12
1 ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) DI PASAR TRADISIONAL PEKANBARU Rismawati 1 , Yusfiati 2 , Radith Mahatma 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR 2 Dosen Zoologi Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. e-mail: [email protected] ABSTRACT This research aims to know the endoparasites and its prevalence in chicken (Gallus domesticus) intestines from tradisional market in Pekanbaru. This research had been carried out from October 2012 to March 2013. The chicken intestines were collected from seven traditional markets in Pekanbaru (Sail, Lima Puluh, Kodim, Palapa, Cik Puan, Arengka and Panam). Six samples of chicken intestine were examined from each market which the total number of samples were 42 altogether. Two methods were used in this study, direct and concentration method. The results showed that 26 out of 42 samples were infected by endoparasitic species belong to 18 genus i.e. Echinostoma, Raillietina, Schistosoma, Echinococcus, Diphylidium, Hymenolepis, Choanotaenia, Amoebotaenia, Anoplacephala, Ascaris, Toxocara, Oxyuris, Trichuris, Strongyloides, Ancylostoma, Capilaria, Ciliata dan Eimeria. The abundance of endoparasites from seven traditional markets in Pekanbaru ranged from 0 to 18 which the average of endoparasitic abundance was 7. The highest prevalence of endoparasitic species from mature individual and egg was found in Rallietina (26%) and Hymenolepis (29%) respectively. Key words: chicken, endoparasites, prevalence, Pekanbaru ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis endoparasit ayam kampung di bagian usus dan menghitung prevalensi endoparasit yang ditemukan pada usus ayam kampung (Gallus domesticus) dari pasar tradisional Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013. Sampel usus ayam kampung berasal dari 6 ekor ayam di setiap pasar tradisional. Tempat pengambilan sampel yaitu Pasar Sail, Pasar Lima Puluh, Pasar Kodim, Pasar Palapa, Pasar Cik Puan, Pasar Pagi Arengka dan Pasar Panam di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan 2 metode pemeriksaan yaitu metode langsung dan metode kosentrasi. Hasil penelitian pada 26 dari 42 sampel usus ayam kampung (Gallus domesticus) di pasar tradisional Pekanbaru ditemukan 18 genus endoparasit. Hasil identifikasi yang dapat diperoleh antara lain telur cacing Echinostoma, Raillietina, Schistosoma, Echinococcus, Diphylidium, Hymenolepis, Choanotaenia, Amoebotaenia, Anoplacephala, Ascaris, Toxocara, Oxyuris, Trichuris, Strongyloides, Ancylostoma, Capilaria, Ciliata dan Eimeria. Kelimpahan endoparasit

ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

1

ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) DI PASAR TRADISIONAL PEKANBARU

Rismawati1, Yusfiati2, Radith Mahatma2

1Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR

2Dosen Zoologi Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This research aims to know the endoparasites and its prevalence in chicken (Gallus domesticus) intestines from tradisional market in Pekanbaru. This research had been carried out from October 2012 to March 2013. The chicken intestines were collected from seven traditional markets in Pekanbaru (Sail, Lima Puluh, Kodim, Palapa, Cik Puan, Arengka and Panam). Six samples of chicken intestine were examined from each market which the total number of samples were 42 altogether. Two methods were used in this study, direct and concentration method. The results showed that 26 out of 42 samples were infected by endoparasitic species belong to 18 genus i.e. Echinostoma, Raillietina, Schistosoma, Echinococcus, Diphylidium, Hymenolepis, Choanotaenia, Amoebotaenia, Anoplacephala, Ascaris, Toxocara, Oxyuris, Trichuris, Strongyloides, Ancylostoma, Capilaria, Ciliata dan Eimeria. The abundance of endoparasites from seven traditional markets in Pekanbaru ranged from 0 to 18 which the average of endoparasitic abundance was 7. The highest prevalence of endoparasitic species from mature individual and egg was found in Rallietina (26%) and Hymenolepis (29%) respectively. Key words: chicken, endoparasites, prevalence, Pekanbaru

