72
EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI GENDER SISWA (Skripsi) Oleh NANDHA ERVINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNINGPADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSESSAINS DITINJAU DARI GENDER SISWA

(Skripsi)

Oleh

NANDHA ERVINA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2017

Page 2: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

Nandha Ervina

ii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNINGPADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSESSAINS DITINJAU DARI GENDER SISWA

Oleh

NANDHA ERVINA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas LKS berbasis discovery

learning pada materi larutan penyangga untuk meningkatkan KPS ditinjau dari

gender siswa. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi ek-

sperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung semester genap

TP. 2016-2017. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4 sebagai sampel

penelitian. Analisis data menggunakan analisis statistik ANOVA dua jalur (two

ways ANOVA), uji t’ dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan LKS berbasis discovery learning efektif dalam

meningkatkan KPS siswa pada materi larutan penyangga. Pada uji ANOVA dua

jalur (two ways ANOVA) diperoleh nilai sig. pada interaksi LKS*gender sebesar

0,477 berarti tidak interaksi antara penggunaan LKS dengan gender terhadap

Page 3: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

Nandha Ervina

iii

KPS siswa. Hasil uji perbedaan dua rata-rata menunjukkan bahwa rata-rata

n-gain KPS siswa laki-laki dan siswa perempuan pada pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis discovery learning lebih tinggi daripada pem-

belajaran dengan menggunakan LKS konvensional pada materi larutan

penyangga. Pada pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery

learning, rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki lebih rendah daripada rata-rata n-

gain KPS siswa perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis discovery

learning efektif pada materi larutan penyangga dalam meningkatkan KPS ditinjau

dari gender siswa.

Kata Kunci: gender, larutan penyangga, keterampilan proses sains, LKS

Page 4: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNINGPADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSESSAINS DITINJAU DARI GENDER SISWA

Oleh

NANDHA ERVINA

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar
Page 6: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar
Page 7: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar
Page 8: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Gajah, Lampung Tengah pada tanggal 06 Juni 1996,

sebagai putri pertama dari dua bersaudara, Bapak Erizal (Alm) dan Ibu Yelvina.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada

tahun 2000 diselesaikan tahun 2001, SD Negeri 1 Kota Sepang Jaya tahun 2007,

SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

tahun 2013.

Pada tahun 2013 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeristas Lampung melalui seleksi jalur

SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa, organisasi yang aktif diikuti adalah Unit

Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas (BEM-U) dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta)

FKIP Unila. Tahun 2016 mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan

Terintegrasi (KKN-KT) di pekon Fajar Mataram, Kecamatan Seputih Mataram,

Kabupaten Lampung Tengah, dan Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMA

Negeri 1 Seputih Mataram.

Page 9: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

ix

Papa dan MamaPapa Erizal (Alm) dan Mama Yelvina yang penuh

kesabaran untuk membimbing, mendidik, menasehati, danmenyemangati ananda dengan kelembutan doa dan kasih

sayang.

Terima kasih papa mama tercinta. Semoga Allah SWTmembalas semua jasa dan pengorbanan papa dan mama.

Adikku tersayang Mila Intan Ervina yang selalu memberisemangat, do’a dan warna di hidupku

Almamater Tercinta

Page 10: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

x

SANWACANA

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas LKS

Berbasis Discovery Learning pada Materi Larutan Penyangga untuk Meningkat-

kan Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gender Siswa” sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Atas dasar kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka adanya dukungan

dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan pembahas atas kesediaannya untuk memberikan kritik, saran dan

motivasi selama proses perkuliahan dan proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing I atas keikhlasan motivasi,

dan kesediaanya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan

kepada penulis selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku pembimbing II atas motivasi dan

kesediaannya dalam memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

Page 11: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

xi

6. Dosen-dosen di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya di Program Studi

Pendidikan Kimia Unila, atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan.

7. Bapak Drs. Hi. Ma’arifuddin. Mz.,M.Pd.I selaku kepala sekolah SMA Al-

Azhar 3 Bandar Lampung dan Ibu Desi Amalia, S.Pd selaku guru mitra mata

pelajaran kimia.

8. Sahabat-sahabatku tersayang Rizqi Ramadiansyah, Nisa ul, Yolanda, Ade,

Elya, Fuah, Atiya, Wahyu terima kasih atas semangat dan dukungan yang luar

biasa untuk menyelesaikan skripsiku.

9. Rekan-rekan seperjuanganku Ratna Damayanti dan Risko Apriandi, terima

kasih atas kerja sama, semangat dalam memotivasi untuk cepat-cepat

menyelesaikan skripsi dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

10. Rekan-rekan PPK dan KKN Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah

(Atikah, Martanti, Eka, dan Margaret), keluarga besar BEM U Mengabdi dan

Berkarya 2014/2015 khususnya kementrian DAGRI (Sedy, Dimmas, Septi,

Chatrine, Ria, Jeany) dan teman-teman Pendidikan Kimia 2013 (REACTION

A).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi

semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

Bandar Lampung, 11 Desember 2017Penulis,

Nandha Ervina

Page 12: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 9

B. Discovery Learning ........................................................................... 11

C. Keterampilan Proses Sains ................................................................ 16

D. Gender Siswa .................................................................................... 20

E. Sikap Ilmiah .......................................................................................23

F. Analisis Konsep Larutan Penyangga ................................................ 25

G. Kerangka Pemikiran ...........................................................................28

H. Anggapan Dasar ................................................................................ 30

I. Hipotesis Umum ............................................................................... 30

Page 13: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

xiii

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 32

B. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 33

C. Variabel Penelitian ............................................................................ 33

D. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 33

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ........................... 34

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 36

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ............................................ 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data pretes dan postes KPS.............................................................. 502. Uji hipotesis ..................................................................................... 533. Data sikap ilmiah siswa per-indikator pada kelas eksperimen dan

kelas kontol ...................................................................................... 63

B. Pembahasan

1. Interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan LKS dengangender siswa terhadap KPS pada materi larutan penyangga ...........64

2. Efektivitas LKS berbasis discovery learning pada materi larutanpenyangga untuk meningkatkan KPS siswa ................................... 65

3. KPS siswa ditinjau dari gender siswa pada pembelajaran denganmenggunakan LKS berbasis discovery learning dan pembelajarandengan menggunakan LKS konvensional pada materi larutanpenyangga ....................................................................................... 73

4. KPS siswa laki-laki dan KPS siswa perempuan pembelajaran denganmenggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi larutanpenyangga.........................................................................................76

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 79

B. Saran .................................................................................................... 80

Page 14: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

xiv

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................81

LAMPIRAN

1. Analisis SKL- KI- KD ...................................................................... 862. Silabus ................................................................................................923. RPP ..................................................................................................1034. Tabel Kisi-Kisi Soal Tes Uraian ......................................................1205. Rubrik Penskoran Pretes dan Postes ................................................1226. Soal Pretes dan Postes ......................................................................1347. Rubrik Penilaian Sikap Ilmiah Siswa ...............................................1388. Penilaian Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen .............................1409. Penilaian Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ....................................14710. Perhitungan Nilai Pretes, Postes dan n-gain ....................................15311. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ...........................................................15612. Uji Hipotesis 1 dan 2.........................................................................16113. Uji Hipotesis 3 .................................................................................16714. Uji Hipotesis 4 .................................................................................17215. Uji Hipotesis 5 .................................................................................17716. Data Nilai Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen............................18217. Data Nilai Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ..................................184

Page 15: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengelompokkan KPS .......................................................................... 18

2. Indikator KPS ........................................................................................ 18

3. Pengelompokkan sikap ilmiah menurut para ahli ................................ 24

4. Analisis konsep...................................................................................... 26

5. Desain faktorial 2x2 .............................................................................. 35

6. Data normalitas nilai pretes KPS........................................................... 51

7. Hasil uji normalitas n-gain KPS............................................................ 54

8. Data uji ANOVA dua jalur n-gain KPS ................................................. 55

9. Data normalitas n-gain KPS siswa laki-laki kelas eksperimen dankelas kontrol .......................................................................................... 57

10. Data normalitas n-gain KPS siswa perempuan kelas eksperimen dankelas kontrol .......................................................................................... 59

11. Data normalitas n-gain KPS siswa laki-laki dan perempuan padakelas eksperimen .................................................................................. 62

Page 16: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ....................................................................................... 38

2. Rata-rata nilai pretes dan postes KPS siswa kelas eksperimen dan kelaskontrol ................................................................................................... 50

3. Rata-rata n-gain KPS siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ......... 53

4. Diagram plot interaksi antara pembelajaran menggunakan lks dengangender siswa terhadap kps siswa........................................................... 55

5. Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki kelas eksperimen dan kelaskontrol .................................................................................................. 57

6. Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan kelas eksperimen dan kelaskontrol ................................................................................................... 59

7. Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dan perempuan pada kelaseksperimen dan kelas kontrol ................................................................ 61

8. Rata-rata sikap ilmiah siswa per-indikator kelas eksperimen dan kelaskontrol ................................................................................................... 63

Page 17: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 mengamatkan pembelajaran kimia menggunakan pendekatan

ilmiah (Tim penyusun, 2013). Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 menjelaskan

bahwa penggunaan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dapat diperkuat

dengan menerapkan model berbasis penyingkapan/penelitian. Hosnan (2014)

menyebutkan terdapat 3 jenis model pembelajaran berbasis penyingkapan/

penelitian yaitu discovery learning, inquiry, dan problem solving .

Salah satu kompetensi dasar (KD) kelas XI (sebelas) semester genap dalam

kurikulum 2013 adalah KD 3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam

tubuh makhluk hidup dan KD 4.13 Merancang, melakukan dan menyimpulkan

serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga (Tim

Penyusun, 2014c).

Untuk mencapai KD tersebut dapat menggunakan langkah-langkah discovery

learning yang tertuang dalam lembar kerja siswa (LKS). Discovery learning

adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif yang mengarahkan

peserta didik belajar menemukan suatu konsep, menemukan informasi, dan dapat

memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Hosnan, 2014). Discovery learning

terdiri dari enam tahapan yaitu stimulation (pemberian rangsangan), problem

Page 18: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

2

statement (identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data

processing (pengolahan data), verification (pembuktian), dan generalization

(pengambilan kesimpulan) (Hosnan, 2014).

Salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dapat membantu proses

pembelajaran adalah lembar kerja siswa (LKS). LKS merupakan perangkat pen-

didikan penting yang membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa

mengenai materi yang harus mereka kuasai dan agar siswa dapat berpartisipasi

dalam kegiatan kelas (Taslidere,2013). LKS merupakan suatu alat bantu untuk

menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pem-

belajaran. LKS dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pem-

belajaran dan mengefektifkan waktu,serta akan menimbulkan interaksi antara guru

dengan siswa dalam proses pembelajaran (Senam.dkk.,2008).

Untuk pencapaian KD 3.13 dan KD 4.13 dengan LKS berbasis discovery learning

memiliki beberapa tahapan yaitu tahap pertama stimulasi, yaitu siswa diberikan

permasalahan atau fenomena yang terjadi seperti siswa mengamati gambar

macam-macam buah-buahan dan makanan yang dapat mempengaruhi pH dalam

tubuh. Kemudian siswa diminta menuliskan permasalahan dan hipotesisnya pada

tahap kedua yaitu identifikasi masalah, seperti siswa mengidentifikasi mengapa

pH darah tidak berubah setelah memakan makanan yang memiliki berbagai rasa.

Untuk membuktikan kebenaran hipotesisnya siswa diminta mengumpulkan data

dengan melakukan percobaan larutan penyangga dan mengolah data hasil per-

cobaannya sendiri pada tahap ketiga dan keempat yaitu pengumpulan data dan

pengolahan data. Pada tahap pengolahan data siswa akan mendapatkan pola

Page 19: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

3

informasi yang akan menjadi temuaan alternatif yang akan dibuktikan kebenaran-

nya dalam tahap pembuktian. Pada tahap pembuktian siswa telah menemukan

pengetahuannya sendiri yang yaitu siswa dapat mengelompokkan larutan yang

termasuk penyangga dan bukan penyangga, menggelompokkan larutan yang ter-

masuk larutan penyangga asam dan penyangga basa, serta siswa dapat menyebut-

kan komponen penyusun larutan penyangga asam dan penyangga basa. Tahap

keenam yaitu generalisasi akan dibuat kesimpulan yaitu siswa dapat menyimpul-

kan pengertian dari larutan penyangga.

Adanya LKS berbasis discovery learning dapat juga melatihkan keterampilan

proses sains siswa (KPS). KPS merupakan keterampilan intelektual, sosial, dan

fisik terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, di-

kuasai dan diaplikasikan dengan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh produk

sains, sehingga para ilmuan dapat menemukan sesuatu yang baru (Zubaidah dkk.,

2014). KPS memiliki pengaruh yang besar pada pendidikan sains karena

keterampilan ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan mental

yang lebih tinggi, seperti berpikir kritis, pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah (Ergul.dkk., 2011). Terdapat berbagai keterampilan dalam keterampilan

proses sains, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari KPS dasar (basic

science process skill) dan KPS terintegrasi (integrated science process skill). KPS

dasar terdiri dari enam keterampilan yakni mengamati (mengobservasi), meng-

klasifikasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan

(Dimyati dan Moedjiono, 2015).

Page 20: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

4

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sukawati (2016) di SMA

Negeri 1 Bandar Lampung, menunjukkan bahwa pembelajaran kimia mengguna-

kan kurikulum 2013 masih dominan dengan menggunakan metode ceramah yang

berpusat pada guru. Pembelajaran kimia pada materi larutan penyangga di

sekolah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan hanya berisi rangkuman

materi, latihan-latihan soal dan bukan LKS yang dapat menemukan konsep. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Oktafianto. dkk, (2014) menyatakan bahwa LKS

berbasis discovery learning dapat efektif untuk mengembangkan keterampilan

proses sains pada pembelajaran praktikum IPA. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Jannah (2015) menyatakan bahwa LKS berbasis discovery learning dapat

meningkatkan KPS pada materi pemanasan global.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah gender. Menurut

Chaplin.,dkk (1989), menyatakan bahwa adanya perbedaan-perbedaan antara laki-

laki dan perempuan antara lain: perempuan pada umumnya perhatiannya tertuju

pada hal-hal yang bersifat konkrit, praktis, emosional dan personal, sedangkan

kaum laki-laki tertuju pada hal-hal yang yang bersifat intelektual, abstrak dan

objektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarna (2013) menunjukkan

bahwa dalam penelitiannya tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara

pemahaman konsep siswa laki-laki dan perempuan pada level simbolik materi

hidrolisis garam (p=0,87). Penelitian lain yang dilakukan oleh Haryono (2017)

menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu gender tidak memberikan pengaruh yang

signifikan pada hasil belajar kimia pada materi hukum-hukum dasar kimia.

Page 21: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

5

Namun terdapat faktor lain selain gender yaitu sikap ilmiah siswa menurut

Veloo,dkk. (2013) bahwa sikap ilmiah memiliki pengaruh terhadap pemahaman

konsep siswa karena sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa mampu untuk men-

dorong mereka agar lebih tertarik dan terlibat dalam pembelajaran IPA sehingga

pemahaman konsep siswa juga lebih baik. Sikap ilmiah dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Adapun penelitian mengenai sikap ilmiah yaitu dilakukan oleh

Wahyudi (2011) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah mahasiswa mempengaruhi

prestasi belajar mahasiswa baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psiko-

motorik. Mahasiswa dengan sikap ilmiah yang tinggi memiliki prestasi belajar

yang baik daripada mahasiswa dengan sikap ilmiah rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan suatu penelitian dengan judul:

Efektivitas LKS berbasis discovery learning pada materi larutan penyangga untuk

meningkatkan keterampilan proses sains ditinjau dari gender siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat interaksi antara pengggunaan LKS berbasis discovery

learning dengan gender siswa terhadap KPS siswa pada materi larutan

penyangga?

2. Bagaimana efektivitas LKS berbasis discovery learning pada materi larutan

penyangga untuk meningkatkan KPS siswa ?

Page 22: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

6

3. Bagaimana KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis discovery

learning dibandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada materi

larutan penyangga?

4. Bagaimana KPS siswa perempuan dengan penggunaan LKS berbasis

discovery learning dibandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada

materi larutan penyangga?

5. Bagaimana KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis discovery

learning dibandingkan dengan KPS siswa perempuan dengan pembelajaran

menggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi larutan

penyangga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan interaksi antara penggunaan LKS berbasis discovery

learning dengan gender siswa terhadap KPS siswa pada materi larutan

penyangga.

2. Mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis discovery learning pada materi

larutan penyangga untuk meningkatkan KPS siswa.

3. Mendeskripsikan KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis

discovery learning dibandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada

materi larutan penyangga.

4. Mendeskripsikan KPS siswa perempuan dengan penggunaan LKS berbasis

discovery learning dibandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada

materi larutan penyangga.

Page 23: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

7

5. Mendeskripsikan KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis

discovery learning dibandingkan dengan KPS siswa perempuan dengan

penggunaan LKS berbasis discovery learning pada materi larutan penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan bagi berbagai pihak yaitu:

1. Bagi siswa

Memberikan pemahaman konsep larutan penyangga dengan menggunakan

LKS berbasis discovery learning dan dapat meningkatkan KPS siswa laki-laki

dan perempuan.

2. Bagi guru

Memberikan kemudahan serta pengalaman langsung kepada guru dalam

menerapkan pembelajaraan dengan menggunakan LKS berbasis discovery

learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains berdasarkan gender

siswa.

3. Bagi sekolah

Penerapan penggunaan LKS berbasis discovery learning dapat mengembang-

kan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari penelitian yang akan dilaksanakan, ruang

lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Dalam penelitian ini LKS dikatakan efektif apabila adanya perbedaan n-gain

yang signifikan pada KPS siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 24: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

8

2. Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar

aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang di-

peroleh akan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga

bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang

dihadapi (Hosnan, 2014).

3. LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. LKS akan mempermudah

guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu,

serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran (Senam.dkk., 2008). Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis

LKS, yaitu LKS berbasis discovery learning dan LKS konvensional.

4. LKS berbasis discovery learning adalah LKS yang memiliki enam tahapan

yaitu stimulation (pemberian rangsangan), problem statement (identifikasi

masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan

data), verification (pembuktian), dan generalization (pengambilan

kesimpulan) (Hosnan, 2014).

5. LKS konvensional adalah LKS yang selama ini digunakan oleh sekolah yang

berisi ringkasan materi, soal-soal latihan dan terdapat penuntun praktikum

pada materi-materi tertentu.

6. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan intelektual,

sosial, dan fisik terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar

yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dengan suatu kegiatan ilmiah,

sehingga para ilmuan dapat menemukan sesuatu yang baru

(Semiawan.dkk.,1986).

Page 25: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

9

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa

Mempermudah proses belajar mengajar agar menjadi lebih bermakna, maka perlu

adanya suatu media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang diguna-

kan oleh guru yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Dengan LKS diharapkan siswa

dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Trianto (2011) LKS

adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasa-

nya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan di-

capainya. Menurut (Senam.dkk., 2008), LKS adalah sumber belajar penunjang

yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus

mereka kuasai. LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada

siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. LKS akan mem-

permudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan

waktu,serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran.

Menurut Arsyad (2004), LKS merupakan jenis hand out yang dimaksudkan untuk

membantu siswa dalam belajar secara terarah. Menurut Trianto (2011), LKS

merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, ek-

Page 26: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

10

10

sperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau

memecahkan suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupak-

an salah satu media pembelajaran atau sebagai media perantara yang digunakan

oleh guru untuk menyalurkan informasi kepada siswa berupa lembaran tugas agar

membantu siswa menemukan konsepnya sendiri serta mempermudah siswa me-

mahami materi pelajaran yang didapat. Dengan adanya LKS guru dapat mem-

bimbing siswa lebih aktif dalam proses belajar, meningkatkan interaksi guru

dengan siswa serta dapat mengefektifkan waktu.

Selain sebagai media yang membantu dalam proses pembelajaran, LKS juga me-

miliki fungsi lain. Menurut Prastowo (2012) fungsi LKS adalah sebagai berikut.

1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebihmengaktifkan siswa;

2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materiyang disampaikan;

3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; dan4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

Sedangkan Tabatabai (2009) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar

LKS memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Sebagai sarana belajar siswa, baik dikelas maupun di luar kelas sehinggasiswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkanpengetahuan, melatih keterampilan, dan memproses sendiri untukmendapatkan perolehannya.

2. Melalui LKS, guru dalam kegiatan belajar mengajar sudah menerapkanmetode “membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student ActiveLearning) yang tinggi.

Penggunaan media LKS diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses

pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2004) antara lain:

1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin

Page 27: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

11

11

lancar dan meningkatkan hasil belajar; 2) Meningkatkan motivasi siswa dengan

mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri-

sendiri sesuai kemampuan dan minatnya; 3) Penggunaan media dapat mengatasi

keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4) Siswa akan mendapatkan pengalaman

yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan lingkungan sekitar. Melalui LKS, diharapkan siswa dapat

termotivasi dalam mempelajari konsep - konsep kimia khususnya pada materi

larutan penyangga.

LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas se-

demikian rupa untuk tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, Prastowo (2012)

menjelaskan lima macam bentuk LKS yang umum digunakan oleh siswa,

yaitu (1) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar; (2) LKS yang berfungsi

sebagai petunjuk praktikum; (3) LKS yang membantu siswa menemukan suatu

konsep; (4) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan; dan (5) LKS yang berfungsi sebagai

penguatan.

B. Discovery Learning

Discovery learning mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep, arti, dan

hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpul-

an. Pembelajaran discovery learning berakar dari faham konstruktivis (kons-

truktivisme). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

Page 28: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

12

12

dengan aturan-aturaan lama dan merevisikanya apabila aturan-aturan itu tidak lagi

sesuai (Trianto,2007).

Dicovery learning adalah model pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam

bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi

belajar, discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan

problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada

dicovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang

sebelumnya tidak diketahui. Perbedaan dengan discovery learning ialah bahwa

pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang

direkayasa oleh guru (Tim Penyusun, 2013b).

Menurut (Kurniasih.dkk.,2014) discovery learning adalah teori belajar yang di-

definisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pengajar tidak disajikan

dalam bentuk finalnya, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan

menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, meng-

organisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Munandar (2008)

menyatakan bahwa mengajar dengan discovery selain berkaitan dengan penemuan

juga bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Pembelajaran dengan

discovery merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu (benda,

manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Page 29: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

13

13

Tujuan dari pembelajaran dengan penemuan yaitu: dalam penemuan siswa ber-

kesempatan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa belajar me-

nemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak serta dapat meramalkan

informasi tambahan yang diberikan, siswa dapat merumuskan startegi tanya jawab

untuk memperoleh informasi yang bermanfaat. Pembelajaran dengan penemuan

membantu siswa membentuk kerjasama yang efektif, saling membagi informasi,

mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

Menurut Syah dalam Hosnan (2014), agar pelaksanaan pembelajaran discovery

learnig di kelas berjalan lancar, tahapan atau prosedur yang ahrus dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut:

1. Pemberian rangsangan/ Stimulasi

Pertama-tama pada tahap ini pelajar diharapkan pada sesuatu yang menimbul-

kan kebingungannya kemudian dilanjutkan dengan tidak memberikan

generalisasi, agar untuk menimbulkan keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di

samping itu, guru mulai dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan

mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya

yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini

berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengem-

bangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

2. Identifikasi masalah dan merumuskan hipotesis

Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah

Page 30: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

14

14

satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara

atas pertanyaan masalah).

3. Pengumpulan data

Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para

peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang

releven untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini,

berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan

(collection) berbagai macam informasi yang relevan, membaca literatur, meng-

amati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan

sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar aktif untuk

menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi,

dengan demikian secara tidak sengaja peserta didik menghubungkan masalah

dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4. Pengolahan data

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagai-

nya. Selanjutnya ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,

ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu ditafsirkan pada

tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean

(coding)/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukkan konsep dan

generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan

pengetahuan baru tentang alternative jawaban/penyelesaian yang perlu men-

dapat pembuktian secara logis.

Page 31: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

15

15

5. Pembuktian

Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan

temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan

hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau

hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab

apa tidak, apakah terbukti atau tidak.

6. Generalisasi

Tahap akhir dari model discovery learning ini adalah generalisasi. Tahap

generalisasi/menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan ber-

laku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan

hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, maka dirumuskan prinsip-prinsip

yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus

memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan

pembelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang men-

dasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan

generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Pada penerapan pembelajaran discovery learning memilki kelebihan dan kelemah-

an. Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran discovery learning menurut

Tim penyusun (2013) sebagai berikut:

Kelebihan penerapan pembelajaran discovery learning yaitu :a) membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kuncidalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya; b)pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuhkarena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer; c) menimbulkan rasasenang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil; d)

Page 32: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

16

16

metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuaidengan kecepatannya sendiri; e) menyebabkan siswa mengarahkan kegiatanbelajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

Kelemahan penerapan pembelajaran discovery learning yaitu:a) menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagisiswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulutan abstrak atau berfikiratau menggungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yaitu tertulis ataulisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi; b) tidak efisienuntuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yanglama untuk memebantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalahlainnya; c) pengajar discovery learning lebih cocok utuk mengembangkanpemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan danemosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

C. Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran sains juga merupakan studi yang lebih ditekankan pada kegiatan

proses, karena siswa dituntut aktif selama pembelajaran berlangsung guna mem-

bangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang mendorong siswa

menuju proses penemuan. Penggunaan pendekatan ilmiah dalam proses penemu-

an mampu mendorong keterampilan siswa, salah satunya yaitu KPS (keterampilan

proses sains) (Siahaan dan Suyana,2010).

KPS merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam me-

mahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan (Dahar, 1996).

Proses sains (scientific process) adalah rangkaian langkah logis yang dilakukan

oleh ilmuwan, yang meliputi kegiatan observasi, identifikasi masalah, perumusan

hipotesis, melakukan eksperimen, pencatatan dan pengolahan data, pengujian

kebenaran, serta menarik suatu kesimpulan (Carin dan Sund, 1989).

Pada KPS melibatkan keterampilan kognitif, intelektual, manual, dan sosial.

Menurut Rustaman (2005) keterampilan proses perlu dikembangkan melalui

Page 33: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

17

17

pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman

langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang di-

lakukan sedangkan menurut Indrawati (dalam Trianto,2011) keterampilan proses

merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun

psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip

atau teori, mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/flasifikasi.

Keterampilan proses bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam

belajar, sehingga secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampu-

an-kemampuannya. Bila siswa hanya belajar untuk mencapai hasil, maka mereka

tampak kurang mampu menerapkan perolehnya, baik berupa pengetahuan, ke-

terampilan maupun sikap dalam situasi lain.

Funk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002) mengungkapkan bahwa:

1. Pendekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa.

Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena

lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan;

2. Pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau men-

dengarkan sejarah ilmu pengetahuan; dan

3. KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk

ilmu pengetahuan. Pendekatan KPS dirancang dengan beberapa tahapan yang

diharapkan akan meningkatkan penguasaan konsep.

Funk (dalam Seotardjo,1988) juga mengklasifikasikan KPS menjadi dua, yaitu :

Page 34: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

18

18

1. KPS Dasar, yang terdiri dari pengamatan, klasifikasi, komunikasi, pengukur

sistem metriks, prediksi dan inferensi.

2. KPS Terpadu, yang terdiri dari pengidentifikasian variabel, penyusunan tabel

data, penyusunan grafik, pendeskripsian hubungan antar variabel, pemerolehan

dan pemrosesan data, pendeskripsian penyelidikan, perumusan hipotesis, pen-

definisian variabel secara operasional, perencanaan penyelidikan, peng-

eksperimer.

Menurut Esler dan Esler (1996) KPS dikelompokkan seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Pengelompokkan KPS

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses TerintegrasiMengamati (observasi)InferensiMengelompokkan (klasifikasi)Menafsirkan (interpretasi)Meramalkan (prediksi)Berkomunikasi

Mengajukan pertanyaanBerhipotesisPenyelidikanMenggunakan alat/bahanMenerapkan konsepMelaksanakan percobaan

Warianto (2011) menyusun indikator KPS seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Indikator KPS

Keterampilan Proses Sains IndikatorMengamati (Observasi) 1. Menggunakan sebanyak mungkin indera.

2. Mengumpulkan atau menggunakan fakta yangrelevan.

Mengelompokkan (Klasifikasi) 1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah.2. Mencari perbedaan dan persamaan.3. Mengontraskan ciri-ciri.4. Membandingkan.5. Mencari dasar pengelompokkan atau

penggolongan.6. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan.

Menafsirkan (Interpretasi) 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan.2. Mengemukanan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum diamati.Meramalkan (Prediksi) 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan.

2. Mengemukanan apa yang mungkin terjadi padakeadaan yang belum diamati.

Mengajukan pertanyaan 1. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa.2. Bertanya untuk meminta penjelasan.

Page 35: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

19

19

3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakanghipotesis.

Berhipotesis 1. Mengetahui bahwa ada lebih dari satukemungkinan penjelasan dari satu kejadian.

2. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diujikebenarannya dalam memperoleh bukti lebihbanyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

MerencanakanPercobaan/Penelitian

1. Menentukan alat/bahan/sumber yang akandigunakan.

2. Menentukan variabel atau faktor penentu.3. Menentukan apa yang akan diukur, diamati,

dicatat.4. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa

langkah kerja.Menggunakan alat/bahan 1. Memakai alat dan bahan.

2. Mengetahui alasan mengapa menggunakanalat/bahan.

3. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan.Menerapkan konsep 1. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam

situasi baru.2. Menggunakan konsep pada pengalaman baru

untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.Berkomunikasi 1. Memberikan/menggambarkan data empiris hasil

percobaan atau pengamatan dengan grafik atautabel atau diagram.

2. Menyusun dan menyampaikan laporan secarasistematis.

3. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian.4. Membaca grafik atau tabel diagram.5. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau

suatu peristiwa.6. Mengubah bentuk penyajian.

Melaksanakan percobaanekperimentasi

1. Melakukan percobaan.

Funk (dalam Trianto,2011) juga membagi keterampilan proses menjadi dua

tingkatan yaitu KPS tingkat dasar (basic science process skill) dan KPS terpadu

(integrated science process skill). KPS tingkat dasar meliputi: observasi,

klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. KPS terpadu

meliputi menentukan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan,

menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan

penyelidikan, dan melakukan eksperimen.

Lanjutan tabel 2

Page 36: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

20

20

D. Gender Siswa

Gender dibedakan menjadi jenis kelamin, yang melibatkan dimensi biologis dari

laki-laki dan perempuan. Sekolah merupakan salah satu wadah di mana guru

sebagai fasilitator sering secara sadar maupun tidak sadar telah memberikan per-

lakuan yang berbeda antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki

sering mendapatkan perhatian yang lebih besar dari siswa perempuan. Hal ini

terlihat dari sikap guru yang lebih banyak memberikan pujian maupun nasihat

kepada siswa laki-laki dari pada pujian maupun nasihat kepada siswa perempuan.

Terkait dengan pemahaman konsep sains dalam pemahaman konsep sains ditemu-

kan adanya suatu perbedaan yang menonjol antara pemahaman konsep siswa laki-

laki dan perempuan ketika memahami suatu konsep sains (Moreno,2010).

Pernyataan Moreno tersebut ternyata didukung oleh penemuan dari beberapa

penelitian yang mengemukakan bahwa terdapat suatu hubungan antara pemaham-

an konsep sains siswa dengan gender. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan

dalam psikologis dan hubungannya langsung dalam seks biologisnya adalah

perbedaan perkembangan hormon seks dari individu sendiri terhadap gender

dalam otaknya (Bronstein,2006).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Dawson dalam Balci,2006) dalam

penelitiannya tentang menyelidiki 203 siswa mengenai minatnya dalam ilmu

pengetahuan yang dilakukan pada siswa Australia selatan grade 7, Dawson

menemukan bahwa anak laki-laki lebih cenderung tertarik pada ilmu pengetahuan

dibandingkan dengan anak perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sumarna (2013) bahwa dalam penelitiannya tidak ditemukan perbedaan yang

Page 37: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

21

21

signifikan antara pemahaman konsep siswa laki-laki dan perempuan pada level

simbolik materi hidrolisis garam (p=0,87).

Penelitian yang dilakukan oleh Orimogunje (2013) menyatakan bahwa isu gender

dan kegiatan belajar siswa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk mem-

pengaruhi hasil belajar siswa terhadap pembelajaran analisis volumetrik dalam

kimia. Hal ini diperkuat oleh beberapa hasil studi sebelumnya yang menunjukkan

tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep siswa laki-laki dan

siswa perempuan.

Umar (1999) dalam Muthmainah (2006) mengungkapkan berbagai pengertian

gender antara lain sebagai berikut:

1. Di dalam Womens’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalahsuatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction)dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antaralaki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat.

2. Gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat darikonstruksi sosial budaya. Ia menekannya sebagai konsep analisis (ananalytic concept) yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu.

Berdasarkan atas pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gender adalah

konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan

perempuan dilihat dari non-biologis yaitu aspek sosial, budaya atau psikologis.

Muthmainah (2006) menyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengakui

dan bertahan dari perilaku tidak etis biasanya dihubungkan dengan faktor-faktor

yang berkaitan dengan lingkungan (misalnya lingkungan tempat bekerja, kultur,

situasi) dan faktor lainnya yang berkaitan dengan individu itu sendiri (misalnya

pengaruh keluarga, nilai-nilai religius, pengalaman, karakteristik demografis).

Page 38: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

22

22

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh gender dalam per-

timbangan etis, sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan lebih

memiliki pertimbangan etis dibanding laki-laki di dalam situasi yang dilematis.

Menurut teori kognitif sosial, gender berkembang melalui mekanisme yang terdiri

atas observasi, imitasi, penghargaan, dan hukuman. Menurut pandangan kognitif,

interaksi antara anak dan lingkungan sosial merupakan kunci utama untuk per-

kembangan gender. Beberapa pengkritik berpendapat bahwa penjelasan ini

kurang memerhatikan pikiran dan pemahaman si anak, serta menggambarkan

anak tersebut menerima peran gender secara pasif (Martin, Ruble, &

Szkrybalo,2002). Teori skema gender (gender schema theory), yang saat ini

merupakan teori kognitif gender yang diterima dimana-mana, menyatakan bahwa

pengelompokan gender muncul ketika anak-anak secara bertahap mengembang-

kan skema gender tentang apa yang pantas dan apa yang tidak pantas menurut

gender dalam budaya mereka.

Tinjauan utama tentang persamaan dan perbedaan gender yang diadakan pada

1970-an, menyimpulkan bahwa perempuan memiliki keterampilan verbal yang

lebih baik daripada laki-laki. Namun, beberapa analisis terkini mengemukakan

bahwa dalam beberapa hal, tidak ada perbedaan atau hanya ada sedikit perbedaan

dalam keterampilan verbal perempuan dan laki-laki. Sebagai contoh, saati ini pria

mendapatkan nilai yang sama tinggi dengan wanita dalam bagian verbal tes SAT

(Educational Testing Service, 2002). Namun selama tahun-tahun ajaran sekolah

dasar dan menengah pertama, ada bukti kuat bahwa wanita lebih unggul daripada

pria dalam membaca dan menulis. Dalam studi nasional kini, wanita mempunyai

Page 39: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

23

23

prestasi membaca yang lebih tinggi daripada pria di kelas empat, delapan, dan dua

belas dengan perbedaan yang semakin besar ketika siswa-siswa mengalami

kemajuan.

E. Sikap Ilmiah

Sikap adalah suatu bentuk respon positif (menerima) atau negatif (menolak) ter-

hadap orang, benda, atau keadaan tertentu. Sikap bisa muncul pada diri seseorang

sebagai suatu tanggapan dari seseorang terhadap orang lain, suatu benda, atau

terhadap situasi tertentu.

Menurut Majid (2014) “sikap merupakan sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pan-

dangan hidup yang dimiliki oleh seseorang”Uraian tersebut menyatakan bahwa

sikap seseorang adalah ekspresi dari nilai dan pandangan hidupnya. Sikap seseo-

rang dapat dibentuk melalui proses tertentu, sehingga terjadi perilaku positif

dalam diri individu tersebut.

Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan individu serta sikap

merupakan hasil belajar individu melalui interaksi sosial, dengan demikian sikap

dapat dibentuk dan diubah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran mempu-

nyai peranan penting dalam membina sikap seseorang yang harus mampu mengu-

bah sikap negatif menjadi positif dan meningkatkan sikap positif lebih positif.

Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Harlen (1992) mengandung dua makna,

yaitu: sikap terhadap IPA (attitude to science) dan sikap yang melekat setelah

mempelajari IPA (attitude of science). Sikap terhadap IPA (attitude to science)

dapat berupa perasaan suka atau tidak suka terhadap IPA, sedangkan sikap yang

Page 40: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

24

24

melekat setelah mempelajari IPA (attitude to science) mencakup beberapa aspek

perilaku positif seperti sikap rasa ingin tahu, jujur, dan lain sebagainya.

Sikap ilmiah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Wahyudi (2011)

sikap ilmiah mahasiswa mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa baik pada

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Mahasiswa dengan sikap ilmiah

yang tinggi memiliki prestasi belajar yang baik dari pada mahasiswa dengan sikap

ilmiah rendah.

Para ahli mengelompokkan sikap ilmiah ke dalam berbagai variasi, tapi secara

umum, hal tersebut tidak memiliki perbedaan yang berarti. Variasi yang ada ha-

nya dalam penempatan dan penamaan sikap ilmiah yang ditonjolkan. Misalnya

pengelompokkan sikap ilmiah oleh American Association for Advancement of

Science (AAAS) dan Harlen dalam Kusuma (2013), secara ringkas disajikan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Pengelompokkan sikap ilmiah menurut para ahli

AAAS HarlenHonesty (sikap jujur) Curiosity (sikap ingin tahu)Curiosity (sikap ingin tahu) Respect for evidence (sikap respek

terhadap daa)Open minded (sikap berpikiran terbuka) Critical reflection (sikap refleksi kritis)Skepticism (sikap keragu-raguan) Perseverance (sikap ketekunan)

Cretivity and inventiveness (sikap kreatifdan penemuan)Co-operation with others (sikapbekerjasama dengan orang lain)Willingness to tolerate uncertainty (sikapkeinginan menerima ketidakpastian)Sensitivity to environment (sikap sensitiveterhadap lingkungan

Kusuma (2013).

Sikap ilmiah merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar.

Siswa dengan sikap ilmiah tinggi cenderung mempunyai prestasi belajar yang

Page 41: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

25

25

lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Dengan sikap

ilmiah yang tinggi, siswa akan antusias, mempunyai rasa ingin tahu yang besar

dan termotivasi dalam pembelajaran kimia.

F. Analisis Konsep Larutan Penyangga

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena

konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Menurut Sagala

(2003) definisi konsep adalah :

Konsep merupakan buah pemikiran seorang atau sekelompok orang yangdinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yangmeliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.

Adapun analisis konsep dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4

berikut:

Page 42: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

26

26

Tabel 4. Analisis Konsep

No LabelKonsep Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Kedudukan KonsepContoh Non

ContohAtribut Kritis AtributVariabel

SubOrdinat Koordinat Super

Koordinat1. Larutan

PenyanggaLarutan yangdapatmempertahankanpH bila diberikansedikit asam,ataupun basa, danmemliki peranpenting dalamkehidupanterutama di dalamtubuh makhlukhidup. Larutanpenyangga ada 2macam yaitularutan penyanggaasam danpenyangga basa

Prinsip Mempertahankan pH

Larutanpenyanggaasam

Larutanpenyanggabasa

Peran larutanpenyangga

Fungsipenyanggadalam tubuh

pH Komponen larutanpenyangga

Penyanggaasam,penyanggabasa, peranlarutanpenyanggadalamtubuh, pHlarutanpenyangga

Kesetimbangan dalamlarutan

Air liur, darah,CH3COOH +NaCH3COOH

NH3 +NH4Cl

Air,HCl,NaOH

2. Penyanggaasam

Larutan yangmengandungsuatu asam lemah,dan basakonjugasinya

Prinsip Asam lemahBasakonjugasi

Jenisasam danbasa

Penyanggaasam

Kesetimbangan dalamlarutan

CH3COOH +NACH3COOH

HCl

3. Penyanggabasa

Alrutan yangmengandungsuatu basa lemah,

Prinsip Basa lemahAsamkonjugasi

Jenisasam basa

Penyanggabasa

Kesetimbangan dalamlarutan

NH3, NH4Cl NaCl

Page 43: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

27

27

dan asamkonjugasinya

4. Fungsilarutanpenyanggapada tubuh

Larutanpenyangga dangatpenting dalamkehidupan spertidarah, air liur,untuk menjagakesetimbangandalam tubuh

Proses Darah, danair liuar

Jenislarutanpenyangga dalamtubuh

Fungsilarutanpenyanggadalamtubuh

Kesetimbangan dalamlarutan

Penyanggafosfat,penyanggahemoglobin,penyanggakarbonat

5. Perhitungan pHlarutanpenyanggaasam danbasa

pH larutanpenyangga yangcenderungkonstan memilikiperumusan pHyang berbeda darirumus pHsebelumnya

Konsep Rumus pHlarutanpenyangga

pHlarutanpenyangga

Perhitungan pHlarutanpenyangga

Kesettimbangan dalamlarutan

pH larutan(100 mlCH3COOH 0,1M + 180 mlCH3COOK 0,1M) adalah 5

pHlarutanHCl 0,1M=1

Lanjutan tabel 4

Page 44: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

28

28

G. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan anak agar dapat ber-

kembang secara optimal. Pembelajaran kimia dengan menggunakan kurikulum

2013 masih dominan dengan menggunakan metode ceramah atau pembelajaran

masih berpusat kepada guru. Adapun pelaksanaan pembelajaran kimia memerlu-

kan perangkat pembelajaran yang akan mendukung proses pembelajaran tersebut.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan seperti LKS. LKS yang

digunakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

LKS merupakan sumber belajar siswa penunjang yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa mengenai materi kimia yang sedang siswa pelajari. LKS juga

merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran. LKS akan mempermudah guru dalam

menyampaikan suatu materi pembelajaran dan akan mengefektifkan waktu serta

akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pem-

belajaran. LKS dalam penelitian ini menggunakan dua jenis LKS, yaitu LKS

berbasis discovery learning dan LKS Konvensional. LKS berbasis discovery

learning merupakan LKS yang memiliki enam tahapan yatiu stimulation (pem-

berian rangsangan), problem statement (identifikasi masalah), data collection

(pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pem-

buktian), generalization (pengambilan kesimpulan). Pada LKS konvensional

adalah LKS yang selama ini digunakan oleh siswa SMA Al-Azhar 3 Bandar

Lampung.

Page 45: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

29

29

Pada penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu

kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan LKS berbasis discovery

learning sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS konvensional. LKS berbasis

discovery learning dapat juga meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan intelektual sosial, dan

fisik terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, di-

kuasai dan diaplikasikan dengan suatu kegiatan ilmiah. Terdapat berbagai

keterampilan dalam keterampilan proses sains yaitu, keterampilan dasar (basic

science process skill) dan KPS terintegrasi (integrated science process skill).

Pada penelitian ini menggunakan KPS dasar. KPS dasar terdiri atas enam

keterampilan yakni mengamati (mengobservasi), mengklasifikasi, mengukur,

memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

LKS berbasis discovery learning yang dipakai merupakan hasil pengembangan

dari Hening (2016) yang akan diterapkan atau di ujicoba di kelas eksperimen di

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Sebelum melakukan perlakuan terhadap

kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu diberikan soal pretes untuk

mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Setelah diberikan per-

lakuan pada masing-masing kelas akan dilakukan tes akhir (postes) untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan KPS

siswa yang ditinjau dari gender siswa. Penggunaan LKS berbasis discovery

learning yang diterapkan pada pembelajaran kimia diharapkan dapat meningkat-

kan KPS siswa laki-laki dan perempuan pada materi larutan penyangga yang

dapat dilihat dari n-gain yang diperoleh dari perhitungan.

Page 46: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

30

30

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa-siswi kelas XI IPA semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung

T.A. 2016/2017 yang menjadi sampel penelitian mempunyai kemampuan KPS

siswa awal yang sama.

2. Tingkat kedalaman dan keluasan materi yang dibelajarkan sama.

3. Perbedaan n-gain KPS materi larutan penyangga karena perbedaan perlakuan

dalam proses pembelajaran.

4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan KPS materi larutan

penyangga kelas XI semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung T.A.

2016/2017 diabaikan.

I. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat interaksi antara pengggunaan LKS berbasis discovery learning

dengan gender siswa terhadap KPS siswa pada materi larutan penyangga.

2. LKS berbasis discovery learning pada materi larutan penyangga untuk

meningkatkan KPS siswa.

3. KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis discovery learning di-

bandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada materi larutan

penyangga.

Page 47: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

31

31

4. KPS siswa perempuan dengan penggunaan LKS berbasis discovery learning

dibandingkan dengan penggunaan LKS konvensional pada materi larutan

penyangga.

5. KPS siswa laki-laki dengan penggunaan LKS berbasis discovery learning

dibandingkan dengan KPS siswa perempuan dengan penggunaan LKS ber-

basis discovery learning pada materi larutan penyangga.

Page 48: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

32

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 235 siswa dan ter-

sebar dalam enam kelas. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik

purposive sampling.

Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan mengguna-

kan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti (Syaodih, 2009). Berdasar-

kan pertimbangan nilai mid siswa dengan pertimbangan kemampuan awal kelas

yang sama, jumlah antara siswa laki-laki dan perempuan yang tidak jauh berbeda,

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sehingga dari enam

kelas XI IPA SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung didapatkan dua kelas yang di-

jadikan sebagai kelas penelitian.

Berdasarkan informasi dari guru bidang studi kimia kelas XI yang akan dijadikan

sebagai kelas sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4. Pada kelas XI

IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Pada

kelas XI IPA 2 diterapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis

discovery learning dan kelas XI IPA 4 diterapkan pembelajaran dengan meng-

gunakan LKS konvensional.

Page 49: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

33

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data pen-

dukung. Data utama dalam penelitian ini berupa data hasil pretes dan postes yang

bersumber dari seluruh siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sedangkan

data pendukung penelitian yaitu data sikap ilmiah siswa selama mengikuti pem-

belajaran yang bersumber dari seluruh kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, variabel

kontrol dan variabel moderat. Variabel bebas adalah LKS yang digunakan, yaitu

penggunaan LKS berbasis discovery learning pada kelas eksperimen dan LKS

konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikat adalah KPS siswa. Variabel

kontrol adalah materi larutan penyangga dan variabel moderat adalah gender

siswa.

D. Metode dan desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi ek-

sperimen dengan desain faktorial 2x2. Desain faktorial merupakan modifikasi

dari posttest-only control group atau pretest-posttest control group yang mem-

perbolehkan penyelidikan variabel-variabel independen tambahan (Fraenkel, dan

Hyun, 2012). Terdapat dua faktor yang terlibat pada desain faktorial 2x2 yaitu

pembelajaran dengan menggunakan LKS dan gender siswa. Faktor pembelajaran

dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning dan LKS konvensional

Page 50: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

34

sedangkan faktor gender yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Desain

faktorial 2x2 dapat ditunjukkan pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Desain faktorial 2x2

Variabel perlakuan (A)

Variabel moderat (B)

Pembelajaran menggunakan LKSBerbasisdiscovery learning(A1)

Konvensional(A2)

Jenis kelaminsiswa

Laki-laki (B1) A1B1 A2B1

Perempuan (B2) A1B2 A2B2

Keterangan:A1B1 : KPS siswa laki - laki dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning.A2B1 : KPS siswa laki - laki dengan pembelajaran menggunakan LKS

konvensional.A1B2 : KPS siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning.A1B1 : KPS siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan LKS

konvensional.

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

1. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis KI-

KD, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diadopsi dari

Sukawati (2016).

2. Instrumen penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul

data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2004).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Soal pretes dan postes yang terdiri dari sembilan soal uraian untuk meng-

ukur KPS pada materi larutan penyangga. Agar data yang diperoleh dapat

Page 51: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

35

dipercaya maka soal pretes dan postes ini harus valid. Soal pretes dan pos-

tes ini dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan dari data variabel yang digunakan. Pengujian soal

pretes dan postes digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas. Ada-

pun uji validitas dapat dilakukan dengan cara jugment. Uji validitas

dilakukan dengan menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian indikator ,

tujuan pembelajaran dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-

unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa soal pretes dan

postes dianggap valid yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk

digunakan dalam mengumpulkan data.

b. LKS

LKS yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu LKS

berbasis discovery learning dan LKS konvensional pada materi larutan

penyangga. LKS berbasis discovery learning dari hasil pengembangan

LKS Hening (2016) yang terdiri atas 3 LKS sedangkan LKS konvensional

merupakan LKS yang selama ini digunakan siswa-siswa SMA Al-Azhar 3

Bandar Lampung.

c. Lembar sikap ilmiah siswa

Lembar sikap ilmiah siswa yang digunakan dalam penelitian memiliki 7

aspek yang diamati yaitu antusiasme, banyak bertanya, mengemukakan

pendapat, displin, ulet, bekerjasama dan bertangggung jawab yang

dimodifikasi dari Sukawati (2016).

Page 52: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

36

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah:

1. Prapenelitian

Prosedur prapenelitian pada penelitian ini adalah:

a. Meminta izin kepada Kepala SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung untuk

melaksanakan penelitian.

b. Mengadakan observasi untuk memperoleh informasi tentang data siswa,

karakteristik siswa, jadwal, dan sarana-prasarana sekolah yang dapat digunakan

sebagai sarana pendukung pelaksanaan penelitian.

a. Menentukan populasi dan sampel.

2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan

instrumen penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Pada pelaksanaan penelitian, adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah:

1. Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi larutan penyangga sesuai

dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas, pem-

belajaran menggunakan LKS berbasis discovery learning diterapkan di kelas

eksperimen serta pembelajaran menggunakan LKS konvensional diterapkan

di kelas kontrol.

Page 53: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

37

3. Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

3. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini antara lain:

a. Menganalisis jawaban soal pretes dan postes siswa.

b. Melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian dan menarik kesimpulan.

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian,

seperti ditunjukkan pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Alur penelitian

Penelitian

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Analisis data

Mempersiapkan perangkat pembelajaran daninstrumen penelitian

Pretes

Postes

Kelas kontrol

Pembelajarandengan LKSkonvensional

Kelas eksperimen

Pembelajaran denganLKS berbasis

discovery learning

Meminta izin penelitian ke sekolah

Observasi

Menentukan populasi dan sampel

Prapenelitian

Page 54: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

38

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Perhitungan nilai pretes dan postes siswa

Skor pretes dan postes siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol diubah menjadi nilai siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

100 xmaksimalskorJumlah

diperolehyangjawabanskorJumlahsiswaNilai ........................... (1)

Setelah nilai diperoleh kemudian dihitung n-gain masing-masing siswa yang

selanjunya digunakan uji hipotesis.

2. Perhitungan n-gain

Efektivitas LKS berbasis discovery learning untuk meningkatkan KPS ditinjau

dari gender siswa dilakukan analisis n-gain siswa dari kelas penelitian.

a. Menghitung n-gain setiap siswa

N-gain siswa dari kelas penelitian dihitung menggunakan rumus menurut Hake

(2002) sebagai berikut:

n-gain <g> = ........................ (2)

Kriteria n-gain sebagai berikut.

1) Peningkatan dalam kategori tinggi, jika n-gain ≥ 0,7

2) Peningkatan dalam kategori sedang, jika 0,3 ≤ n-gain < 0,7

3) Peningkatan dalam kategori rendah, jika n-gain < 0,3

b. Menghitung rata-rata n-gain setiap kelas

Setelah didapatkan nilai n-gain dari setiap siswa, kemudian dihitung rata-rata n-

gain tiap kelas sampel yang dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata n-gain tiap kelas = ............................... (3)

Page 55: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

39

c. Menghitung rata-rata n-gain siswa laki-laki

Setelah didapatkan nilai n-gain setiap siswa laki-laki, kemudian dihitung rata-rata

n-gain siswa laki-laki dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata n-gain tiap kelas = ................... (4)

d. Menghitung rata-rata n-gain siswa perempuan

Setelah didapatkan nilai n-gain dari setiap siswa perempuan, kemudian dihitung

rata-rata n-gain siswa perempuan dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata n-gain tiap kelas = ..................... (5)

3. Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah pengetahuan

awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan

pada materi larutan penyangga.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 = Rata- rata nilai pretes KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS

discovery learning di kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai pretes

KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS konvensional di kelas

kontrol pada materi larutan penyangga.

H0 = μ1x = μ2x

H1= Rata- rata nilai pretes KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS

discovery learning di kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata nilai

pretes KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS konvensioanal

Page 56: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

40

di kelas kontrol pada materi larutan penyangga.

H1 : μ1x ≠ μ2x

Keterangan:μ1 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi larutan penyangga di kelas eksperimen.μ2 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi larutan penyangga di kelas kontrol.x = KPS siswa.

Sebelum menguji kesamaan dua rata-rata, dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat

analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai pretes KPS siswa

di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal

dari populasi berdistribusi normal atau tidak, untuk menentukan uji selanjutnya

menggunakan statistik parametrik (berdistribusi normal) atau non parametrik

(berdistribusi tidak normal).

Hipotesis untuk uji normalitas:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Untuk uji normalitas data digunakan rumus sebagai berikut:

= ( ) ......................(6)

Keterangan : = uji chi-kuadratOi = frekuensi pengamatanEi = frekuensi yang diharapkan

Terima H0 jika χ2hitung≤ χ2

tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan

dk = k – 3(Sudjana, 2005).

Page 57: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

41

b. Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian memiliki varians

homogen atau tidak yang selanjutnya dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.

Menurut Sudjana (2005) untuk menguji homogenitias varians dapat menggunakan

uji F.

HipotesisH ∶ σ = σ (sampel penelitian memiliki varians yang homogen)H ∶ σ ≠ σ (sampel penelitian memiliki varians yang tidak homogen)

Uji homogenitas kedua varians kelas penelitian menggunakan uji kesamaan dua

varians, dengan rumus statistik := dengan = ∑( ̅)............................... (7)

Keterangan : s = simpangan bakux = nilai pretes siswa̅ = rata-rata nilai pretes siswan = jumlah siswa

Kriteria uji adalah terima jika ≤ dengan v1 = dk (pembilang)

dan v2 = dk (penyebut) pada taraf signifikan 5% (Sudjana, 2005).

Berdasarkan hasil uji yang diperoleh diketahui bahwa data berdistribusi normal

dan homogen ( 1 = 2 ), maka pengujian menggunakan uji statistik para-

metrik, yaitu melalui uji t dengan rumus sebagai berikut:

Rumus yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:

= dengan = ( ) ( )................(8)

Page 58: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

42

Keterangan: thitung = Kesamaan dua rata-rata.= Rata-rata pretes keterampilan membedakan siswa pada

materi larutan penyangga pada kelas yang diterapkanpembelajaran menggunakan discovery learning.

= Rata-rata pretes keterampilan membedakan siswa padamateri larutan penyangga pada kelas yang diterapkanpembelajaran konvensional.

S = Simpangan baku gabungan.= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran

menggunakan discovery learning.= Jumlah siswa pada kelas yang menggunakan pem-

belajaran konvensional.= Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran

menggunakan discovery learning.= Simpangan baku siswa yang menggunakan pem-

belajaran konvensional.

Kriteria pengujian terima H0 jika thitung < ttabel dengan taraf signifikan 5% dan

derajat kebebasan d(k) = n1 + n2 – 2 (Sudjana,2005). Kemudian membandingkan

harga thitung dengan ttabel dan menarik kesimpulan.

4. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu hipotesis 1 dan hipotesis 2 mengguna-

kan uji ANOVA dua jalur (two ways ANOVA) serta uji perbedaan dua rata-rata

untuk menguji hipotesis 3 dan 4 menggunakan uji t’ dan hipotesis 5 menggunakan

uji t.

a. Uji hipotesis 1 dan 2

Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran dengan

menggunakan LKS berbasis discovery laerning dengan gender siswa terhadap KPS

siswa pada materi larutan penyangga. Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui

efektivitas LKS berbasis discovery learning dalam meningkatkan KPS siswa pada

Page 59: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

43

materi larutan penyangga. Sebelum menguji hipotesis 1 dan 2, dilakukan terlebih

dahulu uji normalitas dan uji homogenitas terhadap n-gain KPS siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Untuk uji normalitas dan uji homogenitas ini

dilakukan seperti rumus (6) dan (7) dengan hipotesis dan kriteria uji yang sama.

Berdasarkan hasil uji yang diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi ber-

distribusi normal dan kedua kelas penelitian memiliki varians yang homogen,

maka pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan uji statistik parametrik, yaitu

melalui analisis varians dua jalur (two ways ANOVA) dengan menggunakan bantu-

an SPSS versi 17.0 for Windows. Berikut rumusan hipotesis :

Hipotesis 1

H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan LKS dengan gender siswa

terhadap KPS pada materi larutan penyangga.

H0 : A*B = 0

H1 : Terdapat interaksi antara penggunaan LKS dengan gender siswa terhadap

KPS pada materi larutan penyangga.

H1 : A*B ≠ 0

Keterangan : A = Pembelajaran dengan mengggunakan LKS.B = Gender siswa.

Kriteria uji yaitu terima H0 jika nilai sig pada LKS*gender > 0,05.

Hipotesis 2

H0 : Rata-rata n-gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning lebih rendah atau sama dengan LKS konvensional pada

materi larutan penyangga.

H0 : A1≤ A2

Page 60: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

44

H1 : Rata-rata n-gain KPS siswa dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning lebih tinggi daripada LKS konvensional pada materi larutan

penyangga.

H1 : A1> A2

Keterangan : A1 = Rata-rata n-gain KPS siswa dengan pembelajaran mengguna-kan LKS berbasis discovery learning pada materi larutanpenyangga.

A2 = Rata-rata n-gain KPS siswa dengan pembelajaran meng-gunakan LKS konvensional pada materi larutan penyangga.

Kriteria uji yaitu terima H0 jika nilai sig pada LKS > 0,05.

b. Uji hipotesis 3

Uji hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui KPS siswa laki-laki dengan pem-

belajaran menggunakan LKS berbasis discovery learning dibandingkan dengan

LKS konvensional pada materi larutan penyangga.

Rumusan hipotesis untuk uji hipotesis 3 sebagai berikut:

H0 : Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dengan pembelajaran menggunakan LKS

berbasis discovery learning lebih rendah atau sama dengan LKS konvensional

pada materi larutan penyangga.

H0 : A1B1≤ A2B1

H1 : Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dengan pembelajaran menggunakan LKS

berbasis discovery learning lebih tinggi daripada LKS konvensional pada

materi larutan penyangga.

H1 : A1B1> A2B1

Keterangan : A1B1 = Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dengan penggunaanLKS berbasis discovery learning pada larutan penyangga.

Page 61: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

45

A2B1 = Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dengan penggunaanLKS konvensional pada materi larutan penyangga.

Sebelum melakukan uji hipotesis 3, maka dilakukan terlebih dahulu uji normalitas

dan uji homogenitas terhadap n-gain KPS siswa laki-laki di kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Uji normalitas dan uji homogenitas ini dilakukan dengan meng-

gunakan rumus seperti rumus (6) dan (7) dengan hipotesis dan kriteria uji yang

sama.

Berdasarkan hasil uji yang diperoleh sampel berasal dari populasi yang ber-

distribusi normal tetapi tidak memiliki varians yang homogen, maka pengujian

hipotesis 3 menggunakan uji non parametrik yaitu uji t’.

Rumus yang digunakan dalam uji t’ sebagai berikut:′ = ................................... (9)

Dengan kriteria uji: tolak H0 jika′ ≥ . ................................. (10)

Dan terima H0 jika sebaliknya, dengan keterangan:

w1 =

w2 =

t1 = t(1-α) ( n-1)

t2 = t(1-α) ( n-1) (Sudjana,2005).

Keterangan :1 = Rata-rata n-gain KPS siswa dengan menggunakan LKS dicovery learningpada materi larutan penyangga pada kelas eksperimen.2 = Rata-rata n-gain KPS siswa dengan menggunakan LKS konvensional padamateri larutan penyangga pada kelas kontrol.

Page 62: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

46

1 = Jumlah siswa pada kelas eksperimen2 = Jumlah siswa pada kelas kontrol1 = Simpangan baku siswa pada kelas eksperimen2 = Simpangan baku siswa pada kelas kontrol

f. Uji hipotesis 4

Uji hipotesis 4 dilakukan untuk mengetahui KPS siswa perempuan dengan pem-

belajaran menggunakan LKS berbasis discovery learing dibandingkan dengan

pembelajaran menggunakan LKS konvensional pada materi larutan penyangga.

Rumusan hipotesis untuk uji hipotesis 4 sebagai berikut:

H0 : Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan

LKS berbasis discovery learning lebih rendah atau sama dengan LKS

konvensional pada materi larutan penyangga.

H0 : A1B2≤ A2B2

H1 : Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan

LKS berbasis discovery learning lebih tinggi daripada LKS konvensional pada

materi larutan penyangga.

H1 : A1B2> A2B2

Keterangan : A1B2 = Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dengan peng-gunaan LKS berbasis discovery learning pada materilarutan penyangga.

A2B2 = Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dengan pem-belajaran menggunakan LKS konvensional pada materilarutan penyangga.

Sebelum menguji hipotesis 4, maka dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan

uji homogenitas terhadap n-gain KPS siswa perempuan di kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan dengan mengguna-

kan seperti rumus (6) dan (7) dengan hipotesis dan kriteria uji yang sama.

Page 63: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

47

Berdasarkan hasil uji yang diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi ber-

distribusi normal tetapi tidak memiliki varians yang homogen, maka uji hipotesis

4 menggunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji t’ dilakukan menggunakan

rumus (9) dan (10) dengan kriteria uji yang sama.

g. Uji hipotesis 5

Uji hipotesis 5 dilakukan untuk mengetahui KPS siswa laki-laki dibandingkan

dengan siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learing pada materi larutan penyangga.

Rumusan hipotesis untuk uji hipotesis 5 sebagai berikut:

H0 : Rata-rata n-gain KPS sains siswa laki-laki lebih rendah atau sama dengan

siswa perempuan dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis discovery

learning pada materi larutan penyangga.

H0 : A1B1≤ A1B2

H1 : Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perempuan

LKS dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis discovery learning

pada materi larutan penyangga.

H1 : A1B1> A1B2

Keterangan : A1B1 = Rata-rata n-gain KPS siswa laki-laki dengan pem-belajaran menggunakan LKS berbasis discoverylearning pada materi larutan penyangga.

A1B2 = Rata-rata n-gain KPS siswa perempuan dengan pem-belajaran menggunakan LKS berbasis discoverylearning pada materi larutan penyangga.

Sebelum melakukan uji hipotesis 5 , maka dilakukan terlebih dahulu uji normalitas

dan uji homogenitas terhadap n-gain KPS siswa laki-laki dan siswa perempuan di

Page 64: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

48

kelas eksperimen. Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan dengan meng-

gunakan seperti rumus (6) dan (7) dengan hipotesis dan kriteria uji yang sama.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan diperoleh bahwa sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian

hipotesis 5 menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji t .

Rumus yang digunakan dalam uji-t adalah sebagai berikut:

= dengan = ( ) ( )................(11)

Keterangan: thitung = Perbedaan dua rata-rata.= Rata-rata n-gain keterampilan membedakan siswa pada

materi larutan penyangga pada kelas yang diterapkanpembelajaran menggunakan discovery learning.

= Rata-rata n-gain keterampilan membedakan siswa padamateri larutan penyangga pada kelas yang diterapkanpembelajaran konvensional.

S = Simpangan baku gabungan.= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran

menggunakan discovery learning.= Jumlah siswa pada kelas yang menggunakan

pembelajaran konvensional.= Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran

menggunakan discovery learning.= Simpangan baku siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional.

Kriteria pengujian terima H0 jika thitung < ttabel dengan taraf signifikan 5% dan

derajat kebebasan d(k) = n1 + n2 – 2 (Sudjana,2005). Kemudian membandingkan

harga thitung dengan ttabel dan menarik kesimpulan.

Page 65: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

49

5. Analisis data nilai sikap ilmiah siswa

a. Perhitungan nilai sikap ilmiah siswa

Skor sikap siswa yang diperoleh dari setiap pertemuan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol yang dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai sikap = x 100 ....................... (12)

b. Perhitungan nilai rata-rata sikap ilmiah siswa per-indikator

Perhitungan untuk penilaian rata-rata sikap ilmiah siswa pada setiap indikator

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai rata-rata = ....................... (13)

Page 66: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

79

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak terdapat interaksi yang terjadi antara pembelajaran dengan menggunakan

LKS terhadap KPS siswa pada materi larutan penyangga ditinjau dari gender

siswa.

2. Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning pada

materi larutan penyangga efektif untuk meningkatkan KPS siswa.

3. KPS siswa laki-laki dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran meng-

gunakan LKS konvensional pada materi larutan penyangga.

4. KPS siswa perempuan dengan pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis

discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang meng-

gunakan LKS konvensional pada materi larutan penyangga.

5. KPS siswa laki-laki dengan pembelajaran menggunakan LKS berbasis

discovery learning lebih rendah dibandingkan dengan siswa perempuan dengan

pembelajaran menggunakan LKS berbasis discovery learning pada materi

larutan penyangga.

Page 67: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

80

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning yang

diterapkan pada pembelajaran kimia terutama pada materi larutan penyangga

terbukti efektif dalam meningkatan KPS siswa.

2. Bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

efektivitas LKS agar bisa menyesuaikan waktu penelitian dengan waktu yang

disedikan oleh sekolah.

3. Bagi calon peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya memperhatikan

jumlah observer sehingga observasi sikap ilmiah siswa lebih optimal dan

penilaian dapat lebih maksimal.

Page 68: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

81

DAFTAR PUSTAKA

Aniodoh, H. C. O. dan J. J. Egbo. 2013. Effect of Gender on Students’Achievement in Chemistry Using Inquiry Role in Instructional Model.Journal of Educational and Social Research. 3(6): 17-21.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Balci, C. 2006. Conceptual Change Text Oriented Instruction To FacilitateConceptual Change In Rate Of Reaction Concepts. Midlle East TechnicalUniversity. A Thesis Submitted to The Graduate School of Natural andApplied Sciences Middle East Technical University.

Betz, M., O'Connell, L., & Shepard, J. M. 1989. Gender differences in proclivityfor unethical behavior. Journal of Business Ethics, 8(5), 321-324.

Bronstein, W. P. 2006. The family environment: Where gender socializationbegin. In J. Worell & C. D. Goodheart (Eds). New York: OxfordUniversity Press, pp. 262-271.

Carin, A. A., and Sund, Robert B. 1989. Teaching Science Throught Discovery.Colombus: Merill Publishing Company.

Chaplin, J. P., & Kartono, K. 1989. Kamus lengkap psikologi. Jakarta: RajawaliPers.

Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Educational Testing Service. 2002. Differences in the gender gap . Princeton:Author.

Ergul, R., Simsekli, Y., Calis, S., Ozdilek, Z., Sirin, G., and Sanli, M. 2011. TheEffect Inquiry-Based Science Teaching on Elementary School Students’sScience Process Skill and Science Attitudes. Bulgarian Journal of Scienceand Education Policy Education, 5(1): 48-68.

Page 69: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

82

Esler, W. K. dan Esler, M. K. 1996. Teaching Elementary Science. California:Wadsworth.

Fraenkel, J. R., N. E. Wallen dan H. H. Hyun. 2012. How to Design andEvalute Researche in Education. Eight Edition. New York: McGraw-HillInc.

Hake, R. R. 2002. Analyzing Change/Gain Scores. Woodland Hills: Dept. OfPhysics, Indiana University.

Harlen, W. 1992. The Teaching of Science: Studies in Primary Education.London: David Fulton Publishers.

Haryono, Y. 2017. Efektivitas LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains PadaMateri Hukum-Hukum Dasar Kimia Dalam Meningkatkan KeterampilanProses Sains Ditinjau Dari Gender Siswa. Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Hening, T. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis DiscoveryLearning Pada Materi Larutan Penyangga. Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam PembelajaranAbad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Jannah, M., dan Sifak I. 2015. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (Lks) BerbasisDiscovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains PadaMateri Pemanasan Global. Pendidikan Sains 3.03.

Kurniasih, I dan Sani, B. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Jakarta: Kata Pena.

Kurniawati, D., Masykuri, M., & Saputro, S. 2016. Penerapan ModelPembelajaran Inkuiri Terbimbing Dilengkapi LKS Untuk MeningkatkanKeterampilan Proses Sains Dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok HukumDasar Kimia Siswa Kelas X MIA 4 SMA N 1 Karanganyar Tahun Pelajaran2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 5(1), 88-95.

Kusuma, M. D.. 2013. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa terhadap Hasil Belajar Fisikadan Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui Strategi Scaffolding-Kooperatif. Jurnal Online FKIP Universitas Lampung. I(2). 23-33

Majid, A. 2014. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martin,C. L., Ruble, D. N., & Szkrybalo, J. 2002. Cognitive Theories Of EarlyGender Development . Psychological Bulletin, 128, 903-933.

Page 70: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

83

Moreno, R. 2010. Educational psychology. University of New Mexico. JohnWiley & Sons, Inc.

Munandar. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: RinekaCipta.

Muthmainah, S. 2006. Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis, danOrientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi RekruitmentStaf Profesional pada Kantor Akuntan Publik. Simposium NasionalAkuntansi IX, Padang.

Oktafianto, W. R. 2014. Kefektifan Pembelajaran Praktikum Ipa Berbantu LksDiscovery Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. UnnesPhysics Education Journal 3.1.

Orimogunje, T. 2013. A study in mathemagenic activities: gender differences inunderstanding chemistry. Implication for women education. Journal ofEcucation and Practice, 4 (1), hlm. 63-68.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. DIVAPress:

Rasyid, A. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT(Numbered Heads Together) Dan Kemampuan Awal Terhadap HasilBelajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Di Smp Negeri 2 Poso. MitraSains, 3(1).

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Senam,A. R., Permanasari, L., dan Suharto. 2008. Efektivitas PembelajaranKimia Untuk Siswa SMA Kelas XI dengan Menggunakan LKS BerbasisLife Skill. Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan TeknologiPembelajaran, 9(3), 280-290.

Siahaan, P & Suyana, I. 2010. Hakekat Sains dan Pembelajarannya. Bandung:Pendidikan Fisika FPMIPAUPI.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito.

Sukawati, D. T. 2016. Efektivitas Model Discovery Learning Pada MateriLarutan Penyangga Dalam Meningkatkan Keterampilan MenggelompokkanDan Mengkomunikasikan. Skripsi. Bandar Lampung: UniversitasLampung.

Sumarna, A. 2013. Perubahan Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas XIBerdasarkan Gender Pada Materi Hidrolisis Garam Dengan Menggunakan

Page 71: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

84

Teks Perubahan Konseptual. Skipsi. Bandung: Universitas PendidikanIndonesia.

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Tabatabai, H. 2009. Pengembangan Lembar Kerja Siswa.http://tartocute.blogspot.com/2009/06/lembar-kerja-siswa.html.

Taslidere, E. 2013. The Effect of Concept Cartoon Worksheets on Students’Conceptual Understandings of Geometrical Optics. Education and Science.38(167): 144-161.

Tim Penyusun. 2013. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum2013. Jakarta: Kemendikbud.

Tim penyusun. 2014c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor59 Tahun 2014 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan DasarDan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Tim Penyusun. 2013b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan DasarDan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Wahyudi. 2011. Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan KeterampilanProses dengan Metode Inkuiri dan Eksperimen ditinjau dari Sikap Ilmiahdan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Listrik. Tesis PPS UNS: tidakditerbitkan.

Wardani, F. K. 2014. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Menggunakan MetodeSnowball Throwing Ditinjau Dari Gender (Pada Siswa Kelas VII SMPNegeri 3 Teras Tahun 2014/2015) (Doctoral dissertation, UniversitasMuhammadiyah Surakarta).

Warianto. 2011. Keterampilan Proses Sains. Kencana Prenada Media Group.Jakarta.

Widiyanto, A. M. J. Ni’am, dan E.Y. Nurcandra. 2008. Lembar Kerja Siswa(LKS) Matematika Interaktif Model E-Learning.http://ahliwiwite.files.wordpress.com.

Page 72: EFEKTIVITAS LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA …digilib.unila.ac.id/29481/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2010, SMA Al-Azhar 3 Bandar

85

Widodo, A. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis KeterampilanProses Sains Pada Materi Pokok Asam Basa. Skripsi. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Zubaidah, S, S. Mahanal, L. Yuliati dan D. Sigit. 2014. Buku Guru IlmuPengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.