Upload
ria-dwi-izahyanti
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
good
Citation preview
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Pendahuluan
Direct borohydride fuel cells (DBFCs) merupakan salah satu kelompok dari sel
bahan bakar alkali yang secara langsung didapatkan dari natrium borohidrida atau kalium
borohidrida.
Reaksi yang terjadi didalam Direct borohydride fuel cells (DBFCs)
a. Reaksi yang terjadi pada Anoda
Ion Borohidrida didalam media larutan basa dapat teroksidasi secara langsung
pada material elektroda. Oksidasi langsung dari ion borohidrida dalam medium basa
membutuhkan transfer elektron sebanyak 8 elektron seperti terlihat pada persamaan kimia
berikut,
(1)
Permasalahan muncul ketika reaksi anodic didalam DBFC dimana BH4-
terhidrolisis secara spontan utnuk menghasilkan hidroksi borohidrida dan hidrogen pada
material elektroda. Seperti pada persamaan berikut,
(2)
(3)
Kehadiran atom hydrogen pada anoda DBFC membuat potensial anoda bercampur
dengan potensial reaksi, sehingga menghasilkan,
(4)
Gambar 1. Tipe Sel Bahan Bakar Borohydrida dengan reduksi oksigen didalam
larutan basa (Ponce, 2007)
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
b. Reaksi yang terjadi pada Anoda
Reaksi katoda dengan oksigen sebagai oksidan dapat dituliskan dalam persamaan
berikut,
(5)
Mekanisme reaksi reduksi oksigen telah lengkap dan membutuhkan hidrogen
peroksida dan metal oksida yang dihasilakn untuk meningkatkan aktivitas elektrokatalis.
Reaksi total dari DBFC dengan oksigen sebagai oksidan seperti pada persamaan berikut,
(6)
Penggunaan hidrogen peroksida dibandingkan oksigen sebagai oksidan dapat
menghasilkan nilai potensial sel yang lebih tinggi. Hidrogen peroksida diaplikasikan pada
anoda magnesium dan aluminium didalam sejumlah prototype baterai dan sel bahan bakar
borohidrida. Penggunaan hidrogen peroksida sebagai oksidan relatif aman dan stabil,
namun memiliki energi yang lebih rendah dibandingkan dengan oxygen dan akan
mengalami kerusakan jika diaplikasikan bersama Pt, Pd dan Au sebagai elektrokatalis
didalam sel bahan bakar. Oksidasi langsung dari ion borohidrida dengan hidrogen
peroksida terlihat pada persamaan kimia sebagai berikut,
(7)
Reaksi dari sel bahan bakar memberika nilai potensial sebesar 2.11 eV
(8)
Gambar 2. Tipe Sel Bahan Bakar Borohydrida dengan reduksi hidrogen peroksida alkali
pada katoda (Ponce,2007)
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Untuk methanol-oksigen dan hidrogen-oksigen, sel bahan bakar memberikan
potensial sel sebesar 1,21 V dan 1,23 V. Keuntungan dari borohidrida yang dilapisi
methanol dan hydrogen akan menjadi sumber energy jika antara borohidrida dan ion
peroksida bereaksi langsung pada elektroda. Namun pada kenyataannya ketika terjadi
reaksi maka akan mengambil potensial energy untuk reaksi redox. Potensial dari anoda
borohidrida dibuat dari hidrolisis hydrogen dan borat dihasilkan dari oksidasi langsung.
Pada katoda, terjadi dua reaksi yaitu, reaksi reduksi langsung dari hidrogen peroksida dan
reaksi reduksi oksigen yang dilepaskan dari dekomposisi homogen peroksida, seperti
pada persamaan kimia berikut yang terjadi pada media asam,
(reaksi katodic dengan H2O2 sebagai oksidan)
(9)
Didalam DBFC, H2O2 cenderung terdekomposisi pada permukaan katalis katoda
yang menghasilkan oksigen dan air,
(10)
Gambar 3. Tipe Sel Bahan Bakar Borohydrida dengan reduksi peroksida hydrogen
didalam elektrolit asam (Ponce,2007)
Kombinasi reaksi dengan oksidasi langsung dari borohidrida memberikan potensi
energy sel sebesar 3,01 V, lebih tinggi 0,9 V dibandingkan pada reduksi hidrogen
peroksida dalam larutan basa. Meskipun jumlah perubahan energy sel bahan bakar
borohidrida-hidrogen peroksida lebih tinggi dibandingkan sistem methanol-oksigen dan
hydrogen oksigen.
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Gambar 4. Skema DBFC dengan menggunakan oksigen, udara atau hydrogen
peroksida sebagai oksidan(Jia, 2010)
Skema dari DBFC menggunakan oksigen, udara atau hidrogen peroksida sebagai
oksidan dan membran penukar kation sebagai elektrolit digambarkan pada Gambar. 4. Dari
gambar tersebut, membran tidak hanya memberikan tujuan penting dari transfer ion tetapi
juga berfungsi sebagai pemisah antara anoda dan katoda.
Gambar 5. Proses Elektrokimia pada DBFC (Richard, 2013)
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Elektron diberikan pada anoda dari reaksi oksidasi BH4- ke katoda untuk mereduksi
H2O2 saat ion Na+ mempertahankan muatan didalam sel dengan melawan membran dari fuel
channel ke oxider chanel. Natrium borohidrida dapat digunakan dalam sistem sel bahan bakar
hidrogen yang lebih konvensional sebagai sarana menyimpan hidrogen. Hidrogen dapat
diregenerasi untuk sel bahan bakar dengan dekomposisi katalitik borohidrida yang :
NaBH4 + 2H2O → NaBO2 + 4H2 (11)
DBFC terurai dan mengoksidasi borohidrida dengan menggunakan reaksi langsung,
dan menghasilkan energi yang lebih besar, reaksi yang berlangsung sebagai berikut,
(Katoda) 2O2 + 4H2O + 8e- → 8OH- ( E0 = + 0.4V ) (12)
(Anoda) NaBH4 + 8OH- → NaBO2 + 6H2O + 8e- ( E0 = -1,24 V ) (13)
E0 = + 1.64V
Gambar 6. Proses Oksida dari DBFC (Richard, 2013)
Gambar 7. Elektroda dan interface potensial listrik pada DBFC (Richard, 2013)
Hubungan antara Vcell, dan lebih kepada ketika sel bahan bakar berada pada
sirkuit terbuka dan tidak ada arus yang mengalir antara anoda dan katoda.
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Gambar 8. Ilustrasi topologi DBFC (Richard, 2013)
Elektrokatalis
Elektrokatalis digunakan sebagai gaya dorong dari sel bahan bakar. Pt merupakan
salah satu material aktif yang digunakan sebagai elektrokatalis dengan energi kinetic yang
tinggi dan sesuai dengan reaksi hydrogen. Secara umum reaksi yang terjadi pada DBFC
berkaitan dengan fungsi elektrokatalis yaitu oksigen di katoda menghasilkan ion hidroksil
(OH-) yang melewati elektrolit menuju sisi anoda. Di anoda hidrogen akan bereaksi dengan
ion hidroksil menghasilkan air dan membebaskan elektron. Elektron dari anoda keluar
sebagai tenaga listrik kemudian kembali ke sisi katoda. Di sisi katoda elektron bereaksi
dengan oksigen dan air menghasilkan ion hidroksil kembali. Sel bahan bakar hidrida dapat
mencapai efisiensi pembangkitan listrik sampai 70 persen. Namun, sangat rentan terhadap
pencemaran karbon, sehingga membutuhkan hidrogen murni dan oksigen murni. Pengotor
dalam DBFC dapat menyebabkan reaksi samping dan karbondioksida akan bereaksi dengan
elektrolit membentuk endapan karbonat yang akan menutup permukaan katalis dan
menghambat reaksi dipermukaan anoda dan katoda.
Ria Dwi Izahyanti (20214006)Direct borohydride fuel cells
Daftar Pustaka
Indig ME, Snyder RN. Sodium borohydride, an interesting anodic fuel. J
Electrochem Soc 1962;109:1104–6.
Jia, B.H.; Li, Z.P.; Suda, S. Anodic oxidation of alkali borohydrides catalyzed by nickel.
J. Electrochem. Soc. 2010, 150, A398–A402
Ponce de Leo´ n C, Walsh FC, Rose A, Lakeman JB, Browning DJ, Reeve RW. A
direct borohydride—Acid peroxide fuel cell. J Power Sources 2007;164:441–8.
Richard, S. Understanding Direct Borohydride-Hidrogen Peroxide,2013; dissertation