30
STANDARISASI SOAL KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK Disusun Oleh : Tim Dosen AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA

ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eliminasi

Citation preview

Page 1: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

STANDARISASI SOALKETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

Disusun Oleh : Tim Dosen

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADAKEDIRI

[Draw your reader in with an engaging abstract. It is typically a short summary of the document.

When you’re ready to add your content, just click here and start typing.]

Page 2: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

ELIMINASI

Page 3: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

STANDARISASI SOALMATERI UHAP KDPK ELIMINASI

1. Apakah yang dimaksud dengan eliminasi?2. Eliminasi terbagi menjadi 2 macam yaitu?3. Jelaskan pengertian eliminasi uri dan tujuannya!4. Jelaskan pengertian eliminasi alvi !5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi !6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin!7. Jelaskan reflek defikasi!8. Sebutkan Masalah-masalah umum pada defikasi!9. Jelaskan Etiologi dari eliminasi uri!10. Jelaskan Etiologi dari eliminasi alvi!11. Anatomi Fisiologik & Hubungan Saraf pada Kandung Kemih12. Jelaskan Prosedur pemasangan kateter wanita!

JAWABAN SOAL

1. Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urin atau bowel (feses)

2. eliminasi ada dua yaitu eliminasi uri dan eliminasi alvi3. Yang dimaksud eliminasi urine dalah kebutuhan dalam manusia yang

esensial dan berperan menentukan kelangsungan hidup manusia. Tujuan dari eliminasi adalah untuk mempertahankan homeostasis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme.

4. Yang dimaksud eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran metabolism berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.

5. Factor yang mempengaruhi defekasi adalah sebagai berikutUsia : bayi kontrol defekasi belum berkembang, usila kontrol defekasi menurun.

1

Page 4: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkatAktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.Psikologis : Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga menyebabkan diare.

PengobatanGaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitasBAB dan kebiuasaan menahan BAB. Penyakit : Diare, konstipasi.Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam. Nyeri : bisa mengurangui keinginan BAB.

Kerusakan Sensori motorik.6. Factor yang memengaruhi eliminasi urin adalah

Diet dan Asupan (intake)

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan pembentukan urine.

Respons Keinginan Awal untuk Berkemih

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.

Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianva fasilitas toilet.

Stres Psikologis

2

Page 5: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.

Tingkat Aktivitas

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter.Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.

Tingkat Perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang airkecil.

Kondisi Penyakit

Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

Sosiokultural

Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.

Kebiasaan Seseorang

Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.

Tonus Otot

Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan pengeluaran urine.

3

Page 6: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Pembedahan

Efek pembedahan dapat menyebabkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat jumlah produksi urine karena dampak dari

Pengobatan

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan -proses perkemihan. Misalnya pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik ini juga dap’at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Se;lain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.

7. Reflek defekasiRefleks defekasi intrinsik

Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.

Refleks Defekasi ParasimpatisFese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.

4

Page 7: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

8. Masalah umum pada defekasi KonstipasiFecel Infaction DiareIncontencia Alvi Kembung

Hemoroid9. Etiologi dari eliminasi

uri : Intake cairanJumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi uotput urine. Seperti protein dan sodium yang mempengaruhi urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine Intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.

AktivitasAktivitas sangat di butuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonos otot kandung kemih yang baik untuk tonus otot stingter Internal dan eksternal. Aktivitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini di sebabkan kerena lebih besar metabolisme tubuh.Obstruksi:Batu ginjal,pertumbuhan jaringan abnormal,striktur urethra Infeksi

Kehamilanpenyakit:pembesaran kelenjar prostat Trauma sumsum tulang belakangOperasi ada daerah abdomen bawah,pelviks,kandung kemih,urethra Umur

Penggunaan obat-obatan10. Etiologi dari eliminasi

alvi : Stres fisik

5

Page 8: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Obat-obatanAlergi makanan Penyakit kolon Iritasi Intestinal

11. Anatomi Fisiologi organ yang berperan Gambar organ :

Ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis, berwarna coklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi kolumna vertebra posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 – 2 cm dari ginjal kanan karena posisi anatomi hati. Setiap ginjal secara khas berukuran 12 cm x 7 cm dan memiliki berat 120-150gram. Sebuah kelenjar adrenal terletak dikutub superior setiap ginjal, tetapi tidak berhubungan langsung dengan proses eliminasi urine. Setiap ginjal di lapisi oleh sebuah kapsul yang kokoh dan di kelilingi oleh lapisan lemak.

