15
1 Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada Penderita Glaukoma Absolut atau Glaukoma Kronik Lanjut Hety, Ciriacus Pramono, Adiningsih Srilestari, Virna Dwi Oktariana Akupunktur Medik, Ilmu Kesehatan Mata – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Abstrak Glaukoma umumnya memiliki karakteristik neuropati optik yang terkait dengan hilangnya fungsi penglihatan. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua dengan prevalensi sebesar 0,46 %. Terapi glaukoma saat ini ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular (TIO). Namun efek samping obat dan hasil terapi yang suboptimal merupakan permasalahan yang menantang. Akupunktur diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan terapi ataupun terapi penunjang untuk glaukoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek elektroakupunktur (EA) dalam menurunkan TIO dan intensitas nyeri pasien glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut yang belum atau telah mendapat terapi standar namun TIO masih tinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah uji klinis sebelum dan sesudah intervensi. Penelitian ini melibatkan 14 pasien glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut. TIO dan skor Visual Analog Scale (VAS) nyeri dinilai sebelum dan sesudah 1 kali terapi EA. Hasil penelitian menunjukkan TIO satu jam setelah EA menurun sebesar 6,14 ± 1,90 mmHg dibanding sebelum EA (p <0,05). TIO tiga jam setelah EA menurun sebesar 7,43 ± 1,98 mmHg dibanding sebelum EA (p <0,05). Skor VAS sebelum EA 5.56 ± 1.01 turun menjadi 1.33 ± 1.50 setelah EA (p <0,05). Kesimpulan penelitian ini bahwa EA mempunyai efek menurunkan TIO dan skor VAS secara signifikan. Kata kunci: elektroakupunktur; glaukoma; tekanan intraokular; visual analog scale Abstract Glaucoma generally has characteristic of optic neuropathy associated with loss of visual function. Glaucoma is the second leading cause of blindness with a prevalence of 0.46%. Current glaucoma therapies aimed at lowering the intraocular pressure (IOP). However, the side effects relating to drugs and suboptimal therapeutic outcome remain as challenging problems. Acupuncture is expected to become one of alternative or adjunctive therapies in glaucoma. This study aimed to determine the effect of electroacupuncture (EA) in lowering IOP and pain intensity among patients with absolute glaucoma or advanced chronic glaucoma who have not or have received standard therapy but still have elevated IOP. This study used before and after intervention trial design. This study involved fourteen patients with absolute or advanced chronic glaucoma. IOP and the Visual Analog Scale (VAS) score were evaluated before and after the single EA therapy. The results of this study showed that IOP at one hour after EA decreased by 6.14 ± 1.90 mmHg compared to before EA (p <0.05). IOP at three hours after EA decreased by 7.43 ± 1.98 mmHg compared to before EA (p <0.05). VAS score before EA was 5.56 ± 1.01 and decreased to 1.33 ± 1.50 after EA (p <0.05). It can be concluded that electroacupuncture had effect in lowering IOP and VAS score significantly. Key words: electroacupuncture, glaucoma, intraocular pressure, visual analog scale Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

1

Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada Penderita Glaukoma Absolut atau Glaukoma Kronik Lanjut

Hety, Ciriacus Pramono, Adiningsih Srilestari, Virna Dwi Oktariana

Akupunktur Medik, Ilmu Kesehatan Mata – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Abstrak Glaukoma umumnya memiliki karakteristik neuropati optik yang terkait dengan hilangnya fungsi penglihatan. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua dengan prevalensi sebesar 0,46 %. Terapi glaukoma saat ini ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokular (TIO). Namun efek samping obat dan hasil terapi yang suboptimal merupakan permasalahan yang menantang. Akupunktur diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan terapi ataupun terapi penunjang untuk glaukoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek elektroakupunktur (EA) dalam menurunkan TIO dan intensitas nyeri pasien glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut yang belum atau telah mendapat terapi standar namun TIO masih tinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah uji klinis sebelum dan sesudah intervensi. Penelitian ini melibatkan 14 pasien glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut. TIO dan skor Visual Analog Scale (VAS) nyeri dinilai sebelum dan sesudah 1 kali terapi EA. Hasil penelitian menunjukkan TIO satu jam setelah EA menurun sebesar 6,14 ± 1,90 mmHg dibanding sebelum EA (p <0,05). TIO tiga jam setelah EA menurun sebesar 7,43 ± 1,98 mmHg dibanding sebelum EA (p <0,05). Skor VAS sebelum EA 5.56 ± 1.01 turun menjadi 1.33 ± 1.50 setelah EA (p <0,05). Kesimpulan penelitian ini bahwa EA mempunyai efek menurunkan TIO dan skor VAS secara signifikan. Kata kunci: elektroakupunktur; glaukoma; tekanan intraokular; visual analog scale

Abstract Glaucoma generally has characteristic of optic neuropathy associated with loss of visual function. Glaucoma is the second leading cause of blindness with a prevalence of 0.46%. Current glaucoma therapies aimed at lowering the intraocular pressure (IOP). However, the side effects relating to drugs and suboptimal therapeutic outcome remain as challenging problems. Acupuncture is expected to become one of alternative or adjunctive therapies in glaucoma. This study aimed to determine the effect of electroacupuncture (EA) in lowering IOP and pain intensity among patients with absolute glaucoma or advanced chronic glaucoma who have not or have received standard therapy but still have elevated IOP. This study used before and after intervention trial design. This study involved fourteen patients with absolute or advanced chronic glaucoma. IOP and the Visual Analog Scale (VAS) score were evaluated before and after the single EA therapy. The results of this study showed that IOP at one hour after EA decreased by 6.14 ± 1.90 mmHg compared to before EA (p <0.05). IOP at three hours after EA decreased by 7.43 ± 1.98 mmHg compared to before EA (p <0.05). VAS score before EA was 5.56 ± 1.01 and decreased to 1.33 ± 1.50 after EA (p <0.05). It can be concluded that electroacupuncture had effect in lowering IOP and VAS score significantly. Key words: electroacupuncture, glaucoma, intraocular pressure, visual analog scale

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 2: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

2

Pendahuluan / Latar Belakang

Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang umumnya memiliki karakteristik

neuropati optik yang terkait dengan hilangnya fungsi penglihatan. Glaukoma merupakan

penyebab kebutaan kedua dengan prevalensi sebesar 0,46 %.1 Terapi glaukoma saat ini

bertujuan untuk menurunkan TIO sehingga mencegah kerusakan saraf optik lebih lanjut.

Namun terdapat permasalahan terapi obat-obatan pada glaukoma yaitu adanya efek samping

obat dan hasil terapi yang tidak selalu memuaskan.2-4

Penggunaan obat-obatan pada terapi glaukoma memiliki beberapa efek samping baik

yang sifatnya lokal maupun sistemik.1,3 Efek samping akibat penggunaan obat-obatan ini

menjadi salah satu penyebab penurunan compliance pasien terhadap pengobatan.5 Selain efek

samping terdapat pula pemasalahan bahwa terapi standar terkadang hasilnya tidak

memuaskan. Kegagalan terapi berkisar dari 13 % (latanaprost) sampai 45% (simpatomimetik)

dan penghentian pengobatan akibat kegagalan terapi dan tidak compliance berkisar dari 30 %

(latanaprost) sampai 63 % (miotika).4

Akupunktur umumnya adalah prosedur yang aman dengan sedikit kontraindikasi atau

komplikasi bila dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi.6 National Institute of Health

(NIH) consensus panel on acupuncture menyatakan bahwa efek samping akupunktur sangat

sedikit. Efek samping yang paling umum terjadi adalah memar atau perdarahan pada tempat

penusukan, diikuti oleh respons vaso-vagal sementara. Lainnya meliputi infeksi, dermatitis.

Untuk menghindari efek samping tersebut adalah penting untuk mengikuti standar akupunktur

dan sterilitas.7

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa akupunktur dapat menurunkan TIO dan

intensitas nyeri pasien glaukoma. Berdasarkan hal ini diharapkan akupunktur dapat menjadi

salah satu pilihan terapi ataupun terapi penunjang untuk glaukoma. Walaupun terdapat banyak

terapi yang telah tersedia untuk glaukoma, glaukoma adalah suatu kondisi kronik yang

memungkinkan pasien untuk mencari pengobatan lain untuk melengkapi terapi reguler

mereka.8

Sepengetahuan penulis, sampai saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang

membuktikan efektivitas akupunktur dalam menurunkan TIO. Atas dasar ini, penulis

mencoba melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek elektroakupunktur

dalam menurunkan TIO pada pasien glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut yang

belum atau telah mendapat terapi standar namun TIO masih tinggi. Selain itu, dinilai pula

efek elektroakupunktur terhadap intensitas nyeri pada pasien glaukoma absolut atau glaukoma

kronik lanjut yang mengalami nyeri.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 3: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

3

Tinjauan Teoritis

Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum pada titik

tertentu di kulit untuk menghilangkan nyeri dan mengobati berbagai kondisi kesehatan

tertentu. Dewasa ini akupunktur semakin banyak dipergunakan di dunia untuk mengobati

berbagai kelainan. Seiring dengan perkembangan ilmu biomedik di negara Barat pada akhir

abad ke-20, mendorong disiplin akupunktur medik berkembang sebagai bagian dari ilmu

kedokteran fisik yang berlandaskan pada biomedik dan evidence based.7 Pada bulan

November 1997, NIH concensus development conference panel menyatakan bahwa,

“Terdapat cukup bukti bahwa akupunktur bermanfaat untuk diperluas penggunaannya dalam

pengobatan konvensional dan mendorong penelitian lebih lanjut mengenai fisiologi dan nilai

klinis akupunktur”6

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa titik akupunktur merupakan daerah kulit

yang berbeda dengan sekitarnya yaitu memiliki kapasitas dan potensial listrik yang tinggi

serta tahanan listrik yang rendah. Secara histologis, pada titik akupunktur terdapat struktur

yang dinyatakan sebagai neurovascular hemolymphatic complex dan jaringan persarafan yang

lebih padat daripada jaringan sekitarnya. Titik akupunktur merupakan suatu daerah peka

rangsang yang apabila dirangsang akan mengaktifkan berbagai molekul sinyal spesifik yang

akan mempengaruhi berbagai fungsi sel yang memiliki reseptor spesifik dalam fungsi neuro-

endokrin-imun untuk mencapai homeostasis.7,9

Elektroakupunktur didefinisikan secara luas sebagai suatu terminologi komprehensif

untuk semua prosedur pengukuran maupun terapi yang berasal dari akupunktur cina tetapi

menggunakan elektronik modern. Beberapa menganggap EA secara terbatas, sebagai

stimulasi elektrik pada titik akupunktur secara eksklusif melalui jarum. Terdapat beberapa

keuntungan EA yaitu EA lebih efektif dibandingkan dengan akupunktur manual pada

beberapa situasi, dan sering memberikan potensiasi efek yang diperoleh dari metode manual;

