8
DOMINASI N Untuk Mata Kuliah Oktag Yosep Bayu UNIV NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Memenuhi Tugas Kelompok h Hukum Lingkungan Internasional Disusun Oleh : gape Lukas B2A004179 ph Hiskia B2A004266 Herdianto B2A605289 FAKULTAS HUKUM VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

  • Upload
    lukas

  • View
    782

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGANUntuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hukum Lingkungan InternasionalDisusun Oleh : Oktagape Lukas Yoseph Hiskia Bayu Herdianto B2A004179 B2A004266 B2A605289FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGANBAGIAN I KILASAN ARTIKEL Tulisan karya Prof.DR. FX.Adji Samekto SH, MHum berjudul “DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN” ini berbicara mengenai fenomena modernisasi model dunia ketiga yang mempuny

Citation preview

Page 1: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKANLINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Hukum Lingkungan Internasional

Disusun Oleh :Oktagape Lukas B2A004179Yoseph Hiskia B2A004266Bayu Herdianto B2A605289

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2008

DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKANLINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Hukum Lingkungan Internasional

Disusun Oleh :Oktagape Lukas B2A004179Yoseph Hiskia B2A004266Bayu Herdianto B2A605289

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2008

DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKANLINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Hukum Lingkungan Internasional

Disusun Oleh :Oktagape Lukas B2A004179Yoseph Hiskia B2A004266Bayu Herdianto B2A605289

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2008

Page 2: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAGIAN I KILASAN ARTIKELTulisan karya Prof.DR. FX.Adji Samekto SH, MHum berjudul

“DOMINASI NEGARA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN” ini berbicaramengenai fenomena modernisasi model dunia ketiga yang mempunyaihubungan erat dengan kerusakan lingkungan. Untuk keperluan analisistulisan ini maka akan diuraikan dalam beberapa bagian.Apa Yang Dimaksud Modernisasi.

Penggunaan istilah modernisasi sering dikaitkan dengan istilahpembangunan, karena dianggap memiliki kesamaan arti denganpembangunan. Sesuai analogi tersebut maka secara teori, modernisasidan pembangunan pada dasarnya merupakan teori perubahan sosial.

Dalam perspektif ilmuwan barat, pengertian modernisasi menunjukkepada satu tipe perubahan sosial yang berasal dari revolusi industriInggris (1760-1830) dan revolusi politik Perancis (1789-1794). Jadimodernisasi merupakan satu tipe perubahan sosial yang merujuk padarevolusi industri dan politik dalam masyarakat barat.

Dalam konteks modernisasi, penggunaan cara-cara budaya Baratmaupun pemasukan barang-barang materi Barat merupakan bagian darimodernisasi. Oleh karena itu, proses modernisasi disebut sebagaiwesternisasi, dengan komponen-komponennya yang terdiri atasindustrialisasi, demokrasi dan ekonomi pasar.

Latar Belakang Munculnya Modernisasi.Kesulitan ekonomi yang terjadi di Amerika dan negara-negara

Eropa Barat akibat perang dunia II menghasilkan konsolidasi antaraAmerika dan Eropa Barat dalam rangka memulihkan perekonomianmereka, lalu terjadilah perubahan dalam hubungan antar negara di bidangsosial, politik dan ekonomi.

Dominasi kapitalisme diwujudkan dalam penjajahan non fisik,karena sudah tidak mungkin lagi melakukan penjajahan fisik. Teorimodernisasi lahir dan diaplikasikan ke negara-negara berkembang ataunegara dunia ketiga. Teori ini dibuat untuk menarik dan dapat diterapkandi negara-negara dunia ketiga namun tetap menjaga eksistensikapitalisme itu sendiri.

Penerapan Modernisasi di Negara-Negara Barat.Sesuai paham kapitalisme yang meminimalkan peran negara

dalam urusan-urusan ekonomi masyarakat, maka negara hanya berperansebagai fasilitator untuk menjamin kelancaran berjalannya mekanismepasar bebas. Mereka yang melakukan kegiatan dalam rangka modernisasiadalah pengusaha, industri yang didukung petani dan buruh. Masing-masing saling melakukan interaksi dalam mekanisme pasar bebas yangsehat dan kompetitif.

