13

EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 2: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

Published: 2019-11-04

Articles Perkembangan Sel Endometrium Domba setelah Inkubasi dalam Kolagenase dan Dikultur In Vitro dengan Estradiol dan Progesteron

Ananda Ananda, Ekayanti Mulyawati Kaiin, Ni Wayan Kurniani Karja, Mohamad Agus Setiadi 298-306

PDF

Gambaran Histopatologi dan Populasi Bakteri Asam Laktat pada Duodenum Ayam Pedaging yang Diberi Sinbiotik dan Diinfeksi Escherichia coli (HISTOPATHOLOGY AND LACTIC ACID BACTERIA POPULATION IN DUODENUM WITH SINBIOTIC AND ESCHERICHIA COLI INFECTED BROILER

Muhammad Daud, Muhammad Aman Yaman, Zulfan Zulfan 307-315

PDF

The Prevalence of Alimentary Tract Worms in Domestic Cats and Stray Cats at Campus Area of Semarang State University, Central Java

Rafita Farantika, R. Susanti 316-323

PDF

Umur Memengaruhi Volume Semen dan Motilitas Spermatozoa Babi Landrace di Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Tabanan, Bali (AGE AFFECTS SEMEN VOLUME AND MOTILITY OF SPERMATOZOA LANDRACE BOAR’S OF BATURITI ARTIFICIAL INSEMINATION CENTER, TABANAN, BALI)

Ni Luh Gde Sumardani, Komang Budaarsa, Tjok Istri Putri, Antonius Wayan Puger 324-329

PDF

Penambahan Bovine Serum Albumin pada Beltsville Thawing Solution Dapat Mempertahankan Kualitas Semen Babi yang

Page 3: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

Disimpan pada 15°C (ADDITION OF BOVINE SERUM ALBUMIN TO BELTSVILLE THAWING SOLUTION COULD MAINTAIN QUALITY OF PIG SEMEN STORED AT 15OC)

Wayan Bebas, Wayan Gorda 330-336

PDF

Pathological Lesions in Chicken Embryo Caused by Newly Virulent Isolate of Newcastle Disease Virus (LESI PATOLOGIS PADA EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT TETELO TERBARU YANG VIRULEN)

I Gede Hendra Prasetya Wicaksana, Anak Agung Ayu Mirah Adi, I Made Kardena 337-344

PDF

Identifikasi Staphylococcus sciuri dan S. hominis pada Ikan Kerapu di Pasar Ikan Kedonganan dengan Analisis Sekuen 16S rRNA

I Nengah Kerta Besung, Ni Komang Eka Agustiani, I Gusti Ngurah Kade Mahardika 345-351

PDF

Tampilan Produksi dan Efek Imunomodulasi Ayam Broiler yang Diberi Ransum Berbasis Wheat Pollard Terolah (PRODUCTION PERFORMANCE AND IMMUNOMODULATION EFFECTS ON BROILER GIVEN A PROCESSED WHEAT POLLARD BASED DIET)

Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati, Cahya Setya Utama 352-359

PDF

Keragaman Genetik Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) Menggunakan Control Region (D-loop) DNA Mitokondria (mtDNA) (GENETIC DIVERSITY ON JAVAN SLOW LORIS (NYCTICEBUS JAVANICUS) USING OF CONTROL REGION (D-LOOP) mtDNA)

Wirdateti Wirdateti, Hayati Aziza, Handayani Handayani 360-368

PDF

Page 4: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

Uji pigmen dan deteksi kapsul polisakarida pada Staphylococcus aureus isolat asal broiler PIGMENT TEST AND DETECTION OF POLISAKARIDA CAPSULES ON Staphylococcus aureus ISOLAT BROILER

Khusnan Khusnan, Dwi Kusmanto 369-377

PDF

Perbandingan Tingkat Kesembuhan Luka pada Kulit Kelinci yang Dijahit Benang Bedah Absorbable (Catgut) dan Nonabsorbable (Silk) (COMPARISON OF WOUND HEALING LEVELS ON RABBIT SKIN SUTURED WITH ABSORBABLE (CATGUT) AND NONABSORBABLE (SILK) SURGICAL THREAD)

I Wayan Sudira, I Ketut Anom Dada, I Wayan Mas Adi Gustara 378-383

PDF

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro (ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SOURSOP (ANNONA MURICATA) LEAF EXTRACT ON GROWTH OF BACTERIA PSEUDOMONAS AERUGINOSA IN VITRO)

Faisal Fikri, Imas Hapsari Rahmaningtyas, Ragil Angga Prastiya, Muhammad Thohawi Elziyad Purnama 384-389