EA lebih menghemat waktu dan lebih sedikit tergantung pada praktisi akupunktur

dibandingkan dengan akupunktur manual; pada beberapa kasus dapat memberikan hasil yang

lebih cepat dan bertahan lebih lama; EA memiliki efek spesifik terhadap nyeri, relaksasi,

sirkulasi dan otot yang berbeda dari akupunktur manual; EA lebih terkontrol, terstandarisasi

dan dapat diukur secara objektif dibanding dengan akupunktur manual; EA memberikan

stimulasi yang lebih kuat, terus menerus dengan kerusakan jaringan yang lebih sedikit.10

Mekanisme kerja akupunktur pada glaukoma dapat dijelaskan sebagai berikut:

penusukan akupunktur merupakan mikrotrauma yang dapat merangsang pengeluaran

Calcitonin Gene Related Peptide (CGRP), β-endorfin dan merangsang serabut somatik aferen.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 4: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

4

Hal ini dapat mengatur aliran darah regional melalui refleks somatoautonomik. Peningkatan

aliran darah ini dimediasi oleh penurunan resistensi vaskuler dan tonus vaskuler.7,11 Perbaikan

sirkulasi akan diikuti dengan penyerapan substansi inflamasi perangsang nosiseptor.12

Hasil penelitian akupunktur pada glaukoma sudut terbuka menunjukkan bahwa

tindakan akupunktur memperbaiki hemodinamik pembuluh darah retrobulbar. Penilaian

hemodinamik pembuluh darah retrobulbar dinilai menggunakan color doppler imaging dan

menunjukkan bahwa indeks resistensi pembuluh darah siliaris posterior brevis dan arteri

retina sentralis mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan sebelum akupunktur

(p <0,05).11 Naruse dkk juga melaporkan bahwa aliran darah korioretina meningkat setelah

stimulasi di titik akupunktur LI 4 Hegu selama 30 menit. Mereka membuat kesimpulan bahwa

perubahan sirkulasi dimediasi oleh reaksi parasimpatis terhadap stimulasi akupunktur.13

Akupunktur dalam menurunkan TIO bekerja melalui depresi aktivitas simpatoadrenal

dan peningkatan kadar β-endorfin. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penurunan kadar

norepinefrin di cairan akuos berperan menurunkan TIO. Penelitian terdahulu juga

menunjukkan bahwa aktivasi reseptor opioid menurunkan aktivitas saraf simpatis di korpus

siliaris. Penelitian eksperimental menggunakan kelinci menunjukkan bahwa EA frekuensi

rendah menginduksi hipotensi okular berkaitan dengan supresi kadar norepinefrin dan

dopamin di akuos. Penurunan aktivitas simpatis ini menurunkan produksi cairan akuos

sehingga TIO menurun. Faktor lain untuk menurunkan TIO yaitu peningkatan aliran keluar

cairan akuos, hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan kadar beta endorfin di cairan akuos.

Pemberian nalokson (antagonis reseptor opioid) menyebabkan efek penurunan TIO yang

diinduksi oleh EA tidak terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa reseptor opioid terlibat dalam

efek penurunan TIO yang diinduksi oleh EA.14 Rangsang penusukan juga memberikan efek

humoral yaitu akan mengaktivasi hipotalamus-hipofisis sehingga melepaskan beta-endorfin

ke dalam darah dan cairan serebrospinalis. Hal ini dapat berperan dalam analgesia yang

diinduksi oleh akupunktur.7

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupunktur dapat menurunkan TIO dan

intensitas nyeri pasien glaukoma. Penelitian tersebut antara lain: Takayama S dkk pada tahun

2011 melakukan penelitian mengenai efek jangka pendek akupunktur pada glaukoma sudut

terbuka terhadap sirkulasi retrobulbar (terapi tambahan terhadap pengobatan standar). Sebelas

pasien glaukoma (20 mata yang mengalami glaukoma) diterapi dengan antiglaukoma topikal

selama paling sedikit 3 bulan. Akupunktur dilakukan pada titik BL 2 Cuanzhu, EX-HN 5

Taiyang, ST 2 Sibai, ST 36 Zusanli, SP 6 Sanyinjiao, KI 3 Taixi, LR 3 Taichong, GB 20

Fengchi, BL 18 Ganshu, dan BL 23 Senshu bilateral. Sirkulasi retrobulbar diukur dengan

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 5: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

