15
ESSAY DESA JAMBAR Semua berawal pada hari Selasa, 28 Juli 2015. Ya ini adalah waktu keberangkatan seluruh mahasiswa KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) Universitas Padjadjaran ke beberapa kabupaten dan kecamatan yang tersebar di provinsi Jawa Barat. Waktu menunjukan tepat pukul 07.30 WIB ketika seluruh bus yang berjumlah 58 buah siap diberangkatan. Saya berada di bus nomor 56 dengan tujuan Desa Jambar, kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, provinsi Jawa Barat dimana pada saat yang bersamaan dua desa digabung menjadi satu bus yaitu Desa Jambar dan Desa Cikadu. Sekitar lima jam perjalanan yaitu pukul 12.30 WIB, kami tiba di kecamatan Nusaherang, kami disambut secara resmi di kantor kecamatan yang pada saat itu langsung disambut oleh Bu Camat dan perangkat kecamatan lainnya. Satu hal yang saya tangkap dari pengarahan yang disampaikan Bu Camat adalah pengharapan mereka terhadap mahasiswa/mahasiswi kknm unpad yang dapat memberikan perubahan terhadap desa mereka sesuai bidang ilmu yang dimiliki masing-masing mahasiswa. Sungguh pengharapan yang besar dan tulus dari desa yang terbilang jauh dari kota. Semoga pengabdian kami dapat bermafaat bagi masyarakat. Setelah penyambutan selesai kami secara resmi diserahkan ke perangkat desa tempat kami mengabdi. Kurang lebih 3 km perjalanan yang harus kami tempuh menuju balai desa. Di balai desa kami disambut oleh Bapak Sholeh selaku kepala Desa Jambar beserta kepala masing-masing dusun yang terdiri dari lima dusun yaitu

Essay Desa Jambar Nana (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

essay

Citation preview

Page 1: Essay Desa Jambar Nana (1)

ESSAY DESA JAMBAR

Semua berawal pada hari Selasa, 28 Juli 2015. Ya ini adalah waktu keberangkatan

seluruh mahasiswa KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) Universitas Padjadjaran ke

beberapa kabupaten dan kecamatan yang tersebar di provinsi Jawa Barat. Waktu menunjukan

tepat pukul 07.30 WIB ketika seluruh bus yang berjumlah 58 buah siap diberangkatan. Saya

berada di bus nomor 56 dengan tujuan Desa Jambar, kecamatan Nusaherang, Kabupaten

Kuningan, provinsi Jawa Barat dimana pada saat yang bersamaan dua desa digabung menjadi

satu bus yaitu Desa Jambar dan Desa Cikadu.

Sekitar lima jam perjalanan yaitu pukul 12.30 WIB, kami tiba di kecamatan Nusaherang,

kami disambut secara resmi di kantor kecamatan yang pada saat itu langsung disambut oleh Bu

Camat dan perangkat kecamatan lainnya. Satu hal yang saya tangkap dari pengarahan yang

disampaikan Bu Camat adalah pengharapan mereka terhadap mahasiswa/mahasiswi kknm unpad

yang dapat memberikan perubahan terhadap desa mereka sesuai bidang ilmu yang dimiliki

masing-masing mahasiswa. Sungguh pengharapan yang besar dan tulus dari desa yang terbilang

jauh dari kota. Semoga pengabdian kami dapat bermafaat bagi masyarakat.

Setelah penyambutan selesai kami secara resmi diserahkan ke perangkat desa tempat

kami mengabdi. Kurang lebih 3 km perjalanan yang harus kami tempuh menuju balai desa. Di

balai desa kami disambut oleh Bapak Sholeh selaku kepala Desa Jambar beserta kepala masing-

masing dusun yang terdiri dari lima dusun yaitu dusun pahing, manis, wage, puhun dan kaliwon.

Di balai desa kami sempat berdiskusi mengenai rumah yang akan kami tempati selama satu

bulan, kebiasaan masyarakat dan potensi yang ada di desa Jambar. Setelah beberapa menit

berbincang-bincang, kami menuju rumah yang telah disiapkan oleh desa yang terletak di

Cibulakan, dusun wage, sekitar 600 meter dari balai desa. Menurut pendapat saya rumah yang

kami tempati termasuk mewah untuk sebuah kegiatan kkn, tidak hanya dari arsitektur rumah

yang bergaya kota dengan dinding yang dilengkapi dengan wallpaper, kami juga dilengkapi

fasilitas yang cukup lengkap seperti tv 29 inci, kulkas, kompor serta 2 buah kasur spring bed

yang cukup nyaman untuk beristirahat. Wilayah dan kondisi desa Jambar benar-benar di luar

ekspetasi saya, kenapa? Awalnya saya berpikir bahwa sebuah desa seperti di sinentron dan ftv,

dengan jalan tanah bebatuan, rumah yang tebuat dari kayu, dikelilingi oleh sawah, dan

sebagainya, tetapi setelah saya memasuki desa ini, saya sangat terpukau dengan keramahan-

Page 2: Essay Desa Jambar Nana (1)

tamahan penduduknya yang jauh berbeda dengan penduduk kota yang terkesan individual, desa

ini juga tidak telihat seperti desa, jalannya yang bagus dan telah diaspal,rumah yang tebilang

mewah dan bergaya kota.

Hari pertama di desa kami habiskan untuk membereskan barang dan menata rumah

karena rumah yang kami tempati tidak dihuni oleh penghuninya karena berdomisili di kota,

selanjutnya kami beristirahat untuk persiapan orientasi wilayah pada besok harinya.

Hari kedua, pada tanggal 30 juli 2015, kami memulai kegiatan pertama yaitu orientasi

wilayah ke dusun kaliwon yang terletak paling jauh dari balai desa. Desa Jambar merupakan

desa yang terletak di kaki Gunung Ciremai sehingga perjalanan kami cukup menanjak dan

turunan namun masih dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, kebetulan

perjalanan kami di temani oleh salah satu mahasiswi unpad angkatan 2013 yang berdomisili di

dusun tersebut, perjalanan yang sangat menyenangkan karena desa jambar memiliki udara yang

sejuk dan segar, saya sangat menikmati setiap tarikan nafas yang diberikan Tuhan, sungguh

anugerah Tuhan yang luar biasa. Kami juga sempat menikmati jernihnya air Cijambar, yang

merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan untuk beberapa keperluan seperti perairan dan

kebutuhan rumah tangga di kecamatan Nusaherang. Jernihnya air Cijambar membuat kami tidak

ingin pulang, kami sungguh menikmati alam yang terbentuk secara alami ini. Waktu sudah

beranjak sore saatnya kami pulang dengan suasana dan kondisi tubuh yang segar kembali.

Keesokan harinya kami menyusuri dusun manis yang terletak dekat dengan balai desa.

Dusun ini terdiri atas tiga RT yaitu RT 6, RT 7, dan RT 8. Perjalanan kami ditemani oleh salah

satu ketua RT yaitu ketua RT 8. Di dusun ini kami juga sempat mengunjungi tempat pemakaman

umum (TPU) Gunung Luhur. Dari semua desa yang berada di kabupaten kuningan hanya desa

jambar yang disalah satu perbukitannya dihuni oleh ribuan kalong, yaitu di area makam gunung

luhur ini. Di sini juga dimakamkan pendiri dusun manis itu sendiri. Namun, di dusun manis saya

melihat suatu keunikan dimana setiap rumah memilki kolam ikan, kemudian saya bertanya

kepada kepala dusun mengapa setiap rumah memiliki kolam, ternyata kebanyakan dari mereka

tidak tau kemana dan dimana ikan-ikan tersebut harus dipasarkan sehingga setiap ikan-ikan yang

mereka punya hanya untuk konsumsi pribadi. Hal ini menjadi salah satu catatan bagi kami

dengan bekerja sama dengan teman-teman dari jurusan peternakan dan ekonomi bagaimana

meningkatkan nilai jual dan strategi pemasaran untuk memasarkan ikan-ikan tersebut.

Page 3: Essay Desa Jambar Nana (1)

Hari berikutnya kami melanjutnya orientasi wilayah dengan menyusuri dusun ketiga

yaitu dusun puhun yang terletak di sebelah Utara desa, perjalanan kami ditemani oleh kepala

dusun Bapak Maman,kami diajak berkeliling sampai ke pelosok-pelosok dusun, dusun puhun

merupakan dusun terpadat kedus setelah dusun wage tetapi dusun ini tidak memiliki sumber

mata air sehingga harus mengambil air dari desa Karangsari yang berbatasan langsung dengan

dusun pahing yang terletak tepat dipusat pemerintahan desa Jambar. Setelah lama berkeliling

sampailah kami pada suatu tempat yang membuat saya terperangah dan kaget melihat salah satu

sungai yang penuh dengan sampah. Ternyata sungai tersebut merupakan tempat pembuangan

terakhir sampah-sampah rumah tangga di daerah tersebut. Masyarakat menganggap bahwa hal

tersebut tidak masalah, karena sampah yang di buang tidak langsung ke dalam sungai melainkan

ke pinggir sungai. Sungguh ironis memang. Pola pemikiran yang dangkal yang ditanamkan oleh

masyarakat desa ini.

Setelah berkeliling menyusuri seluk-beluk dusun puhun kami melanjutkan perjalanan ke

dusun Wage yang merupakan dusun terpadat diantara kelima dusun yang terdiri dari empat RT

dimana mayoritas masyarakat di dusun ini merantau ke kota seperti Bandung dan Jakarta. Di

dusun Wage perjalanan kami ditemani oleh Bapak Edi selaku kepala dusun tersebut. Berbeda

dengan dusun manis, di dusun ini mayoritas dari masyarakatnya berternak ayam. Ayam yang

dipelihara adalah ayam potong dengan jumlah dan kandang yang cukup besar.

Di Dari dusun wage kami melanjutkan perjalanan ke dusun pahing yang terletak di pusat

pemerintahan desa Jambar. Dusun pahing merupakan dusun terakhir dari petualangan kami.

Sama halnya dengan dusun manis, pada umumnya rumah-rumah di dusun Pahing juga memiliki

kolam ikan.

Pada hari senin, tanggal 3 Agustus 2015 kami melanjutkan kegiatan yaitu orientasi

politik. Desa Jambar saat ini sedang dalam masa transisi yang dipimpin oleh Bapak Shaleh.

Menurut Pak Sekdes dan Pak Kades, desa Jambar merupakan desa dengan bidang politik paling

maju dilihat dari adanya dua anggota dewan yang berasal dan tinggal di desa Jambar.

Keesokan harinya kami melakukan wawancara dengan warga setempat mengenai mata

pencaharian penduduk lokal dan mengikuti rapat bersama dengan KWT (Kelompok Wanita

Tani). Mata pencaharian merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup (ekonomi)

Page 4: Essay Desa Jambar Nana (1)

dengan cara bekerja. Mata pencaharian masyarakat berbeda satu sama lain. Perbedaan utama

dapat disebabkan oleh keadaan sosial dan corak budaya masyarakat setempat disamping

kemampuan yang dimiliki. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap corak mata

pencaharian suatu masyarakat.

Dari hasil wawancara tersebut kami mendapatkan informasi bahwa mayoritas penduduk

desa Jambar bermata pencaharian sebagai petani yaitu sekitar 1540 penduduk dengan

penghasilan kurang lebih 25.000/hari, disusul oleh buruh sekitar 407 orang, 150 orang pedagang,

96 orang sebagai PNS (Pegawai Negri Sipil), 85 orang wiraswasta, 45 karyawanswasta, dan 10

wirausaha. Dengan begitu dapat kita lihat bahwa desa Jambar memiliki potensi yang tinggi untuk

meningkatkan pertanian di lihat dari lahan pertaniannya yang cukup luas dan udara yang dingin,

sangat cocok untuk beberapa jenis sayuran dan buah-buahan.

Masyarakat Desa Jambar yang terletak di Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan,

Jawa Barat pada umumnya merupakan masyarakat yang homogen dalam memilih mata

pencaharian. Hal tersebut terlihat dari kondisi masyarakat yang menetap dan cenderung tidak

mencari pekerjaan di luar desa. Berdasarkan penuturan beberapa warga, ada beberapa warga

Desa Jambar yang memiliki pekerjaan sampingan seperti misalnya tukang bangunan, kuli

pekerjaan kasar, dll.

Dalam kegiatan kkn yang kami ikuti, kami memiliki program yang diberikan langsung

oleh dosen pembimbing lapangan (dpl) yaitu program promosi kesehatan di salah satu sekolah

dasar di desa Jambar. Namun sebelum melakukan promosi kesehatan terlebih dahulu kami harus

melakukan pengkajian masalah dimana nantinya diperlukan untuk memilih SD mana yang harus

dilakukan promosi kesehatan mengingat adanya tiga buah SD didaerah tersebut. Pengkajian

masalah yang kami lakukan dimulai dari kunjungan kami ke setiap sekolah.

Sekolah pertama yang kami kunjungi adalah SDN 02 Jambar yang terletak di dusun

Kaliwon. Hampir disemua SD kedatangan kami disambut hangat, baik oleh guru-guru maupun

oleh siswa-siswinya. Ya satu hal yang menonjol dari desa ini adalah keramah-tamahan

penduduknya. Di SD 02 kami bertemu dengan salah satu guru yang bernama Bapak Aruman.

Bersama Bapak Aruman kami diajak berkeliling-keliling SD. SD ini memiliki sarana prasarana

yang cukup memadai seperti UKS, kamar mandi, dan perpustakaan. SD ini juga pernah

Page 5: Essay Desa Jambar Nana (1)

mendapat bantuan berupa washtafel atau sarana untuk mencuci tangan namun karena

keterbatasan air maka bantuan ini dialihkan ke SDN 03 Jambar.

Selanjutnya diikuti dengan SDN 03 Jambar yang terletak di dusun Wage. Seperti halnya

SD 02, SD 03 pun sangat menyambut baik kedatangan kami, dan kebetulan kami bertemu

langsung dengan kepala sekolah Ibu Esih. Ibu Esih adalah pribadi yang hangat dan bersahabat

sehingga obrolan kami menjadi santai dan asik.

Terakhir kami mengunjungi SDN 01 Jambar yang terletak di dusun Pahing. Dilihat dari

infrastruktur, sarana dan prasarana, SD inilah yang paling minim fasilitasnya, padahal SD ini

terletak di pusat pemerintahan desa Jambar dan terletak dekat dengan balai desa namun karena

keterbatasan dana dan wilayah, fasilitas tambahan tidak dapat dibangun.

Dari ketiga SD, SDN 03 Jambar secara keseluruhan memiliki infrastruktur, sarana

prasarana, dan prestasi yang lebih baik dibandingkan SDN 02 dan SDN 01 Jambar, SDN 03 juga

merupakan juara UKS tidak hanya tingkat kecamatan tetapi juga tingkat kabupaten. Secara

keseluruhan ketiga SD ini memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang sudah baik,

namun ada beberapa fasilitas yang belum terpenuhi seperti tong sampah organik dan anorganik

pada SDN 01 Jambar dan juga karena keterbatasan dana menyebabkan minimnya fasilitas MCK

(Mandi Cuci Kakus).

Selain melakukan wawancara mengenai sarana prasarana dan infrastruktur kami juga

melakukan wawancara mengenai kurikulum yang di terapkan. Pada dasarnya ketiga SD

menerapkan kurikulum yang sama yaitu kurikulum KTSP ( 2006 ) karena mengikuti instruksi

pemerintah pada awalnya sekolah ini menggunakan kurikulum tematik (2013) tetapi seiring

perubahan sistem dari pemerintah maka kurikulumnya diubah lagi menjadi KTSP. Dengan

kurikulum yang diterapkan dan pengajar yang bertugas di SD ini maka 100% siswa di SD ini

lulus dan semuanya melanjutkan pendidikan ketingkat SMP/MTs bahkan hingga ke SMA

bahkan ada beberapa siswa lulusannya yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Selayaknya

program pemerintah mengenai Biaya Operasional Sekolah (BOS), disekolah ini juga sudah

menjalankan program ini sehingga siswa tidak lagi dibebankan dengan biaya SPP atau biaya

buku. Adapun untuk pembelian LKS (Lembar Kerja Siswa) supplier akan langsung berhubugan

dengan siswa jadi tidak melibatkan sekolah .

Page 6: Essay Desa Jambar Nana (1)

Selain melakukan wawancara dan pengamatan, kami juga melakukan pemeriksaan fisik

seperti pemeriksaan dari kepala hingga ujung kaki termasuk pemeriksaan gigi. Dari hasil

pemeriksaan fisik promosi kesehatan yang kami berikan adalah mengenai pola hidup bersih dan

sehat (PHBS), kebesihan diri termasuk cuci tangan dengan 7 langkah dan cara menyikat gigi

yang benar, serta tentang penyakit ISPA (ispeksi saluran pernafasan atas). Seperti yang saya

tuturkan sebelumnya, hal yang membuat saya kagum terhadap desa Jambar ini adalah keramahan

tamahan penduduknya, kami disambut baik dan begitu hangat oleh warga, anak sekolah serta

guru-guru di sekolah tersebut. Tingginya antusias para siswa membuat kami lebih bersemangat

untuk melakukan penyuluhan. Semoga apa yang kami sampaikan dapat diterapkan oleh adik-

adik di sana, sehingga terciptalah generasi yang sehat dan cerdas.

Setelah melakukan orientasi pendidikan dan promosi kesehatan, selanjutnya kami

melakukan orientasi kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kepedulian masyarakat terhadap kesehatan lingkungannya serta kondisi kesehatan masyarakat

desa. Kegiatan ini juga meliputi pencarian informasi mengenai fasilitas / lembaga pelayanan

kesehatan desa untuk mendapatkan informasi resmi mengenai derajat kesehatan masyarakt desa.

Kegiatan akan dilaksanakan di pusat-pusat lembaga pelayanan kesehatan desa Jambar.

Kegiatan ini dimulai dengan berkungjung ke rumah bidan desa yang bernama bidan Desi

untuk mengetahui jadwal posyandu yang ada di lingkungan desa Jambar. Kegiatan selanjutnya

adalah berkunjung ke beberapa rumah warga di dusun Wage dan Puhun untuk mengetahui

kondisi kesehatan warga dan lingkungan pemukiman di kedua dusun tersebut yang dilanjutkan

dengan mengikuti kegiatan posyandu di dusun Puhun berupa penimbangan bayi dan balita,

pemeriksaan ibu hamil, serta imunisasi. Keesokan harinya, kegiatan dilanjutkan dengan

berkunjung ke rumah warga di dusun Manis dan Pahing yang memiliki tujuan yang sama dengan

kedua dusun sebelumnya dan dilanjutkan dengan posyandu di dusun wage. Kegiatan dilanjutkan

dengan kunjungan ke rumah warga di dusun Kliwon dan dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan

yang telah dilakukan oleh tim PHS (Pola Hidup Sehat ).

Desa Jambar terdapat satu puskesdes yang terletak dekat dengan balai desa, di desa ini

hanya memiliki 1 bidan desa yaitu ibu bidan Desi sebagai perwakilan petugas kesehatan dari

puskesmas kecamatan, sedangkan puskesmas kecamatan memiliki 1 dokter, 1 dokter gigi dan 1

unit ambulans. Berdasarkan informasi yang didapat dari ibu bidan desi terdapat 6 lokasi

Page 7: Essay Desa Jambar Nana (1)

posyandu yang ada di desa Jambar yaitu berada di dusun Puhun, Manis, Pahing,Wage dan 2

lokasi di dusun Kliwon yaitu Kliwon blok atas dan blok bawah yang diadakan sebulan sekali

pada minggu kedua. Dusun Wage dan Dusun Puhun merupakan dusun yang paling banyak

memiliki balita dan juga ibu hamil sedangkan dusun manis merupakan dusun yang paling sedikit

dibandingkan dengan dusun lainnya. Balita di dusun Wage mencapai 80 anak dan di dusun

Manis hanya terdapat 1 ibu hamil dan 2 balita

Setiap tahun ajaran baru pihak puskesmas kecamatan mengadakan penjaringan yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan siswa baru sekolah dasar secara umum, apabila

terdapat suatu kelainan atau kurangnya kondisi kesehatan para siswa maka pihak puskesmas

memberikan surat rujukan agar siswa tersebut melakukan pemeriksaan di puskesmas. Kesehatan

umum di setiap dusun di desa Jambar dinilai cukup baik dilihat dari kebersihan lingkungan dan

rumah terjaga dengan baik. Namun terdapat beberapa rumah di dusun Wage yang lokasi rumah

mereka berdekatan dengan kandang ayam, sehingga lingkungan di sekitar rumah tersebut terlihat

kurang sehat karena terciumnya bau yang tidak sedap dan banyaknya lalat di sekitar rumah

tersebut yang menimbulkan kesan kotor dan lingkungan terlihat kotor.

Pada saat kami melakukan wawancara dengan beberapa warga desa kami menemukan

suatu penyakit yang dinilai sedang mewabah di desa ini karena penyakit ini ditemukan di

beberapa dusun di desa Jambar. Penyakit yang dinilai sedang mewabah di sekitar lingkungan

desa Jambar yaitu penyakit kulit berupa gatal-gatal dan berwarna kemerahan atau masyarakat

sekitar sering menyebut penyakit ini yaitu penyakit buduk, namun menurut bidan desa penyakit

ini merupakan penyakit skabies. Skabies merupakan penyakit gatal pada kulit yang disebabkan

oleh tungau atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei, penyakit ini ditandai dengan

adanya keluhan gatal-gatal terutama di malam hari dan mudah menular melalui kontak langsung

dan tidak langsung dengan penderita. Penyakit ini sudah biasa bagi masyarakat di desa Jambar

dan menjadi penyakit musiman di desa ini.

Selain itu kami juga melakukan wawancara mengenai kesehatan gigi. Kesedaran akan

kesehatan gigi di desa Jambar dirasa sudah cukup baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara

kebiasaan menyikat gigi yang rutin dilakukan setiap harinya. Rata-rata 3 kali setiap hari yaitu

setelah sarapan, sore hari dan malam hari sebelum tidur. Pola hidup sehat yang diterapkan oleh

masyarakat desa Jambar adalah kegiatan kerja bakti secara gotong royong untuk membersihkan

Page 8: Essay Desa Jambar Nana (1)

lingkungan di sekitar rumah yang diadakan setiap hari jumat di dusun kliwon. Dari hasil

kegiatan dan orientasi yang kami lakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa kesehatan warga

dan lingkungan desa Jambar dinilai cukup baik.

Kegiatan selanjutnya yang kami lakukan adalah orientasi keagamaan yaitu dengan

melakukan wawancara melalui beberapa narasumber /pemuka agama Desa Jambar. Beberapa

narasumber tersebut diantaranya seperti Ketua MUI Desa Jambar, Ketua DKM Baiturrohim

sebagai Masjid Raya Desa Jambar dan dengan beberapa imam musholla desa. Kami juga ikut

serta dalam beberapa kegiatan pengajian yang diadakan oleh beberapa masjid serta musholla.

Disana kami belajar mengenai bagaimana kehidupan keagamaan masyarakat desa sangat

tercermin dalam segala aktivitas kehidupan masyarakat.

Desa Jambar memiliki penduduk dari lima dusun yang mayoritas beragama islam. Suasana

keagamaan sangat terasa di Desa Jambar dengan adanya sebuah pesantren yang terletak di Dusun

Pahing dan adanya madrasah diniyah sebagai tempat pembinaan anak-anak. Dalam upaya

menjaga nilai-nilai keagamaan di Desa Jambar adalah dengan dibentuknya beberapa lembaga

keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Jambar, Dewan Keluarga Masjid

(DKM) dan Dewan Keluarga Langgar (DKL). MUI Desa Jambar yang sekarang diketuai oleh

KH. Udi Mulyadi S.Ag bertugas untuk menjaga kelangsungan kehidupan keagamaan di seluruh

daerah Desa Jambar. Sedangkan tugas dari DKM dan DKL adalah menjaga kelangsungan

aktivitas keagamaan di daerah lembaga tersebut berada. Sebagai contohnya adalah DKM

Baiturrohim yang memiliki tanggung jawab atas kehidupan keagamaan warga Dusun Pahing dan

Manis.

Dalam perjalanannya, masih terdapat beberapa permasalahan khususnya untuk kegiatan

keagamaan di Desa Jambar. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah sumber daya manusia

(SDM) untuk bidang keagamaan yang masih kurang beserta regenerasinya. Permasalahan

selanjutnya adalah masih banyak warga yang kurang memanfaatkan fasilitas seperti

musholla/laggar ataupun masjid untuk beribadah serta kurangnya rasa memiliki terhadap tempat

beribadah sehingga masih terdapat musholla/laggar ataupun masjid yang kotor.

Selain melakukan orientasi di atas dan program promosi kesehatan, kami juga ikut serta

dalam merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-70,kami bersama panitia

Page 9: Essay Desa Jambar Nana (1)

setempat membuat beberapa pelombaan seperti lomba makan kerupuk,balap karung,panjat

pinang,dan lain sebagainya. Tidak hanya membantu panitia kami juga ikut serta menjadi peserta

dalam kegiatan tersebut. Kami juga sempat memenangkan beberapa pelombaan tersebut.

Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Masyarakat desa jambar adalah masyarakat yang tidak mau bergantung kepada pemerintah

dengan menunggu dana yang turun dan sekelibat birokrasi yang susah, dengan penuh kesadaran

masyarakat desa jambar bersama-sama membangun fasilitas desa seperti jalan dan fasilitas

lainnya dengan menggunakan dana hasil swadaya dari seluruh masyarakat itu sendiri. Banyak

dari masyarakat desa yang pergi merantau ke kota, namun tidak sedikit pula yang bermata

pencaharian sebagai buruh tani dan pegawai negri, sehingga untuk soal wawasan, desa ini tidak

telalu tertinggal. Namun dengan demikian masyarakat tidak meninggalkan nilai-nilai luhur yang

ditanamkan oleh leluhur mereka, adanya pengajian rutin mempererat silaturahmi antar warga dan

memperkaya diri mereka dengan ilmu agama, sehingga nilai-nilai moral baik tidak tergerus oleh

modernisasi kota di tempat perantauan.

Hari demi hari kami lewati, sekarang tibalah saatnya untuk kembali melanjutkan rutinitas

menjadi mahasiswa. Semoga pengabdian kami bermanfaat bagi masyarakat desa Jambar dan

ucapan terima kasih yang tidak henti saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak

membantu dalam kegiatan kknm kami. Sampai ketemu lagi dilain kesempatan.