PDF

Perbedaan Larva Stadium Kedua dan L2 Toxocara canis pada Jaringan Mencit Menggunakan Scanning Electron Microscopy (THE DIFFERENCES BETWEEN SECOND STAGE LARVAE AND L2 TOXOCARA CANIS ON MICE TISSUE BY USING SCANNING ELECTRON MICROSCOPY)

Vindo Rossy Pertiwi, Kusnoto Kusnoto, Setiawan Koesdarto, Nunuk Dyah Retno Lastuti, Lucia Tri Suwanti, Mufasirin Mufasirin 390-396

PDF

Page 5: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

Kaji Banding Kualitas Semen Segar Empat Genetik Ayam Lokal Indonesia (COMPARATIVE STUDY ON THE QUALITY OF FRESH SEMEN OF FOUR GENETIC LOCAL CHICKEN IN INDONESIA)

Junaedi Junaedi, Husnaeni Husnaeni 397-402

PDF

Efektivitas Larutan Dekalsifikasi pada Os tibia Domba Garut (Ovis aries) (THE EFFECTIVENESS OF DECALCIFYING SOLUTIONS ON THE TIBIAL OF GARUT SHEEP (OVIS ARIES))

Handina Rakhmawati, Adrian Situmeang, Nurhidayat Nurhidayat, Andri Maruli Tua Lubis, Harry Murti, Arief Boediono 403-308

PDF

Gabungan Ekstrak Rimpang Temulawak, Daun Tanjung, dan Daun Belimbing Manis Berdasarkan Electrocardiogram Berpotensi Sebagai Antiaritmia pada Kucing

Min Rahminiwati, Widia Safitri, Deni Noviana 409-417

PDF

Pola Kedatangan Serangga pada Jasad Hewan Sebagai Indikator dalam Kegiatan Forensik (INSECT ARRIVAL PATTERN ON CARRION AS AN INDICATOR OF FORENSIC ACTIVITIES)

Supriyono Supriyono, Susi Soviana, Upik Kesumawati Hadi 418-427

PDF

Efek Regional dan Cardiopulmonary Penggunaan Lidocaine dan Lidocaine-Xylazine pada Blokade Nervus Ischiadicus Domba (REGIONAL AND CARDIOPULMONARY EFFECTS OF LIDOCAINE AND LIDOCAINEXYLAZINE IN SHEEP SCIATIC NERVE BLOCK)

Herawati Napitu, Raden Harry Soehartono, Nurhidayat Nurhidayat 428-435

PDF

Page 6: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

Kadar Protein Terlarut dalam Albumin Ikan Gabus (Channa striata dan Channa micropeltes) Asal Bogor SOLUBLE ROTEIN CONCENTRATION IN SNAKEHEAD FISH ALBUMIN BOGOR ORIGIN (CHANNA STRIATA AND CHANNA MICROPELTES)

Rizky Alviodinasyari, Eko Sugeng Pribadi, Retno Damayanti Soejoedono 436-444

PDF

Urea Molasses Multinutrien Blok Sebagai Pakan Tambahan pada Ternak Ruminansia (UREA MOLASSES MULTINUTRIENT BLOCK AS A FEED SUPPLEMENT TO CATTLE)

Yanuartono Yanuartono, Soedarmanto Indarjulianto, Alfarisa Nururrozi, Hary Purnamaningsih, Slamet Raharjo 445-451

PDF

p-ISSN e-ISSN

Editorial Office

Jurnal Veteriner, Indonesian Veterinary Journal Animal Hospital, Faculty of Veterinary Medecine Building, Udayana University,

2nd Floor, Jalan Raya Sesetan, Gang Markisa No 6, Banjar Gaduh, Sesetan, Denpasar, Bali,

Indonesia

Email: [email protected]

Jurnal Veteriner accredited by Directorate General of Research and Development

Strengthening, Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of

Indonesia No. 36a/E/KPT/2016

Page 7: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

330

Jurnal Veteriner Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 330-336pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.330Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvetKemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Penambahan Bovine Serum Albumin padaBeltsville Thawing Solution Dapat Mempertahankan

Kualitas Semen Babi yang Disimpan pada 15°C

(ADDITION OF BOVINE SERUM ALBUMIN TO BELTSVILLE THAWING SOLUTIONCOULD MAINTAIN QUALITY OF PIG SEMEN STORED AT 15OC)