5

color doppler imaging, TIO diukur pada saat istirahat dan 1 jam setelah istirahat serta setelah

akupunktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan signifikan pada nilai

indeks resistif arteri siliaris posterior brevis (p<0,01) dan TIO (p<0,01) setelah akupunktur

dibanding dengan tanpa terapi akupunktur. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

akupunktur dapat meningkatkan sirkulasi retrobulbar dan menurunkan TIO yang

mengindikasikan efikasi akupunktur untuk glaukoma sudut terbuka.11

Chu TC dkk pada tahun 2002 melakukan penelitian mengenai hipotensi okular yang

diinduksi oleh EA. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek EA terhadap dinamika

cairan akuos kelinci. Penelitian pendahuluan menggunakan akupunktur manual di titik GB 30

Huantiao selama 1 jam. Tekanan intraokular diukur menggunakan pneumatonometer pada -1

dan 0 jam sebelum akupunktur dan setelah akupunktur ( ½, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 jam ).

Setelah 1 jam akupunktur manual, didapatkan penurunan TIO sebesar 3,8 ± 0,6 mmHg pada

pengukuran di 2 jam. Pada stimulasi EA di titik GB 30 Huantiao selama ½ jam didapatkan

penurunan TIO maksimum sebesar 5 mmHg pada pengukuran di 2 jam. Pada stimulasi EA

selama 1 jam, didapatkan penurunan TIO maksimum sebesar 9 mmHg pada pengukuran di 3

jam. Penurunan TIO disertai dengan penurunan laju aliran cairan akuos, penurunan kadar

norepinefrin dan dopamin dalam cairan akuos. Selain itu, stimulasi EA menginduksi kenaikan

8 kali lipat kadar endorfin dalam cairan akuos. Pemberian nalokson sebelum terapi

memberikan efek antagonis terhadap hasil tersebut. Pada percobaan akupunktur sham, jarum

akupunktur ditusukkan 2 inchi menjauhi saraf sciatic. Penusukan di titik sham ini tidak

memperlihatkan perubahan TIO yang signifikan. Efek antagonis nalokson terhadap hipotensi

okular yang diinduksi oleh EA, supresi aliran cairan akuos dan kadar katekolamin serta

peningkatan kadar endorfin dalam cairan akuos oleh EA mengindikasikan bahwa

opioid/reseptor opiat terlibat dalam modulasi hidrodinamika okular sebagai respon terhadap

EA.14

Her JS dkk pada tahun 2010 melakukan uji klinis acak terkontrol mengenai efek

penurunan TIO dari acupressure telinga pada pasien glaukoma. Tiga puluh tiga pasien dibagi

menjadi kelompok acupressure telinga (16 pasien, 28 mata glaukoma) dan kelompok sham

(17 pasien, 32 mata glaukoma). Pasien pada kelompok acupressure telinga dipasang bola

logam di titik akupunktur telinga (ginjal, hati, dan mata) dan dilakukan pemijatan secara

teratur sehari dua kali selama 4 minggu. Pasien pada kelompok sham dipasang bola logam

pada titik akupunktur telinga sham (pergelangan tangan, bahu, dan rahang) tanpa stimulasi

pemijatan. TIO dan ketajaman penglihatan dinilai sebelum dan sesudah perlakuan pada 4

minggu pertama dan dilakukan follow up hingga 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 6: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

6

bahwa setelah terapi dan pada 8 minggu follow up, TIO dan ketajaman penglihatan

mengalami perbaikan secara signifikan pada kelompok acupressure bila dibandingkan dengan

sebelum terapi (p <0,05).12

Sutoyo HS pada tahun 1998 melakukan penelitian mengenai efek akupunktur terhadap

nyeri pada 25 penderita glaukoma absolut. Akupunktur dilakukan di titik BL 2 Cuanzhu, GB

1 Tongziliao, EX-HN 5 Taiyang pada sisi yang sakit. LI 4 Hegu, SP 6 Sanyinjiao, BL 3 Taixi,

LR 2 Xingjian, LR 3 Taichong, GB 20 Fengchi, BL 18 Ganshu bilateral selama 1 seri (12

kali) dan dilakukan 2 kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan derajat

nyeri, akupunktur memberikan penurunan derajat nyeri sebesar 80% atau lebih pada 13

penderita (52 %), dan penurunan derajat nyeri sebesar 60 - 80 % pada 11 penderita (44%) dan

penurunan derajat nyeri 20 - 60 % pada 1 penderita glaukoma absolut dolorosa (4%).15

Metode Penelitian

Desain penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah uji klinis sebelum dan

sesudah intervensi. Penelitian dilakukan terhadap 14 pasien glaukoma absolut atau glaukoma

kronik lanjut yang datang ke poliklinik Mata RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Keempat belas pasien tersebut telah memenuhi kriteria penerimaan yang ditetapkan dan

menyatakan kesediaannya untuk menjadi responden penelitian serta telah menandatangani

lembar informed consent. Kriteria penerimaan yaitu pasien laki-laki atau perempuan yang

kooperatif mendapatkan terapi EA, telah terdiagnosis glaukoma absolut atau glaukoma kronik

lanjut dari Poliklinik Mata RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, memiliki tekanan intraokular

≥21 mmHg, menandatangani informed consent. Kriteria Penolakan yaitu terdapat infeksi di

daerah penusukan, mengalami episode akut glaukoma, terdapat kontraindikasi dilakukan

tindakan akupunktur maupun EA (kedaruratan medik, kasus pembedahan, gangguan

pembekuan darah, penusukan pada daerah tumor ganas, dalam keadaan hamil, menggunakan

pacemaker, kurangnya sensibilitas kulit dan lesi kulit yang luas). Kriteria gugur yaitu tidak

menyelesaikan prosedur penelitian.

