Upload
nguyendien
View
239
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI KECERNAAN PAKAN DAN
PERTUMBUHAN IKAN PATIN Pangasius hypopthalmus
YANG DIBERI TEPUNG DAN EKSTRAK DAUN KAYU
MANIS Cinnamomum burmannii
RISKA DIANA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kecernaan
Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin Pangasius hypopthalmus yang Diberi Tepung
dan Ekstrak Daun Kayu Manis Cinnamomum burmannii adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Riska Diana
NIM C14110037
i
ABSTRAK
RISKA DIANA. Evaluasi Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin
Pangasius hypopthalmus yang diberi Tepung dan Ekstrak Daun Kayu Manis
Cinnamomum burmannii Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan DEDI JUSADI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan pakan dan
pertumbuhan ikan patin yang diberi pakan mengandung daun kayu manis
Cinnamomum burmannii dalam bentuk ekstrak dan tepung. Sepuluh ekor ikan patin
bobot rata-rata 11,24±0,02 g, ditebar dalam akuarium 40 cm x 50 cm x 35 cm. Ikan
diberi pakan dengan daun kayu manis dalam bentuk ekstrak 0,1%, tepung 1%, dan
tanpa pemberian daun kayu manis. Pemberian pakan secara at satiation dengan
frekuensi tiga kali sehari. Ikan dipelihara selama 60 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan mengandung ekstrak daun kayu manis
0,1% memiliki total bakteri di dalam usus sebesar 7,8 x107 cfu/g, lebih tinggi
dibandingkan dua perlakuan lainnya. Kecernaan protein pada perlakuan ekstrak
daun kayu manis tertinggi yaitu 94,79% dan memiliki kadar protein tubuh 58,72%.
Ikan yang mengkonsumsi ekstrak daun kayu manis 0,1% memiliki kadar protein
tubuh yang lebih tinggi dan kadar lemak yang lebih rendah (p<0,05). Pertumbuhan
ikan sama di semua perlakuan.
Kata kunci: Pangasius hypopthalmus, Cinnamomum burmannii, pertumbuhan,
kecernaan
ABSTRACT
RISKA DIANA. Evaluation of digestibility and growth performance in catfish
Pangasius hypopthalmus fed cinnamon leaf powder and extract (Cinnamomum
burmannii). Supervised by MIA SETIAWATI and DEDI JUSADI.
This research was conducted to evaluate the digestibility and growth
performance of catfish Pangasius hypopthalmus fed on Cinnamomum burmannii
leaf powder and extract. Ten catfish with an average body weight of 11.24±0.02 g
were stocked in to the 40 cm x 50 cm x 35 cm aquarium. Fish were fed on the diet
contained of 0.1% cinnamon extract, 1% cinnamon powder and without cinnamom
leaf. Fish were fed on those diets at satiation with times a day. Fish were cultured
for 60 days. The results showed bacterial total number in the gut of fish fed diet
contained 0.1% cinnamom leaf extract was 7.8 x107 cfu/g, greater than other
treatments. Protein digestibility in 0.1% cinnamon extract higher was 94,79% and
body protein 58,72%. Whole body of fish fed on cinnamom leaf extract contained
higher and lower fat. There was no different result in growth of catfish.
Keywords: Pangasius hypopthalmus, Cinnamomum burmannii, growth,
digestibility
ii
iii
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
EVALUASI KECERNAAN PAKAN DAN
PERTUMBUHAN IKAN PATIN Pangasius hypopthalmus
YANG DIBERI TEPUNG DAN EKSTRAK DAUN KAYU
MANIS Cinnamomum burmannii
RISKA DIANA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
iii
Judul Skripsi : Evaluasi Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin Pangasius
iihypopthalmus yang diberi Tepung dan Ekstrak Daun Kayu Manis
iiCinnamomum burmannii
Nama : Riska Diana
NIM : C14110037
Program Studi : Teknologi Dan Manajemen Perikanan Budidaya
Disetujui oleh
Dr Mia Setiawati
Pembimbing I
Dr Dedi Jusadi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Sukenda
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
Basah Nutrisi Ikan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor ini adalah “Evaluasi Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan
Ikan Patin Pangasius hypopthalmus yang Diberi Tepung dan Ekstrak Daun Kayu
Manis Cinnamomum burmannii”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi, di antaranya:
1. Ibu Dr Mia Setiawati, MSi dan Bapak Dr Dedi Jusadi, MSc selaku
pembimbing, Dr Ir Sri Nuryati, MSi selaku dosen penguji tamu yang telah
banyak memberi saran dan Dr Dinamella Wahjuningrum SSi., MSi selaku
dosen program studi atas arahan dan koreksinya.
2. Kedua orang tua yang tercinta, Bapak Murjih dan Ibu Siti Aminah, adik
tercinta Dina Melinda, nenek tersayang H. Sawi atas doa serta dukungannya.
3. Kepada Pak Wasjan dan mbak Retno yang telah banyak membantu analisis
di Laboratorium Nutrisi Ikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
kang Yosi yang telah membantu dalam pembuatan pakan.
4. Terima kasih kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
yang telah memberikan dana Hibah Penelitian Strategis Unggulan (PSU) An.
Dr Mia Setiawati dengan judul penelitian “Aplikasi Formulasi Pakan
Mengandung Daun Kayu Manis Cinnamomum burmannii Terhadap Kinerja
Pertumbuhan, Kesehatan, dan Kualitas Daging Ikan Patin Pangasius
hypopthalmus tahun anggaran 2015 No. 083/SP2H/PL/DIT.Litabmas/II/2015
untuk dosen IPB.
5. Kepada Dewi Yuniati, Hana Nafisah, Andini Yudita Sari, May Silvani N,
Muhammad Firdaus, Fajri Khairiz Z, Faaza Fatchan, Aldi Albarman,
Sulistyowati, Mukhlis, Hamzah Muhamad I, Dessy Pratiwi, Nurul Wulandari,
Wikke, Furqon, Fariz, Faiz Fahmi, Abda, dan Hilda sahabat tercinta atas
semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
6. Keluarga besar BDP 48 yang saya sayangi.
Semoga karya tulis ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
Riska Diana
iv
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vi
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
Latar Belakang................................................................................................ 1
Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
METODE........................................................................................................... 2
Pembuatan Pakan............................................................................................. 2
Pemeliharaan dan Pengamatan Ikan Uji......................................................... 3
Analisis Kimia................................................................................................ 4
Parameter Uji.................................................................................................. 5
Analisis Data................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 7
Hasil................................................................................................................. 7
Pembahasan.................................................................................................... 9
KESIMPULAN.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ 19
v
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1 Anova dan hasil uji Tukey bobot awal...................................................... 13 2 Anova dan hasil uji Tukey bobot akhir..................................................... 13 3 Anova dan hasil uji Tukey jumlah konsumsi pakan.................................. 13 4 Anova dan hasil uji Tukey efisiensi pakan................................................ 14 5 Anova dan hasil uji Tukey tingkat kelangsungan hidup............................ 14 6 Anova dan hasil uji Tukey laju pertumbuhan harian................................. 14 7 Anova dan hasil uji Tukey protein efisiensi rasio...................................... 15 8 Anova dan hasil uji Tukey kecernaan protein........................................... 15 9 Anova dan hasil uji Tukey kecernaan total................................................ 15 10 Anova dan hasil uji Tukey protein tubuh ikan........................................... 16 11 Anova dan hasil uji Tukey lemak tubuh ikan............................................. 16 12 Prosedur analisa proksimat......................................................................... 16
1 Komposisi nutrien pakan uji dalam presentase bobot kering..................... 3
2 Bobot awal rata-rata (Wo), bobot akhir rata-rata (Wt), jumlah konsumsi
pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP),
tingkat kelangsungan hidup (TKH), dan protein efisiensi ratio (PER)
pada ikan patin yang diberi tepng atau ekstrak daun kayu manis
dipelihara selama 60 hari...........................................................................
8
3 Kecernaan pakan pada ikan patin yang diberi tepung atau ekstrak daun
kayu manis dipelihara selama 60 hari.......................................................
8
4 Komposisi nutrien tubuh ikan patin (% bobot kering) yang diberi tepung
atau ekstrak daun kayu manis dipelihara selama 60 hari...........................
9
vi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu komoditas air
tawar yang telah banyak dibudidayakan. Produksi ikan patin di Indonesia dari tahun
2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu dari 109.685 sampai
410.684 ton (KKP 2013). Jumlah produksi yang semakin meningkat perlu
diimbangi dengan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu permasalahan pada
produk budidaya ikan patin yaitu kadar lemak tubuh ikan yang tinggi sehingga
sering kali kalah bersaing di pasar internasional. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas daging ikan patin yaitu memanfaatan daun kayu manis
Cinnamomum burmannii. Daun kayu manis mengandung tanin, eugenol, damar,
kalsium oksalat, safrole, dan sinamaldehid (Sufriadi 2006). Senyawa kimia yang
utama dalam daun kayu manis adalah sinamaldehid sebesar 60,17% (Wang et al.
2008). Sinamaldehid adalah senyawa penghambat aktivitas enzim a-glukosidase
yang bisa dikembangkan sebagai senyawa antidiabetes (Ngadiwiyana et al. 2011).
Penggunaan daun kayu manis dalam bentuk tepung dan ekstrak telah
dilakukan pada penelitian sebelumnya. Peningkatan kualitas daging terjadi setelah
pemberian tepung dan ekstrak daun kayu manis, telah dilakukan penelitian oleh
Hutama (2012) penambahan tepung daun kayu manis sebesar 0,75% pada ikan mas
memberikan hasil optimal terhadap kualitas (tekstur dan rasa) daging ikan mas.
Selanjutnya dilakukan penelitian lanjut tentang kayu manis yaitu penelitian Mala
(2014) menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kayu manis sebesar 1,5%
dapat menurunkan kecernaan total pada ikan mas. Berdasarkan hal tersebut,
penggunaan tepung daun kayu manis yang dicampurkan dalam pakan ikan secara
berlebihan dapat menurunkan kecernaan pakan (Mala 2014). Daun kayu manis
mempunyai zat anti nutrisi yang tinggi, salah satunya adalah tanin yang diduga
dapat menurunkan daya cerna pada ikan (Setiawati et al. 2014). Zat anti nutrisi
adalah zat yang menghambat pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
(Handajani dan Widodo 2010). Pada penelitian Zahrah (2014) menunjukkan bahwa
pada penambahan daun kayu manis 1% dalam pakan mampu meningkatkan
pertumbuhan ikan nila dan menurunkan kadar lemak daging seiring dengan
penambahan daun kayu manis. Penelitian Sakinah (2014) penambahan tepung daun
kayu manis 0,5% pada pemeliharaan ikan selama periode 40 hari dapat
meningkatkan kualitas tekstur dan protein daging dan memberikan pertumbuhan
ikan patin yang sama dengan kontrol.
Dosis terbaik penggunaan tepung daun kayu manis yaitu sebesar 1% dalam
pakan mampu meningkatkan kecernaan protein dan retensi protein, serta kualitas
nutrien tubuh ikan patin (Setiawati et al. 2014). Dosis terbaik penggunaan ekstrak
daun kayu manis sebesar 0,1% dalam pakan ikan patin mampu meningkatkan
retensi protein, efisiensi pakan dan menurunkan kandungan lemak tubuh pada ikan
patin (Rolin 2015). Pada saluran pencernaan ikan terdapat mikroba dalam jumlah
besar dengan aktivitas dan kapasitas metabolik yang sangat beragam yang dapat
memberi pengaruh positif maupun negatif pada fungsi fisiologis saluran pencernaan
(Aslamsyah et al. 2009). Namun sampai saat ini belum dilakukan pengujian daun
kayu manis dalam bentuk ekstrak terhadap kecernaan pakan serta pengaruhnya
2
terhadap aktivitas bakteri didalam saluran pencernaan ikan. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian penambahan ekstrak daun kayu manis 0,1% dan kontrol (tanpa
penggunaan tepung daun kayu manis) yang dibandingkan dengan tepung daun kayu
manis 1% terhadap pertumbuhan dan kecernaan pakan pada ikan patin.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kecernaan pakan dan
pertumbuhan ikan patin yang diberi daun kayu manis C. burmannii dalam bentuk
ekstrak atau tepung.
METODE
Pembuatan Pakan
Tepung dan Ekstrak Daun Kayu Manis
Daun kayu manis didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika (BALITTRO) Cimanggu, Bogor. Daun kayu manis dari spesies C.
burmannii dibersihkan dan selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven
dengan suhu 40 °C. Daun kayu manis yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan
dengan menggunakan mesin sampai menjadi tepung. Tepung daun kayu manis
mengandung tanin sebesar 2,74%, flavonoid sebesar 1,80%, dan saponin sebesar
2,32%.
Pembuatan ekstrak daun kayu manis dilakukan dengan menggunakan etanol
96%. Tepung daun kayu manis diekstraksi dengan menggunakan etanol 96%
dengan perbandingan 1:10 antara sampel dengan pelarut. Ekstraksi dilakukan
dengan metode maserasi selama 18 jam menggunakan shaker. Filtrat yang
didapatkan kemudian diuapkan dengan evaporator pada suhu 40 °C. Setelah
dilakukan evaporasi didapatkan ekstrak kental daun kayu manis (Rolin et al. 2015).
Ekstrak daun kayu manis mengandung tanin sebesar 1,30%, flavonoid sebesar
5,05%, dan saponin sebesar 3,65%.
Pakan Uji
Protein pakan uji sebagai perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan pakan komersil (31,75±0,86%) yang mengandung ekstrak dan tepung
daun kayu manis dengan dosis yang berbeda dan rasio energi/protein 13,31±0,16.
Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Sebagai pakan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
PK : Pakan kontrol, tanpa pemberian daun kayu manis
PE : Pakan dengan pemberian ekstrak daun kayu manis 0,1%
PT : Pakan dengan pemberian tepung daun kayu manis 1%
Pakan uji dibuat dengan cara repelleting. Dosis yang digunakan pada
penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Marlinda (2014) untuk dosis tepung
daun kayu manis dan Rolin (2015) untuk dosis ekstrak daun kayu manis. Pakan
komersil di repelleting sesuai dengan perlakuan dan ditambahkan vitamin C 0,1 %
dan binder (CMC) 1% kemudian dicampur hingga merata. Setelah pakan tercampur
rata, pakan dicetak kemudian dioven pada suhu 60 oC selama 4 jam. Pakan uji yang
3
telah dibuat kemudian dianalisis proksimat untuk mengetahui kadar nutrien yang
terkandung dalam pakan. Pakan uji diberikan selama 40 hari pemeliharaan. Berikut
ini merupakan hasil analisis proksimat pakan uji dalam bobot kering (Tabel 1).
Pakan Kecernaan
Pakan kecernaan dibuat sama dengan pakan uji untuk pertumbuhan. Pakan
kecernaan diberikan selama 20 hari setelah pemberian pakan uji pertumbuhan
selama 40 hari pemeliharaan. Dosis yang digunakan untuk pakan kecernaan sama
dengan uji pertumbuhan, yaitu PK; pakan tanpa pemberian daun kayu manis, PE;
pakan dengan penambahan 0,1% ekstrak daun kayu manis kedalam pakan, dan PT;
pakan dengan penambahan 1% tepung daun kayu manis. Pada pakan kecernaan
ditambahkan kromium oksida (Cr2O3) sebanyak 0,6% sebagai indikator. Pakan
kecernaan dibuat dengan cara repelleting. Pakan komersil di repelleting sesuai
dengan perlakuan dan ditambahkan vitamin C 0,1 %, binder (CMC) 1%, dan
kromium oksida (Cr2O3) sebanyak 0,6%, kemudian dicampur hingga merata.
Setelah pakan tercampur rata, pakan dicetak kemudian dioven pada suhu 60 oC
selama 4 jam.
Tabel 1Komposisi nutrien pakan uji dalam presentase bobot kering
Komposisi Nutrien
(%)
Pakan perlakuan pemberian daun kayu manis
Kontrol Ekstrak 0,1% Tepung 1%
Protein 31,63 32,66 30,96
Lemak 5,74 6,21 6,48
Kadar abu 10,09 9,60 8,62
Serat kasar 6,82 5,20 9,22
BETN 45,71 46,33 44,71
GE (kkal/kg)
C/P
4184,95
13,23
4312,23
13,20
4175,99
13,49 Keterangan :
GE = Gross Energy
1 g protein = 5,6 kkal GE
1 g karbohidrat = 4,1 kkal GE
1 g lemak = 9,4 kkal GE
C/P = Energi/Protein
BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Pemeliharaan dan Pengamatan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin dengan bobot
rata-rata 11,24±0,02 g. Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 40 cm x 50 cm
x 35 cm sebanyak 9 akuarium dengan volume 50 L. Setiap akuarium dilapisi dengan
plastik berwarna hitam untuk menghindari stres pada ikan uji. Pada setiap akuarium
dipasang heater yang diatur pada suhu 28 °C. Ikan uji diaklimatisasi selama dua
minggu dan diberi pakan kontrol sebanyak tiga kali sehari. Pemberian pakan
dilakukan pada pagi, siang dan sore hari yang diberikan secara at satiation. Setelah
masa adaptasi selesai, dilakukan penimbangan bobot awal ikan. Padat tebar ikan
yaitu 10 ekor/akuarium. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu
pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Pemeliharaan dilakukan
4
selama 60 hari dan dilakukan sampling setiap dua minggu sekali. Ikan yang mati
ditimbang bobotnya dan sisa pakan ditimbang setiap harinya untuk mengetahui
jumlah konsumsi dan efisiensi pakan ikan uji. Pada hari ke-60 dilakukan pengujian
TPC (Total Plate Count). Pengujian TPC, diambil dari organ tubuh ikan patin yaitu
bagian usus pada setiap perlakuan.
Analisis Kimia
Pada penelitian ini dilakukan analisis kimia meliputi analisis proksimat,
kualitas air, dan analisis kecernaan.
Analisis Proksimat
Analisis kimia yang dilakukan terdiri dari proksimat pakan uji dan ikan uji.
Analisis proksimat yaitu kadar air, serat kasar, lemak, protein dan abu. Analisis
kadar air dilakukan dengan pengeringan dalam oven dengan suhu 105-110oC
selama 6 jam, serat kasar dengan metode pelarutan asam dan basa kuat serta
pemanasan, protein dengan metode Kjeldahl, lemak kering dilakukan dengan
metode Soxchlet, lemak basah dengan metode Folch, kadar abu dengan pemanasan
sampel dalam tanur 600oC (Takeuchi 1988). Pada uji proksimat tubuh ikan, diambil
tiga ekor ikan pada setiap perlakuan.
Kualitas Air
Selama pemeliharaan ikan dilakukan pengujian kualitas air. Pengukuran
kualitas air pada parameter suhu dilakukan setiap hari. Pada pengukuran total
amonia nitrogen (TAN) dan oksigen terlarut dilakukan tiga kali selama
pemeliharaan. Selama pemnelitian kondisi media ikan uji yaitu berkisar 28-30 ºC,
oksigen terlarut berkisar 5,2-7,8 mg/L, pH berkisar 6,79-8,01 unit, dan amonia
berkisar 0,004-0,09 mg/L.
Analisis Kecernaan
Uji kecernaan dilakukan secara terpisah dengan uji pertumbuhan. Setelah 5
hari masa adaptasi pakan yang mengandung Cr2O3 yang diberikan pada ikan uji
selanjutnya feses mulai dikumpulkan setiap hari, yang dilakukan 15-30 menit
setelah pemberian pakan. Pengumpulan feses dilakukan selama 30 hari.
Penyimpanan feses ikan dilakukan dalam freezer. Setelah feses ikan terkumpul
selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven suhu 110 ºC selama 4-6 jam.
Analisis Cr2O3 terhadap feses yang sudah dikeringkan dilakukan dengan metode
oksidasi. Kemudian dilakukan pembacaan nilai absorban kecernaan dengan
bantuan alat spektofotometer pada panjang gelombang 350 nm (Takeuchi 1988).
5
Parameter Uji
Laju Pertumbuhan Harian
Untuk mengetahui laju pertumbuhan harian, bobot ikan ditimbang saat awal
dan akhir perlakuan kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Laju pertumbuhan
harian (α) ikan dapat dihitung menggunakan rumus (Halver & Hardy 2002):
α (%)= ( √Wt
Wo
t− 1) x 100
Keterangan : α = Laju pertumbuhan harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ika pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g)
t = Periode pengamatan (hari)
Jumlah Konsumsi Pakan
Jumlah konsumsi pakan ikan uji dihitung dengan cara menimbang jumlah
pakan yang dimakan oleh ikan. Jumlah konsumsi pakan (JKP) dapat dihitung
menggunakan rumus :
JKP (g) = Jumlah pakan awal (g) – Jumlah pakan akhir (g)
Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan merupakan pertambahan bobot per jumlah konsumsi pakan
persatuan unit. Perhitungan efisiensi pakan dihitung berdasarkan persamaan
(Halver & Hardy 2002):
EP (%) = Pertambahan Bobot (gram)+ikan yang mati (gram)
Jumlah Konsumsi Pakan (gram) x 100
Tingkat Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup ikan diamati setiap hari hingga akhir pemeliharaan.
Perhitungan kelangsungan hidup dihitung berdasarkan persamaan :
TKH (%) = ∑ Nt
∑ No x 100
Keterangan : Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
No = Jumlah ikan awal (ekor)
Kecernaan Total
Kecernaan total dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Halver & Hardy
2002):
KT(%)=1-%krom dalam pakan
%krom dalam feses x 100
6
Kecernaan Protein
Kecernaan protein dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Halver &
Hardy 2002):
KP(%) = 1 − (% krom dalam pakan
%protein dalam pakan X
%protein dalam feses
%krom dalam feses) X 100
Protein Efisiensi Rasio
Protein efisiensi ratio (PER) dihitung menggunakan rumus Webster (2002):
PER =Bt − Bo
Pi
Keterangan: PER = Protein Efisiensi Rasio
Bt = Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g)
Bo = Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)
Pi = Bobot protein pakan yang dikonsumsi (g)
Total Bakteri di Usus
Usus ikan uji sebanyak 0,1 gram digerus dan dimasukan pada larutan PBS 0.9
ml, lalu dihomogenisasi dengan vortex. Selanjutnya campuran larutan sebanyak 0.1
ml dipipet dan dilakukan pengenceran berseri. Sebanyak 0.05 ml campuran tersebut
dipipet dan disebar merata pada media TSA (tryptic soy agar). Populasi bakteri
yang tumbuh dapat diketahui dalam colony forming unit (CFU) dan dihitung
dengan rumus berikut :
TPC=Jumlah bakteri
Volume inokulasi x pengenceran yang dihitung
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 3
perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan MiniTab ver 16.0. Untuk
mengetahui pengaruh antar perlakuan data dianalisis menggunakan ANOVA dan
dilanjutkan uji Tukey dengan selang kepercayaan 95%. Parameter yang dianalisis
statistik secara kuantitatif adalah laju pertumbuhan harian (LPH), jumlah konsumsi
pakan (JKP), efisiensi pakan (EP), tingkat kelangsungan hidup (TKH), kecernaan
total, kecernaan protein, protein tubuh ikan, lemak tubuh ikan dan protein efisiensi
ratio (PER). Sedangkan parameter yang dianalisis secara deskriptif adalah TPC
(Total Plate Count) dan komposisi proksimat tubuh ikan uji seperti kadar air, serat
kasar, kadar abu dan BETN.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada Gambar 1 terlihat grafik batang bobot rata-rata individu ikan patin
selama pemeliharaan 60 hari dengan pemberian pakan ekstrak 0,1% dan tepung 1%
daun kayu manis. Berdasarkan Gambar 1 bobot rata-rata individu ikan patin selama
pemeliharaan terlihat ikan yang diberi ekstrak daun kayu manis 0,1% dan tepung
daun kayu manis 1% mengalami pertumbuhan yang sama dibandingkan dengan
kontrol.
Gambar 1 bobot individu ikan patin selama pemeliharaan
Berikut ini merupakan data hasil pengamatan kinerja pertumbuhan pada ikan
patin yang dipelihara selama 60 hari disajikan pada Tabel 2. Pada hasil penelitian
yang dilakukan selama 60 hari ikan mengalami pertumbuhan dari 11,24 g menjadi
42,27-49,82 g. Namun demikian, pemberian daun kayu manis dalam bentuk tepung
atau ekstrak ke dalam pakan menunjukkan parameter kinerja pertumbuhan hasil
yang sama antar perlakuan (P>0,05).
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
0 20 40 60
Bo
bo
t ra
ta-r
ata
ind
ivid
u i
kan
pat
in
(gra
m)
Waktu sampling (hari)
Kontrol
Ekstrak 0,1%
Tepung 1%
8
Tabel 2 Bobot awal rata-rata (Wo), bobot akhir rata-rata (Wt), jumlah konsumsi
pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), tingkat
kelangsungan hidup (TKH), dan protein efisiensi ratio (PER) pada ikan patin
yang diberi tepung atau ekstrak daun kayu manis dipelihara selama 60 hari.
Parameter
Perlakuan daun kayu manis (%)
Kontrol Ekstrak 0,1% Tepung 1%
Wo (g/individu) 11,24±0,25a 11,24±0,1a 11,25±0,13a
Wt (g/individu) 42,27±8,81 a 49,82±5,24 a 45,07±8,07 a
JKP (g/individu) 57,92±3,32 a 60,39±2,38 a 57,37±3,92 a
LPH (%) 2,20±0,36 a 2,33±0,30 a 2,51±0,19 a
EP (%) 57,72±7,31 a 63,72±6,36 a 58,51±9,92 a
TKH (%) 95,00±5,00 a 100,00±0,00 a 100±0,00 a
PER 1,91±0,38 a 2,16±0,19 a 2,11±0,32 a
Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan antar
perlakuan (P<0,05)
Hasil kecernaan pakan dan total bakteri ikan patin selama pemeliharaan 60
hari dengan pakan yang mengandung daun kayu manis disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa kecernaan total pada perlakuan ekstrak
0,1% dan kontrol sama yaitu 82,01-82,17% sedangkan, kecernaan total pada
perlakuan tepung daun kayu manis terendah (p<0,05). Kecernaan protein memiliki
nilai tertinggi pada perlakuan ekstrak 0,1% yaitu sebesar 94,79±0,34%, (p<0,05).
Sejalan dengan kondisi total bakteri di usus ikan patin pada ekstrak tertinggi yaitu
sebesar 7,8 x107 cfu/g dan nilai terendah yaitu pada perlakuan tepung sebesar 1,2
x105 cfu/g.
Tabel 3 Kecernaan pakan pada ikan patin yang diberi tepung atau ekstrak daun kayu
manis dipelihara selama 60 hari.
Parameter
Perlakuan daun kayu manis (%)
Kontrol Ekstrak 0,1% Tepung 1%
Kecernaan Total (%)
Kecernaan Protein (%)
82,01±0,64 a
91,04±0,34 b
82,17±1,33 a
94,79±0,34 a
72,82±2,53 b
90,61±1,37 b
Total bakteri (cfu/g) 2 x107 7,8 x107 1,2 x105
Keterangan : huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan antar
perlakuan (P<0,05)
Hasil proksimat tubuh ikan patin selama pemeliharaan 60 hari yang disajikan
Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hasil proksimat ikan uji setelah
pemeliharaan 60 hari menunjukkan nilai protein pada ekstrak berbeda nyata
terhadap kontrol (P<0,05). Nilai lemak tubuh ikan pada perlakuan ekstrak terendah
dan berbeda nyata terhadap kontrol dan tepung (P<0,05).
9
Tabel 4 Komposisi nutrien tubuh ikan patin (% bobot kering) yang diberi tepung
atau ekstrak daun kayu manis dipelihara selama 60 hari.
Parameter
Perlakuan daun kayu manis (%)
Kontrol Ekstrak 0,1% Tepung 1%
Protein (%) 54,77±0,26b 58,72±0,38a 56,99±1,79ab
Lemak (%) 29,49±0,99b 24,31±0,44a 29,42±2,80b
Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan antar
perlakuan (P<0,05)
Pembahasan
Hasil penelitian pada Tabel 2 yang didapatkan pada jumlah konsumsi pakan,
laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, tingkat kelangsungan hidup, dan protein
efisiensi ratio (PER) diuji secara statistik menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata (P>0,05, Lampiran 1-7). Kinerja pertumbuhan pada perlakuan ekstrak 0,1%
dan tepung 1% sama dengan kontrol. Hal tersebut sama dengan penelitian Marlinda
(2014) yaitu laju pertumbuhan harian ikan patin yang diberi pakan mengandung
daun kayu manis sama dengan pakan tanpa pemberian daun kayu manis. Jumlah
konsumsi pakan yang sama menghasilkan laju pertumbuhan yang sama pada setiap
perlakuan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Zahrah 2014) bahwa
peningkatan laju pertumbuhan harian dipengaruhi oleh peningkatan nilai jumlah
konsumsi pakan. Hal tersebut menunjukkan perlakuan ekstrak atau tepung daun
kayu manis tidak mempengaruhi nafsu makan pada ikan patin. Pemberian daun
kayu manis dalam pakan tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ikan
patin.
Total bakteri pada usus ikan patin yang terendah yaitu pada perlakuan tepung
sebesar 1,2 x 105 cfu/g. Hal tersebut diduga karena kadar flavonoid, tannin, dan
saponin yang lebih tinggi pada perlakuan tepung. Berdasarkan analisis fitokimia
bahan ekstrak daun kayu manis 0,1% mengandung tanin sebesar 0,0013%,
flavonoid sebesar 0,0051% dan saponin sebesar 0,0037%. Sedangkan pada tepung
kayu manis 1% mengandung tanin sebesar 0,0274%, flavonoid sebesar 0,0180%,
dan saponin sebesar 0,0232%. Dilihat dari hasil tersebut kandungan flavonoid, tanin
dan saponin pada perlakuan tepung lebih besar dibandingkan dengan perlakuan
ekstrak daun kayu manis. Bakteri di usus ikan patin pada perlakuan tepung lebih
ada efek mematikan terhadap bakteri. Kemampuan tanin untuk membentuk
kompleks dengan protein berpengaruh negatif terhadap fermentasi rumen dalam
nutrisi ternak ruminansia. Tanin dapat berikatan dengan dinding sel
mikroorganisme rumen dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau
aktifitas enzim (Smith et al. 2005). Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan
Sufriadi (2006) daun kayu manis dapat menghambat tumbuhnya bakteri.
Nilai kecernaan protein pada perlakuan ekstrak daun kayu manis mengalami
peningkatan sebesar 4,12% dibandingkan perlakuan kontrol. Hal tersebut diduga
karena jumlah bakteri pada usus ikan patin pada ekstrak lebih banyak yaitu sebesar
7,8x107 cfu/g yang menyebabkan kecernaan protein didalam pencernaan menjadi
meningkat dibandingkan kontrol. Diduga pada perlakuan ekstrak daun kayu manis
jumlah bakteri yang lebih banyak hidup pada usus ikan patin merupakan mikroba
penghasil enzim protease sehingga kecernaan protein perlakuan ekstrak menjadi
10
meningkat dibandingkan dua perlakuan lainnya. Mikroba yang termakan dan
masuk ke dalam saluran pencernaan berperan dalam meningkatkan kecernaan
nutrien pakan melalui enzim pencernaan eksogen yang disekresikannya. Mikroflora
merupakan mikroorganisme yang secara alamiah menghuni saluran pencernaan
makhluk hidup. Mikroflora terdiri atas mikrob dalam jumlah besar, dengan aktivitas
dan kapasitas metabolik yang sangat beragam, serta yang dapat memberi pengaruh
positif maupun negatif pada fungsi fisiologis pada saluran pencernaan (Aslamsyah
et al. 2009). Tingginya kecernaan protein pada perlakuan ekstrak daun kayu manis
seiring dengan tingginya protein tubuh ikan patin sebesar 6,72% dibandingkan
dengan kontrol.
Untuk nilai kecernaan total memberikan nilai berbeda nyata (P<0,05), pada
perlakuan ekstrak dan kontrol berbeda nyata terhadap perlakuan tepung. Kecernaan
total pada perlakuan tepung mengalami penurunan sebesar 11,21% dibandingkan
kontrol. Hal tersebut menunjukkan karena adanya zat anti nutrisi dalam pakan
perlakuan tepung daun kayu manis. Zat anti nutrisi adalah zat yang menghambat
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan (Handajani dan Widodo 2010).
Marlinda (2014) menyebutkan bahwa daun kayu manis mempunyai zat anti nutrisi
seperti tanin, askorbil palmitat, dan kalsium oksalat. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Setiawati et al. (2014) bahwa zat anti nutrisi pada daun kayu manis,
salah satunya adalah tanin diduga dapat menurunkan daya cerna pada ikan. Selain
itu penyebab kecernaan total rendah yaitu karena jumlah bakteri pada perlakuan
tepung lebih rendah dibandingkan dua perlakuan lainnya.
Pada perlakuan tepung dan ekstrak daun kayu manis memiliki kandungan
sinamaldehid sebesar 59,46% dan 5,86% (Rolin 2015). Penurunan kadar lemak
tubuh ikan pada perlakuan ekstrak sebesar 17,56% dibandingkan kontrol. Hal
tersebut diduga ekstrak daun kayu manis dapat menurunkan kadar lemak yang
tersimpan dalam tubuh ikan patin. Ekstrak etanol cassia vera Cinnamomum
burmanii Ness ex Blume berpotensi sebagai anti-hiperkolestrolemia karena mampu
menurunkan kolesterol dan mampu mencegah terjadinya perlemakan pada hati
kelinci (Azima 2004). Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan Kondoy et al.
(2013) ekstrak etanol daun kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa dikarenakan dalam ekstrak
daun kayu manis mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi untuk
merangsang pengaktifan insulin. Perlakuan ekstrak daun kayu manis memilki
kecernaan pakan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tepung daun kayu manis,
sehingga kandungan sinamaldehid dalam pakan diserap dengan baik. Hal tersebut
dapat menyebabkan menurunnya kadar lemak pada tubuh ikan patin. Pada
perlakuan tepung daun kayu manis terjadi penurunan lemak sebesar 0,24%
dibandingkan kontrol. Hal tersebut disebabkan kecernaan total dan total bakteri
pada usus ikan patin pada perlakuan tepung daun kayu manis rendah dibandingkan
kontrol sehingga nutrien yang tercerna sedikit, sehingga sinamaldehid dalam pakan
tidak terserap dengan baik.
11
KESIMPULAN
Penambahan ekstrak daun kayu manis 0,1% dalam pakan mampu
meningkatkan kecernaan pakan sebesar 4,12% dan menurunkan kadar lemak
sebesar 17,56% dalam tubuh ikan patin. Namun memberikan hasil yang sama dan
tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ikan patin.
DAFTAR PUSTAKA
Aslamsyah S et al. 2009. Mikroflora saluran pencernaan ikan gurame
(Osphronemus gouramy Lacepede). Torani. Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan. 19(1):66-73.
Azima F, D. Muchtadi, F.R. Zakaria, B.P. Priosoeryanto. 2004. Potensi anti-
hiperkolesterolemia ekstrak cassia vera (Cinnamomum burmanii Ness ex
Blume). Jurnal Teknologi dan Industri pangan. 15: 145-153.
Halver JE, Hardy RW. 2002. Fish nutrition: Third Edition. California (USA):
Academic press.
Handajani H, Widodo W. 2010. Nutrisi Ikan. Malang (ID): UMM press.
Hutama AA. 2012. Pengaruh pemberian daun kayu manis terhadap pertumbuhan
dan kualitas daging ikan mas. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
KKP.2013. Volume produksi mas-kakap-bandeng-patin
http://www.djpb.kkp.go.id/download/Statistik%20MAS,%20KAKAP,%20B
ANDENG,%20PATIN.pdf. [16 Desember 2014].
Kondoy S, Adeanne W, Widdhi B. 2013. Potensi ekstrak etanol daun kayu manis
(Cinnamomum burmanii) terhadap penurunan kadar glukosa darah dari tikus
putih jantan (rattus norvegicus) yang di induksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2(3):2302-2493.
Mala A N. 2014. Evaluasi kecernaan total dan kadar nutrien daging ikan mas
(Cyprinus carpio) yang diberi pakan mengandung daun kayu manis
Cinnamomum burmanni. [skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Marlinda S. 2014. Evaluasi pertumbuhan dan kualitas nutrien ikan patin Pangasius
sp. diberi pakan mengandung daun kayu manis Cinnamomum burmanni.
[skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ngadiwiyana, Ismiyarto, Nor Basid A.P. , Purbowatiningrum R.S. 2011. Potensi
sinamaldehid hasil isolasi minyak kayu manis sebagai senyawa antidiabetes.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro.
Majalah Farmasi Indonesia. 22(1): 9-14.
Rolin F. 2015. Evaluasi pemberian ekstrak daun kayu manis Cinnamomum
burmannii pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan kandungan lemak
daging ikan patin Pangasianodon hypopthalmus. [Tesis]. Bogor: Sekolah
Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sakinah A. 2014. Evaluasi kualitas daging dan pertumbuhan ikan patin Pangasius
sp. pada periode tertentu yang diberi pakan mengandung daun kayu manis
Cinnamomum burmannii [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
12
Setiawati M, Jusadi D, Marlinda S, Syafruddin D. 2014. Pemberian daun kayu
manis Cinnamomum burmanii dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan
dan komposisi nutrien tubuh ikan patin Pangasius hypopthalmus. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. 19(2): 80-84.
Smith, A.H., E. Zoetendal, & R.I. Mackie. 2005. Bacterial mechanisms to overcome
inhibitory effects of dietary tannins. Microb. Ecol. 50 :197-205.
Sufriadi A. 2006. Manfaat daun kayu manis (Cinnamomum burmanii) terhadap
khasiat antioksidasi mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.)
selama penyimpanan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrition. In
Watanabe T. (ed): Fish Nutrition and Mariculture Tokyo. Departement of
Aquatic Bioscienes Tokyo University of Fisheries. JICA.
Wang R., Wang R., Yang B.. 2008. Extraction of essential oils from five cinnamon
leaves and identification of their volatile compound compositions. Journal of
innovative food science and emerging technologies. 10: 289-292.
Zahrah F. 2014. Evaluasi pertumbuhan dan kualitas nutrien ikan nila Oreochromis
niloticus yang diberi pakan mengandung daun kayu manis Cinnamomum
burmanii. [skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1 Anova dan hasil uji Tukey bobot awal
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 0,0005 0,0002 0,81 0,489
Error 6 0,0017 0,0003
Total 8 0,0022
S = 0,0170 R-Sq = 21,21% R-Sq(adj) = 0,00%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 11,2367 A
Ekstrak 0,1% 3 11,2400 A
Tepung 1% 3 11,2533 A
Lampiran 2 Anova dan hasil uji Tukey bobot akhir
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 87,4 43,7 0,77 0,504
Error 6 340,6 56,8
Total 8 428,0
S = 7,535 R-Sq = 20,41% R-Sq(adj) = 0,00%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 42,277 A
Ekstrak 0,1% 3 49,823 A
Tepung 1% 3 45,067 A
Lampiran 3 Anova dan hasil uji Tukey jumlah konsumsi pakan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 15,6 7,8 0,73 0,521
Error 6 64,1 10,7
Total 8 79,7
S = 3,269 R-Sq = 19,52% R-Sq(adj) = 0,00%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 57,920 A
Ekstrak 0,1% 3 60,393 A
Tepung 1% 3 57,370 A
14
Lampiran 4 Anova dan hasil uji Tukey efisiensi pakan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 175,9 88,0 0,92 0,447
Error 6 572,3 95,4
Total 8 748,2
S = 9,766 R-Sq = 23,51% R-Sq(adj) = 0,00%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 52,897 A
Ekstrak 0,1% 3 63,723 A
Tepung 1% 3 58,507 A
Lampiran 5 Anova dan hasil uji Tukey tingkat kelangsungan hidup
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 50,00 25,00 3,00 0,125
Error 6 50,00 8,33
Total 8 100,00
S = 2,887 R-Sq = 50,00% R-Sq(adj) = 33,33%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 95,00 A
Ekstrak 0,1% 3 100,000 A
Tepung 1% 3 100,00 A
Lampiran 6 Anova dan hasil uji Tukey laju pertumbuhan harian
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 0,1491 0,0745 0,88 0,461
Error 6 0,5065 0,0844
Total 8 0,6556
S = 0,2906 R-Sq = 22,74% R-Sq(adj) = 0,00%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 2,2000 A
Ekstrak 0,1% 3 2,5133 A
Tepung 1% 3 2,3267 A
15
Lampiran 7 Anova dan hasil uji Tukey protein efisiensi rasio
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 0,104 0,052 0,43 0,669
Error 6 0,725 0,121
Total 8 0,829
S = 0,09303 R-Sq = 96,25% R-Sq(adj) = 94,85%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 1,9133 A
Ekstrak 0,1% 3 2,1633 A
Tepung 1% 3 2,1100 A
Lampiran 8 Anova dan hasil uji Tukey kecernaan protein
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 21,124 10,562 15,11 0,027
Error 3 2,098 0,699
Total 5 23,222
S = 0,8362 R-Sq = 90,97% R-Sq(adj) = 84,94%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 91,040 B
Ekstrak 0,1% 3 94,785 A
Tepung 1% 3 90,605 B
Lampiran 9 Anova dan hasil uji Tukey kecernaan total
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 114,54 57,27 20,09 0,018
Error 3 8,55 2,85
Total 5 123,09
S = 1,689 R-Sq = 93,05% R-Sq(adj) = 88,42%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 82,015 A
Ekstrak 0,1% 3 82,170 A
Tepung 1% 3 72,825 B
16
Lampiran 10 Anova dan hasil uji Tukey protein tubuh ikan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 23,52 11,76 10,33 0,011
Error 6 6,83 1,14
Total 8 30,35
S = 1,067 R-Sq = 77,49% R-Sq(adj) = 69,99%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 54,768 B
Ekstrak 0,1% 3 58,717 A
Tepung 1% 3 56,989 AB
Lampiran 11 Anova dan hasil uji Tukey lemak tubuh ikan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 2 52,92 26,46 8,78 0,017
Error 6 18,09 3,01
Total 8 71,01
S = 1,736 R-Sq = 74,53% R-Sq(adj) = 66,04%
Perlakuan N Mean Grouping
Kontrol 3 29,486 A
Ekstrak 0,1% 3 24,308 B
Tepung 1% 3 29,418 A
Lampiran 12 Prosedur analisa proksimat
Kadar Air
1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 100oC selama 1 jam dan kemudian
dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)
2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A)
3. Cawan dan bahan dipanaskan dalam oven pada suhu 110oC selama 4-6 jam
kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
Kadar Air (%) = (X2+A)− X1
A x 100
Kadar Protein
Tahap Oksidasi
1. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.
2. Katalis (K2SO4+CuSO4.5H2O) dengan rasio 9:1 ditimbang sebanyak 3 gram dan
dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl.
3. 10 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl dan kemudian labu
tersebut dipanaskan dalam rak oksidasi/digestion pada suhu 400oC selama 3-4
jam sampai terjadi perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening.
17
4. Larutan didinginkan lalu ditambahkan air destilasi 100 mL. Kemudian larutan
dimasukkan ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai volume
larutan mencapai 100 mL. Larutan sampel siap didestilasi.
Tahap Destilasi
1. Beberapa tetes H2SO4 dimsukkan ke dalam labu, sebelumnya labu diisi
setengahnya dengan akuades untuk menghindari kontaminasi oleh amonia
lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit.
2. Erlenmeyer diisi 10 mL H2SO4 0,05 N dan ditambahkan 2 tetes indikator methyl
red diletakkan di bawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan
sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan.
3. 5 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong yang
kemudian dibilas dengan akuades dan ditambahkan 10 mL NaOH 30% lalu
dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup.
4. Campuran alkalin dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10 menit
sejak terjadi pengembunan pada kondensor.
Tahap Titrasi
1. Larutan hasil destilasi ditritasi dengan larutan NaOH 0,05 N.
2. Volume hasil titrasi dicatat.
3. Prosedur yang sama juga dilakukan pada blanko.
Kadar Protein (%) = 0,007* x (Vb – Vs ) x 6,25 ** x 20 x 100
S
Keterangan : Vb = Volume hasil titrasi blanko (ml)
Vs = Volume hasil titrasi sampel (ml)
S = Bobot sampel (gram)
* = Setiap ml 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gram
Nitrogen
** = Faktor Nitrogen
Kadar Lemak
Metode ekstraksi Soxhlet
1. Labu ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 110oC dalam waktu 1 jam.
Kemudian didiinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang bobot
labu tersebut (X1)
2. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram (A), dan dimasukkan ke dalam selongsong
tabung filter dan dimasukkan ke dalam soxhlet dan pemberat diletakkan di
atasnya.
3. N-hexan 100-150 mL dimasukkan ke dalam soxhlet sampai selongsong
terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu.
4. Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath
sampai cairan yang merendam sampel dalam soxhlet berwarna bening.
5. Labu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap.
6. Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 60 menit, kemudian
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
18
Metode Folch
1. Sampel ditimbang sebanyak 2-3 gram (A) dan dimasukkan ke dalam gelas
homogenize dan ditambahkan larutan kloroform / methanol (20xA) , sebagian
disisakan untuk membilas pada saat penyaringan.
2. Sampel dihomogenizer selama 5 menit setelah itu disaring dengan vacuum pump.
3. Sampel yang telah disaring tersebut dimasukkan dalamlabu pemisah yang telah
diberi larutan MgCl2 0,03 N(0,2xC), kemudian dikocok dengan kuat minimal
selama 1 menit kemudian ditutup dengan aluminium foil dan didiamkan selama
1 malam.
4. Labu silinder dioven terlebih dahulu pada suhu 110oC selama 1 jam, didinginkan
dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (X1).
5. Lapisan bawah yang terdapat dalam labu pemisah disaring ke dalam labu silinder
kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform / methanol yang terdapat
dalam labu ditiup dengan menggunakan vacuum.
6. Setelah sisa klorofom/methanol dalam labu habis, labu dimasukkan kedalam
oven selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian
ditimbang (X2)
Kadar Lemak (%) = X2−X1
A x 100
Kadar Serat Kasar
1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110oC setelah itu
didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (X1)
2. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram (A) dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250
ml
3. H2SO4 0,3 N sebanyak 50 mL ditambahkan ke dalam Erlenmeyer kemudian
dipanaskan di atas pembakar Bunsen selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1,5 N
sebanyak 25 mL ditambahkan ke dalam Erlenmeyer dan dipanaskan kembali
selama 30 menit.
4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong
Buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi.
5. Larutan dan bahan yang ada pada corong Buchner kemudian dibilas secara
berturut-turut dengan 50 mL air panas, 50 mL H2SO4 0,3 N, 50 mL air panas,
dan 25 mL aseton.
6. Kertas saring dan residu bahan dimasukkan dalam cawan porselin, lalu
dipanaskan dalam oven 105-110oC selama 1 jam kemudian didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
Kadar Serat Kasar (%) = X2−X1
A x 100%
Kadar Abu
1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105-110oC selama 1 jam, kemudian
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)
2. Bahan ditimbang 2-3 gr (A) lalu dimasukkan ke dalam cawan
3. Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600oC, lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)
Kadar abu = X2−X1
A x 100%
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 28 Agustus 1993, yang dilahirkan dari
ayah Murjih dan ibu Siti Aminah. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara.
Penulis memiliki seorang adik yang bernama Dina Melinda. Pendidikan formal
yang dilalui penulis yaitu Tahun 1999 penulis lulus dari TK Annuriyah, Tahun
1999-2005 penulis lulus dari SDN 03 Pagi Meruya Selatan Jakarta Barat, Tahun
2008 penulis lulus dari SMPN 206 Jakarta Barat, Tahun 2011 penulis lulus dari
SMA Negeri 85 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan dan diterima di Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kepanitiaan Aquaculture
Festival Tahun 2013. Penulis aktif mengikuti kepengurusan di HIMAKUA
(Himpunan Mahasiswa Akuakultur) dan menjadi pengurus pada divisi PBOS
HIMAKUA sampai tahun 2014. Penulis juga menjadi asisten Praktikum Teknologi
Pembuatan dan Pemberian Pakan Ikan pada tahun ajaran 2013/2014. Penulis juga
mengikuti IPB Goes to Field di Kabupaten Brebes pada tahun 2013. IPB Goes to
Field merupakan kegiatan yang diadakan oleh IPB untuk mengembangkan suatu
bidang pertanian disetiap daerah-daerah yang di Indonesia. Penulis mengikuti IPB
Goes to Field didalam bidang perikanan. Pada Bulan Juni-Agustus 2014 penulis
melaksanakan Praktik Lapangan di PT.Biru Laut Khatulistiwa Lampung dengan
judul Pembenihan Udang Vanname Litopenaeus vanname. Tugas akhir dalam
penyelesaian pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor untuk mendapatkan
gelar sarjana perikanan dengan judul “Evaluasi Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan
Ikan Patin Pangasius hypopthalmus yang Diberi Tepung dan Ekstrak Daun Kayu
Manis Cinnamomum burmannii”.