49
EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH ANTIACNE TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PROPIONIBACTERIUM ACNES Laporan penelitian Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: NIKKEN RIMA OKTAVIA NIM 1111103000044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014

EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

  • Upload
    lydung

  • View
    232

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH

ANTIACNE TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

PROPIONIBACTERIUM ACNES

Laporan penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

NIKKEN RIMA OKTAVIA

NIM 1111103000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435H/2014

Page 2: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Page 3: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Page 4: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Page 5: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT beserta Rasul-Nya, berkat

rahmat dan hidayat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini.

Penulisan laporan penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sangat menyadari bawa, tanpa dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari awal perkuliahan sampai penyusunan laporan

penelitian ini, sungguh sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.

Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab Modul Riset PSPD 2011.

4. dr. Intan Keumala Dewi, SpMK dan Ibu Endah Wulandari, M.Biomed selaku

dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga, dan ilmu

untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.

5. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik.

6. Ibu Yuliati, M.Biomed selaku kepala Laboratorium Mikrobiologi dalam

pengadaan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua saya, Ayahanda Marianto, SH, MH dan Ibunda Rini Astuti

yang tanpa henti memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat serta doa

kepada saya.

8. Nurul, Shevrina, Audi, Ayat, dan Faris teman berbagi kisah yang selalu

menghibur kala sedih, memberikan dukungan dan semangat selama proses

penelitian.

9. Muhammad Arif Rahman yang telah membantu dalam pembelajaran uji

statistik dan selalu memberikan dukungan melewati masa sulit selama proses

penelitian.

Page 6: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

vi

10. Yoga Eka Prayuda yang telah membantu penyediaan alat yang sangat

dibutuhkan selama proses penelitian.

11. Teman-teman kelompok riset, Siti Nashratul Kamila, Rissa Adinda Putri,

Marraturahmah, Samrotul Fuadi, dan Indra Fauzi yang telah bersedia untuk

membagi ilmu selama proses penelitian berlangsung.

12. Teman-teman PSPD 2011 yang bersedia untuk berbagi ilmu, berdiskusi, dan

selalu memberikan dukungan selama proses penelitian.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

selama proses penelitian.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang

membantu dalam proses penelitian ini. Semoga penelitian ini memberikan manfaat

bagi masyarakat.

Penulis,

Nikken Rima Oktavia

Page 7: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

vii

ABSTRAK

Nikken Rima Oktavia. Program Studi Pendidikan Dokter. Efektivitas Beberapa Sabun

Pembersih Wajah Antiacne Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes. 2014.

Acne vulgaris merupakan masalah kulit yang menyerang hampir seluruh remaja dan

dewasa muda dengan berbagai tingkat keparahan. Salah satu bakteri yang berperan

dalam patogenesis acne vulgaris yaitu Propionibacterium acnes. Saat ini banyak

beredar sabun pembersih wajah antiacne yang mengandung zat antibakteri. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui efektivitas beberapa sabun pembersih wajah

terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah eksperimental dengan metode disc diffusion. Hasil yang

didapatkan adalah sabun pembersih wajah antiacne yang memiliki efek hambat

paling besar terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes yaitu sabun pembersih

wajah antiacne yang mengandung zat antibakteri triklosan dan asam laurat. Hasil

analisa data dengan uji statistik Kruskall-Wallis didapatkan p<0,05 menunjukkan

adanya perbedaan bermakna beberapa sabun pembersih wajah antiacne dalam

menghambat Propionibacterium acnes secara in vitro.

Kata kunci: sabun pembersih wajah, acne vulgaris, Propionibacterium acnes

ABSTRACT

Nikken Rima Oktavia. Medical Education Study Program. Effectivity of Several

Antiacne Facial Wash Against Propionibacterium acnes. 2014.

Acne vulgaris is a skin problem that affects nearly all adolescents and young adults

with varying degrees of severity. One of the bacteria that play a role in the

pathogenesis of acne vulgaris is Propionibacterium acnes. The aim of this study was

to determine the effectiveness of several antiacne facial wash on the growth of

Propionibacterium acnes. The methodology used in this study is experimental by disc

diffusion method. The result is antiacne facial wash that has the greatest inhibitory

effect against Propionibacterium acnes is soap that contains antibacterial agents

triclosan and lauric acid. The Kruskall-Wallis statistical test showed that p <0.05

which means antiacne facial wash with greater inhibitory effect is more effective

significantly on inhibit the growth of Propionibacterium acnes in vitro.

Keyword: antiacne facial wash, acne vulgaris, Propionibacterium acnes

Page 8: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Anatomi Kulit ............................................................................................. 4

2.2 Fisiologi Kulit ............................................................................................ 6

2.3 Kelenjar Sebasea ........................................................................................ 7

2.4 Acne Vulgaris ............................................................................................. 8

2.4.1 Klasifikasi dan Grading Acne Vulgaris ............................................ 8

2.4.2 Patogenesis Acne Vulgaris ............................................................... 9

2.5 Bakteri Propionibacterium acnes ............................................................... 10

2.5.1 Aktivitas Propionibacterium acnes ................................................. 11

2.6 Sabun Pembersih Wajah Antiacne .............................................................. 13

2.6.1 Komposisi Produk-Produk Antiacne ................................................ 14

2.7 Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri .................................................... 15

2.8 Kerangka Teori ........................................................................................... 18

2.9 Kerangka Konsep ....................................................................................... 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 20

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 20

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 20

3.2.1 Waktu Penelitian .............................................................................. 20

Page 9: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

ix

3.2.2 Tempat Penelitian ............................................................................. 20

3.3 Alat dan Bahan ........................................................................................... 20

3.3.1 Alat Penelitian .................................................................................. 20

3.3.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 20

3.4 Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 20

3.4.1 Pembuatan Stok Bakteri ................................................................... 20

3.4.2 Uji Resistensi ................................................................................... 21

3.5 Alur Penelitian ............................................................................................ 21

3.6 Analisis Data .............................................................................................. 22

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 23

4.1 Efek Hambat Sabun Pembersih Wajah Antiacne Terhadap

Pertumbuhan Propionibacterium acnes .................................................... 23

4.2 Derajat Keasaman Beberapa Sabun Pembersih Wajah .............................. 30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32

LAMPIRAN .................................................................................................... 35

Page 10: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.9 Definisi Operasional ......................................................................... 19

Tabel 4.1 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan

secara triplo setelah inkubasi 14 jam ............................................... 24

Tabel 4.2 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan

secara triplo setelah inkubasi 24 jam ............................................... 25

Tabel 4.3 Perbandingan Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun

Pembersih Wajah yang dilakukan secara triplo setelah inkubasi 14

dan 24 jam ...................................................................................... 27

Tabel 4.4 Derajat Keasaman Sabun Pembersih Wajah Antiacne ..................... 30

Page 11: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Kulit ................................................................ 5

Gambar 2.2 Lapisan-Lapisan Epidermis .......................................................... 6

Gambar 2.3 Komponen Sebum ........................................................................ 8

Gambar 2.4 Koloni Propionibacterium acnes pada Agar Darah ..................... 10

Gambar 2.5 Berbagai Target Aktivitas Propionibacterium acnes .................... 12

Gambar 4.1 Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih

Wajah Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes setelah

Inkubasi 14 jam ........................................................................... 24

Gambar 4.2 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah Antiacne SA, PD, BR,

CC, Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin

10ug/mL Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes

Setelah Inkubasi 14 jam ................................................................ 25

Gambar 4.3 Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih

Wajah Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes setelah

Inkubasi 24 jam ........................................................................... 26

Gambar 4.4 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah Antiacne SA, PD, BR,

CC, Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin

10ug/mL Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes

Setelah Inkubasi 24 jam ................................................................ 26

Gambar 4.5 Perbandingan Diameter Zona Hambat Rata-Rata Beberapa Sabun

Pembersih Wajah antiacne Terhadap Pertumbuhan

Propionibacterium acnes setelah Inkubasi 14 dan 24 jam ......... 27

Page 12: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Acne atau biasa disebut jerawat, merupakan salah satu masalah yang

banyak dialami oleh masyarakat, terutama yang menyerang bagian wajah. Acne

juga merupakan masalah kulit yang menyerang hampir seluruh remaja dan dewasa

muda dengan berbagai tingkat keparahan. Etiologi acne sampai saat ini termasuk

multifaktorial namun prevalensinya meningkat seiring dengan meningkatnya

berbagai faktor, diantaranya polusi udara, pola makan tinggi lemak, dan

meningkatnya tingkat stres di kalangan masyarakat.¹˒²

Berdasarkan simposium yang diadakan American Academy of Pediatrics

pada 28 Oktober 2007 di California Amerika Serikat, prevalensi pasien yang

datang ke bagian dermatologi dengan keluhan wajah berjerawat sekitar 85% pada

usia antara 15-17 tahun. Data tersebut serupa dengan prevalensi negara-negara di

dunia barat. Di Afrika, melalui sebuah studi cross sectional didapatkan prevalensi

remaja dengan keluhan wajah berjerawat sekitar 90,7%. Di, Asia sendiri dalam

suatu penelitian yang dilakukan terhadap 1.045 remaja usia 13-19 tahun di

Singapura, hasilnya memperlihatkan bahwa 88% diantaranya memiliki keluhan

wajah berjerawat (acne vulgaris).¹ Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai

prevalensi acne vulgaris belum banyak dilakukan, penelitian oleh Sada Barira

(2003) menunjukan data rekam medis Poliklinik Divisi Kosmetik Departemen

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (IKKK

RSCM) adanya peningkatan angka kejadian acne vulgaris tipe ringan, pada tahun

2003 18,11% menjadi 38,26% pada tahun 2004, acne vulgaris tipe sedang, pada

tahun 2003 28,45% menjadi 50% pada tahun 2004, dan acne vulgaris tipe berat,

pada tahun 2003 4,23% menjadi 9,14% pada tahun 2004.3

Propionibacterium acnes (P.acnes) merupakan flora normal pada kulit.

Bakteri ini menghasilkan lipase yang memecah trigliserida yang merupakan salah

satu komponen sebum menjadi asam lemak bebas. Hal ini merupakan media yang

baik bagi pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Selanjutnya bakteri

berakumulasi, menimbulkan peradangan, dan membentuk mikrokomedo yang

Page 13: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

2

merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan acne.4,5

Saat ini, banyak beredar produk sabun pembersih wajah antiacne yang

mengandung zat aktif antibakteri seperti triclosan dan benzoyl peroxide.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maksum, dkk (2007)

kandungan triclosan dalam hand sanitizer secara efektif dapat mengurangi jumlah

mikroba yang terdapat pada tangan.6

Namun, belum ada penelitian yang dilakukan

terhadap bakteri pada kulit wajah yang dapat menyebabkan acne vulgaris.

Dari prevalensi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa

hampir sebagian masyarakat terutama kalangan remaja dan dewasa muda

menderita acne vulgaris. Acne menyebabkan rasa tidak nyaman secara fisik dan

psikis, salah satunya karena meninggalkan bekas di wajah yang mengganggu

penderitanya dari sudut pandang kosmetik sehingga para penderitanya tidak

percaya diri dan menurunkan kualitas hidup. Ditambah dengan banyaknya produk

sabun pembersih wajah antiacne yang beredar, namun belum banyak penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas bahan aktif antibakteri dalam

menghambat pertumbuhan P. acnes. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sabun pembersih wajah antiacne apa yang paling efektif dalam

menghambat pertumbuhan bakteri P.acnes yang merupakan salah satu faktor

penyebab acne vulgaris.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas sabun pembersih wajah antiacne dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes?

1.3. TujuanPenelitian

1.3.1 TujuanUmum

Mengetahui efektivitas beberapa sabun pembersih wajah antiacne

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

1.3.2 TujuanKhusus

Mengetahui zona hambat beberapa sabun pembersih wajah terhadap

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

Page 14: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

3

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi peneliti

a. Sebagai syarat untuk kelulusan pendidikan preklinik Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

b. Melatih kemampuan pribadi dalam menyusun riset.

c. Menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya yang terkait.

1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan

fungsi dan tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian

masyarakat.

b. Menjadi rujukan penelitian berikutnya yang terkait.

1.4.3. Manfaat bagi masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat tentang penggunaan

sabun pembersih wajah antiacne terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes.

Page 15: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Kulit

Kulit termasuk dalam bagian dari sistem integumen. Kulit merupakan

organ terluas tubuh. Secara struktural, kulit terdiri atas dua bagian, bagian

superfisial yang tipis yang tersusun dari jaringan epithelial disebut epidermis.

Bagian dalamnya yang lebih tebal, terssusun atas jaringan ikat, disebut dermis.

Lebih dalam lagi dari dermis, namun tidak termasuk bagian dari kulit, terdapat

lapisan subkutan atau dikenal dengan hipodermis. Lapisan ini tersusun atas

jaringan areolar dan jaringan adipose.7

(Gambar 2.1)

Lapisan epidermis tersusun atas epitel berlapis gepeng berkeratin.Pada

lapisan ini terdapat empat jenis sel utama, yaitu keratinosit, melanosit, sel

Langerhans, dan sel Merkel. 90% lapisan epidermis tersusun atas keratinosit, yang

tersusun atas 4 atau 5 lapisan yang memproduksi protein keratin. Lapisan-lapisan

tersebut yaitu, stratum korneum atau lapisan tanduk merupakan lapisan terluar

dengan komponen sel-sel gepeng yang mati, tidak memiliki inti, dan

protoplasmanya telah berubah menjadi keratin atau zat tanduk. Stratum lusidum,

komponen lapisan ini adalah sel-sel gepeng yang tidak memiliki inti dan

protoplasma yang berubah menjadi eleidin. Stratum granulosum, komponen yang

menyusun lapisan ini adalah sel-sel gepeng dengan sitoplasma yang terdiri atas

keratohialin sehingga berbutir kasar, memiliki inti. Stratum spinosum, komponen

yang menyusun lapisan ini adalah sel poligonal dengan besar yang beragam,

protoplasma jernih yang kaya akan glikogen, dan inti yang terletak di tengah.

Terdapat sel Langerhans diantara sel-sel spinosum yang berfungsi sebagai respon

imun terhadap mikroba yang menginvasi kulit. Stratum basal, komponen yang

menyusun lapisan ini tersusun atas dua jenis sel yaitu sel-sel kubus yang tersusun

secara vertikal menyerupai palisade dan sel melanosit yang berfungsi sebagai

pembentuk melanin. Lapisan ini merupakan lapisan epidermis paling

bawah.7,8

(Gambar 2.2)

Lapisan dermis, lapisan ini terletak tepat dibawah lapisan epidermis.

Lapisan dermis tersusun atas pars papilare, terdiri atas pembuluh darah dan ujung

Page 16: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

5

serabut saraf. Pars retikulare, bagian yang menonjol kearah lapisan subkutan,

terdiri atas serabut-serabut penunjang : kolagen, elastin, dan retikulin. Serabut

kolagen tersusun atas fibroblas membentuk ikatan yang mengandung

hidroksiprolin dan hidroksisilin. Seabut elastin lebih elastis dan bergelombang

sedangkan serabur retikulin menyerupai serabut kolagen muda (lentur).8

Lapisan subkutan, tersusun atas jaringan ikat longgar yang berisi sel-sel

lemak. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan

kelenjar getah bening.8

Gambar 2.1. Struktur anatomi kulit (Tortora, 2009)

Page 17: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

6

Gambar 2.2. Lapisan-lapisan epidermis (Tortora, 2009)

2.2. Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ terbesar manusia, dengan area seluas ± 1.5-2 m².

Kulit memiliki berbagai fungsi utama, yaitu :8

Fungsi kulit sebagai proteksi

Kulit melindungi tubuh bagian dalam dari paparan mekanik seperti

tekanan, gesekan, dan tarikan; melindungi tubuh dari radiasi ultraviolet;

melindungi tubuh dari infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur;

melindungi tubuh dari zat-zat kimia yang bersifat iritan seperti lisosol dan karbol.

Bantalan lemak, lapisan kulit yang tebal, dan serabut-serabut jaringan

penunjang berperan dalam menjalankan fungsi proteksi terhadap gangguan fisik.

Sedangkan melanosit berperan melindungi tubuh dari paparan ultraviolet dengan

menyerap cahaya.

Sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia,

melindungi tubuh dari bahan-bahan iritan. Selain itu, terdapat lapisan keasaman

kuli yang juga melindungi kulit dari zat-zat kimia, lapisan ini terbentuk dari

ekskresi keringat dan sebum, keasaman ini juga menyebabkan pH kulit berkisar 5-

6.5 sehingga memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi mikroorganisme.

Page 18: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

7

Fungsi kulit sebagai absorpsi

Fungsi absorpsi berlangsung melalui celah antar sel menembus sel

epidermis melewati muara saluran kelenjar.

Fungsi kulit sebagai ekskresi

Kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh seperti NaCl,

urea, asam urat, dan amonia melalui kelenjar minyak dan kelenjar keringat.

Produk kelenjar-kelenjar ini menyebabkan keasaman pada kulit yang ditandai

dengan pH 5-6.5.

Fungsi kulit sebagai persepsi

Kulit memiliki ujung-ujung saraf sensorik yang terletak pada lapisan

dermis. Reseptor panas oleh badan Ruffini, reseptor dingin oleh badan krause,

reseptor rabaan oleh taktil meissner dan markel ranvier, dan reseptor tekanan oleh

badan paccini.

Fungsi kulit sebagai pengatur suhu tubuh

Kulit menjalankan fungsi sebagai termoregulator dengan pengeluaran

keringat dan kontraksi tonus vaskular pada kulit.

Fungsi kulit sebagai keratinisasi

Sel keratinosit pada lapisan epidermis melakukan regenerasi melalui

proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk.

Fungsi kulit dalam pembentukan vitamin D

2.3. Kelenjar Sebasea

Kelenjar sebasea adalah kelenjar berukuran kecil pada kulit, yang

mensekresi zat minyak yang disebut sebum yang berfungsi sebagai pelumas kulit

dan rambut mamalia. Pada manusia, kelenjar sebasea banyak ditemukan pada

wajah dan kulit kepala, meskipun demikian kelenjar sebasea terdistribusi

diseluruh permukaan kulit, kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar

sebasea biasanya ditemukan pada kulit yang berambut, dimana kelenjar ini

terhubung ke folikel rambut. Struktur yang terdiri atas rambut, folikel rambut, otot

arektor pili (arrector pili muscle), dan kelenjar sebasea dikenal dengan sebutan

Page 19: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

8

unit pilosebasea.7,9

Aktivitas utama kelenjar sebasea yang matur adalah memproduksi dan

mensekresi sebum, campuran lipid yang kompleks. Sekresi holokrin ini dibentuk

oleh disintegrasi komplit sel kelenjar ke dalam duktus folikular unit pilosebasea.

Pelepasan sebum menunjukan tahap akhir diferensiasi sel khusus sebasesa, yaitu

sebosit. Komposisi sebum tiap spesies berbeda bergantung pada fungsi yang harus

dijalankan oleh sebum itu sendiri. Sebum manusia terdiri atas skualen, gliserol

ester, wax, dan kolesterol (kolesterol bebas dan asam lemak bebas).9

(Tabel 2.1)

Gambar 2.3 Komponen Sebum (Mauro Picardo, 2009)

2.4. Acne Vulgaris

Acne vulgaris atau yang biasa kita kenal dengan jerawat, merupakan suatu

kondisi inflamasi kronik pada kulit yang disebabkan peningkatan produksi sebum

yang diinduksi oleh hormon androgen, perubahan proses keratinisasi, inflamasi,

dan kolonisasi bakteri pada folikel rambut di area seperti wajah, leher, dada, dan

punggung oleh Propionibacterium acne.10,11,12

Hal yang perlu diperhatikan pada

acne vulgaris yaitu adanya komedo terbuka atau tertutup dan lesi inflamasi berupa

papul, pustul, atau nodul.10

2.4.1 Klasifikasi dan Grading Acne Vulgaris

Pada tahun 1990, American Academy of Dermatology mengembangkan

skema klasifikasi acne vulgaris primer. Klasifikasi tersebut menggolongkan acne

kedalam tiga tingkatan berdasarkan derajat keparahannya, yaitu :13,14,15

Mild acne (jerawat ringan), dicirikan oleh adanya sedikit sampai beberapa

Page 20: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

9

papul dan pustul, namun tidak terdapat nodul.

Moderate acne (jerawat sedang), dicirikan oleh adanya beberapa sampai

banyak papul dan pustul, disertai adanya sedikit sampai beberapa nodul.

Severe acne (jerawat berat), dicirikan dengan banyaknya papul dan pustul

bersamaan dengan banyaknya jumlah nodul.

Acne juga diklasifikasikan berdasarkan jenis lesinya, yaitu : comedonal,

papulopustular, nodulocystic. Pustul dan kista merupakan bentuk peradangan

acne.11

2.4.2 Patogenesis Acne Vulgaris

Ada empat faktor yang berperan dalam patogenesis acne, yaitu yang

pertama produksi sebum yang berlebih, dalam hal ini diketahui terdapat peran dari

androgen. Androgen meningkatkan ukuran kelenjar sebasea sehingga merangsang

produksi sebum berlebih, serta merangsang proliferasi keratinosit pada duktus

seboglandularis dan akroinfundibulum.16

Namun pada beberapa pasien dalam

sebuah penelitian tidak mengalami hiperandrogenisme atau kadar serum androgen

yang normal. Oleh karena itu, korelasi antara acne dan androgen, lebih diperankan

oleh androgen lokal pada kulit yang jumlahnya berlebih. Atau banyaknya reseptor

androgen yang sangat responsif. 16,17

Kedua, hiperproliferasi epidermis folikular yang menyebabkan terjadinya

penyumbatan folikel. Terjadinya hiperproliferasi epidermis folikular disebabkan

oleh penurunan asam linoleat kulit dan adanya peningkatan aktivitas interleukin 1

alfa, sehingga menyebabkan infundibulum, atau folikel rambut bagian atas

menjadi hiperkeratotik dan bertambahnya kohesi keratinosit. Hal tersebut

menyebabkan terjadinya sumbatan pada muara folikel rambut. Kemudian folikel

rambut berdilatasi akibat adanya akumulasi keratin, sebum, dan bakteri didalam

folikel tersebut, sehingga membentuk mikrokomedo, yang akan semakin

membesar dan ruptur. Ketika ruptur, isi dari mikrokomedo tersebut memicu

terjadinya proses inflamasi. Inflamasi merupakan faktor ketiga.16,18

Keempat yaitu aktivitas bakteri Propionibacterium acnes (P.acnes).

Propionibacterium acnes merupakan flora normal pada kelenjar pilosebasea.

Propionibacterium acnes memecah salah satu komponen sebum, yaitu trigliserida

menjadi asam lemak bebas, sehingga terjadi kolonisasi Propionibacterium acnes.

Page 21: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

10

Antibodi terhadap antigen pada dinding sel Propionibacterium acnes memicu

respon inflamasi melalui pengaktifan sistem komplemen. Selain

Propionibacterium acnes, bakteri lain yang juga berperan dalam patogenesis acne

vulgaris yaitu Staphylococcus epidermidis melalui mekanisme pembentukan

biofilm. 5,16,17,18

2.5. Bakteri Propionibacterium acnes

Propionibacterium acnes merupakan bakteri komensal pada kulit manusia

yang berperan menghalangi kolonisasi bakteri-bakteri patogen pada kulit yang

sehat. Bakteri ini tergolong dalam bakteri Gram positif , bersifat anaerob, tidak

berspora, berbentuk batang pleomorfik yang mengasilkan produk akhir fermentasi

berupa asam propionat. P.acnes merupakan organisme predominan didalam folikel

pilosebasea.4,5,19

Meskipun organisme ini termasuk kedalam organisme anaerob, P.acnes

dapat mentoleransi saturasi oksigen hingga saturasinya mencapai 100% dengan

laju pertumbuhan organisme yang menurun. Pada in vitro, organisme ini mampu

bertahan selama 8 bulan dalam keadaan anaerob tanpa subkultur, menunjukkan

bahwa P.acnes juga dapat bertahan pada jaringan-jaringan tubuh manusia dalam

keadaan oksidasi yang rendah. P.acne memiliki kemampuan resistensi terhadap

fagositosis dan dapat bertahan di dalam makrofag. Resistensi terhadap fagositosis

disebabkan struktur dinding sel oganisme yang kompleks dan memiliki lapisan

fibrilar pada permukaannya.19

Gambar 2.4. Koloni Propionibacterium acnes pada Agar Darah

Page 22: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

11

Sistematika bakteri Propionibacterium acnes : 4,20

Divisio : Protophyta

Class : Schizomycetes

Order : Eubacteriales

Family : Propionibacteriaceae

Genus : Propionibacterium

Species : Propionibacterium acnes

Dari semua bakteri yang bersifat patogen, P.acnes termasuk bakteri

patogen oportunistik yang menyebabkan berbagai tingkatan infeksi dan berkaitan

dengan sejumlah kondisi inflamasi. Bakteri ini mencetuskan fase inflamasi dalam

patogenesis acne vulgaris. Faktor lain yang turut berperan adalah adanya

resistensi antibiotik terhadap P.acnes dan kesalahan penatalaksanaan. Kondisi lain

yang berkaitan dengan infeksi bakteri ini yaitu, sinovitis, pustulosis, hiperostosis,

dan osteitis.19

Patogenesis P.acnes yang utama terfokus pada kemampuan organisme ini

untuk memproduksi produk eksoselular bioaktif dan interaksinya dengan sistem

imun. P.acnes menghasilkan sejumlah enzim eksoselular yang metabolismenya

dapat merusak jaringan secara langsung. P.acnes memiliki komponen yang

bersifat kemoatraktan (penarikan leukosit oleh suatu kemotaktik faktor) dan

organisme ini sendiri dapat mengaktifkan komplemen melalui pathway klasik

maupun alternatif yang menyebabkan pembentukan faktor kemotaktin C5-

dependen. P.acnes juga diketahui menginduksi pengeluaran sitokin proinflamasi

seperti IL-1alfa, IL-1beta, IL-8 dan TNF alfa.5,18,19

2.5.1 Aktivitas Propionibacterium acnes Dalam Patogenesis Acne Vulgaris

Pembentukan biofilm merupakan suatu proses dimana mikroorganisme

tidak dapat menempel dan tumbuh pada permukaan yang kemudian memproduksi

polimer ekstraselular yang memfasilitasi perlekatan dan pembentukan matriks.

Burkhart (2006) berpendapat bahwa proses tersebut merupakan kunci dari

patogenesis acne: biofilm yang dibuat oleh Propionibacterium acnes

Page 23: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

12

berkontribusi membentuk adhesi yang sangat kuat yang menyebabkan ikatan

dengan korneosit, menghasilkan mikrokomedo.5,18

Propionibacterium acnes (P.acnes) mensekresi lipase, faktor kemotaktik,

metaloprotease, dan porfirin yang akan berinteraksi dengan oksigen molecular

menghasilkan toksin, mengurangi oksigen, dan radikal bebas yang akan

menyebabkan kerusakan keratinosit.5

Propionibacterium acnes juga berinteraksi dengan penanda imunitas

didapat seperti toll-like receptors (TLR), antimicrobial peptides (AMP), protease-

activated receptors (PAR), matrix metalloproteinase (MMP). Aktivasi

berkepanjangan imunitas didapat ini dijaga oleh peningkatan produksi sitokin pro

inflamasi seperti IL-1alfa, IL-1beta, IL-6, IL-8, IL-12, dan TNF-alfa yang

berperan dalam lesi acne inflamasi derajat berat.5

Gambar 2.5. Berbagai Target Aktivitas P.acnes (European Academy of

Dermatology and Venerology, 2013)

Page 24: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

13

2.6. Sabun Pembersih Wajah Antiacne

Sabun pembersih wajah antiacne merupakan substansi yang aktif di

permukaan kulit yang menurunkan tekanan antara minyak dan air pada wajah.

Sabun pembersih wajah antiacne bekerja dengan berbagai mekanisme untuk

mencegah timbulnya jerawat, yaitu mengangkat debris, keringat, bakteri, dan

lemak-lemak berlebih pada kulit dalam bentuk emulsi tanpa mengiritasi kulit

ataupun menyebabkan kulit kering. Kerja sabun pembersih wajah dipengaruhi

oleh pH dan sifat pembersih wajah itu sendiri. Sabun pembersih wajah yang ideal

akan mengangkat lemak-lemak berlebih yang berasal dari kelenjar sebasea tanpa

memngangkat lemak pokok yang berperan penting sebagai barrier lapisan

epidermis kulit.21

Bahan yang digunakan seharusnya bersifat noncomedogenic,

nonacnegenic, tidak mengiritasi kulit, dan tidak bersifat alergen terhadap kulit.

Sifat kelembutan sabun pembersih wajah juga harus diperhatikan mengingat

bahwa pengobatan jerawat seringkali disertai iritasi sebagai efek sampingnya.

Disamping itu, banyak orang seringkali keliru dengan mempercayai bahwa

menggosok kulit secara agresif dengan sabun pembersih wajah beberapa kali

sehari akan mengurangi wajah berminyak dan perasaan kotor pada wajah. Pada

kenyataannya, lemak yang terdapat pada wajah sebagian besar berasal dari

penggunaan kosmetik, yang kemudian terjebak didalam folikel, sehingga tidak

dapat dicapai oleh sabun pembersih wajah ataupun menggosok wajah secara

agresif. Menggosok wajah secara agresif hanya akan memperburuk jerawat.21

Terdapat empat jenis surfaktan, yaitu cationic, anionic, nonionic, dan

ampholitic, atau bahan yang aktif pada permukaan kulit yang biasanya digunakan

dalam sabun pembersih wajah. Surfaktan dipilih berdasarkan fungsi dan

kemampuannya sebagai bahan pembersih dan foaming agent. Kebanyakan

surfaktan dan sabun memiliki pH alkalin yang kuat. Hal ini penting untuk

diketahui karena permukaan kulit wajah memiliki pH yang bersifat asam (5,3-5,9)

yang disebut acid mantle. Mencuci wajah dengan sabun dapat meningkatkan pH

sekitar 1.5-2.0 unit selama 4 sampai 8 jam. Perubahan pH ini, meninggalkan kulit

dalam keadaan fisiologis negatif, yang ditandai dengan peningkatan sensitivitas

Page 25: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

14

kulit, yang berpotensi mengiritasi permukaan kulit. Lebih jauh lagi, dengan

hilangnya acid mantle, terjadi peningkatan pertumbuhan bakteri pathogen

fakultatif, sehingga terjadi peningkatan risiko menginfeksi kulit. Oleh karena itu

pada penelitian yang dilakukan oleh Salomon dan Shalita (1996), sabun

pembersih wajah yang direkomendasikan yaitu yang memiliki pH serupa dengan

pH pada permukaan kulit yang dapat dengan mudah dibilas.21

2.6.1 Komposisi Produk-Produk Antiacne

Produk-produk antiacne, termasuk sabun pembersih wajah yang saat ini beredar

di masyarakat mengandung beberapa bahan aktif sebagai berikut :22

1. Benzoil peroksida

Benzoil peroksida tersedia dalam berbagai sediaan seperti

pembersih wajah, losion, krim, gel, dan pads. Kandungan benzoil

peroksida yang terdapat pada produk-produk dipasaran biasanya berkisar

antara konsentrasi 2,5%-10%. Benzoil peroksida merupakan agen

bakterisidal yang biasanya digunakan sebagai lini pertama

penatalaksanaan acne.

2. Asam Salisilat

Asam salisilat digunakan bertahun-tahun dalam penatalaksanaan

acne dan dapat dijumpai dalam berbagai sediaan terutama pembersih

wajah dengan kandungan konsentrasi 0,5%-10%. Asam salisilat

merupakan fitohormon, produk tanaman yang berperan seperti hormon

yang meregulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Asam salisilat

merupakan golongan beta hydroxy acid yang secara kimia menyerupai

komponen aktif pada aspirin. Asam salisilat merupakan zat yang larut

lemak, oleh karena itu zat ini dapat penetrasi ke dalam unit pilosebasea

dan memiliki efek komedolitik namun dengan efek yang lebih rendah

daripada retinoid topikal.

3. Sulfur

Sulfur banyak ditemukan pada produk-produk antiacne di pasaran

Page 26: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

15

dalam bentuk pembersih wajah, losion, krim, sabun, dan salep dengan

konsentrasi 1%-10%. Adanya peningkatan efektivitas sulfur ketika sulfur

dikombinasikan dengan benzoil peroksida dan sodium sulfasetamid.

Sulfur juga sering dikombinasikan dengan asam salisilat.

4. Sodium Sulfasetamid

Sodium sulfasetamid merupakan senyawa golongan sulfonamid

yang memiliki kemampuan dalam mengahmbat proliferasi

Propionibacterium acnes. Golongan sulfonamid bekerja sebagai

antagonis kompetitif dari para-aminobenzoic acid mengganggu sintesis

DNA bakteri.Konsentrasi 10% sodium sulfasetamid biasanya

dikombinasikan dengan 5% sulfur pada suspensi topikal acne, losion, dan

pembersih wajah. Kombinasi ini secara signifikan mengurangi lesi

inflamasi dan komedo.

5. Alpha Hydroxy Acids (AHA)

Terdapat dua jenis alpha hydroxy acid yang ditemukan pada

produk-produk antiacne yang beredar di pasaran yaitu glycolyc acid dan

lactic acid. Konsentrasi AHA pada produk-produk antiacne yang

beredar dipasaran seperti pembersih wajah, losion dan peel “kits”

mencapai 10%.

6. Asam Laurat

Asam laurat merupakan komponen minor sebum yang paling

berpotensi sebagai antibakteri. Biasanya ditemukan pada produk-produk

alami seperti kelapa sawit dan susu. Asam laurat menunjukkan aktivitas

antibakteri yang sangat kuat terhadap bakteri Gram positif. Pada studi

yang dilakukan oleh Nakatsuji (2003) membuktikan bahwa potensi asam

laurat sebagai antibakteri dapat menjadi pilihan alternatif dalam

penatalaksanaan acne vulgaris.

Selain bahan aktif yang disebutkan diatas, pembersih wajah juga mengandung

bahan penting, yaitu surfaktan. Beberapa fungsi surfaktan pada sabun pembersih

wajah : surfactants cleansing agent (contoh: lauryl glucoside, disodium laureth

Page 27: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

16

sulfosuccinate) , surfactants emulsifying agent (contoh: stearic acid, palmitic

acid) , surfactants foaming agent (contoh: cocamidopropylamine), surfactants

solubilizing agents, surfactants suspending agent.22

2.7. Metode Pengujian Aktifitas Antibakteri

A. Metode Difusi

Metode difusi cakram merupakan metode yang paling sering digunakan

untuk menentukan resistensi antimikroba, berdasarkan kemudahan, efisiensi, dan

biaya.23

Prinsip metode difusi cakram, yaitu cakram kertas yang telah direndam

bahan uji selama 15-30 menit ditanam pada media agar padat yang telah dicampur

bakteri uji kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Setelah itu, amati area jernih

disekitar cakram. Area jernih ini disebut dengan zona hambat.23,24

Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

1. Metode Kirby Baruer

Metode ini dilakukan dengan cara zat antimikroba ditampung

menggunakan kertas cakram saring (paper disc). Setelah itu, kertas

saring yang telah mengandung zat antimikroba diletakkan pada agar yang

telah diinokulasi dengan mikroba uji, kemudian diinkubasi pada suhu 370

C selama 18-24 jam atau pada waktu dan suhu tertentu sesuai dengan

kondisi optimum pertumbuhan mikroba uji. Dari metode ini terdapat dua

zona yang akan terbentuk :

a. Zona irradikal, daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri

dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan.

b. Zona radikal, daerah di sekitar disk dimana tidak ditemukan sama sekali

adanya pertumbuhan bakteri. Zona tersebut tersebut diukur dengan

mengukur diameter dari zona radikal dengan satuan milimeter.

2. Metode Parit

Lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat

sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan zat antimikroba, lalu

diinkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai dengan mikroba uji. Hasil

pengamatan yang diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambat di

Page 28: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

17

sekitar parit.

3. Metode Lempeng

Pada inokulasi lempeng agar dengan bakteri uji dibuat suatu

lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Setelah itu

dilakukan inkubasi dengan suhu 370

C selama 18-24 jam dan dilakukan

pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambat disekeliling

lubang.

B. Metode Dilusi

Metode dilusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode dilusi cair

(broth dilution method) dan metode dilusi padat (solid dilution method).25

Metode dilusi cair dilakukan dengan cara membuat pengenceran bahan

uji antibakteri ke dalam beberapa konsentrasi kemudian tambahkan suspensi

bakteri. Konsentrasi terendah dimana suspensi bakteri dihambat secara sempurna,

yang tandai dengan larutan uji yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan

bakteri, disebut dengan kadar hambat minimum. Kemudian dikultur ulang pada

media cair tanpa menambahkan bahan uji antibakteri maupun suspensi bakteri,

yang selanjutnya diinkubasi selama 24 jam. Jika didapatkan media cair tetap

dalam keadaan jernih, maka disebut kadar bunuh minimum (KBM).24,25

Pada metode dilusi padat, prosedur yang digunakan serupa dengan

metode dilusi cair, hanya media yang digunakan adalah media padat, yaitu agar.

Page 29: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

18

2.8. Kerangka Teori

Hormon

Androgen

Keratinisasi

folikular

abnormal

Peningkatan

produksi sebum

Plug formation

Acne vulgaris

Lesi non-inflamasi

(komedonal)

Acne vulgaris

Lesi inflamasi

(papul, pustul, nodul)

Overgrowth

Propionibacterium

acnes

Obstruksi lipid dengan

tekanan oksigen rendah

Produksi

faktor

kemoatraktan

Pembersih wajah

Biasanya

mengandung

Triklosan

Asam salisilat

Benzoil

peroksida

Oksidasi protein

membran sel

bakteri

Antibakteri

kuat

Tae-Wan

Lee (2003)

Bakteriostatik

Page 30: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

19

2.9. Kerangka Konsep

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Hasil

Ukur

Skala

pengukuran

1. Zona hambat

pertumbuhan

Propionibacterium

acnes

Zona terang

disekeliling

cakram, dimana

tidak

ditemukannya

pertumbuhan

bakteri

Propionibacterium

Acnes

Penggaris

(mm)

Diameter

zona

hambat

(mm)

Numerik

Acne vulgaris

Pembersih wajah Pertumbuhan

Propionibacterium

acnes

Asam laurat

Asam salisilat,

Asam laurat

Triklosan, Asam

laurat

?

Asam salisilat

Page 31: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

20

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain pada penelitian ini menggunakan desain eksperimental

dengan teknik disc diffusion.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari – bulan Juli tahun 2014.

3.2.2. Tempat Penelitian

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu : tabung reaksi; ose;

bunsen; pinset; vortex; cawan petri; korek api; spatula besi; kapas lidi; tisu;

rak tabung; penggaris; kamera; pengukur waktu; baki; erlenmeyer;

autoclave; cakram uji kosong; alat tulis; label; laminar air flow; inkubator.

3.3.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu empat merek sabun

pembersih wajah antiacne dan agar darah yang terbuat dari darah domba.

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Pembuatan Stok Bakteri

Ambil biakan murni bakteri Propionibacterium acnes sebanyak 1

ose kemudian dikultur ulang pada agar darah, selanjutnya masukkan ke

dalam inkubator dengan suhu 37˚C selama 24 jam.

Page 32: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

21

3.4.2. Uji Resistensi

Ambil biakan bakteri Propionibacterium acnes sebanyak 1 ose

kemudian suspensikan ke dalam larutan pengencer NaCl. Selanjutnya di

vortex agar keduanya tercampur dan bandingkan kejernihannya dengan

larutan standar 0,5 mF. Pastikan agar kejernihannya sama. Oleskan

larutan bakteri Propionibacterium acnes ke media kultur agar darah

menggunakan kapas lidi steril.

Kemudian cakram uji kosong yang telah dicelup ke dalam berbagai

macam sabun pembersih wajah selama 30 menit diletakkan pada

permukaan agar darah yang telah dioles larutan bakteri secara higienis di

dalam laminar air flow. Selanjutnya masukkan ke dalam inkubator

dengan suhu 37 derajat selama 24 jam, kemudian ukur diameter zona

hambat dengan menggunakan penggaris.

3.5. Alur Penelitian

Berbagai macam merek sabun

pembersih wajah antiacne

SA PD BR CC

Uji aktivitas antibakteri

dengan metode disc diffusion

Triklosan,

asam laurat

Asam salisilat,

asam laurat Triklosan,

asam laurat

Asam salisilat

Pengukuran derajat

keasaman

Pengukuran zona hambat

setelah inkubasi 14 jam

(mm)

Pegukuran zona hambat

setelah inkubasi 24 jam

(mm)

Analisis Statistik

Page 33: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

22

3.6. Analisis Data

Analisis data hasil penelitian ini menggunakan SPSS 16.0. Data pada

penelitian ini numerik, lebih dari dua kelompok dan tidak berpasangan maka

dilakukan uji statistik One-way ANOVA dengan syarat distribusi data normal dan

data homogen. Jika tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji non parametrik

Kruskall walis.

Page 34: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

23

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efek Hambat Sabun Pembersih Wajah Antiacne Terhadap Pertumbuhan

Propionibacterium acnes

Dari penelitian yang telah dilakukan, yang dilakukan secara triplo

(satu kali percobaan menggunakan tiga cawan dengan perlakuan yang sama),

didapatkan hasil bahwa ketiga bahan uji berupa sabun pembersih wajah antiacne

terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes

(P.acnes),yaitu sabun pembersih wajah antiacne SA, PD, dan BR , sedangkan

sabun pembersih wajah antiacne CC tidak dapat menghambat pertumbuhan

P.acnes. Diantara ketiga sabun pembersih wajah antiacne yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri P.acnes, yang memiliki zona hambat paling besar, yaitu BR.

PD memiliki zona hambat paling kecil diantara sabun pembersih wajah antiacne

lainnya. (Gambar 4.4)

Dari percobaan yang dilakukan, peneliti berkesimpulan bahwa sabun

pembersih wajah antiacne CC tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes, setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam, pada zona

hambat yang terbentuk didapatkan adanya pertumbuhan koloni Propionibacterium

acnes. Kemudian, peneliti mengambil sampel bakteri yang tumbuh pada zona

hambat yg dibentuk oleh sabun pembersih wajah, setelah itu dilakukan kultur dan

pewarnaan Gram untuk memastikan koloni tersebut. Peneliti juga melakukan

kultur sabun pembersih wajah, ternyata tidak terdapat adanya kontaminasi dari

sabun pembersih wajah ataupun dari hasil kultur koloni yang ada diantara zona

hambat sabun pembersih wajah. Kemudian, peneliti melakukan percobaan dengan

melakukan inkubasi kurang dari 24 jam, yaitu 14 jam. Setelah inkubasi terbentuk

zona hambat sebesar 15mm. (Gambar 4.2)

Setelah mengukur zona hambat yang terbentuk, inkubasi dilanjutkan sampai

dengan 24 jam kemudian zona hambat kembali diukur. (Gambar 4.4)

Page 35: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

24

Tabel 4.1 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan

secara triplo setelah inkubasi 14 jam.

Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat (mm) Rata-rata Zona Hambat (mm)

SA 10

SA 10 10,33

SA 11

PD 7

PD 8 7,67

PD 8

BR 18

BR 18 18

BR 18

CC 15

CC 15 15

CC 15

0

5

10

15

20

25

30

35

SA PD BR CC (+) (-)

Dia

met

er R

ata

-Ra

ta Z

on

a H

am

ba

t (m

m)

Diameter ZonaHambat Rata-Rata

Gambar 4.1. Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih

Wajah antiacne terhadap Propionibacterium acnes setelah inkubasi14 jam.

(+): clyndamycin

10ug/mL

(-): ethanol 96%

Page 36: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

25

Gambar 4.2 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah antiacne SA, PD, BR, CC,

Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin 10ug/mL

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes setelah

inkubasi 14 jam.

Tabel 4.2 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan

secara triplo setelah inkubasi 24 jam.

Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat (mm) Rata-rata Zona Hambat (mm)

SA 14

SA 14 14

SA 14

PD 10

PD 11 10,33

PD 10

BR 23

BR 24 22

BR 22

CC 0

CC 0 0

CC 0

CC

SA

BR

PD (-)

(+)

Page 37: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

26

Gambar 4.3. Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih

Wajah antiacne terhadap Pertumbuhan Bakteri

Propionibacterium acnes setelah inkubasi 24 jam.

Gambar 4.4 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah antiacne SA, PD, BR, ,

Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin 10ug/mL

terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes setelah

inkubasi 24 jam.

(+): clyndamycin

10ug/mL

(-): ethanol 96%

BR

PD

SA

A

(+)

(-)

CC

Page 38: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

27

Tabel 4.3 Perbandingan Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih

Wajah yang dilakukan secara triplo setelah inkubasi 14 dan 24 jam.

Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat Rata-rata

inkubasi 14 jam (mm)

Zona Hambat Rata-rata

inkubasi 244 jam (mm)

SA 10,33 14

PD 7,67 10,33

BR 18 22

CC 15 0

Gambar 4.5 Perbandingan Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun

Pembersih Wajah antiacne terhadap Pertumbuhan Bakteri

Propionibacterium acnes setelah inkubasi 14 jam dan 24 jam.

Dari keempat merek sabun pembersih wajah antiacne yang diujikan (SA,

PD, BR, CC), tiga diantaranya dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes . Sabun pembersih wajah antiacne yang memiliki zona

hambat paling besar, yang berarti paling efektif dalam menghambat pertumbuhan

Propionibacterium acnes mengandung triklosan yang tidak dimiliki oleh ketiga

sabun pembersih wajah antiacne lain yang diujikan, sebagai anti bakteri, triklosan

merupakan antimikroba spektrum luas dan bersifat non-ionik, dimana dapat

menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Triklosan diketahui

mempunyai aktivitas antibakteri yang sangat kuat. Target utama aksi triklosan

Page 39: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

28

yaitu membran sitoplasma bakteri. Triklosan secara langsung merusak RNA dan

sintesis protein bakteri. Triklosan merupakan agen antibakteri yang bersifat

hidrofobik sehingga dapat berdifusi dengan mudah melalui lapisan lemak pada

kulit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tae-Wan

Lee dkk (2003) yang membuktikan dengan konsentrasi triklosan 0,01% sudah

dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Dalam penelitian

tersebut disebutkan bahwa konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi hambat

minimum.26,27

Selain triklosan, juga terdapat asam laurat yang memiliki aktivitas

bakterisidal kuat, hal ini dibuktikan melalui penelitian oleh Nakatsuji, et al (2009)

dimana konsentrasi hambat minimum asam laurat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes 15 kali lebih rendah dari benzoil

peroksida.28

Sabun pembersih wajah antiacne SA menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes lebih lemah dibandingkan dengan sabun pembersih

wajah antiacne BR. Sabun pembersih wajah ini memiliki kandungan antibakteri

asam laurat, sama dengan sabun cuci muka BR.28

Sabun pembersih wajah ini juga

dilengkapi dengan ekstrak pegagan (Centella asiatica). Berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh J. Pharm (2010), dengan konsentrasi 125ug/mL

dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan membentuk

zona hambat sebesar 8mm. Konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi hambat

minimum.29,30

Sabun pembersih wajah antiacne PD memiliki efek hambat yang lebih

kecil dibandingkan dengan sabun pembersih wajah antiacne BR dan SA.

Kandungan pada sabun pembersih wajah antiacne PD yang diketahui memiliki

aktivitas antibakteri yaitu asam salisilat. Asam salisilat merupakan antibakteri

yang bekerja secra bakteriostatik, namun sifat bakteriostatiknya lemah. Asam

salisilat juga diketahui memiliki efek komedolitik yang ringan. Zat ini memiliki

sifat lipofilik, mampu penetrasi ke dalam unit pilosebasea dan memberi efek

komedolitik meskipun tidak sekuat asam retinoid.31

Selain itu, pada sabun

pembersih ini juga mengandung asam laurat seperti sabun pembersih wajah BR.28

Zat lain yang terkandung dalam sabun pembersih wajah antiacne ini yaitu kaolin

clay. Kaolin clay merupakan salah satu mineral yang berasal dari tanah yang

Page 40: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

29

berbahan dasar kaolinite. Memiliki kemampuan untuk mengangkat minyak

berlebih dan kotoran dari kulit maka tidak menyumbat pori-pori, sehingga

mencegah pembentukan jerawat.

Sabun pembersih wajah antiacne CC tidak memiliki efek hambat terhadap

bakteri Propionibacterium acnes setelah diinkubasi selama 24 jam, namun

memiliki efek hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes setelah dilakukan

inkubasi selama 14 jam. Peneliti mengukur zona hambat setelah inkubasi 14 jam

karena waktu pertumbuhan bakteri mulai optimum saat fase logaritmik yaitu

saat12 jam, kemudian peneliti mengambil range untuk dilakukannya inkubasi

antara 12-24 jam untuk melihat zona hambat yang terbentuk.

Kandungan antibakteri dalam sabun pembersih wajah antiacne ini sama

dengan sabun pembersih wajah antiacne PD yaitu asam salisilat, dimana asam

salisilat merupakan antibakteri yang bersifat bakteriostatik yang lemah.31

Hingga

saat ini, tumbuhnya kembali koloni Propionibacterium acnes setelah inkubasi 24

jam dapat disebabkan adanya faktor-faktor lain yang belum dilakukan penelitian

oleh peneliti.

Data hasil penelitian zona hambat 14 jam dan zona hambat 24 jam ini

tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji One-way ANOVA, maka dilakukan

dengan uji Kruskall walis. Dari hasil uji Kruskall walis didapatkan nilai p=0,005

untuk zona hambat 14 jam dan p=0,014 untuk zona hambat 24 jam dimana nilai

p<0,05. Hal ini menunjukan adanya perbedaan bermakna antara sabun pembersih

wajah antiacne dengan efek hambat bakteri Propionibacterium acnes.

Kemudian untuk membandingkan zona hambat 14 jam dan 24 jam

dilakukan uji komparatif, uji T berpasangan. Data hasil penelitian ini memenuhi

syarat untuk dilakukannya uji T berpasangan. Dari hasil uji statistik ini didapatkan

nilai p=0,000(p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara zona

hambat yang dibentuk setelah 14 jam dengan zona hambat yang dibentuk setelah

24 jam.

Page 41: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

30

4.2 Derajat Keasaman Beberapa Sabun Pembersih Wajah

Pengukuran derajat keasaman pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah derajat keasaman sabun pembersih wajah mempengaruhi zona

hambat bakteri. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat pH meter

digital, didapatkan ketiga sabun cuci muka antiacne bersifat basa yaitu SA, PD,

dan BR dengan derajat keasaman diatas 7, sedangkan sabun cuci muka antiacne

CC bersifat asam dengan derajat keasaman dibawah 7. (Tabel 4.4)

Tabel 4.4 Derajat Keasaman Sabun Pembersih Wajah Antiacne

Sabun Cuci Muka antiacne Derajat Keasaman (pH)

SA (triklosan, asam laurat) 7,4

PD (asam salisilat, asam laurat) 8,1

BR (trikosan, asam laurat) 7,9

CC (asam salisilat) 4,2

Data hasil pengukuran pH dengan zona hambat 14 jam dan 24 jam

dilakukan pengujian statistik untuk mengetahui korelasi antara pH dan zona

hambat. Uji yang dilakukan adalah uji korelatif pearson karena memenuhi syarat

distribusi kedua data normal. Dari uji statistik Pearson didapatkan hasil

p=0,462(p<0,05) menunjukan tidak adanya hubungan antara nilai pH dengan zona

hambat yang terbentuk.

Page 42: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

31

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari keempat merek sabun pembersih wajah antiacne yang diujikan secara in

vitro dengan metode disc diffusion, setelah dilakukan inkubasi selama 14 jam

didapatkan hasil sabun pembersih wajah antiacne yang memiliki efek hambat

paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium

acnes yaitu sabun pembersih wajah BR (triklosan dan asam laurat), kemudian

diikuti dengan CC (asam salisilat), SA (triklosan dan asam laurat) dan PD

(asam salisilat dan asam laurat). Secara statistik berbeda bermakna.

2. Dari keempat merek sabun pembersih wajah antiacne yang diujikan secara in

vitro dengan metode disc diffusion, setelah inkubasi selama 24 jam

didapatkan hasil sabun pembersih wajah antiacne yang memiliki efek hambat

paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium

acnes yaitu sabun pembersih wajah BR (triklosan dan asam laurat) kemudian

diikuti dengan SA (triklosan dan asam laurat), dan PD (asam salisilat dan

asam laurat).

3. Sabun pembersih wajah antiacne yang mengandung asam salisilat tidak dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes setelah inkubasi

selama 24 jam.

Saran

1. Dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan bakteri lain yang berperan

dalam patogenesis acne vulgaris seperti Staphylococcus epidermidis.

2. Dilakukan penelitian mengenai Efektivitas Sabun Pembersih Wajah Antiacne

secara in vivo.

Page 43: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Krowchuk DP. Managing adolescent acne: a guide for pediatricians. Pediatr

Rev. 2005:250-261.

2. Anthony J. Mancini. Incidence, Prevalence, and Pathophysiology of Acne

volume 8 no.4. John Hopkins Advanced Studies in Medicine. 2008.

3. Sada Barira. Proporsi kepositivan dan pola resistensi propionibacterium

acnes terhadap antibiotik oral pasien akne vulgaris tipe sedang dan berat: di

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit DR. Cipto

Mangunkusumo. Jakarta:FKUI. 2006. Diunduh pada tanggal 25/8/14.

4. Jawetz, Melnick and Adelberg. Medical Microbiology, 24 edition. United

State: McGraw-Hill Companies.2007.

5. C. Beylot, N. Auffret, et al. Propionibacterium acnes: an update on its rolein

the pathogenesis of acnes. European Academy of Dermatology and

Venerology Journal. 2013.

6. Maksum Radji, Herman Suryadi, dan Desi Ariyanti. Uji Efektivitas

Antimikroba Beberapa Merek Dagang Pembersih Tangan Antiseptik.

Departemen Farmasi FMIPA-UI. 2007. Diunduh pada 26/08/14.

7. Gerard J. Tortora, Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology

12th

edition. John Wiley&Sons, Inc. 2009.

8. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010.

9. Mauro Picardo, et al. Sebaceous Gland Lipids. San Gallicano Dermatological

Institute. Italy. 2009;1:2, p68-71. Diunduh pada tanggal 13/02/14 source:

www.landesbioscience.com.

10. American Academy of Dermatology. Guideline Of Care For Acne Vulgaris

Management. American Academy of Dermatology. 2007. Diunduh pada

tanggal 13/02/14 source: www.aad.org.

11. Williams, Hywel C. Garner, Sarah, et al. Acne Vulgaris. Elsevier Journal.

2011. Diunduh pada tanggal 13/02/14 source: www.thelancet.com.

12. Guy, F. Webster. Clinical review: Acne vulgaris. Departement of

Dermatology. Jefferson Medical College, USA .2002. Diunduh pada tanggal

03/08/14 source: www.bmj.com.

Page 44: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

33

13. Balaji Adityan, Rashmi Kumari and Devinder Mohan Tappa. Scoring System

in Acne Vulgaris. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2009. Diunduh pada

07/08/14.

14. Gary M. White. Recent Findings in Epidemiologic Evidence, Classification,

and Subtypes of Acne Vulgaris. J Am Acad Dermatol. American Academy of

Dermatology, Inc. 1998. Diunduh pada tanggal 05/08/14.

15. Steven Feldman, et al. Diagnosis and Treatment of Acne. American Academy

of Family Physician. 2004. Diunduh pada 07/08/14 source:

www.aafp.org/afp.

16. Theresia Movita. Acne Vulgaris. CDK-203/vol.40 no.4. 2013. Diunduh pada

07/08/14.

17. Siri Knutsen-Larson, Annelise L. Dawson, et al. Acne Vulgaris:

Pathogenesis, Treatment, and Needs Assessment. Dermatol Clin 30. Elsevier,

Inc. 2012. Diunduh pada tanggal 05/08/14 source: www.dermtheclinics.com.

18. Andrea Koreck, et al. The Role Of Innate Immunity in the Pathogenesis of

Acne. Department of Dermatology and Allergology, University of Szeged.

Hungary. Dunduh pada 07/08/14 source: www.karger.com.

19. A.L. Perry and P.A. Lambert. Propionibacterium acnes. The Society for

Applied Microbiology Journal Compilation. 2006. Diunduh pada 13/02/14

source: www.onlinelibrary.wiley.com.

20. Qiong Wu. Antimicrobial Effect of Manuka Honey and Kanuka Honey Alone

and In Combination With The Bioactives Against The Growth of

Propionibacterium acnes ATCC 6919. Massey University Albany. New

Zealand. 2011.

21. Barry A. Salomon, et al. Effects of Detergents on Acne. New York:

ElevierScience Inc. 1996. Diunduh pada 04/08/14 source: www.libgen.org.

22. Whitney P. Bowe and Alan R. Shalita. Effective Over The Counter Acne

Treatments. Department of Dermatology SUNY Downstate Medical Center.

Elsevier, Inc. 2008.

23. TD Wilkins, et al. Standardized Single-Disc Method for Antibiotic

Susceptibility Testing of Anaerobic Bacteria. AMJ Clin Pathol. 1972, p.451-

459. Diunduh pada 06/08/14 source: http://aac.asm.org.

24. Pratiwi, S. T. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga. 2008. Hal

22-42, 188-189.

Page 45: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

34

25. White DG, McDermott PF and Walker RD. Chapter 5: Antimicrobial

Susceptibility Testing Methodologies. ME Torrence and RE Isaacsan. USA:

Iowa State Press. 2003. Diunduh pada tanggal 06/08/14.

26. H.N. Bhargava, et al. Triclosan: Application and Safety. Association for

Professional Infection Control and Epidemiologi, Inc. 1996. Diunduh pada

tanggal 24/8/14.

27. Tae-Wan Lee, Ji-Chul Kim and Sung-Joo Hwang. Hydrogel Patches

Containing Triclosan for Acne Treatment. European Journal of

Pharmaceutics and Biopharmaceutics. Elsevier Journal. 2003. Diunduh pada

tanggal 24/8/14 source www.sciencedirect.com.

28. Teruaki Nakatsuji, et al. Antimicrobial Property of Lauric Acid Against

Propionibacterium acnes: Its Therapeutic Potential for Inflammatory Acne

Vulgaris. J Invest Dermatol. 2009.

29. BK Dash, HM Faruquee, et al. Antibacterial and Antifungal Activities of

Several Extract of Centella asiatica L. Against Some Human Pathogenic

Microbes. Life Science and Medicine Research. 2011. Diunduh pada tanggal

08/08/14 source: http://ashtonjournals.com/lsmr.

30. Vasantharuba Sevaratnam, et al. Fungsional Properties of Centella asiatica:

A Review. Internatinal Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science.

2012. Diunduh pada 24/8/14.

31. Sri Katon, Hanny Nilasari, Evita Halim. Penggunaan Asam Salisilat Dalam

Dermatologi. Depatemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI. Jurnal

IDI. 2012. Diunduh pada 25/8/14.

Page 46: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

35

LAMPIRAN 1

Komposisi Sabun Pembersih Wajah

Komposisi Sabun Pembersih Wajah

Water, lauric acid, myristic acid, lauryl glucoside, potassium hydroxide,

staearic acid, glycol stearate, PEG-160 sorbitan triisostearate, glycol

distearate, sodium laureth sulfate, cocamide MEA laureth-10, propylene

glycol, PEG-80 glyceryl cocoate, stirene, C10-30 alkyl acrylate

crosspolymer, glyceryl stearate, PEG-100 stearate, phenoxyethanol,

methylparaben, ethylparaben, propylparaben, butylparaben, camomila

recucita flower water, PEG-40 hydrogenated castor oil, trideceth-9,

bisabolol, PEG-45 palm kernel glycerides, PEG-6 capric glycerides,

centella asiatica, methylchloroisothiazolinone, methylisotiazolinone,

fragrance, hydroxypropyl methylcellulose, triclosan, cananga odorata

flower oil

Myristic acid, glycerine, water, propylene glycol, potassium hydroxyde,

stearic acid, glycol distearate, lauric acid, decyl glucoside, polyethilene,

glyceryl stearate, parfume, DMDM hydantoin, silica, salicylic acid,

poliquaternium-7, disodium EDTA, butylene glycol, niacinamide,

iodopropynyl butylcarbamate, osimum basilicum flower, leaf extract,

kaolin, azadirachta indica leaf extract, CI 17200, CI 19140, CI 42090, CI

74260

Aqua, sorbitol, laureth-6- carbocylic acid, myristic acid, lauryl

hydroxysultaine, potassium hydroxide, lauric acid, ethylhexyglycerine,

acrylates, alkyl acrilate crosspolimer, palmitic acid, fragrance, triclosan,

disodium EDTA, polyquaternium-39, PEG-6, PEG-45M, phenoxyethanol,

CI 77891

Water, sodium laureth sulfate, cocamidopropyl betaine, propilene glycol,

glycerine, PEG-80 sorbitan laureth, PEG-150 distearate, sodium cocoyl

isethionate, hydroxypropyl methylcellulose, PEG-7 Glyceryl cocoate,

phenoxyethanol, decyl glucoside, salycilic acid, menthyl lactate,

cocamidopropylamine oxide, fragrance, cocamidopropyle PG- dimonium

cloride phospate, citric acid, methylparaben, tetrasodium EDTA,

propylparaben, benzalkonium chloride, C12-15 alkyl lactate, ethilparaben,

vanillyl buthyl ether, cetyl lactate, butylene glycol, capryloyl glycine,

sarcosine, cinnamomum zeylanicum bark extract, cedrus atlantica bark

extract, portulaca oleracea extract.

SA

PD

BR

CC

Page 47: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

36

LAMPIRAN 2

Proses Penelitian

Gambar 1. Sterilisasi alat dan bahan

Gambar 3. Vortex 1 ose biakan

bakteri

Gambar 5. Cakram uji ditanam pada

agar darah yg telah dioles bakteri

Gambar 2. Biakan bakteri

Propionibacterium acnes pada

media agar darah

Gambar 4. Perendaman cakram

uji pada beberapa sabun

pembersih wajah

Gambar 6. Inkubasi

Page 48: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

37

LAMPIRAN 3

Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Nikken Rima Oktavia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Oktober 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bintara Raya No.9 Rt003 Rw09 Bintara

Nomor Telepon/HP : (021)8856283/087882306227

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997-1999 : Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah

1999-2005 : SD Negeri Pondok Kopi 04

2005-2008 : SMP Negeri 252 Jakarta

2008-2011 : SMA Negeri 61 Jakarta

2011- Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 49: EFEKTIVITAS BEBERAPA SABUN PEMBERSIH WAJAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29999/1/NIKKEN... · SABUN PEMBERSIH WAJAH. ANTIACNE. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI