Upload
aurora-andari-amelia
View
381
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pjk
Citation preview
AURORA ANDARI AMELIA
1511226007
EPIDEMIOLOGI [PJK]PENYAKIT JANTUNG KORONER
OUTLINE
Pengertian PJK
Besaran Masalah PJK
Distribusi PJK
Manifestasi PJK
Faktor-faktor Resiko PJK
Tanda-tanda PJK
Dampak PJK
Prognosis PJK
Pencegahan PJK
PENGERTIAN PJK
Menurut WHO (1997), Penyakit Jantung Koroner (coronary heart
diseases) merupakan ketidaksanggupan jantung akut maupun
kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada system nadi
koroner.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa Penyakit
Jantung Koroner [PJK] adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh
darah koroner.
BESARAN MASALAH PJK
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kesakitan
dan kematian diseluruh dunia. Penyakit jantung koroner (PJK)
juga merupakan problema kesehatan utama di negara maju.
Bahkan, PJK menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian, baik di negara-negara maju maupun negara
berkembang (Soeharto,2004).
BESARAN . . . (lanjutan)
BESARAN . . . (lanjutan)
Beban PJK bukan hanya terjadi pada negara-negara maju tetapi
juga pada negara berkembang. Sekitar 60% dari total kematian
PJK terjadi di negara-negara berkembang.
Di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal karena
penyakit ini, sedangkan di Eropa diperhitungkan 20.000-40.000
orang dari 1 juta penduduk menderita PJK.
BESARAN . . . (lanjutan)
Di Indonesia ditemukan bahwa, jumlah kasus PJK di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Th.1990Th.1991
Th.1992
10001100120013001400150016001700
1338
15551643
BESARAN . . . (lanjutan)
Hasil survei yang dilakukan Departeman Kesehatan RI tahun
1992, menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke
tahun terus meningkat. Bahkan kecendrungan penyebab kematian
di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular (PJK) dan degeneratif.
WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2004, sekitar 80%
kematian dan kejadian PJK terjadi di negara-negara yang
memiliki pendapatan rendah atau menengah (WHO, 2007).
BESARAN . . . (lanjutan)
Menurut Profesor Asnil (2004) pakar dan peneliti penyakit
jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2000 mencatat dari
4.253.510 penduduk Sumbar sekitar 1.600 orang meninggal
akibat jantung dan pembuluh darah pertahun. Sebanyak 400
orang diantaranya meninggal sebelum mendapat perawatan
medis (PERSI,2004).
BESARAN . . . (lanjutan)
Berdasarkan data dari rekam medik RSUP DR. M. Djamil
Padang, penyakit jantung koroner merupakan penyakit no.2
terbanyak di Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil, selama tahun 2009
terdapat 980 pasien dengan PJK yang berkunjung ke Poliklinik
RSUP DR. M. Djamil Padang. Sedangkan pada tahun 2010
jumlah pasien yang berkunjung ke Poliklinik RSUP Dr. M.
Djamil Padang meningkat drastis menjadi 2835 orang pasien.
BESARAN . . . (lanjutan)
Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia menujukkan bahwa proporsi kematian akibat PJK meningkat,
Th. 1995Th. 2001
23.00%
24.00%
25.00%
26.00%
27.00%
24.50%
26.30%
BESARAN . . . (lanjutan)
SKRT 2004 melaporkan bahwa sekitar 2,2% penduduk Indonesia
yang berusia diatas 15 tahun pernah didiagnosis menderita
penyakit jantung dan sekitar 1,3% penduduk Indonesia pernah
didiagnosis menderita penyakit jantung angina (Depkes, 2007).
Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya
dapat dicegah.
BESARAN . . . (lanjutan)
Estimasi penderita PJK pada umur ≥ 15 tahun berdasarkan seluruh provinsi di Indonesia, (sumber : Riskesdas 2013)
BESARAN . . . (lanjutan)
Estimasi penderita PJK pada umur ≥ 15 tahun berdasarkan kelompok umur di Indonesia, (sumber : Riskesdas 2013)
BESARAN . . . (lanjutan)
Dari segi jenis kelamin, PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga berisiko terkena PJK meskipun kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas, ditemukan;
(WHO, 2002)laki-laki
perempuan
0%
5%
10%
15%
20%20%
12%
BESARAN . . . (lanjutan)
Estimasi Penderita PJK umur ≥ 15 tahun berdasarkan jenis kelamin di Indonesia, (sumber: Riskesdas 2013)
DISTRIBUSI PJK
Berdasarkan Lokasi
1. Kejadian PJK lebih banyak ditemui pada masyarakat negara
berkembang dibandingkan negara sedang berkembang
2. Kejadian PJK lebih banyak ditemui diperkotaan daripada
pedesaan
Berdasarkan Sosial-Ekonomi
Penyakit jantung koroner lebih banyak mengenai golongan
masyarakat sosial ekonomi menengah keatas dibandingkan sosial
ekonomi rendah.
DISTRIBUSI . . . (lanjutan)
Berdasarkan Jenis Kelamin
PJK lebih banyak mengenai laki-laki dari pada
perempuan., tetapi setelah perempuan mengalami monopause
perbedaan ini berkurang.
DISTRIBUSI . . . (lanjutan)
DISTRIBUSI . . . (lanjutan)
DISTRIBUSI . . . (lanjutan)
Berdasarkan Umur
Kejadian PJK meningkat pada umur 40 tahun dan
memiliki resiko tinggi bila memasuki umur 50 tahun. Dan lebih
banyak ditemui kematian daripada kesembuhan.
MANIFESTASI PJK
Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinik
yang berbeda-beda,Manifestasi Klinik PJK
Asimptomatik
Angina Pectoris
Infark Miokard
Akut
Aritmia Jantung
Kematian
Mendadak
MANIFESTASI . . . (lanjutan)
Asimptomatik
mekanisme silent iskemia diduga oleh karena
ambang nyeri yang meningkat, neuropati otonomik (pada
penderita diabetes), meningkat produksi endomorfin.
Angina Pektoris
perasaan tidak enak didada berupa nyeri, rasa
terbakar atau tertekan
Angina pektoris terbagi 3; AP stabil, AP tidak stabil dan
varian angina
MANIFESTASI . . . (lanjutan)
Infark Miokard Akut
kerusakan jaringan miokard akibat iskemia hebat
yang terjadi tiba-tiba
Aritmia Jantung
gangguan urutan irama atau kecepatan dari proses
depolarisasi pada jantung
Kematian Mendadak
merupakan manifestasi klinik pertama PJK pada
seperempat pasien.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO PJK
Faktor –faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) terdiri dari beberapa karakteristik, yaitu :
Permanen (tidak dapat dimodifikasi)
1. Usia2. Jenis kelamin3. Riwayat keluarga4. Etnis
Temporer Potensial (dapat dimodifikasi)
1. Bentuk tubuh2. Kebiasaan merokok3. Dislipidemia (kadar
kolesterol, trigliserida, LDL, VLDL, HDL yang rendah) . . .
FAKTOR . . . (lanjutan)
4. Obesitas dan sindrom metabolik
5. Hipertensi6. Diabetes Mellitus7. (-) aktivitas fisik8. Peningkatan trombosit
Psikososial1. Kadar homosistein tinggi2. Sosioekonomi rendah3. Stress
Geografis 1. Pola prilaku / gaya hidup2. Cuaca dan iklim
TANDA-TANDA PJK
Berawal dari rasa sakit dan nyeri ditengah dada
Lalu sesak nafas
Mual, muntah disertai keringat dingin
Kemudian Pusing - pingsan
TANDA . . . (lanjutan)
“kenali tanda-tandanya sebelum terlambat”
DAMPAK PJK
Kerusakan pada pembuluh arteri koroner pada penyakit jantung
koroner dapat memicu terjadinya :
1. Syok kardiogenik
(ketidakmampuan jantung memompa darah keseluruh tubuh)
2. Disfungsi ventrikel kiri / Gagal jantung
(kegagalan ventrikel kiri/ akibat langsung dari iskemik
sistem)
DAMPAK . . . (lanjutan)
3. Perikarditis
(peradangan lapisan jantung)
4. Ruptur jaringan jantung
(luka pada jaringan jantung)
5. Kematian
PROGNOSIS PJK
Prognosis (perkiraan hasil akhir) pada penyakit jantung koroner
(PJK) tergantung dari beberapa hal berikut :
Wilayah yang terkena oklusi
Sirkulasi kolateral
Durasi / waktu oklusi
Oklusi total / parsial
Kebutuhan oksigen miokard
PROGNOSIS . . . (lanjutan)
Berikut prognosis pada penyakit jantung koroner :
1.25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit
2.Total mortalitas 15 – 30%
3.Mortalitas pada usia < 50 tahun sebanyak 10 – 20%
4.Mortalitas pada usia > 50 tahun sebanyak 20%
Hari Jantung Dunia diperngati setiap tanggal 29
September. Untuk memperingati hari “Heart-Healthy Enviroment”
atau “Lingkungan Sehat bagi Jantung” yang bertujuan untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler bagi individu, keluarga
dan masyarakat. perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengenali gejala dan
risiko penyakit kardiovaskuler sehingga dapat menentukan
langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Cegah PJK dengan
menerapkan perilaku CERDIKCek kesehatan secara berkala
Enyahkan asap rokok
Rajin aktifitas fisik
Diet sehat dengan kalori seimbang
Istirahat yang cukup
Kelola stres
PENCEGAHAN . . . (lanjutan)
Cara lain dalam pencegahan PJK adalah dengan memanipulasi faktor resikonya dengan melakukan Manipulasi Gizi, yaitu :
Faktor Resiko Modifikasi Gizi
Peningkatan LDL
Kurangi asupan as.lemak jenuh, tingkatkan asupan polisakarida dan asupan as.lemak tak jenuh ganda
Peningkatan VLDL Kurangi asupak KH dg IG tinggi
PENCEGAHAN . . . (lanjutan)
Penurunan HDL Tingkatkan asupan as. Lemak tak jenuh tunggal dari sayuran
LDL teroksidasi Tingkatkan asupan nutrien antioksidan
HipertensiTingkatkan konsumsi buah, sayuran dan susu rendah lemak serta kurangi asupan natrium
Diabetes Mellitus Turunkan BB, kurangi asupan KH dengan IG rendah
PENCEGAHAN . . . (lanjutan)
Peningkatan trombosit Meningkatkan asupan asam lemak dari ikan
Homosistein Peningkatan asupan folat, vit B dari makanan dan suplemen
Obesitas
Kurangi konsumsi makanan padat energi, makanan kaya lemak serta kaya gula dan tingkatkan konsumsi sayuran buah
Referensi :
Gibney, Michael J.,dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : 2009
InfoDATIN (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI) Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta Selatan : 2014
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013.
http://repository.unand.ac.id/17938/2/PENGARUH%20YOGA%20TERHADAP%20PENINGKATAN%20KADAR%20KOLESTEROL%20HDL%20DAN%20PENURUNAN%20LDL%20DALAM%20DARAH%20PADA%20PASIEN%20JANTUNG%20KORONER%20DI%20POLIKLINIK%20JANTUNG%20RSUP.pdf
Pertanyaan :
Bila seseorang mengalami kejadian basah pada telapak tangan dan
telapak kaki disaat ia sedang cemas, apakah ia tergolong mengalami
kelainan pada jantungnya ??