38
Bank Indonesia Dwi Tugas Waluyanto Palangkaraya, 8 Juni 2015

Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

  • Upload
    hanhu

  • View
    220

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

1

Bank Indonesia

Dwi Tugas Waluyanto

Palangkaraya, 8 Juni 2015

Page 2: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

2

2

OUTLINE PRESENTASI

Pertumbuhan Ekonomi EKONOMI NASIONAL DAN KALIMANTAN TRIWULAN I 2015, OUTLOOK EKONOMI 2015

Inflasi

INFLASI NASIONAL DAN KALIMANTAN TRIWULAN I 2015, OUTLOOK INFLASI 2015

Tantangan Ekonomi Kalimantan

STRUKTUR EKONOMI TERKONSENTRASI, KERENTANAN EKONOMI, PERKEMBANGAN DAN RISIKO MIGAS BATUBARA, PASCA PENERAPAN UU MINERBA

Pentingnya Infrastruktur

INFRASTRUKTUR UNTUK KONEKTIVITAS DAN ENERGI LISTRIK

Transformasi Perekonomian Kalimantan

MEMBANGUN KAPABILITAS INDUSTRI DAN POTENSI YANG ADA DI KALIMANTAN

Penutup

Page 3: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

3

Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Tw I 2015 Outlook Ekonomi 2015

Page 4: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

4

Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tw-I 2015 (%, yoy)

Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri pengolahan, sejalan dengan melemahnya ekspor. Di Sumatera perlambatan sejalan dengan kontraksi ekonomi Aceh dan Riau akibat melemahnya kinerja pertambangan migas. Di Kalimantan perlambatan akibat kontraksi ekonomi Kalimantan Timur, terkait dengan pemburukan kinerja sektor batubara, yang

merupakan komoditas utama Kalimantan

SUMATERA

JAKARTA JAWA KALIMANTAN SULAMPUA BALI NUSRA

Sumber: BPS, diolah Ket: (1) TD2010 (2) Data backcasting internal, kecuali Tw IV-14 dan Tw I-15

4

gPDRB negatif

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 melambat, namun diperkirakan akan membaik pada triwulan-triwulan mendatang…

Presenter
Presentation Notes
Page 5: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

5 5

Sumber: BPS, diolah Tinggi Rendah

2015Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Sumatera 5.40 5.11 4.97 5.40 5.08 4.56 4.34 4.25 3.53 Jakarta 6.47 6.29 6.04 5.67 6.00 6.06 6.00 6.22 5.08 Jawa 6.11 6.39 6.07 6.06 5.21 5.28 5.43 6.02 5.20 Kalimantan 2.71 3.63 4.08 3.91 2.45 2.53 3.60 4.00 1.06 Timur Indonesia 8.43 5.82 8.17 9.22 5.53 6.71 6.01 5.04 6.90

WILAYAH 2013 2014

Pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa & Jakarta turun ke bawah level historis (sedangkan wilayah Sumatra dan Kalimantan turun semakin jauh di bawah historis.

Wilayah Kalimantan dan Sumatera secara konsisten mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir sehingga kontribusi kedua wilayah tsb terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus menurun secara signifikan.

0,60 0,72 0,67 0,57 0,75 0,23 0,23 0,33 0,37 0,10

2,18 2,22 2,27 2,50 2,18

0,95 0,96 0,94 0,99 0,81

1,12 1,01 0,97 0,94 0,78

0

1

2

3

4

5

6

Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2014 Q1 2015

Sumatera

Jakarta

Jawa

Kalimantan

TimurIndonesia

%, contribution

% yoy

5 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Mayoritas propinsi pertumbuhan ekonomi nya turun, bahkan propinsi basis produksi migas tumbuh negatif…

Presenter
Presentation Notes
Heat Map menggunakan median dari data (row) sebagai basis dalam penentuan range warna, nilai diatas median menuju warna indikator hijau & nilai dibawah media menuju warna indikator merah.
Page 6: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

6 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TRIWULAN I 2015 Perekonomian Kalimantan triwulan I 2015 melambat dalam akibat buruknya kinerja pertambangan dan industri olahan …

Pertumbuhan Ekonomi Terendah

Tumbuh jauh lebih rendah dibandingkan Nasional Melambat tajam dibndg dgn Tw IV 2014 4,0% &

Tw I 2014 2,6%

2.6 4.0

1.1

5.1 5.0 4.7

0123456789

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

Kalimantan Nasional%, yoy

Perlambatan akibat Kaltim terkontraksi. Pangsa Kaltim pd ekonomi Kalimantan 63%.

PertumbuhanTahunan

Pertambangan & Penggalian

Menurun Dalam

Pertambangan kontraksi 1,2%, setelah tw IV 2014 tumbuh 4,5% dan Tw I 2014 kontraksi 2,1%. Tambang batubara kontraksi sangat

dalam diikuti perlambatan migas Industri kontraksi 5,2% lebih dalam

dibndg dgn tw IV 2014 4.3% dan tw I tumbuh 4.0%

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

yoy, %Tambang

Industri

PertumbuhanTahunan

LAPANGAN USAHA / SEKTORAL

-1.2% -5.2%Tambang Industri

PENGGUNAAN

Ekspor Terkontraksi

Investasi melambat

Konsumsi RT dan pemerintah

Melemah

Pangsa 37%

Pangsa 17%

2.9%

Ekspor batubara, CPO dan karet turun Ekspor ke Tiongkok terkontraksi, ke India melambat

6.28

-49.91

-18.28

14.22

-30.18

-43.97

-18.28

2.89

-60

-40

-20

0

20

Tw IV 2014 Tw I 2015

%, yoy

AS TiongkokJepang

India

Realisasi PMA melambat Hasil liaison dan SKDU menyatakan perusahaan menahan investasi akibat kondisi eksternal

Ekspor Negara Tujuan

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

Tw IV 2014Tw I 2015

%, yoy)

Kredit Kons

Pendapatan

KetersediaanLap. Kerja

Konsumsi Barang

Daya beli terindikasi menurun Kons pemerintah juga rendah. Realisasi s/d tw I lebih rendah dibndg wil lain

IndikatorKons RT

Sumber : BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

6.1 7.

7

5.3

0.7 2.6

3.9 5.

3

4.0 3.

