12
Dosen: DR. SURYO EDIYONO, M.HUM

Etika Keilmuan - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etika Keilmuan - Copy

Dosen: DR. SURYO EDIYONO, M.HUM

Page 2: Etika Keilmuan - Copy

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan di bagi menjadi dua kelompok yaitu: etika umum dan etika khusus.

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.

Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah predikat nilai susila dan tidak susila atau baik dan buruk

Etika selalu berkaitan dengan keputusan menurut kewajiban (hati nurani), norma-norma, aturan, petunjuk-petunjuk dan ajaran mengenai apa yang dihayati sebagai wajib atau tidak, boleh atau tidak boleh.

Etika berkisar dalam ruang yang meliputi baik buruk, menyangkut motif dan tujuan tindakan yang disadari dan dimaui, menyangkut tindakan yang diterima atau ditolak

Secara ringkas bisa dikatakan etika merupakan bidang tanggung jawab kita sebagai pribadi manusia terhadap yang telah, sedang, atau akan kita lakukan sebagai keputusan-keputusan hidup yang pasti menyangkut kepentingan organisasi, justru karena kita hidup dalam jaring masyarakat

Page 3: Etika Keilmuan - Copy

Etika khusus adalah bagaimana seseorang harus bertindak dalam bidang atau masalah tertentu, dan bidang itu perlu di tata agar mampu menunjang pencapaian kebaikan hidup manusia sebagai manusia

Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu; etika individual dan etika sosial

Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai warga masyarakat

Etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat atau umat manusia

Dalam hal ini etika individual tidak dapat dipisahkan dari etika sosial karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan

Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar akan tanggung jawabnya sebagai manusia dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat, menurut semua dimensinya.

Page 4: Etika Keilmuan - Copy

Alasan kita berbicara tentang etika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi:

1. Ilmu pengetahuan atau kadar keilmuan seseorang itu merupakan salah satu wujud konkrit kekuasaan. Artinya ilmu pengetahuan merupakan salah satu kemungkinan yang bisa dipakai untuk mengemudikan orang lain secara efektif

2. Kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan situasi konflik nilai. Situasi konflik timbul justru karena setiap pilihan teknologi mempunyai implikasi-implikasi sosial dan etis yaitu mengenai orang-orang, mengenai hak dan pribadi orang-orang yang di kenai oleh pilihan teknologi tersebut

3. Meningkatnya kesadaran yang semakin mendalam diantara ilmuwan sendiri bahwa proses penerapan ilmu pengetahuan dan tekknologi menyangkut inti manusia yaitu nilainya sebagai pribadi yang merupakan tujuan pada dirinya. Proses teknologi ini tak dapat ditangani secara sepihak tapi harus didekati dari banyak ilmu pengetahuan termasuk etika

Page 5: Etika Keilmuan - Copy

Kriteria etis bagi suatu tindakan yang menghargai martabat manusia dapat dirumuskan:

1. secara negatif, mutlak tidak membiarkan seorang pun merasa menderita, dilanggar haknya karena penerapan ilmu pengetahuan.

2. Secara positif, mutlak melaksanakan ilmu pengetahuan dan teknologi demi mengusahakan suatu lingkungan masyarakat dimana tiap anggotanya merasa aman dan mampu menjadi dirinya sendiri

Pada hakikatnya hubungan manusia dengan alam tidak hanya hubungan yang bersifat intrinsik kosmologis, tetapi juga hubungan bersifat etis epistemologis

Page 6: Etika Keilmuan - Copy

Saat ini dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi orang beranggapan atau di pengaruhi oleh Bacon, dalam keadaanya tidak sadar. Bacon menyatakan bahwa knowledge is power, siapa yang ingin menguasai alam semesta maka ia harus menguasai ilmu bahwa manusia harus menguasai alam dan memperlakukanya tanpa memperhitungkan norma-norma etis dalam hubunganya dengan alam sehingga banyak terjadi kerusakan lingkungan hidup yang giliranya akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

Hubungan manusia yang mempunyai ikatan proses dengan lingkunganya bersifat mutlak dan objektif yang terjalin dalam suatu ekosistem.

Masalah hubungan manusia dengan manusia menurut Heidegger, bahwa alam sebagai alat atau saara (Zeug) yang berhubungan erat dengan penggunaanya (Zubanden). Oleh karena itu, menurut Heidegger alam tidak dapat dipahami lepas dari manusia. Dengan demikian, alam pun akan memperoleh maknanya secara lengkap berkaitan dengan integrasi dengan manusia

Page 7: Etika Keilmuan - Copy

Kesadaran manusia berada diantara dua kutub, yaitu kutub subjektif, aku (manusia), dan kutub objektif, yaitu alam semesta atau dunia. Alam semesta adalah sesuatu yang bukan aku, akan tetapi berkaitan dengan aku (manusia) dalam setiap lingkungan hidup.

Hal ini berarti bahwa dunia yang objektif itu bukanlah hanya sesuatu yang bersifat objektif (yaitu alam semesta), melainkan juga bersifat subjektif karena mendapat arti langsung dari subjek yang berada didalamnya.

Dikembangkanya ilmu pengetahuan dan teknologi karena pada awalnya manusia ingin memanfaatkan dan mengolah alam. Dalam masalah ini alam memiliki nilai intrinsik yang sangat vital. Alam dipakai sebagai sarana dan wahana dalam proses kebudayaan manusia.

Page 8: Etika Keilmuan - Copy

Ilmu memiliki hubungan yang erat dengan metodelogi, suatu teori tentang metode-metode yang harus digunakan dalam ilmu.

Heuristik adalah faktor-faktor non ilmiah yang dapat mempengaruhi hipotesa-hipotesa baru atau penemuan-pemnemuan baru.

Metodologi sendiri merupakan anak bagian dari heuristik, akan tetapi juga dapat sedikit banyak merubah heuristik.

Melalui integrasi didalam keseluruhan kebijaksanaan atau strategi manusia, maka ilmu mendahului nilai, mendahului ktentuan-ketentuan yang diambil orang dalam bidang etik. Dengan diperbaikinya sikap etik maka akan dapat memperbaiki objektifitas ilmiah

Ilmu harus dapat meletakan diri diantara nilai etik dan nilai heuristik. Satu dengan yang lainya merupakan umpan balik yang harus ada dalam ilmu

Page 9: Etika Keilmuan - Copy

Beberapa fungsi dan peranan etik:

1. Etik sebagai pengendali ilmu

2. Etik sebagai penyaring

3. Etik sebagai pengemudi

4. Etik sebagai pendorong juga pengerem

5. Etika merupakan tempat berseminya ide-ide baru, sehingga ilmu dapat selalu berkembang menuju kesempurnaan dilandasi oleh rasa cinta kasih yang menjadi akar dari semua ilmu

Page 10: Etika Keilmuan - Copy

Didalam kehidupan manusia terdapat dua sikap yang berbeda bahkan bertentangan satu dengan yang lainya:

1. Sikap manusia yang mengembangkan ilmu dan teknologi untuk menguasai alam dan menundukan alam. Revolusi ilmu dan teknologi mengantarkana manusia kearah kejayaanya. Manusia berhasil menguasai alam, mengolah, dan mengeksplorasi kekayaan alam. Akan tetapi, hal itu membawa manusia ke arah sikap superior. Sikap superior yang berkehendak untuk menguasai alam tanpa memperhitungkan kemampuan dan kelestarianya

2. Sikap manusia yang mendewakan alam. Dalam hal ini manusia hanya menyerah dengan struktur dan norma yang ada pada alam. Akibatnya, manusia tidak mampu membedakan mana subjek dan mana objek. Akibat lebih jauh lagi manusia tidak mampu mengembangkan ilmu dan teknologi yang membawa kearah kemajuan manusia

Page 11: Etika Keilmuan - Copy

Norma moral yang secara khusus muncul diantara mereka yang memiliki profesi khusus. Moral ini adalah moral keilmuan yang memiliki ruang lingkup yang secara khusus, namun tanggungjawab serta kewajiban moral itu juga berlaku baginya.

Moral pancasila sebagai moral bangsa dan akhlak sebagai moral religi atau moral agama perlu mendampingi dan melekat bagi para pekerja ilmu. Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuwan sudah tentu mereka juga perlu memiliki visi moral, yaitu moral khusus sebagai ilmuwan. Dalam filsafat ilmu disebut juga sebagai sikap ilmiah

Moral ilmiah adalah suatu ilmu yang mempunyai sifat universalisme, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang terorganisasi.

Page 12: Etika Keilmuan - Copy

Sikap olmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan sebagai berikut:

1.Tidak ada rasa pamrih (disinterestedness). Artinya, suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.

2.Bersikap selektif, yaitu suatu sikap bertujuan agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi

3.Adanya rasa percaya diri yang layak, baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indra serta budi (mind)

4.Adanya suatu sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian

5.Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktifitas yang menonjol dalam hidupnya

6.Seorang ilmuwan harus memiliki sifat etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu, untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dn negara.