Wayan Bebas1, Wayan Gorda2

1Lab Reproduksi Veteriner, 2Lab Ilmu Bedah VeterinerFakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Jln. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia 80234 Telpon 0361 223791; E-mail [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas semen babi selama penyimpananpada suhu 15oC, dalam upaya menunjang program inseminasi buatan dengan penambahan BovineSerum albumin (BSA) pada pengecer Beltsville Thawing Solution (BTS). Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima kelompok perlakuan masing masing To =semen diencerkan dengan BTS tanpa penambahan BSA; T1 = dengan penambahan 5 mg BSA/mLpengencer; T2= dengan penambahan 10 mg BSA/mL pengencer ; T3 = dengan penambahan 15 mgBSA/mL pengencer; T4 = dengan penambahan 20 mg BSA/mL pengencer. Masing masingperlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25.Semen yang telah diencerkan disimpan pada suhu 15oC selama 72 jam lalu dilakukan pengamatankualitas semen meliputi: motilitas progresif ((MP), daya hidup (DH), abnormalitas, dan membranplasma utuh (MPU). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, data antar perlakuanyagberbeda dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan, penambahan BSAkonsnetrasi 10 mg/mL dan 15 mg/mL pengencer memberikan pengaruh yang sama baiknyaterhadap kualitas semen dan nyata lebih baik (p<0,05) jika dibandingkan penambahan konsentrasi0 mg/mL, 5 mg/mL, dan 20 mg/mL pengencer. Dapat disimpulkan, penambahan BSA 10 mg/mLpada pengencer BTS dapat mempertahankan kualitas semen babi paling optimal terhadap MP,DH, abnormalitas dan MPU.

Kata-kata kunci: BSA; BTS; kualitas semen babi; penyimpanan 15OC.

ABSTRACT

This study aims to maintain the quality of pig semen for longer during storage at 15oC, in aneffort to support artificial insemination programs with the addition of Bovine Serum albumin (BSA)to diluent Beltsville Thawing Solution (BTS). This study uses a completely randomized design withfive treatment groups, each To = semen was diluted with BTS without the addition of BSA ; T1 =with the addition of 5 mg BSA/mL diluent; T2 = with the addition of 10 mg BSA/mL diluent; T3 =with the addition of 15 mg BSA/mL diluent; T4 = with the addition of 20 mg BSA/mL diluent. Eachtreatment was repeated five times so that the number of samples used was twenty-five. Thediluted cement is stored at 15oC for 72 hours then observing the quality of cement includes:progressive motility, dead spermatozoa, abnormalities, and intact plasma membranes. The dataobtained were analyzed by analysis of variance, if there were differences followed by Duncan’s test.The results showed, addition of BSA concentration of 10 mg/mL and 15 mg/mL of diluent gives thesame effect on the quality of cement during storage and significantly better (p <0.05) when comparedto the addition of 0 mg/mL, 5 mg/mL and 20 mg/mL diluents. It can be concluded, the addition ofBSA 10 mg/mL BTS diluents can maintain the most optimal quality of pig semen against progressivemotility, dead spermatozoa, abnormalities and intact plasma membranes

Keywords: BSA; BTS; pig semen quality; 15°C storage.

Page 8: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

331

PENDAHULUAN

Inseminasi buatan atau di masyarakatlebih dikenal dengan kawin suntik merupakansalah satu bioteknologi reproduksi yang telahdikembangkan di Indonesia secara komersialdengan mengggunakan semen segar atau semenyang disimpan pada suhu dingin (Wagner danThibier, 2000).   Semen babi mempunyaikarakteristik tersendiri dibandingkan denganhewan domestik lainnya: produksi semenvolume besar dan sangat sensitif terhadapcolldshock, daya hidup  sel spermatozoa secaradramatis berkurang bila terpapar suhu di bawah15°C (Gilmore  et al., 1996; Holt, 2000; Watson,2000).  Sensitivitasnya ini sangat terkait dengankomposisi lipid dari membran plasmaspermatozoa yang mengandung polyun-saturated fatty acid (PUFA) tinggi seperti :docosahexaenoic acid (DHA) dandocosapentaenoic acid (DPA), dan memilikirendah kolesterol  (Johnson dan Weitze, 2000). Selama proses penyimpanan dingin, PUFAmenurun secara dramatis akibat terjadi prosesperoksidasi lipid, spermatozoa diserang olehreactive oxygen species (ROS) (Sikka, 2001). Sumber utama pembentukan ROS adalahspermatozoa abnormal, yang mati dan yangmengalami kerusakan (Silva et al., 2012). Pembentukan ROS yang berlebihan akanmemengaruhi motilitas spermatozoa, kerusakanpada mid-piece dan fusi terhadap sel telur(Chatterjee et al., 2001; Agarwal dan Said,2005).  Penambahan senyawa antioksidankedalam pengencer dapat  meminimalkanpembentukan ROS dan melindungi fungsimembran plasma (Peña et al., 2003; Gadea etal., 2004; Maldjian et al.,  2005). 