6

Page 9: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Ureter

Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur tubulan yang memiliki panjang 25-30 cm dan berdiameter 1,25 cm pada orang dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitonium untuk memasuki kandung kemih didalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan ureter ureterovesikalis. Urin yang keluar dari ureter kekandung kemih umumnya steril.

Kandung kemih

Kandung kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang terdiri dari dua bagian besar :

Badan (corpus), merupakan bagian utama kandung kemih dimana urin berkumpul dan, leher (kollum), merupakan lanjutan dari badan yang berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior ke dalam daerah segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian yang lebih rendah dari leher kandung kemih disebut uretra posterior karena hubungannya dengan uretra.

Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan dalam kandung kemih menjadi 40 sampai 60 mmHg. Dengan demikian, kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk mengosongkan kandung kemih. Sel-sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu sama lain sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke sel otot lainnya. Oleh karena itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh otot detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadikontraksi seluruh kandung kemih dengan segera.

7

Page 10: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Dinding posterior kandung kemih, tepat diatas bagian leher dari kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut Trigonum. Bagian terendah dari apeks trigonum adalah bagaian kandung kemih yang membuka menuju leher masuk kedalam uretra posterior, dan kedua ureter memasuki kandung kemih pada sudut tertinggi trigonum. Trigonum dapat dikenali dengan melihat mukosa kandung kemih bagian lainnya, yang berlipat-lipat membentuk rugae. Masing-masing ureter, pada saat memasuki kandung kemih, berjalan secara oblique melalui otot detrusor dan kemudian melewati 1 sampai 2 cm lagi dibawah mukosa kandung kemih sebelum mengosongkan diri ke dalam kandung kemih.

Leher kandung kemih (uretra posterior) panjangnya 2 – 3 cm, dan dindingnya terdiri dari otot detrusor yang bersilangan dengan sejumlah besar jaringan elastik. Otot pada daerah ini disebut sfinter internal. Sifat tonusnya secara normal mempertahankan leher kandung kemih dan uretra posterior agar kosong dari urin dan oleh karena itu, mencegah pengosongan kandung kemih sampai tekanan pada daerah utama kandung kemih meningkat di atas ambang kritis. Setelah uretra posterior, uretra berjalan melewati diafragma urogenital, yang mengandung lapisan otot yang disebut sfingter eksterna kandung kemih. Otot ini merupakan otot lurik yang berbeda otot pada badan dan leher kandung kemih, yang hanya terdiri dari otot polos. Otot sfingter eksterna bekerja di bawah kendali system saraf volunter dan dapat digunakan secara sadar untuk menahan miksi bahkan bila kendali involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemih.

Uretra

Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami turbulansi membuat urin bebas dari bakteri. Membrane mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir kedalam saluran uretra.

8

Page 11: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra.

Persarafan Kandung Kemih

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan medula spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhubungan dengan medulla spinalis segmen S-2 dan S-3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf sensorik dan serat saraf motorik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih. Tanda-tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan pengosongan kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat parasimpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak pada dinding kandung kemih. Saraf psot ganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor. Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandung kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih. Ini adalah serat saraf somatic yang mempersarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Juga, kandung kemih menerima saraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama berhubungan dengan segmen L-2 medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh dan pada beberapa keadaan, rasa nyeri. Transpor Urin dari Ginjal melalui Ureter dan masuk ke dalam Kandung Kemih Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai komposisi utama yang sama dengan cairan yang

9

Page 12: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

keluar dari duktus koligentes, tidak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih. Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperi juga neuron-neuron pada pleksus intramural dan serat saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti halnya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi peristaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum kandung kemih. Normalnya, ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa cm menembus dinding kandung kemih. Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu tekanan di kandung kemih meningkat selama berkemih atau sewaktu terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltic yang terjadi di sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberi kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih.

Pada beberapa orang, panjang ureter yang menembus dinding kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih selama berkemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong kembali kedalam ureter, keadaan ini disebut refluks vesikoureteral. Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan, jika

10

Page 13: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

parah, dapat meningkatkan tekanan di kaliks renalis dan struktur-struktur di medulla renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.

