pecandu

narkoba?

Yang menjadi penghambatnya, disini masih kekurangan sdm

atau pegawai untuk membantu program terapi ini, jadi

terkadang ada yang dapat kerjaan dua kali, misalnya kaya

ustadz dede dia disini terapis tapi juga konselor.

13. Pak kiayi, bagaimana respon santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah responnya baik, positif.

14. Pak kiayi, apakah terlihat perubahan secara jasmani

pada santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah terlihat perubahan secara jasmaninya.

Misalnya kaya tubuhnya sehat, seger, gemukan, semangat.

 

Page 173: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

15. Pak kiayi, apakah terlihat perubahan secara rohani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah terlihat. Santri jadi rajin dalam beribadah.

16. Pak kiayi, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba

yang sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah kalau dihitung dari tahun 99an sudah ada

hampir lima ratus orang lebih.

17. Pak kiayi, apa harapan kedepannya terkait program

terapi ilahiyah?

Harapannya semoga program ini dapat terus berjalan dan

bisa mejadi inspirasi bagi panti rehab lainnya. Selain itu,

semoga program ini dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat dan kitanya mendapatkan keberkahan dari Allah

dan balasan di akhirat nanti.

18. Pak kiayi, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah

Syahadah terhadap santri yang pecandu narkoba yang

sudah dinyatakan pulih atau sembuh?

Yang kita lakukan tetap membangun komunikasi dengan

pihak keluarga dan santri. Terus kita sebisa mungkin untuk

tetap menjaga silaturahmi.

 

Page 174: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Dede Hariri

Keterangan : Terapis

Hari, Tanggal : Minggu, 10 Juni 2018

Jam : 10.30 s/d 11.15 WIB

Tempat : Ruang Kantor Ponpes Hikmah

Syahadah

1. Ustadz, bagaimana proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah?

Yang pertama dengan menggunakan gurat telunjuk petir,

dimana prosesnya itu dengan menekankan telunjuk ke tubuh

santri. Kedua, santri diberikan air yang sudah dibacakan doa,

dzikir dan dikasih ramuan herbal. Ketiga, santri kita ajarin

cara shalat yang benar dan kita wajibin juga untuk shalat

fardhu berjama’ah. Keempat santri kita ajarin bacaan dzikir

syifa dan kita wajibin juga untuk dibaca setelah shalat

fardhu, dan yang terakhir mandi malam jam 12 malam di hari

kamis mau ke jum’at.

2. Ustadz, apakah ada jadwal dalam pelaksanaan program

terapi ilahiyah?

Kalau jadwal sudah pasti ada, biar programnya dapat

berjalan dengan baik.

3. Ustadz, apakah proses pelaksanaan program terapi

ilahiyah berjalan sesuai dengan jadwal?

Alhamdulillah sampai saat ini berjalan sesuai dengan jadwal

yang sudah ditetapkan oleh pengurus.

4. Ustadz, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri

yang pecandu narkoba?

Untuk mengembalikan fungsi syaraf santri dan melancarkan

peredaran darah santri. Selain itu juga agar santri bisa dapat

lebih dekat dengan Allah, dengan melaksanakan perintah-

Nya dan menjauhi larangan-Nya.

5. Ustadz, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

Alhamdulillah tujuannya sudah berhasil bagi santri yang

sudah keluar dari pondok pesantren.

 

Page 175: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

6. Ustadz, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Manfaatnya ya santri dapat sehat badannya dan

keagamaannya juga meningkat.

7. Ustadz, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu

narkoba?

Alhamdulillah efektif, karena sudah cukup banyak jug santri

yang dapat dipulihkan pakai terapi ini.

8. Ustadz, apa yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat dari program terapi ilahiyah?

Faktor yang mendukungnya itu ya pak kiayi sendiri,

karenakan program ini menekankan pada nilai-nilai islam,

jadi ya harus faham dengan agama islam.

Nah yang menjadi faktor penghambatnya ini kita kekurangan

sumber daya manusia atau pekerja disini, misalnya posisi

saya disini terapis tapi juga merangkap jadi konselor terus

menerima santri baru, jadi ya kaya double gitu kerjaannya,

istilahnya engga terfokuslah bidang kerjanya.

9. Ustadz, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Responnya itu sangat baik, santri sangat bersyukur dengan

adanya terapi ini karena bisa pulih kembali.

10. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Ya ada perubahan secara jasmani, biasanya santri yang baru

masuk itu badannya lemes, kurus kerontang, kaya engga

keurus, tapi alhamdulillah setelah diterapi ada perubahan,

badannya seger, gemukan, terus juga bersih.

11. Ustadz, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Seperti yang tadi saya bilang, kondisi tubuhnya jadi lebih

seger, kuat. Karena sehabis diterapi gurat, santri diberikan

ramuan herbal untuk menghilangkan efek-efek yang dapat

merusak syaraf-syarafnya.

12. Ustadz, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi rambut santri bersih, rapih.

 

Page 176: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

13. Ustadz, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kalau kondisi kuku santri itu baik-baik aja, engga ada yang

aneh. Santri kukunya juga rajin dipotongin jadi kelihat rapi

dan engga kotor.