Alat dan bahan yang digunakan yaitu jarum akupunktur disposable ukuran 0,25 mm

x 40 mm, 0.25 mm x 25 mm dan 0.20 mm x 13 mm merk BaiYiMei, elektrostimulator merk

Hwato, pengukur waktu (timer) merk Master, Alcohol Swab 70%, tonometer Aplanasi

Goldmann, tetes mata anestesi lokal (pantokain) dan kertas fluorosence.

Alur penelitian adalah sebagai berikut: pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dan

bersedia bersedia menjadi responden penelitian akan diminta untuk menanda tangani

informed consent. Status penelitian pasien tersebut kemudian dilengkapi. Data yang diambil

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 7: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

7

sebelum EA meliputi TIO dan skor VAS (pada pasien yang disertai keluhan nyeri).

Penusukan pada pasien dilakukan pada posisi duduk. Tindakan aseptik dan antiseptik

dilakukan di tempat yang akan ditusuk. Penusukan jarum akupunktur dilakukan di titik BL 2

Cuanzhu, EX-HN 5 Taiyang dan ST 2 Sibai pada sisi mata yang mengalami glaukoma absolut

atau glaukoma kronik lanjut. Penusukan pada titik ST 36 Zusanli, SP 6 Sanyinjiao, KI 3

Taixi, LR 3 Taichong, GB 20 Fengchi, GB 37 Guangming, BL 18 Ganshu, BL 23 Senshu dan

LI 4 Hegu dilakukan pada kedua sisi tubuh (bilateral). Semua jarum akupunktur yang sudah

ditusukkan dihubungkan dengan elektrostimulator kecuali jarum yang ditusukkan di titik ST 2

Sibai. Setelah jarum dihubungkan dengan elektrostimulator lalu alat dinyalakan. Rangsang

elektrostimulator yang digunakan adalah gelombang continuous frekuensi 3 Hz, dengan besar

intensitas sesuai dengan kenyamanan pasien. Jarum ditinggalkan selama 30 menit. Setelah

tindakan akupunktur dilakukan penilaian ulang skor VAS dan pengukuran TIO pada 1 jam

setelah EA dan 3 jam setelah EA.

Tekanan intraokular diukur menggunakan tonometer aplanasi Goldmann oleh dokter

spesialis mata yang saat penelitian berlangsung sedang bertugas di polikilinik Mata RSUPN

Dr Cipto Mangunkusumo. Skor VAS dinilai oleh pasien berdasarkan intensitas nyeri yang

saat itu sedang dialaminya. Kriteria keberhasilan efek EA terhadap penurunan TIO ditetapkan

sebagai berikut : dikatakan berhasil bila terjadi penurunan TIO dan dikatakan gagal bila TIO

menetap atau meningkat. Kriteria keberhasilan efek EA terhadap penurunan intensitas nyeri

ditetapkan sebagai berikut : dikatakan berhasil bila terjadi penurunan skor VAS dan dikatakan

gagal bila skor VAS menetap atau meningkat.

Analisis data penelitian ini menggunakan 2 jenis uji statistik. Data nilai TIO sebelum,

1 jam dan 3 jam setelah EA adalah jenis variabel numerik dengan distribusi data normal, oleh

karena itu digunakan uji Repeated ANOVA. Data skor VAS sebelum dan sesudah EA juga

termasuk variabel numerik dengan distribusi data normal, oleh karena itu digunakan uji T

berpasangan. Pada penelitian ini ditetapkan bila hasil uji hipotesis komparatif menunjukkan

nilai p > α (p > 0,05) dapat diartikan tidak terdapat perbedaan bermakna antara variabel yang

dibandingkan, sebaliknya bila nilai p < α (p < 0,05) berarti terdapat perbedaan bermakna dari

variabel yang dibandingkan.

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nomor: 16/PT02.FK/ETIK/2012. Responden

yang mengikuti penelitian ini telah setuju dengan sukarela untuk berpartisipasi dan

menandatangani informed consent. Identitas responden dirahasiakan dan tidak akan muncul

dalam publikasi apapun serta tidak diberikan pada siapapun tanpa persetujuan dari responden.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 8: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

8

Hasil Penelitian

Penelitian melibatkan 14 pasien yaitu 8 pasien glaukoma absolut dan 6 pasien

glaukoma kronik lanjut. Dari 14 pasien tersebut terdapat 9 pasien glaukoma yang disertai

keluhan nyeri dan 5 pasien tanpa keluhan nyeri. Selama penelitian tidak terdapat responden

yang drop out. Keseluruhan responden ini dianalisa secara statistik.