Bovine Serum Albumin (BSA) merupakansalah satu bahan yang di dalamnya mengandunggrowth factor yang sekarang banyak digunakandi laboratorium untuk menumbuhkan sel daninvitro fertilization/IVF (Tanaka et al., 2000).Bakst dan Cecil (1992) telah membuktikanpenambahan BSA (BSA Fraction V) untukmengencerkan semen kalkun yang disimpanpada suhu 7oC dapat meningkatkan motilitasspermatozoa, dan kemampuannya untukmembuahi. Bovine Serum Albumin juga dapatdimanfaatkan sebagai antioksidan selulerkarena dapat menghubungkan ion logamtransisional (Fe2+ dan Cu+), sehinggameminimalisir pembentukan radikal OH(Anghals et al., 2010). Albumin serummenyebabkan inaktivasi metabolisme toksik

dari produksi oksigen radikal bebas danmenyatukan komponen yang lain, sepertisteroid, vitamin, dan asam lemak (Luvoni et al.,2004). Konsentrasi BSA yang ditambahkan kedalam pengencer semen domba agarmenguntungkan terhadap kualitas semenselama penyimpanan adalah sebesar 5 mg/mLpengencer, peningkatan konsentrasi 10-20 mg/mL pengencer berdampat buruk terhadapkualita semen karena terjadi peningkatantekanan osmose pada pengencer (Anghel et al.,2010). Namun, menurut Azawi dan Husein(2011) penambahan 10 mg/mL pengencer padasemen domba berdampak baik terhadap kualitassemen selama penyimpanan.

Beltsville Thowing Solution (BTSâ, Minitub,Germany) merupakan salah satu pengencer yangtelah diperjualbelikan secara global yangdiproduksi dan digunakan untuk pengencersemen babi. Beltsville Thowing Solutionmemiliki komposisi dalam (gram/liter): 37,15 gD-glucose, Tri-sodium citrate 6,00 g, EDTAdisodium salt 1,25 g, sodium hydrogen carbonate1,25 g, potassium chloride 0,75 g, gentamycin50 mg, streptomycin sulfate 1 g, penicillin Gcrystalline 106 IU, tekanan osmose 330 Mosm,dengan pH 7,2 (Thompson, 2005). Fungsi darimasing-masing komposisi adalah: EDTA : untukmenghambat dari kerja Ca. Calsium berfungsisebagai mediator dalam proses kapasitasi danreaksi dari akrosoma. Potassium: akan masukke intraseluler melalui pompa potassiumsehingga menyebabkan penurunan motilitasspermatozoa. Citrate dan bicarbonat sebagaikontrol pH. Glukosa sebagai sumber makanan.melalui proses glikolisis. Streptomycin,penicillin, dan gentamycin untuk membunuhkuman (Gadea, 2003). Penelitian ini bertujuanuntuk mempertahankan kualitas semen babiselama penyimpanan pada suhu 15oC, dalamupaya menunjang program inseminasi buatandengan penambahan BSA pada pengecerBeltsville Thawing Solution (BTS).

METODE PENELITIAN

Rancangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkapdengan lima kelompok perlakuan pengencersemen masing-masing: To = pengencer BTStanpa penambahan BSA; T1 = pengencer BTS +5 mg BSA/mL pengencer; T2 = pengencer BTS+ 10 mg BSA/mL pengencer; T3 = pengencerBTS + 15 mg BSA/mL pengencer, T3 = pengencerBTS + 20 mg BSA/mL pengencer. Pada tiap-

Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 330-336

Page 9: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

332

tiap perlakuan dilakukan pengulangansebanyak lima kali, sehingga jumlah sampelyang digunakan sebanyak 25 buah. Semen yangtelah diencerkan disimpan pada suhu 15oCselama 72 jam. Selama proses penyimpanan,semen-semen tersebut dihomogkan setiap 12 jamuntuk menghindari pengendapan bahan-bahanpengencer.

Pada masing-masing perlakuan, dilakukanpengamatan terhadap spermatozoa dalam hal:motilitas, daya hidup, abnormalitas danmembran plasma utuh. Data yang diperolehdianalisis dengan sidik ragam dan data yangberbeda, dianalisis lebih lanjut dengan ujiDucan.

Hewan Coba dan Penampungan SemenHewan coba yang digunakan adalah babi

landrace umur 1,5 tahun dalam keadaan sehatdan sudah terlatih ditampung semennyamenggunakan metode massage denganfrekuensi penampungan dua kali seminggu.Semen hasil penampungan segera ditaruh padapenangas air/water bath suhu 37oC untukselanjutnya dievaluasi kualitas semennya (Huet al., 2006).