14. Ustadz, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Karena santri jadi rajin mandi, jadi kondisi kulitnya bersih,

wangi.

15. Ustadz, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Santri jadi lebih semangat dalam menjalankan aktivitas, kaya

kerja, sekolah, dan lainnya.

16. Ustadz, apakah santri santri yang pecandu narkoba

terlihat tidak cepat lelah dalam menjalankan

aktivitasnya?

Iya, santri lebih semangat, kuat, fit.

17. Ustadz, apakah berat badan santri yang pecandu

narkoba bertambah setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Iya, berat badannya nambah, karena nafsu makannya

bertambah. Disini selain diterapi.

18. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Engga ada penyakit dalam tubuh santri setelah ikut program

ini, karena santri kita kasih ramuan herbal dan insya Allah

khasiatnya manjur buat kesehatan.

19. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara rohani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulilah, santri banyak yang nerapin kegiatan disini,

kaya shalat, dzikir, ngaji, dan itu semua diterapin lagi oleh

santri yang udah lulus.

20. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya, tadi yang saya bilang, santri jadi lebih rajin ibadahnya.

 

Page 177: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

21. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan

Allah setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kalau orang udah dekat sama Allah, insya Allah lah bisa

ngejaga apa yang diajarin sama Allah dan ngejauhin apa

yang dilarang Allah.

22. Ustadz, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Santri dilingkungan rumah dan masyarakat dapat

bersosialisasi dengan baik, mungkin karena hati santri jauh

lebih baik dari sebelumnya.

23. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Insya Allah mampu, tapi ada juga yang WA saya buat minta

saran gimana-gimananya.

24. Ustadz, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Santri ingin hidupnya maju dan baik dari sebelumnya.

25. Ustadz, bagaimana emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah emosinya dapat terkontrol dengan baik,

karenakan hati santri udah diisi dengan dzikir, karena dzikir

itu dapat menenangkan hati.

26. Ustadz, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba

yang sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Karena data dari tahun 1998an kita engga ada secara formulir

kaya sekarang gini, formulir ini aja baru kita terapin ditahun

2015. Karena tadi, kurang fokus tugas pengurus disini dan

kurangnya jumlah pekerja disini. Kalau dikira-kira, mungkin

bisa ada sekitar tujuh ratusan kali.

27. Ustadz, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Harapan saya ya semoga program kaya ini dapat berkembang

dan maju.

 

Page 178: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

28. Ustadz, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah

Syahadah terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih

atau sembuh?

Kita ngelakuin kunjungan ke rumah santri, terlepas dari itu

kita juga tetap ngebangun komunikasi sama santri dan

keluarganya.

 

Page 179: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Sobari

Keterangan : Pekerja Sosial

Hari, Tanggal : Minggu, 20 Mei 2018

Jam : 10.15 s/d 10.45 WIB

Tempat : Mushollah Ponpes Hikmah Syahadah

1. Pak, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri yang

pecandu narkoba?

Tujuan terapi ini adalah untuk memulihkan dan

menyembuhkan santri dari penyalahgunaan narkoba. Karena

terapi ini lebih ke arah religi, otomatis santri diharapkan bisa

lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Santri juga

diarahkan untuk mengikuti perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya. Jadi, intinya supaya santri dapat kembali ke

jalan yang benar.

2. Pak, apakah tujuan dari program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

Tujuannya sih sudah tercapai gitu ya, artinya kita mesti ingat

juga yang namanya pemakai narkoba itu kan tidak bisa

dikatakan sembuh atau pulih secara total. Selama santri mau

mengikuti kegiatan di pesantren ini dengan benar dan mau

untuk berubah jadi lebih baik, insya Allah tujuan itu akan

tercapai.

3. Pak, apa indikator tercapainya program terapi ilahiyah

bagi santri yang pecandu narkoba?

Indikatornya ya santri tidak lagi menggunakan narkoba.

Terus ibadahnya juga jauh lebih rajin dari sebelumnya. Dapat

menjalankan kehidupan sebagaimana manusia normal.

4. Pak, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Manfaatnya itu kan, terapi ini lebih kearah keagamaan,

artinya yang tadinya santri jauh dari agama dan sang

pencipta, jadi bisa dekat dengan agama dan sang pencipta.

Bisa membedakan mana yang halal dan yang haram, mana

yang baik dan buruk. Terus juga santri bisa pulih kembali

dari kecanduan narkoba, bisa menghargai orang lain dan bisa

menghormati orang tua, karena kan rata-rata pemakai

narkoba itu melawan orang tua atau emosinya tidak dapat

dikontrol.

 

Page 180: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

5. Pak, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu

narkoba?

Menurut saya ya efektif, artinya kita tidak terpaku pada

pedoman dunia saja, tapi dunia dan akhirat kita pegang.

Jangan sampai alumni santri ketika turun ke masyarakat tidak

dapat beradaptasi dengan masyarakat.

