12
1 EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVEBERBANTUKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III SD ST. ANTONIUS IKOTA MEDAN Rumiris Lumban Gaol ABSTRAK Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional dan bahkan tujuan nasional. Penelitian dilakukan SD Antonius I kelas III melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan, teknik pengumpulan data yaitu test dan observasi dengan teknik pengolahan data dengan mengunakan uji “t”. Berdasarkan pembahasan dan analisis data test dan observasi diperoleh adat bahwa hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis data perolahan dimana t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel (t 0 > t tabel ) yaitu 6,129> 1,665 maka model pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model pembalajaran konvensional. Sedangkan pegolahan data melalui observasi berdasarkan perhitungan data observasi melalui analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik artinya bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar . Kata Kunci : Efektifitas Pembelajaran, Model Pembelajaran Take and Give dan Media Gambar Pendahuluan Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas susatu negara dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan memperbanyak berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:165).

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

1

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVEBERBANTUKAN MEDIA

GAMBAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III

SD ST. ANTONIUS IKOTA MEDAN

Rumiris Lumban Gaol

ABSTRAK

Efektivitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran baik

tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus, maupun tujuan dalam

skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan institusional dan bahkan tujuan

nasional. Penelitian dilakukan SD Antonius I kelas III melalui penerapan

pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

Buatan, teknik pengumpulan data yaitu test dan observasi dengan teknik pengolahan

data dengan mengunakan uji “t”.

Berdasarkan pembahasan dan analisis data test dan observasi diperoleh adat

bahwa hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>

1,665 maka model pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model

pembalajaran konvensional. Sedangkan pegolahan data melalui observasi berdasarkan

perhitungan data observasi melalui analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori

baik artinya bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar .

Kata Kunci : Efektifitas Pembelajaran, Model Pembelajaran Take and Give dan Media

Gambar

Pendahuluan

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia

memiliki hak untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Pendidikan merupakan

bagian dari proses kehidupan bernegara. Kualitas susatu negara dapat dilihat dari

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu upaya

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni dengan cara memperbaiki

mutu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di

sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan

kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal

informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan memperbanyak berbagai

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk

menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:165).

Page 2: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

2

Dampak yang ditimbulkan dari proses belajar adalah hasil belajar. Dimana

hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku

dan penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan, dan adanya perubahan yang

menyangkut diri siswa baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik

siswa dan dicapai dalam bentuk skor. Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh

oleh siswa dapat dlihat melalui tes yang diberikan kepada siswa. Banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi: (1) Faktor Jasmaniah, dimana proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang

bersemangat dan mudah pusing; (2) Faktor Psikologis, faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis adalah faktor intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, selanjutnya adalah

faktor perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya; (3) Faktor Kelelahan,

dimana kelelahan dapat mempengaruhi belajar siswa, agar siswa dapat belajar dengan

baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajar. Faktor

kedua adalah faktor eksternal yang meliputi: (1) Faktor Keluarga; (2) Faktor Sekolah,

yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, serta standar pelajaran;

(3) Faktor masyarakat, dimana masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa

dalam masyarakat (Slameto, 2010:54).

Efektifitas belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Wina

Sanjaya(2008:320) mengatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan tingkat

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran baik tujuan dalam skala yang sempit tujuan pembelajaran khusus,

maupun tujuan dalam skala yang lebih luas, seperti tujuan kurikuler, tujuan

institusional dan bahkan tujuan nasional.Popham dan Baker dalam Suyanto & Asep

Jihad(2013: 115) mengatakan bahwa proses pembelajaran yang efektif terjadi jika

guru dapat mengubah kemampuan dan persepsi siswa yang sulit mempelajari sesuatu

menjadi mudah mempelajarinya, selain itu juga mereka mengatakan bahwa proses

belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan dan penggunaan

metode pembelajaran untuk dapat memaksimalkan pembelajaran yang efektif.

Menurut Susanto(2014: 139) Pendidikan IPS di sekolah dasarmerupakan

bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspekkehidupan dan

interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan formaltingkat satuan dasar

pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum yangsama. Proses pembelajaran

dilakukan disekolah. Salah satu pelajran yangdiajarkan adalah Ilmu Pengetahuan

Sosial Seperti halnya yang telah diungkapkan di atas bahwa IPS merupakan bidang

studi yang erat kaitannya dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan

siswa melalui pembelajaran

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama

yaitu 1). Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

belajar mengajar, 2). Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara

siswa, 3). Ketetapan antara kandungungan nateri ajaran dengan kemampuan siswa

(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, 4) Mengembangkan suasana belajar yang

akrab dan positf, mengembangkan struktur kelas yang mendukung Rata-rata perilaku

melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa (Trianto, 2010 : 20)

Perolehan pengetahuan siswa seperti menunjukan bahwapengetahuan akan

semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini

Page 3: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

3

memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata

tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal

semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya

diusahakan agar pengalaman siswa lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan

benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui

kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengankondisi yang sebenarnya (Sanjaya,

2008: 207)

Merencanakan suatu pembelajaran dengan metode atau model yang tepat

sesuaidengan materi dan tujuan pembelajaran tidak mudah, terutama dalam

menyampaikan materi ajar yang biasa meningkatkan pengetahuan siswa serta

dapat juga diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Peran guru adalah perencana

pengajaran dan pengelola proses belajarmengajar di kelas. Misalnya guru mata

pelajaran IPS perlu memahami kondisi dan karakteristiksetiap siswa dan

menumbuhkan sikap untuk mau memahami, menyukai, danterlibat secara aktif serta

mampu mengaplikasikan pembelajaran IPS kedalamkehidupan sehari-hari. Keadaan

siswa pada tingkatan usia sekolah dasar masihdidominasi oleh suasana lingkungan

yang menyenangkan. Sehinggapendekatan dan cara mengajar lebih ditekankan pada

aktivitas yangmenyenangkan untuk membuat anak belajar aktif dan meningkatkan

pengetahuan anak. Berhasil tidak pembelajaran tidak hanya terletak pada model atau

metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media

pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia di lingkungan

belajar siswa itu sendiri misalnya media gambar. Media pembelajaran akan menjadi

solusi cerdas dan memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Melalui media

pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

karena penuh dengan pengalaman mengesankan. Merancang kegiatan proses

pembelajaran dengan model atau metode yang tepat sesuai dengan materi

pembelajaran serta media pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar yang

maksimal. Hal inilah yang membuat penulis tertarik memadukan model pembelajaran

dengan media gambar pada materi ilmu pengetahuan sosial. Maka penulis membuat

suatu penelitian dengan judul “Efektivitas Proses Belajar dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada Mata

Pelajaran IPS di Kelas III SD Antonius I Kota Medan”

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat Efektivitas Proses Pembelajaran dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar pada

Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SD SD Antonius I Kota Medan

Kajian Teoritis

Efektivitas Pembelajaran

Proses belajar dan mengajar yang efektif sangat tergantung pada pemilihan

dan penggunaan metode pembelajaran. Salim(1991:33)menguraikan bahwa efektivitas

adalah adanya kesesuaian orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju

dan bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya

dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

Sutikno (2005:7)mengungkapkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan

kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan sehingga

memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Sedangkan Wicaksono(2011) mengemukakan pembelajaran dikatakan

Page 4: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

4

efektif apabila mengacu pada ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari atau sama

dengan 60% dari jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan minimal 65 dalam

peningkatan hasil belajar dan strategi pembelajaran.

Trianto ( 2010 : 20) mengatakan suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila

memenuhi persyaratan utama kefektifan pengajaran yaitu :

1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

belajar mengajar(KBM)

2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi

keberhasilan belajar) diutamakan

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur yang mendukung.

Yusufhadi Miarso (2007 : 536) mengemukakan bahwa ada 7 (tujuh) indikator

yang menunjukkan pembelajaran yang efektif yaitu :

1. Pengorganisasian belajar dengan baik

2. Komunikasi secara efektif

3. Penguasaan dan antusiasme dalam belajar

4. Sikap positif terhadap siswa

5. Pemberian ujian dan nilai yang adil

6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran

7. Hasil belajar siswa yang baik.

Menurut Ensiklopedia Indonesia (1992: 112), efektivitas adalah menunjukkan

taraf ketercapaian suatu tujuan. Efektivitas dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,

yaitu merupakan perbandingan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal. Efektivitas

dapat juga berarti memanfaatkan secara maksimal sumber daya dalam usaha mencapai

tujuan operasional. Husein Umar (1999: 56) bahwa efektivitas mempunyai kaitannya

dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Efektivitas proses pembelajaran merupakan cermin untuk mencapai tujuan

pembelajaran tepat pada sasarannya sesuai dengan jalan, upaya, teknik dan strategi

yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat, dan cepat (Nana

Sudjana 1990: 50).

Faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran antara lain kemampuan guru

dalam menggunakan metode. Metode dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh

faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas dan pengajar itu sendiri. Semakin baik dan

semakin tepat penggunaan suatu metode, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan, sehingga hasil belajar siswa lebih baik dan mantap (Winarno

Surakhmad 1980: 80).

Belajar dan Hasil Belajar

Setiap manusia pasti memiliki rasa ingin tahu, dari proses tidak mengetahui

menjadi mengetahui disebut belajar. Belajar merupakan proses penting dalam

kehidupan manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang. Belajar mampu meningkatkan kualitas hidup sesorang, karena dalam

belajar ada proses perubahan baik perubahan sikap, tingkah laku, pola pikir dan

tindakan. Burton (2013:3), mengatakan belajar sebagai suatu tingkah laku pada diri

individu berkat interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan

lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Manusia adalah makluk sosial bukan makluk invidu, artinya bahwa manusia tidak bisa

Page 5: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

5

hidup sendiri tetapi makluk yang saling ketergantungan satu sama lain yang saling

membutuhkah. Dalam proses belajar juga ada proses perubahan Sedangkan menurut

R.Gagne (2013:1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar

merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini

menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan

siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Hamalik (2013:3) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or

strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil dan tujuan.

Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghapalsaja, namun

lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku itu mencakup perubahan dalam

kebiasaan (habit), sikap(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah

laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.Perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sudjana (2010: 3) hasil belajar

siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku baik mencakup bidang kognitif,

afektif maupun psikomotor.

Perubahan yang diperoleh siswa tersebut berasal dari proses belajar dalam

program pengajaran di sekolah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar R. Ibrahim (2015: 17) mengatakan hasil pengajaran merupakan

komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar

mengajar. Menurut Nawawi (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah

materi pelajaran tertentu. Keberhasilan terjadi ketika siswa mampu memahami isi

materi pelajaran, bukti pemahaman materi tersebut biasanya dibuat dengan uji tes

secara lisan maupun tulisan dan hasil tes tersebut di tulis dalam bentuk angka baik

dalam nilai harian, nilai bulanan bahkan nilai dalam rapot. Sedangkan Sudjana (2010:

3) mengatakan hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

baik mencakup bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap mengharapakan hasil yang maksimal dari setiap tindakan yang

dilakukan, sama hal dengan belajar bahwa setiap orang mengharapakan suatu

perubahan dari proses belajar yang dilakukan. Belajar merupakan suatu proses

perubahan menuju suatu perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga

peserta didik mengalami perubahan ke arah perkembangan yang lebih baik.

Perkembangan sendiri memerlukan suatu yang baik berasal dari dalam diri peserta

didik sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.

Banyak hal yang mempengaruhi hasil hasil belajar siswa baik dari dalam diri

siswa itu sendiri ataupun dari lingkungannya sendiri. Menurut susanto (2013: 12),

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikkut:

Page 6: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

6

1. Faktor Internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,

yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

kecerdasan, minat, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta

kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktot Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang

mempengaruhi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor internal adalah bagian dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal

merupakan bagian dari luar diri siswa itu sendiri, tetapi untuk mendapatkan hasil

belajar siswa yang maksimal kedua faktor diatas merupakan 2 faktor yang saling

melengkapi dalam proses belajar siswa.

Pada umumnya proses belajar dilaksakan oleh siswa di sekolah. Sarana

prasarana sekolah juga ikut mendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar

sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Wasliman (dalam Susanto

2013: 13) mengatakan bahwa ;sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas

pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Dari berbagai

defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siwa dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor Internal seperti : sikap belajar,

motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri peserta

didik, intelegensi dan hasil belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal seperti: guru

pengajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sekolah

dan kurikulum sekolah. Selain itu, alamiah dari dalam diri seseorang juga sangat

dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana jika keduanya tersedia atau saling

melengkapi, maka akan berdampak baik terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

Model Pembelajaran Take And Give

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa. Salah

satunnya adalah guru harus mempunyai tujuan dalam kegiatan pengajarannya, karena

itu setiap pendidik menginginkan pengajarannya mudah dipahami dan dapat diterima

sejelas-jelasnya oleh siswa. Dalam mencapai tujuan dalam pengajaran tersebut, guru

harus memiliki berbagai keterampilam dalam mengajar termasuk didalamnya variasi

dalam mengelola kelas melalui penggunaan model atau metode pembelajaran dan

penggunaan media pembelajaran. Maka dengan itu untuk mengerti suatu hal dalam

diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar melalui

penerapan model-model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar

itu. Melalui model pembelajaran tersebut pendidik atau guru mempunyai tugas

merangsang serta meningkatkan minat jalannya proses belajar. Suyatno (dalam

Istarani dan Pulungan 2016: 247), menyatakan model pembelajaran merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

guru kelas;. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa

dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Sedangkan menurut Istarani (2011:1), mengatakan bahwa ;model pembelajaran

adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek yang

sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas

yang tekait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar

mengajar. Slavin (dalam Shoimin, 2013, :195).Model Pembelajaran Take and Give

pada dasarnya mengacu pada kontruktivisme, yaitu pembelajaran yang dapat

membuat siswa itu sendiri aktif dan pembangun pengetahuan yang akan menjadi

miliknya. Sedangkan Kurniasih.(2015:102) menyatakan bahwa model pembelajaran

Page 7: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

7

ini menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang

memiliki sintaks,menuntut siswa mampu memahami materi yang diberikan guru dan

teman lainnya. Adapun media model pembelajaran take and give adalah kartu dengan

ukuran 10×15 cm untuk sejumlah siswa yang ada. Kemudian setiap kartu berisi nama

siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi,kompetensi dan

sajian materi. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suyatno(Huda 2013:242)

mengemukakan bahwa Take and Give atau memberi dan menerima merupakan intisari

dari model pembelajaran Take and Give. Model pembelajaran ini didukung oleh

penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Di dalam, ada

catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa kemudian

mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa

yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi

keberhasilan siswa.

Huda (2014: 241-242) menyatakan istilah take and give sering diartikan

“saling memberi dan saling menerima”. Prinsip ini juga menjadi intisari dari model

pembelajaran take and give. Take and give merupakan model pembelajaran yang

didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa, di

dalam kartu ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa

kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai

dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan

mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang dimiliki dan diterima

siswa dari pasangannya. Komponen penting dalam tipe take and give adalah

penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan dan sharing

informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman atau peguasaan

siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu pasangannya.

Rusmawati (Amaliah, 2011: 15) model cooperative learning tipe take and give

adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk saling berbagi mengenai

materi yang akan disampaikan oleh guru. Model ini melatih siswa terlibat secara aktif

dalam menyampaikan materi yang diterima ke siswa lain secara berulang-ulang.

Kurniasih,dkk. (2015: 102) model pembelajaran take and give merupakan model

pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi

pembelajaran yang diberikan guru dan teman lainnya.

Media Gambar Sebagai Media Pembelajaran

Media pembelajaran akan menjadi solusi cerdas dan memiliki andil bagi

pembelajaran. Melalui media pembelajaran, seorang guru dapat menciptakan suasana

belajar yang penuh dengan pengalaman mengesankanGagne (1970) menyatakan

bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan

pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dengan kata lain bahwa media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan

pendidikan.Dari batasan yang yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai media,

maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala

bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari

sumber ke peserta didik (Unodan Lamatenggono, 2011: 122).

Penggunaan media menjadikan pembelajaran efektif dan efisien.Hasil

penelitian telah menunjukan media telah menunjukan keunggulannya membantu

pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah

ditangkap oleh siswa serta dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal itu

Page 8: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

8

dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian

siswa sehingga bisa menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut.

Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien

yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya

mencapai tujuan pengajaran yang di harapkan (Arsyad, 2011: 2).Media pembelajaran

memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga

media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu

peserta didik menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Berbeda jika peserta

didik hanya mendengarkan informasi secara verbal (lisan) dari guru, maka peserta

didik tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan dengan baik. Tetapi jika hal

itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri

melalui media pembelajaran, maka pemahaman peserta didik menjadi lebih mudah

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumberbelajar. Dalam

kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yaknisebagai penyalur,

penyampai, penghubung, dan lain-lain. Dalam prosespembelajaran, media memiliki

kontribusi dalam meningkatkan mutu dankualitas pembelajaran. Kehadiran media

tidak saja membantu pengajar dalammenyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan

nilai tambah kepadakegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media,

baik yangcanggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah (Uno, 2011:

124).

Hakekat Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

Hakikatnya pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan

realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan

ini akan dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami dan

menelaah secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik

dimasyarakatnya, negara, maupun dunia. Menurut Susanto(2014: 139).Pendidikan IPS

di sekolah dasarmerupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua

aspekkehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.Pada tingkat pendidikan

formaltingkat satuan dasar pembelajaran terstruktur dan memiliki kurikulum

yangsama. Proses pembelajaran dilakukan disekolah. Salah satu pelajaran

yangdiajarkan adalah Ilmu pengetahuan social.Seperti halnya yang telah diungkapkan

di atas bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang erat kaitannya

dengan interaksi manusia termasuk interaksiantara guru dan siswa. Melalui

pembelajaran IPS guru diharapkan mampumembantu siswa terutama dalam proses

belajar mengajar agar siswa dapatmemahami materi yang disampaikan dan berdampak

pada tingkah laku yanglebih baik, sebagai warga negara yang memiliki wawasan dan

pengetahuanyang diharapkan. Selain dari itu, melalui pembelajaran IPS siswa

diharapkandapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan baik di

lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Serta melalui pembelajaran IPS

pula diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,

inovatif, memecahkan masalah sehari-hari, dan memiliki keterampilan sosial.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pendekatan kuantitatif. Misbahudin (2013: 6) Metode penelitian eksperimen

yaitu penelitian yang melakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel-

variabel yang diteliti. Metode eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain

penelitian. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan desain posttest-only

control group design.

Page 9: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

9

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpilan data merupakan cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data terkait dengan subjek penelitian. Alat pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi(pengamatan) dan tes

(terlampir). Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data terkait dengan penelitian dengan melakukan pengamatan

terhadap kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.

Suharsismi (2014: 272) mengatakan dalam menggunakan metode observasi cara

yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Tujuan dari observasi ini adalah untuk

mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana pembelajaran yang disusun dengan

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang

sesuai dengan yang dikehendaki. Lembar observasi akan dibuat sesuai dengan

indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif seperti yang sudah dijelaskan

di bab 2(dua).

Tes adalah seperangkat rangsangan(stimuli) yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

skor angka (Margono, 2007: 170). Dalam penelitian ini tes yang diberikan adalah

jenis tes pilihan berganda yang sesuai dengan materi pada mata pelajaran IPS yaitu

lingkungan alam dan lingkungan buatan setelah diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran Take and Give di SD SD Antonius 2Kota Medan.

Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t-test” dengan

formula sebagai berikut:

ttest=

𝑋1−𝑋2

𝑆𝑋1−𝑆𝑋2

Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata tidak berbeda jika thitung< ttabel dan

Kedua perlakuan memberikan hasil yang nyata berbeda jika thitung> ttabel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAHASAN

Deskripsi Data dan Pengolahan Data

Kelas perlakuaan yaitu K1 sebagai kelas ekperimen perlakuan kelas dengan model

pembelajaran berbantukan media pembelajaran dan K2 sebagai kelas kontrol dengan

perlakuan kelas dengan model pembelajaran konvensional tampa berbantukan media

pembelajaran dengan pembelajaran materi yang sama yaitu lingkungan alam dan

lingkungan buatan. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan 1)

Lembar observasi efektitas belajar siswa sebanyak 10 yang dilakukan saat terjadi

proses pembelajaran dan 2) tes pilihan berganda sebanyak 15 soal yang dilakukan

setelah selesai proses pembelajaran.

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Deskripsi Data

Page 10: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

10

Penelitian Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

Pre Test Post Tes Pre Test Post Tes

Jumlah Siswa 34 34 39 39

Rata-rata 69,85 85,48 69,51 72,79

Nilai maksimum 90 100 90 90

Nilai Minimum 40 70 50 55

Standar Deviasi 9,87 6,96 9,67 9,29

Standar Eror 1,69 1,19 1,55 1,48

Pengujian Hipotesis

Siregar (2013: 39) mengemukakan bahwa hipotesis ini untuk menggambarkan

suatu fenomena atau hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan

taksiran. Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini

terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan uji “t-test”.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan spss. Kriteria uji t-test dapat dikatakan

signifikan apabila diperoleh harga p<0,05 serta pengujian hipotesis terima H0 jika t-

hitung < t-tabel (1-α) ditolak dan diterima Ha jika t-hitung > t-tabel (1-α).

Berdasarkan perhitungan di atas menggunakan uji “t-test” diperoleh t0 =

6,129 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t dengan dk = 71 pada taraf signifikan

5% =1,665 karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665

maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan Di Kelas III

SD SD Antonius 2Kota Medan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran model

konvensional. Dengan demikian, hipotesis dinyatakan benar diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolahan Data Tes

Hasil belajar dinyatakan efektif melalui penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

data perolahan dimana to yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129>

1,665 maka model pembelajaran di katakn lebih efektif di bandingkan model

pemebalajaran konvensional.

Pengelolahan Data Observasi

Hasil perhitungan data observasi melalui penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada

Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis

data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik sedangkan pembelajaran tampa

perlakuan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take

And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan

Alam dan Lingkungan buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori

cukup. Dalam hal ini nilai jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka

pembelajaran lebih efektif dengan perlakuan model pembelajaran.

KESIMPULAN

Bedasarkan pembahasan dan analisis data bahawa hasil belajar dinyatakan

efektif melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran

Take And Give Berbantukan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi

Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan melalui analisis data perolahan dimana to

Page 11: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

11

yang diperoleh lebih besar dari ttabel (t0> ttabel) yaitu 6,129> 1,665 maka model

pembelajaran dikatakan lebih efektif dibandingkan model pembalajaran konvensional.

Sedangkan pegolahan data observasi berdasarkan perhitungan data observasi melalui

analisis data diperoleh nilai 88 yaitu berkatagori baik artinya bahwa melalui penerapan

pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

Buatan lebih efektif sedangkan pembelajaran tampa perlakuan penerapan

pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Take And Give Berbantukan

Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Materi Lingkungan Alam dan Lingkungan

buatan melalui analisis data diperoleh nilai 52 berkatagori cukup. Dalam hal ini nilai

jika dilihat dari angka perolehan 88 berkagori baik, maka pembelajaran lebih efektif

dengan perlakuan model pembelajaran.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anis Kusuma, Sunarso, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Arikunto, Suharsimu, 2018 : Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

B. Uno, Hamzah, dkk. 2011. TeknologiKomunikasi Dan

InformasiPembelajaran.Jakarta: BumiAksara.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Husein Umar. (1999). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Karya

Istarani dan Pulungan, Intan. 2015. Ensiklopedia pendidikan. Larispa: CV Iscom

Medan.

Margono. 2007. MetodelogiPenelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Misbahudin dan Hasan, Iqbal. 2013.Analisis Data Penelitiandengan Statistik Edisi Ke-

2.Jakarta: Bumi Aksara

Nana Sudjana (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2015. Metode PenelitianKuantitatif dan Kualitatif danR & D. Bandung :

Alfabeta

Sudjana, Nana.2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Sudijono. 2012. Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Trianto, 2010. Model Pembmelajaran Terpadu, Jakarta, Bumi Aksara.

Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran.Diakses dihttp//agung.smkn1pml.sch.id

hypada Mei 2018

Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), Jakarta, Prenada Media Group, 2008

Winarno Surakhmad. (1980). Sebuah Pengantar dalam perkembangan pribadi &

interaksi sosial. Bandung : Jemmarrs

Page 12: EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN ......metode pembelajaran, tetapi juga pada media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut merupakan komponen-komponen yang tersedia

12