215
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN PRASARANA PROGRAM NEIGBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE 2 (NUSP-2) DI KELURAHAN TERONDOL KECAMATAN SERANG KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Administrasi Publik Oleh: Muhammad Irfan Nawawi NIM 6661140327 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Juni 2018

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN

PEMELIHARAAN PRASARANA PROGRAM

NEIGBORHOOD UPGRADING AND SHELTER

PROJECT PHASE 2 (NUSP-2) DI KELURAHAN

TERONDOL KECAMATAN SERANG KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

Oleh:

Muhammad Irfan Nawawi

NIM 6661140327

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Juni 2018

Page 2: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

ABSTRAK

Muhammad Irfan Nawawi. SKRIPSI. 6661140327. 2018. Efektivitas

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading

and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan

Serang Kota Serang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Pembimbing II Dr. Suwaib Amiruddin,

M.Si.

Fokus penelitian ini adalah Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang. Identifikasi masalahnya yaitu

tidak berjalannya tugas Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara, belum efektifnya

pemanfaatan beberapa prasarana, kurangnya partisipasi masyarakat dalam

pemeliharaan. Rumusan masalahanya yaitu seberapa besar Efektivitas Pemanfaatan

dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project Phase 2 di Kelurahan Terondol. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori Gibson dalam Tangkilisan (2005:141). Metode yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Kampung

Kubang Apu dan Kampung Kesawon Kelurahan Terondol yang berusia 13 tahun

keatas yang berjumlah 3.935 orang dengan jumlah sampel 98 orang. Pengumpulan

data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik

sampling menggunakan Accidental sampling. Hasil yang didapat dalam penelitian

ini adalah mencapai 68% dari angka minimal yang dihipotesiskan 65% dan masuk

kategori sedang atau cukup efektif. Saran penelitian ini adalah perlu dilakukannya

pengawasan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman pasca

pembangunan, perlu dilakukannya pembinaan kepada masyarakat terkait

pemanfaatan dan pemeliharaan, Badan Keswadayaan Masyarakat perlu

memaksimalkan pemanfaatan serta melakukan monitoring terkait kondisi

prasarana, mensosialisasikan rencana operasional dan pemeliharaan serta

meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2.

Kata Kunci : Efektivitas, Pemanfaatan dan Pemeliharaan, Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2

Page 3: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

ABSTRACT

Muhammad Irfan Nawawi. SKRIPSI. 6661140327. 2018. Effectiveness of

Utilization and Maintenance Infrastructure Program Neighborhood Upgrading

and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) in Village of Terondol Subdistrict of

Serang City of Serang. Program Study of Administration Publik. Faculty of

Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Adviser I

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Adviser II Dr. Suwaib Amiruddin,

M.Si.

The focus of this research is the Effectiveness of Utilization and Maintenance of

Infrastructure Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2

(NUSP-2) in Village of Terondol Subdistrict of Serang City of Serang. The problem

identification is the inefficiency of Group beneficiary and caretaker's task, the

ineffectiveness of the utilization of some infrastructure, the lack of public

participation in maintenance. The formulation of the problem is how much is the

Effectiveness of Utilization and Maintenance of Infrastructure Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 in Terondol. The theory used

in this study using Gibson theory in Tangkilisan (2005: 141). The method used is

descriptive quantitative. The population of this study is the community of Kubang

Apu Village and Kesawon Village Terondol aged 13 and above, amounting to 3935

people with a sample of 98 people. Data collection was done by questionnaire,

observation and documentation. The sampling technique uses Accidental sampling.

The results obtained in this study is reaching 68% of the minimum number

hypothesized 65% and entered the category of moderate or quite effective.

Suggestion of this research is the need of supervision by Citizenry Housing

Department and Settlement Area after the development, it is necessary to do

development to society related to utilization and maintenance, Community

Implementing Organization need to maximize utilization and also monitoring

related condition of infrastructure, socialize operational and maintenance plan and

increase public understanding about Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2.

Keyword : Effectiveness, Utilization and Maintenance, Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2

Page 4: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 5: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 6: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 7: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

“Don’t be afraid to be different”

Dengan mengucap Bismillahirahmanirrahim,

Skripsi ini Aku persembahkan kepada kedua orang tuaku,

Bapak Muhtar dan Ibu Nurjanah, keluarga, sahabat dan

orang-orang yang sudah memberikan dukungan dan

semangatnya dalam pembuatan skripsi ini.

- Muhammad Irfan N -

Page 8: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

i

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum, Wr., Wb.,

Segala puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan

limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan para umatnya.

Hasil penelitian ini, diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan judul “Efektivitas Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota

Serang”.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan,

dukungan, masukan dan kontribusi maupun keterangan-keterangan atau informasi

yang sangat berguna dari berbagai pihak hingga tersusunnya skrippsi ini. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih serta

penghargaan yang tiada terkira kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian penelitian ini khususnya:

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

ii

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Sos., M.Ikom., Wakil Dekan II Bidang Keuangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Dr. Arenawati, M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

8. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Dosen pembimbing I yang

selalu sabar dalam membimbing penelitian skripsi ini dan berkenan

memberikan masukan serta motivasi kepada penulis.

9. Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., Dosen pembimbing II dalam penyusunan

skripsi ini. Terimakasih atas bimbingan, nasihat dan motivasinya kepada

penulis.

10. Dr. Ipah Ema Jumiati, S.I.P., M.Si., Ketua Sidang yang telah

memberikan masukan demi perbaikan penulisan skripsi peneliti.

Page 10: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

iii

11. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si., Anggota Sidang yang telah memberikan

pemahaman serta masukan dalam penulisan skirpsi yang baik.

12. Seluruh Dosen pada Program Studi Adminitrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah

memberikan pengetahuan kepada Peneliti selama masa perkuliahan.

13. Masyamah, S.Sos., Lurah Kelurahan Terondol yang telah memberikan

ijin penelitian di Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon

Kelurahan Terondol.

14. Rohimi, S.E., S.Pd., Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat JAM

Terondol Jaya Kelurahan Terondol yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk dimintai informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan

peneitian ini.

15. Sahabat-sahabatku: Ayub, Igun, Bobby, DS, Randy, Anggita, Mae,

Mega, Ncah, Ami, Rifda (Skripskip); Gilang, Fathur, Dodi, Kevin (The

Remedials); Betok, Sapri, Yogi (Iin Lovers) dan Anna yang

memberikan semangat dan pembelajaran tentang kerja keras dan

pantang menyerah serta selalu bersama-sama dikala susah maupun

senang.

16. Kepada teman-teman jurusan Administrasi Publik angkatan 2014 yang

telah memberikan dukungan dan kebahagiaan selama 4 tahun

perkuliahan

17. Kelompok KKM Desa Mandaya yang telah mengajarkan pentingnya

kebersamaan dan indahnya berbagi dengan sesama.

Page 11: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

iv

18. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga bisa menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan dapat

menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya di masa mendatang. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk peneliti lain

yang akan melakukan penelitian serupa.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Serang, Mei 2018

Peneliti

Page 12: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ......................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 20

1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 20

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 20

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 21

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori ....................................................................................... 22

Page 13: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

vi

2.1.1 Pengertian Efektivitas .................................................................. 22

2.1.2 Pengertian Pemanfaatan ................................................................. 27

2.1.3 Pengertian Pemeliharaan ................................................................ 28

2.1.4 Pengertian Perumahan dan Permukiman Kumuh .......................... 29

2.1.5 Faktor Munculnya Permukiman Kumuh ....................................... 31

2.1.5 Neigborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) .................. 32

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 39

2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................... 42

2.4 Hipotesis .................................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .......................................................... 46

3.2 Fokus Penelitian ....................................................................................... 47

3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 47

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 48

3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................ 48

3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 49

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 51

3.6 Populasi dan Sampel ............................................................................... 55

Page 14: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

vii

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 58

3.7.1 Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 59

3.7.2 Uji Normalitas ................................................................................ 62

3.7.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 62

3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................... 63

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 64

4.1.1 Deskripsi Wilayah Keluahan Terondol .......................................... 64

4.2 Deskripsi Data ......................................................................................... 85

4.2.1 Identitas Responden ...................................................................... 85

4.2.2 Tanggapan Responden Atas Kuesioner ......................................... 89

4.3 Pengajuan Persyaratan Statistik ............................................................ 138

4.3.1 Uji Validitas ................................................................................. 138

4.3.2 Uji Reliabilitas ............................................................................ 142

4.3.3 Uji Normalitas .............................................................................. 143

4.4 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 144

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................... 149

4.9 Pembahasan ............................................................................................ 152

Page 15: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

viii

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 161

5.2 Saran ..................................................................................................... 162

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

ix

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ADB : Asian Development Bank;

BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat;

BPS : Badan Pusat Statistik;

CIO : Community Implementing Organization;

FGD : Forum Group Discusion;

KMP : Konsultan Manajemen Pusat;

KMW : Konsultan Manajemen Wilayah;

Korkot : Kordinator Kota;

KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat;

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah;

NUSP-2 : Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2;

NUP : Neighborhood Upgrading Plan;

RKM : Rencana Kerja Masyarakat;

RMC : Regional Management Consultant;

RPL : Rencana Perbaikan Lingkungan;

RT : Rukun Tetangga;

RW : Rukun Warga;

Satker : Satuan kerja;

UPL : Unit Pelaksana Lingkungan;

UPK : Unit Pelaksana Keuangan;

UPS : Unit Pelaksana Sosial;

Page 17: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lokasi Permukiman Kumuh di Kota Serang .......................................... 4

Tabel 1.2 Lokasi Pelaksanaan Program NUSP-2 di Kota Serang ........................... 9

Tabel 1.3 Pelaksanaan Program NUSP-2 Skala Lingkungan ............................... 13

Tabel 1.4 Pelaksanaan Program NUSP-2 Skala Kawasan .................................... 14

Tabel 1.5 Rencana Operasional dan Pemeliharaan ............................................... 14

Tabel 1.6 Anggota KPP Program NUSP-2 di Kelurahan Terondol ...................... 16

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ............................................................................. 52

Tabel 3.2 Skala Likert ........................................................................................... 54

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk diatas Usia 13 Tahun ............................................... 56

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian................................................................................... 63

Tabel 4.1 Data Penggunaan Lahan di Kelurahan Terondol .................................. 66

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Terondol ................................................. 67

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................... 68

Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Serang .......................... 69

Tabel 4.5 Data Tingkat Kesehatan Masyarakat di Kelurahan Terondol ............... 73

Tabel 4.6 Daftar Susunan Pengurus BKM Kelurahan Terondol............................ 75

Page 18: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xi

Tabel 4.7 Akumulasi Jawaban Responden........................................................... 134

Tabel 4.8 Uji Validitas Tahap I ............................................................................ 138

Tabel 4.9 Uji Validitas Tahap II .......................................................................... 140

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas ................................................................................... 142

Tabel 4.11 Uji Normlitas...................................................................................... 143

Tabel 4.12 Pedoman Interpretasi Penelitian......................................................... 150

Page 19: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xii

TABEL GRAFIK

Grafik 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 86

Grafik 4.2 Responden Berdasarkan Usia ............................................................... 87

Grafik 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................................................... 88

Grafik 4.4 Masyarakat menggunakan MCK program NUSP-2 ............................. 89

Grafik 4.5 Pembangunaan MCK mengurangi praktek Buang Air Besar

Sembarangan (BABS) ......................................................................... 90

Grafik 4.6 Masyarakat menjaga kebersihan MCK ................................................. 91

Grafik 4.7 Penyediaan bak sampah membuat masyarakat membuang sampah pada

tempatnya ............................................................................................ 92

Grafik 4.8 Penyediaan bak sampah membuat masyarakat memisahkan antara

sampah organic dan nonorganik .......................................................... 94

Grafik 4.9 Penyediaan motor sampah digunakan oleh masyarakat untuk

mengangkut sampah ke TPST ............................................................ 95

Grafik 4.10 Penyediaan motor sampah mengurangi penumpukan sampah ........... 96

Grafik 4.11 Pembuatan drainase mengatasi masalah banjir ................................... 97

Grafik 4.12 Perbaikan jalan lingkungan mempermudah mobilitas masyarakat .... 98

Page 20: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xiii

Grafik 4.13 Penyediaan lampu penerangan jalan mempermudah masyarakat dalam

berkegiatan dimalam hari ................................................................... 99

Grafik 4.14 BKM melakukan penyebarluasan informasi program NUSP-2 secara

terus menerus di tingkat masyarakat ................................................ 100

Grafik 4.15 BKM melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan prasarana program

NUSP-2 ............................................................................................. 101

Grafik 4.16 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara menggerakan partisipasi

masyarakat didalam pemanfaatan infrastruktur ................................ 102

Grafik 4.17 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara menggerakan partisipasi

masyarakat didalam pemeliharaan infrastruktur ............................... 103

Grafik 4.18 Badan Keswadayaan Masyarakat melibatkan masyarakat dalam setiap

pelaksanaan program NUSP-2 .......................................................... 104

Grafik 4.19 Masyarakat memahami penanganan permukiman kumuh melalui

program NUSP-2 ............................................................................... 106

Grafik 4.20 Masyarakat secara mandiri melaksanakan penanganan permukiman

kumuh melalui pemanfaatan prasarana program NUSP-2 ................ 107

Grafik 4.21 Masyarakat menggunakan prasarana Program NUSP-2 dengan baik

........................................................................................................... 108

Grafik 4.22 Masyarakat menjaga agar prasarana Program NUSP-2 yang telah

dibangun dapat terus digunakan ........................................................ 109

Page 21: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xiv

Grafik 4.23 Rencana operasional dan pemeliharaan prasarana disusun KPP bersama

masyarakat ......................................................................................... 110

Grafik 4.24 KPP bersama masyarakat melaksanakan rencana operasional dan

pemeliharaan prasarana program NUSP-2 ........................................ 111

Grafik 4.25 Besaran iuran swadaya dalam pemeliharaan prasarana sesuai dengan

kemampuan masyarakat .................................................................... 113

Grafik 4.26 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara bersama masyarakat

melaksanakan pemeliharaan secara rutin .......................................... 114

Grafik 4.27 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara bersama masyarakat

melaksanakan pemeliharaan secara berkala ...................................... 116

Grafik 4.28 Pembangunan prasarana dilakukan di lokasi kawasan kumuh ......... 117

Grafik 4.29 Perencanaan pembangunan dalam penanganan permukiman kumuh

dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat ................................... 119

Grafik 4.30 Pembangunan prasarana didasarkan pada hasil Survei Kampung

Sendiri .............................................................................................. 120

Grafik 4.31 Jumlah prasarana permukiman yang dibangun mencukupi sesuai

kebutuhan masyarakat ....................................................................... 121

Grafik 4.32 Fasilitas MCK baik .......................................................................... 122

Grafik 4.33 Jumlah MCK yang dibuat mencukupi .............................................. 123

Grafik 4.34 Tersedia air bersih yang mencukupi di lokasi MCK ........................ 124

Page 22: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xv

Grafik 4.35 Jumlah bak sampah yang disedikan mencukupi ............................... 125

Grafik 4.36 Badan Keswadayaaan Masyarakat melakukan monitoring terkait

keberlanjutan infrastruktur program NUSP-2 ................................... 127

Grafik 4.37 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara telah menyusun tata cara

pemanfaatan prasarana yang telah dibangun ................................... 128

Grafik 4.38 Masyarakat melakukan pemeliharaan prasarana Program NUSP-2 agar

dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan ........................................ 129

Grafik 4.39 KPP memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat terkait

pengelolaan dana pemeliharaan infrastruktur .................................. 130

Grafik 4.40 Kerusakan prasarana dapat diperbaiki dengan cepat ........................ 132

Grafik 4.41 Usulan perbaikan prasarana oleh masyarakat direspon secara cepat oleh

KPP.................................................................................................... 133

Grafik 4.42 Persentase Hasil Jawaban Responden .............................................. 152

Page 23: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xvi

TABEL GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Sebaran Kawasan Kumuh di Kelurahan Terondol ..................... 11

Gambar 4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah ............................. 64

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan di Kelurahan Terondol ................................ 65

Gambar 4.3 Permasalahan Persampahan di Kelurahan Terondol .......................... 70

Gambar 4.4 Kondisi Drainase di Kelurahan Terondol .......................................... 73

Gambar 4.5 Struktur Organisasi Proyek NUSP-2 .................................................. 78

Gambar 4.6 Tahap Pelaksanaan NUSP-2 di Tingkat Masyarakat ......................... 79

Gambar 4.6 Kondisi MCK Program NUSP-2 ...................................................... 115

Gambar 4.7 Kondisi Drainase dan Bak Sampah Program NUSP-2..................... 117

Page 24: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Perhitungan SPSS

Lampiran 4 Dokumentasi

Lampiran 5 Pedoman Umum Program NUSP-2

Lampiran 6 CV

Page 25: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketersediaan rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok

bagi setiap orang disamping kebutuhan sandang dan pangan. Undang-Undang

Dasar 1945, Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan: “Setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Begitu pentingnya

fungsi rumah bagi kehidupan masyarakat sebuah bangsa, Undang-Undang Nomor

1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebutkan bahwa

“Setiap orang berhak sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia,

dan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta

kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya pembangunan manusia Indonesia yang

seutuhnya, berjati diri, mandiri dan produktif”.

Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu

bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam

perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah

Indonesia. Penyelenggaraan rumah dan perumahan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Penyelenggaraan rumah dan perumahan tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah,

Page 26: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

2

Pemerintah Daerah, dan atau setiap warga negara untuk menempati, menikmati,

dan/ atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi

dan, teratur.

Perkembangan perumahan dan permukiman di perkotaan tidak terlepas dari

pesatnya laju pertumbuhan penduduk perkotaan, baik karena faktor pertumbuhan

penduduk kota maupun karena faktor urbanisasi. Seiring dengan pertumbuhan

penduduk di perkotaan tersebut maka, kebutuhan akan penyediaan prasarana dan

sarana lingkungan permukiman meningkat pula, baik melalui kegiatan peningkatan

maupun pembangunan prasarana-sarana baru. Namun demikian pemenuhan akan

kebutuhan prasarana dan sarana permukiman, baik dari segi perumahan maupun

kawasan permukiman yang terjangkau dan layak huni belum sepenuhnya dapat

disediakan, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, sehingga kapasitas daya

dukung prasarana dan sarana kawasan permukiman mulai mengalami penurunan

yang pada gilirannya memberikan konstribusi terjadinya kawasan permukiman

kumuh.

Pada umumnya di berbagai daerah di Indonesia masih tersebar kawasan

permukiman kumuh yang dilatar belakangi oleh masalah kemiskinan. Kemiskinan

merupakan kondisi yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam

suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan

dasarnya. Pada tahun 2016 masih terdapat 35.291 Ha permukiman kumuh

perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil

perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus

Page 27: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

3

mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif,

menyeluruh, dan tepat sasaran. Permukiman kumuh masih menjadi tantangan bagi

pemerintah kabupaten/kota, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata

merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian kota.

Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten sekaligus merupakan pusat

pemerintahan serta perdagangan. Hal tersebut menjadi faktor dimana banyak

masyarakat yang beramai-ramai datang dan berharap mendapatkan pekerjaan dan

penghidupan yang layak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Kota Serang jumlah penduduk Kota Serang pada tahun 2015 mencapai

643.205 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan dan 66 desa/kelurahan dengan tingkat

kepadatan penduduk sebesar 2.411 jiwa/km2. Bertambahnya penduduk di Kota

Serang mengharuskan terpenuhinya kebutuhan akan permukiman yang layak huni,

khususnya untuk menampung kaum urban yang pekerjaannya terkonsentrasi pada

sektor perdagangan dan jasa di pusat Kota Serang. Semakin bertambahnya jumlah

penduduk maka semakin bertambah pula kebutuhan akan permukiman, hal ini

tentunya akan memberikan dampak pada semakin bertambahnya luas permukiman

kumuh jika tidak dibarengi dengan kemampuan dalam pemenuhan prasarana

lingkungan permukiman. Persebaran luas permukiman kumuh di Kota Serang

berdasarkan SK Walikota Nomor 663/Kep.65-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi

Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Serang masih terdapat

381,71 Ha permukiman kumuh di Kotas Serang dengan wilayah persebaran

terdapat di 18 kelurahan.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

4

Tabel 1.1

Lokasi Permukiman Kumuh di Kota Serang

No Nama

Kelurahan

Kampung Kumuh Luas Kumuh

(Ha)

1 Unyur Kp Kelanggaran dan Pamindangan, Kp

Unyur dan Pabuaran, Kp Cilampang dan

Cikepuh, Kp Kedaung dan Kp Gempol

41,79

2 Lopang Kp Lopang Cilik, Lopang Gede, Domba,

Kaliwadas, Kebaharan Al Manar dan Al

Amin

49,33

3 Sukawana Kp Kebanyakan Wetan, Kulon, Tegal,

Kalisalak, Kubang Kemiri, Sambi

Gerowong, dan Sentul

15,62

4 Terondol Kp Terondol, Kp Kubang Apu, Kp

Kesawon

13,59

5 Sumur Pecung Kp Ciwaktu Lor, Cipete dan Sumur

Pecung, Kp Ciwaktu Kidul, Kp Kidang,

Muncung, Cipete dan Pekojan, Kp Hegar

Alam, Ciloang dan Kesuren

30,93

6 Drangong Kp Ranca Sawah, Ranca Palupuh,

Kosambi dan Legok Dalam

18,92

7 Taktakan Kp Cigabus Dalem, Kp Kepandean Got

dan Cigabus Dalem

10,29

8 Kalanganyar Kp Perumasan, Kp Cigabus dan

Kabedilan

12,09

9 Cilaku Kp Jemaka, Cicae, Boru, Kp

Pamupukan, Timbang dan Cibunyuh

25,08

10 Cipocok Jaya Kp Tegal Duren

8,31

11 Cimuncang Kp Warakas Secang

21,61

12 Cipare Kp Cijawamesjid

20,72

13 Warungjaud Kp Warung Pasar, Kp Kijaud, Kp Sadiah

Satu, Kp Sadiah Dua dan Kesaud

23,73

Page 29: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

5

14 Magaluyu Kp Padek, Kp Margaluyu

14,93

15 Banten Kp Pekapura, Kp Kesatria

23,65

16 Kilasah Kp Tegal Dawe

3,16

17 Masjid Priyai Kp Kilasah, Kp Masigit Barat, Kp

Priyaidukuh, Kp Priyaitegal

34,2

18 Penancangan Kp Lebak Gempol, Kp Baru, Kp

Susukan

13,85

Luasan Kawasan Kumuh 381,71

(Sumber: SK Walikota Nomor 663/Kep.65-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi

Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Serang)

Tabel 1.1 menjelaskan mengenai persebaran luas permukiman kumuh di 18

kelurahan di Kota Serang sebesar 381,71 Ha. Hal ini tentunya perlu segera

diantisipasi oleh Pemerintah Daerah Kota Serang agar tidak terjadi penambahan

titik-titik permukiman kumuh baru. Meluasnya kawasan permukiman kumuh akan

menimbulkan dampak pada tingginya angka bencana seperti kebakaran dan banjir,

meningkatnya potensi kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan

masyarakat, serta menurunya kualitas sarana dan prasarana permukiman.

Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan semakin meningkatkan

permukiman kumuh, Pemerintah bekerja sama dengan Asian Development Bank

atas dasar Perjanjian Pinjaman dana antara pemerintah dan ADB yang tertuang

dalam perjanjian no 3122-INO tanggal 23 april 2014 mengenai Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2. Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase-2 (NUSP-2) merupakan salah satu program strategis untuk

Page 30: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

6

mendukung upaya mengurangi kawasan kumuh di perkotaan hingga 0%. Program

NUSP-2 dilaksanakan di 20 kabupaten/ kota dengan dukungan pembiayaan dari

pinjaman ADB (Asian Development Bank).

Penyelenggaraan program dan kegiatan NUSP-2 dilaksanakan selama 3

tahun yaitu pada tahun 2015-2017. Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) adalah program penanganan kawasan pemukiman kumuh

diperkotaan melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta,

serta penguatan sistem kelembagaan daerah untuk menjamin terlaksananya

pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman di perkotaan yang mandiri dan

berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat. Pelaksanaan NUSP-2 berbasis

pemberdayaan masyarakat dan melibatkan peran aktif pemangku kepentingan di

daerah, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan

meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok,

dalam memecahkan berbagai persoalan terkait kualitas kawasan pemukiman,

pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan lebih besar dari perangkat

pemerintahan daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan

menjamin keberlanjutan pembangunan yang ingin dicapai.

Kegiatan NUSP-2 dilaksanakan dengan dana APBN, APBD

Kota/kabupaten, dana pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) yang

diperkuat dengan dana swadaya masyarakat. Pemanfaatan dana proyek NUSP-2

dari ketiga sumber tersebut dimanfaatkan dalam membiayai komponen proyek,

pertama, dana pinjaman ADB (Asian Development Bank) digunakan untuk

membiayai kegiatan pembangunan infrastruktur dan program peningkatan

Page 31: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

7

kapasitas termasuk pelatihan dan program studi, serta pembiayaan untuk pengadaan

jasa konsultan; kedua, dana dari Pemerintah (APBN) digunakan untuk membiayai

kegiatan sosialisasi program di tingkat pusat dan kegiatan road show di daerah,

biaya operasional pengelolaan program tingkat pusat, kegiatan monitoring dan

evaluasi program; ketiga, Pemerintah Kota/Kabupaten wajib untuk menyediakan

sharing dari APBD sebesar minimal 10% setiap tahunnya, yang diperuntukan Biaya

Operasional Program (BOP) Pelaksanaan NUSP-2 ditingkat Kota/Kabupaten, biaya

sosialisasi program ditingkat Kota/Kabupaten, biaya rapat-rapat, Focus Group

Discussion (FGD), lokakarya penyusunan Slum Improment Action Plan (SIAP),

dana sharing kegiatan pembangunan infrastruktur pendukung, dan untuk kegiatan

pengelolaan program tingkat Kota/Kabupaten, serta monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan di tingkat kelurahan; keempat, Dana swadaya masyarakat

untuk mendukung pelaksanaan rembug-rembug warga dan Musyawarah

Kelurahan, pemeliharaan infrastruktur dan pengembangan manfaat infrastruktur

yang telah dibangun melalui NUSP-2.

Program NUSP-2 dilakukan di tingkat kelurahan dimana hal ini

dimaksudkan agar lebih dekat dengan masyarakat sebagai perencana dan pemanfaat

program sehingga upaya dalam penanganan kawasan kumuh dapat optimal

dilaksanakan. Pelaksana di tingkat Kelurahan yaitu Pemerintah Kelurahan,

Organisasi Kemasyarakatan Lokal (BKM/LKM), Kelompok Pemanfaat dan

Pemelihara (KPP) dan Kader Masyarakat. Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai

wadah atau organisasi representasi masyarakat di tingkat Kelurahan melakukan

perencanaan mengenai pelaksanaan Program NUSP-2 bersama masyarakat. Pada

Page 32: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

8

saat pelaksanaan pembangunan Kader Masyarakat dan Kelompok Swadaya

Masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan setelah kegiatan

pembangunan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara mempunyai kewajiban untuk

mengelola, memelihara dan memanfaatkan infrastruktur yang sudah terbangun.

Badan Keswadayaan Masyarakat bersama masyarakat memegang peran

penting dalam pelaksanaan program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) di tingkat masyarakat. Badan Keswadayaan Masyarakat

bersama-sama masyarakat bertugas membuat Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan

atau Neighborhood Upgrading Action Plan (NUP) yang akan dijadikan pedoman

dalam pelaksanaan program NUSP-2 yang berisi mengenai perencanaan

pembanguanan prasarana apa saja yang menjadi prioritas dalam penanganan

permukiman kumuh. Selain itu, dalam pelaksanaan program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2), Badan Kesawadayaan

Masyarakat beserta masyarakat bertugas memastikan proses perbaikan lingkungan

berjalan sesuai dengan Neighborhood Upgrading Action Plan (NUP) yang telah

dibuat dan mamastikan prasarana yang telah dibangun dapat dimanfaatakan dan

dipelihara sehingga dapat berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan tujuan Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) yaitu dengan

melibatkan peran serta masyarakat sebagai sarana pemberdayaan kepada

masyarakat serta agar memastikan penanganan permukiman kumuh tepat sasaran

pada permasalahan yang terjadi sehingga mampu mengatasi permasaahan

permukiman kumuh di lokasi tersebut.

Page 33: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

9

Pelaksanaan Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase

2 (NUSP-2) di Kota Serang dilakukan di 7 kelurahan berdasarkan SK Walikota

Nomor 400/Kep.233-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kota

Serang Tahun 2015-2017.

Tabel 1.2

Lokasi Pelaksanaan Program NUSP-2 di Kota Serang

No Kecamatan Kelurahan Kampung Luas

Kumuh (Ha)

1

Serang

Terondol

1. Kp Kubang Apu 13,59

2. Kp Kesawon 2,12

2

Cipocok Jaya

Cipocok

Jaya

1. Kp Sumur Putat 5,80

2. Kp Kaong 5,47

Penancangan

1. Lebak Gempol 4,92

2. Kp Susukan 3,35

3. Kp Turus 5,58

3

Kasemen

Margalayu

1. Kp Ambon

3,61

2. Kp Padek

4,82

Kilasah

1. Kp Kilasah 3 4,66

2. Kp Kali Mampang 6,75

Warung

Jaud

1. Sa’diah 1

14,04 2. Sa’diah 2

4

Curug

Cilaku

1. Kp Jemaka 7,50

2. Kp Timbang

10,07 3. Kp Cibunyuh

Luas Kumuh 92,28

Page 34: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

10

(Sumber: SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi

Kawasan Kumuh Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project-2 di

Kota Serang Tahun 2015-2017)

Berdasarkan SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015 Tentang

Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project-2 di Kota Serang Tahun 2015-2017 ditetapkanlah 7 Kelurahan yang berhak

menerima program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) dengan total luasan permukiman kumuh sebesar 92,28 Ha. Pelaksanaan Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) dalam mengatasi

kawasan permukiman kumuh dibagi menjadi dua yaitu penanganan skala

lingkungan dan skala kawasan. Penanganan permukiman kumuh skala lingkungan

dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat beserta masyarakat sebagai

pelaksana, sedangkan dalam penanganan permukiman kumuh skala kawasan,

pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui pihak ketiga.

Kelurahan Terondol merupakan salah satu kelurahan di Kota Serang yang

termasuk dalam kawasan kumuh yang menerima program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2). Kelurahan Terondol menjadi

satu-satunya kelurahan yang mendapatkan Program NUSP-2 skala lingkungan dan

skala Kawasan. Hal ini dilihat dari tingkat prioritas kekumuhan di Kelurahan

Terondol yang harus segera diatasi. Sebaran kawasan kumuh di Kelurahan

Terondol dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Page 35: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

11

Gambar 1.1

Peta Sebaran Kawasan Kumuh Kelurahan Terondol

Ket: warna Ungu menandakan luas permukiman kumuh

(Sumber: Neighborhood Upgrading Action Plan Kelurahan terondol, 2016)

Berdasarkan gambar 1.1, persebaran permukiman kumuh di Kelurahan

Terondol terdapat di RW 1 Kampung Terondol, RW 2 Kampung Kubang Apu dan

RW 3 Kampung Kesawon. Namun pelaksanaan Program NUSP-2 di Kelurahan

Terondol hanya dilakukan di RW 2 Kampung Kubang Apu dan RW 3 Kampung

Kesawon sesuai dengan SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015 Tentang

Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project-2 di Kota Serang Tahun 2015-2017 melihat dari tingkat kekumuhan yang

secepatnya perlu mendapatkan penanganan. Kampung Kubang Apu dan Kampung

Kesawon Kelurahan Terondol menjadi lokasi yang mendapatkan program

Page 36: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

12

penanganan kawasan permukiman kumuh skala lingkungan dan skala kawasan

dengan total luas kawasan kumuh sebesar 15,71 Ha. Kelurahan Terondol sendiri

sebelumnya pernah mendapatkan Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan (P2KP) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan (PNPM-Mandiri Perkotaan) yang salah satunya melakukan

pembangunan prasarana permukiman, namun saat ini kondisnya banyak yang

mengalami kerusakan akibat pemanfaatan dan pemeliharaan yang tidak berjalan

dengan baik.

Berdasarkan SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015, Kelurahan

Terondol menjadi Kelurahan nomor dua terluas permukiman kumuhnya diantara

penerima Program NUSP-2 yang lain. Kekumuhan di Kelurahan Terondol

diakibatkan beberapa prasarana dasar permukiman yang mengalami kerusakan

seperti jaringan jalan, saluran drainase, prasarana pengelolaan air limbah (sanitasi),

pengelolaan persampahan, dan prasarana penerangan jalan. Pelaksanaan program

NUSP-2 di Kelurahan Terondol dimulai dari tahun 2015, yaitu diawali dengan

melakukan Musyawarah Kelurahan dan Rembug Khusus Perempuan dalam

mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program NUSP-2.

Melalui pelaksanaan Survey Kampung Sendiri, masyarakat melakukan identifikasi

penyebab kekumuhan di wilayahnya untuk kemudian menyusun rencana kegiatan

dalam perbaikan lingkungan kumuh yaitu Rencana Perbaikan Lingkungan/

Neighborhood Upgrading Plan (NUP) sebagai pedoman dalam penanganan

permukiman kumuh di Kelurahan Terondol dan Rencana Kegiatan Masyarakat/

Community Action Plan yang berisi rencana anggaran belanja serta rencana

Page 37: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

13

pemanfaatan dan pemeliharaan.. Adapun komponen yang dapat diusulkan dalam

dokumen NUP berdasarkan hasil kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan

ADB (Asian Development Bank) mencakup 7 hal pokok yaitu: Jalan Setapak, Jalan

Lingkungan, Drainase Mikro, Persampahan, Sanitasi, Air Bersih, dan Lampu

Penerangan Jalan.

Pelaksanaan fisik pembangunan prasarana program NUSP-2 di Kelurahan

Terondol dilaksanakan pada tahun 2016 sampai 2017 berdasarkan pedoman dalam

Rencana Perbaikan Lingkungan/ Neighborhood Upgrading Plan (NUP). Oleh

sebab itu, pelaksanaan program NUSP-2 diharapkan mampu mengatasi

permasalahan permukiman kumuh di Kampung Kubang Apu dan Kampung

Kesawon Kelurahan Terondol. Pembangunan prasarana program NUSP-2 di

Kelurahan Terondol yaitu meliputi, pembuatan MCK, penyediaan bak sampah dan

motor sampah, pembuatan drainase, perbaikan jalan lingkungan, jalan berpaving

block, serta Penerangan Jalan Umum (PJU).

Tabel 1.3

Pelaksanaan Program NUSP-2 Skala Lingkungan di Kelurahan Terondol

Skala Lingkungan

Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Volume Jumlah Dana (Rp)

1 Pembangunan Sarana Sanitasi

(MCK)

2 unit 385.892.172

2 Motor Sampah 1 unit 30.000.000

3 Bak Sampah 161 unit 113.711.080

4 Jalan Paving Blok L=2m, P=26.

L=1m, P=675m

727 m2 236.428.983

5 Drainase U40 875 m 232.676.740

Tahun 2017

6 Drainase L=30 362 170.000.000

(Sumber: Laporan Penggunaan Dana BKM JAM Terondol Jaya, 2017)

Page 38: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

14

Tabel 1.4

Pelaksanaan Program NUSP-2 Skala Kawasan di Kelurahan Terondol

Skala Kawasan

Tahun 2016

No Jenis Kegiatan

1 Jalan Hotmix P 1800 L 4

2 Penerangan Jalan Umum (Tenaga Surya)

3 Drainase U40

4 Drainase U2

(Sumber: Laporan Penggunaan Dana BKM JAM Terondol Jaya, 2017)

Tabel 1.3 dan 1.4 menjelaskan jenis prasarana yang dibangun dalam

pelaksanaan program NUSP-2 di Kelurahan Terondol. Pelaksanaan Program

NUSP-2 diharapkan menyediakan prasarana permukiman yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan agar mengatasi permasalahan

permukiman kumuh di wilayah tersebut. Melalui program NUSP-2, prasarana hasil

pembangunan perlu dipastikan keberlanjutannya melalui pemeliharaan sehingga

kondisi prasarana program NUSP-2 tetap terawat dan dapat terus dimanfaatkan.

Tabel 1.5

Rencana Operasional dan Pemeliharaan Prasarana Program NUSP-2

Nama Pekerjaan

Pemeliharaan

Kegiatan Frekunsei

MCK • Pembersihan secara umum

• Menguras dab membersihkan

tandon air

• Penggantian suku cadang

pompa air, kran air dan engsel

pintu

• Menguras limbah tinja septic

tank

• Setiap hari

• 1 bulan sekali

• 1 tahun sekali

• 3 tahun sekali

Pekerjaan Jalan • Pembersihan secara umum

• Membuang tumbuhan liar

sampah (terutama di bau jalan

dan saluran samping jalan)

• 1 minggu sekali

• 2 minggu sekali

Page 39: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

15

• Penanganan kerusakan ringan • Bila terjadi

kerusakan

Drainase • Pembersihan secara umum

• Membuang tumbuhan liar dan

sampah

• Pembersihan dan melancarkan

fungsi prasarana

• Penanganan kerusakan ringan

• 1 minggu sekali

• 2 minggu sekali

• 1 bulan sekali

• Bila terjadi

kerusakan

Lampu Penerangan

Jalan • Pembersihan secara umum

• Pengecekan bagian-bagian

lampu dan perangkatnya

• Penanganan kerusakan ringan

• 1 minggu sekali

• 2 minggu sekali

• Bila terjadi

kerusakan

Bak Sampah

Komunal • Pembersihan secara umum

• Penanganan kerusakan ringan

• 1 minggu sekali

• Bila terjadi

kerusakan

Motor sampah • Pembersihan secara umum

• Penggantian suku cadang

• Setiap hari

• Bila terjadi

kerusakan

(Sumber: Rencana Kegiatan Masyarakat Kelurahan Terondol, 2016)

Namun berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti mengenai hasil

pembangunan prasarana Program NUSP-2, ditemukan beberapa permasalahan

mengenai pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana hasil pembangunan program

NUSP-2 di Kelurahan Terondol, yaitu:

Pertama, Tidak berjalannya tugas Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

(KPP) Program NUSP-2 di Kelurahan Terondol karena pemilihan keanggotaan

KPP dilakukan dengan penunjukan secara langsung bukan dengan cara

musyawarah sesuai pedoman dalam pelaksanaan Program NUSP-2, sehingga

menyebabkan kurangnya tanggung jawab dari para anggota Kelompok Pemanfaat

dan Pemelihara dalam melaksanakan tugasnya dalam memaksimalkan pemanfaatan

dan pemeliharaan. Pemilihan anggota KPP dengan penunjukkan secara langsung

Page 40: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

16

dikarenakan tidak adanya masyarakat yang mau terlibat dalam keanggotaan KPP.

Adapun dalam pembentukan KPP program NUSP-2 di Kelurahan Terondol yaitu

dengan pembentukan KPP utama dan KPP di setiap Rukun Tetangga (RT).

Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara memiliki tugas melaksanakan rencana

operasioanl dan pemeliharaan yaitu dengan menjamin tersedianya infrastruktur

yang tetap berfungsi dengan kualitas dan umur pelayanan yang sesuai dengan

rencana, pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, dapat menghemat biaya

pemeliharaan serta menjamin tersedianya organisasi pengelola yang aktif dan

berfungsi dengan baik.

Tabel 1.6

Anggota Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Utama Program NUSP-2 di

Kelurahan Terondol

No Nama Posisi dalam KPP

1 Chotib Ketua

2 Ida Farida Sekertaris

3 Farihah Bendahara

4 Musa Anggota

5 Abbas Anggota

6 Aeptullah Anggota

7 Gojali Anggota

(Sumber: Hasil Musyawarah Kelurahan III Program NUSP-2)

Selain itu berdasarkan pedoman pelaksanaan Program NUSP-2, anggota

Kelomok Pemanfaat dan Pemelihara seharusnya mengikuti pelatihan agar nantinya

dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakannya, namun

berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Chotib selaku Ketua KPP (pada hari

Sabtu, 27 Januari 2018, jam 16.30 di kediaman Bapak Chotib) mengatakan bahwa

beliau dan anggota KPP yang lain tidak pernah mengikuti pelatihan KPP bahkan

Page 41: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

17

tidak diberitahu mengenai diadakannya pelatihan KPP sehingga saat ini KPP tidak

berjalan dengan baik dan kurang paham mengenai tugasnya sebagai Kelompok

Pemanfaat dan Pemelihara.

Kedua, Pembangunan MCK, penyediaan bak sampah dan motor sampah

belum optimal dimanfaakan oleh masyarakat. Pembangunan MCK program NUSP-

2 di Kelurahan Terondol dilakukan di RT 04 dan RT 05 sebanyak 12 unit. Namun

berdasarkan observasi peneliti, MCK program NUSP-2 belum optimal

dimanfaatkan oleh masyarakat karena sejumlah unit MCK mengalami kerusakan.

Kerusakan tersebut meliputi kerusakan pada engsel pintu dan keran air, sehingga

saat ini hanya 6 unit MCK yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. MCK tersebut

akan dimanfaatkan oleh ± 95 KK. Hal ini berdampak pada upaya dalam mengurangi

praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang saat ini masih banyak

dilakukan masyarakat. Menurut data Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan atau

Neighborhood Upgrading Action Plan (NUP), di Kampung Kubang Apu dan

Kampung Kesawon masih terdapat 752 KK yang tidak memiliki WC dan tidak

menggunakan MCK Komunal. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak

Rohimi, S.E., S.Pd. selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat

Kelurahan Terondol (Jum’at, 20 Oktober 2017) mengatakan bahwa, masih sering

dijumpai masyarakat yang melakukan praktek BABS.

Penyediaan bak sampah dan motor sampah dalam mengatasi masalah

persampahan pun belum berjalan optimal karena masih kurangnya partisipasi dari

masyarakat dalam pemanfaatan sehingga masyarakat masih memilih untuk

langsung membakar sampah karena dinilai lebih mudah dilakukan, sehingga dalam

Page 42: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

18

pelaksanaannya motor sampah yang seharusnya digunakan untuk mengangkut

sampah masyarakat setiap 2 (dua) hari sekali tidak berjalan sesuai perencanaan.

Sebelumnya di dalam Rencana Kerja Masyarakat telah dibentuk organisasi operasi

dan pemeliharaan pengelolaan sampah serta petugas teknis lapangan yang bertugas

pengelola sampah untuk kemudian diangkut ke TPST 3R. Namun karena TPST 3R

yang tidak lagi beroperasi maka pengangkutan sampah belum dilakukan.

Penyediaan bak sampah dan motor sampah sejatinya akan digunakan untuk

menampung serta mengangkut sampah masyarakat ke TPST 3R yang lokasinya

masih di Kelurahan Terondol. Hal ini mengakibatkan masyarakat masih tetap

membuang sampah di sepanjang jalan dan masih dijumpai masyarakat yang

membakar sampah karena sampah yang tertampung dan tidak diangkut malah

menimbulkan bau yang menggangu masyarakat.

Ketiga, Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana

pasca pembangunan. Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP) bertanggung

jawab dalam melakukan pemeliharaan setiap prasarana hasil program NUSP-2

dengan menggerakkan dan mendorong masyarakat untuk terlibat. KPP di setiap

Rukun Tetangga (RT) bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana hasil

program NUSP-2 yang dibangun di wilayahnya. Di dalam Rencana Kegiatan

Masyarakat telah dibuat rencana operasional dan pemeliharaan dan ditunjuk siapa

saja masyarakat yang terlibat dalam pemeliharaan secara bergantian baik dalam

pemeliharaan rutin maupun berkala. Namun karena keberadaan KPP yang kurang

berjalan, masyarakat tidak memiliki inisiatif dalam melalukan pemeliharaan

sehingga menyebabkan kurangnya partisipasi dalam pemeliharaan setiap prasarana

Page 43: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

19

hasil program NUSP-2 di Kelurahan Terondol. Saat ini beberapa prasarana hasil

pembangunan program Neighborhood Upgrading and Shelter Project kurang

terawat, peneliti mendapati kondisi MCK di RT 04 dan RT 05 RW 02 Kampung

Kubang Apu beberapa mengalami kerusakan. Selain itu, kondisi bak sampah juga

banyak yang mengalami kerusakan dan tidak lagi digunakan serta drainase yang

terletak di RT 01, RT 04 dan RT 05 RW 02 Kampung Kubang Apu banyak yang

terbuka sehingga dapat membahayakan masyarakat. Pelaksanaan Program NUSP-

2 bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam menjaga setiap hasil

pembangunan agar dapat dimanfaatakan secara berekelanjutan. Hal ini diperparah

juga dengan perilaku masyarakat yang kurang peduli dalam menjaga kebersihan

lingkungan permukimannya sehingga pembangunan prasarana yang telah

dilakukan menjadi tidak optimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana hasil pembangunan program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project Phase 2 (NUSP-2) dalam upaya penanganan permukiman kumuh di

Kelurahan Terondol harus dapat diatasi oleh Badan Keswadayaan Masyarakat dan

Pemerintah Daerah Kota Serang, maka peneliti akan mencoba melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol Kecamatan Serang Kota Serang”.

Page 44: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

20

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan dalam latar belakang di

atas, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tidak berjalannya tugas Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara.

2. Pembangunan prasarana belum optimal dimanfaatkan oleh masyarakat.

3. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana pasca

pembangunan.

1.3 Batasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang diteliti cukup luas, Namun

dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan dan dengan memperhatikan

fokus penelitian pada batasan masalah, maka ada beberapa hal yang menjadi kajian

penelitian yaitu: Seberapa besar Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang?

Page 45: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

21

1.5 Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Mengembangkan keilmuan Administrasi Publik

b. Mengembangkan teori yang telah diperoleh selama dalam peruliahan;

c. Bahan pemahaman untuk penelitan selanjutnya.

2. Secara praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Badan Keswadayaan

Masyarakat Kelurahan Terondol, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kota Serang serta Pemerintah Daerah Kota Serang dalam

meningkatkan efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2).

Page 46: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam sebuah penelitian merupakan sebuah uraian tentang

teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil penelitian

yang relevan dengan variabel yang terditeliti, deskrispi teori paling tidak berisi

tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui pendefinisian

dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang

lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara variabel yang akan

diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu peneliti akan menjelaskan

beberapa teori yang digunakan sebagai acuan dalam mengkaji penelitian. Dalam

penelitin ini teori yang digunakan peneliti diantaranya:

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer

mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan. Menurut Umam (2010:229) secara etimologis, kata efektif

sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan (producing desired

result), berdampak menyenangkan (having a pleasing effect), bersifat aktual dan

nyata (actual and real).

Page 47: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

23

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah

ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson dalam Handayaningrat S.

(1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti

tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum dalam Tangkilisan (2005:138),

mengemukakan:

“Efektivitas organisasi adalah tingkat sejauh mana suaatu organisasi

yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana

tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa

pembororsan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara

anggota-anggotanya.”

Selanjutnya Steers (1985:87) mengemukakan bahwa:

“Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu

sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi

tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu

serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap

pelaksanaannya”.

Menurut Steers dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima)

kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja

3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba

5. Pencarian sumber daya

Page 48: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

24

Sedangkan menurut Tangkilisan (2005:314) yaitu:

1. Pencapaian target, yang dimaksud adalah sejauh mana target dapat

ditetapkan otganisasi sehingga terealisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan adaptasi, dilihat dari sejauh mana organisasi dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

3. Kepuasan kerja, yang merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh

anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi

bagi peningkatan kinerja organisasi yang menjadi fokus elemen ini adalah

antara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang berlaku

bagi anggota yang berprestasi.

4. Tanggung jawab, organisasi dapat melaksanakan mandate yang telah

diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan

bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi dengan

pekerjaannya.

Sedangkan Siagian (2001:24) berpendapat bahwa:

“Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana, dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkaan sebelumnya

untuk menghasilkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang teah ditetapkan. Jika hasil kegiatannya semakin mendekati

sasaran, berarti semakin tingga efektifitasnya”

Budiani (2007:53) menyatakan bahwa untuk mengukur efektifitas suatu

program dapat dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:

1. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauhmana peserta program tepat dengan

sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

2. Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggara program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran

peserta program pada khususnya.

3. Tujuan program, yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan

program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta

program.

Page 49: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

25

Sementara menurut Gibson dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan

mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;

4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat;

6. Tersedianya sarana dan prasarana;

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya Transformasi

Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah

kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)

daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau

ketegangan diantara pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109).

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,

sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978:77), yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai

sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam

pencapaian tujuan organisasi. c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional. d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang

apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan. e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

Page 50: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

26

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan

prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program

apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi

tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan

organisasi semakin didekatkan pada tujuannya. h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat

sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut

terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.

Sedangkan Duncan dalam Richard M. Steers (1985:53) mengatakan

mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah proses yang merupakan bagian puncak dari usaha

keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai

suatu proses karena dari pencapaian tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari

program yang dijalankan berjalan dengan optimal atau tidak. Pencapaian tujuan

terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan

target kongktit.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk

mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan

berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan menyesuaikan diri untuk menyelaraskan terhadap

perubahan-perubahan dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur

yaitu peningkatan kemampuan dan sarana dan prasarana.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pada

umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tugas sasaran organisasi yang

ditetapkan. Efektivitas juga merupakan alat ukur seberapa baik pekerjaan yang

dilakukan dan sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran (output) sesuai

dengan yang direncanakan, sehingga tidak dapat dikatakan efektif tanpa

memperhatikan waktu, tenaga dan lainnya. Semakin banyak rencana yang dicapai

maka semakin efektif pula tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Page 51: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

27

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang

telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan

tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak

efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, efektivitas merupakan penggambaran

seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna dari suatu

organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas,

kuantitas dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti bahwa,

pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang

dikehendaki.

2.1.2 Pengertian Pemanfaatan

Pemanfaatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna proses, cara

dan perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan merupakan turunan kata dari manfaat,

yaitu suatu penghadapan yang semata-mata menunjukan kegiatan menerima.

Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan atau pemakaian

hal-hal yang berguna baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung

agar dapat bermanfaat. Menurut Prof. Dr. J.S. Badudu dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga (2008) menjelaskan bahwa pemanfaatan adalah hal, cara,

hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Berdasarkan definisi diatas,

pemanfaatan diartikan sebagai suatu penghadapan yang semata-mata menunjukan

Page 52: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

28

kegiatan menerima atau yang mengarah pada pemakaian hal-hal yang berguna agar

dapat bermanfaat.

2.1.3 Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2008)

berarti proses, cara, perbuatan memelihara(kan); penjagaan; perawatan.

Pemeliharaan merupakan proses merawat, menjaga dan memelihara, maka dapat

diartikan bahwa pemeliharaan adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga

sesuatu tetap dalam keadaan baik, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang

bisa diterima. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemeliharaan prasarana dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan terencana

dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar

prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana.

Pemeliharaan menjadi sesuatu yang penting karena tanpa adanya pemiliharaan

prasarana dasar pendukung kawasan permukiman maka akan terjadi penurunan

kualitas lingkungan yaitu pada prasarana yang telah dibangun sehingga kondisi

permukiman yang semakin buruk akan menimbulkan permasalahan permukiman

kumuh yang kembali terjadi. Adapun tujuan kegiatan pemeliharaan ini adalah :

a. Untuk memelihara prasarana secara berkelanjutan;

b. Adanya jaminan terhadap kualitas prasarana;

c. Adanya keuntungan yang berkelanjutan dari hasil pemanfaatan prasarana.

Page 53: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

29

2.1.4 Pengertian Perumahan dan Permukiman Kumuh

2.1.4.1 Permukiman

Pemukiman merupakan suatu bagian dari lingkup wilayah perkotaan yang

tidak dapat dipisahkan. Pemukiman adalah tempat atau daerah untuk bertempat

tinggal dan menetap, yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana. Pemukiman ini

dapat berupa permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Kawasan

pemukiman adalah bagian dari lingkungan yang bukan kawasan lindung berupa

kawasan perkotaan atau pedesaan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat

kegiatan yang mendukung kelangsungan hidup.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 UU No. 1 Tahun 2011

Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman yaitu, perumahan dan kawasan

pemukiman adalah satu kesatuan sistem atas pembinaan, penyelenggaraan

perumahan, penyelenggaraan kawasan pemukiman, pemeliharaan dan perbaikan.

Perumahan sendiri merupakan kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman,

baik perkotaan maupun pedesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana,

untilitas umum sebagai hasil upaya memenuhan rumah yang layak huni

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peran yang

sangat strategis dalam membentuk watak serta kepribadian bangsa, perlu dibina dan

dikembangkan demi kelangsungan hidup dan peningkatan kehidupan manusia.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan pemerintah melakukan usaha-

usaha pembangunan perumahan dengan melibatkan berbagai pihak baik perorangan

maupun badan hukum. Usaha pemerintah tersebut tidak terlepas dari tujuan negara

untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana diamanatkan dalam

Page 54: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

30

UUD 1945. Permasalahan yang dihadapi dalam konteks perumahan pada banyak

kota di Indonesia adalah semakin berkembangnya perumahan dan pemukiman yang

kumuh.

2.1.4.2 Permukiman Kumuh

Sebelum mengarah kepada permukiman kumuh, perlu diketahui arti dasar

dari kumuh itu sendiri, Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang

sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas

menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang

diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum

mapan. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman dijelaskan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak

layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang

tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi

syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami

penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka pemukiman kumuh didefinisikan

sebagai lingkungan pemukiman padat penduduk, kondisi sosial ekonomi rendah,

jumlah rumah yang sangat padat dan ukurannya dibawah standar, prasarana

lingkungan hampir tidak ada atau tidak memenuhi persyaratan teknis dan

kesehatan, dibangun diatas tanah negara atau tanah milik orang lain, dan diluar

peratuan perundang-undangan. Lingkungan pemukiman akan terjadi proses

kekumuhan apabila penduduk berpenghasilan rendah menempati daerah yang serba

Page 55: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

31

terbatas tanah, fasilitas, sarana prasarana dan sebaginya, sehingga kondisi

lingkungan menjadi padat dan kurang kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri

dan lingkungannya. Gambaran lingkungan pemukiman kumuh adalah lingkungan

pemukiman yang kondisi tempat tinggal atau tempat huniannya berdesakan, luas

rumah tidak sebanding dengan jumlah penghuni, lingkungan dan tata pemukiman

yang tidak teratur, prasarana yang kurang memadai, lingkungan yang kotor dan

lain-lain. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan karakteristik perumahan

kumuh dan permukiman kumuh dari aspek fisik sebagai berikut:

1. Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman;

2. Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan

tinggi;

3. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang

keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

a. Jalan Lingkungan;

b. Drainase Lingkungan,

c. Penyediaan Air Bersih/Minum;

d. Pengelolaan Persampahan;

e. Pengelolaan Air Limbah;

f. Pengamanan Kebakaran; dan

g. Ruang Terbuka Publik.

2.1.5 Faktor-Faktor Munculnya Permukiman Kumuh

Permasalahan utama permukiman yang pelru ditata adalah adanya

permukiman kumuh (slum). Sebagian permukiman kumuh merupakan tempat

tinggal penduduk miskin di pusat kota dan permukiman padat tidak teratur di

pinggiran kota. Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya permukiman

kumuh menurut Sadyohutomo (2008:134-136), yaitu:

Page 56: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

32

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, tidak diimbangi dengan tingkat

pendapatan yang cukup

Pertumbuhan penduduk kota terdiri dari dua sumber. Pertama, karena

migrasi masuk dan; Kedua, karena pertumbuhan penduduk kota yang

tinggi. Akibat tingkat pendapatan yang rendah, mereka tidak mampu

mengakses permukiman yang layak, sehingga ikut berjubel dengan

permukiman yang ada, membangun rumah di pinggiran kota tanpa

mengindahkan standar permukiman.

2. Keterlambatan pemerintah kota dalam merencanakan dan membangun

prasarana (terutama jalan) pada daerah perkembangan permukiman baru.

Seiring dengan kebutuhan perumahan yang meningkat maka masyarakat

secara swadaya memecah-mecah bidang tanah dan membangun

permukiman mereka. Akibatnya, bentuk dan tata letak kaveling tanah

menjadi tidak teratur dan tidak dilengkapi dengan prasarana dasar

permukiaman seperti penyediaan air bersih, pengelolan limbah,

penanganan banjir dan drainase.

2.1.6 Neigborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP)

NUSP adalah program penanganan kawasan permukiman kumuh di

perkotaan yang dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah masyarakat dan

sektor swasta, serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin

terlaksananya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan

yang mandiri dan berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat miskin. NUSP

dilaksanakan berbasis pemberdayaan masyarakat dan melibatkan peran aktif para

pemangku kepentingan di daerah. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun

berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan

peningkatan kualitas kawasan permukiman. Pemberdayaan masyarakat

memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta

berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan

berbagai hasil yang dicapai.

Page 57: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

33

Program NUSP merupakan salah satu program dari Asian Development

Bank, program ini ditujukan sebagai bentuk pemecahan masalah permukiman

kumuh perkotaan, yang akan difokuskan pada perbaikan dan penataan sehingga

tidak lagi menjadi kawasan kumuh, NUSP diharapkan dapat mampu memberikan

hunian yang layak bagi masyarakat terutama bagi masyarakat di kawasan

permukiman kumuh. Dana yang diberikan merupakan dana pinjaman luar negeri

dari Asian Development Bank, yang diharapkan melalui peningkatan kapasitas

pemerintah dan masyarakat secara sinergis di bidang perumahan dan permukiman,

maka permasalahan penanganan perumahan dan permukiman kumuh akan lebih

cepat tertangani.

Komponen program NUSP-2 terdiri dari 3 komponen, yaitu : (i) Penguatan

kapasistas kelembagaan pengelola pembangunan perkotaan yang berpihak pada

masyarakat miskin; (ii) perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur

untuk memperbaiki kawasan permukiman kumuh yang selaras dengan perencanaan

pembangunan ; dan (iii) Pengembangan kemitraan antara pemerintah dan sector

swasta untuk pembangunan permukiman baru bagi masyarakat berpenghasilan

rendah.

2.1.6.1 Tujuan NUSP-2

Tujuan penyelenggaraan kegiatan NUSP-2 adalah untuk menangani

kawasan permukiman kumuh perkotaan melalui kemitraan antara pemerintah,

masyarakat dan swasta secara serta kelompok peduli dan penguatan kapasitas

kelembagaan lokal dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian yang sehat, layak

Page 58: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

34

dan produktif secara mandiri dan berkelanjutan. Secara khusus tujuan pelaksanaan

NUSP-2 adalah:

1. Meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan mengurangi proporsi rumah

tangga kumuh perkotaan;

2. Memfasilitasi kelompok masyarakat miskin didalam pengadaan hunian yang

layak dan terjangkau melalui pembangunan kawasan permukiman baru;

3. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat didalam

menyusun perencanaan pembangunan kota secara partisipatif dengan

penekanan pada pembagian peran dan tanggung jawab yang seimbang;

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kelompok peduli terhadap upaya

penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan dalam rangka

meningkatkan derajad kesehatan dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat;

5. Menumbuhkan kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat terhadap upaya

pelestarian lingkungan permukiman yang sehat, layak dan produktif.

2.1.6.2 Sasaran NUSP-2

Untuk mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan NUSP-2 memiliki 2 (dua)

sasaran kegiatan, yaitu sasaran fungsional dan sasaran operasional. Sasaran

fungsional diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Terlembaganya pendekatan partisipatif didalam perencanaan dan pembangunan

permukiman perkotaan yang memihak masyarakat miskin pada 20

kota/kabupaten;

Page 59: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

35

2. Tercapainya peningkatan kapasitas pemerintah daerah di 20 kota/kabupaten di

dalam menangani permasalahan perumahan dankawasan permukiman kumuh

yang selaras dengan rencana pembangunan perkotaan;

3. Terumuskannya rencana aksi penanganan kawasan permukiman kumuh

perkotaan pada 20 kota/kabupaten yang disusun secara partisipatif dengan

melibatkan kelompok masyarakat;

4. Terbangunnya kelembagaan masyarakat lokal didalam pelaksanaan kegiatan

penanganan lingkungan permukiman kumuh pada tingkat kelurahan dan di

tingkat komunitas;

5. Terealisasinya dukungan kebijakan dan pembiayaan pemerintah di dalam

pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak dan terjangkau

bagi masyarakat berpenghasilan rendah di 5 kota sasaran.

Dalam rangka mewujudkan pemerintah daerah dan masyarakat yang

berdaya dan mampu menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang

layak, sehat dan produktif secara mandiri dan berkelanjutan maka, sasaran

operasional penyelenggaraan kegiatan NUSP-2 diarahkan pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Mewujudkan rencana aksi penanganan permukiman kumuh perkotaan (Slum

Improvement Action Plan/SIAP) yang berpihak pada kebutuhan masyarakat

miskin di perkotaan;

2. Melaksanakan perbaikan dan peningkatkan kualitas lingkungan permukiman

kumuh di perkotaan;

Page 60: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

36

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat

bekerjasama secara sinergi memperbaiki lingkungan permukiman secara

mandiri dan berkelanjutan;

4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap

kebutuhan perumahan dan lingkungan permukiman yang sehat, layak huni, dan

terjangkau;

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memelihara dan menjaga

keberlanjutan fungsi infrastruktur dasar lingkungan permukiman yang telah

dibangun/ditingkatkan.

2.1.6.3 Prinsip Pelaksanaan NUSP-2

Prinsip yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan

oleh para pelaksana program NUSP-2 adalah :

1. Demokratis, Proses pengambilan keputusan dalam rangka penanganan dan

perbaikan lingkungan permukiman kumuh, dilakukan secara kolektif dan

demokratis melalui musyawarah mufakat;

2. Partisipatif, Kegiatan NUSP-2 harus dilaksanakan secara partisipatif sehingga

mampu membangun rasa kepemilikan dan bekerja bersama diantara para pelaku.

Partisipasi dibangun dengan menekankan proses pengambilan keputusan dari,

oleh, dan untuk masyarakat, mulai dari proses pengorganisasian, perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi dan pemeliharaan.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

37

3. Transparansi dan Akuntabilitas, Transparansi dan akuntabilitas lebih ditekankan

pada proses manajemen pelaksanaan program dan pengorganisasian kegiatan

masyarakat, agar masyarakat mampu belajar untuk bertanggung jawab terhadap

keputusan dan kegiatan yang dilaksanakan. Termasuk dalam hal ini keterbukaan

informasi terhadap pengelolaan dan penggunaan dana pembangunan,

pengawasan oleh masyarakat, hasil pemeriksaan oleh auditor maupun oleh

masyarakat sendiri, serta penyebarluasan hasil pemeriksaan/audit ke

masyarakat, pemerintah, lembaga donor, dan pihak-pihak terkait.

4. Desentralisasi, Proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan

NUSP-2, harus diupayakan agar dilakukan sedekat mungkin dengan kelompok

pemanfaat dan pemelihara infrastruktur, agar keputusan yang dibuat benar-benar

bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. Membangun tanpa menggusur dan memihak warga miskin. Pengalaman

menunjukkan bahwa penggusuran pada kenyataannya sering menimbulkan

permasalahan baru dan berakibat kontra produktif terhadap upaya pemenuhan

kebutuhan hunian yang layak bagi keluarga miskin. Oleh sebab itu, didalam

pelaksanaan NUSP-2, baik kegiatan peningkatan kualitas lingkungan

permukiman maupun pembangunan permukiman baru, pelaksanaannya harus

memperhatikan kepentingan warga miskin dan tanpa menggusur.

6. Meningkatkan Kepedulian, Melalui NUSP-2 akan terus didorong kepedulian

masyarakat terhadap lingkungan permukiman, dan menekankan pada

berperilaku hidup lebih bersih dan sehat. NUSP-2 dilaksanakan dengan

mengutamakan keamanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan hidup.

Page 62: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

38

7. Keberlanjutan, Keberlanjutan dan pengembangan hasil-hasil pembangunan

melalui NUSP-2 harus dapat dilestarikan dan dikembangkan secara mandiri oleh

pemerintah daerah bersama masyarakat.

8. Keadilan, Kebijakan pelaksanaan NUSP-2 harus menekankan pada asas

keadilan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, terutama masyarakat miskin.

9. Kesetaraan, Pelaksanaan NUSP-2, tidak membeda-bedakan latar belakang, asal

usul, agama, status, maupun jenis kelamin dan lain-lainnya. Semua pihak diberi

kesempatan yang sama untuk terlibat dan/atau menerima manfaat dari

infrastruktur yang dibangun melalui NUSP-2.

Adapun komponen yang dapat diusulkan dalam dokumen NUAP

berdasarkan hasil kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan ADB (Asian

Development Bank) mencakup 7 hal pokok yaitu:

1. Jalan Setapak,

2. Jalan Lingkungan,

3. Drainase Mikro,

4. Persampahan,

5. Sanitasi,

6. Air Bersih, dan

7. Lampu Penerangan Jalan.

Page 63: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

39

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan perttimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca

diantaranya:

Pertama, penelitian skripsi yang dilakukan oleh Yahya pada program studi

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Halu Oleo pada

tahun 2017 yang berjudul Pelaksanaan Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2 dalam Penanganan Wilayah Kumuh Perkotaan di

Kelurahan Dapu-Dapu Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari. Penelitian ini

menggunakan teori tiga pilar pelaksanaan menurut Jones: 1. Pengorganisasian, 2.

Interpletasi, 3. Aplikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 dalam Penanganan Wilayah Kumuh

Perkotaan di Kelurahan Dapu-Dapu Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari sudah

cukup berhasil dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan pembangunan

infrastruktur. Hal ini ditunjukan oleh beberapa faktor, adanya rasa cukup puas dari

masyarakat dengan hasil pembangunan infrastruktur yang telah berjalan. Selain itu

adanya respon yang baik dari masyarakat dengan ditunjukan besarnya nilai

swadaya masyarakat pada pembangunan infrastruktur yaitu sebesar 9,39% yang

melebihi harapan sebesar 6%, serta berkurangnya wilayah kumuh sebesar 25% dari

4 Ha menjadi 3 Ha.

Page 64: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

40

Kedua, penelitian skripsi yang dilakukan oleh Ahmad Renald Saputra pada

program studi Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas

Lampung pada tahun 2016 yang berjudul Implementasi Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan

teori implementasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif. Hasil penelitian menunjukan Implementasi Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project di Kota Bandar Lampung cukup berhasil,

pembangunan infrastruktur yang dilakukan meliputi pembangunan drainase, rabat

beton, plat dueker, hal ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat di pemukiman

kumuh guna menunjang kehidupan masyarakat agar terhindar dari kekumuhan.

Namun terdapat beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan pembangunan

seperti waktu pengerjaan yang terlalu singkat sehingga pembangunan kurang

maksimal, serta status tanah yang sebagian milik negara.

Ketiga, penelitian tesis yang dilakukan oleh Linda Donarika Marbun pada

program studi Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah, Universitas

Diponegoro pada tahun 2010 yang berjudul Partisipasi Masyarakat dalam

Pemeliharaan Prasarana Program NUSSP di Kelurahan Sumur Pacing dan Manis

Jaya Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori partisipasi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukan

Kelurahan Manis Jaya dan Sumur Pacing berada di sekitar lokasi industri.

Walaupun sama-sama bermukim di sekitar kawasan industri namun dalam hal

partisipasi pemeliharaan prasarana pasca program NUSSP terdapat berbedaaan,

keberhasilan Kelurahan Sumur Pacing dalam pemeliharan prasarana pasca program

Page 65: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

41

NUSSP karena terciptanya manajemen berdasarkan musyawarah serta

kepemimpinan dari Koordinator BKM yang peduli.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu sama-sama

berfokus pada pelaksanaan program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

dalam mengatasi masalah kawasan permukiman kumuh di beberapa daerah di

Indonesia. Selain itu, melihat dari bagaimana peran Badan Keswadyaan Masyarakat

sebagai pelaksana program di tingkat masyarakat dalam merencanakan dan

melaksanaan program Neighborhood Upgrading and Shelter Project serta

mendorong peran aktif masyarakat untuk berpartisipasi hingga pada tahap

pemanfaatan dan pemeliharaan setiap prasarana yang telah dibangun melalui

program Neighborhood Upgrading and Shelter Project.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu lokus

penelitian dimana penelitian saat ini dilaksanakan di Kelurahan Terondol

Kecamatan Serang Kota Serang. Selain itu, penelitian saat ini lebih menfokuskan

pada bagaimana masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara setiap hasil

program Neighborhood Upgrading and Shelter Project serta seberapa besar

efektivitas Kelurahan Terondol, Badan Keswadayaan Masyarakat, Kelompok

Pemanfaat dan Pemelihara serta Kader Masyarakat dalam mendorong dan

menggerakan masyarakat dalam mengefektifkan pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana hasil program Neighborhood Upgrading and Shelter Project agar bisa

dimanfaatkan secara berkelanjutan melalui pembinaan oleh Kelurahan Terondol,

pelaksanaan monitoring oleh Badan Keswadayaan Masyarakat serta pelaksanaan

rencana operasional dan pemeliharaan oleh Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara.

Page 66: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

42

2.3 Kerangka Berfikir

Dalam rangka mendukung upaya penanganan wilayah kumuh perkotaan,

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat telah mencanangkan target 100-0-100 yaitu target program pembangunan

bidang cipta karya sebagaimana tercantum dalam rancangan RPJMP 2015-2019,

yaitu memberikan akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%,

dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyrakat Indonesia pada tahun

2019.

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2)

mendukung upaya penanganan wilayah kumuh perkotaan dengan menyediakan

pembangunan infrastruktur pada beberapa jenis komponen yaitu meliputi prasarana

penyediaan air minum, sanitasi, normalisasi saluran drainase lingkungan, jalan

lingkungan, jalan setapak, pengelolaan sampah, dan lampu penerangan jalan.

NEIGHBORHOOD UPGRADING

AND SHELTER PROJECT

PHASE 2 (NUSP-2)

PENANGANAN WILAYAH

KUMUH PERKOTAAN

1. Air Minum

2. Sanitasi

3. Drainase

4. Jalan Lingkungan

5. Jalan Setapak

6. Pengelolaan Sampah

7. Lampu Penerangan

Jalan

Page 67: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

43

Penelitian ini diawali dengan melihat permasalahan yang terdapat pada latar

belakang masalah, yaitu: (1) Tidak berjalannya tugas Kelompok Pemanfaat dan

Pemelihara; (2) Pembangunan prasarana belum optimal dimanfaatkan oleh

masyarakat; (3) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana

pasca pembangunan. Oleh karena itu untuk mengukur efektivitas pemanfaatan dan

pemeliharaan prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang

digunakan kriteria efektivitas menurut Gibson dalam Tangkilisan (2005:141)

mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;

4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat;

6. Tersedianya sarana dan prasarana;

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Page 68: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

44

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir Penelitian

(Sumber: Peneliti, 2017)

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2

(NUSP-2) di Kelurahan Terondol

Permasalahan:

1. Tidak berjalannya tugas Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara.

2. Pembangunan prasarana belum optimal dimanfaatkan oleh masyarakat

3. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan prasarana pasca

pembangunan.

(Survei lapangan oleh peneliti 2017)

Alat Analisis

Gibson dalam Tangkilisan (2005:141)

mengatakan mengenai ukuran efektivitas,

sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan

kebijakan yang mantap;

4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat;

6. Tersedianya sarana dan prasarana;

7. Sistem pengawasan dan pengendalian

yang bersifat mendidik

Mengetahui efektivitas

pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana program

Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2

(NUSP-2) di Kelurahan

Terondol

Page 69: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

45

2.4 Hipotesis

Sugiyono (2011:64) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan semntara,

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris. Adapun hipotesis yang diajukan dalam

penelitian sebagai berikut:

H0 : 𝜇 ; ≤ 65%

Hipotesis Nol : Efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana

program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol paling tinggi

atau sama dengan 65 persen.

Ha : 𝜇 ; > 65%,

Hipotesis Alternatif : Efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana

program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol paling rendah

65 persen.

Page 70: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian dapat diartikan sebagai upaya untuk mencari suatu kebenaran

atau untuk dapat mengetahui serta mendeskripsikan tentang suatu kebenaran.

Metode adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-

langkah sistematis. Menurut Sugiyono (2007:1) metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian “Efektivitas Pemanfaatan

dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang”

adalah metode kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif deskriptf adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa membuat

perbandingan. Penelitian dimaksudkan untuk eksploratif mengenai suatu fenomena

atau kenyataan social, dengan jalan mendeskripsikan variabel yang berkenaan

dengan masalah dan unit yang diteliti.

Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif memiliki tujuan untuk

menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel

yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang

Page 71: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

47

terjadi (Bungin, 2009). Penelitian dilakukan untuk mengetahui keberadaan nilai

dari variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan. Jadi, dalam hal ini penelitian

kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri yang disajikan dalam bentuk angka dan disajikan dalam bentuk

data yang diangkakan, bersifat aktual dan disusun secara sistematis dan akurat.

3.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada obyek penelitian yaitu

efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol. Dengan

demikian landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teori

efektivitas, teori permukiman kumuh dan teori-teori lainnya guna menguatkan

dasar pemikiran dalam penelitian ini.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di Kampung Kubang Apu dan Kampung

Kesawon Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang yang menerima

Program Neighborhood Upgrating and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) sesuai

dengan yang telah ditetapkan dalam SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015

Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh Program Neighborhood Upgrading

and Shelter Project Phase 2 di Kota Serang Tahun 2015-2017.

Page 72: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

48

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Berdasarkan fokus penelitian serta dapat mempermudah memahami

penellitian ini, peneliti membuat definisi konesp antara lain:

1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang

mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

2. Pemanfaatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna proses, cara

dan perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan merupakan turunan kata dari

manfaat, yaitu suatu penghadapan yang semata-mata menunjukan kegiatan

menerima.

3. Pemeliharaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti

proses, cara, perbuatan memelihara(kan); penjagaan; perawatan.

Pemeliharaan adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga sesuatu tetap

dalam keadaan baik, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa

diterima.

4. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena

ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan

kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat,

sedangkan

5. Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas

fungsi sebagai tempat hunian.

Page 73: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

49

6. NUSP adalah program penanganan kawasan permukiman kumuh di

perkotaan yang dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah

masyarakat dan sektor swasta, serta penguatan kapasitas kelembagaan

daerah untuk menjamin terlaksananya pembangunan perumahan dan

kawasan permukiman di perkotaan yang mandiri dan berkelanjutan serta

berpihak pada masyarakat miskin

3.4.2 Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini variabel mandiri, yaitu program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol. Dengan kata lain pengukuran efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2. Alat ukur yang digunakan

untuk menilai keberhasilan atau efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 di

Kelurahan Terondol menggunakan ukuran efektivitas menurut Gibson dalam

Tangkilisan (2005:141) yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas. Ukuran

efektivitas tersebut terdiri dari tujuh variabel yaitu Kejelasan tujuan yang hendak

dicapai; Kejelasan strategi pencapaian tujuan; Proses analisis dan perumusan

kebijakan yang mantap; Perencanaan yang matang; Penyusunan program yang

Page 74: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

50

tepat; Tersedianya sarana dan prasarana; Sistem pengawasan dan pengendalian

yang bersifat mendidik.

Adapun ukuran efektivitas tersebut diuraikan sebagai berikut: Gibson dalam

Tangkilisan (2005:141) yang membagi menjadi tujuh indikator yaitu mengenai

ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, yaitu kejelasan tujuan yang hendak

dicapai, namun dengan efektivitas organisasi dari sudut pencapaian tujuan,

dalam pengertian sebagai misi terakhir, adalah pekerjaan yang sulit karena

sering tujuan tidak dapat ditentukan dengan pasti.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, adalah adanya kejelasan strategi untuk

melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan

agar para implementer tidak tersesat dalam mencapai tujuan.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, hal ini berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai atau strategi yang telah ditetapkan, artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

4. Perencanaan matang, yaitu pada hakikatnya berarti memutuskan sekarang apa

yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan program-program pelaksanaan yang tepat, sebab apabila tidak, para

pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana, yaitu faktor lain yang menunjang efektivitas

adalah tersedianya sarana prasarana.

Page 75: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

51

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik, sistem

pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia

yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem

pengawasan dan pengendalian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati, Sugiyono

(2005:119). Instrument penelitian digunukan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti. Dengan demikian instrument yang akan akan digunakan untuk penelitian

akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan jumlah variabel sebanyak satu

variabel atau variabel mandiri. Kuesioner atau angket adalah suatu daftar yang

berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan

diteliti. Kuesioner yang dibuat peneliti berisi beberapa pertanyaan yang sesuai

dengan objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada responden yang

telah ditentukan.

Page 76: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

52

Tabel 3.1

Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Pernyataan

Kriteria

Efektivitas

menurut

Gibson

1. Kejelasan tujuan

yang hendak

dicapai

a. Prasarana dapat

dimanfaatkan dan

dipelihara dengan

baik

1,2,3,4,5,6,7

,8,9,10

2. Kejelasan strategi

pencapaian tujuan

a. Adanya sosialisasi

mengenai

pemanfaatan dan

pemeliharaan

11,12,13,14

3. Proses analisis dan

perumusan

kebijakan yang

mantap

a. Pemanfaatan dan

pemeliharaan

dilakukan secara

partisipatif oleh

masyarakat

15,16,17

4. Perencanaan yang

matang

a. Aturan pemanfaatan

dan pemeliharaan

b. Pelaksanaan rencana

operasional dan

pemeliharaan

18,19

20,21,22,23,

24,

5. Penyusunan

program yang tepat

a. Penanganan

permukiman kumuh

25,26,27

Page 77: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

53

6. Tersedianya sarana

dan prasarana

a. Tersedianya prasarana

dasar permukiman

sesuai kebutuhan

masyarakat

28,29,30,31,

32

7. Sistem pengawasan

dan pengendalian

yang bersifat

mendidik

a. Monitoring prasarana

agar dapat terus

digunakan secara

berkelanjutan

33,34,35,36,

37,38

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka

antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Bungin, 2009:126).

Wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan

lengkap utuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2007:160).

2. Observasi

Observasi menurut Hadi (1986) dalam Sugiyono mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang

Page 78: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

54

peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan, yaitu

peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,

2007:166).

3. Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh melalui pengumpulan peraturan, Undang-

Undang, laporan-laporan, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan

mengenai masalah peelitian ini.

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:107). Dengan skala

Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikato variabel.

Kemudian indicator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item

instrument dalam bentuk pertanyaan. Jawaban setiap item instrument memiliki

tingkatan nilai dari sangat positif sampai negative. Dan untuk keperluan analisis

kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrument diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Baik / Sangat Setuju 4

Baik / Setuju 3

Tidak Baik / Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2011:87)

Page 79: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

55

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam metode penelitian, kata

populasi amat popular digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok

yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan

keseluruhan (Universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup, dan sebagainya,

sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,2009:99).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung Kubang Apu dan

Kampung Kesawon Kelurahan Terondol yang berusia 13 tahun ke atas atau

masyarakat yang dianggap mampu menilai pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) sebanyak 3.935 orang. Pemilihan masyarakat Kampung Kubang Apu dan

Kampung Kesawon Kelurahan Terondol sebagai penerima program NUSP-2

didasarkan kepada pertimbangan bahwa masyarakat merasakan sejauh mana

program tersebut telah dirasa memuaskan atau tidak sehingga dapat memberikan

data yang berguna untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan

prasarana program NUSP-2 yang menjadi objek dalam penelitian ini.

Page 80: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

56

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon

diatas Usia 13 Tahun

No Kawasan Kumuh

(RW/RT)

Jumlah Penduduk Menurut Umur (jiwa)

13 - 17

Tahun

18 - 25

Tahun

26 - 40

Tahun

40 - 55

Tahun

> 55

Tahun

Total

1. RW.02 Lingk. Kubang

Apu 559 551 639 603 415

2767

2. RW.03 Lingk. Kesawon 202 211 315 243 197 1168

Jumlah 3935

(Sumber: Neigborhood Upgrading Action Plan Kelurahan Terondol, 2016)

Setelah menentukan populasi, maka peneliti menentukan sampel penelitian.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2011:80). Kemudian menurut Silalahi dalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Sosial (2010:245) sampel adalah suatu subset atau tiap bagian

dari populasi berdasarkan apakah itu respentatif atau tidak. Sampel merupakan

bagian tertentu yang dipilih dari populasi.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, maka

digunakan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Teknik sampling pada

dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: Probability sampling dan

nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampling. Sedangkan nonprobability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2006:95).

Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

Page 81: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

57

nonprobability sampling. Untuk penentuan ukuran sampel dalam penelitian yang

berjudul Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol maka digunakan rumus Taro Yamane dengan jumlah populasi (N)

sebanyak 3.931 jiwa dan menetapkan taraf kesalahan (d) sebesar 10%. Berdasarkan

perhitungan tersebut dengan menggunakan rumus Taro Yamane, dengan jumlah

populasi sebanyak 3.935 jiwa dan presisi yang ditetapkan sebanyak 10% maka

diperoleh sampel sebanyak 98 jiwa. Adapun teknik sampling yang digunakan untuk

mengambil sampel dari jumlah populasi ini adalah menggunakan teknik Accidental

sampling.

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Diketahui :

N = 3.935

D2 = 10% (0,1)

Ditanyakan = n

n = N

N.d2+1

Page 82: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

58

Jawab :

= 3935

3935 . (10%)2+ 1

= 3935

3935 . (0,1)2+ 1

= 3935

39,35 + 1

=

3935

40,35

= 97,5216853 (dibulatkan menjadi 98)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analaisi Data

Pengolahan data merupakan tahapan awal dari proses analisis data. Proses

pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan,

dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu

analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh respinden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokn data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah, dan melakukan perhitungan hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,

2007:169).

Adapun teknik pengolahan data yang telah terkumpul diolah melalui

tahapan sebagai berikut :

Page 83: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

59

1. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data yang harus

dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.

2. Coding, yaitu tahap mengklasifikasi data dari tanggapan responden atas

kuesioner yang telah disebarkan. Data diinput dari kuesioner tanggapan

responden.

3. Tabulating, yaitu tahap penempatan data ke dalam bentuk tabel-tabel yang

telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis.

3.7.1 Uji Instrumen Penelitian

Setelah dilakukan tabulasi data, langkah selanjutnya adalah melakukan

pengujian instrument penelitian. Uji intrumen penelitian berkaitan dengan

pengujian kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer, kuesioner yang peneliti

buat akan diuji nantinya untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah

memenuhi kelayakan sebagai alat pengumpulan data yang terdiri dari uji validitas

dan uji realibilitas yang diuraikan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat diperoleh oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2007).

Uji Validitas digunakan untuk menunjukan tingkat kevalidan instrument

penelitian, artinya instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang

Page 84: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

60

seharusnya diukur yakni variabel penelitian. Kevalidan instrument berarti bahwa

suatu instrument benar-benar mampu mengukur variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep hasil

pengukuran. Pada penelitian ini, pengujian validitas dilakukkan menggunakan

rumus korelasi pearson product moment dengan program SPSS Statistics versi 24.0.

Keterangan:

r = koefisien korelasi product moment

∑𝑥 = jumlah skor dalam sebaran X

∑𝑦 = jumlah skor dalam sebaran Y

∑𝑥𝑦 = jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan

∑𝑥2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑𝑦2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = jumlah sampel

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata dalam Bahasa Inggris ‘rely’ yang berarti

percaya, dan reliabel artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument apabila

instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu obyek atau responden

(Suharsini: 2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

Page 85: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

61

instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument reliabel adalah instrument

yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:135).

Uji reliabilitas adalah pengujian ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukan oleh instrument pengukuran. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil relative yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal

konsistensi menggunakan Alpha Cronbach. Instrument penelitian dikatakan

reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30 (alpha < 0,30) (Purwanto, 2007:181).

Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrument yang

benar-benar tepat dan akurat. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang

dihasilkan lebih besar, maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang baik.

Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan

SPSS Statistics versi 24.0. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

ril = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaaan

∑𝜎2b = Jumlah varian butir

𝜎21 = Varian total

Page 86: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

62

3.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat tingkat kenormalan data yang

digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normalita data digunakan

untuk menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena apabila data yang

dihasilkan berdistribusi tidak normal maka yang digunakan adalah statistik

nonparametric sedangkan apabila data berdistribusi normal maka yang digunakan

statistic paramatetric dengan menggunakan SPSS versi 24,0.

3.7.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dimaksukan untuk mengetahui

tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian,

maka pada tahap pengujian hipitesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus

Uji t-test, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung

x = Nilai rata-rata x

𝜇o = Nilai yang dihipotesiskan

S = Simpangan baku sampel

n = Jumlah anggota sampel

Page 87: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

63

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2017 2018

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Pengajuan judul skripsi

2 Observasi awal

3 Penyusunan proposal skripsi

4 Bimbingan

dan perbaikan proposal

5 Persetujuan

Seminar Proposal

6 Seminar Proposal

7 Revisi Proposal

8 Pencarian data di lapangan

9 Pengolahan data

10 Sidang Skripsi

(Sumber: Peneliti, 2016)

Page 88: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

64

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kelurahan Terondol

KelurahanTerondol merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kota Serang

yang terletak pada 6º05’57,5753’’LU dan 106º10’46,7335’’LS dengan batas-batas

wilayah administratif sebagai berikut :

Gambar 4.1

Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah Kelurahan Terondol

(Sumber: NUP Kelurahan Terondol, 2015)

Page 89: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

65

• Sebelah Utara : Kelurahan Masjid Priyayi

• Sebelah Timur : Kelurahan Sukawana

• Sebalah Selatan : Kelurahan Kaligandu

• Sebelah Barat : Kelurahan Kaligandu

Luas wilayah administratif Kelurahan Terondol sebesar 180 hektar, yang

terbagi dalam 5 RW/Lingkungan dan 24 RT. Jumlah penduduk di Kelurahan

Terondol sebanyak 10.235 jiwa. Karakteristik fisik wilayah Kelurahan Terondol

sebagian besar merupakan kawasan permukiman, perdagangan dan pertanian

dengan kondisi topografi datar dan berada pada ketinggian rata-rata antara 0 – 100

meter di atas permukaan laut. Penggunaan lahan di Kelurahan Terondol terbagi

sesuai peruntukannya dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2

Penggunaan Lahan di Kelurahan Terondol

Page 90: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

66

Gambar 4.2 menjelaskan mengenai penggunaan lahan di Kelurahan

Terondol yang didominasi untuk lahan pertanian dan kawasan permukiman dari

total luas lahan yang ada. Melihat kondisi eksisting yang ada, di Kelurahan

Terondol akan banyak lahan yang beralih fungsi dari pertanian menjadi perumahan.

Hal ini terlihat dari penguasaan lahan yang telah dikuasi oleh pengembang (Kp.

Kubang Apu dan Kesawon). Selain lahan untuk permukiman, penggunaan lahan

untuk fungsi lainnya juga terdapat di Kelurahan ini antara lain untuk perkantoran,

taman dan ruang terbuka (lapangan) serta fungsi-fungsi lainnya dapat dilihat dalam

tebel berikut:

Tabel 4.1

Data Penggunaan Lahan di Kelurahan Terondol

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) %

1. Perumahan/Permukiman 54,77 30,43%

2. Perkantoran 0,006 0,003%

3. Perdagangan / Jasa 0,53 0,29%

4. Industri / Gudang 0,00 0,00%

5. Taman dan Ruang Terbuka/Lapangan 1,764 0,98%

6. Pertanian 112,93 62,74%

7. Kawasan Siap Bangun 10,00 5,56%

Jumlah 180,00 100%

(Sumber : Hasil Analisa Survey Kampung Sendiri Tahun 2015)

Page 91: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

67

Berdasarkan tabel 4.1 penggunaan lahan di Kelurahan Terondol paling

tinggi digunakan sebagai lahan pertanian yaitu seluas 112,93 hektar atau sekitar

62,74% dan untuk luas kawasan permukiman di Kelurahan Terondol seluas 54,77

hektar atau 30,43% dari luas lahan yang ada. Penggunaan lahan sebagai Kawasan

permukiman yang cukup besar dikarenakan jumlah penduduk Kelurahan Terondo

yang tinggi, yang dapat dilihat persebasarannya pada tabel 4.1

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk di Kelurahan Terondol

No. RW /

Lingkungan

Luas Wilayah

(Ha) RT

Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK

Laki Wanita Total Total KK KK Miskin

1 1 39,59 1 474 592 1066 261 77

2 2 327 362 689 187 57

3 3 287 287 574 118 65

4 2 43,35 1 306 336 642 189 55

5 2 224 238 462 79 43

6 3 355 383 738 197 62

7 4 297 303 600 182 57

8 5 358 382 740 211 37

9 6 255 233 488 92 32

10 3 75,36 1 189 221 410 93 23

11 2 182 253 435 102 57

12 3 189 202 391 87 2

13 4 96 112 208 60 11

14 4 13,43 1 166 194 360 52 -

15 2 116 127 243 36 -

16 3 106 128 234 47 -

17 4 147 166 313 33 -

18 5 150 171 321 48 -

Page 92: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

68

19 5 8,27 1 131 154 285 36 -

20 2 129 138 267 45 -

21 3 127 145 272 37 -

22 4 126 131 257 36 -

23 5 110 130 240 34 -

Jumlah 180 23 4.847 5.388 10.235 2.262 578

(Sumber : Data Profil Kelurahan Tahun 2014 )

Tabel 4.1 menjelaskan persebaran jumlah penduduk di wilayah Kelurahan

Terondol dengan luas wilayah sebsar 180 Ha dan jumlah penduduk sebesar 10.235

jiwa. Sebagian besar masyarakat di Kelurahan Terondol berasal dari etnis/suku

jawa yang mayoritas beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk di

Kelurahan Terondol sebagian besar adalah buruh lepas dan buruh tani, dan sebagian

kecil lainnya memiliki mata pencaharian disektor jasa (pembuat kue dan konveksi).

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Kawasan Kumuh

(RW/RT)

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (orang)

PNS/TNI

/Polri Swasta

Peng

rajin Nelayan Petani Buruh

Tidak

Bekerja

1. RW.01 Lingk. Terondol 5 370 60 0 30 43 1821

2. RW.02 Lingk. Kubang Apu 6 127 120 0 290 340 2787

3. RW.03 Lingk. Kesawon 7 50 19 0 27 180 1161

4. RW.04 Perumahan Lebak Indah 112 71 8 0 0 67 1213

5. RW.05 Perumahan Lebak Indah 50 33 9 0 0 82 1147

Jumlah 180 651 216 0 347 712 8129

Sumber : Hasil Survey Kampung Sendiri Tahun 2015

Page 93: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

69

Tabel 4.2 menjelaskan persebaran penduduk di Kelurahan Terondol

menurut mata pencaharian. Berdasarkan data tersebut, mayoritas masyarakat di

Kelurahan Terondol belum memiliki pekerjaan, dan sisanya adanya yang bekerja

sebagai buruh dan di sektor swasta serta petani. Dengan jumlah penduduk sebesar

10. 235 jiwa, Kelurahan Terondol menjadi salah satu kelurahan yang memilki

kepadatan yang tinggi. Kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Serang Tahun 2015

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk

(Orang/ Km2)

1 Curug 39,4 1.727

2 Walantaka 40,99 2.139

3 Cipocok Jaya 31,54 3.211

4 Serang 25,88 8.595

5 Taktakan 57,98 1.511

6 Kasemen 56,36 1.669

(Sumber: BPS Kota Serang, 2016)

Berdasarkan tabel 4.2 Kelurahan Terondol masuk kedalam wilayah

Kecamatan Serang yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi sebesar 8.595

jiwa/Km2. Kepadatan penduduk yang tinggi mengharuskan terpenuhinya jumlah

permukiman dalam pemenuhan kebutuhan dasar setiap masyarakat. Namun dalam

pemenuhan kebutuhan permukiman yang layak huni masih menjadi permasalahan

dan belum dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri.

Kekumuhan di Kelurahan Terondol diakibatkan kondisi rumah yang tidak layak

huni disebabkan oleh mata pencaharian penduduk miskin di sektor perdagangan

dan jasa (buruh) sehingga memiliki penghasilan yang kurang mencukupi, kondisi

Page 94: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

70

sarana dan prasarana tidak layak (ada yang belum terbagun) kondisi fisik buatan

masih belum tersentuh, masih banyak rumah dibawah tegangan tinggi. Kekumuhan

di Kelurahan Terondol ditandai dengan adanya permasalahan lingkungan berupa

penumpukan sampah, terjadinya praktik Buang Air Besar Sembarang (BABS),

drainase yang buruk sehingga menyebabkan banjir di beberapa titik serta beberapa

prasarana permukiman yang belum memadai.

Gambar 4.3

Permasalahan Persampahan di Kelurahan Terondol 2017

(Sumber: Dokumentasi Kelurahan Terondol, 2017)

Berdasarkan gambar 4.3, terjadi permasalahan dalam pengelolaan sampah

di Kelurahan Terondol. Hal ini karena belum adanya sistem pengelolaan sampah

yang baik serta kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan di

pinggir jalan dan di persawahan milik warga. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008

pasal 29 Tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa “Bahwa setiap orang

dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan

disediakan”. Namun berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, masih banyak

Page 95: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

71

masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini juga didasari

karena belum tersedianya prasarana persampahan yang baik di lingkungan

Kelurahan Terondol. Pengelolaan sampah yang belum baik mengakibatkan

sebagian masyarakat measih membakar sampahnya. Berdasarkan UU Nomor 18

Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan bahwa “Setiap orang

dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan prosedur teknis pengelolaan

sampah”. Teknis pengelolaan sampah yang dimaksud adalah pemisahan antara

sampah organik dan nonorganik untuk kemudian sampah tersebut bisa diolah dan

dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam penanganan permasalahan persampahan,

Kelurahan Terondol telah mendapatkan Program 3R dari Dirjen Cipta Karya,

namun saat ini program tersebut tidak berjalan akibat kurangnya pelatihan dari

pemerintah yang mengakibatkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah melalui program 3R sehingga saat ini TPST 3R hanya

dibiarkan kosong.

Permasalahan lain mengenai permukiman yang terjadi di Kelurahan

Terondol adalah masalah sanitasi. Di Kelurahan Terondol masih banyak

masyarakat yang belum memiliki MCK sehingga menyebabkan tingginya angka

praktik buang air besar sembarangan (BABS). Menurut data Rencana Aksi

Perbaikan Lingkungan atau Neighborhood Upgrading Action Plan (NUAP), di

Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon masih terdapat 752 KK yang tidak

memiliki WC dan tidak menggunakan MCK Komunal. Selain itu masalah lain

mengenai permukiman di Kelurahan Terondol adalah kondisi drainase yang buruk,

yang dapat dilihat pada gambar 4.5

Page 96: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

72

Gambar 4.4

Kondisi drainase di Kampung Kubang Apu Kelurahan Terondol Tahun 2015

(Sumber: Dokumentasi Kelurahan Terondol, 2015)

Berdasarkan gambar 4.3, salah satu permasalahan mengenai permukiman di

Kelurahan Terondol khususnya Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon

adalah kondisi drainase yang buruk sehingga ketika hujan turun terjadi banjir di

beberapa titik di Kelurahan Terondol. Hal ini tetunya akan berakibat pada

kesehaatan masyarakat dimana akan timbul penyakit, baik penyakit kulit, demam

berdarah dan penyakit lainnya yang diakibatkan kondisi lingkungan permukiman

yang tidak baik dan sehat.

Page 97: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

73

Tabel 4.5

Data Tingkat Kesehatan Penduduk

No. Kawasan Kumuh

Jumlah Penderita Penyakit Kronis (jiwa)

Diare ISPA Muntaber Demam

Berdarah Malaria TBC Lainnya

1. RW.01 Lingk. Terondol 3 - 5 7 - 8 -

2. RW.02 Lingk. Kubang Apu 25 2 30 41 - 22 -

3. RW.03 Lingk. Kesawon 4 - 7 17 - 4 -

4. RW.04 Perumahan Lebak Indah - - - - - - -

5. RW.05 Perumahan Lebak Indah - - - - - - -

Jumlah 32 2 42 65 - 34 -

Sumber : Hasil Survey Kampung Sendiri Tahun 2015

Tabel 4.4 menjelaskan mengenai data tingkat kesehatan penduduk di

Kelurahan Terondol. Berdasarkan data tersebut diketahui mayoritas masyarakat

menderita penyakit demam berdarah, muntaber, TBC dan diare. Penyakit tersebut

dapat disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat. Mayoritas masyarakat yang

terserang penyakit tersebut adalah masyarakat yang tinggal di Kampung Kubang

Apu dan Kampung Kesawon yang ditetapkan sebagai lokasi permukiman kumuh

berdasarkan SK Walikota Nomor 663/Kep.65-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi

Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Serang.

Beberapa permasalahan yang menyebabkan terbentuknya permukiman

kumuh di Kelurahan Terondol harus segera diatasi baik oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah Kota Serang termasuk Kelurahan Terondol sebagai Lembaga

formal pemerintahan agar tidak terjadi penabahan luas permukiman kumuh di

Kelurahan Terondol. Selain itu terdapat pula Badan Keswadayaan Masyarakat yang

dibentuk dalam rangka sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat salah

Page 98: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

74

satunya melalui pelaksanaan program NUSP-2. BKM menampung aspirasi

masyarakat dalam upaya perbaikan kondisi lingkungan, sosial dan peningkatan

ekonomi masyarakat.

BKM atau Badan Keswadayaan Masyarakat yang dulu disebut LKM atau

Lembaga Keswadayaan Masyarakat merupakan sebuah lembaga kepemimpinan

kolektif dan berperan sebagai representasi warga dengan proses pemilihan langsung

oleh warga masyarakat, tertulis, rahasia, tanpa pencalonan, dan tanpa kampanye. Di

Kelurahan Terondol terdapat Badan Keswadayaan Masyarakat yang bernama BKM

JAM Terondol Jaya, kata JAM merupakan singkatan dari Jalinan Aspirasi

Masyarakat, yang beralamat di Jl. Warung Jaud No. 85 Terondol.

BKM JAM Terondol Jaya dibentuk melalui rempug pembentukan BKM

pada tanggal 30 April Tahun 2013 yang dihadiri oleh 36 orang. Dalam rembug

tersebut dibahas dan disepakati Visi dan Misi sebagaimana tertuang dalam

Anggaran Dasar BKM dan anggota BKM.”

Visi

“Mewujudkan masyarakat sebagai lembaga yang masa depan, siap

menerima tantangan globalisasi dan era informasi, bersahaja dalam bersikap, santun

dalam bergaul didasari denganiman dan takwa dalam landasan dalam bertindak”

Page 99: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

75

Misi

1. Menghasilkan hasil pembangunan yang siap, berkualitas tinggi baik

fisik maupun sosial sehingga menjadi bekal di masa depan.

2. Menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat yang

memasuki dunia kerja dan siap di masyarakat.

3. Membangun suasana lingkungan masyarakat yang bernuansa religious,

nyaman, tertib, bersih dan harmonis.

Dalam rembug tersebut anggota pimpinan kolektif BKM dan Koordinator

BKM melalui voting tertutup oleh para anggota BKM terpilih secara periodik

(bergantian) dan disahkan/ dicatat di Notaris H.M. Islamsyah, SH Nomor : 110 pada

tanggal 30 April 2013. Adapun susunan anggota BKM JAM Terondol Jaya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Daftar Susunan Pengurus BKM JAM Terondol JAYA

No Nama Anggota Pimpinan

Kolektif BKM

Pendidikan

Terakhir Pekerjaan

Jabatan

dalam BKM

1 Rohimi, SE, S.Pd S1 Pegawai

Swasta Koord. BKM

2 Wanto, SE S1 Wiraswasta Anggota

3 Sukanta, SP, MM S2 PNS Anggota

4 Bambang Hidayat, SE S1 Pensiunan Anggota

5 Yuha SLTA Wiraswasta Anggota

6 Asih Lilik Widarti SLTA Wiraswasta Anggota

7 Reno Siswo Waluyo SLTA Wiraswasta Anggota

Page 100: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

76

8 Jufri SLTP Wiraswasta Anggota

9 Embai SLTA Wiraswasta Anggota

10 Subhi SLTA Wiraswasta Anggota

11 Habudin SLTA Karyawan Anggota

12 Hj. Nadiroh Sekretaris

BKM

13 Tabriyah, S.Pd.I UPK

14 Munawaroh Staf UPK

15 Abdulloh UPL

16 Nawahi Staf UPL

17 Drs. Moch Sibli UPS

18 Bai Samsuri Staf UPS

(Sumber: PJM Pronangkis Kelurahan Terondol Kecamatan Serang, 2014)

Badan Keswadayaan Masyarakat memiliki peran startegis dalam

penanganan permasalahan permukiman kumuh di Kelurahan Terondol. Dalam

pelaksanaan program NUSP-2, BKM menjadi organisasi pelaksana ditingkat

masyarakat dimana dilakukan perencanaan, pelaksanaan serta memastikan

keberlanjutan program dengan melibatkan pasrtisipasi masyarakat sebagai upaya

dalam pemberdayaan masyarakat. Tahap perencanaan, BKM Bersama masyarakat

melakukan Musyawarah Kelurahan dan rembug khusus perempuan untuk

mengidentifikasi permasalahan permukiman kumuh di Kelurahan Terondol serta

merencanaan perbaikan apa yang menjadi prioritas dalam upaya penanganan

permukiman kumuh yaitu dengan disusunnya Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan

atau Neighborhood Upgrading Action Plan (NUAP) sebagai pedoman bagi

pelaksanaan program NUSP-2. Tahap pelaksanaan pembangunan dilakukan BKM

bersama KSM dan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam

Page 101: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

77

penanganan permukiman kumuh. Dalam pelaksanaan skala kawasan, diserahkan

kepada pemerintah melalui pihak ketiga hal ini mengingat kurangnya alat dan

kemampuan masyarakat dalam beberapa pelaksanaan pembangunan. Tahap

keberlanjutan program dilakukan dengan dibentuknya Kelompok Pemanfaat dan

Pemelihara dalam Musyawarah Kelurahan untuk memastikan semua prasarana

hasil program NUSP-2 dapat terus dimanfaatkan oleh masyarakat serta dipelihara

dengan baik sehingga dapat mengatasi permasalahan permukiman kumuh yang

terjadi di Kelurahan Terondol.

Page 102: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

78

4.1.2 Struktur Organisasi Proyek Program NUSP-2

Pelaksanaan Program NUSP-2 melibatkan organisasi baik di tingkat pusat,

daerah Kabupaten/ Kota dan tingkat kelurahan. Organisasi pelaksana Program

NUSP-2 ditingkat pusat, yaitu Tim Koordinasi Tingkat Pusat, Direktorat Jendral

Cipta Karya sebagai Executing Agency, Project Manajemen Unit (PMU), Satuan

Kerja (Satker) NUSP-2 Pusat yang bertugas untuk memberikan dasar-dasar

kebijakan dalam pelaksanaan Program NUSP-2. Di tingkat daerah Kota/

Kelompok

Pemanfaat dan

Pemelihara

(KPP)

Page 103: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

79

Kabupaten, yaitu Pemerintah Kota/ Kabupaten, Local Coordinating Officer (LCO),

Satuan Kerja (Satker) NUSP-2 yang bertugas mengkoordinasikan penyelenggaraan

dan sosialisasi Program NUSP-2 di wilayah kerjanya serta menjamin pelaksanaan

NUSP-2 berada pada lokasi yang tepat. Di tingkat Kelurahan yaitu Pemerintah

Kelurahan, Organisasi Kemasyarakatan Lokal (BKM/LKM), Kelompok Pemanfaat

dan Pemelihara (KPP) dan Kader Masyarakat.

4.1.4 Tahap Pelaksanaan Program NUSP-2 di Tingkat Kelurahan/

Masyarakat

(Sumber: Pedoman Umum NUSP-2, 2014)

Page 104: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

80

Pada perencanaan program NUSP-2 di Tingkat masyarakat, dilakukan

rembug khusus perempuan dan musyawarah kelurahan dalam menyiapkan

perencanaan serta dokumen dalam pelaksanaan Program NUSP-2. Perencanaan

dalam perbaikan lingkungan kumuh melalui Program NUSP-2 dibuat dengan

dilaksanakannya Survey Kampung Sendiri yaitu masyarakat melakukan

identifikasi penyebab kekumuhan di wilayahnya untuk kemudian menyusun

rencana kegiatan dalam perbaikan lingkungan kumuh. Hasil pelaksanaan Survey

Kampung Sendiri merupakan usulan dari masyarakat yang akan dijadikan bahan

dalam penyusunan Rencana Perbaikan Lingkungan atau Neighborhood Upgrading

Plan (NUP) yaitu sebagai pedoman dalam pelaksanakan program NUSP-2 di

tingkat Kelurahan. Berdasarkan hasil Rencana Perbaikan Lingkungan atau

Neighborhood Upgrading Plan (NUP) tersebut maka akan dijabarkan kedalam

Rencana Kegiatan Masyarakat atau Community Action Plan (CAP) yang dibuat

untuk menentukan prioritas penanganan pertahunnya.

4.1.3 Organisasi Pengelola Program NUSP-2 di Tingkat Kelurahan/

Masyarakat

1. Pemerintahan Kelurahan

Pengelolaan pelaksanaan kegiatan NUSP-2 di tingkat kelurahan melibatkan

lurah dan pemerintahan kelurahan selaku pengelola dan penanggung jawab

administrasi pemerintahan di tingkat kelurahan. Lurah beserta aparat pemerintahan

kelurahan memiliki peran dan fungsi untuk memberikan dukungan legalitas dan

Page 105: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

81

jaminan kelancaran penyelenggaraan kegiatan NUSP-2 di tingkat kelurahan dengan

tugas sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program dan sosialisasi tahapan kegiatan

NUSP-2 tingkat kelurahan dan tingkat RW/RT;

b. Memastikan kesiapan warga terhadap pelaksanaan NUSP-2 yang dibuktikan

dengan penyampaian surat pernyataan minat untuk melaksanakan program

NUSP-2 secara partisipatif yang ditandatangani oleh kepala kelurahan dan

disampaikan ke LCO;

c. Memfasilitasi kegiatan pengorganisasian masyarakat dan proses pemberdayaan

masyarakat di tingkat kelurahan dan di tingkat RW/RT;

b. Memastikan keterlibatan kaum perempuan, kelompok rentan atau marjinal serta

warga masyarakat miskin dalam setiap tahapan kegiatan proyek;

c. Memfasilitasi proses pembentukan atau penguatan kapasitas lembaga

keswadayaan masyarakat setempat secara demokratis dan partisipatif, melalui

forum Musyawarah Warga Tingkat Kelurahan;

d. Mendorong peran serta seluruh warga masyarakat dan membantu fasilitasi

proses penyusunan NUAP secara partisipatif, transparan dan akuntabel;

e. Mensinergikan kegiatan pembangunan yang ada di wilayahnya dalam rangka

peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan serta meminimalkan resiko dan

dampak negatif yang mungkin timbul;

f. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan proyek yang dilaksanakan

oleh masyarakat;

Page 106: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

82

g. Memfasilitasi proses serah terima infrastruktur yang telah dibangun oleh

masyarakat dan meneruskan pengelolaannya kepada masyarakat melalui KPP;

dan

h. Membina pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur oleh masyarakat serta

turut menjaga keberlanjutannya.

2. Organisasi Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM)

Organisasi keswadayaan masyarakat atau Community Implementing

Organization (CIO) merupakan organisasi keswadayaan yang dipilih dan dibentuk

oleh masyarakat untuk melaksanaan tahapan kegiatan NUSP-2 di tingkat kelurahan

dengan jumlah pengurus sekurang-kurangnya 20% adalah perempuan dan jumlah

anggota sekurang-kurangnya 40% adalah perempuan. Organisasi keswadayaan

masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan NUSP-2 dapat menggunakan lembaga

keswadayaan masyarakat yang sudah ada di tingkat Kelurahan seperti BKM/LKM,

atau membentuk lembaga keswadayaan masyarakat baru. Peran dan tanggung

jawab BKM/LKM dalam pelaksanaan NUSP-2 adalah :

a. Melakukan sosialisasi dan penyebarluasan informasi program NUSP-2 secara

terus menerus di tingkat masyarakat;

b. Mengidentifikasi permasalahan prasarana dan sarana lingkungan permukiman

termasuk faktor penyebab kekumuhan di tingkat kelurahan;

c. Menyelenggarakan musyawarah warga tingkat kelurahan dan rembug warga

khusus perempuan;

Page 107: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

83

d. Menjamin dan fasilitasi keterlibatan kaum perempuan, kelompok

rentan/marjinal dan penduduk miskin dalam setiap tahapan kegiatan proyek;

e. Menyusun Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan (Neighborhood Upgrading

Plan/NUAP) secara partisipatif berdasarkan aspirasi dan kebutuhan warga

masyarakat;

f. Mengajukan usulan NUAP ke LCO untuk diverifikasi dan dikonsolidasikan

dengan usulan SIAP di tingkat kota;

g. Menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) sesuai hasil verifikasi

NUAP dan menyiapkan dokumen pendukung yang diperlukan (surat pernyataan

kesiapan dan kontribusi warga, rekening BKM, dan lain-lain);

h. Membentuk Tim Pelaksana Pembangunan Infrastruktur dan Kelompok

Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) prasarana dan sarana yang akan dibangun;

i. Menyusun desain teknis dan rencana anggaran biaya proyek dengan melibatkan

TPPI dan KPP;

j. Memberikan informasi secara terbuka tentang rencana dan laporan pelaksanaan

kegiatan NUSP-2 di tingkat kelurahan/desa secara berkala kepada masyarakat;

k. Melaksanakan rapat koordinasi pelaksanaan kegiatan NUSP-2 dengan lembaga-

lembaga pelaksana lainnya di tingkat kelurahan;

l. Melaksanakan pengelolaan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat di tingkat

kelurahan;

m. Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang

dilengkapi dengan foto kondisi fisik 0%, 50% dan 100%;

Page 108: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

84

n. Menyusun laporan pertanggungjawaban dana pembangunan infrastruktur untuk

disampaikan ke LCO dan dipertanggungjawabkan ke masyarakat; dan

o. Melakukan serah terima hasil pekerjaan fisik dan melakukan pembinaan kepada

KPP di dalam pengelolaan infrastruktur yang telah dibangun.

3. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)

Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) infrastruktur adalah kelompok

warga masyarakat yang dibentuk BKM/LKM pada lokasi proyek yang

beranggotakan wakil-wakil masyarakat yang berkepentingan selaku pengguna dan

pemanfaat infrastruktur yang telah dibangun oleh masyarakat. KPP dibentuk dalam

rangka keberlanjutan fungsi infrastruktur yang telah dibangun termasuk upaya

pengembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jumlah anggota KPP

sekurang-kurangnya 30% adalah perempuan. Tugas dan fungsi KPP adalah:

a. Terlibat secara aktif dalam proses perencanaan dan pembangunan infrastruktur

di wilayahnya;

b. Mengawal proses perencanaan teknis dan penyusunan RAB untuk memastikan

kesesuaiannya dengan hasil SKS dan kebutuhan masyarakat;

c. Melakukan koordinasi dengan TPPI dan BKM/LKM terkait dengan rencana

pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan infrastruktur;

b. Membantu BKM/LKM dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan

infrastruktur;

Page 109: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

85

c. Melaksanakan rencana Operasional dan Pemeliharaan yang mencakup

mekanisme pelaksanaan operasional dan pemeliharaan infrastruktur serta

pendanaanya sesuai usulan NUAP dan RKM;

d. Menyusun aturan main dan tata cara pemanfaatan dan pemeliharaan

infrastruktur yang telah dibangun;

e. Menyusun besaran kontribusi dari masyarakat serta pemanfaatannya;

f. Memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat, terkait pemanfaatan

dan pengelolaan dana pemeliharaan infrastruktur;

g. Mendorong dan menggerakkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat

didalam pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur; dan

h. Mengembangkan hasil-hasil kegiatan pembangunan infrastruktur yang sudah

dilaksanakan.

4.2 Deskrispi Data

4.2.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung Kubang Apu

dan Kampung Kesawon Kelurahan Terondol yang yang berusia 13 tahun ke atas

atau masyarakat yang dianggap mampu menilai dalam pemanfaatan dan

pemeliharaan prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project.

Phase 2 (NUSP-2) berjumlah 3.935 jiwa. Untuk menentukan ukuran sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan tingkat kesalahan 10%

maka diperoleh sampel dalam penelitian ini sejumlah 98 orang yang akan dijadikan

Page 110: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

86

sampel. Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti mengajukan

kuesioner kepada responden untuk kemudian responden diharuskan mengisi

identitas diri yang meliputi jenis kelamin dan usia.

4.2.1.1 Responden Menurut Jenis Kelamin

Responden menurut jenis kelamin dapat dikelompokkan yaitu laki-laki dan

perempuan. Oleh karena ituu dala penelitian ini, responden menurut jenis kelaminn

dapat disajikan dalam diagram berikut:

Diagram 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram 4.1, terlihat bahwa dalam penelitian ini responden

laki-laki sebanyak 48 orang atau 49% , sedangkan responden perempuan sebanyak

50 0rang atau 51 orang dari jumlah sampel yang telahh peneliti tentukan yaitu

sebesar 98 orang.

48

50

47

48

49

50

51

Laki-laki Perempuan

Page 111: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

87

4.2.1.2 Responden Menurut Usia

Responden menurut usia dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok yaitu:

13 -17 Tahun, 18 – 25 tahun, 26 – 40 Tahun, 40 – 55 Tahun dan diatas 55 Tahun.

Diagram 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan diagram 4.2, terlihat bahwa dari total jumlah responden sebesar

98 orang, 4 orang responden adalah responden berumur antara 13 – 17 tahun, 30

orang responden berumur antara 18 – 25 tahun, 52 orang respoden berumur antara

26 – 40 tahun, 9 orang responden berumur antara 40 – 55 tahun, dan 3 orang

responden yang berusia diatas 55 tahun. Mayoritas reponden dalam penelitian ini

adalah responden yang berumur 26 – 40 tahun.

4

30

52

9

3

0

10

20

30

40

50

60

13 - 17 18 - 25 26 - 39 40 - 55 > 55

Page 112: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

88

4.2.1.2 Responden Menurut Pekerjaan

Responden menurut pekerjaan dapat dikelompokaan menjadi 6 kelompok,

yaitu: Guru, Ibu Rumah Tangga (IRT), Wiraswasta, Buruh, Pelajar, dan Tidak

Bekerja.

Diagram 4.3

Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan diagram 4.3, terlihat bahwa dari total responden sebesar 98

orang, 3 orang responden berprofesi sebagai guru, 35 orang responden adalah ibu

rumah tangga, 30 orang bekerja sebagai wiraswasta, 13 orang responden bekerja

sebagai buruh, 12 orang resonden adalah pelajar dan 12 orang responden tidak

bekerja. Mayoritas reponden dalam penelitian ini ibu rumah tangga.

2

35

30

13

5

13

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Page 113: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

89

4.2.2 Tanggapan Responden Atas Kuesioner

4.2.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Kejelasan Tujuan

yang hendak Dicapai

Diagram 4.4

Masyarakat menggunakan MCK program NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.4, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang atau sebesar 18%, yang menyatakan

setuju sebanyak 75 orang atau sebesar 77%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

4 orang atau sebesar 4% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang

atau sebesar 2%.

Mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju bahwa

masyarakat telah menggunakan MCK hasil program NUSP-2. Permasalahan

permukiman kumuh di Kelurahan Terondol khususnya Kampung Kubang Apu dan

Kampung Kesawon salah satunya adalah masalah belum tersedianya sanitasi yang

layak sehingga munculnya praktik buang air besar sembarangan (BABS).

Mayoritas masyarakat menyatakan telah menggunakan MCK hasil program NUSP-

2 karena memang melihat masih banyak masyarakat yang belum mempunyai MCK

2 4

75

17

0

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 114: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

90

sendiri di rumahnya. Masyarakat yang menyatakan telah menggunakan MCK hasil

program NUSP-2 adalah yang permukimannya dekat dengan lokasi MCK tersebut

yaitu di RT 04 dan RW 05 RW 03 Kampung Kubang Apu. Penyediaan sarana

sanitasi MCK tersebut dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan oleh ± 95 kepala

keluarga. Beberapa responden yang menyatakan tidak setuju bahwa masyarakat

telah menggunakan MCK hasil program NUSP-2 adalah masyarakat yang

permukimannya berjauhan dari lokasi MCK tersebut. Masyarakat beralasan bahwa

lokasi MCK yang jauh menyulitkan masyarakat dalam pemanfaatanya.

Diagram 4.5

Pembangunaan MCK mengurangi praktek Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)

Berdasarkan diagram 4.5, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang atau sebesar 13%, yang menyatakan

setuju sebanyak 63 orang atau sebesar 65%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

20 orang atau sebesar 20% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

2

20

63

13

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 115: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

91

Mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju bahwa

pembangunan MCK telah mampu mengurangi praktek buang air besar

sembarangan (BABS). Melalui program NUSP-2, dilaksanakan pembangunan

MCK sebanyak 12 unit, mayoritas masyarakat menyatakan MCK program NUSP-

2 sudah sedikit mengurangi kebiasaan masyarakat buang air besar sembarangan

meskipun masih tetap ada beberapa masyarakat yang melakukan praktek BABS di

persawahan warga. Beberapa responden menyatakan tidak setuju bahwa

pembangunan MCK mampu mengurangi praktek buang air besar sembarangan

(BABS) karena berdasarkan wawancara peneliti, masyarakat beralasan bahwa

lokasi MCK yang dibuat tidak ditengah permukiman sehingga jaraknya cukup jauh

dan menyebabkan beberapa masyarakat masih tetap melakukan praktek buang air

besar sembarangan (BABS), selain itu masyarakat juga beralasan bahwa tidak

terbiasa menggunakan MCK sehingga lebih memilih tetap melakukan praktik

buang air besar sembarang di persawahan dan kebun warga.

Diagram 4.6

Masyarakat menjaga kebersihan MCK

0

12

83

3

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 116: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

92

Berdasarkan diagram 4.6, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang atau sebesar 3%, yang menyatakan

setuju sebanyak 83 orang atau sebesar 85%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

12 orang atau sebesar 12% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas masyarakat menyatakan setuju bahwa masyarakat telah menjaga

kebersihan MCK hasil program NUSP-2. Hal ini karena telah ada masyarakat yang

diberikan tugas dalam pemeliharaan rutin MCK. Beberapa responden menyatakan

tidak setuju bahwa masyarakat telah menjaga kebersihan MCK hasil program

NUSP-2 karena dalam menjaga kebersihan melalui pemeliharaan rutin, hanya

dibebankan kepada satu orang yang telah ditunjuk sebagai petugas pemelihara,

sedangkan masyarakat saat ini hanya sebagai pemanfaat belum terlibat dalam

menjaga kebersihan.

Diagram 4.7

Penyediaan bak sampah membuat masyarakat membuang sampah pada

tempatnya

12

4137

8

0

10

20

30

40

50

STS TS S SS

Page 117: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

93

Berdasarkan diagram 4.7, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang atau sebesar 8%, yang menyatakan

setuju sebanyak 37 orang atau sebesar 38%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

41 orang atau sebesar 42% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 12

orang atau sebesar 12%.

Mayoritas dalam penelitian ini menyatakan tidak setuju bahwa penyediaan

bak sampah telah membuat masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Hal ini

karena belum terciptanya pengelolaan sampah yang baik di Kelurahan Terondol

khusunya Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon yaitu belum

beroperasinya tempat pembuangan sampah sementara 3R yang ditujukan untuk

menampung sampah masyarakat, sehingga pemanfaatan bak sampah menjadi tidak

efektif. Berdasarkan Rencana Kerja Masyarakat Kelurahan Terondol Tahun 2016,

permasalahan sampah yang menyebabkan kumuh di Kelurahan Terondol

khsusunya di Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon akan digabungkan

dengan program 3R sehingga sampah yang terkumpul dapat diolah untuk kemudian

dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Namun karena TPST program 3R tidak

beroperasi maka sebagian masyarakat lebih memilih tetap membuang sampah di

jalan dan lahan perkebunan warga untuk kemudian dibakar.

Page 118: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

94

Diagram 4.8

Penyediaan bak sampah membuat masyarakat memisahkan antara sampah

organic dan nonorganic

Berdasarkan diagram 4.8, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang atau sebesar 5%, yang menyatakan

setuju sebanyak 23 orang atau sebesar 23%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

58 orang atau sebesar 59% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 12

orang atau sebesar 12%.

Mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan tidak setuju bahwa

masyarakat telah memisahkan antara sampah organik dan nonorganik. Berdasarkan

RKM Kelurahan Terondol 2016, sampah masyarakat akan didaur ulang untuk

kemudian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kembali sehingga pemisahan

sampah organik dan nonorganik dimaksudkan agar masyarakat mudah dalam

pengelolaannya. Namun belum terlaksananya pengelolaan sampah yang baik di

Keluahan Terondol khususnya Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon

sehingga pemisahan sampah organik dan nonorganik menjadi tidak efektif.

12

58

23

5

0

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 119: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

95

Diagram 4.9

Penyediaan motor sampah digunakan oleh masyarakat untuk mengangkut

sampah ke TPST

Berdasarkan diagram 4.9, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 30 orang atau sebesar 31%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

51 orang atau sebesar 52% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 16

orang atau sebesar 16%.

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa penyediaan motor

sampah hasil program NUSP-2 telah digunakan untuk mengangkut sampah

masyarakat. Berdasarkan wawancara, masayarakat menyatakan bahwa

pemanfaatan motor sampah hanya dilakukan di RW 03 Kampung Kesawon dan

waktunya pun tidak menentu, sehingga masyarakat di RW 02 Kampung Kubang

Apu belum merasakan manfaat dalam penggunaan motor sampah. Hal ini tidak

sesuai dengan RKM Kelurahan Terondol Tahun 2016, berdasarkan rencana

penggunaan motor sampah dalam mengangkut sampah masyarakat dilakukan setiap

2 hari sekali.

16

51

30

1

0

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 120: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

96

Diagram 4.10

Penyediaan motor sampah mengurangi penumpukan sampah

Berdasarkan diagram 4.10, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang atau sebesar 3%, yang menyatakan

setuju sebanyak 19 orang atau sebesar 19%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

60 orang atau sebesar 62% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 16

orang atau sebesar 16%.

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa penggunaan motor

sampah mampu mengurangi penumpukan sampah di lingkungan. Hal ini karena

pemanfaatan motor sampah yang tidak sesuai dengan rencana dalam RKM

Kelurahan Terondol Tahun 2016 yaitu setiap 2 hari sekali, sehingga belum mampu

dalam mengurangi penumpukan sampah di lingkungan khususnya di Kampung

Kubang Apu dan Kesawon.

16

60

19

3

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 121: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

97

Diagram 4.11

Pembuatan drainase mengatasi masalah banjir

Berdasarkan diagram 4.11, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang atau sebesar 9%, yang menyatakan

setuju sebanyak 82 orang atau sebesar 84%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

6 orang atau sebesar 6% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang

atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pembangunan dan

perbaikan drainase mampu megatasi permasalahan genangan dan banjir di beberapa

titik di Kelurahan Terondol khususnya di Kampung Kubang Apu dan Kampung

Kesawon. Salah satu penyebab kekumuhan di Kampung Kubang Apu dan

Kampung Kesawon Kelurahan Terondol adalah masalah banjir dan genangan di

beberapa titik lokasi. Beberapa responden menyatakkan tidak setuju bahwa

pembangunan dan perbaikan drainase mampu mengatasi masalah banjir karena

dibeberapa lokasi khsusnya di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kampung Kubang Apu

masih mengalami masalah banjir jika terjadi hujan.

1 6

82

9

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 122: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

98

Diagram 4.12

Perbaikan jalan lingkungan mempermudah mobilitas masyarakat

Berdasarkan diagram 4.12, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang atau sebesar 13%, yang menyatakan

setuju sebanyak 82 orang atau sebesar 84%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

3 orang atau sebesar 3% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang.

Mayoritas masyarakat menyatakan setuju bahwa perbaikan jalan

lingkungan telah mampu mempermudah mobilitas masyarakat. Pembangunan dan

perbaikan jalan lingkungan hasil program NUSP-2 berupa perbaikan jalan hotmix

serta pembanguan jalan berpaving blok sehingga mampu mengatasi masalah jalan

berlumpur jika turun hujan sehingga pembangunan dan perbaikan jalan lingkungan

tersebut berpengaruh terhadap kemudahan mobiltas masyarakat.

0 3

82

13

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 123: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

99

Diagram 4.13

Penyediaan penerangan jalan umum mempermudah masyarakat dalam

berkegiatan dimalam hari

Berdasarkan diagram 4.13, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 12 orang atau sebesar 12%, yang menyatakan

setuju sebanyak 83 orang atau sebesar 85%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

2 orang atau sebesar 2% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang

atau sebesar 1%

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa penyediaan penerangan

jalan umum mampu mempermudah masyarakat dalam berkegiatan di malam hari.

Berdasarkan Pedoman NUSP-2 mengenai komponen yang dapat diusulkan dalam

penanganan permukiman kumuh hasil kesepakatan antara Pemerintah dan Asian

Development Bank (ADB), lampu penerangan jalan menjdi salah satu komponen

yang menyebabkan sebuah kawasan terindikasi kumuh. Beberapa responden

menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan dibeberapa lokasi seperti di

RT 02 dan RT 03 RW 02 Kampung Kubang Apu beberapa unit lampu penerangan

jalan ada yang mati dan redup sehingga menyulitkan masyarakat.

1 2

83

12

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 124: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

100

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Kejelasan Strategi

Pencapaian Tujuan

Diagram 4.14

BKM melakukan penyebarluasan informasi program NUSP-2 secara terus

menerus ditingkat masyarakat

Berdasarkan diagram 4.14, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 88 orang atau sebesar 90%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

7 orang atau sebesar 7% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang

atau sebesar 2%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa BKM telah melakukan

penyebarluasan informasi program NUSP-2 secara terus menerus. Berdasarkan

pedoman NUSP-2 tentang organisasi pelaksana ditingkat masyarakat, BKM

memiliki tugas dalam menyebarluaskan informasi mengenai program NUSP-2.

Pernyataan setuju masyarakat ditandai pengetahuan masyarakat mengenai

pelaksanaan program NUSP-2 yang dilakukan di Kelurahan Terondol khsusnya di

Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon dalam mengatasi masalah

27

88

10

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 125: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

101

permukiman kumuh. Beberapa responden menyaatakan tidak setuju, berdasarkan

wawancara peneliti dengan masyarakat, masyarakat beralasan belum mengetahui

mengenai dilaksanakannya program NUSP-2 di Kelurahan Terondol, masyarakat

hanya sebatas mengetahui bahwa telah diadakannya pembangunan dan perbaikan

prasarana permukiman di wilayahnya. Selain itu masyarakat mengatakan bahwa

BKM hanya mempusatkan sosialisasinya di lingkungan RW 02 dimana itu

merupakan tempat tinggal Koordinator BKM JAM Terondol Jaya.

Diagram 4.15

BKM melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan prasarana program

NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.15, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 86 orang atau sebesar 88%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

11 orang atau sebesar 11% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas masyarakat menyatakan setuju bahwa BKM telah melakukan

sosialisasi mengenai pemanfaatan prasarana hasil program NUSP-2. Berdasarkan

0

11

86

10

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

STS TS S SS

Page 126: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

102

pedoman program NUSP-2, selain sebagai perencana dan pelaksana program

NUSP-2, BKM bertugas memastiakan setiap prasana hasil pembangunan dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Beberapa responen menyatakan tidak

setuju karena masyarakat beralasan belum menerima sosialisasi dari BKM

mengenai pemanfaaatan prasarana hasil program NUSP-2, sosialisasi yang

dilakukan BKM hanya mengenai perencanaan dan pelaksanaannya.

Diagram 4.16

KPP menggerakan partisipasi masyarakat didalam pemanfaatan

infrastruktur

Berdasarkan diagram 4.16, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 60 orang atau sebesar 61%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

35 orang atau sebesar 36% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

Mayoritas masyarakat menyatakkan setuju bahwa KPP telah menggerakan

partisipasi masyarakat didalam pemanfatan prasarana hasil program NUSP-2.

Berdasarkan pedoman NUSP-2, Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)

2

35

60

10

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 127: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

103

memiliki tanggungjawab dalam mengefektifkan pemanfaatan prasarana program

NUSP-2. Masyarakat yang menyatakan setuju ditandai dengan prasarana hasil

pembangunan sudah dirasa manfaatnya bagi masyarakat khsususnya dalam

penanganan masalah permukiman kumuh di Kelurahan Terondol. Beberapa

responden menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan beum mengetahui

mengenai pembentukan KPP serta tugasnya didalam program NUSP-2.

Diagram 4.17

KPP menggerakan partisipasi masyarakat didalam pemeliharaan

infrastruktur

Berdasarkan diagram 4.17, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 58 orang atau sebesar 59%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

36 orang atau sebesar 37% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

Mayoritas responden menyatakan setuju mengenai KPP telah menggerakan

partisipasi masyarakat didalam pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2. Hal

ini ditandai dengan diterimanya ajakan kepada masyarakat dalam memelihara

2

36

58

2

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 128: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

104

setiap hasil pembangunan agar dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Sebagain masyarakat menyatakaan tidak setuju, berdasarkan wawancara yang

dilakukan, masyarakat beralasan peran KPP yang belum aktif dalam menggerakan

partisipasi mayarakat dalam pemeliharaan, selain itu masyrakat belum mengetahui

telah dibentuknya KPP sebagai organisasi pelaksana program NUSP-2 ditingkat

masyarakat yang memiliki tugas dalam mengefektifkan kegiatan pemanfaatan dan

pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2.

4.2.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Analisis dan

Perumusan Kebijakan yang Mantap

Diagram 4.18

BKM melibatkan masyarakat dalam setiap pelaksanaan program NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.18, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang atau sebesar 5%, yang menyatakan

setuju sebanyak 82 orang atau sebesar 84%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

11 orang atau sebesar 11% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

0

11

82

5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

STS TS S SS

Page 129: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

105

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa BKM telah melibatkan

masyarakat dalam setiap pelaksanaan program NUSP-2. Berdasarakan pedoman

umum program NUSP-2, program NUSP-2 merupakan program yang dibuat untuk

mengentaskan masalah permukiman kumuh dengan melibatkan peran serta

pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Masyarakat menjadi kunci dalam

pelaksanaan program NUSP-2 karena masyarakat sendirilah yang akan

merencanakan dan melaksanakan hingga memastikan setiap pembangunan dapat

terus dimanfaatkan berkelanjutan sehingga menciptakan 0% kawasan kumuh.

Pelibatan masyarakat dalam program NUSP-2 dimulai saat perencanaan

penyusunan Neighborhood Upgrading Action Plan (NUP) melalui rembug khusus

perempuan dan musyawarah kelurahan.

Hal ini sesuai dengan UU No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman Pasal 94 ayat 3 yang menyebutkan bahwa “Pencegahan dan

peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah

daerah, dan/atau setiap orang”. Selain itu berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang

Tahun 2010-2030 Pasal 7 ayat 3 poin d tentang startegi untuk mengembangkan

kawasan permukiman yaitu dengan “mengembangkan kawasan perumahan dan

permukiman yang partisipatif”. Beberapa responden menyatakan tidak setuju

karena masyarakat beralasan pelibatan masyarakat hanya sebatas membantu dalam

pembangunan prasarana yang telah direncakan sebelumnya sehingga masyarakat

merasa belum memahami mengenai program NUSP-2 secara keseluruhan.

Page 130: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

106

Partisipasi masyarakat dalam setiap pelaksanaan program NUSP-2 akan

memberikan pengetahuan bagi masyarakat khsususnya mengenai program NUSP-

2 dalam upayanya menangani masalah permukiman kumuh serta memelihara setiap

infrastrukturnya sehingga permasalahan permukiman kumuh mampu diatasi.

Diagram 4.19

Masyarakat memahami penanganan permukiman kumuh melalui program

NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.19, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 27 orang atau sebesar 28%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

59 orang atau sebesar 60% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 10

orang atau sebesar 10%.

Mayoritas masyarakat menyatakan tidak setuju mengenai masyarakat

memahami penanganan permukiman kumuh melalui program NUSP-2. Hal ini

ditandai dengan sebagian masyarakat belum mengetahui mekanisme pelaksanaan

program NUSP-2 ditingkat masyarakat. Pemahaman masyarakat terhadap program

NUSP-2 dapat meningkatkan efektivitas tujuan program NUSP-2 yaitu mengatasi

10

59

27

2

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 131: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

107

permasalahan permukiman kumuh. Selain itu pemahaman masyarakat akan mampu

mengefektifkan pemanfaatan dan pemelihraan prasarana yang telah dibuat agar

dapat terus berkelanjutkan sehingga lokasi yang telah menerima program NUSP-2

nantinya tidak akan kembali lagi menjadi lokasi kumuh akibat pemanfaatan dan

pemeliharaaan prasarana hasil program NUSP-2 yang belum efektif.

Diagram 4.20

Masyarakat secara mandiri melaksanakan penanganan permukiman kumuh

melalui pemanfaatan prasarana program NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.20, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang atau sebesar 15%, yang menyatakan

setuju sebanyak 69 orang atau sebesar 71%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

14 orang atau sebesar 14% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat secara mandiri

melaksanakan penanganan permukiman kumuh melalui pemanfaatan prasarana

hasil program NUSP-2. Program NUSP-2 dilaksanakan dengan tujuan agar dapat

memberdayakan masyarakat melalui partisipasi yang dikuti masyarakat sehingga

0

14

69

15

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS S SS

Page 132: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

108

dalam pemanfaatannya menjadi efektif. Hal ini berdasarkan wawancara dengan

masyarakat yang menyatakan bahwa masyarakat telah secara mandiri

melaksanakan penanganan permukiman kumuh melalui pemanfaaatan prasarana

yang telah dibuat yang menurut masyarakat telah sesuai dengan kebutuhan

masyarakat yaitu dapat mengatasi permasalahan kumuh di Kampung Kubang Apu

dan Kampung Kesawon. Beberapa responden menyatakan tidak setuju, karena

masyarakat beralasan masih ada beberapa prasarana yang belum dapat

dimanfaatkan secara efektif misalnya bak sampah dan motor sampah yang pada

akhirnya pengelolaan sampah di Kelurahan Terondol masih menjadi masalah dalam

upaya mengatasi permasalahan permukiman kumuh.

4.2.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Perencanaan yang

Matang

Diagram 4.21

Masyarakat menggunakan prasarana Program NUSP-2 dengan baik

Berdasarkan diagram 4.21, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 80 orang atau sebesar 82%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

0

16

80

2

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 133: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

109

16 orang atau sebesar 16% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat telah

menggunakan prasarana program NUSP-2 dengan baik. Berdasarkan pedoman

program NUSP-2, pelaksanaan program NUSP-2 diharapkan mampu

memberdayaan masyarakat agar nantinya semua prasarana hasil pembangunan

dapat dimanfaatkan dengan baik sehinggga mampu mengatasi permasalahan

masyarakat dalam menciptakan permukiman yang sehat dan layak huni. Beberapa

responden menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan masih ada

beberapa masyarakat yang tidak memanfaatkan prasarana hasil program NUSP-2

dengan baik misalnya dalam penggunaan bak sampah yang saat ini beberapa

kondisinya mengalami kerusakan.

Diagram 4.22

Masyarakat menjaga agar prasarana Program NUSP-2 yang telah dibangun

dapat terus digunakan

0

20

76

2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS S SS

Page 134: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

110

Berdasarkan diagram 4.22, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 76 orang atau sebesar 78%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

20 orang atau sebesar 20% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat telah menjaga

agar prasarana hasil program NUSP-2 dapat terus digunakan. Untuk memastikan

agar prasarana dapat terus digunakan secara berkelanjutan perlu dilakukan

pemanfaatan dan pemeliharaan yang efektif sehingga keberlanjutan prasarana hasil

program NUSP-2 dapat tersu dijamin. Beberapa responden menyatakan tidak setuju

karena masyarakat beralasan masih ada beberapa masyarakat yang belum menjaga

setiap prasarana yang telah dibangun yaitu misalnya dalam pemanfaatannya tidak

dilakukan baik sehingga menyebabkan kerusakan.

Diagram 4.23

Rencana operasional dan pemeliharaan prasarana disusun KPP bersama

masyarakat

1

23

73

10

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS S SS

Page 135: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

111

Berdasarkan diagram 4.23, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 73 orang atau sebesar 75%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

20 orang atau sebesar 20% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1

orang atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa rencana operasional dan

pemeliharaan disusun KPP Bersama masyarakat. Berdasarkan pedoman NUSP-2,

KPP bertanggungjawab dalam pelaksanaan pemeliharaan semua prasarana hasil

program NUSP-2 oleh karena itu perlu dibuat perencanaan mengenai pemeliharaan

yang dibuat didalam rencana operasional dan pemelihraan. Pembuatan rencana

operasional dan pemelihraan perlu melibatkan masyarakat sebagai pemanfaat

prasarana agar nantinya masyarakat mengetahui jenis pemeiliharaan apa saja yang

akan dilakukan serta pemeliharaan seperti apa yang harus dilakukan oleh

masyarakat.

Diagram 4.24

KPP bersama masyarakat melaksanakan rencana operasional dan

pemeliharaan prasarana program NUSP-2

1

31

64

2

0

10

20

30

40

50

60

70

STS TS S SS

Page 136: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

112

Berdasarkan diagram 4.24, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 64 orang atau sebesar 65%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

31 orang atau sebesar 32% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1

orang atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa KPP bersama masyarakat

telah melaksanakan rencana operasional dan pemeliharaan. Di dalam rencana

operasional dan pemeliharaan terbagi menjadi tiga yaitu pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala dan pemeliharaan darurat. Beberapa responden yang

menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan ada beberapa prasarana yang

belum mendapatkan pemeliharaan sampai saat ini seperti drainase, penerangan

jalan umum (PJU) dan jalan berpaving block sehingga beberapa dari prasarana

tersebut mengalami kerusakan. Pelibatan masyarakat dalam pelaksaaan rencana

operasional dan pemelihraan menjadi hal yang penting karena dalam hal ini

masyarakat diberdayakan agar mampu menjaga setiap prasarana hasil program

NUSP-2 secara berkelanjutan.

Page 137: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

113

Diagram 4.25

Besaran iuran swadaya dalam pemeliharaan prasarana sesuai dengan

kemampuan masyarakat

Berdasarkan diagram 4.25, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 10 orang atau sebesar 10%, yang menyatakan

setuju sebanyak 80 orang atau sebesar 82%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

7 orang atau sebesar 7% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang

atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa iuran swadaya dalam

pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2 telah sesuai dengan kemampuan

masyarakat. Berdasarkan Rencana Kerja Masyarakat Kelurahan Terondol Tahun

2016, iuran swadaya dalam upaya pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2

baru hanya diperuntukan bagi pemeliharaan MCK di RT 04 yaitu masyarakat

dikenakan iuran sebesar Rp.17.000/KK dan MCK di RT 05 dikenakan iuran sebesar

Rp.22.000/KK. Besaran iuran tersebut disesuaikan dengan jumlah penerima

manfaat. Namun karena masyarakat merasa keberatan dengan besaran iuran yang

tersebut maka besaran iuran disesuaikan dengan tingkat pendapatan masyarakat

17

80

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

STS TS S SS

Page 138: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

114

yang mayoritas bekerja sebagai padagang dan buruh yaitu masyarakat yang akan

menggunakan prasarana MCK hasil program NUSP-2 dikenakan iuran sebesar

Rp.2000 untuk kemudian iuran tersebut digunakan untuk melakukan pemeliharaan.

Selain itu, beberapa masyarakat yang menjawab setuju adalah masyarakat RW 03

Kampung Kesawon karena masyarakat belum pernah membayar iuran swadaya

untuk pemeliharaan karena kurang aktifnya KPP dalam mengumpulkan iuran

swadaya dari masyarakat. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena

masyarakat beralasan bahwa seharusnya masyarakat tidak perlu lagi dibebankan

mengingat program tersebut dibuat untuk kepentingan masyarakat.

Diagram 4.26

KPP bersama masyarakat melaksanakan pemeliharaan secara rutin

Berdasarkan diagram 4.26, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 55 orang atau sebesar 56%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

39 orang atau sebesar 40% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

2

39

55

2

0

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 139: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

115

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa KPP Bersama masyarakat

telah melaksanakan pemeliharaan prasarana secara rutin. Berdasarkan Rencana

Kerja Masyarakat Kelurahan Terondol Tahun 2016, prasarana yang perlu

mendapatkan pemeliharaan secara rutin adalah MCK dan telah ditentukan jadwal

dan siapa saja yang melaksanakan pemeliharaan setiap harinya. Beberapa

responden menyatakan tidak setuju karena menurut wawancara yang dilakukan

peneliti kepada masyarakat, pemeliharaan rutin MCK hanya diserahan kepada satu

orang dan tidak dilakukan setiap hari. Hal ini dapat dilihat dari kondisi MCK hasil

program NUSP-2 yang kondisinya mengalami beberapa kerusakan sehingga dalam

pemanfaaatannya tidak dapat dilakukan dengan efektif.

Gambar 4.6

Kondisi MCK Program NUSP-2

Page 140: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

116

Diagram 4.27

KPP bersama masyarakat melaksanakan pemeliharaan secara berkala

Berdasarkan diagram 4.27, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 53orang atau sebesar 54%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

42 orang atau sebesar 43% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa KPP Bersama masyarakat

telah melaksanakan pemeliharaan prasarana secara rutin. Berdasarkan Rencana

Kerja Masyarakat Kelurahan Terondol Tahun 2016, prasarana yang perlu

mendapatkan pemeliharaan secara berkala adalah drainase, jalan paving blok, dan

penerangan jalan umum. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena

masyarakat beralasan meskipun rencana operasional dan pemeliharaan telah dibuat,

pemeliharaaan secara berkala masih belum dilaksanakan karena kurang aktifnya

KPP dalam mendorong dan menggerakan masyarakat sehingga pemeliharaan pada

beberapa prasarana tersebut hanya ketika diadakannya kegiatan gotong royong.

2

44

51

10

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 141: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

117

Gambar 4.7

Kondisi drainase dan bak sampah program NUSP-2

4.2.2.5 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Penyusunan Program

yang Tepat

Diagram 4.28

Pembangunan prasarana dilakukan di lokasi kawasan kumuh

Berdasarkan diagram 4.28, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang atau sebesar 4%, yang menyatakan

setuju sebanyak 85 orang atau sebesar 87%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

9 orang atau sebesar 9% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang.

09

85

4

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 142: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

118

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pembangunan prasarana

telah dilakukan di lokasi kumuh. Hal ini bertujuan agar nantinya setiap

pembangunan prasarana dapat efektif dimanfaatakan oleh masyarakat serta dapat

mengatasi permasalahan yang menyebabkan suatu lokasi dikatakan kumuh melihat

kebutuhan akan prasarana yang belum terpenuhi di lokasi tersebut. Dalam hal ini,

program NUSP-2 menentukan lokasi pelaksanaannya berdasarkan SK Walikota

mengenai lokasi permukiman kumuh dan bertujan untuk dapat mengatasi

permasalahan permukiman kumuh di lokasi tersebut. Penentuan lokasi yang tepat

akan menghasilkan efektivitas dalam pelaksanaan program NUSP-2 termasuk

dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya agar setiap hasil pembangunan dapat

terus dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa responden menyatakan tidak

setuju karena masyarakat beralasan di lokasi permukimannya belum disedakan

beberapa prasarana yang dibutuhkan masyarakat, misalnya di RT 01 RW 03

Kampung Kesawon, masyarakat membutuhkan bak sampah namun penyediaan bak

sampah hanya dilakukan di RW 02 Kampung Kubang Apu sehingga pada

umumnya sampah masih menjadi masalah di RW 03.

Page 143: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

119

Diagram 4.29

Perencanaan pembangunan dalam penanganan permukiman kumuh

dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat

Berdasarkan diagram 4.29, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 85 orang atau sebesar 87%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

12 orang atau sebesar 12% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang atau sebesar 0%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa perencanaan pembangunan

infrastruktur permukiman dalam penanganan permukiman kumuh dilakukan secara

partisipatif oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari pelibatan peran masyarakat

didalam perencanaan pembangunan infrastruktur. Partisipasi masyarakat dalam

program NUSP-2 dilakukan dalam upaya menciptakan pemberdayaan bagi

masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan program NUSP-2 dapat

menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap setiap hasil pembangunan

sehingga mampu mengefektifkan pemanfaatan dan pemeliharaan semua prasarana

hasil program NUSP-2. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena

masyarakat beralasan belum dilibatkan dalam perencanaan program NUSP-2 dan

010

87

10

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 144: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

120

hanya mengetahui bahwa akan dilakukan pembangunan dan perbaikan prasarana

permukiman.

Diagram 4.30

Pembangunan prasarana didasarkan pada hasil Survei Kampung Sendiri

Berdasarkan diagram 4.30, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang atau sebesar 4%, yang menyatakan

setuju sebanyak 65 orang atau sebesar 66%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

29 orang atau sebesar 30% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pembangunan prasarana

telah didasarkan pada hasil survei kampung sendiri. Survei kampung sendiri

dilakukan agar masyarakat mampu mengidentifikasi permasalahan permukiman di

wilayahnya sehingga mampu membuat perencanaan prasarana apa saja yang harus

dibangun agar dapat mengatasi permasalahan permukiman di wilayah tersebut.

Berdasarkan wawancana, masyarakat setuju bahwa prasarana hasil program NUSP-

2 telah didasarkan pada hasil survei kampung sendiri karena penyediaan prasarana

telah sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan dan sesuai kebutuhan di

0

27

67

4

0

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 145: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

121

wilayahnya. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena masyarakat

beralasan dibeberapa lokasi telah diusulkan prasarana namun tidak dilakukan,

contohnya masyarakat RT 01 dan RT 06 telah mengusulkan pembangunan MCK

namun tidak dilakukan karena ketidaktersedianya lahan.

4.2.2.6 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Tersedianya Sarana

dan Prasarana

Diagram 4.31

Jumlah prasarana permukiman yang dibangun mencukupi sesuai kebutuhan

masyarakat

Berdasarkan diagram 4.31, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 80 orang atau sebesar 82%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

15 orang atau sebesar 15% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1

orang atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa jumlah prasarana yang

dibangun telah mencukupi sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam pelaksanaan

program NUSP-2 di Kelurahan Terondol penanganan masalah permukiman kumuh

1

15

80

20

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 146: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

122

dilakukan dengan pembangunan dan perbaikan prasarana yaitu pembangunan

MCK, penyediaan bak sampah dan motor sampah, pembangunan drainase,

pembangunan jalan lingkungan, dan penyediaan penerangan jalan umum.

Berdasarkan wawancara, masyarakat merasa hasil program NUSP-2 telah

mencukupi sesuai kebutuhan masyarakat karena masyarakat telah terbantu dengan

penyediaan prasarana tersebut. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena

masih ada beberapa prasarana yang dirasa belum mencukupi sehingga dalam

pemanfaatannya belum efektif dilakukan oleh masyarakat.

Diagram 4.32

Fasilitas MCK baik (ketersediaan ember, gayung dan sabun)

Berdasarkan diagram 4.32, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 78 orang atau sebesar 80%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

18 orang atau sebesar 18% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1

orang atau sebesar 1%.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa fasilitas MCK seperti

ketersediaan ember, gayung dan sabun sudah baik. Ketersediaan perlengkapan

tersebut diperlukan agar nantinya dalam pemanfaatannya dapat efektif dilakukan

1

18

78

10

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 147: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

123

oleh masyarakat sehingga prasarana tersebut mampu mengatasi permasalahan

buang air besar sembarangan di Kelurahan Terondol khususnya Kampung Kubang

Apu dan Kampung Kesawon. Beberapa responden menyatakan tidak seuju karena

masyarakat beralasan ketersediaan ember, gayung dan sabun terkadang tidak

tersedia dan banyak yang hilang atau rusak.

Diagram 4.33

Jumlah MCK yang dibuat mencukupi

Berdasarkan diagram 4.33, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang atau sebesar 3%, yang menyatakan

setuju sebanyak 75 orang atau sebesar 77%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

20 orang atau sebesar 20% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa jumlah MCK yang dibuat

telah mencukupi kebutuhan masyarakat. Pembangunan MCK hasil program NUSP-

2 dilakukan di RT 04 dan RT 05 RW 03 Kampung Kubang Apu dengan jumlah

total 12 pintu. Mayoritas masyarakaat yang tinggal di wilayah RT 04 dan RT 05

merasa pembangunan MCK telah mencukupi bagi masyarakat. Menurut data

Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan atau Neighborhood Upgrading Action Plan

0

20

75

3

0

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 148: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

124

(NUAP), di Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon masih terdapat 752 KK

yang tidak memiliki WC dan tidak menggunakan MCK Komunal. Beberapa

responden menyatakan tidak setuju adalah masyarakat yang tidak tinggal di RT 04

dan RT 05 dan lokasinya berjauhan dengan MCK sehingga beranggapan jumlah

MCK belum mencukupi bagi masyarakat yang tidak tinggal di RT 04 dan RT 05.

Diagram 4.34

Tersedia air bersih yang mencukupi di lokasi MCK

Berdasarkan diagram 4.34, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 83 orang atau sebesar 85%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

14 orang atau sebesar 14% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa telah tersedia air bersih

yang mencukupi di lokasi MCK. Salah satu penyebab kekumuhan di Keluruhan

Terondol Khususnya Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon sebagai

lokasi pelaksanaan program NUSP-2 adalah sebagian besar masyarakat masih

melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS) hal ini tentunya akan

0

14

83

10

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 149: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

125

berdampak buruk pada kondisi permukiman serta kesehatan masyarakat oleh sebab

itu penyediaan MCK menjadi prioritas dalam pelaksanaan program NUSP-2 di

Kelurahan Terodnol. Tersedianya air bersih di lokasi MCK menjadi sesuatu yang

penting agar dalam pemanfaataanya menjadi efektif. Beberapa responden

menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan air di lokasi MCK terkadang

tidak keluar akibat jet pam yang sering rusak sehingga meyebabkan air bersih yang

tidak keluar sehingga menyulitkan masyarakat ketika ingin menggunakannya.

Diagram 4.35

Jumlah bak sampah yang disedikan mencukupi

Berdasarkan diagram 4.35, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang atau sebesar 5%, yang menyatakan

setuju sebanyak 75 orang atau sebesar 77%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

18 orang atau sebesar 18% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan setuju bahwa jumlah bak sampah hasil

program NUSP-2 telah mencukupi. Permasalahan kumuh di Kelurahan Terondol

salah satunya adalah masalah sampah yang mana pengelolaan persampahan

menjadi salah satu indikator kumuh berdasarkan Pedoman Identifikasi Kawasan

0

18

75

5

0

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 150: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

126

Permukiman Kumuh menurut Ditjen Cipta Karya. Di Kelurahan Terondol sendiri

sebagian besar masyarakat masih membuang sampah sembarangan di pinggir jalan

atau dibelakang persawahan milik warga sehingga hal ini menimbulkan

kekumuhan, akibatnya sampah yang menumpuk di permukiman akan menimbulkan

bau yang menggangu serta mempengaruhi kesehatan masyarakat. Pelaksanaan

program NUSP-2 di Kelurahan Terondol menyediakan 161 unit bak sampah yang

terdiri dari 2 bak untuk memisahkan sampah organik dan nonorganik. Beberapa

responden yang menyatakan tidak setuju adalah masyarakat yang tinggal di

lingkungan RW 03 Kampung Kesawon karena dalam pelaksanaannya, penyediaan

bak sampah hanya ditempatkan di lingkungan RW 02 Kampung Kubang Apu. Hal

ini tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dimana dalam rencana

tersebut satu unit bak sampah disediakan untuk 2 rumah.

Page 151: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

127

4.2.2.7 Tanggapan Responden Mengenai Idikator Sistem Pengawasan

dan pengendalian yang Bersifat Mendidik

Diagram 4.36

BKM melakukan monitoring terkait keberlanjutan infrastruktur program

NUSP-2

Berdasarkan diagram 4.35, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 42 orang atau sebesar 43%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

54 orang atau sebesar 55% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa BKM telah

melakukan monitoring terkait keberlanjutan infrastruktur program NUSP-2.

Berdasarkan pedoman program NUSP-2, BKM menjadi organisasi pelaksana

program di tingkat masyarakat sekaligus memiliki tugas untuk mamastikan

keberlanjutan pasca pembangunan yaitu dengan melakukan monitoring terkait

infrastruktur permukiman yang telah dibangun. Berdasarkan wawancara peneliti

dengan masyarakat, BKM hanya aktif ketika sedang melakukan perencanaan dan

0

54

42

2

0

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 152: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

128

pelaksanaan pembangunan, namun pasca pembangunan BKM belum melakukan

monitoring terkait kondisi infrastruktur yang telah dibangun.

Diagram 4.37

KPP telah menyusun tata cara pemanfaatan prasarana yang telah dibangun

Berdasarkan diagram 4.36, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 73 orang atau sebesar 75%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

24 orang atau sebesar 24% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas masyarakat menyatakan setuju bahwa KPP telah menyusun tata

cara pemanfaatan prasarana yang telah dibangun. Berdasarkan pedoman program

NUSP-2, KPP memiliki tanggung jawab agar setiap prasarana yang telah dibangun

dapat dimanfaatkan dengain baik sesuai dengan kegunaannya oleh sebab itu

disusunlah tata cara pemanfaatan prasarana yang terdapat dalam Rencana Kerja

Masyarakat misalnya dalam pemaanfaatan MCK yang diperuntukan untuk mandi,

0

25

72

10

10

20

30

40

50

60

70

80

STS TS S SS

Page 153: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

129

cuci dan keperluan buang air besar atau kakus. Selain itu, penyediaan bak sampah

digunakan untuk memisahkan sampah dimana bak 1 untuk sampah basah/organik,

bak 2 untuk sampah kering/non organik dan pemanfaatan motor sampah dilakukan

dengan pengangkutan setiap 2 hari sekali oleh petugas pengambil sampah yang

telah ditunjuk. Waktu pengangkutan dilakukan pada pagi hari mulai pukul 09.00

sampai dengan selesai, dan langsung diangkut ke TPST. Beberapa responden

menyatakan tidak setuju karena masyarakat beralasan belum mengetahui terkait

telah disusunnya tata cara pemanfaatan prasarana hasil program NUSP-2 karena

kurang aktifnya KPP khususnya dalam menginformasikan terkait tata cara

pemanfaatan. Selain itu, masih ada masyarakat yang belum menggunakan prasarana

hasil program NUSP-2 dengan baik contoh pada penyediaan bak sampah yang tidak

digunakan dan masih tetap membuang sampah di persawahan milik warga.

Diagram 4.38

Masyarakat melakukan pemeliharaan prasarana Program NUSP-2 agar

dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan

Berdasarkan diagram 4.37, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang atau sebesar 7%, yang menyatakan

setuju sebanyak 81 orang atau sebesar 83%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

013

81

4

0

20

40

60

80

100

STS TS S SS

Page 154: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

130

13 orang atau sebesar 13% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0

orang.

Mayoritas responden menayatakan setuju bahwa masyarakat telah

melakukan pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2 agar dapat

dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dalam pelaksanaan program NUSP-2,

masyarakat ditempatkan sebagai penerima manfaat sehingga perlu memaksimalkan

peran masyarakat dalam pemeliharaan. Keberlanjutan prasarana hasil program

NUSP-2 ditentukan dari sikap masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara

semua prasarana tersebut sehingga setiap prasarana yang telah dibangun dapat terus

dimanfaatkan secara berkelanjutan sehingga wilayahnya tidak lagi menjadi lokasi

kumuh. Beberapa responden menyatakan tidak setuju karena melihat masih banyak

masyarakat yang kurang baik dalam melakukan pemeliharaan prasarana hasil

program NUSP-2, dan menganggap karena itu merupakan failitas umum sehingga

tidak perlu dilakukan pemeliharaan.

Diagram 4.39

KPP memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat terkait

pengelolaan dana pemeliharaan infrastruktur

1

35

61

10

20

40

60

80

STS TS S SS

Page 155: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

131

Berdasarkan diagram 4.38, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 61 orang atau sebesar 62%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

35 orang atau sebesar 36% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 1

orang atau sebesar 1%.

Mayoritas resonden menyatakan setuju bahwa KPP telah memberikan

informasi secara terbuka kepada masyarakat terkait pengelolaan dana pemeliharaan

infrastruktur. Dalam RKM Kelurahan Terondol Tahun 2016 telah dibuat rencana

operasional dan pemeliharaaan untuk memastikan keberlanjutan program NUSP-2.

KPP bersama masyarakat dalam hal ini telah membuat perencanaan terkait iuran

swadaya dari masyarakat yang akan digunakan dalam pemeliharaan. Dana iuran

swadaya tersebut harus dipergunakan sebaik-baiknya bagi pemeliharaan prasarana

oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui penggunaan dana tersebut melalui

laporan yang dibuat oleh KPP. Namun dalam memberikan informasi terkait

penggunaan dana, KPP tidak membuat pertemuan bersama masyarakat seperti yang

telah diatur dalam pedoman NUSP-2 tetapi memberikan informasi melalui masjid,

sehingga beberapa responden menyatakan tidak setuju karena tidak semua

masyarakat mengetahui informasi tersebut.

Page 156: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

132

Diagram 4.40

Kerusakan prasarana dapat diperbaiki dengan cepat

Berdasarkan diagram 4.39, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 1 orang atau sebesar 1%, yang menyatakan

setuju sebanyak 46 orang atau sebesar 47%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

48 orang atau sebesar 49% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3

orang atau sebesar 3%.

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa kerusakan prasarana

telah dapat diperbaiki dengan cepat. Kerusakan prasarana yang belum dapat

diperbaiki dengan cepat terlihat dari beberapa prasarana yang berdasarkan

observasi mengalami kerusakan dan hanya dibiarkan tanpa adanya upaya

perbaikan, contohnya beberapa bak sampah yang dibiarkan rusak dan menumpuk,

penerangan jalan umum yang mati. Selain itu kerusakan juga terjadi pada drainase

yang saat ini banyak yang terbuka. Kerusakan prasarana tentunya dapat

menyebabkan pemanfaatan menjadi tidak efektif maka perlu dilakukan

pengendalian dengan melakukan perbaikan.

3

48 46

1

0

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 157: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

133

Diagram 4.41

Usulan perbaikan prasarana oleh masyarakat direspon secara cepat oleh

KPP

Berdasarkan diagram 4.40, diketahui bahwa dari total 98 responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau sebesar 2%, yang menyatakan

setuju sebanyak 36 orang atau sebesar 37%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak

58 orang atau sebesar 59% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2

orang atau sebesar 2%.

Mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa usulan perbaikan

prasarana oleh masyarakat dapat di respon dengan cepat oleh KPP. Hal ini melihat

dari sudah banyak laporan masyarakat terkait kerusakan yang terjadi dibeberapa

prasarana namun sampai saat ini belum ada upaya atau rencana perbaikan yang

ditindaklanjuti. Kerusakan prasarana yang dibiarkan tentunya akan menimbulkan

kerusakaan lainnya sehingga nantinya dalam pemanfaatannya tidak dapat dilakukan

secara efektif oleh masyarakat.

Akumulasi jawaban responden atas item pernyataan pada kuesioner

penelitian Efektivitas Pemanfaaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program NUSP-

2 di Kelurahan Terondol ditampilkan pada tabel 4.4 sebagai berikut:

2

57

37

2

0

10

20

30

40

50

60

STS TS S SS

Page 158: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

134

Tabel 4.7

Akumulasi Tanggappan Responden Mengenai Efektivitas Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter

Project Phase 2 di Kelurahan Terondol

No

Deskriptor Pernyataan

Bobor Skala Likert

Skor

Aktual

1 2 3 4

P1 Masyarakat menggunakan MCK

program NUSP-2

2 4 75 17 303

P2 Pembangunaan MCK mengurangi

praktek Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)

2 20 63 13 283

P3 Masyarakat menjaga kebersihan MCK

0 12 83 3 285

P4 Penyediaan bak sampah membuat

masyarakat membuang sampah pada

tempatnya

12 41 37 8 237

P5 Penyediaan bak sampah membuat

masyarakat memisahkan antara

sampah organic dan nonorganik

12 58 23 5 217

P6 Penyediaan motor sampah digunakan

oleh masyarakat untuk mengangkut

sampah lingkungan

16 51 30 1 212

P7 Penyediaan motor sampah mengurangi

penumpukan sampah di lingkungan

16 60 19 3 205

P8 Pembuatan drainase mengatasi

masalah banjir

1 6 82 9 295

P9 Perbaikan jalan lingkungan

mempermudah mobilitas masyarakat

0 3 82 13 304

P10 Penyediaan lampu penerangan jalan

mempermudah masyarakat dalam

berkegiatan dimalam hari

1 2 83 12 302

P11 BKM melakukan penyebarluasan

informasi program NUSP-2 secara

terus menerus di tingkat masyarakat

2 7 88 1 284

P12 BKM melakukan sosialisasi mengenai

pemanfaatan prasarana program

NUSP-2

0 11 86 1 284

P13 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

menggerakan partisipasi masyarakat

didalam pemanfaatan infrastruktur

2 35 60 1 256

Page 159: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

135

P14 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

menggerakan partisipasi masyarakat

didalam pemeliharaan infrastruktur

2 36 58 2 256

P15 Badan Keswadayaan Masyarakat

melibatkan masyarakat dalam setiap

pelaksanaan program NUSP-2

0 11 82 5 288

P16 Masyarakat memahami penanganan

permukiman kumuh melalui program

NUSP-2

10 59 27 2 217

P17 Masyarakat secara mandiri

melaksanakan penanganan

permukiman kumuh melalui

pemanfaatan prasarana program

NUSP-2

0 14 69 15 295

P18 Masyarakat menggunakan prasarana

Program NUSP-2 dengan baik

0 16 80 2 280

P19 Masyarakat menjaga agar prasarana

Program NUSP-2 yang telah dibangun

dapat terus digunakan

0 20 76 2 276

P20 Rencana operasional dan pemeliharaan

prasarana disusun KPP bersama

masyarakat

1 23 73 1 270

P21 KPP bersama masyarakat

melaksanakan rencana operasional

dan pemeliharaan prasarana program

NUSP-2

1 31 64 2 263

P22 Besaran iuran swadaya dalam

pemeliharaan prasarana sesuai dengan

kemampuan masyarakat

1 7 80 10 295

P23 KPP bersama masyarakat

melaksanakan pemeliharaan secara

rutin

2 39 55 2 253

P24 KPP bersama masyarakat

melaksanakan pemeliharaan secara

berkala

2 44 51 1 247

P25 Pembangunan prasarana dilakukan di

lokasi kawasan kumuh

0 9 85 4 289

P26 Perencanaan pembangunan dalam

penanganan permukiman kumuh

dilakukan secara partisipatif oleh

masyarakat

0 10 87 1 285

P27 Pembangunan prasarana didasarkan

pada hasil Survei Kampung Sendiri

0 27 67 4 271

P28 Jumlah prasarana permukiman yang

dibangun mencukupi sesuai kebutuhan

masyarakat

1 15 80 2 279

Page 160: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

136

P29 Fasilitas MCK baik

1 18 78 1 275

P30 Jumlah MCK yang dibuat mencukupi

0 20 75 3 277

P31 Tersedia air bersih yang mencukupi

Di lokasi MCK

0 14 83 1 281

P32 Jumlah bak sampah yang disedikan

mencukupi

0 18 75 5 281

P33 Badan Keswadayaaan Masyarakat

melakukan monitoring terkait

keberlanjutan infrastruktur program

NUSP-2

0 54 42 2 242

P34 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

telah menyusun tata cara pemanfaatan

prasarana yang telah dibangun

0 25 72 1 270

P35 Masyarakat melakukan pemeliharaan

prasarana Program NUSP-2 agar

dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan

0 13 81 4 285

P36 KPP memberikan informasi secara

terbuka kepada masyarakat terkait

pengelolaan dana pemeliharaan

infrastruktur

1 35 61 1 258

P37 Kerusakan prasarana dapat diperbaiki

dengan cepat

3 48 46 1 241

P38 Usulan perbaikan prasarana oleh

masyarakat direspon secara cepat oleh

KPP

2 57 37 2 235

Total 93 973 2495 163 10176

(Sumber: Diolah oleh peneliti, 2017)

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui akumulasi jawaban responden atas item

pernyataan pada kuesioner penelitian Efektivitas Pemanfaaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program NUSP-2 di Kelurahan Terondol. Diketahui item yang memiliki

skor terendah sebesar 205 pada pernyataan penyediaan motor sampah mengurangi

penumpukan sampah di lingkungan sedangkan skor tertinggi sebesar 304 Pada item

pernyataan perbaikan jalan lingkungan mempermudah mobilitas masyarakat.

Berikut akumulasi jawaban responden berdasarkan hasil skoring:

Page 161: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

137

Jumlah skor sebesar 163 responden yng menjawab SS = 163 x 4 = 652

Jumlah skor sebesar 2495 responden yng menjawab S = 2495 x 3 = 7485

Jumlah skor sebesar 973 responden yng menjawab TS = 973 x 2 = 1946

Jumlah skor sebesar 93 responden yng menjawab STS = 93 x 1 = 93

Jumlah = 10.176

Jumlah skor tertinggi = 4 x 38 x 98 = 14.896

Jumlah skor terendah = 1 x 38 x 98 = 3.724

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

3.724 7.448 11.172 14.896

10.176

Page 162: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

138

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat diperoleh oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2007).

Keputusan pada sebuah item pernyataan dianggap valid apabila rhitung > rtabel.

Tabel 4.8

Uji Validitas Tahap I

Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Pernyataan 1 .498** 0,361 Valid

Pernyataan 2 .604** 0,361 Valid

Pernyataan 3 .653** 0,361 Valid

Pernyataan 4 .518** 0,361 Valid

Pernyataan 5 0.219 0,361 Tidak Valid

Pernyataan 6 .461** 0,361 Valid

Pernyataan 7 .650** 0,361 Valid

Pernyataan 8 .623** 0,361 Valid

Pernyataan 9 -0.115 0,361 Tidak Valid

Pernyataan 10 .399* 0,361 Valid

Pernyataan 11 .404* 0,361 Valid

Pernyataan 12 .647** 0,361 Valid

Pernyataan 13 .560** 0,361 Valid

Pernyataan 14 .665** 0,361 Valid

Pernyataan 15 .577** 0,361 Valid

Page 163: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

139

Pernyataan 16 .442* 0,361 Valid

Pernyataan 17 .455* 0,361 Valid

Pernyataan 18 .377* 0,361 Valid

Pernyataan 19 .708** 0,361 Valid

Pernyataan 20 .682** 0,361 Valid

Pernyataan 21 .729** 0,361 Valid

Pernyataan 22 .371** 0,361 Valid

Pernyataan 23 .784* 0,361 Valid

Pernyataan 24 .485** 0,361 Valid

Pernyataan 25 .674** 0,361 Valid

Pernyataan 26 .723** 0,361 Valid

Pernyataan 27 .447* 0,361 Valid

Pernyataan 28 .726** 0,361 Valid

Pernyataan 29 .545** 0,361 Valid

Pernyataan 30 .448* 0,361 Valid

Pernyataan 31 .650** 0,361 Valid

Pernyataan 32 .381* 0,361 Valid

Pernyataan 33 .445* 0,361 Valid

Pernyataan 34 .523* 0,361 Valid

Pernyataan 35 .513** 0,361 Valid

Pernyataan 36 .816** 0,361 Valid

Pernyataan 37 .732** 0,361 Valid

Pernyataan 38 .830** 0,361 Valid

Pernyataan 39 .698** 0,361 Valid

Pernyataan 40 .679** 0,361 Valid

(Sumber: Output SPSS versi 24, 2018)

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa dari 40 item pernyataan kuesioner

terdapat sebanyak 38 item pernyataan yang memiliki rhitung > rtabel yang ditandai

dengan tanda bintang, menunjukan item pernyataan tersebut dikatakan “valid”.

Page 164: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

140

Selain itu, ditemukan sebanyak 2 item pernyataan yang memiliki nilai rhitung < rtabel

(0,361) menunjukan bahwa item pernyataan tersebut dikatakan “tidak valid”.

Sugiyono (2011:177) menyatakan bahwa apabila terdapat item pernyataan

yang tidak valid maka dapat diambil tindakan dengan menghapus item pernyataan

tersebut. Berdasarkan rujukan tersebut, peneliti mengambil tindakan untuk

menghapus item pernyataan yang tidak valid guna efisiensi langkah-langkah

peneliti berikutnya. Kemudian, setelah diambil tindakan dengan menghapus item

pernyataan yang tidak valid, hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.9

Uji Validitas Tahap II

Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Pernyataan 1 .506** 0,361 Valid

Pernyataan 2 .608** 0,361 Valid

Pernyataan 3 .655** 0,361 Valid

Pernyataan 4 .500** 0,361 Valid

Pernyataan 6 .464** 0,361 Valid

Pernyataan 7 .631** 0,361 Valid

Pernyataan 8 .603** 0,361 Valid

Pernyataan 10 .389* 0,361 Valid

Pernyataan 11 .393* 0,361 Valid

Pernyataan 12 .655** 0,361 Valid

Pernyataan 13 .571** 0,361 Valid

Pernyataan 14 .663** 0,361 Valid

Pernyataan 15 .591** 0,361 Valid

Page 165: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

141

Pernyataan 16 .442* 0,361 Valid

Pernyataan 17 .461* 0,361 Valid

Pernyataan 18 .366* 0,361 Valid

Pernyataan 19 .706** 0,361 Valid

Pernyataan 20 .693** 0,361 Valid

Pernyataan 21 .728** 0,361 Valid

Pernyataan 22 .363* 0,361 Valid

Pernyataan 23 .785** 0,361 Valid

Pernyataan 24 .475** 0,361 Valid

Pernyataan 25 .694** 0,361 Valid

Pernyataan 26 .741** 0,361 Valid

Pernyataan 27 .449* 0,361 Valid

Pernyataan 28 .744** 0,361 Valid

Pernyataan 29 .544** 0,361 Valid

Pernyataan 30 .459* 0,361 Valid

Pernyataan 31 .659** 0,361 Valid

Pernyataan 32 .387* 0,361 Valid

Pernyataan 33 .443* 0,361 Valid

Pernyataan 34 .526** 0,361 Valid

Pernyataan 35 .520** 0,361 Valid

Pernyataan 36 .827** 0,361 Valid

Pernyataan 37 .738** 0,361 Valid

Pernyataan 38 .831** 0,361 Valid

Pernyataan 39 .705** 0,361 Valid

Pernyataan 40 .679** 0,361 Valid

(Sumber: Output SPSS versi 24, 2018)

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui setelah dilakukan tindakan menghapus

item pernyataan yang tidak valid maka hasil uji validitas tahap II menunjukan

seluruh item pernyataan sebanyak 38 item pernyataan memiliki rhitung > rtabel (0,361)

Page 166: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

142

yang ditandai dengan tanda bintang, menunjukan bahwa item pernyataan tersebut

dikatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukan oleh instrument pengukuran. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil relative yang sama. Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan

menghasilkan suatu instrument yang benar-benar tepat dan akurat. Apabila

koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar, maka instrumen

tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Pengujian reliabilitas menggunakan

metode Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS Statistics versi 24.0. Hasil

pengujian realibilitas instrument penelitian atau kuesioner dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.10

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.944 38

(Sumber: Output SPSS versi 24, 2018)

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,944,

sehingga kuesioner penelitian disebut reliabel dalam kategori “baik” karena nilai

Cronbach's Alpha > 0,7.

Page 167: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

143

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat tingkat kenormalan data yang

digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normalita data digunakan

untuk menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena apabila data yang

dihasilkan berdistribusi tidak normal maka yang digunakan adalah statistik

nonparametric sedangkan apabila data berdistribusi normal maka yang digunakan

statistic paramatetric dengan menggunakan SPSS versi 24,0. Hasil pengujian

normalitas instrument penelitian atau kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TOTAL

N 98

Normal Parametersa,b Mean 103.84

Std. Deviation 7.490

Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .078

Negative -.080

Test Statistic .080

Asymp. Sig. (2-tailed) .127

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(Sumber: Output SPSS versi 24, 2018)

Page 168: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

144

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui normalitas data ditunjukan dari nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.127. apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar

0,127 > alpha (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

(Sumber: Output SPSS versi 24, 2018)

Berdasarkan tampilan output diatas, peneliti menggunakan uji normalitas

grafik histogram dan grafik P-Plot. Dimana grafik histogram memberikan pola

distribusi bell-shaped yang berarti data berdistribusi normal, dan berdasarkan grafik

P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat

disimpulkan bahwa data memenuhi asumsi normal.

4.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif

yaitu berkenaan dengan variabel mandiri. Hipotesis yang dipakai adalah besarnnya

efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol dimana

Page 169: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

145

peneliti memprediksi hipotesis minimal 65% dari nilai ideal yaitu 100%, dengan

penjelasan sebagai berikut:

Ha : 𝜇 ; > 65%,

Ha : Efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol paling rendah 65 persen.

H0 : 𝜇 ; ≤ 65%

H0 : Efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol paling tinggi atau sama dengan 65 persen.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menjadikan H0 sebagai hipotesis

penelitian yaitu:

“Efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol paling tinggi atau sama dengan 65 persen”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.

Adapun perhitungan hipotesis tersebut yaitu sebaga berikut 4 x 38 x 98 = 14.896.

Page 170: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

146

Berdasarkan data yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh adalah 4

x 38 x 98 = 14.896 (4= nilai skor ideal dari tiap jawaban responden, 38= jumlah

item pernyataan yang valid, 98= jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan untuk skor penelitian adalah sebesar 10.176.

Dengan demikian nilai “Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol” adalah 10.176 : 14.896 x 100% = 68,31 atau dibulatkan

68%. Selanjutnya untuk menguji hipotesis maka peneliti menggunakan rumus t-test

satu sampel. Skor ideal untuk Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol adalah 4 x 38 x 98 = 14.896 (4= nilai skor ideal dari tiap

jawaban responden, 38= jumlah item pernyataan yang valid, 98= jumlah sampel

yang dijadikan responden). Nilai mean atau rata-ratanya adalah 14.896 : 98 = 152

(14.896= skor ideal dari tiap jawaban responden, 98= jumlah sampel yang dijadikan

responden). Hipotesis mengenai Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol adalah mencapai angka maksimal 65% dari nilai ideal,

berarti nilai yang dihipotesiskan adalah 0,65 x 152 = 98,8. H0 untuk memprediksi

𝜇 lebih rendah atau sama dengan 65 % dari skor ideal, sedangkan Ha untuk

memprediksi lebih besar dari 65 % dari skor ideal yang diharapkan. Hipotesis

statistiknya dapat dituliskan dengan rumus :

Page 171: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

147

Ho : 𝜇o ≤ 65 % ≤ 0,65 x 152 = 98,8

Ha : 𝜇o > 65 % > 0,65 x 152 = 98,8

Diketahui :

�̅� = 10176

98 = 103,83

𝜇o = 98,8

SD = 7,490

Ditanyakan t ?

t = �̅�− 𝜇o

𝑆𝐷

√𝑁

t = 103,83 − 98,8

7,490

√98

t = 5,08

0,756

t = 6,71957672

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ttabel dengan derajat

kebebasan (dk) = (n – 1) = (98 – 1) = 97 dan taraf kesalahan 𝛼 = 5 % (0,05) untuk

uji satu pihak (one tail test). Berdasarkan dk = 97 dan taraf jesalahan 𝛼 = 5 %

ternyata thitung lebih besar dari ttabel (6,719 > 1,661) karena niai thitung lebih besar dari

nilai ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Page 172: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

148

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal dari

instrument, ditemukan bahwa Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol adalah sebagai berikut:

10.176

14.896 x 100 % = 0,683136412 = 68%

Jadi hasil perhitungan terhadap data sampel diperoleh bahwa Efektivitas

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol adalah sebesar 68%.

Gambar 4.6

Kurva Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis Pihak Kanan

Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ha

0 1,661 6,719

(Sumber: Peneliti, 2018)

Page 173: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

149

4.5 Interpretasi Hasil penelitian

Peneliti dapat menginterpretasikan data dari hasil pengamatan dengan

penyebaran kuesioner dengaan berdasarkan 38 item pernyataan dan variabel

efektivitas yang diajukan kepada 98 responden masyarakat yang bertempat tinggal

di Kampung Kubang Apu dan Kampung Kesawon Keurahan Terondol sebagai

lokasi pelaksanaan program NUSP-2. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat

dikatakan bahwa Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol sudah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan jawaban responden atas

variabel efektivitas. Dari hasil uji persyaratan statistik, skor ideal instrument pada

variabel efektivitas adalah 4 x 38 x 98 = 14.896 (4= nilai skor ideal dati tiap jawaban

responden, 38= jumlah pernyataan yang valid, 98= jumlah sampel yang dijadikan

responden). Hasil kuesioner dari pengumpulan data penelitian adalah sebesar

10.176.

Dengan demikian Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di

Kelurahan Terondol adalah 10.176 : 14.896 = 0.6831 atau dalam presentase yaitu

sebesar 68%. Sehingga dapat diketahui bahwa Efektivitas Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol sebesar 68% sudah cukup baik. Hal

tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Page 174: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

150

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

3.724 7.448 11.172 14.896

10.176

Sehingga dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol

Kecamatan Serang Kota Serang mencapai angka 68% dari angka minimal yang

dihipotesiskan yaitu 65%. Selanjutnya peneliti akan memaparkan analisis peneliti

dengan mendeskripsikan perindikator indikator efektivitas yang dijelaskan pada

interval dibawah ini:

Tabel 4.12

Pedoman Interpretasi Penelitian

Sangat Tinggi 75% - 100%

Sedang 55% - 74,9%

Rendah 40% - 54,9%

Sangat Rendah 0% - 39,9%

(Sumber: Werang, 2015:65)

Skala diatas menunjukan keefektifan Badan Keswadayaan Masyarakat

Kelurahan Terondol dan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara dalam pemanfaatan

dan pemeliharaan prasarana program Neighborhood Upgrading and Shelter Project

Phase 2 di Kelurahan Terondol berada pada interval sedang. Hal ini menyatakan

Page 175: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

151

Badan Keswadayaan Masyarakat Kelurahan Terondol dan Kelompok Pemanfaat

dan Pemelihara sudah cukup efektif karena hasil penelitian sebesar 10.176 yang

berada pada interval kedua yaitu sedang.

Dalam menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji signifikasi α =

0,05. Kaidah pengujian jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Berdasarkan hasil yang diuji dan dianalisis maka yang didapat adalah thitung jatuh di

penerimaan Ha dengan thitung = 6,719 dan ttabel = 1,661 sehingga dapat diketahui thitung

> ttabel maka Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

dari 40 item pernyataan terdapat 2 item pernyataan yang dinyatakan tidak valid

karena rhitung < rtabel (0,361), Oleh karena itu maka peneliti mengambil tindakan

dengan menghapus item pernyataan tersebut. Uji validitas tahap II menyatakan 38

item pernyataan valid dimana rhitung > rtabel (0,361).

Selanjutnya, dalam melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach maka didapat bahwa instrument pernyataan dinyatakan reliabel,

kaarena nilai 0,944 > 0,60 dimana suatu instrument dinyatakan reliabel bila nilai

Alpha Cronbach > 0,60.

Page 176: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

152

4.6 Pembahasan

Penggambaran nilai tingkat indikator diperoleh dari hasil penelitian yang

telah dilakukan. Persentasi nilai tingkat indikator ditentukan oleh perbandingan

antara skor nilai distribusi data dengan skor nilai ideal. Tingginya tingkat efektivitas

tersebut dikaji dengan teori Gibson dalam Tangkilisan (2005:141) yaitu 7 indikator

efektivitas dengan uraian sebagai berikut:

Diagram 4.42

Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan

Terondol Kecamatan Serang Kota Serang

(Sumber: Diolah oleh peneliti berdasarkan hasil pengolahan data, 2018)

Berdasarkan grafik 4.4, Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang adalah sebesar 68% dari

angka yang dihipotesiskan yaitu 65%. Indikator yang mendapatkan skor paling

65%

71%

72%

69%

68%

69%

67%

60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74%

Sistem Pengawasan dan Pengendalian yangBersifat Mendidik

Tersedianya Sarana dan Prasarana

Penyusunan Program yang Tepat

Perencanaan yang Matang

Proses Analisis Perumusan Kebijakan yangMantap

Kejalasan Strategi Pencapaian Tujuan

Kejelasan Tujuan yang Hendak Dicapai

Page 177: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

153

rendah adalah Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik dan

yang mendapatkan skor paling tinggi adalah indikator penyusunan program yang

tepat.

1. Indikator kejelasan tujuan yang hendak dicapai terdiri dari 10

pernyataan, persentase nilai indikator kejelasan tujuan yang hendak

dicapai adalah sebesar 65%. Pencapaian angka pada indikator kejelasan

tujuan yang hendak dicapai dilihat dari bagaimana pemanfaatan dan

pemeliharaan yang dilakukan terhadap setiap prasarana hasil program

NUSP-2 di Kelurahan Terondol. Pelaksanaan program NUSP-2 dalam

upaya penanganan masalah permukiman kumuh di Kelurahan Terondol

yaitu dengan pembuatan MCK, penyediaan bak dan motor sampah,

perbaikan jalan lingkungan, perbaikan drainase dan penyediaan lampu

penerangan jalan yang mana merupakan beberapa komponen yang

menyebabkan Kelurahan Terondol termasuk dalam lokasi kumuh

berdasarkan SK Walikota Nomor 663/Kep.65-Huk/2015 Tentang

Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di

Kota Serang. Perbaikan prasarana permukiman tersebut dimaksudkan

agar mampu mengatasi permasalahan permukiman kumuh di kelurahan

Terondol, oleh sebab itu perlu dilakukan pemanfaatan dan pemeliharaan

yang efektif. Berdasarkan hasil penelitian, masih terdapat permasalahan

dalam pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2

yaitu misalnya pada penyediaan bak sampah dan motor sampah yang

tidak dimanfaatkan dengan baik akibat belum berjalannya pengelolaan

Page 178: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

154

sampah TPST 3R di Kelurahan Terondol sehingga penyediaan bak

sampah dan motor sampah saat ini hanya dibiarkan dan tidak digunakan,

masyarakat masih tetap membuang sampah di persawahan milik warga

sehingga sampah masih menjadi penyebab kumuhnya Kelurahan

Terondol. Selain itu juga dalam hal pemanfaaatan MCK hasil program

NUSP-2 yang belum dimanfaatkan dengan baik. MCK hasil program

NUSP-2 dibangun di RT 04 dan RT 05 RW 02 agar mampu mengatasi

praktik buang air besar (BABS) yang selama ini dilakukan oleh

masyarakat. Menurut data Rencana Aksi Perbaikan Lingkungan atau

Neighborhood Upgrading Action Plan (NUAP), di Kampung Kubang

Apu dan Kampung Kesawon masih terdapat 752 KK yang tidak

memiliki WC dan tidak menggunakan MCK Komunal, namun karena

lokasinya yang tidak dibangun di pertengahan permukiman, sehingga

untuk masyarakat yang tinggal di luar RT 04 dan RT 05 belum bisa

mengefektifkan pemanfaatan MCK tersebut sehingga masih sering

dijumpai masyarakat yang melakukan praktek buang air besar

sembarangan (BABS) di persawahan milik warga.

2. Indikator kejelasan strategi pencapaian tujuan terdiri dari 4 pernyataan.

Persentase nilai indikator kejelasan strategi pencapaian tujuan adalah

sebesar 69%. Pencapaian nilai pada indikator kejelasan strategi dalam

pencapaian tujuan dinilai dari peran Badan Keswadayaan Masyarakat

sebagai organisasi pelakasana program NUSP-2 ditingkat masyarakat

dalam mengefektifkan pemanfaatan serta pemeliharaan terhadap semua

Page 179: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

155

prasarana hasil pembangunan program NUSP-2 yaitu dengan

penyebarluasan informasi terkait pelaksanaan program NUSP-2 kepada

masyarakat sehingga setiap tujuan program NUSP-2 dapat tercapai

khususnya dalam menjamin keberlanjutan prasarana hasil program

NUSP-2 dengan pemanfaatan dan pemeliharaan secara efektif. Selain

itu pembentukan KPP juga dikhususkan agar dapat mendorong dan

menggerakan peran serta masyarakat sebagai penerima manfaat untuk

berpartipasi dalam pemanfaatan setiap prasana hasil program NUSP-2

agar mampu mengatasi permasalahan permukiman kumuh serta

merencanakan pemeliharaan pada setiap prasarana yang telah dibangun

agar nantinya dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Penyebarluasan informasi kepada masyarakat terkait pelaksanaan

program NUSP-2 dimaksudkan agar masyarakat paham akan perannya

dalam mengefektifkan pemanfaaatan dan pemeliharaan setiap prasarana

hasil program NUSP-2. Dalam hal ini masih terjadi permasalahan

khususnya pada pelaksanaan tugas KPP sebagai penjamin terlaksananya

pemanfaaatan dan pemeliharaan yang efektif dimana KPP kurang aktif

dalam upaya mendorong dan menggerakan masyarakat sehingga

beberapa masyarakat kurang mengetahui adanya KPP dan perannya

dalam upaya pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program NUSP-

2 akibatnya masyarakat kurang menjaga prasarana yang telah dibangun.

3. Indikator proses analisis dan kebijakan yang mantap terdiri dari 3

pernyataan. Persentase nilai indikator analisis dan kebijakan yang

Page 180: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

156

mantap adalah sebesar 68%. Pencapaian nilai pada indikator proses

analisis kebijakan yang mantap dinilai dari Badan Keswadayaaan

Masyarakat dalam upaya mengefektifkan pemanfaatan dan

pemeliharaan dengan melibatkan masyarakat dalam setiap pelaksanaan

program NUSP-2 sehingga menciptakan pemahaman bagi masyarakat

mengenai keberlanjutan program NUSP-2 dalam penanganan masalah

permukiman kumuh. Partisipasi masyarakat dalam setiap program

NUSP-2 diharapkan mampu memberdayakan masyarakat untuk mampu

mengidentifikasi permasalahan permukiman kumuh di wilayahnya serta

mampu merencanakan upaya dalam penangaan permasalahan

permukiman kumuh tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat

permasalahan khususnya beberapa masyarakat yang belum memahami

pelaksanaan program NUSP-2 dalam menangani masalah permukiman

kumuh termasuk dalam upaya menciptakan keberlanjutan melalui

pemanfaatan dan pemeliharaan yang efektif bagi setiap prasarana hasil

pembangunan. Sebagian masyarakat hanya mengetahui bahwa di

permukimannya telah dilakukan pembangunan serta perbaikan

prasarana permukiman sehingga tujuan dalam upaya mengefektifkan

pemanfaatan dan pemeliharaan belum sepenuhnya dipahami

masyarakat.

4. Indiktaor perencanaan yang matang terdiri dari 7 pernyataan. Persentase

nilai indikator perencanaan yang matang adalah sebesar 69%.

Pencapaian nilai pada indikator perencanaan yang matang dinilai dari

Page 181: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

157

bagaimana upaya KPP dalam membuat perencanaan operasional dan

pemeliharaan bagi setiap prasarana hasil program NUSP-2. Pembuatan

rencana operasional dan pemeliharaan dimaksudkan agar setiap

prasarana dapat digunakan sebaik-baiknya sehingga dapat terus

dirasakan secara berkelanjutan dalam mengatasi masalah permukiman

kumuh. Berdasarkan hasil penelitian, rencana operasional dan

pemeliharaan telah dibuat KPP bersama masyarakat namun dalam

prakteknya belum sepenuhnya dilakukan, khusunya dalam pelaksanaan

pemelihara. Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin pada MCK, telah

dibuat rencana baik berupa anggaran serta orang-orang yang

melaksanakan pemeliharaan pada MCK namun hal tersebut tidak

berjalan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan

rencana operasional dan pemeliharaan yang telah dibuat sebelumnya,

sehingga saat ini, pemeliharaan pada MCK hanya dibebankan kepada

satu orang akibatnya pemeliharaannya belum berjalan dengan baik.

Selain itu dalam pelaksanaanya pemeliharaan berkala seperti pada

prasarana drainase, paving block dan penerangan jalan umum hanya

dilakukan pada saat diadakannya gotong royong. Hal ini juga

dikarenakan kurang aktifnya KPP dalam mendorong dan menggerakan

masyarakat karena berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak

Chotib selaku ketua KPP program NUSP-2 di Kelurahan Terondol

bahwa pemilihan anggota KPP dilakukan dengan ditunjuk dan

bukannya dengan sistem musyawarah sehingga kurangnya kesadaran

Page 182: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

158

dari anggota KPP dalam memaksimalkan upaya pemanfaatan dan

pemeliharaaan. Selain itu, anggota KPP Kelurahan Terodol belum

mendapatkan pelatihan dalam pelaksanaan tugasnya, hal ini tidak sesuai

dengan pedoman pelaksanaan program NUSP-2, bahwa anggota KPP

perlu mendapatkan pelatihan agar nantinya mampu melaksanakan

tugasnya dengan baik. Selain itu, kurangnya pengawasan yang

dilakukan oleh pihak Kelurahan Terondol dan Badan Keswadayaan

Masyarakat di Kelurahan Terondol sehingga pelaksanaan pemanfaaatan

dan pemeliharaan belum sepenuhnya efektif dilakukan.

5. Indikator penyusunan program yang tepat terdiri dari 3 pernyataan.

Persentase nilai indikator penyusunan program yang tepat adalah

sebesar 72%. Indikator penyusunan program yang tepat merupakan

indikator yang memperoleh skor teringgi dibanding indikator lain.

Pencapaian nilai pada indikator penyusunan program yang tepat dinilai

dari rencana dalam upaya penanganan permukiman kumuh dapat

dilakukan dengan tepat sehigga mampu mengefektifkan pemanfaatan

dan pemeliharaan prasarana hasil program NUSP-2 misalnya

pembangunan prasarana perlu dilakukan di lokasi kumuh yang benar-

benar membutuhkan perbaikan prasarana permukiman, pelibatan

partisipasi masyarakat dalam perencanaan sehingga masyarakat

memahami tujuan pelaksanaan program NUSP-2 dan menumbuhkan

rasa memiliki atas hasil pembangunan yang dilakukan. Selain itu, setiap

pembangunan harus didasarkan dari hasil survei kampung sendiri

Page 183: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

159

sehingga masyarakat sendiri sebelumnya telah melakukan identifikasi

mengenai permasalahan kumuh di wilayahnya untuk kemudian

merencanakan perbaikan yang akan dilakukan dalam upaya penanganan

masalah permukiman kumuh.

6. Indikator tersedianya sarana dan prasarana terdiri dari 5 pernyataan.

Persentase nilai indikator tersedianya sarana dan prasarana adalah

sebesar 71%. Pencapaian nilai pada indikator tersedianya sarana dan

prasarana dinilai dari telah tersedianya prasarana permukiman yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tersedianya prasarana yang

sesuai kebutuhan masyarakat diperlukan agar nantinya hasil

pembangunan dapat dimanfaatkan serta dipelihara dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa prasarana hasil program

NUSP-2 yang dirasa belum mencukupi misalkan pada MCK yang

jumlahnya dirasa kurang mengingat masih banyak masyarakat

Kelurahan Terondol khsususnya Kampung Kubang Apu dan Kampung

Kesawon yang masih belum memiliki MCK sendiri. Selain itu dalam

penyediaan bak sampah hanya ditempatkan di lingkungan RW 2

Kampung Kubang Apu, sehingga di lingkungan RW 03 Kampung

Kesawon, masalah sampah masih menjadi salah satu komponen

penyebab kekumuhan. Oleh sebab itu, BKM perlu merencanakan

prasarana yang menjadi prioritas sehingga pemanfaatan dapat dilakukan

secara efektif.

Page 184: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

160

7. Indikator sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

terdiri dari 6 pernyataan. Persentase nilai indikator sistem pengawasan

dan pengendalian yang bersifat mendidik adalah sebesar 65%. Indikator

sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

merupakan indikator yang memperoleh skor terendah dibanding

indikator lain. Pencapaian nilai pada indikator sistem pengawasan dan

pengendalian yang bersifat mendidik dinilai dari peran Badan

Keswadayaan Masyarakat serta Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap

prasarana hasil program NUSP-2. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan peran Badan Keswadayaan Masyarakat yang belum

optimal dalam melakukan monitoring terkait keberlanjutan prasarana

yang telah dibangun sehingga BKM tidak mengetahui bagimana kondisi

beberapa prasarana yang mengalami kerusakan dan belum dilakukan

perbaikan. Selain itu, peran KPP sebagai pelaksana rencana operasional

dan pemeliharaan belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari usulan

terkait perbaikan kerusakan prasarana belum direspon dengan cepat oleh

KPP selain itu belum dilaksanakannya perbaikan prasarana yang telah

mengalami kerusakan oleh KPP karena perbaikan prasarana hanya

dilakukan saat dilaksanakannya gotong royong.

Page 185: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

161

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti mengenai

Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol

Kecamatan Serang Kota Serang, peneliti mengemabil kesimpulan yaitu Efektivitas

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota

Serang sudah cukup efektif karena mencapai angka 68% melebihi angka yang

dihipotesiskan yaitu sebesar 65%. Hasil yang diuji dan dianalisis oleh peneliti

didapat bahwa thitung jatuh pada penerimaan Ha dengan thitung = 6,719 dan ttabel = 1,661

sehingga dapat diketahui bahwa thitung > ttabel maka Ha diteriama. Efektivitas

Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood Upgrading and

Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota

Serang sudah cukup efektif.

Page 186: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

162

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan

Prasarana Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-

2) di Kelurahan Terondol Kecamatan Serang Kota Serang, maka peneliti

memberikan saran yaitu:

1. Perlu adanya pengawasan dari Pemerintah Daerah khususnya Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Serang sebagai

penyelenggara urusan permukiman sehingga setiap hasil prasarana program

NUSP-2 dapat dipastikan keberkelanjutannya.

2. Kelurahan Terondol sebagai pelaksanaan program NUSP-2 di tingkat

masyarakat perlu ikut terlibat khusunya dalam memastikan keberlanjutan

prasarana program NUSP-2 dengan membina masyarakat dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur serta turut menjaga

keberlanjutannya seperti yang diatur dalam pedoman umum program

NUSP-2.

3. Badan Keswadayaan Masyarakat Kelurahan Terondol perlu

memaksimalkan pemanfaatan prasarana yang telah dibangun seperti MCK,

bak sampah dan motor sampah dalam upaya mengatasi masalah

permukiman kumuh di Kelurahan Terondol, diperlukan peran Kelurahan

Terondol dan BKM dalam menjalankan kembali TPST 3R sehingga

penyediaan bak sampah dan motor sampah dapat efektif dimanfaatkan.

Selain itu perlu dilakukankannya monitoring mengenai kondisi prasarana

Page 187: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

163

yang telah dibuat untuk memastikan pemanfaatan dapat dilakukan dengan

efektif.

4. Perlu dilakukannya pertemuan rutin KPP bersama masyarakat dalam

mensosialisasikan rencana operasional dan pemeliharaan sehingga

masyarakat mengetahui bagaimana pemeliharaan yang harus dilakukan

termasuk mengenai pembiayaan dalam pemeliharaan tersebut.

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat melalui penyebarluasan informasi

serta penggerakan partisipasi sehingga akan meningkatkan rasa memiliki

terhadap setiap prasarana yang telah dibangun melalui program NUSP-2

agar nantinya permasalahan mengenai permukiman kumuh dapat

sepenuhnya diatasi sehingga permukimannya tidak lagi menjadi

permukiman yang kumuh.

Page 188: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Burhan, Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung.

Koestoer, Raldi Hendro. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota. Jakarta: UI

Press.

. 2001. Dimensi Keruuangan Kota. Jakarta: UI Press.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaharuan.

Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: PT

Refika Aditama.

Purwanto. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama

S.P. Siagian. 1978. Manajemen. Yogyakartta: Liberty.

Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Kebijakan Publik. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia.

Page 189: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

Theresia, Aprillia, dkk. 2015. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung:

Alfabeta.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Werang, B. R. 2015. Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Jurnal :

Budiani, Ni Wayan. 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran

Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan

Denpasar Timur Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT.

Volume 2 No. 1

Dokumen :

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Serang Tahun 2010 - 2030

SK Walikota Nomor 663/Kep.65-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi Lingkungan

dan Permukiman Kumuh di Kota Serang.

SK Walikota Nomor 400/Kep.233-Huk/2015 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan

Kumuh Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project-2 di Kota

Serang Tahun 2015-2017.

Pedoman Umum Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) 2005.

Garis Pedoman Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSSP-2) 2013.

Neighborhood Upgrading Action Plan (NUAP) Kelurahan Terondol 2015.

Rencana Kerja Masyarakat Kelurahan Terondol Tahun 2016.

Page 190: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

Internet :

. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

http://www.google.co.id/ams/s/kbbi.web.id/manfaat/html. (Online).

Diakses 15 Desember 2017

. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

http://www.google.co.id/ams/s/kbbi.web.id/pelihara/html. (Online).

Diakses 15 Desember 2017

Page 191: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

LAMPIRAN

Page 192: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

KUESIONER

“Efektivitas Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana Program Neighborhood

Upgrading and Shelter Project Phase 2 (NUSP-2) di Kelurahan Terondol

Kecamatan Serang Kota Serang”

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Usia :

Pekerjaan :

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berikan tanda checklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap sesuai

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 193: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Masyarakat menggunakan MCK program

NUSP-2

2 Pembangunaan MCK mengurangi praktek

Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

3 Masyarakat menjaga kebersihan MCK

4 Penyediaan bak sampah membuat masyarakat

membuang sampah pada tempatnya

5 Penyediaan bak sampah membuat masyarakat

memisahkan antara sampah organic dan

nonorganik

6 Penyediaan motor sampah digunakan oleh

masyarakat untuk mengangkut sampah ke TPST

7 Penyediaan motor sampah mengurangi

penumpukan sampah

8 Pembuatan drainase mengatasi masalah banjir

9 Perbaikan jalan lingkungan mempermudah

mobilitas masyarakat

10 Penyediaan lampu penerangan jalan

mempermudah masyarakat dalam berkegiatan

dimalam hari

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

NO PERNYATAAN SS S TS STS

11 BKM melakukan penyebarluasan informasi

program NUSP-2 secara terus menerus di

tingkat masyarakat

12 BKM melakukan sosialisasi mengenai

pemanfaatan prasarana program NUSP-2

13 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

menggerakan partisipasi masyarakat didalam

pemanfaatan infrastruktur

14 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

menggerakan partisipasi masyarakat didalam

pemeliharaan infrastruktur

Page 194: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

NO PERNYATAAN SS S TS STS

15 Badan Keswadayaan Masyarakat melibatkan

masyarakat dalam setiap pelaksanaan program

NUSP-2

16 Masyarakat memahami penanganan

permukiman kumuh melalui program NUSP-2

17 Masyarakat secara mandiri melaksanakan

penanganan permukiman kumuh melalui

pemanfaatan prasarana program NUSP-2

4. Perencanaan yang matang

NO PERNYATAAN SS S TS STS

18 Masyarakat menggunakan prasarana Program

NUSP-2 dengan baik

19 Masyarakat menjaga agar prasarana Program

NUSP-2 yang telah dibangun dapat terus

digunakan

20 Rencana operasional dan pemeliharaan

prasarana disusun KPP bersama masyarakat

21 KPP bersama masyarakat melaksanakan

rencana operasional dan pemeliharaan prasarana

program NUSP-2

22 Besaran iuran swadaya dalam pemeliharaan

prasarana sesuai dengan kemampuan

masyarakat

23

KPP bersama masyarakat melaksanakan

pemeliharaan secara rutin

24 KPP bersama masyarakat melaksanakan

pemeliharaan secara berkala

5. Penyusunan program yang tepat

NO PERNYATAAN SS S TS STS

25 Pembangunan prasarana dilakukan di lokasi

kawasan kumuh

26 Perencanaan pembangunan dalam penanganan

permukiman kumuh dilakukan secara

partisipatif oleh masyarakat

Page 195: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

27 Pembangunan prasarana didasarkan pada hasil

Survei Kampung Sendiri

6. Tersedianya sarana dan prasarana

NO PERNYATAAN SS S TS STS

28 Jumlah prasarana permukiman yang dibangun

mencukupi sesuai kebutuhan masyarakat

29 Fasilitas MCK baik

30 Jumlah MCK yang dibuat mencukupi

31 Tersedia air bersih yang mencukupi di lokasi

MCK

32 Jumlah bak sampah yang disedikan mencukupi

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

NO PERNYATAAN SS S TS STS

33 Badan Keswadayaaan Masyarakat melakukan

monitoring terkait keberlanjutan infrastruktur

program NUSP-2

34 Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara telah

menyusun tata cara pemanfaatan prasarana yang

telah dibangun

35 Masyarakat melakukan pemeliharaan prasarana

Program NUSP-2 agar dapat dimanfaatkan

secara berkelanjutan

36 KPP memberikan informasi secara terbuka

kepada masyarakat terkait pengelolaan dana

pemeliharaan infrastruktur

37 Kerusakan prasarana dapat diperbaiki dengan

cepat

38 Usulan perbaikan prasarana oleh masyarakat

direspon secara cepat oleh KPP

Page 196: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 197: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 198: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara peneliti dengan Kasi Ekbang

Kelurahan Terondol

Wawancara peneliti dengan Bapak Asmuni,

Ketua KSM Program NUSP-2 Kelurahan

Terondol

Wawancara peneliti dengan Bapak Chotib, Ketua KPP

Program NUSP-2 Kelurahan Terondol

Wawancara peneliti dengan Ibu Lia, Kasi Pembangunan Prasarana

Dasar dan Lingkungan Kawasan Perumahan Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Serang

Page 199: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

(Pelaksanaan Musyawarah Kelurahan dan Rembug Khusus Perempuan Program

NUSP-2 di Kelurahan Terondol)

Page 200: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

(Pelaksanaan Pembangunan Prasarana Permukiman melalui Program NUSP-2 di

Kelurahan Terondol, 2016)

Page 201: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

(Pengisian kuesioner oleh responden)

Page 202: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

(Kondisi prasarana hasil Program NUSP-2 di Kelurahan Terondol, 2017)

Page 203: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

DOKUMENTASI

(Kondisi Prasarana Hasil Program NUSP-2 di Kelurahan Terondol, 2017)

Page 204: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 205: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 206: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 207: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 208: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 209: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 210: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 211: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 212: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 213: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi
Page 214: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi

C U R R I C U L UM V I T AE

Nama : Muhammad Irfan Nawawi

Tempat, Tgl Lahir : Cianjur, 1 September 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Alamat : Cimuncang Cilik RT 004 RW 014 No

38 Serang

No. Hp : 089650577085

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

FORMAL :

▪ 2002 – 2008 SDN CIMUNCANG CILIK, BANTEN

▪ 2008 – 2011 SMP NEGERI 4 KOTA SERANG, BANTEN

▪ 2011 – 2014 SMA NEGERI 2 KOTA SERANG, BANTEN

▪ 2014 – 2018 UNIVERSITAS SULTAN AGENG

TIRTAYASA, BANTEN

KEMAMPUAN

▪ MICROSOFT OFFICE (WORD, EXCEL, POWER POINT)

PENGALAMAN ORGANISASI

▪ 2015 - 2016 KEPALA DIVISI STUDENT DEVELOPMENT

CENTRE HIMPUNAN MAHASISWA ILMU

ADMINISTRASI NEGARA

Page 215: EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN …repository.fisip-untirta.ac.id/1019/1/Efektivitas Pemanfaatan dan... · data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, observasi dan dokumentasi