6. Pak, apa yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat dari program terapi ilahiyah?

Faktor pendukungnya, adanya fasilitas yang cukup mewadai

untuk melaksanakan program ini. Bahkan ada fasilitas

keterampilan yang dapat diberikan kepada santri. Kalau

faktor penghambatnya, ketika awal masuk pesantren, santri

yang menggunakan narkoba itu sulit untuk diaturnya, apalagi

ketika disuruh mengikuti kegiatan program terapi ini.

Ditambah juga SDM kita yang minim, jadi perlu tenaga

ekstra untuk mengaturnya.

7. Pak, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Respon dari santri setelah mengikuti program ini

alhamdulillah baik. Santri kehidupannya jauh lebih baik dari

sebelumnya.

8. Pak, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Terlihatlah, jasmani santri jauh lebih baik setelah mengikuti

program terapi ini. Awal-awal masuk ada yang kurus, lemes,

kotor, jorok. Tapi alhamdulillah setelah mengikuti program

ini jadi lebih sehat dan bersih.

9. Pak, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi tubuh santri jauh lebih sehat, segar, dan gemuk dari

sebelum mengikuti terapi. Selama disini kan santri diberikan

ramuan herbal untuk menghilangkan racun-racun yang ada di

dalam tubuhnya, sehingga dapat menambah kebugaran

tubuh, daya tahan tubuh, nafsu makan.

10. Pak, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Ya kondisi rambut santri ya normal, rapi, terawat dan terjaga.

Artinya dapat menjaga penampilan.

 

Page 181: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

11. Pak, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kalau untuk masalah kuku, ya normal-normal aja tidak

parah. Jadi ya pertumbuhan kukunya itu normal.

12. Pak, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Setelah mengikuti program terapi ini, kondisi kulitnya

normal-normal aja tidak kusam. Jauh lebih bersih dari

sebelumnya, karena bisa merawat diri sendiri. Kalau

sebelumnya kan santri malas untuk mandi tapi setelah

mengikuti program ini mandinya jadi rajin sehingga kulitnya

jadi lebih bersih.

13. Pak, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Setelah mengikuti terapi ini, aktivitas dan produktivitas santri

jadi lebih bersemangat. Kalau sebelumnya kan masih ada

efek dari narkoba yang membuat santri malas untuk

melakukan kegiatan, sering banyak tidur, dan tidak

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, tapi

setelah diterapi jadi lebih baik dan bersemangat.

14. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Selama kegiatan terapi kan dikasih ramuan herbal untuk

mengeluarkan racun-racun yang ada di dalam tubuh santri,

ya jadi tidak ada penyakit di dalam tubuhnya, justru jauh

lebih sehat dari sebelumnya. Bahkan yang tadinya ada

penyakit dalam tubuh setelah minum ramuan herbal jadi

hilang penyakitnya.

15. Pak, apakah terlihat perubahan secara rohani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Ada perubahan, yang tadinya jauh sama Allah, setelah di

terapi jadi rajin ibadahnya, shalatnya, ngajinya.

16. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Oh iya jelas, yang tadinya tidak tau cara ibadah yang baik

dan benar, setelah diterapi jadi tau. Yang tadinya engga

pernah ibadah sekarang jadi rajin ibadahnya.

 

Page 182: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

17. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan

Allah setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Terapi ini kan mengajarkan juga kepada santri untuk takut

kepada Allah, jadi saya rasa santri mampu menjalankan

perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

18. Pak, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Santri setelah mengikuti terapi sudah bisa bersosialisasi

dengan baik sama keluarga dan masyarakat. Pecandu

narkoba biasanya mendapatkan judgment yang tidak enak

dari keluarga dan masyarakat. Namun karena disini terapi

menggunakan religi jadi kebiasaan yang dilakukan disantren

dibawa ke lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga

keluarga dan masyarakat dapat menerima santri dengan baik

tanpa harus mengejudgenya.

19. Pak, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Menghadapi masalahnya ya dengan cara yang baik, ketika

ada masalah sudah tidak lagi dengan cara emosional dan

menggunakan narkoba. Sudah bisa menyelesaikan dengan

cara yang lebih baik.

20. Pak, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Cara dan jalan pikiran santri ya ingin maju, artinya masa

harus begini-begini aja. Alumni santri sudah berpikir ingin

lebih maju, ingin bisa rajin bekerja, ingin ada perubahan

yang lebih maju.

21. Pak, bagaimana kondisi emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Emosional santri jauh lebih tenang dan dapat terkontrol

dengan baik.

22. Pak, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang

sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Kalau dihitung-hitung banyak juga, ada sekitar ratusan. Salah

satu contoh alumninya ya almarhum ustadz jefri.

 

Page 183: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

23. Pak, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Ya harapannya sih, kegiatan terapi ini kan bagus ya, tetap

terus berjalan. Dan harapan untuk alumni santrinya agar

tidak kembali lagi untuk menggunakan narkoba dan bisa

lebih maju dari sebelumnya.

24. Pak, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau

sembuh?

Kita juga melakukan home visit untuk bertanya kepada pihak

keluarga dan tetangganya tentang kehidupan santri setelah

ikut program ini, apakah ada perubahan atau tidak. Kita juga

tetap membangun komunikasi dengan baik sama santri dan

keluargnya. Terus juga ada santri yang masih suka datang ke

ponpes untuk silaturahmi dengan pak kiayi dan pengurus.