Page 3: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

Kelas pekerja yang terampil dan kelas menengah yang energik,mandiri, dan menentukan, mendorong timbulnya kekuatan-kekuatan politiksehingga negara tidak dapat memaksakan kehendaknya padamasyarakat.

Penerapan Modernisasi di Negara-Negara Dunia Ketiga.Penerapan teori modernisasi di negara-negara dunia ketiga

menghasilkan dominasi peran negara. Menurut Gerschenkron yangdikutip Agus Subagyo (2002) dinyatakan bahwa makin terlambat suatunegara melakukan proses industrialisasi, makin diperlukan campur tangannegara. Oleh karenanya negara harus terlibat dalam pembangunanekonomi.

Keterlibatan negara inilah yang mendorong negara untuk terjundalam proses-proses ekonomi, seperti melakukan akumulasi modal,mendorong terciptanya dunia usaha serta campur tangan dalam regulasidi bidang industri dan perdagangan.

Perbedaan Model Modernisasi di Negara-Negara Barat dan Negara-Negara Dunia Ketiga.a. Perbedaan perkembangan nilai-nilai demokrasi negara-negara Barat

dengan negara-negara dunia ketiga. Modernisasi diukur berdasarkansejauh mana pola-pola dan nilai-nilai demokrasi barat tertanam danberkembang dalam masyarakat. Modernisasi negara-negara duniaketiga lalu dilihat dari kemampuan negara yang bersangkutan dalammengembangkan pola-pola kehidupan politik sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, rasionalitas dan obyektivitas dalam ukuran negara-negara Barat, pencetus kapitalisme (Vedi R.Hadiz 1999).

b. Perbedaan tingkat kekayaan (modal) untuk melaksanakanpembangunan. Pada pertumbuhan awal negara-negara industri dinegara Eropa Barat proses industrialisasi membutuhkan modal kecilsehingga modernisasi dapat dijalankan oleh pengusaha danmasyarakat tanpa campur tangan negara, sedangkan modernisasi dinegara-negara dunia ketiga membutuhkan modal besar karenaketinggalan negara-negara Barat dalam bidang teknologi dan sumberdaya manusia.

c. Modernisasi di negara-negara Barat meminimalkan peran negaradalam urusan-urusan ekonomi masyarakatnya, sedangkanmodernisasi dalam negara-negara dunia ketiga justru menciptakandominasi negara dalam urusan-urusan ekonomi masyarakatnya. Halini terjadi karena dilatar belakangi perbedaan-perbedaan yangdijelaskan di sub bab a dan b diatas.

Dominasi Negara Menyebabkan Kerusakan LingkunganDominasi negara menciptakan kolaborasi-kolaborasi antara

kekuatan kapitalisme global dan penguasa atau negara. Kekuatankapitalisme global berkepentingan dengan terus terjaganya pasokan

Page 4: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

bahan baku maupun hasil produksi yang harus terus menerus diperbesardemi akumulasi keuntungan. Penguasa berkepentingan dengankeuntungan-keuntungan pribadi sesaat yang dapat diperoleh karenakewenangannya, karena itu muncul kerusakan lingkungan.

Negara Indonesia adalah salah satu negara dunia ketiga dan dalamkaitannya dengan penerapan modernisasi, terdapat banyak kasuslingkungan hidup yang tidak direspon dengan sungguh-sungguh olehnegara. Hal ini disebabkan karena pembuatan peraturan di bidanglingkungan banyak yang tidak melibatkan masyarakat, tidak efektifnyapenegakan hukum, serta terbentuknya pola pikir yang salah tentanglingkungan di masyarakat.

Berbagai modus terjadinya kerusakan lingkungan di Indonesiaantara lain adalah pembabatan hutan, penebangan liar, pembangunanareal pemukiman secara sembarangan. Dalam konteks dominasi negaramodusnya antara lain pembiaran pengambilan keaneka ragaman hayatioleh perusahaan-perusahaan asing, ataupun pemberian izin pembuanganlimbah dari negara asing ke Indonesia.

BAGIAN II ANALISATeori Modernisasi dan Proses Westernisasi di Negara-Negara DuniaKetiga

Sebelum memahami dan menganalisa artikel ini lebih jauh,selayaknya kita mengkaji dahulu apa yang dimaksud dengan TeoriModernisasi, dan apa hubungannya dengan Westernisasi.

Teori Modenisasi pada dasarnya merupakan teori perubahan sosialyang dikembangkan di Eropa Barat. Teori ini berusaha mengkaji faktor-faktor yang dianggap penting dalam proses perkembangan masyarakatdan transformasi sosial yang turut menyertainya. Teori ini pada awalnyadianggap sebagai suatu “Grand Theory” yang berlaku universal1.

Namun dalam kenyataannya teori ini sendiri tidak lepas dari kritik.Karena landasannya didasarkan atas pengalaman dan perubahan sosialmasyarakat Eropa, seringkali teori ini mengalami bias budaya. Teorimodernisasi seakan melakukan generalisasi bahwa setiap budaya danmasyarakat memiliki faktor-faktor sosial dan kebutuhan yang sama sepertimasyarakat Barat. Hingga akhirnya ketiga teori ini diterapkan di NegaraDunia Ketiga di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang memilikikebutuhan dan faktor sosial yang berbeda, teori ini dapat dianggap gagaldan sulit atau bahkan tidak dapat diterapkan2.

Kritik lain menyebutkan bahwa Modernisasi tidak dapat dipisahkandari Westernisasi. Hal ini dikarenakan bahwa untuk tercapainya prosesModernisasi, maka harus dilakukan suatu rekayasa sosial danpembentukan faktor-faktor yang identik dengan situasi dan kondisi sosial

1 Wikipedia, the free encyclopedia, Modernization,2 Wikipedia, the free encyclopedia, Modernization Theory

Page 5: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

masyarakat Eropa. Buruknya jika hal ini dilakukan, maka secara otomatisbudaya dan nilai masyarakat lokal harus digeser dan digantikan dengannilai dan budaya Eropa. Akibatnya mau tidak mau masyarakat yangsebelumnya bukan Barat harus bertransformasi dan berubah menjadi“Barat.”3

Hal-hal seperti inilah yang seringkali terjadi pada Negara DuniaKetiga. Hingga proses modernisasi seringkali gagal dan bahkan memakanbiaya yang sangat besar. Bahkan Negara-Negara Asia yang dianggap“Macan Ekonomi Asia” pun, sepert Jepang, Korea Selatan, dan Singapuraseringkali mengalami transformasi sosial besar hingga muncul ungkapanbahwa mereka lebih tepat dikategorikan sebagai “Barat” daripada Asia.

Kekuatan Kapital Asing Sebagai Agen Dari Modenisasi di Negara-Negara Dunia Ketiga

Era Globalisasi memunculkan pemain baru dalam kancah politikInternasional. Mereka adalah perusahaan multinasional. Perusahaanmultinasional, dengan mayoritas berasal dari negara Barat, hadir sebagaiwakil utama dari kekuatan Kapital Asing. Mereka sangat kaya dan kuat.Sebagai perbandingan perusahaan mobil Amerika General Motorsmemiliki penerimaan sebesar 191,4 Miliar Dollar Amerika pada tahun2004. Jumlah ini lebih besar dari PDB 148 Negara. Pada tahun 2005,perusahaan ritel Amerika Wal-Marts memperoleh penghasilan 285,2 MiliarDollar. Jumlah ini lebih besar dibanding PDB apabila seluruh negara dikawasan Sub-Sahara Afrika dijadikan satu4.

Perusahaan multinasional dengan kekuatan modalnya yang sangatbesar seringkali hadir di negara-negara dunia ketiga. Lewat berbagaibentuk investasi dan metode outsourcing serta eksploitasi sumber dayaalam di negara bersangkutan. Perusahaan multinasional tidak hanyamenjadikan negara dunia ketiga sebagai tempat untuk memperoleh bahanbaku dan sumber daya alam serta menghasilkan barang dengan hargamurah, namun juga menciptakan pasar yang potensial. Dalam prosespenciptaan pasar ini, maka harus pula diciptakan tuntutan akan barangdan mekanisme dalam pemenuhan terhadap tuntutan itu.

Disinilah kemudian perusahaan multinasional muncul sebagai agenutama dari modernisasi dan westernisasi. Perusahaan multinasionalmenjadi jembatan antara negara Barat yang maju dengan negara duniaketiga yang berkembang, baik dalam proses transfer teknologi maupunkebudayaan antara keduanya. Bagi negara maju, perusahaanmultinasional berjasa memproduksi dan membawa barang-barang murahberkualitas dari negara dunia ketiga. Perusahaan multinasional jugamenjadi penyalur utama bagi sumber daya alam dari negara-negara duniaketiga ke negara maju. Bagi negara dunia ketiga, perusahaan

3 Martina Schuster, Modernization theory and dependencia: Why did they fail?,4 Joseph E Stiglitz, Making Globalization Work: Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia Yang Lebih Adil,p.276

Page 6: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

multinasional memperkenalkan mereka dengan teknologi dan taraf hidupyang lebih tinggi. Serta nilai dan budaya yang beriringan bersama itu.

Peran perusahaan multinasional di negara dunia ketiga sendirikemudian berkembang menjadi sedemikian penting. Bagi negara duniaketiga, perusahaan multinasional tidak hanya memberikan taraf hidupyang layak dan kesempatan bagi produk mereka mencapai negara maju.Perusahaan multinasional juga memberi lapangan kerja, menghidupkanperekonomian, sumber investasi dan penanaman modal asing, sertaberbagai penghasilan dan insentif lainnya yang memberi keuntungan.Maka tidak heran apabila perusahaan mutinasional menjadi pondasiekonomi di banyak negara dunia ketiga.

Negara Dunia Ketiga dan Kegagalannya dalam PenangananKerusakan Lingkungan

Dibalik berbagai keuntungan dan manfaat dari perusahaanmultinasional diatas, perlulah kita ingat bahwa bagaimanapun juga tujuanutama perusahaan multinasional adalah keuntungan. Perusahaanmultinasional pada dasarnya merupakan mesin uang yang bekerja untukmemperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal sekecil-kecilnya sesuai prinsip kapitalisme. Motif ini pula yang seringkalimendorong perusahaan multinasional untuk melakukan tindakan yangtidak pantas. Hingga menimbulkan akibat buruk bagi negara dunia ketigadimana perusahaan itu berada.

Sebelumnya perlu kita ketahui, menurut Joseph Stiglitz5, dalamsuatu proses produksi dan eksploitasi sumber daya alam yang dilakukanoleh perusahaan multinasional, selalu muncul dua jenis biaya yang harusditanggung. Pertama adalah biaya pribadi, dalam artian biaya murni yangmenjadi ongkos dilakukannya proses produksi dan eksploitasi. Keduaadalah biaya sosial yang berasal dari penanggulangan dampak terhadaplingkungan sosial maupun lingkungan alam. Sebagai contoh dalamperusahaan yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik,dibutuhkan biaya dalam proses produksi untuk menyuling minyak danongkos produksi lainnya. Namun selain itu juga dibutuhkan biaya yanglebih besar untuk menanggulangi polusi yang dihasilkan oleh prosesproduksi dan penanggulangan limbah. Kedua biaya ini seharusnya wajibditanggung oleh perusahaan. Namun sayangnya seringkali perusahaanmenolak menanggung biaya sosial tersebut. Jumlah biaya sosial yangsangat besar bagi perusahaan hanya akan mengurangi keuntungan danmenambah beban perusahaan.

