Edu Preneur Ship

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    1/103

    PENGEMBANGANEDUPRENEURSHIPSekolah Kejuruan

    MATERI PEMBEKALAN

    F A K U L T A S T E K N I K

    U N I V E R S I T A S N E G E R I Y O G Y A K A R T A

    2 0 1 4

    Dr. EndangMulyatiningsih,Prof. Dr. Sugiyono,Sutriyati Purwanti, M. Si

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    2/103

    i

    MATERI PEMBEKALAN

    PENGEMBANGAN EDUPRENEURSHIPSEKOLAH KEJURUAN

    Disusun oleh:Dr. Endang Mulyatiningsih

    Prof. Dr. SugiyonoSutriyati Purwanti, M. Si

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTATAHUN 2014

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    3/103

    iiPengembangan edupreneurship di SMK

    KATA PENGANTAR

    Program Pemerataan Mutu Keahlian Guru SMK melaluiKerjasama dengan Dunia Industri (DUDI) dari DirektoratPembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PendidikanMenengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah (P2TKDikmen) tahun 2014 dirancang untuk menyelaraskanpendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan duniaindustri” . Program ini diharapkan mampu mengurangikesenjangan IPTEKS antara guru produktif SMK dengan DUDI,memberi benefit pada peningkatan kemampuan teacherpreneur bagi guru dan memgembangkan budaya edupreneurship di SMK

    Naskah akademik ini disusun untuk memberikan inspirasikepada para inovator Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untukmembangun kewirausahaan pendidikan ( edupreneurship) . Hal inipenting karena biaya penyelenggaraan praktik pendidikankejuruan sangat mahal. Agar pendidikan kejuruan dapatmembiayai sendiri tanpa mengandalkan bantuan pemerintahmaka lembaga pendidikan kejuruan harus mengembangkankewirausahaan berbasis pendidikan berdasarkan potensi yangdimilikinya. Teaching factory atau bussines center merupakansatu wujud nyata tempat pembelajaran kewirausahaan dalammendukung pengembangan edupreneurship di SMK

    Pengembangan edupreneurship memerlukan dukungankapasitas lembaga yang kuat mulai dari pendidik, kurikulum, dansistem manajemennya. Dalam buku ini dijelaskan caramembangun edupreneursip dan best practice beberapa SMK yangtelah sukses mengembangkan teaching factory .

    Yogjakarta, 2 Mei 2014Tim Peneliti

    Dr. Endang Mulyatiningsih, dkk

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    4/103

    iiiPengembangan edupreneurship di SMK

    DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ....................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................. v DAFTAR TABEL ............................................................................ vi

    A. Potensi dan Kelemahan ...................................................... 1 B. Tantangan dan Peluang ..................................................... 4 C. Kebijalan SMK ...................................................................... 8

    BAB II KONSEP EDUPRENEURSHIP ....................................... 12 A. Edupreneurship .................................................................. 12

    1. Teaching Factory ........................................................... 14

    2. Business Center ............................................................. 15 B. Prinsip-prinsip Edupreneurship ........................................ 16 C. Jenis-jenis Kegiatan Edupreneurship .............................. 19

    BAB III PENGEMBANGAN POTENSI EDUPRENEURSHIP .... 22 A. Penyiapan Kapasitas Pendidik (Guru) ............................ 23

    1. Kompetensi Kewirausahaan ......................................... 24 2. Tantangan Kompetensi Masa Depan .......................... 27

    B. Pemberdayaan Siswa ........................................................ 30 C. Struktur Kurikulum ............................................................ 37 D. Model pembelajaran ......................................................... 38 E. Pemberdayaan Komite Sekolah ....................................... 41

    1. Pengertian dan Prinsip-prinsip Pemberdayaan .......... 41 2. Langkah-langkah Pemberdayaan Sekolah ................. 46

    BAB IV MANAJEMEN EDUPRENEURSHIP ................................ 51 A. Struktur Organisasi ........................................................... 51

    B. Penjaminan Mutu Produk ................................................. 55 C. Penjaminan Mutu Jasa ...................................................... 65 D. Pemasaran Edupreneurship ............................................. 70

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    5/103

    ivPengembangan edupreneurship di SMK

    E. Strategi Pemasaran ........................................................... 73 BAB V PERAN KERJASAMA DALAM EDUPRENEURSHIP ....... 79

    A. Pengertian Kerjasama ....................................................... 79 B. Prinsip-prinsip Partnership ............................................... 81 C. Pola-pola Kerjasama ......................................................... 83

    BAB VI BEST PRACTICES TEFAC SMK’ ............................... 88

    A. SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang ..... Error!Bookmark not defined.

    B. SMK Negeri 5 Makassar ..... Error! Bookmark not defined. C. SMK Negeri 6 Semarang .................................................. 88

    D. SMK Sukorambi, Jember ... Error! Bookmark not defined. E. SMKN Ampelgading ............ Error! Bookmark not defined. F. SMKN 1 Semarang .............. Error! Bookmark not defined. G. SMKN I Purworejo .............. Error! Bookmark not defined. H. SMKN Pringkuku Pacitan .................................................. 88

    I. SMK-SMTI Pontianak .......... Error! Bookmark not defined. J. SMKN 9 Surakarta ............... Error! Bookmark not defined. K. SMKN 3 Purwokerto .......................................................... 90

    L. SMK Yosonegoro ................. Error! Bookmark not defined. M. SMK Muhammadiyah 3 Surakarta . Error! Bookmark notdefined.

    N. SMKN TUREN ...................... Error! Bookmark not defined. O. Solo Technopark ................ Error! Bookmark not defined. P. SMK Negeri 2 Subang ....................................................... 90

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 92

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    6/103

    vPengembangan edupreneurship di SMK

    DAFTAR TABEL

    HalamanTabel 1 Tingkat Pengangguran TerbukaTabel 2 Pendapatan per-kapita Penduduk Negara AsiaTabel 3 Rekap Nasional Pendidikan Tahun 2014/2015Tabel 4 Ikhtisar Statistik SMKTabel 5 Jenis Usaha yang Dapat Dikembangkan SMKTabel 6 Matrik Tipologi KompetensiTabel 7 Manajemen Organisasi EdupreneurshipTabel 8 Perbedaan Indikator Mutu pada Industri Barang

    dan Jasa

    Tabel 9

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    7/103

    viPengembangan edupreneurship di SMK

    DAFTAR GAMBAR

    HalamanGambar 1 Peringkat Mutu SMKGambar 2 Kompetensi Kewirausahaan Pada Pendidikan

    KejuruanGambar 3 Alur Pelaksanaan Model Pembelajaran TF-6MGambar 4 Contoh Struktur Organisasi EdupreneurshipGambar 5 Hierarki Konsep MutuGambar 6 Komponen Inti TQM

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    8/103

    1Pengembangan edupreneurship di SMK

    BAB I. ANALISIS SITUASI EDUPRENEURSHIP

    A. Potensi dan Kelemahan

    Pendidikan kejuruan dapat menjadi tulang punggungperbaikan ekonomi negara dalam jangka panjang yang lebih

    futuristik jika kompetensi lulusannya diarahkan sesuai dengankebutuhan tenaga kerja dan perkembangan bisnis. Peluangkerja di sektor formal sebagai pegawai negeri atau pegawaikantor semakin kompetitif sehingga sering terjadi penumpukanpasokan calon tenaga kerja lulusan SMK. Berdasarkan BeritaResmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012 tentang TingkatPengangguran Terbuka (TPT) menurut jenjang pendidikan,TPT lulusan SMK masih cukup banyak. TPT Sekolah Menengah

    Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah MenengahKejuruan sebesar 9,51 persen. Data tingkat pengangguranterbuka tertera pada Tabel 1.

    Lembaga pendidikan dinyatakan unggul jika mampumemberdayakan pendidik dan peserta didik untuk menjadiorang sukses dan menyumbang kesuksesan pada lembaganya.Kesuksesan lembaga pendidikan kejuruan dinilai dari seberapabesar lulusannya dapat terserap di dunia kerja atauberwirausaha. Untuk menjadi lembaga yang unggul, SMKdiharapkan mampu menyiapkan siswanya agar memilikikompetensi kerja sesuai tuntutan dunia industri atau memberi

    berbagai macam bekal pengetahuan dan keterampilan untukmenjadi seorang wirausaha ( entrepreneur ).

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    9/103

    2Pengembangan edupreneurship di SMK

    Tabel 1: Tingkat Pengangguran TerbukaPendidikan Tertinggi

    yang Ditamatkan 2011* 2012* 2013**

    Tidak/ belum pernahsekolah

    190.370 82.411 109.865

    Belum/ tidak tamatSD

    686.895 503.379 513.534

    SD 1.120.090 1.449.508 1.421.653SLTP 1.890.755 1.701.294 1.822.395SLTA Umum ( SMAdan MA)

    2.042.629 1.832.109 1.841.545

    SLTA Kejuruan/SMK

    1.032.317 1.041.265 847.052

    Diploma I, II, III/akademi

    244.687 196.780 192.762

    Universitas 492.343 438.210 421.717Total 7.700.086 7.244.956 7.170.523

    Sumberdaya manusia Indonesia masih memiliki berbagaikelemahan dan sering berada pada posisi yang lebih rendahdibandingkan negara lain. Salah satu contoh situasi iniditunjukkan oleh rata-rata income penduduk negara Indonesiadi antara beberapa negara Asia yang tertera pada tabel 2.

    Tabel 2. Pendapatan per-kapita Penduduk Negara Asia

    COUNTRY Mean yearsof schooling Duration ofCompulsoryEducation

    GNI per capita(USD/year)

    Indonesia 5,8 9 3.716India 4,4 9 3.468Singapore 8,8 6 52.569Malaysia 9,5 9 13.685Philippines 8,9 7 3.478Japan 11,6 9 32.295Korea 11,6 9 28.230China 7,5 9 7.476

    Thailand 6,6 9 7.694Ket: GNI (Gross National Income)Sumber: Dit PSMK (2014)

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    10/103

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    11/103

    4Pengembangan edupreneurship di SMK

    langsung terhadap daya serap lulusan, tetapi jika jumlah dankualitas guru kurang memadai, maka siswa juga kurangmendapat pelayanan pendidikan yang diperlukan untukbekerja. Di sisi lain, jumlah industri yang menyerap tenagakerja lulusan SMK juga terbatas sehingga banyak lulusan SMKyang tidak terserap di dunia kerja.

    Data jumlah SMK juga diperoleh secara online dari datapokok SMK yang tertera pada tabel 4. Jumlah SMK yang aktifterdata secara on line hanya 97%, artinya masih ada 3% SMKyang belum memasukkan data ke sistem pendataan online.

    Tabel 4. Ikhtisar Statistik SMKInformasi DataSMK Aktif Terdata : 11738SMK Negeri : 3037SMK Swasta : 8701Persentase perolehan data : 97%Koordinat terdata : 34%Website terdata : 58%Update data terakhir : 17-7-2014Jumlah sesi kunjungan : 409165

    http://datapokok.ditpsmk.net/ 2014

    Data pada tabel 4 menunjukkan SMK Swastamendominasi jumlah SMK hingga mencapai 74,13%. JumlahSMK swasta yang lebih banyak menunjukkan partisipasimasyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi. Di sisi lain,

    jumlah SMK yang terlalu banyak dapat menyebabkankejenuhan lulusan, karena lulusan hanya disiapkan untukbeberapa jenis pekerjaan tertentu. Jika lulusan tidak dibekalidengan keterampilan lain dan kemampuan beradaptasi makamereka juga sulit memperoleh pekerjaan.

    B. Tantangan dan Peluang

    Tuntutan kompetensi dunia kerja masa depan selalumengalami perubahan karena teknologi kerja terusberkembang. Persaingan antar pencari kerjapun semakin

    http://datapokok.ditpsmk.net/http://datapokok.ditpsmk.net/http://datapokok.ditpsmk.net/

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    12/103

    5Pengembangan edupreneurship di SMK

    kompetitf karena pencari kerja tidak hanya berasal darilingkungannya sendiri melainkan juga berasal dari lingkunganglobal. Untuk menjadi orang yang sukses di masa depan,diperlukan pendidik dan peserta didik yang kreatif dan inovatifdalam mengikuti perubahan dunia kerja dan mampumenciptakan peluang usaha. Kreatif dan inovatif merupakansebagian karakter seorang entrepreneur. Peluang untukmenambah penghasilan melalui karya kreatif dan inovatifsemakin terbuka dan kompetitif. Dimasa yang akan datang,hanya orang yang berjiwa entrepreneur yaitu memilikikebutuhan tinggi untuk berprestasi, energik dan beranimengambil risiko (David McClleland dalam Jyotsna Sethi (2008)yang akan mampu meraih peluang.

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan mampumembentuk karakter lulusannya supaya menjadi seorangentrepreneur. Untuk mewujudkan hal tersebut maka SMK jugadiharapkan mampu memberi contoh pengembangan usahakreatif dan inovatif yang berpotensi menambah income danapendidikan. Lembaga pendidikan yang mengembangkan usahakreatif dan inovatif pada sektor pendidikan diberi nama`EduPreneur` atau Pengusaha Pendidikan (Reena Agrawal,2013). Salah satu indikator SMK unggul adalah memiliki banyaksumberdana penyelenggaraan pendidikan yang berasal dariusaha kreatif dan inovatifnya dan bukan sumberdana dari iuranpeserta didiknya. Teaching factory, bussines center, unitproduksi merupakan bentuk usaha yang dapat menjawabpermasalahan yang dihadapi oleh SMK untuk menambahsumberdana dan melatih kewirausahaan bagi para siswanya.

    Secara bertahap mutu SMK akan ditingkatkan melaluipengembangan SMK Rujukan. SMK Rujukan adalah SMK yangunggul, berakses besar dan sekolah efektif. Sekolah efektif

    adalah sekolah yang berkinerja lebih baik dibanding sekolahlain ketika diberi dukungan input yang sama (Cheng, 1996).Satu SMK rujukan akan beraliansi dengan 3-4 SMK. Menurutarah kebijakan pengembangan SMK tahun 2014 di Indonesia

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    13/103

    6Pengembangan edupreneurship di SMK

    akan dikembangkan SMK dengan peringkat mutu seperti padagambar 1:

    Gambar 1. Peringkat Mutu SMK

    SMK rujukan memiliki bengkel kerja produktif yangstandar pada setiap unit kompetensi keahlian. Peluang yangdapat diperoleh jika SMK telah menjadi rujukan SMK lainadalah:

    (1) bengkel kerja cerdas ( smart workshop ) untuk mendukung

    advance training .(2) pusat sumber belajar, bahan ajar diserver, akses belajar

    dari internet dan perpustakaan digital.

    (3) fasilitas kegiatan bersama bagi siswa, guru, pada bidangseni, olahraga, dan penguatan soft skill;

    (4) teaching factory sesuai bidang unggulan

    (5) menjadi tempat uji kompetensi, produk, jasa dan tempilan(Ditjen PSMK, 2014).

    SMK berpeluang untuk berkembang jika memenuhiprinsip penyelenggaraan SMK. Prosser & Quigley, (1950)

    1650 SMKRujukan

    SMK Unggul

    SMK efektif

    SMK Besar

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    14/103

    7Pengembangan edupreneurship di SMK

    menyebutkan 16 prinsip penyelenggaraan SMK yang baikyaitu:(1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana

    siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti iaakan bekerja.

    (2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikandimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alatdan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempatkerja.

    (3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorangdalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yangdiperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

    (4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukansetiap individu memodali minatnya, pengetahuannya danketerampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

    (5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepadaseseorang yang memerlukannya, yang menginginkannyadan yang mendapat untung darinya.

    (6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihanuntuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikiryang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yangdiperlukan dalam pekerjaan nantinya.

    (7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telahmempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapanketerampilan dan pengetahuan pada operasi dan proseskerja yang akan dilakukan.

    (8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harusdipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada

    jabatan tersebut.(9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan

    pasar.(10) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan

    tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yangnyata (pengalaman sarat nilai).

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    15/103

    8Pengembangan edupreneurship di SMK

    (11) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isipelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah daripengalaman para ahli okupasi tersebut.

    (12) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi ( body of content )yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

    (13) Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yangefisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yangmemerlukan dan paling efektif jika dilakukan lewatpengajaran kejuruan.

    (14) Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaranyang digunakan dan hubungan pribadi dengan pesertadidik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

    (15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.(16) Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika

    tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak bolehdipaksakan beroperasi (Prosser & Quigley, 1950).

    Vocational Education in a Democracy"

    Tidak semua SMK dapat memenuhi prinsip-prinsippenyelenggaraan SMK yang baik tersebut. Banyak SMK swastabaru yang tidak memiliki laboratorium atau bengkel praktik.Hal ini menjadi hambatan bagi SMK untuk dapat menghasilkanlulusan yang kompeten dan siap bekerja.

    C. Kebijalan SMKPrioritas pembangunan bidang pendidikan diarahkan

    demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukungkeselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengankemampuan menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaandan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Salah satusasaran didalam Rencana Strategis (Renstra) KementerianPendidikan Nasional 2010- 2014, menyatakan bahwa “seluruhSMK menyediakan layanan pembinaan pengembangankewirausahaan”.

    Tantangan masa depan bangsa Indonesia dalammenghadapi era globalisasi tenaga kerja menuntutpengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan 3

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    16/103

    9Pengembangan edupreneurship di SMK

    (tiga) sasaran pokok yaitu, (1) peningkatan mutu proses danhasil pendidikan, (2) peningkatan kemampuanentrepreneurship lulusan, (3) peningkatan kerjasama denganpengguna lulusan (industri, perusahan, pemerintah daerah,dan lain-lain) (I Nyoman, 2012). Direktorat Pembinaan SMKmemiliki kebijakan pengembangan SMK sebagai berikut:(1) Secara kelembagaan Direktorat Pembinaan SMK, (a)

    memasukkan pendidikan kejuruan ke dalam perencanaanpembangunan ekonomi, sosial, dan pengembanganindustri; (b) memperbaiki tata kelola SMK denganmemperluas keterlibatan pemangku kepentingan; (c)mendukung SMK agar terlibat dalam pembangunanekonomi yang ramah lingkungan dan ramah sosial; dan(d) mengembangkan keterampilan pada sektor-sektoryang pertumbuhannya sangat tinggi

    (2) Menyiapkan pendidikan kejuruan sesuai kebutuhan danmemperluas cakupan SMK bukan hanya untuk kalangankurang mampu saja

    (3) meningkatkan respon SMK sehingga pendidikan yangberprospektif sebagai pendidikan memberdayakan danberkelanjutan

    (4) Meningkatkan investasi pendidikan kejuruan untuk: (a)pengembangan fasilitas pendidikan kejuruan secaramerata; (b) menyediakan sarana prasarana SMK sehinggamampu meningkatkan kualitas layanan pendidikan di SMKsesuai kebutuhan daerah; (c) mengembangkan SMKsebagai TUK dan pelaksana sertifikasi bagi siswa SMK danmasyarakat; (d) mendukung mekanisme multi-channelinvestasi SMK;

    (5) Membangun sistem penjaminan mutu lulusan SMK melaluipengukuran keterampilan dan pemantauan ketercapaiankinerja; pengembangan teknologi dan keterampilan kerja

    (6) Membangun partnership antara sekolah dengan duniabisnis; (a) menggandeng industri yang dapat terlibatdalam evaluasi kualitas pendidikan kejuruan; (b)membuat mekanisme pembelajaran di SMK yang didukung

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    17/103

    10Pengembangan edupreneurship di SMK

    oleh pemerintah, bimbingan dari industri, dan keterlibatanperusahaan; (c) mempromosikan kerjasama sekolah-industri dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

    kejuruan; (d) mendorong industri dan perusahaanmenjalankan SMK; (e) mendorong SMK terlibat dalampelatihan bagi calon tenaga kerja dan teknisi diperusahaan

    (7) Meningkatkan kualitas guru kejuruan melalui kegiatan-kegiatan: (a) fasilitasi pelatihan dan peningkatan kualitasguru SMK; (b) meningkatkan standar kualifikasi berbasisKKNI bagi lulusan SMK; (c) melatih "guru dengan doublekompetensi“; (d) memberlakukan peraturan keharusanpraktek pengalaman kerja bagi guru SMK; (e)mendampingi SMK dalam penyempurnaan sistemkepegawaian di sekolah sehingga dapat mempekerjakanguru ahli yang berpengalaman kerja agar bisa mengajarSMK sebagai guru tamu paruh waktu.

    Sekolah Menengah Kejuruan memiliki potensi untukmengembangkan edupreneurship . Jenis usaha yangmendukung prestasi akademik lembaga pendidikan menjadiunggul sekaligus membawa keuntungan finansial antara lainindustri kreatif dan industri yang berbasis ilmu pengetahuan(knowledge based industry ). Industri kreatif merupakanindustri yang berlandaskan pada kreasi intelektual yang cepatberubah, berinovasi tinggi, beresiko tinggi, memilikikeanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru(Renstra Kemdag, 2010-2015). Jenis usaha yang termasuk kedalam industri kreatif antara lain: arsitektur, periklanan, barangseni (lukisan, patung), kerajinan, disain, mode/fashion, musik,permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbitan-percetakan,layanan komputer dan piranti lunak ( software ), radio dantelevisi, riset dan pengembangan, kerajinan, serta film-video-fotografi. Industri berbasis ilmu pengetahuan adalah industriyang memperlakukan teknologi dan/atau sumber daya manusiasebagai input dari keberlangsungan suatu industri. Contohindustri yang berbasis ilmu pengetahuan antara lain industribio-teknologi, nano-teknologi, perangkat lunak, perkapalan dan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    18/103

    11Pengembangan edupreneurship di SMK

    kedirgantaraan, elektronika dan peralatan listrik, teknologiinformasi dan peralatan komunikasi, serta peralatan energi danlingkungan (Renstra Kemperin, 2010-2015). Zhao (2012)menambahkan bahwa untuk menumbuhkan pengusaha yangkompeten secara global, sekolah perlu mengubah diri menjadiperusahaan global yang membuat produk untuk pasar global,memanfaatkan sumber daya dari seluruh dunia, danmemperluas kampus mereka di luar lokasi gedung yang adasaat ini.

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    19/103

    12Pengembangan edupreneurship di SMK

    BAB II KONSEP EDUPRENEURSHIP

    A. EdupreneurshipEdupreneurship merupakan bagian dari entrepreneurship

    yang unik di bidang pendidikan. Entrepreneurship adalahusaha kreatif atau inovatif dengan melihat atau menciptakan

    peluang dan merealisasikannya menjadi sesuatu yang memilikinilai tambah (ekonomi, sosial, dll). Entrepreneurship di bidangsosial disebut sosiopreneurship, di bidang edukasi disebutedupreneurship, di internal perusahaan disebutinterpreneurship, di bidang bisnis teknologi disebutteknopreneurship (Ikhwan Alim, 2009).

    Oxford Project, (2012) menjelaskan edupreneurship adalah sekolah-sekolah yang selalu melakukan inovasi yangbermakna secara sistemik, perubahan transformasional, tanpamemperhatikan sumber daya yang ada, kapasitas saat ini atau

    tekanan nasional dalam rangka menciptakan kesempatanpendidikan baru dan keunggulan. Dua pengertian tersebutmengandung makna yang berbeda. Dalam pengertianpertama, edupreneurship lebih banyak berorientasi pada profityang banyak memberi keuntungan finansial. Definisi kedualebih umum yaitu semua usaha kreatif dan inovatif sekolahyang berorientasi pada keunggulan.

    Konsep edupreneurship dalam buku ini ditekankan padausaha kreatif atau inovatif yang dilakukan oleh sekolah untukmemperoleh prestasi sekolah dan menambah income. Prestasisekolah mungkin tidak langsung membuahkan keuntunganfinansial tetapi sekolah yang berprestasi memiliki lebih banyakkesempatan untuk mendapat penghargaan, bantuan, dan input

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    20/103

    13Pengembangan edupreneurship di SMK

    siswa yang lebih baik. Dengan modal prestasi ini, sekolahsedikit demi sedikit akan mengalami kemajuan sampai menjadisekolah unggul. Dalam konteks ini, unggul tidak memberidampak finansial secara langsung tetapi merintis masa depanyang lebih sukses. Setelah menjadi sekolah unggul, peluangdan kesempatan untuk mencari tambahan income semakinmudah didapatkan.

    Banhyak lembaga pendidikan unggul yang ada pada saatini cenderung menarik biaya pendidikan yang mahal daripeserta didiknya. Lembaga pendidikan berubah menjadipabrik-pabrik pendidikan. Banyak lembaga pendidikan yanghanya mengejar kuantitas tanpa memperhatikan kualitas inputmaupun outputnya. Sebagian output/lulusan dapatmemperoleh prestasi akademik tinggi tetapi belum tentumampu beradaptasi, kreatif, inovatif dan kompetitif dalammenghadapi dunia kerja. Dalam teaching factory , siswa SMKdisiapkan untuk menjadi lulusan yang siap kerja, cerdas,kompetitif dan memiliki kemampuan atau pengetahuan sesuaidengan tuntutan dunia kerja

    Lembaga pendidikan unggul diharapkan mampumemberdayakan peserta didik agar mereka memperolehsukses di kemudian hari. Untuk memperoleh sukses tersebut,

    pendidikan diharapkan mampu membekali peserta didiknyasupaya memiliki kepekaan sosial untuk menembus sektor bisnisdan membawa perubahan. Sistem manajemen eduprenership diharapkan mampu menghasilkan calon orang-orang yangakan sukses. Di sisi lain, membangun edupreuneur saat ini

    juga diharapkan mampu memakmurkan lembaga pendidikantanpa membebani orang tua dan pemerintah.

    Edupreneurship digerakkan oleh kepala sekolah sebagaipemimpin dan manajer di sekolah. Pemimpin sekolah yangmenjadi edupreneurs adalah seorang yang mampu mengatur

    dan mengelola sebuah lembaga sekolah dengan inisiatif,inovasi dan resiko. Untuk menjadi seorang pemimpinedupreneur maka ada beberapa perilaku yang harus dimilikiseperti: (1) bertindak sebagai agen perubahan; (2) memimpin

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    21/103

    14Pengembangan edupreneurship di SMK

    tanpa pamrih; (3) membawa budaya baru yang diharapkandengan penuh keyakinan; (4) mendukung pengambilan risikodan belajar terus menerus; (6) bersedia berinvestasi danmemanfaatkan sumber daya yang ada bahkan ketika sumberdaya langka-pun pemimpin juga mau berinvestasi (OxfordProject, 2012).

    Pembelajaran kewirausahaan SMK diimplementasikandalam berbagai bentuk metode pembelajaran berbasisproduksi dan bisnis antara lain: Teaching Factory, TeachingIndustry, Hotel Training, Incubator Unit, Business Center disekolah. Metode pembelajaran berbasis produksi dan bisnisdirancang dalam rangka untuk meningkatkan kualitaspembelajaran kewirausahaan melalui wahana belajar sambilberbuat ( learning by doing ).

    1. Teaching Factory

    Penyelenggara pendidikan dituntut mampu menghasilkanlulusan yang kreatif dan inovatif menciptakan peluang usaha(entrepreneur ). Salah satu strategi untuk menyiapkan lulusanyang mampu berwirausaha adalah mengembangkan teachingfactory sebagai tempat berlatih usaha. Edupreneurship tanpateaching factory sama seperti belajar keterampilan tanpapraktik karena tidak ada pengalaman nyata yang diperolehsiswa selama belajar. Namun demikian, untuk menjadi seorangentrepreneur tidak semata-mata harus berwirausaha dengancara berjualan, tetapi dapat menjadi kreator pada industrikreatif yang lebih luas lapangan kerjanya

    Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajarankontekstual yang mendekatkan siswa ke dalam situasi kerjayang sesungguhnya. Teaching Factory merupakan sebuahreplika industri, memiliki peralatan produksi setara denganindustri, menerapkan standar operasional prosedur yang sama

    dengan industri sehingga produksi barang dan jasapun sejajardengan industri, Teaching Factory diharapkan dapatmenjembatani kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    22/103

    15Pengembangan edupreneurship di SMK

    industri dengan kompetensi yang dipelajari di sekolah (IkhsanZainudin; Suwachid; Ngatou Rohman, 2012).

    Teaching Factory (TEFAC) merupakan perpaduanCompetency Based Training (CBT) dan Production BasedTraining (PBT), Competency Based Training (CBT) merupakanpembelajaran berbasis kompetensi/skill kerja yang bertujuanmengajarkan keterampilan ( skill ) kerja sesuai dengan prosedurdan standar kerja untuk menghasilkan produk yang sesuaidengan tuntutan industri/pasar/konsumen. Pembelajaranberbasis produksi mengutamakan produk barang atau jasayang berkualitas tetapi produk tersebut tidak dipakai ataudipasarkan. Produk hanya untuk menghasilkan nilai dalamproses belajar mengajar. Dalam teaching factory ,pembelajaran berorientasi pada produk barang atau layanan

    jasa yang layak jual dan dapat dimanfaatkan untukmemperoleh keuntungan.

    Secara umum pembelajaran TEFAC bertujuan untukmelatih siswa berdisiplin, meningkatkan kompetensi keahliansiswa, menanamkan mental kerja supaya mudah beradaptasidengan situasi dan kondisi dunia industri, menguasai bidangmanajerial serta menghasilkan produk yang berstandar mutuindustri (Hassbullah, 2009: 396 dalam I made Gali ). Dalam

    pedoman pengelolaan teaching factory yang di terbitkan DinasPendidikan Jawa Tengah, teaching factory di harapkanmampu: (1) menjadi sumber pembelajaran siswa; (2) menjadisalah satu sumber pendanaan pendidikan sekolah SMK; (3)sebagai sarana peningkatan kompetensi guru dan siswa: (4)sebagai sarana alih teknologi dan transformasi, budayaindustry dalam pembentukan karakter.

    2. Business Center

    Prioritas pembangunan bidang pendidikan diarahkan

    demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukungkeselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengankemampuan: (1) menciptakan lapangan kerja ataukewirausahaan; (2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    23/103

    16Pengembangan edupreneurship di SMK

    kerja global. Salah satu sasaran Rencana Strategis (Renstra)Kementerian Pendidikan Nasional 2010- 2014, dinyatakanbahwa “seluruh SMK menyediakan layanan pembinaanpengembangan kewirausahaan”. Program ini dikembangkanuntuk membantu siswa agar mampu menerapkan ilmunyadalam praktek kehidupan nyata, khususnya dalammendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapanganpekerjaan. Dengan program business center, pendidikandiharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial,budaya, dan ekonomi melalui usaha perdagangan.

    Business center adalah pusat kegiatan bisnis atau pusatkegiatan ekonomi yang bertujuan mencari keuntungan.Business center adalah nama lain dari unit produksi. Biayapendidikan di SMK mahal, oleh sebab itu SMK disarankanmemiliki program untuk mencari keuntungan melalui kegiatanpengadaan barang, jasa, dan fasilitas lain yang dapat dijualatau disewakan. Tujuan program business center adalah:(1) Mewujudkan berdirinya laboratorium bisnis/ perdagangan

    yang berfungsi sebagai wahana interaksi sosial danekonomi bagi warga sekolah terutama siswa dan guru.

    (2) Menghasilkan tamatan SMK yang memiliki jiwaentrepreneurship (kewirausahaan) dan siap mandiri dalamupaya meningkatkan fungsi pendidikan sebagai lembagapencetak generasi produktif.

    B. Prinsip-prinsip Edupreneurship

    Edupreneurship berorientasi pada prestasi yang dapatmenambah keuntungan finansial. Penyelenggaraankewirausahaan bidang pendidikan dilakukan denganmemperhatikan prinsip- prinsip yang tidak jauh berbedadengan prinsip penyelenggaraan unit produksi/jasa (UP/J),teaching factory , bussines center , dan sejenisnya. Rusnani danMurdiyanto (2012) menjelaskan prinsip-prinsippenyelenggaraan unit produksi atau jasa sebagai berikut:

    (1) Hanya menjadi satu alternatif yang diharapkan dapatmeningkatkan mutu lulusan SMK;

    (2) Digunakan untuk meningkatkan kompetensi profesionalguru dan siswa;

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    24/103

    17Pengembangan edupreneurship di SMK

    (3) Dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki SMK;

    (4) dikelola secara profesional menganut pada prinsipmanajemen bisnis;

    (5) tidak boleh menggangu kegiatan belajar mengajar;(6) menjadi sarana belajar dan bekerja ( learning by doing )

    bagi semua warga sekolah.(7) Keuntungan UP/J dimanfaatkan untuk melaksanakan

    kegiatan belajar mengajar di SMK dan peningkatankesejahteraan warga SMK;

    (8) Pembagian keuntungan hasil kegiatan UP/J diatur sesuaikeputusan manajemen secara profesional;

    (9) UP/J digunakan sebagai salah satu ukuran keberhasilansekolah dalam menjalankan fungsi menyiapkan tenagakerja menengah.Pengelolaan unit produksi/jasa (UP/J), teaching factory ,

    bussines center, dan sejenisnya harus dilakukan secaraprofesional dan independen mengacu pada prinsip manajemenberbasis sekolah (MBS). Ada 6 prinsip yang harus diperhatikandalam mengelola unit produksi/jasa yaitu; (1) kemandirian,(2) akuntabilitas, (3) transparan, (4) kemitraan, (5) partisipasi,(6) efektif dan efesien (Depdiknas, 2007) Depdiknas, 2007.

    Garis-Garis Besar Program SMK Tahun 2007. Jakarta: DPSM(1) Kemandirian yaitu kemampuan mengambil keputusansendiri terkait dengan masalah yang dihadapi. Pengelolaandapat dilakukan secara mandiri jika didukung olehsumberdaya manusia yang kompeten. Pimpinan unitproduksi/jasa (UP/J), teaching factory , bussines center,dan sejenisnya harus memiliki kemampuan manajerialyang meliputi: merencanakan, mengorganisasikan,memotivasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan,berkomunikasi, dan berkoordinasi dengan anggota secara

    sinergis. Pemimpin unit produksi/jasa menganut azastransformasional sehingga memberi peluang terjadiperubahan organisasi untuk melakukan kepemimpinansecara; jujur, adil, demokratis, transparan dengan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    25/103

    18Pengembangan edupreneurship di SMK

    memantaafkan sumberdaya yang ada secara optimal.Kemandirian mampu memberikan pelajaran bagi siswauntuk melakukan kegiatan atas inisiatif sendiri atau tidakselalu menunggu perintah. Dengan kata lain kemandiriandiharapkan mampu melatih siswa menjadi mandiri danbertanggungjawab.

    (2) Akuntabilitas atau dapat mempertanggungjawabkansemua kegiatan secara tertulis kepada stakeholdernya dandilaporkan secara resmi pada rapat sekolah. Akuntabilitaspenting untuk menambah kepercayaan bagi wargasekolah, mitra, dan pelanggan. Penerapan prinsipakuntabilitas dapat melatih siswa untuk selalubertanggungjawab terhadap tugas yang diberikankepadanya.

    (3) Transparansi atau keterbukaan khususnya dalammanajemen keuangan diperlukan untuk menghilangkankecurigaan antara tim pengelola dengan warga sekolahdan stakeholdernya. Dengan prinsip keterbukaan akanterbentuk perilaku jujur. Kejujuran dapat menjadi modaluntuk mendapat kepercayaan. Jika pengelolaan usahamendapat kepercayaan, maka tim manajemen lebihleluasa untuk mengambil keputusan strategis dalam

    melaksanakan kegiatan. Stakeholder atau pemangkukepentingan sekolah meliputi siswa, orangtua siswa, guru,tenaga kependidikan, tokoh masyarakat, pengusaha,anggota profesi dan alumni.

    (4) Kemitraan atau kerjasama yang saling menguntungkan,memerlukan, dan dapat dipercaya. Dalam pengelolaan unitproduksi, teaching factory dan sejenisnya, kemitraanpenting untuk mendapatkan dukungan sumberdaya danbimbingan langsung dari mitra atau industri pasangan.

    (5) Partisipasi atau keterlibatan stakeholder secara langsung

    dalam pengelolaan program teaching factory . Wujudperanserta masyarakat dalam pengelolaan unitproduksi/jasa antara lain sebagai badan pertimbangan(advisory agency ), pendukung ( supporting agency ),

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    26/103

    19Pengembangan edupreneurship di SMK

    penghubung ( mediating agency ) dan pengawas(controlling agency ).

    (6) Efektif dan efisien yaitu melakukan pekerjaan denganbenar untuk mencapai tujuan atau hasil kegiatan yangoptimal. Kegiatan dapat berjalan efektif jika semuapekerjaan dilakukan dengan benar ( do the right things ).Efisiensi dapat dicapai jika terjadi penghematansumberdaya. Pekerjaan yang dilakukan dengan benarmenjadi lebih hemat karena tidak terjadi kegagalan kerjayang menyebabkan pekerjaan harus diulang dari awal.

    C. Jenis-jenis Kegiatan Edupreneurship

    Membentuk guru dan siswa yang kreatif dapat dilakukandengan berbagai cara. Menambah sumber penghasilan sekolahdari usaha-usaha kreatif juga dapat dilakukan dengan berbagaicara. Membentuk guru dan siswa kreatif yang mampumenambah sumber penghasilan bagi sekolah itu yang menjaditujuan utama pengembangan edupreneurship. Jenis usahayang dapat dilakukan sekolah dapat dikelompokkan menjadiusaha jasa, produksi, dan perdagangan dalam bidangakademik maupun non akademik. Contoh jenis-jenis kegiatansekolah yang mampu menambah sumber penghasilan sekolahdan juga melatih guru dan siswa kreatif memperolehpenghasilan dijelaskan pada Tabel 5.

    Tabel 5: Jenis Usaha yang Dapat Dikembangkan SMKKelompok Jenis Usaha

    Jasaakademis

    pelatihan yang sesuai dengan kompetensikeahlian SMK kepada masyarakat umumseperti cooking class, kultur jaringan,perawatan kendaraan, web design, photografi, cinematografi, dll.Membuat proposal kegiatan yang mendapat

    bantuan dana dari berbagai instansipemerintah maupun swasta.membuka usaha jasa pelayanan sesuaidengan kompetensi keahlian SMK misalnya:

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    27/103

    20Pengembangan edupreneurship di SMK

    Kelompok Jenis Usaha jasa rias rambut/wajah, menjahit busanabutik, membuat media pembelajaran,media web, video klip/iklan, instalasi listrik,servis: kendaraan bermotor, laptop,handphone, dsb

    Jasa nonakademis

    persewaan aula, sarana olah raga, saranabisnis, alat-alat pesta (Jasa Boga), danmesin-mesin produksi (Teknik Mesin)Membuka usaha jasa akomodasipariwisata: tiketing, perhotelan, antar

    jemput, even organizer, dll

    Produksi Memproduksi dan menjual barang yangsesuai dengan jenis kompetensi keahlianseperti: catering (Boga), air mineral, saribuah, busana butik, kriya kayu, batik, hasilpertanian, tanaman hias, peternakan,perikanan, handicraff, las teralis, dll

    Perdagangan Membuka kantin sekolah, koperasi sekolah,waralaba, konsinyasi, toko kelontong yangmenyediakan kebutuhan hidup sehari-hari

    Business

    center

    Perdagangan retail, grosir, penjualan

    langsung ( direct selling ) door to door ,pemasok (taking order), produksi barang,layanan jasa pemasaran (sales promotionservice)

    Usaha yang dikembangkan SMK dapat menambahpendapatan bagi SMK dan melatih siswa berwirausaha. Usaha-usaha yang dikembangkan masih relevan dengan pendidikandan tidak mengganggu proses pembelajaran. Jika usahadilakukan dengan prinsip-prinsip yang benar maka SMKmenjadi unggul dan banyak dikenal masyarakat.

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    28/103

    21Pengembangan edupreneurship di SMK

    D. Kerangka Konsep Edupreneurship

    Pengembangan edupreneurship merupakan sebuahgagasan menyeluruh tentang bagaimana menyiapkan lulusanyang kompeten serta berjiwa wirausaha. Peta konsep yangditawarkan untuk mengembangkan edupreneurshipdiilustrasikan pada gambar ...

    Gambar: Kerangka Konsep Edupreneurship

    Siswa dan gurumemiliki potensiberagamSumberdaya terbatas

    Tantangan globalsemakin kompetitifPeluang usaha sesuaikebutuhan terbuka

    Pelayanan yang bermutu pada setiapbidangPemberdayaan SDM supaya lebihproduktif dan agar lebih produktif dandapat hidup mandiriPemanfaatan sarpras secara optimalPeningkatan jaringan kerjasamaMemanfaatkan peluang usaha disegalabidang

    Lulusan kompeten, profesional danoptimis menghadapi tantanganSekolah unggul di bidang akademik,non akademik dan finansial

    Dipercaya masyarakat penggunaPelanngan puas

    Banyak mendapat support Aktualisasi diri lebih mudah

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    29/103

    22Pengembangan edupreneurship di SMK

    Kerangka konsep yang tertera pada gambar menunjukkan bahwauntuk menjadi edupreneurship diperlukan tindakan-tindakankepemimpinan dari kepala sekolah untuk menggerakkan:

    1) Pelayanan yang bermutu pada setiap bidang denganmenerapkan sistem manajemen mutu total ( Total QualityManagement ).

    2) Pemberdayaan SDM (guru, siswa, komite) untuk mendukungprogram sekolah menjadi sekolah unggul dan pemberdayaanmereka supaya lebih produktif berkarya

    3) Pemanfaatan sarpras secara optimal untuk kegiatanpembelajaran dan kegiatan produksi

    4) Peningkatan jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia

    industri untuk kegiatan mentoring5) Memanfaatkan peluang usaha di segala bidang antara lain

    usaha produksi, jasa, pemasaran, persewaan, waralaba,konsinyasi, dsb.

    \

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    30/103

    23Pengembangan edupreneurship di SMK

    BAB III PENGEMBANGAN POTENSI EDUPRENEURSHIP

    A. Penyiapan Kapasitas Pendidik (Guru)

    Langkah awal pengembangan edupreneurship adalahmenyiapkan guru yang mampu membimbing siswa agarmereka memiliki jiwa entrepreneur. Jika sumberdaya gurusudah siap, kebijakan peningkatan mutu dan budayaedupreneurship akan mendapat dukungan. Edupreneurshipmembutuhkan dukungan dari pendidik yang memiliki jiwa

    teacherprebeur. Pendidik yang memiliki jiwa teacherpreuners adalah pendidik yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan,menguasai banyak strategi mengajar yang inovatif, mempunyaigagasan dan strategi agar sekolah dapat meraih sukses yangtinggi, memiliki keterampilan dan komitmen untukmenyebarluaskan keahliannya kepada orang lain.Teacherpreuner merupakan bagian dari profesi yang melekatpada guru untuk mengembangkan pendidikan yang terbaikbagi anak-anak dimasa depan (Berry, 2010: 136)

    Edupreneurship membutuhkan sosok teacherpreneuryang memiliki budaya kerja ulet, tekun, rajin, kreatif daninovatif. Teacherpreneur adalah s eorang guru yang ungguldalam proses belajar mengajar, tanpa mengenal lelah dantanpa pamrih mendidik para siswanya untuk menjadi seorangyang kreatif dan kompetitif dalam era global. Guru mengakuibahwa masalah kelas sebagai peluang untuk inovasi dalamproses belajar mengajar, dan menunjukkan kemauan untukmengambil risiko melalui instruksi inovatif dan penggunaanteknologi instruksional (Oxford Project, 2012).

    Teacherpreneur adalah seorang guru atau dosen yangsangat famililier dengan masalah di bidang pendidikan. Merekamenggunakan kompetensinya (pengetahuan, keterampilan,sikap dan keahlian) untuk mengelola sebuah usaha mengatasi

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    31/103

    24Pengembangan edupreneurship di SMK

    masalah pendidikan agar peserta didiknya memperoleh hasilakademik yang lebih baik. Teacherpreneurs adalah individuyang berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan melaluikegiatan berikut: (a) innovation, (b) leadership; (c) publishing;(d) policy; (e) research dan (f) entrepreneurship (Kkohl.Edublogs.org, 26 Januari 2014).

    Peran teacherpreuner sangat tergantung dukunganlembaga pendidikan dan organisasi masyarakat. Beberapalembaga pendidikan memanfaatkan pendidik yang berpotensimenjadi teacherpreuner sebagai pengembang materikurikulum, mentor, penyusun rencana strategis, menghasilkanpola-pola kerjasama dengan lembaga lain, dsb

    Usaha pendidik (guru dan dosen) sebagai seorangteacherpreneur tidak menyimpang dari pendidikan.Teacherpreneur selalu melakukan inovasi untuk meningkatkankualitas pembelajaran melalui kegiatan penelitian danperumusan kebijakan. Dia menjadi pemimpin ( leader ) bagipeserta didiknya. Usaha yang telah dilakukan kemudiandipublikasikan untuk menambah skor prestasinya.

    Ada berbagai peluang usaha yang dapat dilakukan olehguru sebagai teacherpreuner antara lain: (1) menjadi penulistidak tetap dari berbagai media publikasi; (2) berinteraksi

    dengan pasar global untuk menjual kecerdasan dan idenyasebagai ahli pendidikan dan peneliti; (3) pengembang produkpendidikan kreatif seperti media, buku, modul, alatlaboratorium dan perangkat pembelajaran; (4)mengembangkan bakat pedagogis, menjual keahliannyadengan menjadi narasumber atau tenaga ahli di mana-mana;dan (5) menjadi inovator untuk menyelesaikan masalah yangdihadapi peserta didik.

    1. Kompetensi Kewirausahaan

    Kompetensi kewirausahaan ( entrepreneurship ) terbentukdari sikap dan perilaku yang berasal dari pengalamannyasehari-hari. Seorang wirausahawan telah memiliki minat, bakatdan perhatian pada pekerjaan tertentu dan mengerjakan

    http://edublogs.org/http://edublogs.org/

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    32/103

    25Pengembangan edupreneurship di SMK

    pekerjaan secara profesional sehingga dapat memberikeuntungan dan kepuasan. Pengalaman sukses danmemperoleh keuntungan dapat menumbuhkan rasa percayadiri terhadap pekerjaan. Seorang wirausahawan selalubersemangat ingin sukses, mau bekerja keras, cermat dengantiap langkah kerja dan pengeluaran biaya, mencari peluangdan kesempatan untuk menciptakan pekerjaan dan mencaripengguna/pembeli tanpa mengenal waktu dan tidak pernahputus asa.

    Wickham, (2006:100) menyatakan bahwa untuk menjadientrepreneur diperlukan kombinasi beberapa keterampilanantara lain pengetahuan industri yang sesuai, keterampilanmanajemen umum dan motivasi pribadi'. Le Deis danWinterton (2005) mengelompokkan 4 tipologi kompetensi yaitukompetensi kognitif, fungsional, sosial dan meta-kompetensi.Kompetensi kognitif menggambarkan kemampuan di bidangpengetahuan dan pemahaman. Kompetensi fungsionalberkaitan dengan keterampilan kerja. Kompetensi sosialberhubungan dengan perilaku dan sikap. Meta-kompetensiadalah dimensi keempat dan lebih kompleks, dalam hal iniberkaitan dengan 'memfasilitasi akuisisi kompetensi substantiflain (2005: 39)

    Tabel 6: Matrik Tipologi KompetensiOccupational Personal

    Conceptual CognitiveCompetence

    Meta Competence

    Operational FunctionalCompetence

    SocialCompetence

    Sumber: Le Deist and Winterton, (2005:39).Masing-masing jenis pekerjaan memerlukan tipe

    kompetensi yang berbeda. Pemimpin edupreneur diharapkanmampu menstranformasi kompetensi entrepreneurnya kepadasemua pendidik yang ada di lembanganya. Pendidik ilmu sosiallebih banyak membutuhkan kompetensi tipe konseptual danpersonal. Pendidik sekolah kejuruan membutuhkan semua

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    33/103

    26Pengembangan edupreneurship di SMK

    kompetensi. Kompetensi kognitif diperlukan untuk kegiatanakademik, berkaitan dengan materi pelajaran. Kompetensifungsional diperlukan untuk penguasaan IPTEK. Kompetensisosial diperlukan untuk kerjasama dan memperluas jaringankerja. Seorang wirausaha minimal memiliki tiga domainkompetensi yaitu kompetensi dasar kewirausahaan,kompetensi sosial dan fungsional. Penggabungan tiga domainkompetensi tersebut diilustrasikan pada gambar 2 berikut ini.

    Gambar 2. Kompetensi Kewirausahaan Pendidikan KejuruanUntuk menjadi entrepreneur, seseorang minimal memiliki

    kompetensi konseptual, inovasi dan penguatan. Kompetensikonseptual diperlukan pada saat pewirausaha menciptakanproduk, menyusun strategi pengembangan dan pemasaranproduk serta mencari solusi untuk mengatasi masalah.Kompetensi konseptual akan menghasilkan inovasi-inovasiyang relevan dengan kebutuhan calon pengguna/pelanggan.Kompetensi enforcement diperlukan supaya karya-karya yangdihasilkan menjadi karya yang lebih unggul dari karya lainnyadi pasar global.

    Kompetensi lain yang mendukung keberhasilanentrepreneur adalah kompetensi sosial dan fungsional.Kompetensi sosial yang diperlukan untuk menjadi seorangentrepreneur adalah kompetensi: bekerja dalam tim(teamwork ), kepemimpinan ( leadership ), dan jejaring kerja(network ). Kompetensi fungsional yang diperlukan untuk

    General entrepreneurial competenceConceptual competenceInnovation competence

    Enforcement competence

    Social competenceTeamwork competenceLeadershipcompetenceNetwork competence

    Funcional competenceTechmology managementcompetenceMarketing managementcompetenceFinancial managementcompetence

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    34/103

    27Pengembangan edupreneurship di SMK

    menjadi seorang entrepreneur adalah kompetensi manajementeknologi ( technology management ), manajemen pemasaran(marketing management ) dan manajemen keuangan ( financialmanagement ). Semua kompetensi fungsional untuk menjadientrepreneur berkaitan dengan kompetensi manajerial bukankompetensi untuk mengerjakan pekerjaan teknis. Kompetensiyang diajarkan kepada siswa SMK masih mengacu padakompetensi teknis produksi dan belum banyak menyentuhpada kompetensi manajerial wirausaha. Jika SMK maumengembangkan edupreneurship maka teaching factory perludilengkapi dengan peningkatan kompetensi mengelola usahabagi para guru maupun peserta didiknya.

    Direktorat PSMK (2014) menyebutkan tiga hal pentingyang harus dipenuhi oleh seorang entrepreneur, yaitu:(1) the pursue of opportunities , mengejar peluang dan

    kesempatan yang mungkin tidak dilihat orang lain.(2) innovation, melakukan perubahan, membuat strategi-

    strategi baru untuk berbisnis atau memproduksi barang(3) growth, upaya pasca entrepreneur dalam mengejar

    pertumbuhan. Sebagai entrepreneur harus senantiasabekerja keras untuk selalu tumbuh dan maju berkembang.

    2. Tantangan Kompetensi Masa Depan

    Pendidikan abad 21 mengalami perubahan ke arahglobalisasi informasi dan teknologi. Agar pendidik dan pesertadidiknya mampu menjadi pemenang pada era global makadiperlukan beberapa kompetensi yang relevan dengan tuntutankompetensi abad 21. Menurut International Commission onEducation for the 21st Century (2012) kemampuan umum yangdiperlukan untuk dapat memenangkan persaingan di era globaladalah digital age literacy, inventive thinking, effectivecommunication, dan high productivity .

    1) Digital age literacy , Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membawa

    dampak besar pada kehidupan manusia, khususnya di dunia

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    35/103

    28Pengembangan edupreneurship di SMK

    pendidikan. Di masa depan, pendidik yang tidak menguasaiTIK akan semakin jauh tertinggal. Pendidik yang dapatberkembang di masa depan adalah pendidik yang menguasaiteknologi informasi dan komunikasi. Penyebaran informasiyang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depanlebih banyak disalurkan melalui teknologi digital. Saat ini, telahbanyak keterampilan teknis yang sebelumnya dikerjakandengan keterampilan tangan telah berubah denganketerampilan mengoperasikan komputer. Dengan penguasaanteknologi digital, pendidik akan memperoleh wawasan yangluas tanpa perlu biaya yang mahal. Karya pendidik juga dapatdisebarluaskan ke seluruh jagad raya tanpa biaya yang mahal.Dengan teknologi digital ini, dapat terjadi interaksi antarpendidik, peserta didik dan komunitas pendidik lainnya tanpamengenal batas waktu dan tempat.

    2) Inventive Thinking

    Kesuksesan berkarir dapat dicapai dengan cara bekerjadan berpikir keras ( inventive thinking ). Pada umumnya, orangyang sukses adalah orang yang bekerja melebihi dari apa yangditugaskan pada dirinya. Selain kerja keras, sukses juga dicapaidari kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam pekerjaanyang ditekuninya. Beberapa sikap kerja yang perlu ditingkatkanoleh pendidik untuk mencapai sukses adalah: (1) kemampuanberadaptasi ( adaptability ) dengan perubahan teknologi,lingkungan sosial budaya, dan kebijakan pemerintah. Jikaterdapat perubahan-perubahan kebijakan, teknologi danperaturan, pendidik dapat segera menyesuaikan diri denganperubahan-perubahan; (2) memiliki rasa ingin tahu ( curiosity )dan ingin belajar terhadap hal-hal baru. Pendidik dituntutsegera mempelajari teknologi baru dan meninggalkan teknologilama yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan

    sekarang; (3) kemampuan untuk menggunakan imajinasi, dayapikir untuk menciptakan karya baru ( creativity ) khususnyakarya teknologi yang berguna untuk pembelajaran maupunmasyarakat luas; (4) keberanian mengambil keputusan yang

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    36/103

    29Pengembangan edupreneurship di SMK

    mengandung resiko ( risk-taking ). Orang-orang yang beranimengambil resiko adalah orang yang dapat menyelesaikanmasalah secara kreatif ( creative problem-solving ) dan berpikirlogis hingga menghasilkan keputusan yang kuat. Beranimengambil resiko harus disertai kemampuan mengatasi ataumenyelesaikan masalah yang penuh resiko sehingga tidakmengorbankan pihak manapun.

    3) Effective Communication

    Di masa depan, dunia kerja menuntut semua kegiatanberjalan efektif termasuk efektif dalam berkomunikasi. Orangyang dapat berkomunikasi dengan efektif adalah orang yangmampu menyampaikan ide atau gagasan secara tertulis danlisan kepada kelompok sasaran dan mampu menerima ide ataugagasan secara tertulis dan lisan dari orang lain. Dengankomunikasi efektif orang dapat menerima gagasan orang laindan tidak memaksakan gagasannya untuk diterima orang lain.Dengan demikian akan terjadi saling hormat menghormatiantar sesama anggota tim. Jika dalam satu tim tidak terjadikonflik pendapat, maka tim juga dapat bekerja dengan solid.

    Komunikasi efektif dapat dibangun dari orang-orang yangtidak hanya mementingkan diri sendiri atau dengan kata lain

    memiliki kepedulian terhadap kehidupan sosial. Karakteristikdari orang yang peduli sosial adalah mereka akan bertanggung

    jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan pada dirinyasendiri maupun orang lain. Dengan kepribadian seperti ini,orang tidak mudah melempar kesalahan yang dilakukankepada orang lain.

    4) High Productivity

    Pendidik yang berprestasi akan dinilai dari produktivitas

    karya-karyanya. Oleh sebab itu, supaya pendidik dapat suksesdalam berkarir maka pendidik dituntut mampu menggunakanapa yang dipelajari untuk menghasilkan karya yang relevandan bermutu dalam konteks kehidupan yang nyata. Selain

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    37/103

    30Pengembangan edupreneurship di SMK

    tanggung jawab utama mengajar, pendidik juga diharapkanmampu mengelola program dan proyek untuk mencapai tujuanyang diinginkan.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kepalasekolah yang sukses mengembangkan teaching factory (AbdulHaris, 2013) dinyatakan bahwa:

    “guru dalam pembelajaran berbasis teaching factory perlumemiliki karakter yang kuat, karena pembelajaran berbasisteaching factory memiliki volume pekerjaan yang padat.Pekerjaan-pekerjaan dalam teaching factory memerlukaninovasi yang tinggi. Guru-guru yang aktif di teaching factorylebih kreatif dalam memberikan program praktek, sesuaidengan standar industri ”

    Hasil wawancara kemudian di cross cek denganpengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan, guru dan siswayang terlibat dalam teaching factory terus bekerja sampai sore,melebihi jam kerja sekolah. Upaya guru dalam memberikanproses pembelajaran telah dilakukan dengan penuh tanggung

    jawab dan semangat yang tinggi. Dalam pembelajaran berbasisteaching factory dibutuhkan guru yang tekun, ulet dan kreatif.

    B. Pemberdayaan Siswa

    Sasaran akhir pengembangan edupreneurship adalahkesuksesan hidup lulusan. Orientasi lulusan pendidikankejuruan adalah bekerja atau berwirausaha. Apapun jenispekerjaannya, lulusan pendidikan kejuruan diharapkanmempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tuntutankompetensi yang dibutuhkan masyarakat, dunia kerja,pengembangan profesional, dan ilmu pengetahuan.Kemampuan beradaptasi penting karena perubahan teknologiberjalan sangat cepat. Hampir semua pekerjaan di masa depanmenggunakan teknologi, oleh sebab itu diperlukan lulusan

    yang mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Beberapailustrasi teknologi masa depan yang masih dalam prosespengembangan saat ini diantaranya terdapat pada gambar 3:

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    38/103

    31Pengembangan edupreneurship di SMK

    Pekerjaandapatdirancang dandioperasikanolehkomputer

    Tenagamanusia didengan robot

    Kebutuhanlistrik rumahtanggadipenuhi daritenaga surya

    Gambar 3: Teknologi Masa DepanSumber: Fuadi Muchlis (http://ashimima.com )

    Generasi muda yang lahir setelah tahun 2000 lebihmudah beradaptasi terhadap teknologi baru karena merekasejak kecil sudah mengenal teknologi digital. Dalam kehidupanbermayarakat, manusia selalu hidup dengan generasi yangberbeda. Generasi muda harus mampu menyesuaikan diridengan generasi sebelumnya maupun generasi yang akandatang. Ahli psikologi mengelompokkan 4 generasi

    http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/http://ashimima.com/http://ashimima.com/http://ashimima.com/teknologi-masa-depan-smartphone-dan-tablet/http://ashimima.com/

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    39/103

    32Pengembangan edupreneurship di SMK

    berdasarkan tahun kelahirannya seperti terlihat pada gambar 4

    Gambar 4: Generasi X, Y, Z

    Setiap periode waktu kelahiran memiliki perbedaankarakteristik kepribadian sesuai dengan catatan sejarah yangterjadi masa itu. Orang Indonesia yang hidup pada masaperjuangan kemerdekaan (1922 – 1945) memiliki jiwapatriotisme yang lebih tinggi dibanding generasi muda yangsekarang. Guru mengalami hidup di dua atau tiga generasisedangkan siswa sedang memasuki awal generasi kehidupan.

    Guru dan siswa harus saling menyesuaikan agar dapat hidupberdampingan. Agar terjadi kesepahaman antara guru dansiswa maka berikut ini dipaparkan karakteristik kepribadian dangaya hidup lintas generasi pada tabel 7

    Tabel 7: Karakteristik Kepribadian dan Gaya Hidup antarGenerasi

    1922 - 1945

    Tradition-alists

    1946 -1964

    Babyboomers

    1965-1980

    X

    generation

    1981-2000

    Y

    generation

    >2000

    Z

    generation

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    40/103

    33Pengembangan edupreneurship di SMK

    Berdasarkan informasi yang tertera pada tabel 1 dapat

    dijelaskan bahwa setiap generasi memiliki tipe-tipe kepribadianyang berbeda. Generasi veteran memiliki sifat respekterhadap otoritas, kenyamanan dan disiplin, pendidikansebagai sebuah mimpi, media komunikasi masih menggunakanpesan tertulis. Generasi baby boomer memiliki sifat optimis,dalam membelanjakan uang sering kredit (beli sekarang, bayarnanti). Generasi X memiliki keraguan, kesenangan daninformilitas. Pendidikan digunakan sebagai jalan menujusukses. Gaya mereka berkomunikasi menggunakan telpon,khususnya untuk urusan pekerjaan dan lebih suka menabung.Generasi Y memiliki sifat yang realisitik dan percaya diri. Gayaberkomunikasi menggunakan internet, dan jika memiliki uangcenderung dihabiskan.

    Perilaku kerja antar generasi di lingkungan organisasimereka berbeda. Perbedaan karakteristik perilaku kerja antargenerasi dirangkum dalam matrik pada Tabel ... berikut ini:

    Tabel: Gaya Bekerja antar Generasi

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    41/103

    34Pengembangan edupreneurship di SMK

    Sumber: Greg Hammill (2005).Dari tabel ... dapat dijelaskan karakteristik kerja masing-

    masing generasi sebagai berikut: Generasi veteran memilikisifat pekerja keras; mau berkorban, berakit-rakit ke hulu danberenang-renang ketepian (bersakit-sakit dahulu danbersenang-senang kemudian). Generasi baby boomer bekerja lebih efisien, menyeluruh, terlibat secara penuh,mengatasi masalah dan mengejar kualitas. Generasi X bersikap percaya diri, mengurangi tugas-tugas, membutuhan

    pengarahan, menghadapi tantangan yang sulit, gaya interaksientrepreneur. Generasi Y memiliki sifat ulet, banyak tugasdalam satu waktu, berorientasi pada tujuan, toleran, dan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    42/103

    35Pengembangan edupreneurship di SMK

    berpartisipasi. Dari sumber lain, sifat-sifat kepribadian generasiX, Y dan babby boomers diinformasikan sebagai berikut:

    Baby boomer Gen X Gen Y Mengembangkandiri Pragmatis danidealis Berasumsi padakeberagaman Bebas untukmencari danmencapainya

    Melibatkan diri Praktis/pragmatis Menerima

    keberagaman Bekerja keras

    untuk sukses.

    Bekerja keras Optimis,realistik

    Bergayaselebritis

    Memilikiharapan tinggi

    Sumber: Fimela (2 September 2013). Li festyle relationship , tipssukses cerdas siasati perbedaan generasi di kantor. Diaksesdari http://www.fimela.com/

    Generasi Y yang lahir dari tahun 1981 sampai sekarangmemiliki banyak sifat-sifat entrepreneurship. Generasi Ymemiliki karakteristik:

    (1) cepat merespon ide baru yang dilatarbelakangi olehfilosofi, pengalaman, pesan multi generasi

    (2) selalu ingin coba-coba, peduli dengan teknologi terbaru

    (3) terlihat pintar, aktif, dan agresif.

    (4) mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan

    (5) akrab dengan internet dan sangat aktif dalam media

    jejaring sosial melalui gadget (Skype, Whatsapp, Twitter,

    Facebook),

    Karakter negatif yang perlu dihilangkan antara lain: (1)

    kerja sering berpindah-pindah karena cepat bosan; (2) bekerja

    tidak terlalu serius, karena bekerja bukan untuk kehidupan

    atau menghidupi keluarga; (3) cuek dengan lingkungan

    sekitar; (4) tidak merasa bersyukur; (5) individualisme tinggi.

    Generasi Y dianggap tidak memiliki komitmen tinggi dan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    43/103

    36Pengembangan edupreneurship di SMK

    loyalitas terhadap perusahaan tetapi pengaruh ikatan teman

    dapat membuat mereka mengubah karier dan pekerjaan.

    Dari beberapa sumber informasi yang berhasil dilacak,generasi yang lahir setelah tahun 1981 (Gen Y ) memilikipotensi yang tinggi untuk berkembang. Mereka merupakangenerasi yang optimis dalam menghadapi tantangan hidupdimasa depan, dapat bekerja ganda ( multitasking ) dalamberbagai pekerjaan sekaligus. Gen Y dapat menjadi generasiemas jika dibina dengan baik. Dalam teori tri logi pendidikandari Ki Hadjar Dewantara, guru berperan memberi teladan (ingngarsa sung tuladha), membangun kemauan (motivasi) danmemberdayakan siswa untuk berprestasi ( ing madya mangunkarsa ) dan mengikuti kreativitas peserta didik dalam prosespembelajaran (tut wuri handayani ).

    Dalam menghadapi siswa generasi Y, siswa diberi banyakkesempatan untuk meraih sukses di sekolah. Kesuksesan disekolah dapat memberi pengalaman positif yang sangatberharga untuk meraih kesuksesan berikutnya.

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    44/103

    37Pengembangan edupreneurship di SMK

    C. Struktur Kurikulum

    Membangun edupreneurship menuntut perubahankurikulum dan strategi pembelajaran. Kurikulum di lembagaedupreneurship juga harus fleksible, menyesuaikan dengankebutuhan dunia kerja. Kurikulum yang selalu berubahmenuntut strategi pembelajaran yang selalu up to date danstrategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa agar siswamampu berkreasi dalam memecahkan berbagai permasalahanyang dihadapi.

    Melihat perkembangan TIK yang begitu cepat, makaproses pembelajaranpun mengalami pergeseran paradigma.Beberapa komponen pembelajaran yang mengalamipergeseran paradigma antara lain: kurikulum, proses

    pembelajaran dan lingkungan belajar. Suryadarma (2012)mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan pergeseranparadigma tersebut yaitu:

    KurikulumTradisional Baru

    1 Major focus oncontent

    Content & process balance

    2 Content acquisition Learning to learn3 Lock step progress Continuous progress

    Kurikulum mengalami pergeseran paradigma yaitu darikurikulum tradisional yang mengedepankan pada isi menjadikurikulum yang menyeimbangkan antara proses dan isi sertamulai memikirkan strategi bagaimana cara peserta didik akanbelajar nantinya. Kurikulum pendidikan kejuruan akan terusberkembang secara berkesinambungan menyesuaikan dengankebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja danperkembangan bisnis yang selalu berubah. Jika isi kurikulumdibatasi pada materi tertentu yang telah ditetapkan beberapatahun lalu, maka isi kurikulum sudah tidak relevan lagi untukkebutuhan di masa yang akan datang.

    Struktur kurikulum untuk mencapai kompetensi lulusan diOxford (2012) tidak seluruhnya mengikuti standar kompetensi

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    45/103

    38Pengembangan edupreneurship di SMK

    yang ditetapkan pemerintah. Oxford hanya memberikankompetensi inti tetapi Oxford memiliki akuntabilitas etis untukmempersiapkan siswa dengan kompetensi yang diperlukandunia global abad 21 st, Oxford memberikan keterampilan danpengetahuan yang dibutuhkan lulusan untuk berhasil di pasarglobal. Peserta didik dilatih untuk belajar pentingnya konteks,pengambilan keputusan, berpikir kritis, berkolaborasi, dan apaartinya menjadi warga dunia yang memiliki koneksi tanpabatas. Menyongsong abad 21, siswa perlu dilatih untuk dapatmemecahkan masalah tematik yang melibatkan berbagaidisiplin ilmu, dalam situasi tak terduga, di daerah yang tidakfamilier, supaya mereke tetap dapat berkreasi. Kompetensisiswa yang dituntut pada abad 21 antara lain: komunikasi yangbaik, berani mengambil resiko, penemu, mudah beradaptasidan luwes, serta berpikir divergen. Pada abad 21 sudah dapatdiprediksi hanya para pekerja yang dapat membuat danmenciptakan karya mereka sendiri yang akan benar-benardipekerjakan.

    D. Model pembelajaran

    Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi daninformasi, proses pembelajaran mengalami perubahan.Penyebab pergeseran paradigma pada proses pembelajaranadalah sebagai berikut.

    Proses pembelajaranTradisional Baru

    1 Teacher-centered Child-centered2 Single textbook Resource-based learning3 Single instructional

    approachMultiple approaches toinstruction

    Pembelajaran yang mampu membekali peserta didikuntuk menjadi teacherpreneur adalah pembelajaran yangberpusat pada peserta didik ( student centered learning ).Peserta didik dituntut lebih aktif belajar dan pendidik

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    46/103

    39Pengembangan edupreneurship di SMK

    memfasilitasi terjadinya proses belajar. Sumber belajar yanghanya mengandalikan satu buku teks sudah tidak mencukupilagi untuk memenuhi kebutuhan belajar oleh sebab itu perludisediakan berbagai sumber-belajar. Pembelajaran yangbiasanya hanya menggunakan satu metode berubah menjadipembelajaran yang menggunakan berbagai macam metode.

    Perubahan gaya belajar peserta didik yang semakin kritis,menyebabkan metode pembelajaran tradisional yang hanyaberpusat kepada guru seperti ceramah sudah tidak menariklagi. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang pendidik harusmemperbaiki gaya mengajar, menggunakan berbagai strategidan sumber belajar dan lebih banyak melibatkan peserta didik

    dalam kegiatan belajar. Pendidik yang masih menggunakancara-cara mengajar tradisional dan tidak mau mengikutiperubahan akan disepelekan oleh peserta didiknya karenapeserta didik merasa bisa belajar lebih baik dari sumberbelajarlain, materi pelajaran sudah kuno dan strategi pembelajarantidak menarik lagi.

    Lingkungan belajar di era global mengalami perubahan.Dengan fasilitas internet, konektivitas peserta didik tidakterbatas ruang dan waktu. Fenomena yang menyebabkanpergeseran lingkungan belajar antara lain:

    Lingkungan belajarTradisional Baru

    1 Competitive Cooperative2 System level

    managementSchool-site management

    3 Supervision of learners Empowerment of learners4 Hierarchical structures Professional/ collegial

    structures

    Lingkungan belajar yang dibutuhkan supaya dapatmengembangkan potensi edupreneurship adalah lingkunganbelajar yang kooperatif. Dengan kooperatif, peserta didik dariberbagai macam kemampuan dapat saling membantu untuk

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    47/103

    40Pengembangan edupreneurship di SMK

    memperoleh sukses bersama. Sistem manajemen jugamengalami perubahan dari manajemen yang diatur oleh pusatmenjadi manajemen berbasis sekolah. Lingkungan belajardikondisikan untuk memberdayakan peserta didik dalambelajar bukan untuk mengawasi mereka ketika belajar. Strukturorganisasi kerja yang sebelumnya berjenjang hierarkis ke atasmenjadi struktur organisasi kolegial dan profesional.Lingkungan pendidikan diciptakan untuk memberi peluang bagisiswa yang mampu untuk lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas belajar atau akselerasi.

    Rahmat Kurniawan (2014) menguji coba modelpembelajaran teaching factory 6 langkah (TF-6M) dengan alur

    seperti yang terdapat pada gambar 3

    Gambar 3. Alur Pelaksanaan Model Pembelajaran TF-6M Sumber:Rahmat Kurniawan, 2014

    Model Pembelajaran TF-6M dalam satu siklus kerja terdiridari enam langkah yaitu: menerima pemesan, menganalisis

    pesanan, menyatakan kesiapan mengerjakan pesanan,mengerjakan pesanan, melakukan kontrol kualitas, danmenyerahkan pesanan. Terdapat tiga unsur yang terlibatdalam proses pembelajaran, yaitu: siswa yang memerankan

    Kebutuhankonsumen

    Menerimapesanan

    Menganalisispesanan

    Mengerjakanpesanan

    Menyatakan kesiapanmengerjakan pesanan

    Menyerahkanpesanan

    Konsultasiasesor

    Melakukanquality contol

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    48/103

    41Pengembangan edupreneurship di SMK

    sebagai pekerja, guru yang berperan sebagai asesor,konsultan, fasilitator, dan sekaligus sebagai penanggungjawabkeseluruhan program pembelajaran, dan pemberi/pemilikpesanan/pemesan baik dari industri, dari perorangan atau darisekolah setempat (Martawijaya 2010). Model TF-6M diterapkanpada kompetensi keahlian patiseri. Hasil implementasi modelTF-6M telah terbukti mampu meningkatkan minatberwirausaha.

    Pembelajaran kewirausahaan memprioritaskan padapembentukan perilaku ( behaviour ) seseorang agar menjadilebih kuat dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkanpeluang dengan berbagai risiko yang dihadapi. Pembelajarankewirausahaan ( entrepreneurship ) menuntut seseorang untukdapat mencurahkan waktu dan tenaga yang lebih banyakuntuk memikul resiko-resiko finansial, menanggung dampakpsikis dan sosial yang menyertainya. Entrepreneur berorientasipada keuntungan finansial sehingga hasil kerja kerasnya akandihargai dengan imbalan berbentuk uang dan kepuasanpribadi.

    E. Pemberdayaan Komite Sekolah

    Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antarapemerintah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah dapatmengikutsertakan masyarakat dalam peningkatan mutupelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan,pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Tugas Komitesekolah/madrasah memberikan pertimbangan, arahan dandukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasanpendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

    1. Pengertian dan Prinsip-prinsip Pemberdayaan

    Istilah pemberdayaan banyak digunakan pada berbagaibidang ilmu seperti ekonomi, sosial, kemanusiaan (wanita,masyarakat miskin, kelompok marginal, anak berkebutuhan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    49/103

    42Pengembangan edupreneurship di SMK

    khusus), politik, dan budaya. Pemberdayaan mengacu padastrategi perubahan dengan tujuan meningkatkan kemampuanindividu maupun organisasi untuk bertindak. Dalam kontekmanusia sebagai makhluk individu pemberdayaan mengandungpengertian sebagai sarana yang memungkinkan individu untukmembuat keputusan (Bowen dan Lawler, 1992) dan sebagaifenomena pribadi di mana individu mengambil tanggung jawabatas tindakan mereka sendiri (Pastor, 1996). Menurut Cheryl E.Czuba, (2003) pemberdayaan adalah suatu proses sosial multi-dimensi yang membantu orang mendapatkan kontrol ataskehidupan mereka sendiri atau proses menumbuhkan daya(yaitu, kemampuan untuk melaksanakan) pada orang, untukdigunakan dalam kehidupan mereka sendiri, komunitasmereka, dan dalam masyarakat mereka. Dari beberapapengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwapemberdayaan merupakan usaha untuk membuat seseorangmenjadi berdaya atau memiliki kemampuan menggunakansumberdaya yang dimiliki dalam mencapai tujuan ataumenghasilkan produk yang diinginkan.

    Empowerment dapat dimulai dengan memahami danmenguji konsep berdaya dan tidak berdaya. Berdaya berartikapasitas organisasi untuk menghasilkan apa yang diinginkan,

    termasuk dampak yang dikehendaki atau tidak dikehendaki.Menurut Wallerstein (1992), empowerment adalah prosestindakan sosial yang menawarkan keterlibatan orang,organisasi, komunitas untuk mencapai tujuan meningkatkankemampuan individu atau masyarakat, efikasi politik, perbaikankualitas hidup masyarakat, dan keadilan sosial. WhileWhitmore (1988) menyatakan bahwa konsep empowerment memerlukan batasan yang jelas dan dilakukan dengan asumsisebagai berikut:1) Individu diasumsikan lebih memahami keperluannya

    sendiri dari pada orang lain oleh sebab itu mereka harusmampu mendefinisikan dan menindaklanjutinya.

    2) Semua orang memiliki kekuatan yang dapat dikembangkan3) Pemberdayaan merupakan proses jangka panjang

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    50/103

    43Pengembangan edupreneurship di SMK

    4) Pengalaman pemberdayaan yang tidak efektif dapatdipertimbangkan untuk menghentikan pemberdayaan.

    The Social Development Division of the Swiss Agency forDevelopment and Cooperation (2004) menyusun konseppemberdayaan sebagai proses emansipasi pada orang-orangyang kurang beruntung agar diberdayakan supaya merekadapat memperoleh hak-hak mereka, memperoleh akses kesumber daya dan berpartisipasi aktif dalam prosespembangunan masyarakat serta mampu membuat keputusan.Dalam kaitannya dengan organisasi, Lashley (1996)mendefinisikan pemberdayaan sebagai tujuan untukmerancang dan menggunakan strategi. Pemberdayaan

    dikerahkan agar karyawan memiliki komitmen yang lebihbesar, meningkatkan bottom-line , atau untuk meningkatkandaya tanggap terhadap pelanggan. Organisasi dapatmemfokuskan pada tujuan pemberdayaan tertentu denganmengorbankan potensi keuntungan yang dimiliki untukmencapai tujuan-tujuan pemberdayaan lainnya. Dalam konteksorganisasi seperti organisasi sekolah, pemberdayaan sekolahberarti semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkanpartisipasi aktif para warga sekolah dalam prosespengembangan sekolah menjadi sekolah mandiri yang sukses

    Dalam konteks masyarakat Subejo dan Supriyanto (2004)menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan upaya yangdisengaja untuk memfasilitasi masyarakat dalammerencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya yangdimiliki melalui tindakan kolektif ( collective action ) dan jaringankerja ( networking ) sehingga pada akhirnya masyarakatmemiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi,ekologi, dan sosial”. Sekolah berbasis masyarakat merupakanlembaga pendidikan yang diprakarsai pemerintah dandilaksanakan secara terpadu dengan penduduk setempat untukmeningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebihbermanfaat dengan memberdayakan masyarakat.Pemberdayaan sekolah berbasis masyarakat merupakan upaya

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    51/103

    44Pengembangan edupreneurship di SMK

    untuk meningkatkan kemampuan sekolah agar mampumemecahkan permasalahan yang dialaminya dengan bantuandari masyarakat sekitar.

    Istilah pemberdayaan memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada objek pemberdayaan atau subjek yangdiberdayakan. Cecilia (2009) mengidentifikasi definisipemberdayaan dari berbagi sudut pandang yaitupemberdayaan ekonomi, pemberdayaan manusia dan sosial,serta pemberdayaan politik dan budaya. Definisipemberdayaan dari masing-masing sudut pandang tersebutadalah sebagai berikut:

    1) Pemberdayaan ekonomi.Pemberdayaan ekonomi merupakan usaha untukmemastikan bahwa orang yang diberdayakan memilikiketerampilan yang tepat, kemampuan, sumber daya, akseske pendapatan dan penghidupan yang aman sertaberkelanjutan. Terkait hal ini, beberapa organisasi sangatfokus pada pentingnya akses ke aset dan sumber daya

    2) Pemberdayaan manusia dan sosialPemberdayaan sebagai proses sosial multidimensi bertujuanmembantu orang untuk mendapatkan kontrol ataskehidupan mereka sendiri. Pemberdayaan adalah proses

    yang menumbuhkan daya (yaitu, kemampuan untukmelaksanakan) pada orang, kemampuan yang dapatdigunakan dalam kehidupan mereka sendiri, komunitasmereka dan masyarakat mereka, dengan mampu bertindakmengatasi masalah mereka yang penting

    3) Pemberdayaan politik.Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan kemampuansekelompok orang dalam menganalisa, mengatur danmemobilisasi. Pemberdayaan politik menyebabkan aksikolektif yang diperlukan untuk perubahan kolektif.

    Pemberdayaan politik sering berkaitan dengan pendekatanberbasis hak untuk pemberdayaan dan memberdayakanwarga untuk menuntut hak hak mereka (Piron dan Watkins,2004).

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    52/103

    45Pengembangan edupreneurship di SMK

    4) Pemberdayaan budayaPemberdayaan budaya merupakan pendefinisian kembaliaturan, norma untuk melestarikan praktek-praktek budayayang telah dilakukan (Stromquist, 1993). Pemberdayaanbudaya bertujuan memperjuangkan hak-hak minoritasdengan menggunakan budaya sebagai titik awal masuk kedalam subjek yang diberdayakan.

    Dari beberapa pengertian pemberdayaan tersebut tersiratbahwa pemberdayaan dilakukan oleh pihak eksternal yangmempengaruhi supaya orang atau komunitas yang menjadisubjek pemberdayaan dapat melakukan perubahan sesuaifokus masalah yang menjadi objek pemberdayaan. Objekpemberdayaan pada umumnya berupa peningkatankemampuan dalam hal-hal tertentu seperti peningkatankemampuan sesuai dengan profesinya, ekonomi, sosial,budaya, dan politik. Dari beberapa definisi tersebut dapatdisimpulkan pengertian pemberdayaan sekolah berbasismasyarakat yaitu usaha dari pihak eksternal (pemerintah ataumasyarakat) untuk membantu sekolah agar sekolah mampubertindak, melaksanakan perubahan-perubahan ke arah yanglebih baik. Objek pemberdayaan sekolah pada umumnyaadalah manajemen sekolah yang meliputi manajemen

    kesiswaan, kurikulum, sumberdaya manusia, sarana prasarana,keuangan, dan unit usaha sekolah.Pemberdayaan pegawai dilakukan dengan

    mengembangkan potensi pegawai supaya kinerjanyameningkat dan pengendalian diri ( self-control ) terjamin(Collins, 1996b dalam Erstad, 1997). Beliau memberi contohpemberdayaan di sebuah organisasi Mazda. Di organisasitersebut pemberdayaan sudah dilakukan sejak proses seleksidengan cara menyeluruh untuk memperoleh calon karyawanyang cocok dengan organisasi tersebut, pekerja yang dipilih

    telah menunjukkan kesediaan untuk berkomitmen tinggikepada organisasi dan kemudian menjadi anggota yangdidorong untuk berpatisipasi aktif dalam sistem yangdiberdayakan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    53/103

    46Pengembangan edupreneurship di SMK

    2. Langkah-langkah Pemberdayaan Sekolah

    Untuk membantu sekolah berbasis masyarakat supayalebih berdaya, maka pemberdayaan dapat dilakukan denganmengacu teori proses pemberdayaan dari Nixon (1994). Dalamrangka mengembangkan organisasi di mana orang dapatbekerja sebagai individu dan juga dalam tim menuju tujuanbersama, Nixon melakukan lima strategi proses pemberdayaanyaitu:1) establishing a vision;2) prioritizing and acting only where most impact is possible;3) developing strong relationships with colleagues;4) expanding networks;

    5) using internal and external support groups (Nixon, 1994). Strategi yang dikembangkan oleh Nixon di atas dapat

    diterapkan dalam proses pemberdayaan sekolah berbasismasyarakat atau sekolah swasta dengan langkah-langkahsebagai berikut:1) menetapkan visi;

    Langkah pertama sebelum melakukan kegiatan adalahmerumuskan visi dan tujuan kegiatan. Perumusan visidilakukan bersama antara pemberdaya dan sasaran yangakan diberdayakan (sekolah swasta) supaya kegiatan sesuaidengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh sekolahswasta. Kegiatan yang layak dilakukan diidentifikasi dandisusun urutan berdasarkan prioritas dari yang palingpenting sampai ke kegiatan yang kurang penting. Kegiatanyang relevan untuk memberdayakan sekolah swasta antaralain adalah: membantu sekolah dalam memenuhi kebutuhanguru, peningkatan mutu guru, membantu pengadaanperalatan laboratorium, meningkatkan kompetensi gurudalam mengelola program sekolah dsb.

    2) memprioritaskan tindakan dan memilih tindakan yangmemberi dampak paling diharapkanBerdasarkan hasil identifikasi kegiatan, langkah berikutnyaadalah memilih tindakan yang dilakukan sesuai dengan

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    54/103

    47Pengembangan edupreneurship di SMK

    urutan prioritas. Tindakan yang dipilih merupakan tindakanyang memberi dampak paling besar dan penting. Jikasekolah belum memiliki sumberdaya yang untukmelaksanakan kegiatan yang diidentifikasi dari unsur 5M(man, money, machine, material, methods ) maka prioritaspertama adalah menyediakannya kemudian barumeningkatkan kualitasnya.

    3) memperkuat hubungan dengan rekan-rekan;konsolidasi internal dengan warga sekolah swasta perludibangun agar kegiatan mendapat dukungan positif darisemua warga sekolah. Jika ada beberapa warga yang tidakmendukung akan berpotensi menghambat dan merusakkegiatan yang sedang dilakukan, misalnya denganmenjelek-jelekan program atau tidak ikut berpartisipasi.Konsolidasi bisa dilakukan dengan rapat kerja, menampungusul-usul dari semua warga yang dapat mendukungkelancaran dan kesuksesan kegiatan pemberdayaan

    4) memperluas jaringan; danDalam implementasi kegiatan pemberdayaan, sekolahswasta perlu melakukan kolaborasi dengan instansi lain. Halini sangat penting untuk mencari dukungan moril maupunmateriil yang dapat meringankan masalah yang dihadapi.

    Pemberdayaan dapat dilakukan dengan cara sharingsumberdaya. Sebagai contoh, jika sekolah swasta yangkekurangan tenaga pengajar maka sekolah dapatberkolaborasi dengan sekolah yang memiliki banyak tenagapengajar. Jika sekolah kekurangan sarana/prasaranabelajar, maka sekolah swasta dapat menginduk ke sekolahnegeri yang telah memiliki sumberdaya dan belumdimanfaatkan secara optimal.

    5) menggunakan dukungan kelompok internal dan eksternal.Setelah terjadi konsolidasi internal dan eksternal, sekolah

    swasta tinggal menggunakannya. Dengan demikian, sekolahswasta mampu mandiri setelah dibantu dan diberdayakanoleh pemberdaya yaitu pemerintah, yayasan atau pemerhatipendidikan lainnya.

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    55/103

    48Pengembangan edupreneurship di SMK

    Senada dengan Nixon, Cook (1994) juga merangkumtahap-tahap penting dalam proses empowerment padadiagram alir di gambar 1. Proses pemberdayaan dimulai darimembuat pernyataan visi dan menyetujui nilai-nilai.Manajemen menyerahkan tanggung jawab untuk membentuktim kerja, melatih dan proses perbaikan yang dapat dimonitordan dievaluasi pada akhir kegiatan.

    Gambar 1. Process empowerment (Cook, 1994)Semua kegiatan selalu diawali dengan perumusan visi

    atau tujuan. Setelah tujuan tersusun, rencana kegiatan

    didiskusikan agar semua sasaran pemberdayaan tahu dan turutmendukung pelaksanaan kegiatan yang telah disusun tersebut.Kegiatan pemberdayaan tidak mungkin jika hanya dilakukanoleh orang per orang, maka untuk melancarkan kegiatan perluada pembagian dan penyerahan tanggung jawab kepada timkerja yang telah dibentuk. Sasaran pemberdayaan kemudiandilatih untuk memperbaiki kinerja. Selama dan sesudahpelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi untuk mengetahuiapakah pemberdayaan telah memperoleh dampak yangdiharapkan yaitu sasaran pemberdayaan telah mampumelakukan kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Contoh pemberdayaan sekolah swasta dalam konteks tersebutadalah pemberdayaan pengelolaan unit produksi untuk

    Create a vision

    Devolveresponsibility

    Createteams

    Train Improveprocesses

    Monitor and review

    Agreecommunication value

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    56/103

    49Pengembangan edupreneurship di SMK

    menambah income sekolah. Pemberdaya dapat membantu danmembina unit produksi sekolah mulai dari perencanaan,pengoperasian, pemasaran, permodalan, dsb. Dampak yangdiharapkan adalah sekolah memperoleh keuntungan .sesuaidengan target rencana yang telah ditetapkan.

    Elemen empowerment dimulai dengan konsep strategiperubahan dan diakhiri dengan hasil. Erstad (1997) menyusungambaran tentang proses perubahan pada organisasi ketikadilakukan pemberdayaan seperti diilustrasikan pada gambar 2.Pemberdayaan digagas pada saat pemberdaya melihat adasumberdaya sekolah yang belum dimanfaatkan secara optimaldan masih dapat dioptimalkan lagi jika sumberdaya yang adamau dan mampu melakukan perubahan.

    Gambar 2. Empowerment and organizational change (Erstad,

    1997)Langkah-langkah pemberdayaan yang terdapat pada

    gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) ide

    Empowerment as achange strategy

    Managementbehaviour

    Management strategies andempowerment objectives

    Implementationtechniques

    Training and deveolpment

    Employee participation asindividuals and in teams

    Employeeentrepreneurship

    Rewards and recognitionfor individual, team andor anisational results

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    57/103

    50Pengembangan edupreneurship di SMK

    pemberdayaan dimulai dari keinginan untuk berubah sehinggadisusun strateginya; (2) setelah ada konsep perubahankemudian dirancang tujuan pemberdayaan, manajemenperubahan dan manajemen sumberdaya manusia yang akandiubah perilakunya atau mindsetnya. Langkah perubahanberikutnya dilaksanakan dengan mengimplementasikan strategidan teknik yang telah dirancang melalui kegiatan pelatihan danpengembangan. Setelah dilatih diharapkan subjekpemberdayaan turut berperan aktif sebagai individu mapunkerjasama dalam tim untuk melaksanakan kegiatan sesuaidengan tujuan pemberdayaan. Jika subjek pemberdayaan telahberhasil kemudian diberikan penghargaan dan pengakuankepada individu, tim atau organisasi sekolah. Jadi dengandemikian, jika ada rencana untuk memberdayakan sekolahmaka perlu ditanamkan konsep perubahan dulu kepadasasaran. Setelah sasaran pemberdayaan yaitu sekolah dapatmemahami dan memiliki keinginan untuk berubah baru disusunstrategi yang tepat untuk memberdayakan sasaran. Dalampelaksanaan strategi tersebut, sasaran pemberdayaan wajibberpatisipasi aktif supaya tujuan pemberdayaan dapat tercapai.

    Salah satu strategi yang tepat untuk memberdayakan

    sekolah berbasis masyarakat Indonesia adalah dengan teknikparticipatory. Masyarakat dilibatkan sebagai subyek yang turutserta dalam setiap tahapan perubahan itu, bukan hanyasebagai penonton yang tidak terlibat dalam prosesnya.Masyarakat yang tidak dilibatkan palam proses pemberdayaanakan cenderung acuh tak acuh ketika proses perubahan/pembangunan itu selesai dilaksanakan. Selain pelibatanmasyarakat dalam tiap tahapannya, pemberdaya berusahamenempatkan dirinya sebagai “insider” walau sebenarnya diaberada diluar sistem yang sedang dibangun.

  • 8/16/2019 Edu Preneur Ship

    58/103

    51Pengembangan edupreneurship di SMK

    BAB IV MANAJEMENEDUPRENEURSHIP

    A. Struktur OrganisasiMembangun edupreneurship menuntut perubahan-

    perubahan visi, manajemen lembaga, dan budaya kerjaorganisasi. Oleh sebab itu, edupreneurship memerlukandukungan manajemen organisasi yang lebih fleksibel terhadapperubahan.

    Lingkungan organisasi global dapat mempengaruhi sistemmanajemen lembaga. Lingkungan organisasi adalah satukumpulan kekuatan dan kondisi yang beroperasi di luar batas-batas organisasi tetapi mempengaruhi kemampuan seorangmanajer untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya(http://www.hrdiscussion.com/ hr38471.html.). Dalam eraglobal, manajemen lingkungan organisasi yang paling tepatadalah menggunakan open system yaitu mengambil sumberdaya dari lingkungan eksternal dan mengubahnya menjadibarang dan jasa yang kemudian dikirim kembali ke lingkunganitu. Dalam dunia pendidikan, open system ini dapat diterapkandengan memanfaatkan berbagai macam bentuk kerjasamadengan lingkungan eksternal seperti dengan dunia usaha dandunia industri, komite sekolah, dan masyarakat umum.Kerjasama dilakukan untuk menyiapkan lulusan yang relevandengan kebutuhan mereka, atau menghasilkan produk barangdan jasa yang dibutuhkan mereka.

    Dalam situasi lin