 

Page 184: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Rittah Riani Romdin

Keterangan : Tenaga Kerja Sosial

Hari, Tanggal : Senin, 28 Mei 2018

Jam : 15.55 s/d 16.25 WIB

Tempat : Kediaman KH. Drs. Romdin, MM.

1. Ka, apa tujuan dari program terapi ilahiyah bagi santri

yang pecandu narkoba?

Terapi ilahiyah adalah salah satu metode pengobatan untuk

santri yang terkena narkoba di Ponpes Hikmah Syahadah

yang bertujuan untuk penyembuhan secara fisik dan mental.

2. Ka, apakah tujuan dari program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

Sejauh ini tujuan dari terapi ilahiyah sudah tercapai dengan

banyaknya yang sembuh dari kecanduan narkoba dan

kembali hidup sehat tanpa narkoba.

3. Ka, apa indikator tercapainya program terapi ilahiyah

bagi santri yang pecandu narkoba?

Indikator pencapaiannya adalah kesembuhan secara fisik dan

mental santri.

4. Ka, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Manfaat yang diperoleh santri yaitu kepulihan yang

berangsur-angsur semakin membaik secara fisik dan mental .

5. Ka, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu

narkoba?

Sangat efektif untuk santri, karena selain fisik yang perlu

diobati mental dan sosial perlu untuk diperbaiki melalui

pendekatan agama yang sangat berperan penting dalam

kehidupan setiap individu.

6. Ka, apa yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat dari program terapi ilahiyah?

Lingkungan menjadi faktor pendukung karena lingkungan di

panti rehabilitasi mendukung penuh untuk kesembuhan

santri. Faktor penghambat terkadang muncul dari santri

sendiri yang tidak mau mengikuti program terapi ilahiyah.

 

Page 185: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

7. Ka, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Santri lebih sadar akan kebutuhannya untuk sembuh dan

berubah.

8. Ka, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Ya, santri terlihat lebih sehat dan bahagia.

9. Ka, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi tubuh santri jadi terlihat segar dan fit. Hal ini

dikarenakan sel-sel dalam tubuh santri aktif kembali dengan

baik. Selain itu, jasmani yang baik akan membuat tubuh

memiliki daya tahan tubuh yang baik.

10. Ka, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi rambut santri tumbuh dengan baik dan terjaga. Ini

dikarenakan santri rajin keramas dan mandi.

11. Ka, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi kuku santri tumbuh dengan normal. Santri rajin juga

untuk menggunting kukunya sehingga terlihat bersih.

12. Ka, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi kulit santri lebih bersih, sehat, dan tidak kusam. Hal

ini dikarenakan santri mandinya rajin.

13. Ka, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Aktivitas santri lebih bersemangat dan produktivitasnya lebih

bermanfaat untuk diri santri sendiri dan orang lain.

14. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Engga ada.

15. Ka, apakah terlihat perubahan secara rohani pada santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Tentu, pendekatan secara ilahiyah melatihnya secara rohani

agar memiliki kedekatan kepada Tuhan yang Maha Esa.

 

Page 186: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

16. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Ya meningkat.

17. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan

Allah setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Insya Allah iya. Selagi santri masih taat dalam menjalankan

ibadah, insya Allah santri akan menjalankan perintah Allah

dan mejauhi larangan Allah.

18. Ka, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi sosial santri di keluarga dan masyarakat cukup

terjalin dengan baik. Mungkin karena ketika diterapi

membuat hatinya jauh lebih tenang.

19. Ka, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Kebanyakan dari santri banyak berubah termasuk dalam hal

mengatasi masalah dalam dirinya sendiri.

20. Ka, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Santri lebih sadar akan kebaikan dan kewajiban diri santri

sendiri.

21. Ka, bagaimana kondisi emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Berangsur membaik dan mampu mengendalikan emosinya.

22. Ka, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba yang

sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Jumlahnya sudah mencapai ratusan.

23. Ka, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Mampu secara lebih cepat dan efektif menyembuhkan santri.

 

Page 187: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

24. Ka, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih atau

sembuh?

Melakukan pembekalan sebelum akhirnya santri

dikembalikan kepada keluarga dan lingkungan santri.

Melakukan komunikasi dengan pihak keluarga dan

berkunjung ke rumah santri.

 

Page 188: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Ade Sodiqin

Keterangan : Konselor

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Mei 2018

Jam : 13.45 s/d 14.15 WIB

Tempat : Mushollah Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

1. Ustadz, apa tujuan program terapi ilahiyah bagi santri

yang pecandu narkoba?

Untuk memulihkan santri secara jasmani dan rohani.

2. Ustadz, apakah tujuan program terapi ilahiyah sudah

tercapai bagi santri yang pecandu narkoba?

Alhamdulillah sudah tercapai, karena sudah ada santri yang

sembuh atau pulih dari sini.

3. Ustadz, apa manfaat yang diperoleh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Manfaatnya itu yang pertama lebih dekat dengan Allah,

mengerti unsur-unsur agama. Kedua mendapatkan kesehatan

tubuh. Dan ketiga yang tadinya mengkonsumsi narkoba

sekarang tidak lagi mengkonsumsi narkoba.