Maka perusahaan multinasional dengan modal yang besar dandilindungi oleh pengaruh politik yang sangat kuat, menghindar darikewajibannya untuk menanggung dampak dari proses produksi yangmereka lakukan. Untuk itupun mereka tidak segan mengunakan pengaruhpolitik yang mereka punya demi kepentingan dan keuntungan mereka.

5 Joseph E Stiglitz, Op.cit, p.279

Page 7: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

Penggunaan pengaruh politik ini tidak hanya terjadi di negara duniaketiga, tapi juga terjadi di negara maju. Sebagai perbandinganperusahaan-perusahaan farmasi Amerika lewat proses lobi yangmemakan biaya lebih dari 759 juta Dollar Amerika berhasil mempengaruhisekitar 1400 keputusan Kongres Amerika agar berpihak pada mereka6.

Situasi yang lebih parah justru terjadi di negara dunia ketiga.Dimana perusahaan multinasional mengunakan pengaruh politiknya untukmengendalikan kebijakan pemerintah. Salah satu sektor yang mengalamidampak parah adalah sektor lingkungan. Di negara dunia ketiga,kerusakan lingkungan yang terjadi sangat parah. Hal ini disebabkan olehperusahaan multinasional yang menolak bertanggung jawab atas dampakkerusakan lingkungan yang terjadi akibat proses produksi dan eksplorasiyang mereka lakukan. Sementara dari pihak pemerintah negara duniaketiga sendiri menghadapi dilema. Disatu sisi pemerintah harusmenegakkan kebijakkan lingkungan yang melindungi kepentinganmasyarakatnya, namun disisi lain pemerintah harus melindungikepentingan modal asing dan perusahaan multinasional yang menopangekonominya.

Korupsi yang terjadi di negara dunia ketiga juga memperparahkondisi yang terjadi. Perusahaan multinasional memilih untuk menyuappenjabat-penjabat pemerintahan daripada membayar biaya sosial yanglebih besar. Perusahaan multinasional sendiri juga sering mengunakankekuatan kapitalnya sebagai alat tawar terhadap pemerintah. Termasukdengan mengancam akan memindahkan kapitalnya keluar dari satunegara ke negara lain.

Hal seperti inilah yang terjadi di Papua Nugini, tambang besartimah dan tembaga Ok Tedi membuang 80.000 ton material beracunsetiap hari ke sungai Ok Tedi dan sungai Fly selama dua belas tahun,dalam kegiatan ekstraksi yang bernilai sekitar 6 miliar dollar. Ketika bahantambang habis, perusahaan yang mayoritas kepemilikannya dipegangoleh Australia itu, begitu saja meninggalkan pertambangan tersebutsetelah mengakui bahwa perusahaannya tidak begitu memerhatikandampak kerusakan lingkungan cukup besar. Perusahaan itu mengalihkankepemilikannya kepada pemerintah, dan membiarkan pemerintah yangkebingungan mencari dana untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan.Jumlah pasti kerugian yang dialami sangat sulit untuk ditentukan, tapisangat jelas bahwa jumlah tersebut sangat besar dan harus ditanggungoleh masyarakat Papua Nugini7.

6 Joseph E Stiglitz, Op.cit, p.2807 Joseph E Stiglitz, Op.cit, p.285

Page 8: Dominasi Negara Dan Kerusakan Lingkungan

SUMBER UTAMA :FX Adji Samekto, Dominasi Negara dan Kerusakan Lingkungan ; HarianSuara Merdeka, Rabu 5 Juni 2002

SUMBER PENDAMPING :1. Wikipedia, the free encyclopedia, Modernization Theory, diambil

dari http://en.wikipedia.org/wiki/Modernization_theory2. Wikipedia, the free encyclopedia, Modernization, diambil dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Modernization3. Martina Schuster, Modernization theory and dependencia: Why did

they fail?, diambil darihttp://qahar.wordpress.com/2008/04/03/modernization-theory-and-dependencia-why-did-they-fail

4. Joseph E Stiglitz, Making Globalization Work: MenyiasatiGlobalisasi Menuju Dunia Yang Lebih Adil, PT Mizan Pustaka,2007