Essay Temilreg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fwf

Citation preview

Indonesia Has its Own Way to Improve Human Resources QualityBy : Muhamad Andira Barmana[Type text]

Industri Keuangan Syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk sekitar 237 juta jiwa di mana 85% beragama Islam, memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam. Ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap industri ini juga kian membaik. Aset Industri Keuangan Islam di Indonesia terdiri dari 54 % perbankan Islam dan 36 % sukuk, sisanya terdiri dari asuransi, multi-finance dan reksadana syariah.Industri Keuangan Syariah di Indonesia berkembang dengan mekanisme social driven hal ini memiliki arti perkembangan yang pesat tersebut diakibatkan permintaan dan keinginan dari masyarakat untuk beralih kepada hal-hal yang mengandung unsur syariah termasuk juga lembaga keuangan syariah. Berbeda dengan negara tetangga Malaysia, dimana pengembangan ekonomi syariah secara dominan dilakukan oleh pemerintah sehingga dalam sisi market share industry keuangan syariah Malaysia memiliki market share lebih tinggi jika dibandingkan Indonesia yakni sebesar 20 % sementara di Indonesia masih berada dalam kisaran 5 %.Rifki Ismal dari direktorat perbankan syariah Bank Indonesia menyatakan Social Driven menjadi ciri khas utama bagi Indonesia dalam pengembangan Industri Keuangan Syariah. Social Driven akan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial bagi perkembangan Industri keuangan syariah, ditambah lagi dengan jumlah populasi yang relative lebih besar jika dibandingkan dengan negar-negara ASEAN lainnya. Akan Tetapi, mekanisme social driven ini tidak diikuti kemampuan SDM keuangan syariah dengan kualifikasi yang memadai, hal ini sangatlah disayangkan mengingat SDM syariah menjadi kunci bagi suatu negara yang berkembang dengan dorongan dari masyarakat.

Perkembangan perbankan syariah cukup membanggakan dan signifikan, hanya saja pencapaian tersebut tidak diimbangi dengan ketesediaan SDM syariah yang menguasai tentang ilmu dan praktik perbankan syariah. Asosiasi bank syariah Indonesia mengemukakan, minimnya sumber daya manusia di industri keuangan syariah menjadi tantangan besar kedepan menyusul pertumbuhannya yang terus meningkat. Bahwa kebutuhan terhadap sumber daya manusia perbankan syariah rata-rata sekitar 11.000 pertahun. sedangkan institusi formal pendidikan di Indonesia hanya mampu memasok SDM ekonomi dan keuangan syariah sekitar 3.750 orang pertahun. (Ascarya & Yumanita, 2008) dalam penelitiannya dengan judul Comparing The Efficiency Islamic Banks in Malaysia and Indonesia menunjukkan bahwa faktor penting ketidakefisienan Bank Islam di Indonesia dibanding Malaysia adalah rendahnya kualitas SDM.(Wikaningrum, 2011) melakukan penelitian dengan judul Praktek dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Perbankan syariah dengan menggunakan metode populasi dan sampel penelitian seluruh bank dijawa tengah yang menawarkan produk syariah dan memperoleh hasil diantaranya adalah Secara internal, bank syariah perlu meningkatkan pengetahuan mengenai syariah Islam pada para karyawannya, sehingga terbentuk individu-individu yang sanggup memikul amanah dan beban kerja yang diberikan perusahaan. Secara eksternal, asset SDM yang demikian akan membantu bank syariah memiliki human capital yang profesional guna memenangkan persaingan di dalam industri perbankan syariah itu sendiri maupun perbankan nasional pada umumnya.Menjadi menarik untuk dibahas bagaimana menghubungkan karakteristik utama dari Industri Keuangan Syariah di Indonesia yaitu social driven itu sendiri dengan kondisi dan fenomena yang ada saat ini yaitu kurangnya SDM syariah yang memadai sehingga mengharuskan adanya transfer dari SDM konvensional yang mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat. Sceara logis untuk meningkatkan SDM syariah yang dimiliki Indonesia akan lebih mudah dibandingkan dengan Government driven, hal ini dikarenakan permintaan dari masyarakat yang kuat akan industry ini akan menimbulkan keinginan masyarakat untuk memahami dan mempelajari industry ini lebih dalam yang akan menghasilkan SDM syariah yang berkualitas. Akan tetapi, hal ini tidaklah terjadi, salah satu sebabnya adalah budaya konsumtif yang ada pada masyarakat Indonesia itu sendiri, sehingga mereka lebih cenderung untuk menerima dalam bentuk barang jadi tanpa ingin memikirkan proses dari pembuatan barang tersebut. Selain itu, kurang tersedianya Sumber Daya Manusia yang memadai juga disebabkan oleh kuranganya sinergi antara lembaga keuangan di Indonesia dengan lembaga pendidikan yang ada. Sebgai lembaga yang mencetak kader dan tenaga-tenaga terampil yang dibutuhkan oleh industri keuangan syariah, lembaga pendidikan sudah seharusnya mengetahui terlebih dahulu akan kualifikasi yang diminta oleh industri keuangan syariah. Dengan adanya sinegi ini SDM yang diciptakan oleh lembaga pendidikan akan memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri keuangan syariah.

Permasalahan yang berkaitan dengan SDM dan strategi pengorganisasian dapat dijawab oleh Perbankan Syariah dengan langkah jangka panjang dan pendek. Optimalisasi SDM syariah dalam jangka pendek dapat dilakukan dengan:a) Mengintensifkan kegiatan pelatihan mengenai sistem Perbankan Syariah. b) Peningkatan kualitas pengawas dan sistem pengawas

Sedangkan, Optimalisasi SDM dalam jangka panjang adalah:a) Mendukung berdirinya lembaga pendidikan yang konsern terhadap Perbankan Syariah.Sedikitnya institusi pendidikan yang menawarkan program terkait ekonomi, keuangan, dan Perbankan Syariah merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan SDM syariah. Selain itu, kurang memuaskannya kualitas SDM yang dihasilkan juga menjadi kendala dalam industri Perbankan Syariah.

Dari hal tersebut, dibutuhkannya lembaga pendidikan yang konsern terhadap prinsip-prinsip dan praktik Perbankan Syariah dan dapat menghasilkan SDM yang berkualifikasi Perbankan Syariah yang mampu menciptakan berbagai strategi efektif dalam pengelolaan dan pengembangan Perbankan Syariah. Hal ini dapat terwujud dengan:1. Dukungan rergulasi dari pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional mengenai program studi terkait ekonomi dan keuangan syariah.2. Dibuatnya format baku tentang kurikulum ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dibuatnya standar mutu (modul/materi, pengajar, lembaga pendidikan/training provider, lembaga sertifikasi.3. Menambah jumlah literatur, dosen, dan peneliti yang kompeten terkait ekonomi dan keuangan syaria.4. Disediakannya kurikulum standar yang menggabungkan pembelajaran operational financial/ business skill dan syariah skill . 5. Dijalinnya kerjasama antara akademisi dan praktisi dalam mencetak SDM yang berkualitas sehingga kurikulum yang ada dapat sepenuhnya menghasilkan SDM yang diharapkan industry.6. Meningkatkan sosialisasi msyarakat akan pilihan alternatif program pendidikan/karir di bidang Perbankan Syariah.

b) Sosialisasi skema dan produk Perbankan Syariah ke masyarakat luas

Skema proses Pelahiran SDM syariah yang berkualitas Lembaga Keuangan SyariahIndustri Keuangan Syariah SDM Syariah Pemerintah Lembaga PendidikanCalon SDM

Dari Skema diatas dapat disimpulkan untuk membentuk SDM syariah yang berkualitas dapat dilakukan sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan Lembaga Keuangan Syariah. Pemerintah sebagai regulator akan memberikan input kepada lembaga pendidikan akan SDM seperti apa yang dibutuhkan oleh regulator dalam membentuk tatanan system ekonomi islam yang memadai di Indonesia. Sementara Lembaga Keuangan Syariah, akan bertindak sebagai konsumen dari SDM syariah yang akan memberikan spesifikasi khusus kepada lembaga pendidikan akan SDM yang dibutuhkanoleh industry dan dapat bersaing dengan SDM asing yang berada di Indonesia, mengingat Asean Economic Community akan segera dilaksankan pada tahun 2015. AEC 2015 akan menuntut daya saing dari SDM syariah yang dimiliki Indonesia jauh lebih tinggi dari standard yang ada, karena adana arus bebas masuk dan keluar bagi sector tenaga kerja di Indonesia. Dengan adanya sinergi ini maka tidak perlu khawatir akan AEC 2015 karena Indonesia memiliki metode dan cara sendiri dalam menghasilkan SDM syariah yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi.2 |Essay Temilreg YOGYAKARTA 2014