Evaluasi Semen Babi

Pemeriksaan Makroskopis . Semen yangtelah ditampung dihomogenkan, dan dilakukanpemeriksaan makroskopis berupa pemeriksaanvolume, pH, konsistensi/kekentalan, dan bau.Semen yang telah ditampung dengan beakerglass dibaca volumenya, pH diukur meng-gunakan pH meter dengan cara mencelupkanalat pemindai/probe kedalam semen lalu dibacahasilnya. Konsistensi semen atau kekentalansemen diukur dengan cara memasukkan semenkedalam tabung reaksi kemudian tabungdimiringkan sehingga semen membasahipermukaan tabung, kemudian diamatibagaimana proses penurunan semen yangmembasahi dinding tabung. Semen dengankualitas jelek, proses penurunan semen padapermukaan dinding tabung seperti air. Warnasemen diamati secara langsung, dan bau semendinilai dengan mencium aroma semen yangtimbul.

Pemeriksaan Mikroskopis. Pemeriksaanmikroskopis meliputi: gerakan massa, gerakanindividu, dan konsentrasi spermatozoa.Pemeriksaan gerakan massa dilakukan dengan

cara meneteskan satu tetes semen segar (0,05mL) di atas gelas objek kemudian diamati dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran100 kali. Hasil pengukuran gerakan massadinilai menurut Toelihere (1993): ++++ (sangatbaik), +++ (baik), ++ (sedang), + (jelek), -(aspermia).Pemeriksaan motilitas spermatozoa dilakukandengan cara meneteskan semen sebanyak 0,05mL di atas gelas objek hangat (37oC) laluditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran400 kali. Selanjutnya dilakukan penghitunganterhadap spermatozoa yang mempunyaipergerakan progresif dalam satuan persen,pengamatan dilakukan terhadap lima lapangpandang (Breininger et al., 2005). Peng-hitungan konsentrasi spermatozoa meng-gunakan alat hemositometer Thoma. Carakerjanya seperti yang diuraikan Toelihere (1993).

Penyiapan Pengencer BTSBeltsville Thowing Solution dalam kemasan

saset plastik yang beriri 50 g BTS kristaldilarutkan dalam 1000 mL aquadestilata padasuhu 37oC, lalu dihomogenkan dengan jalanmenggoyang-goyangkannya. Setelah homogenditaruh dalam penangas air bersuhu 37oC.Masing-masing perlakuan dilakukanpenambahan BSA masing masing: 0 mg/mLpengencer (T0); 5 mg/mL pengencer (T1); 10mg/mL pengencer, dan 20 mg/mL pengencer.

Pengenceran Semen BabiSemen babi yang telah ditampung ditaruh

dalam penangas air suhu 37oC. Pengencerdengan berbagai jenis konsentrasi BSA jugadiletakkan dalam penangas air suhu 37oC,bertujuan untuk menyamakan suhu pengencerdengan suhu semen. Kemudian semendiencerkan dengan konsentrasi spermatozoa 108/mL.

Penyimpanan Semen Babi pada Suhu15oC.

Semen babi yang telah diencerkan disimpanpada suhu 15oC selama 72 jam. Setiap 12 jamselama penyimpanan semen babi, dilakukanpenghomogenan semen dengan caramenggoyang-goyangkannya secara perlahanagar komponen pengencer dan spermatozoa tidakmengendap.

Bebas, et al Jurnal Veteriner

Page 10: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

333

Evaluasi Semen Babi Setelah Penyim-panan

Pemeriksaan motilitas progresif dilakukansesuai dengan cara yang dilakukan Breiningeret al. (2005). Pemeriksaan daya hidupspermatozoa dilakukan dengan pengecataneosin-negrosin menurut Kvist dan Bjo¨rndahl(2002). Pewarna Eosin-Negrosin disiapkandengan mencampurkan 6,7 g/L Eosin Y dan 9g/L Nigrosin dalam 9 g/L sodium chloride.Selanjutnya dilakukan pencampuran 50 µLsemen babi dengan 50 µL eosin-nigrosin, laludihomogenkan. Setelah 30 detik, dibuat preparatulas dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkankan, dan diamati di bawah mikroskopcahaya pembesaran 450 kali terhadap 200 selspermatozoa. Sel spermatozoa yang matiteramati berwarna merah, sedangkan yangmasih hidup teramati bening tidak terwarnai.Dilakukan penghitungan terhadap spermatozoayang mati dan yang hidup dalam satuan persen.Pemeriksaan abnormalitas spermatozoadilakukan dengan teknik yang sama denganpemeriksaan daya hidup spermatozoa denganpengecatan eosin-negrosin menurut Kvist danBjo¨rndahl (2002). Sel spermatozoa yangmengalami bentuk abnormalitas baik padabagian kepala, badan dan ekor dihitungpersentasenya.

