20
TUGAS MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN DARI: AFFIFAH Pembimbing Hj.Nurtjahaya, S,ST AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADA TAHUN AJARAN 2012-2013 SEMESTER II

Etika Dan Moral Ibu Aya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etika Dan Moral Ibu Aya

TUGAS MAKALAH

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DARI:AFFIFAH

PembimbingHj.Nurtjahaya, S,ST

AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADATAHUN AJARAN 2012-2013

SEMESTER II

Page 2: Etika Dan Moral Ibu Aya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………….. iDAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………… iiBAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………….. 1B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN1. PENGERTIAN ETIKA DAN MORAL………………..……………………………………. 22. ETIKA DAN ETIKET…………………………………………………………………………….. 33. ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT…………………………………….………………. 44. PERANAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN………………………………………… 65. MORAL DAN AGAMA…………………………………………..……………………………. 76. MORAL DAN HUKUM……………………………..………….................................. 77. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN……. 88. HAK KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB……………………………………….. 89. TUJUAN KODE ETIK……………………………………………………………………………. 810. KODE ETIK BIDAN……………………………………………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………… 10DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………… 11

Page 3: Etika Dan Moral Ibu Aya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR ETIKA MORAL”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua anggota yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banjarmasin, 28 maret 2013

Penyusun

Page 4: Etika Dan Moral Ibu Aya

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Etika sebagai refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya mempunyai suatu tradisi yang panjang. Sejarah etika sudah sering digambarkan dan sempat mengisi beberapa buku tebal. Namun banyak gejala menunjukkan bahwa di zaman kita minat untuk etika tidak berkurang justru bertambah. Sebabya tentu karena kita lebih dari generasi generasi sebelumnya, menghadapi berbagai masalah moral yang baru dan berat. Masalah masalah itu ditimbulkan karena perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi, tapi juga karena perubahan sosia-budaya yang mendalam yang pada waktu bersamaan berlangsung dimana-mana dalam masyarakat modern.

Tujuan

1.Tujuan UmumMahasiswa mampu :

a. Menjelaskan tentang pengertian Etika dan moralb. Menjelaskan Etika sebagai cabang filsafat

2.Tujuan KhususMahasiswa memiliki kemampuan untuk :

a. Menjelaskan peranan Etika dalam dunia modern.b. Menjelaskan fungsi etika dan moralitas dalam praktik kebidanan.

Page 5: Etika Dan Moral Ibu Aya

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA DAN MORALSeperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkut konteks istilah “etika” pun berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s.M)sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal usul kata ini, maka”etika” berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan “etika” adalah “moral”. Kata terakhir ini berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang berate juga: kebiasaan adat. Dalam bahasa inggris dan banyak bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. 1988, kata mores masih dipakai dalam arti yang sama. Jadi etimologi kata “etika” sama dengan etimologi kata”moral”, karena keduanya berasal dari kata yan berarti adat kebiasaan, hanya bahasa asalnya berbeda, yang pertama berasal dari bahasa Yunani, sedang yang kedua dari bahasa Latin. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performanceindex or reference for our control system" yang artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah : Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti kebiasaan atau adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam arti yang sama, termasuk bahasa indonesia. Dalam kamus besar bahasa indonesia, “moral” dijelaskan dengan membedakan tiga arti:

1) ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak,budi pekerti, susila.

2) kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan

3) ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita.

Page 6: Etika Dan Moral Ibu Aya

2. ETIKA DAN ETIKETDalam rangka menjernihkan istilah, harus kita simak lagi perbedaan antara “etiaka” dan “etiket” kerap kali dua istilah ini dicampuradukkam begitu saja, padahal perbedaan diantaranya sangat hakiki, “etika” disini berarti “moral” dan “etiket” berarti “sopan santun”. Jika kita membandingkan bentuk kata dalam bahasa inggris, yaitu ethics dan etiquette. Tetapi dipandang menurut artinya, dua istilah ini mamang dekat satu sama lain. Disamping perbedaan, ada juga persamaan. Mari kita mulai dengan persamaan itu. Pertama, etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah-istilah ini hanya kita pakai mengenai manusia. Hewan tidak mengenal etika maupun etiket. Kedua, baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya member norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, karena sifat normatif ini kedua istilah tersebut mudah dicampuradukkan.Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain.Berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un¬tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana),cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan

Namun demikian, ada beberapa perbedaan sangat penting antara etika dan etiket. Disini kita akan mempelajari sepintas empat macam perbedaan.

Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yamg diharapkan serta ditentukkan dalam suatu kalangan tertentu. Misalnya: jika saya menyerahkan sesuatu kepada atasan, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Dianggap melanggar etiket, bila orang menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri. Tetapi etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan.

Etike hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya, ada banyak peraturan etiket yang mengatur cara kita makan. Dianggap melanggar etiket, bila kita makan sambil berbunyi

Page 7: Etika Dan Moral Ibu Aya

atau dengan meletakkan kaki diatas meja, dan sebagainya. Tapi kalau saya makan sendiri, saya tidak melanggar etiket, bila makan dengan cara demikian.

Etiket bersifat relative. Yang dianggap sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contoh yang jelas adalah makan dengan tangan atau tersendawa waktu makan. Lain halnya dengan etika. Etika lebih absolut. “jangan mencuri”, “jangan berbahong”,” jangan membunuh” merupakan prinsip- prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi.

Jika kita berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedang etika menyangkut manusia dari segi dalam. Bisa saja orang tampil sebagai “ musang berbulu ayam” dari luar sangat sopan dan halus, tapi didalam penuh kebusukkan. Tidak merupakan kontradiksi, jika seseorang selalu berpegang pada etiket dan sekaligus bersikap munafik. Tapi orang yang etis sifatnya tidak mungkin bersikap munafik, sebab seandainya dia munafik, hal itu dengan sendirinya berarti dia tidak bersikap etis. Disini memang ada kontradiksi. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

Persamaan etika dan etiket yaitu:

a.Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Perbedaan etika dan etiket yaitu:

a.Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu

b. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.

c.Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja

3. ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT1. Moralitas: cirri khas manusia

Banyak perbuatan manusia berkaitan dengan baik atau buruk, tapi tidak semua. Ada juga perbuatan yang netral dari segi etis.

2. Etika: ilmu tentang moralitasSetelah dipelajari apa yang dimaksud dengan moralitas, sekarang kita siap untuk mengerti langkah berikut. Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Suatu cara lain untuk merumuskan hal yang sama

Page 8: Etika Dan Moral Ibu Aya

bahwa etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral. Tetapi ada berbagai pendekatan ilmiah tentang tingkah laku moral.

a. Etika deskriptifEtika deskriktif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu induvidu tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur yang tertentu, dalam suatu periode sejarah, dan sebagainya. Karena etika deskriftif hanya melukiskan, ia tidak member penilaian. Misalnya, ia melukiskan adat mengayau kepala yang ditemukan dalam masyarakat yang disebut primitive, tapi ia tidak mengatakan bahwa adat semacam itu dapat diterima atau harus ditolak

b. Etika normatifEtika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Di sini ahli bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika deskriptif, tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Ia tidak lagi melukiskan adat mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan di masa lampau, tapi ia menolak prostitusi sebagai suatu lembaga yang bertentangan dengan martabat wanita, biarpun dalam praktek belum tentu dapat diberantas sampai tuntas. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma-norma.Etika normatif dapat dibagi lebih lanjut dalam etika umum dan etika khusus.

1) Etika umum memandang tema tema umum seperti:apa itu norma etis? Jika banyak norma etis, bagaimana hubungannya satu sama lain? Mengapa norma moral mengikat kita? Apa itu nilai dan apakah kekhususan nilai moral? Bagaimana hubungan antara tanggung jawab manusia dan kebebasannya?dapat dipastikan bahwa manusia sungguh-sumgguh bebas? Apakah yang dimaksudkan “hak” dan “kewajiban” dan bagaimana perkaitannya satu sama lain? Syarat-syarat mana yang harus dipenuhi agar manusia dapat dianggap sungguh sungguh baik dari sudut moral? Tema tema seperti itulah menjadi obyek penyelidikan etika umum.

2) Etika khusus berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus. Dengan menggunakan suatu istilah yang lazim dalam konteks logika, dapat dikatakan juga bahwa dalam etika khusus itu premis normatif dikaitan dengan premis factual untuk sampai pada suatu kesimpulan etis yang bersifat normatif juga. Etika khusus mempunyai tradisi ini kerap kali dilanjutkan dengan memakai suatu nama baru yaitu”etika terapan”.

3) MetaetikaCara lain lagi untuk mempraktikkan etika sebagai ilmu adalah metaetika. Awalan meta dari bahasa Yunani mempunyai arti “melebihi”.”melampaui”.

Page 9: Etika Dan Moral Ibu Aya

istilah ini diciptakan untuk menunjukkan bhwa yang dibahas disini bukanlah moralitas secara langsung,melainkan ucapan-ucapan kita di bidangmoralitas.

3. Hakikat etika filosofisEtika adalah refleksi ilmiah tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma atau dari sudut baik dan buruk. Segi normatif itu merupakan sudut pandang yang khas bagi etika, dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain yang juga membahas tingkah laku manusia.Etika termasuk filsafat dan malah dikenal sebagai salah satu cabang filsafat yang paling tua. Dalam konteks filsafat Yunani kuno,etika sudah terbentuk dengan kematangan yang mengagumkan. Etika adalah ilmu, kita kataka tadi, tapi sebagai filsafat ia tidak merupakan suatu ilmu yang empiris. Sedangkan yang biasanya dimaksudkan dengan ilmu adalah ilmu empiris, artinya ilmu yang didasarkan pada fakta dan dalam pembicaraanya tidak pernah meninggalkn fakta.Etika termasuk filsafat, tetapi diantara cabang-cabang filasafat yang lain ia mempunyai suatu kenduduka tersendiri.

4. PERANAN ETIKA DALAM DUNIA MODERNSetiap masyarakat mengenal nilai-nilai dan norma- norma etis. Dalam masyarakat yang homogeny dan tertutup masyarakat tradisional, katakanlah nilai-nlai dan norma-norma itu praktis tidak pernah dipersoalkan. Dalam keadaan seperti itu secara otomotis orang menerima nilai dan norma yang berlaku. Individu-individu dalam masyarakat itu tidak berpikir lebih jauh. Tapi nilai-nilai dan norma-norma etis yang dalam masyarakat tradisional umumnya tinggal implicit saja, setiap saat bisa menjadi eksplisit. Terutama bila nilai-nilai itu ditantang oleh norma norma itu nilai atau norma yang tadinya terpendam dalam hidup rutin, dengan agak mendadak tampil ke permukaan. Banyak nilai dan norma etis berasal dari agama. Tidak bisa diragukan, agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma yang paling penting. Kebudayaan merupakan suatu sumber yang lain, walaupun perlu dicatat bahwa dalam hal ini kebudayaan sering kali tidak bisa dilepaskan dari agama. Juga nasionalisme atau kerangka hidup bersama dalam satu Negara mudah menjadi sumber nilai serta norma. Bila Negara dalam bahaya atau merasa dihina oleh Negara lain, nilai nilai itu bisa sampai bergejolak. Demikian halnya kalau dilihat dari konteks sosia. Kalau kita melihat hal yang sama dari segi individual, bisa saja terjadi bahwa nilai-nilai dan norma-norma itu disadari oleh seorang tertentu, karena ia pindah kedaerah lain.Jika kita memandang situasi etis dalam dunia modern terutama tiga cirri yang menonjol. Pertama, kita menyaksikan adanya pluralism moral. Dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda sering terlihat nilai dan norma yang berbeda pula. Kedua, sekarang timbul banyak masalah etis baru yang dulu tidak terduga. Ketiga, dalam dunia modern tampak semakin jelas juga suatu kepedulian etis yang universal.Situasi moral dalam dunia modern itu mengajak kita untuk mendalami studi etika. Rupanya studi etika itu merupakan salah satu cara yang member prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. Sudah pernah diketengahkan bahwa alas an alasan yang kita punya untuk mendalami studi etika sangat mirip dengan situasi di Yunani kuno sekitar

Page 10: Etika Dan Moral Ibu Aya

pertengahan abad ke 5 s.M. waktu itu kesadaran etis disana mengalami krisis besar. Pola pola moral yang tradisional tidak lagi memiliki dasar untuk moral yang tradisional tidak lagi memiliki dasar untuk berpijak, akibat banyaknya perubahan social dan religious, para sofis tidak berhasil memberikan jawaban tepat untuk mengatasi krisis itu, tapi meruncingkan keadaan dengan subyektivisme dan relativisme mereka.

5. MORAL DAN AGAMATidak bisa disangkal, agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dalam praktek hidup sehari hari, motivasi kita yang terpenting dan terkuat bagi perilaku moral adalah agama.Setiap agama mengandung suatu ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku bagi penganutnya. Jika kita membandingkan berbagai agama, ajaran moralnya barangkali sedikit berbeda, tetapi secara menyeluruh perbedaannya tidak terlalu besar. Boleh dibilang, ajaran moral yang terkandung dalam suatu agam meliputi dua macam aturan. Di satu pihak cukup banyak aturan yang berbicara kadang kadang dengan cara mendetail tentang makanan yang haram, puasa, ibadat, dan sebagainya. Terutama aturan seperti itulah yang sering berbeda dalam agama yang berlain laina, tetapi konsekuensinya tidak terlalu besar karena aturan aturan itu hanya menyangkut kalangan intern agama tersebut. Di lain pihak ada aturan etis lebih umum yang melampaui kepentingan salah satu agama saja, seperti jangan membunuh, jamgam berdusta, jangan berzinah, jangan mencuri. Dalam tradisi Yunani kristiani aturan aturan etis lebih umum ini dikumpulkan dalam apa yang disebut “dekalog” atau “sepuluh perintah Allah”. Tidak bisa diragukan, peraturan etis jenis kedua ini paling penting dan diterima oleh semua agama dengan cara yang praktis sama. Dan justru karena aturan aturan etis yang penting itu diterima oleh semua agama, maka pandangan moral yang dianut oleh agama agama jauh lebih mudah tercapai daripada di bidang dogmatic( pandangan tentang Allah, tentang hubungan antara Allah dan dunia dan seterusnya).

6. MORAL DAH HUKUMSebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara moral dan hokum. Kita mulai saja dengan memandang hubungan ini dari segi hokum. Hukum membutuhkan moral.Tanpa moralitas, hokum akan kosong. Kualitas hokum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan norma moral. Undang undang immoral tidak boleh tidak harus diganti, bila dalam suatu masyarakat kesadaran moral mencapai tahap cukup matang.Disisi lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan mengawang awing saja, kalau tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat seperti (untuk sebagian) terjadi dengan hukum dengan demikian hukum bisa meningkatkan dampak social dan moralitas. “menghormati milik orang lain”, umpamanya merupakan prinsip moral yang penting.

7. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien

Page 11: Etika Dan Moral Ibu Aya

2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain

3. Menjaga privacy setiap individu4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah7. Menghasilkan tindakan yg benar8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar

atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di

dalam organisasi profesi14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa

disebut kode etik profesi.

8. HAK KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.

9. TUJUAN KODE ETIK

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.

Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:

1) Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesiDalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapatbmencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.

2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota

Page 12: Etika Dan Moral Ibu Aya

Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.

3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesiDalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

4) Untuk meningkatkan mutu profesiKode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

10. Penetapan Kode Etik Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.

11. KODE ETIK BIDANKode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 13: Etika Dan Moral Ibu Aya

Etika adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku manusia. Atau dengan kata

lain,cabang filsafat yang mempelajari tentang baik dan buruk.Untuk menyebut etika, biasanya

ditemukan banyak istilah lain : moral, norma dan etiket.Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bertens.K. 1993. ETIKA. Jakarta: Gramedia Pustaka

kumpulan-segalamacam.blogspot.com/.../pengertian-etika-dan-moral-dalam.html –

Page 14: Etika Dan Moral Ibu Aya

Wahyuningsih, Heni P. 2009.Etika profesi kebidanan yogyakarta : Fitramaya