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis endoparasit ayam kampung di bagian usus dan menghitung prevalensi endoparasit yang ditemukan pada usus ayam kampung (Gallus domesticus) dari pasar tradisional Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013. Sampel usus ayam kampung berasal dari 6 ekor ayam di setiap pasar tradisional. Tempat pengambilan sampel yaitu Pasar Sail, Pasar Lima Puluh, Pasar Kodim, Pasar Palapa, Pasar Cik Puan, Pasar Pagi Arengka dan Pasar Panam di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan 2 metode pemeriksaan yaitu metode langsung dan metode kosentrasi. Hasil penelitian pada 26 dari 42 sampel usus ayam kampung (Gallus domesticus) di pasar tradisional Pekanbaru ditemukan 18 genus endoparasit. Hasil identifikasi yang dapat diperoleh antara lain telur cacing Echinostoma, Raillietina, Schistosoma, Echinococcus, Diphylidium, Hymenolepis, Choanotaenia, Amoebotaenia, Anoplacephala, Ascaris, Toxocara, Oxyuris, Trichuris, Strongyloides, Ancylostoma, Capilaria, Ciliata dan Eimeria. Kelimpahan endoparasit

Page 2: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

2

pada 7 pasar tradisional Pekanbaru berkisar 0 sampai 18 endoparasit/hewan yang diperiksa. Sedangkan rata-rata dari 7 pasar tradisional Pekanbaru adalah 7 endoparasit/hewan yang diperiksa. Kelimpahan tertinggi pada Pasar Cik Puan dan kelimpahan terendah pada Pasar Arengka. Prevalensi jenis endoparasit tertinggi ditemukan pada cacing Rallietina 26% dan telur Hymenolepis 29% . Kata kunci: endoparasit, prevalensi, ayam kampung, Pekanbaru

PENDAHULUAN

Endoparasit merupakan parasit yang hidup di dalam tubuh inang, umumnya berupa berbagai jenis cacing, arthropod, bakteri, protozoa dan virus (Hadi dan Soviana 2000). Endoparasit dapat ditemukan pada otak, hati, paru-paru, jantung, ginjal, otot, kulit, darah dan saluran pencernaan. Endoparasit yang menyerang vertebrata adalah protozoa, virus, bakteri, trematoda, cestoda dan nematoda. Salah satu yang banyak diinfeksi oleh parasit adalah unggas. Parasit helmint atau cacing secara alami ditemukan pada berbagai jenis unggas liar dan unggas peliharaan. Endoparasit yang sering menginfeksi unggas peliharaan seperti bebek, itik, burung dan ayam adalah Nematoda (Cynthia 2009). Endoparasit dapat menyerang ayam pada semua umur. Ayam yang terinfeksi endoparasit memiliki gejala seperti lesu, pucat, kondisi tubuh menurun bahkan mengakibatkan kematian. Endoparasit dapat menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan penurunan produksi ayam kampung (Sundaryani 2007). Keberadaan parasit di dalam tubuh ayam kampung dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tertentu. Serangan parasit menimbulkan penyakit yang menyebabkan kerugian bagi peternak berupa kematian dan menurunkan hasil produksi telur dan daging. Ayam yang terserang penyakit ini akan mengalami penurunan berat badan sehingga ayam menjadi lemah dan kurus bahkan menyebabkan kematian (Levine 1994). Penyebaran endoparasit terhadap hewan ternak dapat melewati pakan, air dan peralatan ternak (Parede et al. 2005). Ayam kampung dapat terinfeksi endoparasit melalui makanan. Kebiasaan makan ayam kampung yang bersifat omnivora adalah sebagai sebab akibat ayam kampung terserang penyakit parasit. Kemungkinan makanan yang dimakan ayam kampung berasal dari makanan yang kurang bersih. Ayam yang dikonsumsi manusia sebaiknya dalam kondisi sehat dan terbebas dari berbagai jenis parasit. Informasi mengenai ayam kampung yang terserang parasit sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan ayam dan mencegah kejadian penyakit yang bersifat zoonosis (penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia). Penelitian mengenai endoparasit pada ayam kampung sudah banyak dilakukan, tetapi di pasar tradisional Pekanbaru khususnya di Pasar Lima Puluh, Pasar Sail, Pasar Kodim, Pasar Palapa, Pasar Cik Puan, Pasar Pagi Arengka dan Pasar Panam belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis endoparasit ayam kampung di bagian usus dan menghitung prevalensi endoparasit.

Page 3: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

3

METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, formalin 4%, alkohol 70%, larutan NaCl 33%, garam jenuh dan gula jenuh. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan pewarnaan Metilen blue 1% (Muhni 2011). Alat yang digunakan dalam penelitian adalah mikroskop, seperangkat alat bedah, tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk, gelas objek, gelas penutup, botol film, masker, sarung tangan, plastik klip, kamera digital, gelas sedimentasi (gelas Baermann), kertas label dan alat tulis. Penelitian menggunakan metode survey pada lokasi pengambilan sampel usus ayam kampung berjumlah 6 ekor dari setiap pasar yang disampling di lapangan dan dilanjutkan prosedur identifikasi sampel di Laboratoruim Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Sampel diambil dari Pasar tradisional yang ada di Kota Pekanbaru yaitu Pasar Sail, Lima Puluh, Kodim, Palapa, Cik Puan, Arengka dan Pasar Panam. Pemeriksaan endoparasit menggunakan metode langsung dan metode kosentrasi. Metode langsung dan Metode kosentrasi menggunakan pewarnaan Metilen Blue. Sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x40. Semua parasit yang ditemukan difoto dan diidentifikasi berdasarkan Bowman (1999) dan Prianto et al. (2008). Data yang diperoleh secara kualitatif dianalisis secara deskriptif. Sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif yaitu frekuensi kehadiran dan kelimpahan endoparasit. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan akan dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) One Way dengan menggunakan Minitab 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis Endoparasit dan Kelimpahan Endoparasit Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 42 sampel usus ayam kampung yang berasal dari 7 pasar tradisional di Pekanbaru ditemukan 18 jenis endoparasit (Tabel 1) pada 26 sampel usus. Endoparasit yang ditemukan digolongkan dalam kelas Trematoda, Cestoda, Nematoda dan Protozoa. Trematoda yang ditemukan dalam usus ayam kampung tergolong dalam 2 famili yaitu Echinostomatidae dan Schistosomatidae. Beberapa kelompok Cestoda yang ditemukan dalam usus ayam kampung diantaranya famili Anoplocephalidae, Davaineidae, Dilepididae, Dipylidiidae, Hymenolepididae dan Taeniidae. Selain itu juga ditemukan kelompok Nematoda parasit yang tergolong dalam famili Ascarididae, Oxyuridae, Trichuridae, Strongyloididae, Ancylostomatidae dan Capillariidae. Protozoa parasit yang ditemukan tergolong dalam famili Eimeriidae. Rata-rata kelimpahan endoparasit yang ditemukan pada 7 pasar tradisional di Pekanbaru adalah 7 endoparasit/hewan yang diperiksa (hp). Kelimpahan endoparasit pada ayam kampung berkisar antara 0 sampai 18 endoparasit/hp ditemukan di pasar tradisional Pekanbaru. Kelimpahan yang paling tinggi ditemukan pada Pasar Cik Puan yaitu 18 endoparasit/hp dan kelimpahan endoparasit terendah pada Pasar Arengka.

Page 4: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

4

Tabel 1. Jenis-jenis Endoparasit di Pasar Tradisional Pekanbaru

No Jenis Parasit Pasar Tradisional Jumlah A B C D E F G 1 Protozoa

Ciliata 1

1 2

Eimeria 1 2

1 4

2 Trematoda

Telur Echinostoma

11 2

13

Telur Schistosoma

1

2

3

3 Cestoda

Cacing Railletina 26 8 27 1 13 2 77

Telur Railletina 8 0 0 0 5 0 13

Telur Echinococcus

2

8

14 24

Telur Diphylidium 4

1 5

3 13

Telur Hymenolepis 8

11 28 36

3 86

Telur Anoplacephala 1

1 1

3

Telur Choanotaenia

1

1

Telur Amoebotaenia

4

4

4 Nematoda

Cacing Ascaris 2 2

Telur Ascaris 5 9 14

Telur Toxocara 1

1

Telur Oxyuris

1

8

2 11

Telur Trichuris

1 7

1 9

Telur Strongyloides

5

5

Telur Ancylostoma

3

3

Telur Capillaria

1 3

4 Jumlah Total 50 22 51 33 109 0 27 292 Keterangan: A. Pasar Sail; B. Pasar Lima Puluh; C. Pasar Kodim; D. Pasar Palapa; E. Pasar Cik Puan;

F. Pasar Arengka dan G. Pasar Panam.

Endoparasit yang dominan pada pasar tradisional Pekanbaru adalah Raillietina dan Hymenolepis. Jumlah endoparasit dari Raillietina di pasar tradisional sebanyak 77 individu. Jumlah tersebut ditemukan di Pasar Sail, Kodim dan Cik Puan masing-masing sebanyak 28, 27 dan 13 individu. Sedangkan jumlah Hymenolepis 86 individu dari pemeriksaan sampel pada Pasar Cik Puan sebanyak 36, pada Pasar Palapa dengan jumlah 28 dan 11 terdapat pada Pasar Kodim. Kelimpahan endoparasit salah satunya disebabkan karena faktor makanan. Ayam kampung termasuk hewan omnivora dan tidak memilih-milih makanan (Marhiyanto 2006). Selain itu, kelimpahan endoparasit dapat juga dipengaruhi oleh faktor distribusi endoparasit yaitu interaksi antara hospes dengan individu endoparasit, kecocokan hospes dan tingkat kekebalan hospes terhadap endoparasit (Kusumamihardja 1993). Faktor penularan endoparasit pada unggas peliharaan diduga karena adanya kontak diantara unggas dalam kandang yang lebih erat. Tingginya endoparasit yang ditemukan di Pasar Cik Puan diduga karena ayam kampung yang di jual di Pasar Cik Puan berasal dari peternakan yang pemeliharaan

