33
Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI O MANGUNHARJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: SUTRISNO NPM 4012041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI O MANGUNHARJO TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

SUTRISNO

NPM 4012041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2016

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

2

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI O MANAGUNHARJO TAHUN

PELAJARAN 2016/ 2017

Oleh

Sutrisno 1

Fadli 2

dan As Elly S 3

Email: [email protected]

ASBTRAK

Skripsi ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo

Tahun Pelajaran 2016/2017”. Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Apakah

kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

berbasis masalah dikategorikan baik?. 2) Apakah respon siswa kelas VIII SMP

Negeri O Mangunharjo terhadap model pembelajaran berbasis masalah

dikategorikan baik?. 3) Apakah aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri O

Mangunharjo terhadap model pembelajaran berbasis masalah dikategorikan aktif?.

Dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis

masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam kategori baik setelah

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. Metode

penelitian yang digunakan penelitian deskriptif. Teknik analisis data dengan

teknis tes rubrik kemampuan berpikir kreatif, observasi, dan angket. Populasinya

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran

2016/2017 yang berjumlah 180 siswa dan sebagai sampel adalah kelas VIII.B

yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian menunjukan efektivitas model

pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif sebesar

68,88% dalam kategori baik, aktivitas pembelajaran siswa dalam kategori sangat

aktif sebesar 81,94%, dan respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori

baik sebesar 80,37%.

Kata kunci: Efektivitas, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan

Berpikir Kreatif.

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia, sumber daya manusia dapat ditentukan dari kualitas pendidikannya.

Pendidikan merupakan tempat para siswa mencari ilmu, mengembangkan potensi

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

3

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

yang mereka miliki baik potensi akademis maupun potensi non akademis

sehingga dapat mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Tanpa pendidikan,

manusia tidak akan bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik karena dalam

pendidikan manusia akan diajarkan pada suatu proses pembentukan kepribadian,

pematangan akal, dan pemecahan masalah melalui ilmu yang ada.

Matematika adalah mata pelajaran yang diberikan disetiap jenjang

pendidikan di Indonesia. Matematika dapat membantu siswa dalam

mengembangkan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerjasama (Kusdartiana, 2013:56). Matematika memberikan nilai

yang sangat penting bagi siswa sekolah dasar maupun sekolah menengah atas,

karena memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan intelektual untuk

menghadapi perubahan yang semakin maju. Dengan memiliki kemampuan

berpikir yang baik maka siswa dapat mengikuti perubahan itu, dan mampu

pemecahan masalah dalam kehidupannya.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan program

pelaksanaan Penerapan Perangkat Pembelajaran (P3) di SMP Negeri O

Mangunharjo, jika diberikan soal-soal tentang penerapan rumus dasar,

kebanyakan siswa dapat menjawab atau memecahkannya, tetapi jika sudah

berbicara tentang soal yang berbeda dan masalah lainnya dengan penerapan

pembelajaran tersebut, kebanyakan siswa masih bingung. Pada akhirnya banyak

siswa yang salah menjawab soal. Padahal sebelum-sebelumnya sudah pernah

diajarkan tentang materi tersebut. Pada akhirnya peneliti menjelaskan kembali

tentang materi yang sebagian besar belum dipahami oleh siswa. Hasil ini

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

4

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa SMP Negeri O

Mangunharjo masih rendah.

Menurut Munandar (dalam Sudarma, 2013:19) kreativitas adalah suatu

proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originilitas

dalam berpikir. Sedangkan menurut Abdurahman (dalam Hidayat, 2012:5)

Adapun ciri-ciri kreatif alamiah meliputi imanjinatif, senang menjajaki

lingkungan, banyak mengajukan pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang

kuat, suka melakukan “eksperimen”, terbuka untuk rangsangan-rangsangan baru,

berminat untuk melakukan macam-macam hal, ingin mendapatkan pengalaman-

pengalaman baru, dan tidak pernah merasa bosan.

Begitu juga dengan pendapat guru di SMP Negeri O Mangunharjo,

mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada umumnya memang

masih rendah, dimana proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan

metode pembelajaran biasa. Metode pembelajaran biasa yang dimaksud adalah

pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode mengajar yang merupakan

gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian

tugas. Dengan metode ini kegiatan pembelajaran di kelas selalu didominasi oleh

guru dan dilakukan karena hanya untuk mengejar pencapaian target materi yang

harus diajarkan pada kurikulum, sehingga terlihat komunikasi yang terjadi

berpusat kepada guru, sehingga guru lebih aktif dari pada siswa dan aktivitas

belajar di kelas VIII juga masih kurang aktif, siswa sulit dalam memahami materi

pelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru,

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

5

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

hanya mencatat materi, malas bertanya, mengobrol dengan teman, dan hanya

menerima soal latihan dari guru kemudian mengerjakannya. Jadi dalam

pembelajarannya belum bisa dikatakan efektif.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap

elemen berfungsi secara keseluruhan, siswa merasa senang, puas dengan hasil

pembelajaran, membawa kesan, sarana atau fasilitas memadai materi dan metode

mudah dijangkau, serta mempunyai guru yang profesional. Keefektifan

pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar, melainkan

ditinjau dari segi proses dan sarana panjang. Aspek hasil meliputi tinjauan

terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yaitu kognitif, efektif,

dan psikomotorik. Oleh sebab itu untuk membentuk pembelajaran yang efektif,

maka diperlukan variasi model-model pembelajaran dalam penyampaian dalam

penyampaian materi pada siswa.

Adapun upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan model

pembelajaran yang dapat membentuk siswa lebih aktif serta mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Salah satu model yang diharapkan

sesuai dengan hal tersebut adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Menurut Barrow (dalam Huda, 2014:271), mendefinisikan pembelajaran berbasis

masalah (PBM) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju

pemahaman akan resolusi suatu masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat membantu guru untuk

memberikan kondisi belajar secara aktik kepada peserta didik dalam kondisi dunia

nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

6

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

bertujuan membantu siswa mengembangkan/meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal

dalam belajar, dan dapaat mengembangkan hubungan interpesonal dalam

keterampilan pemecahan masalah dalam bekerja kelompok.

Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah diharapkan

dapat lebih bemakna bagi siswa untuk memecahkan masalah persoalan atau

permasalahan, berpikir kreatif, dan melaksanakan pengamatan serta menarik

kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Untuk mencapai tujuan tersebut

ada 5 strategi bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasasis masalah,

yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Berdasarkan uaraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII

SMP Negeri O Mangunharjo Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII SMP Negeri

O Mangunharjo tahun pelajaran 2016/2017 setelah diterapkan model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dikategorikan baik?

Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

7

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

2. Apakah respon siswa kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo Tahun Pelajaran

2016/2017 terhadap model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

dikategorikan baik?

3. Apakah aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo Tahun

Pelajaran 2016/2017 terhadap model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

dikategorikan aktif?

LANDASAN TEORI

1. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran menurut Zusnani (2013:11) dapat diartikan sebagai

pengorganisasian atau pengaturan atau penciptaan kondisi lingkungan sebaik-

baiknya yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar terhadap peserta

didik. Dalam pembelajaran, terdapat dua komponen yang tidak bisa dipisahkan,

yaitu antar guru dan anak didik yang saling berinteraksi. Sedangkan menurut

konsep komunikasi (Tim MKPBM, 2001:9), pembelajaran adalah proses

komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam

rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa

yang bersangkutan.

Menurut The Liang Gie (dalam Riduwan,2014: 205) menyatakan bahwa

efektivitas berarti terjadi suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu

perbuatan. Setiap pekerja yang efisien tentu juga berarti efektif, perbuatan itu

telah tercapai secara maksimal (mutu atau jumlahnya). Sebaliknya dilihat dari segi

usaha efek yang diharapkan juga telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan

unsur usaha secara maksimal. Hartono (2013: 160) mengemukakan bahwa

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

8

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

efektivitas menjadi poin penting dalam proses pembelajaran. Efektif-tidaknya

sebuah pembelajaran bisa dilihat dari sejauh mana sasaran minimal dari

kompetensi dasar yang telah ditetapkan itu tercapai. Serta akan dikatakan efektif

sebuah pembelajaran apabila mampu memberi pengalaman baru bagi siswa atau

pun bagi guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas pembelajaran adalah gambaran dalam proses pembelajaran yang

menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran

berlangsung serta mampu memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar

untuk mencapai tujuan.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

a. Pengertian Berpikir Kreatif

Produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses

kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna (Munandar, 2009:27).

Menurut Hidayat (2012:1) berpikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar

dari sesuatu masalah. Jalan keluar tersebut dalam berupa sesuatu yang benar-benar

atau sekedar dari yang telah ada. Kemampuan berpikir kreatif, akan menyebabkan

individu yang kreatif mampu melahirkan ide atau gagasan baru atau gagasan

kreatif mengenai sesuatu hal yang tengah dibicarakannya (Sudarma, M. 2013:17).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian kemampuan berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir untuk

menghasilkan suatu cara, gagasan-gagasan, ide yang baru, dan tepat, untuk

dijadikan penyelesaian suatu masalah.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

9

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

Munandar (2009:192) berpendapat bahwa indikator kemampuan berpikir

kreatif terbagi menjadi 4 aspek, yaitu sebagai berikut: (a) berpikir lancar

(Fluency) yang meliputi: menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan

dan arus pemikiran lancar; (b) berpikir luwes (Flexibility) yang meliputi:

menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau

pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda; (c) berpikir orisinal

(Originality) yang meliputi: memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari

yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang; (d) berpikir terperincian

(Elaboration), mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan,

memperinci detail-detail, memperluas suatu gagasan

Menurut Noer (2011:106) menyimpulkan bahwa indikator kemampuan

berpikir kreatif meliputi lima aspek, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan

(flexibility), keterperincian (elaboration), kepekaan (sensitivity), dan keaslian

(originality). Sedangkan menurut Dwijanto (dalam Mustakim. 2015:24) meliputi

bahwa kemapuan berpikir kreatif matematik adalah kemampuan dalam

matematika yang meliputi 4 (empat) kemampuan yaitu: (a) fluency (kelancaran)

adalah kemampuan menjawab soal matematika secara tepat, (b) flexibillity

(keluwesan) adalah kemampuan menjawab masalah matematika melalui cara yang

tidak baku, (c) original (keaslian) adalah kemampuan menjawab masalah

matematika dengan menggunakan bahasa, cara, idenya sendiri, (d) elaboration

(elaborasi) adalah kemampuan memperluas jawaban masalah, memunculkan

masalah-masalah baru atau gagasan-gagasan baru.

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

10

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Berdasarkan pendapat di atas maka indikator yang dapat dipergunakan

untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif matematika yaitu sebagai berikut:

(a) kepekaan (sensitivity) yaitu kemampuan mendeteksi (mengenali dan

memahami) serta menanggapi suatu pertanyaan, situasi dan masalah, (b)

kelancaran (fluency) yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang

relevan, (c) keluwesan (flexibility) yaitu mempunyai arah pemikiran yang

berbeda-beda dan menghasilkan gagasan atau jawaban yang seragam, (d) keaslian

(originality) yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain

dan yang jarang diberikan kebanyakan orang, dan (e) keterperincian (elaboration)

yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan dan memperluas

suatu gagasan.

3. Respon

a. Pengertian Respon

Respon merupakan tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran (Sukinah, 2013:4). Sedangkan menurut

Marsiyah (dalam Baroh, 2010:36) untuk mengetahui respon seseorang terhadap

sesuatu dapat melalui angket, karena angket pada umumnya meminta keterangan

tentang fakta yang diketahui oleh responden mengenai pendapat atau sikapnya.

Respon siswa dibedakan menjadi dua, yaitu respon positif dan respon negatif.

Respon positif meliputi jawaban ya, senang, menarik, jelas, serta perlu.

Sedangkan respon negatif meliputi jawaban tidak, tidak senang, tidak jelas, serta

tidak perlu. Pada suatu pembelajaran tentunya diharapkan respon yang positif dari

siswa diantaranya merasa senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

11

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

sehingga respon yang baik berdampak pada cara siswa untuk berpikir dan

pemecahan masalah yang diberikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka respon siswa didefinisikan

sebagai tanggapan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dan untuk mengetahui

respon siswa dapat melalui angket atau kuesioner.

b. Indikator Angket Respon Siswa

Indikator angket respon siswa yang digunakan dalam penelitian ini sesuai

dengan pendapat Baroh (2010:36) antara lain: (1) sikap siswa terhadap pelajaran

matematika; (2) respon siswa terhadap cara guru mengajar; (3) respon siswa

terhadap cara belajar matematika; (4) respon siswa terhadap proses pembelajaran

dengan model pembelajaran; (5) sikap siswa terhadap matematika setelah

mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran.

Adapun indikator respon siswa yang ada dalam penelitian ini seperti tabel 2.1:

Tabel 2.1

Indikator Respon

No Aspek Indikator

1 Sikap siswa

terhadap pelajaran

matematika

Menunjukkan minat terhadap pelajaran matematika

dengan menggunakan model Pembelajaran.

Menunjukkan kegunaan terhadap pelajaran matematika

dengan menggunakan model Pembelajaran.

2 Respon siswa

terhadap cara guru

mengajar

Menunjukkan perasaan siswa dalam menilai cara guru

mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran.

Menunjukkan perasaan siswa dalam menilai suasana

kelas dengan menggunakan model Pembelajaran.

3 Sikap siswa

terhadap

pembelajaran

dengan

menggunakan model

Pembelajaran

Menunjukkan minat terhadap pembelajaran matematika

dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menunjukkan kegunaan mangikuti pembelajaran

matematika dengan model Pembelajaran.

Menunjukkan minat siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran berikutnya seperti yang telah ddkuti

sekarang. Sumber: modifikasi Baroh (2010:36)

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

12

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

4. Aktivitas Belajar Siswa

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Masita (2012:21) aktivitas belajar merupakan serangkaian

kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Guru dapat

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan cara membuat pelajaran menjadi

menarik dan merangsang daya cipta siswa untuk menemukan serta mengesankan

bagi siswa.

Aktivitas belajar siswa adalah segala proses kegiatan yang dilakukan siswa

selama pembelajaran berlangsung, bisa diukur melalui teknik observasi aktivitas

belajar siswa di kelas.

b. Indikator Aktivitas Belajar Siswa

Ediyono (dalam Baroh, 2010:35) menyatakan ada tujuh kadar keaktifan

siswa dalam belajar, yaitu: (a) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan

pembelajaran; (b) tekanan pada efektif dalam pembelajaran; (c) partisipasi siswa

dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama interaksi antar siswa; (d) penerimaan

guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan bahkan salah

sama sekali; (e) kekompakan kelas sebagai kelompok; (f) kesempatan yang

diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam

kehidupan sekolah; (g) jumlah siswa dipergunakan untuk menanggulangi masalah

pribadi siswa baik yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan mata

pelajaran.

Menurut Bahri (2010:38) mengatakan bahwa beberapa aktivitas belajar

meliputi: (a) mendengarkan; (b) memandang; (c) meraba, membau dan

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

13

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

mencicipi/mengecap; (d) menulis atau mencatat; (e) membaca; (f) membuat

ringkasan; (g) mengamati tabel-tabel; (h) menyusun kertas kerja; (i) mengingat;

(j) berpikir dan (k) latihan atau praktek.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka indikator aktivitas yang diamati

dalam penelitian ini adalah semua kegiatan belajar yang berhubungan dengan

langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu:

a) Keaktifan siswa untuk membuat ringkasan dalam penjelasan kelompok lain

mempresentasikan hasilnya

b) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam menganalisis strategi untuk memecahkan

masalah

c) Keaktifan dan kerjasama siswa dalam menerapkan strategi yang telah dipilih

dalam penyelesaian tugas kelompoknya

d) Keaktifan siswa berdiskusi dan bertanya

e) Penuh perhatian dalam kegiatan belajar, serta

f) Kemampuan siswa dan kelompoknya dalam mempresentasikan hasilnya

5. Model Pembelajaran

Joyce dan Weil (dalam Rahmat, 2011:129) berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembelajaran juga dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan

pendidikan. Sedangkan Suprijono (2009:46) model pembelajaran dapat

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

14

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan uraian beberpapa pendapat di atas, maka model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan melaksanakan pembelajaran

yang dilaksanakan sesuai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam merancang bahan-bahan pembelajaran sekaligus untuk

membimbing kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa di dalam

kelas.

6. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Tan (dalam Sugiyanto, 2010:229) pembelajarn berbasis masalah

merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir

siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang

sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Sedangkan

menurut Yamin (2012:17) pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu

model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada siswa

dalam kondisi dunia nyata.

Menurut Boud dan Felleti (dalam Jauhar, 2011:88) pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah,

belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

berbasais masalah adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

15

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah.

Pemecahan masalah dilakukan dengan pola kolaborasi dan menggunakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yakni kemampuan analisis-sintesis dan

evaluasi atau menggunakan menemukan dalam rangka memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran ini, guru berperan mengajukan permasalahan nyata,

memberikan dorongan, memotivasi dan menyediakan bahan ajar dan fasilitas

yang diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah. Selain itu, guru

memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan

intelektual peserta didik.

7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menerapkan

pembelajaran berbasis masalah di dalam kelas menurut Jauhar (2011:88) adalah

sebagai berikut:

a. Orientasi siswa kepada masalah: sebelum memulai pembelajaran guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, memberi memotivasi peserta didik agar

terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: peserta didik dibantu oleh guru untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok: peserta didik

dibimbing oleh guru untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

16

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: peserta didik dibantu oleh guru

dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan video

dan model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: peserta didik

dibantu oleh guru untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Adapun langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah munurut David

Johnson dan Johnson, 1994 (dalam Suryani dan Agung, 2012:114) adalah sebagai

berikut:

a. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu

yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang

akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan

siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.

b. Mendiagnosisi masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah,

serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun

faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa

dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga akhirnya siswa dapat

mengurutkan tindaka-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan

jenis penghambat yang diperkirakan.

c. Merumuskan alternatif strategi, yaitu guru menguji setiap tindakan yang telah

dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong

untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan

setiap tindakan yang dapat dilakukan.

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

17

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

d. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan

siswa tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

e. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi

proses adalah evaluasi terhadap seluruh siswa dalam proses pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat peserta

didik dari penerapan strategi yang diterapkan.

Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (dalam Sugiyanto, 2010:243)

megemukakan bahwa langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang diperlukan dan

memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk

belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman

individual/kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu siswa merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan dan membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan ereka

dan proses yang mereka gunakan Modifikasi Ibrahim, dkk. 2010:243

Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

a. Orientasi siswa kepada masalah: guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

18

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

b. Mendefinisikan masalah: guru merumuskan masalah dari peristiwa tertentu

yang mengandung konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan

dikaji

c. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: menentukan sebab-sebab terjadinya

masalah, siswa dibagi oleh guru menjadi beberapa kelompok kecil yang

hetrogen

d. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok: siswa dibimbing

guru untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk menyelesaikan

masalah

e. Merumuskan/menerapkan strategi: guru menguji setiap tindakan yang telah

dirumuskan melalui diskusi kelas

f. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: siswa dibantu oleh

guru untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses yang mereka gunakan

8. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Jauhar (2011:86) kelebihan model pembelajaran berbasis masalah

adalah: siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-

benar diserapnya dengan baik, dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain,

dapat memperoleh dari berbagai sumber. Sedangkan kelemahan menurut Nurhadi

(Gunantara, dkk., 2014:5) sebagai berikut: pencapaian akedemik dari individu,

waktu yang diperlukan untuk implementasi, perubahan peran siswa dalam proses,

perubahan peran guru dalam proses, dan perumusan masalah yang baik.

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

19

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan

satu variabel secara sistematis. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B

SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 30 orang.

Siswa laki-laki berjumlah 15 orang dan perempuan berjumlah 15 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes.

Teknik tes berupa soal uraian sebanyak 3 soal. Sedangkan teknik non tes

menggunakan lembar aktivitas siswa dan angket respon terhadap pembelajaran.

Teknik analisis data menggunakan rubrik penskoran kemampuan berpikir kreatif,

dan angket respon serta lembar aktivitas siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebelum pemberian perlakuan pembelajaran, dilakukan tes awal untuk

mengetahui kemampuan awal siswa tentang kemampuan berpikir kreatif

matematika. Berdasarkan hasil tes awal, diperoleh data bahwa rata-rata

kemampuan berpikir kreatif sebesar 22,83% dalam kategori kurang baik. Jadi,

secara deskriptif dapat dikatakan kemampuan awal siswa tentang berpikir kreatif

sebelum mengikuti model pembelajaran berbasis masalah masih dalam kategori

kurang baik.

Setelah diberikan tes awal, dilanjutkan dengan pemberian perlakuan

sebanyak tiga kali pertemuan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis

masalah dan masing-masing proses pembelajaran tersebut aktivitas siswa dinilai

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

20

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

dengan menggunakan lembar observasi yang diamati oleh guru dan mahasiswa

lain. Pada pertemuan sebelumnya diakhir pembelajaran siswa diberikan lembar

angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

model pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan

kelima, siswa diberi tes akhir untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa di peroleh rata-

rata aktivitas pada pertemuan pertama sebesar 60,42%, pada pertemuan kedua

sebesar 88,54%, dan pada pertemuan ketiga 96,88%. Sedangkan rata-rata respon

siswa sebesar 80,37%. Berdasarkan hasil tes akhir, diperolah data bahwa rata-rata

kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 68,88%%. Jadi secara deskriptif dapat

dikatakan aktivitas siswa dalam kategori sangat baik, respon siswa dalam kategori

baik, dan kemampuan akhir berpikir kreatif setelah mengikuti model

pembelajaran berbasis masalah dalam kategori baik.

PEMBAHASAN

1. Hasil Pretest

Secara terpisah dapat dilihat kemampuan berpikir kreatif siswa bahwa

untuk indikator kemampuan mendeteksi/kepekaan siswa mencapai 25,83%,

indikator kemampuan kelancaran penyelesaian 32,22%, indikator kemampuan

keluwesan 28,33%, indikator kemampuan keaslian penyelesaian sebesar 0% dan

indikator kemampuan keterperincian penyelesaian sebesar 27,78%. Semua

indikator berada dalam kategori kurang baik. Data distribusi kategori hasil pre-test

indikator kemampuan siswa dapat dilihat dalam grafik 1 berikut ini:

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

21

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Grafik 1

Data Distribusi Kategori Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa untuk masing-masing soal

dijabarkan sebagai berikut:

Pada soal 1 ini memiliki 4 indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

47,19%, sebesar 27,50% siswa dapat melakukan kelancaran dari soal yang

diberikan serta melakukan perhitungan dan langkah selanjutnya dengan benar,

sebesar 21.67% siswa mulai masuk dalam kemampuan keluwesan penyelesaian

dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang diberikan, sedangkan sebesar

42,50% siswa mampu memperincikan antara indikator sebelumnya ke langkah

selanjutnya dengan benar.

Pada soal 2 ini memiliki tiga indikator yaitu aspek kemampuan mendeteksi

penyelesaian diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari soal

yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar 49,17%,

pada indikator selanjutnya kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar 45,83%

siswa dapat menyelesaikan masalah dari soal yang diberikan serta melakukan

0204060

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Indikator 4

Indikator 5

Data Distribusi Kategori Hasil Pre-Test

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

22

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

perhitungan dan langkah selanjutnya dengan benar, pada indikator yang terakhir

disoal ini kemampuan keterperincian penyelesaian sebesar 36,67% siswa dapat

merincikan/menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang

diberikan dengan benar.

Pada soal 3 ini memiliki empat indikator yaitu indikator kemampuan

mendeteksi penyelesaian diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data

dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

3,33%, pada indikator kemampuan kelancaran penyelesaian sebesar 35,83%,

siswa dapat meyelesaikan/melanjutkan langkah-langkah selanjutnya dengan

benar, pada indikator kemampuan keaslian penyelesaian sebesar 0%, pada

indikator yang terakhir pada soal ini kemampuan keterperincian penyelesaian

sebesar 20,83%, siswa dapat merincikan/menarik kesimpulan dari langkah

sebelumnya atau permasalahan yang diberikan dengan benar.

Pada soal 4 ini memiliki tiga indikator yaitu indikator kemampuan

mendeteksi penyelesaian diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data

dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan kelangkah selanjutnya sebesar

38,33%, selanjutnya pada indikator kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar

28,33%, siswa dapat menyelesaikan langkah-langkah selanjutnya dengan benar,

pada indikator yang terakhir pada soal ini kemampuan keterperincian

penyelesaian sebesar 29,17%, siswa dapat merincikan/menarik kesimpulan dari

langkah sebelumnya atau permasalahan yang diberikan dengan benar.

Pada soal 5 ini memiliki empat indikator yaitu indikator kemampuan

mendeteksi penyelesaian diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

23

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

10.00%, selanjutnya pada indikator kemampuan kelancaran penyelesaian sebesar

33,33%, siswa dapat menyelesaikan langkah-langkah selanjutnya dengan

benar,pada indikator kemampuan keaslian penyelesaian sebesar 0%, pada

indikator yang terakhir pada soal ini kemampuan keterperincian penyelesaian

sebesar 24,17%, siswa dapat merincikan/menarik kesimpulan dari langkah

sebelumnya atau permasalahan yang diberikan dengan benar.

Pada soal 6 ini memiliki empat indikator yaitu indikator kemampuan

mendeteksi penyelesaian diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data

dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

5.00%, selanjutnya pada indikator kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar

17.50%, siswa dapat menyelesaikan langkah-langkah selanjutnya dengan benar,

pada indikator kemampuan keaslian penyelesaian sebesar 0%, pada indikator yang

terakhir pada soal ini kemampuan keterperincian penyelesaian sebesar 13,33%,

siswa dapat merincikan/menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau

permasalahan yang diberikan dengan benar.

2. Hasil Postest

Rata-rata persentase dari kelima indikator kemampuan berpikir kreatif

sebesar 68,88%. Ini berarti kemampuan berpikir kreatif siswa pada hasil post-test

atau tes akhir pada materi operasi hitung aljabar sub operasi hitung penjumlahan,

pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan dalam bentuk aljabar

termasuk kedalam kategori baik. Ini berarti ada peningkatan kemampuan berpikir

kreatif siswa dari sebelumnya kategori kurang baik namun setelah melakukan

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

24

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

menjadi kategori baik. Data distribusi kategori hasil post-test atau tes akhir

indikator kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dalam grafik 2 berikut

ini:

Grafik 2

Data Distribusi Kategori Hasil Post-Test Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Berdasarkan hasil analisis data pada grafik 2 distribusi kemampuan

berpikir kreatif siswa dapat dilihat bahwa dari lima indikator kemampuan berpikir

kreatif, dua indikator termasuk kedalam kategori sangat baik, selebihnya termasuk

kedalam kategori baik. Rata-rata persentase dari kelima indikator kemampuan

berpikir kreatif sebesar 68,88%. Ini berarti kemampuan berpikir kreatif siswa

termasuk kedalam kategori baik. Ini berarti ada peningkatan kemampuan berpikir

kreatif siswa dari sebelumnya kategori kurang baik namun setelah melakukan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

menjadi kategori baik.

0

20

40

60

80

100

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Data Distribusi Kategori Hasil Post-Test Indikator

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

25

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Secara terpisah dapat dilihat kemampuan berpikir kreatif siswa bahwa

untuk indikator kemampuan mendeteksi/kepekaan, kemampuan siswa mencapai

97,92%, indikator kemampuan kelancaran penyelesaian siswa mencapai 50,28%,

indikator kemampuan keluwesan penyelesaian siswa mencapai 56,46%, indikator

kemampuan keaslian penyelesaian siswa mencapai 87,78% dan indikator

keterperincian penyelesaian siswa mencapai 51,94%.

Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa untuk masing-masing soal

dijabarkan sebagai berikut.

Pada soal no 1 ini memiliki empat indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

87,80%, kemampuan kelancaran penyelesaian sebesar 59,17% siswa dapat

merumuskan dan memecahkan masalah dari soal yang diberikan serta melakukan

perhitungan dan langkah selanjutnya dengan benar, kemampuan keluwesan

penyelesaian sebesar 48,33% siswa mampu menghubungkan antara indikator

sebelumnya ke langkah selanjutnya dengan benar, kemampuan keterperincian

penyelesaian nsebesar 46,67% siswa bisa menarik kesimpulan dari langkah

sebelumnya atau permasalahan yang diberikan dengan benar.

Pada soal no 2 ini memiliki tiga indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

100%, kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar 76,67% siswa mampu

menghubungkan antara indikator sebelumnya ke langkah selanjutnya dengan

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

26

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

benar yang, kemampuan keterperincian penyelesaian nsebesar 71,67% siswa bisa

menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang diberikan

dengan benar.

Pada soal no 3 ini memiliki empat indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

100%, kemampuan kelancaran penyelesaian sebesar 46,67% siswa dapat

merumuskan dan memecahkan masalah dari soal yang diberikan serta melakukan

perhitungan dan langkah selanjutnya dengan benar, kemampuan keaslian

penyelesaian sebesar 86,67% siswa dapat memberikan gambar tanpa diberi

penjelasan dalam soal, kemampuan keterperincian penyelesaian sebesar 46,67%

siswa bisa menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang

diberikan dengan benar.

Pada soal no 4 ini memiliki tiga indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

100%, kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar 63,33% siswa mampu

menghubungkan antara indikator sebelumnya ke langkah selanjutnya dengan

benar yang, kemampuan keterperincian penyelesaian nsebesar 62,50% siswa bisa

menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang diberikan

dengan benar.

Pada soal no 5 ini memiliki empat indikator yaitu kemampuan

mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan fakta, data dari

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

27

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah selanjutnya sebesar

100%, kemampuan kelancaran penyelesaian sebesar 45,00% siswa dapat

merumuskan dan memecahkan masalah dari soal yang diberikan serta melakukan

perhitungan dan langkah selanjutnya dengan benar, kemampuan keaslian

penyelesaian sebesar 90,00% siswa dapat memberikan gambar tanpa diberi

penjelasan dalam soal, kemampuan keterperincian penyelesaian sebesar 44,17%

siswa bisa menarik kesimpulan dari langkah sebelumnya atau permasalahan yang

diberikan dengan benar.

Untuk soal 6, pada soal no 6 ini memiliki empat indikator yaitu

kemampuan mendeteksi/kepekaan diperoleh persentase siswa bisa menemukan

fakta, data dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan ke langkah

selanjutnya sebesar 100%, kemampuan keluwesan penyelesaian sebesar 48,33%

siswa mampu menghubungkan antara indikator sebelumnya ke langkah

selanjutnya dengan benar, kemampuan keaslian penyelesaian sebesar 86,67%

siswa dapat memberikan gambar tanpa diberi penjelasan dalam soal, kemampuan

keterperincian penyelesaian sebesar 40,00% siswa bisa menarik kesimpulan dari

langkah sebelumnya atau permasalahan yang diberikan dengan benar.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Adapun rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model

pembelajaran berbasis masalah pada pertemuan pertama sampai dengan

pertemaun ketiga:

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

28

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Tabel 4.5

Rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran

Pertemuan ke-

Rata-rata penilaian aktivitas

2 x 40 menit pertama 2 x 40 menit kedua

Obsever 1 Obsever 2

Pertemuan 1 (%) 56,25 64,58

Pertemuan 2 (%) 85,10 91,66

Pertemuan 3 (%) 93,75 100

Rata-rata aktivitas siswa

(%) 81,94

Adapun persentase rata-rata untuk masing-masing indikator aktivitas siswa

yang diamati oleh observer 1 dan observer 2 yaitu pada langkah-langkah

pembelajaran pembelajaran berbasis masalah. Pada langkah orientasi siswa pada

masalah dengan indikator penuh perhatian dalam kegiatan belajar sebesar 89,58%,

pada langkah pendefinisian masalah dengan indikator keaktifan dan kerjasama

siswa dalam menganalisis strategi untuk memecahkan masalah sebesar 83,33%

pada langkah menerapkan strategi dengan indikator kemampuan siswa dan

kelompoknya dalam mempresentasikan hasil sebesar 81,25%, pada langkah

mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan indikator keaktifan siswa

berdiskusi dan bertanya sebesar 83,33%, pada langkah membimbing dan

penyelidikan kelompok dengan indikator keaktifan dan kerjasama siswa dalam

penyelesaian tugas kelompoknya sebesar 77,08%, pada langkah mengevaluasi

dengan indikator keaktifan siswa untuk membuat ringkasan dalam penjelasan

kelompok lain mempersentasikan hasilnya sebesar 77,08%.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer didapat bahwa

persentase aktivitas siswa tertinggi berada pada indikator penuh perhatian dalam

kegiatan belajar yang termasuk dalam langkah awal yaitu pada langkah orientasi

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

29

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

siswa pada masalah dimana guru memberikan materi prasyarat tentang materi

yang akan dipelajari. Sedangkan persentase terkecil ada dua berada pada

indikator yaitu keaktifan siswa untuk membuat ringkasan dalam penjelasan

kelompok lain mempresentasikan hasilnya dan indikator kemampuan siswa dan

kelompoknya dalam mempresentasikan hasilnya yang termasuk dalam langkah

keenam dan kelima yaitu pada langkah mengevaluasi dan menerapkan strategi.

4. Respon Siswa

Berdasarkan analisis angket respon siswa terhadap pembelajaran

pembelajaran berbasis masalah diperoleh bahwa rata-rata respon siswa terhadap

20 pernyataan angket yang terdiri dari 30 orang dalam kategori baik sebesar

80,37%.

Masing-masing pernyataan termasuk dalam langkah-langkah pembelajaran

pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut; pada langkah orientasi siswa pada

masalah terdiri dari 4 pernyataan diantaranya jenis pernyataan positif pada butir 1

memiliki persentase sebesar 89,16% dan butir 7 sebesar 80%, sedangkan jenis

pernyataan negatif pada butir 6 sebesar 73,33% dan butir 13 sebesar 75%; langkah

mengorganisasikan siswa untuk belajar terdiri dari 3 pernyataan diantaranya jenis

pernyataan positif pada butir 2 memiliki persentase sebesar 77,5% dan butir 19

sebesar 97,5%, sedangkan jenis pernyataan negatif pada butir 5 sebesar 93,33%;

pendefinisian masalah terdiri dari 3 pernyataan diantaranya jenis pernyataan

positif pada butir 8 memiliki persentase sebesar 76,66% dan butir 17 sebesar 75%,

sedangkan jenis pernyataan negatif pada butir 18 sebesar 75,83%; selanjutnya

pada langkah membimbing dan penyelidikan kelompok terdiri dari 3 pernyataan

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

30

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

diantaranya jenis pernyataan positif pada butir 9 memiliki persentase sebesar

74,16%, dan butir 10 sebesar 66,66%, sedangkan jenis pernyataan negatif butir 16

sebesar 74,16%; kemudian pada langkah menerapkan strategi terdiri dari 3

pernyataan diantaranya jenis pernyataan positif pada butir 4 memiliki persentase

sebesar 83,33% dan butir 20 sebesar 80,33%, sedangkan jenis pernyataan negatif

pada butir 3 sebesar 75%; adapun langkah pembelajaran terakhir mengevaluasi

terdiri dari 4 pernyataan diantaranya jenis pernyataan positif pada butir 11

memiliki persentase sebesar 73,33%, sedangkan jenis pernyataan negatif pada

butir 12 sebesar 85%, butir 14 sebesar 72,5% dan butir 15 sebesar 95,83%.

Sedangkan untuk 20 pernyataan hal ini juga berkaitan dengan aktivitas siswa

dimana rata-rata keseluruhan persentase respon siswa dari 20 pernyataan sebesar

80,37% termasuk dalam kategori baik dan pada aktivitas siswa yang mengacu

dalam langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah rata-rata aktivitas

memiliki presentase 81,94% termasuk dalam kategori sangat aktif.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kemampuan Berpikir kreatif siswa setelah mengikuti pembelajaran model

pembelajaran berbasis masalah dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 68,88%.

2. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan model

pembelajaran berbasis masalah dikategorikan sangat baik. Hal ini ditunjukkan

dengan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

31

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

sebesar 60,42%. Pada pertemuan kedua aktivitas belajar siswa sebesar 88,54%.

Kemudian pada aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga sebesar 96,88%.

Dari keseluruhan pertemuan pertama sampai ketiga rata-rata aktivitas belajar

siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah dalam kategori sangat baik

sebesar 81,94%.

3. Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran dengan model

pembelajaran berbasis masalah dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata persentase siswa yang memberikan respon sebesar 80,37%.

4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa model pembelajaran

berbasis masalah efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran

2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri. 2010. Psikolog Belajar. Banjarmasin:Rineka Cipta.

Baroh. 2010. Efektivitas Metode Simulasi pada Materi Peluang Siswa Kelas IX

SMP Negeri 1 Semarang. Jurnal UIN Sunan Ampel Surabaya.

Gunantara, dkk,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha, 2 (1), 1-10.

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Belajar yang Mudah di Terima Murid.

Yogyakarta: Diva Press.

Hidayat. 2012. Berfikir Kreatif. Bandung: Mitra Sarana.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

32

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Kusdartiana, L. 2013. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VIII

SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2011/2012). Jurnal pendidikan matematika, 2, (1); 56-61.

Masita, Meici. 2012. Peningkatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika

melalui pendekatan Kontekstual. Jurnal Pendidikan Matematika, 1 (1), 21-

24.

Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Noer. 2011. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika dan Pembelajaran

Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Jurnal Pendidikan

Matematika.

Rahmat, A. 2011. Excellent Learning Belajar dan Pembelajaran Berbasis

PAKEM. Bandung: MQS Publishing.

Riduwan. 2014. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Sudarma, M. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Sugiyanto, 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma

Pressindo.

Sukinah. 2013. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D

SMP Negeri 33 Surabaya dalam Pelajaran Matematika melalui Media

Berbantuan Komputer. E-jurnal Pendidikan Kota Surabaya, 3, 1-16.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.

Suryani, N dan Agung, L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Yamin, M. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik

Zusnani, I. 2013. Pendidikan Kepribadian Siswa SD-SMP. Yogyakarta: Platinum.

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Berpikir Kreatif.pdf · alumni stkip-pgri lubuklinggau, 2 dan 3 dosen prodi

33

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika