27
EVALUASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PASAR GEDE SEBAGAI BAGIAN DARI PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SURAKARTA Dwiki Kuncara Jati (I0612013) Nurul Handayani (I0612035) Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, FT UNS 2014 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar mempunyai peranan vital dalam membentuk dan menjaga kestabilan perekonomian. Pasar hadir dan berkembang karena kebutuhan akan distribusi barang yang lebih cepat dan efisien dari produsen ke konsumen. Namun dalam keberlanjutannya, peran pasar bergeser menjadi lebih luas yaitu berfungsi sebagai pembentuk harga barang dan sarana promosi barang/jasa. Berdasarkan Perpres RI Nomor 112 tahun 2007 sendiri yang dimaksud pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Selanjutnya Perpres RI mendefinisikan pasar tradisional sebagai tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi (skala kecil) yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pasar tradisional yang selanjutnya akan disebut pasar, termasuk dalam klasifikasi fasilitas umum, yaitu fasilitas yang diadakan sebagai wadah untuk mempermudah terpenuhinya kebutuhan bersama dari masyarakat khususnya di bidang perekonomian. Karena itu, pelayanan pasar sebagai fasilitas umum harus diutamakan dengan memperhatikan unsur-unsur pelayanan publik di dalamnya. Pelayanan publik sendiri merupakan usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (A.S. Moenir 1995:7). Salah satu pasar yang telah melayani masyarakat di sekitarnya sejak lebih dari 50 tahun lalu adalah Pasar Gede Hardjonagoro di Kota Surakarta. Pasar tradisional dengan kelas I ini mendapat dukungan pemerintah Kota Surakarta untuk

Evaluasi Penyediaan Sarana Dan Prasarana Penunjang Pasar Gede

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PASAR GEDE SURAKARTA

Citation preview

EVALUASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PASAR GEDE SEBAGAI BAGIAN DARI PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SURAKARTA

Dwiki Kuncara Jati(I0612013)Nurul Handayani(I0612035)Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, FT UNS 2014

Bab 1 Pendahuluan1.1Latar BelakangPasar mempunyai peranan vital dalam membentuk dan menjaga kestabilan perekonomian. Pasar hadir dan berkembang karena kebutuhan akan distribusi barang yang lebih cepat dan efisien dari produsen ke konsumen. Namun dalam keberlanjutannya, peran pasar bergeser menjadi lebih luas yaitu berfungsi sebagai pembentuk harga barang dan sarana promosi barang/jasa. Berdasarkan Perpres RI Nomor 112 tahun 2007 sendiri yang dimaksud pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Selanjutnya Perpres RI mendefinisikan pasar tradisional sebagai tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi (skala kecil) yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pasar tradisional yang selanjutnya akan disebut pasar, termasuk dalam klasifikasi fasilitas umum, yaitu fasilitas yang diadakan sebagai wadah untuk mempermudah terpenuhinya kebutuhan bersama dari masyarakat khususnya di bidang perekonomian. Karena itu, pelayanan pasar sebagai fasilitas umum harus diutamakan dengan memperhatikan unsur-unsur pelayanan publik di dalamnya. Pelayanan publik sendiri merupakan usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (A.S. Moenir 1995:7).Salah satu pasar yang telah melayani masyarakat di sekitarnya sejak lebih dari 50 tahun lalu adalah Pasar Gede Hardjonagoro di Kota Surakarta. Pasar tradisional dengan kelas I ini mendapat dukungan pemerintah Kota Surakarta untuk menciptakan suasana kondusif dalam dunia usaha dengan tujuan menarik investasi dan kerjasama dari pihak swasta. Berdasarkan pasal 21 Perda Kota Surakarta Nomor 1 tahun 2010 tentang pengelolaan dan perlindungan pasar tradisional, fasilitas pasar digolongkan menjadi dua komponen, yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama meliputi: lahan, kios, sarana pemadam kebakaran, sarana parkir, jaringan listrik, drainase, sarana bongkar muat dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud komponen penunjang adalah jaringan telekomunikasi, space iklan, gudang, ruang terbuka hijau dan lain-lain. Dewasa ini kerap dijumpai sarana dan prasarana pasar yang tidak memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Kenyamanan dan keamanan masyarakat pasar (pembeli, pedagang, serta orang-orang yang berkegiatan di lingkungan pasar) terkadang mendapat prioritas yang kesekian kali dengan alasan kendala pembiayaan maupun kebutuhan yang belum mendesak. Di samping itu, gencarnya pembangunan pasar moderen membuat preferensi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional terancam semakin menurun sehingga perlu adanya inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasar tradisional. Melalui penelitian ini, penulis akan mengevaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan publik di Kota Surakarta dengan menggunakan teknik analisis swot. Teknik analisis swot digunakan untuk mengetahui lebih dalam potensi dan permasalahan yang ada pada sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede untuk selanjutnya dapat dirumuskan rencana program yang berorientasi pada peningkatan kualitas Pasar Gede sebagai pelayanan publik.

1.2Rumusan MasalahPasar sebagai fasilitas umum memiliki standard tersendiri untuk dapat melayani konsumen. Tinjauan mengenai standard pelayanan tersebut salah satunya dapat diidentifikasi melalui sarana dan prasarana penunjangnya. Dalam korelasinya dengan pelayanan publik, pasar merupakan salah satu bentuk pelayanan publik berupa pelayanan barang karena merupakan tempat berlangsungnya transaksi jual beli barang. Maka, ketersediaan sarana dan prasarana menjadi hal yang penting untuk diperhatikan agar aktivitas yang berlangsung di dalam pasar dapat terfasilitasi sebagai cerminan dari pelayanan publik yang baik.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini adalah :Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan publik di Kota Surakarta?

1.3Tujuan dan SasaranTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan publik di Kota Surakarta.Sasaran yang dicapai dalam mewujudkan tujuan di atas antara lain :1) Mengidentifikasi sarana dan prasarana penunjang pasar berdasarkan standard yang ada.2) Mengetahui dasar dasar pelayanan publik.3) Mengkaji penyediaan sarana dan prasarana penunjang di Pasar Gede untuk mencapai pelayanan publik yang baik.

Bab 2 Kajian TeoriPasar termasuk dalam golongan fasilitas umum yang diadakan untuk kepentingan umum guna memudahkan pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari hari. Sebagai bagian dari fasilitas umum, pasar memiliki unsur maupun faktor yang harus dipenuhi agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan publik, dalam hal ini adalah masyarakat pasar baik pembeli maupun pedagang yang beraktivitas di dalam pasar.2.1Pasar (Pasar Tradisional)Menurut Perpres RI Nomor 112 tahun 2007, pasar tradisional adalah tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi (skala kecil) yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Untuk mengakomodir perkembangan aktivitas di lingkungan pasar, peran sarana dan prasarana memiliki andil besar untuk menjamin keberlangsungan aktivitas tersebut. Sarana dan prasarana penunjang pasar merupakan bangunan dan instalasi yang disediakan untuk kepentingan pelayanan umum di lingkungan pasar yang kemudian dalam Perda Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1) Komponen Utama meliputi :a. lahan; b. kios; c. los; d. tempat dasaran tenda; e. jaringan listrik; f. drainase; g. sarana parkir; h. sarana bongkar muat;i. sarana ibadah;j. sarana kantor pengelola;k. sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan air bersih;l. sarana keamanan dan pengamanan;m. sarana pemadam kebakaran (hydrant);n. sarana kebersihan;o. sarana untuk orang yang mengalami keterbatasan fisik; danp. akses jalan dan pintu.

2) Komponen Pendukung meliputi :a. jaringan telekomunikasi;b. space iklan;c. gudang;d. pos pelayanan tera ulang alat Ukuran Takaran Timbangan dan Perlengkapan (UTTP);e. jalan dan/atau pintu darurat;f. alat transportasi (tangga, escalator/lift);g. pos pelayanan terpadu;h. pos pelayanan jasa; dani. ruang terbuka hijau.

2.2Pelayanan PublikDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :1) Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.2) Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.3) Publik berarti orang banyak (umum).Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) yang menyatakan bahwa pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S. Moenir (1995:8), unsur tersebut antara lain :1) Sistem, Prosedur, dan MetodePerlu adanya sistem informasi, prosedur, dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.2) PersonilKhusus tertuju pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin, dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan.3) Sarana dan PrasaranaDalam pelayanan publik diperlukan peralatan serta fasilitas pelayanan publik sesuasi dengan spesifikasi pelayanannya.4) Masyarakat sebagai PelangganDalam pelayanan publik masyarakat sebagai pelanggan sangatlah heterogen baik tingkat pendidikan maupun perilakunya.Timbulnya pelayanan publik dikarenakan adanya kepentingan yang bermacam-macam jenisnya. Berdasarkan keputusan MENPAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003 kegiatan pelayanan publik antara lain :1) Pelayanan Administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegraan, kepemilikan, dan lain-lain.2) Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik, seperti pasar, jaringan air bersih, dan lain-lain.3) Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain.

2.3Kriteria Penilaian Penyediaan Sarana dan Prasarana PasarBerdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ade Cahya tentang Penataan Pasar Tradisional tahun 2008, kriteria yang digunakan sebagai ukuran penilaian penataan pasar tradisional terdiri dari :1) Aksesibilitas, sebagai kriteria pertama yang dibutuhkan oleh para pengguna untuk memasuki atau memanfaatkan fasilitas pasar.2) Keamanan, kriteria penilaian pengguna terhadap tingkat kerentanan terhadap ancaman kriminalitas di dalam area pasar.3) Keselamatan, yaitu kriteria penilaian pengguna menyangkut jaminan akan keselamatannya dalam beraktivitas di dalam area pasar.4) Kesehatan, sebagai pertimbangan pengguna untuk mendapatkan kondisi pasar yang sehat.5) Kenyamanan, sebagai pertimbangan pengguna untuk mendapatkan rasa nyaman untuk melakukan aktivitas di dalam area pasar.6) Estetika, sebagai pertimbangan pengguna untuk mendapatkan nilai lebih dari estetika yang didapatkan saat beraktivitas dalam area pasar.7) Kecukupan, yaitu pertimbangan para pengguna untuk mendapatkan fasilitas pasar yang sesuai atau mencukupi untuk mendukung aktivitas dalam area pasar.

Bab 3 Medodologi PenelitianMetodologi penelitian adalah cara-cara atau metode untuk menemukan, mengembangkan, dan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses penelitian ini, metodologi yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu studi literatur dan observasi. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur pada proses penelitian ini dilakukan dengan pendalaman dokumen perundang-undangan, jurnal, artikel, maupun sumber tertulis lainnya yang memuat informasi terkait objek penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data berupa observasi dilakukan dengan mengadakan survei dan pengamatan langsung pada objek penelitian. Melalui observasi, peneliti dapat mengetahui gambaran kondisi nyata di lapangan sehingga dapat memperoleh data yang faktual.Teknik analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik analisis swot. Melalui analisis swot, potensi dan permasalahan terkait objek penelitian dapat teridentifikasi secara detail. Perumusan strategi penanganan menjadi lebih mudah karena dapat dirumuskan melalui persilangan swot..

Bab 4 Proses Aktivitas Manajemen Perkotaan4.1DataPasar Gede merupakan pasar tradisional skala I yang didirikan sejak jaman Mataram yaitu pada masa kepimpinan Paku Buwono ke-10 yaitu sekitar abad ke-18. Pasar yang mempunyai nama lengkap Pasar Gede Hardjonagoro ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya Kota Surakarta yang masih dipergunakan untuk aktivitas jual beli sehari-hari. Lokasi Pasar Gede sendiri terletak di daerah dengan dominasi masyarakat keturunan Tionghoa (Pecinan). Karakter ini ditandai dengan adanya kelenteng Vihara Avalokitevara Tien Kok Sie di sebelah selatan dari Pasar Gede.

Gambar 4.1 Lokasi Pasar GedeSumber : Citra Google EarthPasar Gede memiliki bangunan yang terpisah, kedua bangunan tersebut dipisahkan oleh Jalan Urip Sumoharjo dan dihubungkan dengan jembatan penyebrangan. Bangunan Pasar Gede yang berada di sebelah barat saat ini sedang berada dalam tahap pembenahan. Pasar Gede dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta serta Dinas Tata Ruang Kota Surakarta, mengingat bahwa bangunan Pasar Gede termasuk dalam bangunan cagar budaya.

Gambar 4.2 Denah Pasar GedeSumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

Selanjutnya sarana dan prasarana eksisting di Pasar Gede digolongkan menjadi dua, yaitu sarana dasar/pokok dan sarana penunjang. 1)Sarana Pokoka. Lahan, Kios, Los dan Dasaran Tenda.Pasar Gede didirikan pada lahan seluas 4000 m3 dan sekarang telah memiliki kios sebanyak 633 yang menampung kurang lebih 741 orang pedagang. Selain itu Pasar Gede merupakan pasar yang aktivitasnya terjadi dalam sebuah bangunan (los) sehingga tidak memerlukan tenda untuk mengantisipasi pengaruh cuaca.b. Jaringan listrik, sarana parkir dan drainaseKetersediaan jaringan listrik Pasar Gede dinilai sudah mampu melayani setiap kios dan ruko. Sedangakan untuk sarana parkir, Pasar Gede belum bisa menyediakan lahan khusus parkir terpadu, sehingga masih menggunakan badan dan bahu jalan sebagai parkir. Pengaruh yang langsung timbul adalah besarnya hambatan samping pada ruas-ruas jalan disekitar Pasar Gede yang kemudian menyebabkan kemacetan. Ruas-ruas jalan yang digunakan sebagai parkir adalah Jalan RE Martadinata, Urip Sumoharjo, Pasar Gede Utara dan Pasar Gede Barat. Untuk drainase, Pasar Gede dilengkapi dengan drainase tersier diluar pasar, namun dalam aktivitas pasar masih ditemui genangan pada titik tertentu.c. Sarana bongkar muat, sarana ibadah dan sarana kantor pengelola Dalam proses bongkar muat barang dagangan, Pasar Gede masih belum dilengkapi dengan ruang khusus yang disediaakan untuk kendaraan pengangkut. Pengaruhnya adalah sistem pergerakan orang maupun barang masih saling menumpuk dan terjadi kesmrawutan. Untuk sarana ibadah dan sarana kantor pengelola, Pasar Gede sudah menyediakan ruang khusus untuk Mushoala dan pengelola pasar (Kelurahan Pasar Gede). d. Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan air bersih, Sarana Keamanan dan Pengamanan dan Sarana Pemadam KebakaranPasar Gede sudah menyediakan sarana MCK pada pintu masuk dan keluar masing-masing 2 buah dan 2 lagi di lantai 2. Untuk menjamin keamanan dan pengamanan Pasar Gede dari tindak kriminal, Pasar Gede dilengkapi dengan pos satpam dan pos kepolisian di pintu masuk pasar. Sedangkan untuk mengantisipasi bencana kebakaran, Pasar Gede sudah dilengkapi dengan hydrant disetiap sisi ruangannya.e. Sarana Kebersihan dan Sarana untuk orang berkebutuhan khususUntuk ketersediaan sarana kaum difabel Pasar Gede sudah meyediakan sarana khusus berupa trek jalan tidak bertangga dan pola lantai khusus. Akan tetapi dalam kenyataannya, kondisi pasar yang penuh dan sesak meyebabkan sarana tersebut tertutup oleh lapak-lapak pedagang sehingga jauh dari kata inklusi. Untuk sistem pengakutan sampah Pasar Gede, pengelola pasar menyediakan tempat sampah sendiri yang selanjutnya akan diangkut di TPS diluar area Pasar Gede.2) Sarana PenunjangPasar Gede belum memiliki sarana penunjang pasar tradisional selain sarana pergudangan. Sarana ini terletak di lantai 2, bangunan timur pasar, berdekatan dengan sarana peribadatan. Selain pergudangan, beberapa sarana penunjang pasar penting yang belum ada adalah RTH dan pintu darurat. Fungsi dari RTH pasar adalah sebagai area hijau dan daerah resapan air. Selain itu RTH juga berfungsi mengembalikan kualitas lingkungan pasar.

4.2AnalisisBerdasarkan hasil observasi, berikut merupakan tabel evaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede yang ditinjau dari segi aksesibilitas, keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, estetika, dan kecukupan :

Tabel 4.1 Evaluasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Pasar GedeNo.KomponenKriteria

AksesibilitasKeamananKeselamatanKesehatanKenyamananEstetikaKecukupan

1.KiosMudah diakses oleh pengguna pasarKondisi kios baik, tidak mudah runtuh, tidak membahayakan keselamatanKios dagang belum dapat dikatakan bersih, masih dijumpai sampah berserakan di bagian bawah kiosTerdapat pembagian segmen kios berdasarkan barang yang diperdagangkanKios dagang berpola grid dibagian dalam pasar dan linear di bagian luar pasar. Namun terdapat beberapa pedagang yang menempati bagian tengah lorong sehingga mengurangi ruang untuk lalu lalang dan menimbulkan kesan semrawutUkuran kios mencukupi kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas

2.ListrikKabel penyalur listrik yang melintang di langit-langit pasar jaraknya sangat dekat dengan kios pedagang di lantai 2Kabel penyalur tidak tertata dengan rapiSeluruh kios dapat memanfaatkan energi listrik

3.ParkirTempat parkir mudah diakses, terdapat beberapa bagian untuk lahan parkir termasuk on street parking karena keterbatasan lahanAdanya petugas parkir yang menjaga keamanan kendaraanPetugas parkir yang mengatur keluar masuk kendaraan, mengarahkan kendaraan menuju atau keluar pasar agar tidak bersinggungan dengan kendaraan yang melintasi jalan rayaBelum semua area parkir dilengkapi dengan garis-garis pembatas parkirRuang parkir yang tersedia masih diusahakan untuk mencukupi kebutuhan dengan pengerahan petugas parkir

4.DrainaseDrainase di bagian timur pasar tidak berfungsi dengan baik karena dimensi saluran yang tidak sesuai standarTerdapat genangan air di dalam pasar karena adanya usaha makanan dan minuman pedagang yang melakukan aktivitas cuci piring di tempat yang tidak ada saluran pembuangannyaBelum mencukupi kebutuhan karena masih menimbulkan genangan di luar maupun di beberapa titik di dalam pasar

5.MushollaMusholla mudah ditemukan karena adanya papan penunjuk arahKondisi musholla baik dan tidak membahayakan keselamatanMusholla bersih dan bebas sampahTersedia peralatan solatMusholla tersedia namun ruangnya masih terlalu sempit

6.Kantor PengelolaMudah diakses dan ditemukanKondisi kantor baik, mudah menjangkau pintu keluar pasar untuk evakuasiKebersihan kantor terjaga, penerangan alami siang hari cukupTepat berada di bagian Pasar Gede yang menghadap ke Tugu JamLuasnya cukup memenuhi untuk digunakan sebagai kantor pengelola

7.ToiletToilet umum mudah ditemukan, yaitu dibagian pintu masuk dan keluar utama lantai 1 serta di lantai 2 dekat musholla dan kios pedanganKondisi toilet tidak membahayakan keselamatanToilet kurang bersih dan berbau tidak sedapToilet umum tersedia mencukupi kebutuhan pelanggan

8.Pos KeamananMudah ditemukan Kondisi pos baikTerdapat 2 pos keamanan di dalam Pasar Gede yaitu pos polisi dan pos keamanan pasar (satpam) yang telah mencukupi kebutuhan

9.Sarana Pemadam KebakaranLetak tabungpemadam dantempat hidranmudah diketahuipelanggan danpedagangTabung pemadam dantempat hidran tersedialengkap yang dapatmenjangkau seluruhwilayah pasar, serta terdapat alarm peringatanTabung pemadam dantempat hidran tersediamencukupi kebutuhan

10.Tempat SampahMinim tempat pembuangan sampah di dalam pasar sehingga di beberapa titik terlihat sampah berserakan dan menimbulkan bau tidak sedapBelum mencukupi kebutuhan

11.Sarana difabel Sarana difabel berupa jalur khusus yang dilengkapi dengan penanda petunjuk arah dialihfungsikan menjadi lapaak pedagangPemanfaatan jalur khusus difabel yang tidak sesuai dengan peruntukkannya

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2014

Dari hasil penilaian di atas, berikut merupakan perumusan kekuatan, kelemahan, peluang, serta hambatan terkait penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede :Kekuatan1) Pasar Gede termasuk dalam klasifikasi pasar kelas 1 di Kota Surakarta2) Mudah diakses dengan kendaraan umum maupun pribadi3) Terdapat sarana pemadam kebakaran berupa pompa hydrant, bel peringatan, serta tabung gas pemadam.4) Jumlah toilet umum sudah cukup memadai, terletak di pintu masuk dan keluar utama serta di lantai dua dekat musholla5) Akses pintu masuk dan keluar mudah dijangkau dan dilalui, terdapat pintu utama dengan lebar yang besar dan pintu-pintu kecil yang terletak di bagian utara bangunan pasar6) Terdapat jaringan listrik dan air bersih7) Pos keamanan dan kantor pengelola masih aktif beroperasi8) Terdapat papan penunjuk arah dan informasi blok pedagang yang mudah dipahamiKelemahan1) Masih dijumpai genangan air di dalam pasar2) Sampah sayur maupun plastik masih ditemukan berserakan di beberapa titik seperti tangga, lorong antara kios pedagang, di bawah konter pedagang3) Sarana aksesibilitas untuk difabel tidak berfungsi maksimal karena tertutupi lapak pedagang yang tidak memiliki kios tersendiri4) Drainase yang mengelilingi bangunan Pasar Gede terutama yang berada di sebelah timur dalam kondisi tidak layak5) Tidak adanya ruang terbuka hijau6) Lebar lorong menyempit karena kepadatan lapak pedagang yang cukup tinggi7) Sanitasi di dalam pasar belum memadai8) Masih dijumpai penggunaan blok perdagangan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya9) Lahan parkir yang terbatas10) Bagian lantai 2 Pasar Gede belum dimanfaatkan secara optimalPeluang1) Dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata karena kuatnya unsur sejarah yang membentuknya2) Program pengelolaan pasar dari dinas terkaitAncaman1) Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pengelolaan pasar2) Menjamurnya pasar moderen dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai

Tabel 4.1 Analisis SWOTFaktor EksternalFaktor Internal

Strengths (S)1) Pasar Gede termasuk dalam klasifikasi pasar kelas 1 di Kota Surakarta2) Mudah diakses dengan kendaraan umum maupun pribadi3) Terdapat sarana pemadam kebakaran berupa pompa hydrant, bel peringatan, serta tabung gas pemadam.4) Jumlah toilet umum sudah cukup memadai, terletak di pintu masuk dan keluar utama serta di lantai dua dekat musholla5) Akses pintu masuk dan keluar mudah dijangkau dan dilalui, terdapat pintu utama dengan lebar yang besar dan pintu-pintu kecil yang terletak di bagian utara bangunan pasar6) Terdapat jaringan listrik dan air bersih7) Pos keamanan dan kantor pengelola masih aktif beroperasi8) Terdapat papan penunjuk arah dan informasi blok pedagang yang mudah dipahamiWeakness (W)1) Masih dijumpai genangan air di dalam pasar2) Sampah sayur maupun plastik masih ditemukan berserakan di beberapa titik seperti tangga, lorong antara kios pedagang, di bawah konter pedagang3) Sarana aksesibilitas untuk difabel tidak berfungsi maksimal karena tertutupi lapak pedagang yang tidak memiliki kios tersendiri4) Drainase yang mengelilingi bangunan Pasar Gede terutama yang berada di sebelah timur dalam kondisi tidak layak5) Tidak adanya ruang terbuka hijau6) Lebar lorong menyempit karena kepadatan lapak pedagang yang cukup tinggi7) Sanitasi di dalam pasar belum memadai8) Masih dijumpai penggunaan blok perdagangan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya9) Lahan parkir yang terbatas10) Bagian lantai 2 Pasar Gede belum dimanfaatkan secara optimal11) Belum tersedianya sarana pergudangan

Opportunities (O)1) Dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata karena kuatnya unsur sejarah yang membentuknya2) Program pengelolaan pasar dari dinas terkait Mengembangan fungsi Pasar Gede sebagai sarana perekonomian sekaligus pariwisata Meningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede melalui program dinas terkait Menata sarana dan prasarana yang telah tersedia agar dapat berfungsi optimal guna kenyamanan masyarakat pasar Menertibkan penempatan kios pedagang sesuai dengan aturan yang berlaku

Threats (T)1) Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pengelolaan pasar2) Menjamurnya pasar moderen dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai Melakukan peremajaan sarana dan prasarana Pasar Gede untuk menguatkan image tradisional sebagai daya tarik masyarakat untuk tetap mengunjungi pasar tradisional Meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah tersedia untuk mencegah terjadinya kerusakan ataupun hal lain yang membutuhkan biaya besar Menerapkan peraturan yang tegas untuk meminimalisir pemanfaatan sarana dan prasarana di Pasar Gede yang tidak sesuai dengan fungsinya

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2014Sebagai pasar tradisional yang berdiri sejak zaman penjajahan, keberadaan Pasar Gede hingga saat ini menjadi ikon perkembangan aktivitas jual beli masyarakat Kota Surakarta yang turut menjadi saksi sejarah perkembangan masa. Pasar Gede pada dasarnya telah memiliki sarana dan prasarana penunjang yang wajib disediakan untuk kepentingan aktivitas di dalamnya. Namun seperti yang umum terjadi di Indonesia, sarana dan prasarana yang ada kurang diperhatikan pemeliharaannya sehingga seringkali dimanfaatkan untuk hal lain yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Selain itu seiring dengan perkembangan aktivitas di dalam pasar, penyediaan sarana dan prasarana terkadang belum mampu memfasilitasi kebutuhan yang ada sehingga masyarakat pasar berinisiatif untuk menyediakan sendiri kebutuhannya. Akibatnya, timbul masalah seperti menyempitnya lorong pasar karena dipenuhi pedagang yang tidak memiliki kios, genangan air yang disebabkan adanya usaha makanan dan minuman di dalam pasar sedangkan tidak ada saluran sanitasi yang melayaninya, serta tidak mengalirnya air buangan di bagian timur Pasar Gede karena saluran drainase yang tidak layak.Rencana penyediaan sarana dan prasarana pasar tidak hanya dibutuhkan saat proses pengadaan saja. Pada tahap pemanfaatan diperlukan pula monitoring agar fungsi dari sarana dan prasarana tersebut dapat berjalan maksimal. Kesadaran dari masyarakat pasar sendiri juga diperlukan walaupun pasar merupakan bentuk pelayanan publik. Kerjasama antar stakeholder untuk membangun suasana yang nyaman dan kondusif di dalam pasar dapat menjadi modal guna melestarikan pasar tradisional yang makin digempur dengan kemunculan pusat perbelanjaan moderen khususnya di kota-kota besar.

4.3StrategiStrategi penanganan sebagai bentuk evaluasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede sebagai bagian dari pelayanan publik di Kota Surakarta yang dirumuskan berdasarkan persilangan swot, yakni :1) Mengembangkan fungsi Pasar Gede sebagai sarana perekonomian sekaligus pariwisata.2) Meningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang Pasar Gede melalui program dinas terkait.3) Menata sarana dan prasarana yang telah tersedia agar dapat berfungsi optimal guna kenyamanan masyarakat pasar.4) Menertibkan penempatan kios pedagang sesuai dengan aturan yang berlaku.5) Melakukan peremajaan sarana dan prasarana Pasar Gede untuk menguatkan image tradisional sebagai daya tarik masyarakat untuk tetap mengunjungi pasar tradisional.6) Meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah tersedia untuk mencegah terjadinya kerusakan ataupun hal lain yang membutuhkan biaya besar.7) Menerapkan peraturan yang tegas untuk meminimalisir pemanfaatan sarana dan prasarana di Pasar Gede yang tidak sesuai dengan fungsinya.

4.4Implementasi, Monitoring, dan EvaluasiImplementasi pada penyediaan sarana dan prasarana Pasar Gede diatur dalam manajemen pengelolaan pasar yang dalam kasus ini merupakan tugas dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Selain Dinas Pengelolaan Pasar, stakeholder lain yaitu masyarakat sebagai konsumen pelayanan pasar, serta pihak ketiga yang umumnya memiliki keperluan komersial seperti promosi juga turut andil dalam pengelolaan pasar. Sebagai aparatur negara yang mengemban tugas dalam hal penyelenggaraan pengelolaan dan perlindungan pasar, Dinas Pengelolaan Pasar berkewajiban untuk :1) Menyusun perencanaan, program, pengembangan, dan evaluasi kebijakan pengelolaan pasar;2) Meyelenggarakan penataan, pembinaan, penertiban, pengawasan, dan evaluasi pasar;3) Menyusun kebutuhan sarana prasarana pasar;4) Mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan data informasi pengelolaan pasar;5) Menerbitkan KTPP, SHP, Tanda Bukti Pembayaran Retribusi; dan6) Memungut retribusi pasar pada pedagang.Sebagai konsumen pelayanan pasar baik sebagai pedagang maupun pembeli, masyarakat memiliki peran dalam pengelolaan pasar yaitu untuk memelihara dan mengawasi penyediaan sarana dan prasarana pasar. Pihak ketiga umumnya turut andil dalam menyediakan sarana dan prasarana pasar, seperti penyediaan papan penunjuk arah yang tersedia di dalam Pasar Gede yang merupakan kerjasama dengan Bank BRI.

TeknisInstitusiHukum/aturanAdministrasi/prosedurPembiayaan

PerencanaanRTBL, Renja SKPD Dinas Pengelolaan Pasar, RKPD Dinas Pengeloaan Pasar, DED Pasar GedeDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Paguyuban Pedagang Pasar Gede, MasyarakatPeraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TradisionalIdentifikasi isu Perumusan tujuan & sasaran Pengumpulan data analisis data identifikasi & evaluasi alternatif implementasi pemantauan &implementasiAPBD, Swasta

PengorganisasianRenja SKPD Dinas Pengelolaan Pasar, RKPD Dinas Pengeloaan PasarDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Gede Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TradisionalAPBD, Swasta

PelaksanaanDED Pasar Gede, RTBLDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Pedagang Pasar Gede, Masyarakat Pembeli Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD, Swasta

MonitoringDED Pasar Gede, RTBLDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Pedagang Pasar Gede, Masyarakat Pembeli Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD, Swasta

EvaluasiDED Pasar Gede, RTBL, Renja SKPD Dinas Pengelolaan Pasar, RKPD Dinas Pengeloaan PasarDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Pengelola Pasar Gede, Paguyuban Pedagang Pasar Gede, MasyarakatPeraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar TaradisionalAPBD, Swasta

Sumber : Hasil Rancangan Peneliti, 2014

Bab 5 PenutupPasar Gede merupakan pasar tradisional yang telah melayani masyarakat di Kota Surakarta selama lebih dari setengah abad. Seiring perkembangan aktivitas masyarakat, Pasar Gede sebagai sarana perekonomian dituntut untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat, salah satunya dicerminkan dari penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Bagi masyarakat yang telah terbiasa bepergian ke pasar tradisional, suasana pasar yang kurang beraturan dengan kebersihan ala kadarnya merupakan hal yang lumrah. Namun hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja mengingat perkembangan pusat perbelanjaan moderen saat ini yang lebih diminati masyarakat membuat eksistensi pasar tradisional sebagai pusat pelayanan perekonomian masyarakat menjadi tidak lagi terlihat.Beberapa inovasi tentunya dapat dilakukan guna meningkatkan pelayanan pasar khususnya Pasar Gede. Peremajaan sarana dan prasarana Pasar Gede untuk menguatkan image tradisional sebagai daya tarik masyarakat untuk tetap mengunjungi pasar tradisional adalah salah satunya. Inovasi tersebut dapat mendukung potensi pariwisata mengingat bangunan Pasar Gede sendiri yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya. Kerjasama stakeholder terkait pengelolaan pasar diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan Pasar Gede dengan koordinasi utama berasal dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang mendapatkan mandat dari Pemerintah Kota Surakarta.

Daftar PustakaMoenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta : Bina Aksara.Nurmandi, Achmad. 1999. Manajemen Perkotaan. Yogyakarta : Lingkaran.Perda Kota Surakarta No.1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan PasarPerda Kabupaten Gunungkidul No.4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan PasarPerpres RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar TradisionalTristyanthi, Ade Cahya. 2008. Arahan Perbaikan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bandung. Bandung : ITB.