8 4.0

4.7

7.8

3.9

-1.31.1

KalBar KalTeng

KalSel KalTim Kalimantan

-2.4%

5.9%

I I II

Tw I 2014 Tw IV 2014 Tw I 2015

Presenter
Presentation Notes
Pertumbuhan tahunan ekonomi pada triwulan I 2015 melambat dalam dibandingkan triwulan sebelumnya, dari 4,0% menjadi 1,1% Pertumbuhan ini merupakan yang terendah sepanjang 10 tahun terakhir Secara spasial melemahnya ekonomi Kalimantan akibat kontraksi yang terjadi di Kalimantan Timur, dimana pangsa Kalimantan Timur terhadap perekonomian Kalimantan sangat besar mencapai 63%. Sementara pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh stabil, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat tumbuh meningkat Dilihat dari lapangan usaha, perlambatan utamanya didorong akibat kontraksi yang terjadi pada pertambangan dan industri. Kedua sektor ini memiliki pangsa yang sangat besar dalam perekonomian Kalimantan, mencapai 54%. Pertambangan kontraksi 1,2%, setelah tw IV 2014 tumbuh 4,5%. Hal ini akibat tambang batubara yang terkontraksi sangat dalam diikuti dengan perlambatan lifting migas Lebih lanjut lagi, industri mengalami kontraksi 5,2% atau lebih dalam dibndg dgn kontraksi tw IV 2014 sebesar 4.3%. Utamanya akibat industri migas yang turun Dari sisi penggunaan, ekspor terkontraksi, investasi melambat dan konsumsi melemah. Semua ekspor komoditas unggulan mengalami kontraksi. Dimana penyumbang kontraksi terbesar adalah batubara yang memiliki pangsa 80% dari ekspor Kalimantan. Dilihat dari negara tujuannya, ekspor ke Tiongkok masi mengalami kontraksi, Sementara ke India meskipun masi tumbuh namun mengalami perllambatan yang sangat dalam. Investasi melambat, dilihat dari realisasi penanaman modal asing yang melambat, dan hasil liaison dan survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan KPw DN. Para pelaku usaha batubara dan migas cenderung menahan investasi melihat kondisi ke depan yang belum ada perbaikan. Konsumsi rumah tangga melemah. Hal ini terindikasi dari kredit konsumsi yang melemah, hasil survei konsumen yang mengindikasikan adanya penurunan pendapatan, ketersediaan lapangan kerja dan konsumsi barang. Sementara dari fiscal daerah, belum ada realisasi yang yang signifikan. Realisasi APBD provinsi di Kalimantan di bawah rata-rata realisasi rata-rata APBD seluruh provinsi di Indonesia. Masuk dalam 11 besar provinsi dengan realisasi terendah. Selain itu hal yang perlu menjadi perhatian lainnya adalah anggaran belanja provinsi di Kalimantan tidak sebesar tahun 2015, turun 12%. sejalan dengan pendapatan yang turun 10%. ---------- Share ekonomi Kalimantan thd nasional : 9,44% (rerata 2010-2014) …… (Triwulan I 2015) Struktur ekonomi Kalimantan per sektor : Pertambangan 38,2% ; Industri 18,4% ; Pertanian 11,6% ; PHR 8,4% (rerata 2010-2014) Struktur ekonomi Kalimantan per provinsi : Kaltim 64,2% ; Kalsel 13,4% ; Kalbar 13,4% ; Kalteng 9% (rerata 2010-2014) Share ekspor non migas Kalimantan thd nasional bds volume : 73,2% (rerata 2011-2014) Share ekspor non migas Kalimantan thd nasional bds nilai : 19,3% (rerata 2011-2014) Struktur ekspor Kalimantan bds volume : batubara 92% ; mineral 6,1% ; kayu & olahannya 0,6% (rerata 2011-2014) Struktur ekspor Kalimantan bds nilai : batubara 79,8% ; CPO 5,6% ; karet 4% ; kayu & olahannya 3,4% ; pupuk & kimia 3,1% ; mineral 2,2% (rerata 2011-2014)
Page 7: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

7

PERTANIAN

INDUSTRI

TAMBANG

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN TRIWULAN II 2015

EKSPOR

KONSUMSI

INVESTASI

-1,6%

• Tambang migas dan nonmigas belum mengalami perbaikan

• Migas akibat natural declining*

• Non migas akibat Batubara belum membaik

• Faktor penahan industri migas tren turun seiring penurunan lifting migas.*

• Faktor pendorong Industri CPO membaik & tdpt smelter yng mulai operasi

• Tabama naik, program pemda dan pem pusat, pergeseran panen di Kalsel **

• Perkebunan naik, khususnya sawit*

• Faktor penahan a.l kinerja karet masih rendah**

• Batubara diperkirakan belum membaik sehingga menjadi penurun ekspor

• Konsumsi naik terkait bulan Ramadhan**

• Indeks ekpektasi ekonomi 3 bulan yad meningkat*** sejalan dgn perbaikan pertanian

• Mulainya realisasi proyek pemerintah sesuai dengan

pola historisnya** • Rencana ground breaking proyek KA Batubara Kalteng

Perekonomian Kalimantan triwulan II 2015 tumbuh terbatas utamanya ditopang oleh pertanian …

Sumber : BPS (diolah) dan perkiraan KPw BI di Kalimantan *Hasil liaison atau FGD; **Berdasarkan Informasi anecdotal dan olah data ; *** hasil survey

4.0 5.1

I II

2015

yoy, %

-1.2 -1.2

I II

2015

5.45 6.30

I II

2015

KALTIM

I IIyoy, %

-1.3-0.9

KALBAR

KALSEL

I II

yoy, %

4.7

5.2

I II

yoy, %

7.8

8.2

I II

yoy, %

3.9

4.4

KALIMANTAN

I

KALTENG

-5.2 -5.2

I II

2015

I II

2015

-2.5 -3.0

3.1 4.2

I II

2015

12%

16%

37%

I

II

1.5

1.1

yoy, %

Presenter
Presentation Notes
Pada triwulan II 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan tumbuh terbatas menjadi 1,5%. Dari sisi spasial, semua provinsi mengalami perbaikan. Meski demikian ekonomi Kalimantan Timur diperkirakan masih mengalami kontraksi. Perbaikan di semua provinsi ditopang oleh membaiknya kinerja pertanian. Perbaikan pertanian utamanya didorong dari naiknya subsector tanaman bahan makanan, Diperkirakan terjadi peningkatan produksi padi yang didukung oleh program pemerintah pusat dan daerah. Selain itu berdasar liaison akan terjadi peningkatan produksi CPO di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Hasil dari pembukaan lahan sebelumnya. Sementara itu industry pengolahan masih tumbuh kontraksi, industri migas diperkirakan masih dalam tren menurun. Sementara faktor pendorong dari industri CPO sejalan dengan selesainya pabrik CPO di kalimantan selatan Dari sisi pertambangan masih terjadi kontraksi pada level yang sama dengan periode sebelumnya. Pertambangan migas dan nonmigas belum mengalami perbaikan. Dari sisi penggunaan, ekspor diperkirakan masih kontraksi. Pertumbuhan terbatas terjadi di konsumsi, diindikasikan dengan ekspektasi konsumen. Selain itu dari sisi investasi diperkirakan akan terjadi perbaikan utamanya dari investasi pemerintah.
Page 8: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

8 OUTLOOK PERKONOMIAN KALIMANTAN 2015 Perekonomian Kalimantan meneruskan tren perlambatan …..

Tambang

Tani

Manufaktur

Belum membaiknya

kinerja batubara.

Didorong tabama dan sawit *

Masih kontraksi namun tdk dalam

Outlook Tw III 2015 … sedikit melemah …

Outlook 2015

BATUBARA ‒ Koreksi harga ‒ Permintaan Tiongkok &

AS turun ‒ DMO 2015 diperkirakan

tdk terpenuhi MIGAS ‒ Koreksi harga ‒ Natural declining yg tdk

diimbangi investasi jelang berakhirnya kontrak.

Risiko 2015

Penahan Pendorong

melemah akibat belum membaiknya batubara & migas …

TANAMAN PANGAN Kenaikan produksi, SAWIT

Kenaikan produksi BATUBARA

Permintaan dr India naik, SMELTER

Sudah beroperasi 60% perusahaan

Operasional smelter Tdk Tepat Waktu

Terhambatnya program infrastruktur

Terlambatnya penyelesaian PLTA

Disinsentif pengalihan blok migas yng habis kontrak nya

Tiongkok dan Australia mengambil pasar batubara Kalimantan

Program peningkatan produksi tabama tdk optimal

Tantangan : aturan pem pusat dan isu lingkungan

Kendala RTRW, koordinasi dgn pem pusat, belanja modal APBD turun akibat DBH yg turun

Menurunkan serapan batubara

Pengalihan blok migas

memerlukan masa transisi

Peningkatan India dipenuhi oleh

Australia

Risiko dr kondisi cuaca dan

ketidakberhasilan UPSUS 2015

6.0 7.

4

5.4 2.7

3.9

5.0 6.

2

4.9

2.0 3.

25.3

8.0

4.8

-0.71.7

KalTeng KalSel KalTim

Kalimantan KalBar

2013 2014 2015

3.4

1.5

1.3

012345

I II III IV I IIp IIIp

2014 2015

yoy, % PertumbuhanKalimantan

-5

0

5

10

Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim

2015 I 2015 IIp2015 IIIp

yoy, %Pertumbuhan

Provinsi

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 9: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

9

Inflasi Perkembangan Inflasi Tw I 2015 Outlook Inflasi 2015

Page 10: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

10 10 INFLASI INDONESIA Inflasi tetap terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2015 yakni 4,0±1% …

Inflasi

Inflasi triwulan I 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, didorong oleh koreksi harga BBM dan dampak lanjutannya terhadap penurunan tarif angkutan dalam kota, serta deflasi kelompok volatile food.

Pada April 2015, inflasi meningkat bersumber dari kenaikan administered prices. Sementara tekanan inflasi dari kelompok inti dan volatile food relatif masih terjaga.

Presenter
Presentation Notes
Page 11: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

11

Tekanan komoditas Adm. Price lebih rendah dipengaruhi dampak penyesuaian harga BBM Tw I-2015 tidak sebesar pada tw IV 2014. Serta adanya penundaan penyesuaian TTL

Tekanan inflasi Vol Food al bersumber dari beras, ikan segar, dan sayur mayur dipengaruhi berkurangnya pasokan (belum masuknya masa panen, dan berkurangnya tangkapan ikan segar) serta terganggunya distribusi/produksi karena curah hujan tinggi

Tekanan inflasi inti pada terutama bersumber dari kenaikan tariff sewa rumah dan nasi dengan lauk

Kalimantan

Nasional

Dis

agre

gasi

Tw

I - 2

015

Nas

- Ka

l

Dis

agre

gasi

Kal

iman

tan

Tw I

2014

- T

w I

201

5

Kalteng

Kalbar

Kalsel

Kaltim

INFLASI KALIMANTAN TRIWULAN I 2015 Pada triwulan I-2015, inflasi Kalimantan melambat meskipun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Seiring dengan meredanya tekanan dari komoditas Adm. Price.

Presenter
Presentation Notes
Pada triwulan I 2015, Inflasi Kalimantan tercatat sebesar 7,31% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2014 sebesar 7,87% (yoy) maupun dari perkiraan sebelumnya (7,86%). Kondisi tersebut seiring dengan meredanya tekanan inflasi kelompok Administered Price khususnya BBM serta adanya penundaan kenaikan tarif TTL. Pada sisi lain, kelompok Volatile Food mengalami peningkatan seiring dengan berkurangnya pasokan beras (belum memasuki masa panen), ikan segar (berkurangnya hasil tangkapan karena curah hujan yang tinggi), sayur mayur (produksi menurun dikarenakan curah hujan tinggi). Selanjutnya, kondisi cuaca juga berdampak terhadap kelancaran arus distribusi barang dimana sebagian besar komoditi di Kalimantan dipasok dari luar Wialyah Kalimantan. Sementara, inflasi inti juga mengalami peningkatan antara lain dipengaruhi oleh biaya tarif sewa rumah dan harga nasi dengan lauk.
Page 12: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

12 INFLASI KALIMANTAN TRIWULAN II 2015 Memasuki triwulan II-2015, inflasi Kalimantan terkendali dengan kecenderungan sedikit meningkat khususnya didorong Adm. Price

Perkiraan Perubahan Harga dan Pengeluaran 3 Bln Y.a.d

Downside Risk • Terkelolanya ekspektasi

konsumen • Perlambatan ekonomi

Sumber : Survei Pemantauan Harga

Sumber : Survei Konsumen

Upside Risk == Kenaikan harga: • BBM Bersubsidi • LPG • TTL • Tiket Angkutan Udara krn

libur sekolah

Downside Risk Membaiknya koordinasi d/r antisipasi kenaikan harga BBM

Upside Risk Tren kenaikan harga emas global

Upside Risk • Peningkatan Permintaan pd

bulan Ramadhan. • Serapan bulog belum

optimal

Downside Risk Terjaganya pasokan daging ayam ras, ikan,sayur, dan masa panen padi.

Adm. Price

Core

Vol. Food Kalbar

Kaltim

Kalteng

Kalsel

Tw II P 7,40%

NASIONAL

KALIMANTAN

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan II 2015, inflasi di Kalimantan relatif terkendali, meskipun cenderung sedikit meningkat dibandingkan triwulan I 2015, dan diperkirakan berada pada kisaran 7,40% (yoy). Kondisi tersebut, sejalan dengan adanya tekanan inflasi bersumber dari kelompok Administered Price dikarenakan adanya kenaikan harga BBM Bersubsidi pada bulan Maret 2015 dimana dampak penyesuaian harga BBM tersebut dirasakan pada bulan April 2015. Selanjutnya, kemungkinan adanya penyesuaian TTL, harga LPG 12 kg, dan kenaikan tarif angkutan udara seiring masuknya libur sekolah berpotensi memberikan tekanan pada kelompok Administered Price. Namun demikian, dampak penyesuaian harga BBM diharapkan dapat lebih terkendali sejalan dengan semakin membaiknya koordinasi berbagai instansi melalui forum TPID. Pada sisi lain, penurunan inflasi Volatile Food dan inflasi Inti diperkirakan dapat meredam laju inflasi Kalimantan pada triwulan II 2015. Meredanya tekanan inflasi kelompok Volatile Food antara lain dipengaruhi oleh terjaganya pasokan seperti ikan segar, sayur mayur (seiring dengan berkurangnya curah hujan), dan daging ayam ras dimana, berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh KPwBI di Wilayah Kalimantan, harga daging ayam ras menunjukkan tren menurun. Sementara, inflasi inti relatif terjaga seiring dengan terjaganya harga komoditas global non minyak, terkendalinya ekspektasi, serta belum adanya penyesuaian harga (antara lain dipengaruhi oleh adanya potensi perlambatan ekonomi). Meskipun demikian, terdapat potensi tekanan terhadap inflasi Volatile food dan inflasi Inti diantaranya bersumber dari tren peningkatan permintaan khususnya pada bulan Ramadhan, belum optimalnya serapan bulog akibat HPP dibawah pasar sehingga dapat mempengaruhi kemampuan Bulog dalam stabilisasi harga beras. Selanjutnya, trend kenaikan harga emas global berpotensi memberikan tekanan pada inflasi inti. ------------------------------------------ Penyesuaian harga BBM 28 Maret 2015: Premium dari Rp6.800/ltr menjadi Rp7.300/ltr sedangkan solar dari Rp6.400/ltr menjadi Rp6.900/ltr Harga rata-rata daging ayam ras di Kalimantan pada Januari 2015 sebesar Rp30.872/ kg sementara pada April 2015 tercatat sebesar Rp25.467/kg HPP Bulog untuk Gabah Kering Petani (GKP)Rp3.700/kg sedangkan di harga GKP di pasar Rp4.500/kg di Jabar dan Rp5.000/kg di Jatim (Sumber: Kompas)
Page 13: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

13 PROYEKSI INFLASI KALIMANTAN 2015 Pada tahun 2015, inflasi Kalimantan diperkirakan masih terkendali seiring dengan berbagai upaya peningkatan produksi pangan

Volatile Food • Kondisi cuaca yang berpotensi

mengganggu produksi dan distribusi.

• Konektivitas dan ketergantungan pasokan

Adm. Prices • Potensi penyesuaian harga BBM,

LPG dan TTL Core • Depresiasi Rupiah. • Potensi kenaikan harga emas

dunia

Volatile food • Program ketahanan pangan

Pemerintah daerah yang mendorong perluasan lahan pertanian.

• Implementasi kerjasama antar daerah terkait pemenuhan kebutuhan domestic.

