101
i EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Biologi oleh Fera Kartika Dewi 4411411048 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

  • Upload
    buikhue

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

i

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN

TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN

DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH

YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Biologi

oleh

Fera Kartika Dewi

4411411048

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

ii

Page 3: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

iii

Page 4: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

iv

ABSTRAK

Dewi, Fera Kartika. 2015. Efek Ekstrak Kulit Buah Rambutan terhadap Jumlah

Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Tikus yang Dipapar Asap Rokok.

Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Lisdiana, M.Si.

Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas eksogen. Apabila

terinhalasi, aktivitasnya dapat merusak struktur fungsi membran eritrosit.

Pengaruh radikal bebas dapat ditekan melalui pemberian antioksidan. Kulit buah

rambutan mengandung senyawa fenolik dalam bentuk polifenol yang bersifat

antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak kulit buah

rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit darah tikus

yang dipapar asap rokok dan pada dosis berapa ekstrak kulit buah rambutan dapat

memberikan pengaruh signifikan. Penelitian ini menggunakan desain Post Test

Control Group Design. Sampel dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol

(K+, K-) dan kelompok perlakuan (KP1, KP2, KP3). Masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor tikus putih. Kelompok kontrol positif (K+) diberi pakan standar

dan air minum, kelompok kontrol negatif (K-) diberi 3 batang rokok, kelompok

perlakuan (KP1, KP2, KP3) diberi 3 batang rokok dan ekstrak kulit buah

rambutan masing-masing kelompok perlakuan dengan dosis 15 mg/kgBB, 30

mg/kgBB, dan 45 mg/kgBB selama 30 hari. Variabel bebas adalah ekstrak kulit

buah rambutan sedangkan variabel terikat adalah jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan hematokrit darah. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 6,

12, 18, 24 dan 30 melalui sinus orbitalis mata dengan pipet hematokrit sebanyak 1

ml dan ditampung dalam tabung eppendorf kemudian mengukur parameter sampel

darah dengan Hematology Analyzer BC 2600. Data dianalisis dengan uji LSD dan

dosis optimum dianalisis menggunakan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan

dari hasil uji LSD pada jumlah eritrosit terdapat perbedaan bermakna antara

kelompok K- terhadap kelompok K+, KP1, KP2 dan KP3. Pada kelompok K+

tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2 dan KP3,

namun terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kelompok KP3 dengan taraf

siginifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<5%). Sedangkan hasil uji

LSD kadar hemoglobin dan hematokrit darah menunjukkan terdapat perbedaan

bermakna antara kelompok K- terhadap kelompok K+, KP1, KP2 dan KP3. Pada

kelompok K+ tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2

dan KP3. Sedangkan antara kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak terdapat

perbedaan bermakna. Namun dari hasil rerata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin

dan hematokrit darah pada hari ke 30, kelompok KP3 yang paling tertinggi.

Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 45

mg/kgBB dapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit

darah tikus yang dipapar asap rokok.

Kata kunci: asap rokok, darah, kulit buah rambutan

Page 5: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Efek Ekstrak Kulit Buah Rambutan

terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Tikus yang Dipapar

Asap Rokok” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari dalam

pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas MIPA yang telah memberikan ijin dan kelancaran

administrasi dalam melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

arahan dan kelancaran administrasi.

4. Dr. Lisdiana, M.Si. sebagai dosen pembimbing dan selaku dosen wali yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi.

5. Dr. Wiwi Isnaeni, M.S. dan Dr. Aditya Marianti, M.Si. sebagai dosen penguji

I dan dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan saran perbaikan

serta memberikan waktunya untuk berkonsultasi.

6. Mbak Tika dan Pak Ngatiman selaku teknisi Laboratorium Biologi Unnes

yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

7. Pak Mahali dan Mbak Arista selaku teknisi Laboratorium Patologi Klinik

Universitas Muhammadiyah Semarang yang telah memfasilitasi, membantu

menganalisis dan memberikan arahan dalam melakukan penelitian.

8. Ayahanda R. Indrakama Wedanta, BSc, Ibunda Hariani dan keluarga tercinta

yang telah memberikan dukungan baik moril, doa maupun materil.

9. Pemerintah RI melalui DIKTI yang telah membantu dan memberikan

berbagai sarana materil selama perkuliahan berlangsung untuk menyelesaikan

studi Strata 1.

10. Mas Herdi, Dek Wawan dan Dek Erni yang selalu memberi motivasi, saran

dan setia bersama-sama dalam menjalankan penelitian skripsi ini.

11. Nihayatul Milah yang telah membantu dengan segala bentuk keikhlasannya.

Page 6: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

vi

12. Kakak-kakak ku yakni Mas Yanto, Mbak Astridya Paramita, M.KM. dan Mas

Dimas Satrio Herlambang, S.Si., yang selalu memberikan semangat,

motivasi, doa, kasih sayang dan materil dalam pembuatan skripsi ini.

13. Sahabat-Sahabat-ku Nanda, Maulana, Ria dan lain-lain yang selalu

mendoakan dan memberi semangat dalam pembuatan skripsi ini.

14. Dek Eva, Anwar, Syarif dan Husein yang telah membantu dan memberikan

arahan serta berbagai keceriaan selama penelitian di Unit Perawatan dan

Perbiakan Hewan Coba Laboratorium Biologi FMIPA UNNES.

15. Rekan-rekan Biologi Unnes dan Sebico (Second of Biology Community) yang

selalu memberi motivasi saya dalam melakukan penelitian.

16. Teman-teman berbagai organisasi CBF (Cempaka Bio Farm), JSC (Jasmina

Study Center), UKM Penelitian dan lain-lain, yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat serta memberi motivasi saya dalam penulisan skripsi ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, baik moril, doa maupun materil demi terselesaikannya

skripsi ini.

Tidak ada satu pun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali doa

semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebaik-baiknya dan berlimpah

rahmat serta hidayah-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait.

Amin.

Semarang, 25 April 2016

Penulis

Page 7: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Penegasan Istilah ............................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan

(Nephelium lappaceum) .................................................................. 7

B. Kandungan Asap Rokok .................................................................. 11

C. Gambaran Umum Darah ................................................................. 14

D. Kerangka Berpikir ........................................................................... 22

E. Hipotesis .......................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 25

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 25

C. Variabel ........................................................................................... 25

D. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 26

E. Rancangan Penelitian ...................................................................... 27

F. Prosedur Penelitian .......................................................................... 28

G. Analisis Data ................................................................................... 32

Page 8: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

viii

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 33

B. Pembahasan ..................................................................................... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 54

B. Saran ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 62

Page 9: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat yang digunakan untuk penelitian ......................................................... 26

2. Bahan yang digunakan untuk penelitian ...................................................... 27

3. Pemberian perlakuan pada penelitian .......................................................... 27

4. Rerata Jumlah eritrosit (106/µl) selama 30 hari perlakuan .......................... 33

5. Hasil uji LSD terhadap jumlah eritrosit (106/µl) ......................................... 35

6. Rerata kadar hemoglobin (gr/dL) selama 30 hari perlakuan ....................... 36

7. Hasil uji LSD terhadap kadar hemoglobin (gr/dL) ...................................... 38

8. Rerata persentase hematokrit (%) selama 30 hari perlakuan ....................... 39

9. Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..................................... 41

Page 10: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah dan kulit buah rambutan ................................................................... 8

2. Struktur polifenol ....................................................................................... 8

3. Struktur kimia asam ellagat, corilagin dan geraniin ................................... 9

4. Mekanisme peredaman radikal oleh senyawa fenolik ............................... 10

5. Gambaran sampel darah ............................................................................. 15

6. Morfologi sel darah merah ......................................................................... 16

7. Struktur dari membran sel .......................................................................... 17

8. Struktur hemoglobin .................................................................................. 20

9. Kerangka berpikir penelitian efek ekstrak kulit buah rambutan

terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit

darah tikus yang dipapar asap rokok .......................................................... 24

10. Seperangkat alat smoking chamber ............................................................ 30

11. Skema tahap pelaksanaan penelitian .......................................................... 31

12 Grafik rerata jumlah eritrosit selama 30 hari perlakuan ............................. 34

13. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan

dengan jumlah eritrosit ............................................................................... 36

14. Grafik rerata kadar hemoglobin selama 30 hari perlakuan ........................ 37

15. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan

dengan kadar hemoglobin .......................................................................... 39

16. Grafik rerata persentase hematokrit selama 30 hari perlakuan .................. 40

17. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan

dengan persentase hematokrit .................................................................... 42

18. Struktur flavonoid ...................................................................................... 52

Page 11: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pembuatan ekstrak kulit buah rambutan

(Nephelium lappaceum L.) .......................................................................... 63

2. Cara pemeriksaan sampel darah dengan

alat Hematology Analyzer ............................................................................ 64

3. Prosedur pengoperasian Hematology Analyzer BC 2600 ............................ 65

4. Data hasil penelitian ..................................................................................... 67

5. Analisis statistik data jumlah eritrosit .......................................................... 70

6. Ringkasan hasil uji regresi linier data jumlah eritrosit ................................. 73

7. Analisis statistik data kadar hemoglobin ..................................................... 76

8. Ringkasan hasil uji regresi linier data kadar hemoglobin ............................ 79

9. Analisis statistik data persentase hematokrit ............................................... 82

10. Ringkasan hasil uji regresi linier data persentase hematokrit ...................... 85

11. Dokumentasi penelitian ................................................................................ 88

Page 12: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada sebagian masyarakat merokok merupakan hal kebiasaan yang sulit

dihilangkan dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Merokok tidak hanya berbahaya

bagi perokok tetapi juga orang di sekitarnya yang terkena asap rokok. Pembakaran

rokok akan menghasilkan asap rokok yang terbagi menjadi asap rokok utama

(mainstream smoke) dan asap rokok samping (sidestream smoke). Asap rokok

utama merupakan asap rokok yang dihasilkan dari hisapan perokok aktif yang

mengandung 25% kadar bahan berbahaya, sedangkan asap rokok samping

merupakan asap rokok dari pembakaran rokok yang terhirup oleh perokok pasif

yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya (Nurjanah et al. 2014). Asap

rokok samping dapat menimbulkan polusi udara sehingga disebut pula

Environtment Tobacco Smoke (ETS) yang sangat berbahaya dan dampaknya lebih

besar.

Asap rokok merupakan aerosol heterogen dari hasil pembakaran tembakau.

Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500

komponen, sedangkan dalam asap rokok telah teridentifikasi 4.800 macam

komponen kimia yang dapat membahayakan kesehatan (Gaur 2007). Asap rokok

terbagi menjadi dua komponen yakni komponen gas dan partikel. Komponen gas

terdiri atas karbon monoksida (CO), oksida, aldehid, asam hidrosianat, akrolein,

ammonia, nitrosamin, hidrazin dan vinil klorida. Sedangkan komponen partikel

terdiri atas tar, nikotin, hidrokarbon aromatik polinuklear, fenol, kresol, β-

naftilamin, benzo(a)piren, katekol, indol dan karbazol (Behr 2002).

Asap rokok, baik asap rokok utama dan samping apabila terinhalasi ke

dalam sistem pernafasan dapat masuk ke sistem sirkulasi darah sehingga

menimbulkan Reactive Oxygen Species (ROS) yaitu senyawa pengoksidasi

turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang menyebabkan stress oksidatif

terutama pada eritrosit. Di dalam eritrosit terkandung hemoglobin (Hb) yakni

suatu struktur yang terdiri atas heme dan globin. Hemoglobin memiliki

kemampuan mengikat O2 dan CO2 sehingga hemoglobin merupakan komponen

Page 13: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

2

yang amat penting dalam mempertahankan keutuhan sistem sirkulasi tubuh.

Fungsi utamanya yakni mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh

yaitu mengambil O2 dari paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh

digunakan untuk metabolisme serta membawa CO2 dari jaringan tubuh hasil

metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Hemoglobin juga turut berfungsi dalam

mempertahankan bentuk normal sel darah merah (Hoffbrand 2006).

Kandungan asap rokok terutama karbon monoksida bereaksi dengan

hemoglobin membentuk karbon monoksihemoglobin (karboksihemoglobin).

Afinitas hemoglobin untuk O2 jauh lebih rendah daripada afinitasnya terhadap

karbon monoksida, sehingga CO menggantikan O2 pada hemoglobin dan

menurunkan kapasitas darah sebagai pengangkut oksigen. Karakteristik biologik

yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan

hemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihemoglobin (HbCO) yang 200 kali

lebih stabil dibandingkan oksihemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif

lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam

fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat

serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan (Harvey 2009).

Membran eritrosit tersusun atas karbohidrat, protein, oligosakarida dan lipid

(fosfolipid, kolesterol, glikolipid). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya

paling banyak dan tersusun dalam dua lapisan/dwi lapis (bilayer). Fosfolipid

merupakan salah satu membran yang rentan terhadap stres oksidatif. Apabila

radikal bebas tidak dihentikan, aktivitasnya dapat merusak seluruh tipe

makromolekul seluler, termasuk karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat

(Abdollahi et al. 2004). Lemak tidak jenuh adalah lemak yang peka terhadap

serangan oksigen sehingga menimbulkan perubahan struktur kimia. Dalam sistem

seluler peroksidasi terjadi pada biomembran, akibatnya kandungan asam lemak

tidak jenuh yang ada menjadi sangat reaktif. Serangan radikal bebas pada lipid

dapat menyebabkan terbentuknya peroksida yang disebut peroksidasi lipid

(Suhartono et al. 2007).

Peroksida lipid pada membran eritrosit dapat mengakibatkan hilangnya

fluiditas membran dan meningkatkan fragilitas atau kerapuhan membran eritrosit

Page 14: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

3

yang selanjutnya mengakibatkan eritrosit akan mudah pecah atau hemolisis

(Ratnaningtyas 2010). Lisisnya membran eritrosit menyebabkan hemoglobin

terbebas ke dalam plasma, sehingga jumlahnya semakin berkurang. Hal ini

mengakibatkan kadar hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit rendah. Akibatnya

sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen (Ahumibe dan Braide 2009). Apabila

kerusakan membran eritrosit terus berlanjut, maka kemungkinan akan

menimbulkan penyakit anemia sehingga terjadi penurunan nilai hematokrit darah.

Dari hasil penelitian Kilinc et al. (2004) menunjukkan bahwa nilai hitung eritrosit

pada perokok pasif lebih rendah daripada perokok aktif. Perokok pasif yang sering

menghirup asap rokok samping dari hasil pembakaran rokok yang diakibatkan

oleh perokok aktif. Perokok pasif lebih memiliki resiko yang besar daripada

perokok aktif karena asap rokok yang terhirup lebih berbahaya disebabkan oleh

senyawa aktif yang kuat dari hasil pembakaran tidak sempurna rokok.

Pengaruh radikal bebas dari asap rokok terhadap eritrosit, hemoglobin dan

hematokrit dapat ditekan melalui pemberian antioksidan. Antioksidan dapat

berperan dalam mencegah terjadinya stress oksidatif akibat paparan radikal bebas.

Antioksidan dapat diperoleh dari senyawa kimia hasil metabolit sekunder dari

berbagai tanaman. Salah satu jenis kulit buah yang berkhasiat sebagai obat dan

memiliki aktivitas antioksidan yaitu rambutan (Nephelium lappaceum).

Rambutan merupakan buah yang umum dikonsumsi di Indonesia, mudah

diperoleh, serta dikenal masyarakat luas. Rambutan adalah salah satu buah yang

semua bagiannya dari kulit, daun, biji, sampai akar, dapat berfungsi sebagai obat

(Syamsidi 2014). Namun untuk kulit buah rambutan hingga kini masih menjadi

limbah. Kulitnya yang berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara

maksimal. Kulit buah rambutan diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang

mengandung senyawa fenolik, alkaloid, steroid dan terpenoid (Wardhani dan

Supartono 2015), flavonoid (Fidrianny et al. 2015) serta antosianin (Hutapea et al.

2014) dengan kandungan tertinggi adalah senyawa fenolik (Fila 2012). Menurut

Thitilertdecha et al. (2010), kulit buah rambutan mengandung senyawa fenolik

dalam bentuk polifenol dengan komponen utama asam ellagat, geraniin dan

coraligin. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat

radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas (Guo et al. 2003).

Page 15: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

4

Polifenol merupakan senyawa kimia yang bersifat antioksidan kuat yang

mempunyai cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu (Thitilertdecha

et al. 2010). Aktivitas antioksidan polifenol lebih efektif dan lebih kuat

dibandingkan dengan aktivitas antioksidan pada vitamin C dan vitamin E.

Kemampuan antioksidan dari suatu zat adalah IC50 (Inhibitory Concentration 50)

yang didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam

radikal bebas sebanyak 50%, dimana semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas

peredaman radikal bebas semakin tinggi dan akan semakin efektif zat tersebut

sebagai antioksidan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Tjandra et al. (2011) uji

aktivitas antioksidan secara kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit

buah rambutan nilai IC50 sebesar 0,412 µg/mL dan nilai IC50 vitamin C sebesar

1.776603 µg/mL, sedangkan dari hasil penelitian Khasanah (2011) ekstrak etanol

kulit buah rambutan menunjukkan nilai IC50 sebesar 4,29 µg/mL dan nilai IC50

vitamin E sebesar 8,48 µg/mL. Maka dari hasil dua penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan memiliki aktivitas antioksidan

yang lebih kuat dibandingkan dengan senyawa vitamin C dan vitamin E.

Namun demikian, sampai saat ini belum diketahui efek ekstrak kulit buah

rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok?

2. Pada dosis berapa efek ekstrak kulit buah rambutan dapat memberikan

pengaruh signifikan pada jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai

hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok?

Page 16: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

5

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul “Efek Ekstrak Kulit

Buah Rambutan terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Hematokrit

Tikus yang Dipapar Asap Rokok” maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang

terkait dengan judul di atas sebagai berikut.

1. Asap Rokok

Bahan toksik yang diperoleh dari hasil pembakaran rokok. Asap rokok akan

dipaparkan ke tikus. Jenis rokok yang digunakan merupakan jenis rokok kretek

yang dijual bebas di pasaran, dengan kandungan tar 38 mg dan nikotin 2,4 mg per

batang rokok. Tujuan digunakan asap rokok dalam penelitian ini adalah

menimbulkan efek toksik pada darah.

2. Ekstrak Kulit Buah Rambutan

Zat dalam bentuk serbuk yang dimurnikan dari zat asal. Dalam penelitian ini

kulit buah rambutan dibuat dengan cara meserasi menggunakan pelarut metanol.

Hasil akhir ekstrak berupa larutan.

3. Jumlah Eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah

Komponen sel darah yang terdiri dari 45% berupa sel-sel darah merah yang

mengandung hemoglobin dan nilai hematokrit berkaitan erat dengan jumlah

eritrosit/sel darah merah dalam tubuh. Dalam penelitian ini digunakan sebagai

indikator penting kerusakan darah yang diambil dengan melihat parameter

hematologi melalui pemeriksaan darah di laboratorium.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit,

kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok.

2. Untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan yang berpengaruh

signifikan pada jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah

darah tikus yang dipapar asap rokok.

Page 17: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

6

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk

penelitian lebih lanjut tentang prospek pengembangan efek ekstrak kulit

buah rambutan sebagai antioksidan.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat

untuk menggunakan ekstrak kulit buah rambutan sebagai obat alternatif untuk

mencegah penurunan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit

darah akibat dipapar asap rokok.

Page 18: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

7

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum)

Rambutan merupakan tanaman buah tropis asli Indonesia, namun saat ini

telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-

negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-

tropis. Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai antioksidan alami yang dalam perkembangannya juga

digunakan sebagai tanaman obat (Nugraha 2008). Rambutan banyak ditanam

sebagai pohon buah dan kadang-kadang ditemukan tumbuh dengan liar.

Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan

paling sedikit 2000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah yang

ketinggiannya mencapai 300-600 m dpl (Hasbi 1995). Sistematika dan klasifikasi

tanaman rambutan adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium lappaceum L.

Kultivar : Binjai

Menurut Hasbi (1995) buah rambutan berbentuk bulat sampai lonjong dan

seluruh permukaan kulitnya banyak ditumbuhi rambut-rambut (duri-duri lunak),

oleh karena itu disebut rambutan (Gambar 1). Buah rambutan terbentuk pada

ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda

dan akan berubah warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang.

Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih

Page 19: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

8

transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi

dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu (Hutapea et.al. 2014).

Gambar 1. Buah dan kulit buah rambutan (Sumber: Dok. Pribadi)

Buah rambutan tersusun atas 3 komponen yakni buah, biji dan kulit. Kulit

buah (perikarp) rambutan yang biasanya dibuang dan belum termanfaatkan,

ditemukan mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan aktivitas antibakteri

serta berpotensi memberikan aktivitas antioksidan sebagai penangkal radikal

bebas. Kulit buah sebagai sumber senyawa antioksidan secara perlahan

mendapatkan perhatian karena aktivitas biologinya lebih baik daripada bagian

yang lain (Zulkifli et al. 2012). Berdasarkan penelitian Wardhani dan Supartono

(2015) bahwa kulit buah rambutan diketahui mengandung senyawa fenolik,

alkaloid, steroid dan terpenoid (Wardhani dan Supartono 2015), flavonoid

(Fidrianny et al. 2015) serta antosianin (Hutapea et al. 2014) dengan kandungan

tertinggi adalah senyawa fenolik (Fila 2012).

Gambar 2. Struktur polifenol (Sumber: Hamid et al 2010)

Menurut Thitilertdecha et al (2010) menjelaskan bahwa senyawa fenolik

pada kulit buah rambutan dalam bentuk polifenol. Polifenol ini merupakan

senyawa kimia yang bersifat antioksidan kuat dan paling banyak yang mempunyai

Page 20: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

9

cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu (Gambar 2). Asam ellagat,

corilagin dan geraniin yang diisolasi dari ekstrak metanol kulit buah rambutan

merupakan komponen utama yang berpotensi sebagai antioksidan (Gambar 3).

Asam elagat merupakan senyawa yang mempunyai kapasitas antioksidan yang

tinggi dibanding antioksidan yang beredar di pasaran.

Asam ellagat Corilagin

Geraniin

Gambar 3. Struktur kimia asam ellagat, corilagin dan geraniin

(Sumber: Thitilertdecha et al. 2010)

Senyawa polifenol berperan sebagai antioksidan, bertindak sebagai

penampung radikal hidroksil dan superoksida sehingga melindungi membran lipid

(Sundaryono 2011). Selain itu kulit buah rambutan mengandung senyawa aktif

fenolik yaitu flavonoid dan antosianin yang diduga sebagai pigmen yang membuat

kulitnya berwarna merah tua (Nurdin et al. 2013). Flavonoid merupakan senyawa

aktif polifenol yang berperan sebagai antioksidan, yang dapat meningkatkan

eritropoiesis (proses pembentukan eritrosit) dalam sumsum tulang dan memiliki

efek immunostimulan (Sundaryono 2011). Sifat antioksidan ini dapat menjaga

haeme iron tetap dalam bentuk ferro yang berhubungan dengan produksi

methemoglobin (Ahumibe dan Braide 2009). Dengan adanya flavonoid saat

Page 21: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

10

terdapat bentuk ferrylHb diperkirakan dapat mencegah setengah dari molekul

oxyHb teroksidasi menjadi metHb. Sehingga hemoglobin tetap dapat menjalankan

fungsinya untuk mengikat oksigen karena tetap terdapat dalam bentuk oxyHb

(Gebicka dan Banasiak 2009).

Antosianin merupakan zat warna merah yang terdapat dalam kulit buah

rambutan merupakan senyawa golongan flavonoid yang juga berpotensi sebagai

antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat melindungi integritas sel endotel yang

melapisi dinding pembuluh darah sehingga tidak terjadi kerusakan, melindungi

lambung dari kerusakan dan menghambat sel tumor (Arinaldo 2011), serta

senyawa antosianin diduga dapat menstimulir produksi eritropoietin sehingga

mempengaruhi pembentukan sel darah merah (Chu dan Chen 2006).

Gambar 4. Mekanisme peredaman radikal oleh senyawa fenolik

(Sumber: Cholisoh 2008)

Dalam penelitian Thitilertdecha et al (2010), menunjukkan bahwa senyawa

polifenol pada ekstrak kulit buah rambutan memiliki aktivitas sebagai antioksidan

yang bertugas untuk menangkal radikal bebas. Hal ini membuktikan bahwa

polifenol memiliki kemampuan sebagai antioksidan karena pada strukturnya

terdapat gugus hidroksil yang dapat mendonorkan atom hidrogennya kepada

radikal bebas sehingga dapat meredam radikal bebas dan efektif dalam

menghambat oksidasi lipida. Mekanisme dari senyawa fenolik dalam meredam

radikal bebas dapat dilihat pada Gambar 4. DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)

merupakan contoh radikal bebas sintetik. Senyawa ini bereaksi dengan senyawa

antioksidan polifenol yang memiliki kemampuan sebagai penangkal radikal yang

umumnya merupakan pendonor atom hidrogen (H). Melalui pengambilan atom

hidrogen (H) dari senyawa antioksidan polifenol ini bertujuan untuk mendapatkan

pasangan elektron. DPPH bereaksi dengan antioksidan sebagai pendonor hidrogen

sehingga atom H tersebut dapat ditangkap oleh radikal DPPH membentuk DPPH-

Page 22: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

11

H sehingga absorbansi dari DPPH akan berkurang dan berubah menjadi bentuk

netralnya (Rajesh dan Natvar 2011). Hasil penelitian Ratnaningtyas (2010) juga

membuktikan bahwa kandungan senyawa polifenol pada ekstrak kulit delima

merah (Punica ganatum) dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar

hemoglobin pada tikus putih.

B. Kandungan Asap Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiona tabacuni, Nicotiana

rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan (Alviventiasari 2012). Rokok yaitu suatu

gulungan kecil yang terbuat dari tembakau yang sudah dipotong-potong menjadi

halus dan di bungkus oleh kertas tipis sehingga menjadi bentuk silinder yang

panjangnya berukuran antara 70-120 mm dengan diameter sekitar 10 mm

(masing-masing negara berbeda). Merokok adalah kegiatan menghisap asap dari

pembakaran tembakau yang ada pada rokok, dimana salah satu ujungnya di bakar

dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain

(Riady 2014).

Rokok merupakan produk yang tersusun dari tembakau. Bahan penyusun

rokok selain tembakau yakni bunga cengkeh yang digunakan sebagai bahan

tambahan untuk memberi aroma pedas pada rokok khususnya rokok kretek

(Towaha 2012). Rokok mengandung lebih dari 4000 partikel yang sangat

berbahaya bagi metabolisme sel seperti tar, nikotin, dan CO. Selain itu juga

mengandung bahan-bahan kimia beracun antara lain: Hydrogen Cyanide,

Ammonia, Toluene, Acetone, Methanol, Napthalene, Vinyl Chloride,

Dimethylnitrosamine, Arsenic, DDT, Urethane, Dibenzacridine, Pyrene,

Cadmium, Benzopyrene, Naphthylamin, Butane, Phenol, Polonium-210 dan

Toluidine (Slaughter et al. 2011).

Asap rokok atau Environmental Tobacco Smoke (ETS) dibedakan menjadi 2

yaitu asap rokok aktif dan asap rokok pasif. Asap rokok aktif atau disebut juga

dengan mainstream cigarette smoke adalah asap rokok yang dihirup dan asap

rokok yang dihembuskan oleh seorang perokok, sedangkan asap rokok pasif atau

disebut juga dengan sidestream cigarette smoke adalah asap rokok yang terbentuk

Page 23: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

12

dari ujung rokok yang terbakar. Mainstream cigarette smoke terdiri dari 8% fase

tar dan 92% fase gas. Asap rokok di ruangan sekitar perokok 85% sidestream

cigarette smoke dan 15% mainstream cigarette smoke (Riady 2014). Asap rokok

merupakan radikal bebas yaitu atom atau molekul yang sifatnya tidak stabil

sehingga untuk memperoleh pasangan elektron senyawa ini bersifat sangat reaktif

dan merusak jaringan. Peningkatan radikal bebas yang tidak diikuti oleh

peningkatan antioksidan akan menyebabkan stress oksidatif, yaitu kondisi

gangguan keseimbangan antara penurunan antioksidan dan peningkatan radikal

bebas yang berpotensi menimbulkan kerusakan oleh reaksi berantai di dalam

tubuh dan bila reaksi berantai terus berjalan nantinya dapat menyebabkan

terbentuknya radikal baru yang jumlahnya terus bertambah (Aldina 2015).

Menurut Batubara (2013) bahwa asap rokok mengandung berbagai macam

radikal bebas namun tiga komponen toksik utama yang terdapat dalam asap

rokok, yaitu tar, nikotin dan karbonmonoksida yang telah dibuktikan bersifat

karsinogen dan mutagen yaitu sebagai berikut:

1. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat

dari asap rokok dan bersifat karsinogen. Tar didefinisikan sebagai nikotin bebas

kering yang berwarna cokelat, berbau tidak sedap dan berupa partikel yang

terbentuk selama pemanasan tembakau pada rokok. Pada saat rokok dihisap, tar

akan masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap. Setelah dingin maka uap tar

tersebut akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada

permukaan gigi, saluran nafas dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-

40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar antara 24-45

mg (Tanijaya 2012).

Rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan kandungan tar

sekitar 5-15 mg. efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru walaupun

rokok diberi filter. Kadar tar meningkat saat rokok dibakar dan hembusan terakhir

dari rokok mengandung tar 2x lebih banyak dari hembusan yang pertama

(Gondodiputro 2007). Rokok jenis kretek banyak dikonsumsi oleh sekitar 90%

perokok di Indonesia (Nitcher 2005). Hal ini justru berbahaya karena rokok kretek

cenderung dihisap lebih dalam karena efek anestesi yang terkandung dalam kretek

Page 24: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

13

dan kandungan tar menyebabkan peningkatan terjadinya resiko kanker

(Oktavianis 2011).

2. Nikotin

Nikotin merupakan zat yang paling sering diteliti dan banyak di bicarakan.

Zat ini adalah alkaloid beracun yang merupakan senyawa organik yang terdiri dari

karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan

racun serangga. Nikotin ini berbentuk cairan, tidak berwarna dan merupakan basa

yang mudah menguap. Nikotin berikatan dengan reseptor asetilkolin pada

ganglion otonomik, medula adrenal, neuromuscular junction dan otak. Kadar

nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh setiap orang setiap hari dapat membuat

seseorang ketagihan terhadap rokok Kandungan nikotin dalam rokok bervariasi

tiap mereknya, berkisar 1.8-41.3 mg/g tiap rokok dengan rata-rata 8.32 mg/g

(Tanijaya 2012).

Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dari rokok filter. Nikotin

yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4–6 kali lebih besar dari asap rokok

arus utama. Rokok kretek mengandung lebih banyak nikotin dibandingkan dengan

rokok putih yaitu sebesar 46,8 mg untuk rokok kretek dan 16,3 mg untuk rokok

putih. Nikotin yang dikeluarkan oleh rokok kretek jumlahnya lebih banyak karena

tidak dilengkapi filter yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari rokok

seperti yang terdapat pada jenis filter (Susanna et al. 2003).

Nikotin yang merupakan senyawa utama rokok diserap ke dalam sistem

peredaran darah. Nikotin dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan

darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan

ketagihan dan ketergantungan pada orang yang menggunakannya (Tanijaya 2012).

Menurut Oktavianis (2011) bahwa nikotin akan merangsang hormon adrenalin

sehingga menyebabkan naiknya kerja jantung.

3. Karbon Monoksida (CO)

Karbon Monoksida adalah gas beracun yang tidak berwarna dan tidak

berbau yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan yang

mengandung karbon. Dalam rokok terdapat CO sejumlah 2%-6% pada saat

Page 25: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

14

merokok. Rokok kretek juga mengandung lebih banyak CO yaitu sebesar 28,3 mg

dan 15,5 mg untuk rokok putih (Raub et al. 2000).

Karbon monoksida menyebabkan kurangnya supply oksigen bagi tubuh.

Karbon monoksida (CO) merupakan sekelompok senyawa yang memiliki elektron

yang tidak berpasangan atau disebut sebagai radikal bebas. Elektron yang tidak

berpasangan akan mengganggu keseimbangan sel – sel dalam tubuh, karena dapat

mengganggu proses oksidasi lemak, protein, serta asam nukleat (DNA) dalam

tubuh (Oktavianis 2011). Karbon monoksida memiliki kecenderungan kuat untuk

berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah sehingga dapat

mengganggu transportasi O2 karena CO dapat menggeser oksigen yang terikat

pada hemoglobin dan mengikat Hb menjadi karboksihemoglobin. CO yang dihisap

oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm sudah dapat meningkatkan kadar

karboksihemoglobin dalam darah (Peers et al. 2009). Seharusnya hemoglobin ini

berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh,

tetapi karena afinitas gas CO terhadap hemoglobin lebih kuat dari O2 sehingga

akan terbentuk karboksihemoglobin yang lebih banyak yang menyebabkan

jaringan pembuluh darah menyempit dan mengeras sehingga terjadi penyumbatan

serta gejala anemia (Tanijaya 2012).

C. Gambaran Umum Darah

Darah adalah jaringan cair yang mengalir dalam sistem sirkulasi tertutup,

tersusun oleh plasma 55% dan sel darah 45%. Unsur sel darah terdiri dari eritrosit,

leukosit, dan trombosit yang tersuspensi dalam plasma. Unsur sel darah

mempunyai jangka waktu hidup tertentu, sehingga dibutuhkan proses

pembentukan sel darah tersebut. Organ pembentuk sel darah utama adalah

sumsum tulang dan nodus limfatikus (Wulangi 1993; David 1995). Darah

berperan sebagai pembawa berbagai zat dalam sistem sirkulasi, yaitu sistem

transport yang menghantarkan O2 dan berbagai zat yang diabsorbsi dari saluran

pencernaan menuju jaringan, mengembalikan CO2 ke paru-paru serta hasil

metabolisme lainnya menuju ginjal (Ganong 1995). Zat kimia yang diberikan

kepada hewan per oral akan melewati saluran pencernaan masuk ke sistem

sirkulasi menuju sel (Lu 1995). Umumnya, kadar zat kimia di organ sasaran sama

dengan kadarnya di dalam darah.

Page 26: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

15

Pergerakan konstan darah sewaktu melalui pembuluh darah menyebabkan

unsur-unsur sel tersebar relatif merata di dalam plasma. Namun apabila suatu

sampel darah utuh diletakkan dalam sebuah tabung reaksi dan diberi zat untuk

mencegah pembekuan, maka unsur-unsur sel yang lebih berat akan secara

perlahan mengendap di dasar dan plasma yang lebih ringan naik ke bagian atas.

Leukosit dan trombosit yang tidak berwarna dan kurang padat dibandingkan

dengan eritrosit mengendap, membentuk sebuah lapisan tipis berwarna krem

“buffy coat” diatas kolom sel darah merah. Lapisan ini menempati kurang

1% volume darah total (Gambar 5).

Gambar 5. Gambaran sampel darah (Sumber: Kay 1998)

1. Eritrosit (Sel darah merah)

Secara morfologi, eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, jika dilihat pada

bidang datar berbentuk bulat. Pada penyakit-penyakit tertentu ditemukan eritrosit-

eritrosit yang telah berubah bentuk di dalam peredaran darah. Eritrosit bersifat

elastis dan mampu berubah bentuk, hal ini terbukti dari kemampuannya melalui

kapiler-kapiler berdiameter kecil (Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

Eritrosit berfungsi untuk transport O2 dan CO2. Selama perkembangan,

dibentuk hemoglobin. Sebelum dilepaskan ke peredaran darah, inti eritrosit lisis

dan menjelang dewasa semua organel sitoplasma berdegenerasi. Oleh karena itu,

eritrosit yang yang telah berkembang hanya terdiri dari membran plasma yang

membungkus hemoglobin serta sejumlah enzim untuk fungsi transport gas

(Burkitt et al. 1995). Di dalam sel darah merah tidak terdapat organel intrasel

seperti mitokondria, lisosom atau aparatus golgi. ATP disintesis dari glikolisis dan

merupakan unsur yang penting dalam sejumlah proses yang membantu sel darah

Page 27: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

16

merah mempertahankan bentuk bikonkafnya di samping dalam pengaturan

transportasi ion dan air yang mengalir masuk serta keluar sel. Bentuk bikonkaf

akan meningkatkan rasio sel darah merah terhadap volumenya sehingga

memperlancar pertukaran gas.

Gambar 6. Morfologi sel darah merah

(Sumber: Smith dan Mangkoewidjojo 1988)

Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang memainkan

peranan penting dalam menentukan bentuknya. Ukuran eritrosit 7,2 mikron, tidak

memiliki inti dengan sitoplasma berwarna keunguan. Bentuknya bulat dari

samping, di bagian sentral terdapat cekungan yang disebut central pallor. Sifat

dindingnya fleksibel serta semipermebel dimana permeabel untuk air, anion dan

kation serta impermeabel untuk Hb. Di bagian luar terdiri atas membran yang

melindungi Hb, protein dan enzim sedangkan di dalamnya terdiri dari lapisan

glukoprotein dan fosfolipid (Murray et al. 2003). Tidak mempunyai nukleus,

mitokondria dan retikulum endoplasma tetapi mempunyai enzim sitoplasma yang

dapat memetabolisme glukosa dan membentuk ATP. Sel ini mempunyai masa

hidup yang singkat yaitu selama rata-rata 120 hari. Struktur sel darah merah

matang yang unik ini memberikan daya lenturan yang maksimal saat melewati

pembuluh darah yang sempit (Guyton 1996).

Membran eritrosit tersusun atas karbohidrat, protein, oligosakarida dan lipid

(fosfolipid, kolesterol, glikolipid). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya

paling banyak dan tersusun dalam dua lapisan/dwi lapis (bilayer). Fosfolipid

adalah molekul-molekul amfilik, artinya setiap molekul mengandung “kepala”

yang bersifat hidrofilik dan “ekor” yang hidrofobik (Sumadi dan Aditya 2007).

Membran eritrosit dapat ditembus dengan air dan mudah dilalui ion H+, OH

-, NH

4,

Page 28: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

17

PO42-

, HCO3-, glukosa, asam amino, urea dan asam urat tetapi tidak dapat

ditembus oleh Na+, K

+, Ca

2+, Mg

2+, fosfat organik dan protein plasma. Enzim-

enzim dalam eritrosit berfungsi mempertahankan kelenturan membran sel,

mempertahankan transport ion melalui membran, menjaga besi hemoglobin agar

tetap dalam bentuk ferro dan mencegah oksidasi protein di dalam eritrosit (Murray

et al. 2003).

Membran sel eukariot terdiri dari 2 lapisan fosfolipid dimana terdapat

kolestrol dan berbagai protein terbenam pada bagian-bagian tertentu membran

tersebut (Gambar 7). Menurut Campbell (2004) Fosfolipid dan kolesterol

merupakan dasar struktur membran, sementara protein mempunyai tugas-tugas

khusus seperti membantu pengangkutan molekul-molekul melintasi membran sel.

Gambar 7. Struktur dari membran sel (Sumber: Geibel 1999)

Dari gambar di atas terlihat bahwa struktur utama dari membran sel adalah

fosfolipid dua lapis. Lipid yang terdapat dalam membran sel mengandung ikatan

tak jenuh ganda (PUFA) yang sangat rentan terhadap oksidasi. Oleh karena itu

lipid tersebut dilindungi oleh antioksidan di dalam maupun di bagian intinya

(Ceska 2000). Adanya aktivitas radikal bebas yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan stress oksidatif, sehingga lipid dalam membran sel tersebut bisa

teroksidasi.

Sel darah merah berasal dari sel yang dikenal sebagai hemositoblast.

Hemositoblast yang baru secara kontinyu dibentuk dari sel induk primordial

Page 29: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

18

sumsum tulang. Hemositoblast mula-mula membentuk eritoblast basofil yang

mulai mensintesis hemoglobin. Eritoblast kemudian menjadi eritoblast

polikromatofilik, setelah ini inti sel menyusut, sedangkan hemoglobin dibentuk

dalam jumlah yang lebih banyak dan sel menjadi normoblast. Setelah sitoplasma

normoblast terisi dengan hemoglobin, inti menjadi sangat kecil dan dibuang. Pada

waktu yang sama, retikulum endoplasma direabsopsi. Sel pada stadium ini

dinamakan retikulosit karena ia masih mengandung sejumlah kecil retikulum

endoplasma basofilik yang menyelingi di antara hemoglobin di dalam sitoplasma.

Sementara sel dalam stadium retikulosit ini, mereka masuk ke dalam kapiler darah

dengan diapedesis (menyelip melalui pori membran). Retikulum endoplasma

tersisa di dalam retikulosit terus menghasilkan hemoglobin dalam jumlah kecil

selama satu sampai dua hari, tetapi pada akhir waktu itu retikulum hilang sama

sekali dan pada akhirnya menjadi eritrosit dan membelah secara mitosis. Proses

keseluruhan yang meliputi perkembangan dan pembentukan dinamakan

eritropoiesis.

Eritropoietin adalah suatu hormon glikoprotein yang terdapat dalam darah

dalam keadaan hipoksia dan selanjutnya bekerja pada sumsum tulang untuk

meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah. Ginjal memegang

peranan penting dalam pembentukan eritropoietin sebagai berikut: bila ginjal

mengalami hipoksia, ia mengeluarkan enzim yang dinamakan faktor eritropoietin

ginjal. Enzim ini disekresi ke dalam darah tempat enzim ini bekerja, dalam

beberapa menit bekerja pada salah satu globulin plasma, untuk memecahkan

molekul glikoprotein eritropoietin. Eritropoietin selanjutnya beredar dalam darah

selama kira-kira satu hari dan selama waktu ini ia bekerja pada sumsum tulang

dengan menyebabkan eritropoiesis. Pada keadaan tidak ada ginjal sama sekali,

eritropoietin masih dibentuk dalam jumlah sedikit pada bagian tubuh lain. Oleh

karena itu, tanpa adanya ginjal orang biasanya orang menjadi sangat anemia

karena kadar eritropoietin dalam sirkulasi yang sangat rendah.

Bila kecepatan pembentukan eritrosit lebih besar daripada kecepatan sintesis

hemoglobin, maka eritrosit yang dihasilkan akan mengandung hemoglobin yang

kurang daripada eritrosit normal dan sel-sel akan nampak lebih pucat (hipokrom)

daripada eritrosit normal (normokrom). Kelainan warna eritrosit yang lain adalah

Page 30: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

19

polikrom, yaitu eritrosit tampak lebih besar dan berwarna lebih biru (dalam

pewarnaan Giemsa) (Tjokronegoro 2000). Jumlah eritrosit pada hewan berbeda-

beda, dipengaruhi faktor spesies, umur, jenis kelamin, lingkungan, status nutrisi

dan iklim. Jumlah eritrosit pada tikus putih normal adalah 7,2 - 9,6 x106/µl (Smith

dan Mangkoewidjojo 1988).

2. Hemoglobin

Pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah hewan

vertebrata adalah hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk

bulat yang terdiri empat sub unit. Setiap sub unit mengandung satu bagian heme

yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin

yang mengancung besi. Polipeptida itu secara kolektif sebagai bagian globin dari

molekul hemoglobin (Guyton 1996). Di dalam menjalankan fungsinya membawa

oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin di dalam sel darah merah mengikat oksigen

melalui suatu ikatan kimia khusus. Reaksi tersebut Hb + O2 ↔ HbO2 yang dapat

berlangsung dalam 2 arah. Reaksi yang berlangsung dalam arah ke kanan,

merupakan reaksi penggabungan atau asosiasi terjadi di dalam alveolus paru-paru,

tempat berlangsungnya pertukaran udara antara tubuh dengan lingkungan.

Sebaliknya, reaksi yang berjalan dari kiri ke kanan merupakan reaksi penguraian

atau disosiasi, terutama terjadi di dalam berbagai jaringan. Hemoglobin yang tidak

atau belum mengikat oksigen disebut deoksihemoglobin (deoksiHb atau Hb saja),

sedangkan hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2)

(Sadikin 2002).

Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan

karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO) dan bagian ion hidrogen asam (H+)

dari asam karbonat yang terionisasi yang terbentuk dari CO2 pada tingkat jaringan

(Sherwood 2001). Pada fungsi transport CO2, hanya sebagian kecil saja yang

berikatan langsung dengan molekul hemoglobin melalui ikatan karbondioksida

berupa HbCO2. Sebagian yang lain mengangkut CO2 sebagai bentuk terlarut

dalam plasma. Tetapi berbeda dengan oksigen, CO2 tidaklah larut secara fisik

dalam bentuk senyawa tersebut, tetapi sebagai ion bikarbonat (HCO3-

) yang

pembentukannya sangat memerlukan sel darah merah. Kadar hemoglobin dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur, jenis kelamin, kehamilan,

Page 31: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

20

menstruasi, asupan makanan, kebiasaan merokok dan penyakit infeksi. Selain itu

ada beberapa masalah klinis yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin

seperti anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebihan dan

penyakit atau infeksi kronis; juga pemberian obat-obatan dalam waktu yang lama

seperti antibiotika, aspirin, sulfonamide, primaquin, kloroquin. Kurangnya asupan

makanan yang mengandung Fe juga dapat menyebabkan penurunan kadar

hemoglobin. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988), kadar hemoglobin

normal pada tikus putih antara 11,1-18 g/dl.

Hemoglobin tersusun atas senyawa porfirin besi (hemin) yang berikatan

dengan protein globin (Isnaeni 2006). Hem sendiri tersusun dari suatu senyawa

lingkar yang bernama porfirin, yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi

(Fe). Jadi, hem adalah senyawa porfirin-besi (Fe-porfirin), sedangkan hemoglobin

adalah kompleks antara globinhem. Satu molekul hem mengandung 1 atom besi

dan 4 molekul hem berikatan dengan satu molekul globin, suatu globulin yang

disintesis dalam ribosom retikulum endoplasma. Sedangkan 1 molekul

hemoglobin terdiri atas 4 buah kompleks molekul globin dengan hem. Jadi tiap

molekul hemoglobin terkandung 4 atom besi. Tersedianya besi merupakan faktor

yang penting untuk mempertahankan kadar hemoglobin (Guyton 1991; Widmann

1999).

Gambar 8. Struktur hemoglobin (Sumber: bio.miami.edu)

Sintesis heme berlangsung di dalam mitokondria dan terjadi secara bertahap.

Dimulai dari pembentukan kerangka porfirin disusul oleh inkorporasi besi ke

dalam keempat heme sedangkan sintesis rantai globin terjadi di dalam ribosom

Page 32: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

21

sitoplasma. Suksinil Ko-A dan glisin mengalami kondensasi membentuk asam

aminilevulinat (ALA) dengan dikatalisis oleh enzim mitokondria aminolevulinat

sintase, yang meninggalkan mitokondria secara difusi pasif dan masuk dalam

sitoplasma. Dalam sitoplasma, 2 molekul asam aminolevulinat bersatu

membentuk porfobilinogen dengan bantuan enzim aminolevulinat dehidratase.

Kemudian 4 molekul porfobilinogen mengalami kondensasi membentuk

uroporfirinogen, dengan dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase

menjadi koproporfirinogen III, kemudian membentuk protoporfirinogen IX.

Protoporfirinogen IX dioksidasi oleh enzim protoporfirinogen oksidase

menghasilkan protoporfirin IX. Oksidasi ini menghasilkan sistem ikatan rangkap

terkonyugasi yang merupakan ciri khas porfirin. Uroporfirinogen tipe I, III dan

koproporfirinogen juga dapat dioksidasi menjadi porfirin. Kemudian terjadi

pemasukan ion fero ke dalam cincin porfirin dari protoporfirin dengan dikatalisis

enzim feroketalase menghasilkan heme (Dharma 1989; Widmann 1999). Heme

disintesis di mitokondria dan penggabungan dengan globin terjadi dalam

sitoplasma eritrosit yang sedang berkembang (Hoffbrand dan Pettit 1996).

3. Hematokrit/Packed Cell Volume (PCV)

Hematokrit (PCV) adalah perbandingan antara eritrosit dan plasma darah

yang dinyatakan dalam persen volume. Nilai hematokrit berkaitan erat dengan

jumlah eritrosit/sel darah merah dalam tubuh. Nilai hematokrit secara umum juga

menjadi indikator penentuan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen

(Davey et al. 2000). Nilai hematokrit merupakan persentase dari sel-sel darah

terhadap seluruh volume darah, termasuk eritrosit (Soeharsono et al. 2010).

Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit berjalan sejajar satu sama

lain apabila terjadi perubahan (Meyer dan Harvey 2004). Menurut Smith dan

Mangkoewidjojo (1988), persentase hematokrit tikus putih normal antara 45-47%.

Kadar hematokrit akan meningkat saat terjadinya peningkatan hemokonsentrasi,

baik oleh peningkatan kadar sel darah atau penurunan kadar plasma darah

(Sutedjo 2007).

Penurunan nilai hematokrit dapat dijumpai pada kondisi anemia atau akibat

kekurangan sel darah (Wientarsih et al. 2013). Kadar hematokrit akan menurun

ketika terjadi penurunan hemokonsentrasi, karena penurunan kadar seluler darah

Page 33: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

22

atau peningkatan kadar plasma darah (Sutedjo 2007). Penurunan nilai hematokrit

di bawah normal dapat disebabkan oleh kerusakan eritrosit, penurunan produksi

eritrosit atau dipengaruhi oleh jumlah, ukuran eritrosit dan pakan yang nutrisinya

kurang menyebabkan pembentukan darah berkurang sehingga nilai hematokrit

menurun (Wardhana et al. 2001). Apabila nilai persentase hematokrit semakin

besar diatas kisaran normal maka akan menyebabkan makin banyak pergeseran

diantara lapisan-lapisan darah dan pergeseran inilah yang menentukan viskositas.

Viskositas dalam darah akan meningkat ketika hemotokrit meningkat yang

mengakibatkan aliran darah melalui pembuluh sangat lambat (Guyton 1996).

D. Kerangka Berpikir

Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas eksogen yang

berasal dari hasil pembakaran rokok. Asap rokok terdiri dari beberapa komponen

gas dan partikel yang berbahaya seperti karbon monoksida, tar dan nikotin dan

lain-lain (Batubara 2013). Apabila asap rokok terinhalasi ke dalam sistem

pernafasan, maka akan masuk ke sistem sirkulasi darah yang dapat menimbulkan

Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga dapat menyebabkan stress oksidatif

pada eritrosit. Di dalam eritrosit terkandung hemoglobin (Hb) yakni suatu struktur

yang terdiri atas heme dan globin. Hemoglobin memiliki kemampuan mengikat

O2 dan CO2 sehingga hemoglobin merupakan komponen yang amat penting dalam

mempertahankan keutuhan sistem sirkulasi tubuh. Kandungan asap rokok

terutama karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk karbon

monoksihemoglobin (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin untuk O2 jauh

lebih rendah daripada afinitasnya terhadap karbon monoksida, sehingga CO

menggantikan O2 pada hemoglobin dan menurunkan kapasitas darah sebagai

pengangkut oksigen. Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah

kemampuannya untuk berikatan dengan hemoglobin, pigmen sel darah merah

yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan

karboksihemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan

oksihemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan

terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa

oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal,

karena dapat menyebabkan keracunan (Harvey 2009).

Page 34: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

23

Membran eritrosit tersusun atas karbohidrat, protein, oligosakarida dan lipid

(fosfolipid, kolesterol, glikolipid). Fosfolipid merupakan salah satu membran

yang rentan terhadap stres oksidatif (Murray et al. 2003). Apabila radikal bebas

tidak dihentikan, aktivitasnya dapat merusak seluruh tipe makromolekul seluler,

termasuk karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat (Abdollahi et al. 2004).

Lemak tidak jenuh adalah lemak yang peka terhadap serangan oksigen sehingga

menimbulkan perubahan struktur kimia. Dalam sistem seluler peroksidasi terjadi

pada biomembran, akibatnya kandungan asam lemak tidak jenuh yang ada

menjadi sangat reaktif. Serangan radikal bebas pada lipid dapat menyebabkan

terbentuknya peroksida yang disebut peroksidasi lipid (Suhartono et al. 2007).

Peroksida lipid pada membran eritrosit dapat mengakibatkan hilangnya

fluiditas membran dan meningkatkan fragilitas atau kerapuhan membran eritrosit

yang selanjutnya mengakibatkan eritrosit akan mudah pecah atau hemolisis

(Ratnaningtyas 2010). Lisisnya membran eritrosit menyebabkan hemoglobin

terbebas ke dalam plasma, sehingga jumlahnya semakin berkurang. Hal ini

mengakibatkan kadar hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit rendah. Selain itu

hemoglobin juga rentan terhadap oksidasi oleh oksidan, sehingga terbentuk

methemoglobin yang tidak mampu mengangkut oksigen untuk dibawa ke sel-sel

tubuh. Akibatnya sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen (Ahumibe dan Braide

2009). Bila kerusakan membran eritrosit terus berlanjut, maka kemungkinan akan

menimbulkan penyakit anemia sehingga terjadi penurunan nilai hematokrit.

Ekstrak kulit buah rambutan mengandung banyak senyawa polifenol yang

berperan sebagai zat antioksidan. Aktivitas antioksidan senyawa polifenol ini

dapat menghambat kerja radikal bebas melalui pengubahan senyawa radikal bebas

reaktif menjadi stabil sehingga mampu memutus rantai reaksi pembentukan

radikal hidroksil dengan mendonorkan atom hidrogennya kepada radikal bebas

sehingga dapat meredam radikal bebas dan efektif dalam menghambat oksidasi

lipida (Thitilertdecha et al 2010) serta melindungi membran lipid eritrosit dari

radikal bebas sehingga fragilitas atau kerapuhan membran eritrosit dapat dicegah

(Sundaryono 2011). Secara ringkas, skema aktivitas antara asap rokok dengan

ekstrak kulit buah rambutan pada darah dapat ditunjukkan dalam Gambar 9.

Page 35: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

24

Gambar 9. Kerangka berpikir penelitian efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap

jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus

yang dipapar asap rokok

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak kulit buah

rambutan berpengaruh terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai

hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok.

Radikal bebas

Karbon monoksida (dominan),

Nikotin, Tar & senyawa lain

Ekstrak Kulit Buah

Rambutan

Polifenol dan

senyawa fenolik

lainnya

Hemolisis

eritrosit

Fragilitas membran

ROS pada eritrosit

Peroksida lipid

Asap Rokok

Nilai hematokrit

Kadar hemoglobin Jumlah eritrosit

Hb keluar

Terbentuk radikal

bebas OH-

Pendonor atom

hidrogen (H)

Sistem pernafasan

Sirkulasi darah

Inhalasi

Hb mengikat CO

→ HbCO

Fluiditas membran

Keterangan:

: Memacu

: Menghambat

Page 36: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

27

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Unit Perawatan dan Perbiakan Hewan Coba

Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Pemeriksaan jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan nilai hematokrit darah dilakukan di Laboratorium Patologi

Klinik, Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan

dari bulan Oktober sampai November 2015.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus (Rattus

novergicus) jantan usia 2 bulan, dengan berat badan 180-200 gram, sehat dan

tidak cacat secara anatomi yang ada di Unit Perawatan dan Perbiakan Hewan

Coba Laboratorium Biologi FMIPA UNNES.

2. Sampel

Sampel pada penelitian terdiri dari 25 ekor tikus jantan galur wistar

diambil secara acak dan dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 5 tikus. Hal ini sesuai rekomendasi dari WHO (2000) bahwa jumlah

sampel minimal untuk tiap kelompok pada uji eksperimental adalah 5 ekor.

C. Variabel

Ada 3 macam variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas berupa pemberian dosis ekstrak kulit buah rambutan.

2. Variabel Terikat

Variabel tergantung dalam penelitian ini jumlah eritrosit, kadar hemoglobin

dan nilai hematokrit darah tikus.

3. Variabel Kendali

Variabel kontrolnya adalah jenis rokok, jenis kelamin, umur, berat badan, jenis

pakan dan ukuran kondisi lingkungan kandang.

Page 37: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

26

D. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan untuk penelitian

No Nama Alat Spesifikasi Fungsi

1. Gelas ukur Terbuat dari kaca

merck Pyrex®

IWAKI ukuran

25 ml dan 1000 ml

Tempat untuk mengukur

aquades dan larutan ekstrak kulit

buah rambutan

2. Pengaduk Terbuat dari besi

dengan panjang 18,5

cm

Untuk mengaduk ekstrak kulit

buah rambutan

3. Neraca digital Merck Camry

model: EK

3650/EK3651

Max. 5 kg

Untuk menimbang berat tikus

4. Wadah minum Botol kaca volume

250 ml

Tempat minum tikus

5. Sonde

lambung spuit

(Jarum kanul)

One Med.

Ukuran max. 6 ml

Alat untuk menginjeksi ekstrak

kulit buah rambutan secara oral

6. Spuit (tabung

injeksi)

Alat spuit yang

dimodifikasi menjadi

tabung pemompa asap

Alat untuk memberi asap rokok

7. Kandang tikus Baskom terbuat dari

plastik dengan ukuran

36 cm x 28 cm x 12

cm

Tempat pemeliharaan tikus

8. Smoking

chamber

Sebuah kotak terbuat

dari papan kayu

dengan ukuran 42 cm

x 29 cm x 33 cm

Tempat untuk pengasapan rokok

pada tikus

9. Mikropipet Merck BOECOGermany

ukuran 100-1000 µl

Untuk memberi EDTA pada

tabung eppendorf

10. Pipet

hematokrit

Merck Marienfeld

ISO: 12772

Untuk mengambil darah pada

sinus orbitalis tikus

11. Tabung

eppendorf

Terbuat dari plastik

ukuran 1 ml

Untuk menampung darah

12. Hematology

Analyzer

Merck BC 2600 Untuk menghitung jumlah

eritrosit, kadar hemoglobin dan

nilai hematokrit darah

13. Container box Max. 6 liter ukuran 25

cm x 20 cm x 20 cm

Untuk penyimpanan sementara

sampel darah saat dibawa ke

laboratorium

14. Kamera Casio Exilim 16,1

mega pixels

Sebagai alat dokumentasi

Page 38: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

27

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk penelitian

E. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental

dengan rancangan sederhana (The Post Test only Control Group Design) dan

rancangan acak lengkap. Tikus jantan usia 2 bulan dengan bobot 150-200 gram

sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok kandang. Tiap kelompok tikus

dibandingkan secara individual dan mendapatkan pakan dan minum standar.

Kelima kelompok tersebut adalah:

Tabel 3. Pemberian perlakuan pada penelitian

Kel. Treatment

1)

Pengambilan Data

Hari ke-

Keterangan Asap Rokok 2) Ekstrak Kulit Buah

Rambutan 3)

K+ - - 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah

K- 3 Batang rokok - 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah

KP 1 3 Batang rokok Dosis 15 mg/kgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah

KP 2 3 Batang rokok Dosis 30 mg/kgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah

KP 3 3 Batang rokok Dosis 45 mg/kgBB 6, 12, 18, 24 dan 30 Darah

Keterangan:

1) Selama penelitian hewan coba diberi minum dan pakan standart.

2) Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam

14.00 WIB selama 30 hari.

3) Diberi perlakuan ekstrak kulit buah rambutan 1x sehari pada jam 10.00

WIB.

No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi

1. Ekstrak kulit

buah

rambutan

Kultivar Binjai. Buah

yang telah berwarna

merah

Bahan uji coba yang dilakukan

2. Asap Rokok

kretek

Djarum 76 dengan

kandungan tar 38 mg dan

nikotin 2,4 mg per batang

rokok

Bahan uji coba sebagai perusak

darah (eritrosit, Hb dan

hematokrit)

3. Aquades Air hasil penyulingan Pelarut ekstrak kulit buah

rambutan

4. EDTA Merck IndoReagen

No. Reg. AKD.

10204600152

Untuk mencegah terjadinya

koagulasi atau penggumpalan

darah

5. Tikus putih

jantan

Galur wistar Hewan uji coba sebagai model

untuk perokok pasif

6. Asam pikrat Pro analis (PA) larutan

berwarna kuning

Untuk menandai tikus

7. Tissue Merck Multi Untuk membersihkan alat

Page 39: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

28

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

1. Menyiapkan hewan uji yaitu tikus jantan wistar sejumlah 25 ekor dengan

umur 3 bulan berat badan 180-200 gram.

2. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan standart dan

minum.

3. Menyiapkan rokok kretek dan menentukan penggunaan rokok pada tikus.

4. Mengacu pada penelitian Adyttia (2014) telah menyebabkan meningkatnya

kadar Malondialdehida (MDA) pada kelompok perlakuan yang dipapar

dengan 3 batang rokok tiap harinya. Jumlah rokok yang digunakan

didasarkan pada nilai LD50 nikotin untuk tikus yaitu sebesar 50 mg/kgBB

(Bradbury 2008). Pemaparan rokok secara akut merupakan metode yang

relatif mudah dan sensitif untuk menyelidiki efek spesifik dari asap rokok

pada stress oksidatif. Paparan asap rokok secara akut dapat menyebabkan

kerusakan jaringan yang diikuti dengan peningkatan produk peroksidasi

lipid, maka pemberian rokok dalam penelitian ini sebanyak 3 batang rokok.

Tikus dengan kelompok perlakuan K-, KP1, KP2 dan KP3 dipapar dengan

asap rokok.

5. Menyiapkan alat smoking chamber

6. Menyiapkan ekstrak kulit buah rambutan.

7. Menentukan dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan

8. Dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan didasarkan pada hasil

penelitian Dewi et al. (2013) bahwa pemberian ekstrak kulit buah rambutan

dengan dosis 15 mg/kgBB pada tikus wistar jantan yang berpengaruh dalam

mengurangi stress oksidatif. Maka untuk memvariasi dosis penggunaan

ekstrak kulit buah rambutan, dosis ekstrak kulit buah rambutan yang

digunakan selain 15 mg/KgBB juga menggunakan dosis 30 mg/KgBB dan

45 mg/KgBB.

9. Menyiapkan alat pipet hematokrit untuk mengambil darah dan tabung

eppendorf untuk menampung darah.

Page 40: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

29

2. Pelaksanaan penelitian

1. Tikus diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu sebelum diberikan

perlakuan serta diberi pakan standart dan minum secara ad libitum.

2. Membagi tikus menjadi menjadi 5 kelompok yakni K+, K-, KP1, KP2 dan

KP3. Kelompok K- merupakan kelompok kontrol negatif dan K+

merupakan kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok KP1, KP2 dan

KP3 merupakan kelompok perlakuan.

3. Pada hari ke-1 hingga hari ke-30, untuk kelompok K+ hanya diberi pakan

dan minum saja, sedangkan semua kelompok KP1, KP2 dan KP3 diberi

perlakuan ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mg/kgBB, 30

mg/kgBB dan 45 mg/kgBB pada jam 10.00 selama 30 hari, 1x sehari.

Kemudian melakukan pengasapan 3 batang rokok pada kelompok K-, KP1,

KP2 dan KP3 pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30

hari.

4. Pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 semua tikus diambil darahnya dari sinus

orbitalis mata dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml dan ditampung dalam

tabung eppendorf. Setelah itu, dibaca jumlah eritrosit, kadar hemoglobin

dan nilai hematokritnya dengan Hematology Analyzer BC 2600.

3. Cara Pemaparan Asap Rokok

Smoking chamber merupakan alat untuk memaparkan asap rokok pada

hewan coba. Alat ini dirancang khusus dalam penelitian ini yang terbuat dari

papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33 cm yang dilengkapi dengan

tempat pembakaran rokok, jeruji pembatas antara hewan coba dengan ujung rokok

yang terbakar dan ventilasi (Gambar 10). Mekanisme kerja dari alat ini adalah

pada saat akan diberi paparan asap rokok, hewan coba yang ditempatkan dalam

kandang hewan sesuai dengan kelompoknya, kemudian dipindahkan dalam

kandang khusus berupa kotak pengasapan yaitu smoking chamber yang di

dalamnya terdapat jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung

rokok yang terbakar, sehingga hewan coba dapat secara langsung terkena paparan

asap rokok tersebut. Smoking chamber memiliki satu lubang, dimana fungsi

lubang tersebut untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan sebagai jalan

Page 41: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

30

arus pengeluaran asap yang dipaparkan. Adapun asap rokok dihembuskan

berulang kali dengan spuit (tabung injeksi) sampai rokok habis terbakar.

Gambar 10. Seperangkat alat smoking chamber (Sumber: Dok. Pribadi)

Keterangan gambar:

a. Kotak terbuat dari papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33

cm

b. Lubang untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan jalan

arus pengeluaran asap yang dipaparkan

c. Jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung

rokok yang terbakar

d. Tempat tikus selama proses pemaparan asap rokok

e. Penutup smoking chamber

f. Ventilasi untuk aliran udara

Page 42: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

31

4. Alur Pelaksanaan Penelitian

Gambar 11. Skema tahap pelaksanaan penelitian

Tikus jantan galur wistar 25 ekor

Randomisasi

Pengukuran jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah

KP 3

Adaptasi pakan standart dan minum (ad libitum) selama 1 minggu

KP 2

KP 1

K-

K+

Pengambilan darah hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30

Pemberian Ekstrak kulit buah rambutan

pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

1 batang rokok pada jam 14.00 WIB selama 30 hari

15 mg/kgBB 30 mg/kgBB 45 mg/kgBB

1 batang rokok pada jam 08.00 WIB selama 30 hari

1 batang rokok pada jam 12.00 WIB selama 30 hari

Pemberian pakan standart dan minum

Page 43: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

32

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari lima kelompok dianalisis statistik dengan One Way

Anova menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social

Science) for Windows versi 16.

Sebelum melakukan analisis data dengan One Way Anova (Analysis of

Variance) terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas

menggunakan program SPSS versi 16. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah

Kolmogorov-smirnov test. Hipotesis uji normalitasnya sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

H0 diterima jika sig. > 5%

Setelah uji normalitas, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah

varians hasil akhir kedua kelompok sama atau tidak. Statistik uji yang digunakan

adalah homogenitas of varian. Hipotesis uji homogenitasnya sebagai berikut:

H0 : Kedua kelompok memiliki varians yang homogen

H1 : Kedua kelompok memiliki varians yang tidak homogen

H0 diterima jika sig. > 5%

Setelah diketahui data berdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogen dilakukan uji One Way Anova dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjut

dengan uji beda nyata terkecil atau LSD (least significant difference). Dosis

ekstrak kulit buah rambutan yang optimum dianalisis menggunakan uji regresi.

Page 44: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

33

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang efek ekstrak kulit buah rambutan

terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang

dipapar asap rokok selama 30 hari, didapatkan data hasil pengamatan sebagai

berikut:

1. Jumlah Eritrosit

Data rerata hasil perhitungan jumlah eritrosit (106/µl) pada hari ke 6, 12, 18,

24 dan 30 pada tiap kelompok disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4

menunjukkan bahwa rerata jumlah eritrosit dari hari ke 6 sampai hari ke 30 pada

kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan jumlah

eritrosit bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mengalami

penurunan jumlah eritrosit. Namun pada hari ke 12 kelompok kontrol negatif

mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali pada hari 18 sampai

hari ke 30. Pada hari ke 30 rerata jumlah eritrosit kelompok KP3 lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, KP1

dan KP2. Sedangkan kelompok kontrol negatif memiliki rerata jumlah eritrosit

yang paling rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik pada

Gambar 12.

Tabel 4. Rerata jumlah eritrosit (106/µl) selama 30 hari perlakuan *)

Kelompok Rerata jumlah eritrosit hari ke-

6 12 18 24 30

K+ 7,36 7,44 7,50 7,48 7,53

K- 6,90 7,15 6,97 6,73 6,64

KP 1 7,24 7,29 7,38 7,47 7,58

KP 2 7,32 7,45 7,49 7,63 7,79

KP 3 7,42 7,58 7,62 7,89 8,16

Keterangan: *) Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

Page 45: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

34

Gambar 12. Grafik rerata jumlah eritrosit selama 30 hari perlakuan

Keterangan:

Perlakuan K+ : Selama penelitian hewan coba hanya diberi minum dan pakan

standart

Perlakuan K- : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP1 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 15 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP2 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 30 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP3 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 45 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Data mengenai rerata jumlah eritrosit pada hari ke 30, diuji dengan uji

statistik Kolmogorov-smirnov, homogenitas of varian, dan One Way Anova

menggunakan program SPSS versi 16. Hasil perhitungan uji normalitas kelompok

perlakuan diperoleh bahwa nilai sig. 0,789 (sig. > 0,05), maka H0 diterima yang

berarti kelima kelompok berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji

homogenitas diperoleh bahwa nilai sig. 0,108. Karena sig. 0,108 > 0,05, maka H0

diterima yang berarti kelima kelompok memiliki varians yang homogen.

Selanjutnya untuk mengetahui rerata semua kelompok, maka dilanjutkan uji One

Way Anova. Hasil uji One Way Anova diperoleh F hitung 13.219 dengan sig. 0,00

< 0,05, sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ekstrak

kulit buah rambutan dengan jumlah eritrosit.

Page 46: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

35

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok memiliki variasi

jumlah eritrosit. Untuk mengetahui letak perbedaan masing-masing kelompok

tersebut, dilakukan uji lanjut LSD pada taraf 5%. Hasil uji LSD jumlah eritrosit

(106/µl) dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan

bermakna antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok kontrol positif,

KP1, KP2 dan KP3. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat perbedaan

bermakna terhadap kelompok KP1, KP2 dan KP3, namun terdapat perbedaan

yang bermakna terhadap kelompok KP3 dengan taraf siginifkansi lebih kecil dari

0,05 (p<5%). Hasil uji statistika mengenai data rerata jumlah eritrosit ini

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 5. Hasil uji LSD terhadap jumlah eritrosit (106/µl)

Kelompok Perlakuan Jumlah Eritrosit

(Mean ± SD)

K+ Kontrol 7,53 ± 0,200b

K- 3 batang rokok 6,64 ± 0,339a

KP 1 Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 7,58 ± 0,516b

KP 2 Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 7,79 ± 0,347b

KP 3 Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 8.16 ± 0,082c

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

pada setiap kelompok dengan taraf ketelitian p<0,05 (Lampiran 5).

Pada penelitian ini untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan

yang paling efektif untuk meningkatkan jumlah eritrosit tikus, maka dilakukan uji

statistika berupa regresi linier. Hasil uji regresi linier data jumlah eritrosit

menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan jumlah

eritrosit dengan model persamaan regresi liniernya adalah Y = 7,26 + (0,29)X

(Gambar 13). Artinya bahwa bila dosis ekstrak kulit buah rambutan bernilai 0

(nol) maka jumlah eritrosit bernilai 7,26 dan setiap peningkatan dosis sebesar 1

(satu) maka jumlah eritrosit akan meningkat sebesar 0,29. Koefisien bernilai

positif (0,29) artinya semakin besar dosis ekstrak kulit buah rambutan, maka

jumlah eritrosit semakin naik. Jadi ekstrak kulit buah rambutan dosis 45 mg/kgBB

merupakan dosis yang paling efektif dalam meningkatkan jumlah eritrosit karena

memiliki nilai prediksi jumlah eritrosit (Y) yang tertinggi (Lampiran 6).

Page 47: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

36

Gambar 13. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dengan

jumlah eritrosit

2. Kadar Hemoglobin

Data rerata hasil perhitungan kadar hemoglobin (gr/dL) pada hari ke 6, 12,

18, 24 dan 30 pada tiap kelompok disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6

menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin dari hari ke 6 sampai hari ke 30

pada kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan kadar

hemoglobin bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang mengalami

penurunan kadar hemoglobin. Namun pada hari ke 12 kelompok kontrol negatif

mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali pada hari 18 sampai

hari ke 30. Pada hari ke 30 rerata kadar hemoglobin kelompok KP3 lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, KP1

dan KP2. Sedangkan kelompok kontrol negatif memiliki rerata kadar hemoglobin

yang paling rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik pada

Gambar 14.

Tabel 6. Rerata kadar hemoglobin (gr/dL) selama 30 hari perlakuan *)

Kelompok Rerata kadar hemoglobin hari ke-

6 12 18 24 30

K+ 12,26 12,38 12,44 12,42 12,48

K- 11,82 12,12 11,6 11,02 10,88

KP 1 12,2 12,36 12,3 12,32 12,34

KP 2 12,34 12,48 12,54 12,58 12,68

KP 3 12,46 12,56 12,62 12,82 13,14

Keterangan: *) Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

Page 48: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

37

Gambar 14. Grafik rerata kadar hemoglobin selama 30 hari perlakuan

Keterangan:

Perlakuan K+ : Selama penelitian hewan coba hanya diberi minum dan pakan

standart

Perlakuan K- : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP1 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 15 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP2 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 30 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP3 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 45 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Data mengenai rerata kadar hemoglobin pada hari ke 30, diuji dengan uji

statistik Kolmogorov-smirnov, homogenitas of varian, dan One Way Anova

menggunakan program SPSS ver. 16. Hasil perhitungan uji normalitas kelompok

perlakuan diperoleh bahwa nilai sig. 0,420 (sig. > 0,05.), maka H0 diterima yang

berarti kelima kelompok berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji

homogenitas diperoleh bahwa nilai sig. 0,119. Karena sig. 0,119 > 0,05, maka H0

diterima yang berarti kelima kelompok memiliki varians yang homogen.

Selanjutnya untuk mengetahui rerata semua kelompok, maka dilanjutkan uji One

Way Anova. Hasil uji One Way Anova diperoleh F hitung 10.496 dengan sig. 0,00

< 0,05, sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ekstrak

kulit buah rambutan dengan kadar hemoglobin.

Page 49: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

38

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok memiliki variasi

kadar hemoglobin. Untuk mengetahui letak perbedaan masing-masing kelompok

tersebut, dilakukan uji lanjut LSD pada taraf 5%. Hasil uji statistik kadar

hemoglobin (gr/dL) dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil uji LSD menunjukkan

terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan taraf

siginifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<5%) terhadap kelompok

kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat

perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2 dan KP3. Sedangkan antara

kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak terdapat perbedaan bermakna. Hasil uji

statistika data mengenai kadar hemoglobin selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Tabel 7. Hasil uji LSD terhadap kadar hemoglobin (gr/dL)

Kelompok Perlakuan Kadar Hemoglobin

(Mean ± SD)

K+ Kontrol 12,48 ± 0,506b

K- 3 batang rokok 10,88 ± 0,725a

KP 1

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB

+ Rokok 3 batang 12,34 ± 0,114b

KP 2 Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB

+ Rokok 3 batang 12,68 ± 0,496b

KP 3 Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB

+ Rokok 3 batang 13,14 ± 0,826b

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

pada setiap kelompok dengan taraf ketelitian p<0,05 (Lampiran 7).

Pada penelitian ini untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan

yang paling efektif untuk meningkatkan kadar hemoglobin tikus, maka dilakukan

uji statistika berupa regresi linier. Hasil uji regresi linier data kadar hemoglobin

menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan kadar

hemoglobin dengan model persamaan regresi liniernya adalah Y = 11,92 +

(0,40)X (Gambar 15). Artinya bahwa bila dosis ekstrak kulit buah rambutan

bernilai 0 (nol) maka kadar hemoglobin bernilai 11,92 dan setiap peningkatan

dosis sebesar 1 (satu) maka kadar hemoglobin akan meningkat sebesar 0,40.

Koefisien bernilai positif (0,40) artinya semakin besar dosis ekstrak kulit buah

rambutan, maka kadar hemoglobin semakin naik. Jadi ekstrak kulit buah rambutan

Page 50: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

39

dosis 45 mg/kgBB merupakan dosis yang paling efektif dalam meningkatkan

kadar hemoglobin karena memiliki nilai prediksi kadar hemoglobin (Y) yang

tertinggi (Lampiran 8).

Gambar 15. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dengan

kadar hemoglobin

3. Persentase Hematokrit

Data rerata hasil perhitungan persentase hematokrit (%) pada hari ke 6, 12,

18, 24 dan 30 pada tiap kelompok disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8

menunjukkan bahwa rerata persentase hematokrit dari hari ke 6 sampai hari ke 30

pada kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan

persentase hematokrit bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang

mengalami penurunan persentase hematokrit. Namun pada hari ke 12 kelompok

kontrol negatif mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali pada

hari 18 sampai hari ke 30. Pada hari ke 30 rerata persentase hematokrit kelompok

KP3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, kelompok

kontrol negatif, KP1 dan KP2. Sedangkan kelompok kontrol negatif memiliki

rerata persentase hematokrit yang paling rendah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar grafik pada Gambar 16.

Tabel 8. Rerata persentase hematokrit (%) selama 30 hari perlakuan *)

Kelompok Rerata persentase hematokrit hari ke-

6 12 18 24 30

K+ 43,48 43,78 44,3 44,8 45,08

K- 41,44 42,44 41 40,42 40,38

KP 1 42,16 43,42 41,66 42,18 45,02

KP 2 43,2 44,18 42,92 43,82 45,46

KP 3 43,98 44,94 43,86 44,64 46,02

Keterangan: *) Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

Page 51: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

40

Gambar 16. Grafik rerata persentase hematokrit selama 30 hari perlakuan

Keterangan:

Perlakuan K+ : Selama penelitian hewan coba hanya diberi minum dan pakan

standart

Perlakuan K- : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP1 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 15 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP2 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 30 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Perlakuan KP3 : Diberi perlakuan 3 batang rokok kretek pada jam 08.00, jam

12.00 dan jam 14.00 WIB dan 45 mg/KgBB ekstrak kulit buah

rambutan 1x sehari pada jam 10.00 WIB selama 30 hari

Data mengenai rerata persentase hematokrit pada hari ke 30, diuji dengan uji

statistik Kolmogorov-smirnov, homogenitas of varian, dan One Way Anova

menggunakan program SPSS ver. 16. Hasil perhitungan uji normalitas kelompok

perlakuan diperoleh bahwa nilai sig. 0,073 (sig.> 0,05.), maka H0 diterima yang

berarti kelima kelompok berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji

homogenitas diperoleh bahwa nilai sig. 0,108. Karena sig. 0,243 > 0,05, maka H0

diterima yang berarti kelima kelompok memiliki varians yang homogen.

Selanjutnya untuk mengetahui rerata semua kelompok, maka dilanjutkan uji One

Way Anova. Hasil uji One Way Anova diperoleh F hitung 39.718 dengan sig. 0,00

< 0,05, sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ekstrak

kulit buah rambutan dengan persentase hematokrit.

Page 52: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

41

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok memiliki variasi

persentase hematokrit. Untuk mengetahui letak perbedaan masing-masing

kelompok tersebut, dilakukan uji lanjut LSD pada taraf 5%. Hasil uji statistik

persentase hematokrit (%) dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil uji LSD menunjukkan

terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan taraf

siginifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<5%) terhadap kelompok

kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3. Pada kelompok kontrol positif tidak terdapat

perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2 dan KP3. Sedangkan antara

kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak terdapat perbedaan bermakna. Hasil uji

statistika data mengenai persentase hematokrit selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 9.