4. Ustadz, apakah program terapi ilahiyah efektif bagi

pemulihan atau penyembuhan santri yang pecandu

narkoba?

Menurut saya efektif, karena sudah ada santri yang dapat

dipulihkan.

5. Ustadz, apa yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat dari program terapi ilahiyah?

Faktor pendukungnya ya karena adanya motivasi dari pak

kiayi sehingga kita menjalankan program ini lillahita’ala.

Sedangkan faktor penghambatnya dari segi SDMnya masih

sangat minim disini, jadi kita suka kecapean untuk mengatasi

santri disini.

6. Ustadz, bagaimana respon santri yang pecandu narkoba

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah kesan yang kami dapat itu positif, karena

santri keluar dalam keadaan yang lebih baik dari sebelum dia

masuk ke ponpes ini.

 

Page 189: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

7. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara jasmani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah terlihat perubahan secara jasmani, seperti

badannya lebih gemuk, lebih sehat, dan lebih bugar.

8. Ustadz, bagaimana kondisi tubuh santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah kondisi tubuhnya jadi lebih fit, segar, dan

kuat.

9. Ustadz, bagaimana kondisi rambut santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Rambutnya dapat tumbuh dengan normal, tidak mudah

rontok. Alumni santri juga sudah dapat menjaga

penampilannya.

10. Ustadz, bagaimana kondisi kuku santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Kondisi kukunya baik-baik aja, kita juga disini suka

mengingatkan kepada santri untuk menggunting kukunya

agar terlihat lebih rapih.

11. Ustadz, bagaimana kondisi kulit santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah disini santri mandi sehari dua kali ya, jadi

kondisi kulitnya terlihat lebih bersih dan wangi.

12. Ustadz, bagaimana aktivitas dan produktivitas santri

yang pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Alhamdulillah aktivitas dan produktivitas santri setelah

mengikuti terapi ini jadi lebih bersemangat untuk

mewujudkan cita-citanya. Ada yang ingin bisa bekerja

seperti orang normal biasanya, ada juga yang ingin buka

usaha, terus ada juga yang ingin melanjutkan pendidikannya.

13. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba memiliki

penyakit di dalam tubuhnya setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah belum ada santri yang setelah mengikuti

terapi ini jadi memiliki penyakit di dalam tubuhnya dan

justru yang tadinya punya penyakit jadi hilang penyakitnya.

Karenakan disini santri diberikan ramuan herbal yang diracik

sendiri oleh pihak ponpes, dengan tujuan menghilangkan

racun-racun yang ada di dalam tubuh.

 

Page 190: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

14. Ustadz, apakah terlihat perubahan secara rohani pada

santri yang pecandu narkoba setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah, terlihat perubahan secara rohani dalam hal

beribadah kepada Allah SWT.

15. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba ibadahnya

meningkat setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Ya ada peningkatan dalam hal ibadah. Karenakan santri yang

sudah dinyatakan sembuh atau pulih, kita pengurus selalu

memberikan nasihat agar tidak meninggalkan ibadahnya dan

tetap melanjutkan kegiatan yang pernah dilakukan di ponpes

ini.

16. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan

Allah setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Ketika program ini dijalankan, santri kita berikan penjelasan

untuk bisa membedakan mana yang Allah perintahkan dan

mana yang Allah larang, yang mana halal dan mana yang

haram.

17. Ustadz, bagaimana kondisi sosial santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah, karena adanya perubahan secara perilaku,

yang tadinya buruk menjadi baik. Ketika santri kembali ke

keluarga dan masyarakat, kehadiran santri dapat diterima

dalam hal bergaul atau bersosialisasi.

18. Ustadz, apakah santri yang pecandu narkoba mampu

mengatasi masalahnya setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Santri kalau sedang ada masalah berusaha mengembalikan

masalahnya kepada Allah dengan meminta solusi atau jalan

keluar yang baik seperti apa dan bagaimana. Selain itu juga

ada yang datang ke pesantren untuk minta saran dari pak

kiayi terkait masalahnya.

 

Page 191: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

19. Ustadz, bagaimana cara dan jalan berpikir santri yang

pecandu narkoba setelah mengikuti program terapi

ilahiyah?

Cara dan jalan pikiran santri ya maunya maju dari

sebelumnya. Ada yang ingin jadi lebih bermanfaat untuk

keluarga dan masyarakat. Ada juga yang ingin menjalankan

hidup dengan normal, tanpa harus ketergantungan pada

narkoba.

20. Ustadz, bagaimana emosional santri yang pecandu

narkoba setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Selama terapi disini kita mengajarkan kepada santri untuk

perbanyak istighfar agar hati mereka bisa lebih tenang dan

adem, sehingga dapat mengontrol emosionalnya dengan baik.

21. Ustadz, berapa jumlah santri yang pecandu narkoba

yang sudah berhasil dipulihkan atau disembuhkan

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Waduh, kalau jumlah alumninya cukup banyak ya. Ada kali

empat ratusan lebih kalau dihitung dari tahun 2000an mah.

22. Ustadz, apa harapan kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Semoga program terapi ini tetap berjalan, bahkan kalau perlu

dapat diadopsi ditempat rehab yang tidak berbasis agama.

Karena menurut saya, setiap penyakit datangnya dari Allah

dan sembuhnya pun juga dari Allah.

23. Ustadz, apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah

Syahadah terhadap santri yang sudah dinyatakan pulih

atau sembuh?

Kita ada group alumni santri, kita tetap membangun

komunikasi baik dengan santri maupun pihak keluarganya.

Tetap mengontrollah apakah alumni santri ada yang kembali

lagi menggunakan narkoba atau tidak.

 

Page 192: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Sofian Hadi Ismail

Keterangan : Alumni Santri I

Hari, Tanggal : Minggu, 20 Mei 2018

Jam : 15.50 s/d 16.15 WIB

Tempat : Mushollah Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah

1. Siapa yang membawa bapak ke Ponpes Hikmah

Syahadah?

Yang membawa saya datang ke ponpes adalah keluarga.

2. Kenapa memilih untuk diterapi di Ponpes Hikmah

Syahadah?

Karena keluarga ingin saya bisa sembuh dari penggunaan

narkoba. Terus juga keluarga ingin saya bisa memperdalam

agama islam.

3. Apa manfaat yang bapak peroleh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Badan jadi lebih sehat dan ibadahnya jadi lebih rajin.

4. Apakah program terapi ilahiyah efektif untuk pemulihan

atau penyembuhan bapak?

Iya. Program ini cukup efektif untuk pengguna narkoba

seperti saya.

5. Apakah bapak mengalami perubahan secara jasmani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya betul ada perubahan pada badan saya, hati saya dan

pikiran saya.

6. Apakah kondisi tubuh bapak fit dan segar setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Alhamdulillah tubuh jadi lebih segar.

7. Apakah daya tahan tubuh bapak kuat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya. Alhamdulillah daya tahan tubuh jadi lebih kuat.

8. Apakah bapak tidak cepat lelah dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari?

Iya. Mungkin karena pola makan dan tidur yang teratur yang

ngebuat saya engga gampang capek.

 

Page 193: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

9. Apakah berat badan bapak bertambah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya betul. Nafsu makan saya jadi meningkat hingga membuat

badan saya jadi terlihat lebih gemuk dari sebelumnya.

10. Apakah rambut bapak tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Normal-normal aja.

11. Apakah rambut bapak mudah rontok setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Engga. Rambut saya engga gampang rontok setelah ikut

program terapi ini.

12. Apakah kuku bapak tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Tumbuh panjang. Saya juga suka guntingin kuku saya

biar kelihat bersih dan rapih.

13. Apakah kuku bapak mudah rapuh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Engga. Kuku saya engga gampang rapuh ko.

14. Apakah kulit bapak kusam setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Enggalah. Disini saya mandi dua kali sehari, jadi kulit kelihat

bersih dan engga kusam.

15. Apakah produktivitas bapak berjalan dengan normal

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Lebih bersemangat buat ngejalanin kerja.

16. Apakah bapak memiliki penyakit di dalam tubuh setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Engga. Justru tubuh saya jadi lebih sehat.

17. Apakah bapak mampu menjalankan aktivitas dengan

baik setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Aktivitas saya jadi lebih baik dan enak.

18. Apakah bapak mengalami perubahan secara rohani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah. Saya jadi rajin shalat dan ngaji. Sebelumnya

mah boro-boro mau shalat, niat buat shalat aja engga ada.

19. Apakah ibadah bapak meningkat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya jelas. Ibadah saya jauh lebih baik dari sebelum diterapi.

 

Page 194: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

20. Apakah bapak menjalankan perintah Allah setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Kegiatan keagamaan yang ada disini yang ngebuat saya

untuk tetap menjalakan apa yang Allah perintahkan. Terus

juga saya banyak dapat nasihat dari pak kiayi untuk tetap

patuh dan taat kepada Allah.

21. Apakah bapak menjauhi larangan Allah setelah menikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah insya Allah engga. Walaupun banyak banget

cobaan buat ngegunain narkoba lagi. Tapi saya ingat nasihat

dari pak kiayi untuk tetap patuh dan taat kepada Allah.

22. Apakah kamu mampu menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, orang lain, dan masyarakat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya. Saya bisa bersosialisasi dengan baik sama lingkungan di

keluarga dan di rumah.

23. Apakah bapak mampu mengatasi masalah sendiri setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Jelas. Sekarang kalau ada masalah saya cerita ke ustadz dede

minta saran dan solusi. Kalau dulu kan pas ada masalah

bawaannya mau pakai narkoba aja, tapi sekarang

alhamdulillah udah bisa nyelesaiin dengan cara yang lebih

baik.

24. Bagaimana cara dan jalan berpikir bapak setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Saya ingin maju dan sukses. Ada keinginan buat buka usaha

warung makan, biar hidup saya bisa lebih maju dari

sebelumnya.