Persentase MPU spermatozoa dievaluasidengan metode hypoosmotic swelling (HOS) test(Zamfirescu et al., 2001). Komposisi larutanhipoosmotik terdiri atas: 0,9 g fruktosa + 0,49 gnatrium sitrat yang dilarutkan denganakuabidestilata hingga mencapai volume 100mL ( 100 mOsm/kg). Sebanyak 20 mL larutanhipoosmotik ditambahkan dengan 0,2 mL semendan dicampur hingga homogen kemudiandiinkubasi pada suhu 37oC selama 45 menit.Semen babi diteteskan pada gelas objek laluditutup dengan gelas penutup, kemudianevaluasi dengan mikroskop cahaya pembesaran400 kali terhadap 200 spermatozoa. Spermatozoayang memiliki membran plasma utuh ditandaioleh ekor melingkar atau menggelembung,sedangkan yang rusak ditandai oleh ekor lurus.Data yang diperoleh dianalisis dengan sidikragam, dan data yang nyata berbeda dilanjutkandengan uji Ducan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Semen babi yang telah ditampung denganmetode massage dilakukan pemeriksaan secaramakroskopis dan mikroskopis untuk

mengetahui kualitasnya. Hasil evaluasi semenbabi disajikan pada Tabel 1.

Hasil pemeriksaan kualitas semen segaryang disajikan pada Tabel 1, menunjukkansemen mempunyai kualitas baik dan semenlayak untuk diproses ke tahap pengenceran.Semen diencerkan sesuai dengan perlakuan dandisimpan pada suhu 15oC selama 72 jam.

Hasil pemeriksaan kualitas semen setelahdiberi perlakuan dan disimpan selama 72 jampada suhu 15oC disajikan pada Table 2.

Setelah dilakukan analisis degansidikragam, penambahan berbagai konsentrasi BSAmenunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05)terhadap motilitas progresip, daya hidup,abnormalitas, dan membran plasma utuhspermatozoa babi landrace. Setelah dilanjutkandengan uji Duncan, penambahan BSA dengankonsentrasi 10 mg/mL dan 15 mg/mLpengencer, memberikan pengaruh yang samabaiknya terhadap motilitas progresifspermatozoa, persentase spermatozoa yang mati,abnormalitas, dan membran plasma utuh danlebih baik (P<0,05) jika dibandingkankonsentrasi 0 mg/mL, 5 mg/mL, dan 20 mg/mL.

Hasil penelitian menunjukkan penambahankonsentrasi BSA 10 mg/mL dan 15 mg/mLpengencer BTS memberikan hasil sama baiknya(p>0,05) terhadap kualitas semen babi yangdisimpan pada suhu 15oC selama 72 jam, jauhlebih baik jika dibandingkan dengan kontrol(p<0,05), konnsentrasi 5 mg/mL, dankonsentrasi 20 mg/mL (p<0,05). PenambahanBSA pada pengencer BTS berperan untukmensubstitusi protein semen saat pengenceran,mampu mencegah coldshock, dan juga berperansebagai antioksidan.

Semen babi mempunyai keistimewaankarena diproduksi dalam volume yang besar dansangat sensitif terhadap coldshock, daya hidup sel spermatozoa secara dramatis berkurang bilaterpapar suhu di bawah 15°C (Gilmore  et al.,1996).  Oleh karena itu dalam memanipulasisemen babi memerlukan pertimbangankhusus selama proses penyimpanan, sepertijenis bahan dasar yang digunakan untukpembuatan pengencer, konsentrasinya, dansuhu penyimpanan (Johnson dan Waitze, 2000).

Menurut Holt (2000) dan Watson (2000) adabanyak faktor yang menyebabkan rendahnyadaya fertilitas semen babi seperti : membranplasma spermatozoa babi sangat sensitifterhadap coldshock akibat perubahantemperatur selama proses penyimpanan pada

Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 330-336

Page 11: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

334

suhu dingin. Selama proses penyimpanandingin, PUFA menurun secara dramatis akibatterjadi proses peroksidasi lipid, dan adanya ROSyang memengaruhi spermatozoa (Sikka, 2001). Sumber utama pembentukan ROS adalahspermatozoa yang abnormal, mati dan yangmengalami kerusakan (Silva et al., 2012). Pembentukan ROS yang berlebihan dapatmemengaruhi motilitas spermatozoa, kerusakanpada mid-piece dan fusi fusi denan sel telur.Adanyan ROS dapat membuat spermatozoamengalami abnormalitas dan kematian(Chatterjee et al, 2001; Agarwal dan Said,2005). 

