Upload
sari-faturrohmah
View
1.643
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
elemen mesin teknik industri stt pomosda
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.
Atas tersusunnya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada bapak Ahmad saichu selaku dosen Elemen
Mesin ,dan kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai
bantuan, dukungan, saran dan petunjuk.
Semoga ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian agar menambah
wawasan pada bidang Elemen Mesin ,khususnya mengenai roda gigi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Nama elemen mesin atau elemen pesawat telah lama dipakai untuk
menunjukkan elemen konstruksi mesin, seperti baut-skrup, pasak, poros,
kopling, rem, bantalan, roda gigi dan lemari roda gigi, torak, batang-
hubung, katup, keran penutup dan sebagainya. Singkatnya elemen yang
dapat dipergunakan untuk konstruksi yang sangat bermacam-macam
sifatnya.
Konstruksi mesin antara lain:
- Instalasi uap
- Kendaraan bermotor
- Motor bakar
- Motor turbin
- Pompa
- Kompresor
- Mesin angkat
- Peralatan transport
- Mesin gali dll
Beberapa contoh fungsi konstruksi
1. Fungsi menyambung
Fungsi ini adalah untuk mengantarkan dan meneruskan gaya
yang tidak disertai gerakan. Ini adalah karakteristik untuk
sambungan kelingan, sambungan las, sambungan pres, sambungan
kerut, sambungan lem dan sambungan ulir skrup.
2. Fungsi merangkaikan
Fungsi ini adalah untuk mengantarkan atau memindahkan
gaya yang disertai gerakan. Ini adalah karakteristik untuk kopling-
poros, rem, bantalan luncur dan bantalan gelinding, roda gigi, roda
gesek, sabuk, senar dan rantai.
3. Fungsi Mendukung
Fungsi ini adalah meneruskan gaya tanpa disertai gerakan.
Ini adalah
karakteristik untuk kerangkan dan fondasi
4. Fungsi melumas
Fungsi ini adalah karakteristik untuk bahan pelumas padat,
bahan pelumas cair dan bahan pelumas berbentuk gas
5. Fungsi melindungi
Fungsi ini adalah karakteristik dari pada lapisan tahan aus,
lapisan cat
b. Tujuan dari Fungsi-Fungsi
Salah satu tujuan dari fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Mengurangi gaya gesek
2. Mengatasi aus pada bahan
3. Menambah umur ekonomis
Dengan syarat-syarat tertentu diantaranya:
a. Kestabilan bentuk
b. Alat dan bahan
c. Toleransi yang digunakan
d. Standarisasi pengerjaan
1.2Rumusan Masalah
Masalah yang dihadapi dalam membuat konstruksi elemen
tersebut ialah untuk mengkombinasikan bermacam-macam
fungsi dan syarat yang kadang-kadang saling bertentangan
dalam satu bahan. Diantaranya adalah:
a. Memilih bahan
b. Cara fabrikasi
c. Harga
d. Normalisasi
Masalah-masalah yang sering timbul pada pengelasan busur
arus adalah :
a. elektrode membeku / pengelasan terhenti
b. bentuk kampuh las yang jelek
c. busur arus las yang jelek karena mengembang
d. Sedang selaput elektrode / fluks umumnya terbuat dariserat
e. kayu/sellulosa
f. titanium oksida
g. titanium + senyawa basa
h. Mn + Fe + Si
i. Besi oksida
j. CaCO3, yang akan membentuk jebnis-jenis elektrode berupa
type : E, R, ER, EC, EW, B, RB, RG dan F.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Pembaca mengetahui definisi tentang las,solder.
b. Pembaca mengetahui jenis – jenis pengelasan.
c. Pembaca dapat memahami cara-cara dan tahap dalam
pengelasan serta solder.
d. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangn
pembentukan.
BAB II
PEMBENTUKAN
1. TAHAP-TAHAP DALAM MENDESAIN
a. Pertama adalah tugas disain
- desain yang bagaimanakah harus dipenuhi?
- apakah desain sudah pernah dibuat ?
- kekurangan-kekurangannya?
- faktor utama dalam konstruksi (fungsi, berat, harga,
penampilan luar, keinginan khusus dari pembeli
- Bahan-bahan, jumlah produk, cara produksi, bahan
setengah jadi yang mana patut dipertimbangkan?
b. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar
c. Menentukan alternatif-alternatif dengan sketsa tangan yang
berskala 1:1
d. Desain yang berskala yang ukuran utama sebaiknya diberikan
dalam skala 1:1
e. Memilih bahan
f. Bagaimana memproduksi
g. Mengamati desain secara teliti
h. Merencana sebuah elemen yang didalamnya terdapat gambar
kerja
i. Gambar lengkap dan daftar elemen
2. FUNGSI KELAYAKAN
Sebagai pedoman dalam menentukan fungsi dan biaya dapat
digunakan analisa nilai. Cara-cara penghematan dengan tanpa
mengurangi fungsi komponen yaitu dengan cara:
a. Mengurangi biaya konstruksi
dengan jalan meniru konstruksi yang ada
b. Mengurangi biaya bahan
- bahan yang dipakai
- pengurangan bahan sisa yang terbuang
c. Mengurangi biaya produksi
- memilih metoda yang efisien
- menambah jumlah komponen produksi
d. Mengurangi biaya pemasaran
- dengan konstruksi yang sederhana
- suku cadang yang praktis
- bentuk yang ideal sehingga memudahkan pengepakan dan
pengiriman
3. BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN
a. bahan dan bentuk yang mudah untuk dikerjakan
sering dipengaruhi oleh perbandingan disain dan harga untuk
komponen tersebut
b. Pengaruh jumlah produk
- pembuatan produk secara massal
- pembuatan produk secara kecil
- pembuatan produk secara terus-menerus
- pembuatan produk secara putus-putus
4. BAGIAN-BAGIAN COR
Pemberian bentuk harus disesuaikan dengan proses cor, dengan
cara pembentukan dan cara pengangkatan model (cor pasir) atau
bagian-bagian cor, dengan proses pengaliran dan pendinginan serta
penyusutan yang tidak homogen
5. PEMILIHAN PROSES COR
Proses-proses cor uang umum dipakai adalah:
a. Cor pasir (sand casting)
untuk besi dan baja cor (untuk keperluan khusus dipakai
cara cor kasar di pengecoran cetak grafitasi
b. cor cetak gravitasi atau cor tekan
biasanya digunakan pada logam-logam ringan
Pengecoran cetak pasir adalah yang paling ekonomis untuk jumlah
produk yang kecil
6. PROSES PENGECORAN
Pandangan yang tepat mengenai proses kekakuan dalam
pengecoran sangat penting dalam mendesain. Kekakuan yang tidak
serentak akan mengakibatkan perbedaan tebal yang signifikan.
Disamping itu juga pada bagian model harus diberikan rongga
udara agar tidak terjadi gelembung-gelembung udara atau
permukaan yang tidak rata/kasar gambar…..hal 18
7. TATA CARA PEMBENTUKAN UNTUK BAGIAN-BAGIAN COR
a. Biaya model yang rendah dapat dicapai dengan
- garis pembatas yang sederhana (lurus dan busur)
- bidang kerja yang mudah untuk dibuat
- model yang tidak terbagi-bagi tanpa mempunyai inti khusus
- inti-inti (core) yang sederhana dan aman letaknya
b. Biaya pencetakan yang rendah dengan syarat
- menghindari perpotongan
- tinggi cetakan serendah mungkin
- mengurangi jumlah kotak cetakan
8. POTONGAN-POTONGAN TEMPA DAN PRESS
a. potongan-potongan tempa
lebih mahal dari potongan cor dan hanya ekonomis untuk
jumlah yang besar karena mahalnya cetakan tempa contoh
pembuatan proso engkol dll
b. Batangan dan pipa yang diekstrusi pres panas
berbagai proses bisa dilakukan contoh pembuatan kawat,
besi maupun baja
c. Pres dingin
dapat menggantikan cara pres panas dan cara tempa untuk
bagian-bagian kecil. Contoh pembuatan baut, skrup
9. Bahan kaleng dan pipa
Bahan kaleng dapat dibuat berbagai macam bentuk seperti
dibulatkan, dibengkokkan, dilipat dan dibuat flens dengan cara
dipres, ditarik atau ditekan, juga dilubangi dan dipotong. Yang perlu
diperhatikan adalah bahan sisa yang minimum contoh gbr…hl 23
10. Permukaan, keausan dan korosi
Permukaan
Dalam setiap pembentukan produk perlu diteliti, apakah
permukaannya dapat memenuhi tuntutan berikut, keausan, korosi,
perawatan dan pengaruh dari luar?
