Upload
voanh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SENGKETA MEREK
(Studi terhadap Putusan Pengadilan Niaga Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.
NIAGA.JKT.PST tentang Sengketa Merek Teenie Weenie antara E. Land World Ltd
dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc.,)
PROPOSAL SKRIPSI
DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK
MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR STRATA
SATU DALAM ILMU HUKUM
OLEH:
ULA MAULIDIA
12340007
PEMBIMBING:
1. BUDI RUHIATUDIN, SH.,M.Hum
2. Dr. Hj. SITI FATIMAH, M.Hum
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Pengertian merek dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 15Tahun 2001 tentang Merek (selanjutnya disingkat UUM 2001), yaitu tanda yang berupagambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdaganganbarang atau jasa. Peranan merek menjadi sangat penting yaitu ketika merek telah didaftarkanke Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual akan mendapat perlindungan hukum merek, dandapat mencegah terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Maka tidak dapat dipungkiri bahwaperdaftaran suatu merek akan menimbulkan adanya perlindungan hukum terhadap merektersebut. Sengketa merek dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 08/Pdt.Sus-Merek/2015/Pn. Niaga.Jkt.Pst Tentang Sengketa Merek Teenie Weenie Antara E. LandWorld Ltd dan Ivan Pranoto Wiryadi, B.,Sc., sebuah contoh dari sekian banyak kasus-kasussengketa merek di Indonesia yang mempermasalahkan perihal tidak adanya daya pembedaatau adanya persamaan antar satu merek dengan merek yang lain. Penelitian inibertujuanuntuk mengetahui pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara antara E. LandWorld LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B.,Sc putusan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST dalam perkara pembatalan merek Teenie Weenie milikIvan Pranoto Wiryadi, B.,Sc serta untuk mengetahui kesesuaian pertimbangan Majelis Hakimtersebut dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 15Tahun 2001 tentang Merek.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library Research) yaitu penelitianyang mengacu pada data-data atau bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengn topicpembahasan yang diangkat dan juga menggunakan buku-buku sebagai sumber datanya.Peneliti menganalisis kesesuain antara putusan Majelis Hakim tentang sengketa merek TeenieWeenie antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B.,Sc dalam putusan Nomor08/PDT. SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA JKT.PST dengan ketentuan-ketentuan yang telahdiatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.Metode yang digunakandalam pengumpulan data yaitu studi dokumen atau penelitian kepustakaan (library research)yaitu dengan menemukan dan mengambil data diperpustakaan yang berhubungan denganpermasalahan perlindungan hukum merek dan kesesuaian dengan teori-teori hukum tentangmerek.Dalam menganalisis putusan tersebut peneliti mengolah data primer dan data sekunderdengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif.Kemudian dilakukan pembahasan danditemukan kesimpulan.
Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Putusan Nomor08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST menyatakan bahwa gugatan penggugattidak dapat diterima dengan pertimbangan bahwa petitum pokok gugatan penggugat yaknipendaftaran merek Teenie Weenie milik tergugat yang dilakukan dengan itikad tidak baiktidak beralasan,penggugat yang menyebutkan dalam gugatanya bahwa merek Teenie Weeniemiliknya adalah merek terkenal dan tergugat telah beritikad tidak baik telah memboncengketenaran mereknya. Namun pada saat tergugat mendaftarkan mereknya di Indonesia padatahun 2006 pada saat itu juga merek Teenie Weenie milik penggugat baru terdaftar di NegaraKorea dan belum masuk kriteria kategori dari merek terkenal. Pertimbangan Majelis hakimuntuk memutuskan sengketa merek antara E. Land World LTD Melawan Ivan PranotoWiryadi, B., Sc., telah sesuai perlindungan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalamUndang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tantang merek dan tujuan dibentuknya Undang-undang merek tersebut.
v
MOTTO
“ TIDAK ADA BALASAN KEBAIKAN KECUALI KEBAIKAN (PULA)
(Ar-Rahman : 60) ”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku (Ayahanda Drs. Ichwan Na’im M. Pdi dan Ibunda
Lailatul Badriyah S.E)dan nenek tercinta (Nadzifah) malaikat tanpa
sayap yang Allah berikan yang senantiasa memberikan do’a, kasih
sayang dan dukungan selama ini, adikku beserta keluarga dan juga
sahabatku yang tak henti-hentinya memberikan motivasi.
2. Dosen-dosen dan seluruh tenaga pengajar di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Almamaterku Tercinta Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Sunan Kaljaga
vii
KATA PENGANTAR
رب العالمین أشھد أن ال إلھ إال هللا الملك الحق المبین، وأشھد أن دمحما عبده ورسولھ صادق . الحمد
ا بعد . على سیدنا دمحم وعلى آلھ وأصحابھ أجمعین اللھم صل وسلم وبارك . الوعد األمین أم
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Sengketa
Merek;Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga Nomor 08/Pdt.Sus-Merek/2015/Pn.
Niaga.Jkt.Pst Tentang Sengekta Merek Teenie Weenie Antara E. Land World Ltd Dan Ivan
Pranoto Wiryadi, B., Sc.,” tanpa halangan satu apapun. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh
umat Islam.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan tugas akhir dalam perkuliahan di Prodi Ilmu
Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
4. Bapak Faisal Lukman Hakim, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Bapak Budi Ruhiatudin ,SH,M.Hum., danIbuDr. Hj. SITI FATIMAH, M.Hum., selaku
dosen pembimbing skripsi yang penuh kesabaran dan tulus ikhlas dalam meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penyusun selama
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs Ichwan Na,im M. Pdi dan ibu Lailatul Badriyah S.E serta nenek Nadzhifah
tercinta, selaku orang tua yang senantiasa mendampingi penyusun dengan doa, harapan,
nasihat, motivasi dan kasih sayang.
7. Seluruh staf pengajar/dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah membimbing dan
membekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penyusun selama perkuliahan.
8. Segenap karyawan TU Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan pelayanan
terbaik demi kelancaran segala urusan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
9. Adikku tersayang M. Billah S. Widad, Ata Badrul Haya dan M. Nuha Annujaba.
10. Teman-teman senasib dan seperjuangan, Novia, Ana, Elvi, Intan, Asep, Rabin, Farid,
Sulchan, Rizki, Saras, Sigit,serta teman-teman yang lain yang tak bisa saya sebutkan satu
persatu. Meskipun kebersamaan kita hanya sementara tetapi kenangan itu akan kuingat
selamanya.
11. Teman-teman dekat saya Emak (Ana), Esty, Mitha, Empit (Pipit), Anip, Esha, terkhusus
Luthfi yang selalu mendampingi sertamemberikan semangat dan dorongan kepada saya.
12. Teman-teman KKN Angkatan 86 Kelompok Sremo Lor, Kulon Progo, Imah, Megol, Bos
Romlah, Susanti, Imeh, Fajrina, Aiq, Bintang, Zaenterima kasih atas kebersamaan dan
kekompakan kita.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
ix
Semoga Allah selalu senantiasa membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah
diberikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penyusun menerima kritik dan saran yang dapat membantu
penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 24 Maret 2016
Penyusun,
Ula Maulidia
NIM. 12340007
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ........................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 7
D. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
E. Kerangka Teori ......................................................................... 12
F. Metode Penelitian ..................................................................... 18
G. Sistematika Pembahasan .......................................................... 21
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN
MEREK .......................................................................................... 23
A. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual .............................. 23
B. Prinsip-prinsip Umum Hak atas Kekayaan Intelektual ............ 25
C. Pengertian Merek...................................................................... 26
D. Pengertian Hak atas Merek....................................................... 28
E. Jenis-jenis Merek...................................................................... 29
xi
F. Sistem Pendaftaran Merek........................................................ 32
G. Prosedur dan Proses Pendaftaran Merek .................................. 35
H. Penghapusan dan Pembatalan Merek Terdaftar ....................... 39
I. Pengalihan Hak atas Merek Terdaftar ...................................... 45
BAB III SENGKETA MEREK TEENIE WEENIE.................................. 51
A. Merek dan Varian milik E. Land World LTD.......................... 51
B. Merek dan Varian milik Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc ............ 54
C. Parameter Persamaan Merek dan Varian milik E. Land World LTD dan
Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc.................................................... 56
BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NOMOR
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST antara E. LAND
WORLD LTD dan IVAN PRANOTO WIRYADI, B.,
Sc.,………………………………….............................................. 64
A. Pertimbangan Majelis Hakim dalam Memutuskan Sengketa Merek antara E. Land
World LTD Melawan Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc., dalam Putusan Nomor
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST......................... … 64
B. Penerapan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek terhadap
Pertimbangan Majelis Hakim dalam Putusan Nomor 08/PDT.SUS-
MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST............................................... … 89
BAB V PENUTUP....................................................................................... …100
A. Kesimpulan............................................................................... …100
B. Saran ........................................................................................ …101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PUTUSAN NOMOR 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST
CURRICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, dari kelahiran sampai meninggal, hidup di antara manusia lain yakni
hidup di dalam pergaulan dengan manusia lain. Manusia suatu anggota masyarakat.
Hal ini telah pada zaman kuno dinyatakan oleh seorang ahli filsafat bangsa yunani
yaitu aristoteles yang menyatakan bahwa manusia adalah “zoon politicon”.
Masing-masing anggota masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda-
beda. Ada yang sama kepentinganya dan ada pula yang berbeda bisa kita contohkan
dengan kepentingan antara penjual dan pembeli yang berbeda. Pertentangan antara
kepentingan manusia itu dapat menimbulkan kekacauan dalam masyarakat jika tidak
adanya suatu kekuasaan atau tata tertib atau bisa disebut sebagai hukum yang dapat
menyeimbangkan atau mengatur kepentingan yang berbeda tersebut. Hukum atau
aturan yang ada dalam masyarakat dibuat untuk menjamin seseorang bahwa
kepentinganya diperhatikan atau dilindungi.1
Kepentingan masyarakat selain dijamin oleh hukum yang berlaku juga
dijamin oleh Negara. Dimana orang-orang yang berkepentingan selaku pemerintah
Negara menjamin kepentingan masyarakat dengan aturan-aturan yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan disesuaikan dengan kehidupan sosial dan adat istiadat,
kebiasaan, agama dan kesusilaan yang telah melekat pada kehidupan masyarakat.
1 E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: Penerbit dan Balai Buku Indonesia,1995) , hlm, 5
2
Namun meski kepentingan antar masyarakat dijamin oleh negara, sengketa
yang terjadi masih sangat banyak. Contoh sengketa kepemilikan terhadap Hak
Kekayaan Intelektual yang semakin marak. Perlunya kesadaran masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan hukum tentang Hak Kekayaan Intelektual guna menjaga
kepentingan hukum agar Negara baik secara individual atau kelompok (masyarakat),
tidak dirugikan dan jati diri bangsa tidak dilecehkan. 2
Hak kekayaan intelektual itu sendiri adalah merupakan hak hukum yang
bersifat ekslusif (khusus) yang dimiliki oleh para pencipta/penemu sebagai hasil
aktivitas intelektual tersebut, dapat berupa hasil karya di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra, serta hasil penemuan (invensi) di bidang teknologi.3
Hak Kekayaan intelektual secara umum dapat digolongkan kedalam 2
kategori utama, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Ruang lingkup hak cipta
adalah karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Sedangkan
lingkup hak kekayaan industri dapat terdiri atas, paten dan paten sederhana,
merek/merek dagang (Trademark) dan Indikasi Geografis (IG), Desain Industri
(Industrial Design), Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), Rahasia Dagang
(Trade Secret), Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).4
2Iman Sjahputra, Menggali Keadilan Hukum Analisis Politik Hukum dan Hak KekayaanIntelektual, (Bandung: P.T Alumni, 2009), hlm.1.
3 Iswi Hariyanti, Prosedur Mengurus HAKI yang Benar, (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010),hlm 16
4 Ibid., hlm. 17
3
Hak kekayaan intelektual menjadi sumber devisa bagi Negara-negara yang
tidak banyak memiliki sumber daya manusia, banyak pula produk-produk yang
dipasarkan secara mendunia. Seperti halnya produk-produk oleh Negara Jepang dan
Korea, yang kedua Negara ini menguasai dunia dengan berbagai produk elektronik,
teknologi dan informasi. Merek-merek kedua Negara tersebut yang telah mendunia
bisa kita lihat melalui produk-produk dari merek Sony, Toshiba, Samsung, dan merek
LG yang dalam dunia elektronik bukan merupakan merek yang sembarangan, dan
sudah dikenal dengan kualitas yang baik. Sebagai Negara yang memproduksi barang-
barang berkualitas, tentu saja Negara jepang dan korea sangat memperhatikan merek-
merek yang melekat pada suatu produk. Kehadiran merek-merek ini sangat dijaga dan
dipertahankan. Bahkan, apabila ada pihak ketiga yang meniru, membajak atau
memalsukan merek-merek tersebut, suatu tindakan hukum pun akan diambil untuk
memproteksi merek-merek yang sudah terdaftar.
Pengertian merek dirumuskan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 tentang Merek (selanjutnya disingkat UUM 2001), yaitu tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dari rumusan tersebut dapat dipahami
Tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna tersebut
4
memiliki pembeda(distinctive) dengan merek lain yang sejenis dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis.5
Perlindungan terhadap suatu merek sangat penting, karena merek merupakan
aset perusahaan. Oleh karena itu, tidak heran banyak perusahaan yang
mempertahankan merek perusahaan dengan melakukan tindakan hukum, jika terjadi
pelanggaran atas merek yang dimiliki perusahaan tersebut. Perlindungan terhadap
merek masih minim diperhatikan oleh masyarakat, sehingga masih banyak
perusahaan yang belum mendaftarkan mereknya terutama di Indonesia. Sengketa
merek dipengadilan banyak terjadi karena pembuktian menyangkut pendafataran
merek yang dipersengketakan manakah yang terlebih dahulu dilakukan.6
Sama halnya dengan hak cipta dan hak paten serta hak kekayaan intelektual
lainya, hak merek juga merupakan bagian dari hak atas intelektual. Selain itu hak
merek disebutkan secara eksplisit sebagai benda immaterial dalam kondiseran UUM
2001 bagian menimbang butir a, yang berbunyi: 7
“Bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi
internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan merek menjadi sangat penting,
terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat”
5 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan DimensiHukumnya di Indonesia, (Bandung : P.T Alumni, 2003), hlm. 321
6 Ibid., hlm. 40.
7 Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 2001 No. 110, Undang-Undang Nomor 15Tahun 2001, tentang Merek, Jakarta, 1 Agustus 2001, bagian “menimbang” butir a.
5
Peranan merek menjadi sangat penting yaitu apabila merek tersebut telah
didaftarkan ke Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual, dan dapat mencegah terjadinya
persaingan usaha tidak sehat. Dengan merek produk barang atau jasa sejenis dapat
dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa produk tersebut
adalah asli atau original.