Sensasi rasa nyeri pada Ureter dan Refleks Ureterorenal. Ureter dipersarafi secara sempurna oleh serat saraf nyeri. Bila ureter tersumbat (contoh : oleh batu ureter), timbul refleks konstriksi yang kuat sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat. Impuls rasa nyeri juga menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk mengkontriksikan arteriol-arteriol ginjal, dengan demikian menurunkan pengeluaran urin dari ginjal. Efek ini disebut refleks ureterorenal dan bersifat penting untuk mencegah aliran cairan yang berlebihan kedalam pelvis ginjal yang ureternya tersumbat.

12. Prosedur pemasangan kateter wanita

A Persiapan AlatBak instrument steril berisi :1. Handscon2. Duk steril dan duk lubang (fenestrated)3. Larutan pembersih antiseptic4. Kapas pinset5. Kateter straight/indwelling6. Spuit yang sudah terisi aquades atau air matang untuk

mengembangkan balon7. Baskom8. Pelumas9. Wadah specimen10. Lampu senter11. Selang drainase steril dan urine bag12. Plester13. Selimut mandi

11

Page 14: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

14.

Perlak pengalas

15.

Bengkok

16.

Bak dengan air hangat dan sabun

17.

Handuk/waslap

B Persiapan Petugas1. Cuci tangan2. Menggunakan sarung tangan bersih3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga

C Persiapan Pasien Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan

keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan

D Prosedur :2. Kateter straight3.Dekatkan alat-alat pada klien4.Cuci tangan5.Pasang scherm6.Bantu pasien posisi dorsal recumbent, keatasan selimut dan

pasang selimut mandi pada ekstrimitas bawah sehingga hanya genetalia saja yang kelihatan

7. Pasang perlak pengalas dan pispot8. Pakai handscon, bersihkan genetalia dengan sabun dan air

hangat menggunakan waslap, keringkan dengan handuk9. Angkat pispot dengan perlak pengalas, lepas sarung tangan

dan cuci tangan10. Kateter indwelling1. Bila memasang kateter indwelling, buka drainase,

letakkan/gantung kantung drainase dipinggir tempat tidur2. Buka kantong kateter sesuai petunjuk, jaga bagian dasar

tetap steril

Page 15: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

12

Page 16: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

3. Gunakan handscon steril4. Ambil duk steril, letakkan diantara paha klien. Kemudian

ambil duk lubang tutupkan diatas perineum5. Letakkan bak instrument steril dan isinya diatas duk steril

diantara paha klien6. Buka kemasan berisi larutan pembersih antiseptik tuangkan

kekapas atau kekasa7. Buka spesimen wadah urine, pertahankan bagian atas tetap

steril8. Beri pelumas pada ujung kateter 2,5 – 5 cm9. Dengan tangan non-dominan, regangkan labia, tangan

dominan ambil kapas dan pinset berihkan area perineal, usap dari depan kebelakang dari klitoris ke anus tiap kali usapan ganti bola kapas. Kemudian lipatan labia dan meatus

10. Dengan tangan dominan ambil kateter 7,5 – 10 cm dari ujung letakkan ujung kateter pada wadah penampung urine

11. Anjurkan klien nafas panjang dan perlahan masukkan kateter melalui meatus

12. Dorong kateter 5 – 7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 pada anak-anak atau sampai urine mengalir keluar pada ujung kateter.

13. Lepaskan libia dan pegang kateter dengan tangan non-dominan

14. Kumpulkan specimen urine sesuai kebutuhan biarkan kandung kencing kosong benar

15. Tarik kateter straight, sekali pakai dengan perlahan tetapi lembut sampai terlepas

16. Kateter indwelling Saat memegang dengan ibu jari dan kelingking dengan

13

Page 17: ELIMINASI- Akbid Dharma Husada Kediri

tangan non-dominan, ambil ujung kateter letakkan diantara jari pertama dan kedua jari tangan tersebut, tangan dominan yang bebas hubungkan kepost injeksi pada ujung kateter. Perlahan injeki sejumlah botol larutan. Dengan tangan non-dominan tarik perlahan untuk merasakna tahanan

Hubungkan ujung kateter keselang penampung urine plester kesebelah paha klien

Bereskan alat dan rapikan pasien kembali17.Cuci tangan

E Sikap Bekerja dengan cermat dan teliti Hati – hati Tidak menunjukkan rasa jijik

Sumber :

1. Johnson R. Taylor W. (2000). Skill For Midwifery Practice.2. Smith S. Dueell S. (1985). Clinical Nursing Skill.3. Varney. (1997). Varney’s Midwifery.

14