25. Bagaimana emosional bapak setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah lebih tenang dan lebih adem.

26. Apa harapan bapak kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Semoga semakin banyak ponpes yang mau menerapkan

terapi seperti ini.

 

Page 195: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

27. Apa yang dilakukan Ponpes Hikmah Syahadah setelah

bapak dinyatakan pulih atau sembuh?

Pihak pesantren masih suka komunikasi dengan saya dan

keluarga, buat nanyain perkembangan saya setelah direhab.

Terus juga saya mau dikasih modal sama pak kiayi buat buka

usaha yang tadi saya bilang. Saya disini udah dianggap

seperti keluarga sendiri sama pak kiayi dan yang lainnya.

 

Page 196: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Muhammad Farid Salmon

Keterangan : Alumni Santri II

Hari, Tanggal : Minggu, 10 Juni 2018

Jam : 19.55 s/d 20.20 WIB

Tempat : Ruang Kantor Ponpes Hikmah

Syahadah

1. Siapa yang membawa kamu ke Ponpes Hikmah

Syahadah?

Orang tua yang ngebawa saya kemari.

2. Kenapa memilih untuk diterapi di Ponpes Hikmah

Syahadah?

Orang tua saya dapat rekomendasi dari nenek saya untuk

saya diterapi disini.

3. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Badan jadi sehat, hati jadi tenang, pikiran jadi jernih, ibadah

juga jadi rajin.

4. Apakah program terapi ilahiyah efektif untuk pemulihan

atau penyembuhan kamu?

Efektif banget. Karena memberikan manfaat buat pengguna

narkoba seperti farid.

5. Apakah kamu mengalami perubahan secara jasmani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Badan jadi lebih sehat, lebih seger.

6. Apakah kondisi tubuh kamu fit dan segar setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya betul. Badan jadi lebih fit, seger setelah ikut terapi ini.

7. Apakah daya tahan tubuh kamu kuat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya. Dulu kan pas masih make narkoba badan jadi lebih

gampang sakit, tapi sekarang alhamdulillah jadi lebih kuat.

8. Apakah kamu tidak cepat lelah dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari?

Engga. Jadi semangat sekarang kalau ngejalanin aktivitas.

9. Apakah berat badan kamu bertambah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah berat badan mah nambah.

 

Page 197: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

10. Apakah rambut kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Normal-normal aja sih tumbuhnya, engga ada yang aneh.

11. Apakah rambut kamu mudah rontok setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Kayanya engga rontok deh, normal-normal aja.

12. Apakah kuku kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya tumbuh kaya biasanya. Cuma sekarang farid suka

guntingin biar kelihatan rapih.

13. Apakah kuku kamu mudah rapuh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Engga kayanya.

14. Apakah kulit kamu kusam setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Kalau dulu mungkin iya, soaolnya males mandi. Tapi

sekarang udah rajin mandi jadi alhamdulillah udah kelihatan

lebih bersih dan engga kusem.

15. Apakah produktivitas kamu berjalan dengan normal

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya berjalan dengan normal, jadi lebih bisa bermanfaat.

16. Apakah kamu memiliki penyakit di dalam tubuh setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Engga. Dulu farid punya penyakit mag, tapi pas setelah

diterapi disini jadi hilang sakit magnya.

17. Apakah kamu mampu menjalankan aktivitas dengan

baik setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Aktivitasnya kaya lebih terjadwal dan teratur gitu.

18. Apakah kamu mengalami perubahan secara rohani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Alhamdulillah ada perubahan.

19. Apakah ibadah kamu meningkat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah meningkat. Dulu engga pernah shalat, ngaji,

tapi alhamdulillah setelah diterapi jadi rajin shalat dan ngaji.

20. Apakah kamu menjalankan perintah Allah setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah iya. Ini yang diajarin di ponpes ini.

 

Page 198: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

21. Apakah kamu menjalankan larangan Allah setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Insya Allah. Ini lagi usaha buat engga ngelakuin dosa, doain

aja biar farid bisa hijrah seutuhnya.

22. Apakah kamu mampu menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, orang lain, dan masyarakat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Dulu farid kurang menyusaikan diri dengan keluarga dan

tetangga, lebih suka menyendiri dari pada bersosialisasi, tapi

sekarang sudah bisa bersosialisasi.

23. Apakah kamu mampu mengatasi masalah sendiri setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Sekarang kalau ada masalah udah engga lagi lari ke

narkoba, tapi gimana masalah ini bisa selesai dengan cara

yang Allah suka.

24. Bagaimana cara dan jalan berpikir kamu setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Cara dan jalan berpikir farid sekarang jauh lebih baik dan

maju. Farid mau kuliah terus sukses, biar bisa ngebahagiain

keluarga.

25. Bagaimana emosional kamu setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Insya Allah udah bisa dikontrol emosinya.

26. Apa harapan kamu kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Jauh lebih baik dan bisa berkembang di seluruh Indonesia.

27. Apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap kamu setelah kamu dinyatakan pulih atau

sembuh?

Alhamdulillah tetap menyambung komunikasi dengan farid

dan keluarga.