Dalam pendaftaran merek ada merek yang harus ditolak atau tidak dapat
didaftarkan dan yang harus ditolak. Merek yang tidak dapat didaftar atas dasar
permohonan yang diajukan oleh pemohon yang britikad tidak baik, bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan,
atau ketertiban umum, merek yang tidak memiliki daya pembeda, merek yang telah
menjadi milik umum. Sedangkan merek yang harus ditolak berupa yang pertama
merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhanya, dengan
merek milik pihak lain yang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang dan jasa
yang sejenis, kedua merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhanya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis, ketiga merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhanya dengan indikasi-geografis yang sudah dikenal.8
Selain itu, ada juga batasan merek antara merek biasa, merek terkenal dan
merek termashur. Dalam UUM 2001 dijelaskan tentang merek terkenal yaitu merek
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, merek yang telah melakukan promosi
8 Pasal 4, 5 dan pasal 6 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
6
besar-besaran dan telah mendapat reputasi yang baik dan serta ditandai dengan
adanya bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa Negara.
Contoh kasus merek terkenal dapat kita lihat melalui Sengketa merek di
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, dengan surat putusan No 08/PDT.SUS-
MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto
Wiryadi, B.,Sc., kedua belah pihak tersebut memperebutkan merek “Teenie Weenie”.
E. land Word LTD mengaku merek miliknya “Teenie Weenie” tersebut adalah merek
asal Korea dan telah terdaftar pertama kali tanggal 14 Agustus 1997, sehingga E.
Land World LTD mengaku sebagai pemilik pertama yang sah atas merek tersebut dan
varian merek miliknya adalah termasuk merek yang terkenal di dunia karena telah
menembus perdagangan dibeberapa Negara yaitu Korea, Jepang, Cina, Hongkong,
Amerika dan Taiwan. Sedangkan merek “Teenie Weenie” atas Ivan Pranoto Wiryadi,
B., Sc., adalah merek asal Indonesia dan telah terdaftar di Dirjen Hak dan Kekayaan
Intelektual. E. Land World LTD merasa dirugikan dengan adanya merek ”Teenie
Weenie” yang didaftarkan oleh Ivan Pranoto Wiryadi, B.,Sc., dan beranggapan bahwa
Ivan Pranoto Wiryadi, B.,Sc., telah membonceng merek terkenal miliknya dengan
I’tikad tidak baik, sehingga pihak E. Land World LTD menggugat Ivan Pranoto
Wiryadi, B.,Sc., dan Dirjen Hak dan Kekayaan Intelektual ke Pengadilan Negeri
Jakarta pusat. Namun dalam perkara ini hakim memutuskan menolak segala gugatan
dari pihak E. Land World LTD.
Dari sekian rumusan atau masalah-masalah diatas, penerapan UUM 2001
belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat dan dari Negara-negara yang
7
mengadopsi perjanjian Trip’s untuk menjadi undang-undang suatu Negara, terdapat
perbedaan sistem hukum sehingga lebih sulit lagi untuk dipahami apalagi dalam
konteks hukum merek menjadi sangat luas dan merek dagang sangat mudah tersebar
dalam perdagangan di dunia. Banyaknya kasus sengketa merek dalam lingkup
peniruan, pembajakan, pencurian, atau mengambil keuntungan pribadi dengan
menjadi parasit merek-merek terkenal yang bersumber dari kesalahan atau kurang
telitinya Dirjen HKI dalam memberikan pengawasan dan penyuluhan hukum
terhadap pihak-pihak terkait mengenai hukum merek, maka penelitian ini berjudul
SENGKETA MEREK ( Studi terhadap Putusan Pengadilan Nomor 08/PDT.SUS-
MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto
Wiryadi, B., Sc.,).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan sengketa merek
antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc., dalam putusan
Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST?
2. Apakah pertimbangan majelis hakim dalam putusan Nomor 08/PDT.SUS-
MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST sudah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek?
8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan perkara
antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc., dalam putusan Nomot
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST
b. Untuk mengetahui kesesuaian pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan Nomot
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
2. Kegunaan
a. Dari segi teoretis, bagi akademisi penelitian ini diharapkan memberi manfaat
teoritis berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum,
khususnya bidang hukum Merek.
b. Dari segi praktis, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan
bagi semua orang, terutama peminat pada perkuliahan jurusan Ilmu Hukum
dan untuk sumbangsih pemikiran ilmiah Hukum Perdata di Indonesia.
D. Telaah Pustaka
Dari beberapa penelitian dan pembahasan terdahulu yang telah ditelusuri oleh
penulis, ternyata tidak diketemukan hal-hal yang konkrit membahas atau meneliti apa
yang dibahas dan diteliti oleh penulis. Terkait kualitas penelitian, maka penulis
kiranya menghindari plagiasi dan duplikasi penulisan data dengan cara menyertakan
sumber-sumber penulisan. Oleh sebab itu, penulis akan menampilkan beberapa karya
9
yang berkaitan dengan tema yang diangkat oleh penulis. Adapun beberapa karya
ilmiah yaitu sebagai berikut:
Skripsi ditulis oleh Suraida Salaeh, tahun 2014 dengan judul “Parameter
Pembedaan Merek Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merek”. Inti dari pembahasannya adalah tentang parameter pembedaan merek yang
bisa dilihat baik dari bentuk, cara penetapan, cara penulisan, atau kombinasi unsur-
unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek, selain itu
juga membahas tentang penerapan Undang-undang Merek Tahun 2001 Pasal 6 ayat
(1) butir a yang ternyata masih belum sesuai antara Dasein dan Dasollennya.9
Skripsi ditulis oleh Lukman Kardiasa, tahun 2013 dengan judul “Pelaksanaan
Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Dari Tindakan Pelanggaran
Terhadap Merek Terkenal (Study implementasi pasal 94 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 Tentang Merek Study di Pasar Besar Malang”. Inti dari pembahasannya
adalah tentang perlindungan hukum yang terdapat pada Pasal 94 UU No 15 Tahun
2001Tentang Merek masih belum berlaku secara efektif yang faktor-faktor
penghambatnya dikarenakan rendahnya SDM, terbatasnya informasi dan wawasan
dari para pelaku usaha, kurangnya kesadaran hukum para pihak terkait (penjual dan
konsumen), adanya kebutuhan akan barang bermerek terkenal dengan harga murah,
keengganan pemilik merek untuk mengurus gugatan terkait masalah dana dengan
tindak pelanggaran yang dilakukan oleh pedagang-pedagang mikro, kecil, dan
9Suraida Salaeh “Parameter Pembedaan Merek Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15Tahun 2001 Tentang Merek”,Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri SunanKalijaga, 2014.
10
menengah, mudahnya memberikan izin usaha serta belum optimalnya proses
pengawasan dan pembinaan dari disperindag dan instansi-instansi terkait kepada para
pelaku usaha dan masyarakat menyebabkan tindak pelanggaran ini masih berlaku.10
Skripsi ditulis oleh Irwansyah Ockap Halomoan, tahun 2008 dengan judul
“Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Merek Dagang Terkenal Asing Dari
Pelanggaran Merek di Indonesia”. Inti dari pembahasannya yaitu tentang bentuk-
bentuk pelanggaran merek yang berupa pendaftaran tanpa hak, pendaftaran tanpa hak
disertai pemakaian, dan pemakaian tanpa hak, selain itu penulis juga membahas
tentang hambatan-hambatan yang terjadi dalam perlindungan hukum terhadap
pemegang merek dagang terkenal asing dan kondisi masyarakat Indonesia yang
kurang memahami sistem perlindungan HKI khususnya pada merek terkenal asing
selain itu dibahas pula oleh penulis tentang hambatan-hambatan dalam penegakan
hukum dan perlindungan hukum terhadap pemegang merek dagang terkenal asing
yang diantaranya adalah dikarenakan keterbatasan pengetahuan masyarakat, sulitnya
menemukan pelaku pelanggaran merek serta keterbatasan kemampuan baik dari segi
informasi maupun sumber daya manusia baik dari pemeriksa merek (Dirjen HKI)
maupun aparat penegak hukum.11
10 Lukman Kardiasa “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal DariTindakan Pelanggaran Terhadap Merek Terkenal (Study implementasi pasal 94 Undang-UndangNomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek Study di Pasar Besar Malang”, Skripsi Fakultas HukumUniversitas Brawijaya Malang, 2013.
11Irwansyah Ockap Halomoan “Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Merek DagangTerkenal Asing Dari Pelanggaran Merek di Indonesia”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas SumateraUtara Medan , 2008.
11
Skripsi ditulis oleh Kartika Surya Utami, tahun 2008 dengan judul
“Perlindungan Hukum Hak Atas Merek Terdaftar di Indonesia menurut Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek”. Inti dari pembahasannya yaitu
tentang sistem perlindungan hukum hak atas merek hanya diberikan melalui sistem
konstitutif yang keuntungan dari sistem tersebut adalah guna memberikan jaminan
yang lebih baik maksudnya memberikan kepastian hukum kepada pemegang hak atas
merek.12
Berdasarkan beberapa telaah pustaka di atas dan dari beberapa pengamatan
yang dilakukan penulis, belum ada penelitian yang khusus membahas mengenai
bagaimana tindakan hakim dalam mengambil putusan tentang sengketa merek..
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain, penelitian sebelumnya menggunakan
obyek penelitian yang berbeda dan lebih tertuju pada hukum merek yang berlaku di
indonesia tidak melihat tindakan hakim dalam mengambil putusan tentang sengketa
merek. Permasalahan dan putusan pengadilan yang penulis teliti dalam penelitian ini
juga berbeda dengan penelitian lain yang dapat dilihat dari putusan pengadilan niaga
yang penulis jadikan objek penelitian merupakan putusan yang baru diputus pada
tahun ini. Oleh karena itu, penulis akan mengamati putusan pengadilan negeri Jakarta
pusat antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., SC., dalam putusan Nomot
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST berdasarkan undang-undang Nomor 15
12 Kartika Surya Utami “Perlindungan Hukum Hak Atas Merek Terdaftar di Indonesia MenurutUndang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek” Skripsi Fakultas Hukum Universitas SebelasMaret Surakarta, 2011.
12
Tahun 2001 tentang Merek, Hal ini membuktikan bahwa orisinalitas dari penelitian
penulis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Kerangka Teoretik
1. Teori Negara Hukum
Cita Negara hukum itu untuk pertama kalinya di kemukakan oleh Plato
dan kemudian pemikiran tersebut dipertegas oleh Aristoteles.13 Menurut
Aristoteles,yang memerintah dalam suatu Negara bukanlah manusia,melainkan
pikiran yang adil dan kesusilaanlah yang menentukan baik atau buruknya suatu
hukum.Menurut Aristoteles,suatu Negara yang baik ialah Negara yang diperintah
dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum.
Aristoteles juga mengemukakan tiga unsur dari pemerintahan
berkonstitusi. Pertama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum.
Kedua, pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan ketentuan-
ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang
mengesampingkan konvensi dan konstitusi. Ketiga,pemerintahan
berkonstitusi yanga dilaksanakan atas kehendak rakyat. 14
Adapun cirri-ciri rechtsstaat adalah sebagai berikut:15
13 NI’matul Huda, Negara Hukum,Demokrasi dan Judicial Riview,(Yogyakarta: UIIPress,2005),hlm.1.
14 Ibid., hlm.1.
15 Ibid., hlm.9.
13
1. Adanya Undang-undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan tertulis
tentang hubungan antara penguasa dan rakyat;
2. Adanya pembagian kekuasaan Negara ;
3. Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.
Menurut Immanuel Kant, konsep Negara hukum yang berfungsi dan
bertujuan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (rust en
order) yang dikenal dengan istilah Negara penjaga malam (nacht wakerstaat).
Menurut Ferdinan Lassale teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant ini
semata-mata bersifat negative dan mencegah kekacauan dalam kehidupan
masyarakat yang bersumber pada kekuasaan sebagaimana halnya pada
pemerintahan raja yang mutlak dan belum mencerminkan teori Negara hukum
sesungguhnya yang berangkat dari keinginan melepaskan diri dari kekuasaan
raja (penguasa) yang tanpa batas (absolutism).16
Konsep Negara hukum secara lebih jelas dikemukakan oleh Julius Stahl
(jerman) yang memberikan karakteristik dari suatu Negara hukum, yaitu adanya
perlindungan hukum terhadap hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan
sehingga tidak tersentralisasi pada satu orang atau satu badan saja,
pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang (wetmatig bestuur),
dan jika pemerintah dalam menjalankan pemerintahanya melakukan
16 Mukhtie Fadjar, Tipe Negara Hukum, (Malang: Bayu Media, 2005), hlm. 27.
14
pelanggaran hak asasi manusia (masyarakat), maka harus diselesaikan melalui
suatu pengadilan administrasi (Pengadilan Tata Usaha Negara).17
Negara Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini tertuang dalam Undang-
undang Dasar 1945 Pasal 1 Angka (3). 18 pada hakiktanya tujuan dibentuknya
Negara hukum adalah memberikan perlindungan hukum bagi rakyat atas hak-
haknya agar tidak dilanggar oleh pemerintah.19
2. Teori Negara Kesejahteraan
Undang-undang Dasar 1945, dalam pembukaanya pada alenia ke 4
tertera tujuan Negara Republik Indonesia yakni “ Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. 20 selain itu tertera juga dalam pancasila yakni sila ke lima yang
berbunyi “kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Para pakar
sependapat bahwa tujuan bernegara bangsa Indonesia sebagaimana yang
17 Azhari M. Tahir, Negara Hukum, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm. 74.
18 Lihat Pasal 1 Angka (3) UUD 1945
19 Munir Fuadi, Teori Negara Hukum Modern (rechstaat), (Bandung: PT. Refika Aditama,Aditama), hlm. 4.
20 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
15
tercantum dalam Undang-undang adalah mencerminkan tipe Negara
hukum(Welfare State).21
Teori Negara hukum kesejahteraan merupakan perpaduan antara konsep
Negara hukum dan Negara kesejahteraan (rechtstaat) yaitu Negara yang
menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaanya dan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan dibawah kekuasaan
hukum. Sedangkan konsep Negara kesejahteraan adalah Negara atau
pemerintah tidak semata-mata sebagai penjaga keamanan atau ketertiban
masyarakat, tetapi pemikul utama tanggungjawab mewujudkan keadilan sosial,
kesejahteraan umum dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Negara hukum
kesejahteraan lahir dari reaksi terhadap gagalnya konsep Negara liberal klasik
dan hukum sosialis.22
Konsep negara kesejahteraan ini menuntut negara untuk memperluas
tanggung jawabnya kepada masalah-masalah sosial ekonomi yang dihadapi
rakyat banyak. Perkembangan ini memberikan legalisasi bagi “Negara
intervensionis” abad ke-20. Negara justru perlu dan bahkan harus melakukan
intervensi dalam berbagai masalah sosial dan ekonomi untuk menjamin
tercapainya kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Fungsi negara juga
meliputi kegiatan-kegiatan yang sebelumnya berada diluar jangkauan fungsi
21 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.12.
22 Ibid., hlm. 13
16
negara, seperti memperluas ketentuan pelayanan sosial kepada individu dan
keluarga dalam hal-hal khusus, seperti “social security” , kesehatan,
kesejahteraan sosial, pendidikan dan pelatihan serta perumahan.23
Cirri-ciri negara kesejahteraan sebagai berikut:
1. Dalam Negara hukum kesejahteraan yang diutamakan adalah terjaminya
hak-hak asasi sosial-ekonomi
2. Pertimbangan-pertimbangan efisiensi dan manajemen lebih diutamakan
dibanding pembagian kekuasaan yang berorientasi politis, sehingga
peranan eksekutif lebih besar dari pada legislatif.
3. Hak milik tidak bersifat mutlak
4. Negara tidak hanya menjaga ketertiban dan keamanan atau sekedar penjaga
malam (Nachtwakerstaat), melainkan negara turut serta dalam usaha-usaha
sosial maupun ekonomi.
5. Kaidah-kaidah hukum administrasi semakin banyak mengatur sosial
ekonomi dan mebebankan kewajiban tertentu kepada warga negara.
6. Peranan hukum publik condong mendesak hukum privat, sebagai
konsekuensi semakin luasnya peranan negara.
23 http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/220382006/6063IMG_0026.pdf diunduh 1Desember 2015.
17
7. Lebih bersifat negara hukum materiil yang mengutamakan keadilan sosial
yang materiil pula.24
Berdasarkan cirri-ciri diatas, jelaslah bahwa dalam konsep negara
kesejahteraan, peranan negara pada posisi yang kuat dan besar dalam
menciptakan kesejahteraan umum (Public welfare) dan keadilan sosial (sosial
justice). Konsepsi negara yang demikian dalam berbagai literatur disebut
dengan berbagai istilah antara lain, sosial service atau agency of services”
(negara sebagai alat pelayanan).25
3. Perlindungan Hukum
Hukum merupakan payung atau tameng perlindungan terhadap semua
pihak sesuai dengan status hukumnya. Setiap orang mempunyai kedudukan
yang sama di depan hukum. Aparat penegak hukum memiliki fungsi untuk
menegakkan hukum selain itu juga menegakkan aturan hukum yang berlaku,
adanya aturan hukum secara tidak langsung akan memberikan perlindungan
terhadap setiap hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan
masyarakat yang diatur oleh hukum tersebut.
Pada dasarnya teori perlindungan hukum bersumber dari teori hukum
atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles (murid
Plato) dan Zeno Pendiri (aliran Stonic). Menurut aliran hukum, hukum
24 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.19
25 Ibid., hlm. 19.
18
bersumber dari Tuhan yang bersifat universal dan abadi, tanpa adanya pemisah
antara hukum dan moral. Para penganut aliran ini menganggap bahwa hukum
dan moral adalah cerminan, aturan secara internal dan internal dari kehidupan
manusia yang diwujudkan melalui hukum dan moral.26
Phillipus M. Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum bagi
rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan resprensif.27
Perlindungan hukum yang preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
sengketa, yang mengarahkan tindakan pemerintah bersikap hati-hati dalam
pengambilan keputusan berdasarkan diskresi sedangkan perlindungan yang
reprensif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, termasuk
penangananya di lembaga peradilan.28
Namun jika kita lihat dari pendapat Satjipto Raharjo, Perlindungan
hukum adalah memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat
agar dapat menikmati hak-hak yang diberikan oleh hukum.29
Keteraturan antara nilai dasar dari hukum yakni adanya kepastian
hukum, kegunaan hukum serta keadilan hukum, bisa disebut sebagai upaya
26 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukumu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 52.
27 Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT. BinaIlmu, 1987), hlm. 12.
28 Maria Alfons, Implementasi Perlindungan Indikasi Geografis Atas Produk-ProdukMasyarakat Lokal dalam Prespektif Hak Kekayaan Intelektual, (Malang: Universitas Brawijaya,2010), hlm. 18.
29 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, hlm. 52.
19
perlindungan hukum yang diinginkan oleh manusia meskipun dalam
praktiknya ketiga nilai dasar tersebut bersinggungan, namun diusahakan
ketiga nilai dasar tersebut tetap berjalan beriringan.
F. Metode Penelitian
Dalam rangka penulisan proposal ini, maka metode penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengacu pada data-data atau bahan-bahan tertulis yang
berkaitan dengan topik pembahasan yang diangkat, penelitian ini termasuk
kategori penelitian kepustakaan (library research), yang merupakan suatu
penelitian menggunakan buku-buku sebagai sumber datanya.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat yuridis-empiris, yaitu ketentuan peraturan
perundang-undangan harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang tercantum di
dalam peraturan perundang-undangan tersebut. Maka, putusan hakim tentang
sengketa merek antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., SC.,
dalam putusan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST haruslah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini
adalah UUM 2001.
20
3. Sumber Data
1. Bahan hukum primer
Data yang berupa bahan hukum yang terdiri dari Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Peraturan Perundang-
undangan lain yang terkait yang masih berlaku di Indonesia.
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan yakni bahan yang didapat dari
buku-buku karangan para ahli, modul, surat kabar berupa karya ilmiah seperti
bahan pustaka, jurnal dan sebagainya serta bahan lainya yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan.
3. Bahan hukum tersier
Bahan hukum yang memberi petunjuk, informasi terhadap kata-kata
yang butuh penjelasan lebih lanjut yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ensiklopedia dan beberapa artikel dari media internet.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu studi dokumen
atau penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan menemukan dan
mengambil data diperpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan
perlindungan hukum merek dan kesesuaian dengan teori-teori hukum tentang
merek.
21
5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dengan
menggunakan metode diskriptif kualitatif berdasarkan kualitas yang relevan
dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan penelitian ini, secara
kualitatif artinya menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang
teratur, runtut, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan
pemahaman dan interpretasi data.30
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada penelitian ini terdiri dari 5 bab, pada masing-
masing bab terdiri dari sub-sub bab sebagai penjelasan yang lebih terperinci dari
setiap bab-nya. Adapun Sistematika pembahasan disini dimaksudkan agar penyusun
lebih mudah dalam menyusun proposal dan tidak terjadi kerancuhan disetiap
pembahasannya.
Bab pertama berisi pendahuluan yang bertujuan mengatarkan pembahasan
secara rinci dan menyeluruh meliputi latar belakang masalah, memuat pengantar ke
permasalahan dari luas hingga mengerucut pada pokok permasalahan yang akan
diteliti kemudian menimbulkan rumusan masalah berupa pertanyaan dari masalah
yang ada, tujuan dan kegunaaan penelitian yang berisi tentang tujuan yang akan
30Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004),hlm. 172.
22
dicapai oleh peneliti serta kegunaannya. Telaah pustaka yang berisi tentang
perbandingan penelitian yang diteliti penyusun terhadap penelitian lain. Dilanjutkan
dengan kerangka teoritik yang memaparkan beberapa teori hukum serta pemikiran
para ahli dibidangnya. Metode penelitian dan sistematika penelitian yang merupakan
ruang lingkup kajian yang diteliti.
Bab kedua berisi tinjauan umum Hak atas Kekayaan Intelektual dan Merek,
berupa pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual dan pengertian Merek, prinsip-
prinsip umum Hak atas Kekayaan Intelektual, dasar hukum merek, jenis-jenis merek,
merek yang tidak dapat didaftarkan, merek yang harus ditolak dan jangka waktu
perlindungan.
Bab ketiga berisi tentang kasus sengketa merek antara E. Land World LTD dan
Ivan Pranoto Wiryadi, B., SC., dalam putusan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.
NIAGA.JKT.PST.
Bab keempat berisi tentang pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan
perkara antara E. Land World LTD dan Ivan Pranoto Wiryadi, B., SC., dalam putusan Nomor
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST dan Apakah pertimbangan majelis hakim
dalam putusan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST sudah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dengan cara menganalisis
data-data yang didapat penyusun dan mengkorelasikan dengan referensi literature-
literatur yang terkait dengan penelitian.
23
Bab kelima berisi penutup, yang meliputi kesimpulan dari analisis bab-bab
sebelumnya secara sistematis dan saran yang diambil sebagai masukan terkait
penelitian ini.
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat ditegaskan beberapa
pokok pemikiran sebagai suatu kesimpulan yaitu:
1. Putusan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST menyatakan
bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima dengan pertimbangan bahwa
petitum pokok gugatan penggugat yakni pendaftaran merek Teenie Weenie milik
tergugat yang dilakukan dengan itikad tidak baik tidak beralasan,penggugat yang
menyebut kan dalam gugatanya bahwa merek Teenie Weenie miliknya adalah
merek terkenal dan tergugat telah beritikad tidak baik telah membonceng
ketenaran mereknya. Bukti-bukti surat penggugat menunjukkan yaitu bukti P-1
penggugat mendaftarkan mereknya di negara Korea pada tahun 1997, bukti P-8,
P-9, P-4 dan P-5 tertera bahwa penggugat mendaftarkan mereknya di Negara
Jepang pada tahun 2006 dan mendaftarkan mereknya di Negara Taiwan tahun
2012 dan Negara Cina sedangkan dari bukti tergugat 1bukti T.I-1 menjelaskan
tergugat mendaftarkan mereknya di Indonesia pada tahun 2006 sehingga pada
saat itu merek Teenie Weenie milik penggugat baru terdaftar di Negara Korea
dan belum masuk kriteria kategori dari merek terkenal.
103
2. Pertimbangan Majelis hakim untuk memutuskan sengketa merek antara E. Land
World LTD Melawan Ivan Pranoto Wiryadi, B., Sc., telah sesuai perlindungan
dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun
2001 tantang merek dan tujuan dibentuknya Undang-undang merek tersebut,
dengan bukti bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam Putusan Nomor
08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN. NIAGA.JKT.PST selalu berlandaskan dengan
Undang- undang Merek tersebut.
B. Saran
1. Pentingnya adanya kejelasan tolak ukur atau ukuran terhadap definisi tentang
merek terkenal, kejelasan ukuran tentang pengetahuan umum masyarakat tentang
merek yang telah dikenal luas oleh masyarakat, kejelasan tentang tolak ukur
dalam melakukan promosi yang gencar dan besar-besaran mislanya seperti
jangka waktu dari promosi yang dilakukan, serta kejelasan terkait ukuran
investasi yang dilakukan di beberapa Negara. akan lebih mudah untuk
menentukan suatu pelanggaran terhadap merek terkenal. Sehingga Undang-
undang Nomor 15 tahun 2001 Tentang merek masih perlu dibenahi terkait
kriteria tentang merek terkenal.
2. Perlunya keteletian Direktorat Jenderal HKI dalam menerima permohonan
pendaftaran merek, terkait tentang asal kata yang dipakai untuk merek itu sendiri,
apakah termasuk kata milik umum, nama orang terkenal, foto, atau nama badan
104
hukum yang dimiliki orang lain, nama atau singkatan nama, bendera, lambang
atau simbol atau emblem Negara atau lembaga nasional maupun internasional,
tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh Negara atau lembaga
pemerintah.
3. Perlu adanya sosialisasi lagi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang
Undang-undang merek, tentang pertingnya mendaftarkan mereknya sehingga
Negara bisa sepenuhnya memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak
pemilik merek. Karena sengketa merek sering terjadi karena mempermasalahkan
merek mana yang terdaftar lebih dahulu di Direktorat Jendral HKI.
105
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Adisumarto. Harsono, Hak Milik Perindustrian,(Jakarta: Akademi Pressindo, 1990)
Fadjar, Mukhtie, Tipe Negara Hukum, (Malang: Bayu Media, 2005)
Fuady. Munir, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktik, Buku Kedua, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 1994)
Hadjon, Phillipus M, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT.Bina Ilmu, 1987)
Hariyanti, Iswi, Prosedur Mengurus HAKI yang Benar, (Yogyakarta : PustakaYustisia, 2010)
Huda, NI’matul, Negara Hukum,Demokrasi dan Judicial Riview,(Yogyakarta: UIIPress,2005)
Husni, Lalu, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010)
Irawan. Candra, Politik Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia Kritik TerhadapWTO/TRIPs Agreement dan Upaya Membangun Hukum Kekayaan Intellektualdemi Kepentingan Nasional, (Bandung: Mandar Maju, 2011)
Isnaini. Yusran, Buku Pintar HAKI Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan Intelektual,(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)
Raharjo, Satjipto, Ilmu Hukumu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000)
Saidin. H. OK., Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT RajaGrafindo,2004)
Sjahputra, Iman, Menggali Keadilan Hukum Analisis Politik Hukum dan HakKekayaan Intelektual, (Bandung: P.T Alumni, 2009)
Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid I, (Jakarta: Dian Rakyat, 1983)
Sujipto. Purwo. H.M.N., Pengertian Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia,(Djambatan, 1984)
106
Suryatin, Hukum Dagang I dan II,( Jakarta: Pradnya Paramita, 1980)
Suryodiningrat. R.M, Aneka Milik Perindustrian, Edisi Pertama, (Bandung: Tarsito,1981)
Tahir, Azhari, M., Negara Hukum, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992)
Tirtaamidjaya. Mr, Pokok-pokok Hukum Perniagaan,(Djamban: 1962)
Umar Purba. Achmad Zen, Hak Kekayaan Intelektual pasca TRIPs, (Bandung:Alumni, 2005)
Usman, Rachmadi, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Perlindungan danDimensi Hukumnya di Indonesia ( Bandung : P.T. Alumni, 2003)
Utrecht, E, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: Penerbit dan Balai BukuIndonesia, 1995)
B. Undang-Undang
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 2001 No. 110, Undang-Undang Nomor15 Tahun 2001, tentang Merek, Jakarta, 1 Agustus 2001, bagian “menimbang”butir a.
C. Putusan
Putsan Nomor 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST
D. Skripsi, Tesis dan Jurnal
Alfons, Maria, “Implementasi Perlindungan Indikasi Geografis Atas Produk-ProdukMasyarakat Lokal dalam Prespektif Hak Kekayaan Intelektual”, skripsiFakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang (2010)
107
Halomoan, Ockap, Irwansyah “Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang MerekDagang Terkenal Asing Dari Pelanggaran Merek di Indonesia”, SkripsiFakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan , (2008)
Kardiasa, Lukman “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Merek TerkenalDari Tindakan Pelanggaran Terhadap Merek Terkenal (Study implementasipasal 94 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek Study diPasar Besar Malang”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas BrawijayaMalang,(2013)
Salaeh, Suraida “Parameter Pembedaan Merek Ditinjau Dari Undang-UndangNomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek”,Skripsi Fakultas Syari’ah dan HukumUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, (2014)
Utami, Surya, Kartika “Perlindungan Hukum Hak Atas Merek Terdaftar di IndonesiaMenurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek” SkripsiFakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, (2011)
E. Iternet
http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/220382006/6063IMG_0026.pdfdiunduh 1 Desember 2015.
http://hakintelektual.com/haki/definisi-hak-kekayaan-intelektual/ 30 Desember 2015,
00.34 WIB
http://kamusbahasaindonesia.org/parameter, 13 Februari 2016, 10.49 WIB
http://motivasee.com/perbedaan-perusahaan-cv-pt-pte-ltd-corp-dan-inc/04/03/2016,06.00 WIB
http://www.merriam-webster.com/dictionary/teeny-weeny , 1 Maret 2016, 12.00 WIB
http://paten indonesia.co.id/merek-2/ 11 November 2015 11:45 WIB
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
Nomor : 08/PDT.SUS-MEREK/2015/PN.NIAGA.JKT.PST.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan
memutus dalam peradilan tingkat pertama perkara-perkara Merek dalam gedungnya
yang khusus disediakan untuk itu di Jalan Gajah Mada No. 17 Jakarta Pusat,
menjatuhkan Putusan sebagai berikut, dalam perkara antara :
E. Land World LTD., suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan undang-
undang Negara Republik Korea, berkedudukan di 77 (Changjeon –dong), Seogang-ro,
Mapo-gu, Seoul, Korea, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Yosef B. Badeoda, S.H.,
M.H. Yenny Halim, SE, S.H., Lice Verdiana Efdora, S.H.,M.H. Kresnami Sonyaruri,
S.H., Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor ACEMARK, beralamat di Jl. Cikini
Raya Nomor : 58 G-H., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 25 Agustus 2014,
selanjutnya disebut sebagai : Penggugat ;
MELAWAN :
1 Ivan Pranata Wiryadi, B.,Sc., beralamat di Jalan Pluit Timur Blok F1 Nomor :
07, Jakarta Utara, Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai : Tergugat I ;
2 Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual cq.
Direktorat Merek, beralamat di Jalan H.R. Rasuna said Kav. 8-9, Kuningan,
Jakarta Selatan, 12940, Indonesia, selanjutnya disebut sebagai : Tergugat II ;
Pengadilan Niaga tersebut ;
Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat Nomor
: 08/Pdt.Sus-MEREK/2015/PN.Niaga.JKT.PST., tanggal : 25 Februari 2015 tentang
penunjukkan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara gugatan ;
Telah membaca surat gugatan Penggugat dengan segala surat yang terlampir
didalamnya;
Telah membaca berkas Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 08/Pdt.Sus-
Merek/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal : 26 Februari 2015, tentang hari sidang pertama
untuk perkara ini ;
Telah membaca berkas perkara serta surat-surat yang berhubungan dengan
perkara ini ;
Telah memeriksa surat-surat bukti serta surat-surat lainnya yang diajukan dalam
persidangan ;
Telah membaca Berita Acara Sidang ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
TENTANG DUDUK PERKARANYA :
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal : 12 Februari
2015 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal : 24
Februari 2015 dalam register perkara Nomor : 08/Pdt.Sus-MEREK/2015/
PN.Niaga.JKT.PST., telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
DASAR HUKUM GUGATAN PEMBATALAN MEREK + LUKISAN DAFTAR NO. IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014008243)
I. PASAL 69 AYAT (2) UNDANG UNDANG NO. 15 TAHUN 2005 TENTANG MEREK :
1 Gugatan Pembatalan Merek dapat diajukan tanpa batas waktu apabila merek
yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau
ketertiban umum, termasuk pula adanya itikad tidak baik sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 69 ayat (2) jo. Penjelasan Pasal 69 ayat (2) Undang-
Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek;
Oleh karena itu, pengajuan Gugatan Pembatalan Merek +
Lukisan daftar No. IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan
R002014008243) atas nama TERGUGAT I ini, masih dalam tenggang waktu
yang ditentukan oleh Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek;
2 PENGGUGAT telah mengajukan permohonan pendaftaran
merek di Indonesia dengan No. Agenda D002014040284
untuk melindungi jenis barang dalam kelas:
• Kelas 18 : “tas; payung; payung matahari;
tas bayi; gendongan.”
• Kelas 24 : “tekstil; handuk; sapu tangan;
tirai; selimut sejenis bed cover dengan teknik quilting;
penutup selimut tebal isi kapas; penutup tempat tidur;
sarung bantal pelengkap perabot untuk indoor atau
outdoor; kelambu; selimut; sarung bantal; sarung
guling.”
• Kelas 25 : “pakaian; jas hujan; korset wanita;
kutang; topi dan pet; dasi; ikat pinggang (pakaian); alas
kaki; kemeja koko; kaus kaki.”
II. PENDAFTARAN MEREK + LUKISAN MILIK TERGUGAT
I TELAH DIAJUKAN DENGAN ITIKAD TIDAK BAIK;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Adanya itikad tidak baik dari TERGUGAT I untuk membonceng keterkenalan
merek dan variannya atas nama PENGGUGAT, yang
dibuktikan dengan telah didaftarkannya merek + Lukisan
oleh TERGUGAT I yang memiliki persamaan pada pokoknya dan/atau secara
keseluruhan dengan merek terkenal dan variannya milik
PENGGUGAT, maka PENGGUGAT berkepentingan untuk mengajukan
Gugatan Pembatalan ke Pengadilan Niaga Jakarta berdasarkan ketentuan Pasal
68 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek;
2 PENGGUGAT mengalami ketidakadilan yang dilakukan oleh TERGUGAT I,
karena keterkenalan merek dan variannya yang telah
terdaftar lebih dahulu di Negara Korea, serta dikenal bermutu tinggi, di mana
hal tersebut juga melekat pada citra perusahaan PENGGUGAT, patut diduga
telah menginspirasi/mengilhami TERGUGAT I untuk mendaftarkan merek
+ Lukisan dengan daftar No. IDM000060844 dan pada
tanggal 26 Mei 2014 telah pula mengajukan permohonan perpanjangan merek
tersebut dengan No. Agenda Perpanjangan R002014 008243 di Indonesia.
Selain itu, patut diduga pula bahwa TERGUGAT I memanfaatkan sistem first to
file yang dianut dalam sistem pendaftaran merek di Indonesia, di mana pada saat
itu merek terkenal dan variannya milik PENGGUGAT
belum didaftarkan di Indonesia;
3 Berkenaan dengan tindakan TERGUGAT I di atas, sebagai pertimbangan
mohon diperhatikan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1272 K/Pdt/1984
tanggal 15 Januari 1986 tentang sengketa merek ”SNOOPY” dan
”WOODSTOCK”, yang intinya menyatakan: ”Secara hukum sesuai dengan
moral perdagangan yang baik, para pedagang wajib menjauhkan diri dari
segala usaha untuk membonceng pada ketenaran merek dagang orang lain
(nasional/asing), meskipun merek dagang tersebut belum terdaftar di Indonesia
bahkan meskipun merek dagang tersebut (asing) belum masuk dalam wilayah
Republik Indonesia.”
4 TERGUGAT I dengan itikad tidak baiknya telah mendaftarkan merek
+ Lukisan daftar No. IDM000060844 (No. Agenda
Perpanjangan R002014 008243), sehingga dapat dikategorikan sebagai pemohon
yang beritikad tidak baik, karena TERGUGAT I bermaksud mengambil
keuntungan dari nama baik dan reputasi PENGGUGAT dengan membonceng
ketenaran merek milik PENGGUGAT;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
5 Bahwa terhadap merek yang diajukan permohonan pendaftarannya oleh
Pemohon yang beritikad tidak baik, maka merek tersebut tidak dapat didaftar/
harus dibatalkan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 4 Undang-
Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, yang pada pokoknya menyatakan
bahwa ”merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh
Pemohon yang beritikad tidak baik”
Hal tersebut di atas dipertegas pula dalam Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang
No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, yang pada pokoknya menyatakan Pemohon
yang beritikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak
dan jujur tanpa ada niat apa pun untuk membonceng, meniru atau menjiplak
ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian
pada pihak lain itu atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau
menyesatkan konsumen;
6 Bahwa hal ini juga telah ditegaskan dalam Yurisprudensi tetap Mahkamah
Agung RI No.1486/K/1991 tanggal 14 November 1995 yang menyangkut unsur
adanya hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
termasuk pula itikad tidak baik adalah permohonan pendaftaran merek yang
dilakukan dengan cara yang tidak layak dan jujur, karena berusaha
membonceng, meniru atau menjiplak merek pihak lain, termasuk di dalamnya
merek terkenal milik pihak lain;
7 Tindakan TERGUGAT I yang mendaftarkan terlebih dahulu dan terus
melakukan perpanjangan perlindungan merek + Lukisan
di Indonesia yang notabene merupakan merek terkenal milik PENGGUGAT
yang telah eksis dan terkenal lebih dahulu daripada pendaftaran merek
+ Lukisan dengan No. IDM000060844 (No. Agenda
Perpanjangan R002014 008243) atas nama TERGUGAT I, dapat dikatagorikan
juga sebagai tindakan persaingan curang, sehingga bertentangan dengan Pasal
10bis Konvensi Paris yang mensyaratkan negara anggotanya untuk memberi
perlindungan yang efektif terhadap tindakan persaingan curang;
III. PENGGUGAT SEBAGAI PEMILIK PERTAMA YANG SAH ATAS MEREK
DAN VARIANNYA DI DUNIA SEJAK TAHUN 1997.
8 PENGGUGAT merupakan perusahaan ritel adi busana yang pertama dan
terintegrasi yang telah berdiri sejak 34 tahun lalu, serta memiliki pendapatan
terbesar di Korea. PENGGUGAT juga merupakan inovator dalam pasar,
pencipta dan pemimpin, dimana akumulasi dari pengetahuan dalam bisnis adi
busana yang strategis terintegrasi dengan pendekatan kreatif untuk bisnis ritel;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 PENGGUGAT adalah PEMILIK PERTAMA yang sah atas merek
dan variannya, yang telah terdaftar dan digunakan di
beberapa negara di dunia.
Merek terkenal dan variannya telah terdaftar pertama kali
di negara asalnya, Korea, sejak tanggal 14 Agustus 1997. Oleh karenanya,
dimanapun di dunia, PENGGUGAT adalah pemilik pertama yang sah atas
merek terkenal dan variannya;
IV. MEREK DAN VARIANNYA MILIK PENGGUGAT
ADALAH MEREK TERKENAL DI DUNIA
10 Merek terkenal dan variannya milik PENGGUGAT telah
terdaftar di berbagai negara tujuan perdagangan produknya, antara lain di Korea,
Jepang, Cina, Hongkong, Amerika dan Taiwan, dengan tujuan untuk melindungi
bisnisnya;
11 Merek terkenal dan variannya milik PENGGUGAT telah
membawa Perusahaan PENGGUGAT menempati rangking pertama sebagai
Perusahaan dengan pendapatan terbesar di Korea selama dua tahun berturut-
turut, dengan spesialisasi pada pakaian kasual, pakaian wanita dan anak-anak,
dengan sebagian kecil produksi aksesoris, pakaian dalam dan alas kaki;
12 Pada tahun 1994, Grup Perusahaan PENGGUGAT untuk pertama kalinya telah
melakukan ekspansi bisnisnya ke Cina dengan membuka sebuah pusat
perbelanjaan dengan sistem konsesi serta menjadi perusahaan adi busana Korea
yang pertama di Cina. Diawali dengan hal tersebut, hingga saat ini
PENGGUGAT terus melakukan ekspansi bisnisnya di Cina hingga saat ini telah
membawahi 17 merek adi busana untuk jenis pakaian wanita, anak-anak dan
pakaian dalam wanita. Merek-merek terkenal yang telah diluncurkan oleh
PENGGUGAT di Cina diantaranya adalah E.Land, Scofield,
, Roem, Prich, Scat.
Merek-merek ini telah diakui sebagai merek-merek premium. PENGGUGAT
juga telah memegang 3.221 konsesi yang terletak pada 531 pusat perbelanjaan
di 29 provinsi di Cina, yaitu Xinjiang, Gansu, Inner Mongolia, Ningxia,
Sichuan, Chongqing, Yunnan, Guangxi, Guizhou, Shaanxi, Shanxi, Hebei,
Henan, Hubei, Hunan, Guangdong, Hainan, Fujian, Jiangxi, Zhejiang, Anhui,
Shanghai, Jiangsu, Shandong, Tianjin, Beijing, Liaoning, Jilin dan
Heilongjiang;
13 Melalui salah satu Merek andalan PENGGUGAT yaitu ,
PENGGUGAT telah menjadi perusahaan dengan bisnis pakaian wanita terbesar
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ke-5 (lima) di Cina dan terus berkembang dengan pesat. PENGGUGAT juga
telah membangun beberapa anak perusahaan di Cina, yakni E.Land International
Fashion Shanghai, Ltd., E.Land Fashion Shanghai, Ltd., Wish Shanghai, Ltd.
dan Deco Fashion Shanghai, Ltd;
PENGGUGAT juga telah mengepakkan sayap bisnisnya untuk menembus
Benua Amerika dengan salah satu brand nya yaitu .
PENGGUGAT telah menjadi eksportir pakaian anak-anak di pasar Amerika
sejak tahun 1990-an dan juga telah meluncurkan brand shop pertamanya yang
diberi nama WHO.A.U yang terletak di Connecticut dan mendapat respon yang
sangat baik dari masyarakat setempat. PENGGUGAT juga telah membangun
Perusahaannya di Amerika, yakni: EL U.S.A. Ltd., dan WAU Holdings, Inc.;
Selain di Benua Asia dan Amerika, Grup Perusahaan PENGGUGAT juga telah
mengekspansi bisnisnya hingga ke Benua Eropa dengan membangun anak
perusahaannya di Inggris dengan nama Euro E.Land Ltd dan di Luxemburg
dengan nama Belfe S.A. PENGGUGAT juga telah menjadi pemilik atas
perusahaan Gloverall yaitu perusahaan yang berbasis di Inggris pada tahun
1995, yang mana perusahaan ini telah terkenal sebagai pembuat jaket wol
dengan kualitas yang sangat baik sejak tahun 1954;
14 PENGGUGAT juga memiliki beberapa basis produksi di luar negeri, terutama
di negara-negara berkembang yang ada di Asia, seperti Sri Lanka dengan nama
Elphis Lanka (PVT), Ltd. dan di Vietnam dengan nama E.Land Vietnam Ltd.
dan Thanh Cong Textile Garment Investment Trading Joint Stock Company.
Terdapat sekitar 2.710 pekerja di pabrik ini. Semua hasil-hasil produksi
berkualitas yang dihasilkan pabrik ini tidak hanya digunakan untuk Perusahaan
PENGGUGAT dan dipasarkan dengan merek-merek yang telah dimiliki
PENGGUGAT seperti , tetapi juga untuk merek-merek
terkenal lainnya seperti Esprit dan juga perusahaan ritel dunia lainnya seperti
Target dan Wal Mart;
15 Berdasarkan kriteria merek terkenal yang diatur dalam Penjelasan Pasal 6 ayat
(1) huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan
penjelasannya, maka merek dan variannya atas nama
PENGGUGAT layak untuk diakui sebagai merek terkenal;
Bahwa mengenai Merek Terkenal, Pasal 6bis Konvensi Paris menyatakan bahwa:
“Negara Anggota Konvensi harus menolak atau membatalkan pendaftaran dan
melarang penggunaan merek-merek yang merupakan reproduksi, imitasi atau
terjemahan yang dapat menyebabkan kebingungan, atas suatu merek untuk
barang yang sama atau sejenis.” Sebagai negara yang telah meratifikasi
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Konvensi Paris, Pemerintah Negara Republik Indonesia wajib memberikan
perlindungan terhadap merek-merek terkenal dari upaya-upaya pihak lain yang
menggunakan maupun mendaftarkan merek yang memiliki persamaan pada
pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan merek-merek terkenal sebagaimana
telah diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dan pasal 6 ayat 2 Undang-Undang
No. 15 tahun 2001 tentang Merek;
V. MEREK + LUKISAN ATAS NAMA TERGUGAT I
MEMILIKI PERSAMAAN PADA POKOKNYA DAN/ATAU SECARA
KESELURUHAN DENGAN MEREK TERKENAL MILIK
PENGGUGAT
16 PENGGUGAT mengetahui tindakan TERGUGAT I yang telah mendaftarkan
merek + Lukisan pada kelas 25 dan telah terdaftar dengan
No. IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014 008243) tanpa ijin
dari PENGGUGAT selaku pemilik Merek yang sah atas Merek
yang telah terdaftar di berbagai negara di dunia dan telah
menjadi Merek Terkenal.
17 Bahwa PENGGUGAT sangat berkeberatan atas pendaftaran merek
+ Lukisan daftar No. IDM000060844 (No. Agenda
Perpanjangan R002014 008243) milik TERGUGAT I, karena merek tersebut
memiliki persamaan pada pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan merek
terkenal dan variannya milik PENGGUGAT;
18 Bahwa pemakaian merek + Lukisan daftar No.
IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014 008243), yang mana di
dalam merek tersebut terdapat kata , yang merupakan
merek terkenal milik PENGGUGAT, dapat menimbulkan kesan pada khalayak
ramai seakan-akan merek dan produk-produk yang dihasilkan oleh TERGUGAT
I berasal dari PENGGUGAT atau mempunyai hubungan erat dengan
PENGGUGAT. Hal ini dapat menyesatkan konsumen, menimbulkan kerancuan
dan kebingungan di masyarakat sebagaimana dimaksudkan dalam ketentuan
Pasal 16 ayat (3) TRIP’s;
19 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-Undang No. 15
Tahun 2001 tentang Merek yang mengatur tentang penolakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan merek
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis, maka
merek + Lukisan dengan daftar No. IDM000060844 (No.
Agenda Perpanjangan R002014 008243) milik TERGUGAT I harus ditolak/
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dibatalkan, karena mempunyai persamaan pada pokoknya dan/atau
keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain (dalam hal
ini PENGGUGAT);
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA cq. DIREKTORAT JENDERAL HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL cq. DIREKTORAT MEREK SEBAGAI TERGUGAT
II :
20 Bahwa TERGUGAT II adalah Direktorat yang bertugas dan berwenang untuk
melakukan pendaftaran dan pencatatan merek-merek yang dimohonkan
pendaftarannya termasuk tugas-tugas untuk mengumumkan ke publik;
21 Bahwa sebagai instansi terkait, TERGUGAT II diikutsertakan sebagai salah satu
pihak dalam perkara ini, hanya untuk menaati dan melaksanakan Putusan
Pengadilan, sebagaimana diatur dalam Pasal 70 ayat (3) dan Pasal 71 ayat (1),
(2) dan (3) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek termasuk untuk
menjaga dan mencegah merek-merek yang sama kembali didaftarkan oleh pihak
yang sama ataupun pihak lainnya.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka PENGGUGAT memohon kepada MAJELIS
HAKIM yang memeriksa perkara ini untuk memutus sebagai berikut:
1 Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2 Menyatakan bahwa merek dan variannya atas nama
PENGGUGAT adalah merek terkenal;
3 Menyatakan bahwa PENGGUGAT adalah pemilik pertama dan satu-satunya
merek terkenal dan variannya menurut hukum;
4 Menyatakan bahwa merek + Lukisan dengan daftar No.
IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014 008243) atas nama
TERGUGAT I memiliki persamaan secara keseluruhannya dengan merek
terkenal dan variannya milik PENGGUGAT;
5 Menyatakan bahwa pendaftaran merek + Lukisan dengan
daftar No. IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014 008243) atas
nama TERGUGAT I telah diajukan dengan itikad tidak baik;
6 Menyatakan batal demi hukum pendaftaran merek +
Lukisan dengan daftar No. IDM000060844 (No. Agenda Perpanjangan R002014
008243) atas nama TERGUGAT I, dengan segala akibat hukumnya;
7 Memerintahkan TERGUGAT II untuk tunduk dan melaksanakan putusan ini;
8 Memerintahkan kepada TERGUGAT II untuk membatalkan, mencoret dan
mencabut pendaftaran merek + Lukisan dengan daftar No.
IDM000060844 dan permohonan Perpanjangan No. Agenda R002014008243
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
atas nama TERGUGAT I dari Daftar Umum Merek, yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan segala akibat hukumnya;
9 Memerintahkan Panitera Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk segera
menyampaikan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
kepada Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
10 Menghukum TERGUGAT I untuk membayar seluruh biaya perkara.
Atau, apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, maka
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, untuk
Penggugat hadir kuasanya dalam persidangan : Lice Verdiana Efdora, S.H.,M.H. dan
Kresnami Sonyaruri, S.H., Pengacara pada Kantor Advokat dan Penasihat Hukum yang
berkantor di Acemark, Jalan Cikini Raya 58 GH, Jakarta 10330, Indonesia, berdasarkan
surat kuasa khusus tertanggal : 25 Agustus 2014, sedangkan Tergugat I hadir kuasanya :
Khairunnisya, S..H. Advokat beralamat di Menara Batavia Lantai 6, Jl. K.H. Mas
Mansyur Kav. 126 Jakarta Pusat berdasarkan surat kuasa substitusi tertanggal 11 Maret
2015 dan surat kuasa khusus tertanggal 10 Maret 2015 serta Tergugat II hadir
kuasanya : Pujiati Lestari, S.H.,M.H. dan Ariestrada, S.H., Pegawai Negeri Sipil pada
Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal: 9 Maret 2015 ;
Menimbang, bahwa Majelis telah mengupayakan perdamaian diantara pihak-
pihak akan tetapi tidak berhasil, lalu pemeriksaan perkara ini dimulai dengan
membacakan surat gugatan Penggugat, yang isinya tetap dipertahankan oleh
Penggugat ;
Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, Tergugat I mengajukan Jawabannya
tertanggal : 18 Maret 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Gugatan Penggugat Melanggar Pasal 69 ayat (1) Undang-undang No. 15 Tahun 2001
(Sudah Kedaluwarsa):
Bahwa merek Teenie Weenie Tergugat I No. IDM000060844 didaftarkan dalam
Daftar Umum Merek pada tanggal 2 Januari 2006 dan diumumkan dalam Berita
Resmi Merek Seri-B No. 122/V/B-2007 tanggal 29 Mei 2007, hal mana berarti,
sesuai dengan fictie hukum, Penggugat dianggap sudah mengetahui eksistensi
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pendaftaran merek No. IDM000060844 sejak pengumumannya dalam Berita Resmi
Merek pada tanggal 29 Mei 2007;
Bahwa menurut Pasal 69 ayat (1) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek, selanjutnya disebut Undang-undang No. 15 Tahun 2001, gugatan pembatalan
pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
tanggal pendaftaran merek;
Bahwa gugatan Penggugat baru diajukan pada tanggal 24 Februari 2015 atau 9
(sembilan) tahun kemudian setelah tanggal 2 Januari 2006 (tanggal pendaftaran
merek Teenie Weenie No. IDM000060844), sehingga telah jauh melampaui batas
waktu 5 (lima) tahun yang ditentukan secara imperatif dalam Pasal 69 ayat (1)
Undang-undang No. 15 Tahun 2001;
Bahwa ketentuan Pasal 69 ayat (2) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 hanya
berlaku untuk pihak yang tidak mengetahui eksistensi pendaftaran merek yang
digugat atau karena keadaan hukum lain yang tidak memungkinkan Penggugat
mengajukan gugatan, seperti misalnya "Negara Indonesia dalam keadaan perang". Di
samping itu, hak menggugat (vorderingsrecht) berdasarkan Pasal 69 ayat (2)
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 pada hakikatnya berada pada jaksa, yayasan/
lembaga di bidang konsumen, dan majelis/lembaga keagamaan (vide Pasal 69 ayat
(2) jo. Penjelasan Pasal 5 huruf a jo. Penjelasan Pasal 68 ayat (1). Dengan demikian,
Penggugat tidak dapat mengabaikan begitu saja ketentuan Pasal 69 ayat (1) Undang-
undang No. 15 Tahun 2001 yang bersifat sebagai hukum memaksa (dwingend recht).
2. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel):
Bahwa dalam surat gugat Penggugat mendalilkan Tergugat I beritikad buruk, telah
meniru, membonceng, atau menjiplak merek Teenie Weenie miliknya yang sudah
terdaftar di Korea lebih dahulu daripada pendaftaran merek Teenie Weenie Tergugat
I di Indonesia, tetapi seperti apa bentuk, logo, cara penulisan, cara penempatan
merek Teenie Weenie Penggugat di Korea tidak disebutkan dan/atau ditampilkan;
Bahwa dalil-dalil seperti itu adalah kabur (obscuur libel) karena menyulitkan
Tergugat I menyusun jawabannya;
Berdasarkan eksepsi tersebut, Tergugat I mohon dengan segala hormat sudilah
kiranya Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima.
DALAM POKOK PERKARA :
Tergugat I mohon agar segala sesuatu yang telah dikemukakan dalam eksepsi dianggap
termasuk pula dalam pokok perkara;
Tergugat I menyangkal dan menolak seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali yang
kebenarannya diakui secara tegas, berdasarkan alasan-alasan berikut ini:
1. Tentang Asal Kata Teenie Weenie:
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Teenie Weenie merupakan istilah umum/populer dan kata kiasan yang
digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil. Menurut kamus online
bahasa Inggris Merriam Webster, Teenie Weenie berarti "very small" atau "sangat
kecil". Istilah tersebut sudah lama dikenal sejak tahun 1879 (sumber: http://
www.merriam-webster.com/dictionary/teeny-weeny). Contoh lainnya: Teenie
Weenie juga merupakan judul strip komik terkenal asal Amerika Serikat yang
diilustrasikan William Donahey tahun 1914 di surat kabar Chicago Tribune selama
50 tahun, tentang kisah petualangan tokoh anak-anak dengan ukuran sangat
kecil yang hidup di dunia nyata menggunakan obyek-obyek yang dibuang seperti:
"topi, kardus, toples", dimana obyek-obyek tersebut terlihat raksasa bagi mereka
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/The Teenie Weenies);
Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, terbukti bahwa Teenie Weenie bukan kata
yang berasal dari Korea atau dapat dimonopoli oleh Penggugat melampaui geografis
area tertentu.
2. Tergugat I Pendaftar Pertama dan Pemakai Pertama Merek Teenie Weenie di
Indonesia yang Beritikad Baik:
Bahwa sebagaimana diakui oleh Penggugat dan terbukti dari Sertifikat Merek No.
IDM000060844 tanggal 9 Juni 2004 (tanggal penerimaan permohonan), Tergugat I
adalah pendaftar pertama dan pemakai pertama di Indonesia atas merek Teenie
Weenie untuk barang-barang dalam kelas 25;
Bahwa dari fakta-fakta tersebut pada angka 1 terbukti pula Tergugat I telah
mendaftarkan merek Teenie Weenie dengan itikad baik, yaitu secara layak dan jujur
tanpa ada niat apa pun untuk meniru, membonceng, atau menjiplak merek Penggugat
yang tidak pernah dikenal di Indonesia maupun di dunia internasional, setidaknya
pada waktu Tergugat I mengajukan permintaan pendaftaran merek Teenie
Weenie pada tanggal 9 Juni 2004 bahkan hingga saat ini.
3. Tentang Merek Terkenal:
Bahwa menurut Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-undang No. 15 Tahun 2001,
Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek tersebut
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang
sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; Selanjutnya
dalam Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b dinyatakan: “Penolakan permohonan yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenal
untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan
pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang
bersangkutan. Di samping itu diperhatikan pula reputasi merek terkenal yang
diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa
negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya dan disertai bukti pendaftaran
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
merek tersebut di beberapa negara. Apabila hal-hal di atas belum dianggap cukup,
Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang besifat mandiri untuk
melakukan survei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya
merek yang menjadi dasar penolakan”;
Bahwa dari Pasal 6 ayat (1) huruf b dikaitkan dengan kasus ini dapat disimpulkan:
- Merek Tennie Weenie Penggugat harus sudah dikenal di Indonesia
sebelum tanggal penerimaan permohonan merek Tennie Weenie Tergugat I No.
IDM000060844, yaitu sebelum 9 Juni 2004 ;
- Harus ada promosi yang gencar dan besar-besaran di Indonesia mengenai merek
Teennie Weenie sebelum 9 Juni 2004 ;
- Harus ada investasi dan sudah terdaftar di beberapa Negara sebelum 9 Juni 2004;
- Apabila diragukan, Hakim dapat memerintahkan lembaga survei, tentu atas biaya
Penggugat, guna mengetahui terkenal atau tidaknya merek Teenie Weenie di
Indonesia sebelum 9 Juni 2004;
Bahwa persyaratan Pasal 6 ayat (1) huruf b jo. Penjelasannya bersifat kumulatif,
bukan alternatif, hal mana tidak ternyata terpenuhi dari dalil-dalil dalam surat gugat
Penggugat;
Bahwa putusan Mahkamah Agung mengenai merek luar negeri yang dilindungi di
Indonesia meski belum masuk ke Indonesia yang dikutip oleh Penggugat tidak
relevan dengan perkara ini, karena orang yang mendaftarkan merek luar negeri
dalam putusan Mahkamah Agung tersebut beritikad tidak baik, sedangkan Tergugat
I sebagaimana diuraikan pada angka 1 dan 2 pokok perkara merupakan pendaftar
merek yang beritikad baik;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, tidak terbukti pendaftaran merek Tergugat I
melanggar Pasal 4, Pasal 6 ayat (1) huruf b, dan/atau Pasal-Pasal lain dari Undang-
undang No. 15 Tahun 2001. Oleh karena itu, Tergugat I mohon dengan segala hormat
sudilah kiranya Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menolak seluruh gugatan Penggugat
atau menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
Menimbang, bahwa Tergugat II mengajukan Jawaban tertanggal 18 Maret 2015,
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
Gugatan Penggugat telah Kadaluarsa
1 Bahwa benar sesuai dengan data yang terdapat dalam Daftar Umum Merek telah
terdaftar:
Merek TEENIE WEENIE daftar nomor IDM 000060844 tanggal 02 Januari 2006
dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah diajukan permintaan perpanjangan
perlindungan mereknya sebagaimana Agenda nomor R 2014/8243 tanggal 26 Mei
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2014 untuk melindungi jenis barang berupa: Segala macam jenis dan model
pakaian/-celana/-baju dalam dan -luar untuk bayi dan anak-anak; segala macam
jenis dan model kaos, -baju kaos dan -baju kaos olahraga, -singlet, -singlet
olahraga dan -kaos olahraga untuk anak/-remaja/-kawula muda/-wanita/ -pria;
segala macam jenis pakaian, -celana, -baju jadi/ -konpeksi luar dan dalam: untuk
anak/-bayi/-remaja/-kawula muda/-wanita/-pria; kemeja lengan panjang dan -
pendek; celana panjang, -pendek,-tiga perempat; kulot yaitu celana wanita yang
gombrong; slac ks; pakaian/-baju/-celana untuk olahraga, -renang, -senam;
pakaian/ -baju dingin dan -hangat; pakaian dan -jas hujan; baju kebaya; blouse;
rok; rok olahraga; korset wanita; piyama dan pakaian tidur; daster; daster gaun
mandi; rompi; jas; jas safari; mante l; jas kamar; sweater; jacket; jacket kulit; T-
shirts; celana dalam untuk anak, -wanita, -pria; kutang wanita; supporter yaitu
celana dalam ketat untuk olahraga/-senam; kaos oblong; pakaian seragam;
pakaian wanita setelan kantor (office-wear); topi, kopiah, peci, songkok; dasi; ikat
(ban) pinggang;alas kaki, sepatu-sepatu; sepatu sandal; sepatu olahraga; sepatu
senam; sepatu karet; sepatu kulit; sepatu bot; sepatu untuk anak, -remaja, -wanita,
-pria; sepatu balet; sepatu bayi; sepatu kets, sandal-sandal; segala macam dan
model celana-celana, -celana panjang, -celana pendek, -celana tigaperempat, -
jacket-jacket; topi-topi, ikat pinggang, rok-rok, rompi-rompi, kaos-kaos, baju
kaos, pakaian, baju, kemeja, terbuat dari bahan-bahan jeans (jeans jacket); kemeja
batik lengan panjang dan -pendek; kemeja koko, baju koko, pakaian koko yang
termasuk dalam kelas 25 atas nama IVAN PRANATA WIRYADI, B.Sc., Jl. Pluit
Timur Blok FI No. 07, Jakarta Utara (Tergugat) sebagaimana etiket merek di
bawah ini.
2 Bahwa dengan melihat data yang terdapat di Direktorat Merek terbukti merek
TEENIE WEENIE daftar nomor IDM 000060844 tanggal 02 Januari 2006
dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah diajukan permintaan perpanjangan
perlindungan mereknya sebagaiaman Agenda nomor R 2014/8243 tanggal 26
Mei 2014 atas nama Tergugat telah tahap perpanjangan perlindungan hukum
dan telah terdaftar lebih dari 10 tahun, sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
(1) UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek yang menyatakan Gugatan pembatalan
pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (tahun) sejak
tanggal pendaftaran. Sehingga dengan demikian dilihat dari obejk sengketa
berupa merek TEENIE WEENIE daftar nomor IDM 000060844 tanggal 02
Januari 2006 dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah diajukan permintaan
perpanjangan perlindungan mereknya sebagaiaman Agenda nomor R 2014/8243
tanggal 26 Mei 2014 yang merupakan dasar dari konsep first to file yang dianut
oleh UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, secara hukum gugatan yang
diajukan oleh penggugat sekarang ini telah melewati jangka waktu 5 ( tahun)
dan secara hukum gugatan ini sudah tidak dapat lagi diajukan karena telah
kadaluarsa, untuk itu mohon kepada majelis hakim yang terhormat untuk
menolak gugatan ini.
3 Bahwa dalil penggugat angka 1 halaman 2 pada gugatan adalah merupakan
penafsiran sepihak dari Penggugat akan makna dari ketentuan Pasal 69 ayat (2)
UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, dimana maksud dari Itikad Tidak baik
sebagaimana yang terdapat di dalam penjelasan Pasal 69 ayat (2) UU No. 15
tahun 2001 tentang Merek tidak lepas dari .... bertentangan dengan moralitas
agama, kesusilaan dan ketertiban umum.... dengan demikian pengecualian yang
didalilkan oleh Penggugat di dalam gugatan angka 1 halaman 2 adalah
mengada-ada dengan demikian mohon kepada majelis hakim yang terhormat
untuk menolak gugatan ini atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima.
Tentang Itikad Tidak Baik
4 Bahwa tentang Itikad tidak baik Tergugat yang dikemukakan oleh Penggugat
sangatlah tidak relevan karena merek Tergugat telah terdaftar dalam Direktorat
Merek lebih dahulu dibandingkan dari merek TEENIE WEENIE milik
Penggugat, dimana dalam pemeriksaan substantif yang dilakukan pemeriksa,
pertimbangan ada tidaknya niat untuk membonceng / itikad tidak baik pemohon
juga menjadi pertimbangan, dengan demikian pendaftaran merek atas nama
Tergugat sudah sesuai dengan proses hukum yang berlaku dibidang merek,
sehingga secara hukum sudah tidak relevan apabila penggugat menggangap
pemilik merek yang terdaftar di Direktorat Merek dianggap memiliki itikad
tidak baik.
5 Perlu dijelaskan disini bahwa sifat perlindungan hukum dari merek adalah bersifat
teritorial dengan perngertian bahwa dimana merek tersebut didaftrakan
disanalah dilindungi, dengan demikian dalil Penggugat yang menyatakankan
bahwa mereknya telah terdaftar di negara Korea tidak dapat dijadikan sebagai
alasan dalam menyatakan merek TEENIE WEENIE didaftar dengan itikad tidak
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
baik karena sesuai dengan data yang terdapat di Direktorat Merek, pada saat
pertama kali merek TEENIE WEENIE diajukan permohonan pendaftarannya
tidak ada ada merek yang sama untuk jenis barang yang sama terdaftar di
Direktorat Merek, apalagi merek TEENIE WEENIE juga telah lebih dari 10
tahun terdaftar di Indonesia sehingga secara hukum sangatlah berlebihan
Penggugat mendalikan merek TEENIE WEENIE milik Penggugat didaftar
dengan itikad tidak baik.
6 Demi kepastian hukum dalam melakukan usaha terhadap pelaku usaha dan
eksistensi dari Pasal 3 Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek
dimana Negara memberikan perlindungan hukum terhadap pemilik terdaftar
untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan perdagangan, dan selanjutnya
terdaftarnya merek tersebut telah diproses secara substantif yang mengacu
kepada pasal 4, pasal 5, dan pasal 6 Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang
Merek, Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat, agar kiranya
didalam memutus sengketa ini tidak semata-mata berpatokan kepada
pertimbangan hukum saja akan tetapi juga unsur bisnis dan sosial dimana
Tergugat telah menciptakan lapangan pekerjaan.
Tentang Merek Terkenal
7 Bahwa tentang merek terkenal yang didalilkan oleh Penggugat sangat berlebihan
hanya dengan mendalilkan tentang dasar hukum dari merek terkenal itu sendiri,
tanpa disertai dengan bukti-bukti yang kuat sebagaimana kriteria yang
dijelaskan di dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b dan kriteria merek terkenal yang
diatur di dalm TRIPs.
8 Bahwa suatu merek dapat dikatakan sebagai merek terkenal tidak bisa hanya
dilihat dari bukti pendaftaran di beberapa negara saja akan tetapi juga harus
dibarengi dengan indikator-indikator lain sebagaimana yang ditetapkan oleh UU
No. 15 tahun 2001 tentang merek dan di dalam TRIPs.
9 Bahwa dari data yang terdapat di dalam Daftar Umum Merek dan sebagaimana
telah disampaikan pada poin 1 di atas, merek TEENIE WEENIE atas nama
Penggugat baru mengajukan permohonan di Indonesia pada tanggal 12 Januari
2010 sehingga terlalu dini dan terlalu berlebihan apabila Penggugat menyatakan
bahwa mereknya adalah merek terkenal. Bahwa suatu merek dapat dikatakan
sebagian merek terkenal tidak bisa dengan serta merta langsung melekat pada
merek yang baru saja mengajukan pendaftaran, akan tetapi Penggugat harus
membuktikannya dengan bukti-bukti sebagaimana indikator yang dijelaskan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pada Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek dan kriteria
merek terkenal yang diatur di dalm TRIPs.
10 Bahwa sesuai dengan ketentuan Konvensi Paris, apabila merek sengketa merek
yang menyangkut perbedaan interprestasi dalam menilai suatu merek apakah
merek tersebut adalah merek terkenal atau tidak, maka haruslah dibuktikan
berdasarkan kondisi atau fakta hukum di negara hakim yang memeriksa
sengketa tersebut. dengan demikian kewajiban Penggugat dalam sengketa ini
adalah mencari fakta-fakta tentang keterkenalan merek Penggugat di Indonesia
sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 15 tahun 2001 tentang
Merek, sejauh mana pengetahuan umum masyarakat Indonesia atas merek
Penggugat, bagaimana reputasi merek Penggugat di Indonesia, promosi-promosi
produk dengan memakai merek yang dilakukan oleh Penggugat di Indonesia
yang mempunyai keterkaitannya antara unsur-unsur yang satu dengan yang
lainya (semua unsur harus terpenuhi dan dibuktikan di depan persidangan).
11 Dengan demikian sehubungan dengan Penggugat mendalilkan merek TEENIE
WEENIE tersebut adalam merek terkenal sebagimana gugatan Penggugat maka
sesuai dengan ketentuan Pasal 163 HIR penggugat harus membuktikan unsur-
unsur di atas secara menyeluruh.
Tentang Pemakaian Pertama
12 Bahwa sistim hukum merek di Indonesia adalah menganut sistim kosntitutif
bukan deklaratif dengan pengertian pendaftar pertama yang mendapat
perlindungan hukum, sehingga dalil penggugat pada angak 10 dan 11 halaman
12tidak sesuai dengan ketentuan hukum di bidang merek yang berlaku di
Indonesia, dan merek-merek yang akan dipakai di Indonesia harus sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, dengan kata lain ketentuan hukum
negara lain tidak bisa diberlakukan di Indonesia.
13 Selanjutnya mohon kepada majelis hakim yang memeriksa perkara ini untuk
menolak gugatan ini seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak menerima gugatan
penggugat.
Dalam Pokok Perkara
14 Bahwa segala apa yang telah disampaikan dalam eksepsi termasuk juga dalam
pokok perkara ini.
15 Bahwa sesuai dengan data yang terdapat di Direktorat Merek telah terdaftar
merek TEENIE WEENIE daftar nomor IDM 000060844 tanggal 02 Januari
2006 dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah diajukan permintaan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
perpanjangan perlindungan mereknya sebagaiaman Agenda nomor R 2014/8243
tanggal 26 Mei 2014 untuk melindungi jenis barang berupa: Segala macam jenis
dan model pakaian/-celana/-baju dalam dan -luar untuk bayi dan anak-anak;
segala macam jenis dan model kaos, -baju kaos dan -baju kaos olahraga, -
singlet, -singlet olahraga dan -kaos olahraga untuk anak/-remaja/-kawula muda/-
wanita/ -pria; segala macam jenis pakaian, -celana, -baju jadi/ -konpeksi luar
dan dalam: untuk anak/-bayi/-remaja/-kawula muda/-wanita/-pria; kemeja
lengan panjang dan -pendek; celana panjang, -pendek,-tiga perempat; kulot yaitu
celana wanita yang gombrong; slac ks; pakaian/-baju/-celana untuk olahraga, -
renang, -senam; pakaian/ -baju dingin dan -hangat; pakaian dan -jas hujan; baju
kebaya; blouse; rok; rok olahraga; korset wanita; piyama dan pakaian tidur;
daster; daster gaun mandi; rompi; jas; jas safari; mantel; jas kamar; sweater;
jacket; jacket kulit; T-shirts; celana dalam untuk anak, -wanita, -pria; kutang
wanita; supporter yaitu celana dalam ketat untuk olahraga/-senam; kaos oblong;
pakaian seragam; pakaian wanita setelan kantor (office-wear); topi, kopiah, peci,
songkok; dasi; ikat (ban) pinggang;alas kaki, sepatu-sepatu; sepatu sandal;
sepatu olahraga; sepatu senam; sepatu karet; sepatu kulit; sepatu bot; sepatu
untuk anak, -remaja, -wanita, -pria; sepatu balet; sepatu bayi; sepatu kets,
sandal-sandal; segala macam dan model celana-celana, -celana panjang, -celana
pendek, -celana tigaperempat, -jacket-jacket; topi-topi, ikat pinggang, rok-rok,
rompi-rompi, kaos-kaos, baju kaos, pakaian, baju, kemeja, terbuat dari bahan-
bahan jeans (jeans jacket); kemeja batik lengan panjang dan -pendek; kemeja
koko, baju koko, pakaian koko yang termasuk dalam kelas 25 atas nama IVAN
PRANATA WIRYADI, B.Sc., Jl. Pluit Timur Blok FI No. 07, Jakarta Utara
(Tergugat) sebagaimana etiket merek di bawah ini.
16 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 73 UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek,
secara hukum negara memberikan Direktorat Jenderal hak Kekayaan Intelektual
cq Direktorat Merek kewenangan yang bersifat administratif dibidang merek
dalam hal melakukan pemeriksaan atas permintaan pendaftaran merek yaitu
berup pemeriksaan formalitas, pemeriksaan substantif, publikasi untuk merek
yang diputus untuk didaftar dan proses sertifikasi. Dalam pemeriksaan substabtif
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 UU No. 15 tahun
2001 tentang Merek. Dengan Demikian tedaftarnya Merek TEENIE WEENIE
atas nama Tergugat ini telah memenuhi mekanisme hukum di bidang merek,
sehingga terdaftarnya merek tersebut tidaklah dapat dianggap bertentangan
dengan ketentuan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 UU No. 15 tahun 2001 tentang
Merek.
17 Dengan Kewenangan administratif yang diberikan oleh negara kepada
Direktorat Jenderal Hak Kekakayaan Intelektual dimana kewenangan tersebut
termasuk dalam menilai ada atau tidaknya persamaan pada pokoknya anatar satu
merek dengan merek yang lain tidak pernah dilimpahkan kepada pihak lain,
dengan demikian terlalu berlebihan disini Penggugat menilai adanya persamaan
pada pokoknya antara merek TEENIE WEENIE daftar nomor IDM 000060844
tanggal 02 Januari 2006 dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah diajukan
permintaan perpanjangan perlindungan mereknya sebagaiaman Agenda nomor
R 2014/8243 tanggal 26 Mei 2014 atas nama Tergugat dimana merek tersebut
telah melewati tahap-tahap pemeriksaan sesuai dengan ketentuan Pasal 4, Pasal
5 dan Pasal 6 UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, untuk itu mohon kepada
majelis hakim yang terhormat untuk menolak gugatan ini untuk seluruhnya.
18 Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam pasal 3 jo Pasal 28 Undang-Undang No.
15 Tahun 2001 tentang Merek, hak atas merek adalah Hak Eksklusif yang
diberikan oleh negara diberikan kepada pemilik merek terdaftar dalam Daftar
Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan mempergunakan sendiri
merek tersebut atau memberikan ijin kepada pihak lain untuk
mempergunakannya dalam perdagangan, maka sudah menjadi kewajiban kepada
pihak-pihak manapun termasuk Penggugat sendiri untuk menghormati hak pihak
lain, dimana hal tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian hukum kepada
pemilik merek terdaftar dalam Daftar Umum Merek di dalam menjalankan
kegiatan produksi dan perdagangan.
19 Dengan telah terdaftarnya merek Merek TEENIE WEENIE daftar nomor IDM
000060844 tanggal 02 Januari 2006 dengan filling date 09 Juni 2004 yang telah
diajukan permintaan perpanjangan perlindungan mereknya sebagaimana Agenda
nomor R 2014/8243 tanggal 26 Mei 2014 pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual, maka terhadap pemilik merek tersebut telah diberikan hak
ekslusif oleh untuk mempergunakan mereknya untuk jangka waktu 10 tahun.
20 Bahwa selanjutnya Tergugat II menolak seluruh dalil-dalil dalam gugatan
kecuali yang kebenarannya telah diakui secara tegas.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Maka berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas dengan hormat bersama ini Tergugat II
mohon agar Majelis Hakim berkenan untuk memutus perkara ini dengan amar putusan :
Dalam Eksepsi :
• Menerima Eksepsi Turut Tergugat
• Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Dapat Diterima
Dalam Pokok :
Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya.
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan Replik atas Jawaban Tergugat I dan
Tergugat II masing-masing tertanggal : 25 Maret 2015, dan Tergugat I mengajukan
Duplik tertanggal 1 April 2015, dan Tergugat II mengajukan Duplik tertanggal 1 April
2015 ;
Menimbang, bahwa Replik dan Duplik dimaksud diatas terlampir dalam berkas
perkara, dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Putusan ini ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatan Penggugat,
Penggugat mengajukan surat-surat bukti berupa foto copy yang telah bermaterai cukup
dengan tanda sebagai berikut :
1 Sertifikat pendaftaran merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 383336 untuk
melindungi jenis barang kelas 25 di Negara Korea yang telah terdaftar sejak
tahun 1997 dan terjemahan tersumpah (bukti P-1) ;
2 Sertifikat pendaftaran merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 372518 untuk
melindungi jenis barang kelas 27 di Negara Korea, yang telah terdaftar sejak
tahun 1997 dan terjemahan tersumpah (bukti P-2) ;
3 Permohonan Pendaftaran Merek “Teenie Weenie” No. Agenda D002014
040284 untuk jenis barang kelas 18, 24 dan 25 atas nama Penggugat (bukti
P-3) ;
4 Sertifikat Merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 01524970 yang telah
terdaftar untuk jenis barang kelas 18 milik Penggugat di Negara Taiwan dan
terjemahan tersumpah (bukti P-4) ;
5 Sertifikat Pendaftaran Merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 01525133
yang telah terdaftar untuk jenis barang kelas 25 milik Penggugat di Negara
Taiwan dan terjemahan tersumpah (bukti P-5) ;
6 Sertifikat pendaftaran Merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 5641354
untuk jenis barang kelas 24 milik Penggugat di Negara China dan
terjemahan tersumpah (bukti P-6) ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
7 Sertifikat pendaftaran Merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 5641363
untuk jenis jasa kelas 35 milik Penggugat di Negara China dan terjemahan
tersumpah (bukti P-7) ;
8 Sertifikat pendaftaran Merek “Teenie Weenie” No. Registrasi 5043393
untuk jenis barang kelas 18 milik Penggugat, yang terdaftar sejak tahun
2007 di Negara Jepang dan terjemahan tersumpah (bukti P-8) ;
9 Sertifikat pendaftaran Merek “Teenie Weenie”, No. Registrasi 573622 untuk
jenis barang kelas 25 milik Penggugat, yang terdaftar sejak tahun 2007 di
Negara Jepang dan terjemahan tersumpah (bukti P-9) ;
10 Company profile Perusahaan Penggugat dan terjemahan Tersumpah (bukti
P-10) ;
11 Katalog yang berisi informasi tentang merek “Teenie Weenie” milik
Penggugat dan terjemahan tersumpah (bukti P-11) ;
12 Katalaog E-Land Group yang berisi informasi perusahaan Penggugat serta
produk-produk yang dihasilkan, salah satunya produk merek “Teenie
Weenie” dan terjemahan tersumpah (bukti P-12) ;
13 Foto gerai-gerai milik Penggugat di Negara China (bukti P-13)
14 Website resmi wikipedia dengan alamat : www.en.wikipedia.org. tentang
perusahaan penggugat dan merek “Teenie Weenie” serta terjemahan
tersumpah (bukti P-14) ;
15 Website resmi Korea.net dengan alamat : www.korea,net., Artikel tentang
gerai milik Penggugat serta produk-produk merek “Teenie Weenie” di
Negara China yang diterbitkan pada tanggal 2 Februari 2015 dan terjemahan
tersumpah (bukti P-15) ;
16 Website resmi Korea times dengan alamat www.koreatimes.co.kr. Artikel
tentang perkembangan perusahaan Penggugat serta produk-produk merek
“Teenie Weenie” di Negara China yang diterbitkan pada tanggal 11 Januari
2015 dan terjemahan tersumpah (bukti P-16) ;
17 Website resmi business Korea dengan alamat www.businesskorea.co.kr.
Artikel tentang peningkatan angka penjualan di tahun 2014 produk-produk
merek “Teenie Weenie” di Negara China yang diterbitkan pada tanggal 12
Januari 2015 dan terjemahan tersumpah (bukti P-17) ;
18 Petikan Resmi Merek “Teenie Weenie + Lukisan” No. Registrasi
IDM0000608448 untuk kelas 25 atas nama Tergugat I (bukti P-18) ;
Bukti-bukti tersebut telah dicocokan dengan aslinya dan sesuai dengan aslinya kecuali
untuk bukti P-10, P-12, P-13, P-14, P-15, P-16, P-17, sesuai dengan Print out ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya Tergugat I
mengajukan surat-surat bukti berupa foto copy surat yang telah bermaterai cukup yang
diberi tanda sebagai berikut :
1 Sertifikat merek Teenie Weenie No. IDM000060844 (tanggal
penerimaan 9 Juni 2004, tanggal pendaftaran 2 Januari 2006) atas nama
Ivan Pranata Wiryadi, Bsc (bukti T.I-1) ;
2 Berita Resmi Merek Seri-B No. 122/V/B-2007 tanggal 29 Mei 2007,
halaman 140-141 (bukti T.I-2) ;
3 Permintaan Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan Merek Terdaftar
Merek Terdaftar Teenie Weenie No. IDM000060844 tersebut pada T.I-1
dan T.I-2 (bukti T.I-3) ;
4 Surat Pendaftaran Ciptaan Teenie Weenie No. 058960 (tanggal
permohonan 19 Juli 2011, tanggal pengumuman untuk pertama kali 28
April 2004) (bukti T.I-4) ;
5 Print-out kamus online bahasa Inggris Merriam Webster http:///
www.meriam-webster.com/dictionary/teeny-weeny mengenai pengertian
istilah Teenie Weenie beserta terjemahannya (bukti T.I-5) ;
6 Print-out http:en.wikipedia.org/wiki/The Teenie Weenies mengenai judul
strip komik terkenal Teenie Weenie asal Amerika Serikat yang
diilustrasikan oleh William Donahey pada tahun 1914 di surat kabar
Chicago Tribune beserta terjemahannya (bukti T.I-6) ;
7 Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal
11 Maret 2014 No. 94/Pdt.Sus-Merek/2013/PN.Niaga.JKT.PST., dalam
kasus merek SABINA (bukti T.I-7) ;
8 Print Out dari website Mahkamah Agung RI http://
kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/perkara detail.php?
id=1900ae00-1d2d-1d2d-fa26-30313437 mengenai info perkara Kasasi
merek SABINA No. 439 K/Pdt.Sus-HKI/2014 jo. No. 94/Pdt.Sus-
Merek/2013/PN.Niaga.JKT.PST. (bukti T.I-7A);
Bukti-bukti tersebut telah disesuaikan dengan aslinya dan sesuai kecuali untuk bukti
T.I-5, T.I-6 sesuai dengan print out, T.I-7 sesuai dengan turunan, T.I-7A, tidak
ditunjukkan aslinya dipersidangan ;
Menimbang, bahwa Tergugat II tidak mengajukan bukti-bukti ;
Menimbang, bahwa Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan
Kesimpulan masing-masing dipersidangan tertanggal : 22 April 2015 ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk segala sesuatu yang terjadi dalam
persidangan termasuk didalamnya yang tidak dipertimbangkan dalam Putusan ini,
seluruhnya tercatat dalam Berita Acara sidang yang merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Putusan ini ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut diatas, Tergugat I
mengajukan Eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut :
1 Bahwa gugatan Penggugat Kadaluwarsa dikarenakan
menurut ketentuan Pasal 69 ayat 1 Undang-Undang No.
15 Tahun 2001 gugatan pembatalan Merek hanya dapat
diajukan dalam jangka waktu 5 tahun sejak tanggal
pendaftaran merek ;
2 Bahwa gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
Bahwa dalam gugatan Penggugat yang mendalilkan bahwa Tergugat I
beriktikad tidak baik telah meniru, membonceng atau menjiplak merek Teenie
Weenie namun tidak menyebutkan apa bentuk Logo, cara penulisan merek
Teenie Weenie Penggugat di Korea tidak ditampilkan sehingga gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Tergugat II di dalam jawabannya juga mengajukan eksepsi
yang pada pokoknya berisi sebagai berikut :
1. Gugatan Penggugat Kadaluarsa;
Menimbang, karena eksepsi Tergugat I dan II terdapat eksepsi yang sama yaitu
mengenai daluwarsa maka akan dipertimbangkan secara bersama-sama ;
Ad.1. Bahwa gugatan Penggugat Kadaluwarsa.
Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah mohon supaya merek Teenie
Weenie atas nama Tergugat dinyatakan telah bertentangan dengan moralitas agama,
kesusilaan dan ketertiban umum sehingga telah melakukan perbuatan dengan iktikad
tidak baik ;
Menimbang, bahwa sebagaimana ditentukan dalam pasal 69 ayat 2 UU No 15
Tahun 2001 “Gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu apa bila merek
yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban
umum ” ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan perkara aquo, untuk mengetahui bahwa
Tergugat I telah melakukan pendaftaran merek Teenie Weenie dengan iktikad baik
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ataukah tidak haruslah diperiksa bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat dan
Tergugat yang dilakukan dalam pemeriksaan pokok perkara.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas,
maka mengenai masalah ada tidaknya itikad baik tersebut akan dipertimbangkan
bersama sama dalam pokok perkara dan oleh karena itu terhadap eksepsi tersebut
haruslah ditolak ;
Ad.2 Gugatan Penggugat kabur.
Menimbang, bahwa setelah mempelajari tanggapan Penggugat mengenai eksepsi
Tergugat II Majelis berpendapat sebagai berikut ;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti secara seksama, gugatan
Penggugat, telah mencantumkan identitas Penggugat maupun Tergugat, telah pula
dicantumkan juga mengenai dasar-dasar gugatan serta peristiwa-peristiwa hukumnya
(posita) serta petitum gugatan telah didasarkan pada posita gugatan, memang sebaiknya
lambang Teenie Weenie yang dipakai Penggugat dicantumkan dalam gugatan, namun
dengan tidak dicantumkannya lambang Teenie Weenie menurut majelis tidak
menjadikannya gugatan kabur ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas,
maka eksepsi Tergugat bahwa gugatan kabur tidaklah beralasan dan haruslah ditolak ;
DALAM POKOK PERKARA :
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan daripada gugatan penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa sebelumnya Majelis akan mempertimbangkan pasal-pasal
yang berkaitan dengan pokok perkara a quo ;
Menimbang, bahwa apa yang dimaksud dengan “MEREK” adalah “tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa “ (Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 15 Tahun
2001), sedangkan “MEREK JASA” adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya ;
Menimbang, bahwa Pasal 68 ayat (1) Undang-undang Nomor : 15 Tahun 2001
Tentang Merek, pada pokoknya menentukan bahwa gugatan pembatalan Merek dapat
diajukan oleh pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pasal 5, atau Pasal 6 ;
Menimbang, bahwa Pasal 4 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
mengatur merek tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh
pemohon yang beritikat tidak baik ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dalam Penjelasan Pasal 4 Undang-undang Nomor : 15
Tahun 2001, disebutkan bahwa Pemohon yang beritikad baik adalah Pemohon yang
mendaftarkan Merek-nya secara layak dan jujur tanpa niat apapun untuk membonceng,
meniru, atau menjiplak “ketenaran” Merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang
berakibat :
1 Kerugian pada pihak lain itu, atau
2 Menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan
konsumen ;
Menimbang, bahwa Pasal 5 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang
Merek mengatur merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebut mengandung salah
satu unsur dibawah ini :
a Bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan atau ketertiban umum ;
b Tidak memiliki daya pembeda ;
c Telah menjadi milik umum ; atau
d Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya ;
Menimbang, bahwa Pasal 6 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
mengatur permohonan pendaftaran merek harus ditolak apabila mempunyai persamaan
pada keseluruhannya atau pada pokoknya dengan merek milik pihak lain yang sudah
terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis ;
Menimbang, bahwa Penggugat didalam gugatannya mengajukan pembatalan
Merek “Teenie Weenie” daftar No. IDM000060844, yang pada tanggal 26 Mei 2014
memohon supaya perpanjangan merek atas nama Tergugat I dengan didasari alasan
bahwa permohonan pendaftaran merek tersebut oleh Tergugat I dilandasi dengan
adanya itikad tidak baik karena dilakukan dengan cara meniru/membonceng
keterkenalan merek milik Penggugat dan Penggugat adalah sebagai pemakai pertama
merek Teenie Weenie di negara Korea dan di beberapa negara di dunia, sehingga
Penggugat mempunyai hak eksklusif dan seharusnya mendapat perlindungan hukum ;
Menimbang, bahwa Tergugat I atas gugatan Penggugat tersebut membantahnya
dan menyatakan bahwa :
- Istilah Teenie Weenie merupakan istilah umum/populer dan kata kiasan yang
digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil. Menurut kamus
Online bahasa Inggris Merriam Webster, Teenie Weenie berarti “Very Small”
atau “sangat kecil” ;
• Istilah Teenie Weenie juga merupakan judul Strip Komik terkenal asal
Amerika Serikat yang diilustrasikan William Donahey tahun 1914 di surat
khabar Chicago Tribune selama 50 tahun, tentang kisah petualangan tokoh
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
anak-anak dengan ukuran sangat kecil yang hidup di dunia nyata
menggunakan obyek-obyek yang dibuang seperti : “topi, kardus, stoples”,
dimana obyek-obyek tersebut terlihat raksasa bagi mereka ;
• Bahwa Tergugat I adalah pendaftar pertama dan pemakai pertama di
Indonesia karena telah didaftarkan di Direktorat Merek pada Ditjen HKI
pada tanggal 9 Juni 2004 ;
• Bahwa pada saat Tergugat I mendaftarkan mereknya di Indonesia Merek
Penggugat belum merupakan merek terkenal ;
Menimbang, bahwa Tergugat II atas gugatan tersebut menyatakan bahwa:
• Bahwa merek Tergugat I telah terdaftar pada Direktorat Merek dengan
daftar No.IDM 000060844 tanggal 02 Januari 2006 dengan filling date 09
Juni 2004 sehingga telah terdaftar selama 10 tahun lebih ;
• Bahwa pendaftaran merek yang dilakukan Tergugat I telah diproses secara
substantif sesuai dengan ketentuan pasal 4,5 dan pasal 6 Undang-undang
No.15 tahun 2001 sehingga telah sesuai dengan hukum dan tidak dapat
dikatakan sebagai beriktikad tidak baik ;
Menimbang, bahwa atas jawab menjawab Penggugat dengan Para Tergugat
tersebut selanjutnya akan dipertimbangkan apakah alasan permohonan pembatalan
pendaftaran merek yang diajukan oleh Penggugat termasuk dalam kriteria ketentuan
Pasal 4, Pasal 5, atau Pasal 6 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang merek
sehingga gugatan Penggugat dapat dikabulkan dan apakah benar secara hukum bahwa
Penggugat adalah pemegang hak eksklusif atas merek tersebut ;
Menimbang, bahwa Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
menganut system konstitutif yaitu perlindungan hak atas merek diberikan hanya
berdasarkan adanya pendaftaran (first to file system) artinya perlindungan diberikan
kepada siapa yang mendaftar lebih dahulu ;
Menimbang, bahwa Merek Teenie Weenie daftar No. IDM000060844, atas
nama Tergugat I didaftarkan dalam daftar umum merek pada tanggal 2 Januari 2006
dengan filling date tanggal 09 Juni 2004 dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek
Seri-B No.122/V/B-2007 tganggal 29 Mei 2007, dengan demikian secara hukum sesuai
system konstitutif sebagaimana yang dianut dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
tentang Merek, maka Tergugat I sebagai pemilik merek terdaftar yang mendapat
perlindungan hukum, dan penggugat yang nota bene bukan sebagai pemilik merek
terdaftar tentunya tidak punya hak ekslusif atas merek yang telah terdaftar atas nama
Tergugat I ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah benar Tergugat I
mendaftarkan merek Teenie Weenie dengan cara meniru/ membonceng merek dagang
Penggugat sehingga merugikan Penggugat akan dipertimbangkan sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya dan dibuktikan dalam bukti
P-1, P-2 telah mendaftarkan mereknya Teenie Weenie di negara Korea pada tahun 1997
dengan kelas barang No.25 dan 27, kemudian baru didaftarkan di Jepang tahun 2006
untuk kelas barang No.18 dan 25 (bukti P-8 dan P-9). Selanjutnya didaftarkan di negara
Taiwan Tahun 2012 untuk kelas barang No.18 dan 25 (bukti P-4 dan 5), di Negara
China untuk kelas barang No.24 dan Jasa kelas 35 (bukti P-6 dan 7) ;
Menimbang, bahwa nama merek Penggugat apabila diperhatikan terdiri dari dua
kata yang terdiri dari 12 huruf dengan tulisan Teenie Weenie dan dari produk-produk
yang dikeluarkan (bukti P-11,P-15, dan P-17) ditandai dengan gambar-gambar boneka
beruang/Teddy Bear yang lucu ;
Menimbang, bahwa Tergugat I telah mendaftarkan mereknya Teenie Weenie di
Indonesia sejak tahun 2004 dan diperpanjang pada tahun 2014.Juga terdiri dari dua kata
yang terdiri dari 12 huruf dengan tulisan Teenie Weenie dengan lambang/gambar
sebuah hati dikiri kanannya terdapat dua sayap ditengahnya bertuliskan Teenie weenie
diluarnya dikelilingi awan-awan dilangit;
Menimbang, bahwa tulisan Teenie Weenie merek yang dipakai Penggugat
maupun Tergugat susunan hurufnya sama dan selanjutnya akan dipertimbangkan
berasal dari nama apakah Teenie Weenie tersebut akan dipertimbangkan sebagai
berikut ;
Menimbang, bahwa dari bukti T-I.5 yaitu kamus Merriam Webster disebutkan
bahwa istilah Teeny-Weeny berarti Very small, (sangat kecil) sedangkan definisi
lengkapnya Tiny (kecil) ;
Menimbang, bahwa karena istilah/susunan kata tersebut terdapat dalam kamus
umum, dan bukanlah merupakan nama seseorang, maka istilah tersebut dapat dilihat
dan dapat diambil oleh orang kebanyakan termasuk Penggugat maupun Tergugat ;
Menimbang, bahwa demikian pula dalam bukti T-I.6 yaitu Wikipedia yaitu The
Free Encyclopedia menyebutkan bahwa The Teenie Weenie adalah sebuah Komik Strip
yang dikarang oleh dan diilustrasikan oleh William Donahey yang sudah ada sejak
tahun 1914 dalam Chicago Tribune ;
Menimbang, bahwa dari bukti T-6 tersebut juga dapat diketahui bahwa istilah/
kata-kata Teenie Weenie bukan berasal dari nama seseorang tetapi merupakan nama
Komik Strip yang sudah ada sejak lama sejak tahun 1914 dan karena istilah/kata-kata
tersebut telah ada sejak lama dan termuat pula dalam situs internet, maka istilah
tersebut dapat diambil oleh siapa saja termasuk Penggugat dan Tergugat ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan pada saat Tergugat I
mendaftarkan merek Teenie Weenie pada Tergugat II (Direktorat Jenderal HKI
Direktorat Merek) dengan filling date tanggal 9 Juni 2004, apakah sudah sesuai dengan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ketentuan hukum yang berlaku dan apakah saat itu merek yang dipakai Penggugat
sudah termasuk sebagai merek terkenal ataukah belum ;
Menimbang, bahwa bahwa dari jawaban yang diajukan oleh Tergugat II serta
bukti T.I-1 s/d T.I-4 bahwa pendaftaran yang dilakukan oleh Tergugat I telah sesuai
dengan ketentuan yaitu telah diadakan pemeriksaan formalitas, pemeriksaan substantif,
telah dipublikasikan dan karenanya memenuhi ketentuan hukum yang berlaku ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah yang dimaksud
dengan merek terkenal. Di dalam Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
tidak mengatur mengenai merek terkenal namun hal tersebut dapat disimpulkan dari
penjelasan pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
yang menjelaskan bahwa Penolakan Permohonan yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhan dengan Merek terkenal untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai
Merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Di samping itu, diperhatikan pula
reputasi Merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran,
investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai
bukti pendaftaran Merek tersebut di beberapa Negara ;
Menimbang, bahwa WIPO (World Intellectual Property Organization)
memberikan kriteria Merek Terkenal sebagai berikut :
• Pemakaian Merek yang begitu lama ;
• Penampilan Merek yang mempunyai cirri khas tersendiri yang melekat pada
ingatan masyarakat luas ;
• Pendaftaran Merek dibeberapa Negara ;
• Promosi melalui iklan, publikasi dan pameran yang terus menerus ;
• Reputasi Merek yang bagus karena produk-produk atau jasa yang
dihasilkannya mempunyai mutu yang prima dan nilai estetis serta nilai
komersial yang tinggi ;
• Pemasaran dan peredaran produk dengan jangkauan yang luas dihampir
seluruh Negara ;
Sedangkan dalam praktek suatu Merek dianggap terkenal apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
• Faktor pengetahuan masyarakat mengenai merek tersebut dibidang usaha
yang bersangkutan karena reputasi Merek tersebut yang dapat diketahui dari
adanya promosi yang gencar dan besar-besaran melalui iklan modern,
investasi di beberapa Negara di dunia, paparan lewat TV kabel, Majalan-
majalah Internasional, brosur-brosur promosi maupun lewat internet ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Luasnya penggunaan Merek berupa volume penjualan diberbagai negara
dengan periode penjualan yang cukup lama dan stabil ;
• Luasnya pendaftaran Merek berupa pendaftaran diberbagai Negara serta
lamanya Merek yang bersangkutan telah digunakan ;
• Pemilik Merek Terkenal tersebut telah berhasil mencegah pendaftaran suatu
Merek yang meniru merek terkenal tersebut ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai bukti-bukti
yang diajukan oleh Penggugat ;
Menimbang, bahwa bila diperhatikan bukti P-1 dan P-2 Penggugat telah
mendaftarkan merek Teenie Weenie di negara Korea pada tahun 1997 namun
Penggugat baru mendaftarkan mereknya di Negara lain yaitu (di Jepang) tahun 2006
(bukti P-8 dan P-9) sedangkan Tergugat I sebagaimana dipertimbangkan di muka telah
mendaftarkan mereknya di Indonesia (Direktorat Merek Ditjen HKI) tahun 2004
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat Tergugat I mendaftarkan mereknya di
Indonesia Penggugat baru mendaftarkan mereknya di Negara Korea dan belum
didaftarkan di Negara lain ;
Menimbang, bahwa sebagaimana disebutkan dimuka untuk dapat dikatakan
suatu merek merupakan merek terkenal diantaranya adalah apabila merek tersebut telah
didaftarkan dibeberapa Negara. Namun sebagaimana dipertimbangkan diatas pada saat
Tergugat I mendaftarkan mereknya di Indonesia tahun 2004 Penggugat baru
mendaftarkan mereknya disatu Negara, maka pada saat Tergugat I mendaftarkan
mereknya di Indonesia pada tahun 2004, merek Teenie Weenie belum merupakan
merek terkenal ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas,
dikarenakan kata Teeny Weeny merupakan kata-kata yang tertera dalam kamus umum
dan mempunyai arti Very Small, selanjutnya kata Teenie Weenie juga adalah sebuah
Komik Strip yang sudah ada sejak tahun 1914 karena tertera dalam kamus umum
sehingga semua orang dapat mengambilnya, serta pada saat Tergugat I mendaftarkan
mereknya di Indonesia yaitu pada tahun 2004 merek Teenie Weenie milik Penggugat
yang telah didaftarkan di Korea belum merupakan suatu merek terkenal, maka menurut
pendapat Majelis merek Teenie Weenie milik Tergugat I tidak dapat diklasifikasaikan
sebagai membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek Penggugat ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka pendaftaran
merek Teenie Weenie milik Tergugat I tidak dapat dikatakan dilakukan dengan itikad
tidak baik. Sehingga dengan demikian petitum pokok gugatan penggugat dalam angka
5 tidak beralasan dan haruslah ditolak ;
Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai petitum gugatan yang lain akan
dipertimbangkan sebagai berikut : karena tuntutan pokok gugatan Penggugat yaitu
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Tergugat I salah melakukan itikad tidak baik ditolak, sedangkan tuntutan yang lain
didasarkan pada petitum pokok tersebut, maka petitum yang lain yaitu yang berkaitan
dengan Pembatalan Pendaftaran Merek, Pencoretan dan lain-lain haruslah ditolak pula ;
Menimbang, bahwa selanjutnya karena gugatan ditolak, maka mengenai biaya
perkara, haruslah dibebankan kepada Penggugat ;
Memperhatikan, pasal 4, pasal 5, pasal 6 dan pasal-pasal lainnya dalam
Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2001 serta peraturan-peraturan perundang-
undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini ;
M E N G A D I L I :
DALAM EKSEPSI :
• Menolak Eksepsi Tergugat I dan II ;
DALAM POKOK PERKARA :
• Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
• Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang
diperhitungkan berjumlah Rp. 1.331.000,- (satu juta tiga ratus tiga puluh
satu ribu rupiah) ;
DEMIKIANLAH diputus dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari : Senin, tanggal 11 Mei 2015,
oleh kami : Wiwik Suhartono, S.H.,M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, Marulak
Purba, S.H.,M.H., dan Baslin Sinaga, S.H.,M.H., masing-masing sebagai Hakim
Anggota, Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari
: Rabu tanggal 3 Juni 2015 oleh Majelis Hakim Tersebut, dengan dibantu oleh : Widi
Astuti, S.H., Panitera Pengganti Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat I dan Kuasa Tergugat II.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
MARULAK PURBA, S.H.,M.H. WIWIK SUHARTONO, S.H.,M.H.
BASLIN SINAGA, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
WIDI ASTUTI, S.H.
Biaya-biaya ;
PNBP Rp. 30.000,-ATK Rp. 75.000,-Panggilan Rp.1.200.000,-PNBP Panggilan Rp. 15.000,-Materai Rp. 6.000,-Redaksi Rp. 5.000,-Jumlah Rp.1.331.000,-
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Ula Maulidia
Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 10 Agustus 1994
Agama : Islam
Alamat Rumah : Banjarjo, Sumberrejo, Bojonegoro, Jawa Timur
Nomor Telepon : 081216357387
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDKAN
Pendidikan Formal
2009 sampai dengan 2012 : Madrasah Aliyah Islamiyah Attanwir
2006 sampai dengan 2012 : Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Attanwir
2002 sampai dengan 2006 : Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Banjarjo
2000 sampai dengan 2001 : Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Attanwir