Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES SAINS(KPS) DALAM MENINGKATKAN KPS SISWA PADA MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHILAJU REAKSI
(Skripsi)
Oleh
Uci Agustina
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
EFEKTIVITAS LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES SAINS(KPS) DALAM MENINGKATKAN KPS SISWA PADA MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHILAJU REAKSI
Oleh
Uci Agustina
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berorientasi KPS
dalam meningkatkan KPS siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi la-
ju reaksi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan de-
sain the matching only pretest-posttest control group design. Populasi dalam pe-
nelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel penelitian, dan diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas
eksperimen, sedangkan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Hasil analisis data me-
nunjukkan rata-rata n-Gain kelas ekseperimen sebesar 0,53; dan nilai rata-rata
postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa LKS berorientasi KPS efektif dalam meningkatkan KPS siswa
dengan kriteria sedang. Keefektifan pembelajaran menggunakan LKS berorientasi
Uci Agustina
KPS di kelas eksperimen didukung dengan adanya nilai rata-rata aktivitas dan
kinerja siswa yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Kata Kunci: faktor-faktor yang memepangaruhi laju reaksi, KPS, LKS.
EFEKTIVITAS LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES SAINS(KPS) DALAM MENINGKATKAN KPS SISWA PADA MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHILAJU REAKSI
Oleh
Uci Agustina
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Pogram Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahian Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Penumangan Baru pada tanggal 07 Agustus 1995, yang me-
rupakan putri pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Firmansyah
dan Ibu Sarinem. Pendidikan formal diawali TK Melati 1 Penumangan Baru yang
diselesaikan pada tahun 2001, lalu pendidikan dilanjutkan di SD Negeri 1
Penumangan Baru Tahun 2007. Tahun 2007 pendidikan dilanjutkan di SMP Bina
Desa dan lulus tahun 2010, kemudian pendidikan dilanjutkan di SMA Negeri 1
Tulang Bawang Tengah dan lulus tahun 2013.
Tahun 2013, terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia Ju-
rusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Di bang-
ku perkuliahan, pernah mendapatkan beasiswa PPA tahun 2014-2016 dan organi-
sasi kampus yang diikuti yaitu HIMASAKTA FKIP Universitas Lampung seba-
gai anggota divisi penelitian dan pengembangan periode 2013/2014. Selama
menjadi mahasiswa pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar II tahun 2015
dan Kimia Anorganik I tahun 2015. Tahun 2016, mengikuti Praktik Profesi
Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Ulu Belu yang terintegrasi dengan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Pekon Ngarip, Kecamatan Ulu Belu,
Kabupaten Tanggamus.
MOTTO
“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkanpenyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang”
R.A. Kartini (1870-1904)
“Kamu sendiri yang dapat merubah dimasa depan dengan usaha mu dimasakini, bukan orang lain atau bahkan sahabatmu sendiri, mereka hanya menjadi
penonton dari usaha yang kamu kerjakan. Maka, berikanlah pertunjukanyang membuat penonton itu kagum dan bangga kepadamu”
(Dr. Ary Ginanjar Agustian)
”Insha Allah akan selalu ada jalan, selama kita senantiasa berusaha, berdoadan tawakal“
(Uci Agustina)
Persembahan Kepada Bapak dan Mamak tercinta, keluargadan adik-adikku tersayang dan almamaterku Universitas
Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya
sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas LKS Berorientasi
Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam Meningkatkan KPS Siswa pada Materi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi” sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung ini dapat diselesaikan
Bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyele-
saikan skripsi ini, maka pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku
Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
2. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia dan Pembahas, atas kesediaannya memberi bimbingan, motivasi, kritik
dan saran untuk perbaikan skripsi.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si selaku pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan, kesabaran, dan motivasinya untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya mem-
beri bimbingan, motivasi dan saran dalam proses penyusunan skripsi serta
sudi menjadi tempat berbagi.
5. Dosen-dosen di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya di Program Studi Pen-
didikan Kimia Universitas Lampung, atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan;
6. Ibu Dra. Hj. Iswani selaku kepala sekolah atas izin yang diberikan untuk
melaksanakan penelitian dan seluruh dewan guru, staf TU serta siswa-siswi
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung;
7. Kedua orangtua saya, Bapak Firmansyah dan Ibu Sarinem, serta adik-adik
saya Nuri Antika, Cindy Febriani, dan Zhara Regita atas dukungan dan doa
yang selalu diberikan untuk kelancaran penelitian Saya dalam mencapai
keberhasilan mengenyam studi ini.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 di Program Studi Pendidikan
Kimia atas motivasi, saran, senyum dan ceria kalian sebagai penenang hati;
9. Keluarga KKN-KT Pekon Ngarip, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten
Tanggamus (Ajeng, Abel, Abi, Amilil, Eka, Fajri, Ivory, Riri, dan Tika) atas
kebersamannya.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 20 Juli 2017Penulis,
Uci Agustina
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Efektif.............................................................. 8
B. Media Pembelajaran ............................................................................ 10
C. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 15
D. Keterampilan Proses Sains ................................................................ 20
E. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 26
F. Anggapan Dasar .................................................................................. 28
G. Hipotesis .............................................................................................. 28
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian........................................................... 30
B. Sumber Jenis dan Data Penelitian ...................................................... 31
C. Desain dan Metode Penelitian ............................................................. 31
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 32
E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen .................................... 32
F. Prosedur Penelitian ............................................................................. 33
G. Analisis Data ....................................................................................... 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ....................................................... 42
1. Data Pretes....................................................................................... 42
2. Pencocokan (matching) Sampel Penelitian ..................................... 43
3. Data Postes ...................................................................................... 45
4. Data Rata-rata n-Gain ..................................................................... 46
5. Data Aktivitas Siswa ....................................................................... 47
6. Data Kinerja Siswa.......................................................................... 50
7. Data Ketercapaian Aspek KPS Berdasarkan NilaiPretes dan Postes ............................................................................. 51
8. Data Ketercapaian Aspek KPS Proses Pembelajaran ..................... 52
B. Pembahasan.......................................................................................... 57
C. Hambatan dalam Penelitian.................................................................. 72
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 74
B. Saran..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD ............................................................................. 812. Silabus Kelas Eksperimen ..................................................................... 923. RPP Kelas Eksperimen ......................................................................... 1274. Lembar Pengamatan Kinerja Siswa ....................................................... 1455. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa......................................................1466. Hasil Pengamatan Kinerja Siswa ............................................................1487. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa..........................................................1508. Hasil Analisis KPS Siswa Selama Proses Pembelajaran ........................1569. Hasil Analisis KPS Siswa Berdasarkan Nilai Pretes
dan Postes Kelas Eksperimen .................................................................15910. Perhitungan Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain .........................................16511. Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretes) ....................................................17012. Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretes) .............................................17413. Uji Homogenitas (Pretes) ........................................................................17814. Uji Kesamaan Dua Rata-rata...................................................................180
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Indikator keterampilan proses dasar dan terpadu......................................... 23
2. Desain penelitian.......................................................................................... 31
3. Klasifikasi kriteria n-Gain ........................................................................... 37
4. Nilai χ2hitung dan χ2
tabel ................................................................................. 44
5. Rubrik penilaian aktivitas siswa ................................................................. 48
6. Rubrik penilaian kinerja siswa..................................................................... 50
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Bagan alur prosedur penelitian ................................................................... 35
2. Nilai rata-rata pretes keterampilan proses sains siswa...................................... 42
3. Nilai rata-rata postes keterampilan proses sains siswa ................................ 45
4. Rata-rata n-Gain keterampilan proses sains siswa....................................... 47
5. Nilai rata-rata aktivitas siswa....................................................................... 48
6. Nilai rata-rata aktivitas siswa setiap aspek KPS pada kelas eksperimen..... 49
7. Skor rata-rata kinerja siswa......................................................................... 50
8. Ketercapaian KPS siswa berdasarkan nilai pretes dan postes pada kelas
eksperimen .................................................................................................. 51
9. Nilai rata-rata aspek merumuskan masalah ................................................. 53
10. Nilai rata-rata aspek merumuskan hipotesis .............................................. 53
11. Nilai aspek merancang percobaan.............................................................. 54
12. Nilai aspek membuat tabel hasil pengamatan ............................................ 55
13. Nilai rata-rata aspek menentukan variabel................................................. 55
14. Nilai rata-rata aspek menganalisis/mengintepretasi data ........................... 56
15. Nilai rata-rata aspek membuat kesimpulan................................................ 56
16. Nilai rata-rata aspek KPS siswa selama proses pembejaran.... .................. 57
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran di kelas merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa
maupun antara siswa dengan siswa, dalam proses komunikasi diperlukan suatu
media agar proses komunikasi tersebut berlangsung secara efektif (Tim Penyu-
sun, 2014a). Oleh karena itu, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif maka harus disediakan sebuah media pembelajaran. Alasan yang menda-
sari sebuah media pembelajaran harus ada dalam suatu proses pembelajaran, yaitu
karena media pembelajaran berperan sebagai perantara pembawa pesan dan in-
formasi yang bertujuan untuk mendukung maksud-maksud pembelajaran antara
guru dengan siswa, serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa, sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami suatu pelajaran
(Sadiman dkk., 1986; Arsyad, 2004; Suryani & Agung, 2012; Tim Penyusun,
2014a).
Pentingnya media pembelajaran sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam proses pembelajaran juga dinyatakan dalam standar proses pendi-
dikan dan menengah (Tim Penyusun, 2014a). Pemilihan media pembelajaran
yang akan digunakan dalam suatu pembelajaran juga harus sesuai dengan karak-
teristik siswa dan mata pelajaran yang akan diajarkan, sehingga dapat membantu
2
dalam mencapai kompetensi yang diharapkan (Djamarah & Zain, 2006; Indriana,
2011; Tim Penyusun, 2014a). Karakteristik mata pelajaran kimia, pada hakikat-
nya mencakup tiga aspek yaitu kimia sebagai produk, kimia sebagai proses, dan
kimia sebagai sikap (Nasution dkk., 2014; Tim penyusun, 2014a). Selain itu,
didalam mata pelajaran kimia juga sudah mencakup seluruh karakteristik Ket-
erampilan Proses Sains (KPS) (Siska dkk., 2013). Oleh karena itu, pada pem-
belajaran kimia siswa dituntut supaya tidak hanya menguasai pengetahuan kimia
sebagai produk saja, namun mampu menguasai produk, sikap dan proses secara
sekaligus selama proses pembelajaran (Dimyati & Moedjiono, 2002; Fadiawati,
2014; Tim Penyusun, 2014b).
Salah satu materi kimia pada mata pelajaran kimia kelas XI adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.7 Mengana-
lisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi
berdasarkan data hasil percobaan. Sementara, kompetensi keterampilanya adalah
KD 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil perco-
baan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi (Tim Penyu-
sun, 2013a). Berdasarkan kompetensi yang harus dicapai pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut, maka pada akhir pembelajaran sis-
wa diharapkan mampu merancang dan melakukan percobaan, menyajikan, me-
nganalisis, serta menyimpulkan data hasil percobaan. Semua kompetensi yang
akan dicapai tersebut termasuk ke dalam KPS. Oleh karena itu, pada materi ini
diperlukan media pembelajaran yang mampu mengontrol tahap-tahap siswa saat
berpikir dan mampu melatih KPS bagi siswa agar kompetensi tersebut dapat
tercapai.
3
Media pembelajaran yang sesuai untuk mengontrol tahap-tahap berpikir siswa dan
meningkatkan KPS siswa adalah LKS berorientasi KPS, karena dalam LKS terse-
but memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk melatih KPS siswa, sehingga
pembelajaran kimia pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, di-
harapkan dapat berjalan dengan langkah yang sistematis dalam mencapai kom-
petensi yang sesuai dengan kurikulum (Dimyati & Moedjiono, 2002; Sungkono,
2009; Choo dkk.,2011; Trianto, 2011; Yildirim dkk., 2011; Setyanto dkk., 2015).
LKS berorientasi KPS diharapkan mampu membantu meningkatkan aktivitas,
kreativitas, kemandirian, dan KPS siswa sehingga mutu pembelajaran kimia dapat
meningkat (Arsyad, 2004; Rohaeti, 2009; Sungkono, 2009; Choo dkk.,2011;
Ergul dkk., 2011; Yildirim dkk., 2011; Fahrucah & Sugiarto, 2012; Gurses dkk.,
2015; Tim Penyusun 2014b). Melalui LKS tersebut, siswa akan memperoleh
suatu pengalaman berupa penelaahan ataupun penelitian untuk memecahkan ma-
salah, penemuan suatu fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu kimia secara man-
diri, sehingga saat proses pembelajaran informasi sudah tidak lagi diperoleh me-
lalui guru saja (Sungkono, 2009; Trianto, 2011; Yildirim dkk., 2011; Putra, 2013;
Asni & Novita, 2015; Setyanto dkk., 2015).
Keberadaan LKS berorientasi KPS memberikan pengaruh dalam proses pembe-
lajaran yang lebih baik untuk penguasaan materi kimia. Hal ini didukung oleh
beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013) yang telah mengem-
bangkan LKS pada materi faktor-faktor penentu laju reaksi berbasis KPS, dan
Widodo (2013) yang mengembangkan LKS berbasis KPS pada materi pokok
asam basa. Selain itu, didukung dalam penelitian lain yang dilakuakan oleh Anisa
4
dkk. (2014) menunjukkan bahwa LKS berbasis KPS pada materi sifat koligatif
larutan terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Faktanya di lapangan bahwa kebanyakan LKS yang digunakan guru hanya mema-
kai LKS yang dibuat oleh penerbit. LKS tersebut sudah berisi materi yang leng-
kap, akan tetapi kurang dapat memfasilitasi peran siswa dalam pembelajaran un-
tuk menemukan dan memahami konseptual suatu materi melalui petunjuk-petun-
juk kegiatan di dalam LKS. Selain itu, LKS tersebut hanya didominasi oleh soal-
soal yang dapat dijawab dengan hanya menyalin dari ringkasan materi yang ada
(Septiani dkk., 2013). Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan di
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung melalui metode wawancara dengan
guru mata pelajaran kimia, ternyata selama ini proses pembelajaran kimia, khu-
susnya pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi masih dilakukan
hanya pada sebatas penyampaian teori oleh guru. Diperoleh pula bahwa selama
ini KPS belum pernah dilatihkan kepada siswa dan LKS yang digunakan dalam
pembelajaran materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ternyata masih
berisi soal-soal evaluasi yang biasanya digunakan oleh guru sebagai pekerjaan ru-
mah serta isinya juga belum dapat melatih KPS bagi siswa.
Hal tersebut yang membuat siswa kurang paham, tidak terlatih KPS bagi siswa-
nya, cenderung hanya menghafal teori-teori yang ada tanpa memahaminya, se-
hingga siswa tidak dapat mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan siswa sulit untuk mencapai kompetensi yang sesuai
dengan kurikulum. Salah satu solusi untuk membantu kesulitan yang dihadapi
siswa tersebut dalam menerapkan KPS saat pembelajaran, dan membantu siswa
5
memahami konseptual faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu dengan
banyaknya dikembangkan suatu media pembelajaran berorientasi KPS pada ma-
teri laju reaksi. Salah satunya yaitu telah dikembangkannya LKS berbasis KPS
oleh Saputra (2013) pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi,
namun LKS tersebut belum diuji keefektifannya untuk meningkatkan KPS siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan penelitian ini untuk me-
nguji keefektifan LKS dan mendeskripsikan KPS siswa setelah menggunakan
LKS berorientasi KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dengan judul “Efektivitas LKS Berorientasi Keterampilan Proses Sains (KPS)
dalam Meningkatkan KPS Siswa pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Laju Reaksi”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah LKS berorientasi KPS
efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berorientasi ke-
terampilan proses sains dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa
pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
a. Bagi siswa
Siswa dapat mempelajari ilmu kimia, khususnya materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dengan mudah menggunakan LKS berorientasi
KPS, karena siswa sudah terlatih KPS-nya untuk lebih mandiri, aktif, dan ilmu
pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna.
b. Bagi guru dan calon guru
Menjadi media pembelajaran alternatif pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi, sehingga dapat diterapkan dalam meningkatkan ke-
terampilan proses sains siswa.
c. Bagi sekolah
Menjadi referensi dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pem-
belajaran kimia pada sekolah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan atau gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan
penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah
1. Efektivitas penggunaan LKS berorientasi KPS ditunjukkan oleh n-Gain pada
kelas eksperimen dan adanya perbedaan antara nilai rata-rata postes di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, ditunjukkan dengan aktivitas siswa
yang lebih aktif dan kinerja siswa yang lebih baik di kelas eksperimen.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada kelas eksperimen meru-
pakan hasil pengembangan LKS berbasis KPS pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi oleh Saputra (2013).
3. LKS berorientasi KPS pada penelitian ini terdiri dari tahapan-tahapan yang
dapat melatihkan KPS terpadu bagi siswa, yaitu meliputi membuat rumusan
masalah, merumuskan hipotesis, meyusun tabel data, merancang percobaan,
melakukan percobaan, menginterpretasi data, menentukan variabel, dan
membuat kesimpulan (Karamustafaoglu, 2011; Tim Penyusun, 2014b).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Efektif
Suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu
yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas menekankan pada
perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai (Warsita, 2008). Oleh
karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi
(Warsita, 2008).
Menurut Miarso dalam Warsita (2008) pembelajaran efektif adalah belajar yang
bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang te-
pat. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada pe-
serta didik dan apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, prosedur pembelajaran
yang dipakai oleh guru dan terbukti peserta didik belajar akan dijadikan fokus da-
lam usaha untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Dick dan Reiser sebagaimana yang dikutip dalam Warsita (2008) mengungkapkan
bahwa:
Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan pe-serta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan si-kap serta yang membuat peserta didik senang. Pembelajaran yang efektif
9
memudahkan peserta didik untuk belajar sesuatu yang bermanfaat, seper-ti: fakta, keterampilan, nilai, konsep, cara hidup serasi dengan sesama,atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.
Sudjana (1990) mengungkapkan bahwa:
Efektivitas dapat diartikan sebagai tindakan keberhasilan siswa untukmencapai tujuan tertentu yang dapat membawa hasil belajar secaramaksimal. Keefektifan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan,upaya teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secaraoptimal, tepat dan cepat.
Menurut Sutikno dalam Warsita (2008) menyimpulkan bahwa pembelajaran yang
efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat
belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran se-
suai dengan harapan. Akhirnya, proses pembelajaran pada setiap pendidikan su-
paya diselenggarakan secara interaktif, insipiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa. Kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19, PP No.19 Th
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Dengan demikian, proses belajar
peserta didik lebih menarik, menantang, menyenangkan dan hasilnya bertahan
lama dan bermanfaat bagi proses belajar lebih lanjut.
Menurut Mulyasa dalam kutipan Warsita (2008) untuk menciptakan suasana atau
iklim pembelajaran yang menyenangkan, menantang, dan kondusif dapat dilaku-
kan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyediakan alternatif pilihan bagi peserta didik yang lambat maupuncepat dalam melakukan tugas pembelajaran;
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurangberprestasi atau berprestasi rendah;
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, danaman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal;
10
4. Menciptakan kerja sama saling menghargai, baik atar peserta didikmaupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaranlain;
5. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses perencanaan bela-jar dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung bersama an-tara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindaksebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang me-nekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata me-
dium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai ‘perantara’. Menurut Heinich,
Molenda, dan Russel Media is a channel of communication. Derived from the
Latin word for ‘between’, the term refers “to anything that carries in-formation
between a source and a receiver (Rusman, 2012).
Gagne dalam Sadiman dkk. (1986), menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk be-
lajar. Sementara itu, Briggs dalam Sadiman dkk. (1986), berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar.
Sadiman dkk. (1986) menyatakan bahwa:
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkanpesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pemikiran,perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupasehingga proses belajar terjadi.
11
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan ke-
mampuan atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Menurut Heinich, media pembelajaran adalah perantara yang
membawa pesan atau informasi dengan tujuan instruksional atau mengandung
maksud- maksud pengajaran antara sumber dan penerima (Arsyad, 2004). Lebih
lanjut Latuheru (1988) mengemukakan bahwa:
Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang di-gunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses in-teraksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik/ warga belajardapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Menurut Strauss dan Frost dalam Indriana (2011), ada sembilan faktor kunci yang
harus menjadi pertimbangan dalam memilih media pengajaran. Sembilan faktor
kunci tersebut antara lain batasan sumber daya institusional, kesesuaian media de-
ngan mata pelajaran yang diajarkan, karakteristik siswa atau anak didik, perilaku
pendidik dan tingkat keterampilannya, sasaran pembelajaran mata pelajaran, hu-
bungan pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu dan tingkat keragaman media.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu me-
liputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan,
media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi be-
lajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara
baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa kebera-
daan guru (Suryani & Agung, 2012).
12
2. Macam- macam Media Pembelajaran
Media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran itu banyak macamnya. Sri
Anitah Wiryawan dan Nurhaidi dalam Suryani dan Agung (2012) mengklasifi-
kasikan media pembelajaran menjadi:
a. Media visual
Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Jenis
ini terdiri dari:
1) Media gambar diam (still pictures) dan grafis
Media ini adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa objek yang dituangkan da-
lam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol maupun gambaran.
Adapun yang termasuk kelompok media ini, antara lain:
a) Grafik, yaitu gambaran dari data statistik yang ditunjukkan dengan lam-bang-lambang
b) Chart atau bagan, yaitu gambaran dari sesuatu yang menunjukkan ada-nya hubungan, perkembangan, atau perbandingan.
c) Peta, yaitu gambar yang menjelaskan permukaan bumi atau beberapabagian daripadanya.
d) Poster, yaitu gambar yang disederhanakan bentuknya dengan pesanbiasanya menyindir.
2) Media papan
Media papan adalah media pelajaran dengan papan sebagai bahan baku utamanya
yang dapat dirancang secara memanjang maupun secara melebar. Adapun yang
termasuk kelompok media ini, antara lain: papan tulis, papan flanel, papan tempel,
dan papan pameran.
13
3) Media dengan proyeksi
Media ini adalah penggunaan media dengan menggunakan proyektor sehingga
gambar nampak pada layar. Adapun yang termasuk kelompok media ini, antara
lain Slide, film strips, overhead projector, transparansi, serta mikro film dan
microfische.
b. Media audio
Media audio merupakan jenis media yang didengar. Media ini memiliki karak-
teristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara.
Adapun yang termasuk kelompok media ini, antara lain: cossate tape recorder,
dan radio.
c. Media audio visual
Media ini yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati, tetapi juga dapat di-
dengar. Adapun yang termasuk kelompok media ini, antara lain: televisi, dan
video kaset.
3. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran
Dalam Proses belajar-mengajar, dua aspek yang amat penting adalah metode me-
ngajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan, pemilihan me-
tode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang di-
gunakan, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam me-
milih media, antara lain tujuan pembelajaran (Suryani & Agung, 2012).
14
Secara umum Suryani dan Agung (2012) membagi tujuan penggunaan media
pembelajaran, antara lain:
a. agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalandengan tepat guna dan berdaya guna;
b. untuk mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan infor-masi materi kepada peserta didik;
c. untuk mempermudah bagi peserta didik untuk mengetahui lebih banyakdan mendalam tentang materi atau pesen yang disampaikan olehguru/pendidik;
d. untuk dapat mendorong keinginan peserta didik untuk mengetahui lebihbanyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan olehguru/pendidik; dan
e. untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara pesertadidik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yangdisampaikan oleh guru/pendidik
Menurut Sudjana dalam Suryani dan Agung (2012), menyatakan bahwa:
Pemanfaatan media pembelajaran adalah:a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi;b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih di-
pahami;c. Metode mengajar akan lebih bervariasi;d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Selain itu media pembelajaran memiliki tujuan pemanfaatannya, media juga me-
miliki fungsi. Salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi kondisi, dan lingkungan yang ditata dan di-
ciptkan oleh guru (Suryani & Agung, 2012).
Menurut Suryani dan Agung (2012):
Secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai:a. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.b. Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar-mengajar.c. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman-pemahaman yang bersifat verbalisme.d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
15
e. Mempertinggi mutu belajar-mengajar.
Sedangkan menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Suryani dan Agung (2012),
menjelaskan bahwa:
Manfaat media adalah sebagai berikut:a. Membuat konkret konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
bagian candi, perjalanan Soedirman;b. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingku-
ngan belajar;c. Menampilkan objek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi;d. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan-
nya;e. Membangkitkan motivasi belajar.f. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
belajar;g. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.
Pemanfaatan media erat kaitannya dengan tahapan berpikir pengguna sebab
melalui media, hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, sedangkan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan (Yulianti & Herlina, 2008). Salah satu sumber
belajar dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa maupun guru dalam
proses pembelajaran adalah lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa termasuk
media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi
materi visual (Arsyad, 2004).
C. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Salah satu jenis media pembelajaran cetak yang digunakan dalam pembelajaran
adalah LKS. LKS merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat mem-
bantu mempermudah pemahaman terhadap materi yang dipelajari (Fahrucah &
Sugiarto, 2012). LKS adalah lembaran-lembaran yang harus dikerjakan oleh
16
siswa, biasanya berupa petunjuk, dan langkah-langkah dalam mengerjakan tugas.
Menurut Isnaningsih dan Bimo dalam Setyanto dkk. (2015), LKS merupakan
panduan dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat menggunakan LKS secara
mandiri untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. LKS yang dikembangkan
juga dapat membantu siswa dalam menggambarkan sesuatu yang abstrak misal-
nya dengan penggunaan gambar, foto, bagan atau skema.
Menurut Trianto (2011) mengungkapkan bahwa:
LKS adalah panduan siswa dalam melakukan kerja penyelidikan ataupemecahan masalah. dapat berupa panduan untuk latihan pengembanganaspek kognitif maupun aspek pembelajaran lain, dalam bentuk panduaneksperimen maupun demonstrasi.
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat diran-
cang dan dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran
yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran karena dapat di-
gunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang
lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran yang pada dasarnya
tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang (Roehati dkk., 2009).
Menurut Sriyono (1992) LKS adalah program yang berlandaskan atas tugas yang
harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan
keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam me-
ngikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fungsi LKS itu sendiri, yaitu
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri dan belajar me-
mahami untuk melaksanakan tugas tertulis sehingga dapat mengoptimalkan
keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar mengajar (Direktorat Pembinaan
17
SMA, 2010).
Menurut Sudjana dalam Djamarah dan Zain (2000), fungsi LKS adalah:
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yangefektif.
2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supayalebih menarik perhatian siswa.
3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa da-lam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada sis-wa.
6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yangdicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilaitinggi.
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain:
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar
mengajar.4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembe-
lajaran.6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai
melalui kegiatan belajar.7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang di-
pelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Langkah-langkah penyusunan LKS menurut Suyanto dkk. (2011) antara lain
sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,indikator, dan materi pebelajaran, serta alokasi waktu.
2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yangpaling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.
3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar(Pembukaan, Inti: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan Penutup).
4. Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP. Misal-nya, dalam materi Ekosistem, kegiatan eksplorasinya adalah siswamengamati ekosistem sawah atau yang ada di sekitar sekolah. MakaLKS berisi panduan bagaimana memilih daerah yang merupakan eko-sistem, bagaimana menghitung individu, populasi, dan komunitas,
18
bagaimana mengukur suhu, kelembaban, dan faktor abiotik lainnya.
LKS merupakan jenis handout yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik
belajar lebih terarahkan dan akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
proses belajar-mengajar sehingga penyusunanya harus memenuhi berbagai per-
syaratan misalnya syarat didaktik, konstruksi, dan teknik (Roehati dkk., 2009).
Penggunaan LKS sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran, apabila
LKS yang digunakan tersebut merupakan LKS yang berkualitas baik. LKS yang
berkualitas baik harus disusun dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Penyu-
sunan LKS harus memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut:
a. Syarat didaktik
LKS sebagai salah satu bentuk sarana untuk menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran harus memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS harus me-
ngikuti asas pembelajaran yang efektif, yaitu menekankan pada tahapan proses
siswa untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai
petunjuk bagi siswa untuk mencari tahu dan siswa dapat mengembangkan ke-
mampuannya untuk berkomunikasi dengan sosial, emosional, moral, dan estetika
pada diri sendiri serta siswa akan aktif dalam pembelajaran.
b. Syarat konstruksi
Syarat yang termasuk dalam konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan de-
ngan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan
kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti
oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
19
peserta didik, peserta didik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi
keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambar pada LKS,
menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan
ilustrasi dari pada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam
menangkap apa yang diisyaratkan LKS. Selain itu, LKS harus dapat digunakan
oleh seluruh siswa, baik yang tingkat akademiknya tinggi, sedang maupun rendah.
Memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat sebagai sumber motivasi, serta mem-
punyai identitas untuk memudahkan administrasinya, misalnya kelas, mata pe-
lajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.
c. Syarat teknis
Syarat teknis yang harus termuat dalam LKS yaitu:
1) Tulisan
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, meng-
gunakan huruf tebal agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, meng-
gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk
membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar
perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
2) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan
atau isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. Hal yang lebih
20
penting adalah pesan atau isi dari gambar tersebut dapat dilihat secara jelas dan
tersampaikan secara keseluruhan.
3) Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu
LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederatan pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh se-
hingga membosankan dan tidak menarik (Darmadjo & Kaligis, 1992).
D. Keterampilan Proses Sains (KPS)
KPS adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengem-
bangkan, dan menerapkan suatu konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori
IPA, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun ke-
terampilan sosial. Selain itu, keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. KPS melibatkan ke-
terampilan-keterampilan kognitif atau intelektual (learning competence), manual
(procedural competence), sosial (social competence) serta komunikasi (commu-
nicative competence) (Rustaman, 2005).
Keterampilan dalam mencari tahu dan berbuat dalam pembelajaran sains tersebut
dinamakan keterampilan proses sains (Dewi dkk., 2014). Menurut Trianto dalam
Dewi dkk. ( 2014). KPS akan terbentuk hanya melalui kegiatan eksperimen se-
cara berulang-ulang. Siswa tidak akan terampil apabila tidak difasilitasi untuk
melakukan sendiri eksperimen tersebut secara terus-menerus, namun ada kendala
21
yang dihadapi di dalam penerapannya, antara lain waktu yang terbatas, dan ba-
nyaknya materi yang harus dipelajari.
Menurut Karsli dkk. (2009), mengungkapkan bahwa keterampilan proses sains
didefinisikan sebagai adaptasi dari keterampilan yang digunakan oleh para ilmu-
wan untuk menyusun pengetahuan, memikirkan masalah dan membuat kesim-
pulan. Widayanto dalam Arifin dkk. (2015) mengemukakan bahwa keterampilan
proses sains adalah teknik atau strategi yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memperoleh informasi.
Rustaman (2005) mengatakan bahwa:
Kemampuan-kemampuan yang dikembangkan dalam keterampilan prosessains yaitu mengamati (observasi), mengelompokkan (klasifikasi), menaf-sirkan (interpretasi), meramalkan (prediksi), mengajukan pertanyaan,berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/ bahan,menerapkan konsep dan berkomunikasi.
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemam-
puan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan da-
lam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru (Semiawan, 1990). Pendekatan keterampilan proses bertujuan menum-
buhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi
sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup (Erryanti &
Poedjiastoeti, 2013 ).
Menurut Poedjiadi dalam A’yun dkk. (2015) menyatakan bahwa keterampilan
proses berarti terampil memproses perolehan menggunakan proses-proses mental
termasuk keterampilan psikomotor yang sebenarnya didasari oleh kegiatan
22
seseorang. Menurut Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono (2013) menyata-
kan bahwa pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan pe-
ngembangan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari ke-
mampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Indrawati dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa:
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah (baikkognitif, afektif, maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untukmenemukan suatu konsep, untuk mengembangkan konsep yang telah adasebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatupenemuan atau flasifikasi.
Menurut Vivien dkk. dalam A’yun dkk. (2015), KPS dapat juga diartikan kete-
rampilan intelegensi, yang sesuai untuk seluruh kegiatan saintifik. KPS terbagi
menjadi dua kategori yaitu kemampuan dasar dan kemampuan terintegrasi.
A’yun dkk. (2015) mengungkapkan bahwa keterampilan proses adalah keteram-
pilan fisik dan mental yang meliputi aspek kognitif, sikap, dan keterampilan yang
dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Aktivitas siswa dapat dilihat da-
ri keterampilan-keterampilan proses sains yang dimilikinya. Selian itu, Semiawan
dalam Yuliani dan Dwiningsih (2014) mengungkapkan bahwa keterampilan pro-
ses menjadi pembelajaran dapat diterima oleh siswa karena menjadikan pembela-
jaran yang diperoleh untuk siswa menjadi lebih bermakna sehingga siswa lebih
mudah dalam mempelajari konsep-konsep dan lebih memahaminya daripada
sekedar menghafal.
Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) mengungkapkan bahwa:
1. Pendekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuansiswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan denganbaik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan;
23
2. Pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswauntuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, danatau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; dan
3. KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligusproduk ilmu pengetahuan. Pendekatan keterampilan proses sainsdirancang dengan beberapa tahapan yang diharapkan akanmeningkatkan penguasaan konsep.
KPS terdiri atas keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan
terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar meliputi enam
keterampilan yakni: mengobservasi, mengklasifasikan, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan terintegrasi ter-
diri atas: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data
dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan
dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan ekperimen
(Dimyati dan Mudjiono, 2002).
American Association for the Advancement of Science dalam Tim Penyusun
(2014) mengklasifikasikan KPS menjadi keterampilan proses dasar dan keteram-
pilan proses terpadu. Indikator kedua keterampilan proses tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Dasar dan TerpaduKeterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu
Pengamatan Pengontrolan variabel
Pengukuran Interpretasi data
Menyimpulkan Perumusan hipotesa
Meramalkan Pendefinisian variabel secara operasional
Menggolongkan
Mengkomunikasikan Merancang eksperimen
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman lang-
sung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang
24
dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan (Tim Penyu-
sun, 2014b). Penjabaran untuk keterampilan proses terpadu yang meliputi meru-
muskan masalah, merumuskan hipotesis, mengontrol/menentukan variabel, mela-
kukan eksperimen, menganalisis/mengintepretasi data, dan membuat kesimpulan,
adalah sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah dapat ditunjukkan dengan indikator mengajukan perta-
nyaan. Seperti halnya bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. Bertanya untuk
meminta penjelasan, dan mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
(Tim Penyusun, 2014b).
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah kemampuan dasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis berupa dugaan
didasari pemikiran logis antara setiap variabel yang diselidiki sehingga dapat di-
jadikan pedoman dalam menyeleksi data apa saja yang harus dikumpulkan
(Bundu, 2006). Menurut Collete & Chiappetta (1994) merumuskan hipotesis ada-
lah membuat suatu prediksi yang didasarkan pada bukti-bukti penelitian dan pe-
nyelidikan sebelumnya. Kemudian, Dimyati dan Mudjiono (2002) menambah-
kan bahwa keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam ben-
tuk kalimat pernyataan bersifat logis dan bisa diujikan.
c. Mengontrol variabel
Mengontrol variabel menurut Collete & Chiappetta (1994) yaitu memanipulasi
25
dan mengontrol variabel bebas (independent), terikat (dependent), dan kontrol
(control). Menurut Bundu (2006) mengontrol variabel adalah upaya mengalokasi
variabel yang tidak diteliti sehingga hasil yang diperoleh berasal dari variabel
yang diteliti. Identifikasi atau manipulasi variabel akan mempengaruhi hasil suatu
eksperimen. Semua variabel yang tidak mengalami perlakuan harus dibuat kon-
sisten.
d. Melakukan eksperimen
Menurut Collete & Chiappetta (1994) melakukan eksperimen adalah melakukan
suatu penyelidikan. Dimyati dan Mudjiono (2002) menambahkan bahwa mela-
kukan eksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pe-
ngujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan sehinggga dapat diperoleh informasi yang memuat penerimaan atau
penolakan ide-ide tersebut.
e. Mengintepretasi data
Mengintepretasi data yaitu menjelaskan atau menyimpulkan suatu data hasil pe-
nyelidikan yang sudah tertuang pada sebuah grafik atau tabel data (Collete &
Chiappetta, 1994). Tawil dan Liliasari (2014) menambahkan bahwa interpretasi
hasil pengamatan dilakukan pada pola hubungan antar hasil pengamatan yang satu
dengan yang lainnya.
f. Membuat kesimpulan
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) menyimpulkan dapat diartikan sebagai
26
suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa ber-
dasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Menurut Mason dalam
Bundu (2006), kriteria penilaian keterampilan ini adalah merancang sebuah peni-
laian, mengubah objek untuk beberapa tujuan, dan membandingkan kondisi yang
diubah dengan kondisi asli.
E. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran menggunakan LKS berorientasi KPS dalam membelajarkan materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, merupakan pembelajaran yang me-
ngadopsi dari metode ilmiah. KPS terdiri dari KPS dasar dan KPS terpadu, untuk
pembelajaran ini mengutamakan KPS terpadu yang meliputi beberapa keteram-
pilan yaitu membuat rumusan masalah, menyusun hipotesis, menyusun tabel data,
merancang percobaan, melakukan percobaan, memproses data, menentukan
variabel, dan membuat kesimpulan. LKS berorientasi KPS memiliki beberapa
tahapan.
Tahap pertama pembelajaran menggunakan LKS beorientasi KPS yaitu mengo-
rientasi siswa pada masalah. Tahap ini, siswa akan menemukan masalah dan
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan membuat pertanyaan sebagai ru-
musan masalah, dimana membuat rumusan masalah merupakan KPS. Siswa
diminta menuliskan hal-hal yang tidak mereka pahami dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan. Tahap kedua, ialah mencari data atau keterangan yang dapat diguna-
kan untuk memecahkan masalah. Siswa diminta mencari sumber informasi dari
internet, bahan ajar, dan lain-lain untuk memecahkan masalah yang timbul.
27
Tahap ketiga, siswa menetapkan jawaban sementara (hipotesis) dari masalah ter-
sebut, pada tahap ini siswa diminta merumuskan dan menuliskan jawaban semen-
tara sebagai salah satu proses pemecahan masalah yang sudah mereka dapatkan
setelah mencari informasi. Tahap ketiga ini, merupakan salah satu KPS yang di-
latihkan. Tahap keempat adalah menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
Pada tahap ini, siswa diminta merancang sebuah percobaan dan melakukan perco-
baan yang telah mereka rancang sendiri. Dalam merancang percobaan, siswa di-
minta menentukan variabel-variabel percobaan, menyusun prosedur percobaan,
kemudian menentukan alat serta bahan yang digunakan dalam percobaan. Tahap
ini juga sudah termasuk melatihkan KPS bagi siswa.
Setelah siswa melakuan percobaan dan mencatat hasil percobaan dengan benar
berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati seluruh kelompok dan guru. Pada
tahap ini siswa juga diminta untuk menganalisis data hasil percobaan untuk me-
nemukan gagasan penyelesaian masalah serta mampu memberikan alasan yang
dapat dipertanggung-jawabkan untuk mencapai suatu keputusan atau kesimpulan.
Tahap terakhir siswa diminta menarik kesimpulan dari hasil diskusi dengan ke-
lompok, dan siswa diminta mengkomunikasikan hasil diskusi yang telah dilaku-
kan bersama anggota kelompoknya yaitu melalui presentasi hasil diskusi di depan
kelas. Pada tahap ini, siswa dapat menemukan kebenaran suatu pertanyaan atau
kebenaran suatu rencana penyelesaian masalah serta mempunyai alasan yang da-
pat dipertanggung-jawabkan untuk mencapai suatu kesimpulan akhir. Hal ini ka-
rena ketika presentasi hasil diskusi, siswa diminta memberikan tanggapan dengan
sopan terhadap presentasi yang dilakukan oleh temannya. Membuat kesimpulan
juga termasuk melatihkan KPS siswa.
28
Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan diterapkannya pembela-
ajaran menggunakan LKS berorientasi KPS pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi akan dapat meningkatkan KPS Siswa.
F. Anggapan Dasar
Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 semester ganjil SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menjadi sampel penelitian
mempunyai KPS yang homogen;
2. Perbedaan KPS materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi semata-
mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran yang diterapkan
pada masing-masing kelas;
3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan KPS pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi siswa kelas XI IPA semester ganjil
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017
diabaikan.
4. Adanya n-Gain yang lebih tinggi di kelas eksperimen pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi semata-mata terjadi karena perbedaan
perlakuan dalam proses pembelajaran.
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan LKS
29
berorientasi KPS efektif dalam meningkatkan KPS siswa pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dibandingkan LKS konvensional yang
digunakan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada semester
ganjil Tahun pelajaran 2016-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua sis-
wa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016-
2017 yang berjumlah 79 siswa dan tersebar dalam dua kelas yang masing-masing
kelas terdiri atas 40 siswa untuk kelas XI IPA 1 dan 39 siswa untuk kelas XI IPA 2.
Siswa tersebut merupakan satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-
kesamaan yaitu pembagian siswa pada tiap kelas dilakukan secara heterogen, se-
hingga proporsi jumlah siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi,
sedang, maupun kurang dalam tiap kelasnya hampir sama antara salah satu kelas
dengan kelas yang lainnya. Selain itu, siswa-siswi tersebut berada dalam semester
yang sama, yaitu semester ganjil. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, siswa-
siswa tersebut diajarkan dengan kurikulum dan jumlah jam belajar yang sama
(empat jam pelajaran dalam setiap minggu).
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh (sampling sensus).
Teknik sampling jenuh (sampling sensus) adalah teknik pengambilan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014). Pertimba-
ngan mengunakan teknik ini dikarenakan populasi hanya terdiri dari dua kelas.
31
Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan cara pengundian, sehingga
diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang mana pembelajarannya
menggunakan LKS berorientasi KPS. Kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol meng-
gunakan LKS konvensional yang hanya berisi ringkasan materi dan kumpulan soal-
soal.
B. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data pen-
dukung. Data utama berupa hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Data pendukung berupa hasil observasi dari aktivitas siswa dan kinerja
siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen (XI IPA
1) dan kelas kontrol (XI IPA 2).
C. Desain dan Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain the matching
only pretest-posttest control group design. Di dalamnya terdapat langkah-langkah
yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:
Tabel 2. Desain penelitian (Fraenkel dkk., 2012)Perlakuan
Kelas Eksperimen M O1 X O2
Kelas Kontrol M O1 C O2
Dengan M pada penelitian ini berarti subjek penelitian pada masing-masing kelas
telah dicocokkan, O1 adalah pretes yang diberikan sebelum perlakuan, O2 adalah
postes yang diberikan setelah perlakuan. Kelas kontrol tidak diberi perlakuan (C)
32
sedangkan (X) adalah perlakuan pada kelas ekperimen (Frankel dkk., 2012). Pada
penelitian ini pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran meng-
gunakan LKS berorientasi KPS. Sedangkan, kelas kontrol dilakukan pembelajaran
menggunakan LKS konvensional yang hanya berisi ringkasan materi dan kumpulan
soal-soal. Pencocokan untuk sampel penelitian antara kelas kontrol dan kelas eks-
perimen menggunkan teknik statitical matching (pencocokan statistik), yaitu
dengan cara uji kesamaan dua rata-rata.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Va-
riabel bebas berupa pembelajaran menggunakan LKS berorientasi KPS pada kelas
eksperimen dan pembelajaran yang menggunakan LKS konvensional pada kelas
kontrol. Variabel terikat berupa keterampilan proses sains siswa. Variabel kontrol
berupa guru, materi, kurikulum, serta soal pretes dan postes.
F. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen
Instrumen pada penelitian ini yaitu Analisis KI-KD, Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), LKS berorientasi KPS pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi, dimana LKS ini adalah produk hasil pengembangan LKS
berbasis KPS oleh Saputra (2013), LKS konvensional yang hanya berisi ringkasan
materi dan kumpulan soal-soal, soal pretes dan soal postes yang merupakan hasil
pengembangan assesmen berbasis KPS oleh Prasdiantika (2013), berupa soal
pilihan jamak dan soal uraian yang mewakili KPS, dan lembar observasi siswa.
33
Instrumen penelitian untuk LKS berorientasi KPS ini sudah divalidasi mengguna-
kan validitas isi melalui penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013), dengan
hasil validitasnya termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi dan memiliki kualitas
sangat baik. Instrumen penelitian untuk soal pretes dan soal postes juga sudah di-
validasi melalui penelitian yang dilakukan oleh Prasdiantika (2013), dengan hasil
validasinya menunjukkan bahwa assesmen tersebut memiliki tingkat kesesuain isi
SK-KD yang sangat tinggi sebesar 85,60% dan memiliki tingkat kesesuain isi de-
ngan indikator KPS yang sangat tinggi sebesar 85,45%.
Instrumen lainnya seperti Silabus, RPP, dan lembar observasi siswa diuji berdasar-
kan validitas isi. Pengujian kevalidan isinya dilakukan dengan cara judgment. Hal
ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tu-
juan penelitian, tujuan pengukuran, dan indikator. Bila antara unsur-unsur itu ter-
dapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digu-
nakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan.
Oleh karena itu, dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian pe-
nilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Hal ini dilakukan oleh
Dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi Pendahuluan
Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah tempat penelitian untuk mencari in-
formasi tentang data siswa, jadwal dan sarana-prasarana yang ada di sekolah
34
sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan penelitian, serta wawancara terhadap
guru mengenai siswa. Kemudian menentukan populasi dan sampel penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu
a. Tahap persiapan
Adapun pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan
digunakan selama proses pembelajaran, yaitu Silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal
pretes dan postes, soal pretes dan postes, lembar observasi aktivitas siswa dan
kinerja siswa.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Adapun tahapan pelaksanaan penelitian yaitu pertama melakukan pretes dengan
soal-soal yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen; kemudian mencocok-
kan sampel penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian melak-
sanakan kegiatan pembelajaran pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas,
pembelajaran dengan menggunakan LKS berorientasi KPS diterapkan di kelas
eksperimen, sedangkan pembelajaran dengan menggunakan LKS konvensional
diterapkan di kelas kontrol. Selama proses pembelajaran mengobservasi aktivitas
siwa dan kinerja siswa, kemudian melakukan postes dengan soal-soal yang sama
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; lalu mentabulasi dan analisis data; serta
menulis pembahasan dan simpulan.
35
Adapun prosedur penelitian tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alur Prosedur Penelitian
1. Melakukanobservasilapangan
2. Menyusuninstrumenpenelitian
Persiapan
Hasil
1. Informasi mengenaipopulasi
2. Instrumen penelitian(RPP, LKS, soal tesKPS, lembarobservasi aktivitasdan kinerja siswa
Menentukansampel penelitian
Pretes Hasil awal:
KPS
Tes KPS
KelasEksperimen(pembelajaranmenggunakanLKS berorien-tasi KPS)
Kelas kontrol(pembelajaranmenggunakanLKSkonvensional)
Perlakuan
Penilaianaktivitas siswadan kinerjasiswa
Matching secara statistikterhadap kedua sampel
Postes
Hasil1. Data
aktivitassiswa
2. Data kinerjasiswa
Analisis Data
Kesimpulan
HasilakhirKPS
36
H. Analisis Data
1. Analisis Data Utama
Data utama yang diperoleh pada penelitian akan dianalisis dengan tujuan untuk
membuat kesimpulan dari hipotesis dari masalah.
a. Perhitungan nilai
Nilai pretes dan postes pada penilaian memperoleh dan menyajikan data serta
menganalisis data dirumuskan sebagai berikut:
Nilai =∑ × 100..................... (1)
Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain yang selan-
jutnya digunakan pengujian hipotesis.
b. Perhitungan n-gain masing-masing siswa
n-Gain merupakan perbandingan antara selisih nilai pretes dan nilai postes dengan
selisih nilai maksimum. n-Gain digunakan untuk mengetahui efektivitas LKS
berorientasi KPS dalam meningkatkan KPS terpadu untuk masing –masing siswa
pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Rumus n-Gain menurut
Meltzer (2002) dapat dirumuskan sebagai berikut:
n− =–
............................................ (2)
37
c. Perhitungan rata-rata n-Gain
Rata-rata n-Gain digunakan untuk mengetahui efektivitas LKS berorientasi KPS
dalam meningkatkan KPS untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Adapun Rumus rata-rata n-Gain
dapat dirumuskan sebagai berikut:
atau, n − =∑( )
......................... (3)
dimana x adalah variabel yang dapat digantikan untuk menghitung rata-rata n-Gain
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Klasifikasi peningkatan sesuai n-Gain-
nya menurut Hake (1999) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Klasifikasi kriteria n-gain (Hake, 1999).
n-Gain Keterangan≥0,7 Tinggi0,7> n-Gain ≥0,3 Sedang<0,3 Rendah
d. Pencocokan (matching) sampel penelitian
Sebelum dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, ada beberapa uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya
apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik.
38
Hipotesis untuk uji normalitas:
Ho =sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1=sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut :
=∑ )................................................................ (4)
Keterangan: = uji Chi- kuadratfo = frekuensi observasife = frekuensi harapan
Data akan berdistribusi normal jika χ2hitung < χ2
tabel dengan taraf signifikan 5% dan
derajat kebebasan dk = k – 3 (Sudjana, 2005).
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian ber-
asal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan
statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dila-
kukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama
atau tidak. Menurut Sudjana (2005) untuk menguji homogenitas varians dapat
menggunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Hipotesis untuk uji homogenitas :
H0 : 22
21 = sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen
H1: 22
21 = sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.
Uji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji kesamaan dua varians,
dengan rumusan statistik :
39
= dengan = ∑( ̅)................................ (5)
Keterangan: S = simpangan bakux = nilai pretes siswa̅ = nilai rata-rata pretesn = jumlah siswa
Dengan kriteria uji adalah terima jika < pada taraf nyata 5%
(Sudjana, 2005).
3) Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya ke-
dua kelas penelitian memiliki KPS yang berbeda secara signifikan atau tidak. Uji
kesamaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, yaitu
uji-t. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (H1).
Rumusan Hipotesis:
H0 : µ 1x = µ 2x : Nilai rata-rata pretes KPS siswa pada kelas kontrol sama dengannilai rata-rata KPS siswa pada kelas eksperimen pada materi –faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
H1 : µ 1x ≠ µ 2x : Nilai rata-rata pretes KPS siswa pada kelas kontrol tidak samadengan nilai rata-rata KPS siswa pada kelas eksperimen padamateri faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Keterangan:µ1 : nilai rata-rata pretes (x) pada kelas kontrol.µ2 : nilai rata-rata pretes (x) pada kelas eksperimen.x : KPS siswa.
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selan-
jutnya menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana,
2005). Adapun rumus perhitungannya:
40
Dengan = ( − 1) + ( − 1)+ − 2 ............. (6)
Keterangan:thitung = koefisien t
1X = nilai rata-rata pretes kelas kontrol
2X = nilai rata-rata pretes kelas eksperimens2 = varians kedua sampeln1 = jumlah siswa kelas kontroln2 = jumlah siswa kelas eksperimen
21s = varians kelas eksperimen22s = varians kelas kontrol
Kriteria pengujian : terima H0 jika thitung < ttabel dengan derajat kebebasan d(k) =
n1 + n2 – 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya. Dengan
menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1 – ½α).
2. Analisis Data Pendukung
Analisis data pendukung keefektifan LKS berorientasi KPS dilakukan untuk meya
kinkan LKS dapat meningkatkan KPS bagi siswa. Analisis data pendukung di-
tentukan dari analisis data observasi aktivitas siswa dan kinerja siswa saat pembe-
lajaran.
a. Analisis data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diukur dengan meng-
gunakan lembar observasi oleh observer. Analisis data terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran dilakukan dengan memberikan skor pada setiap aspek yang
dinilai, lalu menghitung nilai masing-masing siswa dan nilai pada setiap aspek baik
kelas kontrol maupun kelas eksperimen untuk setiap pertemuannya yang dirumus-
kan sebagai berikut:
41
Nilai = Jumlah SkorSkor maksimum x 100 ................................... (7)
Setelah mendapat nilai masing–masing siswa dan nilai masing–masing aspek yang
dinilai, kemudian nilai tersebut dirata-ratakan sehingga diperoleh nilai rata-rata
siswa per aspek untuk setiap pertemuan dan nilai rata-rata masing-masing aspek
setiap pertemuan.
b. Analisis data penilaian kinerja siswa
Nilai kinerja siswa per indikator untuk kelas kontrol dan eksperimen pada setiap
pertemuan dirumuskan sebagai berikut:
Skor rata-rata=∑ ∑ .................................. (8)
Skor tersebut dirata-ratakan sehingga diperoleh skor rata-rata siswa setiap perte-
muan.
74
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data pada hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesim-
pulan sebagai berikut:
1. LKS berorientasi KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada
kelas eksperimen dengan rata-rata n-Gain sebesar 0,53 yag termasuk ke
dalam kriteria sedang.
2. LKS berorientasi KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi memberikan hasil nilai rata-rata postes yang lebih tinggi di kelas eks-
perimen yaitu sebesar 60,15; sedangkan di kelas kontrol yang menggunakan
LKS konvensional memiliki nilai rata-rata postes hanya sebesar 41,34.
3. Keefektifan LKS berorientasi KPS juga didukung dari nilai rata-rata aktivitas
siswa yang lebih tinggi, pada pertemuan pertama dan kedua di kelas ekspe-
rimen berturut-turut memiliki nilai rata-rata sebesar 82,78 dan 85,83;
sedangkan di kelas kontrol berturut-turut sebesar 63,45 dan 66,38.
4. Skor rata-rata kinerja siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol, pada pertemuan pertama dan kedua memiliki skor rata-rat sebesar
6,7 dan 7,4; sedangkan pada kelas kontrol sebesar 6,2 dan 6,8.
75
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. LKS berorientasi KPS hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, teru-
tama pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi karena telah
terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
2. Agar penggunaan media pembelajaran berupa LKS berorientasi KPS menjadi
efektif, hendaknya guru mampu mengelola waktu dengan baik saat proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, T. M., K. I. Supardi dan S. M. R. Sedyawati. 2014. KeefektifanPendekatan Keterampilan Proses Sains Berbantuan Lembar Kerja Siswapada Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 8 (2): 1398-1408.
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Arifin, U. F., S. Hadisaputro, & E. Susilaningsih. 2015. Pengembangan LembarKerja Praktikum Siswa Terintegrasi Guided Inquiry untuk KeterampilanProses Sains. Chemistry in Education. 1 (4): 54-60.
Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asni, & D. Novita. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbinguntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Laju Reaksi.Unesa Journal of Chemical Education. 4 (1): 11-17.
A’yun, D. Q., Sukarmin, & Suparmi. 2015. Pengaruh Pembelajaran FisikaMenggunakan Model Modified Free Inquiry dan Guided Inquiry terhadapKemampuan Multirepresentasi Ditinjau dari Kemampuan Awal danKeterampilan Proses Sains. Jurnal Inkuiri. 4 (I): 1-10.
Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalamPembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas.
Choo, S., J. I. Rotgans, F. H. Yew, & H. Schmidt. 2011. Effect of WorksheetScaffods on Student Learning in Problem Based Learning. Jurnal Adv inHealth Sci Educ of Singapure. 16: 517-528.
Collete, A. T., & E. L. Chiappetta. 1994. Science Innstruction in the Middle andSecondary Schools (3rd ed). New York: Merril.
Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Darmadjo, H., & J. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Departemen pendidikan dankebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek pembinaan tenagakependidikan.
77
Dewi, A. P., Sarwanto, & B. A. Prayitno. 2014. Pengembangan Modul IPATerpadu untuk SMP/MTs Berbasis Eksperimen pada Tema Fotosintesisuntuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Inkuiri. 3 (3): 30-40.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
Djamarah, S., & A. Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ergul, R., Y. Simsekli, S. Calis, Z. Ozdil, S. Gocmencelebi, dan M. Sanli. 2011.The Effects of Inquiry-Based Science Teaching on Elementary SchoolStudents Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Jurnal ofScience and Education Policy (BJSEP). 5 (1): 48-68.
Erryanti, M. R., & S. Poedjiastoeti. 2013. Lembar Kerja Siswa (LKS)Berorientasi Keterampilan Proses Materi Zat Aditif Makanan untuk SiswaTunarungu SMALB-B. Unesa Journal of Chemical Education. 2 (1): 51-58.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang StrukturAtom dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung: UPI.
Fahrucah, E., & B. Sugiarto. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa padaPembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor–Faktor yangMempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding. UnesaJournal of Chemical Education. 1 (1): 92-96.
Fraenkel. J. R., N. E, Wallen, & H. H. Hyun. 2012. How To Design and EvaluateResearch In Education Eight Edition. New York: The MeGraw-I IiilCompanies.
Gurses, A., S. Cetinkaya, C. Dogar, dan E. Sahin. 2015. Determination of Levelsof Use of Basic Process Skills of High School Students. Online. Journal ofProcedia Social and Behavioral Sciences. Tersedia di http://www.science-direct.com/science/article/pii/S1877042815025033.
Hake, R. Richard. 1999. Relationship of Individual Student Normalized LearningGainsIn Mathematics With Gender, High School, Physics, and Pre TestScore in Mathematics and Spatial Vizualitation. [Online] Tersedia dihttp://www.physics.indiana.edu/-hake. [20 September 2016].
Indriana, D. 2011. Ragam Alat Batu Media Pembelajaran. Yogyakarta: DivaPress.
78
Karamustafaoglu, S. 2011. Improving the Science Process Skills Ability ofScience Student Teachers. Eurasian Journal of Physics and ChemistryEducation , 3 (1): 26-38.
Karsli, F., & C. Sahin. 2009. Developing Worksheet Based On Science ProcessSkills: Factors Affecting Solubility. Asia-Pasific Forum on ScienceLearning and Teaching. 10 (1): 1-12.
Latuheru, J. 1998. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar .Jakarta: Depdikbud & P2 LPTK.
Meltzer, D. E. 2002. The Relationship between Mathematics Preparation andConceptual Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” inDiagnostic Pretest Score. American Journal of Physics. 70 (12): 1259-1268.
Nasution, R. H., Herparatiwi, dan I. D. P. Nyeneng. 2014. PeningkatanKeterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui PembelajaranBerbasis Laboratorium Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan.Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan. 2 (4): 1-13.
Novalia, Reni., N. Fadiawati, & I. Rosilawati. 2015. Pengembangan InstrumenAsesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi Terhadap LajuReaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4 (2): 568-560.
Prasdiantika, R. 2013. Pengembangan Assesmen Berbasis Keterampilan ProsesSains pada Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Skripsi.Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.
Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:Diva Press.
Roehati, E., E. Widjajanti, & R. Padmaningrum. 2009. Pengembangan LembarKerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. Jurnal InovasiPendidikan. 10 (1): 1-11.
Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI Press.
Sadiman, A. S., R. Rahardjo, A. Haryono, & Rahardjito. 1986. Media Pendidikan( Pengertian, Pengembangan, dan Pemafaatannya). Jakarta: PustekomDikbud dan PT Raja Grafindo Persada.
Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains PadaMateri Faktor-Faktor Penentu Laju Reaksi. Skripsi. Bandar Lampung: FKIPUniversitas Lampung.
79
Semiawan, C. 1990. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.
Septiani, D., S. Ridlo, N. Soehati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja SiswaBerbasis Multiple Intelligences pada Materi Pertumbuhan danPerkembangan. BioEdu , 2 (3): 361-365.
Setyanto, H., Sudarmin, & N.R. Dewi. 2015. Pengembangan LKS IPA BerbasisProblem Based Learning pada Tema Pencemaran Lingkungan GunaMenumbuhkan Kemandirian Siswa. Unnes Science Education Journal. 4(3): 990-990: 45-53.
Siska, M., Kurnia, & Sunarya, Y. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses SainsSiswa SMA Melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Pada MateriLaju Reaksi. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia , 1 (1): 69-75.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1990. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Bandung: FakultasEkonomi UI.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:ALFABETA
Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.
Suryani, N., & L. Agung. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Suyanto, S., Paidi, & I. Wilujeng. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Makalahdisampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dantertinggal, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 26 Nopember-6Desember 2011.
Tawil, M., & Liliasari. 2014. Keterampilan-Keterampilan Sains danImplementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makasar: Badan PenerbitUNM.
Tim Penyusun. 2013a. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar KompetensiLulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.
___________. 2014a. Permendikbud No.22 Tahun 2014 Tentang Standar ProsesPendidikan dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.
80
___________. 2014b. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Kurikulum2013 sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaaan.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
______. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasnya. Jakarta:Rineka.
Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis KeterampilanProses Sains pada Materi Asam Basa. Skripsi. Bandar Lampung: FKIPUniversitas Lampung.
Yildirim, N., S. Kurt, & A. Ayas. 2011. The Effect Of The Worksheets OnStudents’ Achievement In Chemical Equilibrium . Journal of TurkishScience Education. 8 (3): 44-58.
Yuliani, N., & Dwiningsih, K. 2014. Melatihkan Keterampilan Proses Siswa padaMateri Faktorfaktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui ModelPembelajaran Inkuiri. Unesa Journal Of Chemical Education , 3 (1): 35-40.
Yulianti, D., & L. Herlina. 2008. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran.Semarang: Universitas Negeri Semarang.