28
DRAINASE DAN PANTAI

Drainase Dan Pantai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Drainase Dan Pantai

DRAINASE DAN PANTAI

Page 2: Drainase Dan Pantai

Karakteristik Fisik Kota Banda Aceh

• Topografi– kemiringan lereng 0-5 % menempati bagian tengah sekitar Banda

Aceh tersebar memanjang dengan bentuk menyempit ke arah tenggara, sebagian lagi berada di pantai bagian barat di daerah Lho’nga, Krueng Lempeung, dan sebagian lagi menempati daerah pantai utara sekitar Ujung Batee Kapal

– kemiringan lereng 5 – 20 %, menempati bagian tengah mulai dari daerah Seulimeun memanjang ke arah tenggara sekitar Sukamulia, Samanjam, merupakan kaki pegunungan pantai utaradengan ketinggian 50 hingga lebih dari 475 m di atas muka laut

– ketinggian sekitar 100 hingga 705 meter (m) di atas muka laut, menempati bagian tenggara sekitar Indrapuri dan pebukitan sebelah selatan sekitar bukit Mampree.

– pebukitan bergelombang tajam dengan ketinggian yang sangat bervariasi mulai dari 500 hingga lebih dari 2300 m aml dengan kemiringan lereng lebih dari 15 %, tersebar di bagian barat daya yaitu bukit barisan barat sedangkan di bagian timurlaut juga menempatipegunungan pantai utara.

Page 3: Drainase Dan Pantai

Hidrologi• Sungai yang terdapat di Kota Banda Aceh

antara lain adalah Krueng Aceh dengan 4 anak sungainya yaitu Krueng Tanjung, Krueng Lueng Paga, Krueng Daroy dan Krueng Doy.

• Sungai kecil yang mengalir langsung ke laut yaitu Krueng neng, krueng Rukoh, Krueng Cut dan Krueng Matee.

• Beberapa alur yang juga bermuara dilaut adalah Krueng Titi Panyang, alur Arusan dan Krueng Gawa.

• Banjir Kanal Krueng Aceh (outfall),

Page 4: Drainase Dan Pantai

Klimatologi

Page 5: Drainase Dan Pantai

Geologi• Kota Banda Aceh terletak diantara dua patahan (sebelah

timur – utara dan sebelah barat – selatan kota) serta berada pada pertemuan Plate Euroasia dan Australia berjarak ± 130 km dari garis pantai barat sehingga daerah ini rawan terhadap Tsunami.

• Secara geologis, Pulau Sumatera dilalui olehan patahan aktif yang memanjang dari Banda Aceh di utara hingga Lampung di selatan , yang dikenal sebagai Sesar Semangko (Semangko Fault).

• Patahan ini diperkirakan bergeser sekitar 11 cm pertahun, dan tentunya merupakan daerah rawan gempa. Pada Daerah perbukitan atau pegunungan, di samping rawan gempa Sesar Semangko ini juga menyimpan potensi longsor akibat pergeserannya.

Page 6: Drainase Dan Pantai

Karakteritik Utilitas Kota : Drainase

• Saluran drainase perkotaan yang ada selain digunakan untuk mengalirkan air hujan juga berfungsi mengalirkan air kotor dari pembuangan rumah tangga, industri maupun daerah pembuangan lainnya

• Luas area sistem drainase meliputi 35 km2• Kondisi topografi yang relatif datar, menurunnya daya

tampung saluran dan adanya pengaruh alian balik dari pasang air laut menyebabkan tidak memungkinkan untuk mengalirkan air dari semua area secara gravitasi dan harus dibantu dengan pompa pada setiap outlet jaringannya

• Infrastruktur jaringan drainase belum lengkap dan tidak berfungsi dengan baik menyebabkan terjadinya genangan bila terun hujan lebat.

Page 7: Drainase Dan Pantai

Karakteritik Utilitas Kota : Drainase

• Sungai-sungai memiliki daerah tangkapan air yang cukup luas dan dengan topografi yang cukup curam sehingga debit aliran yang mengalir cukup tinggi.

• Penampang sungai Krueng Daroy tidak mampu mengalirkan debit banjir tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya luapan air dan genangan banjir.

• Bencana Tsumani menyebabkan rusaknya jaringan drainase lebih dari 90%, tanggul dan dinding penahan banjir di sungai.

• Saluran drainase juga terisi oleh Lumpur dan kotoran. • Pada kawasan baru yang dibangun setelah terjadinya

tsunami tidak terdapat jaringan saluran drainase

Page 8: Drainase Dan Pantai

Rencana Sistem Drainase• Sungai krueng Aceh yang mengalir melalui Kota

Banda Aceh dengan beberapa anak sungainya seperti Krueng Daroy, krueng Doy dan Krueng Neng merupakan saluran drainase alam yang menjadi outlet dari saluran-saluran drainase yang ada

• Air hujan yang mengalir disaluran-saluran drainase sangat dipengaruhi oleh permukaan air di sungai tersebut.