Penambahan senyawa antioksidan kedalampengencer dapat  meminimalkan pembentukanROS dan melindungi fungsi membran plasma(Peña et al., 2003; Gadea et al., 2004; Maldjianet al.,  2005). Bebas et al. (2015) melaporkanpenambahan vitamin C pada pengencer untukmempertahan kualitas semen babi selamapenyimpanan dan juga penambahan Vit E padapengencer BTS mampu mempertahankanmotilitas dan daya hidup spermatozoa babi

landrace selama penyimpanan (Bebas et al.,2016). Bebas dan Gorda (2016) juga melaporkanbahwa penambahan astaxanthin sebagaiantioksidan pada pengencer semen babi mampumempertahankan kualitas semen selamapenyimpanan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan laporanAzawi dan Husein (2011), bahwa penambahanBSA 10 mg/mL pengencer pada semen dombaberdampak baik terhadap kualitas semen selamapenyimpanan. Namun, sebaliknya peningkatamkonsentrasi menjadi 20 mg/mL pengencerberdampak buruk terhadap kualitas semenkarena terjadi peningkatan tekanan osmosispada pengencer.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diisimpulkanbahwa penambahan konsentrasi BSA yangpaling optimal pada pengencer BTS untukpenyimpanan semen babi pada suhu 15oCselama 72 jam adalah 10 mg/mL pengencer.

Tabel 1. Kualitas semen segar babi landrace

Kualitas semenKekentalan Semen

Pemeriksaan Warna Semen Putih kremMakroskopis Volume Semen (mL) 175 ml

Keasaman /pH 7Bau Khas semen babi

Gerakan massa +++Pemeriksaan Konsentrasi (106/mL) 795Mikroskopis Pergerakan Progresif (%) 86 P

Spermatozoa Hidup (%) 89Abnormalitas Spermatozoa (%) 5,0

Keterangan: +++ = Gerakan gelombang massa baik.P = Gerakan individu sperma maju dan cepat.

Tabel 2. Kualitas semen babi landrace setelah penambahan berbagai konsentrasi bovine serumalbumin (BSA) yang disimpan pada suhu 15oc selama 72 jam

Konsentrasi BSA PengamatanMotilitas (%) Spermatozoa Abnormalita Membran

Mati (%) s (%) Plasma Utuh0 mg/mL pengencer 39,00 ± 2,00a 10,80 ± 1,92a 13,20 ± 1,30a 43,40 ± 1,14a

5 mg/mL pengencer 41,60 ± 0,54b 7,60 ± 1,14b 11,40 ± 1,14b 46,40 ± 1,14b

10 mg/mL pengencer 46,80 ± 0,83c 5,80 ± 0,84c 6,80 ± 0,84c 53,40 ± 1,81c

15 mg/mL pengencer 47,40 ± 1,51c 5,60 ± 0,55c 6,80 ± 1,64c 53,40 ± 2,40c

20 mg/mL pengencer 17,40 ± 2,07d 14,40 ± 0,55d 15,60 ± 0,55d 26,20 ± 3,11d

Bebas, et al Jurnal Veteriner

Page 12: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

335

SARAN

Perlu dilakukan uji terhadap daya fertilitasdan banyak anak sekelahiran (litter size) darikualitas semen dengan melakukan inseminasibuatan pada babi betina birahi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didanai dari Hibah UnggulanProgram Studi Skim HUPS dengan SuratPerjanjian Kerja (SPK) No : 0783/UN14.2.9/LT/2018. Penulis berterima kasih kepada LPPMUniversitas Udayana yang telah memfasilitasipelaksanaan proyek hibah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal A, Said TM. 2005. Oxidative stress,DNA damage and apoptosis in maleinfertility: a clinical approach. BJU Intl95: 503-507.

Azawi OI, Hussein EK (2011). Study on the effectof adding bovine serum albumin to semendiluent on introduction the viability ofwassi Ram semen preserved at 5oC.Advanced Veterinary Research 1: 115-118

Baks MR, Cecil HC. 1992. Effect of bovine serumalbumin on motility and fecundity ofturkey spermatozoa before and afterstorage. Journal of Reproduction andFertility 94: 287-293.

Bebas W, Budiasa MK, Astutik IY. 2015.Penambahan vitamin C pada pengencerspermatozoa babi landrace yang disimpanpada suhu 15ºC. Buletin VeterinerUdayana 7(2): 179-185

Bebas W, Buyona GL, Budiasa MK. 2016.Penambahan vitamin E pada pengencerBTS® terhadap daya hidup dan motilitasspermatozoa babi landrace padapenyimpanan 15°C. Buletin VeterinerUdayana 8(1): 1-7.