Hasil penelitian menunjukkan rerata penurunan TIO saat satu jam setelah EA

dibanding sebelum EA sebesar 6,14 ± 1,90 mmHg (p <0,05). Rerata penurunan TIO saat tiga

jam setelah EA dibanding sebelum EA sebesar 7,43 ± 1,98 mmHg (p <0,05). Rerata

penurunan TIO saat tiga jam setelah EA dibanding satu jam setelah EA sebesar 1,29 ± 1,23

mmHg (p >0,05). Angka keberhasilan penurunan TIO saat satu jam setelah EA adalah

85,71%. Angka keberhasilan penurunan TIO setelah tiga jam EA adalah 92,86 %. Skor VAS

sebelum EA 5.56 ± 1.01 turun menjadi 1.33 ± 1.50 setelah EA (p<0,05). Angka keberhasilan

penurunan skor VAS sebesar 100 %.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 9: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

9

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah %

Jenis kelamin

Laki-laki 8 57,1

Perempuan 6 42,9

Umur (tahun)

≤ 20 1 7,1

21-40 1 7,1

41-60 6 42,9

61-80 5 35,7

≥ 81 1 7,1

Mata yang diakupunktur

Kanan 8 57,1

Kiri 6 42,9

Lama Keluhan (tahun)

< 1 2 14,3

1-3 5 35,7

4-6 3 21,4

7-9 1 7,1

≥ 10 3 21,4

Tipe Glaukoma

Absolut 8 57,1

Kronik lanjut 6 42,9

Disertai Nyeri

Ya 9 64,3

Tidak 5 35,7

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 10: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

10

Tabel 2. Nilai Rerata Sebelum EA, 1 jam dan 3 jam Setelah EA

Waktu Pengukuran TIO

Rerata ± SD (mmHg)

95% Interval Kepercayaan

Batas Bawah

(mmHg) Batas Atas (mmHg)

Sebelum EA 45.500 ± 4.657 35.439 55.561

1 jam setelah EA 39.357 ± 4.043 30.622 48.092

3 jam setelah EA 38.071 ± 3.910 29.624 46.519

Tabel 3. Nilai Rerata Perubahan TIO Sebelum EA, 1 jam & 3 jam setelah EA

Pengukuran TIO Perbedaan Rerata ± SD (mmHg) P

95% Interval Kepercayaan Batas Bawah

(mmHg) Batas Atas (mmHg)

Sebelum EA vs 1 jam setelah EA

6.143* ± 1.904 0.007 2.030 10.256

Sebelum EA vs 3 jam setelah EA

7.429* ± 1.983 0.002 3.145 11.712

1 jam setelah EA vs 3 jam setelah EA

1.286 ± 1.233 0.316 -1.379 3.950

* Bermakna pada p<0.05, Repeated ANOVA

Tabel 4.Tabel Angka Keberhasilan Penurunan TIO 1 jam & 3 jam Setelah EA

Waktu Pengukuran Hasil Penilaian

Total Berhasil Gagal

1 jam setelah EA 12 (85,71%) 2 (14,29%) 14 (100%)

3 jam setelah EA 13 (92,86%) 1 (7,14 %) 14 (100%)

Tabel 5.Tabel penurunan TIO 1 jam Setelah EA Berdasarkan Tipe Glaukoma

Tipe glaukoma Penurunan TIO * Jumlah

responden <20 % >20 % Tidak turun

GPSTa 1 1 1 3

GPSTp 4 2 0 6

Glaukoma Juvenille 1 0 0 1

Glaukoma Sekunder 2 1 1 4

Total 8 4 2 14 *Persentase penurunan TIO dibandingkan dengan TIO sebelum EA GPSTa = Glaukoma Primer Sudut Terbuka GPSTp = Glaukoma Primer Sudut Tertutup

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 11: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

11

Tabel 6.Tabel Penurunan TIO 3 jam Setelah EA Berdasarkan Tipe Glaukoma

Tipe glaukoma Penurunan TIO * Jumlah

responden <20 % >20 % Tidak turun

GPSTa 2 0 1 3

GPSTp 2 4 0 6

Glaukoma Juvenille 0 1 0 1

Glaukoma Sekunder 3 1 0 4

Total 7 6 1 14 *Persentase penurunan TIO dibandingkan dengan TIO sebelum EA GPSTa = Glaukoma Primer Sudut Terbuka GPSTp = Glaukoma Primer Sudut Tertutup

Tabel 7. Nilai Rerata Skor VAS Sebelum dan Setelah EA

n Rerata ±SD P

VAS Sebelum EA 9 5.56±1.014 0,000*

VAS Setelah EA 9 1.33±1.500 * bermakna pada p<0,05, T Berpasangan

Tabel 8. Angka Keberhasilan Penurunan Skor VAS

Jumlah pasien %

Berhasil

Gagal

9 100

0 0

Total 9 100

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada 14 responden pasien glaukoma absolut atau glaukoma

kronik lanjut dengan atau tanpa keluhan nyeri. Pengukuran TIO dilakukan sebanyak 3 kali

pada tiap responden yaitu pada saat sebelum EA, 1 jam dan 3 jam setelah EA. Prosedur EA

dilakukan 1 kali untuk tiap responden. Responden yang memiliki keluhan nyeri pada mata,

dinilai juga intensitas nyeri dengan VAS. Pencatatan skor VAS dilakukan sebelum dan

sesudah EA, skor ini kemudian dibandingkan dan dilakukan analisis statistik.

Pada penelitian ini dilakukan penusukan akupunktur di titik-titik tertentu. Alasan

pemilihan titik-titik akupunktur tersebut sebagai berikut: berdasarkan pada sebuah penelitian

yang menggunakan kombinasi titik BL 2 Cuanzhu, EX-HN 5 Taiyang, ST 2 Sibai, ST 36

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 12: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

12

Zusanli, SP 6 Sanyinjiao, KI 3 Taixi, LR 3 Taichong, GB 20 Fengchi, BL 18 Ganshu dan BL

23 Senshu dapat meningkatkan sirkulasi retrobulbar dan menurunkan TIO. Titik GB 37

Guangming merupakan titik yang secara empiris diindikasikan untuk kelainan pada mata.

Titik LI 4 Hegu merupakan titik yang terbukti dapat meningkatkan endorfin dan diindikasikan

untuk mengurangi nyeri.

Mekanisme kerja akupunktur pada glaukoma melalui mekanisme lokal dan sentral.

Penusukan akupunktur merupakan mikrotrauma yang dapat merangsang pengeluaran CGRP

dan β-endorfin, merangsang serabut somatik aferen. Hal ini dapat mengatur aliran darah

regional melalui refleks somatoautonomik. Peningkatan aliran darah ini dimediasi oleh

penurunan resistensi vaskuler dan tonus vaskuler.7,11 Perbaikan sirkulasi ini diikuti dengan

penyerapan substansi inflamasi perangsang nosiseptor.12

Akupunktur menurunkan TIO bekerja melalui depresi aktivitas simpatoadrenal dan

peningkatan kadar beta endorfin. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kadar

norepinefrin di akuos berperan menurunkan TIO. Penelitian terdahulu juga menunjukkan

bahwa aktivasi reseptor opioid menurunkan aktivitas saraf simpatis di korpus siliaris.

Penurunan aktivitas simpatis ini menurunkan produksi cairan akuos sehingga TIO menurun.

Faktor lain untuk menurunkan TIO yaitu peningkatan aliran keluar cairan akuos, hal ini dapat

disebabkan oleh peningkatan kadar beta endorfin di cairan akuos. Pemberian nalokson

(antagonis reseptor opioid) menyebabkan efek penurunan TIO yang diinduksi oleh EA tidak

terjadi. Hal ini mengindikasikan bahwa reseptor opioid terlibat dalam efek penurunan TIO

yang diinduksi oleh EA.14 Rangsang penusukan juga memberikan efek humoral yaitu akan

mengaktivasi hipotalamus-hipofisis sehingga melepaskan beta-endorfin ke dalam darah dan

cairan serebrospinalis. Hal ini dapat berperan dalam analgesia yang diinduksi oleh

akupunktur.7

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan TIO yang bermakna pada 1 jam

dan 3 jam setelah 1 kali tindakan EA bila dibandingkan dengan TIO sebelum EA (p<0,05).

Nilai TIO 3 jam setelah EA tidak menunjukkan penurunan yang bermakna bila dibandingkan

dengan TIO 1 jam setelah EA (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa TIO pada 1 jam setelah

EA dan 3 jam setelah EA relatif sama. Angka keberhasilan penurunan TIO 1 jam setelah EA

adalah 85,71% sedangkan angka keberhasilan penurunan TIO setelah 3 jam EA adalah 92,86

%. Efek EA terhadap penurunan TIO telah terlihat pada 1 jam setelah EA, efek ini masih

terlihat hingga 3 jam setelah EA. Belum diketahui pasti berapa lama efek ini akan bertahan,

oleh karena itu diperlukan penelitian selanjutnya.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 13: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

13

Pada 9 responden yang mengalami keluhan nyeri, didapatkan hasil skor VAS setelah

EA mengalami penurunan bermakna dari 5.56 ± 1.01 menjadi 1.33 ± 1.50 (p<0,05). Angka

keberhasilan penurunan skor VAS setelah EA adalah sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan

bahwa tindakan EA dapat menurunkan intensitas nyeri pada responden.

Rata-rata penurunan TIO setelah 3 jam tindakan EA adalah 15,34 %. Kepustakaan

menyebutkan bahwa tetes mata timolol memberikan efek penurunan TIO sebesar 20-30%.

Rerata penurunan TIO pada EA lebih rendah bila dibandingkan dengan penurunan yang

dihasilkan oleh pemberian timolol, hal ini dapat disebabkan karena EA hanya dilakukan 1

kali, dan sebagian besar EA dilakukan pada pasien yang telah mendapatkan terapi standar

glaukoma namun TIO masih diatas normal. Enam responden menunjukkan respon penurunan

TIO lebih dari 20%. Keenam responden tersebut memiliki diagnosis sebagai berikut: 4

responden dengan diagnosis GPSTp, 1 responden dengan diagnosis glaukoma juvenille, 1

responden dengan diagnosis glaukoma sekunder. Responden dalam penelitian ini lebih

banyak pasien dengan diagnosis GPSTp. Oleh karena itu, saat ini belum dapat disimpulkan

bahwa EA lebih efektif pada kasus GPSTp. Hasil pengamatan terhadap karakteristik keenam

responden yang mengalami penurunan TIO >20% belum dapat memberikan kesimpulan

tentang hubungan antara karakteristik responden terhadap efek penurunan TIO setelah

tindakan EA.

Terdapat 4 responden dengan hasil pengukuran TIO yang tidak sesuai dengan grafik

kecenderungan penurunan TIO setelah EA. Terdapat responden yang mengalami penurunan

TIO pada 1 jam setelah EA dan kemudian terjadi kenaikan TIO pada 3 jam setelah EA.

Terdapat pula responden yang mengalami kenaikan TIO pada 1 jam setelah EA dan kemudian

terjadi penurunan TIO 3 jam setelah EA. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh variasi respon

terapi pada responden. Terdapat responden yang belum menunjukkan efek penurunan TIO

pada 1 jam setelah EA dan ada pula yang efek penurunan TIO hanya bertahan kurang dari 3

jam. Mekanisme terjadinya hal ini belum diketahui pasti.

Responden pada penelitian ini masih memiliki TIO diatas normal dengan atau tanpa

pengobatan medikamentosa maupun pembedahan. Beberapa pasien telah menggunakan

kombinasi beberapa obat glaukoma maupun kombinasi antara pembedahan dan obat. Dalam

hal ini EA berperan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan TIO. Selain menurunkan

TIO, EA juga dapat berperan dalam menurunkan intensitas nyeri pada mata. EA merupakan

prosedur tindakan yang relatif aman dengan sedikit efek samping (efek samping paling sering

adalah hematoma).

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 14: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

14

Kesimpulan

Elektroakupunktur mempunyai efek menurunkan TIO pada pasien glaukoma absolut

atau glaukoma kronik lanjut yang belum atau telah mendapatkan terapi standar namun TIO

masih tinggi. Elektroakupunktur juga memiliki efek menurunkan skor VAS nyeri pasien

glaukoma absolut atau glaukoma kronik lanjut yang mengalami keluhan nyeri.

Saran

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan

jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan desain penelitian randomized controlled

trial. Penelitian lanjutan tersebut dapat ditujukan untuk mengetahui efek akupunktur terhadap

TIO pasien glaukoma pada jangka panjang. Dalam bidang pelayanan kesehatan diharapkan

akupunktur dapat digunakan sebagai terapi penunjang dalam tatalaksana pasien glaukoma.

Kepustakaan

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. Laporan Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Jakarta, Desember 2008.

2. Cioffi GA, Durcan FJ, Girkin CA, Gross RL, Netland PA, Samples JR, et al.

Glaucoma. Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2009-2010.

3. Ilyas S. Glaukoma (tekanan bola mata tinggi). Edisi kedua. Jakarta: balai penerbit

FKUI; 2001.

4. Zhou Z, Althin R, Sforzolini BS, Dhawan R. Persistency and treatment failure in

newly diagnosed open angle glaucoma patients in the United Kingdom. Br J

Ophthalmol 2004; 88: 1391–94.

5. Greenfield DS. Barrier to compliance. In: Weinreb RN. Pharmacoeconomics and

Patients Compliance With Glaucoma Therapy. Glaucoma today 2009; 4.

6. World Health Organization. Acupuncture: review and analysis of reports on controlled

clinical trials, 2003.

7. Kiswojo, Widya DK, Srilestari A. Mekanisme Kerja Akupunktur Medik. Kolegium

Akupunktur Indonesia, Jakarta, 2009.

8. Law SK, Li T. Acupuncture for glaucoma. Cochrane database of sistematic reviews,

2009.

9. Filshie J, White A. Medical acupuncture: A western scientific approach. London:

Churchill Livingstone, 2004.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.

Page 15: Efek Elektroakupunktur Terhadap Tekanan Intraokular pada

15

10. Mayor DF. Electroacupuncture a practical manual and resource. Spain: Churchill

livingstone. 2007.

11. Takayama S, Seki T, Nakazawa T, Aizawa N, Takahashi S, Watanabe M, et al. Short-

term effects of acupuncture on open-angle glaucoma in retrobulbar circulation:

additional therapy to standard medication. Hindawi Publishing Corporation Evidence-

Based Complementary and Alternative Medicine 2011. p1-6.

12. Sudirman S. Mekanisme analgesia akupunktur. Universitas Negeri Sebelas Maret.

Disertasi. 2009.

13. Her JS, Liu PL, Cheng NC, Hung HC, Huang PH, Chen YL, et al. Intraocular

pressure-lowering effect of auricular acupressure in patients with glaucoma: a

prospective, single-Blinded, randomized controlled trial. The Journ of altern and

complement med 2010; 16(11): 1177–84.

14. Chu TC, Potter DE. Ocular hypotension induced by electroacupuncture. Journ of

Ocular Pharmacology and therapeutics 2002; 18(4).

15. Sutoyo HS. Efek Akupunktur terhadap Nyeri pada 25 penderita Glaukoma Absolut.

Departemen Akupunktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. 1998.

Efek elektroakupuntur..., Hety, FK UI, 2013.