99
EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN TERHADAP PERKEMBANGAN HAFALAN SANTRI PONDOK PESANTREN NAHDLATUL ULUM KABUPATEN MAROS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Aulia Astuti Yusuf NIM: 105191112916 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL

QUR’AN TERHADAP PERKEMBANGAN HAFALAN

SANTRI PONDOK PESANTREN NAHDLATUL

ULUM KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Aulia Astuti Yusuf

NIM: 105191112916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2020 M

Page 2: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …
Page 3: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …
Page 4: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …
Page 5: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …
Page 6: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

vii

ABSTRAK

Aulia Astuti Yusuf. 105191112916. 2020. Efektifitas Metode Pembelajaran

Tahfidzul Qur`an Terhadap Perkembangan Hafalan Santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros. Dibimbing oleh Abd.Rahim Razaq dan

Mahlani S.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Metode Tahfidzul Qur`an terhadap

perkembangan hafalan santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros.

Subjek Penelitiannya adalah guru tahfidz dan siswanya. Pengumpulkan

data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Efektifitas metode pembelajaran

tahfidzul qur’an sudah efektif dengan adanya perkembangan dan kelancaran

hafalan para santri. Metode yang digunakan yaitu: 1) Bin-Nazar adalah membaca

Alquran dengan melihat teks, proses ini dilakukan dalam rangka mempermudah

proses menghafal Alquran dan biasanya dilakukan bagi santri pemula. 2) Bil-

Ghaib adalah penguasaan seseorang dalam menghafal Ayat-ayat Alquran tanpa

melihat teks mushaf. 3) Sima`an adalah saling mendengarkan hafalan (bil-ghaib

atau bacaan bin-nazar) secara berpasangan (satu menghafal atau membaca, satu

menyimak) dengan cara bergantian dalam kelompok juz. 4) Musyafahah adalah

proses memperagakan hafalan didepan guru, proses ini lebih dititik beratkan pada

hal-hal yang terkait dengan ilmu tajwid, seperti makhrijul huruf. 5) metode

musyafahah digunakan untuk memperbaiki bacaan Alquran para santri. 6) Metode

Talaqqi digunakan untuk proses memperdengarkan hafalan ayat-ayat Alquran

secara langsung depan guru. Perkembangan hafalan santri sudah mengalami

peningkatan dimana terdapat perkembangan hafalan di santri tahfidz dari tahun

ketahun. Faktor pendukung adalah adanya semangat berkompetitif dalam

lingkungan tahfidz, motivasi dari pembina tahfidz,dan pemberian reward. Faktor

penghambat adalah adanya geadget, rasa malas. atau jenuh dan sulit untuk

mengulang-ulang hafalan (metode muroja`ah). Upaya Pembina tahfidz dalam

mengefektifkan metode pembelajaran yaitu menerapkan sistem talaqqi atau

metode musyafahah, metode muroja’ah, ujian hafalan Alquran.

Kata kunci: Metode Tahfidzul Qur`an, Perkembangan Hafalan Santri.

Page 7: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Efektifitas Pembelajaran Metode

Tahfidzul Qur`an Terhadap Perkembangan Hafalan Santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros. Shalawat dan salam semoga selalu

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun jalan kebahagian

hidup dunia dan akhirat.

Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah untuk memenui syarat memperoleh

gelar sarjana Sastra Satu (S.1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam

Penulis menyadari bahwa dalam menyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati dan kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terima kasih kepada:

1. Ayahanda Drs.H.Muhammad Yusuf, M.M dan Ibunda Dra.Harlinah

tercinta yang membesarkan, mendidik dan mendukung penulis dalam

menempuh perjuangan ini. yang selalu mendoakan penulis disetiap

langkah dan detik menuju cita-cita, atas semua pengorbanan semoga

Allah swt membalasnya dengan nilai ibadah, dan senantiasa memberikan

Taufik Hidayah-Nya serta memberikan kebahagiaan dunia akhirat.

Page 8: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

ix

2. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang telah berjuang melakukan revolusi

Kampus Biru.

3. Bapak Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam

4. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama

Islam

5. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta jajarannya

6. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para staf

yang telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.

7. Bapak Ass. Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta bantuan selama penulisan skripsi

ini.

8. Bapak Mahlani S,S.Th.I., M.A pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memperbaharui skripsi ini dalam sela kesibukannya.

9. Kakak tersayang Muhammad Hidayat Yusuf S.E yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

10. Kakak ipar Dwi Utami Hidaya Nur, S.Pd. yang telah memberikan

pengaraha, bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada M.Anis yang telah membantu dan memberikan semangat tiap

harinya.

12. Keluarga besar Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

sehingga tersusunnya skripsi ini.

Page 9: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

x

13. My Sisters yang sama-sama berjuang, Nurfadillah, Surahmi, Hardianti

Rukmana, yang saling mensupport satu sama lain untuk sama-sama

menyelesaikan skripsi.

14. Kepada teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) angkatan 2016 dan teman-temanku PAI kelas D angkatan 2016

yang selalu memberikan motivasi dan keceriaan.

15. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang mebuat

penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

16. Almamaterku tercinta Univesitas Muhammadiyah Makassar, tempat

menempuh studi dan menimba ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada

kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin

Makassar, 25 Juli 2020

Penulis

Aulia Astuti Yusuf

Nim. 105191112916

Page 10: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................. 10

A. Pengertian Tahfidzul Qur’an .......................................................... 10

B. Keutamaan Menghafal Alquran ...................................................... 13

C. Hukum Menghafal Alquran ............................................................ 15

D. Persiapan Sebelum Menghafal Alquran ......................................... 18

E. Syarat Menghafal Alquran .............................................................. 19

F. Macam- macam Metode Menghafal Alquran ................................. 21

G. Kaidah-kaidah Penting untuk Menghafal Alquran .......................... 27

H. Hambatan-hambatan Tahfidz Alquran ........................................... 29

I. Manfaat Menghafal Alquran .......................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33

A. Desain Penelitian ............................................................................ 33

1. Jenis Penelitian ........................................................................ 33

2. Pendekatan Penelitian .............................................................. 34

B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................... 34

Page 11: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

xii

C. Fokus Penelitian ............................................................................ 34

D. Sumber Data ................................................................................... 35

E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 41

1. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum ............ 41

2. Visi dan Misi ............................................................................ 43

3. Program Pendidikan ................................................................. 44

4. Jadwal Pendidikan Santri dan Santriwati ................................. 45

5. Fungsi dan Peranan Pembina Asrama ...................................... 47

6. Tata Tertib Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum ........................ 47

7. Sumber Daya Manusia ............................................................. 48

B. Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap Perkembangan

Hafalan Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros ...... 56

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Metode

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum Kabupaten Maros................................................................... 61

D. Upaya-upaya Mengefektifkan Metode Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an Terhadap Perkembangan Santri Di Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum ............................................................................... 67

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 71

A. Kesimpulan ...................................................................................... 71

B. Saran ................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal kegiatan Harian Santri dan Santirwati Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum kabupaten Maros ................................................... 46

Table 4.2 Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah ............................... 48

Table 4.3 Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah PDF .................................. 49

Tabel 4.4 Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Tsanawiyah ...................... 49

Tabel 4.5 Jumlah Guru Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros ......... 51

Tabel 4.6 Daftar Nama Pembina Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros ............................................................................................... 51

Table 4.7 Sarana Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Kabupaten Maros ............................................................................. 53

Page 13: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros Periode 2019-2021 ........................................................... 55

Page 14: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama bukanlah sekedar pengajaran agama yang hanya

transfer-mentransfer pengetahuan, melainkan pendidikan agama mengandung

makna yang sangat luas. Ketika sebuah pendidikan telah dapat tertransfer dengan

proses saling mempengaruhi sudahkah hal demikian dikatakan pendidikan itu

berhasil, tentunya belum. Ketika pengetahuan itu dapat tertransfer tetapi nilai-nilai

yang tersirat belum menjadi sebuah perilaku maka pendidikan itu belum dikatakan

berhasil, atusisi pengajaran berhasil, sisi yang lain mendidik tampaknya belum

berhasil.

Pendidikan agama meliputi penguasaan konsep serta penguasaan materi,

hal ini dapat diukur dengan adanya perubahan tingkah laku. Dalam pendidikan

agama memuat kajian-kajian teoritis serta kajian-kajian praktis. Kajian-kajian

teoritis memahami konsep-konsep dasar maupun seluruh keilmuan yang ada,

dimana pendidikan agama memuat seluruh tatanan kehidupan. Sementara kajian-

kajian praktis mencakup praktisnya seseorang hamba beribadah pada sang Khaliq.

Efektifitas merupakan faktor yang sangat penting dalam pelajaran karena

menentukan tingkat keberhasilan suatu model pembelajaran yang digunakan.

Efektifitas Pembelajaran merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan

siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai

tujuan pembelajaran sesuai dengan harapkan oleh seorang guru.

Page 15: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

2

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama

bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di

sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran,

sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam

proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh

guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan

kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses

pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan

mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti

belajar sesungguhnya.

Dalam proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan yang

sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni mentrasfer

ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih

signitifikan dibanding dengan materi sendiri penyampaian yang komunikatif lebih

disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan

sesungguhnya terlalu menarik, sebaliknya, materi yang cukup baik, karena

disampaikan dengan cara yang kurang menarik, maka materi itu sendiri kurang

Page 16: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

3

dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat

sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar.1

Sedangkan program pendidikan menghafal Alquran adalah program

menghafal Alquran dengan mutqin hafalan yang kuat terhadap lafazh-lafazh

Alquran dan mengahafal makna-maknanya dengan kuat yang memudahkan untuk

menghindarkan setiap menghadapi berbagai masalah kehidupan, yang mana

Alquran senantiasa ada dan hidup di dalam hati sepanjang waktu sehingga

memudahkan untuk menerapkan dan mengamalkannya.2

Allah swt. memberikan garansi bahwa Dia senantiasa menjaga Alquran

sepanjang masa. Penjagaan Allah swt. terhadap Alquran bukan berarti Allah

dengan menghafalkannya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia,

yang sangat dianjurkan agama. Bahkan menghafal Alquran merupakan salah satu

metode yang digunakan Rasulullah saw. dalam menerima wahyu melalui

perantaraan Jibril as.

Menghafal Alquran bukanlah tugas dan perkara yang mudah, artinya tidak

semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu upaya terpenting diperhatikan

dalam pembinaan tahfizh Qur’an adalah metode.3 Sebab metode mempunyai

peranan penting dan sangat dibutuhkan. Dengan adanya metode akan biasa

membantu seseorang untuk menentukan keberhasilan belajar menghafal Alquran

1 Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press,

2002), h. 39 2 Khalid Bin Abdul Karim Al-Lahim, Megapa Saya Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), h 19 3Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren

Kabupaten Kampa, Jurnal Ushuluddin Vol. 24 No. 1 Januari – Juni 2016 h. 93

Page 17: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

4

dan meningkatkan hafalannya secara terprogram. Disamping juga diharapkan

nantinya dapat membantu hafalan menjadi efektif.

Pada zaman yang serba canggih saat ini, ditemukan banyak sekali metode

yang biasa digunakan untuk membantu proses penghafalan Alquran. Metode

efektif yang digunakan penghafalan Alquran beragam, ada dengan cara membaca

secara cermat ayat-ayat Alquran yang akan dihafal dengan melihat mushaf

secara berulang-ulang (an-nadzar), menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang

baru dihafal kepada seorang guru (talaqqi), menghafal sedikit demi sedikit

Alquran yang telah dibaca secara berulang-ulang (takrir), mendengarkan hafalan

kepada orang lain baik kepada teman maupun kepada jama’ah lain (tasmi’), dan

sebagainya. Kemudian dalam melaksanakan metode tahfidz Qur’an hendaknya

dipandu dan dibimbing langsung oleh pemandu tahfidz yang berkompeten dalam

penghafalan Alquran, supaya hafalan yang sudah didapatkan bisa dipantau dan

dibina oleh pemandu tahfidz bila ada kesalahan dan sebagainya.

Allah akan selalu menjaga kemurnian Alquran sejak diturunkannya,

sampai sekarang dan sepanjang masa. Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk

dapat mempelajari Alquran. Tahap pertama yaitu belajar membaca dengan fasih

sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Banyak cara yang dilakukan untuk

dapat membaca Alquran yang pada awalnya secara klasik kini telah berkembang

seiring dengan perkembangan metode pembelajaran. Banyak metode bermunculan

seperti metode Iqra‘dan metode Qira‘ati dan berbagai metode yang mempunyai

tingkat kemudahan untuk mempelajari dan membaca Alquran. Tahap kedua yaitu

memahami arti dan kandungan ayat. Di sinilah letak kelemahan Umat Islam,

Page 18: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

5

karena mempelajari Alquran masih banyak yang belum sampai memahami arti

dan kandungan ayat.

Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu

menjaga dan memeliharanya, salah satunya ialah dengan menghafalkannya.

Namun keadaan di zaman modern sekarang ini, masih sedikit orang Islam yang

mau menghafalkan Alquran. Untuk menarik minat mereka ialah perlu adanya

metode pembelajaran yang memudahkan dan sistematis. Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an ini biasa dipandang salah satu upaya pendidikan Alquran.

Menghafal Alquran merupakan ibadah yang dimuliakan oleh Allah karena

Alquran merupakan kitab suci di dalamnya terdapat ajaran-ajaran yang

mengandung syiar agama. Menghormati syariat agama yang tertulis dalam kitab

suci Alquran termasuk bentuk penghormatan kepada Allah swt yang merupakan

wujud dari adanya ketakwaan hati. Begitu pula sebaliknya, mengabaikan syiar

agama merupakan bentuk lain kurangnya perhatian terhadap keagungan Allah.4

Menghafal Alquran adalah merupakan kemuliaan yang diberikan oleh

Allah zat yang menurunkan Alquran kepada hambanya yang terpilih. Semua

orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan ini dan Allah

menjanjikan kemudahan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh menghafalnya.

Kemudahan yang dimaksud meliputi hal membaca, menghafal, memahami,

mempelajari serta mengetahui keajaiban-keajaiban yang terkandung di dalamnya.5

4 Mukhlisoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar dan Menghafal Al-Qur’an

(Solo : Tinta Medina, 2011) h. 9 5 Abdul al-Kahil, Thariqah Ibdaiyyah Li Hifzh al-Qur’an: Hafal al-Qur’an Tanpa

Nyantri Cara Inovatif menghafal al-Qur’an Penerji Ummu Qadha Nahbah al-Uqofi, Solo:

Pustaka Arafah,2010, h.13

Page 19: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

6

Karena dalam lafadz-lafadz Alquran, redaksi-redaksinya dan ayat-ayatnya yang

mengandung keindahan kenikmatan dan kemudahan.6

Keuntungan atau kemanfaatan lainnya lebih cepat khatam menghafalnya.

Akan tetapi, bacaannya bukan hanya lancar, melainkan harus baik, benar, dan

fasih serta benar-benar menguasai dan memahami ilmu tajwid. Kenapa hal

tersebut diperlukan? Sebab, agar tidak terjadi kesalahan terhadap materi yang

dihafalkannya. Jika bacaannya salah maka hasil yang dihafalkannya pun akan

salah, sehingga untuk memperbaikinya dibutuhkan ketelitian yang akan

membutuhkan waktu cukup lama.

Sulitnya mengaji Alquran ditambah menghafal Alquran secara harfiah,

tampaknya tidak lepas dari keberadaan pondok pesantren khususnya, serta guru

Alquran pada umumnya baik secara menejerial, keberadaan Sumber Daya

Manusia (SDM), metodologi maupun sarana prasarana yang ada. Pondok

pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan nonformal yang telah diakui

keberadaannya baik secara nasional maupun internasional, tentunya dengan

berbagai kelebihan dan kekurangannya.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Dalam perjalanan sejarah, pesantren telah memainkan peranan yang benar dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta

membina akhlak yang mulia. Pondok pesantren Nahdlatul Ulum

menyelenggarakan program pendidikan 12 tahun yang terdiri dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA). Untuk

6 Supian, Ilmu-Ilmu al-Qur’an Praktis Tajwid Tahfizh dan Adab Tilawah al-Qur’an

AlKarim,ditashih oleh Ust. Dzul Adzmi al-Hafiz. Jakarta: Gilang Persada (GP) Pers, 2012, h.190

Page 20: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

7

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah nantinya akan memperoleh 2 (dua)

Ijazah yakni Ijazah Nasional dan Ijazah Pesantren.

Selain jenjang pendidikan tersebut, Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

membuka Program Pendidikan Takhassus (KHUSUS) yaitu Program Diniah

Formal (PDF). Program lainnya yang merupakan ciri khas kepesantrenan seperti

Bahasa Arab, Tahfidzul Qur’an, Kajian Kitab. Sedangkan untuk

mengembangkan bakat dan minat para santri maka Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum memberikan program pengembangan diri atau lebih dikenal istilah

ekstrakurikuler. Hal ini dalam rangka menjaga keseimbangan antara aspek

keilmuan dan aspek amaliyah yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam

kehidupan nyata yang menjadi ciri khas pesantren.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an memiliki ruang

khusus tersendiri, dimana Tahfidzul Qur’an merupakan ciri khas kepesantrenan

dan pelaksanaan metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an sebagai salah satu upaya

untuk menjaga Alquran.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan mengangkat judul

“Efektifitas Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap

Perkembangan Hafalan Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Kabupaten Maros”.

B. Rumusan Masalah

Page 21: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

8

1. Bagaimana Efektifitas Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap

Perkembangan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Kabupaten Maros?

2. Faktor apa saja yang pendukung dan penghambat Efektifitas Metode

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap Perkembangan Hafalan Santri di

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros?

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengefektifkan Metode

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap Perkembangan Hafalan Santri di

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Efektifitas Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an

Terhadap Perkembangan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum Kabupaten Maros

2. Untuk Mengetahui Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Efektifitas

Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap Perkembangan Hafalan

Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

3. Untuk Mengetahui Upaya-upaya yang dilakukan dalam Mengefektifkan

Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Terhadap Perkembangan Hafalan

Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

D. Manfaat penelitian

1. Dari segi teori kependidikan: memperkaya pemikiran dan memperluas

pemahaman tentang konsep pembelajaran Alquran

Page 22: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

9

2. Dari segi praktek kependidikan memberikan informasi kualitatif tentang

beberapa metode pembelajaran Alquran yang efektif dalam bidang

pendidikan yang sebaiknya diaplikasikan oleh guru dalam menjalankan

aktifitas tanggung jawab kesehariannya.

Page 23: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Tahfidz Qur’an

Tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar hafal yang dari

bahasa arab hafidza - yahfadzu – hifdzan. Menurut bahasa Alquran berasal dari

kata qa-ra-a yang artinya membaca. para ulama’ berbeda pendapat mengenai

pengertian atau definisi tentang Alquran. Hal ini terkait sekali dengan masing-

masing fungsi dari Alquran itu sendiri.

Pengertian Alquran menurut istilah adalah kitab yang diturunkan kepada

Rasulullah saw, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa

keraguan. Setelah melihat definisi menghafal dan Alquran di atas dapat

disimpulkan bahwa Tahfidz Qur’an adalah proses untuk memelihara, menjaga dan

melestarikan kemurnian Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah saw di luar

kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari

kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagiannya.

Sedangkan menurut Abdul Aziz Rauf definisi menghafal adalah “proses

mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan apapun

jika sering diulang, pasti menjadi hafal.

Kesulitan menghafal Alquran bukan perkara gampang, apabila tidak

didasari niat karena Allah. Banyak metode menghafal Alquran yang cepat dan

mudah seperti, membaca sebanyak 20 kali, mushafnya jangan ganti-ganti, jika

ayatnya panjang penggal menjadi beberapa bagian.

Page 24: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

11

Ada istilah-istilah yang lazim digunakan di lingkungan pesantren tahfiz

dan merupakan bagian dari cara atau metode dalam proses tahfiz. Namun

demikian, dalam penerapannya bisa berbeda antara pesantren satu dengan yang

lainnya, atau ada juga diantaranya yang tidak menerapkan cara tersebut. Istilah-

istilah tersebut yaitu:7

1. Nyetor. Istilah ini digunakan dalam rangka mengajukan setoran baru ayat-

ayat yang akan dihafal. Caranya, para santri menulis jumlah ayat atau

lembaran yang akan dihafalkan pada alat khusus, bisa berupa blangko atau

alat lainnya, yang telah pojok sesuai yang dikehendaki santri.

2. Muraja’ah. Proses menghafal ayat yang dilakukan para santri dengan

mengulang-ulang materi hafalan yang telah disetorkan, proses ini

dilakukan secara pribadi.

3. Mudarasah. Saling memperdengarkan hafalan (bil-ghaib) atau bacaan

(bin-nazar) antara sesama santri dalam kelompok juz pada satu majelis.

Cara ini dapat dilakukan secara bergantian per ayat atau beberapa ayat

sesuai yang disepakati oleh pengasuh.

4. Sima’an. Saling memperdengarkan hafalan (bil-ghaib) atau bacaan (bin-

nazar) secara berpasangan (satu menghafal atau membaca, satu

menyimak) dengan cara bergantian dalam kelompok juz.

5. Takraran (Takrir). Menyetorkan atau memperdengarkan materi hafalan

ayat-ayat sesuai dengan yang tercantum dalam Ngeloh/Saba/Setoran

dihadapan pengasuh dalam rangka men-tahqiq atau memantapkan hafalan

7 Tim Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an, Para Penjaga Al-Qur’an, (Kementrian

Agama: 2011), h. 13-14

Page 25: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

12

dan sebagai syarat dapat mengajukan setoran hafalan yang baru. Takraran

biasanya dilakukan tidak hanya pada hafalan ayat-ayat yang tercantum

dalam satu setoran, akan tetapi juga dilakukan pada beberapa setoran

sebelumnya.

6. Talaqqi. Proses memperdengarkan hafalan ayat-ayat Alquran secara

langsung di depan guru. Proses ini lebih dititik beratkan pada bunyi

hafalan.

7. Musyafahah. Proses memperagakan hafalan ayat Alquran secara langsung

di depan guru. Proses ini lebih dititik beratkan pada hal-hal yang terkait

dengan ilmu tajwid, seperti makharijul huruf. Antara talaqqi dan

musyafahah sebenarnya sama dan dilakukan secara bersamaan dalam

rangka men-tahqiq-kan hafalan santri kepada gurunya.

8. Bin-Nazar. Membaca Alquran dengan melihat teks, proses ini dilakukan

dalam rangka mempermudah proses menghafal Alquran dan biasanya

dilakukan bagi santri pemula. Kelancaran dan kebaikan membacanya

sebagai syarat dalam memasuki proses tahfiz.

9. Bil-Ghaib. Pengusaan seseorang dalam menghafal ayat-ayat Alquran tanpa

melihat teks mushaf 8

B. Keutamaan Menghafal Alquran

8 Ahmad Lutfy, Metode Tahfidz Al-Qur’an, Jurnal Holistik Vol 14 Number 02,

2013/1435 H, h. 162

Page 26: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

13

Inilah diantara keutamaan menghafal Alquran:

1. Mendapat kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah. Seorang

penghafal Alquran sudah pasti cinta kepada Kalamullah. Allah mencintai

mereka yang cinta kepada kalam-Nya.

2. Penghafal Alquran akan meraih banyak sekali pahala. Bisa digambarkan,

jika setiap huruf yang dibaca seorang mendapatkan 10 pahala, jumlah

huruf Alquran (sebagaimana disebutkan Imam Sayuthi dalam al-Itqan)

adalah 671.323 huruf maka bisa dibayangkan berapa juta pahala yang

dihasilkan ketika seorang penghafal Alquran berulang kali membaca ayat-

ayat Alquran.

3. Penghafal Alquran yang menjunjung nilai-nilai Alquran dijuluki dengan

“Ahlullah” atau keluarga Allah atau orang yang dekat dengan Allah.

4. Nabi Muhammad saw pernah menyegerakan penguburan sahabat yang

meninggal dalam perang uhud, yang hafalannya lebih banyak daripada

lainnya. Ini penghargaan bagi mereka yang hafal Alquran.

5. Nabi Muhammad saw memerintahkan para sahabat yang menjadi imam

shalat adalah mereka yang paling bagus bacaan Alqurannya, yang

sekaligus juga hafal.

6. Nabi menjanjikan bahwa orangtua penghafal Alquran akan diberi mahkota

oleh Allah pada hari kiamat nanti.

7. Penghafal Alquran telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah

miliaran melalui kegiatan menghafal. Kegiatan ini potensi untuk

menjadikan otaknya menjadi semakin kuat dan cerdas.

Page 27: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

14

8. Penghafal Alquran termasuk orang-orang terdepan dalam menjaga

keaslian, kemurnian, kelestarian kitab suci Alquran.

9. Seorang penghafal Alquran yang selalu membaca ayat-ayat suci Alquran

akan menciptakan dirinya menjadi manusia saleh.

10. Penghafal Alquran akan mendapat syafaat Alquran pada hari kiamat.

Alquran akan terus mengawal “shabib”nya semenjak dari kubur sampai

masuk surga.

11. Penghafal Alquran yang selalu muraja’ah (mengulang hafalan) ia

sebenarnya tengah melakukan olahraga otak dan lidah.

12. Karena Alquran adalah kitab “Mubarak” yang penuh berkah atau tempat

menumpuknya kebaikan.9

13. Penghafal Alquran akan memakai mahkota kehormatan.

14. Para malaikat berkerumunan di sekelilingnya.

Bahwa orang-orang yang membaca Alquran dan mempelajarinya berada

dalam keadaan aman dan penuh keselamatan. Karena keberadaan mereka

(para malaikat) akan menjaga mereka mereka dari setiap mara bahaya

yang mengancam.10

Pada saat di alam kubur Alquran hadir melindungi hingga dia bisa tidur

nyenyak di Padang Mahsyar, Alquran hadir mengayomi, melintasi jembatan,

9 K.H.Ahsan Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an (Jakarta Selatan: PT. Qaf

Media Kreativa,2017) h. 27-33 10

Musthafa al-Bagha dan Muhyidin, Pokok-pokok Ajaran Islam (Jakarta: Rabbani

Press,2002), h. 436

Page 28: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

15

Alquran membimbingnya hingga lolos menuju surga. Ketika di surga, Alquran

hadir menghibur dan membahagiakan.11

C. Hukum Menghafal Alquran

Mengenai hukum menghafal Alquran, apakah hukumnya wajib atas semua

umat? ataukah wajib atas sebagiannya saja?. Dalam hal ini para ulama

menegaskan bahwa menghafal Alquran jangan sampai terputus jumlah (bilangan)

tawatur didalamnya, sehingga tidak dimungkinkan untuk penggantian dan

pengubahan. Apabila di antara kaum ada yang sudah melaksanakannya, maka

bebaslah beban yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali, maka berdosalah

semuanya12

Selain alasan demi menjaga keutuhan Alquran, alasan lain adalah agar

tidak terputus periwayatan mutawatirnya. Maka Alquran tetap autentik,

diriwayatkan dari orang banyak oleh orang banyak dan bersinambung selamanya.

Keautentikannya dipertanggung jawabkan langsung oleh orang hidup yang cerdas

dan terpercaya. Tidak terhenti pada buku atau catatan saja.13

Alquran memperkenalkan diri dengan berbagai ciri dan sifatnya. Salah

satunya ialah bahwa ia merupakan salah satu kitab suci yang dijamin keasliannya

oleh Allah swt. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad hingga sekarang

bahkan sampai hari kemudian.

11

Khirotul Idawati dan Hanifuddin Mahaddun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-

Qur’an Model File Komputer (ayat, terjemah dan nomor urut) Metode Hanifida (Jombang: Tanpa

Penerbit, 2009), h. ii 12

Abdurrab Nawabuddin dan Ma’arif, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2005), h. 13

H.A Muhaimin Zein, Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an: Pembinaan Qari’ Qariah dan

Hafizh Hafizhah, (Jakarta: Pimpinan Pusat JHQ, 2006), h.148.

Page 29: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

16

Dengan jaminan Allah dalam ayat tersebut tidak berarti umat Islam

terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari

tangan-tangan jahil dan musuh-musuh Islam yang tak henti-hentinya berusaha

mengotori dan memalsukan ayat-ayat Alquran.

Menghafal Alquran adalah simbol bagi umat Islam dan duri bagi

masuknya musuh-musuh Islam. James Mansiz berkata, “Boleh jadi, Alquran

merupakan kitab yang paling banyak dibaca di seluruh dunia. Dan, tanpa

diragukan lagi, ia merupakan kitab yang paling mudah dihafal.14

Dalam hal ini, maka menghafal Alquran menjadi sangat dirasakan

perlunya dengan beberapa alasan:

1. Alquran diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi saw. Secara hafalan.

2. Hikmah turunnya Alquran secara berangsur-angsur merupakan isyarat dan

dorongan ke arah tumbuhnya hikmah untuk menghafal, dan Rasulullah

merupakan figur Nabi yang dipersiapkan untuk menguasai wahyu secara

hafalan, agar ia menjadi teladan bagi umatnya. Maha suci Allah yang telah

memudahkan Alquran untuk dihafal.

3. Firman Allah pada surah Al-Hijr 9

فظون كر وإنا لهۥ لح لنا ٱلذ إنا نحن نز

Terjemahnya:

14

Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-qur’an ( Jogjakarta: Diva

Press,2012), h. 27

Page 30: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

17

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti Kami

(pula) yang Memeliharanya.15

Ayat bersifat aplikatif, artinya bahwa jaminan pemeliharaan

terhadap kemurnian Alquran itu adalah Allah yang memberikannya, tetapi

tugas operasional secara riil untuk memeliharanya harus dilakukan oleh

umat yang memilikinya.

4. Menghafal Alquran hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa

orang yang menghafal Alquran tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir

sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan

terhadap ayat-ayat suci Alquran. Jika kewajiban ini telah terpenuhi oleh

sejumlah orang maka gugurlah kewajiban tersebut dari yang lainnya.

5. Hukumnya orang yang hafal Alquran kemudian melupakannya,

membacanya adalah ibadah yang melembutkan hati, menundukkan hawa

nafsu, dan berbagi keutamaan lainnya yang tidak terhingga. Tidak pantas

orang yang hafal Alquran melupakan bacaannya dan tidak wajar ia lalai

dalam menjaganya. Tetapi seharusnya ia mengatur waktu untuk

menjadikan Alquran sebagai wirid harian agar terbantu untuk mengingat

dan menjaganya agar tidak lupa, karena mengharap pahala dan faedah dari

hukum-hukumnya secara akidah dan pengamalan. Orang yang hafal

Alquran kemudian lupa termasuk dosa besar, tapi jika disebabkan karena

malas atau ceroboh.

D. Persiapan Sebelum Menghafal Alquran

15

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung, CV Penerbit Di

Ponegoro,2013 h.262

Page 31: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

18

1. Tekad yang kuat

Menghafal Alquran merupakan tugas yang sangat agung dan besar. Tidak

ada yang sanggup kecuali orang yang memiliki semangat dan tekad yang

kuat serta keinginan yang membaca.

2. Menentukan tujuan

Agar tujuan dapat terwujud, maka seseorang harus memenuhi tiga hal

dalam menghafal Alquran:

a. Jangan pernah mengeluh bahwa tidak ada pernah dapat dihafal dalam Alquran.

b. Jadikan seseorang sebagai teladan, dalam hal menghafal Alquran dan teladan

dalam segala hal

c. Catatlah segala apa yang terjadi jika telah hafal Alquran

3. Memilih waktu yang tepat

a. Sepertiga malam terakhir

b. Ketika hati sedang bersemangat

c. Waktu-waktu senggang16

4. Pentingnya berdo’a

5. Kekuatan motivasi dan kebenaran keinginan untuk menghafal Alquran

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang

melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

E. Syarat Menghafal Alquran

1. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan teori-teori, atau

permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggunya.17

16

Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur’an (Jogjakarta: Pro-U

Media, 2012), h. 38-39

Page 32: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

19

2. Harus membersihkan diri dari segala sesuatu perbuatan yang kemungkinan

dapat merendahkan nilai studinya, kemudian menekuni secara baik dengan

hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan yang suci.

3. Niat yang ikhlas, Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama

dalam masalah hafalan Alquran. Sebab, apabila seseorang melakukan

sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhaan Allah semata, maka

amalannya hanya akan sia-sia. Ikhlas merupakan merupakan landasan

pokok dari berbagai macam ibadah18

. Muhammad Mahmud Abdullah

mendefinisikan ikhlas dengan, “Mengarahkan seluruh perbuatan hanya

karena Allah serta mengharap keridaan-Nya tanpa ada sedikit pun

keinginan mendapat pujian manusia”19

4. Memiliki keteguhan dan kesabaran, keteguhan dan kesabaran merupakan

faktor yang sangat penting bagi orang yang sedang dalam proses

menghafal Alquran.

5. Istiqomah, yang dimaksud istiqomah yaitu konsisten terhadap hafalannya.

Seorang penghafal Alquran harus senantiasa menjaga efisiensi waktu,

berarti seorang penghafal akan menghargai waktu dimanapun dan

kapanpun saja waktu luang. Seorang peghafal Alquran harus bias

istiqomah, baik istiqomah dalam proses menghafal maupun muraja’ah.

17

Ahsin W. Al-Hafidz. op.cit, h. 49 18 Ahmad Salim Badwilan, Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Bening,

2010), h.21 19

Achmad Yaman Syamsudin, Lc. Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an. (Solo: Insan

Kami, 2007), h. 42

Page 33: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

20

Keduanya harus seimbang, prinsipnya tiada hari tanpa menghafal dan

muraja’ah.20

6. Menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela.

7. Mampu membaca dengan baik, sebelum penghafal Alquran memulai

hafalannya, hendaknya penghafal mampu membaca Alquran dengan baik

dan benar, baik dalam tajwid maupun makharij al-hurufnya , karena hal ini

akan mempermudah penghafal untuk melafazkannya dan

menghafalkannya.21

8. Menggunakan satu mushaf saja untuk menghafal.

Syarat ini merupakan salah satu perkara yang dapat membantu menghafal

Alquran. Penjelasannya, seseorang biasa menghafal melalui

penglihatannya sebagaimana dia biasa menghafal melalui pendengarannya.

Letak ayat-ayat di dalam mushaf akan terekam di dalam ingatan seiring

dengan banyaknya membaca dan melihat mushaf yang sama.22

9. Menguatkan hafalan sebelum beralih ke hafalan baru.

20 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara cepat Menghafal Al-Qur’an. (Yogyakarta: Diva Press,

2012) h. 72 21

Raghib al-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al-Qur’an, (Solo: Aqwan, 2007) h.63 22

Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an (Solo: Aqwam,2014) h.172

Page 34: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

21

Salah satu hal yang dapat membantu menguatkan hafalan ini adalah terus

mengulang-ulang apa yang telah dihafal setiap kali dia memiliki waktu

luang.23

F. Macam – Macam Metode Menghafal Alquran

Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thurikuh yang berarti

langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.

Bila dihubungkan dengan pendidikan maka strategi tersebut haruslah diwujudkan

dalam bentuk pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan

kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan

dicerna dengan baik.24

Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:

1. Hasan Langgulung: cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

tujuan pendidikan.

2. Abd. Al-Rahman Ghunaimah: cara-cara yang praktis dalam mencapai

tujuan pendidikan

3. Al-Ahrasy: jalan yang seseorang ikuti untuk memberikan pengertian

kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai

pelajaran.25

Menghafal Alquran merupakan pekerjaan yang sangat panjang dan penuh

dengan kesulitan. Meskipun demikian, ada beberapa faktor luar yang apabila

diperhatikan akan membantu mempermudah kita dalam menjalani prosesi hafalan

23

Ahmad Salim Badwilan. Op.Cit. h.24-25 24

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 2-3 25

Ramayulis, Metode bacaannya, lalu dihafalkan. Pendidikan Al-Qur’an (Jakarta: rinoka

Cipta, 2005), h.3

Page 35: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

22

Alquran, yaitu metode. Ada beberapa metode yang lazim dipakai oleh penghafal

Alquran, yaitu :

a. Metode wahdah26

Wahdah yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak

dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak

sepuluh kali, atau dua puluh kali atau lebih sehingga proses ini mampu

membentuk pola dalam bayangannya.

b. Metode kitabah

Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif lain daripada

metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat

yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan untuknya.

Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya hingga lancar dan benar bacaannya, lalu

dihafalkannya.

c. Metode sima’i

Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini ialah

mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat

efektif

bagi penghafal yang punya daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal

tunanetra, atau anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulis

baca Alquran.

26

W. Ahsin Al-Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal AlQur’an (Jakarta: Bumi Aksara,

2000), h. 63.

Page 36: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

23

d. Metode gabungan

Metode ini merupakan metode gabungan antara metode pertama dan metode

kedua, yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja kitabah

(menulis) disini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat

yang telah dihafalnya.

e. Metode jama’i

Yang dimaksud dengan metode ini, ialah cara menghafal yang dilakukan

secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-

sama, dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama, instruktur membacakan satu

ayat atau beberapa ayat dan siswa menirukan secara bersama-sama. Kedua,

instruktur membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan

siswa mengikutinya.

f. Metode Talaqqi

Metode talaqqi atau metode audio adalah metode menghafal Alquran

dengan cara mendengarkan, baik dari bacaan gurunya maupun melalui media.

Menurut KH. Ahsin Sakho, metode ini sangat efektif bagi para penghafal

yang memiliki daya ingat ekstra, terutama tunanetra dan anak-anak di bawah

umur yang belum mengenal baca tulis.27

Termasuk pengaruh media, saat ini sangat membantu anak-anak dalam

menghafal Alquran. Dengan seringnya bacaan Alquran diperdengarkan, anak akan

dapat mudah menghafal dan melatih sehingga lisan terbiasa dan lentur dalam

mengucapkan huruf-huruf Alquran.

27

Masagus H.A.Fauzan Yayan,SQ,Quantum Tahfidz, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2015),

hal.82

Page 37: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

24

Ada dua bentuk metode audio/talaqqi’, yaitu pertama, biasanya dilakukan

cara guru membacakan Alquran dengan hafalan atau melihat mushaf, kemudian

murid mendengarkan bacaan tersebut di majelis atau di luar majelis, dan bisa juga

mendengar bacaan teman yang menghafal Alquran.

Dalam hal seperti ini, guru dituntut berperan aktif, sabar, dan teliti dalam

membaca dan membimbing mereka, karena ia akan membacakan satu persatu ayat

untuk dihafalkan, baru kemudian dilanjutkan ayat-ayat berikutnya sampai selesai.

Kedua, merekam terlebih dahulu ayat yang akan dihafal ke dalam media perekam

dan semacamnya sesuai kebutuhan dan kemampuannya, kemudian diputar untuk

didengarkan sambil mengikuti perlahan-lahan, setelah itu diulang lagi seterusnya

sampai ayat-ayat tersebut betul-betul hafal di luar kepala.

g. Metode Takrir

Takrir artinya pengulangan, yaitu metode mengulang kalimatnya, waqafnya,

dan lain-lain. Hafalan yang sudah pernah disetorkan kepada guru diulang-ulang

terus dengan dilakukan secara sendiri atau meminta orang lain untuk

mendengarkan mengoreksi hafalannya.

h. Metode Tartil

Yaitu metode menghafal dengan pegucapan yang baik sesuai dengan

pengaturan tajwid mengenai peraturan hurufnya, kalimatnya, berhentinya, dan

lainnya.

i. Metode Gerakan dan Isyarat

Page 38: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

25

Teknik menghafal cepat menggunakan gerakan dapat diterapkan luas.

Teknik ini sangat membantu terutama untuk menghafal suatu ungkapan yang

harus sama persis, tepat, tanpa ada kesalahan kata demi kata. Umumnya sangat

bermanfaat untuk menghafal ungkapan-ungkapan dalam bahasa asing.

Teknik ini pada dasarnya banyak yang sudah menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari yaitu ketika mengerjakan shalat. Ketika seseorang shalat, ia

membaca ayat-ayat Alquran seperti Al-Fatihah dan surah/ayat tertentu dengan

tepat tanpa kesalahan sedikit pun. Anak-anak biasanya sudah hafal bacaan

Alquran untuk shalat ini di usia balita yang kalau ditulis kira-kira 10 halaman.

Balita ini dapat menghafal dengan cara melakukan gerakan shalat sambal

mengucapkan bacaan. Tetapi kalau ia disuruh menghafalkan bacaan ini tanpa

melakukan gerakn shalat, biasanya mereka tidak akan berhasil. Jadi, gerakan

benar-benar membantu dalam proses menghafal cepat.28

j. Metode One Day One Ayat

Metode ini tidak hanya menghafalkan satu ayat satu hari, namun lebih dari

itu. Artinya, kandungannya, dan yang terpenting adalah mengamalkannya.

Dengan demikian kerja otak semakin bertambah dalam hitungan detik dan menit,

karena diperkaya dengan wawasan dan pengalaman yang ada selama ini dengan

informasi dari Alquran yang dihafal. One day One ayat lebih cocok dilakukan

dengan bimbingan seorang ustadzah. Pertama, ustadzah membacakan secara

berulang-ulang satu ayat yang dihafal dengan dipotong-potong. Kemudian, ustadz

mempersilahkan santri untuk membaca ayat tersebut. Setelah hafal, ustadz

28

Ibid, hal 92

Page 39: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

26

menjelaskan artinya perkata, sambil menanyakan ke santri jika mereka sudah tahu

arti pada kata-kata tertentu. Setelah tahu artinya, ustadzah mengulangi kembali

ayat dan terjemah yang sudah dihafal itu.

Metode one day one ayat juga efektif dengan memperdengarkan santri satu

ayat yang akan dihafal melalui media-media elektronik, seperti MP3, MP4, atau

Alquran Digital. Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti secara perlahan lahan

bacaan tersebut berulang-ulang hingga hafal. Setelah hafal baiknya

diperdengarkan dengan orang lain, teman, atau guru. Dapat juga dilakukan dengan

cara langsung membaca satu ayat tersebut secara tartil dan berulang-ulang serta

tidak tergesa-gesa.29

k. Metode Tabarak

Metode tabarak, merupakan metode mudah menghafal Alquran yang

dikembangkan oleh Syeikh Kamil El Laboudy – seorang pakar tahfiz Qur’an

internasional dan motivator asal Mesir. Melalui pelatihan ini, para peserta dilatih

cara mengajarkan hafalan bagi anak-anak di bawah umur lima tahun walaupun

mereka belum biasa membaca Alquran.

Langkah metode menghafal Alquran ala Tabarak sebelum menghafal

diantaranya:

1) Niat ikhlas mencari ridha Allah,

2) Berdoa pada waktu mustajab,

3) Menentukan jadwal harian,

4) Menyiapkan kotak hadiah yang dibungkus.

29

Ibid, hal 98

Page 40: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

27

Ketika menghafal diantaranya:

Menyediakan tempat yang cocok, Mendengarkan murrotal para Syeikh, Memulai

hafalan dari surat An-Naba’30

Jadi, Metode Tabarak cocok untuk anak balita yang mempunyai pikiran yang

jernih dan pemahaman yang masih fitrah. Oleh karena itu, menghafal Alquran

pada anak usia balita sangat dianjurkan dalam islam.

G. Kaidah-Kaidah Penting untuk Menghafal Alquran

1. Memperbaiki bacaan dan ucapan

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendengar dari seorang Qori’ yang

bagus atau penghafal sempurna.

2. Menentukan persentase

Bagi orang yang ingin membaca Alquran, wajib menentukan batasan hafalan

yang disanggupinya setiap hari.

3. Jangan melampaui kurikulum harian hingga bagus hafalannya secara

sempurna tidak boleh berpindah kepada kurikulum baru dalam hafalan

kecuali jika ia telah menyelesaikannya secara sempurna hafalan yang lama.

Tujuannya adalah agar hafalan menjadi mantap dalam ingatan.

4. Konsisten dengan satu ras mushaf hafalan.

Termasuk yang bisa membantu hafalan secara sempurna adalah jika seorang

penghafal menjadikan satu mushaf khusus, tidak diganti-ganti secara mutlak.

5. Pemahaman adalah cara menghafal

30

Fatin Masyud, Ida Husnur Rahmawati, Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik

Mengguncang Dunia (Jakarta Timur: Zikrul Hakim,2016), h.229

Page 41: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

28

Diantara bantuan terbesar dalam menghafal adalah pemahaman terhadap

ayat-ayat yang dihafal dalam mengetahui aspek keterkaitan antara bagian

ayat dengan yang lainnya.

6. Jangan melampaui surat hingga terkait atau terikat antara awal dan akhir

surat.

Setelah menyelesaikan suatu surat, seorang penghafal jangan berpindah pada

surat lain terlebih dahulu kecuali setelah menyempurnakan hafalannya dan

mengikat awal surat dengan akhirnya, serta lidahnya dapat mengucapkannya

dengan mudah, tanpa susah-susah berpikir atau berusaha mengingat ayat dan

mengikuti bacaan.

7. Memperdengarkan secara rutin

Seorang penghafal jangan bersandar pada hafalannya sendiri saja, tetapi

mesti memperlihatkan hafalannya itu kepada orang lain, atau mengikuti

mushaf. Betapa indah jika ini dilakukan bersama seorang hafidz yang kuat

hafalannya.

8. Mengulangi secara rutin

Penghafalan Alquran berbeda dengan yang lain karena Alquran cepat hilang

dari pikiran. Oleh karena itu, ketika penghafal Alquran meninggalkannya

sedikit saja, maka Alquran akan kabur darinya. Dan ia akan melupakannya

dengan cepat.

Untuk menguatkan hafalan, hendaknya mengulangi halaman yang sudah

dihafal sesering mungkin, jangan sampai merasa sudah hafal satu halaman,

Page 42: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

29

kemudian tinggal hafalan tersebut dalam waktu yang lama, hal ini akan

menyebabkan hilangnya hafalan tersebut.

9. Perhatian pada ayat-ayat serupa

Alquran itu seringkali serupa dalam makna, lafadz, dan ayatnya.

10. Penggunaan tahun-tahun yang tepat untuk menghafal

Tahun-tahun yang tepat untuk menghafal yang telah benar-benar disepakati,

yaitu dari umur 5 tahun hingga kira-kira 23 tahun. Alasannya, manusia pada

usia ini daya hafalannya bagus sekali, bahkan masa ini merupakan tahun-

tahun menghafal yang tepat.31

Jadi, menghafal Alquran pada usia dini sangat dianjurkan, karena menghafal

di usia tersebut sangat cepat dan tepat dan akan menghasilkan hafalan yang

kuat dan tidak mudah lupa. Sangat berbeda hasil yang akan dicapai ketika

menghafal di usia yang tidak ideal, biasanya cepat hafal namun cepat pula

lupa.

H. Hambatan-Hambatan Tahfidz Alquran

Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan

suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana

apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan

merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak

terlaksana dengan baik. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam

31 Ahmad Salim Badwilan, op. cit, h, 104-116

Page 43: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

30

kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar

manusia.32

Menurut Rochman Natawijaya hambatan cenderung bersifat negative, yaitu

memperlambat laju suatu hal yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam melakukan

kegiatan seringkali ada beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya

tujuan, baik itu hambatan dalam pelaksanaan program maupun dalam hal

pengembangannya. Hal itu merupakan rangkaian hambatan yang dialami

seseorang dalam belajar.33

Ada beberapa hal yang membuat seseorang sulit untuk menghafal Alquran

dan juga mempertahankan hafalannya. Orang yang ingin menghafal Alquran

harus menyadari hal itu dan menjauhinya. Berikut adalah beberapa hambatan yang

menonjol:

1. Banyak dosa dan maksiat. Karena hal itu membuat seorang hamba lupa pada

Alquran dan melupakan dirinya pula serta membutakan hatinya dari ingatan

kepada Allah.

2. Tidak senantiasa mengikuti, mengulang-ulang, dan memperdengarkan

hafalan Alquran.

3. Perhatian yang lebih pada urusan-urusan dunia menjadikan hati terikat

dengannya, dan pada gilirannya hati menjadi keras, sehingga tidak bisa

menghafal dengan mudah.

4. Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan pindah ke selainnya

sebelum menguasainya dengan baik.

32

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Bahasa Depdiknas (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h. 385 33

Sutriant, factor penghambat pembelajaran (Yogyakarta: FIK UNY, 2009), h.7

Page 44: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

31

5. Semangat yang tinggi untuk menghafal di permulaan membuatnya

menghafal banyak ayat tanpa menguasainya dengan baik, ia pun malas

menghafal dan meninggalkannya.34

I. Manfaat Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Alquran ternyata membawa manfaat yang banyak, antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Spiritual

Suatu hal yang harus diyakini saat sedang menghafalkan Alquran: Alquran

adalah kitab yang penuh dengan keberkahan. Keberkahan berarti banyaknya

kebaikan pada sesuatu. Jika Alquran adalah kitab yang penuh berkah, maka

mereka yang menghafalkan Alquran akan mengunduh keberkahan itu secara

terus-menerus.

2. Manfaat Etika dan Akhlak

Menghafalkan Alquran bisa menciptakan generasi yang penuh etika.

Sebagai gambaran, seorang penghafal Alquran harus menyetorkan

hafalannya kepada gurunya. Ketika berhadapan dengan guru, mereka harus

beretika terhadap guru. Seorang murid harus menunjukkan etika dan

kesopanannya.

3. Manfaat Intelektual

Salah satu manfaat menghafal Alquran adalah penguatan otak. otak

adalah salah satu anggota tubuh. jika digunakan terus-menerus anggota

tubuh akan semakin kuat. Begitu juga dengan otak manusia. Otak manusia

34

Ibid, h. 203-204

Page 45: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

32

seperti kumparan dalam mesin listrik. Ketika menghafal ayat-ayat Alquran,

kumparan itu terus berjalan, mesin itu akan aktif dan dinamis.

4. Manfaat Keilmuan

Diantara manfaat menghafal Alquran secara keilmuan, khususnya bagi

mereka yang sudah bisa mengerti isi kandungan Alquran, adalah mereka

akan menemukan banyak sekali ungkapan yang terkait dengan berbagai

macam keilmuan, yaitu:

a. Banyak menghafal kosa kata. Seorang yang hafal Alquran secara otomatis

akan hafal 77.934 kosa kata.

b. Terkait dengan poin di atas, penghafal Alquran akan banyak menghafalkan

kaidah-kaidah nahwu dan sharaf.

c. Banyak menghafal dalil-dalil hukum. Dalam Alquran terdapat sekitar 500

ayat-ayat hokum, mulai dari fiqih ibadah, fiqih muamalat, fiqih munakahat

dan fiqih jinayat.

d. Banyak menghafal dalil sejarah. Dalam Alquran juga banyak diceritakan

kisah-kisah menarik.

e. Banyak menghafal kata-kata hikmah. Dalam Alquran juga banyak kata

hikmah yang sangat berguna bagi kehidupan. Hampir di setiap surah banyak

di jumpai kata-kata hikmah.

f. Banyak menghafal ayat-ayat kauniyah. Dalam Alquran juga banyak ayat

terkait dengan fenomena alam semesta.

g. Mengahafal ribuan ayat tentang akidah, ratusan ayat tentang kisah masa lalu,

banyak ayat yang berkaitan dengan tema-tema kehidupan.

Page 46: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

33

h. Bagi mereka yang ingin membikin tafsir tematik, baik untuk bahan ceramah

atau membikin makalah ilmiah, dia dengan cepat mampu menghadirkan ayat-

ayat yang terkait dengan satu tema.35

35

K.H.Ahsan Sakho Muhammad, op. cit, hlm 19

Page 47: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana

peneliti harus melibatkan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti data. Dalam

upaya mencapai wawasan imajinatif ke dalam dunia responden, peneliti diharapkan

fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak. Pada hakikatnya penelitian

kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan antara lain. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

jamak. Kedua, metode ini meyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan

diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi.37

Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang akan menghasilkan

kesimpulan berupa data yang menggambarkan secara rinci, bukan menghasilkan data

yang berupa angka-angka. Jika ditinjau dari sudut kemampuan dan kemungkinan

penelitian dapat memberikan informasi atau penjelasan, maka penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif.

37

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),

h. 9

Page 48: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

34

Oleh karena itu, hasil dari pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan

suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-

komponen tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan dari hasil penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang memusatkan

perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan satuan-satuan

gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia. Penelitian kualitatif merupakan

proses penelitian yang bertujuan memahami suatu masalah kemanusiaan yang

didasarkan pada penyusunan suatu gambaran yang kompleks dan menyeluruh

menurut pandangan yang rinci dari para informan serta dilaksanakan di tengah setting

alamiah.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum.

Berlokasi di JL. Samudra No.37 Kelurahan Soreang Kecamatan Lau Kabupaten

Maros Sulawesi Selatan Alasan peneliti menjadikan Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum sebagai lokasi penelitian karena peneliti tertarik dengan sekolah tersebut

Adapun objek dari penelitian yang dilakukan adalah guru tahfid, siswa dan

kepala sekolah Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian

Penelitian kualitatif ini difokuskan pada metode Tahfidzul Qur’an. Dengan

fokus permasalahan tersebut, kajian yang dibahas mencakup efektifitas pembelajaran

Page 49: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

35

metode Tahfidzul Qur’an terhadap perkembangan hafalan santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum.

Deskripsi fokus penelitian yaitu:

Tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar hafal yang dari

bahasa arab hafidza - yahfadzu – hifdzan. Menurut bahasa Alquran berasal dari kata

qa-ra-a yang artinya membaca.

Jadi, Menghafal Alquran adalah merupakan kemuliaan yang diberikan oleh

Allah zat yang menurunkan Alquran kepada hambanya yang terpilih. Semua orang

memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan ini dan Allah menjanjikan

kemudahan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh menghafalnya. Kemudahan

yang dimaksud meliputi hal membaca, menghafal, memahami, mempelajari serta

mengetahui keajaiban-keajaiban yang terkandung di dalamnya.38 Karena dalam

lafadz-lafadz Alquran, redaksi-redaksinya dan ayat-ayatnya yang mengandung

keindahan kenikmatan dan kemudahan39

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh. Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber

data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang

berupa dokumen-dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua kelompok, yaitu:

38

Abdul al-Kahil, loc.cit 39

Supian, loc.cit

Page 50: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

36

1) Sumber Data Utama (data primer)

Data primer adalah data yang didapat langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek

sebagi sumber informasi yang dicari. Dalam bidang pendidikan data primer ini

diperoleh atau berasal dari hasil tes maupun wawancara dengan guru dan siswa.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber informasi atau responden

untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian adalah:

a) Guru tahfidz, berupa wawancara.

b) Siswa tahfidz, berupa wawancara.

2) Sumber Data Tambahan (data sekunder)

Data sekunder adalah sumber data yang tidak lansung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen.40 Data ini

berupa dokumen-dokumen sekolah seperti keadaan geografis lembaga pendidikan,

profil sekolah, struktur kepengurusan sekolah, visi dan misi dan lain sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dilapangan.Penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun

selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan instrument penelitian, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

40

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 8

Page 51: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

37

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi41

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart untuk

memperoleh data yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa pengumpulan data dapat

dikerjakan berdasarkan pengalaman. Memang dapat dipelajari metode-metode

pengumpulan data yang lazim digunakan, tetapi bagaimana mengumpulkan data di

lapangan dan bagaimana menggunakan teknik tersebut di lapangan.