• Adanya Pasar Penyeimbang dan kandang penyangga

Adm. Pices • Peran aktif pemerintah daerah

dalam mengendalikan inflasi, khususnya pada administered price

Core • Terkendalinya permintaan

domestic sejalan dengan potensi perlambatan ekonomi di Kalimantan

Risiko Pendorong Inflasi Potensi Peredam Inflasi

Proyeksi Inflasi Provinsi Triwulan II s.d Tw IV 2015

Faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi 2015 Kalimantan

Tw II Tw III Tw IVKalbar 9.40% 9.47% 8.69% 5.85%

Kalteng 7.10% 6.21% 5.11% 3.53%

Kalsel 7.30% 6.19% 6.47% 4.65%

Kaltim 7.70% 6.98% 6.55% 3.52%

Kalimantan 7.87% 7.40% 6.89% 4.28%

2015 PProvinsi 2014

4.28%

2015

Presenter
Presentation Notes
Pada tahun 2015, inflasi Kalimantan diperkirakan berada pada kisaran 4,28% (yoy). Relatif terkendalinya inflasi Kalimantan pada tahun 2015 antara lain dipengaruhi oleh berbagai upaya untuk menjaga stabilitas volatile food diantaranya melalui program ketahanan pangan, pasar penyeimbang, dan kandang penyangga. Selanjutnya, semakin baiknya pemahaman inflasi dan koordinasi berbagai instansi melalui forum TPID juga memberikan dampak positif terhadap laju inflasi. Potensi perlambatan perekonomian yang diikuti dengan penyesuaian permintaan domestik juga akan berdampak terhadap penurunan inflasi. Pada sisi lain, masih adanya risiko kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi diikuti dengan penyesuaian harga BBM,TTL, dan LPG dikhawatirkan menimbulkan tekanan inflasi. Selanjutnya, kenaikan harga emas dunia berpotensi diikuti kenaikan harga emas perhiasan di dalam negeri yang berdampak terhadap inflasi inti. Tantangan inflasi Kalimantan ke depan juga masih dihadapkan pada adanya ketergantungan pasokan komoditas dari luar wilayah Kalimantan serta kondisi konektivitas yang belum memadai sehingga biaya logistik menjadi tinggi.
Page 14: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

14

Tantangan Ekonomi Kalimantan Struktur Ekonomi Terkonsentrasi Kerentanan ekonomi thd kondisi eksternal Perkembangan, risiko migas dan batubara Pasca penerapan UU Minerba

Page 15: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

15 STRUKTUR EKONOMI KALIMANTAN TERKONSENTRASI Struktur perekonomian Kalimantan bergantung pada satu komoditas yang tidak terbaharukan dan tidak bernilai tambah tinggi

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 16: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

16 KERENTANAN PERKONOMIAN KALIMANTAN Perkembangan ekonomi Kalimantan sangat bergantung pada kondisi eksternal …

Perkembangan perekonomian Kalimantan yang secara umum didominasi oleh ekspor, didorong oleh pergerakan harga komoditas dan tingkat permintaan dari negara tujuan.

Tren penurunan harga batubara dan perekonomian Tiongkok yang terus berlangsung menjadi penghambat perekonomian Kalimantan. Selain itu, harga komoditas karet dan sawit di pasar global juga melemah

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan dan Harga Batubara

Perkembangan Ekspor CPO Kalimantan dan Harga CPO Internasional

Pertumbuhan Ekspor Batubara dan Perekonomian Tiongkok, India

Pertumbuhan Ekspor Karet Kalimantan dan Harga Karet Internasional

-

2

4

6

8

10

12

14

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

g.Ekspor (LHS)

g.PDB India (RHS)g.PDB Tiongkok (RHS)

(% yoy) (% yoy)

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 17: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

17 HARGA KOMODITAS Perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun...

Penurunan harga terbesar terutama terjadi pada komoditas batubara dan karet seiring dengan penurunan harga minyak dibandingkan tahun lalu

Penurunan harga batubara, tembaga, nikel, timah juga sejalan dengan pelemahan permintaan Tiongkok.

Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 18: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

18 PERKEMBANGAN, RISIKO MIGAS & BATUBARA Produksi migas terus turun terkait natural declining dibarengi dgn produksi batubara yg turun akibat tertahannya permintaan ...

Perkembangan lifting minyak dan gas di Kalimantan terus mengalami penurunan akibat penurunan produksi secara alamiah Pangsa pertambangan migas dalam perekonomian juga menurun digantikan dengan pertambangan nonmigas (batubara) Di sisi lain, produksi batubara juga menurun akibat permintaan yang melemah

18

Pangsa Pertambangan Migas & Nonmigas

(70) (60) (50) (40) (30) (20) (10)

- 10

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

(% yoy)

Minyak BumiGas Alam

g. Produksi Migas

Sumber : Kementerian ESDM -40

-20

0

20

40

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

(% yoy) g. Produksi Batubara

Sumber : McCloskey

5

15

25

2005 2008 2011 2014Pertambangan Migas Pertambangan nonmigas

%

TiongkokAS

Australia

IndonesiaIndia

Rusia

AfselD

S

D D

S : SupplyD : Demand 2

4

Kons

Prod

12

14

Kons

Prod3

4

Kons

Prod

8

6

Kons

Prod 1

6

Kons

Prod

1

7

Kons

Prod

50

47

Kons

Prod

Permintaan & Harga Batubara

Sumber : BP Statistical

• Koreksi harga disebabkan oleh perlambatan ekonomi Tiongkok & turunnya konsumsi AS, meskipun sedikit terbantu oleh kenaikan konsumsi India

• Afsel menaikkan produksi pasca beroperasinya rel kereta • Potensi koreksi masih akan tetap terjadi terindikasi dari

penurunan impor Tiongkok 46% (yoy) pada Q1 2015 • Kebutuhan batubara dalam negeri tidak dapat menyerap seluruh

DMO

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 19: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

19 PASCA PENERAPAN UU MINERBA Pasca Penerapan UU Minerba, ekspor Kalbar, Kalsel, Kalteng tercatat melambat di tengah penyesuaian proses kerja pelaku usaha ...

UU Minerba yang bertujuan meningkatkan nilai tambah efektif diberlakukan pada Januari 2014 untuk kegiatan ekspor hasil tambang mineral.

Di Kalimantan, hasil tambang mineral yang terdampak UU tersebut adalah bijih besi (Kalteng dan Kalsel) serta Bauksit (Kalteng dan Kalbar).

Dalam jangka pendek UU Minerba berdampak pada penurunan ekspor Provinsi Kalbar dan Kalteng, sementara di Provinsi Kalsel dampaknya lebih minimal karena ekspor didominasi oleh komoditas batubara.

Namun demikian, dalam jangka yang lebih panjang, ekspor turunan mineral akan mengalami peningkatan pasca realisasi investasi smelter.

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

2011 2012 2013 2014

(% yoy)Kalteng

Kalbar

Kalsel

Pertumbuhan Ekspor (PDRB) Per Provinsi Ekspor Mineral Per Provinsi

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

Kalteng Kalsel Kalteng Kalbar

Bijih Besi & turunannya Bauksit & turunannya

2011 2012 2013 2014 2015(juta ton)

Perkembangan Pembangunan Smelter

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 20: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

20

Pentingnya Infrastruktur Infrastruktur Konektivitas Infrastruktur Energi Listrik

Page 21: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

21 Konektivitas, Pengembangan Ekonomi, dan Stabilitas Harga Minimnya infrastruktur pendukung konektivitas di Kalimantan menjadi salah satu disinsentif investasi swasta…

Pertumbuhan Ekonomi dan Konektivitas

… belum baiknya konektivitas membuat pelaku usaha enggan berinvestasi…

Pembentukan Harga dan Konektivitas

0

5

10

15

20

25

30

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kalimantan SumateraSulampua Balinustra Jawa

(% share)

Porsi investasi di PDRB Kalimantan cenderung rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya

… biaya distribusi di Kalimantan relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya…

Investasi PMA dan PMDN masih terkonsentrasi 14

13

46

57

Pang

saPM

DNPa

ngsa

PM

A

Jawa (tmsk Jakarta)Sumatera

SulampuaBalnustra

Kalimantan

Jawa (tmsk Jakarta)

%

Pangsa ongkos distribusi dalam struktur biaya pedagang cukup besar

Pangsa PMA danPMDN di Wil

Indonesia

Pangsa Investasi dlmPDRB di Wil Indonesia

Kondisi infrastruktur mempengaruhi secara signifikan pembentukan harga dan disparitas harga pangan antar kota. (Sumber KPw Banjarmasin, Riset Ketahanan Pangan Wilayah Kalimantan )

Struktur Biaya PelakuUsaha Komoditas Beras

Sumber: BPS, diolah

Sumber: BKPM, diolah

Sumber: Riset Ketahanan Pangan

Biaya distribusi ke Kalimantan cenderung tinggi dibandingkan ke wilayah lainnya Sumatera

Rp550-1.250/km

Kalimantan Rp750-1.650/km

Nusa Tenggara Rp390-860/km

Sulampua Rp420-1.330/km

Sumber : Perusahan kargo, diolah

Biaya kargo/km dari jakarta

Presenter
Presentation Notes
Minimnya konektivitas menjadi tekanan pada pertumbuhan ekonomi dan pembentukan harga pangan Berdasar liaison dan survei pelaku usaha enggan membangun industry hilir di Kalimantan akibat masih buruknya konektivitas. Selain masalah lainnya seperti listrik. Dalam pembentukan harga, biaya distribusi di Kalimantan juga cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini akan memengaruhi stabiltas harga di Kalimantan khususnya pangan, mengingat pangsa ongkos distribusi yang cukup besar dalam pembentukan harga di pedagang pangan. Lebih lanjut lagi berdasar penelitian yang dilakukan kondisi infrastruktur mempengaruhi secara signifikan pembentukan harga dan disparitas harga pangan antar kota.
Page 22: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

22 Kondisi Konektivitas Minimnya infrastruktur pendukung konektivitas di Kalimantan …

Bandara

Kalimantan 6,4 KTI 15,9

Sumatera 8,1 Jawa 11,6

Jalan Raya Panjang Jalan / 100 km2 Jalan Rusak

Kalimantan 1,17 km 11,04%

Sumatera 2,41 km 10,73%

Jawa 4,33 km 8,14%

KTI 1,99 km 11,71%

Infrastruktur Lain • Belum terdapatnya moda transportasi kereta • Spesifikasi jembatan di atas sungai yang tidak

sesuai dengan standar ruang bebas • Konektivitas antar moda transportasi belum

memadai • Dukungan investor dalam pembangunan

infrastruktur masih rendah

Ketersediaan bandara* di Kalimantan relatif rendah dibandingkan wilayah lainnya

Ketersediaan dan kualitas jalan di Kalimantan cenderung rendah

* (bandara/100.000km2)

Pelabuhan Ketersediaan dan kualitas transportasi laut di Kalimantan cenderung rendah

Sumber : Bappenas

* Indeks konektivitas provinsi diukur dgn memperhitungkan jumlah kapal terdaftar, kapasitas kontainer, ukuran maksimum vessels, jmlh kunjungan kapal, dan pengiriman perusahaan terdaftar

Sumber : Binamarga

Presenter
Presentation Notes
Rendahnya konektivitas di Kalimantan terindikasi dari rendahnya kuantitas dan kualitas jalan raya, relatif sedikitnya ketersediaan bandara dan pelabuhan di Kalimantan. Selain itu, moda transportasi kereta dan konektivitas antar moda juga masih belum tersedia. Pembangunan infrastrukur juga dipersulit oleh kondisi jembatan atas sungai di Kalimantan yang tidak sesuai dengan standar sehingga tidak dapat dilewati kapal besar. Dukungan investor dalam pembangunan infrastruktur masih rendah, investasi infrastruktur masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Page 23: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

23 Meningkatkan Konektivitas Beberapa proyek infrastruktur RPJMN 2014-2019 sudah mulai

memasuki realisasi meskipun terdapat berbagai kendala…

*Hasil liaison atau FGD dengan dinas terkait dan/atau perusahaan; **Berdasarkan Informasi anecdotal dan olah data ; *** hasil survey

Pembebasan lahan yang sulit* Infrastruktur dan suplai energi yang tidak

memadai Terjadi pendangkalan di alur sungai* Banyaknya lintasan sebidang jembatan yang tidak

sesuai standar ruang bebas mengakibatkan kapal-kapal tidak dapat masuk*.

Buruknya sistem navigasi sehingga tidak dapat dilalui pada malam hari.

Kendala Infrastruktur Pendukung Konektivitas Proyek 2015 1 Pembangunan Bandara 1 Konstruksi 4 Pengembangan terminal 1 Konsep 1 Desain 2 Konstruksi 1 Pengembangan runway 1 Konstruksi

813 miliar

4 Pembangunan Pelabuhan 3 Konsep 1 Pasca Tender 1 Pengembangan Pelabuhan 1 Konstruksi 1 Normalisasi sungai 1 Desain

40 Pembangunan Jalan 3 Konsep 7 Dokumentasi 12 Pasca Tender 18 Konstruksi 154 Pengembangan Jalan 6 Dokumentasi 50 Pasca Tender 97 Konstruksi 1 Tender 27 Pembangunan Jembatan 5 konsep 16 Dokumentasi 4 Pasca Tender 2 Konstruksi 14 Pengembangan Jembatan 1 konsep 10 Pasca Tender 1 Tender 2 Konstruksi 2 Pembangunan Terminal Bis 1 konsep 1 Dokumentasi

351 miliar

8,84 triliun

Progress Pembangunan Infrastruktur

Jalan

Kemajuan tercermin dari nilai proyek yang telah melewati tahap tender yang naik menjadi Rp2,4 T (Mei 2015) dari sebelumnya Rp1,5T (Apr 2015) atau mengalami kenaikan 61%

Juta Rp

All StageStage : Post Tender &

ConstructionAll Stage

Stage : Post Tender & Construction

% Proyek Selesai 2015 (All Stage)

% New Building (All Stage)

DKI Jakarta 3,986,370 3,549,561 9,704,761 9,083,302 19.2% 97.7%Jawa Barat 3,564,663 3,558,963 4,707,165 4,704,865 14.4% 87.5%Kalimantan Timur 2,180,880 2,087,380 2,320,850 2,227,350 31.9% 81.9%Banten 2,244,140 1,722,890 2,137,660 1,784,050 57.8% 48.5%Jawa Tengah 1,946,723 1,873,148 2,668,134 2,627,934 70.6% 27.9%Kalimantan Tengah 1,646,050 1,646,050 1,647,020 1,647,020 60.9% 0.0%Sulawesi Tengah 1,583,820 1,504,020 1,630,820 1,630,820 29.3% 0.0%TOTAL 31,671,442 26,386,290 39,415,632 34,501,075 44.5% 51.8%*) Data ditarik pada 1 April 2015 dan **) Data ditarik pada 4 Mei 2015

Provinsi

Posisi per April *) Posisi per Mei **)

Sumber: BCI Asia

Presenter
Presentation Notes
Dalam meningkatkan konektivitas, pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur penunjang transportasi, baik pelabuhan, jalan raya, bandara maupun kereta dengan total investasi mencapai Rp 17,6 triliun. Dalam realisasinya, terdapat beberapa hambatan, yakni sulitnya pembebasan lahan, infrastruktur dan energi masih kurang memadai, terjadinya pendangkalan arus sungai, dan khusus pembangunan kereta batubara oleh swasta kurang mendapat dukungan dari pemerintah pusat karena hanya untuk komoditas batubara.
Page 24: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

24

80% 6% 21%

37% 44% 13%

75% 15% 9%

Kondisi Listrik di Kalimantan

Penjualan Listrik/kapita

Ketersediaan listrik di Kalimantan sangat terbatas dengan penjualan terbesar masih didominasi rumah tangga ...

Provinsi Penjualan Listrik/kapita

Kalbar 375

Kalteng 358.4

Kalsel 487.9

Kaltim 649.1

Sumber Energi Listrik

Pengguna Listrik

Kalimantan

Jawa Timur

Banten

Kalimantan

Jawa Timur

Banten

PLTD 66%

PLTU 19%

PLTG 11%

PLTGU 3%

PLTA 2%

PLTU 70%

PLTG 5%

PLTGU 22%

PLTA 3%

PLTU 88%

PLTGU 12%

KONDISI LISTRIK DI PERBATASAN • Kebutuhan listrik daerah terpencil di perbatasan, seperti Entikong (Kalimantan Barat dan Sarawak) masih belum sepenuhnya terpenuhi dari dalam negeri sehingga PLN melakukan pembelian tenaga listrik ke Sarawak, Malaysia.

• Harga listrik Malaysia (Rp900/KWh) lebih murah dibandingkan harga produksi PLN (Rp2.500/KWh). • Kabupaten Nunukan & Tana Tidung (Sebatik) yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sebagian masih belum

menerima aliran listrik PLN

Penjualan listrik/kapita Kalimantan jauh di bawah Jawa Timur dan Banten

Pengguna listrik di Kalimantan didominasi oleh rumah tangga, sementara di Banten dan Jatim oleh industri

Sumber energi listrik masih berasal dari diesel dgn biaya tinggi, sementara di Jatim dan Banten dari batubara

Presenter
Presentation Notes
Dibutuhkan listrik untuk pengembangan industry. Saat ini penjualan listrik per kapita di Kalimantan cukup rendah, dibandingkan dengan di Jawa Timur dan Banten yang memiliki banyak industri. Sumber energy listrik Kalimantan juga berasal dari bahan baku yang mahal yaitu sebanyak 66% dari diesel, sementara di Jatim 70% dari PLTU dan Banten 88% dari PLTU Dari penggunaan listriknya juga, hanya sedikit listrik di Kalimantan yang digunakan untuk industri. Jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan di Jawa Timur dan Banten. Terdapat beberapa kabupaten di perbatasan yang belum dialiri listrik, dan untuk yang sudah dialiri listrik sebagian besar dipenuhi dari Malaysia Ke depan akan dibangun 1.900 MW listrik di Kalimantan dari total proyek Nasional sebesar 35.000 MW. Namun sayangnya penambahan ini belum memperhitungkan kebutuhan industri yang dibutuhkan Transformasi di Kalimantan.
Page 25: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

25

Kalimantan Banten Jatim

PLTA 1% 2%

PLTGU 1% 10% 35%

PROYEKSI KONDISI LISTRIK

• Nasional akan ada penambahan pembangkit 35.900 MW (Kalimantan 1.900 MW, kapasitas saat ini 1.416 MW)

• Namun hal ini dengan asumsi share konsumsi industri tidak berubah • Melihat struktur Banten & Jatim yang memiliki smelter, industri merupakan

konsumen utama listrik. • Dengan asumsi tsb, diperkirakan tambahan 1.900 MW masih akan belum

cukup untuk memenuhi permintaan listrik Kalimantan. • Sumber energi masih ada yang berasal dari diesel

Rencana Penambahan Listrik PROYEK PENAMBAHAN LISTRIK PERKIRAAN PENGGUNA LISTRIK

Kalimantan

Sumber : Statistik PLN & RUPTL PLN 2015-2024

RENCANA SUMBER ENERGI

Presenter
Presentation Notes
Dibutuhkan listrik untuk pengembangan industry. Saat ini penjualan listrik per kapita di Kalimantan cukup rendah, dibandingkan dengan di Jawa Timur dan Banten yang memiliki banyak industri. Sumber energy listrik Kalimantan juga berasal dari bahan baku yang mahal yaitu sebanyak 66% dari diesel, sementara di Jatim 70% dari PLTU dan Banten 88% dari PLTU Dari penggunaan listriknya juga, hanya sedikit listrik di Kalimantan yang digunakan untuk industri. Jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan di Jawa Timur dan Banten. Terdapat beberapa kabupaten di perbatasan yang belum dialiri listrik, dan untuk yang sudah dialiri listrik sebagian besar dipenuhi dari Malaysia Ke depan akan dibangun 1.900 MW listrik di Kalimantan dari total proyek Nasional sebesar 35.000 MW. Namun sayangnya penambahan ini belum memperhitungkan kebutuhan industri yang dibutuhkan Transformasi di Kalimantan.
Page 26: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

26

Transformasi Ekonomi Kalimantan Membangun Kapablitias Industri Potensi Kalimantan

Page 27: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

27

Pentingnya transformasi ekonomi Kalimantan menjawab tantangan yang ada …

Ketergantungan Ekonomi pada Pertambangan & Migas

• Secara sektoral ‒ Share pertambangan dan

industri migas 48% dari PDRB. ‒ Sektor pertambangan dan

industri migas Mempengaruhi

kinerja sektor perdagangan dan pengangkutan

• Secara penggunaan ‒ Share net-ekspor 45%

EKSTERNAL • Tren penurunan harga

batubara sejak 2012 & harga minyak sejak pertengahan tahun 2014 Risiko : penurunan harga lebih dalam

• Perekonomian Tiongkok melambat, Risiko perlambatan lebih dalam

Tantangan & Risiko Ekonomi Kalimantan Industri

• Dampak industrialisasi o Pertumbuhan ekonomi o Penyerapan tenaga kerja o Peningkatan SDA o Diversifikasi sektor ekonomi dan

ekspor

• Industrialisasi membutuhkan pembangunan infrastruktur berpengaruh signifikan thdp peningkatan pendapatan per kapita (DKEM, 2013)

• LISTRIK merupakan infrastruktur utama.

DOMESTIK • Kebijakan “menjaga batubara”

dengan cara menahan produksi stabil 400 juta ton/tahun sampai 2019 (2014 sbsr 421 juta ton)

• Serapan batubara domestik (DMO) pada tahun 2019 diestimasi hanya 30% dari target 60%.

• Penurunan lifting migas yang berdampak pada penurunan produksi industri migas.

Jika tidak ada transformasi: pertumbuhan ekonomi rendah dan melambat, pengangguran meningkat, migrasi SDM ,

maka sasaran RPJMN tidak akan tercapai

2015 5,0% 7,6% 2019

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi

4,1%

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi RPJMN 2009

4,8%

2009 2014

Realisasi 5,4% Realisasi 3,2% 33

MEMBANGUN KAPABILITAS INDUSTRI

Presenter
Presentation Notes
Ketergantungan ekonomi Kalimantan pada pertambangan dan migas sangat tinggi. Tercermin dari tingginya pangsa pertambangan dan industri migas pada PDRB Kalimantan, yaitu sekitar 48%. Lebih jauh lagi kedua sektor ini memliki pengaruh yang besar pada kinerja sektor ekonomi lainnya seperti perdagangan dan pengangkutan. Selain itu dilihat dari sisi penggunaan, pangsa share net ekspor tercatat tinggi yaitu sebesar 45%. Lebih jauh lagi dilihat dari komoditas ekspor unggulan, batubara 80% menyumbang ekspor Kalimantan. Dengan struktur perekonomian ini pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sulit tercapai. Selain itu perekonomian ini juga sangat rentan terhadap kondisi eksternal. Ditambah lagi tantangan dan risiko yang dihadapi tidaklah mudah. Dari sisi eksternal, terdapat risiko penurunan harga komoditas yang lebih dalam ditengah perlambatan perekonomian Negara utama dagang Kalimantan, Tiongkok. Sementara dari sisi domestik, di era pemerintahan baru ini terdapat kebijakan untuk menjaga batubara kita. Produksi ditahan stabil pada kisaran 400 juta per ton sampai dengan tahun 2019. Selain itu ketentuan peruntukan batubara untuk pasar domestik dinaikkan dari 24% menjadi 60%. Namun sayangnya ketersediaan batubara di pasar domestik belum dibarengi dengan rencana yang matang penyerapannya. Diperkirakan pada tahun 2019, pasar domestik hanya bisa menyerap 30% produksi Dari sisi migas, terjadi tren penurunan Jika tidak ada transformasi: pertumbuhan ekonomi akan rendah dan melambat, sehingga pengangguran meningkat, akan terjadi migrasi SDM , Sasaran pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN tidak akan tercapai. Pada tahun 2015 target pertumbuhan sebesar 5,0% dan di tahun 2019 naik tajam menjadi 7.6%. Sebagai informasi tambahan pada tahun 2014, sasaran pertumbuhan Kalimantan dalam RPJMN sebesar 4,8% tidak tercapai. Untuk itu dibutuhkan transformasi ekonomi dengan meningkatkan nilai tambah perekonomian melalui industri. Dampak dari industrialisasi pertumbuhan ekonomi yang meningkat, penyerapan tenaga kerja yang naik, peningkatan sumber daya alam. Industrialisasi membutuhkan infrastruktur, utamanya listrik. Karena listrik merupakan infrastruktur utama. Pertumbuhan India yang tinggi juga didukung oleh peningkatan kapasitas listrik.
Page 28: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

28

Mengembangkan industri Kalimantan berbahan dasar sumber daya yang ada … K

ALIM

ANTA

N

JAW

A

ENERGI (Batubara,

Minyak, Gas, Air)

BAHAN BAKU (Bijih

Besi, Bauksit)

Pertambangan

Ekspor

Impor BARANG ½ JADI (Alumina, Besi

Baja)

SAAT INI KEDEPAN INFRASTRUKTUR

ENERGI (Batubara,

Minyak, Gas, Air)

Industri

BAHAN BAKU (BIJIH BESI BAUKSIT SAWIT)

1

2

3

Ekspor Domestik 4

1

2

BARANG ½ JADI (Alumina, Besi

Baja, CPO)

Industri Teknologi Tinggi Elektronik, otomotif, dll

Industri Teknologi Tinggi Elektronik, otomotif, dll

Comparative Advantage Competitive Advantage

34

Transformasi Kalimantan

Page 29: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

29 POTENSI SUMBER DAYA ENERGI Potensi sumber daya energi yang melimpah perlu dimanfaatkan untuk pengembangan industri …

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 30: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

30 POTENSI SUMBER DAYA ALAM Meningkatkan nilai tambah SDA yang ada untuk mencapai perekonomian yang berkelanjutan …

Bauksit

Cad : Nas 1miliar ton

(12% dunia)

Prod : 18 jt ton (60% Nas)

Ekspor dalambentukmentah

Bijih Besi

Cad : Nas 115 jt ton

Prod : 9,3 jt ton (85% Nas)

Ekspor dalambentukmentah

CPO

Indonesia produsen CPO

terbesar

Prod : 7,3 jtton (26% Nas)

Ekspor dalambentuk CPO.

Diolah di provinsi lain

Karet

Indonesia produsen

terbesar ke-2

Prod : 670 ribu ton (22% Nas)

Ekspor dalambentuk crumb rubber. Diolah

negara lain

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 31: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

31 NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN Nilai tambah yang didapat pasca pengolahan sangat besar dan dapat meningkatkan perekonomian …

Bauksit

Sumber : ESDM, 2012

Bijih Besi

Sumber : Kemenperin, 2015 Nilai Tambah

CPO

Nilai tambah CPO variatif berdasarkan produk (sampai dengan 1000%)

Presenter
Presentation Notes
Memasuki triwulan III 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan masih belum menujukkan perbaikan. Utamanya akibat Kalimantan Timur yang masih mengalami kontraksi. Secara lapangan usaha, pertambangan masih belum membaik, sementara manufaktur masih terkontraksi meski tidak sebesar periode sebelumnya. Dari pertanian diperkirakan akan terdapat peningkatan Secara keseluruhan tahun 2015, diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih dala tren menurun. Diperkirakan sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya di bulan Februari. Akibat lebih buruknya kinerja pertambangan dan industri dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya. Beberapa faktor yang menahan pertumbuhan ekonomi berasal dari komoditas pertambangan dan industri, Dari komoditas Batubara, dierkirakan tidak ada perbaikan dari sisi harga. Sampai dengan akhir tahun 2015, pertumbuhan harga komoditas masih mengalami kontraksi. Hal ini terkait turunnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun di sisi lain, permintaan dari India akan naik. Namun diperkirakan tidak dapat meningkatkan ekspor Kalimantan. Selain itu diperkirakan pasar domestik belum bisa menyerap batubara yang dialokasikan untuk domestik (domestic obligation market). Berdasar perkiraan dari ESDM Pasar domestic hanya mampu menyerap DMO sebesar 90%, masih tedapat sisa 10%. Hal ini dengan catatan, semua proyek PLTU beroperasi sesuai rencana. Dari sisi migas diperkiran koreksi harga masih terjadi. Dari sisi produksi, penurunan lifting migas beradsar liaison pada pelaku utama diperkirakan masih terjadi. Penurunan terutama disebabkan oleh natural decline, dimana tekanan di perut bumi sudah semakin berkurang karena banyaknya migas yang telah diambil sehingga sulit untuk mengangkat migas yang tersisa, walaupun cadangan sebenarnya masih banyak. Selain itu, selesainya kontrak pada tahun 2017 (Total) & 2018 (Chevron) membuat perusahaan tidak melakukan investasi. Dari sisi faktor pendorong terdapat beberapa hal yaitu naiknya produksi tanaman pangan didukung program pemerintah, kenaikan produksi sawit dan CPO hasil investasi sebelumnya, dan dari smelter yang diperkirakan sudah beroperasi. Selain itu, pemerintah akan memperbolehkan ekspor bauksit yang belum diolah dengan syarat akan membangun smelter. Sementara itu terdapat beberapa risiko di tahun 2015 yaitu berasal dari keberhasilan beberapa proyek seperti penyelesaian smelter, terdapat hambatan dan tantangan dalam pembangunan. Yaitu dari aturan pemerintah dan isu lingkungan. Selain itu risiko lain berasa ldari terlambatnya penyelsaian proyek PLTA sehingga mengurangi penyerapan batubara domestik. Terhambatnya program infrastruktur akan memberi tekanan pada investasi. Sehingga akan menahan pertumbuhan. Selain itu yang tidak kalah penting perlunyapemerintah mengawal pengalihan blk migas di Kalimantan, karena berpotensi akan menurunkan produksi lebih dalam. Risikio lain adalah kenaikan permintaan batubara India akan diambil oleh Australia dan adanya potensi Tiongkok menjadi eksportir batubara. Dari sisi pertanian risiko berasal dari cuaca dan ketidakberhasilan program peningkatan produksi.
Page 32: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

32

Penutup Pentingnya Transformasi Ekonomi Sinergitas Pelaku Ekonomi

Page 33: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

33 Pentingnya Transformasi Ekonomi Pentingnya transformasi ekonomi melalui sinergitas dan peningkatan kapasitas infrastruktur serta daya saing …

Presenter
Presentation Notes
Dalam meningkatkan konektivitas, pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur penunjang transportasi, baik pelabuhan, jalan raya, bandara maupun kereta dengan total investasi mencapai Rp 17,6 triliun. Dalam realisasinya, terdapat beberapa hambatan, yakni sulitnya pembebasan lahan, infrastruktur dan energi masih kurang memadai, terjadinya pendangkalan arus sungai, dan khusus pembangunan kereta batubara oleh swasta kurang mendapat dukungan dari pemerintah pusat karena hanya untuk komoditas batubara.
Page 34: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

34

Pemerintah Pusat Pemerintah daerah Parlemen Pusat dan Daerah

Komitmen pembangunan di luar Jawa, antara lain prioritas alokasi anggaran, percepatan izin penggunaan lahan, dll

Penyamaan persepsi stakeholder Komitmen

Penyelesaian & harmonisasi RTRW dengan pusat

Efisiensi proses birokrasi melalui optimalisasi fungsi PTSP

Industrialisasi di Kalimantan Air, gas,

batubara, minyak

Infrastruktur untuk

konektivitas dan Listrik

SDA : mineral, CPO, karet

Pertumbuhan berkelanjutan

Penciptaan Lapangan Kerja

Capacity building SDM

41

Sinergitas Pelaku Ekonomi Pentingnya sinergitas setiap pelaku dalam mendukung transformasi perekonomian Kalimantan…

Sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah

Bank Indonesia

Menjaga stabilitas perekonomian (nilai tukar, inflai, dll) serta menjaga kelancaran sistem

pembayaran

Memprioritaskan peningkatan infrastruktur di luar Jawa

Presenter
Presentation Notes
Untuk meningkatkan nilai tambah dan ketahanan perekonomian, dibutuhkan transformasi struktur ekonomi di Kalimantan. Dalam mewujudkan perekonomian yang tumbuh berkelanjutan dan inklusif, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Bank Indonesia. Peran pemerintah pusat untuk mendukung transformasi ekonomi adalah dengan berkomitmen memfokuskan pembangunan di luar Jawa, antara lain dengan memprioritaskan alokasi anggaran, percepatan izin penggunaan pinjam pakai hutan lindung, dan lain-lain. Peran pemerintah daerah dalam menyukseskan transformasi ekonomi adalah dengan menyamakan persepsi stakeholder daerah, penyelesaian RTRW yang diharmonisasikan dengan pusat, optimalisasi fungsi PTSP sehingga perizinan dapat selesai dengan cepat, serta mengembangkan SDM untuk menyelesaikan proyek-proyek yang ada di daerah. Selain pemerintah, Bank Indonesia juga memiliki peran dalam mewujudkan transformasi ekonomi, yakni dengan riset pengembangan model industri serta dengan mengembangkan RIRU. Dengan sinergi antar pemangku kepentingan dan tersedianya mineral, hasil bumi serta sumber energi di Kalimantan, niscaya perekonomian berbasis industri dapat tercipta di Kalimantan yang berujung pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta terbukanya lapangan pekerjaan.
Page 35: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

35 35

TERIMA KASIH

Page 36: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

36 36

LAMPIRAN DATA

Page 37: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

37 TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

I II III IV I II III IV I II III IVPDRB (%,yoy) PDRB (%,yoy)

Sisi Permintaan 4.8 3.5 3.8 3.3 3.9 - - Sisi Permintaan 2.1 2.2 3.4 4.0 3.2 1.1 1.5 1.3 2.7 1.7

Konsumsi 6.7 7.5 6.4 7.6 8.0 - - Konsumsi Rumah Tangga - - - - 5.2 3.2 4.3 4.7 5.4 4.4

Konsumsi swasta 6.4 6.4 6.6 6.1 6.6 - - Konsumsi LNPRT - - - - 4.7 (4.8) (0.2) 3.1 4.7 0.6

Konsumsi Pemerintah 7.8 11.1 5.9 12.7 12.9 - - Konsumsi Pemerintah - - - - 5.5 2.3 3.6 5.6 4.8 4.4

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.5 8.2 5.4 12.7 7.6 - - Pembentukan Modal Tetap Bruto - - - - 15.9 5.9 6.4 7.2 6.7 6.6

Ekspor 5.0 (3.5) (2.1) (4.8) (3.3) - - Ekspor - - - - (21.3) (2.4) (3.0) (2.4) (0.1) (2.0)

Impor 9.4 (1.7) (0.7) 0.2 (3.2) - - Impor - - - - (7.8) 10.9 5.9 9.7 8.6 8.8

Sisi Produksi 4.8 3.5 3.8 3.3 3.9 - - Sisi Produksi 2.1 2.2 3.4 4.0 3.2 1.1 1.5 1.3 2.7 1.7

Sektor Pertanian 4.4 4.6 5.0 3.0 2.0 - - Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.8 3.1 2.4 6.3 4.2 4.0 5.1 5.4 5.4 4.9

Sektor Pertambangan dan Penggalian 4.8 0.6 0.4 (0.6) 2.0 - - Pertambangan dan Penggalian (2.2) (2.9) 1.1 4.5 0.1 (1.2) (1.2) (2.7) (0.4) (1.4)

Industri pengolahan (3.5) (1.7) 0.3 1.5 0.4 - - Industri Pengolahan 3.4 5.8 2.4 (4.3) 2.2 (5.2) (5.2) (4.4) (2.0) (4.2)

Listrik, Gas dan Air Bersih 7.3 5.2 4.4 4.7 5.1 - - Pengadaan Listrik dan Gas 1.8 6.9 10.3 42.1 15.8 34.9 23.2 24.5 7.6 20.9

Bangu'-n 11.6 8.3 7.5 8.3 8.1 - - Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.7 6.2 7.3 6.0 6.7 3.4 4.6 5.3 5.7 4.8

Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.2 6.5 6.6 5.9 6.2 - - Konstruksi 5.7 7.3 6.8 8.9 7.5 5.2 6.8 7.6 8.2 7.0

Pengangkutan dan Komunikasi 9.2 7.7 7.8 7.7 8.0 - - Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.9 4.7 6.4 4.1 5.4 3.5 5.4 5.6 6.7 5.4

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perush. 12.6 11.0 9.4 9.2 8.9 - - Transportasi dan Pergudangan 8.5 7.0 7.8 6.0 6.7 6.6 7.4 7.4 6.6 7.0

Jasa-jasa 8.5 8.1 7.8 6.4 8.4 - - Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.4 4.9 6.4 5.8 5.9 5.2 6.1 6.4 7.7 6.4

Informasi dan Komunikasi 9.6 10.1 12.1 9.9 10.5 11.6 10.5 8.2 8.6 9.7

Jasa Keuangan dan Asuransi 5.4 6.0 2.2 6.7 5.2 4.8 6.0 7.4 6.8 6.3

Real Estate 6.1 8.0 7.3 6.1 6.9 5.6 5.0 4.2 4.7 4.9

Jasa Perusahaan 9.2 9.6 7.6 6.6 8.2 3.2 4.1 5.6 5.8 4.7

Administrasi Pemerintahan, Pertaha'-n dan Jami'-n Sosial Wajib 6.5 5.7 8.8 9.6 8.0 8.0 8.1 10.3 10.7 9.4

Jasa Pendidikan 12.5 9.8 9.8 7.8 9.9 9.8 9.6 8.9 6.5 8.6

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.2 8.3 5.9 6.1 7.4 7.2 6.2 7.3 8.5 7.3

Jasa lainnya 5.9 6.0 8.4 7.7 7.2 6.4 7.3 8.5 9.5 8.0

PDRB Per Provinsi(%,yoy)Provinsi Kalimantan Selatan 5.7 5.2 5.5 4.8 4.8 4.0 4.9 5.3 5.5 4.6 4.0 4.9 3.9 4.3 5.2 5.4 4.8

Provinsi Kalimantan Timur 4.0 1.6 2.7 2.0 3.2 - - 0.7 0.8 2.8 3.8 2.0 (1.3) (0.9) (1.5) 0.8 (0.7)

Provinsi Kalimantan Barat 5.8 6.1 4.8 4.5 4.5 4.0 5.0 6.1 5.3 4.9 3.9 5.0 4.7 5.2 5.3 5.9 5.3

Provinsi Kalimantan Tengah 6.7 7.4 5.6 5.8 5.5 7.6 6.1 - - - 5.3 6.2 7.8 8.2 8.6 7.3 8.0

2015 FIndikator Makroekonomi Daerah 2012 2013 2014 2014 Indikator Makroekonomi Daerah 2014 2014

Tahun Dasar 2000 Tahun Dasar 20102015 F

Page 38: Dwi Tugas Waluyanto - bappeda.kalteng.go.idbappeda.kalteng.go.id/downloads/konregpdrb/Tayangan Bank Indonesi… · Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri

38 TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

I II III IV I II III IV I II III IV I II F III F IV FInflasi IHK (%,yoy) 5.3 5.9 5.6 5.3 5.8 5.4 6.1 8.4 8.5 7.3 7.6 5.0 7.9 7.3 7.4 6.9 4.3Provinsi Kalimantan Selatan 4.0 6.0 5.5 5.1 6.0 4.3 4.3 6.3 6.5 4.9 6.8 4.8 7.3 7.0 6.0 6.5 4.7Provinsi Kalimantan Timur 6.3 5.8 4.8 5.4 5.6 5.9 7.1 9.6 9.9 8.4 7.7 4.6 7.7 7.1 6.8 6.6 3.5Provinsi Kalimantan Barat 5.2 5.8 7.0 5.5 6.2 5.7 6.1 8.9 8.9 8.8 8.8 6.3 9.4 8.9 9.5 8.7 5.9Provinsi Kalimantan Tengah 4.5 6.7 6.3 4.8 5.8 5.7 6.1 7.1 6.5 5.2 6.4 4.6 7.1 5.9 5.2 5.1 3.5Kredit Perbankan (%, yoy) 43.2 32.6 36.4 33.0 22.9 24.0 23.0 25.0 21.7 17.1 11.5 6.9 9.7 7.6DPK (%, yoy) 30.5 32.1 30.4 25.8 19.0 13.4 11.0 11.3 8.3 2.9 7.3 6.7 5.3 8.0

201520142011

2012 2013