Page 5: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

5

kandangnya kurang bersih sehingga terserang endoparasit. Sistem pemeliharaan ayam kampung yang kurang bersih mengakibatkan terinfeksi endoparasit. Menurut Firman (2010) pemeliharaan ayam kampung yang masih tergolong tradisional dan sistem pemeliharaan yang kurang diperhatikan mengakibatkan kemungkinan terinfeksi endoparasit sangat besar. Tingginya populasi Raillietina dipengaruhi oleh jumlah lalat (Muscca domestica) yang ada di peternakan (Medion 2008). Lalat berpotensi menjadi hospes intermediet (inang antara) bagi infeksi Raillietina dan Hymenolepis. Serangga lain yang menjadi faktor inang perantara pada Raillietina dan Hymenolepis adalah kecoa. Kecoa menyukai tempat yang kotor dan kondisi lingkungan yang hangat. Peternakan yang besar memiliki penerangan lampu yang dapat menghangatkan ayam kampung, dengan kondisi seperti itu diduga kecoa dapat berkeliaran bebas. Jumlah endoparasit pada tiap pasar tradisional Pekanbaru berbeda nyata (p=0,018, α=0,05) (Tabel 2). Tabel 2. Rata-rata jumlah endoparasit di pasar tradisional Pekanbaru

Pasar N Rata-rata (endoparasit/ hewan yang diperiksa)

Cik Puan 6 18a

Kodim 6 9b

Sail 6 8b

Palapa 6 6b

Panam 6 5b

Lima Puluh 6 2b

Arengka 6 0b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada uji lanjut Fisher taraf 5%.

Prevalensi Endoparasit Frekuensi endoparasit pada usus ayam kampung yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional berbeda (Gambar 1).

Gambar 1. Prevalensi Endoparasit pada Pasar Tradisional Pekanbaru

Page 6: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

6

Tingginya prevalensi endoparasit pada Pasar Cik Puan diduga karena kepadatan ayam kampung lebih tinggi dari pasar lain, sehingga penularan endoparasit menjadi lebih cepat pada peternakan yang menjadi pemasok di Pasar Cik Puan. Kondisi peternakan yang baik kurang diperhatikan sehingga kemungkinan terinfeksi endoparasit. Secara umum tinggi rendahnya frekuensi kehadiran endoparasit pada ayam kampung dipengaruhi oleh kontak antara hewan yang terinfeksi dengan yang belum terinfeksi. Penyebab tingginya angka prevalensi pada ayam kampung ini diperkirakan karena sistem pemeliharaan, masalah pakan tidak bersih dan faktor lingkungan (Firman 2010; Dicney et al. 2008). Sistem pemeliharaan ayam kampung secara tradisional yaitu pemeliharaan ayam yang dilepaskan pada siang hari dan pada malam hari dikandangkan, mengakibatkan ayam kampung mempunyai peluang lebih besar untuk terjangkit parasit. Deskripsi Endoparasit Jumlah populasi yang ditemukan pada pasar tradisional yaitu 221 Cestoda, 47 Nematoda, 16 Trematoda dan 6 Protozoa. Protozoa parasit yang umum ditemukan pada saluran pencernaan unggas khususnya ayam kampung adalah Eimeria (Omar 1968; Noble 1989). Eimeria yang tergolong dalam sub kelas Coccidia (Gambar 2). Eimeria yang ditemukan diduga berasal dari air yang diminum pada ayam kampung. Eimeria merupakan penyebab terjadinya penyakit koksidiosis pada ayam umur muda (Setyawati dan Yuwono 2011). Koksidiosis jarang terjadi pada unggas dipelihara secara diumbar tanpa pagar (Parede et al. 2005). Hal serupa dilaporkan Nikam et al. (2012) bahwa identifikasi Coccidia pada ayam broiler adalah Eimeria. Ayam yang terserang penyakit ini akan mengalami pertumbuhan terganggu (Levine 1994).

Gambar 2. Eimeria dengan perbesaran 40x10. Keterangan. a; dinding, b; sel Pada pengamatan banyak ditemukan telur cacing. Hal ini diduga ayam kampung telah mengkonsumsi pakan yang mengandung telur infektif (telur yang mengandung

a

b

Page 7: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

7

larva), sehingga dapat ditemukan di dalam usus. Cacing parasit usus mendapatkan makanan dengan cara menyerap sari makanan dari mukosa usus ayam kampung. Sebagian besar cacing parasit pada unggas hidup pada usus halus dan sekum (Kusumamiharja 1993). Trematoda yang ditemukan pada usus ayam kampung adalah Echinostoma (4%) dan Schistosoma (1%). Trematoda memiliki bagian paling luar disebut tegume, ujung anterior tubuh terdapat batil isap (oral sucker) dan bagian ventralnya terdapat sucker (Bowman 1999). Prevalensi Echinostoma sp (16%) ditemukan pada itik (Anas javanica) di Pasar tradisional Surabaya (Suheni et al. 2010). Pada umumnya infeksi ringan cacing Echinostoma tidak patogen (Kusumanihardja 1993). Raillietina merupakan cacing yang sering ditemukan pada tiap pasar. Panjang cacing Raillietina yang ditemukan mencapai 1,3 cm dan 14,7 cm. Cacing pita yang terpanjang mencapai 25 cm (Kusumamiharja 1993). Telur Raillietina berukuran 74x92 µm yang berbentuk oval, memiliki 2 membran (Gambar 3a). Habitat cacing ini hidup dalam usus halus pada ayam kampung.

Gambar 3. Morfologi telur Cestoda. a).Raillietina dengan perbesaran 10x40. b). Hymenolepis dengan perbesaran 40x10.

Prevalensi Cestoda tinggi sama dengan yang dilaporkan peneliti lain. Prevalensi Raillietina (51,66%) pada ayam kampung di Pakistan (Tasawar et al. 1999). Mukaratirwa dan Hove (2009) melaporkan prevalensi Rallietina (84,4%) pada 6 wilayah di Desa Zimbabwe. Raillietina (66,6%) di temukan pada ayam kampung di wilayah Kgatleng (Mushi et al. 2000). Penyebaran cacing Raillietina dapat melalui kotoran ayam yang sakit dan ayam yang terinfeksi parasit (Tabbu 2003). Menurut Retnani (2009) bahwa ayam yang terserang cacing Railletina menyebabkan kerugian cukup besar pada peternakan ayam kampung. Telur Hymenolepis berbentuk bulat atau oval dan berwarna kuning (Gambar 3b). Telur Hymenolepis memiliki oncosphere berkait enam yang dikelilingi oleh suatu membran yang bagian dalamnya terlihat transparan dan terpisah dari membran luar. Jumlah yang banyak diperkirakan Hymenolepis sudah mencapai kisaran 12 sampai 13 hari di dalam usus halus. Sehingga jumlah dari Hymenolepis sering ditemukan pada tiap sampel, kecuali pada pasar Lima Puluh dan Pasar Arengka. Infeksi Hymenolepis terjadi secara tidak langsung yaitu melalui inang antara Arthropoda (kecoa, kumbang dan