Bebas W, Gorda W. 2016. Penambahanastaxanthin pada pengencer kuning telurberbagai jenis unggas dapat memproteksisemen babi selama penyimpanan. JurnalVeteriner 17(4): 484-491.

Breininger E, Beorlegui NB, O’Flaherty CM,Beconi MT. 2005. Alpha-tocopherolimproves biochemical and dynamicparameters in cryopreserved boar semen.Theriogeniology 63: 2126-2135.

Chatterjee S, De Lamirande E, Gagnon C.2001. Cryopreservation alters membranesulfhydryl status of bull spermatozoa:protection by oxidized glutathione. MolReprod Dev 60: 498-506

Direktorat Jendral Peternakan dan KesehatahHewan, Direktorat Budi Daya Ternak(2012). Pedoman penataan usaha ternakbabi ramah lingkungan. Direktorat BudiDaya Ternak. Direktorat JendralPeternakan dan Kesehatah Hewan (2015).Populasi Babi Menurut Provinsi.

Gadea J. 2003. Pig industry-semen extendersused in the artificial insemination ofswine. A Review. Spanish Journal ofAgricultural Research. 1(2): 12-17.

Gadea J, Selles E, Marco MA, Coy P, MatasC, Romar R, Ruiz S. 2004. Decrease ingluthathione content in boar sperm aftercryopreservation, effect of the addition ofreduced glutathione to the freezing andthawing extender. Theriogeniology 62:690-701.

Gilmore JA, Junying D, Jun T, Peter AT,Crister JK. 1996. Osmotic properties ofboar spermatozoa and their relevance tocryopreservation. J Reprod Fertil 107:87-95

Hafez ESE, Hafez B. (2000). Transport andsurvival of gametes in reproduction infarm animal. 7th. Ed. Hafez ESE, HafezB. Kiawah Island, South Carolina, USA.

Holt WV, 2000. Basic aspects of frozen storageof semen. Anim Reprod Sci 62: 3–22.

Hu J-H, Qing Li W, Li G, Chen XY, Yang H,Zhang SS, Wang LQ. 2006. Thecryoprotective effect on frozen-thawed boarsemen of egg yolk low density lipoproteins.Asian-Aust J Anim Sci 19(4): 486-494

Johnson LA, Weitze KF. 2000. Storage of boarsemen. Anim Reprod Sci 62: 143-172.

Kvist U, Bjo¨rndahl L. 2002. Editorial. In: KvistU, Bjo¨rndahl L, Eds. Manualon BasicSemen Analysis. ESHRE Monographs.Oxford, United Kingdom. OxfordUniversity Press.

Luvoni GC, Chigioni S, Allievi B, Macis D. 2004.Meiosis resumption of canineoocytescultured in the isolated oviduct. JDom Anim 38(5): 410-414.

Maldjian A, Pizzi F, Gliozzi T, Cerolini S,Penny P, Noble R. 2005. Changes insperm quality and lipid compositionduring cryopreservation of boar semen.TheriogenIology 63: 411-421.

Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 330-336

Page 13: EMBRIO AYAM YANG DISEBABKAN ISOLAT VIRUS PENYAKIT …

336

Sikka SC. 2001. Relative impact of oxidativestress on maler reproductive function, AReview. Current Med Chem 8(7): 851-862.

Silva SV, Soares AT, Batista A, Almeida F,Nunes JF, Peixoto CA, Guerra MMP.2012. Vitamin E (trolox) addition to tris-egg yolk extender preserves ramspermatozoon structure and kinematicsafter cryopreservation. AnimalReproduction Science (Impact Factor:1.56). 12/2012; DOI:10.1016/j . a n i r e p r o s c i . 2 0 1 2 . 1 2 . 0 0 2 .Source: PubMed

Tanaka AS, Kuwabara Y, Takagi K,Nakagawa Y, Fujimoto M, Tsutsu MT.2000. Effect of ejaculation intervals onsemen quality in cat. J Vet Med Sci 62(11):1157-1164.

Thompson LH. 2005. Managing SwineReproduction. Urbana. Illinois. Universityof Illinois.

Toelihere MR. 1993. Inseminasi Buatan PadaTernak. Bandung. Angkasa

Wagner HG, Thibier M. 2000. World statisticsfor artificial insemination in smallruminants and swine. Proc 14th ICAR.Stockholm Sweden. 2(15): 3

Watson PF. 2000. The causes of reduced fertilitywith cryopreserved semen. Anim ReprodSci 60-61: 481-492

Zamfirescu S, Ciupina Victor C, Nadolu-DorinN. 2001. Utilizarea testului hipoosmoticentru evaluarea integritatii functionalea membrane spermatozoizilor de berbecdupa congelare-decongelare. Bul SNBC29: 248

Bebas, et al Jurnal Veteriner