Tabel 9. Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%)

Kelompok Perlakuan Persentase Hematokrit

(Mean ± SD)

K+ Kontrol 45,08 ± 0,687b

K- 3 batang rokok 40,38 ± 1,346a

KP 1

Ekstrak kulit buah rambutan 15

mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok 45,02 ± 0,630b

KP 2 Ekstrak kulit buah rambutan 30

mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok 45,46 ± 0,536b

KP 3 Ekstrak kulit buah rambutan 45

mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok 46,02 ± 0,544b

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

pada setiap kelompok dengan taraf ketelitian p<0,05 (Lampiran 9).

Pada penelitian ini untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan

yang paling efektif untuk meningkatkan persentase hematokrit tikus, maka

dilakukan uji statistika berupa regresi linier. Hasil uji regresi linier data persentase

hematokrit menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan

persentase hematokrit dengan model persamaan regresi liniernya adalah Y =

44,50 + (0,50)X (Gambar 17). Artinya bahwa bila dosis ekstrak kulit buah

rambutan bernilai 0 (nol) maka persentase hematokrit bernilai 44,50 dan setiap

peningkatan dosis sebesar 1 (satu) maka persentase hematokrit akan meningkat

sebesar 0,50. Koefisien bernilai positif (0,50) artinya semakin besar dosis ekstrak

kulit buah rambutan, maka persentase hematokrit semakin naik. Jadi ekstrak kulit

buah rambutan dosis 45 mg/kgBB merupakan dosis yang paling efektif dalam

Page 53: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

42

meningkatkan persentase hematokrit karena memiliki nilai prediksi persentase

hematokrit (Y) yang tertinggi (Lampiran 10).

Gambar 17. Garis regresi linier antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dengan

persentase hematokrit

B. Pembahasan

1. Pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit tikus

yang dipapar asap rokok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok sebanyak 3

batang/hari selama 30 hari pada kelompok kontrol negatif berpengaruh terhadap

penurunan jumlah eritrosit yaitu berkisar antara 6,64-7,15 x 106/µl darah,

sedangkan pada kelompok KP3 diberi dosis 45 mg/kgBB ekstrak kulit buah

rambutan menunjukkan rerata jumlah eritrosit tertinggi berkisar antara 7,42-8,16 x

106/µl darah (Tabel 4). Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988) jumlah

eritrosit pada tikus putih normal berkisar antara 7,2-9,6 x 106/µl. Jumlah eritrosit

yang lebih rendah pada kelompok kontrol negatif ini diperkirakan disebabkan oleh

radikal bebas dari paparan asap rokok. Radikal bebas merupakan suatu atom,

molekul, senyawa yang dapat berdiri sendiri mempunyai satu atau lebih elektron

tidak berpasangan di orbital terluarnya. Radikal bebas yang terbentuk dari asap

rokok salah satunya adalah radikal hidroksil (•OH) yang mempunyai sifat sangat

reaktif. Asap rokok yang terinhalasi ke dalam sistem pernafasan, maka akan

masuk ke sistem sirkulasi darah sehingga menimbulkan Reactive Oxygen Species

(ROS) dan menyebabkan stres oksidatif pada eritrosit. Di dalam tubuh

pembentukan radikal bebas terjadi pada membran plasma eritrosit yang banyak

mengandung asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids =

PUFA) yang secara alami mudah sekali teroksidasi menghasilkan berbagai

Page 54: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

43

senyawa radikal bebas terutama radikal hidroksil. Radikal hidroksil ini dapat

menimbulkan reaksi berantai yang dikenal dengan peroksidasi lemak

(Suryohudoyo 1995; Kartikawati 1999). Akibat dari reaksi ini adalah terputusnya

rantai asam lemak menjadi senyawa yang bersifat toksik terhadap sel dan jaringan

seperti aldehid sehingga mengakibatkan rusaknya membran sel dan muncul

penyakit-penyakit degeneratif (Halliwel 1992). Proses oksidasi tersebut

menyebabkan kadar asam lemak esensial pada membran plasma menjadi

berkurang dan permeabilitas membran terganggu sehingga radikal bebas menjadi

makin mudah menerobos masuk ke dalam sel dan mengakibatkan berbagai

kerusakan, seperti merusak DNA yang dapat memicu timbulnya kanker

(Sundaryono 2011). Radikal bebas tersebut dapat merusak komponen lipid pada

membran sel yang berupa fosfolipid, kolesterol dan protein. Fosfolipid dan

kolesterol ini mengandung asam lemak tak jenuh ganda (linoleat, linolenat dan

arakhidonat) yang sangat peka terhadap serangan radikal bebas. Kerusakan sel

oleh radikal bebas didahului oleh kerusakan membran sel dengan proses sebagai

berikut: 1) Terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen

membran, sehingga terjadi perubahan struktur dari fungsi reseptor; 2) Oksidasi

gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas yang menyebabkan proses

transpor lintas membran terganggu; 3) Reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol

membran yang mengandung asam lemak tidak jenuh majemuk (PUFA = poly

unsaturated acid). Hasil peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas

berpengaruh langsung terhadap kerusakan membran sel antara lain struktur dan

fungsi dalam keadaan yang lebih ekstrim yang akhirnya akan menyebabkan

kematian sel (Muhammad 2009).

Hasil uji statistik dengan menggunakan One Way Anova dengan taraf

kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD),

menunjukkan adanya adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol

negatif terhadap kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3. Hal ini karena

pada masing-masing kelompok KP1, KP2, KP3 diberi ekstrak kulit buah

rambutan dengan dosis yang berbeda sedangkan kelompol kontrol negatif tanpa

diberi ekstrak kulit buah rambutan hanya paparan asap rokok. Pada kelompok

kontrol positif tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap kelompok KP1, KP2

Page 55: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

44

dan KP3, namun terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kelompok KP3

dengan taraf siginifkansi lebih kecil dari 0,05 (p<5%). Hal ini menunjukkan

bahwa konsentrasi ekstrak kulit buah rambutan pada kelompok KP3 tersebut

memberikan efek yang tinggi dalam meningkatkan jumlah eritrosit dalam kisaran

normal. Sedangkan kelompok KP1 dan KP2 tidak terdapat perbedaan yang

bermakna dimana hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kulit buah

rambutan tersebut memberikan efek yang sama dalam meningkatkan jumlah

eritrosit dalam kisaran normal. Namun dari hasil rerata jumlah eritrosit pada

Gambar 12, bahwa kelompok KP1, KP2 dan KP3 mengalami peningkatan jumlah

eritrosit hingga hari ke 30. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah

eritrosit seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak pada kelompok perlakuan

sesuai dengan hasil uji regresi linier. Hasil uji regresi linier data jumlah eritrosit

menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan jumlah

eritrosit dengan model persamaan regresi liniernya adalah Y = 7,26 + (0,29)X,

bahwa semakin besarnya dosis ekstrak kulit buah rambutan yang diberikan, maka

dapat meningkatkan jumlah eritrosit. Namun dari hasil R2 diperoleh sebesar 0,320

= 32%, hal ini menunjukkan nilai yang rendah dibawah 50%. Jadi kandungan

senyawa di dalam ekstrak kulit buah rambuatan kurang berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah eritrosit dan masih ada 68% disebabkan oleh pengaruh atau

faktor lain yang tidak diketahui dan tidak diamati dalam penelitian ini, sehingga

ekstrak kulit buah rambutan kurang berpontensi untuk dikembangkan sebagai

agen proteksi.

Sundaryono (2011) menyatakan bahwa flavonoid merupakan senyawa aktif

polifenol yang berperan sebagai antioksidan, yang dapat meningkatkan

eritropoiesis (proses pembentukan eritrosit) dalam sumsum tulang. Peningkatan

jumlah eritrosit pada kelompok KP1, KP2 dan KP3 yang diberi perlakuan ekstrak

kulit buah rambutan secara oral diduga kuat disebabkan karena adanya kerja

polifenol (Thitilertdecha et al 2010). Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sundaryono (2011) bahwa kandungan flavonoid pada ekstrak kulit buah rambutan

dapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan persentase hematokrit

darah.

Page 56: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

45

Polifenol merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksidan eksogen,

yang bertindak sebagai pendonor atom hidrogen (H+) kepada radikal bebas agar

menjadi radikal bebas stabil yang sifatnya tidak merusak sehingga membran lipid

pada sel darah dapat terlindungi dari radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi

suatu penyusun lipid yang terdapat dalam membran sel (PUFA) dari serangan

oksidasi termasuk serangan dari radikal bebas (Muhtadi et al. 2014). Salah satu

dari kelompok senyawa polifenol yang dapat ditemukan di kulit buah rambutan

yang berperan sebagai antioksidan yaitu flavonoid (Dewi et al. 2013). Flavonoid

bersifat lipofilik sehingga mampu berikatan dengan membran sel eritrosit dan

berfungsi sebagai pelindung terhadap radikal bebas.

Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kulit buah rambutan yang

diberikan secara oral, akan mengalami proses pencernaan dan penyerapan oleh

dinding-dinding pencernaan kemudian diedarkan melalui darah. Flavonoid yang

berada di dalam peredaran darah ini akan menstimulir ginjal pada sel globulin

plasma untuk mengeluarkan hormon yang dinamakan eritropoietin. Eritropoietin

adalah suatu hormon glikoprotein yang terdapat dalam darah, selanjutnya hormon

eritropoietin yang beredar dalam pembuluh darah sehingga menstimulasi sumsum

tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah atau eritropoiesis. Sel

induk primordial sumsum tulang akan membentuk hemositoblast yang baru secara

kontinyu. Hemositoblast mula-mula membentuk eritoblast basofil yang mulai

mensintesis hemoglobin. Eritoblast kemudian menjadi eritoblast polikromatofilik,

setelah ini inti sel menyusut, sedangkan hemoglobin dibentuk dalam jumlah yang

lebih banyak dan sel menjadi normoblast. Setelah sitoplasma normoblast terisi

dengan hemoglobin, inti menjadi sangat kecil dan dibuang. Pada waktu yang

sama, retikulum endoplasma direabsopsi. Sel pada stadium ini dinamakan

retikulosit karena ia masih mengandung sejumlah kecil retikulum endoplasma

basofilik yang menyelingi di antara hemoglobin di dalam sitoplasma. Sementara

sel dalam stadium retikulosit ini, mereka masuk ke dalam kapiler darah dengan

diapedesis (menyelip melalui pori membran). Retikulum endoplasma tersisa di

dalam retikulosit terus menghasilkan hemoglobin selama satu sampai dua hari,

tetapi pada akhir waktu itu retikulum hilang sama sekali dan pada akhirnya

menjadi eritrosit dan membelah secara mitosis.

Page 57: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

46

2. Pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar hemoglobin tikus

yang dipapar asap rokok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok sebanyak 3

batang/hari selama 30 hari pada kelompok kontrol negatif berpengaruh terhadap

penurunan kadar hemoglobin yaitu berkisar antara 10,88 gr/dL darah, bila

dibandingkan dengan kadar hemoglobin yang terukur pada kelompok kontrol

positif, KP1, KP2 dan KP3 menunjukkan hasil yang cenderung konstan dan

berada dalam kisaran normal (Gambar 14). Menurut Smith dan Mangkoewidjojo

(1988), kadar hemoglobin normal pada tikus putih antara 11,1-18 g/dl. Kadar

hemoglobin yang rendah pada kelompok kontrol negatif terjadi karena salah satu

kandungan dari asap rokok yang dominan adalah karbonmonoksida (Inayatillah

2014). Karbon monoksida merupakan gas racun yang tidak berwarna dan tidak

berbau. Karbon monoksida dapat menyebabkan berkurangnya pengiriman dan

pemanfaatan oksigen pada jaringan tubuh (Batubara 2013).

Secara umum, udara masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui saluran

pernafasan dan masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran

oksigen dan karbonmonoksida dengan karbondioksida yang diangkut oleh darah

dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemoglobin. Hemoglobin (Hb) adalah

protein kompleks yang terdiri atas protein, globin dan pigmen hem yang

mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya

akan zat besi dalam sel darah merah dan oksigen dibawa dari paru-paru ke dalam

jaringan (Hoffbrand 2006). Saat mencapai alveolus, afinitas hemoglobin untuk

oksigen jauh lebih rendah dari pada afinitasnya dengan karbonmonoksida

sehingga dapat menurunkan kapasitas darah sebagai pengangkut oksigen.

Sebagian karbonmonoksida yang masuk, larut dalam cairan yang membasahi

epitel yang tipis dari alveolus. Kemudian karbonmonoksida berdifusi ke dalam

darah yang terdapat dalam kapiler dalam dinding alveolus. Sebagian besar

karbonmonoksida kemudian berikatan dengan hemoglobin membentuk karbon

monoksihemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. Secara simultan,

sebagian karbondioksida dalam darah berdifusi ke alveolus yang dapat

dihembuskan keluar. Sirkulasi darah kemudian membawa karbonmonoksida ke

semua sel tubuh. Dalam jangka waktu yang lama, akibat afinitas

Page 58: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

47

karbonmonoksida yang kuat terhadap hemoglobin mampu menyebabkan

terjadinya stress oksidatif seningga mengakibatkan jumlah eritrosit dalam

peredaran darah menjadi berkurang karena terjadi hemolisis sel darah merah dan

hemoglobin terbebas ke dalam plasma seningga tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan baik, sehingga menyebabkan kadar hemoglobin menurun.

Hasil uji statistik dengan menggunakan One Way Anova, terdapat perbedaan

bermakna pada kelompok kontrol negatif dengan taraf siginifkansi sebesar 0,000

atau lebih kecil dari 0,05 (p<5%) terhadap kelompok kontrol positif, KP1, KP2

dan KP3. Hal ini karena pada masing-masing kelompok KP1, KP2, KP3 diberi

ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis yang berbeda sedangkan kelompol

kontrol negatif tanpa diberi ekstrak kulit buah rambutan hanya paparan asap

rokok. Pada kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak terdapat perbedaan yang

bermakna dimana hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kulit buah

rambutan tersebut memberikan efek yang sama dalam meningkatkan kadar

hemoglobin dalam kisaran normal. Namun dari hasil rerata kadar hemoglobin

pada Gambar 14 terjadi peningkatan hingga hari ke 30. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan kadar hemoglobin seiring dengan peningkatan konsentrasi

ekstrak kulit buah rambutan pada kelompok perlakuan sesuai dengan hasil uji

regresi linier. Hasil uji regresi linier data kadar hemoglobin menunjukkan

hubungan antara dosis ekstrak kulit buah rambutan dan kadar hemoglobin dengan

model persamaan regresi liniernya adalah Y = 11,92 + (0,40)X, bahwa semakin

besarnya dosis ekstrak kulit buah rambutan yang diberikan, maka dapat

meningkatkan kadar hemoglobin. Namun dari hasil R2 diperoleh sebesar 0,297 =

29,7%, hal ini menunjukkan nilai yang rendah dibawah 50%. Jadi kandungan

senyawa di dalam ekstrak kulit buah rambuatan kurang berpengaruh terhadap

peningkatan kadar hemoglobin dan masih ada 70,3% disebabkan oleh pengaruh

atau faktor lain yang tidak diketahui dan tidak diamati dalam penelitian ini,

sehingga ekstrak kulit buah rambutan kurang berpontensi untuk dikembangkan

sebagai agen proteksi.

Kadar hemoglobin yang meningkat disebabkan karena pada ekstrak kulit

buah rambutan terdapat kandungan polifenol yang berperan sebagai pendonor

atom hidrogen (H+) kepada radikal bebas agar menjadi radikal bebas stabil yang

Page 59: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

48

sifatnya tidak merusak, sehingga membran lipid eritrosit dapat terlindungi dari

radikal bebas dan hemoglobin tidak terbebas ke dalam plasma. Salah satu dari

kelompok senyawa polifenol yang dapat ditemukan di kulit buah rambutan yang

berperan sebagai antioksidan yaitu flavonoid (Dewi et al. 2013). Flavonoid

bersifat lipofilik sehingga mampu berikatan dengan membran sel eritrosit dan

berfungsi sebagai pelindung terhadap radikal bebas. Flavonoid yang terkandung

dalam ekstrak kulit buah rambutan yang diberikan secara oral, akan mengalami

proses pencernaan dan penyerapan oleh dinding-dinding pencernaan kemudian

diedarkan melalui darah. Flavonoid yang berada di dalam peredaran darah ini

akan menstimulir ginjal mengeluarkan hormon yang dinamakan eritropoietin.

Eritropoietin adalah suatu hormon glikoprotein yang terdapat dalam darah,

selanjutnya hormon eritropoietin yang beredar dalam pembuluh darah sehingga

menstimulasi sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah

yaitu eritropoiesis. Sel induk primordial sumsum tulang akan membentuk

hemositoblast yang baru secara kontinyu. Hemositoblast mula-mula membentuk

eritoblast basofil yang mulai mensintesis hemoglobin. Sintesis heme berlangsung

di dalam mitokondria dan terjadi secara bertahap. Dimulai dari pembentukan

kerangka porfirin disusul oleh inkorporasi besi ke dalam keempat heme

sedangkan sintesis rantai globin terjadi di dalam ribosom sitoplasma. Suksinil Ko-

A dan glisin mengalami kondensasi membentuk asam aminilevulinat (ALA)

dengan dikatalisis oleh enzim mitokondria aminolevulinat sintase, yang

meninggalkan mitokondria secara difusi pasif dan masuk dalam sitoplasma.

Dalam sitoplasma, 2 molekul asam aminolevulinat bersatu membentuk

porfobilinogen dengan bantuan enzim aminolevulinat dehidratase. Kemudian 4

molekul porfobilinogen mengalami kondensasi membentuk uroporfirinogen,

dengan dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase menjadi

koproporfirinogen III, kemudian membentuk protoporfirinogen IX.

Protoporfirinogen IX dioksidasi oleh enzim protoporfirinogen oksidase

menghasilkan protoporfirin IX. Oksidasi ini menghasilkan sistem ikatan rangkap

terkonyugasi yang merupakan ciri khas porfirin. Uroporfirinogen tipe I, III dan

koproporfirinogen juga dapat dioksidasi menjadi porfirin. Kemudian terjadi

pemasukan ion fero ke dalam cincin porfirin dari protoporfirin dengan dikatalisis

Page 60: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

49

enzim feroketalase menghasilkan heme (Dharma 1989; Widmann 1999). Heme

disintesis di mitokondria dan penggabungan dengan globin terjadi dalam

sitoplasma eritrosit yang sedang berkembang (Hoffbrand dan Pettit 1996).

Eritoblast kemudian menjadi eritoblast polikromatofilik, setelah ini inti sel

menyusut, sedangkan hemoglobin dibentuk dalam jumlah yang lebih banyak dan

sel menjadi normoblast. Setelah sitoplasma normoblast terisi dengan hemoglobin,

inti menjadi sangat kecil dan dibuang. Pada waktu yang sama, retikulum

endoplasma direabsopsi. Sel pada stadium ini dinamakan retikulosit karena ia

masih mengandung sejumlah kecil retikulum endoplasma basofilik yang

menyelingi di antara hemoglobin di dalam sitoplasma. Sementara sel dalam

stadium retikulosit ini, mereka masuk ke dalam kapiler darah dengan diapedesis

(menyelip melalui pori membran). Retikulum endoplasma tersisa di dalam

retikulosit terus menghasilkan hemoglobin selama satu sampai dua hari, tetapi

pada akhir waktu itu retikulum hilang sama sekali dan pada akhirnya menjadi

eritrosit dan membelah secara mitosis.

3. Pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap persentase hematokrit

tikus yang dipapar asap rokok

Persentase hematokrit dalam penelitian ini memiliki rerata yang bervariasi.

Rerata persentase hematokrit yang diperoleh pada kelompok perlakuan KP1, KP2

dan KP3 sebesar 41,66-46,02% sedangkan pada kelompok kontrol positif sebesar

43,48-45,08% dan kelompok kontrol negatif yang hanya dipapar asap rokok

sebesar 40,38-42,44% yang cenderung lebih rendah dibawah normal (Tabel 8).

Penurunan persentase hematokrit di bawah nilai normal dapat mengindikasikan

terjadinya anemia. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988), persentase

hematokrit tikus putih normal antara 45-47%. Persentase hematokrit yang rendah

tersebut dapat disebabkan adanya proses destruksi eritrosit yang sudah tua.

Persentase hematokrit yang rendah juga dapat disebabkan oleh darah yang terlalu

encer karena jumlah eritrositnya rendah (Dharma et al. 2010). Penurunan nilai

hematokrit dapat dijumpai pada kondisi anemia atau akibat kekurangan sel darah

(Wientarsih et al. 2013). Besarnya persentase hematokrit tergantung pada jumlah

eritrosit total dan jumlah kebutuhan oksigen bagi metabolisme tubuh. Menurut

Page 61: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

50

Preet dan Prakash (2011), jumlah eritrosit juga memiliki korelasi dengan kadar

hemoglobin yang terukur.

Hasil uji statistik dengan menggunakan One Way Anova persentase

hematokrit, terdapat perbedaan bermakna pada kelompok kontrol negatif dengan

taraf siginifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<5%) terhadap

kelompok kontrol positif, KP1, KP2 dan KP3. Hal ini karena pada masing-masing

kelompok KP1, KP2, KP3 diberi ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis yang

berbeda sedangkan kelompol kontrol negatif tanpa diberi ekstrak kulit buah

rambutan hanya paparan asap rokok. Pada kelompok KP1, KP2 dan KP3 tidak

terdapat perbedaan yang bermakna dimana hal ini menunjukkan bahwa

konsentrasi ekstrak kulit buah rambutan tersebut memberikan efek yang sama

dalam meningkatkan persentase hematokrit dalam kisaran normal. Namun dari

hasil rerata persentase hematokrit pada Gambar 16 terjadi peningkatan hingga hari

ke 30. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan persentase hematokrit seiring

dengan peningkatan konsentrasi ekstrak kulit buah rambutan pada kelompok

perlakuan sesuai dengan hasil uji regresi linier. Hasil uji regresi linier data

persentase hematokrit menunjukkan hubungan antara dosis ekstrak kulit buah

rambutan dan persentase hematokrit dengan model persamaan regresi liniernya

adalah Y = 44,50 + (0,50)X, bahwa semakin besarnya dosis ekstrak kulit buah

rambutan yang diberikan, maka dapat meningkatkan persentase hematokrit.

Peningkatan persentase hematokrit ini disebabkan karena pada ekstrak kulit buah

rambutan terdapat kandungan polifenol yang berperan sebagai pendonor atom

hidrogen (H+) kepada radikal bebas agar menjadi radikal bebas stabil yang

sifatnya tidak merusak, sehingga membran lipid eritrosit dapat terlindungi dari

radikal bebas. Namun dari hasil R2 diperoleh sebesar 0,388 = 38,8%, hal ini

menunjukkan nilai yang rendah dibawah 50%. Jadi kandungan senyawa di dalam

ekstrak kulit buah rambuatan kurang berpengaruh terhadap peningkatan

persentase hematokrit dan masih ada 61,2% disebabkan oleh pengaruh atau faktor

lain yang tidak diketahui dan tidak diamati dalam penelitian ini, sehingga ekstrak

kulit buah rambutan kurang berpontensi untuk dikembangkan sebagai agen

proteksi.

Page 62: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

51

Berdasarkan pola grafik dan nilai yang didapat dari keseluruhan penelitian

ini terlihat sejalan dengan peningkatan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan

persentase hematokrit darah. Terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah

eritrosit, kadar hemoglobin dan persentase hematokrit dalam batas normal pada

kelompok KP1, KP2 dan KP3. Berdasarkan hasil uji regresi linier menunjukkan

bahwa semakin besarnya dosis ekstrak kulit buah rambutan yang diberikan, maka

dapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan persentase hematokrit

darah secara optimal. Hal tersebut disebabkan karena adanya kerja antioksidan

polifenol. Antioksidan merupakan senyawa kimia yang mampu menghambat

terbentuknya senyawa radikal bebas yang tidak stabil melalui reaksi reduksi yakni

transfer atom hidrogen (H+) kepada radikal bebas untuk menjadi radikal bebas

stabil yang sifatnya tidak merusak. Antioksidan dapat melindungi suatu membran

tertentu (khususnya yang berlemak) dari serangan oksidasi termasuk serangan dari

radikal bebas (Muhtadi et al. 2014). Senyawa polifenol telah diketahui memiliki

berbagai efek biologis seperti aktivitas antioksidan melalui mekanisme sebagai

pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkhelat logam, peredam terbentuknya

oksigen singlet serta pendonor elektron (Thitilertdecha et al 2010). Salah satu

senyawa aktif polifenol dalam kulit buah rambutan yaitu flavonoid.

Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa polifenol yang

dapat ditemukan di kulit buah rambutan yang berperan sebagai antioksidan (Dewi

et al. 2013). Flavonoid inilah yang dapat mencegah terjadinya stress oksidatif.

Flavonoid yang terdapat pada ekstrak kulit buah rambutan diduga dapat

menghambat proses terjadinya peroksidasi lipid, sehingga radikal bebas tidak

dapat berkembang menjadi radikal bebas yang baru. Mekanisme kerja dari

flavonoid sebagai antioksidan dapat secara langsung maupun secara tidak

langsung. Flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung bekerja di dalam

tubuh dengan meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui beberapa

mekanisme seperti peningkatan ekspresi gen antioksidan melalui aktivasi nuclear

factor eryhtrid 2 related factor 2 (Nrf2) sehingga terjadi peningkatan gen yang

berperan dalam sintesis enzim antioksidan endogen seperti SOD (superoxide

dismutase) (Sumardika 2012). Flavonoid sebagai antioksidan secara langsung

yaitu dengan cara menyumbangkan satu elektron pada elektron yang tidak

Page 63: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

52

berpasangan dalam radikal bebas sehingga banyaknya radikal bebas menjadi

berkurang. Bilamana menerima atom hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif

(Suparmi et al. 2012).

Flavonoid yang terbentuk dalam tumbuhan berasal dari asam amino

aromatik fenilalanin dan tirosin dan malonat. Struktur dasar flavonoid adalah inti

flavan yang terdiri 15 atom karbon yang terangkai dalam 3 cincin (C6-C3-C6)

yang ditandai dengan A,B,C (Gambar 18). Berbagai kelas flavonoid berbeda

dalam tingkat oksidasi dan pola substitusi pada cincin C, sedangkan perbedaan

setiap senyawa dalam kelas adalah berbeda dalam substitusi pada cincin A dan B.

Hubungan antara flavonoid dan aktivitas peredaman radikal bebas (free radical

scavenging) menunjukkan bahwa diantara senyawa flavonoid terdapat perbedaan

aktivitas, perbedaan tergantung pada struktur dan substituen pada cincin

heterosiklik cincin C dan cincin B. Ada 2 gugus fungsi utama pada flavanoid yang

menentukan potensi peredaman radikal bebas yaitu: (a). gugus hidroksil 3‟,4‟

(orto-dihidroksi) pada cincin B flavonoid, yang mempunyai sifat sebagai donor

elektron dan merupakan target radikal; (b). ikatan rangkap 2,3 yang terkonjugasi

dengan gugus 4-okso (gugus 1,4-piron) pada cincin C dan (c). gugus hidroksil

pada posisi 3 dan 5 pada cincin heterosiklik yang berperan pada delokalisasi

elektron.

Gambar18. Struktur flavonoid (Sumber: Simanjuntak 2012)

Aktivitas antioksidan flavonoid berkaitan dengan bentuk struktur

senyawanya. Potensi antioksidan flavonoid dengan substitusi polihidroksilasi

dipengaruhi oleh lokasi substitusi hidroksi pada cincin B dan kemampuan

memerangkap radikal yang dihasilkan oleh gugus hidroksi fenolik (Miyake dan

Shibamoto 1997). Dari berbagai penelitian substitusi hidroksil (OH) pada posisi

Page 64: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

53

orto dalam cincin B memberikan aktivitas antioksidan yang besar, hal ini

disebabkan meningkatnya stabilitas bentuk radikal flavonoid dan polifenol

melalui delokalisasi elektron yang menyertai pembentukan radikal. Penambahan

gugus OH dalam posisi para juga meningkatkan aktivitas antioksidan. Posisi orto

dan para mempunyai aktivitas pemerangkapan yang tinggi dibanding posisi meta

(Ogata et al. 1997). Aktivitas antioksidan yang tinggi dihasilkan adanya ikatan

rangkap C2-C3 dan gugus okso pada cincin C, sebagai contoh kuersetin flavanol

dengan jumlah gugus OH yang sama dengan katekin tetapi memiliki tingkat

aktivitas yang lebih tinggi. Reduksi kuersetin menjadi dihidrokuersetin

menunjukkan ikatan rangkap C2-C3 dapat meningkatkan aktivitas antioksidan

(Aruoma dan Cuppet 1997).

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan mampu

meningkatkan dan mempertahankan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai

hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok dengan dosis 45 mg/kgBB yang

paling efektif untuk mencegah terjadinya anemia, namun belum dijadikan sebagai

pengobatan penurunan jumlah darah atau anemia pada manusia. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan ekstrak kulit buah

rambutan sebagai pengobatan penyakit anemia ke tingkat hewan yang lebih tinggi

yaitu kelinci untuk mencari bukti efek terapeutik (afficacy) dan keamanan (safety)

serta efek samping (side effect) yang terjadi.

Beberapa hal yang berkaitan dengan keterbatasan penelitian ini misalnya

terkait dengan alat yang digunakan yaitu Hematology Analyzer BC 2600 tidak

spesifik untuk mengukur parameter hematologi khususnya pada hewan karena alat

ini merupakan alat untuk mengukur parameter hematologi pada manusia, sehingga

data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kurang akurat dan teliti, serta ekstrak

kulit buah rambutan yang digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan isolasi

senyawa aktif (chemical marker) dari kulit buah rambutan yang memiliki aktivitas

antioksidan paling kuat, sehingga tidak diketahui senyawa mana yang spesifik

dalam meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan persentase

hematokrit darah.

Page 65: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian, simpulan dari penelitian ini bahwa

ekstrak kulit buah rambutan dapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan nilai hematokrit darah pada tikus putih yang dipapar asap rokok.

Dosis yang efektif dalam meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan

nilai hematokrit darah yaitu 45 mg/kgBB.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat

diajukan yaitu

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa aktif

(chemical marker) dari kulit buah rambutan yang memiliki aktivitas sebagai

antioksidan paling kuat dalam meningkatkan jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan persentase hematokrit darah. Selain itu cara ekstraksi dalam

penelitian harus diperhatikan untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan

dalam penelitian.

2. Apabila akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemeriksaan

hematologi, sebaiknya menggunakan alat Hematology Analyzer Sysmax KX-

21® yang spesifik untuk parameter hematologi pada hewan, sehingga data hasil

penelitian yang didapat benar-benar akurat dan teliti.

3. Perlu diadakan penelitian serupa pada penelitian lebih lanjut ke tingkat hewan

yang lebih tinggi yaitu kelinci, karena sudah diketahui sebelumnya bahwa

ekstrak kulit buah rambutan dapat meningkatkan jumlah eritrosit, kadar

hemoglobin dan persentase hematokrit darah tikus.

4. Rokok dapat menyebabkan penurunan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan

persentase hematokrit darah yang mengakibatkan kejadian anemia, oleh karena

itu diharapkan kepada pengkonsumsi rokok untuk menghentikan kebiasaan

buruk tersebut karena banyak menyebabkan kerugian pada kesehatan.

54

Page 66: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi M, Ranjbar A, Shadnia S, Nikfar S & Rezale A. 2004. Pestiscides and

Oxidative Stress. Med Sci.monit, 10 (6): 141-147.

Adyttia A, Eka KU & Sri W. 2014. Efek Ekstrak Etanol Daun Premna cordifolia

terhadap Malondialdehida Tikus yang Dipapar Asap Rokok. Jurnal Pharm

Sci. Res., Vol. 1 No. 2.

Ahumibe AA & Braide VB. 2009. Effect of Gavage Treatment with Pulverized

Garcinia kola Seeds on Erythrocyte Membrane Integrity and Selected

Haematological Indices in Male Albino Wistar Rats. Nigerian Journal of

Physiological Sciences, 24 (1): 47-52.

Aldina P. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan

(Nephelium lappaceum L.) terhadap Kadar Glukosa Darah dan Histologi

Pankreas Mencit yang Diinduksi Aloksan. Skripsi. Jember: Universitas

Jember.

Alviventiasari RS. 2012. Pengaruh Pemberian Dosis Bertingkat Jus Mengkudu

(Morinda citrifolia L) terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Galur Wistar (Rattus

norvegicus) yang Diberi Paparan Asap Rokok. Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Arinaldo B. 2011. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Asam Asetat pada Pelarut

Etanol terhadap Efektifitas Ekstraksi Zat Warna Antosianin Terung

Belanda. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.

Aruoma OI & Cuppet SL. 1997. Antioxidant Methodology In Vivo and In Vitro

Concepts. AOCS press., Champaign, Illinois.

Batubara IVD, Benny W & Lydia T. 2013. Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek

ierhadap Kualitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus musculus). Jurnal e-

Biomedik (eBM), Vol. 1 No. 1.

Behr J & Nowak D. 2002. Tobacco Smoke and Respiratory Disease. J European

Respiratory Monograph, 21: 161-179.

Bradbury S. 2008. Registration Eligibility Decision for Nicotine. US:

Enviromental Protection Agency (EPA).

Burkitt HG, Young B & Heath JW. 1995. Histologi Fungsional. Edisi III. Alih

bahasa: J. Tambajong. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Campbell. 2004. Biologi, (Terj.): Manalu, W., Biologi. Edisi kelima Jilid 3.

Jakarta: Erlangga.

Page 67: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

56

Ceska AP. 2000. Pengaruh Rumput Laut (Euchema spinosum) terhadap Aktivitas

Radikal Bebas Pada Hepar Tikus. Skripsi. Malang: Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

Cholisoh Z. 2008. Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Etanol 70% Biji Jengkol

(Archidendron jiringa). Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Chu SC & Chen C. 2006. Effects of Origins and Fermentation Time on The

Antioxidant Activities of Kombucha. Food Chemistry, 98: 502-507.

Davey C, Lill A & Baldwin J. 2000. Variation During Breeding in Parameters that

Influence Blood Oxygen Carrying Capacity in Shearwaters. Aust. J. Zool.

48, 347-356.

David CH. 1995. HAM Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Dewi AK, Umie L & Sri RL. 2013. The Effect of Fruit Rambutan (Nephelium

lappaceum L.) Peel Extract on Lipid Peroxidation in Liver of Obese Rats.

Makalah disajikan dalam International Conference Biologi Sciences, di

UGM tanggal 20-21 September.

Dharma A. 1989. Ringkasan Biokimia Harper. Terjemahan dari Colby DS.

Biochemistry. Jakarta: EGC Penerbit buku Kedokteran.

Dharma R., Immanuel S & Wirawan R. 2010. Penilaian Hasil Pemeriksaan

Hematologi Rutin. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/ files/10PenilaianHasil

Pemeriksaan.pdf/10PenilaianHasilPemeriksaan.pdf. Diakses Pada 24 Juni

2015.

Fidrianny I, Sari PI & Wirasutisna KR. 2015. Antioxidant Activities in Various

Peel Extracts of Four Varieties Rambutan (Nephelium lappaceum) Using

DPPH, FRAP Assays. International Journal of Pharmacognosy and

Phytochemical Research, 7 (2); 280-285.

Fila WO, Johnson JT, Edem PN, Odey MO, Ekam VS, Ujong UP & Eteng OE.

2012. Comparative Anti-Nutrients Assessment of Pulp, Seed and Rind of

Rambutan (Nephelium Lappaceum). Annals of Biological Research, 3 (11):

5151-5156.

Ganong WF. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku

Kedokteran.

Gaur DS, Talekar M & Pathak V P. 2007. Effect of Cigarette Smoking on Semen

Quality of Infertile Men. Med J.; 48 (2): 119.

Page 68: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

57

Gebicka L & Banasiak E. 2009. Flavonoids as Reductants of Ferryl Hemoglobin.

Journal Acta Biocimia Polonica, 56 (3): 509–513.

Geibel G. 2002. The Cell Membrane. http://www.people.virginia.edu/

~rjh9u/cellmemb.html. [diakses 25 Juli 2015].

Gondodiputro S. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau.

Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran.

Guo C, Yang J, Wei J, Li Y, Xu J & Jiang Y. 2003. Antioxidant Activities of Peel,

Pulp and Seed Fractions of Common Fruits as Determined by FRAP assay.

Nutrition Research, 23: 1719-1726.

Guyton CA. 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

Penerbit Buku Kedokteran.

Guyton AC 1996. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku

Kedokteran.

Halliwel B, Gutteridge JMC & Cross EC. 1992. Free Radicals, Antoxidants and

Human Deseases: Where are We Now?. J. Lab. Clin. Med., 119: 598-613.

Hamid AA, Aiyelaagbe OO, Usman LA, Ameen OM & Lawat A. 2010.

Antioxidants: Its Medicinal and Pharmacological Applications. African

Journal of Pure and Applied Chemistry, Vol. 4(8).

Harvey RA. 2009. Farmakologi Ulasan Bergambar. Lippincottt‟s Illustrated

Reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta: Widya

Medika.

Hasbi. 1995. Pengkajian Pengemasan Atmosfir Termodifikasi Buah Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn). Tesis. Bogor: Program Pasca Sarjana-IPB.

Hoffbrand V. 2006. At a Glance Hematology. Jakarta: EMS

Hoffbrand AV & Pettit JE. 1996. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2.

Diterjemahkan oleh Iyan Darmawan. Jakarta: EGC Penerbit buku

Kedokteran.

Hutapea ERF, Laura OS & Rondang T. 2014. Ekstraksi Pigmen Antosianin dari

Kulit Rambutan (Nephelium lappaceum) dengan Pelarut Metanol. Jurnal

Teknik Kimia USU, Vol.3 No.2.

Inayatillah IR. 2014. Kadar Karbon Monoksida Udara Ekspirasi pada Perokok dan

Bukan Perokok serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Respirasi

Indonesia, Vol. 34 No. 4.

Page 69: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

58

Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Kartikawati D. 1999. Studi Efek Protektif Vitamin C dan E terhadap Respon Imun

dan Enzim Antioksidan pada Mencit yang Dipapar Paraquat. Disertasi.

Bogor: Pascasarjana Institut Pertanian.

Kay I. 1998. Introduction to Animal Physiology. Biddles, Guilford: BIOS

Scientific Publiners Limited.

Khasanah AN. 2011. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Etanol, Fraksi-

Fraksi dari Kulit Buah dan Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) serta

Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Totalnya. Skripsi. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kilinc M, Yildirim I, Inanc F & Kurutas EB. 2004. The Investigation of The

Efferct of Marafl Powder (smokeless Tobacco) on Hematological

Parameters.http://aoh.tjh.com.tr/Article.aspx?article_id=253&searchTerm=c

ategoryWHITE%20CELLS&founds=0#prettyPhoto.[diakses tanggal 17

Agustus 2015].

Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko. Ed.

2. Jakarta: IU Press.

Meyer DJ & Harvey JW. 2004. Veterinery Laboratory Medicine Interpretation &

Diagnosis. 3rd Edition. USA: Saunders.

Miyake T & Shibamoto T. 1997. Antioxidative of Natural Compunfs Found in

Plants. J. Agric. Food. Chem., 45. 1819-1822.

Muhammad I. 2009. Efek Antioksidan Vitamin C terhadap Tikus (Rattus

norvegicus L) Jantan Akibat Pemaparan Asap Rokok. Tesis. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Muhtadi, Anggita LH, Andi S, Tanti AS & Haryoto. 2014. Pengujian Daya

Antioksidan dari Beberapa Ekstrak Kulit Buah Asli Indonesia dengan

Metode FTC. Simposium Nasional RAPI XIII, ISSN 1412-9612.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA & Rodwell VW. 2003. editor. Biokoimia

Harper. 25th ed. Jakarta: EGC, p. 254-281.

Nitcher M. 2005. Reading Culture from Tobacco Advertisement in Indonesia.

Tobacco Control, 18, p.98-107,http://tobaccocontrol.bmj.com/content/

18/2/98.full.pdf. [diakses pada tanggal 22 April 2015].

Nugraha A. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium

lappaceum L.) terhadap Kadar Kolesterol Total Serum pada Tikus Wistar.

Artikel Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro.

Page 70: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

59

Nurdin BN, Yeni S & Emriadi. 2013. Inhibisi Korosi Baja oleh Ekstrak Kulit

Buah Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dalam Medium Asam Sulfat.

Jurnal Kimia Unand, Vol.2 No. 2, ISSN No. 2303-3401.

Nurjanah, Lily K & Abdun M. 2014. Gangguan Fungsi Paru dan Kadar Cotinine

pada Urin Karyawan yang Terpapar Asap Rokok Orang Lain. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 10 (1): 43–52.

Ogata M, Hoshi M, Shimtohmo K, Urano S & Endo T. 1997. Antioxidant

Activity of Magnolol, Honokiol and Related Phenolic Compounds. Journal

AOCS., 7 (5): 557-562.

Oktavianis. 2011. Efek Pemberian Asap Rokok terhadap Kehamilan Tikus Putih

(Rattus norvegicus). Tesis. Padang: Universitas Andalas.

Peers C, Dallas ML & Scragg JL. 2009. Ion Channels as Effectors in Carbon

Monoxide Signaling. Journal Commun Integr. Biol., 2(3): 241–242.

Preet S & Prakash S. 2011. Haematological Profile in Rattus norvegicus during

Experimental Cysticercosis. J. Par. Dis., 35: 144-147.

Rajesh MP & Natvar JP. 2011. In Vitro Antioxidant Activity of Coumarin

Compounds by DPPH, Super Oxide and Nitric Oxide Free Radical

Scavenging Methods. Journal of Advanced Pharmacy Education &

Research, 1, 52-68.

Ratnaningtyas N. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima Merah

(Punica ganatum) terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin pada

Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Dipapar Gelombang Elektromagnetik

Ponsel. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Raub JA, Mathieunolf M, Hampson NB & Thom SR. 2000. Carbon Monoxide

Poisoning - A Public Health Perspective. Carbon Monoxide Poisoning - a

Public Health Perspective. Journal Toxicology, 145: 1-14.

Riady WA. 2014. Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia

Mangostana) Menghambat Peningkatan Kadar F2 Isoprostan Urin Tikus

Wistar (Rattus norvegicus) yang Dipapar Asap Rokok. Tesis. Denpasar:

Universitar Udayana.

Sadikin M. 2002. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.

Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Kedokteran.

Simanjuntak K. 2012. Peran Antioksidan Flavonoid dalam Meningkatkan

Kesehatan. Jurnal Bina Widya, Vol. 23 No. 3: 135-140.

Page 71: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

60

Slaughter E, Gersberg RM, Watanabe K, Rudolph J, Stransky C & Novotny TE.

2011. Toxicity of Cigarette Butts and Their Chemical Components, to

Marine and Freshwater Fish. Journal Tob Control, 20: 418.

Smith JB & Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan Pembiakan dan

Penggunaan hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Indonesia

University Press.

Soeharsono L, Andriani E, Hermawan, Kamil KA & Musawwir A. 2010.

Fisiologi Ternak Fenomena dan Nomena Dasar, Fungsi dan Interaksi

Organ pada Hewan. Bandung: Widya Padjadjaran.

Suhartono E, Fachir H & Setiawan B. 2007. Kapita Sketsa Biokimia Stres

Oksidatif Dasar dan Penyakit. Banjarmasin: Pustka Banua.

Sumadi & Aditya M. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumardika J. 2012. Water Extract of Sweet Potato Leaf Improved Lipid Profile

and Blood SOD Content of Rats with High Cholesterol Diet. Medicina, Vol.

43: 2.

Sundaryono A. 2011. Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Total dari Gynura

segetum (Lour) terhadap Peningkatan Eritrosit dan Penurunan Leukosit pada

Mencit (Mus Musculus). Jurnal Exacta, Vol. IX No.2.

Suparmi, Hady A & Niche D. 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol

Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum, L.) dengan Metode Linoleat-

Tiosianat. Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 9 No. 1.

Suryohudoyo P. 1995. Oksidan, Antioksidan dan Radikal bebas. Dalam Kongres

Nasional IV Himpunan Kimia Klinik Indonesia, Surabaya.

Susanna D, Hartono B & Fauzan H. 2003. Penentuan Kadar Nikotin dalam Asap

Rokok. Jurnal Makara Kesehatan, 7 (2):23.

Sutedjo AY. 2007. Mengenal Penyakit melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Yogyakarta: Amara Books.

Syamsidi A. 2014. Pengaruh Variasi Ekstrak Metanol Kulit Buah Rambutan

(Nephelium lappaceum L.) terhadap Kestabilan Fisik Krim Antioksidan

Journal of Natural Science, Vol. 3 (2): 1-9.

Tanijaya SCE. 2012. Pemberian Alpha Lipoic Acid Menurunkan Kadar F2

Isoprostan Urine pada Perokok Aktif Sedang. Tesis. Denpasar: Universitas

Udayana.

Page 72: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

61

Thitilertdecha N, Teerawatgulrag A, Rakariyatham N & Kilburn JD. 2010.

Identification of Major Phenolic Compounds from Nephelium lappaceum L.

and their Antioxidant Activities. Journal Molecules, 15: 1453-1465.

Tjandra O, Rusliati R & Zulhipri. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan dan Profil

Fitokimia Kulit Rambutan (Nephelium lappaceum). Artikel Ilmiah. Solo:

UPT Penerbitandan Percetakan UNS.

Tjokronegoro A. 2000. Pemeriksaan laboratorium Sederhana. Fakultas

Kedokteran. Jakarta: Universitas Indonesia.

Towaha J. 2012. Manfaat Eugenol Cengkeh dalam Berbagai Industri di Indonesia.

Persperktif, 11 (2):79-90.

Wardhana AH., Kencanawati E, Nurmawati, Rahmaweni & Jatmiko CB. 2001.

Pengaruh Pemberian Sediaan Patikan Kebo (Euphobia hirta L) terhadap

Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit pada Ayam yang

Diinfeksi dengan Eimeria tenella. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 6 (2):

126-133.

Wardhani RAP & Supartono. 2015. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Kulit

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) pada Bakteri. Indo. J. Chem. Sci, 4(1).

Widmann FK. 1999. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi

ke-9. Alih bahasa: Siti BK, R. Gandasoebrata dan J. Latu. Jakarta: EGC

Penerbit Buku kedokteran.

Wientarsih I, Widhyari SD & Aryanti T. 2013. Kombinasi Imbuhan Herbal

Kunyit dan Zink dalam Pakan sebagai Alternatif Pengobatan Kolibasiolosis

pada Ayam Pedaging. Jurnal Veteriner, 14 (3): 327-334.

World Health Organization. 2000. Research Guidelines for Evaluating The Safety

and Efficacy of Herbal Medicines. Hong Kong: Special Administrative

Region of China.

Wulangi KS. 1993. “Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan”. Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan

Direktur Jenderal Perguruan Tinggi.

Zulkifli KS, Abdullah N, Abdullah A, Aziman N & Kamarudin SSW. 2012.

Bioactive Phenolic Compounds and Antioxidant Activitu of Selected Fruits

Peels. International Conference on Environment, Chemistry and Biology,

49: 66-70.

Page 73: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 74: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

63

LAMPIRAN 1

Pembuatan ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Membuat ekstrak kulit buah rambutan dilakukan dengan cara maserasi

(perendaman). Teknik ekstraksi maserasi digunakan karena merupakan teknik

ekstraksi yang mudah dan sederhana dengan hasil produk yang baik, selain itu

teknik ekstrak maserasi mempunyai keunggulan tidak merusak senyawa yang

tidak tahan terhadap panas. Maserasi adalah proses ekstraksi dengan cara

perendaman dalam air atau pelarut organik sampai meresap yang akan

melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya akan

larut. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah methanol. Pelarut methanol

digunakan karena termasuk pelarut polar. Pelarut polar merupakan pelarut yang

dapat melarutkan senyawa fenolik dan flavanoid yang sifatnya polar, yang

terkandung dalam kulit buah rambutan (Khasanah 2011). Metode ekstraksi yaitu,

sampel kulit buah rambutan kultivar Binjai yang digunakan dan diambil dari buah

yang sudah matang memiliki warna kulit meraht tua, dikumpulkan dari daerah

Kota Semarang. Kulit buah rambutan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil,

kemudian kulit buah rambutan dikeringkan di bawah sinar matahari. Kulit buah

rambutan yang telah kering, direndam dalam methanol di dalam beker gelas yang

ditutup dengan kertas aluminium foil selama 3 hari, selanjutnya di blender sampai

halus. Setelah proses ekstraksi, larutan ekstrak dikeringkan dengan menggunakan

rotary evaporator untuk menguapkan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak yang

kering berupa serbuk. Ekstrak kulit buah rambutan yang berbentuk serbuk

kemudian ditimbang dan dilarutkan dalam aquades.

Page 75: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

64

LAMPIRAN 2

Cara pemeriksaan sampel darah dengan alat Hematology Analyzer

1. Darah yang telah diambil dari sinus orbitalis tikus dan disimpan dalam micro

tube yang berisi antikoagulan (EDTA) dirotasikan.

2. Micro tube dibuka secara hati-hati agar sampel tidak tumpah.

3. Micro tube diletakkan pada alat, kemudian ditekan tombol start.

4. Ketika layar LCD memunculkan “Aspirating”, micro tube tidak boleh

dipindahkan dari alat. Pada tahap ini, sampel akan ditarik sebanyak 20 µl.

Apabila sampel tersebut terlalu kental, maka secara otomatis alat

mengencerkan.

5. Micro tube baru dapat dipindahkan dari alat setelah layar LCD memunculkan

“Analyzing” . Kemudian secara otomatis alat tersebut akan menganalisis dan

menampilkan hasil analisa pada layar LCD.

6. Layar LCD akan memunculkan “Rinsing” untuk mencuci sisa sampel pada

alat. Proses pencucian dilakukan menggunakan cellpack.

7. Ready status akan muncul pada layar LCD setelah sampel pertama selesai

dianalisis dan siap untuk menganalisis sampel berikutnya.

Page 76: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

65

LAMPIRAN 3

Prosedur pengoperasian Hematology Analyzer BC 2600

5. Persiapan sebelum menyalakan alat

Periksa volume reagen

Periksa cairan reagen (keruh atau kotor)

Periksa seluruh selang (bila terdapat tekukan)

Periksa botol pembuangan, jika penuh kosongkan kembali

6. Menyalakan alat

a. Tekan tombol power pada bagian belakang, posisi ON (I). Tunggu proses

inisialisasi 4-7 menit, hingga pada layar tampil menu [count].

b. Apabila pada „error message‟ muncul tulisan „Background Abnormal‟,

maka tekan [MENU] lalu masuk ke [SERVICE] dan pilih

[MAINTENACE]. Lakukan [CLEAN BATH]. Setelah proses itu selesai,

kembali ke [COUNT] dan alat bisa langsung dioperasikan (running).

c. Apabila Backgrund Normal, maka tidak perlu melakukan prosedur di atas.

7. Whole blood count

a. Tekan tombol [MENU] → “Count” → Enter, lalu tekan tombol [MODE]

maka pada layar atas muncul meriksaan dengan metode (“Whole Blood-

ALL”, “WB-WBC/HGB”, atau “WB-RBC/PLT”) dengan display warna

biru.

b. Tekan tombol [F1] untuk mengisi atau menuliskan data pasien.

c. Kocok antikoagulan dengan cara membolak-balikan tabung hingga merata,

dengan perbandingan dosis K2EDTA (1,5 – 2,2 mg/ml darah).

d. Masukan antikoagulan pada sampel probe hingga menyentuh ke dasar

tabung.

e. Lalu tekan tombol probe, dan hasil akan tampil di layar.

8. Capillary blood count

a. Tekan tombol [MENU] → “Count” → Enter, lalu tekan tombol [MODE]

maka pada layar atas muncul meriksaan dengan metode (“Prediluted-

ALL”, “PB-WBC/HGB”, atau “PB-RBC/PLT”) dengan display warna

biru.

Page 77: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

66

b. Siapkan sampel cup yang bersih pada ujung sampel probe, lalu tekan

tombol [DILUENT], maka cairan Diluent akan keluar sebanyak 1,6 ml.

c. Tambahkan segera 20 µl darah kapiler dengan menggunakan pipet pada

sampel cup yang telah terisi Diluent. Pastikan darah kapiler pada pipet

telah terampur keseluruhan dengan Diluent (ulangi beberapa kali

aspirating dan dispensing pada pipet).

d. Kocok hingga rata, lalu inkubasi selama 5 menit, lalu kocok kembali dan

letakkan sampel cup yang sudah tercampur pada sampel probe hingga

menyentuh dasar probe.

e. Tekan tombol probe untuk proses perhitungan. Dan hasil akan tampil pada

layar.

9. Mematikan alat

Tekan tombol [MENU] → “Shutdown” → Enter, jika benar ingin mematikan

alat pilih YES lalu Enter. Muncul perintah pada layar untuk menghisapkan “E-

Z Cleanser” pada probe lalu tekan tombol probe. Proses mematikan alat akan

bekerja. Sampai muncul “Turn Off the Analizer Now” maka matikan tombol

power di belakang alat.

Page 78: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

67

LAMPIRAN 4

Data hasil penelitian

Tabel hasil pemeriksaan jumlah eritrosit (106/µl)

Data Hari ke- Ulangan Perlakuan

KK+ KK- KP 1 KP 2 KP 3

6

1 7,71 7,33 7,65 7,22 7,28

2 6,84 6,28 7,34 7,45 7,31

3 7,93 6,67 7,2 7,06 7,55

4 6,54 6,81 7,18 7,34 7,26

5 7,82 7,42 6,87 7,57 7,74

Total 36,84 34,51 36,24 36,64 37,14

Rerata 7,36 6,90 7,24 7,32 7,42

12

1 7,52 7,19 7,51 7,39 7,49

2 7,38 6,79 7,44 7,56 7,62

3 7,86 7,04 7,35 7,17 7,71

4 6,81 7,22 7,13 7,44 7,32

5 7,65 7,55 7,02 7,72 7,8

Total 37,22 35,79 36,45 37,28 37,94

Rerata 7,44 7,15 7,29 7,45 7,58

18

1 7,42 7,03 7,73 7,48 7,29

2 7,54 6,36 7,52 7,65 7,83

3 7,65 7,18 7,49 7,34 8,14

4 7,16 6,94 7,4 7,53 7,26

5 7,76 7,38 6,76 7,49 7,58

Total 37,53 34,89 36,9 37,49 38,1

Rerata 7,50 6,97 7,38 7,49 7,62

24

1 7,52 6,4 7,6 7,56 7,48

2 7,63 6,19 7,51 7,49 7,53

3 7,72 7,22 7,44 8,21 8,62

4 7,09 6,72 7,45 7,62 8,25

5 7,48 7,14 7,36 7,31 7,6

Total 37,44 33,67 37,36 38,19 39,48

Rerata 7,48 6,73 7,47 7,63 7,89

30

1 7,6 6,32 7,84 8,14 7,72

2 7,75 6,62 7,63 7,26 8,27

3 7,49 6,47 7,56 8,5 8,56

4 7,22 6,58 7,67 7,43 8,37

5 7,63 7,21 7,21 7,62 7,89

Total 37,69 33,2 37,91 38,95 40,81

Rerata 7,53 6,64 7,58 7,79 8,16

Page 79: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

68

Tabel hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (gr/dL)

Data Hari ke- Ulangan Perlakuan

KK+ KK- KP 1 KP 2 KP 3

6

1 12,5 12,4 12,6 12,2 12,2

2 11,4 10,8 12,5 12,5 12,4

3 13 11,5 12 11,7 12,6

4 11,7 12 11,8 12,8 12,3

5 12,7 12,4 12,1 12,5 12,8

Total 61,3 59,1 61 61,7 62,3

Rerata 12,26 11,82 12,2 12,34 12,46

12

1 12,5 12,1 12,6 12,3 12,6

2 12,3 11,7 12,5 12,8 12,6

3 12,8 12 12,5 12,2 12,7

4 11,9 12,3 12,2 12,5 12,2

5 12,4 12,5 12 12,6 12,7

Total 61,9 60,6 61,8 62,4 62,8

Rerata 12,38 12,12 12,36 12,48 12,56

18

1 12,4 11,9 12,5 12,4 12,3

2 12,5 10,8 12,4 12,7 12,8

3 12,6 12 12,4 12,5 13,1

4 12,5 11,2 12,4 12,6 12,3

5 12,2 12,1 11,8 12,5 12,6

Total 62,2 58 61,5 62,7 63,1

Rerata 12,44 11,6 12,3 12,54 12,62

24

1 12,3 10,4 12,6 12,6 12,5

2 12,6 10,2 12,5 12,5 12,5

3 12,7 11,6 12,2 13 13,5

4 12 10,9 12,2 12,5 13,2

5 12,5 12 12,1 12,3 12,4

Total 62,1 55,1 61,6 62,9 64,1

Rerata 12,42 11,02 12,32 12,58 12,82

30

1 12 9,7 12,4 12,7 12,2

2 12,8 11,3 12,3 12,4 13,7

3 12,3 10,8 12,3 13,5 14,2

4 12,1 11 12,5 12,2 12,5

5 13,2 11,6 12,2 12,6 13,1

Total 62,4 54,4 61,7 63,4 65,7

Rerata 12,48 10,88 12,34 12,68 13,14

Page 80: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

69

Tabel hasil pemeriksaan persentase hematokrit (%)

Data Hari ke- Ulangan Perlakuan

KK+ KK- KP 1 KP 2 KP 3

6

1 44,3 41 41,8 42,9 42,6

2 42,2 39,7 43,4 44 43,8

3 43,6 40,7 42,3 42,3 44,6

4 42,8 42,2 40,5 43,6 43

5 44,5 43,6 42,8 43,2 45,9

Total 217,4 207,2 210,8 216 219,9

Rerata 43,48 41,44 42,16 43,2 43,98

12

1 44,1 41,6 44,2 44,1 45

2 44 40,1 43,9 45,8 45,2

3 44,2 43 43,7 42,5 45,5

4 42,7 43,3 42,5 43,7 44,7

5 43,9 44,2 42,8 44,8 44,3

Total 218,9 212,2 217,1 220,9 224,7

Rerata 43,78 42,44 43,42 44,18 44,94

18

1 43,6 40,5 41,4 42,1 43,5

2 44,7 39 42,7 43,7 44

3 44,8 41,8 42,7 43,5 44,7

4 43,9 41 40,5 42,9 42,9

5 44,5 42,7 41 42,4 44,2

Total 221,5 205 208,3 214,6 219,3

Rerata 44,3 41 41,66 42,92 43,86

24

1 45 41,4 42,8 43,1 44,2

2 44,5 40 42,5 44,3 43,7

3 45,2 40,4 41,2 45,1 45,4

4 44 38,8 42,3 43 45

5 45,3 41,5 42,1 43,6 44,9

Total 224 202,1 210,9 219,1 223,2

Rerata 44,8 40,42 42,18 43,82 44,64

30

1 44,3 38,8 45,7 45,4 45,7

2 45,7 40,8 45,5 45,5 46,3

3 44,8 39,7 44,8 46 46,8

4 44,7 40,2 45 45,8 45,4

5 45,9 42,4 44,1 44,6 45,9

Total 225,4 201,9 225,1 227,3 230,1

Rerata 45,08 40,38 45,02 45,46 46,02

Page 81: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

70

LAMPIRAN 5

Analisis statistik data jumlah eritrosit

1. Uji normalitas jumlah eritrosit

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah Eritrosit

N 25

Normal Parametersa Mean 7.5424

Std. Deviation .60176

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .097

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .652

Asymp. Sig. (2-tailed) .789

a. Test distribution is Normal.

2. Homogeneous subsets

Jumlah Eritrosit

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana Rokok 3 batang 5 6.6400

Kontrol 5 7.5380

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5

7.5820

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5

7.7900 7.7900

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5

8.1620

Sig. 1.000 .288 .104

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

3. Uji homogenitas data

Test of Homogeneity of Variances

Jumlah Eritrosit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.184 4 20 .108

Page 82: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

71

4. Uji pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit

5. Uji One Way Anova

ANOVA

Jumlah Eritrosit Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.306 4 1.576 13.219 .000

Within Groups 2.385 20 .119

Total 8.691 24

Berdasarkan hasil one way ANOVA, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara ekstrak kulit buah rambutan dengan jumlah eritrosit (sig. 0,00

< 0,05).

Descriptives

Jumlah Eritrosit

Perlakuan N Mean

Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum

Kontrol 5 7.5380 .20042 .08963 7.22 7.75

3 batang rokok 5 6.6400 .33919 .15169 6.32 7.21

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5 7.5820 .23210 .10380 7.21 7.84

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5 7.7900 .51624 .23087 7.26 8.50

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

5 8.1620 .34738 .15535 7.72 8.56

Total 25 7.5424 .60176 .12035 6.32 8.56

Model Fixed Effects .34533 .06907

Random Effects .25111

Page 83: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

72

6. Post Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Jumlah Eritrosit

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD Kontrol Rokok 3 batang .89800* .21841 .001 .4424 1.3536

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.04400 .21841 .842 -.4996 .4116

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.25200 .21841 .262 -.7076 .2036

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.62400* .21841 .010 -1.0796 -.1684

Rokok 3 batang Kontrol -.89800* .21841 .001 -1.3536 -.4424

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.94200* .21841 .000 -1.3976 -.4864

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-1.15000* .21841 .000 -1.6056 -.6944

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-1.52200* .21841 .000 -1.9776 -1.0664

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol .04400 .21841 .842 -.4116 .4996

Rokok 3 batang .94200* .21841 .000 .4864 1.3976

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.20800 .21841 .352 -.6636 .2476

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.58000* .21841 .015 -1.0356 -.1244

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol .25200 .21841 .262 -.2036 .7076

Rokok 3 batang 1.15000* .21841 .000 .6944 1.6056

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.20800 .21841 .352 -.2476 .6636

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.37200 .21841 .104 -.8276 .0836

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol .62400* .21841 .010 .1684 1.0796

Rokok 3 batang 1.52200* .21841 .000 1.0664 1.9776

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.58000* .21841 .015 .1244 1.0356

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.37200 .21841 .104 -.0836 .8276

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Apabila terdapat pada tanda (*) pada Mean Difference menunjukkan

bahwa jumlah eritrosit antar kelompok berbeda nyata dengan signifikansi 95%.

Page 84: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

73

LAMPIRAN 6

Ringkasan hasil uji regresi linier data jumlah eritrosit

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .566a .320 .268 .37071

a. Predictors: (Constant), Dosis

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .841 1 .841 6.120 .028a

Residual 1.787 13 .137

Total 2.628 14

a. Predictors: (Constant), Dosis

b. Dependent Variable: Jumlah Eritrosit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.265 .253 28.686 .000

Dosis .290 .117 .566 2.474 .028

a. Dependent Variable: Jumlah Eritrosit

Page 85: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

74

Persamaan regresi linier: Y = a + bX

Keterangan:

Y : nilai prediksi variabel dependen

A : konstanta : nilai Y jika X = 0

b : koefisien regresi, yaitu peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan variabel X

X : variabel independen

Y = 7,26 + (0,29)X

Artinya:

Nilai konstanta (a) adalah 7,26; artinya jika dosis ekstrak kulit buah

rambutan bernilai 0, maka jumlah eritrosit bernilai 7,26.

Nilai koefisien regresi variabel dosis ekstrak kulit buah rambutan adalah

0,24 Artinya bahawa setiap peningkatan dosis sebesar 1, maka jumlah

eritrosit juga akan meningkat 0,24.

Cara menetukan garis regresi linier:

X = dosis 15 mg/KgBB

Y = 7,26 + (0,29)X

Y = 7,26 + (0,29) (15)

Y = 7,26 + 4,35

Y = 11,61

X = dosis 30 mg/KgBB

Y = 7,26 + (0,29) (30)

Y = 7,26 + 8,7

Y = 15,96

X = dosis 45 mg/KgBB

Y = 7,26 + (0,29) (45)

Y = 7,26 + 13,05

Y = 20,31

Page 86: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

75

Uji T

Digunakan apakah dosis berpengaruh signifikan atau tidak terhadap jumlah

eritrosit. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan 2 sisi. Langkah-

langkah pengujian sebagai berikut:

Merumuskan hipotesis

H0 : dosis tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah eritrosit

H1 : dosis berpengaruh signifikan terhadap jumlah eritrosit

Menentukan t hitung sebesar 2.474 dengan signifikansi 0,028

Menentukan t tabel

T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 / 2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (df) = N-1 atau (df) = 15-1=14. Hasil yang

diperoleh untuk t tabel sebesar 2.144 (lihat pada t tabel).

Kriteria pengujian

# jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima

# jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

# jika sig > 0,05, maka H0 diterima

# jika sig < 0,05, maka H0 ditolak

Kesimpulan

Karena nilai t hitung > t tabel (2.474 > 2.144) dan signifikansi < 0,05

(0,028 < 0,05), maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis

ekstrak kulit buah rambutan berpengaruh terhadap jumlah eritrosit.

Page 87: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

76

LAMPIRAN 7

Analisis statistik data kadar hemoglobin

1. Uji normalitas kadar hemoglobin

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar Hb

N 25

Normal Parametersa Mean 12.3040

Std. Deviation .94449

Most Extreme Differences Absolute .176

Positive .100

Negative -.176

Kolmogorov-Smirnov Z .881

Asymp. Sig. (2-tailed) .420

a. Test distribution is Normal.

2. Homogeneous subsets

Kadar Hemoglobin

perlakuan N

Subset for alpha =

0.05

1 2

Duncana Rokok 3 batang 5 10.8800

Ekstrak kulit buah rambutan 15

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 12.3400

Kontrol 5 12.4800

Ekstrak kulit buah rambutan 30

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 12.6800

Ekstrak kulit buah rambutan 45

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 13.1400

Sig. 1.000 .061

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

3. Uji homogenitas data

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Hemoglobin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.102 4 20 .119

Page 88: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

77

4. Uji pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar hemoglobin

Descriptives

Kadar Hemoglobin

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum Perlakuan

Kontrol 5 12.4800 .50695 .22672 12.00 13.20

3 batang rokok 5 10.8800 .72595 .32465 9.70 11.60

Ekstrak kulit buah

rambutan 15 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 5 12.3400 .11402 .05099 12.20 12.50

Ekstrak kulit buah

rambutan 30 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 5 12.6800 .49699 .22226 12.20 13.50

Ekstrak kulit buah

rambutan 45 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 5 13.1400 .82644 .36959 12.20 14.20

Total 25 12.3040 .94449 .18890 9.70 14.20

Model Fixed Effects .58771 .11754

Random Effects .38081

5. One Way Anova

ANOVA

Kadar Hemoglobin Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14.502 4 3.625 10.496 .000

Within Groups 6.908 20 .345

Total 21.410 24

Berdasarkan hasil one way ANOVA, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara ekstrak kulit buah rambutan dengan kadar hemoglobin (sig.

0,000 < 0,05).

Page 89: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

78

6. Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kadar Hemoglobin

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD Kontrol Rokok 3 batang 1.60000* .37170 .000 .8246 2.3754

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.14000 .37170 .710 -.6354 .9154

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-.20000 .37170 .596 -.9754 .5754

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.66000 .37170 .091 -1.4354 .1154

Rokok 3 batang Kontrol -1.60000* .37170 .000 -2.3754 -.8246

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-1.46000* .37170 .001 -2.2354 -.6846

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-1.80000* .37170 .000 -2.5754 -1.0246

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-2.26000* .37170 .000 -3.0354 -1.4846

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol -.14000 .37170 .710 -.9154 .6354

Rokok 3 batang 1.46000* .37170 .001 .6846 2.2354

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-.34000 .37170 .371 -1.1154 .4354

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.80000* .37170 .044 -1.5754 -.0246

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

Kontrol .20000 .37170 .596 -.5754 .9754

Rokok 3 batang 1.80000* .37170 .000 1.0246 2.5754

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.34000 .37170 .371 -.4354 1.1154

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.46000 .37170 .230 -1.2354 .3154

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol .66000 .37170 .091 -.1154 1.4354

Rokok 3 batang 2.26000* .37170 .000 1.4846 3.0354

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.80000* .37170 .044 .0246 1.5754

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

.46000 .37170 .230 -.3154 1.2354

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Apabila terdapat pada tanda (*) pada Mean Difference menunjukkan

bahwa kadar hemoglobin antar kelompok berbeda nyata dengan signifikansi 95%.

Page 90: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

79

LAMPIRAN 8

Ringkasan hasil uji regresi linier data kadar hemoglobin

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .545a .297 .243 .53952

a. Predictors: (Constant), Dosis

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.600 1 1.600 5.497 .036a

Residual 3.784 13 .291

Total 5.384 14

a. Predictors: (Constant), Dosis

b. Dependent Variable: Kadar Hemoglobin

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.920 .369 32.342 .000

Dosis .400 .171 .545 2.345 .036

a. Dependent Variable: Kadar Hemoglobin

Page 91: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

80

Persamaan regresi linier: Y = a + bX

Keterangan:

Y : nilai prediksi variabel dependen

A : konstanta : nilai Y jika X = 0

b : koefisien regresi, yaitu peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan variabel X

X : variabel independen

Y = 11,92 + (0,40)X

Artinya:

Nilai konstanta (a) adalah 11,92, artinya jika dosis ekstrak kulit buah

rambutan bernilai 0, maka kadar hemoglobin bernilai 11,92.

Nilai koefisien regresi variabel dosis ekstrak kulit buah rambutan adalah

0,40. Artinya bahwa setiap peningkatan dosis sebesar 1, maka kadar

hemoglobin juga akan meningkat 0,40.

Cara menetukan garis regresi linier:

X = dosis 15 mg/KgBB

Y = 11,92 + (0,40)X

Y = 11,92 + (0,40) (15)

Y = 11,92 + 6

Y = 17,92

X = dosis 30 mg/KgBB

Y = 11,92 + (0,40)X

Y = 11,92 + (0,40) (30)

Y = 11,92 + 12

Y = 23,92

X = dosis 45 mg/KgBB

Y = 11,92 + (0,40)X

Y = 11,92 + (0,40) (45)

Y = 11,92 + 18

Y = 29,92

Page 92: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

81

Uji T

Digunakan apakah dosis berpengaruh signifikan atau tidak terhadap kadar

hemoglobin. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan 2 sisi. Langkah-

langkah pengujian sebagai berikut:

Merumuskan hipotesis

H0 : dosis tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin

H1 : dosis berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin

Menentukan t hitung sebesar 2.345 dengan signifikansi 0,036

Menentukan t tabel

T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 / 2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (df) = N-1 atau (df) = 15-1=14. Hasil yang

diperoleh untuk t tabel sebesar 2.144 (lihat pada t tabel).

Kriteria pengujian

# jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima

# jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

# jika sig > 0,05, maka H0 diterima

# jika sig < 0,05, maka H0 ditolak

Kesimpulan

Karena nilai t hitung > t tabel (2.345 > 2.144) dan signifikansi < 0,05

(0,036 < 0,05), maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis

ekstrak kulit buah rambutan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin.

Page 93: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

82

LAMPIRAN 9

Analisis statistik data persentase hematokrit

1. Uji normalitas persentase hematokrit

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persentase

Hematokrit

N 25

Normal Parametersa Mean 44.3920

Std. Deviation 2.20641

Most Extreme Differences Absolute .258

Positive .154

Negative -.258

Kolmogorov-Smirnov Z 1.288

Asymp. Sig. (2-tailed) .073

a. Test distribution is Normal.

2. Homogeneous subsets

Persentase Hematokrit

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Duncana

Rokok 3 batang 5 40.3800

Ekstrak kulit buah rambutan 15

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 45.0200

Kontrol 5 45.0800

Ekstrak kulit buah rambutan 30

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 45.4600

Ekstrak kulit buah rambutan 45

mg/kgBB + Rokok 3 batang 5 46.0200

Sig. 1.000 .086

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

3. Uji homogenitas data

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Hematokrit

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.491 4 20 .243

Page 94: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

83

4. Uji pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap persentase hematokrit

Descriptives

Persentase Hematokrit

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum Perlakuan

Kontrol 5 45.0800 .68702 .30725 44.30 45.90

3 batang rokok 5 40.3800 1.34611 .60200 38.80 42.40

Ekstrak kulit buah

rambutan 15 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 5 45.0200 .63008 .28178 44.10 45.70

Ekstrak kulit buah

rambutan 30 mg/kgBB +

Rokok 3 batang rokok 5 45.4600 .53666 .24000 44.60 46.00

Ekstrak kulit buah

rambutan 45 mg/kgBB +

Rokok 3 batang 5 46.0200 .54498 .24372 45.40 46.80

Total 25 44.3920 2.20641 .44128 38.80 46.80

Model Fixed Effects .80821 .16164

Random Effects 1.01870

5. One Way Anova

ANOVA

Persentase Hematokrit

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 103.774 4 25.944 39.718 .000

Within Groups 13.064 20 .653

Total 116.838 24

Berdasarkan hasil one way ANOVA, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara ekstrak kulit buah rambutan dengan persentase hematokrit

(sig. 0,000 < 0,05).

Page 95: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

84

6. Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Persentase Hematokrit

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD Kontrol Rokok 3 batang 4.70000* .51116 .000 3.6337 5.7663

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.06000 .51116 .908 -1.0063 1.1263

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-.38000 .51116 .466 -1.4463 .6863

5 -.94000 .51116 .081 -2.0063 .1263

Rokok 3 batang Kontrol -4.70000* .51116 .000 -5.7663 -3.6337

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-4.64000* .51116 .000 -5.7063 -3.5737

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-5.08000* .51116 .000 -6.1463 -4.0137

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-5.64000* .51116 .000 -6.7063 -4.5737

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol -.06000 .51116 .908 -1.1263 1.0063

Rokok 3 batang 4.64000* .51116 .000 3.5737 5.7063

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

-.44000 .51116 .400 -1.5063 .6263

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-1.00000 .51116 .065 -2.0663 .0663

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

Kontrol .38000 .51116 .466 -.6863 1.4463

Rokok 3 batang 5.08000* .51116 .000 4.0137 6.1463

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

.44000 .51116 .400 -.6263 1.5063

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

-.56000 .51116 .286 -1.6263 .5063

Ekstrak kulit buah rambutan 45 mg/kgBB + Rokok 3 batang

Kontrol .94000 .51116 .081 -.1263 2.0063

Rokok 3 batang 5.64000* .51116 .000 4.5737 6.7063

Ekstrak kulit buah rambutan 15 mg/kgBB + Rokok 3 batang

1.00000 .51116 .065 -.0663 2.0663

Ekstrak kulit buah rambutan 30 mg/kgBB + Rokok 3 batang rokok

.56000 .51116 .286 -.5063 1.6263

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Apabila terdapat pada tanda (*) pada Mean Difference menunjukkan

bahwa persentase hematokrit antar kelompok berbeda nyata dengan signifikansi

95%.

Page 96: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

85

LAMPIRAN 10

Ringkasan hasil uji regresi linier data persentase hematokrit

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .623a .388 .341 .55052

a. Predictors: (Constant), Dosis

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.500 1 2.500 8.249 .013a

Residual 3.940 13 .303

Total 6.440 14

a. Predictors: (Constant), Dosis

b. Dependent Variable: Persentase Hematokrit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 44.500 .376 118.326 .000

Dosis .500 .174 .623 2.872 .013

a. Dependent Variable: Persentase Hematokrit

Page 97: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

86

Persamaan regresi linier: Y = a + bX

Keterangan:

Y : nilai prediksi variabel dependen

A : konstanta : nilai Y jika X = 0

b : koefisien regresi, yaitu peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan variabel X

X : variabel independen

Y = 44,50 + (0,50)X

Artinya:

Nilai konstanta (a) adalah 44,50, artinya jika dosis ekstrak kulit buah

rambutan bernilai 0, maka persentase hematokrit bernilai 44,50.

Nilai koefisien regresi variabel dosis ekstrak kulit buah rambutan adalah

0,50. Artinya bahawa setiap peningkatan dosis sebesar 1, maka persentase

hematokrit juga akan meningkat 0,50.

Cara menetukan garis regresi linier:

X = dosis 15 mg/KgBB

Y = 44,50 + (0,50)X

Y = 44,50 + (0,50) (15)

Y = 44,50 + 7,5

Y = 52

X = dosis 30 mg/KgBB

Y = 44,50 + (0,50)X

Y = 44,50 + (0,50) (30)

Y = 44,50 + 15

Y = 59,5

X = dosis 45 mg/KgBB

Y = 44,50 + (0,50)X

Y = 44,50 + (0,50) (45)

Y = 44,50 + 22,5

Y = 67

Page 98: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

87

Uji T

Digunakan apakah dosis berpengaruh signifikan atau tidak terhadap persentase

hematokrit. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dan 2 sisi. Langkah-

langkah pengujian sebagai berikut:

Merumuskan hipotesis

H0 : dosis tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase hematokrit

Ha : dosis berpengaruh signifikan terhadap persentase hematokrit

Menentukan t hitung sebesar 2.872 dengan signifikansi 0,013

Menentukan t tabel

T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 / 2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (df) = N-1 atau (df) = 15-1=14. Hasil yang

diperoleh untuk t tabel sebesar 2.144 (lihat pada t tabel).

Kriteria pengujian

# jika – tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima

# jika – t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Berdasarkan signifikansi

# jika sig > 0,05, maka H0 diterima

# jika sig < 0,05, maka H0 ditolak

Kesimpulan

Karena nilai t hitung > t tabel (2.872 > 2.144) dan signifikansi < 0,05

(0,013 < 0,05), maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis

ekstrak kulit buah rambutan berpengaruh terhadap persentase hematokrit.

Page 99: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

88

LAMPIRAN 11

Dokumentasi Penelitian

Penjemuran kulit buah rambutan Kulit buah rambutan yang telah kering

Serbuk ekstrak kulit buah rambutan

Penimbangan berat badan tikus

Pemberian tanda asam pikrat pada tikus Tikus perlakuan dari kiri atas K+, K- &

KP1 dan dari kiri bawah KP2 & KP3

Ekstrak kulit buah rambutan yang telah

di larutkan ke akuades

Penimbangan dan pembuatan larutan

ekstrak kulit buah rambutan

Page 100: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

89

Persiapan pemberian asap rokok

Pemberian EDTA pada tub

Sampel darah dalam container box Alat Hematology Analyzer BC 2600

Pemberian ekstrak kulit buah

rambutan per oral

Proses pengambilan darah dari

sinus orbitalis mata tikus

Pemberian asap rokok dengan

menggunakan Smoking chamber

Rokok kretek yang digunakan dan

alat spuit untuk pengasapan

Page 101: EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP …lib.unnes.ac.id/25647/1/4411411048.pdf · Hasil uji LSD terhadap persentase hematokrit (%) ..... 41 . x DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1

90

Proses perhitungan dengan menggunakan alat Hematology Analyzer BC 2600