• Permukaan air sungai dipengaruhi oleh pasang surut air laut, oleh sebab itu aliran air hujan tidak dapat selalu dialirkan secara gravitasi.

Page 9: Drainase Dan Pantai

Pembagian ZonaDrainase Kota Banda Aceh dibagi

menjadi 7 zona sebagai berikut :• Zona 1, dibatasi oleh Kr. Neng

dan Kr Doy• Zona 2, dibatasi oleh Kr. Aceh

dan Kr. Doy• Zona 3, dibatasi oleh Kr. Kr Aceh• Zona 4, dibatasi oleh Kr. Daroy

dan Kr. Lhueng Paga• Zona 5, dibatasi oleh Kr. Titi

Panjang dan Kr. Cut• Zona 6, dibatasi oleh Kr. Lhueng

Paga dan Kr. Tanjung• Zona 7, dibatasi oleh Kr. Aceh

dan Kr. Cut

Page 10: Drainase Dan Pantai

Prinsip dasar penyusunan Rencana Drainase Kota Banda Aceh adalah :– Pembagian sistem harus jelas – Sungai-sungai dapat digunakan sebagai

saluran primer atau badan air, sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola tata ruang dan jaringan jalan

– Perhitungan debit aliran didasarkan pada rencana penggunaan lahan di masa yang akan datang

– Perlu ditetapkan batasan tinggi genangan yang dapat diterima dalam perencanaan

Page 11: Drainase Dan Pantai

Prinsip dasar penyusunan Rencana Drainase Kota Banda Aceh adalah :– Air hujan secepatnya ke dialirkan badan air terdekat

untuk memperpendek panjang saluran– Saluran maupun infrastruktur drainase lainnya

direncanakan secara ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaannya

– Flood Canal di bagian selatan Kota Banda Aceh digunakan untuk membagi debit volume banjir dan melindungi Kota Banda Aceh dari meluapnya debit banjir dari lahan yang lebih tinggi .

– Saluran drainase perkotaan dapat difungsikan sebagai saluran kolektor dan long storage

– Optimalisasi dan normalisasi sungai yang ada untuk meningkatkan daya tampung dan kemampuan alirnya.

Page 12: Drainase Dan Pantai

Prinsip dasar penyusunan Rencana Drainase Kota Banda Aceh adalah :– Retarding basin dan retarding pond yang dilengkapi dengan

pompa air dapat digunakan untuk mengurangi debit limpasan yang langsung mengalir ke sungai/saluran.

– Meningkatkan peresapan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi volume limpasan permukaan.

– Dalam sistem drainase yang merupakan kombinasi dari saluran drainase, retarding pond dan retarding basin, tidak hanya besarnya debit yang dihitung tetapi juga volume air yang dapat dialirkan (dipompa) dan yang harus ditahan (storage). Sehingga dalam analisa tidak cukup hanya dihitung debit banjir puncak tetapi juga waktu konsentrasi atau dengan kata lain perlu dihitung hidrograf banjir rencana.

– Diperlukan tinjauan aspek kelembagaan dalam operasional dan pemeliharaan

Page 13: Drainase Dan Pantai

Kriteria perencanaan dalam pengembangan sistem drainase – Hujan dengan ketentuan sebagai berikut :

• Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuwensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun

• Analisa frekuensi terhadap curah hujan menggunakan metode probabilitas distribusi normal, distribusi log normal, Pearson Type III, Log Pearson Type III dan Gumbel. Perhitungan didasarkan pada ketentuan standar kala ulang yang disepakati

• Pengecekan data hujan menggunakan metod ekurva masa ganda, Chi Square atau Smirnov-Kolmogorov

– Debit Banjir Dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :• Debit Banjir rencana dihitung dengan metode Rational• Koefisien Run off dihitung berdasarkan jenis tata guna lahan

daerah aliran• Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran permukaan

dan waktu drainase

Page 14: Drainase Dan Pantai

Kriteria perencanaan dalam pengembangan sistem drainase

2-5 tahun2 Tahun2 Tahun2 TahunKota Kecil

5-10 tahun2-5 tahun2-5 tahun2 TahunKota Sedang

5-20 tahun2-5 tahun2-5 tahun2 TahunKota Besar

10-25 tahun5-10 tahun2-5 tahun2 TahunKota Metropolitan

> 500101 - 50010 - 100< 10

Luas Daerah tangkapan Air (Ha)Tipologi Kota

Page 15: Drainase Dan Pantai

Kriteria perencanaan dalam pengembangan sistem drainase

• Perhitungan hidrolika untuk perencanaan saluran drainase :– Kapasitas saluran dihitung dengan Persamaan

Manning atau persamaan lain yang sesuai– Saluran drainase yang terpengaruh aliran balik

(backwater) perlu memperhitungkan pengaruh aliran balik tersebut yang dapat dihitung dengan Direct Step Method

– Kecepatan maksimum saluran tanah 0.7 m/dt, saluran pasangan batu kali 2 m/dt dan saluran beton 3 m/dt atau sesuai dengan aturan lain yang berlaku dan kondisi di lapangan

Page 16: Drainase Dan Pantai

RENCANA DRAINASE DAN PENANGGULANGAN BENCANA KOTA BANDA ACEH

Page 17: Drainase Dan Pantai

Jaringan Drainase Utama Zona 1

Page 18: Drainase Dan Pantai

Jaringan Drainase Utama Zona 2

Page 19: Drainase Dan Pantai

Jaringan Drainase Utama Zona 4

Page 20: Drainase Dan Pantai

Jaringan Drainase Utama Zona 6

Page 21: Drainase Dan Pantai

Rencana Penanganan Bencana Banjir

• Flood Canal di bagian selatan Kota Banda Aceh digunakan untuk membagi debit banjir dan melindungi Kota Banda Aceh dari meluapnya debit banjir dari lahan yang lebih tinggi .

• Saluran drainase perkotaan harus difungsikan sebagai saluan kolektor dan long storage,

• Optimalisasi dan normalisasi sungai seperti dalam rencana sistem drainase.

• Membangun retarding basin dan retarding pond yang dilengkapi dengan pompa air.

• Meningkatkan peresapan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi volume limpasan permukaan.

Page 22: Drainase Dan Pantai

PENANGGULANGAN BANJIR DENGAN MENGURANGI LIMPASAN PERMUKAAN

• Membangun sumur resapan di area pemukiman untuk meresapkan air hujan ke tanah

• Milindungi dan meningkatkan fungsi hutan sebagai sarana penyimpan air

• Menjaga kolam-kolam penampungan dan rawa sebagai penyangga air dan sumber air sungai

• Membagun Check Dam di hulu untuk mengambat aliran sediment ke hilir

Page 23: Drainase Dan Pantai

Lokasi Rencana bangunan Perlindungan Pantai

Revetment/sea wallWater Tide Dike

Page 24: Drainase Dan Pantai

Perlindungan Pantai • Groin adalah bangunan yang dipasang

tegak lurus garis pantai, bangunan ini bertujuan menangkap sedimen akibat transport sedimen sejajar pantai, dalam kapasitas dan elevasi tertentu dengan maksud pengendalian garis pantai.

• Breakwater dibangun untuk melindungi gempuran gelombang, dengan harapan pada daerah yang dilindungi terjadi gelombang yang relatif kecil

• Detected breakwater dipasang sejajar dengan pantai, akibat dari kondisi ini, di belakangnya akan terjadi sirkulasi arus dari kiri dan kanan dan dengan kecepatan rendah akan terbentuk sedimentasi yang disebut tombolo.

Gambar Sket Groin, Breakwater dan detected breakwater

Page 25: Drainase Dan Pantai

Perlindungan Pantai

• Seawall/Revetment adalah struktur yang dibangun sejajar garis pantai.

• Bangunan ini dibangun dengan tujuan untuk melindungi pantai darierosi dan melindungi bangunan dibelakangnya.

• Seawall umumnya dibangun dari tumpukan batu, beton maupun bonjong batu.

• Permukaan seawall berbentuk vertical, melengkung, miring landai ataupun terjal

Page 26: Drainase Dan Pantai

Perlindungan Pantai

Embankment/water tide dike memegang peranan untuk mencegah air setelah melewati breakwater .Keberadaan embankment cukup penting karena breakwater tidak dapat mencegah air secara keseluruhan sehingga embankment dapat membantu menghentikan rambatan gelombang kearah daratan

Page 27: Drainase Dan Pantai

Perlindungan Pantai

• Coastal Forest; Tanaman pantai seperti bakau, pohon sagu, dan pohon kelapa memiliki kemampuan alamiah untuk mereduksi gelombang tsunami dan juga merupakan solusi dari kelemahan penggunaan struktur buatan

Page 28: Drainase Dan Pantai

Perlindungan Pantai

• Pintu Laut (Tidal Gate ) dapat digunakan untuk mencegah masuknya gelombang tsunami berskala kecil dan menengah ke dalam sungai agar tidak menimbulkan kerusakan sepanjang sungai.

• Pintu laut ini dapat dibangun di muara kr. Aceh dan Floodway canal.