Apakah bentuk permukaan yang lain akan menambah niai pakai
atau nilai jual dan batas maksimum dari pengeluaran biaya?
Karakteristik permukaan yang dapat dinilai adalah:
1. Jenis bahan kerja
2. Kekerasan, kekasaran dsan sifat dari permukaan
3. Kekedapan terhadap fluida dan gas
4. Sifat panas
5. Sifat keausan
6. Sifat fisik lainnya
7. Sifat kimia
8. Sifat elektris
9. Pengaruh psikologis (netral, hangat atau dingin, menenangkan atau
membuat gelisah)
11.Kealusan
Jarang sekali orang menyadari bahwa keausan mekanis lebih
merugikan dari patah atau korosi. Untuk seorang desainer, keausan
akan menurunkan kemampuan mesin dan membawa akibat
sampingan seperti, panas, bunyi berisik, boros energi dan harus
sering diservis
Analisa keausan
a. Macam-macam keausan
terjadinya keausan disebabkan karena; terjadinya gerakan-
gerakan atau gesekan-gesekan
b. Tanda-tanda keausan
tanda keausan bisa diketahui jika; terdapat bulir-bulir halus
karena oksidasi dan juga terjadi diformasi plastis dengan tanda
“gigitan tikus”
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan
1. dari pasangan benda tersebut (karakteristik dari bahan
pasangan tersebut bentuk, kelicinan, kepadatan dan
kekerasan permukaan)
2. dari bahan perantara (fluida, bulir debu, butir abrasi)
3. dari beban khusus, gas, udara dan sebagainya
4. dari pergerakan (macam gerakan dan kecepatan)
5. besaran lainnya (suhu dan sebagainya)
Pengurangan keausan
Berdasarkan analisa keausan dapat kita tarik kesimpulan
bagaimana caranya untuk mengurangi keausan dan petunjuk-
petunjuk untuk melakukan percobaan yang tepat. Secara umum
dianjurkan:
1. Pasangan bahan yang ideal
2. Gerakan anti aus seperti sliding seal
3. Penurunan gaya yang menumbulkan keausan seperti mengurangi
gaya bidang datar, kecepatan dan pemilihan bentuk yang ideal
4. Menjaga batas suhu maksimum, misalnya pelumasan bagi bahan
sintetik dan sebagainya
5. Pengurangan akibat-akibat keausan misalnya dengan tambahan
penyetel khusus atau mengarahkan keausan hanya pada bagian-
bagian yang mudah diganti
6. Korosi
7. Pencegahan korosi, yakni terjadinya perubahan permukaan secara
kimia dari sebuah mesin, mempengaruhi pemilihan dari bahan kerja
dan pasangannya, juga mempengaruhi konstruksi dan tahap-tahap
pembuatannya
Sebab-sebab terjadinya korosi
a. Korosi secara kimiawi (oksigen, gas,air, asam dan alkalis dan zat-zat
kimia lainnya
b. Korosi secara elektrokimiawi (tegangan logam yang mengakibatkan
aliran listrik)
c. Gejala-gejala korosi (permukaan lubang-lubang seperti gigitan tikus,
struktur yang melemah
BAB III
SAMBUNGAN LAS
1. Penggunaan
Sambungan las dapat digunakan untuk bermacam-macam
keperluan, tidak hanya untuk baja, baja cor dan besi cor, tetapi juga
untuk tembaga, aluminium dan paduan magnesium, juga untuk
nikel, seng, timah dan bahan sintetik thermoplastik.
Komponen-komponen mesin yang dilas bukannya dituang atau
ditempa, lebih lanjut dikenal dengan las reparasi untuk bagian yang
retak dan patah, las tambal untuk bagian yang aus dan sebagai
penguat dan yang berkaitan erat dengan las adalah pemotong api,
yaitu untuk memotong dan “menghancurkan” bagian konstruksi
sebelum dibuang
Komponen-komponen yang dilas tidak bertambah murah, tetapi bila
khusus didesain untuk las akan lebih ringan dibanding komponen
yang dicor, juga lebih ringan daripada dikeling dengan kekakuan
dan kekuatan yang sama.
Kekurangannya adalah kesukaran untuk mengetahui mutu las dan
pembikinannya memerlukan pengalaman khusus.
Sambungan las terutama digunakan dalam konstruksi mesin.
Terutama pada komponen-komponen kecil atau bila diperlukan
konstruksi yang ringan atau waktu pemesanan yang singkat.
Untuk komponen yang diproduksi sedikit, tanpa terikat model,
harga dan waktu pesan akan jelas berkurang. Terutama pada
produksi kotak transmisi yang dilas (gear box), kotak pelindung,
rangka mesin, tuas, roda gigi. Untuk produksi massa konstruksi cor
sering lebih ekonomis
2. Produksi
Permukaan yang dilas harus dipanaskan sampai suhu las dan harus
bersentuhan. Persatuan dari logam-logam terjadi dikarenakan:
a. Tekanan bersama (las tekan)
b. Peleburan (las fusi)
Mutu las dapat ditingkatkan dengan jalan menyelubungkan dengan
gas atau zat padat atau dengan penambahan bubuk las yang
bersifat deoxsidasi dan pembentuk terak (slag)
3. Metode las
a. Las lebur
las lebur gas (las otogen) yaitu suatu las yang menggunakan
sumber panas dari api oksigen dan dipakai sebagai las tangan.
Sebagai gas bakar digunakan acetylen (suhu 32000C). Metoda ini
banyak digunakan untuk sambungan pipa, konstruksi tangki, las
plat-plat tipis dan kerjaan reparasi
b. Las Busur Listrik
Dalam bidang produksi lainnya las metode ini adalah dengan
menggunakan elektroda yang terlapis, menggantikan las otogen.
Bagian yang dilas dilebur dengan busur elektrik dengan suhu
35000C diantara bahan yang dilas dengan kawat las
b. Las Busur Listrik
Dalam bidang produksi lainnya las metode ini adalah dengan
menggunakan elektroda yang terlapis, menggantikan las otogen.
Bagian yang dilas dilebur dengan busur elektrik dengan suhu
35000C diantara bahan yang dilas dengan kawat las
c. Las Plasma
Las ini digunakan untuk plat tipis (0,1….1mm) dari baja paduan dan
baja tanpa paduan, tembaga, kuningan dan metal khusus juga
untuk baja khrom nikel (2 …. 8mm)
d. Las bubuk
Las bubuk dengan tambahan kawat lumer atau pita sebagai
elektroda dan bubuk las seabgai pembentuk kerak las digunakan
untuk pelat tebal (> 10mm) dalam konstruksi tangki , baja dan
kapal
e. Las sinar elektron
Las ini digunakan untuk mengelas bahan-bahan yang sukar dilas.
f. Las tekan
Las dengan tahanan listrik (las temu atau las titik) sampai dengan
1000 ampere pada 10 volt dan menyatukan bagian yang
bersentuhan dan kemudian ditekan. Biasanya digunakan
pengelesan rel kereta api, baja profil, rantai, baja alat perkakas dan
pipa sampai seluas 200 cm2
g. Las gesek
Las ini menimbulkan panas yang sedemikian rupa dan dengan
tekanan kedua bagian yang bergesekan disatukan.
Kuali
tas
1
2
3
Ka
dar
Tipe
tuan
g
U
R
U
R
R
R
C%
Tida
k
baik
S
t
3
3
-
1
S
t
3
3
-
1
S
t
3
3
-
2
S
t
3
3
-
2
- -
Mud
ah
dilas
S
t
3
4
-
11
S
t
3
7
-
11
S
t
4
S
t
3
4
-
1
S
t
3
7
-
1
S
t
4
S
t
3
4
-
2
S
t
3
7
-
2
S
t
4
S
t
3
4
-
2
S
t
3
7
-
2
S
t
4
-
S
t
3
4
-
1
S
t
3
4
-
1
S
t
0,1
6
0,1
8
0,2
4
0,2
0
0,2
0
2
-
11
-
-
2
-
1
-
-
2
-
2
S
t
4
6
-
2
-
2
-
2
S
t
4
6
-
2
-
3
4
-
1
S
t
3
4
-
1
Suka
r
dilas
-
-
-
S
t
5
0
-
1
S
t
6
0
-
1
-
-
-
-
S
t
5
0
-
2
S
t
6
0
-
2
S
t
7
0
-
2
-
-
-
0,3
0
0,4
0
0,5
0
Karakteristik mamper las dari baja bangunan
Keterangan:
Tipe tuang R lebih baik dari baja tipe tuang U
R= penuangan teratur
U= penuangan tidak kontinyu
Baja kadar karbon rendah (<0,3%C) mudah dilas
Baja karbon tinggi (lebih keras dari St 52) dan baja paduan mudah
retak; besi kelabu sukar dilas karena itu hanya untuk pekerjaan
reparasi
Logam bukan besi seperti tembaga, paduan aluminium-aluminium,
nikel, seng dan timah hitam memerlukan persiapan khusus sebelum
dilas, misalnya pemanasan dan gas pelindung
Bahan sintetik thermoplastik dapat dilas dengan pemanasan seperti
aliran udara panas dan dengan tekanan dan dapat pula dilas
dengan atau tanpa tambahan bahan las
4. Persiapan Khusus
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi tegangan susut
adalah:
a. Mengurangi tebal kampuh las di satu tempat
b. Pengelasan yang arahnya teratur
c. Menyediakan tempat pemuaian
d. Pemijaran konstruksi las
4. Desain
Berhasilnya suatu konstruksi las tergantung dari bentuk kerangka
yang dilas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengelasan adalah:
a. Jumlah kampuh yang seminim mungkin
b. Posisi yang paling disukai adalah posisi mendatar
c. Pesiapan sebelum pengelasan (pengecekan bahan dan peralatan)
d. Konstruksi harus tahan getar, kaku, tahan lentur dan puntir
e. Kampuh yang tidak terputus
f. f. Daerah las untuk penumpu beban lentur sebaiknya dekat dengan
titik lentur sehingga mengurangi beban momen lentur
g. g. Kampuh las dapat menahan 1/10 gaya tekan
h. h. Untuk bahan yang dapat dibentuk tanpa penggunaan panas,
sebaiknya kampuh las tidak digunakan
5. Bentuk sambungan dan kampuh
a. Sambungan temu (butt joint)
digunakan untuk pelat dan penumpu yang tidak terputus-
putus
b. Sambungan – T (T-joint)
biasanya digunakan untuk kampuh datar, yang kekuatannya
kurang bila dibanding dengan kampuh temu
c. Sambungan sudut (fillet joint)
sambungan ini kalah kuat dengan sambungan T
d. Sambungan pelat temu (butt plate joint)
sambungan ini paling lemah dari semuanya
e. Kampuh bejana (vessel joint)
BAB III
Solder
Penyolderan merupakan penyambungan menjadi satu antara
bagian-bagian logam. Tetapi dimungkinkan juga untuk menyolder
bagian-bagian keramik dari tungku pelapis perak.
Besi, baja, tembaga, seng dan logam adalah mudah disolder,
sebaliknya alumunium dan campurannya lebih mudah dilas
Penyambungan dengan solder diperoleh dengan bantuan suatu
logam penyambung yang dilelehkan yaitu ”solder”, yang titik
leburnya lebih rendah daripada bagian-bagian yang akan
disambungkan. Maka pemberian suhu tertinggi dari benda kerja
dalam pengerjaannya untuk amannya adalah harus lebih rendah
dari pada suhu lebur soldernya.
Perbandingan antara karakteristik utama dari cara penyambungan: las
lebur solder dan perekat
Yang dikehendaki dari suatu sambungan solder adalah kekuatan dan atau
kerapatan terhadap korosi terus-menerus dari penyolderan.
Untuk penyolderan tersebut maka permukaan yang akan disolder harus
dibersihkan benar-benar dan didekatkan serapat mungkin satu sama lain.
Sifat yang menguntungkan
Sifat yang menguntungkan dari sambungan solder adalah gaya aliran
yang mantap disebabkan kerataan dan kontinuitas dari sambungan. Pada
bagian yang berdinding tipis masih tidak ada bahaya bakar tembus seperti
pada pengelasan, dan juga tempat yang disolder tidak perlu mutlak harus
dapat didekati.
Cara
penyambungan
Las lebur Solder dan perekat
Cara
penyambungan
Las
Solder
Perekat
Bahan
penyambungan
bagian-bagian
Logam yang sama
atau mirip
Logam yang sama
atau berbeda
Suatu bahan
perekat
Suhu
penyambungan
yang diperlukan
Suhu lebur dari
bagian
penyambung
Minimal suhu
pembekuan dari
solder
Tergantung pada
jenis perekat, dari
suhu kamar sampai
1800
C (mungkin
diperlukan juga
penekanan
merugikan
Sifat merugikannya adalah biaya dari penyolderan massal (harus
campuran dari timah putih atau tembaga, penampilan dan kerumitannya,
suatu sambungan solder yang buruk dapat dikenali dengan segera
a. Penyolderan lunak
Penyolderan lunak pada titik lebur solder di bawah 4500C hanya
diperuntukkan gaya yang kecil setiap cm2 permukaan solder dan untuk
dipakai pada suhu yang rendah, misalnya untuk penyambungan listrik,
untuk peralatan pendingin dan untuk tangki, tabung dan kotak berbeban
mekanis rendah yang terbuat dari kaleng dan harus rapat.
b. Penyolderan keras
Penyolderan keras pada titik lebur solder di atas 5000 C adalah sebaliknya,
yaitu seperti sambungan las, juga dapat dipakai untuk meneruskan gaya
yang lebih besar dan juga dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi,
misalnya untuk mempererat sambungan rangka pipa sepeda dan sepeda
motor
2. Proses Penyolderan
a. Penyolderan batang
yaitu yang dikerjakan dengan suatu batang tembaga yang
dipanaskan, hanya sesuai untuk penyolderan lunak dan diperlukan
penggunaan media pengalir
b. Penyolderan nyala
Yaitu pda penyolderan lunak maupun keras denganapi dari lampu solder
atau api dari zat asam-asetilat dan juga memerlukan media pengalir
c. Penyolderan celup
yang akan disolder dan hanya pada bagian logam yang telanjang
dari tempat yang disolder dicelupkan ke dalam bak solder lunak atau
keras yang dicairkan
d. Penyolderan tungku
bagian yang disolder disiapkan, demikian juga bak garam
penyolderan dan dilewatkan suatu tungku yang menyala terus-menerus
dengan pengurangan gas yang melingkupi, tanpa penambahan media
pengalir
e. Penyolderan induktif
tempat yang disolder bersama dengan solder dan media pengalir di
dalamnya dipanaskan dengan gulungan induksi listrik. (menghemat waktu
dan sangat sesuai untuk pengerjaan dengan ban berjalan dari
penyolderan benda-benda yang serupa)
f. Penyolderan ultrasonik
penyolderan ini juga sangat dimungkinkan dalam lingkungan solder
dari Aluminium dan campurannya. Ultrasonik dapat mencegah
pembentukan kulit oksida
3. Bentuk sambungan solder
Syarat dari sambungan solder adalah:
a. Diusahakan permukaan penyolderan luas
b. Dibuat celah penyolderan sejajar
c. Dipasang pada posisi yang kuat
d. Semua sambungan solder dibebaskan dari tegangan terus-menerus
e. e. Panjang penglapisan pada penyambungan kaleng 4…6 kali
tebalnya dari kaleng yang paling tipis
f. f. Pendakian dari solder yang mengalir atau tidak hanya pada satu
titik saja
g. g. Solder tembaga harus dirembeskan ke antara bagian-bagian
pada suatu penyambungan
b. Perekatan
Untuk bahan kayu, karet, kain dan plastik, perekatan telah lama
berhasil. Dengan adanya perekat plastik resin maka juga sangat
berhasil untuk logam ringan dan baja.
Perekatan memungkinkan dengan suatu proses sederhana untuk
membuat konstruksi kombinasi antara material logam dengan
bukan logam.
Sambungan perekat adalah kedap zat cair dan gas. Pada tempat
perekatan logam yang sifatnya berbeda, diharapkan tidak terjadi
korosi elektrokimia
Perekatan yang tahan lama pada penyambungan bagian-bagian
memerlukan suatu pembersihan dan persiapan yang baik
sebelumnya.
Pada proses penyambungan perekat dapat terjadi kehilangan
kekuatan karena usia. Karena itu keadaan lingkungan memegang
peranan (keadaan cuaca atau kandungan air dan sebagainya)
5. Bahan Perekat, Pemilihan dan Pengerjaan
a. Bahan perekat komponen tunggal, yaitu dengan sendirinya bahan
perekat dapat mengeras
b. Bahan perekat komponen dua, yang kedua komponennya (resin
dan pengeras) untuk pengerjaan harus dicampurkan seperti lem
besi
6. Bentuk sambungan perekat
a. Tempat yang direkatkan hanya dimungkinkan untuk tegangan
tekan, sehingga lapisan perekatan diletakkan dalam arah tegangan
tersebut. Tegangan tarik, tegangan penglupasan dan sentakan
dihindarkan.
b. Perlu diperhatikan bahwa permukaan perekatan harus luas, karena
kekuatan sambungan (kekuatan geseran tarik) dari bahan perekat
terletah di bawah kekuatan dari logam yang disambungkan
c. Panjang lapisan sekitar 10 …. 15 kali dari tebal plat yang dipakai
d. Untuk menghindari penglepasan atau untuk menambah kekuatan
tempat perekatan, maka dilaksanakan sambungan kombinasi
(keling, skrup, las titik)
BAB IV
SAMBUNGAN KELING
1. Penggunaan dan penempatan
Penggunaan: sambungan keling seperti halnya sambunganlas dapat
dipakai untuk:
Sebagai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan konstruksi logam
ringan dan pada konstruksi mesin pada umumnya
Sebagai sambungan kekautan kedap dalam konstruksi ketel (tetapi ketel
sekarang umumnya dilas)
Sebagai sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap plat, pipa
penurunan dan pipa pelarian yang tidak memiliki tekanan
Sebagai sambungan paku untuk kulit plat (konstruksi kendaraan dan
konstruksi pesawat udara)
Pemasangan:
Pada pengelingan maka bagian-bagian yang akan disambungkan, oleh
keling yang ditembuskan dan kemudian dipukul dengan pembentuk dop
(pembuat kepala) menjadi saling menekan erat. Dalam hal khusus keling
dengan pemukulan panas sehingga batang keling akan mengalami
pengerutan oleh pendinginan. Pada pengelingan panas maka batang
keling dipanaskan sampai pijar merah terang kemudian dipalu dengan
palu tangan, palu udara tekan atau mesin pengeling dalam keadaan panas
2. konstruksi-konstruksi baja
Material
Perhitungan tegangan dan nilai yang diijinkan umumnya diambil dari
material U St 36-1 dan untuk bagian konstruksi dari material kelas tinggi
seperti St 52-3 umumnya diambil materal RSt-2 sebagai material keling
3. Bentuk keling
4. Bentuk
Garis berat dari batang harus ditutup dengan garis net (penyambungan
titik hubung). Mungkin juga sumbu berat dari sambungan keling berimpit
dengan sumbu batang, kalau tidak maka akan menimbulkan tegangan
tekuk. Tetapi hal ini misalnya pada batang siku tunggal, tidak
dimungkinkan. Maka dengan demikian perlu dipertimbangkan momen
tekuk tambahan
Lubang keling
Lubang keling harus dibor dan setelah itu dihaluskan, dan platnya
ditanamkan. Lubang yang ditusuk tidak diperbolehkan dalam konstruksi
baja
Kelingan berlapis
Kelingan berlapis mendapat tegangan tambahan dari tekukan. Tegangan
tekuk tambahan dapat dipertimbangkan dengan mempertahankan
perhitungan sederhana melalui pengurangan yang sesuai dari tegangan
yang diijinkan. Tetapi secara keseluruhan pada kelingan berlapis lebih
disukai kelingan berkeping ganda
Jumlah keling
Syarat dari kelingan adalah sebagai berikut:
a. Setiap bagian konstruksi harus dikunci dengan minimal dua keling
b. Bila tetapi pada arah gaya sebaiknya 6 keling
Keling bulatan datar Keling cembung
c. Pada tegangan berubah-ubah sebaiknya 5 keling
Yang kesemuanya dipasang berurutan satu sama lain, kalau tidak maka
tidak dapat diperhitungkan lagi untuk mengambil bagian dalam distribusi
gaya. Kalau diperlukan lebih dari 5 …. 6 keling berurutan, maka dikunci
dengan siku
Plat penghubung
Plat penghubung adalah berbentuk sesederhana mungkin. Ketebalannya
tergantung pada kekuatan bagian yang akan disambungkan dan gaya
yang akan diteruskan umumnya dipilih tebal menengah dari bagian yang
akan disabungkan untuk plat penghubungnya.
5. Kelingan dalam konstruksi mesind an peralatan
Untuk mempererat atau menyambung plat, selubung, sudut dan
sebagainya pada tegangan yang relatif rendah dan untuk memperkuat
bagian yang terbuat dari material peka atau elastis seperti material pres,
karet lunak dan sebagainya, maka dalam konstruksi mesin dan peralatan
dipasangkan dengan keling dingin-baja berdiameter kurang dari 10 mm.
dipakai keling setengah bulat, keling terbenam dan dalam hal khusus
dengan keling pipa atau keling berlubang yang terbuat dari bahan yang
rapuh atau elastis
6. Kelingan konstruksi logam ringan
Dalam konstruksi logam ringan maka pengelingan disamping pengelasan
dalam banyak hal berarti besar dalam praktek, sebagai contoh konstruksi
logam ringandalam pesawat udara dan pesawat ruang angkasa, dalam
konstruksi kendaraan rel, dalam konstruksi bertingkat, konstruksi pesawat
pengangkat dan dalam konstruksi jembatan seringkali dikeling
7. Material
Bagian konstruksi logam ringan hanya boleh disambungkan dengan keling
baja dalam hal khusus saja. Dilakukannya hal itu adalah untuk mencegah
korosi pada khususnya dan untuk memperbesar permukaan tekan di
bawah kepalanya. Untuk keling harus dipilih material yang lebih baik atau
sama dengan material bagian konstruksi
8. Bentuk keling
Kepala pengunci
Kepala tetap
a b c d
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penggunaan
Sambungan las dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan,
tidak hanya untuk baja, baja cor dan besi cor, tetapi juga untuk
tembaga, aluminium dan paduan magnesium, juga untuk nikel, seng,
timah dan bahan sintetik thermoplastik.
Komponen-komponen mesin yang dilas bukannya dituang atau
ditempa, lebih lanjut dikenal dengan las reparasi untuk bagian yang
retak dan patah, las tambal untuk bagian yang aus dan sebagai
penguat dan yang berkaitan erat dengan las adalah pemotong api,
yaitu untuk memotong dan “menghancurkan” bagian konstruksi
sebelum dibuang
Komponen-komponen yang dilas tidak bertambah murah, tetapi bila
khusus didesain untuk las akan lebih ringan dibanding komponen yang
dicor, juga lebih ringan daripada dikeling dengan kekakuan dan
kekuatan yang sama.
Kekurangannya adalah kesukaran untuk mengetahui mutu las dan
pembikinannya memerlukan pengalaman khusus.
Sambungan las terutama digunakan dalam konstruksi mesin. Terutama
pada komponen-komponen kecil atau bila diperlukan konstruksi yang
ringan atau waktu pemesanan yang singkat.
Untuk komponen yang diproduksi sedikit, tanpa terikat model, harga
dan waktu pesan akan jelas berkurang. Terutama pada produksi kotak
transmisi yang dilas (gear box), kotak pelindung, rangka mesin, tuas,
roda gigi. Untuk produksi massa konstruksi cor sering lebih ekonomis
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/groups/394112474000100/?fref=ts
http://mrizalfahmi77.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html