 

Page 199: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

Nama Informan : Alfin Ferdiansyah

Keterangan : Alumni Santri III

Hari, Tanggal : Senin, 11 Juni 2018

Jam : 16.05 s/d 16.25 WIB

Tempat : Kediaman Alfin Ferdiansyah

1. Siapa yang membawa kamu ke Ponpes Hikmah

Syahadah?

Yang ngebawa saya kemari orang tua saya.

2. Kenapa memilih untuk diterapi di Ponpes Hikmah

Syahadah?

Kurang tau deh kenapa bisa memilih diterapi disini. Soalnya

kan saya dibawa kemari sama orang tua saya. Yang pasti sih

biar saya sembuh dari narkoba dan mungkin orang tua saya

juga ingin saya belajar agama islam kali.

3. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Banyak banget manfaat yang saya bisa dapat dari terapi ini.

Badan jadi lebih sehat, hati jadi lebih tenang, pikiran jadi

lebih jernih dan yang paling penting ibadah jauh lebih baik.

4. Apakah program terapi ilahiyah efektif untuk pemulihan

atau penyembuhan kamu?

Efektif. Terapi ini mampu nyembuhin pecandu narkoba

seperti saya.

5. Apakah kamu mengalami perubahan secara jasmani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Ada perubahan dalam diri saya, badan jadi lebih sehat.

6. Apakah kondisi tubuh kamu fit dan segar setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya bener. Tubuh jadi lebih fit dan segar.

7. Apakah daya tahan tubuh kamu kuat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya bener. Tubuh jadi lebih kuat.

8. Apakah kamu tidak cepat lelah dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari?

Alhamdulillah engga.

 

Page 200: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

9. Apakah berat badan kamu bertambah setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Iya bertambah. Dulu pas pertama kali datang kemari badan

saya kurus, sekarang pas keluar jadi gemuk kaya gini.

10. Apakah rambut kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya. Tumbuh dengan normal.

11. Apakah rambut kamu mudah rontok setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Engga kayanya.

12. Apakah kuku kamu tumbuh dengan normal setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya tumbuh dengan normal. Seminggu juga udah bisa

panjang lagi kukunya.

13. Apakah kuku kamu mudah rapuh setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Kayanya engga. Soalnya saya juga suka guntingin seminggu

sekali.

14. Apakah kulit kamu kusam setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah engga. Saya jadi rajin mandi, jadi kulit bersih.

Saya juga jadi suka pakai handbody gitu, biar kulit jadi

semakin bersih.

15. Apakah produktivitas kamu berjalan dengan normal

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya normal-normal aja. Saya jadi semangat untuk bekerja,

buat nabung beli ini beli itu.

16. Apakah kamu memiliki penyakit di dalam tubuh setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Engga ada penyakit pas ikut terapi ini.

17. Apakah kamu mampu menjalankan aktivitas dengan

baik setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Iya alhamdulillah. Aktivitas saya berjalan baik-baik aja.

18. Apakah kamu mengalami perubahan secara rohani

setelah mengikuti program terapi ilahiyah?

Tentu. Disini kan lebih menekankan pada keagamaan, jadi

otomatis nilai keagamaan saya juga bertambah.

19. Apakah ibadah kamu meningkat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah. Sekarang shalat rajin, ngaji juga rajin.

 

Page 201: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

20. Apakah kamu menjalankan perintah Allah setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Insya Allah. Mudah-mudahan saya bisa terus menjalankan

perintah Allah.

21. Apakah kamu menjauhi larangan Allah setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Insya Allah. Mudah-mudahan saya bisa ngejauhin apa yang

Allah larang.

22. Apakah kamu mampu menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, orang lain, dan masyarakat setelah mengikuti

program terapi ilahiyah?

Alhamdulillah. Kehidupan sosial saya berjalan dengan baik.

23. Apakah kamu mampu mengatasi masalah sendiri setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Insya Allah bisa. Tapi kalau masalahnya udah berat banget

saya minta saran sama pak kiayi dan ustadz dede.

24. Bagaimana cara dan jalan berpikir kamu setelah

mengikuti program terapi ilahiyah?

Yang pastinya ingin lebih maju dan berkembang dari

sebelumnya.

25. Bagaimana emosional kamu setelah mengikuti program

terapi ilahiyah?

Alhamdulillah emosi saya bisa dikontrol, lebih sering

ngucapin astagfirullah kalau lagi mau naik emosinya.

26. Apa harapan kamu kedepannya terkait program terapi

ilahiyah?

Semoga aja terapi ini bisa terus maju dan berkembang,

karena terbukti udah banyak yang dapat disembuhin pakai

terapi kaya gini.

27. Apa yang dilakukan oleh Ponpes Hikmah Syahadah

terhadap kamu setelah kamu dinyatakan pulih atau

sembuh?

Pengurus ponpes terus berkomunikasi sama saya dan

keluarga. Bahkan saya juga sering main ke ponpes, begitu

juga dengan pengurus ada yang pernah main ke rumah saya.

 

Page 202: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

DOKUMENTASI

 

Page 203: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 204: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 205: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 206: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 207: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 208: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 209: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

 

Page 210: EVALUASI PROGRAM TERAPI ILAHIYAH BAGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41311...Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat