74
1 EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK DAN ETILEN PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STROBERI (Fragaria sp) ANNA MARLIANA ARISKA SINAGA G 111 08 278 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK DAN ETILEN PADA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MzI1M… · pupuk organik cair dengan konsentrasi 4 mL L-1 dan etilen konsentrasi

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK DAN ETILEN

    PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STROBERI (Fragaria sp)

    ANNA MARLIANA ARISKA SINAGA

    G 111 08 278

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2012

  • 2

    EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK DAN ETILEN

    PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STROBERI (Fragaria sp)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

    Pada Program Studi Agroteknologi

    Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

    ANNA MARLIANA ARISKA SINAGA

    G 111 08 278

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2012

  • 3

    HALAMAN PENGESAHAN

    EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK DAN ETILEN

    PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STROBERI (Fragariasp)

    ANNA MARLIANA ARISKA SINAGA

    G 111 08 278

    Makassar, Maret 2012

    Menyetujui,

    Pembimbing I Pembimbing II

    (Ir. H.M.AminIshak, M.Sc) (TiginDariati, SP, MSc)

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan

    Budidaya Pertanian

    Prof. Dr. Ir. ElkawakibSyam’un, MS

    NIP. 19560318 198503 1 001

  • 4

    RINGKASAN

    Anna Marliana Ariska Sinaga (G 111 08 278) Efektivitas Pupuk Organik dan

    Etilen Pada Pertumbuhan dan Produksi Stroberi (Fragariasp). Dibimbing oleh

    Amin Ishak dan TiginDariati.

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lannying, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan dalam

    bentuk Rancangan Acak Kelompok dalam bentuk Faktorial Dua Faktor. Perlakuan yang diberikan adalah pupuk organik cair dengan konsentrasi 0 ml-1, 2 ml-1,

    4 ml-1, 6 ml-1 dan etilen dengan konsentrasi 0 ml-1, 0,5 ml-1, 1 ml-1, 1,5 ml-1 Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali ulangan dengan 4 unit tanaman tiap perlakuan, sehingga digunakan 144 tanaman stroberi yang

    berasal dari anakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pupuk organik cair dengan konsentrasi 4 mL L-1 dan etilen konsentrasi 1,5 mL

    L-1 memberikan pengaruh terbaik hingga sangat baik pada jumlah bunga dan jumlah buah. Pupuk organik cair konsentrasi 6mL L-1 memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga dan umur berbuah tercepat,

    namun pada bobot buah dan diameter buah memberikan hasil yang baik pada konsentrasi 4 mL L-1. Etilen dengan konsentrasi 1,5 mL L-1 memberikan hasil

    yang baik pada umur berbunga dan umur berbuah tercepat.

    Kata Kunci :Stroberi, Pupuk Organik Cair, Zat Pengatur Tumbuh, Dosis.

  • 5

    KATA PENGANTAR

    Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

    limpahan rahmat dan karunia-Nya serta salam penulis curahkan kepada junjungan

    nabi besar Muhammad SAW, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

    sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

    Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

    Skripsi ini diselesaikan atas bimbingan, bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak, baik dari segi materil maupun moril. Untuk itu, pada kesempatan

    ini secara khusus dan penuh kerendahan hati penulis menghaturkan banyak

    terima kasih kepada Ir. H. Amin Ishak, M.Sc dan Tigin Dariati, SP, MSc,

    selaku pembimbing yang dengan sabar telah mencurahkan tenaga, waktu dan

    pikiran dalam mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan berkah dan

    hidayah-Nya kepada beliau.

  • 6

    Tak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Yunus Musa, M.Sc selaku Dekan Fakultas Pertanian

    Universitas Hasanuddin merangkap penasehat akademik yang telah

    memberikan bantuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Pertanian

    Universitas Hasanuddin.

    2. Bapak Prof.Dr.Ir.Elkawakib Syam`un, MS selaku Ketua Program Studi

    Agronomi beserta seluruh dosen dan staf Fakultas Pertanian.

    3. Penghargaan dan terimakasih yang tak terhingga kupersembahkan kepada

    harta terindah dalam hidupku atas cinta kasihnya teruntuk Ayahanda

    Drs. J. Sinaga, MBA, MM, Ibunda Sri Susilowati, Nenek tercinta

    ST.Syahriah, Om Pujo Prastono, dan beserta saudaraku Krisman Sinaga,

    Lis Mariana Rezky Sinaga dan seluruh keluarga yang telah mencurahkan

    kasih sayang, perhatian, pengorbanan, doa dan motivasi yang kuat dengan

    segala jerih payahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah.

    4. Bapak Ansar beserta Ibu yang telah memberikan bantuan selama penelitian di

    Desa Lannying. Semoga Allah SWT memberikan amal jariyah bagi ilmu

    yang diberikan.

    5. Teruntuk Arham dan teman-temanku tersayang Fadlia, Nhana, Adhe, Fatma.

    Terimakasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini.

    6. Rekan-rekan yang telah membantu Khairul Ikhwan, SP, Nurul Azizah

    Azzahra, Hery Pasaribu, fadhilah achmad, SP, Nurwanti serta kanda

    Muh. Shaipullah Sasmono, SP, MP dan Nurlailah Mappanganro, SP,MP.

  • 7

    7. Serta rekan-rekan seperjuangan di “Rejuvinasi” angkatan 2008, Selpiana, SP,

    Elyana, Melinda Idris, Harlindah Harun dan seluruh angkatan 2008 yang

    tidak dapat tersebutkan satu persatu serta seluruh warga KMBP Faperta

    Unhas. Terima kasih atas persahabatan, bantuan, doa serta kerjasamanya

    selama penulis menempuh pendidikan di FakultasPertanian.

    Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kekurangan dan keterbatasan pada

    dasarnya ada pada setiap sesuatu yang tercipta di alam ini, tidak terkecuali penulis

    dalam menyusun skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan syukur dan doa

    semoga Allah SWT rahmat-Nya atas amalan kita di dunia dan akhirat. Amin

    yarabbalalamin.

    Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Makassar, Mei 2012

  • 8

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2. Hipotesis ......................................................................................... 6

    1.3. Tujuan dan Kegunaan ..................................................................... 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tanaman Stroberi ........................................................................... 7

    2.2. SyaratTumbuh ............................................................................... 9

    2.2.1. Iklim dan Curah Hujan ...................................................... 9

    2.2.2. Tanah ................................................................................ 11

    2.2.3. Ketinggian Tempat ............................................................ 11

    2.3. Penanaman stroberi dalam karung ................................................ 11

    2.4. Zat Pengatur Tumbuh Etilen ......................................................... 12

    2.4.1 Peranan etilen dalam fisiologi tanaman............................. 14

    2.5. Pupuk Organik............................................................................... 15

    2.5.1 Pupuk Cair Chitosan ..................................................................... 16

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Tempat dan Waktu ........................................................................ 20

    3.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 20

    3.3. Metode Penelitian.......................................................................... 21

    3.4. Pelaksanaan Penelitian

    3.4.1. Pengisian Karung................................................................ 22

    3.4.2. Penanaman .......................................................................... 22

    3.4.3. Pemeliharaan ..................................................................... 23

  • 9

    3.4.4. Pemupukan dan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh ........... 23

    3.4.5. Panen .................................................................................. 24

    3.4.6. Pengamatan ......................................................................... 24

    3.4.6.1 Waktu Pengamatan ............................................... 24

    3.4.6.2. Parameter Pengamatan ......................................... 24

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil

    4.1.1. Pertambahan Tinggi Tanaman ............................................ 26

    4.1.2. Pertambahan Jumlah Daun ................................................. 27

    4.1.3 Umur Berbunga .................................................................. 28

    4.1.4. Umur Berbuah .................................................................... 29

    4.1.5. Pertambahan Jumlah Bunga ............................................... 30

    4.1.6. Pertambahan Jumlah Buah ................................................. 33

    4.1.7. Bobot Buah ......................................................................... 36

    4.1.8. Diameter Buah.................................................................... 37

    4.1.9. Kadar Gula Buah ................................................................ 38

    4.2. Pembahasan

    4.2.1. Pupuk Organik Cair ........................................................... 39

    4.2.2. Zat Pengatur Tumbuh Etilen ............................................. 41

    4.2.3. Interaksi pupuk organik cair dan zat pengatur tumbuh ..... 42

    V. PENUTUP

    5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 44

    5.2. Saran ............................................................................................. 45

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 46

    LAMPIRAN ................................................................................................... 49

  • 10

    DAFTAR TABEL

    No. Teks Halaman

    1. Pertambahan Tinggi Tanaman ........................................................... 26

    2. Pertambahan Jumlah Daun ................................................................. 27

    3. Umur Berbunga .................................................................................. 28

    4. Umur Berbuah .................................................................................... 29

    5. Pertambahan Jumlah Bunga ............................................................... 30

    6. Pertambahan Jumlah Buah ................................................................. 33

    7. Bobot Buah......................................................................................... 36

    8. Diameter Buah.................................................................................... 37

    Lampiran

    1a. Tinggi tanaman (cm) stroberi........................................................ 49

    1b. Sidik ragam tinggi tanaman stroberi ........................................... 49

    2a. Jumlah daun (helai) tanaman stroberi ........................................... 50

    2b. Sidik ragam jumlah daun tanamanstroberi ................................... 50

    3a. Umurberbunga (hari) tanaman stroberi......................................... 51

    3b. Sidik ragam umur berbunga tanaman stroberi .............................. 51

    4a. Umur berbuah (hari) tanaman stroberi.......................................... 52

    4b. Sidik ragam umur berbuah tanaman stroberi ................................ 52

    5a. Jumlah bunga (kuntum) tanaman stroberi..................................... 53

    5b. Sidik ragam jumlah bunga tanaman stroberi ................................ 53

    6a. Jumlah buah (buah) tanaman stroberi ........................................... 54

    6b. Sidik ragam jumlah buah tanaman stroberi .................................. 54

    7a. Bobotbuah (g) tanaman stroberi.................................................... 55

    7b. Sidik ragam bobot buah tanaman stroberi .................................... 55

    8a. Diameter buah (cm) tanaman stroberi........................................... 56

    8b. Sidik Ragam Diameter buah tanaman stroberi ............................. 56

    9a. Kadar gula buah tanaman stroberi ................................................ 57

    9b. Sidik ragam kadar gula buah tanaman stroberi ............................. 57

    ix

  • 11

    DAFTAR GAMBAR

    No. teks Halaman

    1. Interaksi antara jumlah bunga (kuntum) dengan konsentrasi

    pupuk cair ..............................................................................

    31

    2. Interaksi antara jumlah bunga (kuntum) dengan konsentrasi Etilen......................................................................................

    32

    3. Interaksi antara jumlah buah (buah) dengan konsentrasi pupuk cair ..............................................................................

    34

    4. Interaksi antara jumlah buah (buah) dengan konsentrasi Etilen......................................................................................

    35

    5. Kadar gula buah (% SSC) tanaman stroberi .......................... 38

    Lampiran

    1. Denah Percobaan di Lapangan .............................................. 58

    2. Tanaman Stroberi di Lapangan Setelah Tanam..................... 59

    3. Tanaman Stroberi Sesuai Perlakuan Pada Saat Berbuah....... 60

    4. Penimbangan Berat Buah Stroberi Setelah Panen ................. 61

    5. Pengukuran Diameter Buah Stroberi Setelah Panen ............. 62

    6. Pengujian Kadar Gula Stroberi.............................................. 63

  • 12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan komoditi buah-buahan di Indonesia berjalan cukup pesat

    seiring dengan introduksi buah-buahan subtropis dari luar negeri yang ternyata

    tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam kondisi iklim seperti di Indonesia.

    Stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia,

    terutama untuk negara-negara beriklim subtropis. Permintaan dunia akan buah

    stroberi, cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Daya serap pasar

    (konsumen) yang semakin tinggi berarti agribisnis stroberi mempunyai

    prospek cerah (Soemadi, 1997).

    Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama

    kali di Chili dan Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria

    chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya

    spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya.

    Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

    Buah stroberi merupakan satu–satunya buah yang mempunyai biji

    dikulitnya. Buahnya yang berwarna merah menandakan bahwa buah ini kaya akan

    pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga

    stroberi mempunyai khasiat yang sangat banyak dalam bidang kesehatan. Stroberi

    dipercaya bisa memutihkan gigi, dapat mencegah penyakit kanker payudara dan

  • 13

    leher rahim, dengan kandungan vitamin C sebanyak 60 mg per gram, mengurangi

    resiko serangan jantung. Beberapa fitokimia dalam stroberi mampu menurunkan

    tekanan darah, serta menurunkan resiko diabetes (Padmiarso, 2008).

    Stroberi sangat kaya akan gizi nutrisi. Pada setiap 100 g stroberi

    mengandung : protein 0,8 g, lemak 0,5 g, karbohidrat 8,3 g, energi : 37 kal,

    kalsium : 28mg, fosfor : 27 mg, zat besi : 0,8 mg, magnesium : 10mg, potaksium :

    27 mg, selenium 0,7 mg, Vitamin A : 60 mg, Vitamin B1 : 0,33 mg, vitamin B2 :

    0,07 mg, vitamin C : 60 mg, air : 89,9 g, dan asam folat 17,7 mg (Wijoyo, 2008).

    Negara penghasil stroberi yang utama di dunia adalah Amerika Serikat,

    tingkat produksinya sekitar 324.000 ton tahun-1 . Usaha stroberi di Indonesia

    masih tergolong pada skala sangat kecil. Skala usaha budidaya stroberi di

    Indonesia hanya antara 50 - 70 hektar. Budidaya stroberi telah dicoba di beberapa

    daerah antara lain di Jawa Barat, Jawa Timur serta Bali. Dengan populasi 50.000-

    60.000 hektar-1 dapat diperoleh hasil 100 – 120 ton. Petani masih menggunakan

    pola tanam yang sifatnya konvensional. Kelemahan atas pengelolaan lahan yang

    tidak terpadu bisa menimbulkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit

    serta dapat mengurangi kuantitas dan kualitas produksi (Gunawan, 1996).

    Permintaan terhadap buah stroberi di Indonesia cukup tinggi termasuk

    Sulawesi Selatan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya permintaan buah stroberi.

    Permintaan pasar terhadap buah stroberi di Sulawesi Selatan mencapai 700 –

    1.000 kg per hari. Produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi

    permintaan pasar ini memiliki harga jual yang tinggi.

  • 14

    Masalah yang dihadapi dalam budidaya tanaman stroberi adalah mas ih

    rendahnya produksi buah sedangkan permintaan pasar yang terus meningkat.

    Untuk itu berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan hasil antara lain melalui

    perbaikan budidaya baik dari segi komposisi hara ataupun metode yang

    digunakan, serta pemilihan varietas.

    Penanaman stroberi pada umumnya dilahan terbuka didalam wadah

    karung dimaksudkan agar buah stroberi bisa menggantung tidak bersentuhan

    langsung dengan tanah yang dapat membuat buah menjadi busuk. Karena

    ditanam pada lahan terbuka maka intensitas cahaya matahari yang diterima

    tanaman lebih besar sehingga proses fotosintesis yang terjadi lebih maksimal.

    Stroberi yang ditanam didalam karung, unsur hara dalam tanahnya terbatas

    karena akar tanaman akan terus menyerap unsur hara tanah yang ada dalam

    karung. Hal ini akan mengakibatkan tanaman menjadi kurang optimal

    pertumbuhannya kurang maksimal. Salah satu usaha agar tanaman stroberi dalam

    karung dapat tumbuh baik adalah dengan pemberian nutrisi yang tepat melalui

    pemberian pupuk dan zat pengatur tumbuh agar memacu pertumbuhan vegetatif

    dan generatif dengan merangsang proses pembungaan dan membuat tanaman

    intensif berbuah.

    Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

    atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui

    proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

    organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Chitosan

    merupakan pupuk organik yang berbentuk cair yang terbuat dari cangkang

  • 15

    kepiting dan kulit udang yang memiliki peranan memacu dan mempercepat

    pertumbuhan akar, anakan dan daun (masa vegetatif), memacu dan mempercepat

    pembungaan, pembuahan dan pengumbian (masa generatif), memacu germinasi,

    mempercepat masa panen, meningkatkan hasil dan kualitas pertanian. Dengan

    pemberian chitosan suplai hara bisa terjamin. Tanaman stroberi memiliki skala

    pemetikannya yang cukup cepat dan cukup sering sehingga diperlukan suplemen

    untuk menjamin ketersediaan hara dan hasil produksi tanaman.

    Penelitian tanaman cabai yang dilakukan oleh Jekline (2011), konsentrasi

    pupuk cair chitosan 2,5mL L-1 memberikan hasil yang terbaik pada semua

    komponen pengamatan (tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah

    buah, berat buah per tanaman, dan panjang buah)

    Selain pemberian pupuk organik, pemberian hormon atau zat pengatur

    tumbuh untuk tanaman juga sangat penting dalam menunjang produksi. Zat

    pengatur tumbuh atau dikenal ZPT adalah senyawa yang dapat merangsang

    pertumbuhan vegetatif dan generatif. ZPT sangat berperan penting pada masa

    tanaman dalam proses produksi sehingga banyak digunakan masyarakat untuk

    pembentukan buah dan umbi pada tanaman. ZPT ini juga dapat berbentuk padat

    dan juga berbentuk cair.

    Salah satu ZPT yang ada dipasaran saat ini adalah Cepha. Cepha berbahan

    aktif etilen. Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil

    metabolisme normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan

    pembungaan. Etilen disebut juga ethene senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan

    dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan

  • 16

    mudah menguap. Menurut Abidin (1985) etilen adalah hormon tumbuh yang

    secara umum berlainan dengan auksin, giberellin dan sitokinin. Dalam keadaan

    normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali.

    Di alam etilen akan berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada

    suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam

    fase klimaterik. Keunggulan zat pengatur tumbuh yang berbahan aktif etilen ini

    dibandingkan dengan zat pengatur tumbuh lain, karena peranannya untuk

    mendukung proses pembungaan dan mendukung pematangan buah, harganya

    yang cukup relatif murah sehingga bisa terjangkau bagi para petani.

    Pada percobaan yang dilakukan oleh Wardiana (2008) pada buah mangga

    dengan menggunakan etilen dengan konsentrasi 500 ppm, 700 ppm, dan 900 ppm,

    hasil menunjukkan etilen dengan konsentrasi 900 ppm dapat cepat memacu proses

    pemasakan bauah.

    Pemberian pupuk organik cair chitosan dan zat pengatur tumbuh etilen

    cepha diharapkan dapat mempercepat proses pematangan buah dan bisa

    menyuplai hara bagi tanaman stroberi yang hasil produksi buahnya bisa sampai

    beberapa kali panen dalam sebulan.

  • 17

    1.2 Hipotesis

    Hipotesis yang ingin diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Terdapat pengaruh interaksi antara konsentrasi etilen dan konsentrasi

    pupuk organik cair yang memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan

    produksi tanaman stroberi.

    2. Terdapat salah satu konsentrasi pupuk organik cair yang memberikan hasil

    terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman stroberi.

    3. Terdapat salah satu konsentrasi etilen yang memberikan hasil terbaik

    terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman stroberi.

    1.3 Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

    penggunaan pupuk organik cair chitosan dan zat pengatur tumbuh cepha terhadap

    pertumbuhan dan produksi tanaman stroberi.

    Kegunaan penelitian ini diharapkan pemberian pupuk organik dan etilen

    dapat memberikan hasil yang nyata sehingga dapat menjadi bahan informasi serta

    pertimbangan masyarakat dan seluruh pembaca mengenai konsentrasi penggunaan

    pupuk dan etilen yang sesuai dan baik digunakan dalam penanaman stroberi.

  • 18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tanaman Stroberi

    Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah yang bernilai

    ekonomi tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok

    dan rasanya manis segar. Stroberi termasuk regnum plantae, divisi Spermatophyta

    (tumbuhan berbiji), subdivisi Angiospermae (biji tertutup), kelas Dicotledonae

    (biji berkeping dua), ordo Rosaies, family Rosaceae, genus Fragaria, spesies

    Fragaria sp (Rukmana, 1998).

    Tanaman stroberi merupakan tanaman buah yang sangat digemari

    masyarakat luas. Oleh karena itu, perbanyakan dan peningkatan tanaman stroberi

    harus digalakkan untuk mengimbangi permintaan pasar yang sangat pesat dengan

    tetap memperhatikan kualitas buah yang baik (Setiani, 2007).

    Akar tanaman stroberi terdiri atas (collum), batang akar (corpus), ujung

    akar (apex), bulu akar (pilus radicalis), serta tudung akar (calyptras). Tanaman

    stroberi berakar tunggang (radix primaria) terus tumbuh memanjang dan

    berukuran besar. Panjang akar mencapai 100 cm. Akan tetapi biasanya akar

    tanaman stroberi tersebut hanya menembus lapisan tanah atas sedalam 15 – 45

    cm, tergantung jenis dan kesuburan tanahnya. Akar tanaman menyebar kesemua

    arah. Akar – akar primer tanaman dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih.

    Tanaman akan kering dan mati, selanjutnya digantikan oleh akar–akar primer

    baru yang tumbuh pada ruas paling dekat dengan akar primer yang telah

    kering tersebut (Rukmana, 1998).

  • 19

    Tanaman stroberi bersifat herbaceous (batang basah). Tanaman stroberi

    berbatang pendek sekali seolah-olah tidak berbatang bersifat menyerap dan dapat

    hidup sampai bertahun-tahun. Daun-daun terbentuk disetiap buku. Batang utama

    dan daun yang tersusun rapat tersebut disebut crown. Ukuran crown berbeda –

    beda, tergantung dari umur, tingkat perkembangan tanaman, kultivar, dan

    kondisi lingkungan pertumbuhan (Budiman dan Sraswati, 2005).

    Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak

    panjang. Tangkai daun tanaman berbentuk bulat serta seluruh permukaannya

    ditumbuhi oleh bulu – bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate), bagian tepi

    daun bergerigi, berwarna hijau, berstruktur tipis, daun dapat bertahan hidup

    selama 1 – 3 bulan, dan kemudian daun akan kering dan mati ( Rukmana, 1998 ).

    Bunga tanaman stroberi mempunyai lima kelopak (sepal), lima daun

    mahkota (petal), 20 – 35 benang sari (stamen) dan ratusan putik (pistil) yang

    menempel dengan pola melingkar di dasar bunga (reseptakel). Bunga terletak di

    ujung tangkai utama dan tangkai cabang. Bunga yang terletak di ujung tangkai

    utama disebut bunga primer yang sangat dominan dan merupakan bunga terbesar.

    Penyerbukan dapat terjadi dengan hembusan angin, atau bantuan

    serangga (Kurnia, 2005).

    Diantara aneka jenis stroberi yang tumbuh di dunia, hanya terdapat empat

    jenis stroberi yang umum dibudidayakan. Keempat jenis stroberi budidaya

    tersebut yaitu Alpine strawberry atau wil European strawberry (F. vesca L),

    Hautbois strawberry (F. elatior), Chilean strawberry (F. chiloensis L. duchesne),

    Virginia strawberry (F. Virginia duchesne). Keempat jenis atau spesies stroberi

  • 20

    tersebut, kemudian dikembangkan menjadi ratusan varietas atau kultivar stroberi

    komersial sehingga dalam pengembangan pemuliaan tanaman dari tahun ke tahun

    selalu terdapat penambahan varietas atau kultivar stroberi baru (Rukmana, 1998)

    Buah stroberi adalah buah semu yang sebenarnya merupakan receptakel

    yang membesar yang berwarna merah. Buah sejati yang berasal dari ovul yang

    telah diserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji keras. Struktur buah

    yang keras ini disebut achene. Buah sejati ini berukuran kecil dan menempel pada

    receptakel yang membesar. Ukuran stroberi ditentukan oleh jumlah achene yang

    terbentuk yang juga dipengaruhi oleh keefektifan penyerbukan dan

    jumlah pistil (Budiman dan Saraswati, 2005).

    Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar

    ataupun olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak

    dikenal misalnya stroberi, jus, pudding, dan sebagainya bahan obat-obatan, serta

    kosmetik. Buah stroberi dapat dikonsumsi secara langsung. Rasanya manis,

    asam, dan segar (Setiani, 2007).

    2.2 Syarat Tumbuh

    2.2.1 Iklim dan Curah Hujan

    Secara umum tanaman stroberi menyukai daerah dataran tinggi, suhu

    udara relatif dingin dengan sinar matahari yang tidak terlalu terik. Tempat yang

    cocok untuk bertanam stroberi pada lahan yang berpasir mengandung tanah liat di

    lereng gunung. Stroberi pun membutuhkan pengairan dan sirkulasi udara yang

    baik untuk pertumbuhannya (Setiani, 2007).

  • 21

    Tanaman stroberi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-

    daerah yang memiliki suhu udara optimum antara 17°C-20°C dan suhu udara

    minimum antara 4°C – 5°C, kelembaban udara (RH) 80%-90%, penyinaran

    matahari 8-10 jam per hari. Suhu udara juga sangat berpengaruh terhadap

    pertumbuhan tanaman stroberi. Di dataran rendah yang mempunyai suhu udara

    lebih dari 22°C dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan pembungaan

    tanaman stroberi. Sebaliknya, daerah dataran tinggi yang mempunyai suhu sangat

    dingin (kurang dari 4°C) dapat menyebabkan kuncup bunga stroberi rusak dan

    gagalnya pembuahan (Rukmana, 1998).

    Tanaman stroberi dapat tumbuh baik di daerah curah hujan 600 – 700 mm

    tahun-1. Kondisi ini sangat ideal karena stroberi peka terhadap kelembaban tinggi.

    Pembungaan pada stroberi dipengaruhi oleh panjang penyinaran sinar matahari

    (fotoperiodisme), karena tanaman ini termasuk tanaman hari pendek. Artinya

    untuk dapat berbunga, stroberi membutuhkan panjang penyinaran 8 sampai 11

    jam. Stroberi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan derajat keasaman

    atau pH yang ideal yaitu 5,8 – 6,5. Tanaman ini kurang cocok jika ditanam pada

    tanah yang mempunyai kadar liat tinggi atau tanah yang terlalu banyak

    mengandung pasir. Tanah dengan kadar liat tinggi mempunyai warna coklat

    kemerahan, keputih-putihan atau kebiruan. Tanah liat sedikit mengandung bahan

    organik tetapi, kaya akan unsur hara, mengikat air, dan sulit ditembus akar

    tanaman. Sebaliknya tanah pasir tidak dapat menahan air cukup lama dan

  • 22

    mengandung sedikit unsur hara. Stroberi sangat peka terhadap penggenangan dan

    drainase yang buruk. Hal tersebut mengakibatkan sistem perakarannya rusak atau

    busuk serta munculnya penyakit (Budiman dan Saraswati, 2005).

    2.2.2 Tanah

    Tanaman stroberi biasanya di tanam langsung pada tanah atau

    bedengan – bedengan serta dapat pula pada pot. Syarat – syarat keadaan tanah

    yang baik untuk ditanami tanaman stroberi untuk tanah kebun (lapangan), tanah

    yang paling baik adalah tanah liat berpasir. Di daerah – daerah dataran tinggi

    Indonesia biasanya terdapat tanah jenis andosol dan latosol. Keadaan tanahnya

    subur dan gembur serta banyak mengandung bahan organik, beraerasi dan

    berdrainase dengan baik. Reaksi tanah (pH) antara 5,4 – 7,0 serta tidak

    mengandung sumber penyakit tular tanah (soil borne). Air tanahnya dangkal

    antara 50 cm – 100 cm dari permukaan tanah (Rukmana, 1998).

    2.2.3 Ketinggian Tempat

    Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di

    dataran tinggi tropis. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut

    adalah 1000-1500 m dpl (Budiman dan Sraswati, 2005).

    2.3 Penanaman Stroberi didalam wadah karung

    Sistem penanaman didalam karung sangat cocok untuk lokasi yang tidak

    memilki lahan yang cukup luas. Penanaman ini cukup mudah karena tempat

    tumbuh tanaman digunakan dalam karung plastik. Penanaman dengan karung juga

  • 23

    dapat mencegah pembusukan atau kerusakan buah yang langsung bersentuhan

    dengan permukaan tanah. Karung yang digunakan berupa karung beras

    plastik bekas (Budiman dan Saraswati, 2005).

    2.4 Zat Pengatur Tumbuh Etilen

    Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman

    yang dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah akan merangsang dan

    mengadakan modifikasi secara kualitatif terhadap pertumbuhan dan

    perkembangan tanaman (Heddy, 1996).

    Zat pengatur tumbuh bukan merupakan sumber nutrisi tanaman. Dewasa

    ini secara luas diakui bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) memiliki peran

    pengendalian yang sangat penting dalam dunia tumbuhan. Kini zat pengatur

    tumbuh digunakan secara luas di dunia pertanian untuk berbagai tujuan,

    diantaranya penundaan atau percepatan pematangan buah, perangsangan

    perakaran, peningkatan daun dan bunga/buah, pengendalian perkembangan buah

    pemberantasan gulma, pengendalian ukuran organ,dan lain – lain ( Harjadi, 2009).

    Pada umumnya dikenal lima kelompok zat pengatur tumbuh, yaitu auksin,

    sitokinin, giberelin, etilen, dan inhibitor. Setiap jenis ZPT tersebut memiliki cara

    kerja dan pengaruh yang berlainan. Satu hal yang penting adalah bahwa ZPT

    diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dan keberadaannya dapat mendukung,

    menghambat atau mengubah proses fisiologi tanaman ( Harjadi, 2009).

    Cepha merupakan merek dagang yang berbahan aktif etilen

    (Ethylene Realising Agent). Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang

    pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman

  • 24

    hidup, pada waktu-waktu tertentu senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya

    perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil

    pertanian (Winarno, 1992).

    Peranan etilen pada tanaman umumnya dominan untuk menstimulasi

    pembungaan dan pembentukan buah. Aplikasi etilen telah dilakukan pada

    beberapa tanaman. Percepatan kemasakan ini terjadi karena zat pengatur tumbuh

    mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula (Kusumo,1984).

    Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula merupakan proses

    pemasakan buah dimana ditandai dengan terjadinya perubahan warna, tekstur

    buah dan bau pada buah atau terjadinya pemasakan buah. Kebanyakan buah tanda

    kematangan pertama adalah hilangnya warna hijau. Kandungan klorofil buah yang

    sedang masak lambat laut berkurang. Saat terjadi klimaterik klorofilase

    bertanggung jawab atas terjadinya penguraian klorofil. Penguraian hidrolitik

    klorofilase yang memecah klorofil menjadi bagian vital dan inti

    porfirin yang masih utuh, maka klorofilida yang bersangkutan tidak akan

    mengakibatkan perubahan warna. Bagian profirin pada molekul klorofil dapat

    mengalami oksidasi atau saturasi, sehingga warna akan hilang. Lunaknya buah

    disebabkan oleh adanya perombakan photopektin yang tidak larut.

    Pematangan biasanya meningkatkan jumlah gula-gula sederhana yang memberi

    rasa manis (Fantastico, 1986).

  • 25

    2.4.1 Peranan etilen dalam fisiologi tanaman

    Di dalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan penting dalam

    fisiologi tanaman yakni : (1) mendukung respirasi klimaterik dan pematangan

    buah, (2) mendukung epinasti (3) Menghambat perpanjangan batang

    (elengation growth) dan akar pada beberapa spesies tanaman walaupun etilen ini

    dapat menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan mesoco tyle pada

    tanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi, (4) Menstimulasi

    perkecambahan, (5) Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar

    dibandingkan dengan pertumbuhan secara longitudinal, (6) Mendukung

    terbentuknya bulu-bulu akar, (7) Mendukung terjadinya abscission pada daun, (8)

    Mendukung proses pembungaan pada nanas, (9) Mendukung adanya flower

    fading dalam persarian anggrek (10) Menghambat transportasi auxin secara

    basipetal dan lateral, (11) Mekanisme timbal balik secara teratur dengan adanya

    auxin yaitu konsentrasi auxin yang tinggi menyebabkan terbentuknya etilen.

    Tetapi kehadiran etilen menyebabkan rendahnya konsentrasi auxin di dalam

    jaringan. Hubungannya dengan konsentrasi auxin, hormon tumbuh ini

    menentukan pembentukan protein yang diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan,

    sedangkan rendahnya konsentrasi auxin, akan mendukung protein yang akan

    mengkatalisasi sintesis etilen dan precursor (Wereing dan Phillips, 1970).

    Pematangan buah merupakan suatu variasi dari proses penuaan melibatkan

    konversi pati atau asam-asam organik menjadi gula, pelunakan dinding-dinding

    sel, atau perusakan membran sel yang berakibat pada hilangnya cairan sel

    sehingga jaringan mengering. Pada tiap-tiap kasus, pematangan buah distimulasi

  • 26

    oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang antar sel buah. Gas tersebut

    juga dapat berdifusi melalui udara dari buah satu ke buah lainnya, sebagai contoh

    satu buah apel ranum akan mampu mematangkan keseluruhan buah dalam satu

    lot. Buah akan matang lebih cepat jika buah tersebut disimpan di dalam kantung

    plastik yang mengakibatkan gas etilen terakumulasi (Anonim, 2010).

    Pada skala komersial berbagai macam buah misalnya tomat sering dipetik

    ketika masih dalam keadaan hijau dan kemudian sebagian dimatangkan dengan

    mengalirkan gas etilen. Pada kasus lain, petani menghambat proses pematangan

    akibat gas etilen alami. Penyimpanan buah apel yang dialiri dengan gas CO2 yang

    selain berfungsi menghambat kerja etilen, juga mencegah akumulasi etilen.

    Dengan teknik ini buah apel yang di panen pada musim gugur dapat disimpan

    untuk dijual pada musim panas berikutnya (Anonim, 2008).

    2.5 Pupuk Organik

    Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan – bahan

    organik berupa sisa-sisa tanaman, fosil manusia dan, kotoran hewan dan batu-

    batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan selama ratusan

    tahun. Pupuk organik juga dapat bersal dari limbah industri yang telah diolah

    sehingga tidak lagi menggandung bahan beracun (Agromedia, 2007).

    Secara umum, fungsi pupuk organik adalah (1) meskipun dalam jumlah

    jauh lebih kecil, pupuk organik mampu menyediakan unsur hara makro dan

    mikro, (2) memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat

    meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan

    kemampuan tanah dalam menyimpan air; (3) mengandung asam humat (humus)

  • 27

    yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah ; (4) penambahan pupuk

    organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah ; (5) pada tanah

    masam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan ph tanah ;

    dan (6) penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan

    polusi air (Novizan, 2005).

    2.5.1 Pupuk Cair Chitosan

    Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di

    dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun

    daun juga punya kemampuan menyerap hara (Anonim, 2012).

    Pupuk organik cair chitosan adalah pupuk organik cair berbahan aktif

    chitosan (cangkang kepiting, kulit udang, dan cumi-cumi yang bebas dari polusi

    dan pencemaran) yang berkualitas tinggi hasil penerapan bioteknologi modern

    berstandar international (Anonim, 2011).

    Pupuk organik cair chitosan memiliki keunggulan yang tidak terdapat

    dalam pupuk organik cair lainnya, seperti: (1) Mampu menekan biaya produksi

    dan memperkecil penggunaan pupuk kimia, (2) Berfungsi sebagai Biopestisida

    alami melindungi tanaman dari serangan jamur dan bakteri, (3)

    Meningkatkan daya tahan simpan produk pertanian setelah panen (4)

    Meningkatkan kualitas dan kesehatan tanah, (5) Aplikasi praktis dan ramah

    lingkungan, (6) Dapat diaplikasikan bersama dengan produk pestisida,

    herbisida dan fungisida, (7) Memacu dan mempercepat pertumbuhan akar,

    anakan dan daun (masa vegetatif) (Anonime, 2011).

  • 28

    Chitosan memiliki banyak manfaat yakni antara lain : (1) Memacu dan

    mempercepat pembungaan, pembuahan dan pengumbian (masa generatif), (2)

    Memacu germinasi, (3) Mempercepat masa panen, (4) Meningkatkan hasil dan

    kualitas pertanian, (5) Meningkatkan kesehatan tanaman dan daya tahan terhadap

    cekaman (stress), (Anonime, 2011).

    Komposisi pupuk organik chitosan yaitu pH 4,1, c-organik 6,90 %,

    organik 0,71 %, NH4 1,13 % NO3 0,05%, P2O5 0,34%, K2O 0,43 %, Fe 56 ppm,

    Mn 6 ppm,Cu 1 ppm, Zn 7 ppm, B 8 ppm, Cd 0,2 ppm, Pb td, Co 0,1 ppm, As td,

    Mo td, Hg td, bahkan tidak larut 0,22%. Chitosan juga mengandung

    8,4% nitrogen (Anonime, 2011).

    Unsur hara khususnya nitrogen yang dibutuhkan dalam jumlah relatif

    besar untuk pertumbuhan vegetatif tanaman dimana peranannya sangat besar

    yaitu menambah tinggi tanaman, merangsang timbulnya anakan, nitrogen

    digunakan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil daun, protein dan

    berbagai senyawa lainnya yang esensial untuk pembentukan dan

    pembelahan sel (Setyamidjaja, 1986).

    Nitrogen memang dapat tersedia dalam bentuk ammonium (NH4+) tetapi

    bentuk ini segera teroksidasi membentuk nitrat oleh bakteri di dalam tanah. Oleh

    sebab itu sebagian besar tanaman (kecuali leguminosa) akan membutuhkan

    pemupukan nitrogen untuk memacu pertumbuhannya (Lakitan,2008).

    Besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan bagian dari enzim-

    enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai

    pembawa electron pada fase terang fotosintesis dan respirasi. Mangan berfunsi

  • 29

    sebagai activator dari berbagai enzim. Selain itu, sebagaiman juga klor, mangan

    juga berperan dalam menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang

    fotosintesis. Mangan juga merupakan komponen structural dari system membran

    kloroplas. Seng berpartisipasi dalam pembentukan klorofil dan pencegahan

    kerusakan molekul klorofil. Beberapa enzim juga hanya dapat berfungsi jika

    terdapat unsur seng yang terikat kuat pada molekul enzim tersebut. Tembaga

    terdapat dalam kloroplas sebagai penyusun plastosianin dan stabilisator klorofil

    sehingga berhubungan juga dengan proses fotosintesis (Lakitan, 2008)

    Konsentrasi pupuk adalah kebutuhan pupuk untuk setiap luasan (ha) pada

    satu musim tanam. Efesiensi pemupukan yang optimal dapat dicapai apbila

    diberikan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan

    tidak terlalu sedikit. Bila unsur hara yang diberikan terlalu sedikit maka pengaruh

    pemupukan pada tanaman mungkin tidak akan nampak dan sebaliknya bila

    pemberian unsur hara terlalu banyak, maka larutan tanah akan terlalu pekat

    sehingga mengakibatkan keracunan pada tanaman. Untuk mendapatkan hasil

    pemupukan yang optimal maka pemberian pupuk harus dalam

    konsentrasi yang tepat (Setyamidjaja, 1998).

    Kandungan unsur dalam pupuk dengan konsentrasi yang lebih optimal

    yang diberikan menyebabkan tanaman lebih aktif memacu pertumbuhannya baik

    vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah sulur) maupun generatif

    (jumlah buah, berat buah, diameter buah). Tanaman secara umum

    membutuhkan hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang untuk tumbuh

    normal (Purwowidodo, 1992).

  • 30

    Pemberian pupuk yang tepat dengan konsentrasi yang tepat merupakan

    faktor penting dalam pemupukan. Kemampuan tanaman menyerap hara akan

    menambah kekuatan tumbuh bagi tanaman dan apabila unsur-unsur tersebut

    bekerja secara optimal maka pertumbuhan tanaman akan menjadi

    lebih baik (Harjadi, 1991).

    Pemberian konsentrasi yang terlalu tinggi menyebabkan keracunan pada

    tanaman dan pemberian konsentrasi yang rendah akan memperlihatkan pengaruh

    yang tidak tampak, sedangkan pemberian konsentrasi yang sesuai akan

    memberikan pertumbuhan optimal (Sarief, 1986).

    Hasil analisis kontras orthogonal juga menunjukkan bahwa pada

    konsentrasi yang lebih rendah belum cukup untuk mendorong pertumbuhan

    tanaman stroberi secara optimal sehingga pertumbuhan/produksi juga tidak

    diperoleh secara optimal. jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari

    jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka proses metabolisme tanaman akan

    terganggu dan secara visual dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan

    pada pertumbuhannya (Lingga, 1995).

  • 31

    BAB III

    BAHAN DAN METODE

    3.1 Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lannying, Kecamatan Ulu Ere,

    Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Terletak pada ketinggian 1500 m

    dpl, dengan tekstur tanah liat, serta mempunyai suhu 19-24oC, curah hujan 1500

    mm tahun-1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Februari 2012.

    3.2 Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman stroberi varietas California

    yang berasal dari anakan, zat pengatur tumbuh etilen cepha, dan pupuk organik

    cair chitosan, karung, tanah dan pupuk kandang ayam.

    Alat-alat yang digunakan adalah mistar, ember, gunting, parang, cangkul,

    selang, pipet tetes, tabung reaksi, gelas ukur, refraktometer, kaliper, kertas label,

    kemasan plastik, timbangan, hand sprayer, gelas ukur dan alat tulis menulis dan

    kamera digital.

  • 32

    3.3 Metode Penelitian

    Penelitian ini bersifat eksperimen dilaksanakan dalam bentuk percobaan

    faktorial dua faktor dalam rancangan acak kelompok (RAK). Terdiri dari dua

    faktor dan tiga ulangan.

    Faktor pertama adalah pupuk organik cair chitosan (C) dengan empat taraf, yaitu :

    C0 = Kontrol

    C1 = 2 mL L-1

    C2 = 4 mL L-1

    C3 = 6 mL L-1

    Faktor kedua zat pengatur tumbuh etilen cepha (E) dengan empat taraf, yaitu

    E0 = Kontrol

    E1 = 0,5 mL L-1

    E2 = 1 mL L-1

    E3 = 1,5 mL L-1

    Kombinasi perlakuan sebagai berikut :

    C0E0 C1E0 C2E0 C3E0

    C0E1 C1E1 C2E1 C3E1

    C0E2 C1E2 C2E2 C3E2

    C0E3 C1E3 C2E3 C3E3

  • 33

    Dengan demikian terdapat 16 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari

    tiga ulangan sehingga banyaknya unit percobaan adalah 48 percobaan, dan set iap

    unit percobaan terdapat 4 tanaman sehingga jumlah tanaman sebanyak 144 unit

    tanaman. Denah penelitian dapat dilihat pada gambar lampiran satu.

    3.4 Pelaksanaan Peneitian

    3.4.1 Pengisian Wadah Karung

    Wadah yang digunakan adalah karung plastik beras yang berukuran

    panjang 45 cm x lebar 5 mm x tinggi 75 cm, sebelum karung diisi terlebih dahulu

    media tanah digongseng kemudian dicampur dengan pupuk kandang dengan

    perbandingan 2 : 1. Setiap karung diisi dengan media hingga kurang lebih 5 cm

    dari tepi atas karung. Banyaknya karung yang diisi yaitu 48 karung, kemudian

    dipindahkan ke lahan pertanaman stroberi dengan posisi antara karung 20 cm x 60

    cm. Ulangan sebanyak tiga kali, setiap ulangan terdapat enam belas karung dan

    dalam setiap karung terdapat 4 tanaman stroberi.

    3.4.2 Penanaman

    Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam pada setiap karung.

    Setiap karung dibuat lubang tanam yang masing – masing berjarak 5 cm dari tepi

    karung. Tanaman stroberi yang digunakan adalah varietas California dari anakan

    tanaman induk yang sehat dan kemudian ditanam di wadah yang telah disediakan.

  • 34

    3.4.3 Pemeliharaan

    Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan

    selang. Penyiraman pada pagi hari dilakukan pada pukul 07.00 dan pada sore hari

    dilakukan pada pukul 16.00.

    Penyulaman dilakukan seawal mungkin sekitar satu minggu setelah tanam

    dengan cara mengganti tanaman yang mati atau tanaman yang tumbuh tidak

    normal.

    Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar

    pertanaman stroberi. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma. Jika

    pertumbuhan gulma sangat banyak penyiangan dilakukan setiap pagi sebelum

    penyiraman.

    Pemangkasan dilakukan dengan membuang stolon dan anakan karena

    dapat menghambat pertumbuhan. Pemangkasan stolon dan anakan biasanya mulai

    dilakukan setelah tanaman berumur dua minggu setelah tanam.

    3.4.4 Pemupukan dan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

    Aplikasi pemberian pupuk organik cair chitosan dilakukan dengan

    menyemprotkan setengah liter larutan pupuk sesuai perlakuan pada setiap unit

    percobaan, ke daun 25% dan tanah 75% dengan cara 3 kali pengaplikasian yaitu

    pada saat tanaman berumur 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam.

  • 35

    Pemberian etilen dilakukan dengan menyemprotkan setengah liter larutan

    etilen sesuai perlakuan pada permukaan bunga setiap unit percobaan pada masa

    generatif tanaman atau menjelang panen saat tanaman berumur 2 bulan setelah

    tanam dan dilakukan 2 kali pengaplikasian dengan selang waktu 1 minggu.

    Pengaplikasian dilakukan pada sore hari.

    3.4.5 Panen

    Panen dilakukan dengan memetik buah yang telah besar dan berwarna

    merah. Cara panen dengan menggunting tangkai buah yang telah masak. Panen

    dilakukan pada minggu ke 8, 9, 10 dan 11 setelah tanam, dilakukan pada pagi

    hari.

    3.4.6 Waktu Pengamatan

    3.4.6.1 Pengamatan

    Pengamatan mulai dilakukan setelah tanaman stroberi yang berasal dari

    anakan berumur 2 minggu setelah tanam dan pengukuran dilakukan 2 minggu

    sekali sebanyak 5 kali pengukuran.

    3.4.6.2 Parameter pengamatan

    Parameter pertumbuhan tanaman stroberi yang diukur, dihitung atau

    diamati yaitu :

    1. Pertambahan tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai titik

    tumbuh daun tertinggi setiap dua minggu sekali.

  • 36

    2. Pertambahan jumlah daun (helai), dihitung dari jumlah daun yang telah

    terbentuk sempurna pada setiap 2 minggu setelah tanam.

    3. Umur berbunga (hari), dihitung hari yang dibutuhkan untuk bunga pertama

    muncul.

    4. Umur berbuah (hari), dihitung hari yang dibutuhkan untuk bunga pertama

    muncul.

    5. Jumlah bunga (bunga), dihitung dari jumlah bunga yang muncul pada

    setiap minggu setelah tanam.

    6. Jumlah buah (buah), dihitung dari jumlah buah yang muncul pada setiap

    minggu setelah tanam.

    7. Bobot buah (gram), dihitung dengan cara menimbang berat masing-

    masing buah per karung.

    8. Diameter buah (cm), diukur dengan cara mengukur bagian terlebar buah.

    9. Kadar gula buah di ukur dengan menggunakan alat refraktometer.

  • 37

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil

    4.1.1 Pertambahan Tinggi Tanaman

    Tinggi tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi konsentrasi etilen dan

    interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

    Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman tanaman stroberi (cm)

    POC

    (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP

    BNT0.05 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 7,61 9,28 6,99 8,75 8,16a 0,9156

    2 (c1) 8,47 7,29 8,07 7,86 7,92ab

    4 (c2) 7,36 8,58 5,92 6,30 7,04b

    6 (c3) 8,42 8,74 8,46 8,46 8,52a

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom

    yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05

    Tabel 1 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 6 mL L-1 (c3)

    menghasilkan rata-rata tanaman tertinggi (8,52 cm) tetapi tidak berbeda nyata

    dengan konsentrasi 0 mL L-1 (c0) dan 2 mL L-1 (c1) dan sangat berbeda nyata

    dengan konsentrasi lainnya.

  • 38

    4.1.2 Pertambahan Jumlah Daun

    Jumlah daun tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 2a dan 2b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi konsentrasi etilen

    dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.

    Tabel 2. Rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman stroberi (helai)

    POC

    (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP

    BNT0.01 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 4,58 4,75 4,25 4,00 4,40b 0,9746

    2 (c1) 4,25 4,15 4,83 4,92 4,54b

    4 (c2) 4,33 5,55 3,83 5,18 4,73b

    6 (c3) 5,75 6,92 6,23 6,15 6,26a

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom

    yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01

    Tabel 2 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 6 mL L-1 (c3)

    menghasilkan rata-rata jumlah daun terbanyak (6,26 helai) dan sangat berbeda

    nyata dengan konsentrasi lainnya.

  • 39

    4.1.3 Umur Berbunga

    Umur berbunga tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 3a dan 3b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair dan etilen berpengaruh nyata terhadap umur berbunga sedangkan interaksi

    keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga.

    Tabel 3. Rata – rata umur berbunga tanaman stroberi (hari)

    POC (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP BNT0.05 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 48,33 47,58 48,58 45,92 47,60a

    3,0755

    2 (c1) 42,58 50,33 49,25 40,92 45,77ab

    4 (c2) 45,00 45,92 49,42 48,53 47,22a

    6 (c3) 45,08 43,75 44,67 39,67 43,29b

    Rata-rata 45,25ab 46,90a 47,98a 43,76b

    NP BNT0.05 3,0755

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan

    kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01

    Tabel 3 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 6 mL L-1 (c3)

    menghasilkan rata-rata umur berbunga tercepat (43,29 hari) tetapi tidak berbeda

    nyata dengan konsentrasi 2 mL L-1 (c1) dan sangat berbeda nyata dengan

    konsentrasi lainnya.

    Konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (e3) menghasilkan rata-rata umur berbunga

    tercepat (43,76 hari) tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0 mL L-1 (e0)

    dan sangat berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya.

  • 40

    4.1.4 Umur Berbuah

    Umur berbuah tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 4a dan 4b Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair berpengaruh sangat nyata, dan konsentrasi etilen berpengaruh nyata,

    sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbuah.

    Tabel 4. Rata-rata umur berbuah tanaman stroberi.

    POC (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP BNT0.01 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 61,08 60,42 62,75 60,08 61,08a 4,0316

    2 (c1) 57,42 61,58 62,17 52,08 58,31a

    4 (c2) 57,17 56,75 61,75 59,50 58,79a

    6 (c3) 52,33 50,08 50,92 46,42 49,94b

    Rata-rata 57,00ab 57,21a 59,40a 54,52b

    NP BNT0.05 2,9940

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama padabaris dan kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji

    BNT=0,05/0,01

    Tabel 4 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 6 mL L-1 (c3)

    menghasilkan rata- rata umur berbuah tercepat (49,94 hari) dan sangat berbeda

    nyata dengan konsentrasi lainnya.

    Konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (e3) menghasilkan rata-rata umur berbuah

    tercepat (54,52 hari) tetapi sangat berbeda nyata dengan konsentrasi 0 mL L-1 (e0)

    dan tidak berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya.

  • 41

    4.1.5 Jumlah Bunga

    Jumlah bunga tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 5a dan 5b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    berpengaruh sangat nyata, konsentrasi etilen dan interaksi keduanya berpengaruh

    nyata terhadap jumlah bunga.

    Tabel 5. Rata-rata jumlah bunga

    POC

    (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) NP

    BNT0.05 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 11,67𝑎𝑤

    13,33𝑎𝑥

    15,00𝑎𝑏𝑦

    14,50𝑏𝑦

    2,0706

    2 (c1) 15,58𝑎𝑤

    14,08𝑎𝑤

    8,50𝑎𝑏𝑤

    16,83𝑏𝑤

    4 (c2) 20,83𝑎𝑤

    15,83𝑎𝑥

    18,92𝑎𝑏𝑥

    21,67𝑏𝑦

    6 (c3) 8,75𝑎𝑤

    14,33𝑎𝑤

    14,17𝑎𝑏𝑥

    13,00𝑏𝑥

    NP BNT0.05 2,0706 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris

    (a,b, c) dan kolom (w, x, y) yang sama berarti tidak berbeda nyata

    pada taraf uji BNT=0,05

    Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 pada

    konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c2e3) menghasilkan rata-rata jumlah bunga

    terbanyak (21,67 bunga) tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi etilen 1,0

    mL L-1 pada konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 (c2e2) dan berbeda nyata

    dengan konsentrasi etilen lainnya pada konsentrasi pupuk organik cair yang sama

    dan sangat berbeda nyata dengan semua level konsentrasi pupuk organik cair pada

    konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c1e3 dan c3e3) kecuali pada konsentrasi pupuk

    organik cair 0 mL L-1 pada konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c3e3).

  • 42

    .

    Hasil analisis polynomial ortogonal menunjukkan bahwa pemberian

    konsentrasi pupuk cair organik bersifat kuadratik yang persamaannya adalah

    y = -1,289x2 + 8.090x + 38,21 R = 0,658 Hal ini berarti bahwa pada perlakuan

    dengan pemberian konsentrasi pupuk cair yang sesuai akan menghasilkan jumlah

    buah yang optimal.

    Gambar 1. Interaksi antara jumlah bunga (kuntum) dengan konsentrasi pupuk cair

    y = 38,21 + 8,090x - 1,289x2

    R = 0,034

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    0 1 2 3 4 5 6 7

    Jum

    lah

    bu

    nga

    (ku

    ntu

    m)

    Konsentrasi Pupuk Organik (Ml-1)

  • 43

    Hasil analisis polynomial ortogonal menunjukkan bahwa pemberian

    konsentrasi Etilen bersifat kuadratik yang persamaannya adalah

    y = 6,5x2 + 5,775x + 43,08 R = 0,937 Hal ini berarti bahwa pada perlakuan

    dengan pemberian konsentrasi etilen yang tinggi akan menghasilkan jumlah buah

    yang optimal.

    Gambar 2. Interaksi antara jumlah buah (buah) dengan konsentrasi Etilen

    y = 43.08 + 5.775x - 6.5x2

    R = 0.937

    41.00

    42.00

    43.00

    44.00

    45.00

    46.00

    47.00

    48.00

    49.00

    50.00

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

    Jum

    lah

    bu

    nga

    (ku

    ntu

    m)

    Konsentrasi Etilen (ml-1)

  • 44

    4.1.6 Jumlah buah

    Jumlah buah tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada

    Tabel Lampiran 6a dan 6b. Sidik ragamnya menunjukkan bahwa konsentrasi

    pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata dan konsentrasi etilen berpengaruh

    nyata sedangkan interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah

    buah.

    Tabel 6. Rata – rata jumlah buah tanaman stroberi

    POC (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) NP BNT0.01 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 8,83𝑎𝑤

    11,00𝑎𝑥

    12,67𝑎𝑏𝑥

    11,83𝑏𝑥

    1,6366

    2 (c1) 12,17𝑎𝑤

    10,83𝑎𝑤

    5,50𝑎𝑏𝑤

    13,83𝑏 𝑤

    4 (c2) 18,00𝑎𝑤

    12,83𝑎𝑤

    16,00𝑎𝑥𝑦

    18,83𝑏𝑦

    6 (c3) 11,83𝑎𝑤

    11,67𝑎𝑥

    11,17𝑎𝑥

    10,00𝑎𝑦

    NP BNT0.01 1,6366

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a,b, c) dan kolom (w, x, y) yang sama berarti tidak berbeda nyata

    pada taraf uji BNT=0,01

    Tabel 6 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 pada

    konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c2e3) menghasilkan rata-rata jumlah buah terbanyak

    (18,83 bunga) dan sangat berbeda nyata dengan semua level konsentrasi etilen

    pada konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 (c2e0, c2e1 dan c2e2) dan sangat

    berbeda nyata dengan semua level konsentrasi pupuk organik cair pada

    konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c1e3 dan c2e3) kecuali pada konsentrasi pupuk

    organik cair 6 mL L-1 pada konsentrasi etilen 1,5 mL L-1 (c3e3).

  • 45

    Hasil analisis polynomial ortogonal menunjukkan bahwa pemberian

    konsentrasi pupuk cair organik bersifat kuadratik yang persamaannya adalah

    y = -0,890x2 + 6,256x + 30,63 R = 0,330 Hal ini berarti bahwa pada perlakuan

    dengan pemberian konsentrasi pupuk cair yang sesuai akan menghasilkan jumlah

    buah yang optimal.

    Gambar 3. Interaksi antara jumlah buah (buah) dengan konsentrasi pupuk cair

    y = 30.63 + 6.256x - 0.890x2 R = 36.0939

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    0 1 2 3 4 5 6 7

    jum

    lah

    bu

    ah (

    bu

    ah)

    Konsentrasi Pupuk Organik (Ml l-1)

  • 46

    Hasil analisis polynomial ortogonal menunjukkan bahwa pemberian

    konsentrasi Etilen bersifat kuadratik yang persamaannya adalah

    y = 6,5x2 + 5,775x + 43,08 R = 0,978 Hal ini berarti bahwa pada perlakuan

    dengan pemberian konsentrasi etilen yang tinggi akan menghasilkan jumlah buah

    yang optimal.

    Gambar 4. Interaksi antara jumlah buah (buah) dengan konsentrasi Etilen

    y = 43.08 + 5.775x - 6.5x2

    R = 6.605

    41.00

    42.00

    43.00

    44.00

    45.00

    46.00

    47.00

    48.00

    49.00

    50.00

    0 0.5 1 1.5 2

    Jum

    lah

    bu

    ah (

    bu

    ah)

    Konsentrasi Etilen (Ml-1)

  • 47

    4.1.7 Bobot buah

    Bobot buah tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 7a dan 7b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair berpengaruh nyata sedangkan konsentrasi etilen dan interaksi keduanya tidak

    berpengaruh nyata terhadap bobot buah.

    Tabel 7. Rata-rata bobot buah tanaman stroberi (g)

    POC

    (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP

    BNT0,05 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 8,33 10,28 9,79 10,96 9,84b 2,0114

    2 (c1) 10,41 11,89 11,14 11,66 11,27b

    4 (c2) 13,12 13,62 13,04 13,42 13,30a

    6 (c3) 11,10 10,75 10,35 10,85 10,76b

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan

    kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05

    Tabel 7 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 (c2)

    menghasilkan rata-rata buah terberat (13,30 g) dan sangat berbeda nyata dengan

    konsentrasi lainnya.

  • 48

    4.1.8 Diameter buah

    Diameter buah tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada Tabel

    Lampiran 8a dan 8b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair berpengaruh sangat nyata sedangkan konsentrasi etilen dan interaksi

    keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap diameter buah.

    Tabel 8. Rata-rata diameter buah tanaman stroberi (mm)

    POC

    (mL L-1)

    Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) (mL L-1) Rata-rata

    NP

    BNT0.01 0 (e0) 0,5 (e1) 1,0 (e2) 1,5 (e3)

    0 (c0) 24,21 24,51 23,56 21,90 23,54c 2,5728

    2 (c1) 27,43 25,90 26,07 26,07 26,36ab

    4 (c2) 30,11 28,78 28,55 27,82 28,81a

    6 (c3) 26,54 26,51 25,80 25,73 26,14b

    Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan

    kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01

    Tabel 8 menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 (c2)

    menghasilkan rata-rata diameter buah terlebar (28,81 mm) tetapi tidak berbeda

    nyata dengan konsentrasi 2 mL L-1 (c1) dan sangat berbeda nyata dengan

    konsentrasi lainnya.

  • 49

    4.1.9 Kadar gula buah

    Kadar gula buah tanaman stroberi dan sidik ragamnya disajikan pada tabel

    lampiran 9a dan 9b. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik

    cair dan konsentrasi etilen serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata

    Gambar 5. Rata-rata kadar gula buah tanaman stroberi (% SSC)

    Gambar 1 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan chitosan dengan

    konsentrasi 4 mL L-1 dan tanpa pemberian etilen menghasilkan kadar gula

    tertinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

    9.8310.29

    12.05

    10.7310.9810.11

    11.03

    9.11

    12.58

    8.078.76

    9.46

    10.819.58

    8.489.42

    0.0

    2.0

    4.0

    6.0

    8.0

    10.0

    12.0

    14.0

    Has

    il K

    adar

    Gu

    la

    Kombinasi Perlakuan

  • 50

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Pupuk Organik Cair Chitosan

    Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pupuk organik cair chitosan

    konsentrasi 6 mL L-1 memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan vegetatif

    tanaman stroberi. Konsentrasi ini merupakan konsentrasi tertinggi dalam

    penelitian ini. Pupuk organik cair chitosan mengandung cukup banyak unsur hara

    mikro Fe, Cu, Ze dan makro N dalam bentuk NH4 dan NO3. Nitrogen sangat

    berperan penting dalam proses pertumbuhan vegetatif tanaman, karena Nitrogen

    merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma,

    enzim, agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan. Kandungan

    unsur nitrogen dalam pupuk chitosan mempunyai persentase yang terbesar

    dibandingkan kandungan unsur lainnya, Sehingga pemberian chitosan dengan

    konsentrasi 6 mL L-1 tentunya memperlihatkan pertumbuhan vegetatif terbaik

    dalam penelitian ini. Menurut Lakitan (2008) yang menyatakan nitrogen memang

    dapat tersedia dalam bentuk ammonium (NH4+) tetapi bentuk ini segera

    teroksidasi membentuk nitrat oleh bakteri di dalam tanah. Oleh sebab itu sebagian

    besar tanaman (kecuali leguminosa) akan membutuhkan pemupukan nitrogen

    untuk memacu pertumbuhannya dengan demikian pemberian chitosan dapat

    mensubtitusi N yang hilang atau tercuci. Hal ini sesuai dengan pendapat

    Setyamidjaja (1986) yang menyatakan bahwa unsur hara khususnya nitrogen

    dibutuhkan dalam jumlah relatif besar untuk pertumbuhan vegetatif tanaman

    dimana peranannya sangat besar yaitu menambah tinggi tanaman, merangsang

    timbulnya anakan. Nitrogen digunakan untuk membentuk senyawa penting seperti

  • 51

    klorofil daun, protein dan berbagai senyawa lainnya yang esensial untuk

    pembentukan dan pembelahan sel. Kandungan unsur-unsur hara dalam pupuk

    yang diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan memungkinkan

    tanaman dapat menghasilkan produksi yang lebih baik.

    Sementara itu konsentrasi 4 mL L-1 memperlihatkan hasil yang baik pada

    pertumbuhan generatif tanaman stroberi, hal ini disebabkan karena pada fase

    generatif, tanaman hanya memerlukan sedikit unsur nitrogen. Jika kandungan

    unsur nitrogen berlebih akan menyebabkan menyebabkan produksi tanaman

    menurun (jumlah bunga dan jumlah buah) dan akan menyebabkan keracunan pada

    tanaman. Karena itu untuk parameter pertumbuhan generatif pemberian pupuk

    organik cair chitosan dengan konsentrasi 4 mL L-1 memberikan hasil yang

    terbaik. Hal di atas menunjukkan bahwa konsentrasi yang sesuai dibutuhkan

    untuk memacu pertumbuhan tanaman yang lebih optimal. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Purwowidodo (1992) yang menyatakan bahwa kandungan unsur hara

    dalam pupuk dengan konsentrasi yang lebih optimal yang diberikan menyebabkan

    tanaman lebih aktif memacu pertumbuhannya baik vegetatif maupun generatif.

    Selanjutnya Sarief (1986), menambahkan bahwa pemberian konsentrasi yang

    terlalu tinggi menyebabkan keracunan pada tanaman dan pemberian dosis yang

    rendah akan memperlihatkan pengaruh yang tidak tampak, sedangkan pemberian

    dosis yang sesuai akan memberikan pertumbuhan optimal.

  • 52

    4.2.2 Zat Pengatur Tumbuh Etilen

    Pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh nyata dan memberikan hasil

    terbaik pada konsentrasi 1.5 mL L-1. Hal ini dapat terlihat pada parameter jumlah

    bunga, umur berbuah dan jumlah buah. Hal ini menunjukkan bahwa zat pengatur

    tumbuh cepha yang berbahan aktif etilen efektif digunakan untuk pertumbuhan

    tanaman dan mempercepat proses pembentukan dan pematangan buah.

    Kandungan protein meningkat karena etilen telah merangsang sintesis protein dan

    protein yang terbentuk terlibat dalam proses pematangan buah karena akan

    meningkatkan enzim yang menyebabkan respirasi klimakterik. Hal ini sesuai

    dengan pendapat Kusumo (1990) yang menyatakan kecepatan pemasakan buah

    terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula.

    Selanjutnya Fantastico (1986) juga menyatakan bahwa proses pemecahan tepung

    dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan buah dimana ditandai

    dengan terjadinya perubahan warna, tekstur buah dan bau pada buah atau

    terjadinya pemasakan buah. Tanda kematangan pertama pada kebanyakan buah

    adalah hilangnya warna hijau. Kandungan klorofil buah yang sedang masak

    lambat laut berkurang. Saat terjadi klimaterik klorofilase bertanggung jawab atas

    terjadinya penguraian klorofil. Penguraian hidrolitik klorofilase yang memecah

    klorofil menjadi bagian vital dan inti porfirin yang masih utuh, maka klorofilida

    yang bersangkutan tidak akan mengakibatkan perubahan warna.

  • 53

    4.2.3 Interaksi Pupuk Organik Cair Chitosan dan Etilen

    Hasil analisis statistik menunjukkan adanya interaksi antara pupuk

    organik cair dengan zat pengatur tumbuh. Interaksi antara pupuk cair dan zat

    pengatur tumbuh berpengaruh nyata pada parameter jumlah bunga dan jumlah

    buah dan tidak berpengaruh nyata pada perlakuan lainnya. Terlihat pada perlakuan

    tunggal pupuk cair, dengan konsentrasi 4 mL L-1 memberikan hasil yang baik

    yaitu 20,83 kuntum bunga, namun setelah diinteraksikan dengan zat pengatur

    tumbuh dengan konsentrasi 1,5 ml memberikan hasil jauh lebih baik dari

    perlakuan tunggal yaitu 21,67 kuntum bunga. Begitu pula dengan jumlah buah,

    perlakuan tunggal pupuk cair dengan konsentrasi 4 mL L-1 memberikan hasil yang

    baik yaitu 18,00 buah, namun setelah diinteraksikan dengan zat pengatur tumbuh

    dengan konsentrasi 1,5 mL L-1 memberikan hasil jauh lebih baik dari perlakuan

    tunggal yaitu 18,83 buah. Hal ini menunjukkan selain pemberian pupuk organik

    chitosan yang memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang berperan dalam

    pertumbuhan vegetatif tanaman, pemberian hormon atau zat pengatur tumbuh

    untuk tanaman juga sangat penting dalam menunjang produksi tanaman. Etilen

    mempengaruhi proses percepatan masak buah dimana etilen mempengaruhi

    permeabilitas membran sehingga daya permeabilitas menjadi lebih besar. Hal ini

    sesuai dengan pendapat Harjadi (2009), yang menyatakan ZPT memiliki peran

    pengendalian yang sangat penting dalam dunia tumbuhan. Kini zat pengatur

    tanaman digunakan secara luas di dunia pertanian untuk berbagai tujuan,

    diantaranya percepatan pematangan buah, perangsangan perakaran, peningkatan

  • 54

    daun dan bunga/buah. Sejalan dengan pendapat Wereing dan Phillips (1970) yang

    menyatakan bahwa didalam proses fisiologis, etilen mempunyai peranan penting

    dalam fisiologi tanaman yakni mendukung respirasi klimaterik dan pematangan

    buah.

  • 55

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Terdapat interaksi antara pupuk organik cair chitosan dan zat pengatur

    tumbuh cepha pada konsentrasi pupuk organik cair 4 mL L-1 dan

    konsentrasi ZPT 1,5 mL L-1, pada jumlah bunga (21,67 bunga) dan jumlah

    buah (18,83 buah).

    2. Pupuk organik cair konsentrasi 6 mL L-1 memberikan hasil terbaik pada

    tinggi tanaman (8,52 cm), jumlah daun (6,26 helai), umur berbunga

    tercepat (43,29 hari), umur berbuah tercepat (49, 94 hari), namun pada

    bobot buah dan diameter buah memberikan hasil yang baik pada

    konsentrasi 4 mL L-1.

    3. Zat pengatur tumbuh cepha konsentrasi 1,5 mL L-1 memberikan hasil

    yang baik pada umur berbunga tercepat (43,76 hari), umur berbuah

    tercepat (49,94 hari).

  • 56

    5.5.2 Saran

    Sebaiknya pemberian pupuk organik cair chitosan diteliti lebih lanjut

    mengenai waktu pemberiannya yang lebih sesuai, untuk memenuhi kebutuhan

    hara bagi pertumbuhan vegetatif tanaman stroberi. Namun untuk mendapatkan

    hasil yang optimal sebaiknya konsentrasi yang digunakan yaitu 4 mL L-1 .

    Demikian juga zat pengatur tumbuh sebaiknya diaplikasikan sesuai dengan

    kebutuhan tanaman untuk stimulasi pembungaan dan pembuahan tanaman stroberi

    Namun untuk mendapatkan hasil yang optimal sebaiknya konsentrasi yang

    digunakan yaitu 1,5 mL L-1.

  • 57

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung

    Anonim, 2008. Peranan zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam pertumbuhan dan

    perkembangan tanaman (http://mybioma.wordpress.com2008/06/04/

    bioremediasi-kembalinya -era-udang windu/).Diakseskan pada tanggal 15 November 2011.

    Anonim, 2010. Etilen (http://ariantoganggus.blogspot.com/2010/01/horrmon

    ethylen.html) Diakseskan pada tanggal 15 November 2011.

    Anonim, 2011. Pupuk Chitosan (http://repository.usu.ac.id/bitstream/

    123456789/19488/4/ Chapter%20II.pdf).Diakseskan pada tanggal 16 November 2011.

    Anonim, 2012. (http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengolahan-limbah-menjadi-pupuk-cair.html). Diakseskan pada tanggal 16 November.

    Budiman, S. dan D. Saraswati. 2005. Berkebun Stroberi Secara Komersial Penebar Swadaya. Jakarta.

    Davies, P. J. 1995. The plant hormone : their nature occurrence and functions. p 1-

    38. In: Davies, P. J. Plant Hormone (ed). Kluwer Acad Publish. Netherlands.

    Fantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

    Gunawan, L.W. 1996. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Handayani, T. 2004. Pengaruh Habitat Hidup Udang dan Urutan Tahapan Proses Ekstraksi Terhadap Kualitas Chitin dan Chitosan dari Kulit Udang serta

    Pemanfaatannya sebagai Bahan Koogulasi Pada Sari buah Tomat. Skripsi program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

    Harjadi, S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

    Harjadi, S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. Radja Graindo Persada, Jakarta.

    http://mybioma.wordpress.com2008/06/04/%20bioremediasi-kembalinya%20-era-udang%20windu/http://mybioma.wordpress.com2008/06/04/%20bioremediasi-kembalinya%20-era-udang%20windu/http://mybioma.wordpress.com2008/06/04/%20bioremediasi-kembalinya%20-era-udang%20windu/http://ariantoganggus.blogspot.com/2010/01/horrmon%20ethylen.htmlhttp://ariantoganggus.blogspot.com/2010/01/horrmon%20ethylen.htmlhttp://ariantoganggus.blogspot.com/2010/01/horrmon%20ethylen.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/%20123456789/19488/4/%20Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/%20123456789/19488/4/%20Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/%20123456789/19488/4/%20Chapter%20II.pdfhttp://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengolahan-limbah-menjadi-pupuk-cair.htmlhttp://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengolahan-limbah-menjadi-pupuk-cair.html

  • 58

    Jekline, I. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Pada berbagai Jenis

    Pupuk Organik. (Tesis tidak diterbitkan). Program Strata I. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

    Kurnia, A, 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasaguna. Jakarta.

    Lakitan, B. 2008. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    Lingga.P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Padmiarso.W.M. 2005. Rahasia Budi Daya dan Ekonomi Stroberi. Agromedia

    Pustaka.

    Padmiarso, W. M. 2008. Rahasia budidaya dan ekonomi stroberi. Bee Media Indonesia, Jakarta.

    Prihandarini, R. 2004. Manajemen Sampah, Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk Organik. Penerbit PerPod. Jakarta.

    Purwowidodo, M. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

    Redaksi agromedia, 2007. Petunjuk pemupukan, kiat mengatasi permasalah praktis. PT Agromedia Pustaka. Jakarta

    Rukmana, R., 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.

    Setiani, A. W., 2007. Budidaya dan Analisis Usaha Stroberi. CV. Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta.

    Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,

    Bandung.

    Setiani, A. 2007. Budidaya dan Analisis Usaha Stroberi. Jakarta : CV Sinar

    Cemerlang Abadi

    Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan pemupukan. Simplex. Jakarta.

    Soemadi, W. 1997. Budidaya stroberi di pot dan kebun. Puri Media. Solo

  • 59

    Wardiana, A. M. 2008. Pemasakan Buah .Laporan Praktikum Fisiologi

    Tumbuhan. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Jendral

    Soedirman Fakultas Biologi Purwekerto.

    Wereing, D.F and I. D.J. Phillips. 1970. The Control of Growth and Differentation

    in Plants. Pergamon Press, New York.

    Winarno, F.G. 1992. Kimia pangan dan gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,

    Jakarta.

  • 60

    LAMPIRAN

    Tabel Lampiran 1a. Pertambahan tinggi tanaman (cm) stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-

    rata I II III

    c0e0 8.25 8.525 6.05 22.83 7.61

    c0e1 9.525 9.025 9.3 27.85 9.28

    c0e2 7 7.25 6.725 20.98 6.99

    c0e3 7.725 11.175 7.35 26.25 8.75

    c1e0 9.55 8.35 7.5 25.40 8.47

    c1e1 7.425 8.325 6.105 21.86 7.29

    c1e2 9.275 6.8 8.125 24.20 8.07

    c1e3 8.7 8.9 5.975 23.58 7.86

    c2e0 8.105 6.6 7.375 22.08 7.36

    c2e1 8.725 7.45 9.55 25.73 8.58

    c2e2 6.75 5.925 5.075 17.75 5.92

    c2e3 5.825 7.55 5.525 18.90 6.30

    c3e0 7.725 10.125 7.4 25.25 8.42

    c3e1 9.525 8.4 8.3 26.23 8.74

    c3e2 6.675 9.9 8.8 25.38 8.46

    c3e3 9.375 8.65 7.35 25.38 8.46

    Total 130.16 132.95 116.51 379.61 7.91

    Tabel Lampiran 1b. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman stroberi.

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 9.6785948 4.8392974 4.01 * 3.32 5.39 Citozan (C) 3 14.3142104 4.7714035 3.96 * 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 7.5215854 2.5071951 2.08 tn 2.92 4.51 Interaksi (CE) 9 17.5049688 1.9449965 1.61 tn 2.21 3.07

    Galat 30 36.1799385 1.2059980 Total 47 85.1992979

    KK = 13.89% FK = 3002.161502

    Keterangan : tn = tidak nyata

    * = nyata ** = sangat nyata

  • 61

    Tabel Lampiran 2a. Pertambahan jumlah daun (helai) tanaman stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 5.75 4.25 3.75 13.75 4.58

    c0e1 5.75 5 3.5 14.25 4.75

    c0e2 4 4.25 4.5 12.75 4.25

    c0e3 4.5 3.75 3.75 12.00 4.00

    c1e0 6 4.5 2.25 12.75 4.25

    c1e1 4.95 4.5 3 12.45 4.15

    c1e2 5.75 5.5 3.25 14.50 4.83

    c1e3 5.5 4.5 4.75 14.75 4.92

    c2e0 6.5 4.5 2 13.00 4.33

    c2e1 6.15 4.5 6 16.65 5.55

    c2e2 4.5 4 3 11.50 3.83

    c2e3 4.3 6.25 5 15.55 5.18

    c3e0 6 5.75 5.5 17.25 5.75

    c3e1 6.5 7.75 6.5 20.75 6.92

    c3e2 5.95 7 5.75 18.70 6.23

    c3e3 6.75 6 5.7 18.45 6.15

    Total 88.85 82.00 68.20 239.05 4.98

    Tabel Lampiran 2b. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman stroberi.

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 13.8288542 6.9144271 9.17 ** 3.32 5.39

    Citozan (C) 3 26.9626563 8.9875521 11.93 ** 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 2.8509896 0.9503299 1.26 tn 2.92 4.51

    Interaksi (CE) 9 7.1867187 0.7985243 1.06 tn 2.21 3.07

    Galat 30 22.6094792 0.7536493

    Total 47 73.4386979

    KK = 17.43% FK = 1190.518802

    Keterangan :

    tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

  • 62

    Tabel Lampiran 3a. Umur berbunga (hari) tanaman stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 43.50 47.50 54.00 145.00 48.33

    c0e1 44.25 54.25 44.25 142.75 47.58

    c0e2 42.50 52.00 51.25 145.75 48.58

    c0e3 43.75 42.00 52.00 137.75 45.92

    c1e0 39.00 41.25 47.50 127.75 42.58

    c1e1 49.00 50.25 51.75 151.00 50.33

    c1e2 53.25 43.50 51.00 147.75 49.25

    c1e3 39.00 38.75 45.00 122.75 40.92

    c2e0 39.00 47.75 48.25 135.00 45.00

    c2e1 44.00 45.75 48.00 137.75 45.92

    c2e2 46.00 54.50 47.75 148.25 49.42

    c2e3 48.35 50.25 47.00 145.60 48.53

    c3e0 44.50 42.25 48.50 135.25 45.08

    c3e1 39.50 49.00 42.75 131.25 43.75

    c3e2 45.00 46.25 42.75 134.00 44.67

    c3e3 38.75 40.75 39.50 119.00 39.67

    Total 699.35 746.00 761.25 2206.60 45.97

    Tabel Lampiran 3b. Sidik ragam umur berbunga tanaman stroberi .

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 130.0082292 65.0041146 4.78 * 3.32 5.39

    Citozan (C) 3 137.2537500 45.7512500 3.36 * 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 123.6454167 41.2151389 3.03 * 2.92 4.51

    Interaksi (CE) 9 184.1883333 20.4653704 1.50 tn 2.21 3.07

    Galat 30 408.1984375 13.6066146 Total 47 983.2941667

    KK = 8.02%

    FK = 101439.2408

    Keterangan :

    tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

  • 63

    Tabel Lampiran 4a. Umur berbuah (hari) tanaman stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 55.00 63.25 65.00 183.25 61.08

    c0e1 58.75 68.25 54.25 181.25 60.42

    c0e2 56.50 66.25 65.50 188.25 62.75

    c0e3 57.75 56.25 66.25 180.25 60.08

    c1e0 52.25 62.25 57.75 172.25 57.42

    c1e1 60.75 64.25 59.75 184.75 61.58

    c1e2 63.75 57.50 65.25 186.50 62.17

    c1e3 49.75 50.25 56.25 156.25 52.08

    c2e0 52.75 58.75 60.00 171.50 57.17

    c2e1 54.25 55.75 60.25 170.25 56.75

    c2e2 60.75 64.75 59.75 185.25 61.75

    c2e3 58.50 62.25 57.75 178.50 59.50

    c3e0 50.75 52.25 54.00 157.00 52.33

    c3e1 46.25 54.25 49.75 150.25 50.08

    c3e2 50.25 53.75 48.75 152.75 50.92

    c3e3 46.50 47.75 45.00 139.25 46.42

    Total 874.50 937.75 925.25 2737.50 57.03

    Tabel Lampiran 4b. Sidik ragam umur berbuah tanaman stroberi.

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 140.2578125 70.1289063 5.44 ** 3.32 5.39

    Citozan (C) 3 857.7760417 285.9253472 22.17 ** 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 143.1093750 47.7031250 3.70 * 2.92 4.51

    Interaksi (CE) 9 170.5677083 18.9519676 1.47 tn 2.21 3.07

    Galat 30 386.8671875 12.8955729 Total 47 1698.5781250

    KK = 6.30%

    FK = 156123.0469

    Keterangan :

    tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

  • 64

    Tabel Lampiran 5a. Jumlah bunga (kuntum) tanaman stroberi

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 12 11 12 35.00 11.67

    c0e1 12.25 14.25 13.5 40.00 13.33

    c0e2 13.5 14.5 17 45.00 15.00

    c0e3 13.25 15 15.25 43.50 14.50

    c1e0 14.5 15 17.25 46.75 15.58

    c1e1 15.75 12.25 14.25 42.25 14.08

    c1e2 7.5 9.75 8.25 25.50 8.50

    c1e3 17.25 14.5 18.75 50.50 16.83

    c2e0 20 20.5 22 62.50 20.83

    c2e1 18 14.75 14.75 47.50 15.83

    c2e2 15.5 23.25 18 56.75 18.92

    c2e3 21 20.75 23.25 65.00 21.67

    c3e0 7.25 8.25 10.75 26.25 8.75

    c3e1 12.5 15 15.5 43.00 14.33

    c3e2 14.25 10.75 17.5 42.50 14.17

    c3e3 12.75 10.25 16 39.00 13.00

    Total 227.25 229.75 254.00 711.00 14.81

    Tabel Lampiran 5b. Sidik ragam jumlah bunga tanaman stroberi.

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 27.2890625 13.6445313 4.01 * 3.32 5.39

    Citozan (C) 3 334.2187500 111.4062500 32.75 ** 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 45.9687500 15.3229167 4.50 * 2.92 4.51 Interaksi

    (CE) 9 217.0416667 24.1157407 7.09 ** 2.21 3.07

    Galat 30 102.0442708 3.4014757 Total 47 726.5625000

    KK = 12.45% FK = 10531.6875

    Keterangan : tn = tidak nyata

    * = nyata ** = sangat nyata

  • 65

    Tabel Lampiran 6a. Jumlah buah (buah) tanaman stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 9 8.25 9.25 26.50 8.83

    c0e1 9.25 11.25 12.5 33.00 11.00

    c0e2 11.5 10.5 16 38.00 12.67

    c0e3 10.75 12 12.75 35.50 11.83

    c1e0 11.5 11.75 13.25 36.50 12.17

    c1e1 12 9.25 11.25 32.50 10.83

    c1e2 4.5 6.75 5.25 16.50 5.50

    c1e3 14.25 11.5 15.75 41.50 13.83

    c2e0 17.5 17.5 19 54.00 18.00

    c2e1 15 11.75 11.75 38.50 12.83

    c2e2 12.5 20 15.5 48.00 16.00

    c2e3 18.5 17.75 20.25 56.50 18.83

    c3e0 9.25 10.5 15.75 35.50 11.83

    c3e1 9.25 13.25 12.5 35.00 11.67

    c3e2 11.25 7.5 14.75 33.50 11.17

    c3e3 9.75 7.25 13 30.00 10.00

    Total 185.75 186.75 218.50 591.00 12.31

    Tabel Lampiran 6b. Sidik ragam jumlah buah tanaman stroberi

    SK DB JK KT FHit FTabel

    0.05 0.01

    Kelompok 2 43.3671875 21.6835938 5.63 ** 3.32 5.39

    Citozan (C) 3 271.8958333 90.6319444 23.52 ** 2.92 4.51

    Cepa (E) 3 40.4375000 13.4791667 3.50 * 2.92 4.51

    Interaksi (CE) 9 171.1458333 19.0162037 4.94 ** 2.21 3.07

    Galat 30 115.5911458 3.8530382

    Total 47 642.4375000

    KK = 15.94% FK = 7276.6875

    Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata

    ** = sangat nyata

  • 66

    Tabel Lampiran 7a. Bobot buah (g) tanaman stroberi.

    Perlakuan Kelompok

    Total Rata-rata I II III

    c0e0 8.89 9.03 7.07 24.98 8.33

    c0e1 10.20 10.00 10.64 30.84 10.28

    c0e2 10.77 9.72 8.88 29.36 9.79

    c0e3 12.31 9.50 11.07 32.88 10.96

    c1e0 11.53 12.98