Maka, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1) Observasi (pengamatan)

Observasi adalah adalah cara untuk mengumpulkan data dengan mengamati

atau mengobservasi objek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati,

maupun alam. Data yang diperoleh adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku

manusia, benda mati atau gejala alam. Sedangkan alat yang digunakan adalah

pedoman observasi. Kelebihan observasi adalah data yang diperoleh lebih dapat

dipercaya karena dilakukan pengamatan sendiri.

2) Metode Dokumentasi

41

Ibid,.h. 61

Page 52: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

38

Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data, dengan cara mencari

data atau informasi, yang sudah dicatat/dipublikasikan dalam beberapa dokumen

yang ada, seperti buku induk, buku pribadi, dan surat-surat keterangan lainnya.

Metode ini digunakan peneliti untuk mencatat tentang sejarah berdirinya

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sekolah, data

tentang Strategi Pengembangan Kedisiplinan dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yaitu strategi

sorogan dan setoran. dalam menghafal Alquran pada siswa.

3) Metode Wawancara Mendalam (indepth interview)

Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan metode pengumpulan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara

umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewanwancara dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara,

pewawancara, dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam

kehidupan informan.

Metode interview indepth ini digunakan untuk mewawancarai guru Tahfidzul

Qur’an, Kepala sekolah, serta para santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum.

Metode ini digunakan untuk menggali data tentang strategi sorogan dan setoran,

pelaksanaan, dan disiplin dalam menghafal Alquran para siswa dalam pembelajaran

Tahfidzul Qur’an.

Page 53: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

39

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.42

Dalam penelitian kualitatif, dalam melakukan analisis data terdapat beberapa

komponen sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan

akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah yang diambil selanjutnya

adalah menyajikan data yang diperoleh. Dalam penyajian data dilakukan ke

dalam bentuk uraian singkat atau teks dan lain sebagainya.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah

42

Lexy J Moloeng, op.cit, h. 248

Page 54: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

40

dirumuskan sebelumnya, akan tetapi ada kemungkinan tidak dapat menjawab

rumusan masalah tersebut. Karena rumusan masalah dalam penelitian yang bersifat

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang nantinya setelah peneliti

berada di lapangan. Sangat diharapkan, kesimpulan dalam penelitian ini merupakan

temuan baru dari peneliti. Temuan baru tersebut dapat berupa deskripsi, atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih tampak samar sehingga setelah

diadakan penelitian dapat menjadi jelas.43

43

Sugiyono, op.cit, h. 80

Page 55: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Pesantren merupakan sistem pendidikan yang takhassus (khusus). Dalam

perjalanan sejarah, Pesantren telah memberikan peranan yang sangat signifikan

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

serta membina akhlak mulia.

Globalisasi ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi dewasa ini telah

merambah keseluruh lapisan masyarakat tersebut lapisan generasi muda, sehingga

perlu dibekali pemahaman ajaran dengan benar, di bekali ilmu pengetahuan yang

tepat guna. Dalam masyarakat seperti ini keberadaan pondok pesantren justru

menjadi alternative dalam pembagunan sumber daya manusia yang merupakan

kunci utama dalam menghadapi daya saing yang semakin tinggi

Atas kesadaran tersebut serta cita-cita luhur dan ikhlas dari bapak

(Almarhum) Hadji Kalla yang kemudian di tindak lanjuti oleh putera beliau yakni

bapak H.M. Jusuf Kalla. Pada suatu hari di mobil, beliau berdua dengan AG.H.M.

Sanusi Baco menyampaikan keinginan Hadji Kalla (almarhum) untuk mendirikan

sebuah pesantren. Dengan bantuan dan modal awal (hibah) dari bapak H.M. Jusuf

Kalla kemudian merekomendasikan ini. Tapi modal awal hal yang berat dan harus

dijalankan sejak awal yakni H.M. Jusuf Kalla memintanya untuk menyiapkan

lokasinya. Kemudian tidak kurang sebulan AG.H.M. Sanusi Baco bersama sang

Page 56: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

42

istri, Dra. Hj. Aminah mencari lokasi untuk pembangunan pesantren yang telah

direncanakan.

Kala itu, untuk mencari lahan yang luas untuk pembangunan pesantren

cukup sulit di Makassar, maka alternatifnya, mereka mencari di daerah Maros

khususnya Camba namun karena tidak ideal maka ia memutuskan untuk mencari

lahan di kampung halaman dari AG.H.M. Sanusi Baco yakni di Soreang

Kabupaten Maros. Dan untuk masalah pembebasan lahan maka AG.H.M. Sanusi

Baco dibantu oleh masyarakat setempat dan tokoh yang paling berperan yakni

H.Salle, dialah yang melakukan pembicaraan dengan para pemilik sawah yang

akan ditempati untuk membangun sebuah Pondok Pesantren. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Kepala Sekolah PDF (Pendidikan Diniyah Formal) Pondok

Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Kabupaten Maros.

“Cikal bakal berdirinya Pondok ini dimulai dari pembicaraan Anregurutta

dan pak JK, kemudian gurutta berkata saya ingin membangun Pondok

pesantren tapi nda ada uang, kemudian pak JK mempersilahkan cari

lokasi, mula-mula Gurutta cari lokasi di Camba tapi pada akhirnya di

Soreang Kabupaten Maros. Adapun tokoh masyarakat yang berperan

penting untuk pembebasan lahan yakni H. Salle.44

Alhasil bangunan yang pertama kali dibangun secara fisik yakni masjid

yang merupakan pemberian hibah dari Sattar Taba dikala itu mejabat Direktur

Semen Tonasa dan aula yang merupakan pemberian hibah dari mantan gubernur

yakni H. Zainal Basri Palaguna pada tahun 2001.

Adapun Pondok Pesantren ini didirikan kemudian diberi nama “Pondok

Pesantren Nahdlatul Ulum” yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Asy’ariyah

44

Tajuddin Arif, Kepala Sekolah PDF Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara,

Tanggal 20 July 2020

Page 57: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

43

Nahdiyah Makassar dan juga nama ini dinisbatkan karena mengingat AG.KH.M.

Sanusi Baco merupakan ketua Nahdlatul Uluma Sulawesi Selatan. Hal ini seperti

Kepala Sekolah PDF (Pendidikan Diniyah Formal) Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum Soreang Kabupaten Maros yang telah ia ungkapkan.

“Penamaan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum ini tak terlepas jabatan

Gurutta sebagai ketua Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan di bawah

naungan Yayasan Al-Asy’ariyah Nahdiyah yang berfahamkan Al-

Asy’ariyah nahdlha artinya kebangkitan, ulum artinya ilmu-ilmu.45

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum dikembangkan melalui konsep

“Managemen Qalbu”. Konsep ini bertolak dari keyakinan bahwa dengan qalbu

(hati), manusia rela berkorban dan menunaikan amanah yang di embankan

kepadanya dengan baik dan benar karena dorongan qalbu.

2. Visi dan Misi

Adapun yang menjadi visi dari Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang

Kabupaten Maros ialah sebagai berikut:

a. Menciptakan pribadi muslim yang mampu memahami ajaran islam dengan

benar, menguasai IPTEK dan mempraktekkan untuk syiar dan ruhul islam.

b. Menciptakan manusia yang bertaqwa kepada Allah swt, berbudi luhur, dan

mampu mengamalkan ajaran islam dengan perkembangan ilmu pengatuan

(IPTEK).

Adapun yang menjadi misi dari Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Soreang Kabupaten Maros ialah sebagai berikut:

a. Mengembangkan keunggulan potensi dzikir dan keunggulan potensi pikir.

45

Tajuddin Arif, Kepala Sekolah PDF Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara,

Tanggal 20 July 2020.

Page 58: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

44

b. Menyiapkan insan muslim yang mampu mengembangkan potensi daerah

untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Mengupayakan terciptanya santri yang mampu mempersiapkan dirinya

menjadi ulama profesioanal yang intelektual dan intelektual. Program

Pendidikan.

Untuk mewujudkan visi (risalah) dan misi (maqo>sid) serta tujuan yang

telah di rumuskan, maka Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum melaksanakan

program pendidikan 12 tahun yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), untuk Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliahnya nantinya akan mendapatkan 2 Ijazah masing-

masing Ijazah Nasional dan Ijazah Pesantren.

Selain jenjang pendidikan tersebut, Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

membuka program pendidikan Takhassus (khusus) yakni Pendidikan Diniyah

Formal (PDF), program lainnya yang memang ciri khas dari Pesanten berupa

Allugah (bahasa Arab dan Inggiris), Hifzil Qur’an, Kitab Kuning Qismul Awwal.

seperti Muhktasarun Jiddan, Arbain An-Nawawi, Jawahirul Kalamiyah,

Khulasatun Nurul Yaqin Dll sedangkan kajian Kitab Kuning Qismul Tsani yakni

Tafsir Jalalain, Tanwirul Qulub, Fathul Qorib Dll. Dan tak terlupakan kitab

Barazanji.

Sedangkan untuk mengembangkan bakat dan minat para Santri maka

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum memberikan program pengembangan diri atau

lebih dikenal dengan istilah ekstrakurikuler. Sedangkan program yang lain

terdapat beberapa seperti:

Page 59: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

45

a. Bidang Keagamaan diantaranya latihan dakwah, pengajian.

b. Bidang Kepemimpin diantaranya latihan kepemimpinan melalui OP3NU

c. Bidang Bahasa diantaranya pengaktifan bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

d. Bidang Seni diantaranya tilawatil Qur’an, kaligrafi (khat), kepramukaan, tari

dan drumband.

e. Bidang Olahraga di antaranya futsal, tenis meja, volley dan bulutangkis.

f. Bidang Pengembangan Ilmu di antaranya pelatiah dai dan daiyah, jurnalistik,

bedah buku, serta majalah dinding.

g. Bidang Keterampilan di antaranya menjahit/border (tatabusana).

4. Jadwal Kegiatan Santri dan Santriwati

Jadwal kegiatan Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Soreang Kabupaten Maros di buat sedemikian rupa untuk membina akhlak Santri.

Karakteristik pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Soreang Kabupaten Maros adalah melalui pembiasaan, karena dengan pembiasaan

yang baik dapat membentuk pribadi yang baik pula. Oleh karena itu, kegiatan

harian santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Kabupaten Maros

selama sehari semalam (24) jam santri di sibukkan dengan kegiatan yang

bermanfaat, baik itu bagi pribadi maupun bagi orang lain.

Untuk itu, jadwal kegiatan harian Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum Soreang Kabupaten Maros yakni sebagai berikut:

Page 60: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

46

Table 4.1

Jadwal Kegiatan Harian Santri dan Santriwati Pondok

Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

Jam Kegiatan

04.00-04.30 Bangun dan Bersiapke Masjid

04.30-05.20 Shalat Subuh Berjamaah

05.20-06.10 Pengajian Al-qur’an

06.10-07.00 Sarapan Pagi dan Bersiap ke Sekolah

07.00-07.15 Shalat Dhuha Berjamaah

07.15-07.30 Upacara Bendera

07.30-13.40 Proses Belajar di Sekolah

12.15-12.40 Shalat Duhur Berjamaah

13.40-14.00 Makan Siang

14.00-15.15 Istirahat

15.15-15.45 Shalat Asar Berjamaah

15.45-16.30 Program Takhassus

16.30-17.30 Olahraga/Ekstrakurikuler

17.30-18.00 Mandi dan Bersiap ke Masjid

18.00-18.30 Shalat Magrib Berjamaah

18.30-19.15 Pengajian Kitab Kuning

19.15-19.15 Shalat Isya Berjamaah

19.35-20.00 Makan Malam Berjamaah

20.00-22.00 Mudzakarah/ Tahfidz/ Takakhassus

Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Tahun 2020

Page 61: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

47

5. Fungsi dan Peranan Pembina Asrama

Pembina asrama mempunyai peranan yang besar alam membina Santrinya,

yang mana merekalah sebagai pengganti orangtua di asrama yang tinggal bersama

selama 24 jam. Adapun beberapa fungsi pembina asrama yakni:

a. Bertanggung jawab terhadap keamanan, kebersihan serta ketertiban di dalam

asrama juga sekitar asrama.

b. Menerima laporan dari ketua kamar seperti laporan anggota santri yang sakit

dan laporan masalah keamanan, kebersihan dan ketertiban kamar.

c. Mengadakan pemeriksaan berkala terhadap orang-orang santri yang tidak

diperbolehkan dalam dan luar asrama/kamar.

d. Menerapkan sanksi kepada santri yang melanggar dengan senangtiasa

memperhatikan asaz pendidikan, pembinaan serta perkembangan fisik Santri.

e. Mengontrol perizinan santri, terkhususnya ke desiplinan masuk asrama

setelah libur.

f. Mengaktifkan buku absensi asrama.

g. Menjalin kerjasama/komunikasi dengan orang tua santri teruatama bagi santri

yang bermasalah.

h. Dan lain-lain agar tercipta kondisi yang harmonis baik antara sesama santri

juga dengan pembina asrama.

6. Tata Tertib Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Adapun tata tertib yang mesti dipatuhi oleh santri dan santriwati, yakni:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, mengamalkan isi Alquran dan Al-

hadis serta mengikuti ajaran ahlusunnah wal jamaah.

b. Berakhlak mulia, tawadhu, taat kepada orang tua, para kyai, Pembina, guru,

staf dan karyawan Pondok Pesantren.

Page 62: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

48

c. Memiliki niat dan tekad yang bulat untuk menuntut ilmu pengetahuan dan

mengamalkan demi kepentingan agama, bangsa, dan bangsa.

d. Menjaga kebersihan jasmani, rohani, dan lingkungan sekitar.

e. Mampu menjaga sikap terhadap guru, Pembina dan orang yang lebih tua.

f. Mampu hidup mandiri, kreatif dan inovatif.

g. Memiliki kesabaran yang tinggi dalam melaksanakan tata tertib di sekolah

maupun Pondok.

h. Memiliki keterampilan, berbahasa Arab, Inggris dan hafalan Alquran.

i. Santri/Santriwati bertanggung jawab terhadap kebersihan, kerapian,

keindahan, dan ketertiban serta keamanan di asrama dan lingkungan Pondok.

j. Santri dan Santriwati dilarang keras membuang sampah di sembarangan

tempat, kecuali pada tempat yang di sediakan.

k. Santri dan Santriwati wajib menjaga kebersihan kamar, tempat mandi, ruang

makan, dan lingkungan sekitar.

7. Sumber Daya Manusia

1) Kepala Sekolah

Table 4.2

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah

SANTRI SANTRIWATI

XA XIA XIB XIIA XIIB XB XIC XID XIIC

31 19 16 17 23 27 20 22 25

Sumber: Dokumen Santri/wati Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulum Tahun

2020

a. Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulum: Muhammad Said, S. Pd,

M.M

Page 63: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

49

b. Jumlah Santri Madrasah Aliyah : 106 Orang

c. Jumlah Santriwati Madrasah Aliyah : 94 Orang

d. Jumlah Keseluruhan Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah : 200 Orang46

Dari table di atas, dapat di pahami bahwa jumlah Santri dan Santriwati

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum terdapat 200 orang.

Table 4.3

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah PDF

(Pendidikan Diniyah Formal)

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah PDF

(Pendidikan Diniyah Formal)

SANTRI SANTRIWATI

56 22

Sumber: Dokumen Santri/wati Madrasah Aliyah PDF tahun 2020

a. Kepala Sekolah Madrasah Aliyah PDF Nahdlatul Ulum: Kyai Tajuddin Arif,

MA

b. Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah PDF: 78 orang.

Dari keterangan di Atas, Santri dan Santriwati yang ada di Madrasah

Aliyah PDF Nahdlatul Ulum Soreang Kabupaten Maros berjumlah 78 orang dan

yang menjadi kepala sekolahnya yakni Kyai Tajuddin Arif, MA.

Table 4.4

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Tsanawiyah

Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Tsanawiyah

KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3

46

MuhFatur, Sekretaris Tata Usaha Madrasah Aliyah, Wawancara, Tanggal 20 July

2020.

Page 64: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

50

SANTRI SANTRIWATI SANTRI SANTRIWATI SANTRI SANTRIWATI

99 60 84 60 74 57

Sumber: Dokumentasi Santri/wati Madrasah tsanawiyahNahdlatulUlumTahun

2020

a. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulum: Dra. Sugia M

b. Jumlah Keseluruhan Santri MTS: 257 Orang

c. Jumlah Keseluruhan Santriwati MTS: 177 Orang

d. Jumlah Keseluruhan Santri dan Santriwati Madrasah Tsanawiyah: 434

Orang47

2) Profil Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Soreang Maros

a. Nama Pondok Pesantren : Nahdlatul Ulum

b. No Statistic Pondok : 512737200407

c. Luas Pondok : +3708 m

d. Tipe Pondok : Kombinasi

e. Alamat Lengkap : Jl. Samudera No.37 kec. Lau kel. Soreang

Kab.Maros

f. Pimpinan Pondok : AG. KH. Dr. SanusiBaco. Lc.

g. Pendidikan Terakhir : Sarjana 1

h. Tahun Berdirinya : 2001

47

Ulfayanti, Sekretaris Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah, Wawancara, Tanggal 20

July 2020.

Page 65: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

51

3) Keadaan Guru

Tabel 4.5

Jumlah Guru Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

Jumlah Guru Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

MTS MA

Laki-Laki Perempuan Laki-laki Perempuan

PNS 2 Orang NON PNS 38

Orang

PNS 3 Orang NON PNS 22

Orang

Sumber: Dokumen Guru Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Tahun 2020

a. Jumlah Guru MTS Nahdlatul Ulum : 40 Orang

b. Jumlah Guru MA Nahdlatul Ulum: 25 Orang.

Melihat keterangan di Atas, adapun jumlah tenaga pengajar guru MTS

Nahdlatul Ulum berjumlah 40 orang yang terdiri 2 PNS dan 38 NON PNS

sedangkan guru MA Nahdlatul Ulum berjumlah 25 orang masing-masing terdiri 3

PNS dan 22 NON PNS.

Table 4.6

Daftar Nama Pembina Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros

No Nama Pembina L/P Umur Jabatan

1. Kamaruddin, S. Ag L 68 Pembina Santri

2. Hanaping, SQ,S.Hi, MH L 35 Pembina Tahfiz Santri MA

3. Muh. Jafar, S.Pd.I L 40 Pembina Santri

4. H. Ibrahim Daniel, Lc L 35 Pembina Santri

5. Wahyudi Munir, S. Pd.I L 35 Pembina Santri

Page 66: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

52

6. H. Muh. Nur Ismail, Lc L 35 Pembina Santri

7. Akbar Syam, S. Hi L 32 Pembina Santri

8. Faisal Tanjung L 23 Pembina Santri

9. Asrul, S.Pd.I L 28 Pembina Santri

10. Abu Jabar L 23 Pembina Santri

11. Yamlik L 23 Pembina Santri

12. Yassir Amri L 23 Pembina Tahfiz Santri Mts

13. Muh. Luthfial L 19 Pembina Tahfiz Santriwati

14. Salman al-Faris L 21 Pembina Tahfiz Santri Mts

15. Nurhalis L 21 Pembina Santri

16. Dra. Mukarrammah Beta P 59 Pembina Santriwati

17. Nur Zakiah, S.Pd.I P 26 Pembina Santriwati

18. Hj. Syamsidar, Lc P 38 Pembina Santriwati

19. Ratna Ningsih, S.Pd.I P 33 Pembina Santriwati

20. Syarlina, S.Pd.I P 24 Pembina Santriwati

21. Nirmala, S.KOM P 23 Pembina Santriwati

22. Nurannisa Fajriani, S.Hi P 23 Pembina Santriwati

23. WaodeNur

Naratussalihah

P 24 Pembina Santriwati

Sumber: Wawancara Pembina Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Tahun 2020

4) Sarana Dan Prasarana

Sarana dan fasilitas pendukung digunakan untuk mendukung dan

menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar (KMB) serta memudahkan para

Page 67: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

53

Santri dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengarah pada terwujudnya

sasaran dan tujuan institusi. Untuk itu, dari hasil penelitian Pondok

PesantrenNahdlatul Ulum telah mengupayakan berbagai sarana dan fasilitas,

seperti:

Tabel 4.7

Sarana Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros

Sarana Jumlah

Asrama Santri (Termasuk Asrama Tahfidz

dan Rusunawa

7 Unit

Aula Palaguna 1 Unit

Depot Air Minum Santri 2 Unit

Mini Market “Aminah Mart” 1 Unit

Kantin 2 Unit

Laundry 1 Unit

Lapangan Olahraga 4 Unit

Masjid “Rabiatul Adawiyah” untuk Santri 1 unit

Mushallah (khusus untuk Santriwati) 1 Unit

Kendaraan/ Mobil Operasional 3 Unit

Perpustakaan 1 Unit

Ruang Kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) 4 kelas

Ruang Kelas Madrasah Tsanawiyah (Mts) 16 Kelas

Ruang Kelas Madrasah Aliyah (MA) 4 Kelas

Ruang kelas Pendidikan Diniyah Formal

(PDF)

3 Kelas

Page 68: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

54

Ruang Keterampilan 1 Unit

Ruang Kepala Kampus 1 Unit

Ruang Laboratorium IPA 1 Unit

Ruang Keamanan 1 Unit

Ruang Tamu 2 Unit

Ruang Laboratorium Computer 2 Unit

Kantor Madrasah Ibtidaiyah 2 Unit

Kantor/Ruang Guru Madrasah Mts Dan MA 1 Unit

Kantor Tata Usaha 3 Unit

Kantor Pimpinan 1 Unit

Rumah Pimpinan 1 Unit

Rumah Pembina 5 Unit

Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Tahun 2020

Page 69: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

55

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros Periode

2019-2021

Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Kabupaten Maros

Dr. H. Muh. Jusuf Kalla

(Dewan Pelindunf/Pewakaf)

AG. Dr. HM. Sanusi Baco,

Lc

(pendiri/pimpinan)

Dra. Hj. Aminah Adam

(Pendiri)

Dr. NurTaufik Sanusi

(Wakil Pimpinan)

Dr. H.Muammar Bakri

(Kepala Bidang Akademik)

H. M. Irfan Sanusi

(Kepala Bidang Humas)

Drs. H. Syamsuddin M. Ag

(Kepala Kampus)

Page 70: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

56

B. Efektifitas Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur`an Terhadap

Perkembangan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

1. Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an

Metode merupakan salah satu komponen penting yang menghubungkan

tindakan dengan tujuan pembelajaran, sebab tidak mungkin materi dapat diterima

dengan baik kecuali disampaikan dengan metode yang tepat.

Di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros, dalam proses

tahfidz qur`an menggunakan beberapa metode untuk mempermudah para santri

dalam pembelajaran tahfidz qur`an. Sebagaimana hasil wawancara peneliti

dengan guru tahfidz qur`an, ustadz Hanaping mengemukakan bahwa:

“Dalam mengajar Tahfidz Qur`an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum,

kami menggunakan enam metode yaitu yang pertama metode Bin-Nazar

ini merupakan metode membaca Alquran dengan menggunakan teks.

Metode yang kedua yaitu Bil-Ghaib ini merupakan metode mengahafal

Alquran tanpa melihat teks. Metode yang ketiga yaitu Sima`an ini

merupakan metode menghafal Alquran dengan cara membaca dan ada

pendengar senantiasa memperhatikan bacaan yang salah sebagai bentuk

koreksi. Metode yang keempat yaitu metode Musyafahah ini merupakan

metode mendengarkan bacaan dari guru lalu menghafalkannya atau bisa

juga mendengar rekaman para imam lalu mengulang ulang sampai

menghafalnya. Metode kelima yaitu metode Muroja’ah. Proses menghafal

ayat yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi hafalan

yang telah disetorkan, proses ini dilakukan secara pribadi. Metode keenam

yaitu metode Talaqqi. Proses memperdengarkan hafalan ayat-ayat Alquran

secara langsung di depan guru. Proses ini lebih dititik beratkan pada bunyi

hafalan.48

Hal yang sama juga dinyatakan oleh salah satu santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum, saudara Liswandy, menyatakan bahwa :

48

Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020

Page 71: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

57

“Cara yang saya gunakan untuk menghafal Alquran dengan cara membaca

berulang-ulang dan istiqomah.”49

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Yassir, salah satu satu

penghafal Alquran yang mengemukakan bahwa:

“Kami diberikan jam wajib sebanyak 3 waktu yaitu ba’da subuh, ba`da

ashar dan jam 9 malam. Disitulah jam wajibnya untuk menghafal tapi

diluar jam itu masih bisa juga untuk menambah hafalan atau muroja’ah

atau mengulang-ulang hafalan. dalam menyetor hafalan juga kita langsung

4 mata dengan guru jadi kalau ada kesalahan bisa langsung dibetulkan.”50

Bersadarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu pembina tahfidz

dan santri tahfidz, dapat simpulkan bahwa di dalam metode pembelajaran

tahfidzul qur’an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum menggunakan enam

metode yaitu metode bil-nazar, metode bil-ghaib, metode sima`an, metode

musyafahah, metode muroja’ah, dan metode talaqqi.

Metode pertama, metode bil-nazar merupakan metode membaca Alquran

dengan melihat teks, proses ini dilakukan dalam rangka mempermudah proses

menghafal Alquran dan biasanya dilakukan bagi santri pemula. kelancaran dan

kebaikan membacanya sebagai syarat dalam memasuki proses tahfidz. Metode

bin-nazhar yaitu para santri sebelum menghafal Alquran terlebih dahulu membaca

dengan cermat ayat-ayat Alquran yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara

berulang-ulang. Metode ini diterapkan pada tingkat siffir (pemula), bin-nazhar,

juz‘amma, dan juga bil-ghaib. Dengan tahapan encoding yakni memasukan

informasi ke dalam ingatan.

49

Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020 50

Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020

Page 72: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

58

Metode kedua, metode bil-ghaib merupakan metode penguasaan seseorang

dalam menghafal Alquran tanpa melihat teks mushaf. Dan metode ini digunakan

untuk memperdalam Alquran.

Metode ketiga, metode sima`an merupakan metode saling

memperdengarkan hafalan (bil-ghaib) atau bacaan (bil-nazar) secara berpasangan

(satu menghafal atau membaca, satu menyimak) dengan cara bergantian dalam

kelompok juz. Metode ini akan Sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai

daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal yang tunanetra atau anak-anak yang

masíh dibawah umur yang belum mengenal baca.

Metode keempat, metode musyafahah merupakan metode proses

memperagakan hafalan ayat Alquran secara langsung di depan guru. proses ini

lebih dititik pada beratkan pada hal-hal yang terkait dengan ilmu tajwid, seperti

makharijul huruf. antara talaqqi dan musyafahah sebenarnya sama dan dilakukan

secara bersamaan dalam rangka men-talaqiq-kan hafalan santri kepada gurunya.

Metode kelima, metode Muroja’ah merupakan proses menghafal ayat

yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi hafalan yang telah

disetorkan, proses ini dilakukan secara pribadi. Untuk mengulang hafalannya

sesuai dengan kadar kemampuannya. Sebab setiap orang memiliki kemampuan

yang berbeda-beda dalam mengulang hafalannya. Ada kalanya seorang mampu

mengkhatamkan hafalannya dalam waktu sehari semalam, seminggu sebulan

bahkan hingga berbulan-bulan. Namun sesuai petunjuk Nabi, untuk mengulang

hafalan atau mengkhatamkannya tidak kurang dari tiga hari dan tidak melewati

empat puluh hari.

Page 73: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

59

Metode keenam, metode Talaqqi merupakan Proses memperdengarkan

hafalan ayat-ayat Alquran secara langsung di depan guru. Proses ini lebih dititik

beratkan pada bunyi hafalan. Metode Talaqqi yaitu menyetorkan atau

mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru atau instruktur

yang juga biasanya seorang hafidz. Proses ini perlu diperlakukan karena dengan

menyetor atau memperdengarkan hafalan kepada instruktur maka sebuah

kesalahan dalam menghafal instruktur akan membenarkannya dan itu juga bisa

membantu menghafal santri.

Secara keseluruhan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari keenam

metode yang diterapkan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum tersebut memiliki

tujuan yang berbeda. Metode bil-nazar digunakan untuk mempermudah proses

menghafal Alquran bagi pemula, metode bil-ghaib digunakan untuk

memperdalam hafalan Alquran. Metode sima`an digunakan untuk mengetahui

kemampuan dalam menghafal. Metode musyafahah digunakan untuk

memperbaiki bacaan Alquran para santri. Metode muroja’ah digunakan

menghafal ayat yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi

hafalan yang telah disetorkan, metode talaqqi digunakan untuk proses

memperdengarkan hafalan ayat-ayat Alquran secara langsung di depan guru.

2. Efektifitas Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an terhadap

perkembangan hafalan santri

Efektifitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh pendidik, yang mana

target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar berlanjut

Page 74: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

60

efektifitas metode pembelajaran tahfidzul Qur’an dikemukakan oleh Pembina

tahfidz, ustadz salman Al-faris, sebagai berikut:

“Metode pembelajaran tahfidzul qur’an sudah efektif bagi perkembangan

dan kemajuan para santri penghafal Alquran”51

Sejalan dengan pernyataan di atas, ustadz Muh Lutfial, mengemukakan

bahwa:

“Metode yang diterapkan sudah efektif dengan lancarnya para santri dalam

menghafal.”52

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kedua Pembina tahfidz.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tahfidzul qur’an sudah

dikatakan efektif dibuktikan dengan adanya perkembangan kelancaran hafalan

para santri dalam menghafal.

Selanjutnya untuk melihat perkembangan hafalan para santri peneliti

melakukan wawancara dengan guru tahfidz qur`an, ustadz Muh Lutfial, yang

mengemukakan bahwa:

“Perkembangan hafalan di santri, Alhamdulillah sudah mngalami

peningkatan dari tahun ke tahun misalnya di tahun 2017 satu siswa tahfidz

sudah menghatamkan hafalan Alquran sebanyak 30 juz. Tahun 2018

empat orang dan tahun 2019 sebanyak delapan orang.”53

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

metode pembelajaran tahfidz qur’an sudah efektif terhadap perkembangan hafalan

santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros. Indikatornya dapat

dilihat dari adanya peningkatan jumlah santri yang mencapai target hafalan 30 juz.

51

Salman Al-Faris, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum,Wawancara,

22 Juli 2020 52

Muh Lutfial, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020 53

Muh Lutfial, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020

Page 75: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

61

Misalnya ditahun 2017 satu siswa tahfidz sudah menghatamkan hafalan Alquran

sebanyak 30 juz. Tahun 2018 empat orang, dan tahun 2019 sebanyak delapan

orang. Jadi, dapat dapat dikatakan bahwa perkembangan hafalan santri tahfidz

terus meningkat dari tahun ketahun.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Efektifitas Metode Pembelajaran

Tahfidzul Qur`an Terhadap Perkembangan Hafalan Santri di Pondok

Pesantren Nahdlatul Ulum

Menghafal Alquran berbeda dengan menghafal syair, lagu dan sebagainya.

Alquran adalah kalam ilahi (perkataan Allah), inilah yang membedakannya

dengan yang lain. Alquran sangat istimewa, maka dari itu Allah swt akan

meletakkan semua penghafal Alquran ditempat yang indah pula di akhirat kelak.

Menyadari akan tidak mudahnya menghafal Alquran, maka dari itu dalam

menghafal itu membutuhkan suatu proses, tidak bisa sekaligus.

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor pendukung efektifitas metode pembelajaran tahfidzul qur`an

di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, adalah:

a. Semangat kompetitif/persaingan di lingkungan para santri tahfidz

Kompetitif bermakna suatu hal yang berhubungan dengan sebuah

persaingan atau kompetisi dengan jalan dan tujuan yang baik. Dalam hal ini

kompetitif dapat diposisikan sebagai suatu kondisi perebutan atau keadaan

berkompetisi yang dialami atau terjadi terhadap seseorang atau sekelompok orang

dengan tujuan memenangkan sebuah persaingan. Kompetitif biasanya identik

Page 76: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

62

kepada orang yang selalu ingin unggul dibanding orang lain dalam banyak hal

terutama dalam hal menghafal Alquran.

Dikemukakan oleh salah satu santri, saudara Muammar Tauhid, yang

menyatakan bahwa:

“Faktor pendukungnya yaitu adanya semangat berkompetitif dalam

lingkungan tahfidz. Misalnya si A setoran hafalannya sudah di juz 6

sedangkan si B setoran hafalannya masih di juz 5, jadi si B dikasih

dorongan semangat untuk bisa mengejar hafalan si A, sehingga kami

sebagai santri ada semangat tambahan dalam menyetor hafalan.”54

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

adanya semangat berkompetitif dalam lingkungan tahfidz sangat baik karena

berjiwa kompetitif merupakan salah satu sifat yang selalu ada pada diri orang-

orang sukses.

b. Selalu diberikan motivasi oleh Pembina tahfidz

Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat

seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi bisa

datang dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain. Dengan adanya motivasi

maka seseorang dapat mengerjakan sesuatu dengan antusias.

Dikemukakan oleh salah satu santri, saudara Liswandy, yang menyatakan

bahwa:

“Ustadz selalu memberikan motivasi untuk menghafal, motivasi yang ustadz

berikan yaitu semangat dan dorongan agar kami para santri dapat meningkatkan

lagi hafalan Alquran. ”55

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

adanya motivasi yang diberikan oleh pembina tahfidz dapat menumbuhkan

54

Muammar Tauhid, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 23 Juli 2020 55 Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020

Page 77: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

63

keinginan dan kemauan para santri tahfidz untuk meningkatkan hafalan

Alqurannya.

c. Pemberian Reward (Hadiah)

Reward dapat memberikan pengaruh cukup besar terhadap jiwa santri

untuk melakukan perbuatan yang bersifat positif dan bersifat progresif. Reward

biasa juga menjadi pendorong bagi santri lainnya untuk menjadi lebih baik lagi

dan mengikuti jejak temannya yang telah memperoleh reward. Peneliti melakukan

wawancara dengan salah satu santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, saudara

Muammar Tauhid, menyatakan bahwa:

“Ustadz memberikan reward (hadiah) bagi santri yang mampu menyetorkan

hafalannya sesuai waktu yang telah ditentukan. Hadiahnya itu, diberikan

kesempatan untuk pulang kampung.”56

Berdasarkan hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa pembina

tahfidz memberikan reward (hadiah), kepada para tahfidz yang mampu

menyetorkan hafalan Alqurannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Reward yang diberikan dalam bentuk non material, seperti mendapatkan

kesempatan untuk pulang kampung. Pemberian reward (hadiah) ini bertujuan agar

para santri tahfidz mampu meningkatkan lagi hafalan Alqurannya dan tetap

istiqomah dijalan-Nya.

2. Faktor penghambat

Adapun faktor penghambat efektifitas metode pembelajaran tahfidzul

qur`an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, adalah:

56 Muammar Tauhid, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 23 Juli 2020

Page 78: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

64

a. Gadget atau game

Pecandu game tentunya akan sangat fokus terhadap permainan game,

bahkan tak jarang para pemain game yang menghabiskan waktunya untuk

menatap gadget atau smartphone. Tentunya hal tersebut dapat mengurangi

konsentrasi pemain game dalam hal lain, terutama dalam hal menghafal Alquran.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh guru tahfidz Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum, ustadz Hanaping, menyatakan bahwa:

“Penghambat bagi seorang hafidz adalah kemalasan apalagi era sekarang

begitu banyak faktor yang tentu tidak sama diera nabi, sahabat, salaf, dan

khalaf. seperti era geadget atau game yang banyak diarungi oleh manusia

era milenial sekarang.”57

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

adanya gadget atau game, konsentrasi belajar para gamers akan sangat menurun

karena banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game daripada untuk

menghafal Alquran atau pelajaran yang sudah di dapat di sekolah.

b. Kemalasan atau jenuh

Rasa malas akan melahirkan sifat menyia-nyiakan waktu, berlebihan, dan

tidak hasil mendapat apapun. Untuk melihat bagaimana sifat malas dapat menjadi

factor penghambat, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu santri

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, saudara Liswandy, menyatakan bahwa:

“Saya akan mengalami kesulitan menghafal ketika munculnya rasa malas,

dapat mempengaruhi saya dalam menghafal sehingga hafalan susah untuk

masuk ”58

57

Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020 58 Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020

Page 79: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

65

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk malas menghafal Alquran. Sebab,

bagaimana mungkin dia bisa menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup jika dia

dalam malas menghafalkannya.

c. Metode muroja’ah (mengulang-ulang hafalan)

Metode muroja’ah yaitu proses menghafal ayat yang dilakukan para santri

dengan mengulang-ulang materi hafalan yang telah disetorkan, proses ini

dilakukan secara pribadi. Penghafal Alquran merasa kesulitan untuk muroja’ah

hafalan, semakin bertambah hafalannya, semakin berat pula mengulangnya. Pada

akhirnya para tahfidz putus asa, dan mengabaikan muroja’ah Alquran. Sehingga

para tahfidz memiliki kuantitas hafalan yang bagus namun kualitasnya sangat

minim.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu santri tahfidz Pondok

Pesantren Nahdlatul Ulum, saudara Yassir, yang menyatakan bahwa:

“Awalnya pasti mengalami kesulitan karena baru bertemu dengan hal

seperti itu (menghafal), tapi setelah lama dan terbiasa akhirnya sudah

terbiasa menghafal dan agak mudah dalam menghafal, sebenarnya

menghafalnya mudah tapi yang sulit adalah muroja`ah, karena harus

konsisten dalam menghafal Alquran.”59

Berdasarkan hasil Wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

seorang penghafal Alquran harus memiliki prinsip yang teguh untuk selalu

bersama kalam-Nya walau dalam keadaan dan situasi apapun. Sebab tidak ada

kesuksesan yang dapat diraih kecuali dilandasi dengan konsistensi yang kuat.

59

Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020

Page 80: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

66

Secara keseluruhan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor

pendukung efektifitas metode pembelajaran tahfidzul qur’an yaitu semangat

kompetitif atau persaingan dengan tujuan yang baik di lingkungan para santri

tahfidz sehingga memberikan semangat dalam menambah hafalan Alquran.

Kemudian faktor pendukung selanjutnya adalah motivasi yang senantiasa

diberikan oleh Pembina tahfidz dan Pemberian reward (hadiah) agar para santri

tahfidz mampu meningkatkan hafalan Alqurannya. Adapun faktor yang dapat

menghambat metode pembelajaran tahfidzul qur’an adalah adanya gadget atau

game, kemudian munculnya rasa malas dalam menambah hafalan Alquran serta

sulitnya para santri tahfidz untuk mengulang-ulang hafalan atau muroja`ah.

Sehingga hal tersebut dapat menjadi faktor yang menghambat para santri tahfidz

dalam meningkatkan hafalannya.

D. Upaya-upaya Mengefektifkan Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur`an

Terhadap Perkembangan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Nahdlatul

Ulum

Pembelajaran dikatakan efektif apabila proses belajar mengajar berjalan

dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk

menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik maka dibutuhkan peranan guru

yang tepat dalam menjalankan proses pembelajaran seperti pemilihan metode.

Berkaitan dengan metode pembelajaran tahfidzul qur’an, upaya yang

dilakukan pembina tahfidz dalam mengefektifkan metode pembelajaran tahfidzul

Qur’an terhadap perkembangan hafalan santri di pondok pesantren Nahdlatul

Ulum adalah:

Page 81: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

67

1. Menerapkan sistem talaqqi atau metode musyafahah

Upaya pertama yang dilakukan oleh pembina tahfidz dalam

mengefektifkan metode pembelajaran tahfidzul qur’an yaitu dengan menerapkan

sistem talaqqi atau metode musyafahah, adapun metode Talaqqi atau

Musyafahah merupakan metode belajar Alquran yang mensyaratkan perjumpaan

secara langsung antara murid dengan guru. Talaqqi juga mensyaratkan gerak

mulut murid harus mengikuti gerak mulut yang dicontohkan guru untuk

mendapatkan pengucapan makhorijul huruf yang benar.

Hal tersebut diatas dikuatkan oleh hasil wawancara, ustadz Hanaping

selaku pembina tahfidz mengemukakan bahwa:

“Proses pembelajaran tahfidzul qur`an pada umumnya masih seperti dulu,

yaitu dengan menghafal lalu menghadapkan sama seorang gurunya. dan

sistem seperti ini masih terjaga yang hampir sama diera nabi yang itu

sistem bertalaqqi kepada gurunya atau menggunakan metode musyafahah,

yaitu mendengar bacaan dari gurunya lalu menghafalnya dan setelah

menghafalnya lalu menghadapkan kepada gurunya.”60

Berdasarkan hasil wawancara diatas peniliti dapat menyimpulkan bahwa

dalam pembelajaran tahfidzul qur`an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum masih

seperti dulu pada masa era nabi yaitu metode talaqqi dan metode musyafahah.

Metode talaqqi dalam proses penerapannya para santri memperdengarkan

hafalannya ayat-ayat Alquran secara langsung di depan guru, dan guru menyimak

bacaan santri tersebut serta menandai bacaan yang salah di Alquran santrinya,

setelah santri selesai membaca maka ustadz menjelaskan kesalahan bacaan

tersebut misalnya mana yang harus dibaca panjang atau pendek, sehingga dengan

60

Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020

Page 82: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

68

metode ini santri akan mampu menghafal Alquran dengan bacaan yang benar atau

berdasarkan tajwid dan makhrijul hurufnya.

Adapun dalam Metode musyafahah dapat disimpulkan bahwa, proses

penerapan yang dilakukan secara individu yaitu maju satu persatu menghadap

ustad, dalam hal ini ustadz membaca ayat yang ingin dihafalkan santri dan

kemudian santri mengikuti bacaan tersebut. Dengan metode ini para santri mampu

melihat langsung tempat keluarnya huruf dengan melihat cara ustadz membaca

ayat tersebut. Dan ustadz dapat melihat huruf apa yang santri ucapkan, jika belum

benar maka lebih ditekankan pembenaran bacaan huruf tersebut.

2. Menerapkan Metode muroja’ah (mengulang-ulang hafalan)

Upaya kedua yang dilakukan oleh pembina tahfidz dalam mengefektifkan

metode pembelajaran tahfidzul qur’an Metode muroja’ah yaitu proses menghafal

ayat yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi hafalan yang

telah disetorkan, proses ini dilakukan secara pribadi. Adapun muroja’ah sangat

penting karena muroja’ah yang akan melekatkan hafalan secara lebih kuat ke

dalam benak kita.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh guru tahfidz Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum, ustadz Hanaping, menyatakan bahwa:

“Upaya meningkatan hafalan Alquran yang dilakukan seorang tahfidz yaitu

dengan muroja`ah hafalannya berulang-ulang sampai benar-benar

menghafalnya diluar kepala. Dan seorang hafidz Qur`an harus muroja`ah 3

sampai 4 juz perhari dan metode seperti ini juga banyak dipraktekkan oleh

para sahabat dan kalangan ahlul Qur`an dan tidak menutup kemungkinan

ada yang tiap hari menghatamkan bacaan Qur`annya”61

61

Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22

Juli 2020

Page 83: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

69

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peniliti dapat menyimpulkan bahwa

upaya untuk meningkatkan suatu hafalan Alquran yaitu dengan cara metode

muroja`ah. Metode muroja`ah bertujuan untuk mengulang kembali keseluruhan

ayat Alquran yang ia telah hafal agar ayat Alquran tersebut tidak hilang dari

ingatan mereka.

3. Pembina Tahfidz melakukan ujian hafalan Alquran

Upaya ketiga yang dilakukan oleh pembina tahfidz dalam mengefektifkan

metode pembelajaran tahfidzul qur’an, yaitu melakukan ujian hafalan Alquran.

Adapun ujian tersebut sangat membantu santri dalam mempertahankan hafalan

Alquran. Dengan harapan metode ini dapat menjadikan santri tahfidz lebih mahir

lagi dalam menghafalkan Alquran.

Salah satu santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, saudara Yassir,

menyatakan bahwa:

“Ustadz telah memberikan jam wajib yang sudah banyak, jadi ada target

dalam sebulan kita wajib menyetor sebnyak 1 Juz, setelah setoran selesai 1

Juz kita disuruh membacanya kembali sebanyak 20-40 kali setelah itu

dilakukan imtihan atau ujian hafalan.”62

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peniliti dapat menyimpulkan bahwa

upaya untuk meningkatkan suatu hafalan Alquran yaitu dengan adanya ujian

hafalan atau tes hafalan Alquran. Santri wajib membaca kembali hafalannya dari

keseluruhan ayat Alquran yang telah ia hafalkan, setelah itu santri membaca

kembali ayat Alquran yang telah dihafalkan sebanyak 20-40 kali kemudian

diadakan ujian hafalan. Tujuan diadakannya ujian tahfidz ini untuk menambah

62

Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020

Page 84: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

70

kuantitas hafalan ayat para santri tahfidz sekaligus kualitas hafalan mereka, agar

kelak menjadi menjadi santri yang berpegang teguh terhadap Alquran.

Secara keseluruhan peneliti dapat simpulkan bahwa upaya pembina tahfidz

dalam mengefektifkan metode pembelajaran tahfidzul Qur’an terhadap

perkembangan hafalan santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum adalah dengan

menerapkan sistem talaqqi atau metode musyafahah, kemudian metode

muroja’ah dan Pembina tahfidz melakukan ujian hafalan Alquran. Ketiga metode

pembelajaran tahfidzul qur’an diatas merupakan metode yang diterapkan oleh

pembina tahfidz di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum dengan harapan bahwa para

santri tahfidz dapat meningkatkan dan juga mempertahankan hafalan Alquran baik

dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Page 85: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Kabupaten Maros, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

Efektifitas metode pembelajaran tahfidzul qur’an sudah dikatakan efektif

dibuktikan dengan adanya perkembangan kelancaran hafalan para santri.

Perkembangan hafalan santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten

Maros sudah mengalami peningkatan dimana terdapat perkembangan hafalan di

santri tahfidz dari tahun ketahun.

1. Dalam proses pembelajaran tahfidzul qur`an di Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum metode yang digunakan oleh ustadz dan para santri

adalah:

a) Metode bil-nazar yaitu membaca Alquran dengan melihat teks, proses

ini dilakukan dalam rangka mempermudah proses menghafal Alquran

dan biasanya dilakukan bagi santri pemula. kelancaran dan kebaikan

membacanya sebagai syarat dalam memasuki proses tahfidz.

b) Metode bil-ghaib yaitu penguasaan seseorang dalam menghafal ayat-

ayat Alquran tanpa melihat teks mushaf

c) metode sima`an yaitu saling memperdengarkan hafalan (bil-ghaib

atau bacaan bin-nazar) secara berpasangan (satu menghafal atau

Page 86: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

72

membaca, satu menyimak) dengan cara bergantian dalam kelompok

juz.

d) metode muroja`ah yaitu proses menghafal ayat yang dilakukan para

santri dengan mengulang-ulang materi hafalan yang telah disetorkan,

proses ini dilakukan secara pribadi.

e) Metode musyafahah yaitu digunakan untuk memperbaiki bacaan

Alquran para santri.

f) Metode Talaqqi digunakan untuk proses memperdengarkan hafalan

ayat-ayat Alquran secara langsung depan guru.

2. Adapun faktor pendukung dan penghambat metode pembelajaran

tahfidzul qur`an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum. Adapun faktor

pendukungnya yaitu

a. Semangat kompetitif dalam lingkungan tahfidz

b. Selalu diberikan motivasi dalam menghafal Alquran oleh pembina

tahfidz.

c. Pemberian reward (Hadiah)

Sedangkan faktor penghambat yaitu

a. Gadget atau game,

b. Rasa malas

c. Sulit untuk mengulang-ulang hafalan (metode muraja`ah).

3. Upaya-upaya pembina tahfidz dalam mengefektifkan metode ada 3

yaitu:

a. Menerapkan sistem talaqqi atau dengan metode musyafahah

Page 87: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

73

b. Menerapkan metode muroja’ah (mengulang-ulang hafalan)

c. Pembina tahfidz melakukan ujian hafalan Alquran

B. Saran

1. Bagi Pesantren

Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran tahfidzul

qur`an di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros sudah

diterapkan dengan baik. Namun masih ditemukan penghambat dalam

penerapannya sehingga perlu bagi pihak pesantren untuk lebih

memaksimalkan penerapan metode agar hasil belajar lebih meningkat.

2. Bagi Pembina Tahfidz

Diharapkan pembina tahfidz mampu melakukan pengembangan terhadap

metode pembelajaran tahfidz yaitu dengan menerapkan metode-metode

yang belum pernah diterapkan.

3. Bagi Santri Tahfidz

a) Untuk lebih memudahkan dalam menghafal Alquran dan

mempertahankan ayat yang sudah dihafal. maka usahakan ayat yang

sudah disetorkan supaya dibaca ulang lagi, dan apabila terdapat

kesalahan hurufnya, bisa ditandai dengan bolpoint agar dapat diingat

diamana letak ayat yang salah.

b) Lebih giat lagi dalam meningkatkan hafalannya dan terus berusaha

untuk menjaga hafalan yang sudah dihafal dan tetap bersemangat

dalam mencari keridhoan Allah swt.

Page 88: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

74

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Akbar, Ali dan Hidayatullah Ismail. 2016. Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Kabupaten Kampa, Jurnal Ushuluddin. 24, no. 1, Januari –

Juni.

Arief, Armei. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press.

Al-Bagha, Musthafa dan Muhyidin. 2002. Pokok-pokok Ajaran Islam. Jakarta:

Rabbani Press.

Al-Kahil, Abdul. 2010. Thariqah Ibdaiyyah Li Hifzh al-Qur’an: Hafal al-Qur’an

Tanpa Nyantri Cara Inovatif menghafal al-Qur’an Penerji Ummu Qadha

Nahbah al-Uqofi, Solo: Pustaka Arafah.

Al-Lahim, Bin Abdul Karim Khalid. 2009. Megapa Saya Menghafal Al-Qur’an.

Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Hafizh, Ahsin, W. 2000. Bimbingan Praktis Menghafal AlQur’an. Jakarta:

Bumi Aksara.

Al-Sirjani, Raghib, 2007. Cara Cerdas Menghafal Al-Qur’an, Solo: Aqwan.

Badwilan, Salim Ahmad. 2012. Panduan Cepat Menghafal Al-qur’an. Jogjakarta:

Diva Press.

Badwilan Salim Ahmad, 2010. Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur’an,

Jogjakarta: Bening.

Herry, Amali Bahirul. 2012. Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur’an.

Jogjakarta: Pro-U Media.

Idawati, Khirotul dan Hanifuddin Mahaddun. 2009. Teknik Menghafal

Kontemporer Al-Qur’an Model File Komputer (ayat, terjemah dan nomor

urut) Metode Hanifida. Jombang: Tanpa Penerbit.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga Bahasa Depdiknas. 2002. Jakarta:

Balai Pustaka, 2002.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Software

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Di

Ponegoro. 2013.

Lutfy, Ahmad. 2013/1435 H. Metode Tahfidz Al-Qur’an, Jurnal Holistik 14, no.

02.

Masyud, Fatin dan Rahmawati Husnur Ida. 2016. Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an

Cilik Mengguncang Dunia. Jakarta Timur: Zikrul Hakim.

Page 89: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

75

Muhammad, Sakho Ahsan, H. K. 2017. Menghafalkan Al-Qur’an. Jakarta

Selatan: PT. Qaf Media Kreativa.

Munir, M. 2003. Metode Dakwah. Cet. 2. Jakarta: Prenada Media.

Moleong, J. Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nawabuddin Abdurrab dan Ma’arif, Teknik Menghafal Al-Qur’an. 2005.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Ramayulis. 2005. Metode Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. 2005. Metode bacaannya, lalu dihafalkan. Pendidikan Al-Qur’an.

Jakarta: rinoka Cipta.

Rauf, Aziz Abdul. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah. Cet. 4,

Bandung: Pt Syaamil Cipta Media.

Syamsudin, Yaman Achmad. Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an. (Solo: Insan

Kami, 2007

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta.

Sutriant. 2009. faktor penghambat pembelajaran. Yogyakarta: FIK UNY.

Supian. 2012. Ilmu-Ilmu al-Qur’an Praktis Tajwid Tahfizh dan Adab Tilawah

al-Qur’an AlKarim,ditashih oleh Ust. Dzul Adzmi al-Hafiz. Jakarta:

Gilang Persada (GP) Pers.

SQ, H.A.Fauzan Yayan Masagus. 2015. Quantum Tahfidz. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Tim Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an. 2011. Para Penjaga Al-Qur’an,

Kementrian Agama

Ubaid, Majdi. 2014. 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an. Solo: Aqwam.

Wahid, Alawiyah Wiwi, Cara cepat Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta: Diva

Press, 2012

Zawwaie, Mukhlisoh. 2011. Pedoman Membaca, Mendengar dan Menghafal Al-

Qur’an. Solo: Tinta Medina.

Zein, Muhaimin H.A. 2006. Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an: Pembinaan Qari’

Qariah dan Hafizh Hafizhah. Jakarta: Pimpinan Pusat JHQ.

Page 90: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

L A M P I R A N

Page 91: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Lampiran 1: Angket wawancara

PEMBINA TAHFIDZ

Nama :

Nip :

Hari/Tanggal :

Jam :

Lokasi :

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran tahfidzul qur`an?

2. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan hafalan Alquran?

3. Metode apa yang digunakan dalam proses pembelajaran tahfidzul qur`an?

4. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung?

5. Bagaimana upaya dalam mengatasi faktor penghambat tersebut?

6. Sejauhmana efektifitas metode-metode yang ustadz terapkan kepada para

santri dalam menghafal Alquran?

7. Bagaimana perkembangan hafalan santri tahfidz di Pondok Pesantren

Nahdlatul Ulum?

Page 92: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

SANTRI TAHFIDZ

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Jam :

Lokasi :

1. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan metode tahfidzul

qur’an yang diterapkan oleh pembina tahfidz?

2. Bagaimana usaha ustadz anda dalam membimbing menghafal

Alquran?

3. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menghafal Alquran?

Page 93: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Lampiran 2 : Pengamatan

PEDOMAN OBSERVASI

1. Mengamati Pelaksanaan Tahfidzul Qur`an

Page 94: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Lampiran 3 : Foto Kegiatan atau Dokumentasi

Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

Asrama Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros

Page 95: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …
Page 96: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Santri penghafal Alquran

Page 97: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Wawancara kepada Pembina Tahfidz

Page 98: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

Wawancara Kepada Salah Satu Santri Tahfidz

Page 99: EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Aulia Astuti Yusuf lahir di Ujung Pandang pada tanggal 08

Maret 1998. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dari

pasangan Muhammad yusuf dan Harlinah. Pendidikan formal

ditempuh mulai dari SD Negeri 2 Lejang Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan pada tahun 2010 kemudian melanjutkan jenjang

pendidikan di Mts Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros dan tamat

pada tahun 2013, kemudian lanjut di MA Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros tamat pada

tahun 2016. Pada saat dibangku sekolah menengah atas penulis aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler diantaranya Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum (OP3NU)

dan menjabat sebagai Bendahara pada periode 2015.

Dan pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Makassar, fakultas Agama islam. Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI).