6
Tidak ada orang SUKSES yang tidak cerdas. Tidak ada orang cerdas yang tak pernah gila, tidak ada orang gila yang tak pernah bermimpi, tidak ada seorang pemimpi yang tidak pernah berimajinasi, tidak ada seorang yang suka berimajinasi jika tidak ada sebuah pemikiran, tidak ada seorang pemikir jika tidak ada sebuah MASALAH. Jadi apa yang ditakutkan dari sebuah MASALAH jika itu semua akhirnya bermuara pada sebuah KESUKSESAN? -Yusufa Ibnu Sina Setiawan- KONTRADIKTIF Manusia sama saja. Semua berlomba-lomba. Semua larut dalam sebuah kompetisi. Mengejar nafsu dan ego belaka. Dari harta, jabatan, kekuasaan, atau mencari SEBUAHPENGAKUAN? Ah, apa artinya akhirat jika peringatan bukan sebuah ancaman? Pernahkah kita sadar akan pentingnya akhirat? Tidak ada yang mau tahu, mungkin tak peduli. Dari agama hingga politik. Janji dan umbar sana-sini. Manusia tak pernah berhenti berbohong, banyak yang bermuka dua. Tidak ada yang merasa malu. Semua kebenaran bersifat semu. Tak ada yang bisa dipercaya. Siapa lagi? Kita harus percaya pada DIRI KITA SENDIRI. Hidup kita, ada di tangan kita, BUKAN ORANG LAIN.

Espresso IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sastra

Citation preview

Tidak ada orang SUKSES yang tidak cerdas. Tidak ada orang cerdas yang tak pernah gila, tidak ada orang gila yang tak pernah bermimpi, tidak ada seorang pemimpi yang tidak pernah berimajinasi, tidak ada seorang yang suka berimajinasi jika tidak ada sebuah pemikiran, tidak ada seorang pemikir jika tidak ada sebuah MASALAH.Jadi apa yang ditakutkan dari sebuah MASALAH jika itu semua akhirnya bermuara pada sebuah KESUKSESAN?-Yusufa Ibnu Sina Setiawan-

KONTRADIKTIFManusia sama saja.Semua berlomba-lomba.Semua larut dalam sebuah kompetisi.Mengejar nafsu dan ego belaka.Dari harta, jabatan, kekuasaan, atau mencari SEBUAHPENGAKUAN?Ah, apa artinya akhirat jika peringatan bukan sebuah ancaman?Pernahkah kita sadar akan pentingnya akhirat?Tidak ada yang mau tahu, mungkin tak peduli.Dari agama hingga politik.Janji dan umbar sana-sini.Manusia tak pernah berhenti berbohong, banyak yang bermuka dua.Tidak ada yang merasa malu.Semua kebenaran bersifat semu.Tak ada yang bisa dipercaya.Siapa lagi?Kita harus percaya pada DIRI KITA SENDIRI.Hidup kita, ada di tangan kita, BUKAN ORANG LAIN.Jangan bergantung.Manusia tak ada yang sama.

(bacalah dari bawah ke atas)-Yusufa Ibnu Sina Setiawan-

Jangan hidup untuk hidup yang tak pernah hidup untuk menghidupi hidup yang kau hidupi dalam hidupmu. Meskipun setelah mati kamu akan melihat banyak kematian yang telah membuatmu mati untuk kematian yang telah terlebih dahulu mati-matian mematikanmu. Jika tidak ingin mati dalam hidup atau hidup dalam kematian, maka jangan pernah mati untuk hidup yang tak pernah menghidupimu. Jadilah diri sendiri, maka kematian akan tetap hidup dalam kebahagiaan hidupnya sendiri. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena baik hidup ataupun mati semua ada MAKNANYA.Jangan hidup untuk hidup yang tak pernah hidup untuk menghidupi hidup yang kau hidupi dalam hidupmu = jangan sekali-kali kita hidup untuk keadaan yang membuat kita tidak menjadi diri kita sendiriMeskipun setelah mati kamu akan melihat banyak kematian yang telah membuatmu mati untuk kematian yang telah terlebih dahulu mati-matian mematikanmu = meskipun nanti setelah kita meninggal semua yang kita di lakukan akan dipertanggungjawabkan termasuk saat kita tidak menjadi diri kita sendiri dan melakukan banyak kebohongan disana-siniJika tidak ingin mati dalam hidup atau hidup dalam kematian, maka jangan pernah mati untuk hidup yang tak pernah menghidupimu = Jika kita tak ingin merasakan kesia-siaan dalam hidup, maka jangan pernah membela mati-matian sesuatu yang tidak benar menurut kata hatimuJadilah diri sendiri, maka kematian akan tetap hidup dalam kebahagiaan hidupnya sendiri =jika kita menjadi diri sendiri maka kebahagiaan akan mengikuti kita, baik saat kita hidup ataupun mati. -Yusufa Ibnu Sina Setiawan-

Ada seseorang yang sakit HATI nyaSAKIT HATI, kenapa bisa sampai menyebabkan berbagai macam perilaku?SAKIT HATI identik dengan rasa sakit dan tertekan di DADADan jarang sekali bukan orang sakit HATI memegang HEPARNYA (Hepar terletak tepat di bawah TULANG RUSUK sebelah kanan)Dan pasti LEBIH JARANG lagi apabila seseorang SAKIT HATI, ia memegang KEPALA nya?

Satu hal yang perlu digaris bawahi, ini HEPAR atau OTAK?Kalu penyakit HATI itu ada HEPATITIS, SIROSIS HEPATIS, HEPATITIS FULMINANT, HEPATOMA, HEPATOCELLULAR CARCINOMA, TRAUMA HEPATIS, Kalau penyakit OTAK itu meliputi STROKE, NEUROFIBROMATOSIS, ASTROCYTOMA, CEPHALGIA, MENINGIOMA, MENIGNITIS, SUBDURAL HEMATOMA

Kenapa perlu menjelaskan SAKIT HATI sampai lari ke OTAK atau HEPAR?

Karena di sinilah sering terjadi kesalahpahaman tentang pengertian HATIHATI yang sering dipahami kebanyakan orang adalah tentang PERASAANDan tahukah dimana letak PERASAAN?Perasaan tersimpan di OTAK, di bagian yang bernama AMYGDALA dan HIPOKAMPUSKarena semua hal, termasuk rasa senang, sedih dan suka itu diatur di PUSAT EMOSIYang terpengaruh oleh neurohormon meliputi SEROTONIN, BETA ENDORFIN dan masih banyak lagi

Kalau definisi HATI untuk ORGAN merupakan organ yang berfungsi menetralkan racun dalam tubuhHEPAR ini meliputi beberapa bagian yang fungsi nya luar biasaJika orang SAKIT HEPAR, ia akan mengalami rasa sakit yang LUAR BIASAKarena racun tak dapat dihancurkan oleh tubuhDan kerja tubuh menjadi tergangguSudah dapat dipastikan aliran darah juga tidak dapat mengalir sebagaimana mestinyaKarena hati juga bisa berfungsi sebagai penyedia darah cadangan bagi tubuh ketika mengalami kekurangan

Lalu kenapa juga orang sering menghubungkan SAKIT HATI dengan MEMEGANG DADA nya yaitu di JANTUNG?Padahal sudah jelas HATI tadi tempatnya kemungkinan ada dua yaitu HEPAR dan OTAK

Sepertinya ini yang juga perlu diluruskanKita tau sendiri di daerah DADA ada dua hal yang sifatnya VITALYaitu PULMO (PARU-PARU) dan KOR (JANTUNG)Inilah yang menjelaskan mengapa ketika orang SEDIH atau TERLUKA , ia memegang dadanyaDi jantung dipersarafi oleh NERVUS VAGUS dan di JANTUNG juga terdapat KONDUKSI LISTRIK yang sangat BESAR diperantarai oleh SA dan AV NODESKetika orang sedih, pembuluh darah akan mengantarkan sinyal SIMPATIS dengan berbagai mekanisme FIGHT or FLIGHTBerbagai neurohormon dan neuromodulator terlibat di dalamnyaHingga akhirnya rangsangan ke NERVUS dan peningkatan LONJAKAN LISTRIK DI JANTUNG itu menimbulkan rasa NYERI Kalau hubungannya terluka, sedih atau SAKIT HATI dengan PARU-PARU adalah dari kadar OKSIGEN nyaKeadaan SIMPATIS sekali lagi menyebabkan PENYEMPITAN PEMBULUH DARAH di PARU-PARU Termasuk di bagian BRONKUS akan mengalami penyempitanHingga akhirnya pasokan oksigen akan menurunItulah yang menyebabkan rasa sesak pada ORANG YANG SAKIT HATI

Menyenangkan jika melihat seseorang yang katanya SAKIT HATI tetapi tidak berperilaku sebagaimana mestinyaApakah itu memang sudah terbentuk daridulu?Aatau nenek moyang kita mendeskripsikan HATI itu ada di JANTUNG?Apa ahli ANATOMI terdahulu salah memberikan nama?yang terbalik antara JANTUNG DAN HEPAR? Atau terbalik antara HEPAR DAN OTAK?

Sadar atau tidak, kita terkurung oleh PARADIGMA yang saat ini kita saja masih bingung mendeskripsikan apa yang ada dalam diri kita sendiriMemang ILMU semakin berkembangTetapi dengan semakin berkembangnya ilmu menandakan pengetahuan kita MASIH SANGAT TERBATAS

Namun seiring dengan semakin sulitnya kita menjelaskan apa yang ada di dalam diri kita, kita menjadi lebih sering MENILAI dan MEMBICARAKAN ORANG LAINSering sekali melakukan PENGHAKIMAN dan menyampaikan KABAR yang belum JELAS asal-usulnyaApakah hal itu menandakan, kita sudah frustasi dengan hidup kita sendiri sehingga mencari pelampiasan pada orang lain?Apakah kita tak ingin terjebak sendirian sehingga mengajak orang lain untuk terlibat di dalamnya?Yang pasti, mungkin kita tak suka tersesat sendirian, lebih tepatnya HANCUR sendirian.

Kalau KESUKSESAN membuat kita berpikir TENTANG KEESAAN atau SATU, namun mengapa KEHANCURAN selalu membuat kita tak ingin memikirkannya SEBAGAI SATU KESATUAN?Padahal KESUKSESAN DIRAIH dengan KERJASAMA disana-sini, sedang SERINGKALI KEHANCURAN DIMULAI oleh SESEORANG

Manusia memang egois.Aku, kamu, kami, dan mereka. Ya kita semua.

-Yusufa Ibnu Sina Setiawan-