a b

Page 8: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

8

Lepidoptera). Feses yang mengandung telur cacing apabila dimakan oleh Arthropoda, kemudian telur akan menetas dan mengeluarkan oncospher yang akan berkembang menjadi larva sistiserkoid (infektif). Hymenolepis akan menjadi dewasa di rongga usus halus (Levine 1994). Jumlah yang banyak setelah Railletina adalah Hymenolepis (28%). Ayam kampung yang terinfeksi Hymenolepis (1,66%) di Pakistan (Tasawar et al. 1999). Mukaratirwa dan Hove (2009) melaporkan prevalensi Hymenolepis sp (31,9%) pada 6 wilayah di desa Zimbabwe. Cacing ini tidak menimbulkan gejala ringan maka akan terjadi gangguan gastrointestinal dan diare ringan (Onggowaluyo 2001). Prevalensi Cestoda lainnya adalah Anoplacephala (1%), Choanotaenia (0%) dan Amoebotaenia (1%) ini merupakan penemuan yang sedikit pada usus ayam kampung. Anoplacephala memiliki bentuk yang oval dengan terdapat penebalan pada dinding telur. Hasil penelitian Ahmad dan Tanveer (2012) yang menunjukkan hasil prevalensi ayam kampung Choanotaenia infundibulum (18,33%), C. gondwana (10,83%) dan Amoebotaenia cuneata (20.00%). Mukaratirwa dan Hove (2009) melaporkan prevalensi Choanotaenia infundibulum (8,9%) dan Amoebotaenia cuneata (28,9%) pada 6 wilayah di desa Zimbabwe. Amoebotaenia hidup di dalam usus halus ayam kampung, cacing ini membutuhkan faktor perantara seperti cacing tanah dengan siklus hidup 4 minggu (He 1990). Sedangkan Choanotaenia hidup di usus halus ayam kampung dengan perantara kumbang dan lalat. Cacing Choanotaenia memiliki siklus hidup 2-3 minggu (He 1990). Populasi Nematoda yang mendominasi adalah jenis Ascaris dan Oxyuris. Kedua jenis ini merupakan parasit yang paling umum ditemukan pada ayam kampung. Rendahnya populasi Ascaris diduga karena masa penetasan telur yang lama yaitu 63 sampai 77 hari (Gambar 4a). Hal serupa terjadi pada penelitian Mwale dan Masika (2010) pada ayam kampung di Afrika Selatan sebesar 31,43%. Mukaratirwa et al. (2001) melaporkan sebesar 64,8% A. galli ditemukan pada survei Nematoda di desa Zimbabwe. Prevalensi A. galli (10,3%) juga ditemukan pada ayam kampung India Bagian Barat (Pinckney et al. 2008). Prevalensi A. galli (34,4%) pada ayam kampung di Jeddah (Dehlawi 2007). Penularan cacing ini biasanya melalui pakan, air minum dan bahan lain yang tercemar oleh feses yang mengandung telur infektif (Tabbu 2003).

Gambar 4. Morfologi telur famili Ascarisdidae. a). Ascaris dengan perbesaran 40x10. b). Toxocara dengan perbesaran 40x10.

a B

Page 9: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

9

Genus Toxocara merupakan famili dari Ascarisdidae yang mempunyai habitat pada usus kecil dalam pencernaan ayam kampung. Telur Toxocara berbentuk oval dan berdinding tipis (Gambar 4b). Cacing ini dapat menghambat pertumbuhan sehingga menyebabkan penurunan bobot ayam kampung. Menurut Kusumamiharja (1993) bahwa ayam kampung yang terinfeksi cacing Toxocara akan menyebabkan diare dan hewan menjadi kurus, infeksi cacing dipengaruhi oleh jumlah cacing pada ayam kampung. Capillaria bentuk tubuh silinder kecil dengan besar sama dari anterior sampai posterior. Telur Capillaria berdinding tebal, kedua sisinya datar dan pada ujung anterior sampai posterior terdapat operkulum (selaput penutup) (Gambar 5a). Ukuran telurnya 30 sampai 45 µm, bentuk ujung telur tidak menonjol. Sedangkan telur Trichuris berbentuk tempayan dan menonjol pada ujung anterior dan posterior tubuh (Prianto et al. 2008). Capillaria (1%) ditemukan pada usus ayam kampung. Sedangkan hasil penelitian Mwale dan Masika (2010) pada ayam kampung di Afrika Selatan menunjukkan prevalensi Capillaria (28,57%) dan prevalensi Capillaria (12,5%) ditemukan pada ayam kampung di Jeddah (Dehlawi 2007).

Gambar 5. Morfologi telur Ordo Enoplida. a). Capillaria dengan perbesaran 40x10, b). Trichuris dengan

perbesaran 40x10

Hasil pemeriksaan telur cacing Trichuris memperlihatkan bentuk telur yang oval, dinding yang tebal, mempunyai operkulum dan tidak mempunyai blastomer (Gambar 5b). Telur Trichuris pada ayam kampung memiliki ukuran panjang 19 μm dan lebar 11 µm. Telur ini dapat tetap hidup di luar tubuh inang dalam beberapa bulan apabila dalam kondisi lembab dan akan mati pada daerah kering (Muhni 2011). Telur infektif (telur yang mengandung larva) Trichuris dapat bertahan di lingkungan yang sesuai selama beberapa tahun. Telur akan menetas dalam usus selama 3 sampai 10 hari dan menjadi dewasa dalam waktu 3 bulan (Kusumamihardja 1993) Cacing Ancylostoma merupakan jenis cacing parasit yang biasanya ditemukan pada anjing, namun ditemukan juga pada ayam kampung. Cacing ini mempunyai tubuh yang berbentuk silindris memanjang. Telur dari spesies cacing Ancylostoma sp. berbentuk oval atau elipsoidal dengan dinding yang tipis. Kemampuan larva Ancylostoma dalam penyebarannya sangat luas, sehingga larva infektifnya mampu menembus kulit telapak kaki sebagai salah satu aksi untuk mempertahankan hidup (Kusumamihardja 1995). Hasil pemeriksaan telur cacing Strongyloides memperlihatkan bentuk telur oval atau elips, tidak berwarna tetapi didalamnya terlihat sel yang berwarna keabuan. Sel

a b

Page 10: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

10

tersebut dapat berjumlah 4, 8, 16 yang disebut blastomer (Gambar 6a). Telur Strongyloides terdapat selubung yang tipis dan memiliki ukuran panjang 30µm dan lebar 18µm. Keberadaan Strongyloides dapat menyebabakan penebalan pada lumen sekum. Hal ini dilaporkan oleh Yoshino et al. (2012) bahwa pada usus kecil burung liar (Pitta brachyura nympha) ditemukan Strongyloides dengan melihat karakter morfologi.

Gambar 6. Morfologi telur nematoda. a). Strongyloides dengan perbesaran 40x10

1: selubung tipis, 2: blastomer. b). Oxyuris dengan perbesaran 40x10

Famili Oxyuridae yang ditemukan pada usus ayam kampung dari genus Oxyuris memiliki bentuk telur yang lonjong dan datar serta terdapat operkulum pada satu sisi telur. Dinding telur tipis dan tidak berwarna, biasanya berisi larva atau embrio (Gambar 6b). Jenis ini banyak ditemukan pada Pasar Cik Puan dan Pasar Kodim. Cacing ini sering disebut dengan cacing kremi yang tidak menimbulkan bahaya pada ayam kampung, tetapi keberadaanya menggangu proses penyerapan nutrisi ayam kampung (Levine 1994). Endoparasit cacing di dalam tubuh ayam kampung akan mengambil zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan. Cacing dalam jumlah banyak akan mengakibatkan penipisan lapisan usus ayam kampung. Cacing parasit dapat menyebabkan kematian pada hewan secara tidak langsung dan penurunan berat badan. Pertumbuhan dan penurunan berat badan ternak menjadi penghambat dalam keberhasilan peternakan hewan (Tarmudji et al. 1988).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa jenis endoparasit pada usus ayam kampung di pasar tradisional Pekanbaru ditemukan 18 jenis endoparasit yang tergolong dalam Trematoda, Cestoda, Nematoda dan Protozoa. Endoparasit yang mendominasi diantaranya adalah cacing Rallietina dan telur Hymenolepis. Kelimpahan endoparasit yang ditemukan pada tujuh pasar tradisional Pekanbaru berkisar 0-18 endoparasit/hp dengan rata-rata 7 endoparasit/hp. Prevalensi endoparasit yang tertinggi ditemukan pada Pasar Cik Puan.

1

2

a b

Page 11: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

11

DAFTAR PUSTAKA Ahmad D J, Tanveer S. 2012. Prevalence Of Cestode Parasites In Free-Range Backyard

Chickens (Gallus gallus domesticus) of Kashmir, India. Agriculture And Biology Journal Of North America. 4(1): 67-70

Bowman D D. 1999. Georgi’s Parasitology For Veterinarians. W B, Saunders Company. United States Of America.

Cynthia D, Kelly J, Fellers T, Michael W D. 2009. Trematode Flukes (Echinostoma revolutum). Olympus MIC-D: Darkfiel Gallery- trematode Flukes (Echinostoma revolutum).

Dehlawi M S. 2007. The occurrence of Nematodes in the intestine of local (baladi) chicken ( Gallus gallus domesticus) in Jeddah Province. Saudi Arabia. Scientific Journal of King Faisal University. Vol. 8(2): 61-71.

Dicney R D, Coomansigh C, Bhaiyat M I, Chikwento A, Sharma R. 2008. Prevalence of gastrointestinal parasiter in free-rang poultry in Grenada, West India. Departement of Paraclinical Studies. School of Veterinary Medicine, St. George’s University, Windard Island Research and Education Foundation, Grenada. West India.

Firman M , Subekti S, Retnani H. 2010. Prevalence Of Raillietina sp. Worm On Free-Range And Broiler Chicken That Were Sold In Several Traditional Markets In Surabaya City. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kampus C Surabaya.

Hadi U K, Soviana S. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis, dan Pengendaliannya. Bogor: Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

He S, Susilowati V E H S. 1990. Kejadian Infeksl Alamlah Caging Cestoda Pada Ayam Buras Di Bogor Dan Sekitarnya. [skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Levine N D. 1994. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gatot Ashadi, penerjemah; Wardiarto, editor. Terjemahan dari: Textbook Veterinery Parasitology. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kusumamihardja S. 1993. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan Piaraan di Indonesia. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Marhiyanto B. 2006. Beternak Ayam Buras. SIC: Surabaya. Medion O. 2008. Pengendalian Lalat Edisi Maret 2008. http://info.medion.co.id.

[ 7 Maret 2013] Muhni. 2011. Pola Defekasi Dan Kajian Jenis Telur Cacing Pada Tinja Landak Jawa

(Hystrix javanica). [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian. Bogor.

Mukaratirwa S, Hove T. 2009. A survey of ectoparasites, cestodes and management of free-range indigenous chickens in rural Zimbabwe. Journal South Afrika veterinary 80(3): 188–191.

Page 12: ENDOPARASIT PADA USUS AYAM KAMPUNG (Gallus …

12

Mwale M, Masika P J. 2010.Point Prevalence Study Of Gastro-Intestinal Parasites In Village Chickens Of Centane District, South Afrika. University Of Fort Hare. Soult Africa. African Journal of Agricultural Research Vol. 6(9), pp. 2033-2038, 4 May, 2011.

Mushi E Z, Binta M G, Chabo R G, Ndebele R, Thibanyane T. 2000. Helminth parasites of indigenous chickens in Oodi, Kgatleng District, Botswana. Journal of the South African Veterinary Association .71(4): 247–248.

Nikam S V , Bhamre S N.2012. Study of genus Eimeria {Eimeria mitis, tyzzer 1929} in broiler chicken (Gallus gallus domesticus) from Aurangabad (M.S.) India. An International Peer-Reviewed Journal. Vol. 1: 39-41.

Noble, Elmer R, Noble, Gleen A, 1989. Parasitologi Biologi Parasit Hewan, Alih Bahasa: Wardianto. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Omar A . R. 1968 . Haemaprotozoan infections of poultry in Malaysia . Kajian Veterinary. Vol 1 (3) : 109-124.

Onggowaluyo J S. 2001. Parasitologi Medik I Helmintologi. Pendekatan Aspek Identifikasi Diagnosis dan Klinik. Jakarta.

Parede L, Zainuddin D dan Huminto H. 2005. Penyakit Menular pada Intensifikasi Unggas Lokal dan Cara Penanggulangannya. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Bogor.

Pinckney R D, Coomansingh C, Bhaiyat M I, Chikweto A, Sharma R. 2008. Prevalence of gastrointestinal parasite in free-range poultry in Grenada, West Indies. West Indian Veterinary Journal. 8 (1): 23-26.

Prianto J, Tjahaya P, Darwanto. 2008. Atlas Parasitologi Kedokteran. PT Garmedia. Jakarta.

Retnani E B, Satrija F, Hadi U K, Sigit S H. 2009. Analisis Faktor- Faktor Resiko Infeksi Cacing Pita pada Ayam Ras Petelur Komersil di Bogor. Jurnal Veteriner 10 (3): 165-172.

Setyawati, Yuwono, E. 2011. Upaya Peningkatan Kekebalan Broiler terhadap Penyakit Koksidiosis melalui Infeksi Simultan Ookista. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Sundaryani T. 2007. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Penyakit Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suheni, Sosiawati S M, Azmijah A. 2010. Prevalensi infeksi cacing saluran pencernaan itik jawa (Anas javanica) yang dipotong dan dijual di beberapa pasar tradisional Kota Surabaya. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran Hewan.

Tabbu C R. 2003. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya 2, Penyakit Asal Parasit Noninfeksius dan Etiologi Kompleks. Kanisius. Yogyakarta.

Tasawar Z, Aziz F, Akhtar M. 1999. Prevalence Of Cestode Parasites Of Domestic Fowl ( Gallus gallus domesticus). University of Agriculture. Pakistan. Pakistan Vet.J.,19 (3): 1999.

Tarmudji, Siswansyah D D, Adiwinata G. 1988. Penyakit Cacing Gastointestinal Pada Sapi-Sapi Di Kabupaten Tapin Dan Tabalong Di Kalimantan Selatan. Penyakit Hewan 20 (35): 55-58.

Yoshino T, Hayakawa D, Yoshizawa M, Osa Y, Asakawa M. 2012. First record of the genus Strongyloides (Nematoda; Rhabditoedea) obtained from a fairy pitta, Pitta brachyura nympha. Bull Tokushima Pref. Mus 22: 1-6.